askep gerontik (sih utami)

86
BAB I Dasar dan Tujuan Asuhan Keperawatan Gerontik A. Resume Permasalahan Pasien 1. Identitas Klien Nama : Ny. R Umur : 92 Tahun Alamat : Cidodol, kebayoran Pendidikan Terakhir: Tidak Sekolah Jenis Kelamin : Perempuan Suku : Jawa Agama : Islam Status : Janda 2. Resume Ny. R (92 tahun) memiliki masalah pada pola tidurnya, klien mengatakan seringkali sulit tidur malam namun tidak bisa tidur siang. Saat tidur malam klien sering terbangun untuk BAK, sehingga tidurnya tidak nyenyak. Klien mulai tidur setelah shalat Isya jam 21.00 dan terbangun jam 03.00 dan tidak bisa tidur lagi. Klien mempunyai kebiasaan sebelum tidur yaitu minum teh manis, hal ini juga menjadi salah satu faktor seringnya BAK pada malam hari. Klien mengatakan sulit tidur siang karena klien merasa tidak ngantuk. Saat siang hari klien lebih banyak menghabiskan waktu mengobrol dengan teman sekamarnya. Klien mengatakan memang waktu tidurnya selama tinggal dipanti menjadi berkurang. Klien juga mengatakan semakin tidak bisa tidur karena lingkungan 1

Upload: sih-utami-sri-hartati

Post on 26-Dec-2015

83 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

m

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Gerontik (Sih Utami)

BAB I

Dasar dan Tujuan Asuhan Keperawatan Gerontik

A. Resume Permasalahan Pasien

1. Identitas Klien

Nama : Ny. R

Umur : 92 Tahun

Alamat : Cidodol, kebayoran

Pendidikan Terakhir : Tidak Sekolah

Jenis Kelamin : Perempuan

Suku : Jawa

Agama : Islam

Status : Janda

2. Resume

Ny. R (92 tahun) memiliki masalah pada pola tidurnya, klien mengatakan

seringkali sulit tidur malam namun tidak bisa tidur siang. Saat tidur malam klien

sering terbangun untuk BAK, sehingga tidurnya tidak nyenyak. Klien mulai tidur

setelah shalat Isya jam 21.00 dan terbangun jam 03.00 dan tidak bisa tidur lagi.

Klien mempunyai kebiasaan sebelum tidur yaitu minum teh manis, hal ini juga

menjadi salah satu faktor seringnya BAK pada malam hari. Klien mengatakan sulit

tidur siang karena klien merasa tidak ngantuk. Saat siang hari klien lebih banyak

menghabiskan waktu mengobrol dengan teman sekamarnya. Klien mengatakan

memang waktu tidurnya selama tinggal dipanti menjadi berkurang. Klien juga

mengatakan semakin tidak bisa tidur karena lingkungan yang berisik di siang hari

sehingga klien sering memikirkan hal-hal yang ada di lingkungan sekitarnya.

Terlebih lagi jika ada yang bertengkar dan melibatkan dirinya, akan lebih

mempengaruhi pikiran klien sehingga semakin membuat klien sulit untuk tidur.

Klien mengatakan ingin bisa tidur nyenyak. Maka dari itu Ny. R perlu diberikan

asuhan keperawatan gerontik karena tidur yang lelap dan nyenyak tanpa gangguan

menjadi kebutuhan manusia yang penting.

B. Tinjauan Pustaka

1. Tidur dan Kualitas tidur

Tidur adalah suatu keadaan dibawah sadar yang orang tersebut dapat dibangunkan

dengan rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya (Guyton&Hall,2008).

1

Page 2: Askep Gerontik (Sih Utami)

Tidur adalah suatu keadaan berulang-ulang, perubahan status kesadaran yang

terjadi selama periode tertentu. Tidur yang cukup dapat memulihkan tenaga. Tidur

dapat memberikan waktu untuk perbaikan dan penyembuhan sistem tubuh untuk

periode keterjagaan berikutnya (Potter & Perry, 2005).

Kualitas tidur adalah suatu keadaan tidur yang dijalani seorang individu

menghasilkan kesegaran dan kebugaran saat terbangun. Kualitas tidur mencakup

aspek kuantitatif dari tidur, seperti durasi tidur, latensi tidur serta aspek subjektif

dari tidur. Kualitas tidur adalah kemampuan setiap orang untuk mempertahankan

keadaan tidur dan untuk mendapatkan tahap tidur REM dan NREM yang pantas

(Khasanah&Hidayati, 2012)

2. Tahapan tidur

Tidur dibagi menjadi dua fase yaitu pergerakan mata yang cepat atau Rapid Eye

Movement (REM) dan pergerakan mata yang tidak cepat atau Non Rapid Eye

Movement (NREM). Tidur diawali dengan fase NREM yang terdiri dari empat

stadium, yaitu tidur stadium satu, tidur stadium dua, tidur stadium tiga dan tidur

stadium empat; lalu diikuti oleh fase REM. Fase NREM dan REM terjadi secara

bergantian sekitar 4-6 siklus dalam semalam (Potter & Perry, 2005).

Tidur stadium satu

Pada tahap ini seseorang akan mengalami tidur yang dangkal dan dapat terbangun

dengan mudah oleh karena suara atau gangguan lain. Selama tahap pertama tidur,

mata akan bergerak peralahan-lahan, dan aktivitas otot melambat (Patlak, 2005).

Tidur stadium dua

Biasanya berlangsung selama 10 hingga 25 menit. Denyut jantung melambat dan

suhu tubuh menurun. Pada tahap ini didapatkan gerakan bola mata berhenti (Patlak,

2005).

Tidur stadium tiga

Tahap ini lebih dalam dari tahap sebelumnya. Pada tahap ini individu sulit untuk

dibangunkan, dan jika terbangun, individu tersebut tidak dapat segera

menyesuaikan diri dan sering merasa bingung selama beberapa menit (Smith &

Segal, 2010).

Tidur stadium empat

Tahap ini merupakan tahap tidur yang paling dalam. Gelombang otak sangat

lambat. Aliran darah diarahkan jauh dari otak dan menuju otot, untuk memulihkan

energi fisik (Smith & Segal, 2010).

2

Page 3: Askep Gerontik (Sih Utami)

Tahap tiga dan empat dianggap sebagai tidur dalam atau deep sleep, dan sangat

restorative bagian dari tidur yang diperlukan untuk merasa cukup istirahat dan

energik di siang hari (Patlak, 2005). Fase tidur NREM ini biasanya berlangsung

antara 70 menit sampai 100 menit, setelah itu akan masuk ke fase REM. Pada

waktu REM jam pertama prosesnya berlangsung lebih cepat dan menjadi lebih

intens dan panjang saat menjelang pagi atau bangun (Japardi, 2002).

Selama tidur REM, mata bergerak cepat ke berbagai arah, walaupun kelopak mata

tetap tertutup. Pernafasan juga menjadi lebih cepat, tidak teratur, dan dangkal.

Denyut jantung dan nadi meningkat (Patlak, 2005).

Selama tidur baik NREM maupun REM, dapat terjadi mimpi tetapi mimpi dari

tidur REM lebih nyata dan diyakini penting secara fungsional untuk konsolidasi

memori jangka panjang (Potter & Perry, 2005).

3. Faktor yang Mempengaruhi Tidur

Potter dan Perry (2005) menjelaskan bahwa kualitas tidur dipengaruhi beberapa

faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur antara lain :

1) Penyakit

Setiap penyakit yang menyebabkan nyeri, ketidaknyamanan fisik atau

masalah suasana hati seperti kecemasan atau depresi dapat mempengaruhi

masalah tidur. Penyakit juga memaksa klien untuk tidur dalam posisi yang

tidak biasa, seperti memperoleh posisi yang aneh saat tangan atau lengan

diimobilisasi pada traksi dapat mengganggu tidur.

2) Stres Emosional

Kecemasan tentang masalah pribadi dapat mempengaruhi situasi tidur. Stres

menyebabkan seseorang mencoba untuk tidur, namun selama siklus tidurnya

klien sering terbangun atau terlalu banyak tidur. Stres yang berlanjut dapat

mempengaruhi kebiasaan tidur yang buruk.

3) Obat-obatan

Obat tidur seringkali membawa efek samping. Dewasa muda dan dewasa

tengah dapat mengalami ketergantungan obat tidur untuk mengatasi stersor

gaya hidup. Obat tidur juga seringkali digunakan untuk mengontrol atau

mengatasi sakit kroniknya. Beberapa obat juga dapat menimbulkan efek

samping penurunan tidur REM.

3

Page 4: Askep Gerontik (Sih Utami)

4) Lingkungan

Lingkungan tempat seorang tidur berpengaruh pada kemampuan untuk

tertidur. Ventilasi yang baik memberikan kenyamanan untuk tidur tenang.

Ukuran, kekerasan dan posisi tempat tidur mempengaruhi kualitas tidur.

Tingkat cahaya, suhu dan suara dapat mempengaruhi kemampuan untuk

tidur. Klien ada yang menyukai tidur dengan lampu yang dimatikan, remang-

remang atau tetap menyala. Suhu yang panas atau dingin menyebabkan klien

mengalami kegelisahan. Beberapa orang menyukai kondisi tenang untuk

tidur dan ada yang menyukai suara untuk membantu tidurnya seperti dengan

musik lembut dan televisi.

5) Makanan dan Minuman

Kebiasaan mengkonsumsi kafein dan alkohol mempunyai efek insomnia.

Makan dalam porsi besar, berat dan berbumbu pada makan malam juga

menyebabkan makanan sulit dicerna sehingga dapat mengganggu tidur.

4. Perubahan tidur akibat proses menua

Tidur tahap IV sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik. Para ahli tentang

tidur mengetahui bahwa tahap IV sangat jelas terlihat menurun pada lansia. Lansia

mengalami penurunan tahap III dan IV waktu NREM, lebih banyak terbangun

selama malam hari dibandingkan tidur, dan lebih banyak tidur selama siang hari.

Kebanyakan lansia yang sehat tidak melaporkan adanya gejala yang terkait dengan

perubahan ini selain tidak dapat tidur dengan cukup atau tidak bisa tidur. Banyak

penelitian menunjukkan bahwa tidur di siang hari dapat mengurangi waktu dan

kualitas tidur di malam hari pada beberapa lansia. Setelah memasuki tahap IV,

akan berlanjut ke tidur REM. Tidur REM terjadi beberapa kali dalam siklus tidur di

malam hari tetapi lebih sering terjadi di pagi hari sekali. Tidur REM membantu

melepaskan ketegangan dan membantu metabolisme sistem saraf pusat.

Kekurangan tidur REM telah terbukti menyebabkan iritasi dan kecemasan

(Stockslager, 2007).

5. Gangguan Tidur pada Lansia

Gangguan tidur pada usia lanjut biasanya muncul dalam bentuk kesulitan untuk

tidur dan sering terbangun atau bangun lebih awal. Perubahan pola tidur pada

lansia banyak disebabkan oleh kemampuan fisik lansia yang semakin menurun.

Kemampuan fisik menurun karena kemampuan organ dalam tubuh yang menurun,

4

Page 5: Askep Gerontik (Sih Utami)

seperti jantung, paru-paru, dan ginjal. Penurunan kemampuan organ

mengakibatkan daya tahan tubuh dan kekebalan tubuh turut berpengaruh (Potter &

Perry, 2005)

Gangguan tidur yang terjadi pada lansia yaitu :

Insomnia

Insomnia dikenal dengan penyakit sulit tidur. Masalah yang sering muncul adalah

kesulitan untuk memulai dan mempertahankan tidur. Kesulitan mempertahankan

tidur digambarkan dengan keadaan terbangun ketika seseorang sudah tertidur,

tetapi keadaan ini terjadi sebelum keinginan untuk bangun muncul.

