refrat-lensa.kontak
DESCRIPTION
safasxzccvdsadxTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Lensa kontak merupakan suatu alat yang digunakan untuk perbaikan masalah refraksi,
kosmetik dan untuk tujuan terapeutik,sebagai media refraksi yang buatan pada permukaan
anterior mata manusia.
Lensa kontak telah berubah secara dramatis sejak konsep dasar yang pertama kalinya
dideskripsikan oleh Leonardo da Vinci pada abad ke-16 dan oleh René Descartes pada
abad ke-17. Pada tahun 1888, Adolf Fick seorang ophthalmologist German, adalah yang
pertama berhasil menyesuaikan lensa kontak yang terbuat dari kaca ditiup.Soft contact
lens pertama kali diciptakan oleh seorang ahli kimia Czech, Otto Wichterle dan
Drahoslav Lim yang menerbit penelitian berjudul Hydrophilic gels for biological use
dalam jurnal “Nature” pada tahun 1959.Penelitian ini telah menjadi pemicu kepada
penciptaan kontak lensa lunak yang pertama iaitu soft(hydrogel)lenses dibeberapa Negara
pada tahun 1960.
Lensa kontak digunakan untuk memperbaiki visual dan kegunaan kosmetik sebagai
alternatif untuk kacamata.Sekitar 85% orang menggunakan lensa kontak karena
kenyamanan yang bagus. Lensa kontak mirip seperti kornea mata, lapisan luar yang
transparan pada mata. Lensa kontak terbuat dari hidrofilik, plastik yang menyerap cairan.
Banyak alasan mengapa orang – orang beralih dari penggunaan kacamata ke
penggunaan lensa kontak salah satunya lensa kotak mengikuti pergerakan bola mata dan
tidak mengurangi lapangan pandangan mata.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Lensa kontak adalah lensa yang menempel pada mata atau selaput bening yang
dipergunakan seseorang dengan gangguan penglihatan untuk memperbaiki
penglihatannya. Pada mata tidak dipergunakan kaca mata akan tetapi lensa yang diatur
kelengkungannya sehingga dapat menempel pada selaput bening atau pada permukaan
anterior mata manusia.
1.0 Gambar Lensa Kontak Lunak
Fungsi Lensa Kontak
Seperti yang disebutkan diatas lensa kontak berfungsi sebagai alat bantu penglihatan,
selain itu lensa kontak jenis hard contact lens dapat membentuk ulang (reforming) kontur
permukaan kornea. Reforming ini dapat mengatasi myopia ringan dan astigmatisme irregular
yang disebabkan oleh kontur kornea yang tidak rata.
2
Epidemiologi
Pada tahun 2004, diperkirakan bahwa 125 juta orang (2%) menggunakan lensa kontak
di seluruh dunia. Sekitar 35 juta orang di Amerika Serikat memakai lensa kontak, iaitu 20%
untuk tujuan koreksi refraksi.
Penggunaan Lensa kontak lunak telah mencapai angka 100 persen di Negara seperti
Australia, Canada, Denmark, Iceland, Lithuania, Norway, Romania, dan Taiwan.
Berdasarkan Contact Lens Council. "Statistics on Contact Lens Wear in the U.S." 7
November 2004 64% wanita menggunakan lensa kontak lunak dan 70% wanita
menggunakan lensa kontak rigid/kaku. Sedangkan pria 36% menggunakan lensa kontak
lunak dan 30% menggunakan lensa kontak rigid/kaku.
Tabel 2.2 Jumlah pengguna lensa kontak berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin
Jenis lensa
Kontak
Wanita Pria
Lensa kontak lunak 64% 36%
Lensa kontak kaku/rigid 70% 30%
Pengguna lensa kontak lunak paling banyak berusia antara 18 dan 39 tahum.
Sedangkan untuk lensa kontak kaku/rigid pengguna terbanyak antara usia lebiih
dari 40 tahun.
3
Tabel 2.3 Jumlah pengguna lensa kontak berdasarkan usia
Usia
Jenis lensa
Kontak
17 tahun ke
bawah
Usia 18-25 Usia 26-39 Usia 40 tahun
ke atas
Pengguna
lensa kontak
lunak
10% 23% 45% 22%
Pengguna
lensa kontak
kaku/rigid
3% 10% 26% 61%
Klasifikasi Lensa Kontak
Dari segi repleacement-nya
1. Disposable, alias bisa dibuang usai dipakai.
2. Frequent replacement. Harus diganti setiap 3-6 bulan.
3. Permanen. Dapat dipakai selama setahun atau lebih.
Dari segi pemakaiannya, lensa kontak dibagi dua:
- Daily wear (pemakaian siang hari dan tak bisa dipakai tidur).
- Overnight wear (bisa dipakai saat tidur).
4
Lensa kontak terdiri dari berbagai bentuk antara lain lensa kontak lembut, lensa kontak
keras dan lensa kontak gas permeable.
Lensa kontak lembut terbuat dari pada bahan yang lebih lembut. Lensa ini terbuat dari
hidroksi etil meta krilat (HEMA), EDMA, PVP, bersifat sangat lentur yang memberikan lebih
sedikit keluhan pada pemakaiannya karena mudah mengikuti bentuk permukaan kornea.
Lensa kontak lembut dipakai untuk pengobatan seperti cedera mata akibat bahan kimia dan
pada selaput bening yang cacat karena sifatnya yang lentur, mengandung banyak air, baik
untuk astigmat irregular, edema kornea atau keratitis bulosa, erosi rekuren, trauma kimia, dan
perforasi kecil kornea. Lensa kontak lembut dapat mengakibatkan penglihatan tidak
sempurna seperti lensa kontak keras, ongkos yang lebih besar akibat penyimpanannya yang
steril dan pada lensa lembut dapat tertimbun lemak.
