contoh proposal gurame

48
Perencanaan Usaha Pengembangan Budidaya Ikan Gurami (Osphronemus Gouramy) dan Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) di Kabupaten Nganjuk Propinsi Jawa Timur Bussiness Plan of Gouramy (Osphronemus Gouramy) and Tilapia (Oreochromis Niloticus) in Nganjuk, East Java Nunik Istikharoh, Surjatin, Mimit Primyastanto Sosial Ekonomi Perikanan, Universitas Brawijaya-Malang Email: [email protected] ABSTRAKS Latar Belakang: Komoditi perikanan yang mempunyai peluang besar untuk dibuat suatu rencana bisnis di Kabupaten Nganjuk adalah nila (Oreochromis niloticus) dan gurami (Osphronemus gouramy). Nila memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan jenis ikan lainnya sedangkan gurami merupakan komoditi perikanan air tawar yang beberapa tahun terakhir menjadi primadona di antara ikan konsumsi air tawar yang memiliki nilai jual yang tinggi. Untuk mengetahui peluang usaha budidaya gurami dan nila maka dilakukan analisis studi kelayakan. Metode: Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat di Nganjuk, Jawa Timur. Untuk usaha gurami dilaksanakan di kelompok tani Mina Sejahtera di Desa Tanjungtani, Kecamatan Prambon dan usaha nila pada kelompok tani Mina Nugroho di Desa Kampung Baru Kecamatan Tanjunganom. Parameter yang diukur pada usaha budidaya gurami dan nila dengan penekanan pada aspek pemasaran, teknis, finansial, manajemen, sosial ekonomi, kelembagaan dan pengembangan usaha. Penelitian ini menggunakan metode survey, penentuan responden dilakukan secara purposive sampling Hasil: Aspek pasar cukup luas dilihat dari permintaan masih lebih besar dibandingkan penawaran dan tiap tahun permintaan selalu meningkat. Aspek teknis usaha budidaya gurami dan nila menggunakan sistem semi-intensif (madya). Aspek finansial sudah layak dalam pelaksanaannya, baik jangka pendek maupun panjang. Nilai REC masing – masing sebesar 64,03 % dan 102,87 %. Penerapan aspek manajemen cukup baik meskipun masih sederhana. Dari segi hukum, usaha tersebut hanya mempunyai surat terdaftar dari kantor Sub-Dinas Perikanan. Aspek kelembagaan usaha cukup bagus karena peran lembaga penyedia sarana produksi, lembaga penyuluhan meskipun dari belum ada perhatian dari lembaga penyedia dana. Aspek sosial ekonomi cukup baik, dapat memberikan lapangan pekerjaan dan mengurangi pengangguran. Usaha ini memberikan dampak positif dari segi lingkungan karena tidak menghasilkan limbah berbahaya bagi lingkungan baik perairan maupun kesehatan masyarakat. Kata kunci : Perencanaan, usaha, pengembangan, budidaya, komoditi

Upload: ajie-bekti-muliono

Post on 31-Dec-2014

1.090 views

Category:

Documents


32 download

DESCRIPTION

Contoh Proposal Gurame

TRANSCRIPT

Perencanaan Usaha Pengembangan Budidaya Ikan Gurami (Osphronemus Gouramy) dan Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) di Kabupaten Nganjuk Propinsi Jawa Timur

Bussiness Plan of Gouramy (Osphronemus Gouramy) and Tilapia (Oreochromis Niloticus) in Nganjuk, East Java

Nunik Istikharoh, Surjatin, Mimit PrimyastantoSosial Ekonomi Perikanan, Universitas Brawijaya-MalangEmail: [email protected]

ABSTRAKSLatar Belakang: Komoditi perikanan yang mempunyai peluang besar untuk dibuat suatu rencana bisnis di Kabupaten Nganjuk adalah nila (Oreochromis niloticus) dan gurami (Osphronemus gouramy). Nila memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan jenis ikan lainnya sedangkan gurami merupakan komoditi perikanan air tawar yang beberapa tahun terakhir menjadi primadona di antara ikan konsumsi air tawar yang memiliki nilai jual yang tinggi. Untuk mengetahui peluang usaha budidaya gurami dan nila maka dilakukan analisis studi kelayakan.Metode: Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat di Nganjuk, Jawa Timur. Untuk usaha gurami dilaksanakan di kelompok tani Mina Sejahtera di Desa Tanjungtani, Kecamatan Prambon dan usaha nila pada kelompok tani Mina Nugroho di Desa Kampung Baru Kecamatan Tanjunganom. Parameter yang diukur pada usaha budidaya gurami dan nila dengan penekanan pada aspek pemasaran, teknis, finansial, manajemen, sosial ekonomi, kelembagaan dan pengembangan usaha. Penelitian ini menggunakan metode survey, penentuan responden dilakukan secara purposive sampling Hasil: Aspek pasar cukup luas dilihat dari permintaan masih lebih besar dibandingkan penawaran dan tiap tahun permintaan selalu meningkat. Aspek teknis usaha budidaya gurami dan nila menggunakan sistem semi-intensif (madya). Aspek finansial sudah layak dalam pelaksanaannya, baik jangka pendek maupun panjang. Nilai REC masing – masing sebesar 64,03 % dan 102,87 %. Penerapan aspek manajemen cukup baik meskipun masih sederhana. Dari segi hukum, usaha tersebut hanya mempunyai surat terdaftar dari kantor Sub-Dinas Perikanan. Aspek kelembagaan usaha cukup bagus karena peran lembaga penyedia sarana produksi, lembaga penyuluhan meskipun dari belum ada perhatian dari lembaga penyedia dana. Aspek sosial ekonomi cukup baik, dapat memberikan lapangan pekerjaan dan mengurangi pengangguran. Usaha ini memberikan dampak positif dari segi lingkungan karena tidak menghasilkan limbah berbahaya bagi lingkungan baik perairan maupun kesehatan masyarakat. Kata kunci : Perencanaan, usaha, pengembangan, budidaya, komoditi

ABSTRACTBackground: Fisheries comodities that has big opportunity to be developt in Nganjuk are Tilapia and (Oreochromis niloticus) dan gouramy (Osphronemus gouramy). Nila has some advantages than others fres water, meanwhile gouramy has become an important freswater fish that has high price in recent year. For that reason,this research was conducted to eavaluate and analysis the bussiness plant of those fish. Metode: Research was conducted in two locations in Nganjuk, East Java. Mina Sejahtera Fishermen Group in Tanjungtani, Prambon used for gouramy study, and Mina Nugroho Fishermen Group at Kampung Baru Tanjung Anom for Tilapia. The parameter in gouramy and nila aquaculture are measured, from marketing, technical, finance, management, social-economic, institutional, and bussiness development aspects. Research was conducted by survey and respondent was determined by sampling purposively. Hasil: Market is promising because demand higher than supply, and demand is increasing annualy. Technical aspect showed that culture of both fish are semi-intensif. Financially, both tilapia ang gouramy culture are proper, in short and long term point of view. The REC are 64,03 % and 102,87 % respectively. Management aspect is good even still simple. Leggaly aspect, these fish culture have been registered in Fish department of Nganjuk. There were support from production tools supplier and

elucidation, but not from financial aspect. The fish culture give job opportunities and decrease number of unemployee. This bussiness gave positive effect to environment, no hazard waste was produced.Key Word : Plan, business, development, aquaculture, comoditi

1.PENDAHULUANLatar Belakang

Allah SWT berfirman dalam surat

Al A’Raaf ayat 10 yang terjemahannya

sebagai berikut: “Sesungguhnya Kami

telah menempat-kan kamu sekalian di

muka bumi dan Kami adakan bagimu

di muka bumi itu (sumber)

penghidupan. Amat sedikitlah kamu

bersyu-kur”. Di bumi telah tersedia

sumber daya alam yang khusus

diciptakan untuk sumber kehidup-an

bagi manusia, namun manusia kurang

ber-syukur karena dalam mengelola

sumber daya alam tersebut belum

dilakukan dengan baik.

Kebutuhan ikan bagi

masyarakat semakin penting, maka

sangat wajar jika usaha peri-kanan air

tawar harus dipacu untuk dikembang-

kan. Usaha tani dibidang perikanan

air tawar memiliki prospek yang

sangat baik karena sampai sekarang

ikan konsumsi, baik berupa ikan

segar maupun bentuk olahan, masih

belum mencukupi kebutuhan

konsumen (Murtidjo Bambang A,

2001).

Konsumsi ikan per kapita per

tahun Kabupaten Nganjuk masih jauh

dari target nasional, di mana tahun

2002 konsumsinya 12,89 kg

sedangkan untuk tingkat nasional

ditargetkan 26 kg. Obyek perikanan

di Kabupa-ten Nganjuk yang paling

banyak menghasilkan ikan berasal

dari kolam yaitu 1.324.751 kg.

Produksi ikan tahun 2002 adalah

2.168.825 kg

(http://www.nganjuk.go.id

/ina/maintengah.php? id=11).

Pada umumnya Rencana bisnis

ada yang bersifat perencanaan

jangka pendek, yang biasanya

dalam bentuk rencana kerja,

rencana anggaran dan pendapatan

belanja, sedangkan rencana jangka

panjang untuk rencana usaha baru,

pengembangan usaha yang ada,

maupun rehabilitasi usaha yang

sudah ada dengan menggunakan

kajian kelayakan usaha. Apabila

suatu usaha baru berdiri dan akan

memulai kegiatan usahanya, maka

harus dipersiapkan suatu rencana

bisnis dengan sebaik – baiknya.

Demikian pula apabila suatu usaha

mengingin-kan adanya

pengembangan usahanya, maka

pemilik juga perlu menyusun

rencana bisnis (Anonymous, 2004).

Komoditi perikanan yang

mempunyai peluang besar untuk

dibuat suatu rencana bisnis

(business plan) khususnya di

Kabupaten Nganjuk adalah ikan

nila (Oreochromis niloticus) dan

ikan gurami (Osphronemus

gouramy). Menu-rut Cahyono

Bambang (2000), ikan nila memi-

liki beberapa keunggulan yaitu ikan

nila memi-liki tingkat pertumbuhan

yang cepat, ikan nila juga mudah

dibudidayakan, dagingnya cukup

tebal serta dari segi harga ikan nila

lebih murah. Sedangkan ikan

gurami merupakan komoditi

perikanan air tawar yang kurang

diminati untuk dibudidayakan.

Penyebabnya, ikan ini tumbuh

sangat lambat. Ditambah lagi

kematangan kelaminnya baru mulai

terjadi pada umur sekitar dua

tahun. Namun beberapa tahun

terakhir, ikan ini menjadi

primadona di antara ikan konsumsi

air tawar yang memiliki nilai jual

yang sangat tinggi. Ini disebabkan

oleh rasanya yang lezat dan empuk

sehingga minat terhadap ikan ini

meningkat. Banyaknya peminat

tentu harus diimbangi dengan

produksi yang mencu-kupi,

sehingga pembudidayaannya harus

dilaku-kan dengan baik (Prihartono

R. Eko, 2004).

Rumusan Masalah

Obyek perikanan di Kabupaten

Nganjuk yang paling banyak

menghasilkan ikan berasal dari

kolam yakni 1.324.751 kg. Produksi

ikan tahun 2002 sebanyak

2.168.825 kg. Melihat potensi

perikanan yang ada di Kabupaten

Nganjuk tersebut, usaha budidaya

ikan air tawar dan dalam

mendukung pengembangan usaha

khususnya budidaya ikan gurami

dan ikan nila yang ada di wilayah

Kabupaten Nganjuk, maka

diperlukan data/informasi yang

dipakai dalam rencana

pengembangan usaha tersebut,

sehingga optimalisasi pemanfaatan

sumberdaya alam dapat tercapai.

