refrat dian

4
LATAR BELAKANG Penyakit batu empedu saat ini menjadi masalah kesehatan masyarakat karena frekuensi kejadiannya yang tinggi yang menyebabkan beban finansial maupun beban sosial bagi masyarakat. Batu empedu mengandung komponen asam empedu yang sukar larut, yang mengendap pada matriks tiga dimensi musin dan protein. Dalam endapan ini terkandung juga kolesterol, calcium bilirubinates serta garam kalsium fosfat, karbonat atau palmitat. Sedangkan matriksnya terutama terdiri dari polymeric mucin glycoprotein dan sejumlah kecil polipeptida. Berdasarkan komposisinya, batu empedu dibedakan atas batu kolesterol dan batu pigmen. Batu pigmen dibedakan lagi atas batu pigmen hitam dan batu pigmen coklat. Batu kolesterol adalah jenis batu empedu yang paling banyak ditemukan, sekitar 80% batu empedu di negara maju. Batu ini terutama mengandung kolesterol dalam bentuk kristal kolesterol monohidrat, serta garam kalsium, pigmen empedu, protein dan asam lemak. Batu pigmen hitam terutama mengandung calcium bilirubinate, serta sejumlah kecil kompleks kalsium fosfat dengan glikoprotein mucin. Sedangkan batu pigmen coklat mengandung calcium palmitat, calsium bilirubinat,dan kolesterol. Batu kolesterol, terutama terdapat di kandung empedu, dibandingkan batu pigmen, yang terutama terdapat di saluran empedu (Common Bile Duct), yang lebih sering ditemukan di negara berkembang Pada sekitar 12-15% pasien dengan kolelitiasis akan terjadi migrasi batu ke saluran empedu (CBD) yang disebut batu sekunder. Batu primer yang terdapat pada saluran empedu CBD, biasanya batu pigmen yang terjadi pada pasien-pasien dengan infeksi kronis atau berulang pada saluran hepatobilier, atau juga dapat disebabkan oleh oleh parasit.

Upload: dyandidyya

Post on 03-Dec-2015

225 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

tgjhghjgj

TRANSCRIPT

Page 1: Refrat Dian

LATAR BELAKANG

Penyakit batu empedu saat ini menjadi masalah kesehatan masyarakat karena frekuensi kejadiannya yang tinggi yang menyebabkan beban finansial maupun beban sosial bagi masyarakat. Batu empedu mengandung komponen asam empedu yang sukar larut, yang mengendap pada matriks tiga dimensi musin dan protein. Dalam endapan ini terkandung juga kolesterol, calcium bilirubinates serta garam kalsium fosfat, karbonat atau palmitat. Sedangkan matriksnya terutama terdiri dari polymeric mucin glycoprotein dan sejumlah kecil polipeptida.

Berdasarkan komposisinya, batu empedu dibedakan atas batu kolesterol dan batu pigmen. Batu pigmen dibedakan lagi atas batu pigmen hitam dan batu pigmen coklat. Batu kolesterol adalah jenis batu empedu yang paling banyak ditemukan, sekitar 80% batu empedu di negara maju. Batu ini terutama mengandung kolesterol dalam bentuk kristal kolesterol monohidrat, serta garam kalsium, pigmen empedu, protein dan asam lemak. Batu pigmen hitam terutama mengandung calcium bilirubinate, serta sejumlah kecil kompleks kalsium fosfat dengan glikoprotein mucin. Sedangkan batu pigmen coklat mengandung calcium palmitat, calsium bilirubinat,dan kolesterol.

Batu kolesterol, terutama terdapat di kandung empedu, dibandingkan batu pigmen, yang terutama terdapat di saluran empedu (Common Bile Duct), yang lebih sering ditemukan di negara berkembang Pada sekitar 12-15% pasien dengan kolelitiasis akan terjadi migrasi batu ke saluran empedu (CBD) yang disebut batu sekunder. Batu primer yang terdapat pada saluran empedu CBD, biasanya batu pigmen yang terjadi pada pasien-pasien dengan infeksi kronis atau berulang pada saluran hepatobilier, atau juga dapat disebabkan oleh oleh parasit.

Sebagian besar batu pada CBD berasal dari migrasi batu dari kandung empedu yang akan menyebabkan obstruksi bilier, sedangkan batu primer yang bukan berasal dari kandung empedu biasanya terjadi akibat adanya obstruksi bilier parsial yang disebabkan oleh residual calculus, striktura traumatik, sklerosing kolangitis atau kelainan bilier kongenital. Kejadian ini dapat diawali dengan adanya infeksi. Batu berwarna coklat, dapat tunggal atau banyak, berbentuk oval dan mengikuti aksis memanjang dari duktus bilier.

