rencana bisnis ikan gurame

Download Rencana Bisnis Ikan Gurame

If you can't read please download the document

Upload: ramadhanidhani

Post on 28-Jan-2016

122 views

Category:

Documents


41 download

DESCRIPTION

merupakan tugas pembuatan rencana bisnis ikan gurame, mata kuliah manajemen dan teknik pembenihan ikan.

TRANSCRIPT

  • 1

    RENCANA USAHA PEMBENIHAN IKAN GURAME (Osphronemus gouramy)

    (Makalah Manajemen Pembenihan Ikan)

    Oleh:Kelompok 3

    Atik Nuraini 1314111009Ayu Novitasari 1314111010Ayu Wulandari 1314111011Eko Probo P 1314111019Indri Saputri R 1314111028Masna Mardiana 1314111035

    JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN/PERIKANANFAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS LAMPUNG2015

  • 2

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Budidaya memiliki banyak peran penting dalam pembangunan ekonomi nasional

    dan memegang peran penting dalam pembangunan daerah. Untuk menunjang

    keberlangsungan budidaya tentunya dibutuhkan ketersediaan benih secara

    kontinue, dalam hal ini pembenihan memberikan peran penting. Untuk

    mendapatkan benih berkualitas dalam jumlah yang cukup, tentunya banyak faktor

    yang harus diperhatikan dalam pembenihan, seperti kualitas induk, kualitas air,

    pakan, dan lain-lain. Dengan demikian, perhatian khusus dalam sektor

    pembenihan perlu sekali untuk ditingkatkan demi keberlanjutan usaha budidaya

    baik dalam sektor pembenihan maupun pembesaran.

    Ikan gurami (Osphronemus gouramy) merupakan ikan asli perairan Indonesia

    yang sudah menyebar dan dibudidayakan. Permintaan pasar yang tinggi membuat

    ikan ini menjadi salah satu primadona dikalangan nya. Untuk memenuhi

    permintaan pasar tersebut, tentunya usaha pembesaran ikan gurame membutuhkan

    benih-benih ikan yang berkualitas. Seperti yang kita ketahui, ikan gurame

    memerlukan waktu tumbuh yang cukup lama apabila di pelihara sejak menetas

    hingga siap konsumsi, sehingga usaha pembenihan ikan gurame adalah sektir

    yang paling diunggulkan di komoditas ini. oleh karna itu, dalam makalah

    Rencana Usaha Bisnis Pembenihan Ikan Gurame ini akan disampaikan tahap-

    tahap dan teknik pembenihan ikan gurame, beserta dengan analisis usaha yang

    diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas benih dari ikan gurame dan

    meningkatkan pendapatan pembudidaya ikan gurame, khususnya sektor

    pembenihan.

  • 3

    1.2 Tujuan

    Tujuan dari penulisan ini yaitu memberikan informasi kepada masyarakat tentang

    teknik pembenihan ikan gurame dan juga prospek ekonomi yang dapat diraih dari

    usaha pembenihan ikan gurame ini.

  • 4

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Biologi Ikan Gurame

    Ikan gurame merupakan hewan bertulang belakang atau vertebrata, yang termasuk

    dalam kelas Pisces atau jenis ikan bersirip, anggota Ordo Labirinthici karna ia

    memiliki labirin sebagai organ pernapasan tambahan nya, dan memiliki nama

    spesies Osphronemus gourami.

    Gambar1. Morfologi Ikan Gurame

    Ikan gumare memiliki bentuk badan oval agak panjang, pipih dan punggung

    tinggi. Mulut kecil dengan rahang atas dan bawah tidak rata, dibagian rahang

    terdapat gigi-gigi kecil berbentuk kerucut. Deretan gigi bagian luar memiliki

    ukuran lebih besar jika dibandingkan dengan gigi bagian dalam. Ikan gurame

    memiliki dagu yang akan semakin menonjol seiring dengan semakin tua umur

    dari ikan gurame tersebut. ikan gurame memiliki warna tubuh kecoklatan dan

  • 5

    memiliki corak khas berupa bintik hitam di bagian sirip dada. Ukuran sisik dari

    ikan gurame cukup besar. Ikan ini memiliki keistimewaan berupa alat pernapasan

    tambahan yang disebut labirin, yang membuat ikan gurame tidak hanya dapat

  • 6

    mengambil oksigen dalam bentuk terlarut di air, melainkan jugadapat mengambil

    oksigen langsung yang ad di udara.

