retna ayu puspatarini, sri handjajanti, laksmi utami

10
Akal: Jurnal Abdimas dan Kearifan Lokal Vol. II, No. 2, Agustus 2021 ISSN 2747-1128 (Online) 43 Eksistensi Leaflet Arsitektural dalam Memahami Arsitektur Kampung Budaya Sindangbarang Lokasi mitra binaan : Kampung Budaya Sindangbarang di Bogor Retna Ayu Puspatarini, Sri Handjajanti, Laksmi Utami Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Trisakti, Jl. Kyai Tapa No.1, Grogol, Jakarta 11440 e-mail: [email protected] ABSTRAK Kampung Budaya Sindangbarang merupakan kawasan budaya yang berada di Bogor. Budaya yang diangkat di kawasan ini yakni budaya Sunda sehingga secara penampilan fisik terlihat kawasan ini menghadirkan bangunan tradisional Sunda. Minimnya informasi terkait arsitektur khasnya menyebabkan masih sedikitnya masyarakat yang tertarik untuk berkunjung ke kawasan tersebut. Untuk mendukung ketertarikan masyarakat datang ke Kampung Budaya Sindangbarang maka diperlukan leaflet arsitektural yang dapat membantu mempromosikan kawasan tersebut. Leaflet arsitektural yang dirancang memberikan informasi terkait arsitektur khas Kampung Budaya Sindangbarang. Dalam mewujudkan leaflet arsitektural maka diperlukan metodologi ethnografi arsitektur. Tulisan ini dibuat untuk memahami eksistensi leaflet arsitektural dalam memperkenalkan arsitektur Kampung Budaya Sindangbarang kepada masyarakat. Hasil penelitian disimpulkan bahwa untuk dapat memahami arsitektur Kampung Budaya Sindangbarang dengan baik maka bentuk dari leaflet arsitektural yang dirancang terbagi ke beberapa bagian didasarkan pada ethnografi arsitektur Kampung Budaya Sindangbarang sehingga pembuatan leaflet ini dapat memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat tentang arsitektur khas yang ada di kawasan tersebut. Kata kunci: Arsitektur Kampung Budaya Sindangbarang; Ethnografi Arsitektur; Leaflet Arsitektural The Existence of Architectural Leaflets in Understanding Architecture of Sindangbarang Cultural Village Location of foster partner: Sindangbarang Cultural Village in Bogor ABSTRACT Sindangbarang Cultural Village is a cultural area located in Bogor. The culture raised in this area is Sundanese culture so that physically visible this area presents traditional Sundanese buildings. The lack of information related to its distinctive architecture causes there are still at least few people who are interested in visiting the area. To support the interest of public to come to Sindangbarang Cultural Village, an architectural leaflet is needed that can help promote the area. Architectural leaflet designed to provide information related to the typical architecture of Sindangbarang Cultural Village. In realizing architectural leaflet, architectural ethnographic methodology is required. This paper was made to understand the existence of architectural leaflet in introducing the architecture of Sindangbarang Cultural Village to public. The result of the study concluded that to be able to understand the architecture of Sindangbarang Cultural Village, the form of architectural leaflet designed to be divided into several parts is based on the ethnography of the architecture of Sindangbarang Cultural Village so that the making of this leaflet can provide clear information to public on the typical architecture in the area. Keywords: Architectural Ethnography; Architectural Leaflet; Architecture of Sindangbarang Cultural Village

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Retna Ayu Puspatarini, Sri Handjajanti, Laksmi Utami

Akal: Jurnal Abdimas dan Kearifan Lokal Vol. II, No. 2, Agustus 2021 ISSN 2747-1128 (Online)

43

Eksistensi Leaflet Arsitektural dalam Memahami

Arsitektur Kampung Budaya Sindangbarang Lokasi mitra binaan : Kampung Budaya Sindangbarang di Bogor

Retna Ayu Puspatarini, Sri Handjajanti, Laksmi Utami

Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Trisakti, Jl. Kyai Tapa No.1, Grogol, Jakarta 11440

e-mail: [email protected]