Jenis Soft contact lens
Daily wear (DW)
Lensa kontak ini digunakan pada hari siang dan dikeluarkan,dibersihkan dan
didisinfeksi. Lensa kontak untuk jangka waktu yang lama yaitu Extended wear (EW)
merupakan design lensa kontak untuk pemakaian siang dan malam selama 1 hingga 7
hari, merupakan waktu yang maximum pemakaian lensa kontak yang dipersetujui oleh
FDA( Food and Drug Administration). Lensa kontak ini harus dikeluarkan,dibersihkan
dan didisinfeksi selepas > 1 hari atau < 7 hari pemakaian. Pada tahun 2001, FDA telah
mempersetujui lensa kontak yang diperbuat daripada silicon hidrogel untuk penggunaan
berterusan selama 30 hari siang dan malam.
Lensa kontak lunak yang DW dan EW diperbuat daripada material dasar yang sama
dan mempunyai nilai permeabilitas oksigen yang sama (Dk). Walaupun nilai (Dk) adalah
cukup untuk DW, tetapi ia adalah 1/3 daripada nilai yang diperlukan untuk EW. EW
5
mengalami hipoksia dan hidrasi dan kebersihan yang kurang pada lensa kontak lunak
semasa tidur akan meningkatkan resiko untuk infeksi dan reaksi inflamasi pada jaringan
disebabkan oleh penggunaan lensa kontak untuk jangka waktu yang lama dan berterusan.
Contohnya, terjadi, keratitis mikrobial adalah 10-15 kali lebih sering pada lensa EW
daripada DW.
Disposable Contact Lenses
Penggunaan lensa kontak lunak yang sekali pakai telah berkembang sejak dipasarkan
pada tahun 1986. Bahan dasar pembuatannya adalah sama seperti DW dan EW lensa
kontak lunak.
Colored Lenses
Lensa kontak lunak mempunyai warna yang sedikit supaya visual dapat
dipertingkatkan. Lensa kontak lunak yang berwarna gelap adalah untuk tujuan kosmetik
untuk orang yang mempunyai warna iris yang lembut dan opak untuk orang dengan iris
yang gelap. Lensa kontak lunak seperti ini mempunyai area sentral sekitar 4mm untuk
tujuan penglihatan dan area jelas pada annular periferal sekitar 1mm yang bertempat pada
sclera.
1.1 Gambar Lensa Kontak Berwarna
Lensa
kontak keras terbuat dari bahan polimetilmetakrilat (PMMA) dengan bentuk yang
6
disesuaikan kelengkungannya dengan permukaan selaput bening mata. Ukuran atau
penampang lensa ini lebih kecil dari pada penampang selaput bening untuk
memudahkan zat asam masuk ke dalam selaput bening yang ditutupnya. Lensa ini
memenuhi seluruh syarat lensa kontak akan tetapi dengan daya tembus gas terutama
oksigen yang buruk. Lensa kontak gas permeable terbuat dari akrilat dan silicon yang
mempunyai daya serap gas terbaik.
HARD CONTACT LENS SOFT CONTACT LENS
BAHAN PEMBUATAN POLYMETHYLMETHACRYLATE HYDROXYETHYLMETHACRYLATE
SIFAT BAHAN
PEMBUATAN
Tidak menyerap air
Tidak mudah terkontaminasi oleh zat
pengganggu seperti sabun/ lotion
Tidak mudah rusak atau robek
Menyerap air
Mudah terkontaminasi oleh zat
pengganggu seperti sabun atau
lotion
Mudah rusak atau robek
TINGKAT KENYAMANAN
PADA MATA
Kurang nyaman digunakan Nyaman digunakan
Tabel 2.1 Keuntungan dan kerugian dari masing-masing jenis lensa kontak
Bentuk Lensa Keuntungan Kerugian
Lensa kontak keras Tajam penglihatan yang
lebih baik dari pada lensa
Tidak dapat dipakai lebih
dari 12 jam karena zat asam
7
kontak lembut
Astigmat ringan akan dapat
hilang akibat permukaan
selaput bening yang
melengkung ditutup oleh
lensa kontak keras
Lensa kontak keras bersifat
netral dan tidak
menimbulkanreaksi alergi
terhadap jaringan mata
tidak dapat melaluinya
Pada pemulaan pemakaian
akan sangat terasa
mengganggu
Untuk merasa nyaman
memerlukan waktu sampai
beberapa minggu
Dapat mengakibatkan
penurunan kerentanan selaput
bening
Lensa kontak lembut Pemakainya akan dapat
menyesuaikan diri akibat
tidak begitu terasa pada
permulaan pemakaiannya
Lensa kontak lembut ada
yang dapat dipergunakan
lebiih dari 12 jam akibat
lensa kontak lembut dapat
dilalui zat asam
Astigmat atau silinder tidak
dapat diimbangi lensa kontak
lembut, karena ia mengikuti
permukaan selaput bening
yang lonjong
Lensa kontak lembut akan
emberikan penglihatan tidak
setajam penglihatan dengan
lensa kontak keras karena ia
banyak mengandung air dan
mudah dilalui zat asam
Lensa kontak lembut mudah
terinfeksi dan kotor sehingga
perlu sering dibersihkan
Pelarut lensa kontak lembut
8
dapat merupakan bahan yang
merangsang mata sehingga
menimbulkan reaksi alergi
Infeksi selaput bening bagi
pemakai lensa kontak dapat
berakibat kebutaan
Lensa kontak lembut pakai
lama(extended) memperbesar
resiko untuk timbulnya
infeksi pseudomonas.
Pseudomonas merupakan
kuman yang berbahaya dan
dapat berkembang biak pada
lensa kontak dan pelarut
Klasifikasi lensa kontak beserta keuntungan dan kelemahannya berdasarkan American
Optometric Association:
1. Rigid gas-permeable (RGP)
Terbuat dari plastik tipis yang fleksibel yang mempermudah masuknya oksigen ke
mata.
9
Keuntungan: penglihatan lebih baik, waktu berdaptasi pendek, nyaman, mengoreksi
hampir seluruh kelainan refraksi mata, mudah digunakan dan
disimpan, jangka penggunaannya relatif lama, tersedia dalam berbagai warna, dan
bifokal.
Kelemahan: lebih mudah terlepas pada pusat mata daripada tipe yang lain, debris
lebih mudah menempel pada lensa, memerlukan penggunaan yang konsisten dan
pemeriksaan kesehatan mata.