    Habitat dari ikan gurame yaitu pada perairan tawar yang tergenang, meskipun

    beberapa spesies dari ikan gurame sendiri dapat hidup pada perairan yang sedikit

    bersalinitas atau payau. Ikan gurame menyukai perairan yang tenang dan jernih,

    namun demikian dengan adanya labirin pada gurame membuat ikan ini mampu

    bertahan pada habitat perairan yang keruh dan kekurangan oksigen.

    Kebiasaan makan ikan gurame pada setiap stadium pertumbuhan nya berbeda-

    beda. Pada stadium larva ataupun benih, ikan gurame biasanya memakan

    organisme renik seperti fitoplankton, zooplankton, kutu air, dan lain-lain.

    Menginjak dewasa, ikan gurame cenderung menyukai tumbuhan (herbivor).

    Meskipun ikan gurame mampu hidup hanya dengan memakan dedaunan yang

    diberikan kedalam kolam pemeliharaan, dalam budidaya intensif, pelet diberikan

    sebagai pakan bagi ikan gurame untuk mendapatkan pertumbuhan yang optimal.

    Sektor pembenihan ikan gurame memiliki keuntungan, dimana ikan gurame

    mampu berkembang biak sepanjang tahun tanpa memperhatikan musim.

    Umumnya pada usia 2-3 tahun ikan gurame akan mencapai kematangan gonad.

    Proses perkawinan ikan gurame akan diawali oleh ikan jantan yang membuat

    sarang dari ijuk, tanaman kering, dan serpihan bambu yang ada di dalam kolam

    untuk meletakan telur dari induk betina. Sarang yang dibuat oleh induk jantan

    umumnya memiliki ukuran 30-40cm, dan diletakan pada tempat yang

    tersembunyi. Setelah sarang yang dibuat oleh induk jantan siap, maka induk

    betina akan mengeluarkan telur nya pada sarang tersebut, untuk kemudian dibuahi

    oleh induk jantan. Setelah terjadi pembuahan, induk jantan akan menjaga telur

    tersebut hingga telur menetas.

    2.2 Pembenihan Ikan Gurame

    Pembenihan merupakan sektor penentu bagi sektor lain dalam usaha budidaya,

    dimana keberapadaan dan ketersediaan benih menjadi faktor yang sangat

    menentukan keberhasilan kegiatan pembesaran. Pembenihan sendiri dapat

    dilakukan secara alami dan juga secara buatan.

  • 7

    Pembenihan Ikan secara alami adalah kegiatan memijahkan induk ikan yang telah

    matang gonad tanpa melakukan atau memberikan penambahan suatu hormon

    apapun, sehingga semuanya terjadi secara alami. Dalam pembenihan secara alami

    tidak ada induk yang dijadikan korban dalam hal ini sebagai donor, pembenihan

    secara alami ini dapat dilakukan jika induk yang ada benar-benar telah matang

    gonad. Untuk kegiatan Pembenihan secara alami yang kita ikuti adalah kebiasaan

    ikan waktu ikan memijah secara alami, dalam hal pemulihan induk lebih cepat

    dibandingkan dengan Pembenihan secara buatan atau teknik Pembenihan lainnya.

    Pembenihan secara buatan yaitu Pembenihan yang dilakukan dengan cara

    penyuntikan dan pembuahan dilakukan dengan cara buatan atau stripping. Pada

    Pembenihan ini ada ikan yang menjadi donor bisa ikan yang diambil kelenjar

    hipopisa maupun ikan jantan yang diambil spermanya. Pembenihan secara buatan

    dibatu oleh tenaga manusia, bukan secara alami. Pembenihan meliputi

    pemeliharaan induk, pemilihan induk lele siap pijah, pemijahan, dan pengamatan

    telur ikan (gonad) serta perawatan larva ikan atau benih lele (Sunarma, 2004).

