ikan gurame

29
Penetasan Telur Gurami Penetasan telur gurami sebaiknya menggunakan bak, karena dengan menggunakan bak akan mudah dikontrol. Pemeliharaan di bak selama 8-11 hari, atau dengan melihat melihat perubahan telur dari warna kuning menjadi kehitam hitaman. Biasanya pada waktu ini tengah ada tanda gerakan dan mulai lincah bergerak serta peka terhadap gerakan tangan. Selama 8-11 hari, lakukan penggantian air di bak sebanyak 3-4 kali. Aturan penggantian air yaitu dengan mengurangi 2/3 banyaknya air lalu ditambah lagi dengan jumlah yang sama. Catatan : Bak dan peralatan harus dijaga sterilnya Air sumur, jernih, tidak berbau (persiapkan selama kurang lebih 3 hari perendaman) Pengambilan telur yang mati dan lemak yang ditimbulkan pagi dan sore hari Ganti air bila sudah keruh Pendederan 1. Pindahkan telur yang telah lincah dan peka terhadap gerakan tangan ke dalam bak. Air (kolam terpal) dengan ketinggian air kurang lebih10 cm. Beri makan dengan cacing sutra, pilih yang paling halus dan segar (cacing baru). 2. Kontrol kondisi anak ikan, air, pakan ikan dilakukan per 2 jam selama 7 hari. Pengontrolan yang dimaksud adalah : Kelincahan anak ikan terjaga (tidak melemah) Perubahan air (bau, kejenuhan) terjaga

Upload: edan3321

Post on 11-Nov-2015

81 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

gurame

TRANSCRIPT

Penetasan Telur Gurami

Penetasan telur gurami sebaiknya menggunakan bak, karena dengan menggunakan bak akan mudah dikontrol.

Pemeliharaan di bak selama 8-11 hari, atau dengan melihat melihat perubahan telur dari warna kuning menjadi kehitam hitaman. Biasanya pada waktu ini tengah ada tanda gerakan dan mulai lincah bergerak serta peka terhadap gerakan tangan.

Selama 8-11 hari, lakukan penggantian air di bak sebanyak 3-4 kali. Aturan penggantian air yaitu dengan mengurangi 2/3 banyaknya air lalu ditambah lagi dengan jumlah yang sama.

Catatan : Bak dan peralatan harus dijaga sterilnya

Air sumur, jernih, tidak berbau (persiapkan selama kurang lebih 3 hari perendaman)

Pengambilan telur yang mati dan lemak yang ditimbulkan pagi dan sore hari

Ganti air bila sudah keruh

Pendederan

1. Pindahkan telur yang telah lincah dan peka terhadap gerakan tangan ke dalam bak. Air (kolam terpal) dengan ketinggian air kurang lebih10 cm. Beri makan dengan cacing sutra, pilih yang paling halus dan segar (cacing baru).

2. Kontrol kondisi anak ikan, air, pakan ikan dilakukan per 2 jam selama 7 hari. Pengontrolan yang dimaksud adalah :

Kelincahan anak ikan terjaga (tidak melemah)

Perubahan air (bau, kejenuhan) terjaga

Pakan ikan yang mati akan menimbulkan kotoran yang berlebihan

Dasar bak terpal yang mulai tumbuh lumut, segera bersihkan bila tumbuh lumut.

Sinar matahari yang bagus hanya pagi hari (06.00-10.00) menggunakan penutup dari mulsa yang mudah diatur penyinaran matahari.

3. Setelah 7 hari pengontrolan per 2 jam, secara ketat mulai dilonggarkan waktunya, misalnya pada waktu: pagi, siang dan malam. Untuk 10 hari kemudian kondisikan pakan, sinar matahari waktu siang dan udara yang bagus.

4. Ketika umur ikan sudah mencapai 25-27 hari, segera dipindahkan ke dalam kolam pendederan. Kepadatan ikan di kolam ini yaitu 1500-1750 ekor/m air.Kesiapan kolam harus diperhatikan :

Air telah banyak mengandung plankton dengan tanda air telah berubah warna menjadi kehijauan.

Kedalaman air kurang dari 80 cm.

Air betul betul stagnan dan jauh dari pembuangan sampah dapur.

Sinar matahari penuh sepanjang hari dan tidak tertutup terlalu lama

Pakan ikan di letakkan pada tempat yang mudah dibersihkan dan hanya10-15 di bawah permukaan air.

Waspada hama ikan seperti larva capung, ucrit dan kumbang air, serta binatang yang merugikan seperti kecebong karena menghabiskan paka ikan.Ketika saya menurunkan tulisan tentang beternak ikan gurami atau gurame atau gurameh (grameh-Jawa) banyak tanggapan yang menunjukkan ketertarikan. Pertanyaan paling banyak adalah pengelolaan anakan yang banyak mati karena penyekit dan beberapa faktor lainnya.

Berikut ini saya turunkan lagi tulisan mengenai budidaya ikan gurami yang saya ambil dari milis agromania sedangkan sumber gambar gurungeblog.wordpress.com dan bibitgurami.com. Dalam tulisan ini, disinggung tentang beberapa penyakit dan hama yang biasa menyerang ikan gurami dan penanganannya. Semoga bermanfaat.

Gurami dikenal sebagai ikan yang lambat pertumbuhannya. Untuk membesarkan benih ukuran 2-3 cm Sampai siap konsumsi (500 g) diperlukan waktu sekitar 1,5 tahun. Wajar bila banyak yang enggan mengusahakannya. Kini hal ltu bisa diatasi dengan menerapkan pola budidaya secara bertahap. Pemeliharaan di kolam intensif selama 12-14 bulan Osphronemus gouramy, itu mencapai bobot 500 g/ekor. Ini adalah beternak dengan cara segmentasi. Dengan segmentasi ini, Beternak gurami lebih cepat, setiap tahap 3-4 bulan, ujar Azhari, petani di Dramaga, Bogor.

Pemilik 10 petak kolam ukuran 200 m2 itu menebar berbagai ukuran. Kalau ada yang membutuhkan, tinggal dipanen. Tak perlu dibesarkan hingga ukuran konsumsi. Untung yang diraih per segmen budidaya pun jelas. Misalnya, benih ukuran wadah korek (4-5 cm) dibeli seharga Rp 1.250/ekor. Jika ditebar 3.000 benih di kolam seluas 100 m2. (Maaf, ini adalah arsip lama, jadi untuk masalah harga bisa diabaikan Om Kicau).