Apnea Tidur

Apnea tidur adalah gangguan tidur yang berhubungan dengan pernapasan. Apnea

tidur ditandai dengan oklusi saluran udara bagian atas selama tidur dan kantuk

berlebihan di siang hari. Apnea tidur adalah gangguan yang dicirikan dengan

kurangnya aliran udara melalui hidung dan mulut selama periode 10 detik atau

lebih pada saat tidur.

Hipersomnia

Dicirikan dengan tidur lebih dari 8 atau 9 jam per periode 24 jam, dengan keluhan

tidur berlebihan. Penyebab hipersomnia berhubungan dengan ketidakaktifan, gaya

hidup yang membosankan atau depresi. Keluhan keletihan, kelemahan dan

kesulitan mengingat atau belajar merupakan hal yang sering terjadi.

6. Penatalaksanaan menyeluruh gangguan tidur pada lanjut usia

Penatalaksanaan secara umum pada semua jenis gangguan tidur pada lanjut usia

yaitu:

a. Edukasi tidur

Diberikan baik pada penderita maupun keluarga atau care giver. Edukasi

tersebut meliputi :

Tunggu sampai terasa sangat mengantuk sebelum naik ke tempat

tidur

Hindarkan penggunaan kamar tidur untuk bekerja, membaca atau

menonton tv

Bangun tidur pagi hari pada jam yang sama

Hindarkan minum kopi atau merokok

Lakukan olahraga ringan setiap pagi setelah bangun tidur

Kurangi tidur siang, lakukan kegiatan/hobu yang menyenangkan

5

Page 6: Askep Gerontik (Sih Utami)

Kurangi jumlah minum setelah makan malam

Hindarkan gerakan badan berlebihan saat ditempat tidur

Lakukan doa sebelum tidur

b. Merubah gaya hidup

Diperlukan untuk memperbaiki faktor fisik dan psikis yang mendasari

terjadinya gangguan tidur pada usia lanjut seperti mengurangi berat badan

dengan memperbaiki pola makan. Lakukan aktivitas fisik, jangan duduk

diam sepanjang hari

c. Psikoterapi

Psikoterapi perlu diberikan pada penderita gangguan tidur yang disebabkan

oleh ansietas dan depresi. Selain psikoterapi dari psikolog, psikoterapi yang

berupa dorongan dan penghiburan sebaiknya dilakukan oleh anak atau cucu

penderita.

d. Terapi medikamentosa

Terapi medikamentosa diberikan sesuai dengan penyebab yang mendasari

terjadinya gangguan tidur dan jenis gangguan tidur yang terjadi, seperti

golongan benzodiazepin.

7. Penelitian Terkait

Dari penelitian Nessma dan Arif didapatkan hasil bahwa terapi relaksasi otot

progresif mempunyai pengaruh dalam meningkatkan kualitas tidur lansia. Hal ini

menunjukkan bahwa terapi relaksasi otot progresif efektif digunakan untuk

meningkatkan kualitas tidur pada lansia yang mengalami gangguan tidur.

C. Tujuan Asuhan Keperawatan Gerontik

Tujuan dari asuhan keperawatan ini adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan

diharapkan klien dapat beristirahat dengan cukup dan tidur dengan nyenyak karena tidur

yang nyenyak dan lelap tanpa gangguan menjadi kebutuhan dasar manusia yang penting

(Stockslager & Schaeffer, 2007).

D. Fokus Pengkajian dan Metode

6

Page 7: Askep Gerontik (Sih Utami)

Fokus pengkajian yang dilakukan yaitu secara holistik. Jadi pengkajian yang digunakan

secara menyeluruh dari semua sistem yang ada dan ditambah pengkajian fisik jika

diperlukan, pengkajian fungsional, kognitif, psikologis, sosial, spiritual dan lingkungan.

7

Page 8: Askep Gerontik (Sih Utami)

BAB II

Asuhan Keperawatan Gerontik

A.Pengkajian Keperawatan Gerontik

Nama Mahasiswa : Sih Utami Sri hartati

Tempat praktek : PSTW Budi Mulia

Tanggal : 3 Maret 2014 – 22 Maret 2014

1.Data Biografi

Nama : Ny. R

TTL : Lupa

Jenis kelamin : Perempuan

Suku : Jawa

Agama : Islam

Alamat : Cidodol,

kebayoran

Telepon : -

Pendidikan : Tidak

Sekolah

Status perkawinan : Janda

Kontak person terdekat : Tn.

A

Alamat dan telepon kontak

person terdekat: Cidodol

2.Profil Keluarga

Nama suami/istri : Tn. S

Alamat : Surabaya

Umur : beda 7 tahun

dengan klien

Status kesehatan :-

Pekerjaan : tukang

las kapal

Masi hidup/meninggal :

meninggal

Tahun kematian :

lupa

Penyebab kematian :

asma

Jumlah anak : 2

Alamat : Surabaya

Umur : 12 tahun dan 1

½ tahun

Status kesehatan :-

Pekerjaan :-

Masih hidup/meninggal :

meninggal

Tahun kematian :

lupa

Penyebab kematian :

kecelakaan dan sawanan

3.Profil Pekerjaan

8

Page 9: Askep Gerontik (Sih Utami)

Status pekerjaan saat ini : tidak bekerja

Pekerjaan saat ini : -

Sumber income dan kecukupan terhadap kebutuhan: -

4.Lingkungan Tempat Tinggal

Tipe tempat tinggal: permanen

Jumlah ruangan : 1

Jumlah orang yang tinggal

ditempat tinggal: 11

Derajat privacy : tidak ada

Jumlah lantai : 1

Tetangga terdekat : Ny.

S

Alamat& telepon :

5.Rekreasi/Penggunaan Waktu Luang

Hobi/ketertarikan : menjahit

Keanggotaan terhadap organisasi tertentu: pengajian

Penggunaan waktu luang : menonton tv, Mengobrol

6.Sumber-sumber/Penggunaan Sistem Pendukung

Keaktifan dalam kegiatan

keagamaan: Rajin shalat ke

mushola

Jenis kegiatan keagamaan :

Pengajian, shalat, dzikir

Orang kepercayaan :

Ny. R

Orang yang menolong ketika

diperlukan: Ny. R

Rumah sakit:

Dokter yang sering dikunjungi:

dr. pangkabean

Klinik: panti

Pelayanan kesehatan yang

sering dikunjungi:

Klinik panti

7.Kebiasaan Sehari-hari (Termasuk kebiasaan ritual tidur)

Hal yang di kaji Pola Kebiasaan

1.Pola nutrisi

a. Frekuensi makan:......x/hari

b. Nafsu makan

3x/hari

Menurun

9

Page 10: Askep Gerontik (Sih Utami)

c. Porsi makanan yang

dihabiskan

d. Makanan yang tidak disukai

e. Makanan pantangan

Makan ¼ - ½ porsi

Tidak ada

Alergi telur dan ikan

2.Pola eliminasi

a. BAK:

1) Frekuensi

2) Warna

3) Keluhan

b. BAB:

1) Frekuensi

2) Waktu

3) Keluhan

4) Konsistensi

6x/hari

Kuning jernih

Tidak ada

1x

2 hari sekali

Tidak ada

Lunak

3.Pola Personal Hygiene

a. Mandi

1) Frekuensi

2) Waktu

b. Oral Hygiene

1) Frekuensi

2) Waktu

c. Cuci Rambut

Frekuensi

2x/hari

Pagi dan sore

2x/hari

Pagi dan sore

2 hari sekali

4.Pola Istirahat dan Tidur

a. Lama tidur siang

b. Lama tidur malam

c. Kebiasaan sebelum tidur

Tidak tidur siang

5-6 jam

Minum teh

5.Pola Aktivitas dan Latihan

a. Waktu bekerja

b. Olah raga

c. Jenis olah raga

d. Frekuensi olah raga

e. Keluhan dalam beraktivitas

Tidak bekerja

Ya

Senam

2x/minggu

Tidak kuat jalan lama-lama

10

Page 11: Askep Gerontik (Sih Utami)

6.Kebiasaan yang mempengaruhi

kesehatan

a. Merokok

1) Frekuensi

2) Jumlah

3) Lama pemakaian

b. Minuman keras/NAPZA

Tidak merokok

Tidak pernah

8.Status kesehatan saat ini

Status kesehatan umum selama 1 tahun terakhir: hipertensi dan

rematik

Status kesehatan umum selama 5 tahun terakhir: Hipertensi dan

katarak

Keluhan utama: Gatal-gatal

Pengetahuan dan manajemen masalah-masalah kesehatan: Jika tensi

darah tinggi minum obat darah tinggi, minta obat nyeri sendi, pakai

bedak jika gatal, dan tetes mata 1x/hari

Fungsi secara umum: cukup baik

Pengobatan:

Nama: catopril piroxicam

Dosis: 1x1 1x1

Waktu konsumsi obat: jika

tekanan darah tinggi dan jika

terasa nyeri

Resep dokter: -

Masalah berkaitan dengan

ketaatan minum obat: -

Alergi

Obat: -

Makanan: telur dan ikan

Zat kontak: -

Faktor lingkungan: -

11

Page 12: Askep Gerontik (Sih Utami)

Nutrisi

24 jam diet recall:

Klien makan 3 kali sehari, tapi tidak nafsu makan hanya habis ¼ -½ porsi

Diet spesial, pembatasan makanan, makanan kesukaan:

Jika makan telur dan ikan badannya akan gatal-gatal

Riwayat kenaikan/kehilangan berat badan: BB pertam kali masuk tahun

2009 75kg, sekarng menjadi 58 kg

Pola konsumsi makanan (frekuensi, jenis):

3x/hari, nasi

Masalah yang mempengaruhi intake makanan: tidak punya gigi

9.Status kesehatan yang lalu

Penyakit pada waktu kecil: -

Penyakit kronik/serius: hipertensi dan rematik

Trauma: -

Riwayat hospitalisasi: -

Riwayat operasi: katarak

Riwayat obstetri: klien melahirkan 2 anak secara spontan

10.Riwayat Keluarga

Genogram

12

XXXX

91X

XX

X X

Page 13: Askep Gerontik (Sih Utami)

Penjelasan:

Klien merupakan anak tunggal dan kedua orang tua klien meninggal

karena sudah tua, klien menikah dan memiliki 2 orang anak. Suami klien

sudah meninggal karena asma dan anak klien sudah meninggal karena

kecelakaan dan sawanan.