    Berikut merupakan kegiatan-kegiatan dalam pembenihan ikan gurame:

    1. Persiapan Kolam Pemijahan

    a. Pengeringan kolam

    tahap awal sebelum dilakukannya pemijahan yaitu dengan melakukan

    pengeringan kolam. Pengeringan kolam dilakukan 2-3 hari dengan tujuan untuk

    membunuh hama yang ada pada kolam, mengurangi atau menghilangkan

    kandungan nitrit akibat proses budidaya sebelumnya, dan merangsang pemijahan

    karna bau yang ditimbulkan dari tanah kering yang terkena air.

    b. Pembersihan

    pembersihan memiliki tujuan untuk menghindari adanya hama dan pengganggu

    yang dapat bersembunyi pada bagian-bagian tertentu dari kolam. Pembersihan

    dilakukan pada bagian pematang, seperti menghilangkan rumput-rumput liar yang

    tumbuh supaya tidak ada gangguan hama.

    c. Pengisian air kolam

    setelah kolam dikeringkan dan dibersihkan, kolam di isi air setinggi 70 100 cm,

    sebagai mana ikan gurame merupakan ikan dengan pergerakan pvertikal sehingga

  • 8

    perairan untuk tempat pemeliharaan gurame harus memiliki kedalaman yang

    cukup dalam untuk menunjang pergerakan ikan gurame tersebut.

    d. Beri kerangka dan bahan pembuatan sarang

    Setelah kolam siap, diberi kerangka dan bahan pembuatan sarang pada kolam.

    kerangka sarang berupa keranjang berbentuk bulat dengan ukuran diameter 20-25

    cm, ditempatkan pada kolam dengan kedalaman 10-15cm. Bahan untuk

    pembuatan sarang berupa ijuk, sabut kelapa, atau bahan lain. Bahan tersebut

    ditempatkan pada bagian permukaan air disekitar tempat kita meletakan kerangka

    sarang. Setelah sarang dibuat dan induk dimasukan kedalam kolam, pengecekan

    telur pada setiap sarang dilakukan setiap pagi dengan cara menusuk atau

    menggoyangkan sarang, apabila keluar telur atau minyak dari dalam sarang,

    berarti pemijahan telah terjadi dan sarang telah berisi telur.

    Gambar2. Sarang untuk wadah atau tempat melekat telur ikan gurame

    2. Seleksi Induk

    Ikan gurame yang digunakan sebagai induk jantan biasa berumur sekitar 4 tahun

    dengan berat badan berkisar antara 2 3 kg, sedangkan induk betina berumur

    sekitar 3 tahun dengan berat badan kisran 2 2,5 kg. Induk betina memiliki masa

    produksi optimal selama 5 7 tahun selama masa hidupnya.

  • 9

    Ciri-ciri fisik dari induk jantan dan induk betina pada ikan gurame :

    a. Induk gurame jantan : induk jantan memiliki dahi lebih menonjol

    (nonong), dengan dagu tebal, bagian perut lebih meruncing, memiliki

    susunan sisik normal (rebah), dan pergerakannya lincah.

    b. Induk gurami betina : induk betina memiliki dahi lebih rata (tidak

    menonjol), dengan dagu tidak menebal, bentuk perut membundar,

    memiliki susunan sisik yang agak terbuka, dan pergerakannya agak

    lamban.

    Kriteria kualitatif dalam seleksi induk

    a. Warna : ikan yang sesuiai untuk dijadikan induk memiliki badan yang

    berwarna kecoklatan dengan bagian perut berwarna putih keperakan atau

    putih kekuning-kuningan.

    b. Bentuk tubuh : bentuk tubuh pipih vertikal.

    c. Asal : induk yang baik berasal dari hasil pembesaran benih sebar yang

    didapatkan dari induk yang berbeda.

    d. Kesehatan : ikan yang akan dijadikan sebagai induk harus ikan dengan

    anggota atau organ tubuh yang lengkap, pada tubuh tidak terdapat bagian

    yang cacat dan bentuk nya tidak mengalami kelainan, pada alat kelamin

    tidak terdapat bagian yang cacat atau rusak, tidak ada patogen atau

    penyakit yang menempel pada tubuh, insang, dan bagian tubuh lain.