3 bulan berikutnya dipanen ukuran bungkus rokok (10 cm). Harganya bisa 2 kali lipat. Dengan kematian 10% petani bisa mengantongi Rp 3 juta belum termasuk biaya pakan dan tenaga kerja.

Pemeliharaan gurami di kolarn intensif per segmen menghemat waktu 2-4 bulan. Dengan cara itu Perputaran modal juga cepat, tegas Julius Tirta Sendjaya petani di Parung. Selain itu ukuran kolam budidaya tidak luas, 100-500 m2 tapi dalam jumnlah banyak. Selain kolam pendederan. ada yang untuk pembesaran. Kesehatan ikan dapat dikontrol sehingga kegagalan panen akibat penyakit dapat diminimkan.

TERGANTUNG MODALPetani bermodal minim bisa memulai usaha dan pembenihan. Modal besar, pembesaran. Semua segmen budidaya pun tidak masalah. Toh, jika tidak ada permintaan benih bisa dibesarkan lagi hingga siap konsumsi.

Pembenih hanya menghasilkan benih ukuran kuku (2-3 cm). Modal yang diperlukan sepasang induk dan wadah penetasan, seperti ember, bak fiber, atau akuarium. Perawatan larva sampai burayak di akuarium lebih mudah. Selain kesehatannya mudah di kontrol juga bisa diusahakan di lahan terbatas. Pembesaran pilihannya lebih banyak.

Pertama, membesarkan benih ukuran kuku hingga sebesar wadah korek (4-5cm).Petani juga bisa memulai usaha dan benih ukuran wadah korek, lalu dibesarkan hingga seukuran bungkus rokok (9-10cm). Atau dimulai dan benih ukuran bungkus rokok sampai siap konsumsi.

Sebelum mulai usaha perlu mengetahui syarat-syarat gurami tumbuh dengan baik. Di antaranya pemilihan lokasi, konstruksi kolam, benih berkualitas, dan perawatan yang benar.

SYARAT LOKASIGurami termasuk ikan yang mudah dibudidayakan. Ia bisa hidup di sembarang tempat. Meskipun demikian, pemilihan lokasi yang tepat juga perlu diperhatikan. Di lokasi berketinggian 20-400 m dpl pertumbuhan ikan cukup baik. Namun, di dataran tinggi, 800 m dpl pertumbuhannya agak lambat.

Lokasi budidaya harus memiliki suhu dan kualitas air sesuai kemauan gurami. Ia tumbuh baik di daerah bersuhu 25- 28C. Meskipun demikian, ia sangat peka terhadap perubahan suhu. Lokasi yang memiliki perbedaan suhu siang dan malam tinggi kurang baik untuk gurami. Apalagi daerah yang suhunya seringkali berubah-ubah bisa menyebabkan ikan stres.

Kepekaan gurami terhadap suhu dapat diatasi dengan merekayasa lingkungan hidupnya. Penyebab naiknya suhu adalah panas matahari.

Ketika cuaca panas tinggi air yang umum digunakan 70 80 cm, ditingkatkan l0-20 cm. Saat penghujan tiba biasanya suhu dingin dan diatasi dengan menurunkan tinggi air.Kualitas air di lokasi mendukung pertumbuhan ikan. Ia harus mengandung cukup mineral dan zat-zat hara yang dibutuhkan.

Ketersediaan pakan alami yang cukup bisa meningkatkan kelulusan hidup benih pada tahap awal budidaya.

Kadar oksigen tidak berpengaruhi terhadap kehidupan gurami. Ia memiliki labirin yang berfungsi untuk mengambil udara. Angka pH air ideal 6,5- 7, kesadahan 7HD. Air dan sungai atau irigasi teknis bisa dipakai asal tidak tercemar limbah pestisida atau sisa-sisa pembuangan rumah tangga.

Gurami menyukai air yang bersih. Air kerub dikhawatirkan mengandung kotoran. Jika kotoran itu bercampur sisa-sisa pakan akan terjadi pembusukan. Hal itu memicu timbulnya bakteri, parasit, dan cacing.

Pakan gurami harus tersedia secara kontinyu di lokasi. Pelet bisa didatangkan dan daerah lain. Namun, daun sente (Alocasia macrorrhiza), kegemaran gurami terkadang langka. Karena kebutuhan daun-daunan itu cukup besar sebaiknya petani menanamnya di sepanjang pematang kolam.

PERSIAPAN KOLAMPersiapan kolam merupakan langkah awal proses budidaya. Ada 2 cara yang bisa dilakukan, yakni membuat kolam baru dan pengolahan tanah seusai panen. Jika membuat kolam baru, konstruksi dibuat kuat dan kokoh. Bentuk kolam umumnya sama dengan ikan lain. Ukurannva tergantung kemampuan modal dan luas lahan. Dinding kolam dirancang agar tak mudah bocor atau terkikis. Kemiringannya 60 derajat dan dasar kolam.

Pematang antar kolam dibuat kuat dan lebar untuk mengantisipasi longsor. Tinggi pematang kurang lebih 125 cm diukur dari dasar kolam. Permukaan dasar kolam dibuat agak miring. Tujuannya untuk memudah pembuangan air dan panen. Saluran pemasukan dan pengeluaran air pada setiap kolam dibuat terpisah. Tujuannya untuk menghindari penularan penyakit ke kolam lain.

Kedua saluran diletakkan di kedua dinding secara diagonal atau menyilang. Pralon pvc atau bambu umum digunakan. Jumlahnya tergantung luas kolam, ukuran 100 m2 cukup 2 saluran air. Lubang air ditutup kasa agar kotoran tidak ikut masuk ke kolam.Kualitas tanah yang baik menciptakan kondisi lingkungan yang layak untuk gurami. Karena itu keasamannya harus dipertahankan. Caranya dengan menaburkan kapur sebanyak 100 g/m2 dan 200 g/m2 garam dapur.

Penanganan kolam yang sudah produksi lain lagi. Sebelum digunakan air dibuang habis lalu dasar kolam dijemur hingga kering. Tujuannya untuk mematikan bakteri, jamur, dan cacing. Kotoran atau sisa-sisa pakan yang menumpuk dibuang.