Berdasarkan pernyataan di atas,

maka permasalahan yang akan

dianalisa adalah :

1.Bagaimana kelayakan usaha

budidaya ikan gurami dan ikan

nila.

Bagaimana peluang pasar dari

usaha budidaya ikan gurami dan

ikan nila.

Bagaimana aspek teknis dari

usaha budi-daya ikan gurami

dan ikan nila

Bagaimana aspek finansial

usaha budidaya ikan gurami dan

ikan nila.

Bagaimana penerapan

manajemen usaha budidaya

ikan gurami dan nila.

Kelembagaan apa yang terlibat

dalam usaha budidaya ikan

gurami dan nila.

Bagaimana aspek hukum dari

usaha budi-daya ikan gurami

dan ikan nila.

Bagaimana dampak sosial

ekonomi dari usaha budidaya

ikan gurami dan nila.

Bagaimana aspek lingkungan

usaha budi-daya ikan gurami

dan ikan nila.

2.Bagaimana pengembangan usaha

budidaya ikan gurami dan nila di

Nganjuk.

3.Bagaimana rencana usaha

budidaya ikan gurami dan ikan

nila yang sudah ada.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini

diantaranya adalah untuk

mengetahui :

1.Kelayakan usaha budidaya ikan

gurami dan ikan nila yang terdiri

dari : aspek pasar, teknis,

finansial, manajemen,

kelembagaan yang terlibat,

hukum (kelegalan usaha), sosial

ekonomi dan aspek lingkungan.

2.Pengembangan usaha budidaya

ikan gurami dan ikan nila.

3.Rencana usaha (Business Plans)

budidaya ikan gurami dan ikan

nila

Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan

dapat berguna bagi pihak – pihak

berikut :

1.Peneliti dan lembaga akademisi ;

sebagai in-formasi ilmiah untuk

mengembangkan ilmu

pengetahuan, teknologi dan

melakukan pe-nelitian lebih

lanjut.

2.Pemerintah/dinas perikanan ;

sebagai per-timbangan dalam

penentuan program dan

kebijakan dalam pembangunan

dan pe-ngembangan perikanan

selanjutnya.

3.Petani ikan ; sebagai informasi

dan pertim-bangan dalam

melaksanakan usahanya agar

lebih berkembang dan maju.

4.Investor/penyedia dana ; sebagai

bahan per-timbangan dalam

mengambil keputusan untuk

menginvestasikan modalnya,

sehingga rencana bisnis ini dapat

terlaksana.

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di

dua tempat. Untuk usaha budidaya

ikan gurami dilaksana-kan pada

kelompok tani Mina Sejahtera di

Desa Tanjungtani, Kecamatan

Prambon dan usaha budidaya ikan

nila pada kelompok tani Mina

Nugroho di Desa Kampung Baru

Keca-matan Tanjunganom,

Kabupaten Nganjuk, Propinsi Jawa

Timur. Sedangkan waktu pelak-

sanaan penelitian adalah pada

bulan Juni sampai bulan Juli 2005.

Obyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di

Kecamatan Prambon dan

Kecamatan Tanjunganom, Ka-

bupaten Nganjuk, Jawa Timur.

Sasaran utama-nya adalah usaha

budidaya ikan gurami dan ikan nila

dengan penekanan pada aspek

pema-saran, aspek teknis, aspek

finansial, aspek manajemen, sosial

ekonomi, kelembagaan dan

pengembangan usahanya.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan

metode des-kriptif. Metode

deskriptif adalah suatu metode

yang bertujuan memberikan

gambaran secara umum, sistematis,

faktual dan aktual. Metode

deskriptif ini ada dua yaitu metode

deskriptif kualitatif dan metode

kuantitatif. Pelaksanaan penelitian

saat di lapang adalah dengan

teknik survey yang menekankan

pada data historis bibliografi.

Menurut Singarimbun M. dan

Effendi S. (1995) teknik survey

adalah peneli-tian yang mengambil

sampel dari satu populasi dan

menggunakan kuisioner sebagai

alat pengumpulan data yang pokok.

Teknik historis menurut

Surakhmad W. (1978) adalah

penyelidikan (penelitian) yang

mengaplikasikan metode

pemecahan yang il-miah dari

perspektif historis (sejarah) suatu

masalah. Penerapan teknik historis

dari pene-litian ini adalah studi

yang bersifat bibliografis yakni

dengan membuat ikhtisar, amotasi,

atau pembahasan sistematis

terhadap karya ilmiah, dalam

bidang tertentu (Surakhmad W,

1978).

Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan

sampel/penentuan responden

dilakukan secara purposive sam-

pling dimana sampel–sampel

penelitian dipilih berdasarkan

pertimbangan. Sedangkan pertim-

bangan yang diambil itu

berdasarkan pada tuju-an

penelitian (Singarimbun M dan

Efendi S. 1995).

Penelitian ini dilakukan di 2

tempat usaha. Peneliti memilih

kelompok tani Mina Sejahtera

sebagai sampel usaha budidaya

ikan gurami, karena kelompok ini

mempunyai usaha budidaya ikan

gurami yang lebih besar di banding

dengan petani ikan lainnya. Untuk

sampel usaha budidaya ikan nila

peneliti memilih kelompok tani

Mina Nugroho karena kelompok ini

mempunyai usaha budidaya ikan

nila yang paling besar di Kabupaten

Nganjuk.

Rancangan Penelitian

Teknologi budidaya ikan

semakin lama semakin

berkembang, dan perluasan areal

budi-daya membawa konsekuensi

meningkatnya kebutuhan produk

ikan. Di lain pihak, keter-sediaan

perairan umum (sungai, waduk dan

rawa), sawah (mina padi) dan

kolam yang mana dewasa ini

kurang optimal dalam

pemanfaatan-nya dan didukung

pula oleh kebijakan pemerin-tah

(dalam hal penggunaannya bagi

kepenti-ngan rakyat), sehingga

makin besar peluang dalam

mengelola sumberdaya perairan.

Untuk mengetahui peluang usaha

budidaya ikan gurami dan ikan nila,

maka perlu dilakukan analisis

evaluasi proyek (studi kelayakan).

Dan dengan potensi sumberdaya

alam (SDA) dan sumberdaya

manusia (SDM) yang ada, juga

dapat ditentukan suatu peluang

usaha. Dari analisa tersebut dapat

diperoleh suatu infor-masi baik bagi

masyarakat maupun pemerintah

dalam merumuskan kebijakan

untuk selanjut-nya dapat dibuat

rencana usaha perikanan (Business

Plan) yang diharapkan dapat

menarik minat para investor untuk

menginves-tasikan modalnya demi

terlaksananya usaha ini.

Sumber dan Jenis Data

Menurut sifatnya (ditinjau dari

segi pene-litian) dapat

menggolongkan sumber – sumber

data menjadi dua yaitu sumber data

primer dan sumber data sekunder.

Sedangkan jenis data berdasarkan

sifatnya adalah data kuantitatif

(data yang berbentuk bilangan) dan

kualitatif (data yang tidak

berbentuk bilangan) (Hasan M.

Iqbal, 2002):

a.Data primer yaitu data yang

diperoleh atau dikumpulkan

langsung di lapangan oleh orang

yang melakukan penelitian atau

yang bersangkutan yang

memerlukannya. Cara

pengambilan/pengumpulan data

primer pada penelitian ini adalah

melalui observasi dan wawancara

(Hasan M. Iqbal, 2002).

b. Data sekunder adalah data yang

diperoleh dan dikumpulkan oleh

orang yang melakukan penelitian

dari sumber – sumber yang telah

ada. Data sekunder diperoleh dari

buku laporan tahunan BPS

Kabupaten Nganjuk kantor Desa

Kampung Baru dan Desa Tanjung

Tani, kantor Kecamatan Prambon

dan Kecamatan Tanjunganom,

Kantor sub-dinas perikanan

Kabupaten Nganjuk, tinjauan

pustaka dan internet sebagai

penunjang hasil penelitian.

Analisis Data

Pengertian Analisa Data

Analisis data menurut Lexy J.

Maleong (2000) dalam Hasan M.

Iqbal (2002), adalah proses

mengorganisasikan dan

mengurutkan data ke dalam pola,

kategori, dan satuan uraian dasar

sehingga dapat ditemukan tema

dan dapat dirumuskan hipotesis

kerja seperti yang disarankan oleh

data. Analisis data dapat ber-

bentuk analisis kuantitatif dan

analisis kualitatif.

Analisis Kelayakan Investasi

Bisnis

Untuk mengetahui

kemungkinan pelak-sanaan

investasi, maka dilakukan analisis

kela-yakan investasi dengan

menggunakan alat ukur yang

disebut dengan “kriteria investasi”.

Ada-pun jenis kriteria investasi

yang digunakan sebagai alat

pengukur tediri dari :

1.Aspek Pasar

Dalam analisis pasar pokok

bahasan yang dianalisa adalah

permintaan dan pena-waran

produk, strategi pemasaran yang

efisien dan cara menghadapi

persaingan. Dalam me-nganalisa

peluang pasar diperlukan data-

data permintaan dan penawaran

nasional pada tahun yang lalu

untuk mengetahui estimasi

permintaan dan penawaran pada

tahun men-datang dengan

menggunakan metode trend

kuadratik. Fungsi persamaan

metode trend kuadratik secara

matematis (Suratman, 2001):

Koefisien a, b, dan c

diperoleh bila dengan

rumus matematis :

Dimana:

Y = jumlah

permintaan/penawaran (trend)

X = parameter fungsi

a = konstanta

b,c = koefisien parameter

2.Aspek Teknis

Ruang lingkup dalam aspek

teknis adalah (Primyastanto M,

(2003):

1. Lahan suatu proyek akan

didirikan baik untuk

pertimbangan lokasi dan lahan

pabrik maupun lokasi bukan

pabrik.

2. Skala produksi yang ditetapkan

untuk mencapai suatu tingkatan

ekonomi.

3. Kriteria pemilihan mesin dan

perleng-kapan utama serta alat

pembantu mesin.

4. Proses produksi dan lay out

pabrik terma-suk juga lay out

bangunan dan fasilitas lain.

5. Jenis teknologi yang diusulkan

termasuk didalamnya

pertimbangan variabel sosial.

3.Aspek Finansial

Analisis Jangka Pendek

1. Penerimaan (Total Revenue)

Penerimaan atau pendapatan

merupa-kan hasil kali dari total

produk dengan harga produk per

satuan, yang dirumuskan sebagai

berikut :

Keterangan :

TR : Penerimaan (Rp)

P : Produk (kg)

Q : Harga produk (Rp/kg)

2. Keuntungan ()

Keuntungan usaha atau pen-

dapatan bersih adalah besarnya

pe-nerimaan setelah dikurangi

dengan biaya yang dikeluarkan

untuk proses produksi baik tetap

maupun tidak tetap, yang

dirumuskan sebagai berikut :

Dimana :

Total Revenue (TR) : Pendapatan

kotor usaha

Total Cost (TC) : biaya produksi

(biaya tetap + biaya

variabel)

3. Return to Equity Capital (REC)

Menurut Soekartawi (1986),

Return to Equity Capital adalah

suatu ukuran untuk mengetahui

nilai imbakan terhadap modal

sendiri. Untuk menghitung REC

digunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

Return to Equity Capital (REC) :

nilai im-balan

terhadap modal

Laba bersih : pendapatan – biaya

Nilai Kerja Keluarga (NKK): nilai

tenaga kerja yang berasal

dari pemilik usaha

dihitung berdasarkan

bunga deposito dari

sejumlah modal yang

digunakan.

