resume bab 13-18 ekonomi mikro sadono

21
1 RESUME BAB 13-18 BUKU MIKRO EKONOMI PENULIS : SADONO SUKIRNO Nitya Putri Djiwandari 123112351650106 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Upload: snoopy1995

Post on 03-Jan-2016

4.592 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

Ekonomi Mikro Sadono Sukirno

TRANSCRIPT

1

RESUME BAB 13-18

BUKU MIKRO EKONOMI

PENULIS : SADONO SUKIRNO

Nitya Putri Djiwandari

123112351650106

Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

2

BAB 13

MONOPOLISTIS

1. Ciri-ciri Persaingan Monopolistis

Pasar persaingan monopolistis dapat didefinisikan sebagai suatu pasar

dimana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang yang berbeda

corak (differential product). Ciri-Ciri Persaingan Monopolistis :

i. Terdapat Banyak Penjual

Terdapat cukup banyak penjual dalam pasar persaingan monopolistis,

Perusahaan dalam pasar monopolistis mempunyai ukuran yang relatif sama

besarnya. Keadaan ini yang menyebabkan produksi suatu perusahaan

rekatif sedikit dibandingkan dengan keseluruhan produksi dalam

keseluruhan pasar.

ii. Barangnya Bersifat Berbeda Corak

Produksi dalam pasar persaingan monopolistis berbeda

coraknya(differntiated product) dan secara fisik mudah dibedakan antara

produksi suatu perusahaan dengan perusahaan lain.

iii. Mempunyai Sedikit Kekuasaan Mempengaruhi Harga

Pengaruh ini relatif kecil kalau dibandingkan dengan oligopoli dan monopoli.

Kekuasaan mempengaruhi harga bersumber dari sifat yang dihasilkan, yaitu

bersifat berbeda corak atau differentiated product.

iv. Kemasukan ke Dalam Industri Relatif Mudah

Perusahaan yang akan masuk dan menjalankan usaha tidak banyak mendapat

kesukaran/hambatan seperti di oligopoli dan monopoli, tetapi juga tidak

semudah seperti pada persaingan sempurna. Karena diperlukannya modal

yang relati besar dan barang yang dihasilkan harus berbeda coraknya

dengan yang ada di pasaran.

v. Persaingan Promosi Penjualan Sangat Aktif (bukan harga)

Pengusaha melakukan persaingan bukan harga (non-price competition), yaitu dengan cara memperbaiki mutu dan desain barang, kegiatan iklan,

syarat penjualan yang menarik dsb.

2. Keseimbangan dalam Pasar Persaingan Monopolistis

Kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan dalam persaingan

monopolistis adalah lebih elastis dari yang dihadapi monopoli, tetapi

elastisitasnya tidak mencapai elastis sempurna (kurva permintaan sejajar sumbu

datar - yang merupakan kurva permintaan yang dihadapi suatu perusahaan dalam

persaingan sempurna). Maka pada hakikatnya kurva permintaan ke atas barang

produksi perusahaan dalam persaingan monopolistis adalah bersifat menurun

secara sedikit demi sedikit ( lebih mendatar dan bukan turun dengan curam).

3

i. Keseimbangan Jangka Pendek

Keseimbangan yang dicapai suatu perusahaan dalam persaingan monopolistis

sama dengan di dalam monopoli, Bedanya adalah di dalam monopoli yang dihadapi

adalah permintaan dari seluruh pasar, sedangkan dalam monopolistis permintaan

yang dihadapi perusahaan adalah sebagian dari keseluruhan pasar.

ii. Keseimbangan Jangka Panjang

Seperti halnya dengan perusahaan dalam pasar persaingan sempurna, dalam

persaingan monopolistis setiap perusahaan hanya mendapat keuntungan normal

di dalam jangka panjang.

Perbedaan antara monopolistis dengan persaingan sempurna yang juga

memperoleh keuntunga normal adalah :

a. Harga dan biaya produksi di pasar persaingan monopilstis lebih tinggi

b. Kegiatan memproduksi di monopolistis belum mencapai tingkat yang optimal

(mencapai tingkat dimana biaya produksi per unit adalah palin rendah).

3. Penilaian ke Atas Persaingan Monopolistis

Penilaian ke atas efek dari pasar yang bersifat persaingan monopolistis

kepada penggunaan sumber-sumber daya, dorongan untuk mengembangkan

teknologi dan inovasi, dan corak distribusi pendapatan. Promosi penjualan secara

iklan adalah merupakan kegiatan yang paling penting dilakukan oleh perusahaan

monopolistis.

i. Efisiensi Dalam Menggunakan Sumber Daya

Walaupun perusahaan persaingan sempurna dan perusahaan monopolistis

sama-sama mendapat keuntungan normal, tetapi dalam monopolistis biaya

produksi per unit lebih tinggi, harga barang lebih tinggi dan jumlah produksi

lebih rendah (sehingga menyebabkan kapasitas memproduksi yang digunakan

adalah di bawah tingkat yang optimal).

4. Persaingan Bukan-harga

Mengandung arti usaha-usaha di luar perubahan harga yang dilakukan oleh

perusahaan untuk menarik lebih banyak pembeli ke atas barang yang di

produksikannya. Dengan kata lain, menarik lebih banyak pelanggan bukan dengan

cara menurunkan harga melainkan dengan promosi yang lain.

Persaingan bukan harga dibedakakan kepada dua jenis :

i. Diferensiasi Produksi

Menciptakan barang sejenis tetapi berbeda coraknya dengan produksi

perusahaan-perusahaan lain

4

ii. Iklan dan Berbagai Bentuk Promosi Penjualan

Mempersiapkan dan membuat iklan adalah suatu bagian penting dari usaha

untuk memasarkan hasil produksi dari suatu perusahaan.