ABSTRAK Kampung Budaya Sindangbarang merupakan kawasan budaya yang berada di Bogor. Budaya yang

diangkat di kawasan ini yakni budaya Sunda sehingga secara penampilan fisik terlihat kawasan ini

menghadirkan bangunan tradisional Sunda. Minimnya informasi terkait arsitektur khasnya menyebabkan

masih sedikitnya masyarakat yang tertarik untuk berkunjung ke kawasan tersebut. Untuk mendukung

ketertarikan masyarakat datang ke Kampung Budaya Sindangbarang maka diperlukan leaflet arsitektural

yang dapat membantu mempromosikan kawasan tersebut. Leaflet arsitektural yang dirancang

memberikan informasi terkait arsitektur khas Kampung Budaya Sindangbarang. Dalam mewujudkan

leaflet arsitektural maka diperlukan metodologi ethnografi arsitektur. Tulisan ini dibuat untuk memahami

eksistensi leaflet arsitektural dalam memperkenalkan arsitektur Kampung Budaya Sindangbarang kepada

masyarakat. Hasil penelitian disimpulkan bahwa untuk dapat memahami arsitektur Kampung Budaya

Sindangbarang dengan baik maka bentuk dari leaflet arsitektural yang dirancang terbagi ke beberapa

bagian didasarkan pada ethnografi arsitektur Kampung Budaya Sindangbarang sehingga pembuatan

leaflet ini dapat memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat tentang arsitektur khas yang ada di kawasan tersebut. Kata kunci: Arsitektur Kampung Budaya Sindangbarang; Ethnografi Arsitektur; Leaflet Arsitektural

The Existence of Architectural Leaflets in Understanding

Architecture of Sindangbarang Cultural Village Location of foster partner: Sindangbarang Cultural Village in Bogor

ABSTRACT Sindangbarang Cultural Village is a cultural area located in Bogor. The culture raised in this area is

Sundanese culture so that physically visible this area presents traditional Sundanese buildings. The lack of

information related to its distinctive architecture causes there are still at least few people who are interested in visiting the area. To support the interest of public to come to Sindangbarang Cultural Village,

an architectural leaflet is needed that can help promote the area. Architectural leaflet designed to provide

information related to the typical architecture of Sindangbarang Cultural Village. In realizing architectural

leaflet, architectural ethnographic methodology is required. This paper was made to understand the

existence of architectural leaflet in introducing the architecture of Sindangbarang Cultural Village to

public. The result of the study concluded that to be able to understand the architecture of Sindangbarang

Cultural Village, the form of architectural leaflet designed to be divided into several parts is based on the

ethnography of the architecture of Sindangbarang Cultural Village so that the making of this leaflet can

provide clear information to public on the typical architecture in the area. Keywords: Architectural Ethnography; Architectural Leaflet; Architecture of Sindangbarang Cultural Village

Page 2: Retna Ayu Puspatarini, Sri Handjajanti, Laksmi Utami

Akal: Jurnal Abdimas dan Kearifan Lokal Vol. II, No. 2, Agustus 2021 ISSN 2747-1128 (Online)

44

PENDAHULUAN

Kampung budaya Sindangbarang merupakan sebuah kampung budaya yang mengangkat

budaya tradisional Sunda. Kawasan ini berada di area persawahan yang terletak di kabupaten

Bogor. Keberadaan kampung budaya ini seperti terlihat pada gambar 1.

Gbr.1. Lokasi Kampung Budaya Sindangbarang

(Sumber: Google map)

Berdasarkan gambar udara pada gambar 1 terlihat bahwa secara fisik bentuk kampung

budaya Sindangbarang memiliki penampilan yang sama dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini

menunjukkan bahwa kampung budaya Sindangbarang berbaur dengan lingkungannya sehingga

perkampungan ini masih kental menggunakan budaya yang melekat di masyarakat sekitarnya

yakni budaya Sunda.

Penerapan budaya Sunda di kampung budaya Sindangbarang terlihat jelas saat

diadakannya kegiatan seren taun (upacara panen hasil bumi) yang diadakan setiap tahun.

Dalam kegiatan tersebut menghadirkan kegiatan budaya lainnya yakni tari, musik, olah raga

tradisional, dan lainnya. Selain kegiatan budaya yang melekat pada masyarakatnya, budaya

Sunda juga terlihat jelas pada bangunan yang ada di kampung ini dan menjadi ciri khas dari

bangunan di kampung budaya Sindangbarang.