Analisis Jangka Panjang

1. Payback Periode (PP)

Payback periode merupakan

metode yang mencoba mengukur

seberapa cepat investasi bisa

kembali, karena itu satuan hasilnya

bukan prosentase, melainkan

satuan waktu (bulan tahun dan

sebagainya). Kalau periode payback

ini lebih pendek dari yang

diisyaratkan maka proyek

dikatakan menguntungkan, dan bila

le-bih lama proyek ditolak.

Rumusnya sebagai berikut :

2. Net Present Value (NPV)

Net Present Value adalah

adalah selisih antara benefit

(penerimaan) dengan Cost

(pengeluaran) yang telah di present

valuekan. Kriteria ini men-gatakan

bahwa proyek akan dipilih apabila

NPV > 0, dan tidak akan

di-pilih/tidak layak untuk dijalankan

bila NPV < 0. Rumus :

Dimana :

Bt = Benefit pada tahun t

Ct = Cost pada tahun t

n = Umur ekonomis suatu

proyek

i = tingkat suku bunga yang

berlaku

3. Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return (IRR)

merupakan tingkat bunga yang

menggambarkan bahwa antara

benefit dan cost yang telah

dipresent valuekan sama dengan 0.

Kriterianya adalah bila IRR >

tingkat bunga yang berlaku saat itu

maka proyek akan dipilih, bila IRR

< tingkat bunga yang berlaku saat

itu, maka proyek tersebut tidak

dipilih (Primyastanto M, 2003).

Rumus :

i’ = suku bunga pada interpolasi

pertama

i” = suku bunga pada interpolasi

kedua

NPV’ = nilai NPV pada discount

rate pertama

NPV” = nilai NPV pada discount

rate kedua

4. Profitability Index (PI) atau Net

B/C

Profitability Index (PI) atau Net

B/C adalah ukuran efektivitas hasil

investasi terha-dap biaya investasi

dengan pendekatan keuntu-ngan

tunai dan nilai sekarang. Adapun

formu-lasinya adalah sebagai

berikut (Anonymous, 2004);

Sedangkan syarat kelayakan

investasi ditentukan sebagai

berikut:

Jika PI > 1 maka investasi efektif.

Jika PI < 1 maka investasi tidak

efektif.

5. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas yaitu

melihat kepe-kaan (Sensitivitas)

dari usaha jika terjadi inflasi

(kenaikan Harga) dan deflasi

(penurunan daya beli) dengan

membandingkan Nilai Kriteria

Kelayakan Investasi dari NPV, Net

B/C dan IRR melalui cara berikut

(Primyastanto, 2003):

Nilai penjualan diturunkan (..%)

sampai nilai IRR aktual

mendekati IRR estimate; Analisis

Sensitivitas Pada Gross Benefit

Turun (..%).

Nilai biaya operasional dan

penga-daan baru dinaikkan (..%)

sampai nilai IRR aktual

mendekati IRR estimate yaitu

Analisis Sensitivitas Pada Gross

Cost naik (..%).

Secara bersama–sama nilai

penjualan ditu-runkan (..%) dan

Nilai Biaya Opera-sional dan

Pengadaan Baru dinaikkan (..%)

sampai nilai IRR Aktual

mendekati IRR estimate yaitu

Analisis Sensitivitas Pada Gross

Benefit Turun ..% dan Gross Cost

Naik ..%.

4.Aspek Manajemen

Peranan manajemen dalam

keberhasilan suatu proyek

memegang peranan penting, se-

hingga evaluasi terhadap aspek

manajemen mutlak perlu

dilaksanakan. Tingkat kesesuaian

data dievaluasi antara landasan

teori dengan masalah sebenarnya

yang ada dilapangan dida-sarkan

pada analisa Planning, Organizing,

Actuating, Controlling

(Primyastanto M, 2003).

Definisi Operasional

Business Plan

Business Plan yang

dimaksudkan pada penelitian ini

adalah sebagai suatu rencana

usaha yang menekankan pada

pengkajian layak atau tidaknya

suatu usaha budidaya yakni ikan

gurami dan ikan nila baik yang

bersifat usaha baru, pengembangan

usaha maupun perbaikan usaha

(rehabilitasi usaha) khususnya

untuk wilayah Kabupaten Nganjuk.

Usaha Budidaya

Usaha budidaya ikan terdiri

dari usaha pembenihan dan

pembesaran. Sedangkan pada

penelitian ini yang dimaksud adalah

usaha pembesaran ikan gurami dan

ikan nila. Budidaya pembesaran

ikan adalah budidaya/

pemeliharaan ikan mulai dari

ukuran benih hingga ukuran

konsumsi.

Studi Kelayakan Proyek

Yang dimaksud dengan studi

kelaya-kan proyek adalah penelitian

tentang dapat tidaknya suatu

proyek (biasanya merupakan

proyek investasi) dilaksanakan

dengan berhasil baik secara

ekonomis suatu investasi,

penyerapan tenaga kerja,

pemanfaatan sumber daya yang

melimpah di tempat tersebut dan

sebagainya.

Pengembangan Usaha

Pengembangan usaha yang

dimaksud da-lam penelitian ini

adalah mengembangkan usa-ha

perikanan air tawar yang telah ada

sebelum-nya, maupun usaha yang

masih baru. Pengem-bangan usaha

ini dapat dilakukan baik di per-

airan umum (sungai, waduk dan

danau), per-airan sawah (mina

padi) maupun kolam, yang

dipengaruhi oleh potensi wilayah

yang ada.

Hipotesis

Hipotesa yang dapat diambil

berdasarkan latar belakang,

rumusan masalah dan tujuan dari

penelitian ini adalah:

1.Melalui estimasi permintaan dan

penawaran, maka usaha budidaya

ikan gurami dan ikan nila

mempunyai peluang pasar/

prospek usaha yang masih

terbuka luas untuk usaha dimasa

yang akan datang.

2.Secara deskriptif usaha budidaya

ikan gurami dan ikan nila dari

segi teknis sudah dapat

memenuhi kebutuhan perkapita.

3.Usaha budidaya ikan gurami dan

ikan nila secara finansial layak

untuk dikembangkan.

4.Usaha budidaya ikan gurami dan

ikan nila telah melaksanakan

prinsip manajemen dengan baik.

5.Sistem kelembagaan yang terlibat

dalam usaha ini telah berjalan

dengan baik.

6.Secara hukum, usaha budidaya

ikan gurami maupun ikan nila

sudah diakui namun belum

mempunyai surat izin usaha

secara resmi.

7.Usaha budidaya ikan gurami dan

ikan nila mempunyai dampak

positif bagi kehidupan

masyarakat setempat secara

sosial ekonomi.

8.Usaha budidaya ikan gurami dan

ikan nila memberikan dampak

positif bagi lingkungan, baik

terhadap udara, tanah, air dan

manusia.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Profil Usaha Perikanan

Usaha budidaya ikan gurami di

kelompok tani Mina Sejahtera

berdiri sekitar tahun 2000 yang

mempunyai 10 anggota dan terdiri

dari ketua, sekertaris, bendahara

dan 7 orang anggota biasa.

Kelompok tani Mina Sejahtera lebih

mendominasi pada usaha budidaya

ikan gurami dan ikan jenis lain

hanya sebagai pendamping.

Usaha budidaya ikan nila yang

ada di kelompok tani Mina Nugroho,

sebenarnya merupakan usaha

perseorangan yaitu milik Bapak H.

Nahrowi. Namun untuk lebih mudah

mendapatkan bantuan dana dari

pemerintah, mempermudah

penyampaian informasi dan atas

saran dari pemerintah juga, maka

dibentuklah kelompok tani Mina

Nugroho yang di ketuai oleh Bapak

H. Nahrowi pada tahun 1990-an dan

sekarang ini mempunyai anggota 74

orang.

Analisis Kelayakan Investasi

Bisnis

Analisa kelayakan investasi

bisnis atau yang sering dikenal

dengan evaluasi proyek usaha selalu

dibutuhkan untuk menentukan dan

me-ngambil keputusan apakah usaha

yang akan dijalankan tersebut

menguntungkan atau tidak. Aspek –

aspek yang perlu diketahui

kelayakannya meliputi aspek teknis,

aspek pasar, aspek finan-sial, aspek

hukum, aspek kelembagaan, aspek

sosial ekonomi dan aspek

lingkungan.

Aspek Pasar

Aspek pasar dan pemasaran

merupakan salah satu aspek yang

sangat penting. Hal ini dikarenakan

aspek pasar dan pemasaran sangat

menentukan hidup matinya

perusahaan atau setiap kegiatan

usaha (Kasmir dan Jakfar, 2003)

Pada tahun 2004 permintaan

ikan nasional sebanyak

9.615.446,40 ton, sedangkan

produksi ikan di Kabupaten

Nganjuk 2.609,022 ton, ini berarti

bahwa Kabupaten Nganjuk hanya

mampu memenuhi permintaan ikan

sebesar 2.609,022 ton, sedangkan

produksi ikan gurami dan ikan nila

masing – masing hanya 129 ton dan

283,095 ton. Jadi peran Kabupaten

Nganjuk masih cukup kecil dalam

membantu realisasi dari produksi

ikan nasional yaitu sebesar

6.231.000 ton.

1. Permintaan ikan

Untuk menghitung estimasi

permin-taan ikan, peneliti

menggunakan data per-mintaan

ikan nasional lima tahun terakhir

yaitu tahun 2000 hingga 2004.

Data tersebut di estimasi,

sehingga nilai hasil estimasi per-

mintaan ikan nasional tahun 2005

– 2014 berturut – turut adalah

10.874.734,35 ton ;

12.066.773,38 ton; 13.300.230,39

ton ; 14.575.105,38 ton ;

15.891.398,34 ton; 17.249.109,28

ton; 18.648.238,2 ton ;

20.088.785,09 ton; 21.570.749,95

ton dan 23.094.132,8 ton. Jadi

rata–rata setiap tahun terjadi

kenaikan se-kitar 7,22%. Ini

berarti peluang pasar untuk ikan

gurami dan ikan nila masih cukup

besar.

2. Penawaran ikan

Setelah dilakukan

perhitungan, diper-oleh nilai

estimasi penawaran ikan nasional

secara berturut – turut tahun

2005-2014 adalah 6.717.800 ton ;

7.219.000 ton ; 7.766.200 ton ;

8.389.400 ton ; 9.058.600 ton;

9.783.800 ton; 10.565.000 ton ;

11.402.200 ton ; 12.295.400 ton

dan 13.244.600 ton. Dari nilai

tersebut, diketahui bahwa rata–

rata tiap tahun jumlah

produksi/penawaran naik sekitar

6,54 %.

Untuk nilai estimasi

penawaran ikan gurami

Kabupaten Nganjuk tahun 2005-

2014 berturut turut adalah

131,172 ton ; 143,640 ton ;

159,817 ton ; 179,702 ton;

203,295 ton ; 230,598 ton ;

261,609 ton ; 296,328 ton ;

334,756 ton dan 376,893 ton.

Dari nilai-nilai tersebut diketahui

bahwa ter-jadi kenaikan

penawaran ikan gurami di Ka-

bupaten Nganjuk sekitar 14,9 %

per tahun.

Sedangkan untuk penawaran

ikan nila di Kabupaten Nganjuk

diperoleh nilai esti-masi

penawaran tahun 2005-2014

secara berturut–turut adalah

387,048 ton ; 499,893 ton ;

628,917 ton ; 774,121 ton ;

935,504 ton; 1113,066 ton ;

1306,807 ton ; 1516,728 ton ;

1742,828 ton dan 1985,107 ton,

dan kenaikannya sekitar 14,89%

per tahun atau jumlah produksi

ikan nila Kabupaten Nganjuk

hanya dapat memenuhi

permintaan ikan nila nasional

sekitar 1089 ton/tahun.