Kanker saluran empedu (cholangiocarcinoma) terjadi ketika sel-sel di dalam saluran empedu tumbuh tak beraturan atau tanpa kontrol. Colangiocarsinoma adalah tumor langka yang timbul dari epitel empedu dan dapat terjadi dimana saja disepanjang tangkai bilier. Bersifat ganas yang berasal dari hati dan berakhir di ampula vateri. Infiltrate local dan metastase lambat.

Insidensi di Amerika Serikat, terhitung lebih dari 20 juta orang Amerika dengan batu empedu dan menunjukkan angka kejadian batu empedu paling sedikit 20% pada wanita dan 8% pada laki-laki di atas umur 40 tahun. Di Inggris, sekitar 5,5 juta orang dengan batu empedu dan dilakukan lebih dari 50 ribu kolesistektomi tiap tahunnya. Penelitian pada populasi Denmark

Page 2: Refrat Dian

menunjukkan tingkat insidens batu empedu selama 5 tahun untuk pria pada umur 30, 40, 50 dan 60 tahun masing-masing merupakan 0.3%, 2.9%, 2.5% dan 3.3%, sementara untuk wanita merupakan 1.4%, 3.6%, 3.1% dan 3.7%.

Insidens penyakit batu empedu dan penyakit saluran empedu lainnya di Indonesia diduga tidak berbeda jauh dengan angka di negara lain di Asia tenggara dan sejak tahun 1980-an berkaitan erat dengan cara mendiagnosis dengan menggunakan ultrasonografi. Tipe batu empedu di Indonesia yang lebih umum adalah batu kolesterol, namun insidens batu pigmen lebih tinggi dibanding yang terdapat di negara barat. Di Indonesia, kolelitiasis baru mendapatkan perhatian di klinis, sementara publikasi penelitian batu empedu masih terbatas. Sebagian besar pasien dengan batu empedu tidak mempunyai keluhan.

Penelitian di Jakarta (2009) pada 51 pasien didapatkan batu pigmen pada 73% pasien dan batu kolesterol pada 27% pasien (menurut divisi Hepatology,Departemen IPD, FKUI/RSCM Jakarta, Mei 2009), wanita lebih berisiko mengalami batu empedu karena pengaruh hormon estrogen. Meski wanita dan usia 40 tahun tercatat sebagai faktor risiko batu empedu, itu tidak berarti bahwa wanita di bawah 40 tahun dan pria tidak mungkin terkena. Penderita diabetes mellitus (DM), baik wanita maupun pria, berisiko mengalami komplikasi batu empedu akibat kolesterol tinggi.

Sedangkan, untuk kejadian kanker saluran empedu meningkat dengan bertambahnya usia, pasien yang khas dengan cholangiocarsinoma adalah antara 50 dan 70 tahun. Memiliki prognosis yang sangat buruk. Karsinoma saluran empedu relatif jarang, mewakili kurang dari 1% dari kanker. Namun, insiden telah meningkat di Jepang dan di negara-negara industri seperti Amerika Serikat. Tumor saluran empedu memiliki prognosis buruk dan tingkat kematian yang tinggi karena mereka biasanya terdeteksi di akhir perjalanan penyakit. Sekitar 5000 kasus cholangiocarsinoma baru didiagnosa setiap tahun di Amerika serikat dengan 13 pasien kebanyakan didiagnosa pada decade ketujuh masa kehidupan.

Insiden cholangiocarcinoma memang lebih jarang terlihat. Setiap tahunnya kasus cholangiocarcinoma kira-kira 2000-3000. Dari 10.000 orang, ada sekitar 0.01 - 0.46% adalah pasien cholangiocarcinoma. Tetapi di Asia Tenggara, insiden cholangiocarcinoma terlihat lebih banyak. Insiden kanker ini, meningkat dengan meningkatnya umur, laki-laki memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk menderita penyakit ini daripada wanita. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 kanker merupakan penyebab kematian nomor 7 di Indonesia, dan menurut statistik rumah sakit dalam Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007 kanker hati dan saluran empedu intrahepatik menempati urutan ketiga pada pasien rawat inap di seluruh Rumah Sakit di Indonesia.