Secara fungsional, bangunan yang ada di kampung budaya Sindangbarang memiliki

kesamaan fungsi dengan bangunan yang ada di arsitektur Sunda yang terdiri atas bangunan

Page 3: Retna Ayu Puspatarini, Sri Handjajanti, Laksmi Utami

Akal: Jurnal Abdimas dan Kearifan Lokal Vol. II, No. 2, Agustus 2021 ISSN 2747-1128 (Online)

45

rumah ketua adat, lumbung padi, bangunan pertemuan, dan rumah warga. Sedangkan secara

penampilannya, bentuk fisik bangunan di kawasan ini memiliki kesamaan dengan bentuk

bangunan tradisional Sunda dan menggunakan material bangunan yang terbuat dari bambu.

Kehadiran yang unik dari kampung budaya Sindangbarang lambat laun mulai diketahui

masyarakat luas. Namun masih sedikit informasi yang dapat diperoleh masyarakat terkait

keberadaan perkampungan ini khususnya informasi terkait arsitektur kampung budaya

Sindangbarang. Berdasarkan fenomena ini maka kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang

kami lakukan yakni membuat suatu media informasi yang dapat diakses oleh masyarakat terkait

arsitektur kampung budaya Sindangbarang saat mereka berkunjung ke kawasan ini.

Media informasi untuk menjelaskan arsitektur kampung budaya Sindangbarang yakni

pembuatan leaflet arsitektural. Untuk mendukung pembuatan leaflet, langkah pertama yakni

melakukan survei ke kampung budaya Sindangbarang. Di lokasi kami melakukan pengamatan

terhadap bangunan yang ada di kawasan dan wawancara dengan ketua adat dan pengurusnya.

Berdasarkan data yang diperoleh maka langkah selanjutnya yakni mengolah data tersebut

menjadi data yang informatif secara arsitektural sehingga layak menjadi leaflet arsitektural

untuk dapat menjelaskan arsitektur kampung budaya Sindangbarang.

Pemilihan leaflet sebagai media informasi yang efektif untuk menyampaikan informasi

sudah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu. Dalam bidang kedokteran, leaflet digunakan

untuk memberikan informasi kepada pasien terhadap obat yang dikonsumsi namun dalam

menyampaikan informasi perlu diperhatikan tata cara penggunaan bahasa yang disampaikan

agar pasien memahami isi dari informasi tersebut. Berkat bantuan leaflet, banyak masyarakat

sadar untuk mengkonsumsi obat yang diresepkan (Kitching, J B. 1990). Penelitian terhadap

penggunaan leaflet sebagai sarana informasi juga dilakukan oleh Ratna Asmaranai, dkk (2017).

Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa untuk mendukung pariwisata di kota Semarang

dibutuhkan leaflet yang dibuat dengan baik dan diperlukan pelatihan membuat leaflet. Salah

satu pelatihan pembuatan leaflet telah dilakukan Audita Nuvriasari dan Ruswan Udjang dalam

kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat di desa wisata Gamplong tahun 2017.

Berdasarkan 3 (tiga) kegiatan yang diutarakan menunjukkan bahwa leaflet merupakan

cara efektif yang dilakukan untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat. Dalam

menyampaikan informasi perlu diperhatikan beberapa hal seperti bahasa yang digunakan,

penyusunan materi yang diinformasikan, dan pelatihan dalam membuat leaflet. Oleh karena itu

dalam membuat leaflet arsitektural kampung budaya Sindangbarang perlu diperhatikan

penggunaan bahasa dan penyusunan materi yang dapat dimengerti masyarakat untuk

mengetahui informasi arsitektur yang disampaikan di leaflet.

Page 4: Retna Ayu Puspatarini, Sri Handjajanti, Laksmi Utami

Akal: Jurnal Abdimas dan Kearifan Lokal Vol. II, No. 2, Agustus 2021 ISSN 2747-1128 (Online)

46

Kegiatan pembuatan leaflet arsitektur bertujuan untuk mendokumentasikan arsitektur

tradisional yang ada di kampung budaya Sindangbarang, menginformasikan kepada masyarakat

tentang arsitektur tradisional di Sindangbarang, dan sebagai sarana promosi untuk menunjukkan

keunikan yang dimiliki di kawasan ini. Selain memiliki tujuan kegiatan, manfaat yang dapat

diambil dari kegiatan ini untuk melengkapi dokumentasi beragam bentuk arsitektur tradisional

Sunda, dan untuk memberitahukan bahwa leaflet dapat digunakan dalam membantu

pendokumentasian arsitektural.