5. Kebaikan dan Keburukan Pengiklanan

i. Kebaikan :

a. Menghasilkan barang yang berbeda corak

Ciri ini meingkatkan kesejahteraan konsumen karena mereka dapat memilih

corak barang yang sesuai dengan selera dan kemampuannya.

b. Distribusi pendapatan dalam masyarakat lebih merata

Karena perusahaan terdiri dari perusahaan-perusahaan kecil yang

memperoleh untung normal, pemilik modal tidak memiliki kekayaan yang

berlebihan dan kesempatan kerja yang diciptakan lebih besar.

ii. Keburukan :

a. Operasinya tidak seefisien pasar persaingan sempurna, karena (i) harga

lebih tinggi dan (ii) kuantitas produksi lebih rendah dan (iii) pada

keseimbangan tidak tercapai efisiensi produktif dan efisiensi alokatif.

b. Perusahaan tidak mempunyai galakan untuk melakukan inovasi. Modal yang

lebih terbatas, pasar yang terbatas dan kecenderungan memperoleh

keuntungan normal dalam jangka panjang menghalang firma untuk

menciptakan inovasi.

iii. Pengiklanan memberikan beberapa sumbangan penting kepada

masyarakat, yaitu :

Dapat menurunkan biaya produksi

Membantu konsumen memilih barang yang sesuai

Menggalakan perkembangan mutu

Mengembangkan industri komunikasi

Menambah kesempatan kerja

BAB 14

OLIGOPOLI

1. Ciri-ciri Pasar Oligopoli

Oligopoli merupakan pasar barang yang terdiri hanya dari beberapa

perusahaan uang mempunyai ukuran dan modal yang relatif besar, adakalanya

pasar oligopoli terdiri dari dua perusahaan saja dan pasar seperti itu

dinamakan duopoli.

5

Pasar oligopoli hanya terdiri dari sekelompok kecil perusahaan. Biasanya

struktur dari industri oligopoli adalah terdapat beberapa perusahaan raksasa

yang menguasai sebagian besar pasar oligopoli. Ciri-Ciri Pasar Oligopoli:

i. Menghasilkan Barang Standar maupun Barang Berbeda Corak

Perusahaan dalam oligopoli menghasilkan barang standar (standardized

product), contohnya adalah industri yang menghasilkan bahan mentah

(bensin, baja, alumunium) dan industri bahan baku (semen dan bahan

bangunan). Sedangkan barang berbeda corak (differentiated product) pada

umumnya adalah barang yang dihasilkan menjadi barang akhir (industri

mobil, rokok, inustri sabun mandi dll)

ii. Kekuasaan Menentukan Harga, kemungkinan lemah maupun tangguh

Tanpa adanya kerjasama, kekuasaan menentukan harga menjadi lebih

terbatas. Tetapi kalau perusahaan dalam oligopoli bekerja sama dalam

menentukan harga, maka harga dapat distabilkan pada tingkat yang mereka

kehendaki.

iii. Promosi Secara Iklan

Iklan secara terus menerus sangat diperlukan oleh perusahaan oligopoli yang

menghasilkan barang yang berbeda corak, Tujuannya yaitu agar menarik

pembeli baru dan mempertahankan pembeli lama.

2. Penentuan Harga dan Produksi Tanpa Persepakatan

Didalam melihat pemaksimuman keuntungan dalam suatu perusahaan

oligopoli, akan diperhatikan bagaimana tujuan itu akan dicapai apabila

perusahaan-perusahaan tidak membuat persepakatan, Maksudnya setiap

tindakan yang dilakukan perusahaan akan menimbulkan implikasi yang nyata

kepada perusahaan-perusahaan lainnya.

3. Bentuk-bentuk Hambatan Kemasukan Oligopoli

Terdapat jumlah perusahaan yang terbatas di dalam pasar merupakan

suatu bukti nyata bahwa perusahaan-perusahaan baru adalah sangat sukar untuk

masuk ke pasar oligopoli.

Faktor-faktor penting yang menyebabkan kesukaran memasuki pasar

oligopoli :

a. Skala ekonomi

Apabila suatu perusahaan oligopoli dapat menikmati skala ekonomi

sehingga ke tingkat produksi yang sangat besar, ini berarti semakin

banyak produksinya semakin rendah biaya produksi per unit.

b. Perbedaan Biaya produksi

6

Biasanya pada setiap tingkat produksi, biaya produksi per unit yang harus

dikeluarkan perusahaan yang baru adalah lebih tinggi dari yang

dikeluarkan perusahaan lama.

c. Keistimewaan Hasil Produksi

Keistimewaan yang dimiliki oleh barang yang diproduksikan oleh

perusahaan lama merupakan sumber lain yang dapat menghambat

kemasukan perusahaan baru.

i . Barang tsb sudah sangat terkenal (product recognition)

ii. Barang tsb sangat rumit (product complexity)

4. Penilaian ke Atas Pasar Oligopoli

Di dalam menilai kebaikan pasar oligopoli, ada tiga aspek yang perlu

diperhatikan, yaitu :

i. Efisiensi Dalam Menggunakn Sumber-Sumber Daya

Efisensi dalam menggunakan sumber-sumber daya akan tercapai

apabila biaya marjinal = hasil penjualan marjinal = harga. Keadaan ini

hanya akan tercapai apabila tingkat harga adalah sama dengan biaya rata-

rata yang paling rendah.

Pada umumnya keadaan ini tidak dicapai oleh perusahaan dalam oligopoli.

Maka dipandang dari syarat efisiensi ini perusahaan dalam ologopoli

tidakalah menggunakan sumber-sumber daya secara efisien.

ii. Perkembangan Teknologi dan Inovasi

Terdapat cukup alasan bahwa pasar oligopoli merupakan struktur

pasar yang paling memberikan dorongan untuk mengembangkan teknologi

dan melakukan inovasi.

Dua alasan penting yang dapat digunakan, yaitu :

· Adanya untung yang lebih dari normal

· Menekankan kepada persaingan harga akan menimbulkan efek yang

kurang menguntungkan kedudukan perusahaan di dalam industri.

iii. Kentungan Perusahaan

Walaupun dalam pasar oligopoli terdapat persaingan, keadaan

persaingan tersebut tidaklah seluas pasar persaingan sempurna dan pasar

monopolistis. Persaingan terutama datang dari perusahaan yang sudah ada

di dalam industri. Persaingan yang dibatasi ini memungkinkan perusahaan

mendapat keuntungan yang melebihi normal.