2. Daily-wear soft lens
Terbuat dari plastik yang lembut dan fleksibel, yang mempermudah masuknya
oksigen ke mata.
Keuntungan: waktu beradaptasi sangat pendek, lebih nyaman dan tidak mudah
terlepas seperti RGP, tersedia dalam berbagai warna dan bifokal, baik untuk yang
selalu menjaga penampilan.
Kelemahan: tidak mengoreksi semua kelainan refraksi mata, penglihatan tidak
setajam seperti menggunakan lensa RGP, lensanya mudah berminyak dan harus
diganti, dan memerlukan perawatan yang intensif.
3. Extended-wear
Digunakan pada malam hari, tersedia dalam jenis soft lens dan RGP.
Keuntungan: bisa dipakai selama 7 hari tanpa dilepas.
Kelemahan: tidak mengoreksi semua kelainan refraksi mata, risiko komplikasi
meningkat, memerlukan pemeriksaan kesehatan mata yang rutin, dan pelayanan yang
profesional.
4. Extended-wear disposable
Digunakan dalam waktu berjangka, dari hari pertama sampai 6 hari kemudian diganti.
10
Keuntungan: tidak perlu dibersihkan, memiliki risiko yang rendah jika digunakan
sesuai petunjuk, tersedia dalam berbagai warna, bifokal, dan sebagai lensa cadangan.
Kelemahan: Penglihatan tidak setajam seperti menggunakan lensa RGP, tidak
mengoreksi semua kelainan refraksi mata, dan perawatannya lebih sulit.
5. Planed replacement
Lensa ini digunakan secara berjangka sebagai pengganti dari soft lens, kebanyakan
digunakan lebih dari 2 minggu, sebulan atau 4 bulan.
Keuntungan: mudah dibersihkan dan tidak mudah terkena infeksi, baik untuk mata
yang sehat, tetapi harus dengan resep dokter.
Kelemahan: penglihatan tidak setajam seperti menggunakan lensa RGP, tidak
mengoreksi semua kelainan refraksi mata, dan perawatannya lebih sulit.
Indikasi Penggunaan Lensa Kontak
Menurut Khurana (2007),indikasi-indikasi pengguna lensa kontak adalah sebagai berikut:
1. Indikasi Optik
Meliputi anisometropia,unilateral afakia, myopia tinggi, keratokonus dan
astigmatisma irregular. Secara optik boleh digunakan oleh semua patient yang
mempunyai masalah refraksi untuk tujuan kosmetik.
2. Indikasi terapeutik, yang meliputi:
- Penyakit pada kornea, contohnya ulkus kornea non-healing, keratopathi
bullousa, keratitis filamentari, dan sindrom erosi kornea yang rekuren.
- Penyakit pada iris mata, contohnya aniridia, koloboma, albino untuk
menghindari kesilauan cahaya.
11
- Pada pasien glukoma, lensa kontak digunakan sebagai alat pengantar obat.
- Pada pasien ambliopia, lensa kontak opak digunakan untuk oklusi.
- Bandage soft contact lenses digunakan untuk keratoplasti dan perforasi
mikrokornea.
3. Sebagai verban lensa kontak lunak digunakan selepas operasi keratoplasti dan dalam
perforasi mikrokorneal.
4. Indikasi preventif, digunakan untuk prevensi simblefaron dan restorasi forniks pada
penderita luka bakar akibat zat kimia, keratitis, dan trichiasis.
5. Indikasi diagnostik, termasuk selama menggunakan gonioskopi, elektroretinografi,
pemeriksaan fundus pada astigmatisma irreguler, fundus fotografi, dan pemeriksaan
goldmann’s 3 bayangan.
6. Indikasi operasi, lensa kontak digunakan selama operasi goniotomi untuk glukoma
kongenital, vitrektomi, fotokoagulasi endokular.
7. Indikasi kosmetik, termasuk skar pada kornea mata yang menyilaukan mata (lensa
kontak warna), ptosis( lensa kontak haptic), lensa sklera kosmetik pada phthisis bulbi.
8. Indikasi occupational, termasuk olahragawan, pilot, dan actor.
Kontra Indikasi
Seseorang yang tidak dianjurkan memakai lensa kontak yaitu lansia dimana gerakan sudah
kaku, pada mata yang meradang, masih belum dewasa dan ingin mengerjakan sesuatu dengan
tergesa-gesa, seseorang yang mempunyai kebiasaan menggosok mata, seseorang yang tidak
mengerti artinya steril, seseorang yang memiliki reumatik pada tangan karena akan sulit saat
memakai lensa kontak dan seseorang dengan bakat alergi.
Penggunaan lensa kontak dikontraindikasikan pada orang yang memiliki gangguan mental
dan tidak ada gairah hidup, blepharitis kronik dan styes rekuren, konjungtivitis kronis, dry-
12
eye syndrome, distrofi dan degenarasi kornea mata, penyakit yang rekuren seperti episkleritis,
skleritis, dan iridocyclitis.
Keunggulan lensa kontak
Keunggulan lensa kontak daripada kacamata:
i. Kornea yang irregular pada astigmatisma yang tidak boleh dikoreksi dengan
kacamata boleh dikoreksi dengan lensa kontak.
ii. Lensa kontak memberi lapangan pandang yang normal.
iii. Penyimpangan terkait dengan kacamata (seperti penyimpangan perifer dan
distorsi prismatik) dapat dihilangkan.
iv. Kosmetik: Lebih cenderung pada wanita karena tujuan kosmetik supaya tidak
perlu memakai kacamata tebal dengan index fraksi yang tinggi.5
Teknik Penggunaan Lensa Kontak Yang Aman
Rekomendasi bagi para pengguna lensa kontak terkait hal-hal apa saja yang harus dilakukan
dan di hindari agar pemakaiannya menjadi bersih dan aman dari American Optometric
Association antara lain:
a) Temui dokter ahli mata untuk mendapatkan lensa kontak yang sesuai dan layak.
b) Selalu cuci tangan sebelum menyentuh lensa kontak.
c) Bersihkan lensa kontak secara rutin. Usap lensa kontak dengan jari dan bilas dengan
cairan pembersih sebelum menyimpan lensa kontak dalam wadah yang sudah diisi
cairan pembersih.
d) Simpan wadah lensa kontak di tempat yang lembab dan terlindung dari sengatan sinar
matahari langsung. Ganti wadah penyimpan setiap tiga bulan sekali.