METODE

2.1 Tahapan Metoda

Metode Pengabdian kepada Masyarakat yang dilakukan dalam pembuatan leaflet

arsitektural berupa pendampingan. Kegiatan pendampingan yang dilakukan yakni membuatkan

leaflet arsitektural sebagai salah satu bentuk pendokumentasian terhadap kelengkapan data

arsitektur tradisional yang ada di kampung budaya Sindangbarang. Tahap awal yang dilakukan

yakni melakukan dialog dengan ketua adat terkait arsitektur tradisional Sindangbarang dan

melakukan pencatatan dari hasil dialog tersebut. Hasil dialog dan pencatatan kemudian

didialogkan kembali dengan ketua adat sehingga terdapat kesepahaman terkait arsitektur

tradisional Sindangbarang. Hasil kesepahaman diolah dan disusun menjadi leaflet arsitektural.

Pembuatan leaflet arsitektural ini merupakan salah satu cara untuk melakukan

pendokumentasian arsitektur di kampung budaya Sindangbarang. Dilakukannya kegiatan ini

dikarenakan belum banyak tulisan yang mengangkat arsitektur di kampung budaya

Sindangbarang sehingga keunikan dari arsitektur di kawasan ini masih belum banyak diketahui

masyarakat. Selain itu leaflet arsitektural ini tidak hanya sebagai dokumentasi pihak kampung

budaya Sindangbarang namun juga sebagai dokumentasi bagi masyarakat.

Mitra kegiatan yang dilibatkan dalam kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat yang

dilakukan di kampung budaya Sindangbarang yakni ketua adat dan pengurus adat lainnya di

kawasan ini. Kegiatan pencatatan data arsitektural yang dilakukan dengan mengamati benda-

benda arsitektural dan menanyakan informasi terkait makna dan nilai yang dimiliki dari tiap

benda arsitektural yang ada di kawasan ini. Hal ini dilakukan untuk melakukan pencatatan

arsitektural menyeluruh baik secara tangible (terlihat wujudnya) maupun secara intangible

(tidak terlihat wujudnya).

Langkah berikutnya untuk mengevaluasi pencatatan data yang diperoleh di lapangan

diolah dengan menggunakan metoda etnografi arsitektur. Metoda ini merupakan metoda untuk

mendeskripsikan kehidupan manusia bagi kehidupan dijalani dan dialami (Ingold, Tim. 2017;

Lucas, Ray. 2016). Kehidupan tersebut berhubungan dengan budaya yang menyertainya. Dalam

Page 5: Retna Ayu Puspatarini, Sri Handjajanti, Laksmi Utami

Akal: Jurnal Abdimas dan Kearifan Lokal Vol. II, No. 2, Agustus 2021 ISSN 2747-1128 (Online)

47

hubungannya dengan etnografi arsitektur maka pendeskripsian kehidupan manusia yang

dilakukan yang mendeskripsikan kehidupan manusia terkait bangunan yang menjadi bagian dari

kehidupan mereka.

Berdasarkan hal tersebut maka dibutuhkan tenaga kepakaran yang berpengalaman dalam

melakukan kegiatan etnografi arsitektur. Ketua dan anggota tim berpengalaman dalam

melakukan penelitian arsitektur yang berhubungan dengan pengamatan kehidupan masyarakat

tradisional terhadap bangunan yang menjadi bagian dari kehidupan mereka. Ketua tim bertugas

melakukan wawancara dengan ketua adat, sedangkan anggota tim bertugas melakukan

pendokumentasian bangunan-bangunan yang ada di kawasan yakni dengan melakukan

pemotretan dan pengukuran fisik bangunan. Dalam pembuatan leaflet arsitektural, ketua dan

anggota tim sama-sama bekerja dalam melakukan pengolahan data untuk disajikan ke leaflet

dengan menggunakan etnografi arsitektur.

Berdasarkan penjelasan yang telah diutarakan, secara garis besar dalam kegiatan untuk

menghasilkan leaflet arsitektural, tahapan metoda yang dilakukan terlihat pada diagram 1.