*Kebaikan Pasar Oligipoli : Operasi firma dapat mencapai efisiensi yang

tinggi dan menurunkan biaya produksi dan perusahaan selalu melakukan

pengembangan dan inovasi.

7

*Kelemahan Oligopoli : Distribusi pendapatan akan semakin tidak merata.

BAB 15

PERMINTAAN TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI

1. Pentingnya Analisis Penentuan Harga Faktor

a) Menganalisis Pengalokasian Faktor – Faktor Produksi

Memaksimumkan produksi dapat diciptakan oleh sumber daya yang tersedia.

Di dalam setiap perusahaan usaha untuk menciptakan pengalokasian faktor –

faktor produksi yang optimal harus dijalankan. Tindakan itu akan membantu

tujuan keseluruhan perekonomian untuk mengalokasikan sumber – sumber daya

dalam perekonomian secara efisien. Keuntungan & ketahanan (survival )

perusahaan tergantung pada kemampuan perusahaan untuk menggunakan faktor

– faktor produksi yang dapat diperolehnya secara efisien.

b) Pendapatan Faktor Produksi dan Distribusi Pendapatan

Setiap faktor produksi dalam perekonomian adalah milik seseorang.

Pemiliknya menjual faktor produksi tersebut kepada para pengusaha, & sebagai

balas jasa, mereka akan memperoleh pendapatan. Tenaga kerja mendapat gaji &

upah. Tanah memperoleh sewa. Modal memperoleh bunga & keahlian

keusahawanan memperoleh keuntungan. Pendapatan yang diterima masing –

masing faktor produksi tergantung harga & jumlah yang digunakan.

2. Teori Produktivitas Marjinal

Suatu faktor produksi akan menciptakan keuntungan yang paling

maksimum apabila ongkos produksi tambahan yang dibayarkan kepada faktor

produksi itu sama dengan hasil penjualan tambahan yang diperoleh dari produksi

tambahan yang diciptakan oleh faktor produksi tersebut.

a) Menentukan Jumlah Faktor Produksi Yang Digunakan

Pada tingkat penggunaan faktor produksi tertentu, produsen telah mencapai

keuntungan maksimum. Apabila penggunaan faktor produksi terus bertambah,

keuntungan akan berkurang dan apabila faktor produksi yang digunakan

dikurangi, keuntungan juga akan berkurang.

b) Permintaan ke Atas Faktor Produksi

8

Dalam teori ini terlebih dahulu perlu dibuat beberapa permisalan, yaitu :

· Perusahaan menjual barang dalam pasar persaingan sempurna, harga

barang tidak berubah walaupun jumlah yang dijual berbeda.

· Hanya 1 saja faktor produksi yang jumlah penggunaannya dapat diubah –

ubah. Misalnya tenaga kerja.

· Perusahaan membeli faktor produksi yang dapat mengalami perubahan itu

dalam pasar faktor produksi yang bersifat persaingan sempurna.

Berdasarkan permisalan tersebut, hubungan diantara banyaknya faktor

produksi

c) Tingkat Produksi dan Hasil Penjualan

Pertambahan produksi dinamakan Produksi fisik Marginal atau MPP (Marginal

Physical Product). Sedangkan jumlah produksi fisik adalah TPP atau total

physical product. Hasil penjualan produksi total adalah total revenue product

(TRP). Hasil penjualan produksi marginal yaitu marginal revenue product (MRP).

d) Jumlah Faktor Produksi yang Digunakan

Ditinjau dari sudut penggunaan faktor – faktor produksi, seorang produsen akan

memaksimumkan keuntungannya apabila melakukan kegiatan produksi sampai

pada tingkat dimana hasil penjualan marginal sama dengan harga faktor atau

MRP

3. Persaingan Tidak Sempurna dan Permintaan Faktor Produksi

a. Permintaan Faktor

Dalam pasar barang yang bersifat persaingan tidak sempurna harga akan

menjadi semakin rendah pada tingkat produksi / penjualan barang yang semakin

tinggi. Harga yang semakin rendah ini menyebabkab hasil penjualan dan hasil

penjualan marginal pada setiap tingkat penggunaan tenaga kerja adalah lebih

rendah dari yang terdapat dalam pasar persaingan sempurna.

b. Grafik Permintaan Faktor

Kurva hasil penjualan produksi marginal di dalam pasar persaingan tidak

sempurna akan selalu terletak di sebelah kiri dari kurva hasil penjualan produksi

marginal di dalam persaingan sempurna. Keadaan ini disebabkan karena pada

tingkat penggunaan tenaga kerja yang lebih tinggi, harga barang menjadi lebih

9

murah. Maka pada setiap tingkat penggunaan tenaga kerja, tambahan hasil

penjualan dalam pasar persaingan tidak sempurna adalah lebih rendah dari yang

diperoleh dalam pasar persaingan sempurna.

4. Sifat Permintaan Terhadap Faktor Produksi

a) Permintaan Terkait

Permintaan seorang pengusaha ke atas faktor – faktor produksi

mempunyai sifat berbeda – beda. Permintaan tersebut dipengaruhi oleh

keinginan pengusaha untuk menghasilkan barang – barang yang akan dijual ke

pasar untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Selama pertambahan penggunaan

suatu faktor produksi akan menambah keuntungannya, lebih banyak faktor

produksi tersebut akan digunakannya. Oleh karena permintaan pengusaha ke

atas sesuatu faktor produksi ditentukan oleh kemampuan faktor produksi

tersebut untuk menghasilkan barang yang dapat dijual pengusaha itu dengan

menguntungkan, permintaan ke atas faktor – faktor produksi dinamakan

permintaan terkait / Derived Demand.

b) Bentuk Kurva Permintaan Ke Atas Faktor

Kurva permintaan ke atas faktor produksi menurun dari kiri atas menuju

kanan bawah. Kurva seperti itu menggambarkan bahwa makintinggi harga faktor

produksi, makin sedikit permintaan ke atas faktor produksi tersebut.Kurva

permintaan ke atas sesuatu faktor pada umumnya menurun ke bawah karena :

Perubahan harga akan merubah pendapatan riel pembeli & perubahan

pendapatan riel ini selanjutnya mempengaruhi permintaannya.