13
e) Untuk menyimpan lensa kontak, gunakan cairan yang masih baru. Jangan
menggunakan cairan yang sudah dipakai walaupun masih terlihat bening. Cairan
pembersih dan penyimpan lensa kontak harus diganti setiap hari meskipun lensa
kontaknya sendiri tidak dipakai setiap hari.
f) Selalu patuhi jadwal penggantian lensa kontak sesuai resep dokter.
g) Lepaskan lensa kontak sebelum berenang atau berendam air panas
h) Lepaskan lensa kontak pada saat tidur dimalam hari, untuk menjamin tersedianya
oksigen yang cukup bagi kornea mata.
i) Jangan langsung melepas lensa kontak jika tanpa sengaja tertidur dengan masih
memakai lensa kontak, karena dapat melukai permukaan kornea mata. Basahilah mata
terlebih dahulu dengan tetes mata khusus (lubricant), kedip-kedipkan mata, kemudian
lepas lensa kontak.
j) Jangan melebihi waktu peace making yang telah ditentukan oleh ahli lensa kontak.
k) Untuk keadaan darurat, bawalah selalu kacamata pada saat bepergian, jika harus
melepaskan lensa kontak.
l) Segera hentikan pemakaian lensa kontak jika mengalami gejala iritasi pada mata, dan
berkonsultasilah ke dokter mata atau ahli lensa kontak.
m) Temui dokter mata secara rutin untuk melakukan pemeriksaan ulang.
Lensa Kontak harus selalu dalam keadaan bersih untuk mencegah terjadinya komplikasi pada
mata. Yang paling umum terjadi pada lensa kontak adalah terjadinya deposit protein dan
lipid. Sel-sel mati pada permukaan mata kita, bercampur dengan kotoran mata, debu, polusi
udara, keringat atau pun make up mata, dapat menempel pada lensa kontak. Jika kotoran ini
tidak dapat dibersihkan dengan sempurna, maka akan mengurangi kenyamanan pemakaian
14
lensa kontak, tajam penglihatan maupun lama waktu pemakaian. Lensa kontak yang kotor
juga dapat menyebabkan infeksi pada mata.12,16
Ketika memakai atau membersihkan kontak:
1)Jangan pernah menaruh lensa kontak dalam mulut atau membasahi mereka dengan air liur,
yang penuh dengan bakteri dan potensi sumber infeksi.
2)Jangan menggunakan air keran atau larutan saline buatan sendiri. Penyalahgunaan solusi
telah dikaitkan dengan suatu kondisi yang berpotensi menyilaukan di antara pemakai soft
lens.
3)Jangan gunakan kontak yang tidak diresepkan oleh seorang dokter mata. Memakai lensa
kontak bukan merupakan pilihan bagi semua orang; berkonsultasi dengan dokter mata untuk
melihat apakah lensa kontak adalah pilihan yang tepat untuk koreksi penglihatan.
4)Simpanlah lensa kontak dalam tempat lensa kontak dalam larutan perendam.
5)Buanglah larutan yang merendam lensa kontak setiap kali digunakan.
6)Gunakan larutan perendam yang baru dituang dari botol setiap kali merendam lensa kontak.
Larutan perendam yang tidak dibuang dan dipakai berulang kali, merupakan media sangat
potensial untuk tumbuhnya bakteri, hal ini dapat menyebabkan infeksi pada mata.
7)Cucilah tempat lensa kontak dengan air panas dan biarkan kering dengan menaruhnya
terbalik di atas handuk/ tissue.
8)Untuk menjamin kebersihan, gantilah tempat lensa kontak Anda setiap 2 bulan sekali
dengan yang baru.
Cara Pengunaan Soft Contact Lens
15
Dalam pasaran hari ini, terdapat berbagai solusio lensa kontak. Pada awalnya, diperkenalkan
dua jenis solusio, iaitu satu untuk Wetting untuk promosi air mata pada permukaan PMMA
dan yang lain adalah Soaking untuk setoran lensa kontak dalam bekasnya. Tetapi penelitian
yang lebih mendalam telah berhasil menciptakan solusio lensa kontak seharian yang
mempunyai aksi dual atau triple atau dikenal sebagai solusio multipurpose untuk
menyenangkan penggunaan solusio lensa kontak.6
Alasan untuk menggunakan solusio lensa kontak adalah untuk:
Untuk mempertahankan karakteristik optik dan fisika
lensa kontak(cth; solusio setoran untuk lensa
hidrogel.
Untuk mengurangkan resiko infeksi(cth; penyetoran
lensa kontak semalaman dalam solusio yang
mendisinfeksikan lensa kontak)
Solusio lensa kontak seharusnya:
Steril
Tidak berwarna
Non-toksik atau iritasi pada mata
16
1.2 Gambar Pemakaian Lensa Kontak Lunak
Perawatan Rutin harian Lensa Kontak Lunak
Mencuci tangan dengan bersih dan lap dengan doek yang bersih
Mengeluarkan lensa kontak lunak dari bekasnya
Memakai lensa kontak lunak pada mata
Sebelum mengeluarkan lensa kontak lunak, seharunya cuci tangan dengan bersih dan
keringkan
Jika tidak, maka solusio pembersih surfaktan atau solusio multipurpose digunakan,
dan lensa digesek diantara kedua jari secara perlahan-lahan untuk mengeluarkan
debris.