Diagram 1. Diagram tahapan Metoda Pendampingan Kegiatan

2.2 Kriteria Informasi Leaflet Arsitektural

Leaflet arsitektural kampung budaya Sindangbarang merupakan leaflet yang dibuat

untuk menginformasikan bangunan-bangunan khususnya bangunan tradisional Sunda yang ada

di kampung budaya Sindangbarang. Untuk mengumpulkan informasi tersebut diperlukan

kriteria materi yang dimasukkan ke leaflet arsitektural.

Kriteria utama materi informasi yang disampaikan di leaflet arsitektural didasarkan

pada pemikiran yang diutarakan vitruvius bahwa untuk melihat arsitektur dilakukan dalam tiga

komponen yakni utilitas, firmitas, dan venustas (Nuryanto.2019). Utilitas merupakan fungsi

atau guna, firmitas merupakan teknologi, dan venustas merupakan keindahan. Namun

dikarenakan adanya keterbatasan waktu maka pembuatan leaflet arsitektural fokus pada utilitas

dan firmitas dari bangunan di kampung budaya Sindangbarang.

Kriteria utilitas ini membagi pembahasan bangunan yang ada di kampung budaya

Sindangbarang menjadi tipologi bangunan. Pembahasan tipologi ini dijelaskan oleh ketua adat

dan pengurus kampung budaya Sindangbarang terkait penggunaan pemanfaatan bangunan yang

DATA

Pengamatan

Wawancara

LEAFLET ARSITEKTURAL

Hasil dari pengolahan data PENGOLAHAN DATA Menggunakan Metoda Ethnografi Arsitektur

FEEDBACK

Pendampingan Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat

Page 6: Retna Ayu Puspatarini, Sri Handjajanti, Laksmi Utami

Akal: Jurnal Abdimas dan Kearifan Lokal Vol. II, No. 2, Agustus 2021 ISSN 2747-1128 (Online)

48

dilakukan saat ini. Sedangkan penjelasan firmitas disampaikan secara menyeluruh terhadap

teknologi yang digunakan di bangunan.

Untuk memahami letak bangunan di kampung budaya Sindangbarang saat pengunjung

datang ke kampung ini maka leaflet ini dilengkapi dengan gambar tata lokasi bangunan. Leaflet

ini juga dilengkapi dengan sejarah singkat kampung budaya Sindangbarang. Dengan adanya

tambahan 2 (dua) hal tersebut diharapkan masyarakat memahami bangunan-bangunan yang ada

di kampung budaya Sindangbarang.

HASIL DAN DISKUSI

3.1 Arsitektur Kampung Budaya Sindangbarang

Kampung budaya Sindangbarang memiliki bentuk perkampungan yang unik. Keunikan

ini terlihat saat memasuki kawasan perkampungannya di mana terlihat bangunan tradisional

Sunda yang menjadi ciri dari bangunan di perkampungan ini. Namun pada tiap wilayah di area

budaya Sunda memiliki ciri perkampungan dan bangunan yang berbeda tidak terkecuali dengan

ciri budaya Sunda yang berada di kampung budaya Sindangbarang.

Secara penampilan fisik, bangunan bercirikan tradisional yang ada di kawasan ini yakni

bangunan lumbung padi (leuit), rumah ketua adat (imah gede), imah pasangrahan, bale riungan,

dan saung talu. Selain bangunan, bentuk fisik yang menjadi ciri dari kawasan ini adanya batu

ungkal biang yang diletakkan dekat dengan gerbang kawasan dan imah gede. Wujud fisik

tersebut seperti yang terlihat pada gambar 2.

Gbr.2. Bangunan Tradisional di Kampung Budaya Sindangbarang (Sumber: Koleksi Pribadi)

Untuk melengkapi wujud fisik yang sudah ada perlu untuk dilakukan penelusuran

terhadap makna dan nilai yang dimiliki dari tiap wujud fisik di kampung budaya Sindangbarang.

Imah Gede Imah Pasangrahan

Leuit

Bale Riungan Saung Talu

Page 7: Retna Ayu Puspatarini, Sri Handjajanti, Laksmi Utami

Akal: Jurnal Abdimas dan Kearifan Lokal Vol. II, No. 2, Agustus 2021 ISSN 2747-1128 (Online)

49

Dengan adanya penambahan tersebut maka data terkait arsitektur yang diamati bersifat tangible

dan intangible.