11.Review Sistem

Keadaan Umum Ya Tidak

Kelelahan √

Perubahan BB selama 1 tahun terakhir √

Perubahan nafsu makan √

Demam √

Keringat dimalam hari √

Kesulitan tidur √

Frekuensi influenza √

Penilalaian diri status kesehatan secara umum: baik

Kemampuan melakukan aktifitas harian : mandiri

Kulit Ya Tidak

Lesi/luka √

Pruritus √

Perubahan pigmentasi √

Perubahan tekstur √

Nevi √

Tanda memar √

Perubahan rambut √

Perubahan kuku √

Kalus √

Pola penyembuhan luka √

Lainnya

13

Page 14: Askep Gerontik (Sih Utami)

Hematopoietic Ya Tidak

Perdarahan abnormal √

Anemia √

Riwayat transfusi darah √

Kepala Ya Tidak

Sakit kepala √

Trauma masa lalu √

Kunang-kunang √

Gatal kepala √

Mata Ya Tidak

Perubahan daya penglihatan √

Pemakaian kontak lensa/kaca mata √

Nyeri √

Kelebihan air mata berlebihan √

Pruritus √

Bengkak sekitar mata √

Diplobia √

Rabun √

Protophobia √

Scotomata √

Riwayat infeksi √

Pengaruh terhadap aktivitas sehari-hari: tidak

Telinga Ya Tidak

Perubahan pendengaran √

Cairan telinga √

14

Page 15: Askep Gerontik (Sih Utami)

Tinnitus √

Vertigo √

Penggunaan alat bantu √

Riwayat infeksi √

Tanggal terakhir pemeriksaan pendengaran: tidak

Pengaruh terhadap aktivitas sehari-hari: tidak

Hidung dan sinus Ya Tidak

Rinorea √

Discharge √

Epistaxis √

Obstruksi √

Snoring √

Nyeri disinus √

Alergi √

Riwayat infeksi √

Penilaian diri kemampuan olfaktori: tidak tahu

Mulut dan Tenggorokan Ya Tidak

Sakit tenggorokan √

Lesi √

Suara serak √

Perubahan suara √

Kesulitan menelan √

Perdarahan gusi √

Karies gigi √

Gangguan rasa √

Kesulitan mengunyah √

Alat-alat prostetik √

Riwayat infeksi √

15

Page 16: Askep Gerontik (Sih Utami)

Tanggal terakhir pemeriksaan gigi: tidak

Masalah gigi yang lainnya: tidak punya gigi

Leher Ya Tidak

Kekakuan leher √

Nyeri √

Masa di leher √

Gerakan terbatas √

Payudara Ya Tidak

Masa √

Nyeri √

Bengkak √

Cairan puting susu √

Perubahan puting susu √

Pemeriksaan payudara sendiri √

Pernafasan Ya Tidak

Batuk √

Nafas pendek √

Hemoptisis √

Wheezing √

Asma √

Tanggal terakhir pemeriksaan x-ray dada: tidak pernah

Kardiovaskuler Ya Tidak

Nyeri dada √

Palpitasi √

Nafas pendek √

Dispnea √

16

Page 17: Askep Gerontik (Sih Utami)

Paroxymal nocturnal dispnea √

Ortopnea √

Murmur √

Edema √

Varicosities √

Claudication √

Paresthesias √

Perubahan warna kaki √

Gastrointestinal Ya Tidak

Dispagia √

Rasa panas diperut √

Gangguan pencernaan √

Nausea/muntah √

Hematemesis √

Perubahan nafsu makan √

Ulcer √

Diare √

Konstipasi √

Melena √

Hemoroid √

Perdarahan rektal √

Perkemihan Ya Tidak

Disuria √

Frekuensi kemih 6x

Hematuria √

Poliuria √

Oliguria √

Nokturia √

17

Page 18: Askep Gerontik (Sih Utami)

Inkontinensia √

Nyeri saat berkemih √

Infeksi √

Keluhan lainnya

Organ Reproduksi Wanita Ya Tidak

Lesi √

Cairan abnormal √

Rasa panas saat berkemih √

Perdarahan paska koitus √

Nyeri pelvis √

Sistokel √

Infeksi √

Riwayat haid Umur

12

tahun

Riwayat menopause Umur

60

tahun

Keluhan lain

Muskuloskeletal Ya Tidak

Nyeri sendi √

Kaku sendi √

Bengkak pada sendi √

Deformitas √

Kram √

Otot lemah √

Nyeri tulang belakang √

Pola latihan/olah raga Sena

18

Page 19: Askep Gerontik (Sih Utami)

m

Pengaruh terhadap ADL : ya, cepat lelah jika terlalu lama berjalan

General Nervous System Ya Tidak

Sakit kepala √

Kejang √

Sinkope √

Paralisis √

Masalah koordinasi √

Paresis √

Tic/tremor/kaku √

Paresthesis √

Inuri kepala √

Masalah pada daya ingat √

Sistem Endokrin Ya Tidak

Intoleransi terhadap panas √

Intoleransi dingin √

Goiter √

Pigmentasi kulit √

Perubahan rambut √

Polifagia √

Polidipsi √

Poliuri √

Psikososial Ya Tidak

Cemas √

Depresi √

Insomnia √

Vertigo √

19

Page 20: Askep Gerontik (Sih Utami)

Khawatir √

Ketakutan √

Masalah dengan pengambilan keputusan √

12.Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Tidak ada

Pengkajian Status Fungsional Kart Index

No Aktivitas Mandiri (1)

Tergantung (0)

1 Mandi di kamar mandi (menggosok, membersihkan, dan mengeringkan badan)

1

2 Menyiapkan pakaian, membuka, dan mengeringkannya

1

3 Memakan makanan yang telah disiapkan

1

4 Memelihara kebersihan diri untuk penampilan diri (menyisir rambut, mencuci rambut, menggosok gigi, mencukur kumis)

1

5 Buang air besar di WC (membersihkan dan mengeringkan daerah bokong)

1

6 Dapat mengontrol pengeluaran feses (tinja)

1

7 Buang air kecil di kamar mandi (membersihkan dan mengeringkan daerah kemaluan)

1

8 Dapat mengontrol pengeluaran air kemih

1

9 Berjalan dilingkungan tempat tinggal atau keluar ruangan tanpa alat bantu, seperti tongkat

0

10 Menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan yang dianut

1

11 Melakukan pekerjaan rumah, seperti merapikan tempat tidur, mencuci pakaian, memasak, dan membersihkan ruangan

1

20

Page 21: Askep Gerontik (Sih Utami)

12 Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau kebutuhan keluarga

0

13 Mengelola keuangan (menyimpan dan menggunakan uang sendiri)

1

14 Menggunakan sarana transportasi umum dalam berpergian

0

15 Menyiapkan obat dan meminum obat sesuai dengan aturan (takaran obat dan waktu minum obat tepat)

1

16 Merencanakan dan mengambil keputusan untuk kepentingan keluarga dalam hal penggunaan uang, aktivitas sosial yang dilakukan dan kebutuhan akan pelayanan kesehatan

1

17 Melakukan aktivitas diwaktu luang (kegiatan keagamaan, sosial, rekreasi, olah raga, dan menyalurkan hobi)

1

Interpretasi HasilSkor: 14 → Lansia mandiri

Pengkajian KognitifMini Mental Status Examination (MMSE)

Skor Maks

Skor Pasien

Pertanyaan Keterangan

4 1 Tahun berapa sekarang...(1)Klien:lupa

Bulan apa sekarang...(1)Klien:lupa

Hari apa sekarang...(1)Klien:Senin

Tanggal berapa sekarang...(1)Klien: Tidak tahu

Orientasi waktu

5 4 Dimana kita sekarang, negara apa...(1)R:Indonesia

Kota apa...(1)Klien:Jakarta

Kabupaten/kecamatan mana...(1)

Orientasi tempat

21

Page 22: Askep Gerontik (Sih Utami)

Klien:Ga tau

Di ruangan mana...(1)Klien:mawar

Dilantai berapa...(1)Klien:1

3 3 Pemeriksa menyebutkan tiga benda, lalu meminta klien untuk mengulangi nama masing-masing benda...misalnya: bangku, meja,almari...satu detik untuk tiap benda (nilai 1 untuk tiap jawaban benar)...(1)...(1)...(1)

Pemeriksa: meja, kursi, lemariKlien: meja, kursi, lemari

Registrasi

5 5 Hitung mundur dari 100 ke bawah dengan pengurangan 5 berhenti setelah 75 (nilai 1 untuk jawaban benar)...(1)...(1)...(1)...(1)...(1)

Klien: 100, 95, 75, 90, 85, 80, 75

Atensi dan kalkulasi

3 3 Tanyakan kembali 3 nama benda yang tadi telah disebutkan di atas (nilai 1 untuk tiap jawaban benar)...(1)...(1)...(1) Klien: meja, kursi, lemari

Mengingat

2 2 Apakah nama benda ini (lihat pasien menunjuk dan menyebut nama benda, misal menunjuk pensil dan menyebut pensil) (tunjukkan 2 macam benda))...(1)...(1)

Pemerika: menunjuk bantal dan selimutKlien: menjawab bantal dan selimut

Menamai

1 1 Katakan ke pasien:Sekarang saya akan meminta anda mengulang apa yang saya katakan, siapTIDAK, DAN, JIKA, ATAU...(1)

Klien: tidak, jika, atau

Pengulangan

3 3 Minta klien untuk mengikuti perintah berikut yang terdiri dari 3 langkah:

Pemahaman

22

Page 23: Askep Gerontik (Sih Utami)

“ambil kertas di tangan anda, lipat dua, dan taruh di lantai”...(1) Ambil kertas di tangan anda...(1) Lipat dua...(1) Taruh di lantai

Klien: mampu mengikuti instruksi pemeriksa dengan baik

1 Tdk bsa baca

Katakan:Silakan baca tulisan ini dan lakukan apa yang anda katakan“TUTUP MATA ANDA”

Klien: hanya membaca tulisannya saja namun tidak menutup mata

Membaca

1 tidak bsa

menulis

Perintahkan pada klien untuk menulis satu kalimat

Klien: klien mampu menulis kegiatannya setelah bangun tidur →setelah bangun tidur saya main

Menulis

1 Penglihatan

sudah rabun

Perintahkan klien untuk menggambar di bawah ini

Klien: mampu menggambar seperti contoh

Menggambar

Interpretasi Hasil:Skor: 22 → Lansia memiliki fungsi mental baik

Pengkajian AfektifYesavage Geriatric Depression Scale (Geriatric Depression Scale)No

Item Ya Tidak

1 Apakah anda merasa nyaman dalam kehidupan ini

2 Apakah anda mengalami perubahan dalam melakukan aktivitas dan hobi

3 Apakah anda merasa hidup ini hampa √4 Apakah anda sering merasa bosan √5 Apakah anda optimis terhadap masa depan √

23

Page 24: Askep Gerontik (Sih Utami)

6 Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan tejadi

7 Apakah anda merasa bahagia sepanjang waktu √8 Apakah anda sering merasa kesepian √9 Apakah anda lebih senang berada di rumah

dari pada keluar rumah dan mengerjakan sesuatu yang baru

10 Apakah anda mempunyai masalah dengan daya ingat

11 Apakah anda merasa senang dengan kehidupan saat ini

12 Apakah anda merasa tidak berharga √13 Apakah anda saat ini bersemangat √14 Apakah anda merasa situasi anda tidak ada

diharapkan√

15 Apakah anda merasa orang lain lebih baik dari anda

Interpretasi Hasil

Skor yang didapat 4 artinya klien tidak terindikasi depresi

Pengkajian SosialFAMILY APGAR

ITEM Hampir tidak

pernah (0)

Kadang-

kadang (1)

Hampirselalu

(2)

A Saya puas dengan keluarga saya bersedia memberikan bantuan saat saya ditimpa masalah/kesulitan

2

P Saya puas dengan bagaimana keluarga saya membicarakan sesuatu dan berbagi masalah dengan saya

1

G Saya puas dengan kebebasan yang diberikan keluarga saya untuk mengambil keputusan dan

1

24

Page 25: Askep Gerontik (Sih Utami)

mengembangkan kemampuan yang saya miliki

A Saya puas dengan kehangatan/kasih sayang yang diberikan keluarga saya dan respon terhadap perasaan saya (misal emosi, marah, sedih, atau cinta)

2

R Saya puas dengan waktu yang disediakan keluarga untuk menjalin kebersamaan

1

Interpretasi HasilSkor: 7 artinya klien memiliki fungsi keluarga baik

Pengkajian Spiritual

Pengkajian spiritual singkat dapat dengan menanyakan:

1. Apakah agama atau Tuhan penting bagi anda?

2. Apa sajakah sumber-sumber kekuatan dan harapan anda?

3. Apakah ada praktek-pratek/kegiatan keagamaan yang penting bagi anda?

Apakah anda ada masalah dalam menjalankannya?