Setelah kering, tanah dicangkul sedalam 10-20 cm lalu dibalik dan ratakan. Lapisan atas dianggap sudah tidak kaya hara sehingga perlu diganti yang bawah. Jemur di terik matahari sampai kering. Untuk menjaga keasaman tanah taburkan kapur 100 g/m2 dan 200g/m2 garam dapur.

PENGISIAN AIRKolam yang sudah siap segera diisi air secara bertahap. Setelah mencapai tinggi 20 cm saluran air ditutup. Taburkan pupuk kandang, seperti kotoran ayam (postal) sebanyak 500 g/m2. Tujuannya untuk menumbuhkan plankton. Air dibiarkan menggenang selama beberapa hari agar terjadi proses dekomposisi atau penguraian.

Yang perlu diperhatikan kehadiran anak katak/percil, burayak mujair, atau lele yang seringkali ikut terbawa air. Untuk mengatasinya taburkan saponin sebanyak 5-10 kg. Alternatif lain dengan pemberian daun lampesan (Hyptis suaveolens) secukupnya.Saponin bisa mematikan hewan-hewan berdarah merah sedang lampesan hanya memabukan.

Pesaing atau predator yang sudah mati itu dibuang agar tidak busuk.

Beberapa hari kemudian air berubah menjadi hijau tanda bibit plankton sudah ada. Masukkan air secara bertahap hingga mencapai tinggi 60- 80 cm. Pupuk buatan, seperti SP-36 sebanyak 20 g/m2 dapat diberikan untuk mempercepat pertumbuhan pakan alami. Diamkan selama 5-7 hari sampai wama air berubah menjadi hijau segar. Saat itu benih sudah siap ditebar.

TABUR BENIHPilih benih sehat untuk ditebar. Ciri benih yang baik, gerakan renangnya lincah, sisik mengkilap, bebas penyakit, dan ukuran seragam. Benih kurang seragam menyebabkan persaingan mendapatkan pakan dan ruang gerak. Ikan berukuran lebih besar dipastikan tumbuh lebih cepat, sementara yang kecil tetap kuntet.

Ada beberapa jenis gurami yang sudah dikembangkan, seperti paris, safir, merah, jepang, dan soang. Setiap jenis memiliki kelebihan masing-masing. Yang perlu diperhatikan asal benih.

Usahakan jaraknya tidak jauh dengan lokasi supaya tidak mabuk selama pengangkutan. Penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari. Saat itu cuaca redup sehingga penyesuaian berlangsung lebih cepat dan menghindari benih stres. Secara perlahan-lahan kantung benih dimasukkan ke air. Biarkan beberapa saat agar suhu di kantung sama dengan air kolam.

Buka kantung lalu tuang ke air. Biarkan benih berenang sendiri.

PERAWATAN BERTAHAPGurami yang dipelihara dari benih ukuran 2 cm sampai siap konsumsi memerlukan waktu lama.Dengan segmentasi budidaya relatif lebih cepat. Tahapan itu dimulai dan pembenihan, pendederan hingga pembesaran. Setiap segmen dilakukan di kolam terpisah dan penanganan berbeda.

a. PembenihanPembenih hanya menyediakan benih sebesar kuku atau ukuran 2-3 cm. Modalnya sepasang induk, kolam perkawinan. sarang telur, dan akuarium untuk penetasan sekaligus perawatan.

Induk siap kawin dimasukkan ke kolam. Sarang dan ijuk untuk melekatkan telur diletakkan di pinggir. Keesokan han dicek, jika sudah berisi telur, angkat lalu dimasukkan ke akuarium. Sehari kemudian telur sudah menetas.

Larva belum diberi pakan, toh, persediaan pakan di kantung telur (yolk sack) cukup selama 2 hari. Setelab cadangan makanannya mulai menipis, kutu air atau artemia diberikan. Usahakan pemberian tidak terlambat. Larva yang terlanjur kelaparan kondisinya Iemah. Dua hari berikutnya barulah diberi cacing rambut. Biasanya pertumbuhan ikan cepat setelah makan cacing rambut. Dalam waktu 30 hari sejak tetas benih sudah sebesar biji oyong (1 cm). Dengan cara ini kelulusan hidupnya mencapai 95%.

Jika menginginkan benih agak besar, perawatan di akuarium dilanjutkan kembali. Populasi dijarangkan dengan cara memindahkan sebagian benih ke tempat lain. Pakan utama tetap cacing rambut. Sistem pemeliharaan dengan air mengalir.Setelah 1 bulan diperoleh benih ukuran kuku (1-3 cm). Benih ini bisa dipanen dan siap ditebar ke kolam.

b. PendederanPendederan dilakukan di kolam ukuran 50-100 m2. Benih sebesar kuku ditebar dengan kepadatan 40 ekor/m2. Contoh, ukuran kolam 100 m2 memerlukan benih sekitar 4.000 ekor. Tinggi air 30-40 cm dengan debit air 10 liter/menit.

Seminggu atau 10 hari setelah tebar benih belum diberi pakan buatan. Di samping ukuran mulut belum mampu menelan pelet, pakan alami yang tersedia di kolam sudah cukup. Pada hari ke-11 pelet baru boleh diberikan. Pelet yang diberikan mengandung 50% protein. Kebutuhan pakan per hari dihitung menurut bobot ikan, biasanya dipatok 1 %. Jumlah pakan yang diberikan kecil, tapi frekuensinya diperbanyak. Yang umum 2-3 kali, ditingkatkan menjadi 6 kali.

Perawatan sehari-hari selain memberi pakan, ikan selalu dikontrol kesehatannya. Benih sebesar ini masih rentan serangan penyakit. Kualitas air yang masuk ke kolam selalu dicek. Bila lingkungan kolam terlihat ada tanda-tanda berubah segera diberi tindakan pencegahan.

Ketika cuaca panas misalnya, suhu air akan meningkat. Sebelum ikan stres sebaiknya volume air ditingkatkan. Sebaliknya, ketika suhu dingin di musim hujan tinggi air dikurangi. Selain itu, pH air tak luput dan perhatian. Saat penghujan biasanya pH air turun. Kondisi seperti itu bisa mengundang kehadiran penyakit. Untuk menstabilkannya taburkan garam secukupnya.

Sampling berat ikan setiap bulan merupakan kegiatan rutin. Dengan cara itu bisa diketahui pertumbuhan ikan. Keseragaman ukuran sangat penting untuk menentukan jumlah pakan yang diberikan. Karena itu perlu dilakukan sortir, ukuran yang tidak standar dipindah ke kolam lain.