Bilas lensa dengan larutan steril dan periksa lensa kontaknya. Jika lensa tidak bersih
dan masih ada debris ulangi langkah diatas. Kemudian tempatkan lensa kontak dalam
bekas yang mengandung solusio lensa kontak yang boleh mendisinfeksikannya.6
17
1.3 Gambar Tempat Letak Lensa Kontak Lunak
Dampak negatif pemakaian lensa kontak
Seperti yang telah kita ketahui lensa kontak tebuat dari bahan plastik yang mengandung air
penggunaan lensa kontak dalam waktu lama akan menyebabkan mata perih kerana lensa
kontak akan menyerap air yang ada di permukaan mata. Hipoksia atau bisa diilustrasikan
sebagai keadaan berkurangnya pasokan oksigen ke tubuh merupakan hal yang mendasar di
alami saat memakai lensa kontak. Indikasi utamanya adalah menurunnya kemampuan
penglihatan pada saat-saat tertentu, mata merah, sensasi rasa panas dan perih. Hal ini bisa
terjadi karena :
Oksigen yang harusnya dapat masuk langsung ke mata di halangi oleh
alat bantu berupa lensa kontak
Lensa kontak adalah bahan semipermiabel dimana akan menyerap cairan disekitarnya
untuk menjaga keseimbangan tingkat kebasahan/kelembaban lensa kontak. Sehingga
air mata yang seyogyanya dibutuhkan oleh organ mata bagian luar akan berkurang
secara kuantitas dan kualitas dikarenakan terserap oleh lensa kontak
18
Deposit atau endapan yang hinggap di lensa kontak akan menyebabkan deformasi
atau perubahan bentuk fisik sehingga diperkirakan zona penutupan area dan tekanan
yang diberikan pada organ mata akan bertambah. Tidak jarang beberapa pengguna
akan mengalami kondisi mata kering dan saat dilepaskan rasanya sakit atau bahkan
menimbulkan bunyi.
Penggunaan lensa kontak setiap hari dan kurang hati hati bisa mengakibatkan corneal Ulcers
yaitu suatu keadaan terdapatnya luka pada korena mata. Apabila hal ini terus dibiarkan akan
menyebabkan kebutaan.
Komplikasi
Bentuk- Bentuk Risiko Gangguan Kesehatan Mata Akibat Lensa Kontak
Resiko gangguan kesehatan mata akibat penggunaan lensa kontak memiliki arti adanya
kelemahan prediksi tentang kejadian gangguan mata, dikarenakan konsekuensi situasi
perencanaan dalam menggunakan dan merawat lensa kontak yang tidak sesuai dengan
prosedur yang berlaku.
Resiko dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu internal risk dan external risk . Internal risk
merupakan resiko yang berasal dari dalam misalnya pengetahuan dan motivasi seseorang
terkait penggunaan dan perawatan lensa kontak. Sedangkan external risk berasal dari faktor
luar misalnya fasilitas informasi tentang lensa kontak dan kondisi social budaya dari
pengguna lensa kontak.
19
Berikut komplikasi berdasarkan anatomi mata:
A. Kelopak mata
1. Ptosis
ini timbul akibat adanya massa pada lensa, skar, jaringan fibrosa di kelopak mata. Lensa
kontak yang menempel pada kornea mata juga akan membentuk skar dan kontraksi pada
jaringan kelopak mata yang mengakibatkan retraksi pada kelopak mata. Ptosis juga dapat
timbul akibat dari giant papillary conjunctivitis yang berat.
2. Alergi kontak
merupakan reaksi hipersensitivitas dermatitis kontak akibat dari zat-zat kimia host yang
didapati dari larutan lensa kontak. Manifestasi klinisnya adalah rasa gatal yang diikuti dengan
adanya injeksi, rasa terbakar, merah, berair, secret mukoid, dan chemosis. Sebagai tambahan
kelopak mata bisa edema dan eritema.
3. Giant papilae pada palpebra
Untuk lensa RGP, Giant papilae conjunctivitis mudah berpindah dari kornea ke forniks atas.
Jika tidak dapat dideteksi, maka lensa akan mengikis forniks melewati konjungtiva dan
membawanya ke dalam jaringan yang lembut di kelopak mata, dan akan menimbulkan gejala
yang relatif asimptomatik. Akibatnya, jaringan yang disekitar lensa kontak akan mengalami
iritasi dan inflamasi, dan menimbulkan abses yang steril. Lensa yang dianggap sebagai benda
asing akan terbentuk jaringan granulasi disekitar lensa, dan membungkusnya seperti bentuk
kista. Apabila terdapat giant papillae pada palpebra superior,maka akan terjadi gejala seperti
rasa gatal dan pengeluaran sekret mukoid.
20
B.Konjungtiva
1. Giant papillary conjunctivitis (GPC)
rata-rata 1-3% pengguna lensa kontak akan mendapatkan simptom GPC yang kompleks,
terdiri dari injeksi konjungtiva, sekret mukoid, gatal, debris pada tear film, lapisan lensa,
pandangan kabur, dan pergerakan lensa yang berlebihan.
GPC adalah komplikasi yang tersering timbul akibat penggunaan soft lens. Ini timbul akibat
salah satu dari 3 faktor yaitu peningkatan frekuensi pemakaian lensa, penurunan lama
pemakaian lensa kontak, perubahan larutan pembersih yang kuat. Pengguna harus
mengurangkan jangka waktu pemakaian dan mengunakan Mast-Cell Stabilizer (cth, natrium
kromolin 4x/hari).
2. Contact lens-induced superior limbic keratoconjunctivits (CL-ISLK)
merupakan suatu reaksi imun pada konjungtiva perifer. Manifestasi klinisnya adalah
penebalan konjungtiva, eritema, dan timbul berbagai warna pada konjungtiva bulbaris
superior. Sel epitelium keratinisasi akan berisi banyak sel-sel goblet yang diinvasi oleh
neutrofil. Akibatnya akan terasa seperti ada benda asing, fotofobia, berair, rasa terbakar,
gatal, dan penurunan akuitas visual.
C. Epitelium kornea
1. Kerusakan epitel yang mekanik.
Lensa kontak merupakan banda asing yang akan menggosok kornea dan menekan epitel
kornea setiap mengedipkan mata sepanjang hari dan menimbulkan abrasi kornea. Jika tidak
dikenali dan diobati akan mengakibatkan stres pada epitel yang kronis. Kerusakan epitel akan
21
memudahkan bakteri menempel pada kornea dan mengakibatkan infeksi stroma, serta
menstimulus sub-epitel fibrosa tanpa adanya infeksi.