Dari hasil estimasi

permintaan dan penawaran ikan

nasional diketahui nilai estimasi

permintaan ikan lebih besar dari

nilai estimasi penawaran ikan

nasional dari tahun 2005 sampai

tahun 2014. Hal ini menunjukkan

bahwa potensi pasar komoditi

perikanan hingga akhir tahun

2014 masih sangat besar yaitu

sebesar 23.094.132,8 ton.

Untuk menghitung peluang

pasar ikan gurami dan ikan nila

harus diketahui terlebih dahulu

berapa besar kontribusinya

terhadap komoditi perikanan

secara umum. Kontri-busi rata –

rata ikan gurami sekitar 0,00234

% dan ikan nila sekitar 0,00107

%.

Berdasarkan hasil

perhitungan estimasi kontribusi

ikan gurami dan ikan nila di

Kabupaten Nganjuk terhadap

permintaan yang belum

terpenuhi, masih terdapat

peluang pasar tahun 2014 untuk

ikan gurami sekitar 280,71 ton

dan ikan nila sekitar 1477,43 ton.

Nilai tersebut belum mutlak

karena permintaan pasar sangat

dipengaruhi oleh perubahan

selera konsumen dan juga

pertimbangan potensi lestari

komoditi ikan tersebut. Jadi

hipotesa bahwa ada peluang

pasar yang luas untuk usaha

budidaya ikan gurami dan ikan

nila dalam masa yang akan

datang diterima.

Aspek Teknis

Hal–hal yang perlu

diperhatikan dalam aspek teknis

adalah penentuan lokasi, kapasitas

produksi, tata letak, dan proses

produksi ter-masuk pemilihan

teknologi, kelengkapan kajian

teknis (Kasmir dan Jakfar, 2003).

Lokasi usaha budidaya ikan

gurami ikan nila dari penyediaan

sarana produksi cukup dekat.

Sedangkan tenaga kerja diambil

dari anggota keluarga, namun

untuk tenaga kerja tidak tetap di

ambil dari masyarakat sekitar.

Lokasi usaha juga dekat dengan

sumber air baik sungai maupun

sumur bor.

Kapasitas produksi secara

ekonomi usaha budidaya ikan

gurami dengan luas lahan 1.825 m2,

rata–rata tiap anggota kelompok

tani mempunyai luas lahan 912,5

m2, dan jumlah produksi rata–rata

7.255 ekor atau 4.353 kg/ siklus

dengan waktu pemeliharaan 6

bulan, sehingga kapasitas

produksinya adalah 14.510

ekor/tahun atau 8.706 kg dan biaya

produksi Rp.75.413.075/tahun.

Sedangkan luas lahan untuk

budidaya ikan nila adalah 790 m2

yang terdiri dari 5 unit kolam,

dengan luas rata – rata per kolam

158 m2 dan jumlah produksi rata –

rata per siklus produksi/kolam

sekitar 7.364 ekor atau 2.209 kg

dan waktu pemeliharaan 4

bulan/siklus. Jadi usaha budidaya

ikan tersebut dapat meningkatkan

produksi sesuai kebutuhan

perkapita bahkan melebihi dari

target Nasional.

Kajian teknis usaha budidaya

ikan gurami dan ikan nila meliputi

sarana, persiapan kolam,

pembesaran dan pemeliharaan,

pemanenan, pengangkutan dan

pemasaran.

Sarana dan Prasarana

Sarana produksi pembesaran

ikan gurami dan ikan nila terdiri

dari lahan, kon-struksi kolam,

peralatan, pakan, dan obat–obatan.

Prasarana yang digunakan dalam

budidaya ikan gurami dan ikan nila,

yaitu jalan, transportasi, pengairan

dan penerangan.

Persiapan kolam

Sebelum melakukan kegiatan

budi-daya ikan, langkah pertama

yang harus diperhatikan dalam

persiapan budidaya yaitu

pengelolaan tanah dan pengelolaan

air.

Pengelolaan tanah bertujuan

untuk men-ciptakan kondisi

optimum tanah agar dapat

menyediakan lingkungan yang

layak sebagai tempat hidup ikan.

Pengelolaan tanah meliputi

pengolahan tanah, pengapuran dan

pemupu-kan. Setelah dilakukan

pengolahan tanah, lang-kah

selanjutnya adalah pengelolaan air.

Pengi-sian air ke dalam kolam

dilakukan untuk mem-percepat

proses penguraian (dekomposisi)

unsur–unsur organik dari pupuk

menjadi unsur anorganik yang

dapat menyuburkan kolam, setelah

kapur dan pupuk ditebar, kolam

diairi sedikit dan dibiarkan selama

4 hari. Kemudian air ditambah lagi

setinggi 10 cm dan dibiarkan

selama 3 hari sampai air berwarna

coklat kehijau – hijauan. Sehari

sebelum benih gurami maupun ikan

nila ditebar, kolam mulai diisi air

sedalam 70 cm.

5. Seleksi dan Penebaran Benih

Benih ikan yang telah dideder

dan dipe-lihara dengan baik selama

masa tertentu (1-4 bulan) tidak

semuanya memiliki ukuran yang

sama, demikian juga benih ikan

tidak semuanya sehat. Oleh karena

itu, benih ikan yang akan dibe-

sarkan harus diseleksi terlebih

dahulu un-tuk mendapatkan benih

ikan yang berukur-an sama, sehat

dan pertumbuhannya baik.Benih–

benih ikan yang telah diseleksi

dapat segera disebarkan ke kolam

pembesaran. Untuk men-cegah

kematian benih ikan akibat stress,

peru-bahan suhu yang mendadak

dari wadah ke kolam pembesaran,

pelukaan dan serangan penyakit,

maka dalam menebarkan ikan ke

kolam pembesaran hendaknya

dilakukan pada pagi hari atau sore

hari dan padat pene-barannya perlu

diperhatikan.

Padat pene-baran ikan gurami

dengan ukuran benih 150 gr sekitar

10 ekor/m2. Sedangkan ikan nila

ber-ukuran 20 gr padat

penebarannya rata – rata 52

ekor/m2.

6. Pembesaran dan

Pemeliharaan

Pembesaran ikan gurami dan

ikan nila dilakukan secara

monokultur, sehingga benih ikan

harus dipilih yang seragam. Kolam

ikan gurami rata–rata seluas 912,5

m2 dan padat penebarannya sekitar

9-10 ekor/m2 dengan ukuran ikan

150 gr, jumlah total ikan sekitar

8.900 ekor. Sedangkan pada

budidaya ikan nila luas lahan 790

m2 yang terdiri dari 5 unit kolam,

rata–rata seluas 158 m2/kolam,

mempunyai padat penebaran

sekitar 50-52 ekor/m2 dengan berat

ikan 20gr, dan per kolam terdapat

8.182 ekor ikan nila dengan

mortalitas sebesar 10 %.

7. Pemberian Pakan

Pakan sangat berpengaruh

terhadap perkembangan dan

pertumbuhan ikan. Pemberian

pakan pada budidaya ikan gurami

dilakukan 3 kali sehari. Per hari

membutuhkan pakan ikan sekitar

17,19 kg untuk 8.182 ekor ikan

gurami. Selain pakan buatan ikan

gurami juga memakan

tum-buhan/daun – daunan rata –

rata 242,75 karung/siklus atau

Rp.813.212,5.

Jumlah pakan yang diberikan

harus sesuai dengan ukuran besar

ikan agar pakan yang diberikan

tersebut dapat dikon-sumsi oleh

ikan secara utuh. Untuk ikan

gurami, jumlah makanan yang

diberikan per hari adalah 11,5 %

dari berat ikan seluruhnya dengan

rincian 1,5 % berupa pellet dan 10

% berupa daun – daunan. Frekuensi

pemberian pakan ikan adalah 3 kali

per hari, yakni pagi, siang dan sore.

Ber-dasarkan standard tersebut,

maka kebutuhan pakan berupa

pellet dan daun – daunan untuk 500

ekor gurami.

Menurut Suyanto S.R. (2004),

banyaknya makanan yang diberikan

harus diperhitungkan dengan harga

pakan dan nilai produksi ikan yang

akan diperoleh. Perhitungan ini

penting untuk menghindari

kerugian. Beratnya ransum per hari

harus diperhitungkan secara

cermat. Setiap kolam harus

dibuatkan tabel pakan sendiri

sesuai dengan kepadatan ikan yang

dipelihara dan target produksi.

Pakan yang diberikan sebaiknya

habis dalam 5 menit. Jika pakan

tidak habis dalam 5 menit berarti

ikan ada gangguan. Gangguan

dapat berupa sera-ngan penyakit,

perubahan kualitas air, udara

panas, atau telalu sering diberi

pakan.

8. Pengontrolan Air

Pergantian air dapat dilakukan

sesering mungkin sesuai dengan

tingkat kepadatan ikan. Volume air

kolam yang diganti setiap hari

sebanyak 20 % atau lebih. Pada

budidaya ikan gurami ini

penggantian air dilakukan satu

bulan sekali sebanyak 50 %.

9. Hama dan Penyakit

Budidaya ikan tidak lepas dari

gangguan hama dan penyakit.

Datangnya penyakit dise-babkan

oleh beberapa hal seperti

lingkungan budidaya, teknik

budidaya, penanganan panen dan

pasca panen yang kurang baik

serta tidak sesuainya ukuran dan

jenis bahan ynag digu-nakan pada

wadah penampungan sehingga ikan

luka. Datangnya penyakit tidak

hanya merugi-kan dari sisi

produktifitas, tetapi juga pada

kematian gurami yang dibudi-

dayakan. Oleh karena itu, perlu

dilakukan upaya pencegahan

datangnya penyakit dan

pengendalian penyakit yang

menyerang.

Beberapa penyakit yang biasa

menyerang ikan, baik dalam kolam

maupun wadah lain adalah kutu

ikan, penyakit cacing ikan, white

spot. Pengobatannya dengan

perendaman garam dapur (NaCl)

dosis 1-3 gr/ 100cc air selama 5

menit atau formalin 25 cc/m3.

Pengendaliannya dengan

seleksi ikan yang tahan penyakit.

Vacsinasi Ich, mengurangi

kepadatan ikan, kondosi perairan

cukup oksigen. Air kolam

diusahakan mengalir terus menerus

dan pemberian pakan yang baik

untuk meningkatkan daya tahan

tubuh ikan atau menaikkan suhu air

yang berkisar 28-32C

Penyakit nonparasit

merupakan penyakit yang bukan

disebabkan oleh adanya penyakit,

tetapi disebabkan oleh faktor

lingkungan dan faktor makanan

(nutrisi). Faktor lingkungan yang

dapat menimbulkan gangguan

kesehatan ikan adalah pH air yang

terlalu rendah atau terlalu tinggi,

perubahan suhu air yang terlalu

mendadak, zat–zat beracun yang

ada dalam air, penumpukan

kotoran atau sisa – sisa makanan,

kadar oksigen dalam air rendah,

kejenuhan gas (nitrogen, oksigen

dan karbondioksida) serta kadar

amoniak yang tinggi.

Pencegahan penyakit

nonparasiter dapat dilakukan

dengan pemberian pakan yang

tepat (baik jumlah dan mutunya),

ikan tidak diberi pakan yang telah

busuk/rusak, penyimpanan pakan

ditempat yang bersih dan kering,

per-baikan lingkungan parairan

kolam, meningkat-kan kualitas air,

meningkatkan aerasi, mengu-rangi

bahan organik dan fitoplankton.

10.Pemanenan dan

Pengangkutan

Pemanenan ikan dilakukan

dengan mem-perhatikan umur ikan,

bobot ikan saat tebar, bobot ikan

saat panen, dan waktu pemanenan.

Pada pembesaran ikan gurami ini,

ukuran tebarnya adalah 150

gr/ekor dengan umur budidaya

selama 6 bulan didapatkan berat

saat panen 600gr/ekor.