  • 10

    Kriteria kuantitatif untuk seleksi induk

    a. Umur : untuk induk jantan yang baik untuk dijadikan induk berumur 24-30

    bulan (2-3 tahun), sedangkan untuk induk betina berumur 30-36 bulan (3

    tahun)

    b. Panjang standar : untuk induk jantan jantan panjang yang dikenhendaki

    berkisar antara 30-35 cm, sedangkan induk betina memiliki panjang

    berkisar antara 30-35 cm pula.

    c. Bobot badan : bobot ikan yang biasa digunakan sebagai induk jantan

    biasanya memiliki berat 1,5-2,0 kg, sedangkan induk betina 2,0-2,5 kg.

    d. Fekunditas : fekunditas dari induk betina ikan gurame yaitu sebanyak

    1.500-2.500 butir/kg berat badan.

    e. Diameter telur : diameter telur yang dihasilkan oleh induk yang baik yaitu

    berkisar antara 1,4-1,9 mm.

    3. Pemijahan

    Pemijahan ikan gurame dapat dilakukan dengan memelihara induk pada kolam

    tembok atau tanah yang telah di siapkan. Pemijahan dapat dilakukan secara

    massal ataupun berpasangan dengan menggunakan sistem sekat. Rario induk

    dalam pemijahan yaitu 1:3 atau 1:4 dengan induk betina yang lebih banyak. Padat

    penebaran induk pada kolam pemijahan yang baik yaitu 1 ekor/m2. Induk

    dipelihara dengan memberikan pakan berupa pelet terapung dengan kadar protein

    28% dengan FR 2% biomass/hari dan juga diberikan pakan berupa daun

    sente/talas dengan FR 5% bobot biomass/hari.

    sebelum memijah, induk jantan akan membentuk sarang dengan bahan-bahan

    yang telah di siapkan. Apabila pemijahan telah terjadi, sarang akan berisi telur

    yang ditandai dengan adanya lapisan minyak pada bagian permukaan air diatas

    sarang terbentuk. Selanjutnya telur pada sarang dipindahkan ke dalam wadah

    seperti ember untuk kemudian ditetaskan.

    Kualitas air yang dikehendaki untuk proses pemijahan yang maksimal yaitu

    dengan suhu berkisar antara 25C - 30C, dengan nilai pH : 6,5 8,0, dan laju

    pergantian air : 10 % - 15 % per hari.

    4. Penetasan Telur dan Pemeliharaan Larva

  • 11

    Setelah terjadi pemijahan, sarang yang berisi telur dipanen dan dipindahkan ke

    wadah penetasan telur. Pemanenan dilakukan dengan cara mengangkat sarang

    yang telah berisi telur dengan hati-hati, dan dipindahkan kedalam ember yang

    berisi air kolam. Penggunaan air kolam dalam media pemindahan telur

    dimaksudkan agar kondisi air telur tidak berubah sehingga kematian telur dapat

    diminimalisir. Telur yang telah mati biasanya berwarna kusam dan mudah

    ditumbuhi oleh saprolegnia atau jamur. Sedangkan telur yang masih hidup

    memiliki warna kuning cerah dan bening atau transparan. Telur yang telah mati

    sebaiknya dipisahkan atau disortir dan dibuang untuk menghindari gangguan

    terhadap perkembangan telur lainnya.

    Gambar3. Telur dan Larva Ikan Gurame

    Wadah yang dgunakan untuk menetaskan telur dapat berupa bak, ember, ataupun

    akuarium, \ dengan kepadatan telur berkisar 150-175 butir/liter. Wadah penetasan

    diisi dengan air kolam dan air berseh sejak 1-2 hari sebelum telur dipindahkan,

    dengan ketinggian air 20cm. Wadah yang telah diberi air kemudian ditambah

    larutan methyleneblue sebanyak 1 cc per liter untuk membersihkan media dari

    hama, kemudian diberi aerasi untuk menjaga kandungan oksigen dalam media

    cukup untuk perkembangan telur.