4. Apakah sakit/keadaan anda saat ini berpengaruh terhadap perasaan anda

terhadap Tuhan dan praktek terhadap keyakinan anda? tidak

5. Apakah anda membutuhkan bantuan terkait spiritualitas? Jelaskan bentuk

bantuan yang diharapkan?

Hasil pengkajian spiritual:

Klien mengatakan sangat percaya pada Allah, Allah adalah satu-satunya

tempat mengadu bagi dirinya. Allah merupakan sumber kekuatan bagi klien

untuk menjalani hidupnya, harapan klien yaitu ingin selalu sehat. Kegiatan

keagamaan sangat penting bagi klien, klien sering mengikuti pengajian dan

rajin shalat di mushola, klien mengatakan tidak mangalami kesulitan dalam

beribadah. Klien merasa keadaannya saat ini adalah takdir yang harus

dijalaninya dan tetap percaya bahwa Allah saying pada dirinya. Klien ingin

tetap dibimbing untuk mengaji dan berdzikir.

25

Page 26: Askep Gerontik (Sih Utami)

Pengkajian Lingkungan Tempat Tinggal Lanjut Usia

1. Berapakah kamar khusus untuk lanjut usia?

Kamar tidur Ada

Kamar mandi Ada

WC Ada

Dapur Tidak ada

Kamar duduk Tidak ada

2. Berapa jumlah ruang yang ada dirumah/tempat tinggal klien? 2

3. Apakah lanjut usia harus naik/turun bila masuk/keluar rumah? tidak

Bila ya, apakah keadaan tangga tersebut:

- Dalam keadaan baik, tidak licin Ya Tidak� �- Cukup banyak jumlahnya untuk lanjut usia Ya Tidak� �

4. Apakah lingkungan sekitar rumah cukup aman? � Ya

5. Bagaimakah kebersihan rumah tersebut? � Cukup bersih �Deskripsikan:

Lantai bersih, tidak licin

6. Apakah rumah cukup berventilasi? � Ya �7. Apakah terdapat tanda-tanda penelantaran? Tidak

- Makanan basi di almari makan/lemari es � ada

- Alat makan yang tidak dicuci � ada

- Tumpukan pakaian kotor Tidak ada�- Lain-lain (sebutkan)

8. Daftar Keamanan

Ya Tidak

a. Apakah penderita dapat:

- Membuka/mengunci pintu

- Mencapai sakelar lampu

- Mencari pertolongan bila perlu

26

Page 27: Askep Gerontik (Sih Utami)

- Berjalan dalam rumah dengan aman

(WC, kamar mandi, meja makan, ruang

tamu, dan

lain-lain)

b. Apakah terdapat bahaya yang

jelas/nyata?

- Kabel listrik yang bertumpuk-tumpuk

- Penyinaran yang tak terang

(siang/malam)

- Perabotan (besar/kecil) yang

berserakan

- Perabotan/mebel yang taka man

(mudah patah,

ringkih, mudah terguling, dan

sebagainya?

- Karpet/keset atau lantai yang tak rata

9. Daftar Bahaya

(Tuliskan ya/tidak, atau ada/tidak)

A. Dari lingkungan rumah, pastikan bahwa hal berikut terpasang baik:

Ya 1. Lantai dan karpet dalam keadaan baik dan tidak menonjol

disana-sini yang

dapat menyebabkan terpeleset/jatuh

Ya 2. Pencahayaan cukup terang dan tidak silau

Ya 3. Penempatan lampu cukup baik, terutama didekat tangga/jalan

yang dilalui

antara tempat tidur dan kamar mandi. Sakelar lampu

ditempat beresiko

tinggi kalai perlu dari jenis yang bisa berpendar

Tidak ada 4. Telepon diletakkan ditempat yang baik sehingga tidak

perlu harus tergegas

27

Page 28: Askep Gerontik (Sih Utami)

untuk menjawab panggilan.

Ya 5. Kabel-kabel listrik tidak terletak dilantai. Bila perlu

diperpendek dan

dipakukan ke dinding

Ya 6. Tidak terdapat barang berserkan dijalan menuju lampu

(sekitar lampu)

B. Kamar mandi

Ya 7. Terdapat ril pegangan didaerah toilet dan bak mandi dan

mudah dicapai bila

diperlukan

Ya 8. Permukaan lantai pancuran, bak mandi atau kamar mandi

tidak licin dan

mudah dicapai bila diperlukan

Tidak 9. Belakang kaset harus berlapir karet yang tidak licin

Tidak 10. Drainase air harus baik, mencegah lantai licin setelah

dipergunakan untuk

mandi

C. Kamar tidur

Tidak 11. Keset jangan sampai menjadi penghambat yang

menyebabkan terpeleset

atau tergelincir, terutama yang ditempatkan dijalan menuju

kamar mandi

Tidak 12. Terdapat meja disamping tempat tidur untuk meletakaan

kacamata atau

barang lain, sehingga barang tidak diletakkan dilantai

samping tempat

tidur

D. Dapur

Tidak 13. Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin

28

Page 29: Askep Gerontik (Sih Utami)

Ya 14.Tumpahan cepat dibersihkan untuk mencegah terpeleset

Tidak 15. Bahan untuk membersihkan dan memasak tidak diletakkan

ditempat yang

terlalu tinggi (sehingga orang yang agak pendek tidak perlu

memanjat)

atau diletakan terlalu rendah bagi orang yang sering merasa

pusing/ngilyeng setelah jongkok atau membungkuk

Tidak 16. Disediakan kursi tinggi untuk keperluan mencuci piring

Tidak 17. Tersedia tempat pijakan yang stabil untuk mencapai barang

yang letaknya

agak tinggi

E. Kamar Duduk

Tidak 18. Keset-keset tidak terletak diatas karpet atau terserak

disana-sini

Ya 19. Mebel/perabotan diletakkan sedemikian rupa sehingga jalan

yang dilalui

cukup lebar

Ya 20. Tinggi kursi dan sofa cukup sehingga mudah bagi lansia

untuk duduk atau

bangkit.

F. Tangga

Ya 21. Terdapat ril pegangan yang kuat dikedua sisi anak tangga,

termasuk anak

tangga ke lantai dasar

Ya 22. Lantai anak tangga tidak licin

Ya 23. Bahan/barang-barang tidak diletakaan dilantai anak tanga

terbawah atau

lantai anak teratas

29

Page 30: Askep Gerontik (Sih Utami)

Tidak 24. Bila mungkin, anak tangga terbawah dan teratas diwarnai

dengan warna

terang/warna mencolok untuk menandai awal dan akhir

tangga

G. Di luar rumah

Tidak 25. Pintu masuk depan dan belakang dalam keadaaan baik.

Pada musim hujan

tersedia pasir untuk mencegah halaman/lantai menjadi licin

Tidak 26. Jalan harus bebas dari lumput atau air dimusin hujan

sehingga mencegah

terpeleset/jatuh

Ya 27. Anak tangga/ril pegangan harus terpasang kuat/baik

30

Page 31: Askep Gerontik (Sih Utami)

B. Analisa DataData Problem Etiologi

DS:Klien mengatakan: Sering terbangun dimalam

hari Tidak bisa tidur lagi sesudah

terbangun sering buang air kecil

dimalam hari sering kepikiran jika ada

masalah di kamar ingin tidur tapi sulit sekaliDO:Klien tampak: sering menguap Sering berbaring di tempat

tidur TD : 200/100 mmHg

Gangguan pola tidur

b.d kurang control tidur

DS:Klien mengatakan: Gatal-gatal pada badannya Gatal sejak tinggal di panti Sering menggaruk badannya

jika gatal Sprei diganti sebulan sekali Jika gerah atau berkeringat,

mandiDO:Klien tampak: Menggaruk badannya Kulit kemerahan Terdapat sedikit bercak-

bercak hitam

Risiko kerusakan integritas kulit

31

Page 32: Askep Gerontik (Sih Utami)

DS:Klien mengatakan: Nyeri sendi Suka kram pada kaki Sering pusing Nyeri di lutut sebelah kanan Tidak kuat berdiri lama-lama Skala nyeri 3 Nyeri masih bisa hilang

dengan pakai koyoDO:Klien tampak: Sering berbaring di tempat

tidur Memakai koyo di kedua

kakinya

Nyeri b.d ketunadayaan fisik

DS:Klien mengatakan: Penglihatannya kabur Tidak dapat melihat jelas

pada jarak jauh Pernah operasi katarak 1

tahun yang lalu namun gagal Pernah terjatuh sampai 8 x

selama tinggal di panti

DO:Klien tampak: Sudah tidak jelas melihat

suatu benda Berjalan pelan-pelan dan

pegangan ke tembok Lantai kamar mandi klien

agak licin dan becek Berjalan harus dituntun

Risiko jatuh

C. Prioritas Masalah1. Gangguan pola tidur b.d kurang kontrol tidur

2. Nyeri b.d ketunadayaan fisik

3. Risiko jatuh

32

Page 33: Askep Gerontik (Sih Utami)

4. Risiko kerusakan integritas kulit

33

Page 34: Askep Gerontik (Sih Utami)

D. Rencana Keperawatan

Diagnosa keperawatanRencana keperawatan

Tujuan Intervensi

Gangguan Pola Tidur b.d kurang kontrol tidur ditandai dengan:DS:Klien mengatakan: Sering terbangun dimalam hari Tidak bisa tidur lagi sesudah

terbangun sering buang air kecil dimalam

hari sering kepikiran jika ada

masalah di kamar ingin tidur tapi sulit sekaliDO:Klien tampak: sering menguap Sering berbaring di tempat

tidur TD : 200/100 mmHg

Tujuan:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4x8 jam diharapkan pola tidur klien teratur

Kriteria Hasil:

Klien tidak terbangun saat tidur

Klien dapat tidur selama ± 8 jam

Klien tidak sering BAK pada malam hari

TD : 130/90 mmHg

Sleep Enhancement (1850)

Kaji aktivitas klien sebelum tidur

Jelaskan pentingnya tidur yang cukup

Kaji adanya efek obat pada pola tidur pasien

Monitor pola tidur pasien dan lama klien tidur

Perhatikan keadaan fisik yang mengganggu tidur pasien

Monitor kegiatan yang dapat membuat lelah untuk mencegah kelelahan yang berlebih

Berikan lingkungan yang mendukung untuk tidur

Dorong pasien untuk membuat tidur yang teratur

Bantu menghilangkan situasi yang membuat stress sebelum tidur

Monitor makanan dan asupan minuman sebelum tidur

34

Page 35: Askep Gerontik (Sih Utami)

Vital sign monitoring Monitor tekanan darah, nadi,

suhu dan respirasi. Catat adanya fluktuasi tekanan

darah. Monitor tanda-tanda vital saat

pasien berbaring, duduk atau berdiri.

Monitor tekanan darah, nadi, respirasi, sebelum, selama dan setelah aktivitas.

Monitor frekuensi dan irama pernafasan.

Monitor suara paru. Monitor pola pernafasan

abnormal. Monitor suhu, warna dan

kelembaban kulit. Monitor sianosis perifer.