Pemeliharaan selama 45-60 hari menghasilkan benih sebesar dim/silet atau 4-5cm.Benih bisa dipanen dan siap dijual. Bila tidak ada permintaan benih, proses budidaya dilanjutkan lagi. Namun, kepadatan ikan dikurangi menjadi 30 ekor/m2. Pemeliharaan selama 60 hari diperoleh benih ukuran wadah korek atau 7-8 cm.

c. PembesaranTahap pembesaran dimulai dan benih sebesar korek atau ukuran 7-8 cm. Kolam pembesaran yang digunakan berukuran 100-500 m2. Kepadatan tebar 20 ekor/m2. Contoh, untuk kolam ukuran 500 m2 dibutuhkan benih sekitar 10.000 ekor. Tinggi air 70 cm dengan debit air yang masuk ke kolam 15 20 liter/menit.

Pakan buatan per hari diberikan 1% dan bobot ikan. Frekuensi pemberian 2-3 kali, pukul 07.00, 11.00, dan 13.00. Pelet yang digunakan harus mengandung 25% protein. Pakan tambahan berupa daun sente. Kebutuhan-nya per hari 10% dari bobot ikan diberikan sekali pada sore hari, pukul 17.00.

Perawatan sehari-hari di tahap ini hampir sama dengan tahap pendederan. Benih masih relatif rentan serangan penyakit dan mudah stres bila ada gangguan atau perubahan lingkungan secara mendadak.

Untuk menghasilkan benih sebesar bungkus rokok atau 10-12 ekor per kilo dibutuhkan waktu 75 -100 hari. Benih sebesar itu sudah bisa dipanen dan dijual. Atau dipindah ke kolam lain untuk dibesarkan hingga ukuran konsumsi.

Kolam pembesaran berukuran lebih besar. Ukuran kolam 500 m2 tidak masalah. Yang penting kepadatan ikan dikurangi 10 ekor/m2. Tinggi air dinaikkan menjadi 80 cm, debit air 20 liter/menit. Pakan buatan diberikan 2 kali sehari., pukul 08.00 dan 13.00. Pelet harus mengandung 20%protein. Pakan tambahan daun sente cukup 10% dari bobot ikan diberikan pada sore hari, pukul 16.00.

Benih sebesar itu sudah agak tahan serangan penyakit. Namun, perlu diwaspadai kondisi lingkungan kolam. Perawatan dan pengontrolan setiap hari dianggap perlu. Pemberian garam secukupnya rutin setiap bulan untuk mencegah munculnya penyakit.Pembesaran ini memerlukan waktu 90-100 hari untuk mendapatkan ikan ukuran konsumsi, 500 g/ekor.

Ikan sebesar itu bisa dipanen dan siap dijual ke pasar atau restoran. Bila belum ada order, ikan tetap dipelihara di kolam. Namun, pemberian pakan tidak terlalu intensif. Pelet bisa diberikan sekali pada pagi hari, sore daun sente. Ini dilakukan agar pengeluaran tidak mcmbengkak.

PENYAKIT GURAMIPenyakit merupakan masalah utama budidaya gurami. Kehadirannya perlu diwaspadai, sebab serangannya bisa menyebabkan kematian sehingga gagal panen. Penyebab yang kerap dijumpai seperti bakteri, jamur, parasit, dan cacing.

Mereka muncul akibat lingkungan kolam yang kotor. Karena itu periu dicermati kepadatan tebar kualitas air dan pakan berlebihan. Berikut beberapa penyakit yang kerap ditemui di kolam.

Kutu ikanPenyakit ini disebabkan parasit Argulus indicus. Serangannya dengan cara menempel lalu menggigit tubuh. Ikan yang terserang akan mengalami pendarahan. Penularan ke ikan lain melalui air atau kontak langsung. Parasit ini muncul pada kolam-kolam yang kualitas airnya buruk.

Cara pengendalian dengan mengeringkan kolam seusai panen sehingga telur-telurnya mati. Ikan yang sudah terserang diobati. Caranya dengan menaburkan garam sebanyak 10-15 kg/m3 ke kolam.

Usahakan saat pengobatan saluran masuk ditutup, air diturunkan 10-20 cm. Sehari kemudian air bisa ditambahkan. Atau ikan sakit direndam air yang sudah dibubuhi garam sebanyak 10-15 gr/l selama 15 menit.

Cacing ikanPenyebabnya parasit Dactylogyrus dan Gyrodactylus. Kualitas air yang buruk, kurang pakan, kepadatan tinggi. dan perubahan lingkungan mendadak memicu munculnya keluarga cacing itu.

Gejala awal ditandai nafsu makan ikan menurun, sering muncul di permukaan air, dan terkadang berbaring dengan insang terbuka. Dactylogyrus lebih menyukai insang Gyrodactylus menyerang bagian badan dan sirip.

Cara penanggulangannya dengan mengganti air dalam jumlah besar. Taburkan garam dapur 40 g/m3 ke kolam, lalu tutup saluran air selama 24 jam. Ikan sakit direndam kelarutan garam dapur sebanyak 40 mg/l air.

Mata BELOGejala penyakit ini ditandai mata membengkak dan menonjol keluar dan kelopaknya. Ikan yang terserang akan buta. Lama-kelamaan kondisi tubuh lemah dan akhirnya mati. Penyebab penyakit ini diduga karena virus/cacing. Serangan awal ditandai kondisi ikan lemah, nafsu makan kurang, dan sering muncul ke permukaan. Saat itu bisa dilakukan pengobatan dengan cara menaburkan garam 1 kg/m3. Saluran air dihentikan selama 24 jam. Keesokan harinya baru diganti total.

Cara lain dengan memberikan antibiotik yang dicampur dengan pakan. Selama pengobatan air bisa diganti total. Biasanya pengobatan itu hanya menyelamatkan ikan yang masih sehat. Ikan yang sudah mati diambil lalu dibakar.

JamurGejala awal serangan ditandai benang-benang halus mirip kapas menempel pada tubuh yang terluka.

Penyebabnya jamur Saprolegnia dan Achyla. Dalam waktu relatif cepat jamur ini menyebar keseluruh ikan di kolam. Jamur ini tidak menimbulkan kematian, tapi kondisi ikan lemah, nafsu makan kurang. dan akhirnya kurus. Lemahnya daya tahan tubuh membuka peluang kehadiran penyakit lain.