2. Chemical epithelial defect.
Berbagai larutan kimia lensa kontak akan menimbulkan kerusakan epitel ditandai dengan
adanya erosi. Larutan pembersih surfaktan biasanya akan menyebabkan nyeri, merah,
fotopobia, dan berair, segera setelah dibersihkannya lensa. Gejala ini akan hilang dalam 1-2
hari. Jika hidroksi peroksida diteteskan ke mata, maka akan timbul gelembung-gelembung
gas pada intra-epitel dan sub-epitel. Gelembung ini terlihat dan menyebabkan hilangnya
penglihatan secara signifikan yang bersifat temporer, dan hidroksi peroksida juga
menyebabkan perubahan refraksi permanen dan larutan desinfeksi kimia dapat merusak epitel
yang tidak terlihat dan bersifat intermiten.
3. Hypoxia.
Kebutuhan oksigen di kornea mata dipengaruhi karena lapisan lensa kontak mengurangi
jumlah oksigen yang masuk. Hipoksia yang ringan mengakibatkan edema epitel dan
penglihatan kabur yang temporer, sedangkan hipoksia berat akan terjadi kematian sel-sel
epitel dan deskuamasi. Pengguna tidak merasa nyaman, penurunan penglihatan temporer, dan
fotopobia. Salah satu tanda hipoksia kornea kronis adalah adanya neovaskularisasi superfisial
terutama sepanjang limbus superior. Epitel kornea yang lebih tipis dibandingkan lensa kontak
menyebabkan hipoksia yang kronis dan menurunkan aktivitas mitosis. Pembentukan sel-sel
epitel menurun, ukurannya membesar, dan memudahkan menempelnya Pseudomonas
aeruginosa pada permukaan sel epitel.
4. Reaksi imun superfisial.
22
Variasi larutan lensa kontak dapat menimbulkan toksik superfisial atau reaksi imun. Ditandai
dengan adanya keratophati, injeksi konjungtiva, berair, gatal, dan chemosis.
D. Stroma kornea
1. Infiltrat steril./keratitis steril
Penggunaan lensa kontak akan menginduksi terjadinya keratitis steril, dengan onset adanya
multipel infiltrat stromal yang kecil pada stroma anterior atau leukosit polimorfonuklear di
sub-epitel dan sel mononuklear di perifer kornea secara tiba-tiba. Berdiameter 0,1-2 mm,
tunggal atau berkelompok, dengan bentuk bulat, oval, dan menempel pada sel epitel yang
menyebabkan kerusakan epitel. yang biasanya non-staining Infiltrat ini berdifferensiasi dari
keratitis mikrobial.
Manifestasi klinisnya adalah nyeri ringan, inflamasi pada anterior chamber yang minim,
kerusakan epitel, kemudian terbentuk ulkus. Pemakai lensa kontak harus mempertimbangkan
untuk berhenti memakai lensa kontak untuk sementara (jika berat) atau mengurangkan
pemakaian (jika sederhana).
2. Infeksi kornea (keratitis)
Disebabkan oleh bakteri, jamur, protozoa (acanthamoeba keratitis). Infeksi bakteri biasanya
timbul di kelopak mata dan kelenjar air mata. Penggunaan lensa kontak mengganggu
pertukaran air mata, sehingga air mata terkumpul di kornea mata. Selain itu, ketebalan epitel
menurun, pergantian sel menurun dan terjadi deskuamasi, sehingga meningkatkan risiko
infeksi bakteri pada sel epitel. Gejala awal tidak begitu kelihatan, tetapi gejala yang mungkin
ada seperti berair dan sedikit sulit mengedipkan mata. Bakteri yang sering menimbulkan
infeksi kornea mata adalah P. aeruginosa, Staphylococcus aureus, dan Staphylococcus
epidermidis. Infeksi ini biasanya berasal dari larutan lensa kontak yang terkontaminasi.
Infeksi bakteri yang akut biasanya terjadi dalam waktu 24 jam dengan simptom nyeri,
fotopobia, berair, sekret purulen, dan penurunan penglihatan. Awalnya infiltrat stroma
23
berwarna putih kekuningan yang berkembang di bawah sel epitel yang rusak diikuti adanya
reaksi di anterior chamber dan injeksi konjungtiva. Setelah itu, berkembang menjadi edema
epitel kemudian menjadi nekrosis. Dilaporkan di United State dan Netherland, bahwa infeksi
kornea mata memiliki risiko yang paling sering ditimbulkan akibat penggunaan lensa kontak
dalam 2 dekade terakhir ini.
- Acanthamoeba keratitis
Merupakan infeksi yang sulit untuk diterapi. Sumber infeksi ini berasal dari larutan lensa
kontak, dimana tempat larutan tersebut telah terkontaminasi oleh acanthamoeba.
Manifestasi klinis awal yang timbul adalah adanya sensasi benda asing, penglihatan kabur
yang ringan, dan merah. Kemudian diikuti rasa nyeri yang progresif, injeksi konjungtiva,
epitelnya kasar, dan pada pemeriksaan dengan senter terlihat adanya penebalan saraf-
saraf kornea mata. Infeksi ini bersifat progresif, berat, dan bentuk infiltratnya seperti
cincin di sentral.
Keratitis Acanthamoeba awalnya merupakan masalah yang terkait dengan lensa kontak
dapat digunakan kembali re-usable dibersihkan dengan prosedur desinfeksi yang tidak
benar . Protozoa yang bebas dijumpai dalam air kran atau kolam renang. Protozoa ini
hidup dengan mencernakan nakteria lain yang terdapat dalam bentuk trofozoit dan kista
dorman yang akan menjadi resistan terhadap bahan kimia yang akan menyebabkan
keratitis akantamoeba pada mata.
3. Mata merah akut (tight lens syndrome).
Terjadi apabila lensa kontak menjadi ketat, dan non-mobil dan diikuti dengan edema kornea
dan reaksi kornea. Lensa kontak harus dikeluarkan dengan topical sikloplegik jika terjadi
reaksi kornea yang berat, dan mengantikan lensa dengan flatter lens apabila pasien telah
sembuh.
24
Lensa kontak dapat menebalkan mata dan sebagai tanda adanya inflamasi stroma difus dan
reaksi pada anterior chamber. Manifestasi klinisnya adalah rasa nyeri, fotopobia, injeksi, dan
berair baik akut maupun kronik.