Nyeri b.d ketunadayaan fisik ditandai denganDS:Klien mengatakan: Nyeri sendi Suka kram pada kaki Sering pusing Nyeri di lutut sebelah kanan Tidak kuat berdiri lama-lama Skala nyeri 3

Setelah dilakukan asuhan

keperawatan selama 3x8jam nyeri

klien berkurang

Criteria hasil :

- Skala nyeri 2

- Kram berkurang

- Nyeri di lutut berkurang

- Klien dapat berjalan agak

MANAJEMEN NYERI - lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi, karakteristik, durasi,

frekuensi, kualitas dan faktor

presipitasi

- observasi reaksi non verbal dari

ketidaknyamanan

35

Page 36: Askep Gerontik (Sih Utami)

Nyeri masih bisa hilang dengan pakai koyo

DO:Klien tampak: Sering berbaring di tempat

tidur Memakai koyo di kedua

kakinya TD : 200/100 mmHg

jauh

- Klien dapat melakukan

aktivitasnya tanpa

terganggu

- TD : 130/90 mmHg

- gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

- evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

- kontrol lingkungan yang dapat

mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan, pencahayaan

dan kebisingan

- kurangi faktor presipitasi

- kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

- ajarkan tentang teknik non

farmakologi

- berikan analgetik untuk

mengurangi nyeri

- evaluasi keefektifan kontrol

nyeri

- tingkatkan istirahat

Resiko jatuh ditandai denganDS:Klien mengatakan:

Setelah dilakukan asuhan

keperawatan selama 3x8 jam

Pencegahan jatuh:- Kaji penyebab kekurangan fisik pada

klien- Identifikasi karakteristik lingkungan

36

Page 37: Askep Gerontik (Sih Utami)

Penglihatannya kabur Tidak dapat melihat jelas pada

jarak jauh Pernah operasi katarak 1 tahun

yang lalu namun gagal Pernah terjatuh sampai 8 x

selama tinggal di panti

DO:Klien tampak: Sudah tidak jelas melihat suatu

benda Berjalan pelan-pelan dan

pegangan ke tembok Lantai kamar mandi klien agak

licin dan becek Berjalan harus dituntun

resiko jatuh tidak terjadi

Criteria hasil :

- Klien tidak jatuh

yang meningkatkan risiko jatuh.- Monitor cara berjalan klien,

keseimbangan dan tingkat kelelahan- Sediakan alat bantu jalan.- Ajarkan klien meminimalkan injury.

Manajemen lingkungan.- Identifikasi perilaku atau faktor resiko

terjadinya jatuh- Ciptakan lingkungan yang aman bagi

klien Tinjau adanya riwayat jatuh pada pasien

- Jauhkan lingkungan yang mengancam keselamatan klien

- Antarkan pasien selama aktivitas di luar kamar

Risiko Kerusakan Integritas Kulit ditandai dengan:DS:Klien mengatakan: Gatal-gatal pada badannya Gatal sejak tinggal di panti Sering menggaruk badannya

jika gatal Sprei diganti sebulan sekali Jika gerah atau berkeringat,

mandiDO:

Tujuan:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x8 jam diharapkan tidak terjadi kerusakan integritas kulit

Kriteria Hasil:

Klien tidak mengeluh gatal Tidak ada kemerahan di tubuh

klien

Skin Care: Topical Treatments (3584)

Hindari menggunakan seprai bertekstur kasar

Gunakan sabun antibakterial Berikan bedak tabur pada kulit Jaga kebersihan seprai, bebas

kerut dan kering Gunakan alat perlengkapan

tidur untuk melindungi klien

37

Page 38: Askep Gerontik (Sih Utami)

Klien tampak: Menggaruk badannya Kulit kemerahan Terdapat sedikit bercak-bercak

hitam

Pressure Management Anjurkan pasien untuk

menggunakanpakaian yang longgar

Hindari kerutan padaa tempat tidur

Jaga kebersihan kulit agar tetap bersihdan kering

Monitor kulit akan adanya kemerahan

Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada daerah yang tertekan

Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien

Monitor status nutrisi pasien

38

Page 39: Askep Gerontik (Sih Utami)

E. implementasi dan evaluasi

Tgl/jam No.d

x

Implementasi Evaluasi

4 Maret 201409.30 WIB

1 Mengkaji aktivitas klien sebelum tidurS :klien mengatakan setelah shalat isya langsung tidurO :-

Memonitor pola tidur pasien dan lama tidurS: klien hanya tidur malam dari jam 22.00-03.00 WIBO:-

Mengkaji adanya efek obat yang mempengaruhi tidurS: klien tidak minum obat sebelum tidurO:-

Menjelaskan pentingnya tidur yang cukupO: klien tampak mendengarkan

Mengkaji tekanan darahO : TD : 200/100mmHg

Mengkaji frekuensi dan irama pernafasan.O : rr : 21x/menit, irama teratur

Mengkaji suara paru.O : suara paru vesikuler

Mengkaji pola pernafasan abnormal.

S: Klien mengatakan: Tidak melakukan aktivitas sebelum tidur Tidur setelah shalat isya Tidur dari pkl 22.00 – 03.00 WIB Tidak minum obat sebelum tidur

O:Klien tampak: Mengerti tentang yang dijelaskan TD :200/100 mmHg, rr : 21x/menit

A:Masalah teratasi sebagian

P: Monitor kegiatan yang dapat membuat

lelah untuk mencegah kelelahan yang berlebih

Berikan lingkungan yang mendukung untuk tidur

Perhatikan keadaan fisik yang mengganggu pasien

Kaji TTV

39

Page 40: Askep Gerontik (Sih Utami)

10.00 WIB

11.00 WIB

O : tidak ada suara nappas abnormal Monitor pola pernapasan abnormal2 mengkaji nyeri (lokasi, karakteristik,

durasi, frekuensi, kualitas dan faktor

presipitasi)

S : klien mengatakan nyeri di bagian

lutut kaki sebelah kanan, skala nyeri

3, nyeri hilang saat dioles minyak

angin

O : klien tampak mengurut lututnya

mengkaji reaksi non verbal dari

ketidaknyamanan

O : klien tampak berbaring, terpasang

koyo di lutut kaki

kaji tipe dan sumber nyeri untuk

menentukan intervensi

S : nyeri berasal dari pinggang dan

menjalar sampai kaki

O :-

mengkaji tekanan darah

O : 200/100mmHg

S :

Klien mengatakan :

skala nyeri 3

nyeri di lutut

nyeri hilang saat dipasang koyo

tidak kuat berdiri lama

O :

Klien tampak :

terpasang koyo

lebih banyak di tempat tidur

TD : 200/100 mmHg

A :

Masalah nyrei belum teratasi

P :

Kaji karakteristik nyeri

Kaji skala nyeri

ajarkan tentang teknik non farmakologi

berikan analgetik untuk mengurangi

nyeri

tingkatkan istirahat

kaji TTV

40

Page 41: Askep Gerontik (Sih Utami)

13.00 WIB

3 mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang meningkatkan risiko jatuh.O : tidak tampak lingkungan yang berbahaya

Membantu klien untuk berjalanO : klien dapat berjalan dengan dipapah

Mengidentifikasi perilaku atau faktor resiko terjadinya jatuhO : usia 92 tahun, penglihatan rabun

Mengkaji adanya riwayat jatuh pada pasienS : klien mengatakan sudah pernah jatuh 8x

S :Klien mengatakan : Pernah terjatuh 8x selama di panti Biasanya jatuh tanpa alasan, tiba-tiba

hilang keseimbanganO : usia klien 92 tahun Penglihatan sudah kabur Jalan harus dipapahA :Risiko jatuh.P : mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang

meningkatkan risiko jatuh. Membantu klien untuk berjalan

4 Memberikan bedak tabur pada kulitO : klien tampak nyaman

Memastikan kebersihan seprai, bebas kerut dan keringS : klien mengatakan selalu membereskan tempat tidurnyaO : tempat tidur tampak rapi dan bersih

Monitor kulit akan adanya kemerahanS : klien mengatakan mulai gatal sejak tinggal di panti, suka gatal diseluruh tubuhO : tampak bercak-bercak merah di bagian dada dan tangan

mengoleskan lotion atau minyak/baby oil pada daerah gatal

S :Klien mengatakan : mulai gatal sejak tinggal di panti sprei diganti tiap 1 bulan biasa memakai bedak untuk mengurangi

gatalO :Klien tampak : Nyaman saat di oleskan bedak dan lotion Tempat tidur bersih dan rapiA :Masalah belum teratasiP : Jaga kebersihan seprai, bebas kerut dan

kering Hindari menggunakan seprai yang

41

Page 42: Askep Gerontik (Sih Utami)

O : klien tampak nyaman bertekstur kasar Berikan bedak tabur pada kulit Gunakan selimut saat tidur

5 Maret 201408.30

1 Mengkaji pola tidur pasienS : klien mengatakan tidur jam 21.00-03.30

Memonitor kegiatan yang dapat membuat lelah untuk mencegah kelelahan yang berlebihS : klien tidak melakukan apa-apa sebelum tidur

Memperhatikan keadaan fisik yang mengganggu pasienS : klien mengatakan malam hari masih suka BAK

Mengukur tekanan darahO : 190/90 mmHg

Mengkaji frekuensi dan irama pernafasan.O : rr : 18x/menit, irama teratur

Mengkaji pola pernafasan abnormal.O : tidak ada suara napas abnormal

S:Klien mengatakan: Semalam tidur masih terbangun untuk

BAK Kalau tidur lampu tidak dimatikan Tidur dari jam 21.00-03.30 Tidak tidur lagi sampai pagiO:Klien tampak: Banyak berbaring di tempat tidur TD : 190/90 mmHgA:Masalah teratasi sebagian

P: Kaji tidur klien sebelumnya Dorong pasien untuk tidur teratur Bantu menghilangkan situasi yang

membuat stress sebelum tidur Monitor asupan makanan dan minuman

sebelum tidur Kaji TTV Kaji frekuensi dan irama pernafasan. kaji suara paru. kaji pola pernafasan abnormal.

42

Page 43: Askep Gerontik (Sih Utami)

10.00

11.30

2 Mengkaji karakteristik nyeri

Mengkaji skala nyeri

S : skala nyeri 3

Mengajarkan teknik relaksasi napas

dalam

O : klien dapat memperagakan

dengan baik

Memberikan obat piroxicam 1x1 untuk

mengurangi nyeri

Mengkaji TTV

O : TD : 190/90 mmHg

S :

Klien mengatakan :

skala nyeri 3

nyeri di lutut

nyeri hilang saat dioles balsem

O :

Klien tampak :

lebih banyak di tempat tidur

TD : 190/90 mmHg

A :

Masalah nyeri teratasi sebagian

P :

Kaji karakteristik nyeri

Kaji skala nyeri

Evaluasi teknik relaksasi

berikan analgetik untuk mengurangi

nyeri

tingkatkan istirahat

kaji TTV

3 mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang meningkatkan risiko jatuh.O : tidak tampak lingkungan yang berbahaya

S :Klien mengatakan : Biasanya jatuh tanpa alasan, tiba-tiba

43

Page 44: Askep Gerontik (Sih Utami)

13.00

Membantu klien untuk berjalanO : klien dapat berjalan dengan dipapah

hilang keseimbanganO : Jalan harus dipapahA :Risiko jatuh teratasi sebagianP : mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang

meningkatkan risiko jatuh. Membantu klien untuk berjalan

4 Memberikan bedak tabur pada kulitO : klien tampak nyaman

Memastikan kebersihan seprai, bebas kerut dan keringS : klien mengatakan selalu membereskan tempat tidurnyaO : tempat tidur tampak rapi dan bersih

Monitor kulit akan adanya kemerahanS : suka gatal diseluruh tubuhO : tampak bercak-bercak merah di bagian dada dan tangan

mengoleskan lotion atau minyak/baby oil pada daerah gatalO : klien tampak nyaman

S :Klien mengatakan : biasa memakai bedak untuk mengurangi

gatalO :Klien tampak : Nyaman saat di oleskan bedak dan lotion Tempat tidur bersih dan rapiA :Masalah teratasi sebagianP : Jaga kebersihan seprai, bebas kerut dan

kering Hindari menggunakan seprai yang

bertekstur kasar Berikan bedak tabur pada kulit Gunakan selimut saat tidur

6 Maret 201408.00

1 Mengkaji pola tidur pasienS : klien mengatakan tidur jam 21.30-03.00

S:Klien mengatakan: Semalam tidur masih terbangun untuk

44

Page 45: Askep Gerontik (Sih Utami)

09.00

Memperhatikan keadaan fisik yang mengganggu pasienS : klien mengatakan malam hari masih suka BAK

Menganjurkan klien untuk mengurangi minum teh sebelum tidurS : klien mengatakan akan tidak minum teh lagi mulai malam ini

Mengukur tekanan darahO : 180/90 mmHg

Mengkaji frekuensi dan irama pernafasan.O : rr : 19x/menit, irama teratur

Mengkaji pola pernafasan abnormal.O : tidak ada suara napas abnormal

BAK Tidur dari jam 21.30-03.30O:Klien tampak: Terlihat agak lelah TD : 180/90 mmHg Rr : 19x/menitA:Masalah teratasi sebagian

P: Kaji tidur klien sebelumnya Dorong pasien untuk tidur teratur Bantu menghilangkan situasi yang

membuat stress sebelum tidur Monitor asupan makanan dan minuman

sebelum tidur Kaji TTV Kaji frekuensi dan irama pernafasan. kaji suara paru. kaji pola pernafasan abnormal.