Sedangkan ikan nila dapat

dipanen pada umur 3–4 bulan. Pada

umur tersebut bobotnya sudah

mencapai 100 gr/ekor. Jika pasar

menghendaki ikan yang berbobot

250 gr/ekor, maka panen dapat

dilakukan pada umur 6 bulan

(Cahyono Bambang, 2000). Pada

budi-daya ikan nila, ukuran tebar

ikan 20 gr/ekor dan lama

pemeliharaan 4 bulan diperoleh

berat ikan saat panen 300 gr/ekor.

Waktu panen yang baik adalah

pada pagi hari atau sore hari

karena keadaan suhu rendah yang

dapat menurunkan aktivitas

metabolisme tubuh dan gerak ikan.

Ikan–ikan yang telah dipanen

harus tetap dipetahankan mutunya

sampai di pasaran. Oleh karena itu,

penanganan pasca-panen harus

dilakukan dengan baik dan benar.

Penanganan pascapanen ikan yaitu

pembersihan, pembero-kan,

pengolahan, pengangkutan dan

pemasaran

Pada saat pengangkutan sering

kali ikan mengalami kerusakan.

Untuk menekan keru-sakan sekecil

mungkin, maka ikan harus dikemas

dengan baik. Hal–hal yang perlu

diperhatikan dalam pengangkutan

ikan adalah wadah untuk

mengemas ikan, kepadatan ikan

dalam wadah dan sistem

pengangkutan (Cahyono bambang,

2000). Untuk pengemasan ikan

gurami petani ikan menggunakan

jerigen plastik karena ikan masih

dalam keadaan hidup, sedangkan

ikan nila sudah dalam keadaan mati

sehingga dapat menggunakan box

fiberglass atau styrofoam.

Saat pengangkutan, kepadatan

ikan sangat tergantung pada

ukuran ikan, sistem pengangkutan

dan lamanya pengangkutan.

Apabila ikan terlalu padat akan

menyebabkan ikan cepat rusak dan

membusuk atau mati. Pada

pengangkutan ikan gurami yang

menggu-nakan jerigen plastik

kepadatan pengangkutan 30 kg

dalam 120 liter air selama 6 jam.

Sedang-kan ikan nila dalam setiap

box kepadatan maksimalnya adalah

70 kg, sehingga jumlah ikan nila

saat pengangkutan adalah sekitar

230 ekor/box dengan ukuran panen

300 gr/ekor.

11.Pemasaran

Pasar pada usaha budidaya

ikan gurami dan ikan nila yang

dimaksudkan adalah pasar reseller,

yaitu suatu pasar yang terdiri dari

individu dan organisasi yang

melakukan penju-alan kembali

barang dan jasa untuk menda-

patkan keuntungan. Secara teknis,

pemasaran ikan gurami dan ikan

nila lebih ditekankan pada strategi

bauran pemasaran hal ini dilakukan

karena luasnya kegiatan

pemasaran.

Penentuan lokasi dan distribusi

serta sarana dan prasarana

pendukung menjadi sangat penting,

karena agar pelanggan mudah

menjangkau setiap lokasi yang ada

serta mendistribusikan barang atau

jasa.

Pada penelitian ini baik usaha

budidaya ikan gurami maupun

usaha budi-daya ikan nila, saluran

distribusinya adalah dari produsen/

petani ikan ke pengepul, agen,

kemudian resto-ran dan yang

terakhir kepada konsumen akhir.

Daerah pemasaran untuk ikan

gurami maupun ikan nila masih

sedikit sekali untuk meraih pasar

lokal. Untuk ikan gurami daerah

pemasarannya meliputi wilayah

Surabaya dan Jakarta. Sedangkan

pemasaran ikan nila meli-puti

wilayah Pasuruan dan Solo.

Aspek Finansial

Aspek finansial sangat penting

untuk diperhatikan, karena setiap

kegiatan usaha selalu

membutuhkan dana untuk

menjalankan usaha yang meliputi

permodalan, pembiayaan,

penerimaan dan analisis finansial.

Pada usaha budidaya ikan

gurami, modal tetap/investasi awal

dalam pelaksanaan usaha

merupakan modal sendiri rata –

rata tiap usaha yaitu sekitar Rp.

49.745.000. Modal tersebut

meliputi kolam tanah, pompa air,

ember serok, jaring. Sedangkan

modal tetap yang digunakan untuk

usaha budidaya ikan nila juga

berasal dari modal sendiri sebesar

Rp. 145.746.000.

Pembiayaan yang dimaksud

terdiri dari biaya tetap dijumlah

dengan biaya opera-sional per

tahun yang selanjutnya disebut

modal kerja/total biaya. Usaha

budidaya ikan gurami mempunyai

total biaya sekitar Rp.75.413.075,

sedangkan untuk budidaya ikan nila

sekitar Rp. 80.743.217. Biaya

tetap pada budidaya ikan gurami

sebesar Rp. 11.654.150, dan untuk

budidaya ikan nila biaya tetapnya

sebesar Rp. 27.265.617 per

tahun. Biaya operasional per siklus

produksi ikan gurami rata – rata

tiap anggota kelompok tani Mina

Sejahtera sebesar Rp. 32.379.362,5

dan untuk satu tahun sebesar

Rp.64.758.925. Sedangkan usaha

budidaya ikan nila menggunakan

biaya variabel sejumlah Rp.

4.861.600 per siklus produksi, dan

dalam 1 tahun ada 11 siklus

sehingga biaya variable total

selama 1 tahun adalah Rp.

53.477.600.

1. Analisis Finansial

Bila ditinjau dari waktu

pelaksanaan proyek suatu usaha,

dalam menganalisis aspek

finansial dapat dibedakan

menjadi analisis jangka pendek

dan analisis jangka panjang.

Analisis Jangka Pendek

Analisis jangka pendek

dalam suatu usaha dapat dihitung

dari jangka waktu yang pendek

yaitu sekali produksi dalam 1

tahun produksi. Komponen yang

dihitung meliputi

penerimaan/pendapatan,

keuntungan dan Return to Equity

Capital (REC).

Penerimaan dalam usaha

budidaya ikan gurami dari

perhitungan diperoleh nilai

penerimaan rata – rata dari

responden 1 dan 2 sebesar

Rp.128.160.000 per tahun. Yang

diperoleh dari hasil kali produksi

rata – rata yaitu 8.544 kg dengan

harga ikan gurami Rp. 15.000/kg.

Sedangkan pada usaha budidaya

ikan nila diperoleh nilai

penerimaan rata – rata tiap tahun

sekitar Rp. 170.100.000, dari

hasil produksi per tahun 24.300

kg dengan harga Rp. 7.000/kg.

Keuntungan usaha atau hasil

bersih adalah besarnya

penerimaan setelah di kurangi

dengan biaya yang dikeluarkan

untuk proses produksi, baik biaya

tetap maupun biaya tidak tetap.

Keuntungan kotor (EBZ) untuk

usaha budidaya ikan gurami pada

kelompok tani Mina Sejahtera

dan ikan nila pada Mina Nugroho

masing – masing Rp. 52.746.925,-

dan Rp. 89.356.783. Sedangkan

keuntungan bersih (EAZ) masing–

masing adalah Rp.50.109.578,75

dan Rp.84.888.943,85.

Perhitungan nilai Return to

Equity Capital (REC) juga

dilakukan dengan 2 cara yaitu

untuk pendapatan kotor (RECEBZ)

dan REC untuk pendapatan

bersih setelah zakat (RECEAZ).

Dari hasil perhitungan diperoleh

nilai RECEBZ per tahun untuk

usaha budidaya ikan gurami dan

ikan nila masing– masing sekitar

67,52 % dan 108,4 %. Untuk nilai

RECEAZ masing– masing 64,03 %

dan 102,87 %. Maksud dari nilai –

nilai tersebut adalah misalkan

saja 67,52 % per tahun, artinya

setiap modal usaha sebesar Rp. 1

akan menghasilkan laba sebesar

Rp. 67,52. Dan nilai–nilai REC

tersebut lebih besar bila

dibandingkan dengan suku bunga

deposito yang dikeluarkan bulan

Agustus 2005 yakni sebesar

8,71%, sehingga usaha tersebut

dapat dikatakan sangat

menguntungkan dan layak untuk

dilanjutkan.

Analisis Jangka Panjang

Dalam menentukan

kelayakan suatu usaha perlu

dilakukan analisis jangka pan-

jang yang meliputi Net Present

Value (NPV), Net B/C, IRR

(Internal Rate of Return),

Payback Periode dan analisis

sensitivitas.

a) Net Present Value (NPV)

Setelah nilai Net Benefit

(B–C) masing–masing

didiskontokan pada ting-kat

discount rate 16%, selanjutnya

nilai NPV dihitung dari total

PVGB dikurangi total PVGC

dan diperoleh nilai NPV dalam

kondisi normal untuk usaha

budidaya ikan gurami sebesar

Rp. 287.501.653. Sedangkan

usaha budidaya ikan nila

diperoleh nilai NPV sebesar

Rp. 510.422.496. Nilai NPV

tersebut lebih besar dari satu

dan lebih besar dari inves-tasi

awal sehingga usaha tersebut

me-nguntungkan dan layak

untuk diteruskan.

b) Net Benefit Cost Ratio (Net

B/C)

Dari hasil perhitungan

pada kon-disi normal diperoleh

nilai Net Benefit (B–C) untuk

ikan gurami sebesar 5,91 dan

untuk ikan nila sebesar 3,5.

Nilai Net B/C tersebut lebih

besar dari satu sehingga kedua

usaha tersebut layak untuk

dijalankan.

c) Internal Rate of Return (IRR)

Dari perhitungan

diketahui nilai IRR pada

kondisi normal baik untuk

usaha ikan gurami maupun

usaha budidaya ikan nila lebih

besar dari bunga pinjaman

yang berlaku saat ini yaitu 16

%. Nilai IRR tersebut masing –

masing adalah 125,71 % dan

75,73 %. Jadi usaha tersebut

layak untuk dijalankan.

d) Payback Periode (PP)

Setelah dilakukan

perhitungan diperoleh nilai

payback period (PP) untuk ikan

gurami adalah 2,17 tahun dan

untuk usaha ikan nila nilai PP

adalah 4,25 tahun yang mana

kedua nilai PP tersebut lebih

kecil dari PP maximum yaitu

6,25 tahun, sehingga dari segi

pengembalian modal, usaha

budidaya ikan gurami dan ikan

nila masih tetap layak untuk

diusahakan.

e) Analisis Sensitivitas

Di dalam analisis

sensitivitas ini digunakan

beberapa asumsi perubahan

kondisi usaha selama

dijalankan yang be-rupa

kenaikan biaya dan penurunan

gross benefit yang tujuannya

untuk mengetahui bagaimana

pengaruh usaha tersebut atau

untuk mengetahui kepekaan

suatu pro-yek terhadap

perubahan yang mungkin

terjadi di masa mendatang.

1)Asumsi biaya naik sebesar

25% pada tahun 2005 – 2014

Asumsi biaya naik 25 %

dida-sarkan pada tahun 2005

kondisi pere-konomian

nasional yang masih belum

normal karena banyak

peristiwa yang terjadi di

Indonesia sehingga sebagian

besar biaya operasional

mengalami kenaikan. Hasil

perhitungan pada usa-ha

budidaya ikan gurami di-

peroleh nilai NPV Rp

211.801.826; Net B/C 4,35;

IRR 92,99% dan Payback

Periode 3,22 tahun.

Sedangkan untuk usaha

ikan nila diperoleh nilai

NPVRp.442.153.268; Net

B/C 3,033724888 ; IRR

65,4% dan PP 5,21 tahun.