Cara penanggulannya dengan memberi garam sebanyak 400 mg/m3. Pada saat pengobatan saluran air dihentikan. Perlakuan itu diulang 3 kali secara berurutan dan dilanjutkan setiap bulan. Ikan yang sakit direndam dalam larutan garam 20 mg/l air atau malachyte oxalate 1 mg/l atau dosis 0.1 0,5 mg/l selama 12-24 jam. Alternatif lain dengan merendam ikan ke larutan formalin 200 ppm selama 2jam.

BakteriPenyebabnya Aeromonas sp dan Pseudomonas sp. Bakteri ini sering dijumpai pada kolam yang tercemar bahan organik. Keduanya seringkali ditemui di musim kemarau atau menjelang penghujan. Air kolam kurang baik atau perbedaan suhu siang dan malam hari juga berperan munculnya penyakit ini.

Gejala klinis dicirikan luka di tubuh dan berdarah, perut membesar, lendir mencair, sisik mengelupas, dan timbul borok. Dalam waktu singkat kondisi ikan lemah. sering muncul ke permukaan, lalu mati. Serangan penyakit ini perlu diwaspadai sebab tak jarang berakibat kematian massal.

Cara penanggulangannya dengan merendam ikan sakit ke larutan oxytetracycline 2 5 mg/l air selama 24 jam. Perlakuan itu diulang 3 kali secara berurutan. Ikan yang terinfeksi bisa direndam larutan malachite green oxalat 0,5 mg/l selama 1 jam. Satu bulan kemudian ikan diberi pakan yang mengandung oxytetracycline 60 mg/kg pakan selama 7 hari berturut-turut.

Bercak putihParasit Ichthyophthyrius sp merupakan penyebab penyakit ini. Ia menyerang kulit ikan dan menimbulkan bercak-bercak putih. Gejala klinis ditandai bercak putih menyebar di tubuh, warna sisik pucat. ikan sering menggosokkan badan dan tampak megap-megap seolah kekurangan oksigen. Ikan yang terserang direndam dengan larutan formalin 25 mg/l ditambah malachite green oxalat 0,2 mg/l selama 24 jam.

PANENPanen merupakan akhir kegiatan budidaya. Keberhasilan usaha dapat diketahui dari jumlah tonase atau pertumbuhan selama periode waktu tertentu. Ada 2 cara panen, yaitu benih dan ukuran konsumsi.

Panen benih dilakukan dengan cara menurunkan air sampai ketinggian tertentu. Aliran air diperkecil sampai tersisa di kowen (lubang kecil di sudut kolam). Di atas kowen diberi dedaunan, seperti daun pepaya talas, atau pisang agar benih merasa aman dan nyaman. Benih yang sudah terkumpul ditangkap dengan saringan atau jaring mesh size kecil. Satu per satu benih dimasukkan ke ember. Kemudian angkut ke tempat penampungan sementara berupa hapa yang dipasang di kolam atau saluran air.

Seleksi ukuran dan kesehatan ikan, lalu pindahkan ke wadah lain. Sebelum dikirim ke tempat tujuan sebaiknya benih dibera atau dipuasakan selama 1 hari.Panen ukuran konsumsi sebaiknya menggunakan jaring. Cara ini lebih mudah dan ikan tidak rusak. Selama proses pemanenan kolam tidak perlu dikeringkan. Air kolam cukup dikurangi sesuai tinggi jaring.

Jaring direntangkan dan ujung kolam dan ditarik secara perlahan-lahan. Prinsipnya untuk memperkecil ruang gerak ikan sampai terkumpul di saiah satu sisi kolam. Masukkan beberapa lembar daun pisang kering atau talas agar ikan merasa nyaman. Kemudian satu per satu ikan ditangkap dengan hati-hati, lalu dimasukkan ke wadah penampungan. Sebelum diangkut ikan sebaiknya dipuasakan selama 1- 2 hari.

PASCA PANENPengangkutan gurami harus hati-hati. Tak jarang kasus ikan mati di tempat tujuan akibat salah angkut, seperti kepadatan tinggi dan dilakukan secara mendadak tanpa ada proses penyesuaian. Yang perlu diperhatikan selama pengangkutan kondisi ikan harus segar.

Pengangkutan benih sampai ukuran 5 cm masih memerlukan oksigen. Sebab, alat pernafasan tambahan (labirin) belum terbentuk sempurna.

Kepadatan benih disesuaikan ukuran dan lokasi pengiriman. Untuk pengiriman jarak dekat (25 km) atau selama 1 jam, jumlah benih bisa diperbanyak. Lain hal bila lokasi tujuan relatifjauh (100 km) sebaiknya benih tidak terlalu padat. Masalah akan timbul jika gurami ukuran konsumsi yang diangkut terlalu padat. Duri sirip atau tutup insang akan saling melukai sehingga ikan menjadi stres, lalu mati.

Untuk mengurangi stres gerakan ikan diupayakan seminimal mungkin. Caranya dengan menurunkan suhu air atau obat bius, seperti phenoxyethanol, dosis 0,15 mg/l air. Gurami dengan bobot 500-600 gr dapat diangkut dengan kepadatan 15 ekor/ 10 liter air selama 6 jam.

Cara tradisional dengan wadah terbuka seperti jirigen, atau drum khusus yang diletakkan mendatar. Tinggi air mencapai 10-15 cm sehingga ikan bisa menghirup udara. Pengangkutan dapat dilakukan dengan kepadatan tinggi 1 ekor/liter air. (Sumber: Milis Agromania).

Kegiatan pendederan meliputi pemeliharaan benih berukuran 10 15 g/ekor sampai ukuran 150 gram/ekor. Bobot gurami sebesar ini biasanya dicapai saat benih berumur enam bulan dari penetasan telur. Ada juga pendederan yang dimulai dari ukuran yang lebih besar, yakni 15-30 g/ekor, tetapi ada juga yang mendederkan atau memelihara benih gurame dari larva atau ketika seukuran biji oyong.