2 Mengkaji karakteristik nyeri

Mengkaji skala nyeri

S : skala nyeri 2

Mengevaluasi teknik relaksasi napas

dalam

S : klien mengatakan menggunakan

S :

Klien mengatakan :

skala nyeri 2

intensitas nyeri berkurang, hanya saat

jalan jauh atau lama saja

45

Page 46: Askep Gerontik (Sih Utami)

09.30

teknik ketika merasa nyeri

Memberikan obat piroxicam 1x1 untuk

mengurangi nyeri

S : klien mengatakan nyeri hilang

ketika minum oba itu

Mengkaji TTV

O : TD : 180/90 mmHg

Rr : 19x/menit

O :

Klien tampak :

sudah mulai duduk-duduk di teras

wajah tampak ceria

TD : 180/90 mmHg

A :

Masalah nyeri teratasi sebagian

P :

Kaji karakteristik nyeri

Kaji skala nyeri

Evaluasi teknik relaksasi

berikan analgetik untuk mengurangi

nyeri

tingkatkan istirahat

kaji TTV

mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang meningkatkan risiko jatuh.O : air kamar mandi menggenang karena tersumbat

Membantu klien untuk berjalanO : klien dapat berjalan dengan dipapah

S :Klien mengatakan : Saluran air dikamar mandi sedang

tersumbat sehingga air menggenangO : Jalan harus dipapahA :Risiko jatuh teratasi sebagianP : mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang

46

Page 47: Askep Gerontik (Sih Utami)

10.00

meningkatkan risiko jatuh. Membantu klien untuk berjalan

Memberikan bedak tabur pada kulitO : klien tampak nyaman

Memastikan kebersihan seprai, bebas kerut dan keringS : klien mengatakan sudah membereskan tempat tidurnyaO : tempat tidur tampak rapi dan bersih

Monitor kulit akan adanya kemerahanO : tampak bercak-bercak merah di bagian dada

mengoleskan lotion atau minyak/baby oil pada daerah gatalO : klien tampak nyaman

S :Klien mengatakan : biasa memakai bedak untuk mengurangi

gatalO :Klien tampak : Nyaman saat di oleskan bedak dan lotion Tempat tidur bersih dan rapiA :Masalah teratasi sebagianP : Jaga kebersihan seprai, bebas kerut dan

kering Hindari menggunakan seprai yang

bertekstur kasar Berikan bedak tabur pada kulit

7 Maret 201409.00

1 Mengkaji pola tidur pasienS : klien mengatakan tidur jam 20.30-03.00

Memperhatikan keadaan fisik yang mengganggu pasienS : klien mengatakan malam hari sudah tidak terbangun untuk BAK lagi

Menganjurkan klien untuk mengurangi minum teh sebelum tidurS : klien mengatakan tidak minum teh lagi semalam

S:Klien mengatakan: Tidur tidak terbangun untuk BAK Tidur dari jam 20.30-03.30 Tidurnya nyenyak Sudah tidak ada masalah yang dipikirkan

lagiO:Klien tampak: Lebih segar dan ceria

47

Page 48: Askep Gerontik (Sih Utami)

10.00

Mengukur tekanan darahO : 160/80 mmHg

Mengkaji frekuensi dan irama pernafasan.O : rr : 18x/menit, irama teratur

Mengkaji pola pernafasan abnormal.O : tidak ada suara napas abnormal

TD : 160/80 mmHg Rr : 18x/menitA:Masalah teratasi sebagian

P: Kaji tidur klien sebelumnya Dorong pasien untuk tidur teratur Bantu menghilangkan situasi yang

membuat stress sebelum tidur Kaji TTV Kaji frekuensi dan irama pernafasan. kaji suara paru. kaji pola pernafasan abnormal.

2 Mengkaji karakteristik nyeri

Mengkaji skala nyeri

S : skala nyeri 2

Memberikan obat piroxicam 1x1 untuk

mengurangi nyeri

S : klien mengatakan nyeri hilang

ketika minum oba itu

Mengkaji TTV

O : TD : 160/80 mmHg

Rr : 18x/menit

S :

Klien mengatakan :

skala nyeri 2

nyeri sudah hampir tidak dirasakan lagi

O :

Klien tampak :

sudah mulai duduk-duduk di teras

wajah tampak ceria

TD : 160/80 mmHg

A :

Masalah nyeri teratasi sebagian

48

Page 49: Askep Gerontik (Sih Utami)

10.30

11.00

P :

Kaji karakteristik nyeri

Kaji skala nyeri

Evaluasi teknik relaksasi

berikan analgetik untuk mengurangi

nyeri

tingkatkan istirahat

kaji TTV

3 mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang meningkatkan risiko jatuh.O : lingkungan tampak bersih, lantai tidak licin

Membantu klien untuk berjalanO : klien dapat berjalan dengan dipapah

S :

O : Jalan harus dipapahA :Risiko jatuh teratasi sebagianP : mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang

meningkatkan risiko jatuh. Membantu klien untuk berjalan

4 Memberikan bedak tabur pada kulitO : klien tampak nyaman

Memastikan kebersihan seprai, bebas kerut dan keringS : klien mengatakan sudah membereskan tempat tidurnyaO : tempat tidur tampak rapi dan bersih

mengoleskan lotion atau minyak/baby

S :Klien mengatakan : memakai bedak jika gatalO :Klien tampak : Nyaman saat di oleskan bedak dan lotion Tempat tidur bersih dan rapiA :Masalah teratasi sebagianP :

49

Page 50: Askep Gerontik (Sih Utami)

oil pada daerah gatalO : klien tampak nyaman

Jaga kebersihan seprai, bebas kerut dan kering

Berikan bedak tabur pada kulit yang gatal

Berikan lotion pada area yang gatal8 Maret 2014

1 Mengkaji pola tidur pasienS : klien mengatakan tidur jam 21.00-04.00

Memperhatikan keadaan fisik yang mengganggu pasienS : klien mengatakan malam hari sudah tidak terbangun untuk BAK lagi

Mengukur tekanan darahO : 150/90 mmHg

Mengkaji frekuensi dan irama pernafasan.O : rr : 18x/menit, irama teratur

Mengkaji pola pernafasan abnormal.O : tidak ada suara napas abnormal

S:Klien mengatakan: Tidur tidak terbangun untuk BAK Tidur dari jam 21.00-04.00 Tidurnya nyenyak, namun masih suka

terbangun karena merasa dingin atau panas

Sudah tidak ada masalah yang dipikirkan lagi

O:Klien tampak: Lebih segar dan ceria TD : 150/90 mmHg Rr : 18x/menitA:Masalah teratasi sebagian

P: Kaji tidur klien sebelumnya Dorong pasien untuk tidur teratur Bantu menghilangkan situasi yang

membuat stress sebelum tidur Kaji TTV Kaji frekuensi dan irama pernafasan.

50

Page 51: Askep Gerontik (Sih Utami)

kaji suara paru. kaji pola pernafasan abnormal.

2 Mengkaji karakteristik nyeri

Mengkaji skala nyeri

S : skala nyeri 1

Mengkaji TTV

O : TD : 150/90 mmHg

Rr : 18x/menit

S :

Klien mengatakan :

skala nyeri 1

nyeri sudah hampir tidak dirasakan lagi

O :

Klien tampak :

sudah mulai duduk-duduk di teras

wajah tampak ceria

TD : 150/90 mmHg

A :

Masalah nyeri teratasi

P :

Lanjutkan diagnosa selanjutnya

3 mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang meningkatkan risiko jatuh.O : lingkungan tampak bersih, lantai tidak licin

Membantu klien untuk berjalanO : klien dapat berjalan dengan dipapah

S :

O : Jalan harus dipapahA :Risiko jatuh teratasiP : Lanjutkan diagnose selanjutnya

4 Memberikan bedak tabur pada kulitO : klien tampak nyaman

S :Klien mengatakan :

51

Page 52: Askep Gerontik (Sih Utami)

Memastikan kebersihan seprai, bebas kerut dan keringS : klien mengatakan sudah membereskan tempat tidurnyaO : tempat tidur tampak rapi dan bersih

mengoleskan lotion atau minyak/baby oil pada daerah gatalO : klien tampak nyaman

memakai bedak jika gatalO :Klien tampak : Nyaman saat di oleskan bedak dan lotion Tempat tidur bersih dan rapiA :Masalah teratasi sebagianP : Jaga kebersihan seprai, bebas kerut dan

kering Berikan bedak tabur pada kulit yang

gatal Berikan lotion pada area yang gatal

11 Maret 2014

1 Mengkaji pola tidur pasienS : klien mengatakan tidur jam 24.00-04.00

Memperhatikan keadaan fisik yang mengganggu pasienS : klien mengatakan malam hari sudah tidak terbangun untuk BAK lagi

Mengukur tekanan darahO : 140/90 mmHg

Mengkaji frekuensi dan irama pernafasan.O : rr : 20x/menit, irama teratur

Mengkaji pola pernafasan abnormal.O : tidak ada suara napas abnormal

S:Klien mengatakan: Tidur tidak terbangun untuk BAK Tidur dari jam 24.00-04.00O:Klien tampak: Lebih segar dan ceria TD : 140/90 mmHg Rr : 20x/menitA:Masalah teratasi sebagian

P: Kaji tidur klien sebelumnya Dorong pasien untuk tidur teratur Bantu menghilangkan situasi yang

membuat stress sebelum tidur

52

Page 53: Askep Gerontik (Sih Utami)

Kaji TTV Kaji frekuensi dan irama pernafasan. kaji suara paru. kaji pola pernafasan abnormal.