    Kualitas air yang baik untuk penetasan telur yaitu pada suhu : 29C - 30C,

    dengan nilai pH : 6,7 8,6, dan ketinggian air : 15 cm 20 cm. Dalam media

    yang sesuai telur akan menetas berkisar antara 30 36 jam. Setelah telur menetas

  • 12

    menjai larva, larva mempunyai kantung telur sebagai cadangan makanan nya

    sebelum larva tersebut mampu untuk memakan organisme renik. Kuning telur

    pada larva ikan gurame akan habis setelah 10-12 hari. Setelah kuning telur habis

    barulah larva membutuhkan pakan alami yang disesuaikan dengan ukuran bukaan

    mulutnya. Pakan alami yang biasa diberikan sebagai pakan untuk stadia awal

    larva gurame adalah fitoplankton dan zooplankton, selanjutnya cacing sutera,

    selain itu juga dapat diberi pakan berupa pelet yang dihaluskan untuk

    menyesuaikan bukaan mulut ikan.

    5. Pendederan Benih

    Dalam sektor pembenihan ikan gurame, produk yang dihasilkan dapat berupa

    telur hingga benih berbagai ukuran. Karna seperti yang diketahui bahwa ikan

    gurame memiliki pertumbuhan yang cukup lama, sehingga proses penanganan

    benih gurame akan melalui banyak tangan. Selain itu produksi dari pembenihan

    gurame dapat dijual mulai dari bentuk telur. Pembagian ukuran benih dilakukan

    pada tahap pendederan dengan spesifikasi sebagai berikut :

    a. Pendederan 1

    Ukuran benih yang ditebar pada pendederan 1 sebesar 0,75-1 cm, padat tebar 100

    ekor/m2. Pada pendederan 1 ini dilakukan pemberian pakan dengan FR 20 %,

    dengan frekuensi 23 kali/hari. Pemeliharaan dipendederan 1 kurang lebih selama

    20 hari dengan hasil panen berukuran 1-2 cm.

    b. Pendederan 2

    Ukuran tebar benih pada pendadaran 2 berukuran 1-2 cm, padat tebar 80 ekor/m2,

    pemberian pakan dilakukan dengan FR 20% dan frekuensi pemberian 2-3

    kali/hari. Lama pemeliharaan untuk dipendederan 2 kurang lebih 30 hari dengan

    ukuran panen 2-4 cm.

    c. Pendederan 3

    Ukuran tebar benih 2-3 cm, padat tebar 60 ekor/m2, pemberian pakan dengan FR

    10%, dan frekuensi pemberian 2-3 kali/hari. Lama pemeliharaan kurang lebih 40

    hari dengan ukuran panen 4-6 cm.

    d. Pendederan 4

  • 13

    Ukuran tebar benih 4-6 cm dengan padat tebar 45 ekor/m2, pemberian pakan

    dengan FR 5%, dan frekuensi pemberian 2-3 kali/hari. Lama pemeliharaan kurang

    lebih 40 hari dengan ukuran panen 6-8 cm.

    e. Pendederan 5

    Ukuran tebar benih 6-8 cm dengan padat tebar 30 ekor/m2, pemberian pakan

    dengan FR 5%, dan frekuensi pemberian 2 -3 kali/hari. Lama pemeliharaan

    kurang lebih 40 hari dengan ukuran panen 8-11 cm.

    Kualitas air yng perlu dijaga dalam pproses pendederan yaitu menjaga agar suhu

    air berada pada kisaran 25C - 30C, dengan nilai pH 6,5 8,5, ketinggian air

    berkisar antara 40 cm 60 cm, dan kecerahan : > 30 cm.