Perubahan harga merubah kepuasan relatif dari mengonsumsikan barang

itu jika dibandingkan dengan barang lain.

Permintaan ke atas sesuatu faktor produksi digambarkan oleh kurva yang

menurun ke bawah disebabkan oleh :

– Harga faktor produksi yang lebih tinggi akan menaikkan harga barang

yang dihasilkannya, maka harga barang tersebut akan

naik dan permintaannya berkurang, yang selanjutnya menimbulkan

pengurangan ke atas permintaan faktor produksi.

10

– Perubahan harga akan menimbulkan penggantian dari faktor produksi yang

menjadi relatif mahal kepada faktor produksi yang relatif murah.

– Sebagai akibat dari pengaruh hukum hasil lebih yang semakin berkurang.

5. Elastisitas Permintaan Faktor Produksi

Sesuatu perubahan harga faktor produksi akan menimbulkan akibat yang

berlainan ke atas perubahan jumlah berbagai faktor produksi yang digunakan.

i. Elastisitas Permintaan Dari Barang yang Dihasilkan

Makin besar elastisitas permintaan ke atas barang yang dihasilkan, makin

besar pula elastisitas permintaan ke atas faktor produksi.

ii. Perbandingan di Antara Ongkos yang Dibayar Kepada Faktor Produksi

Dengan Ongkos Total

Makin besar bagian dari ongkos produksi total yang dibayarkan kepada

sesuatu faktor produksi, makin lebih elastis permintaan faktor produksi

tersebut.

iii. Tingkat Penggantian di Antara Faktor Produksi

Makin banyak faktor – faktor produksi lainnya yang dapat menggantikan

sesuatu faktor produksi tertentu, semakin elastis permintaan ke atas faktor

produksi tsb.

iv. Tingkat Penurunan Produksi Fisik Marginal (MPP)

Makin cepat penurunan produksi fisik marginal makin tidak elastis

permintaan ke atas faktor produksi yang bersangkutan.

6. Syarat Penggunaan Optimum Faktor-faktor Produksi

i. Gabungan Faktor Produksi yang Meminimumkan Biaya

Penggunaan faktor – faktor produksi akan meminimumkan ongkos apabila

setiap rupiah yang dibayarkan kepada faktor produksi menghasilkan produksi

fisik marginal yang sama besarnya. Produksi fisik marginal dari

modal tersebut tenaga kerja untuk setiap rupiah adalah :

a) MPP per rupiah dari modal = Pl = MRPl

b) MPP per rupiah dari tenaga kerja = Pc = MRPc

ii. Gabungan Faktor Yang Memaksimumkan Keuntungan

11

Penggunaan faktor – faktor produksi akan

memaksimumkan keuntungan apabila harga faktor produksi dengan

penjualanmarginal yang sama besarnya. Produksi fisik marginal dari

modal tersebut tenaga kerja untuk setiap rupiah adalah :

a) MPP per rupiah dari modal = Pl = MRPl

b) MPP per rupiah dari tenaga kerja = Pc = MRPc

BAB 16

PENENTUAN UPAH DI PASAR TENAGA KERJA

1. Upah Uang dan Upah Riil

Pembayaran tenaga kerja dibedakan dua jenis, yaitu upah dan gaji. Gaji

adalah pembayaran yang diberikan kepada pekerja tetap dan tenaga kerja

profesional yang biasanya dilaksanakan sebulan sekali seperti pegawai

pemerintah, guru, dosen, manajer, akuntan. Sedangkan upah dimaksudkan

sebagai pembayaran kepada pekerja – pekerja yang pekerjaannya berpindah –

pindah, seperti pekerja pertanian, tukang kayu, tukang batu, dan buruh kasar.

a. Perbedaan Upah Uang dan Upah Riil

Upah Uang adalah jumlah uang yang diterima pekerja dari pengusaha sebagai

pembayaran ke atas tenaga mental dan fisik para pekerja dalam proses

produksi. Upah riil adalah tingkat upah pekerja yang yang diukur dari sudut

kemampuan upah tersebut dalam membeli barang dan jasa yang dibutuhkan

untuk memenuhikebutuhan para pekerja.

b. Cara Menghitung Upah Riil

Setiap negara membuat indeks harga, yaitu suatu indeks atau ukuran yang

memberikan gambarang tentang rata – rata dari perubahan harga dari waktu ke

waktu. Fungsi indeks harga adalah untuk menaksir upah riil pekerja dari tahun

ke tahun.

2. Hubungan antara Produktivitas dan Upah

Rumus yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara upah riil dan

produktivitas pekerja ditujukkan oleh teori permintaan ke atas faktor produksi.

Dimisalkan harga barang pada hasil penjualan marginal dan tingkat tenaga

kerjanya sama, maka mencerminkan perbedaan dalam produktivitas, yang akan

mencerminkan hasil penjualan yang lebih tinggi, sehingga menyebabkan

12

penawaran tenaga kerja di pasar lebih tinggi yang berakibat meningkatkan

permintaan tenaga kerja. Sehingga hal tersebut akan menyebabkan keadaan di

mana jika produktivitas tinggi, upah riil tenaga kerja akan semakin tinggi.

3. Penentuan Upah di Berbagai Bentuk Pasar Tenaga Kerja

Pasar tenaga kerja dapat dibedakan dalam berbagai jenis. Bentuk-bentuk pasar

tenaga kerja yang terpenting adalah:

i. Pasar tenaga kerja yang bersifat persaingan sempurna.

Kurva permintaan ke atas tenaga kerja, seperti juga kurva permintaa ke atas

sesuatu barang, bersifat menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Berarti

permintaan ke atas tenaga kerja bersifat: semakin tinggi / rendah upah tenaga kerja, semakin sedikit / banyak permintaan ke atas tenaga kerja.

ii. Pasar tenaga kerja monopsoni.