Pendederan Ikan Gurame Berjenjang

Pendederan berjenjang adalah pendederan yang dilakukan di tempat terbuka seperti di rawa atau kolam pendederan. Cara pendederan ini banyak dilakukan oleh para petani gurami di Ciamis, Jawa Barat. Pendederan berjenjang memiliki keunggulan, terutama gurami menjadi cepat besar sehingga dapat segera dimasukkan ke dalam kolam pembesaran. Pendederan berjenjang dilakukan pada benih ukuran 10 15 g/ekor. yang dalam waktu singkat dapat dipanen dengan bobot 150 g/ekor. Berikut ketentuan dalam melakukan pendederan sistem berjenjang.

Pendederan I dilakukan ketika ketika gurami berbobot 10 15 g/ekor, berikut ketentuan-ketentuannya:

padat tebar 100 ekor/m2

ukuran benih 1 cm

pakan 20% berat badan

pemberian pakan 2 kali/hari

waktu pemeliharaan 20 hari

Pendederan II dilakukan ketika gurame berbobot 15 30 g/ekor, berikut ketentuan-ketentuannya:

padat tebar 80 ekor/m2

ukuran benih 2 cm

pakan 20% berat badan

pemberian pakan 2 kali/hari

waktu pemeliharaan 30 hari

Pendederan III dilakukan ketika gurami mencapai bobot 30 50 g/ekor, berikut ketentuan-ketentuannya:

padat tebar 60 ekor/m2

ukuran benih 4 cm

pakan 10% berat badan

pemberian pakan 3 kali/hari

waktu pemeliharaan 40 hari

Pendederan IV dilakukan ketika gurame sudah berbobot 150 g/ekor, berikut ketentuan-ketentuannya:

padat tebar 45 ekor/m2

ukuran benih 6 cm

pakan 5% berat badan

pemberian pakan 3 kali/hari

waktu pemeliharaan 40 hari

a. Persiapan Kolam Pendederan Gurame

Luas kolam pendederan yang dipakai 50-100 meter persegi. Kolam pendederan harus dikeringkan terlebih dulu hingga muncul retakan-retakan tanah. Setelah itu, kolam dipupuk dengan kotoran ayam sebanyak 300 g/m2 ditambah TSP dan urea masing-masing 8-10 g/m2. Selain dipupuk, kolam juga ditebari kapur sebnyak 25 g/m2. Pupuk dan kapur tersebut ditebarkan merata ke dasar kolam terutama di bagian pemasukan air. Kemudian kolam diisi dengan air dengan ketinggian 60-80 cm. biarkan selama lima hari, kemudian ketinggian air dapat ditambah hingga mencapai 1 m.

b. Penebaran Benih

Setelah kolam siap, benih ditebar pada pagi atau sore hari untuk mencegah stres. Sebelum ditebar, benih diadaptasikan terlebih dulu dengan air kolam. Caranya, biarkan wadah mengapung di permukaan air kolam sehingga terjadi penyesuaian suhu. Setelah itu, buka wadah agar benih keluar dengan sendirinya dan maberksuk ke kolam. Langkah adaptasi ini perlu dilakukan agar gurami tidak stres ketika masuk kolam baru.

c. Pemberian Pakan

Pemberian pakan disesuaikan dengan ukuran atau umur benih. Ikan gurami di pendederan dapat diberi pakan berupa tepung dan pelet terapung yang jumlahnya tergantung pada besarnya benih. Misalnya bobot benih 10 g dapat diberikan pakan tepung berkadar protein 36%, sedangkan benih 10-50 g diberi pakan pelet dengan diameter 2 mm yang berkdar protein 26%. Jika bobot ikan lebih dari 50 g diberi pelet berdiameter 3 mm dengan kadar protein 26%. Jumlah dan frekuensi pemberian pakan disesuaikan dengan ukuran benih. Misalnya untuk benih gurami ukuran kecil di bawah 50 g/ekor diberi pakan 4% dari bobot badannya, dengan frekuensi 4 kali sehari. Gurami ukuran di atas 50 g/ekor diberi pakan 3% dari bobot badannya, dengan frekuensi 3 kali sehari.

Pemberian pakan pada gurame di kolam pendederan.

Umur 0 14 hari : Jenis pakan yang disukai berupa pakan cadangan yang dibawa sejak keluar dari telur ditambah suspensi pakan berupa kuning telur ayam yang telah direbus kemudian dicairkan.

Umur 15 45 hari : Jenis pakan yang disukai berupa rayap ulat, telur semut, dedak atau tepung halus.

Umur 46 100 hari : Jenis pakan yang disukai berupa tumbuhan yang dihaluskan, seperti paku airdan azzola, bungkil, dan dedak atau tepung.

Umur 3,5 8 bulan : Jenis pakan yang disukai berupa daun tumbuhan, kangkung, sente, singkong, genjer ditambah pelet.

d. Pemanenan Gurame

Pemanenan gurame dilakukan setelah benih dipelihara selama satu bulan untuk setiap tahapan. Pemanenan benih dilakukan menggunakan jaring halus dan harus dilakukan hati-hati supaya tidak terjadi luka yang nantinya dapat menyebabkan penyakit. Dengan perlakuan yang hati-hati dan pemeliharaan yang telaten, tingkat kelangsungan hidup benih gurami dapat mencapai 90%.

Pada kolam yang luas, air mulai dikuras sehari sebelum pemungutan benih. Pengangkatan benih dilakukan keesokan harinya, sebelum pukul 09.00. Hal ini dimaksudkan agar gurami tidak stres akibat udara yang terlalu panas pada siang hari. Pemanenan benih dilakukan dengan tangguk atau seser.

Benih gurami yang akan diangkut ke tempat yang jauh harus dimasukkan terlebih dahulu ke dalam kolam pemberokan untuk mengurangi kotoran yang terkandung di tubuh benih. Selama pemberokan benih boleh diberi makanan seperti kangkung, azolla, dan daun talas dengan jumlah 1/3 dari pemberian pakan biasanya. Lamanya pemberokan tergantung pada besarnya benih, tetapi pada umumnya setelah tiga hari semua kotoran (feses) benih keluar seluruhnya.

Pengangkutan untuk benih yang masih kecil dilakukan dengan menggunakan kantong plastik yang diberi air dan oksigen. Unuk menjaga agar suhu air tidak mudah berubah, kantong plastik berisi benih tersebut dimasukkan lagi ke dalam kotak karton atau kotak styrofoam yang tebal.