    2.3 Analisis Usaha

    2.3.1 Justifikasi anggaran

    Analisis usaha ini dibuat dengan pemijahan 1 paket induk gurame (1 jantan, 3

    betina) , dan benih dijual dalam ukuran 4-5 cm (ukuran jempol) dengan harga jual

    rp. 850/ekor. Dengan demikian dibutuhkan lama pemeliharaan larva selama

    kurang lebih 90 hari atau 3 bulan, dengan pakan selama 20 hari pertama setelah

    kuning telur habis yaitu sebanyak liter cacing sutra dan selanjutnya diberi pelet

    halus.

    Dengan memperhitungkan vekunditas ikan gurame sebesar kurang lebih 2000

    butir/kg berat badan, dan induk yang digunakan memiliki bobot 2-2,5 kg/ ekor.

    Maka dengan 3 induk betin dapat dihasilkan kurang lebih 12000 ekor benih sekali

    memijah. dalam pemijahan ikan gurame, induk dapat dipijahkan sebanyak 2 kali

    dalam setahun. Sehingga jumlah produksi benih dalam setahun dapat mencapai

    24000 benih.

    1. Biaya Investasi

    No Modal jumlah item satuan harga satuan totalA Pembuatan Kolam

  • 14

    1 Persiapan lahan 2 orang Rp200.000 Rp400.000 2 semen 5 sak Rp60.000 Rp300.000 3 Pasir 1 rit Rp500.000 Rp500.000 4 paralon 1,5 inch 1 batang Rp30.000 Rp30.000 5 paralon 1/2 inch 2 batang Rp14.000 Rp28.000 6 sambungan paralon T 5 pcs Rp5.000 Rp25.000 7 sambungan paralon L 5 pcs Rp5.000 Rp25.000 8 lem paralon 1 pcs Rp10.000 Rp10.000 10 Solder 1 unit Rp100.000 Rp100.000 11 Meteran 1 unit Rp30.000 Rp30.000 12 blower 1 unit Rp500.000 Rp500.000 13 biaya lain-lain Rp500.000 Rp500.000 total biaya pembuatan kolam Rp2.448.000 diasumsikan kolam mampu bertahan selama 10 tahun (biaya penyusutan 90%) Rp2.203.200

    B Biaya Pembelian Induk Gurame1 induk gurame 1 paket Rp950.000 Rp950.000 Total biaya pembelian induk Rp950.000 induk mampu dipijahkan selama 5 tahun (biaya penyusutan 80%) Rp760.000

    C Biaya Alat Panen1 Baskom 8 buah Rp20.000 Rp160.000 2 serok halus 2 buah Rp30.000 Rp60.000 3 saringan kasa 1 set Rp30.000 Rp30.000 4 Plastik dan karet tali 2 set Rp30.000 Rp60.000 5 tabung oksigen 6 m3 1 set Rp750.000 Rp750.000 Total Biaya Panen Rp1.060.000 diasumsikan biaya alat panen mampu bertahan 2 tahun (biaya penyusutan 50%) Rp530.000 total biaya investasi Rp4.458.000 total biaya penyusutan Rp3.493.200 total biaya investasi dalam 1 tahun Rp964.800

    2. Bahan habis pakai

    No Modal jumlah item satuan harga satuan totalA biaya pemeliharaan induk dan pemijahan1 pelet 60 kg Rp10.000 Rp60.000

  • 15

    2 kakaban 1 ikat Rp30.000 Rp30.000 3 karangka sarang 5 buah Rp5.000 Rp25.000 total biaya pembuatan substrat Rp115.000 B biaya penetasan telur dan pemeliharaan benih1 cacing sutra 20 liter Rp55.000 Rp1.100.000 2 pelet 20 kg Rp15.000 Rp300.000 total biaya biaya penetasan telur dan pemeliharaan benih Rp1.400.000 C biaya pengendalian pegendalian hama dan penyakit1 Probiotik 1 botol Rp 100.000 Rp 100.000

    total biaya pengendalian pegendalian hama dan penyakit Rp 100.000 D Biaya Pemanenan 2 kali Rp100.000 Rp 200.000 E Biaya Listrik (50-200 watt) 12 bulan Rp30.000 Rp360.000 Total Biaya Habis Pakai Rp2.175.000