Monopsoni berarti hanya terdapat satu pembeli di pasar sedangkan penjual

jumlahnya banyak. Berarti pasar tenaga kerja seperti ini bersifat monopoli di

pihak perusahaan.

iii. Pasar tenaga kerja monopoli di pihak pekerja.

Penentuan upah dalam pasar tenaga kerja yang bersifat monopoli pihak

pekerja dibedakan menjadi tiga keadaan yaitu:

a. Menuntut Upah yang Lebih Tinggi

Kalau organisasi serikat buruh dapat meliputi dan mewakili sebagian besar

tenaga kerja di dalam suatu industri, kemampuannya untuk menentukan

tingkat upah adalah sangat besar. Apabila tuntutan serikat buruh tersebut

tidak dapat dipenuhi para pengusaha, serikat buruh tersebut dapat membuat

ancaman (misalnya mogok kerja) yang akan menimbulkan implikasi yang sangat

buruk kepada perusahaan-perusahaan.

b. Membatasi Penawaran Tenaga Kerja

Terdapat organisasi serikat buruh / persatuan pekerja yang bersifat sangat

khusus misalnya persatuan sekretaris, persatuan ahli teknik, persatuan

dokter, dan sebagainya. Persatuan-persatuan seperti ini dapat mempengaruhi

upah yang mereka terima dengan cara membatasi penawaran mereka. Salah

satu caranya adalah dengan membatasi keanggotaan mereka, dan melarang

bukan anggota untuk menjalankan kegiatan di daerah yang diliputi oleh

persatuan tersebut.

c. Menambah Permintaan Tenaga Kerja

Kedua-dua cara serikat buruh untuk menaikkan upah diatas, mencapai

tujuannya dengan membuat suatu pengorbanan yang cukup serius, yaitu

dengan mengurangi penggunaan tenaga kerja. Kekuasaan monopoli yang

dimiliki pekerja menyebabkan setiap pekerja memperoleh upah yang lebih

tinggi dari upah yang didalam pasar persaingan sempurna, akan tetapi tenaga

kerja yang digunakan perusahaan-perusahaan adalah lebih sedikit dari pada

apabila pasar tenaga kerja berbentuk pasar persaingan sempurna.

13

Pasar monopoli di kedua belah pihak yaitu pengusaha dan pekerja (monopoli

bilateral).

a) Menentukan tigkat upah apabila pasar tenaga kerja adalah monopsoni.

b) Penentuan tingkat upah apabila pasar tenaga kerja adala monopoli.

Dari analisis tersebut dapat dilihat bahwa didalam pasar monpsoni upah adalah

lebi rendah dibandingkan di pasar persaingan sempurna, sedangkan sipasar

monopoli upah adalah lebih tinggi dari pasar persaingan sempurna. Dengan

demikian upah mencapai tingkat yang berbeda sekali didalam dua pasar

tersebut.

4. Faktor-faktor yang Menimbulkan Perbedaan Upah

a. Perbedaan corak permintaan dan penawaran dalam berbagai jenis pekerjaan.

b. Perbedaan dalam jenis-jenis pekerjaan.

c. Perbedaan kemampuan, keahlian dan pendidikan.

d. Terdapat pertimbangan bukan keuangan dalam memilih pekerjaan.

e. Ketidak sempurnaan dalam mobilitas tenaga kerja.

BAB 17

SEWA, BUNGA, DAN KEUNTUNGAN

1. Sewa Ekonomi dari Pendapatan Pindahan

Sewa Ekonomi adalah bagian pembayaran ke atas sesuatu faktor produksi yang

melebihi dari pendapatan yang diterimanya dari pilihan pekerjaan lain yang

terbaik yang mungkin dilakukannya.

i. Tanah dan Sewa Ekonomi

Tanah merupakan faktor produksi yang jumlahnya tidak dapat diubah,

yaitu jumlahnya tidak dapat ditambah atau dikurangi. Yang dapat dilakukan

adalah memperbaiki mutu dari tanah yang tersedia, misalnya dengan

menyediakan irigasi yang baik di tanah-tanah yang digunakan untuk

persawahan, dan membuat proyek-proyek mencegah banjir di tanah-tanah

yang sering digenangi air. Sebagai akibat dari sifat penawaran tanah seperti

yang dinyatakan ini, di dalam analisi ekonomi kurva penawaran tanah bersifat

tidak elastis sempurna.

ii. Sewa Tanah Adalah Suatu Surplus

Dipandang dari sudut penawarannya, tanah adalah sangat berbeda dengan

faktor-faktor produksi yang lainnya. Ia merupakan satu-satunya faktor

produksi yang tidak dapat berubah penawarannya. Tenaga kerja akan selalu

bertambah, begitu juga dengan modal dan keahlian keusahawanan. Juga

14

dibandingkan harta tetap lainnya, seperti misalnya rumah, bangunan

perkantoran dan bangunan pertokoan, terdapat perbedaan seperti yang

dijelaskan tersebut. Harta-harta tetap yang belakangan dinyatakan ini juga

jumlahnya dapat ditambah.

iii. Sewa Ekonomi dan Pendapatan Pindahan

Dalam menguraikan arti sewa ekonomi telah dinyatakan dua definisi dari

pengertian tersebut. Yang pertama adalah definisi yang sederhana, dan yang

kedua adalah definisi yang telah lebih disempurnakan lagi oleh ahli-ahli

ekonomi. Di dalam bagian ini lebih lanjut akan diterangkan difinisi sewa

ekonomi yang telah disempurnakan tersebut.

