rhinosinusitis kronis

2
PENANGANAN RHINOSINUSITIS KRONIS DENGAN DAN TANPA POLIP NASI PENDAHULUAN Rhinosinusitis kronis (RSK) adalah peradangan pada mukoperiosteum hidung dan sinus paranasal, dan gejala klinisnya berlangsung selama lebih dari 12 minggu. 1 RSK secara umum dibedakan menjadi tipe polipoid dan non polipoid. Etiologi keduanya hampir sama, tetapi gambaran histologi dan respon terhadap terapi berbeda. Polip nasi (PN) dianggap sebagai udem nonspesifik, biasanya eosinofilik, merupakan respon sinonasal terhadap berbagai penyebab inflamasi yang tidak infeksius. RSK juga diklasifikasikan secara histologi sebagai eosinofilik, neutrofilik, atau campuran. RSK nonpolipoid jarang tipe eosinofilik, sedangkan hampir 80% kasus RSK dengan PN memiliki gambaran eosinofil. RSK dengan PN dibagi menjadi tipe eosinofilik dan noneosinofilik (neutrofilik). 1 Penanganan RSK harus memperhatikan beberapa faktor, faktor pertama meliputi jenis penyebab (bakterial, non bakterial, virus ataupun jamur), dan apakah merupakan perluasan dari odontogen atau rhinogen. Faktor kedua adalah faktor penderita sendiri yang meliputi keadaan umum pasien, penyakit lain yang dideritanya, komplikasi yang timbul. Faktor ketiga antara lain pertimbangan masalah biaya, kemampuan sosial ekonomi penderita dan fasilitas yang tersedia. 2 Tujuan dari pengobatan pasien rhinosinusitis adalah mempercepat penyembuhan, mencegah komplikasi, dan mencegah

Upload: yuniar-luthfia-listyadevi

Post on 29-Oct-2015

17 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: RHINOSINUSITIS KRONIS

PENANGANAN RHINOSINUSITIS KRONIS

DENGAN DAN TANPA POLIP NASI

PENDAHULUAN

Rhinosinusitis kronis (RSK) adalah peradangan pada mukoperiosteum hidung dan

sinus paranasal, dan gejala klinisnya berlangsung selama lebih dari 12 minggu.1

RSK secara umum dibedakan menjadi tipe polipoid dan non polipoid. Etiologi

keduanya hampir sama, tetapi gambaran histologi dan respon terhadap terapi berbeda. Polip

nasi (PN) dianggap sebagai udem nonspesifik, biasanya eosinofilik, merupakan respon

sinonasal terhadap berbagai penyebab inflamasi yang tidak infeksius. RSK juga

diklasifikasikan secara histologi sebagai eosinofilik, neutrofilik, atau campuran. RSK

nonpolipoid jarang tipe eosinofilik, sedangkan hampir 80% kasus RSK dengan PN memiliki

gambaran eosinofil. RSK dengan PN dibagi menjadi tipe eosinofilik dan noneosinofilik

(neutrofilik).1

Penanganan RSK harus memperhatikan beberapa faktor, faktor pertama meliputi jenis

penyebab (bakterial, non bakterial, virus ataupun jamur), dan apakah merupakan perluasan

dari odontogen atau rhinogen. Faktor kedua adalah faktor penderita sendiri yang meliputi

keadaan umum pasien, penyakit lain yang dideritanya, komplikasi yang timbul. Faktor ketiga

antara lain pertimbangan masalah biaya, kemampuan sosial ekonomi penderita dan fasilitas

yang tersedia.2

Tujuan dari pengobatan pasien rhinosinusitis adalah mempercepat penyembuhan,

mencegah komplikasi, dan mencegah perubahan menjadi kronik. Prinsip pengobatan ialah

membuka sumbatan di osteomeatal komplek sehingga drainase dan ventilasi sinus pulih

secara alami. Secara umum terapi rhinosinusitis terdiri dari medikamentosa dan operatif.2

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memberikan informasi mengenai

penatalaksanaan rhinosinusitis kronis dengan dan tanpa polip nasi.