Selain hasil pengamatan di lapangan, peneliti merasakan kesukaran untuk mencari

literatur yang menjelaskan tentang arsitektur kampung budaya Sindangbarang. Oleh karena

itulah timbul ide untuk memperkenalkan arsitektur di kawasan ini ke dalam bentuk yang

informatif bagi masyarakat yakni dalam bentuk leaflet arsitektural.

3.2 Etnografi Arsitektur

Dalam melakukan pendekatan etnografi, peneliti menghabiskan waktu di lapangan dan

berinteraksi dengan masyarakat yang ditelitinya serta mencatat setiap pengamatan yang

dilakukan dari kegiatan interaksi di lapangan (Lucas, Ray. 2016). Pendekatan etnografi erat

hubungannya dengan manusia yang tinggal di kawasan yang sedang dilakukan penelitian. Oleh

karena itu ketika melakukan pengamatan di lapangan, kami melakukan wawancara dengan

ketua adat dan pengurus lainnya untuk menanyakan bangunan yang ada di kampung budaya

Sindangbarang baik pertanyaan secara tangible maupun intangible.

Michael Peter Smith (1992) mengutarakan bahwa etnografi mendekode dan mencatat,

menceritakan dasar ketertiban kolektif dan keragaman, inklusi dan pengecualian. Ini

menggambarkan proses inovasi dan penataan, dan merupakan bagian dari proses ini.

Pemahaman ini menunjukkan bahwa metoda etnografi merupakan metoda yang digunakan

untuk mendeskripsikan hasil penelitian atau pengamatan melalui sebuah proses yang telah

dirangkum berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan.

Arsitektur adalah semacam skrip yang dapat dibaca, jelas bahwa metodologi terkait

mempengaruhi bagaimana teks arsitektur ini akhirnya dipahami. Mereka memandu apa yang

dilihat, bagaimana hal itu dilihat, dan cara di mana ia dikontekstualisasikan dan dipahami (Blier,

Suzanne Preston. 1987). Berdasarkan pemahaman tersebut maka metodologi etnografi arsitektur

dipilih karena tipe ini sesuai untuk mengeksplorasi arsitektur yang menghubungkan manusia

dan budaya.

Berdasarkan pemahaman yang telah dijabarkan maka metoda etnografi arsitektur

merupakan metoda yang digunakan untuk membantu dalam mendeskripsikan pengamatan

arsitektural secara beruntun dari awal hingga akhir dari sebuah deskripsi yang hendak

disampaikan. Metoda ini dianggap tepat untuk mengolah data pengamatan dan wawancara yang

dilakukan di kampung budaya Sindangbarang untuk mendeskripsikan arsitektur kawasan ini

untuk diinformasikan ke leaflet arsitektural.

Page 8: Retna Ayu Puspatarini, Sri Handjajanti, Laksmi Utami

Akal: Jurnal Abdimas dan Kearifan Lokal Vol. II, No. 2, Agustus 2021 ISSN 2747-1128 (Online)

50

3.3 Leaflet Arsitektural

Leaflet arsitektural yang dibuat yakni Nilai dan Makna Arsitektur di Kampung Budaya

Sindangbarang. Leaflet dibuat dalam 2 (dua) halaman bolak balik. Warna leaflet disesuaikan

dengan warna dominan di kampung budaya Sindangbarang yakni warna dasar coklat. Leaflet

ini dibagi menjadi 6 bagian di mana tiap bagian menginformasikan pembahasan yang berbeda

satu sama lain.

Pada bagian pertama merupakan halaman judul leaflet yang dilengkapi dengan beragam

bentuk bangunan yang ada di kampung budaya Sindangbarang. Bagian ke dua merupakan

bagian yang menjelaskan peta kampung budaya Sindangbarang yang dilengkapi dengan sejarah

singkat kawasan. Bagian ke tiga hingga bagian ke lima menjelaskan tipologi bangunan yang ada

di kampung budaya Sindangbarang. Untuk menjelaskan tipologi bangunan tidak hanya

dijelaskan dari penampilan tangiblenya saja namun juga menjelaskan sekilas aspek intangible

dari tiap bangunan. Bagian ke tiga menjelaskan rumah ketua adat (imah gede), bagian ke empat

menjelaskan lumbung padi (leuit) dan saung talu, dan bagian ke lima menjelaskan imah

pasangrahan dan bale riungan. Sedangkan untuk bagian ke enam menjelaskan eksterior dan

interior. Informasi ini seperti yang terlihat pada gambar 3.