4 Memberikan bedak tabur pada kulitO : klien tampak nyaman

Memastikan kebersihan seprai, bebas kerut dan keringS : klien mengatakan sudah membereskan tempat tidurnyaO : tempat tidur tampak rapi dan bersih Sprei tampak diganti

mengoleskan lotion atau minyak/baby oil pada daerah gatalO : klien tampak nyaman

S :Klien mengatakan : memakai bedak jika gatalO :Klien tampak : Nyaman saat di oleskan bedak dan lotion Tempat tidur bersih dan rapi Sprei tampak digantiA :Masalah teratasi sebagianP : Jaga kebersihan seprai, bebas kerut dan

kering Berikan bedak tabur pada kulit yang

gatal Berikan lotion pada area yang gatal

15 Maret 2014

1 Mengkaji pola tidur pasienS : klien mengatakan tidur jam 20.00-04.00

Memperhatikan keadaan fisik yang mengganggu pasienS : klien mengatakan terbangun untuk BAK 3x

Mengukur tekanan darahO : 130/80 mmHg

Mengkaji frekuensi dan irama

S:Klien mengatakan: Terbangun untuk BAK 3 x Tidur dari jam 20.00-04.00 Mencuci sebelum tidur Tidur sudah mulai nyenyakO:Klien tampak: Lebih segar dan ceria

53

Page 54: Askep Gerontik (Sih Utami)

pernafasan.O : rr : 19x/menit, irama teratur

Mengkaji pola pernafasan abnormal.O : tidak ada suara napas abnormal

TD : 130/80 mmHg Rr : 19x/menitA:Masalah teratasi sebagian

P: Kaji tidur klien sebelumnya Dorong pasien untuk tidur teratur Bantu menghilangkan situasi yang

membuat stress sebelum tidur Kaji TTV Kaji frekuensi dan irama pernafasan. kaji suara paru. kaji pola pernafasan abnormal.

4 Memberikan bedak tabur pada kulitO : klien tampak nyaman

Memastikan kebersihan seprai, bebas kerut dan keringS : klien mengatakan sudah membereskan tempat tidurnyaKlien mengatakan semalam mencuci spreinyaO : tempat tidur tampak rapi dan bersih

mengoleskan lotion atau minyak/baby oil pada daerah gatalO : klien tampak nyaman

S :Klien mengatakan : memakai bedak jika gatal mencuci sprei semalamO :Klien tampak : Nyaman saat di oleskan bedak dan lotion Tempat tidur bersih dan rapiA :Masalah teratasi sebagianP : Jaga kebersihan seprai, bebas kerut dan

kering Berikan bedak tabur pada kulit yang

gatal

54

Page 55: Askep Gerontik (Sih Utami)

Berikan lotion pada area yang gatal17 Maret 2014

1 Mengkaji pola tidur pasienS : klien mengatakan tidur jam 20.00-02.00 Klien bangun jam 02.00 untuk sahur dan bisa tidur lagi

Memperhatikan keadaan fisik yang mengganggu pasienS : klien mengatakan terbangun untuk sahur saja

Mengukur tekanan darahO : 150/80 mmHg

Mengkaji frekuensi dan irama pernafasan.O : rr : 17x/menit, irama teratur

Mengkaji pola pernafasan abnormal.O : tidak ada suara napas abnormal

S:Klien mengatakan: Terbangun untuk BAK 3 x Tidur dari jam 20.00-04.00 Mencuci sebelum tidur Tidur sudah mulai nyenyakO:Klien tampak: Lebih segar dan ceria TD : 150/80 mmHg Rr : 17x/menitA:Masalah teratasi sebagian

P: Kaji tidur klien sebelumnya Dorong pasien untuk tidur teratur Bantu menghilangkan situasi yang

membuat stress sebelum tidur Kaji TTV Kaji frekuensi dan irama pernafasan. kaji suara paru. kaji pola pernafasan abnormal.

4 Memberikan bedak tabur pada kulitO : klien tampak nyaman

Memastikan kebersihan seprai, bebas kerut dan kering

S :Klien mengatakan : memakai bedak jika gatalO :Klien tampak :

55

Page 56: Askep Gerontik (Sih Utami)

S : klien mengatakan sudah membereskan tempat tidurnyaO : tempat tidur tampak rapi dan bersih

mengoleskan lotion atau minyak/baby oil pada daerah gatalO : klien tampak nyaman

Nyaman saat di oleskan bedak dan lotion Tempat tidur bersih dan rapiA :Masalah teratasi sebagianP : Jaga kebersihan seprai, bebas kerut dan

kering Berikan bedak tabur pada kulit yang

gatal Berikan lotion pada area yang gatal

18 Maret 2014

1 Mengkaji pola tidur pasienS : klien mengatakan tidur jam 19.30-04.00 Tidurnya sudah mulai nyenyak

Memperhatikan keadaan fisik yang mengganggu pasien

Mengukur tekanan darahO : 130/80 mmHg

Mengkaji frekuensi dan irama pernafasan.O : rr : 18x/menit, irama teratur

Mengkaji pola pernafasan abnormal.O : tidak ada suara napas abnormal

S:Klien mengatakan: Tidak terbangun sama sekali Tidur dari jam 19.30-04.00 Tidur sudah mulai nyenyakO:Klien tampak: Lebih segar dan ceria TD : 130/80 mmHg Rr : 18x/menitA:Masalah tidur sudah teratasi

P: lanjutkan diagnosa selanjutnya

4 Memberikan bedak tabur pada kulitO : klien tampak nyaman

Memastikan kebersihan seprai, bebas kerut dan kering

S :Klien mengatakan : memakai bedak jika gatalO :Klien tampak :

56

Page 57: Askep Gerontik (Sih Utami)

S : klien mengatakan sudah membereskan tempat tidurnyaO : tempat tidur tampak rapi dan bersih

mengoleskan lotion atau minyak/baby oil pada daerah gatalO : klien tampak nyaman

Nyaman saat di oleskan bedak dan lotion Tempat tidur bersih dan rapi Masih tampak bercak merah habis

digaruk Menggaruk-garuk badannyaA :Masalah teratasi sebagianP : Jaga kebersihan seprai, bebas kerut dan

kering Berikan bedak tabur pada kulit yang

gatal Berikan lotion pada area yang gatal

57

Page 58: Askep Gerontik (Sih Utami)

BAB III

Rangkuman, Evaluasi dan Rekomendasi

1. Rangkuman

Dari data pengkajian di atas didapatkan bahwa klien mengeluh sulit tidur karena sering BAK

pada malam hari jadi tidurnya terganggu, selalu bangun antara jam 03.00-03.30 WIB dan

tidak bisa tidur lagi. Klien mengeluh gatal-gatal dan kulit tampak kemerahan. Klien memiliki

mengatakan gatal-gatal sejak tinggal dip anti dan akan gatal-gatal kalau makan telur dan ikan.

Klien juga mengatakan nyeri pada kedua kakinya, sering memakai minyak gosok dan koyo

kalau sedang sakit. Penglihatan klien rabun, harus melihat dari jarak dekat sehingga klien

beresiko untuk jatuh saat berjalan. klien harus dituntun ketika berjalan, dan harus

berpegangan. Klien mampu melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri dan fungsi

kognitif klien baik. Saat pengkajian depresi, klien tidak terindikasi memiliki depresi. Untuk

kegiatan spiritual klien rajin beribadah ke mushola dan rajin mengikuti pengajian yang ada di

panti. Lingkungan yang ada di klien cukup baik, tidak membahayakan bagi klien.

2. Permasalahan

a. Gangguan pola tidur b.d kurang kontrol tidur

b. Nyeri b.d ketunadayaan fisik

c. Risiko jatuh

d. Risiko kerusakan integritas kulit

3. Evaluasi

Setelah dilakukan tindakan, klien mengatakan nyeri sudah agak berkurang, tidak perlu dioles

minyak gosok lagi, tetapi klien masih meminta obat untuk jaga-jaga kalau nyerinya kambuh

lagi. Klien juga mengatakan gatal-gatal masih terasa namun klien menaburkan bedak kalau

terasa gatal, dan gatalnya hilang. Untuk masalah gangguan pola tidur baru sudah teratasi,

frekuensi bangun malam klien sudah mulai berkuurang, tidur sudah mulai nyenyak, klien

mengatakan sudah tidak minum teh lagi sebelum tidur, hanya minum air putih saja

58

Page 59: Askep Gerontik (Sih Utami)

4. Rekomendasi

Penanganan tindak lanjut untuk masalah insomnia pada lansia yaitu dilakukan pengkajian

lebih mendalam tentang tidur menggunakan pengkajian kualitas tidur dan akan mencoba

terapi lain yang dapat mengurangi gangguan tidur dan meningkatkan kualitas tidur.

59

Page 60: Askep Gerontik (Sih Utami)

BAB IV

SAP DAN MEDIA PENDIDIKAN KESEHATAN

A. Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

GANGGUAN TIDUR PADA LANSIA

Pokok pembahasan : Gangguan Tidur Pada Lansia

Sub pokok bahasan : terapi relaksasi otot progresif Pada Lansia

Sasaran : Ny. R (Lansia dengan gangguan tidur)

Tempat : Ruang Mawar PSTW Budi Mulia 4

Hari/Tanggal : Rabu, 19 Maret 2014

Jam : 11.00-11.30 WIB

Waktu : 30 menit

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah diberikan pendidikan kesehatan, klien diharapkan kualitas tidur dapat meningkat.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah dilakukan penyuluhan tentang terapi relaksasi otot progresif pada lansia,

diharapkan mampu untuk :

1. Menyebutkan tujuan terapi relaksasi otot progresif

2. Menyebutkan manfaat terapi relaksasi otot progresif

3. Mendemonstrasikan terapi relaksasi otot progresif

III. PEMBAHASAN MATERI

1. Pengertian terapi relaksasi otot progresif

Relaksasi adalah satu teknik dalam terapi perilaku untuk mengurangi ketegangan

dan kecemasan. Teknik ini dapat digunakan oleh pasien tanpa bantuan terapis dan

60

Page 61: Askep Gerontik (Sih Utami)

mereka dapat menggunakannya untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan yang

dialami sehari-hari di rumah. (Nay, 2007)

Relaksasi adalah teknik yang dapat digunakan semua orang untuk menciptakan

mekanisme batin dalam diri seseorang dengan membentuk pribadi yang baik,

menghilangkan berbagai bentuk pikiran yang kacau akibat ketidak berdayaan

seseorang dalam mengendalikan ego yang dimilikinya, mempermudah seseorang

mengontrol diri, menyelamatkan jiwa dan memberikan kesehatan bagi tubuh.

(Semium, 2006)

Teknik relaksasi otot progresif adalah teknik relaksasi yang dilakukan dengan

cara fokus pada kontraksi dan relaksasi otot-otot tubuh.(Vitahealth, 2013)

2. Tujuan terapi relaksasi otot progresif

a. Mengurangi ketegangan dengan cara melemaskan badan.

b. Individu dapat belajar merilekskan otot-ototnya sesuai dengan keinginannya

melalui suatu cara yang sistematis.

c. Individu dapat belajar menyadari otot-ototnya dan berusaha untuk sedapat

mungkin mengurangi atau menghilangkan ketegangan otot tersebut.

d. Memperdalam relaksasi dan merilekskan otot yang tegangannya berlebihan dan

otot yang tidak perlu tegang.(Goldberg, 2007)

3. Manfaat terapi relaksasi otot progresif

Manfaat dari relaksasi otot progresif ini sendiri adalah untuk mengatasi berbagai

macam permasalahan dalam mengatasi stres, kecemasan, insomnia, dan juga dapat

membangun emosi positif dari emosi negatif. Keempat permasalahan tersebut dapat

menjadi suatu rangkaian bentuk gangguan psikologis bila tidak diatasi. (Goldberg,

2007)

61

Page 62: Askep Gerontik (Sih Utami)

4. Hal-hal yang perlu diperhatikan

Hal hal yang perlu juga diperhatikan dalam melakukan kegiatan relaksasi otot

progresif (Brooker, 2009):

a. Jangan terlalu menegangkan otot berlebihan karena dapat melukai diri sendiri.

b. Untuk merilekskan otot-otot membutuhkan waktu sekitar 10 detik.

c. Posisi tubuh, lebih nyaman dengan mata tertutup. Jangan dengan berdiri.

d. Memeriksa apakah klien benar-benar rileks.

e. Terus menerus memberikan instruksi.

f. Memberikan instruksi tidak terlalu cepat, dan tidak terlalu lambat.