4. Kikisan kornea mata (corneal warpage).
Selama menggunakan lensa kontak akan terjadi perubahan kontur kornea. Corneal warpage
menyebabkan astigmatisma irreguler, dan ini dapat dikoreksi dengan menggunakan
kacamata.
5. Contact lens-induced keratoconus.
Hubungan antara keratokonus dengan lensa kontak masih kontroversi. Persentasi yang tinggi
(20-30%) penderita keratokonus didiagnosis akibat dari penggunaan lensa kontak, tetapi
bagaimanapun tidak ada penyebab yang berhubungan langsung dengan penyakit tersebut.
E Endotel kornea mata
Penggunaan lensa kontak juga berhubungan dengan endotel kornea mata. Pengguna memiliki
variasi ukuran sel endotel (polymegethism) dan peningkatan frekuensi sel non-heksagonal
(polymorphism) lebih tinggi daripada yang menggunakan lensa kontak
Komplikasi lain
1) Toxic keratopathy
Terjadi erosi punctum epithelial yang diffus bersamaan dengan infiltrate
subepithelial,disebabkan oleh tercemarnya mata dengan enzim atau disinfektan.
2) Preservative keratopathy
25
Pencemaran mata dengan pengawet (cth,thiomersal) boleh menyebabkan terjadinya
erosi pada epithelial punctum dan infiltrate subepithelial
3) Tear film disturbance
Respons kelip mata yang jelek atau lensa yang tidak akurat menyebabkan staining
pada puntate pada arah jam 3 dan 9 bersamaan dengan hyperemia intrapalpebra.
Pasien harus menggunakan air mata buatan untuk penyembuhan.
Faktor resiko terjadinya komplikasi
Dapat disimpulkan dari penjabaran faktor resiko gangguan mata diatas, jika dikaitkan dengan
penggunaan dan perawatan lensa kontak, maka dapat diringkas sebagai berikut:
1. Pengetahuan
Pengetahuan mengenai perawatan lensa kontak akan membentuk perilaku seseorang dalam
menggunakan dan merawat lensa kontak yang pada akhirnya akan berdampak pada kesehatan
mata.
2. Motivasi
Motivasi menjadi hal penting untuk menghasilkan keinginan pada diri seseorang yang
mempengaruhi perilaku dalam merawat lensa kontak. Motivasi dapat mendukung seseorang
untuk melakukan perawatan lensa kontak sesuai prosedur. Motivasi juga mempengaruhi
seseorang untuk selalu menjaga kesehatan mata.
CONTACT LENS FITTING TEST
26
Berikut akan dijabarkan prinsip prinsip dalam pengukuran ukuran lensa kontak atau yang dikenal dengan
nama contact lens fitting test.
Prnsip Fitting lensa kontak
Pilih lensa kontak yang paling kecil diameternya dan paling tipis karena ini dapat meminimalkan
rangsangan alergi dan dapat meningkatkan transmisi oksigen(terutama pada lensa RGP-Rigid gas
permeable)
Jika pasien Hipermetropi maka dipilih lensa yang diameternya kecil dan yang paling fit stepper(yang
paling jauh) karena kornea nya kecil
Jika pasien Miopia maka dipilih lensa yang diameternya besar dan paling Fit flatter(paling dekat)
karena korneanya lebih besar atau sumbu lebih panjang
Berikut urutan atau tahapan prosedur contact lens fitting test:
1. Fittion keratometrry (FIT ON K) &Mengukur Base curvature
Nilai diambil dari nilai pengukuran Base curvature(BC) dari hasil keratometry yang paling
flat(dekat)
Contoh:
Hasil dari Keratometry reading (K reading) adalah:
42.00 D x 44.00 D( jika yang dipakai adalah satuan dioptri) maka BC lensa kontaknya menjadi:
42.00 D( 8.03 mm)
diambil ukuran yang paling dekat atau angka yang paling kecil yaitu 42.00 D,begitulah cara mengukur BC
2. Fittimg steeper /Flatter than K
Fitting steeper than K adalah dimana BC dari lensa kontak poserior radiusnya paling jauh dari
permukaaan korna
Contoh: Bila dipilih fit steeper than K maka hasil BC dari contoh pertama diatas menjadi:
42.00 D + 1.00 D= 43.00 D( 7.84 mm)
Ini digunakan pada pasien Hipermetrop
27
Sedangkan Fit Flatter Thank K apabila BC lensa kontak posterior radiusnya paling dekat ke
permukaan kornea
Contoh: dari hasil BC dar i contoh pertama diatas menjadi:
42.00 D-1.00 D= 41.00 D (8.23 mm)
Ini digunakan pada pasien miopi
Khusus soft lens atau lensa kontak lunak hanya dipakai yang fit flatter than K ,karena kebanyakn soft
lens digunakan untuk pendrita miopia
Khusus untuk lensa RGP dipakai fit steeper than K pada astigmat dan hipermetropi
i. Prosedur fitting lensa kontak
Seleksi pasien dari mulai indikasi pasien ,kontra ondikasi,pemerikssaan mata dan riwayat penyakit
dahulu pasien
Seleksi lensa dengan mengukur BC,ukuran dioptri,dan diameter lensa
Mengukur parameter lain yaitu ketebalan lensa (center thickness),kurvatura lensa(sekunder dan
perifer),Opticzone,Nilai Dk dan Back optic zone radius(BOZR)
Prosedur Keratometry
Sblumnya sudah dibahas bahwa prinsip penentuan BC dari keratometry adalah diplih yang paling flat,tetapi
berikut penjelassan detail tentang meridian utama korne:
Ada dua meridian utama kornea yaitu K &k
1. K(flat K) adalah meridian utama kornea dengan kelengkapanya yang paling flat,paing dekat