Dari nilai – nilai tersebut

diketahui bahwa baik usaha

budidaya ikan gurami

maupun ikan nila masih

tetap layak untuk dija-lankan

meskipun terjadi inflasi

(kena-ikan) biaya 25% per

tahun.

2)Asumsi Gross Benefit turun

10% pada tahun 2005 – 2014

Penentuan asumsi Gross

Benefit turun 10% karena

sejak terjadi banyak

peristiwa yang ada di

Indonesia baik bencana alam

maupun yang lainnya

mengakibatkan daya beli

masyarakat terhadap

komoditi ikan menurun, se-

hingga penjualan usaha

perikanan me-ngalami

penurunan. Dari hasil perhi-

tungan pada usaha budidaya

ikan gurami didapat nilai

NPV Rp.

228.464.186,32 ; Net B/C 4,7

; IRR 99,97 % dan PP 2,88

tahun.

Sedangkan pada usaha

ikan nila didapat nilai NPV

Rp.432.065.184 ; Net B/C

2,964508 ; IRR 63,81 % dan

PP 5,4 tahun. Dari nilai–nilai

tersebut ternyata baik usaha

budidaya ikan gurami

maupun ikan nila masih

tetap layak untuk dijalankan.

3)Asumsi biaya naik 25% dan

Gross Benefit turun 10%

pada tahun 2005–2014

Untuk melihat tingkat

kepe-kaan dari usaha

budidaya ikan gurami dan

ikan nila bila terjadi

kemungkinan yang sangat

buruk ditentukan asumsi

dari gabungan antara biaya

naik 25% dan Gross Benefit

turun 10%. Dari perhitungan

diketahui untuk usaha

budidaya ikan gurami

mempunyai nilai NPV Rp.

152.764.359,90 ; Net B/C

3,14 ; IRR 66,22 % dan PP

5,04 tahun. Sedangkan ikan

nila mem-punyai nilai NPV

Rp. 363.795.956 ; Net B/C

2,496 ; IRR 53,25 % dan PP

7,1 tahun nilai ini melebihi

kondisi Payback Periode

maksimum, sehingga secara

perhitungan usaha ikan nila

tidak layak untuk dilanjutkan

dalam kondisi biaya naik

25% dan benefit turun 10%.

Nilai – nilai tersebut diatas

yakni NPV, Net B/C ternyata lebih

besar dari satu, IRR lebih besar

dari suku bunga pinjaman bank

yaitu 16% dan Payback Periode

lebih kecil dari Payback Periode

maksimum, sehingga usaha

tersebut masih tetap layak untuk

dilanjutkan meskipun terjadi

kenaikan biaya melebihi 25% dan

Gross Benefit turun melebihi 10%.

Mengacu pada nilai tersebut

menun-jukkan sensitivitas usaha

ini cukup tinggi artinya usaha ini

mempunyai toleransi cukup tinggi

terhadap goncangan akibat biaya

naik ataupun pengurangan benefit

(laba). Jadi usaha budidaya ikan

gurami dan ikan nila dilihat dari

aspek finansial masih tetap layak

untuk tahun- tahun mendatang.

Aspek Manajemen

Aspek manajemen dan

organisasi me-rupakan aspek yang

sangat penting dianalisis untuk

kelayakan suatu usaha. Baik

menyang-kut sumberdaya manusia

maupun rencana perusahaan

secara keseluruhan, haruslah disu-

sun sesuai dengan tujuan

perusahaan. Tujuan perusahaan

akan lebih mudah tercapai apabila

memenuhi kaidah–kaidah atau

tahapan dalan proses manajemen.

Proses manajemen atau kaidah ini

akan tergambar dari masing–

masing fungsi manajemen yang

ada.

Dalam usaha budidaya ikan

gurami dan ikan nila telah

menerapkan fungsi peren-canaan

meskipun masih sederhana. Baik

dari persiapan teknis, peralatan,

tenaga kerja, biaya, waktu

pelaksanaan dan sebagainya mes-

kipun tidak dibuat secara

terstruktur. Di dalam usaha ini

sudah dilakukan pembukuan

meskipun masih sangat

sederhana. Penentuan target

waktu produksi budidaya ikan

gurami adalah 6 bulan dan ikan

nila adalah 4 bulan.

Pada usaha budidaya ikan

gurami dan ikan nila sudah

menerapkan fungsi pengorga-

nisasian. Hal ini dapat dilihat

dengan adanya pembagian tugas

dan tanggung jawab yang jelas

kepada pekerja, meskipun

kadang–kadang melakukan

kegiatan rangkap, karena jumlah

tenaga kerja masih terbatas satu

orang.

Baik di dalam usaha budidaya

ikan gurami dan ikan nila dalam

menggerakkan tenaga kerja masih

belum berfungsi dengan baik

karena tenaga kerja yang diambil

masih memiliki hubungan

keluarga dan tidak ada motivasi

yang khusus untuk semangat

dalam bekerja. Tetapi biasanya

pemilik usaha akan membagi

keuntungan yang merata sesuai

dengan hasil pekerjaan/kegiatan.

Pengawasan pada produk

ikan gurami dilakukan untuk

melihat apakah ikan ter-serang

penyakit atau tidak. Namun untuk

tenaga kerja tidak dilakukan

pengawasan karena lebih

mengandalkan pada kepercayaan

terhadap tugasnya dan kesadaran

dari pekerja sendiri. Sedangkan

untuk usaha budidaya ikan nila,

pengawasan dilakukan pada

kualitas ikan nila, kualitas air,

pemasaran.

Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa usaha ikan

gurami dan ikan nila dalam

pelaksanaan fungsi manajemen

hampir sesuai/cukup baik. Jadi

dari hipotesa bahwa pelaksanaa

fungsi manajemen pada usaha

tersebut sudah baik diterima,

meskipun pada kenyataannya

kurang sempurna.

Aspek Kelembagaan

Kelembagaan yang ada

didalam usaha budidaya ikan

gurami dan ikan nila yaitu

lembaga penyedia sarana

produksi, lembaga penyedia dana,

lembaga pemasaran, dan lembaga

penyuluhan.

Untuk memperoleh sarana

produksi koperasi sangat berperan

dalam hal ini adalah koperasi

Mina Sejahtera yang mempunyai

beberapa relasi dalam penyediaan

sarana tersebut. Sedangkan

kegiatan budidaya ikan nila dalam

penyediaan sarana produksi selain

dari koperasi Mina Nugroho juga

mempunyai hubungan

kerja/kemitraan dengan pabrik

pakan Charun Chokan yang ada di

Sidoarjo, sedangkan benih

disediakan oleh koperasi Mina

Jaya sebagai koperasi sekunder.

Usaha budidaya ikan gurami

dan ikan nila modal berasal dari

modal sendiri. Karena pemilik

usaha tersebut tergolong didalam

kelompok tani, mereka

mendapatkan ban-tuan modal

yang biasanya disebut dengan

penguatan modal dari pemerintah.

Lembaga pemasaran adalah

badan – badan hukum atau

perorangan yang meng-gerakkan

arus barang dari produsen kepada

konsumen. Lembaga pemasaran

didalam usaha budidaya ikan

gurami adalah pedagang pengepul

lokal yang datang langsung ke

tempat budidaya ikan gurami pada

saat pemanenan, dari pedangang

pengepul, ikan gurami ukuran

konsumsi diantar ke restoran dan

agen. Sedangkan lembaga

pemasaran pada kelompok tani

Mina Nugroho adalah agen, dari

agen langsung kepada restoran/

pasar dan akhirnya kepada

konsumen.

Lembaga penyuluhan yang

berperan dalam hal ini adalah

pemerintah yaitu sub dinas

perikanan Kabupaten Nganjuk di

bawah naungan dinas kehewanan

Kabupa-ten Nganjuk. Sub dinas

perikanan Nganjuk biasanya

memberikan penyuluhan satu

bulan sekali pada awal bulan

kepada para petani ikan melalui

kelompok tani Mina Sejahtera

untuk usaha ikan gurami dan

Mina Nugroho untuk ikan nila.

Aspek Hukum

Untuk memulai studi

kelayakan suatu usaha pada

umumnya dimulai dari aspek

hukum, walaupun banyak pula

yang melakukan dari aspek lain.

Tujuan dari aspek hukum adalah

untuk meneliti keabsahan,

kesempurnaan dan keaslian dari

dokumen – dokumen yang

dimiliki. Dokumen yang perlu

diteliti keabsahannya,

kesempurnaan dan keasliannya

meliputi badan hukum, izin – izin

yang dimiliki, sertifikat tanah

atau dokumen lainnya yang

mendukung kegiatan usaha

tesebut.

Namun para petani ikan

tersebut berada didalam sebuah

lembaga koperasi. Dan masing –

masing petani ikan tersebut

belum mempunyai Surat Izin

Usaha Perdagangan (SIUP),

karena surat izin ter-sebut hanya

diwajibkan kepada perusahaan –

perusahaan yang besar.

Jadi kepemilikan usaha

budidaya ikan tersebut belum

mempunyai SIUP sehingga dari

aspek hukum usaha tersebut

belum layak/belum diakui secara

legal.

Aspek Sosial Ekonomi

Dari hasil penelitian

diketahui bahwa usaha budidaya

ikan gurami maupun ikan nila

secara sosial, ekonomi dan

budaya membawa dampak positif

bagi masyarakat sekitar.

Perubahan tersebut meliputi pen-

dapatan, hubungan sosial,

aktifitas lalu lintas, jalur

komunikasi, tingkat keamanan,

perilaku masyarakat dan adat

istiadat. Beberapa peru-bahan

secara sosial, ekonomi dan ling-

kungan meliputi : arus lalu lintas

semakin ramai di daerah sekitar

usaha, penerangan jalan yang

semakin banyak, pekerja tidak

tetap diambil dari masyarakat

sekitar sehing-ga membantu

pemerintah mengurangi pe-

ngangguran, komunikasi semakin

lancar karena adanya alat

komunikasi seperti tele-pon,

tersedianya sarana dan prasarana

seper-ti pembangunan jalan,

jembatan, listrik, tele-pon dan

sebagainya.

Dampak sosial yang timbul

diantaranya adalah adanya

perubahan struktur penduduk

menurut kelompok umur, jenis

kelamin, tingkat pekerjaan dan

pendidikan, perubahan tingkat

pendapatan penduduk, perubahan

komposisi tenaga kerja baik

tingkat partisi-pasi angkatan kerja

maupun tingkat pengang-guran.

Aspek Lingkungan (AMDAL)

Komponen lingkungan hidup

yang akan berubah secara

mendasar dan penting bagi

masyarakat disekitar tempat

rencana usaha adalah kepemilikan

dan penguasaan lahan,

kesempatan kerja dan usaha, taraf

hidup masyarakat dan kesehatan

masyarakat. Karena air yang

digunakan adalah air sungai dan

air tanah yang bila digunakan

secara berlebihan maka disekitar

lokasi usaha menjadi berkurang

dan akhirnya mengering.

Karena budidaya ikan gurami

dan ikan nila yang biasanya

terbuka dan tidak ada pagar

pengaman, cenderung

mengundang tindakan kriminal

seperti pencurian ikan oleh orang

– orang iseng. Hal ini juga

disebabkan oleh adanya

kesenjangan sosial antara

masyarakat sekitar.

Adapun alternatif

penyelesaian yang dapat

dilakukan adalah memasang filter/

saringan air agar air yang keluar

dari pembu-angan sudah bersih

dan sehat, membuat saluran

pembuangan yang teratur ke

daerah tertentu sehingga tidak

menganggu aktifitas masyarakat

sekitar lokasi usaha, memberikan

obat untuk menetralisir air yang

tercemar seperti bahan – bahan

kimia yang dapat me-matikan

makhluk yang mengkonsumsinya

dan memberi sedekah/zakat

kepada yang membutuhkan yang

ada di sekitar lokasi usaha,

sehingga mereka merasa

diperhatikan dan ada rasa hormat

kepada pemilik usaha yang

selanjutnya tidak melakukan

pencurian dan tindakan kriminal

lainnya.