2. Modal dan Suku Bunga

Di dalam perekonomian modern perusahaan-perusahaan memerlukan modal untuk

menjalankan dan memperbesar usahanya. Sebaliknya rumah tangga memiliki

kelebihan pendapatan ayang dapat dipinjamkan dengan harapan untuk

memperoleh bunga. Analisis dalam bagian ini bertujuan menerangkan hal-hal

berikut :

· Faktor utama yang menentukan permintaan dana modal

· Faktor utama yang menentukan penawaran tabungan masyarakat

· Teori-teori yang menerangkan penentuan suku bunga

· Sebab-sebabnya terdapat beberapa tingkat bunga didalam perekonomian

· Perbedaan diantara suku bunga nominal dan suku bunga riil

i. Produktivitas Modal

Permintaan dana modal yang akan digunakan untuk investasi tergantung

kepada produktivitas dari dana modal tersebut. Produktivitas dari modal

dihitung dengan cara menentukan besarnya pendapatan rata-rata tahunan

neto (yaitu setelah dikurangi dengan penyusutan modal yang digunakan) dan

dinyatakan sebagai persentasi dari modal yang ditanamkan. Produktivitas

modal tersebut dinamakan tingkat pengembalian modal atau rate of

returns.

ii. Permintaan Terhadap Dana Modal

Berbagai jenis investasi mempunyai pengembaian modal yang berbeda,

ada yang tingkat pengembalian modalnya tinggi dan ada pula yang tingkat

pengembalian modalnya rendah. Apabila para pengusaha mengetahui

sepenuhnya berbagai kemungkinan untuk melakukan investasi, merena akan

mendahulukan investasi yang tingkat pengembalian modalnya tinggi. Baru

setelah proyek tersebut dilaksanakan mereka akan mengembangkan proyek

yang tingkat pengembalian modalnya rendah.

iii. Suku Bunga dan Tabungan Masyarakat

15

Dalam suatu perekonomian tidak semua pendapatan yang diterima

masyarakat akan digunakan untuk pengeluaran konsumsi. Sebagian dari

masyarakat pendapatannya tersebut disisihkannya sebagai tabungan.

Penabungan ini dilakukan untuk beberapa tujuan tertentu. Ada dua

pandangan berbeda tentang pentingnya menentukan jumlah tabungan dalam

masyarakat.

Pandangan Klasik

Jumlah tabungan yang dilakukan masyarakat ditentukan oleh suku bunga.

Semakin tinggi suku bunga, semakin besar jumlah tabungan yang akan

dilakukan masyarakat.

Pandangan Keynes

Tabungan tergantung kepada pendapatan nasional (pendapatan seluruh

penduduk dan perekonomian). Pada tingkat pendapatan nasional yang

rendah tabungan adalah negatif, yaitu konsumsi masyarakat lebih tinggi

dari pendapatan nasional. Semakin tinggi pendapatan nasional, semakin

tinggi tabungan masyarakat.

iv. Penentuan Suku Bunga

Pandangan Klasik

Menurut ahli ekonomi klasik, suku bunga ditentukan oleh permintaan ke

atas tabungan dan penawaran tabungan.

Pandangan Keynes

Menurut Keynes : suku bunga bergantung kepada jumlah uang yang beredar

(penawaran uang) dan preferensi likuiditas (permintaan uang). Keynes

menyatakan bahwa permintaan uang oleh masyarakat mempunya tiga

motivasi,yaitu (1) untuk transaksi, (2) untuk berjaga-jaga, (3) untuk

spekulasi.

Permintaan uang untuk bertujuan spekulasi tergantung kepada suku bunga

dan sifat nya adalah : pada waktu suku bunga tinggi hanya sedikit uang yang

akan ditahan oleh masyarakat untuk spekulasi, tetapi kalau suku bunga

rendang maka lebih banyak yang tidak akan dispekulasikan (jadi dipegang

oleh pemiliknya).

v. Faktor Penyebab Perbedaan Suku Bunga

o Perbedaan resiko

o Jangka waktu pinjaman

o Biaya administrasi pinjaman

vi. Suku Bunga Nomimal dan Suku Bunga Riil

Suku bunga nominal adalah suku bunga yang digunakan sebagai ukuran untuk

menentukan besarnya bunga yang harus dibayar oleh pihak peminjam dana

modal. Sedangkan tingkat bunga riil menunjukkan persentasi kenaikan nilai

16

riil dari modal ditambah bunganya dalam setahun, dinyatakan sebagai

persentasi dari nilai riil modal sebelum dibungakan.

3. Pendapatan Para Pengusaha: Keuntungan

Keuntungan ditentukan dengan cara mengurangkan berbagai biaya yang

dikeluarkan dari hasil penjualan yang diperoleh. Dalam teori ekonomi biaya

produksi yang tidak dibayar dengan uang tetapi perlu dipandang sebagai bagian

dari biaya produksi, apabila dikurangi lebih lanjut oleh biaya tersembunyi, akan

menghasilkan keuntungan ekonomi atau keuntungan murni (pure profit).

i. Sumber Keuntungan Ekonomi : Keahlian Keusahawanan

Keuntungan adalah pembayaran ke atas jasa yang diberikan oleh

suatu faktor produksi, keuntungan merupakan pembayaran kepada keahlian

keusahawanan yang disediakan oleh pengusaha, mereka akan dapat

memperoleh balas jasa dari jerih payahnya dalam bentuk keuntungan

ekonomi atau keuntungan murni. Disamping pandangan tersebut beberapa

ahli ekonomi telah mengemukakan sumber dari wujudnya keuntungan

ekonomi. Pada umumnya teori-teori tersebut menjelaskan bahwa

keuntungan adalah pendapatan yang diperoleh para pengusaha sebagai

pembayaran dari melakukan kegiatan berikut

· Menghadapi resiko ketidakpastian dimasa yang akan datang

· Melakukan inovasi/pembaharuan didalam berbagai kegiatan ekonomi

· Mewujudkan kekuasaan monopoli dalam pasar

ii. Keuntungan adalah Pembayaran Terhadap Resiko

Mendirikan dan menjalankan kegiatan perusahaan adalah kegiatan

ekonomi yang dipenuhi oleh berbagai resiko. Tidak terdapat jaminan bahwa

suatu usaha akan pasti berhasil. Dalam perekonomian tidaklah mudah untuk

menentukan keadaan yang terjadi di masa yang akan datang. Yang dapat

dilakukan oleh pengusaha hanyalah membuat ramalan tentang keadakaan

yang akan wujud dimasa depan. Berdasarkan ramalan tersebut pengusaha

akan mengatur dan menentukan strategi kegaitan usahanya, ramalan

tersebut belum tentu tepat. Berarti didalam membuat ramalan para

pengusaha menghadapi resiko ketidaktepatan ramalananya. Sebagai akibat

ramalannya yang salah pengusaha akan mengalami kerugian. Akan tetapi

jika ramalannnya tepat, maka ua akan mendapat keuntungan. Maka, ditinjau

dari sudut resiko yang dihadapi oleh setiap jenis usaha, keuntungan

dipandang sebagai pembayaran untuk menghadapi resiko.