diman radiusnya paling panjang atau besar
2. k (steep) adalah meridian utama kornea yang paling steep,yang paling jauhmyang paling kecil
dan paling pendek radiusnya
28
Bila lensa kontak ukuranya FIT ON K mak BC nya adalah sama dengan Flattes K reading
Bila lensa kontaknya Fit stepper than K maka BC nya adalah lebih kecil dari Flattes K
BiLa lensa kontaknya Ft flatter thank K maka BC nya lebih kecil daripada Flattes K
Hasil keratometri dapat menentukan Berapa astigmat kornea/cilindris dengan cara:
K-k (lihat tabel 1)
Besar astigmat kornea Besar BC
0.1 mm atau lebih kecil BC= flat K
0.1 mm atau 0.15 mm BC = 0.05 mm Iebih steep
daripada flat K
0.20 - 0.35 mm BC = 0.10 mm lebih steep
dari flat K
0.35 - 0.45 mm BC = 0.15 mm Iebih steep
daripada flat K
0.45 - 0.50 mm BC = 0.20 mm Iebih steep
daripada flat K
Contoh: Bila hasil keratometri dalam mm maka:
Misal: 7.84 (K) /7.62 (k) @90
Maka bila Flat K berati BC menjadi 7.84.untuk astigmatnya 7.84-7.62( K-k) Sehingga 7.74 mm
29
Ketika dicocokkan dengan lensa kontak yang dicoba ke pasien( trial lens contact lens) didapatkan ukuranya
yaitu BC = 7.7 mm sehingga ini berati BC nya adalah FIT ON K(BC sama dengan flattes K reading)
Jika hasil Keratometri didapatkan dalam dioptri maka BC ditentukan dengan cara:
Pilih diameter lensa kontak,pastikan optic zone menutupi pupil.contoh:
o Diameter 9.2 mm pada hasil keratometri didaptkan 42.75 D/45.00 D @90
o Dari Flat K didaptkan 42.75(7.9 mm)
o Untuk astigmat konea menjadi: 45-42.75 = 2.25 D
o Berdasarkan tabel 2
Astigmat Diameter 9.2
0.0-0.5 D 0.50 D flatter
0.75-1.25 0.25 D flatter
1.5-2.00 Flat k
2.25-2.75 0.25 D stepper
3.00-3.5 0.5 D stepper
Untuk astigmat kornea bila 2.25 D maka BC mya adalah 0.25 Dstepper than K(dari tabel) sehingga
BC nya adalah : 42.75 +0.25 D= 43.00 D (pada stepper ditambah)
Menetukan power/dioptri lensa
Ada dua cara yaitu dengan menggunakan refraksi kacamata dan over refraksi
Jika ditemukan silinder maka silinder di drop
Contoh:
Hasil refraksi adalah S:-2.00 C.150x1806 maka power lensa adalah S. -2.00 D
Jika over refraksi maka pasien akan memakai lensa coba kemudian dialukan perbaikan
refraksi hingga mencapai hasil terbaik
30
Jika pada over refraksi,maka diperlukan tambahan,contoh:
S: -4.00 D dan dipakai lensa coba S-6.00 D
Maka total lensanya adalah -400 + -6.00 = -10 .00 D
Mengitung kompensasi BC dengan Power
Jika FIT ON K maka tak perlu konversi ke power karena menurut tabel dan rumus adalah sama BC
nya
Jika fit steppert than K maka harus tambah power yang dimaksud disisni adalah ditambah
dengan prinnsip SAM(Stepper add min) yaitu harus ditambah 0.25 D
Contoh:
Jika didaptkan power lensa s: -3.00 D maka BC nya sesuai ketentuan diambil yang Flat K misal
41.5 D/42.00 D
Maka jika fit stepper than K itu bila 42.00 D maka kompensasinya adalah:
42.00 D-41.50 D =0.50 D
Brarti penambahan powernya adalah 2x0.25 D= 0.50 D
Sehingga power lensa kacamatanya jika mau dikonversikan ke lensa kontak harus menjadi:
S -3.00 + 0.5 D= 3.5 D
Bila fit flatter than K ,maka power lensa dikurang 0.25 D
Contoh; power lensa S-3.00 D
BC flat K = 41.5 D/41.00 D
Kompensasinya: 41.5-41.00 = 0.50 D
Berarti penambahan powernya menjadi 2x0.25 D= 0.50 D
Sehingga power lensanya S -3.00 - 0.5 D =2.5 D
DAFTAR PUSTAKA
31
1. The Effect of Octylglucoside and SodiumCholate in Staphylococcus epidermidis and
Pseudomonas aeruginosa Adhesion to Soft Contact Lenses, Lı´VIA SANTOS, MSc,
DIANA RODRIGUES, BSc, MADALENA LIRA, MSc,ROSA´RIO OLIVEIRA, PhD,
M. ELISABETE C. D. REAL OLIVEIRA, PhD,EVA YEBRA-PIMENTEL VILAR,
PhD, and JOANA AZEREDO, PhD,
http://repositorium.sdum.uminho.pt/bitstream/1822/6663/1/Santos_OVS%5B1%5D.pdf
[Accessed on 22th december 2012] pg 1-6
2. A K Khurana .2007.Comprehensive Ophthalmology 4th Edition.New delhi:new age limite
3. International Contact Lens Prescribing in 2010, By Philip B. Morgan, PhD, MCOptom,
FAAO, FBCLA; Craig A. Woods, PhD, MCOptom, DipCLP, FAAO; Ioannis G.
Tranoudis, http://www.clspectrum.com/articleviewer.aspx?articleid=105084 [Accessed
on 23th december 2012]
4. Oxford American Handbook of ophthalmology, James C.T-Sai,Ala-Stair K.O Denniston,
Pg 215-216.
5. Anderson, D.M., 2007. Dorland’s Illustrated Medical Dictionary. 31 St ed. Philadelphia:
Saunders.
6. Guyton, C. Arthur., John E Hall. 2008. Fisiologi Kedokteran. Ed 11. Jakarta : EGC
7. Contact Lens & Cornea Section | American Optometric Association.available at:
www.aoa.org[accesses on 25th of december 2012)
8. Ilyas Sidarta.2009.Ilmu penyakit mata.Ed 3.Jakarta:Fakultas kedokteran indonesia
9. Contact Lens Council. “Statistics on Contact Lens Wear in the U.S.” 7 Nov. 2004
available at http://www.contactlenscouncil.com/pcon-stats.htm(accessed on 25th of
decmber 2012)
32