Pengembangan Usaha Perikanan

Pada usaha budidaya ikan

gurami yang ada di Mina

Sejahtera belum ada pengem-

bangan usaha secara spesifik,

namun masing–masing

anggota/pemilik usaha sudah

mulai mengembangkan usaha

perikanannya dengan komoditi

lain yaitu budidaya ikan bawal air

tawar yang sekarang ini ikan

tersebut meru-pakan komoditi

baru yang diharapkan dapat

membantu dalam peningkatan

pendapatan.

Budidaya ikan nila yang ada

di kelom-pok tani Mina Nugroho

merupakan salah satu usaha

pengembangan, yang sebelumnya

komoditi utamanya adalah ikan

lele. Dan sekarang ini komoditi

lain yang sedang dibudidayakan

baik pembenihan maupun

pembesaran adalah ikan gurami,

ikan mas, ikan bawal air tawar,

dan ikan patin. Budidaya ikan nila

juga dilakukan di sungai dengan

metode keramba. Selain itu ada

usaha pema-saran/jual-beli ikan

segar seperti ikan ban-deng,

wader, gabus dan udang yang

dilakukan di kios pemasaran yang

ada di samping koperasi Mina

Nugroho.

Koperasi perikanan

merupakan strategi yang efektif

dalam rangka manajemen pro-

duksi dan pemasaran, terutama

meningkat-kan kesejahteraan

petani ikan dengan terdis-

tribusinya hasil produksi oleh

setiap pelaku agribisnis, sehingga

kemitraan yang adil, saling

menunjang dan saling

menguntungkan antara petani

ikan kecil dengan pengusaha ikan

yang sudah besar benar–benar

terwujud. Namun pengembangan

usaha koperasi perikanan sangat

tergantung oleh peran serta

anggota koperasi perikanan serta

pemerintah dengan sistem

agribisnis terpadu. Agribisnis

terpadu yang dimaksud adalah

usaha gabu-ngan yang terdiri dari

penyediaan sarana produksi,

proses budidaya, pemberian

kredit, simpan-pinjam,

pengelolaan dana sosial, serta

usaha pemasaran dari hasil

produksi yang berupa benih dan

ikan ukuran konsumsi serta ikan

yang dalam bentuk olahan (fillet,

bakso, nugget, tepung ikan dan

sebagainya).

Peran koperasi perikanan

(KUD Mina) adalah untuk

menggabungkan, mendukung dan

memperlancar sistem produksi,

pengo-lahan dan pemasaran hasil

produksi. Selan-jutnya untuk

pengembangan produk dan

manajemen yang lebih efektif,

koperasi per-ikanan dengan peran

serta pemerintah dalam hal ini

adalah dinas perikanan

melakukan pelatihan dan

penyuluhan kepada pelaku agri-

bisnis terutama petani ikan

sebagai produsen, baik mengenai

teknologi budidaya, kewira-

usahan maupun manajemen

pengelolaan usaha yang lebih

baik.

Faktor - Faktor Yang

Mempengaruhi Usaha

Budidaya Perikanan

Setiap usaha pasti

mempunyai faktor–faktor yang

mempengaruhi jalannya usaha,

baik itu yang menghambat

maupun yang memperlancar

usaha tersebut. Faktor pen-

dukung merupakan faktor–faktor

yang dapat memperlancar

kegiatan budidaya ikan gurami

dan ikan nila, diantaranya

adalah :

1.Pemeliharaan ikan gurami dan

ikan nila relatif lebih mudah.

2.Kondisi perairan dan

lingkungan usaha yang sesuai

dengan habitat ikan.

3.Sumber air dekat dengan lokasi

usaha.

4.Tersedianya sumber daya alam

dan sumber daya manusia.

5.Harga jual ikan gurami dan ikan

nila yang relatif tinggi.

6.Adanya lahan yang belum

termanfaatkan dan sangat baik

bila digunakan untuk usa-ha

budidaya, sehingga bila lahan

tersebut diolah dengan baik

akan membantu meningkatkan

pendapatan keluarga.

7.Adanya teknologi budidaya ikan

yang lebih efektif dan lebih

efisien.

8.Dengan semakin meningkatnya

jumlah penduduk, maka

permintaan ikan juga semakin

meningkat.

9. Adanya dukungan dari

pemerintah Kabupaten

Nganjuk.

10.Usaha budidaya ikan gurami

dan ikan nila dalam

pemasarannya mempunyai

jaringan distribusi yang mantap

di daerah tertentu.

11.Mempunyai organisasi dan

kelompok kerja yang aktif dan

produktif.

12.Mempunyai kemampuan untuk

mempro-duksi ikan dengan

ukuran yang sesuai dengan

permintaan konsumen.

13.Mempunyai kemampuan dalam

membe-rikan kesejahteraan

yang relatif memadai bagi

karyawan dan keluarga.

14.Mempunyai tenaga kerja yang

cukup berpengalaman dari segi

teknis budidaya.

Beberapa faktor yang menjadi

hambatan dalam usaha budidaya

ikan gurami dan ikan nila,

diantaranya adalah :

1.Peralatan pengontrolan kualitas

air yang masih kurang.

2.Belum adanya tenaga ahli

khususnya di bidang perikanan

yang membantu dalam

pelaksanaan usaha.

3.Pertumbuhan ikan gurami dan

ikan nila yang relatif lambat,

sehingga membutuhkan waktu

berbulan – bulan untuk sampai

pada tahap pemasaran.

4.Tingginya biaya produksi dalam

kegiatan usaha budidaya ikan.

5.Pemasaran ikan yang jauh keluar

kota, sehingga mempengaruhi

kualitas ikan dan bahkan ikan

mudah stress diperjalanan dan

akhirnya banyak yang mati

sehingga kesegaran ikan tidak

tahan lama.

6.Rendahnya minat penduduk lokal

dalam mengkonsumsi ikan

gurami, sehingga pema-saran

untuk daerah lokal masih rendah.

7.Manajemen pengelolaan masih

sederhana.

8.Adanya persaingan dengan

komoditi per-ikanan dan

pengusaha perikanan lainnya.

9.Kemungkinan berdirinya usaha

baru dengan teknologi yang lebih

baik.

10. Dalam jangka waktu panjang

belum dapat memenuhi kenaikan

permintaan.

11. Kurang adanya kepercayaan

dari penyedia dana baik investor

maupun bank terhadap usaha

budidaya perikanan karena

adanya resiko ketidakpastian

yang tinggi, sehingga petani ikan

kesulitan dalam memperoleh

dana dalam upaya

pengembangan usahanya.

12. Belum mantapnya pola

perencanaan dan pembinaan

tenaga kerja yang dapat

memenuhi perkembangan usaha.

Rencana Usaha (Business Plan)

Setiap usaha (bisnis)

membutuhkan ren-cana bisnis

(Business Plans) terutama bisnis

baru dan bisnis yang

mengharapkan perubahan atau

pertumbuhan yang signifikan dalam

waktu dekat. Dalam teori, rencana

bisnis akan memberikan arahan

strategis bagi keberlang-sungan

aktivitas usaha (bisnis) yakni

dengan menuliskan/

mendeskripsikan tujuan dan cara

mencapainya, yang kemudian

mengikuti renca-na yang telah

ditulis untuk mencapai target.

Berikut ini rencana usaha

pengembangan budidaya ikan

gurami dan ikan nila yang

diharapkan dapat terlaksana di

Kabupaten Nganjuk, dalam rangka

memanfaatkan sumber daya alam

dan sumber daya manusia yang ada

di wilayah tersebut agar lebih

optimal. Namun masih banyak

kendala yang dihadapi oleh

pengusaha, kususnya para calon

pengusaha kecil dan menengah

dalam mewujudkan dan

melaksanakan usahanya tersebut.

Salah satu kendala tersebut tampak

dalam merencanakan serta

mempresentasikan rencana usaha.

Operasional/realisasi dari

rencana usaha budidaya ikan

gurami dan ikan nila adalah untuk

memenuhi peluang pasar dalam

jangka waktu 10 tahun mendatang,

untuk ikan gurami sebesar 280,71

ton dan ikan nila sebesar 1.477,43

ton. Sehingga untuk usaha

budidaya ikan gurami diperlukan

lahan seluas 29.979,85 m2, tenaga

kerja 328 orang dan laba yang akan

diperoleh sekitar Rp.

1.643.594.183, zakat sebesar Rp.

86.504.957. Apabila besarnya zakat

untuk masing – masing orang (yang

berhak menerima) sama dengan

UMR yang berlaku di Kabupaten

Nganjuk sebesar Rp. 354.000,

maka penerima zakat tersebut

sekitar 20 orang. Demikian juga

dengan budidaya ikan nila untuk

memenuhi peluang pasar sebesar

1.477,43 ton, diperlukan lahan

6.191,6 m2, tenaga kerja 4.317

orang, laba yang diperoleh Rp.

5.161.212.852, zakat sebesar Rp.

271.642.782, dengan pene-rima

zakat sekitar 64 orang.

2.KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian ini dapat

disimpulkan beberapa hal,

diantaranya adalah :

1.Kelayakan usaha baik usaha

budidaya ikan gurami dan ikan

nila dilihat dari ;

Aspek pasar masih cukup luas

dilihat dari peluang pasarnya.

Untuk ikan gurami sebesar

280,71 ton dan untuk ikan nila

sebesar 1477,43 ton.

Permintaan masih lebih besar

dibandingkan penawaran,

karena tiap tahun permintaan

selalu meningkat. Hingga akhir

tahun 2014 permintaan ikan

sebesar 23.094.132,80 ton,

sedangkan penawaran ikan

nasional 13.244.600 ton.

Aspek teknis usaha budidaya

ikan gurami dan usaha budidaya

ikan nila meng-gunakan sistem

semi-intensif (madya).

Aspek finansial sudah layak

dalam pelaksa-naannya, baik

jangka pendek maupun jangka

panjang. Karena memberikan

keun-tungan setiap tahunnya

yaitu keuntungan bersih (EAZ)

sebesar Rp. 50.109.178,75 dan

ikan nila sekitar Rp.

84.888.943,85. Nilai REC

masing – masing sebesar 64,03

% dan 102,87 % yang lebih

besar dari suku bunga deposito

bank sebesar 8,71 %.

Sedangkan pada analisis jangka

panjang dengan menggunakan

discount rate sebesar 16% per

tahun selama 10 tahun masing –

masing untuk ikan gurami dan

ikan nila diperoleh NPV sebesar

Rp. 287.501.653 dan Rp.

510,422,496, Net B/C ratio

sebesar 5,91 dan 3,5, IRR

sebesar 125,71 % dan 75,73 %,

Payback Periode 2,17 tahun dan

4,25 tahun yang lebih kecil dari

Payback Periode maksi-mum

yakni 6,25 tahun, sehingga

berda-sarkan nilai tersebut

usaha ini layak.

Penerapan aspek manajemen

dari fungsi perencanaan,

pengorganisasi, pergerakan dan

pengendalian cukup baik

meskipun masih sederhana.

Dari aspek hukum, usaha

tersebut belum mempunyai

Surat Izin Usaha Perdagangan

(SIUP), Nomor Pengguna Wajib

Pajak (NPWP), Izin Mendirikan

Bangunan (IMB) tetapi hanya

mempunyai surat pengakuan

terdaftar dari kantor Sub-Dinas

Perikanan Kabupaten Nganjuk.

Aspek kelembagaan usaha

tersebut cukup bagus karena

adanya peran lembaga penyedia

sarana produksi, lembaga

penyu-luhan meskipun dari

lembaga penyedia dana masih

belum ada perhatian lebih.