Page 9: Retna Ayu Puspatarini, Sri Handjajanti, Laksmi Utami

Akal: Jurnal Abdimas dan Kearifan Lokal Vol. II, No. 2, Agustus 2021 ISSN 2747-1128 (Online)

51

Gbr.3. Desain Leaflet Arsitektural Kampung Budaya Sindangbarang

(Sumber: Desain Karya Tim PKM Sindangbarang)

KESIMPULAN

Leaflet arsitektur kampung budaya Sindangbarang dibuat sebagai respon terhadap

minimnya dokumentasi arsitektur bangunan tradisional yang ada di kawasan ini. Selain itu

leaflet ini juga bertujuan untuk menginformasikan kepada masyarakat tentang arsitektur di

kampung budaya Sindangbarang di mana belum banyak yang menuliskan tentang arsitektur

tersebut. Diharapkan dengan adanya leaflet ini dapat menjadi media promosi terhadap sarana

dan prasarana yang ada di kampung budaya Sindangbarang sehingga semakin banyak

masyarakat yang datang ke kawasan ini.

Selain membuat leaflet arsitektural secara fisik, leaflet ini dapat dikembangkan menjadi

leaflet arsitektural digital. Pembuatan secara digital sebagai bentuk mengikuti perkembangan

zaman yang saat ini serba praktis dan mengurangi menyampaikan informasi dengan

mencetaknya diatas kertas.

Dari segi materi informasi, leaflet arsitektural yang sudah dibuat belum membahas

elemen-elemen lain yang dapat dibahas untuk menggali lebih detail tentang arsitektur kampung

budaya Sindangbarang. Oleh karena itu untuk ke depannya, kegiatan informasi bangunan dapat

Page 10: Retna Ayu Puspatarini, Sri Handjajanti, Laksmi Utami

Akal: Jurnal Abdimas dan Kearifan Lokal Vol. II, No. 2, Agustus 2021 ISSN 2747-1128 (Online)

52

dilakukan dengan membuat booklet yang memuat informasi lebih detail dari bangunan yang ada

di kampung budaya Sindangbarang.

UCAPAN TERIMA KASIH

Kami ucapkan terima kasih kepada jurusan Arsitektur Universitas Trisakti yang telah

membantu kami dapat memberikan dana untuk melakukan kegiatan Pengabdian kepada

Masyarakat di Kampung Budaya Sindangbarang. Tidak lupa kami juga ucapkan yang sebesar-

besarnya kepada pihak Kampung Budaya Sindangbarang yang telah menyambut kami dengan

hangat dan mengizinkan kami untuk melakukan kegiatan Pengabdian kepada Masyarkat. Kami

juga ucapkan terima kasih kepada tim Mahasiswa yang telah membantu dalam pembuatan dan

penyusunan desain leaflet arsitektur.

DAFTAR PUSTAKA

Asmarani, Ratna, dkk. 2017. Penulisan Media Promosi Wisata Dalam Bahasa Indonesia Dan

Bahasa Inggris Di Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Pemerintah Kota Semarang. Jurnal

“Harmoni”, Volume 1 Nomor 1 November

Blier, Suzanne Preston Blier. 1987. The Anatomy of Architecture Ontology and Metaphor In

Battammaliba Architectural Expression, Cambridge University Press, Cambridge

Ingold, Tim. 2017. DEBATE Anthropology contra ethnography. HAU: Journal of Ethnographic

Theory 7 (1)

Kitching, J B. 1990. Patient information leaflets - the state of the art. Journal of the Royal

Society of Medicine. Volume 83 May

Lucas, Ray. 2016. Research Methods for Architecture. Laurence King Publishing Ltd. London

Nuryanto.2019. Arsitektur Nusantara: Pengantar Pemahaman Arsitektur Tradisional Indonesia.

PT. Remaja Rosdakarya. Bandung

Nuvriasri, Audita; Udjang, Raswan. 2017. Pengembangan Tata Kelola Desa Wisata Gamplong.

Jurnal ERA ABDIMAS. Volume 1 No 1 Bulan September

Smith, Michael Peter. 1992. Postmodernism, Urban Ethnography, and The New Social Space of

Ethnic Identity. Theory and Society. Vol. 21 August