iii. Pembayaran Untuk Kegiatan Inovasi

Kegiatan perusahaan untuk melakukan inovasi, yaitu mengadakan

pembaharuan dalam manajemen, pemasaran dan teknik produksi, memegang

peranan pentung di dalam menjamin kesuksesan usaha tersebut. Dengan

17

melakukan inovasi, teknik memproduksi yang baru dapat diperkenalkan,

mutu produksi dapat diperbaiki, biaya produksi diturunkan lebih lanjut, dan

barang-barang baru dapat diperkenalkan. Langkah-langkah seperti ini di

sati pihak dapat menaikkan hasil penjualan dan di lain pihak menurunkan

biaya per unit produksi. Kedua perubahan ini akan menaikkan keuntungan

perusahaan. Dengan demikian keuntungan dapat pula dipandang sebagai

pembayaran ke atas kegiatan inovasi.

iv. Sebagai Akibat Kekuasaan Monopoli

Terdapatnya suatu perusahaan yang kemungkinan dapat membatasi

beberapa persaingan yang berada dipasar barang ini memungkinkan

perusahaan tersebut bisa memperoleh keuntungan yang melebihi normal

didalam jangka panjang. Keadaan ini dicapai oleh perusahaan tersebut

dengan membatasi produksi dan menjamin agar tingkat harga adalah

melebihi rata-rata. Kemungkinan untuk memperoleh keuntungan secara

yang baru diterangkan ini meyebabkankan ahli ekonomi berpendapat bahwa

keuntungan boleh pula dipandang sebagai pendapatan dari kekuasaan

monopoli yang dimiliki oleh perusahaan.

BAB 18

PASAR BEBAS DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH

1. Pola Kegiatan Perekonomian Pasar Bebas

Dalam sistem ekonomi pasar bebas, kegiatan-kegiatan dalam perekonomian

sepenuhnya diatur oleh mekanisme pasar atau tangan gaib(invisible hand). Interaksi

diantara penjual dan pembeli di pasar (pasar barang dan pasar faktor produksi)

akan menentukan corak produksi nasional yang akan diwujudkan dab caranya

produksi nasional tersebut dihasilkan.

2. Keseimbangan Sebagian: Pasar Barang dan Pasar Faktor

Dalam suatu perekonomian pasar keinginan konsumen penting peranannya dalam

menentukan corak kegiatan ekonomi. Keinginan konsumen akan memberikan

petunjuk kepada firma–firma dalam menentukan jenis barang dan jasa-jasa yang

perlu diproduksikan dipasar. Corak kegiatan ekonomi yang akan wujud dalam suatu

perekonomian pasar bebas terutama ditentukan oleh interaksi diantara sektor

perusahaan dan sektor rumah tangga dipasar barang keseimbangan yang dicapai

dalam pasar barang tersebut akan menentukan corak permintaan keatas faktor–

faktor produksi dalam analisis ini misalkan hanya satu faktor produksi yang

digunakan yaitu tenaga kerja.

3. Keseimbangan Umum: Interaksi di Antara Berbagai Pasar

18

Interaksi di antara perusahaan-perusahaan dengan pemilik-pemilik faktor produksi

dipasar faktor akan menentukan harga factor produksi yang ditawarkan dan

jumlah setiap faktor produksi yang digunakan. Dengan demikian keseimbangan

diberbagai pasar faktor akan menentukan pendapatan berbagai pasar faktor akan

menentukan pendapatan berbagai rumah tangga dan corak distribusi pendapatan

dalam perekonomian. Tingkat pendapatan rumah tangga dan corak distribusi

pendapatan tersebut akan menentukan corak permintaan sektor rumah tangga ke

atas barang dan jasa dan seterusnya corak permintaan barang oleh tumah tangga

ini akan menentukan corak produksi barang dan jasa yang akan diproduksikan

dalam perekonomian. Dengan demikian penentuan harga faktor dan jumlah faktor

yang digunakan yang dilakukan dalam pasar faktor akan memberi jawaban kepada

persoalan pokok ekonomi yang ketiga, yaitu: untuk siapakah barang dan jasa-jasa akan diproduksikan?

4. Kebaikan Utama Perekonomian Pasar Bebas

a. Faktor-faktor produksi akan digunakan dengan efisien.

b. Kegiatan ekonomi dalam pasar diatur dan diselaraskan dengan efisien.

c. Pertumbuhan ekonomi yang teguh akan dapat diwujudkan.

d. Pelaku kegiatan ekonomi diberi kebebasan untuk melakukan kegiatan

ekonomi yang disukainya.

i. Efisiensi Penggunanaan Faktor – Faktor produksi

Sistem ekonomi Pasar Bebas pada hakikatnya merupakan perekonomian yang

terdiri dari pasaran – pasaran barang yang bersifat persaingan sempurna.

Dalam pasar persaingan sempurna telah jelas bahwa setip firmaakan dapat mencapai

Efisien Alokatif dan Efisien Produktif.

a) Efisiensi Produktif

Suatu firma untuk mencapai efisiensi alokatif apbila tingkat harga ongkos

marginal apabila keadaan ini dicapai maka kemakmuran masyarkat dalam pasaran

persaingan sempurna akan mencapai maksimum.

b) Efisiensi Produktif

Untuk mencapai efisiensi produktif, Ongkos Produktif Firma – firma dalam

pasaran mestilah mencapai ongkos produksi yang minimum yaitu titik yang rendah atau

bahwa. Firma monopoli memperoleh keuntungan lebih dari normal.Jumlah produksi

adalah dibawah produksi yang kapitalisme penuh dan ongkos produksi adalah lebih

tinggi dari maksimum.