Untuk melakukan pengangkutan, air yang digunakan diberi oksigen murni per 10 liternya. Dengan air sebanyak ini, benih dapat bertahan hidup selama 10 jam pengangkutan tanpa ada yang mati, asalkan benih memang sehat saat dipanen.

Adapun kapasitas pengangkutan benih per 10 liter air adalah sebagai berikut.

Ukuran ikan 3 5 cm : 5.000 ekor

Ukuran ikan 5 8 cm : 3.000 ekor

Ukuran ikan 8 12 cm : 1.000 ekor

Ketika sampai di tempat tujuan, benih tidak boleh langsung ditebar ke kolam arena akan mati saat mengalami perubahan suhu yang mendadak. kantong benih sebaiknya diletakkan duu di air kolam selama 15 menit agar benih dapat beradaptasi. Setelah itu kantong dibuka, lalu diisi air kolam dan biarkan beberapa saat. Jika sudah terlihat beradaptasi, barulah benih ditebar ke kolam.

Pendederan di Jaring ApungPendederanLama pemeliharaan benih tergantung pada target yang dikehendaki. Benih berumur 40 hari dapat mencapai ukuran 1-2 cm (setara ukuran kuku di masyarakat), benih berumur 80 hari dapat mencapai ukuran 2-4 cm (setara ukuran jempol), benih berumur 120 hari dapat mencapai ukuran 4-6 cm (setara ukuran silet), dan benih berumur 160 hari dapat mencapai ukuran 6-8 cm (setara ukuran bungkus korek).Pendederan dilaksanakan setelah larva berumur 12 hari. Perawatan yang dilakukan selama pendederan di bak atau akuarium antara lain pergantian air, penyiponan, pengambilan benih yang mati, serta pemberian obat.Pergantian air dilakukan dengan menambah volume air dari ketinggian 21 cm menjadi 30 cm atau sekitar 40%. Selama pemasukan air, penyiponan dilakukan memakai selang air untuk membuang sisa makanan dan Feases benih yang ada dalam bak atau akuarium. Pergantian air dianggap selesai setelah air kelihatan jernih.Pakan yang diberikan pada benih berupa daphnia sp. yang berukuran kecil dengan frekuensi pemberian 2 kali dalam 24 jam. Daphnia sp. dibiarkan agar tetap hidup Karena ikan gurame lebih cenderung suka mengejar makanannya.Setelah berumur 22 hari, benih dipanen dari hapa / akuarium untuk ditempatkan di kolam pendederan. Sebelum digunakan, kolam dipupuk memakai pupuk kandang sebanyak 10 kg satu minggu sebelumnya. Tujuan pemupukan adalah untuk menumbuhkan pakan alami. Setelah 4-5 hari air kolam dipupuk, perairan kolam akan dipenuhi diatome sehingga perairan terlihat berwarna kecoklatan.Selain pakan alami, pakan buatan yang diberikan berupa pellet. Cara pemberiannya dengan menghaluskan pellet tersebut memakai blender. Hal itu dilakukan agar pakan dapat termakan oleh benih, karena sisa pakan yang tidak termakan akan mencemari perairan kolam. Frekuensi pemberian pakan sebanyak dua kali dalam satu hari, yaitu pukul 08.00 WIB dan sore hari pukul 15.00 WIB.6. Hama dan PenyakitFaktor utama terjadinya hama penyakit pada ikan secara tidak langsung adalah pada kolam itu sendiri. Kolam yang akan dengan mudah dijangkiti penyakit adalah kolam yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :1. Kolam yang banyak mengandung bahan-bahan organik yang berupa sampah domestik, sisa-sisa pemupukan dan pakan tambahan yang tertimbun di dasar kolam.2. Pengairan kolam yang tidak lancar3. Suhu yang terlalu tinggi4. Penebaran ikan yang terlalu padatPenyakit yang menyerang benih ikan gurame adalah ektoparasit jamur jenis Saprolegnia sp, parasit tersebut merupakan penyakit sekunder pada benih. Penyebab kematian diindikasikan karena pengaruh nonparasit. Gejala tersebut tampak pada perilaku benih yang selalu berenang ke permukaan kolam dan adanya benang-benang yang berwarna krem dan bergumpal menyerupai kapas pada tubuhnya, karena gumpalan tersebut diperkirakan benih mengalami gangguan saluran pernafasan.Kondisi tersebut mengakibatkan daya tahan tubuh benih lemah sehingga ektoparasit ikan lebih mudah menempel pada daerah tubuh tertentu dan akan menjadi sumber infeksi penyakit. Dalam budidaya ikan, penambahan vitamin C dalam diet dapat meningkatkan daya tahan toleransi terhadap kontaminasi lingkungan, stress dan peningkatan daya tahan tubuh terhadap patogen. Dalam keadaan stress, kesehatan benih akan mudah terganggu akibat nafsu makan menurun dan akhirnya pertumbuhan terlambat bahkan mengalami kematian. Penanggulangan benih yang terserang parasit tersebut memakai bahan alami, seperti kunyit dalam bentuk serbuk. Sedangkan pengobatan yang dilakukan adalah dengan menggunakan oxcytetraclin sebanyak 55 ppm selama satu kali dalam dua hari.7. Pakan Ikan Gurame1. Pakan alami hewani : Daphnia sp, Rotifera, Infusoria, Kutu Air, Artemia, Jentik Nyamuk, Cacing sutera2. Pakan alami nabati : daun dan batang sente, daun talas/lompong/bolang, daun emprak, daun solempat, daun badur, daun pepaya kuning / kering, kecambah kacang hijau / kedelai, daun kangkung, daun sawi, daun kol, daun ubi jalar, dll3. Pakan buatan : Pelet, Emulsi, Suspensi, Roti Kukus4. Cara Pemberian Pakan Benih Ikan Gurame :- Umur 0 12 hari : tidak diberi pakan- Umur 13 30 hari : Pakan alami hewani- Umur 1 bulan : Pakan alami hewani, pellet halus- Umur 2 bulan : Pakan alami hewani, pellet halus- Umur 3 bulan : Pakan alami hewani, pellet halus- Umur 4 bulan : Pakan alami hewani, pellet kecil- Umur 5 bulan : pellet besar, daun-daunan8. Pengeringan KolamPengeringan kolam dilakukan dengan membuka pintu air keluar dan menutup pintu air masuk. Pengeringan dilakukan kurang lebih 3 hari atau ketika dasar kolam terlihat retak-retak. Tujuan pengeringan kolam ini adalah untuk mematikan bibit penyakit atau hama ikan kecil yang masuk secara tidak sengaja melalui pintu masuk dan nantinya akan mengganggu dalam proses pemijahan dan juga sebagai kompetitor dalam memperoleh makanan, serta untuk memberikan rangsangan alami bagi induk-induk yang sedang matang gonad. Bau yang muncul dari pengeringan tersebut terbukti mampu sebagai perangsang terutama pada ikan yang dipijahkan dengan memanipulasi lingkungan.9. Perbaikan KolamPerbaikan kolam dilakukan dengan cara memperbaiki pematang yang bocor dengan jalan menambalnya. Tindakan ini sekaligus berfungsi untuk memusnahkan sarang hama yang terdapat disekitar pematang. Saluran air juga harus diperhatikan pada saat perbaikan kolam. Di dalam pengaliran kolam terdapat saluran-saluran yang berfungsi untuk mengalirkan air (inlet) yang tentunya terdapat penyumbatan yang disebabkan oleh sampah baik itu plastik maupun rumput, yang akan menyebabkan air yang mengalir tidak lancar atau terjadi penyumbatan total. Perbaikan kolam ini meliputi penggantian pemancang / tiang yang telah rusak, para-para / sarigsig, pergantian sosog / wadah serta ikatan wadah pada pemancang. Perbaikan ini bertujuan supaya pada saat pengisian air, wadah (tempat sarang) tidak hanyut atau mengapung, selain itu juga memudahkan pengontrolan telur (sarang) nantinya.10. Pengapuran Pengapuran dilakukan pada saat kolam masih kering, dengan cara menebarkan kapur ke dasar dan dinding kolam. Pengapuran ini bertujuan untuk menaikan PH tanah dan air, mendukung kegiatan bakteri pengurai bahan organik sehingga garam dan zat hara terbebas, mengendapkan koloid yang melayang-layang dalam air kolam, selain itu juga untuk membunuh ikan-ikan kecil dan crustacea. Perairan yang terlalu asam dapat menyerap fosfat yang merupakan nutrien penting sebagai bahan penyubur perairan sehingga kesuburan kolam akan terganggu. 11. PemupukanSetelah beberapa hari dari pengapuran dilakukan pemupukan yang berfungsi untuk menambah unsur hara yang nantinya akan menumbuhkan plankton sebagai pakan alami. Pemupukan dilakukan setelah kolam dialiri air terlebih dahulu. Ketinggian air pada saat pemupukan sekitar 40 cm. Setelah kolam dialiri air barulah pemupukan dilakukan, tujuannya untuk menghindari polusi udara di sekitar kolam yang di sebabkan oleh bau dari pupuk tersebut. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang, Karena pupuk tersebut lebih ekonomis dan tahan lama di perairan (tidak mudah terbawa arus) sehingga memungkinkan kesuburan perairan yang lebih stabil. Selain itu juga pupuk kandang (organik) akan mengalami penguraian yang menghasilkan unsur anorganik. Pemupukan dilakukan dengan cara ditebarkan kolam dengan dosis pemberian 500 g/m2. Penyediaan pakan alami bagi larva, benih, dan induk merupakan faktor penentu untuk keberhasilan pengembangan budidaya ikan. Pemupukan kolam dilakukan dengan cara menaruh karung yang berisi pupuk kandang. Bagian bawah kemudian dibuka dan bagian atasnya ditarik perlahan mengelilingi kolam agar pupuk tersebar merata atau ditebar secara langsung. 12. Analisa UsahaAnalisa Usaha Pemijahan Ikan Gurame Skala Kecil ;A. Modal yang dibutuhkan :1. Lahan dan Perlengkapan : - Sewa lahan (12 bulan) 200 m x Rp.1.500 Rp. 300.000Kolam induk 15 m, saung penetasan 30 m, kolam pendederan 50 m, Kolam pemijahan 80 m, kebun sente 25 m- Alat / Perlengkapan Rp. 311.500 2 buah Sarigsig bambuRp.10.000 2 buah Sosog bambuRp. 10.000 2 Bambu untuk tiang sarigsigRp. 10.000 Karung Plastik/Sabut KelapaRp. 10.000 5 buah Bak plastik @ 12.000Rp. 60.000 1 buah Ember plastikRp. 5.000 1 Saringan tehRp. 1.500 Paralon saluran keluar masuk airRp. 40.000 3 buah Hapa halus @ 50.000Rp.150.000 3 buah Seser halus @ 5.000Rp. 15.000- Saung penetasan telur gurame 2 m x 3 m x Rp. 35.000 Rp. 210.000