5. Langkah-langkah terapi relaksasi otot progresif

(Vitahealth, 2013)

Gerakan pertama ditujukan untuk melatih otot

tangan. Klien diminta membuat kepalan ini semakin

kuat. Pada saat kepalan dilepaskan, klien dipandu

untuk merasakan rileks selama 10 detik.

Gerakan kedua adalah gerakan untuk melatih otot

tangan bagian belakang. Gerakan ini dilakukan

dengan cara menekuk kedua lengan ke belakang

pada pergelangan tangan sehingga otot-otot di

tangan bagian belakang dan lengan bawah

menegang, jari-jari menghadap ke langit-langit

Gerakan ketiga

Untuk melatih otot-otot Biceps. Genggam kedua

tangan sehingga menjadi kepalan kemudian

membawa kedua kepalan ke pundak sehingga otot-

otot biceps akan menjadi tegang.

62

Page 63: Askep Gerontik (Sih Utami)

Gerakan keempat

Untuk melatih otot-otot bahu. Angkat kedua bahu

setinggi-tingginya seakan-akan bahu akan dibawa

hingga menyentuh kedua telinga.

Gerakan kelima

Untuk melemaskan otot-otot di wajah. Gerakan

untuk dahi dapat dilakukan dengan cara

mengerutkan dahi dan alis sampai otot-ototnya

terasa dan kulitnya keriput

Gerakan keenam

Untuk mengendurkan otot-otot mata diawali dengan

menutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan

ketegangan di sekitar mata dan otot-otot yang

mengendalikan gerakan mata

Gerakan ketujuh

Untuk mengendurkan ketegangan yang dialami oleh

otot-otot rahang dengan cara mengatupkan rahang,

diikuti dengan menggigit gigi-gigi sehingga

ketegangan di sekitar otot-otot rahang

Gerakan kedelapan

Untuk mengendurkan otot-otot sekitar mulut. Bibir

dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga akan

dirasakan ketegangan di sekitar mulut

Gerakan Kesembilan

Untuk merilekskan otot-otot leher bagian depan

maupun belakang. Klien dipandu meletakkan kepala

sehingga dapat beristirahat, kemudian diminta untuk

menekankan kepala pada permukaan bantalan kursi

sedemikian rupa sehingga klien dapat merasakan

ketegangan di bagian belakang leher dan punggung

63

Page 64: Askep Gerontik (Sih Utami)

atas.

Gerakan Kesepuluh

untuk melatih otot leher bagian depan. Gerakan ini

dilakukan dengan cara membawa kepala ke muka,

kemudian klien diminta untuk membenamkan dagu

ke dadanya. Sehingga dapat merasakan ketegangan

di daerah leher bagian muka.

Gerakan kesebelas

Untuk melatih otot-otot punggung. Gerakan ini

dapat dilakukan dengan cara mengangkat tubuh dari

sandaran kursi, kemudian punggung dilengkungkan,

lalu busungkan dada Pada saat rileks, letakkan

tubuh kembali ke kursi, sambil membiarkan otot-

otot menjadi lemas.

Gerakan keduabelas

Untuk melemaskan otot-otot dada. Pada gerakan ini,

klien diminta untuk menarik nafas panjang untuk

mengisi paru-paru dengan udara sebanyak-

banyaknya. Posisi ini ditahan selama beberapa saat,

sambil merasakan ketegangan di bagian dada

kemudian turun ke perut. Pada saat ketegangan

dilepas, klien dapat bernafas normal dengan lega.

Gerakan ketigabelas

Untuk melatih otot-otot perut. Gerakan ini

dilakukan dengan cara menarik kuat-kuat perut ke

dalam, kemudian menahannya sampai perut

menjadi kencang dank keras.

Gerakan keempatbelas

Untuk melatih otot-otot paha, dilakukan dengan

64

Page 65: Askep Gerontik (Sih Utami)

cara meluruskan kedua belah telapak kaki sehingga

otot paha terasa tegang. Gerakan ini dilanjutkan

dengan mengunci lutut), sedemikian sehingga

ketegangan pidah ke otot-otot betis.

IV. METODE

1. Ceramah

2. Demonstrasi

V. KRITERIA EVALUASI

1. Evaluasi Struktur

Peserta hadir ditempat penyuluhan

Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di ruang mawar PSTW Budi Mulia 4

Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya

Kesiapan SAP

2. Evaluasi Proses

Peserta antusias terhadap materi penyuluhan

Peserta mengikuti kegiatan sampai selesai

Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar

3. Evaluasi Hasil

Pasien mengetahui tentang terapi relaksasi otot progresif

65

Page 66: Askep Gerontik (Sih Utami)

Pasien memahami tentang terapi relaksasi otot progresif

VI. KEGIATAN PENYULUHAN

No. WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA

MEDIA dan METODE

1. 3

Menit

Pembukaan :

Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam

Memperkenalkan diri Menjelaskan tujuan dari

penyuluhan Menyebutkan materi yang akan

diberikan

Menjawab salam

Mendengarkan Memperhatikan

Memperhatikan

Ceramah

2. 20

menit

Pelaksanaan :

Menjelaskan tentang terapi relaksasi otot progresif

Menjelaskan tentang tujuan terapi relaksasi otot progresif

Menjelaskan tentang manfaat terapi relaksasi otot progresif

Mendemonstrasikan terapi relaksasi otot progresif

Memperhatikan

Mendengarkan

Ceramah dan demonstrasi

3. 5

Menit

Evaluasi :

Menanyakan kepada peserta tentang materi yang telah diberikan, dan reinforcement kepada peserta yang dapat menjawab pertanyaan.

Menjawab pertanyaan

Tanya jawab

4. 2

Menit

Terminasi :

Mengucapkan terima kasih atas peran serta peserta.

Mengucapkan salam penutup

Mendengarkan

Menjawab salam

Ceramah

66

Page 67: Askep Gerontik (Sih Utami)

BAB V

RANGKUMAN JURNAL

A. Rangkuman Jurnal

Jurnal yang saya dapatkan tentang “Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif

Terhadap Perubahan Tingkat Insomnia Pada Lansia Di Posyandu Lansia Desa Gonilan,

Kartasura”. Penelitian ini dilakukan pada 60 lansia yang mengalami insomnia di Posyandu

Lansia Desa Gonilan, Kartasura. Salah satu bentuk dari terapi perilaku terhadap penurunan

insomnia adalah dengan teknik relaksasi. Teknik relaksasi pertama kali dikenalkan oleh

Edmund Jacobson seorang Psikolog dari Chicago yang mengembangkan metode fisiologis

melawan ketegangan dan kecemasaan. Metode relaksasi terdiri dari beberapa macam, yaitu:

(1) relaksasi otot, (2) pernafasan diafragma, (3) imagery training, (4) biofeedback, dan (5)

hypnosis (Miltenberger, 2004). Relaksasi progresif sampai saat ini menjadi metode relaksasi

termurah, tidak memerlukan imajinasi, tidak ada efek samping, mudah untuk dilakukan,

serta dapat membuat tubuh dan fikiran terasa tenang, rileks, dan lebih mudah untuk tidur

(Davis dalam Ari, 2010). Hasil penelitian didapatkan bahwa setelah diberikan terapi

relaksasi otot progresif pada kelompok perlakuan lansia yang mengalami insomnia berat

menurun menjadi 0%, lansia yang mengalami insomnia sedang sebesar 56,7% dan lansia

yang mengalami insomnia ringan sebesar 43,3%, sedangkan pada kelompok kontrol tingkat

insomnia pada lansia relative tidak mengalami perubahan.

B. Analisis Jurnal

Jurnal ini berisi tentang pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap kualitas

tidur pada lansia. Dalam penelitian ini didapatkan bahwa terapi relaksasi otot progresif

berpengaruh pada kualitas tidur pada lansia yang diberikan intervensi. Dari hasil penelitian

ini, saya tertarik untuk mengaplikasikan tehnik ini untuk mengatasi gangguan tidur pada Ny.

R. Diharapkan dengan terapi relaksasi otot progresif ini klien dapat tidur dengan nyenyak.

67

Page 68: Askep Gerontik (Sih Utami)

A. Rangkuman jurnal

Jurnal yang saya dapatkan tentang “Hubungan Kualitas Tidur Dengan

FungsiKognitif Dan Tekanan Darah Pada Lansia Di Desa Pasuruhan

Kecamatan Mertoyu dan Kabupaten Magelang”. Penelitian ini

dilakukan pada 70 lansia yang mengalami insomnia di Desa Pasuruhan

Kecamatan Mertoyu dan Kabupaten Magelang. Menurut Epstein

(2008), menurunnya aktivitas dalam korteks akan membiarkan otot-

otot menjadi semakin rileks, begitu rangsangan antara pikiran dan otot

menurun, sehingga seseorang akan mengantuk dan tertidur. Pada saat

seseorang tertidur jantung akan berdetak lebih lamban dan tekanan

darah akan menurun dan pembuluh darah akan melebar. Begitu juga

sebaliknya, jika seseorang mengalami gangguan dalam tidurnya atau

kurang tidur akan beresiko terjadi peningkatan tekanan darah atau

hipertensi, dimana pembuluh darah mengalami vasokonstriksi. Hasil

penelitian didapatkan bahwa Hasil penelitian: menunjukkan bahwa ada

hubungan antara kualitas tidur dengan fungsi kognitif dan ada

hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah pada lansia.

B. Analisis Jurnal

Jurnal ini berisi tentang Hubungan Kualitas Tidur Dengan Fungsi Kognitif

Dan Tekanan Darah Pada Lansia Di Desa Pasuruhan Kecamatan Mertoyu

dan Kabupaten Magelang. Dalam penelitian ini didapatkan bahwa ada hubungan

antara kualitas tidur dengan fungsi kognitif dan ada hubungan antara

kualitas tidur dengan tekanan darah pada lansia. Dari hasil penelitian ini, saya

mengambil kesimpulan tingginya tekanan darah pada Ny. R dikarenakan gangguan pada

pola tidurnya sehingga perlu dilakukan intervensi agar pola tidur kembali normal dan

tekanan darah juga berkurang.

68

Page 69: Askep Gerontik (Sih Utami)

DAFTAR PUSTAKA

Brooker, C. 2009. Ensiklopedia Keperawatan. Jakrta: EGC

Goldberg, B. 2007. Self Hypnosis. Yogyakarta: B-First

Guyton&Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC

Japardi,I. 2002. Gangguan Tidur. Fakultas Kedokteran bagian bedah: USU

Khasanah dan Hidayati. 2012. Kualitas Tidur Lansia Balai Rehabilitasi Sosial

“MANDIRI” Semarang. Journal Nursing Studies 1. 189-196

Nay, W.R. 2007. Mengelola Kemarahan. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta

Patlak, M. 2005. Your Guide to Healthy Sleep. U.S DEPARTEMENR OF HEALTH

AND HUMAN SERVICES-National Institutes of Health, NH Publication No

06-5271

Potter,P.A, Perry,A.G. 2005. Buku Ajar Fundamentak Keperawatan: Konsep,

Proses, dan Praktik Edisi 4 Volume 1. Jakarta: EGC

Semiun,Y. 2006. Kesehatan Mental. Yogyakarta: Kanisius

Stockslager,L.J. 2007. Buku Saku Asuhan Keperawatan Geriatrik. Jakarta:

EGC

Vitahealth. 2013. Hipertensi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

69