19

ii. Kegiatan ekonomi dalam pasar diatur dan diselaraskan dengan efisien

Dalam persaingan sempurna setiap terjadi ketidakselarasan (misal kelebihan

output) maka tanpa menunggu perintah dari pemerintah para pelaku pasar akan

menyesuaikan posisinya. Misal produsen akan meninggalkan industri ini untuk

berusahaan pada bidang lain yang tidak terjadi ketidakselarasan.

iii. Pertumbuhan ekonomi yang teguh akan dapat diwujudkan

System ekonomi pasar bebas mempunyai cirri-ciri khas yang akan mendorong

kepada pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat. Kebebasan individu dalam menjalankan

kegiatan ekonomi yang mereka sukai menggalakkan mereka untuk bekerja lebih efisien

dan lebih giat.

iv. Kebebasan dalam melakukan kegiatan ekonomi

Kebebasan yang luas juga wujud dalam menentukan kegiatan yang akan dilakukan

oleh seseorang, sehingga khalayak ramai yang akan menentukan jenis-jenis barang

yang perlu diwujudkan (baik di produksi maupun dikonsumsi)

5. Kebaikan-kebaikan Lain

Sistem ekonomi pasaran bebas mempunyai dua jenis efisien yaitu efisien alokatif

dan efisien produktif, system ekonomi pasaran bebas mempunyai beberapa

kebaikan yang terpenting adalah:

o Dapat secara efisien menyelaraskan berbagai kegiatan – kegiatan ekonomi.

o Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang teguh dalam jangka panjang.

o Setiap pihak (produsen atau konsumen) mempunyai kebebasan dalam memilih

kegiatan ekonomi yang ingin dijalannya dan membeli barang dan jasa yang ingin

dinikmatinya.

a. Menyelaraskan kegiatan ekonomi dengan efisien

Perekonomian pasar terdiri dari berbagai jenis pasarr yaitu berbagai

pasar bahan makanan, bahan pertanian lain. Barang pertambangan, berbagai

bahan jenis, berbagai bahan industri dan berbagai jenis jasa–jasa.

Perbandingan dan pengamatan yang diloakukan keatas berbagai system

ekonomi yang menunjukan bahwa system ekonomi pasar babas merupakan

system yang paling cangih dalam mengatur operasi suatu ekonomi dan

20

mewujudkan penyesuaian–penyesuaian sebagai akibat perubahan beberapa

pasar.

b. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang efisien

Produktifitas individu akan dapat ditingkatkan dan ini akan memberikan

sumbangan penting kearah pertumbuhan ekonomi yang cepat dan teguh. Pasar

juga meggalakkan individu – individu untuk melakukan pembaharuan –

pembaharuan (inovasi) dalam kegiatan ekonomi supaya: (i) mereka mampu

bersaing dengan pihak–pihak lain dan (ii) untuk mendapatkan pendapatan dan

keuntungan yang lebih besar dari kegiatan ekonominya. Seterusnya,

fleksibilitas yang tinggi dari sistem pasar bebas menyebabkan penyesuaian-

penyesuaian yang diperlukan dapat dijalankan dengan cepat dan secara terus-

menerus dilakukan, tanpa terlebih dahulu menunggu perintah dari suatu

penguasa pusat. Keadaan ini akan menggalakkan pertumbuhan ekonomi.

c. Kebebasan Dalam Melakukan Kegiatan Ekonomi

Khalayak ramailah yang akan mememtukan jenis – jenis barang yang perlu

diwujudkan dan diberi kebebasan untuk menentukan keinginan mereka, keinginan

mereka inilah yang seterusnya akan menentukan corak kegiatan ekonomi yang akan

diwujkudkan dipasar. Perusahan – perusahan juga mendapat kebebasan yang luas

dalam menjalankan kegiatan mereka dan terdapat kebebasan kepada setiap firma

untuk menentukan jenis barang yang akan diproduksikannya.

6. Kegagalan Perekonomian Pasar Bebas

Kegagalan perekonomian pasar bebas disebabkan beberapa faktor diantaranya:

1. Akibat-akibat ekstern (eksternaliti) yang merugikan.

2. Kekurangan produksi baran publik dan barang merit.

3. Cenderung mewujudkan kekuasaan monopoli dalam pasar.

4. Kegagalan membuat penyesuaian dengan efisien.

5. Kecenderungan untuk mewujudkan distribusi pendapatan yang semakin tidak

merata apabila perekonomian semakin berkembang.

7. Bentuk Campur Tangan Pemerintah

21

Beberapa kegagalan mekanisme pasar diatas menyebakan perlunya campur tangan

pemerintah dalam memperbaiki pengaturan kegiatan ekonomi. Campur tangan

pemerintah dalam kegiatan ekonomi dapat dibedakan dalam tiga bentuk;

1. Membuat dan melaksanakan peraturan atau undang-undang.

2. Secara langsung melakukan beberapa kegiatan ekonomi (membuat perusahaan).

3. Melakukan kebijakan fiskal dan moneter.

Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dijalankan oleh bank sentral untuk mengatur

jumlah uang dalam perekonomian. Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah

didalam memungut pajak dan membelanjakan pendapatan pajak tersebut untuk

membiayai kegiatan-kegiatannya. Di dalam perekonomian kedua kebijakan ini digunakan

oleh pemerintah untuk mencapai beberapa tujuan, yaitu:

Untuk mengatasi masalah-masalah pokok makroekonomi yang timbul, yaitu

masalah pengangguran, masalah kenaikan harga-harga dan masalah menciptakan

pertumbuhan ekonomi yang memuaskan.

Untuk menjamin agar faktor-faktor produksi digunakan dan dialokasikan

keberbagai kegiatan ekoomi secara efisien.

Untuk memperbaiki keadaan distribusi pendapatan yang tidak seimbang yang

selalu tercipta di dalam masyarakat yang kegiatan-kegiatan ekonominya terutama

diatur oleh sistem pasar bebas.