Jumlah Biaya I Rp. 821.500

2. Biaya Produksi- 10 Ekor Induk Gurame x @ 75.000 Rp. 750.000- Pakan alami 2 Lbr daun sente x 10 x Rp. 50 x 365 hari Rp. 365.000- Pakan Toko Dedak + Kuning telur (dengan perbandingan 1 : 1 ) x @ Rp. 2000 x 4 priode Rp. 8.000 - Pakan Larva (Kuning Telur/Cacing Sutra/Indofeed) Rp. 9.000 x 12 bulan Rp. 108.000- Pakan (pellet) induk gurame Rp. 2.000 x 365 hariRp. 730.000

Upah Pengolahan lahan 7 hari x Rp. 30.000Rp. 210.000-Upah Kerja Rp.20.000 x 12 bulan (2 paket)Rp. 240.000

Jumlah Biaya II Rp. 2.406.000B. Hasil1. Kemampuan indukan gurame bertelur mencapai 1.500 - 4000 butir telur.2. Jika 1 indukan betina mampu bertelur rata-rata 2.500 butir dan dalam 1 tahun masing-masing bertelur 4 kali, maka untuk 8 ekor indukan betina menghasilkan telur 80.000 butir telur3. Taruhlah tingkat kematiannya (mortalitas) 30 % dari mengangkat telur sampe benih ukuran biji kwaci, maka yang dipanen adalah 56.000 ekor4. Jika harga benih umur 1 bulan (sebesar biji kwaci) Rp. 100 /ekor, maka penghasilan yang didapat Rp. 5.600.000-,-C. Keuntungan Rp. 5.600.000

Rp. 3.227.500

Rp. 2.372.500 - Rp. 2.372.500 : 12 Bulan = Rp. 197.708 pendapatan per bulan.