    3. Biaya Perjalanan

    N0

    Nama Barang/ KegiatanJumlah item satuan Harga Satuan Total

    1 Kunjungan pembelian alat produksi 3 Hari Rp100.000 Rp300.000 2 Izin usaha 1 Tahun Rp300.000 Rp300.000 3 Kunjungan pembelian bahan produksi 2 hari Rp100.000 Rp200.000 Total Rp800.000

    2.3.2 Analisis Kelayakan Usaha

    No Panen jumlah satuanHarga satuan

    Total pendapatan

    1 Panen pertama 12000 individu Rp850 Rp. 10.200.000 2 Panen kedua 12000 individu Rp850 Rp. 10.200.000

    Total pendapatan setahun Rp. 20.400.000 Biaya produksi Rp7.433.000 Biaya penyusutan Rp3.493.200 Laba perbulan Rp1.371.683

    a. Analisis R/C Ratio

    6

  • 16

    Analisi R/C ratio adalah untuk mengetahui perbandingan antara total penerimaan

    dengan biaya produksi yang dikeluarkan pada satu periode produksi (setahun).

    R/C = total penerimaan / biaya produksi

    = Rp20.400.000/ Rp7.433.000

    = 2,74

    Setiap mengeluarkan biaya Rp 1,00 akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp

    2,74 sehingga usaha ini efisien untuk dijalankan.

    b. Analisis Payback Period

    Estimasi jangka waktu pengembalian investasi usaha ini dapat ditunjukkan

    dengan menghitung nilai payback period. Payback period usaha :

    Payback period = Nilai investasi / Keuntungan per bulan

    = Rp 7.433.000/ Rp 1.371.683= 5,4 bulan

    Dari hasil perhitungan payback period di atas, dihasilkan angka sebesar 5,4 bulan.

    Artinya, dalam jangka waktu 5,4 bulan modal ini akan kembali.

    a. Analisis BEP

    BEP unit adalah jumlah produksi yang dihasilkan untuk mencapai titik impas.

    Nilai titik impas dari suatu usaha pembenihan gurame dalam 1 tahun produksi

    adalah :

    BEP Produksi = Total Biaya Produksi /Harga produk

    = Rp7.433.000/Rp. 850 = 8745 ekor benih

    BEP Produksi pembenihan gurame dicapai ketika jumlah produksi 8745 ekor

    benih.

    BEP Harga = Total Biaya Produksi/Total Jumlah Produksi

    = Rp7.433.000/24000 ekor benih= Rp 310

    BEP harga sebesar Rp310 menunjukakan bahwa titik impas usaha ini adalah

    sebesar Rp11.313 per ekor benih.

  • 17

    BAB III

    KESIMPULAN

    Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan makalah ini yaitu

    bahwasanya pembenihan ikan gurame ini memberikan prospek usaha yang cukup

    menjanjikan dengan keunungan bersih perbulan sebesar 1.371.000,-

  • 18

    DAFTAR PUSTAKA

    Ecolife Foundation. 2011. Introduction to Village Aquaponics. ECOLIFE, 324

    State Place, Escondido, CA 92029. 25 hlm.

    Fadhil. 2011. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelola Sumberdaya dan Lingkungan

    Perairan. Penerbit Kanisius. Jakarta.

    Forteath, N., Wee, L. and Frith, M., (1993), Water Quality, in P. Hart and

    OSullivan (eds) Recirculation System : Design, Construction and

    Management, University of Tasmania at Launceston, Australia.: 1-22.,

    Macan,T.T, 1960. A Guide to Freshwater invertebrate animals, Longmans, Green

    & Co Ltd: London.

    Saanin, 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan Volume I dan II. Bina Rupa

    Aksara. Jakarta

    Soeseno, S. 1993. Pemeliharaan Ikan di Kolam Pekarangan. Kanisius.

    Yogyakarta.

    US EPA. 1976. Quality Criteria for Water. Washington DC: US. Wheatherley.

    1972. Growth and Ecology of Fish Population. Academick Press. London.