Aspek sosial ekonomi cukup

baik, karena dapat memberikan

lapangan pekerjaan baru bagi

masyarakat sekitar, sehingga

dapat membantu dalam

peningkatan pen-dapatan

penduduk dan membantu peme-

rintah dalam upaya mengurangi

jumlah pengangguran.

Aspek lingkungan pada usaha

budidaya ikan ini memberikan

dampak positif karena usaha

budidaya ikan tidak meng-

hasilkan limbah yang terlalu

berbahaya bagi lingkungan baik

perairan maupun kesehatan

dari masyarakat sekitar lokasi

usaha. Bahkan kotoran ikan

dapat digu-nakan untuk pupuk

bagi tanaman padi yang ada

disekitar kolam.

2.Pengembangan Usaha Perikanan

Untuk peningkatan hasil

produksi dan peningkatan

pendapatan keluarga, masyarakat

dan pemerintah daerah, maka

pengembangan usaha budidaya

lebih diperluas dengan perluasan

jaringan pemasaran, peningkatan

metode budidaya yang lebih

efektif dan efisien dengan sistem

budidaya intensif, perbaikan

manajemen usaha dan

sumberdaya manusia,

pengembangan kelembagaan

dengan menjalin mitra kerja

melalui koperasi, pelegalan usaha

dan pengelolaan dana sosial baik

zakat atau sedekah kepada

masyarakat sekitar lokasi usaha.

3.Rencana Usaha (Business Plan)

Dalam upaya pemanfaatan

sumber daya alam dan sumber

daya manusia yang lebih optimal

dibuatlah rencana usaha budidaya

perikanan melalui perluasan

daerah budidaya dengan

memanfaatkan usaha skala rumah

tangga di wilayah Kabupaten

Nganjuk baik jangka pendek

maupun jangka panjang. Usaha

budidaya ikan gurami dengan luas

lahan keluarga rata-rata 912,5 m2

pada 10 tahun mendatang akan

menghasilkan pro-duksi

15.115.325,89 ton. Sedangkan

budidaya ikan nila dengan rata–

rata luas lahan keluarga 990 m2,

akan dibuat rencana usaha 10

tahun mendatang 39.625,172 ton.

Untuk memenuhi permintaan

pasar ikan gurami 280,71 ton dan

1.477,43 ton ikan nila dalam 10

tahun mendatang, masing–masing

dibutuhkan tena-ga kerja 328

orang dan 4.317 orang dengan

lahan seluas 29.979,85 m2 dan

6.191,6 m2. Laba yang akan

diperoleh Rp. 1.643.594.183 dan

Rp. 5.161.212.852.

Saran

Agar usaha perikanan

khususnya yang ada di wilayah

Kabupaten Nganjuk dapat

berkesinambungan dan

terwujudnya usaha pengoptimalan

dalam pemanfaatan potensi wilayah

yang ada, maka ada beberapa saran

dari peneliti diantaranya adalah :

Perlu dilakukan penelitian yang

sama terhadap budidaya ikan

lele, ikan bawal air tawar, dan

ikan unggulan lainnya yang ada

di Kabupaten Nganjuk.

Para pengelola usaha perlu

membuat pembukuan

keuangan yang lebih baik, agar

dapat digunakan sebagai acuan

dalam perbaikan usahanya.

Perlu adanya penelitian lebih

lanjut tentang kualitas air,

teknik budidaya yang lebih

efektif dan efisien, serta

teknologi pengolahan ikan air

tawar, sehingga menunjang

kemajuan usaha dan dapat

meningkatkan jumlah

pendapatan.

Perlu adanya penambahan dan

penguatan dana/modal bagi

kelompok tani dan me-

ngefektifkan dana tersebut

untuk pe-ngembangan dan

perbaikan usaha. Budi-daya

yang disertai dengan

pemantauan oleh pihak

penyedia dana itu sendiri.

Dalam pelaksanaan rencana

usaha baik pengembangan,

perbaikan maupun usaha baru

perlu didampingi oleh tenaga

ahli budidaya perikanan.

Perlu adanya perhatian/respon

yang lebih lebih serius lagi dari

pemerintah khusus-nya sektor

perikanan, dengan membe-

rikan pembinaan tidak hanya

kepada kelompok tani yang

telah mendaftar saja mengingat

masih banyaknya kelompok

pemula yang belum tertangani.

Perlu adanya evaluasi setiap

akhir tahun terhadap program

pemerintah, baik hasil

penyuluhan, pembinaan,

penguatan mo-dal, apa sudah

efektif dan efisien.

Dinas perikanan perlu berdiri

sendiri, sehingga diharapkan

dapat lebih intensif dalam

menangani usaha perikanan

secara merata di seluruh

wilayah Kabupaten Nganjuk.

DAFTAR PUSTAKA

Al Qur’an. 1989. Al Qur’an dan Terjemahannya. Departemen Agama Republik Indonesia. CV. Toha Putra. Semarang.

Anonymous. 2004. Penyusunan Profil Investasi Komoditi Unggulan Tepung Ikan Di Jawa Timur. Badan Penanaman Modal Propinsi Jawa Timur dan Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat. Universitas Brawijaya. Malang.

Cahyono Bambang. 2000. Budidaya Ikan Air Tawar (Ikan Gurame, Ikan Nila dan Ikan Mas). Kanisius. Yogyakarta.

Cahyono Bambang. 2001. Budidaya Ikan Di Perairan Umum. Kanisius. Yogyakarta.

Hasan M. Iqbal. 2002. Pokok – Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasi-nya. Ghalia Indonesia (Anggota IKAPI). Yogyakarta.

Hasibuan Malayu. 2003. Manajemen (Dasar, Pengertian dan Masalah). Bumi Aksara. Jakarta.

Kasmir dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Prenada Media – Kencana. Bogor.

Kumalasanti Inneke, Surjatin dan Primyastanto M. 1999. Analisis Evaluasi proyek Usaha Ikan Gurami (Osphronemus gourami) di CV. Semi Desa Kecubung Kecamatan Pace Kabupaten Nganjuk Jawa Timur. Skripsi. Universitas Brawijaya Malang. Tidak diterbitkan.

Kusbandi Liyanti, Surjatin dan Qoid A. 2003. Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dan Kontribu-sinya Terhadap Pendapatan Keluarga Di Desa Banjarejo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Laporan Skripsi Sosial Ekonomi Perikanan. Universitas Brawijaya. Malang.

Murtidjo Bambang A. 2001. Beberapa Metode Pembenihan Ikan Air Tawar. Kanisius. Yogyakarta.

Prihartono R. Eko. 2004. Permasalahan Gurami dan Solusinya. Penebar Swadaya. Jakarta.

Primyastanto M. 2003. Evaluasi Proyek Dari Teori Ke Praktek (Studi Pembesaran Ikan Gurame). PT. Danar Wijaya – Brawijaya University Press. Malang.

Pudjosumarto M. 1992. Evaluasi Proyek Uraian Singkat dan Soal Jawab. Liberty. Yogyakarta.

Rahardi F, Kristiawati R dan Nazaruddin. 2000. Agribisnis Perikanan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rahmawati Farida, Ismadi dan Primyastanto M. 2003. Aplikasi Evaluasi Proyek Pada Usaha pembesaran Gurami (Osphrone-mus gouramy) Di CV. Sumber Makmur Desa Karang Dagangan Kecamatan Bandar Kedung Mulya kabupaten Jombang Jawa Timur. Laporan Skripsi Sosial Ekonomi Perikanan. Universitas Brawijaya. Malang. Tidak diterbitkan.

Riyanto Bambang. 1995. Dasar – Dasar Pembe-lanjaan Perusahaan. Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada Press. Yogyakarta.

Singarimbun M dan Efendi S. 1995. Metodologi Penelitian Survey. LP3E. Jakarta.

Surakhmad W. 1978. Dasar dan Tehnik Research. Pengantar Metodologi Ilmiah. Pener-bit Tarsito. Bandung.

Surakhmad W. 1985. Pengantar Penelitian Ilmiah. Penerbit Tarsito. Bandung

Suratman. 2001. Studi Kelayakan Proyek, Teknik dan Prosedur Penyusunan Laporan Edisi I. J & J Learning. Yogyakarta.

Suyanto S.R. 2004. Nila. PT Penebar Swadaya. Jakarta

Swasta B. dan Sukotjo. 1997. Pengantar Bisnis Modern. Liberti. Yogyakarta.

Widodo Slamet, Prayogo R. I dan Jauhari Alfan. 2002.

Perencanaan Strategi Pengem-bangan Tempat Pelelangan Ikan Bron-dong Sebagai Upaya Optimalisasi fungsi Di PPN Brondong Lamongan Jawa Timur. Laporan Skripsi Pemanfa-atan Sumberdaya Perairan. Universitas Brawijaya. Malang. Tidak diterbitkan.

Winarta. 2003. Studi Agribisnis Ikan Gurami (Osphronemus gouramy lac) di Kabupaten Blitar. Skripsi Sosial Ekonomi Perikanan Universitas Brawijaya. Malang. Tidak diterbitkan.

(http://www.markplusnco.com/discussionview.php?tid= 299

http://www.nganjukwarintek.go.id/ina/maintengah.php?id=1

Lampiran 1

Gambar 8. Bagan rencana pengembangan usaha budidaya ikan gurami dan ikan nila di Kabupaten Nganjuk

Potensi perikanan air tawar/peluang usaha

Budidaya gurami (luas lahan 912 m2 /rumah tangga)

Budidaya nila (luas lahan 990 m2 /rumah tangga)

Aspek Pasar Aspek Teknis Aspek Manajemen

Aspek Finansial

Aspek Hukum Aspek Lingkungan

Aspek Sosial Ekonomi

Aspek Kelembagaan

Perencanaan usaha untuk luas wilayah perairan darat Kabupaten Nganjuk (kecuali

pemukiman) 1.614.278.000 m2

10 tahun : Gurami : 280,71tonNila:1.477,43 tonPasar ekspor

Budidaya intensif,

penambahan sarana produksi,

pengolahan

10 thn : Ikan gurami labaRp. 1.643.594.183Ikan nila labaRp. 5.161.212.852

Penerapan fungsi POAC yang lebih

efektif

Pemerataan zakat bagi

fakir miskin dan yang berhak

menerimanya

Efektifitas dan efisiensi lembaga

keuangan, penyuluhan dan lembaga terkait serta hubungan kemitraan kerja

Pelegalan usaha SIUP, NPWP, IMB

dsb.

Pelestarian lingkungan, pemanfaatan limbah ikan

PERENCANAAN USAHA (BUSINESS PLAN) PENGEMBANGAN

BUDIDAYA IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy) DAN IKAN NILA

(Oreochromis niloticus) DI KABUPATEN NGANJUK PROPINSI JAWA

TIMUR

Artikel Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Perikanan di Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya

Malang

Oleh :

NUNIK ISTIKHAROH

NIM. 0110840029

Mengetahui, Menyetujui,

Ketua Jurusan Dosen

Pembimbing I

( Ir. Abdul Qoid, MS ) ( Ir. Surjatin )Tanggal : Tanggal :

Dosen

Pembimbing II

(Ir. Mimit Primyastanto, MP)

Tanggal :

PERENCANAAN USAHA (BUSINESS PLAN) PENGEMBANGAN

BUDIDAYA IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy) DAN IKAN

NILA

(Oreochromis niloticus) DI KABUPATEN NGANJUK PROPINSI

JAWA TIMUR

ARTIKEL SKRIPSI

SOSIAL EKONOMI PERIKANAN

OLEH :

NUNIK ISTIKHAROH

NIM. 0110840029

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS PERIKANAN

MALANG

2005