refka bronkopneumonia

17
PENDAHULUAN Pneumonia adalah suatu sindrom yang disebabkan oleh infeksi akut, biasanya disebabkan oleh bakteri yang mengakibatkan adanya konsolidasi sebagian dari salah satu atau kedua paru. Sedangkan bronkopneumonia merupakan peradangan pada paru dimana proses perdangannya ini menyebar membentuk bercak-bercak infiltrate yang berlokasi di alveoli paru dan dapat pula melibatkan bronkiolus terminal. Bronkopneumonia sebagai penyakit yang menimbulkan gangguan pada system pernafasan, merupakan salah satu bentuk pneumonia yang terletak pada alveoli paru. Bronkopneumonia lebih sering menyerang bayi dan anak kecil. Hal ini dikarenakan respon imunitas mereka masih belum berkembang dengan baik. Tercatat bakteri sebagai penyebab tersering bronkopneumonia pada bayi dan anak adalah Streptococcus pneumonia dan Haemophilus influenza. [1,2] Anak dengan daya tahan terganggu akan menderita bronkopneumonia berulang atau bahkan bisa anak tersebut tidak mampu mengatasi penyakit ini dengan sempurna. Selain faktor imunitas, faktor iatrogen juga memacu timbulnya penyakit ini, misalnya trauma pada paru, anestesia, pengobatan dengan antibiotika yang tidak sempurna. [3] 1

Upload: wisnu46

Post on 31-Dec-2015

36 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Refka Bronkopneumonia

PENDAHULUAN

Pneumonia adalah suatu sindrom yang disebabkan oleh infeksi akut, biasanya

disebabkan oleh bakteri yang mengakibatkan adanya konsolidasi sebagian dari

salah satu atau kedua paru. Sedangkan bronkopneumonia merupakan peradangan

pada paru dimana proses perdangannya ini menyebar membentuk bercak-bercak

infiltrate yang berlokasi di alveoli paru dan dapat pula melibatkan bronkiolus

terminal. Bronkopneumonia sebagai penyakit yang menimbulkan gangguan pada

system pernafasan, merupakan salah satu bentuk pneumonia yang terletak pada

alveoli paru. Bronkopneumonia lebih sering menyerang bayi dan anak kecil. Hal

ini dikarenakan respon imunitas mereka masih belum berkembang dengan baik.

Tercatat bakteri sebagai penyebab tersering bronkopneumonia pada bayi dan anak

adalah Streptococcus pneumonia dan Haemophilus influenza. [1,2]

Anak dengan daya tahan terganggu akan menderita bronkopneumonia

berulang atau bahkan bisa anak tersebut tidak mampu mengatasi penyak i t i n i

dengan s empurna . Se l a in f ak to r imun i t a s , f ak to r i a t rogen j uga

memacu timbulnya penyakit ini, misalnya trauma pada paru, anestesia,

pengobatan dengan antibiotika yang tidak sempurna.[3]

Berikut adalah kasus bronkopneumnia pada anak usia 14 tahun pada pavilium

katelia pada tanggal Desember 2013.

LAPORAN KASUS

I. Identitas pasien Tanggal Masuk : 28 Desember 2013

Nama : By. SA

Jenis kelamin : Perempuan

Tanggal lahir/Usia : 09 September 2013

1

Page 2: Refka Bronkopneumonia

Umur : 4 Bulan

II. ANAMNESIS/Heteroanamnesis

Keluhan Utama : Demam

Riwayat penyakit sekarang :

Pasien bayi usia 4 bulan masuk dengan keluhan demam satu hari sebelum

masuk rumah sakit, namun sudah tidak demam saat masuk rumah sakit, saat

demam tidak ada kejang, tidak ada mimisan, batuk (+) sejak 1 bulan lalu,

berlendir (+), sesak (+). Pasien tidak muntah, buang air besar dan buang air

kecil biasa.

Riwayat penyakit sebelumnya :

Pasien sering batuk-batuk

Riwayat penyakit keluarga :

Nenek pasien mengalami batuk lama dan berdarah.

Riwayat persalinan dan kahamilan :

Pasien lahir cukup bulan secara normal dengan bantuan dukun

Anamnesis makanan :

Pasien rajin minum

Riwayat Imunisasi : HB, Polio, BCG, DTP

III. PEMERIKSAAN FISIK

Kondisi Umum

Keadaan umum : Sakit derajat sedang

Tingkat kesadaran : Compos Mentis

BB : 4,6 kg

TB : 56 cm

Status gizi : Gizi baik

Tanda-tanda vital

Tekanan darah : Tidak dilakukan pengukuran

Nadi : 120 kali/menit

2

Page 3: Refka Bronkopneumonia

Pernapasan : 60 kali/menit

Suhu : 36,70C

Kulit : tidak sianosis, tidak ada ikterus, turgor kembali cepat (< 2 detik)

Kepala :

- Bentuk : Normochepal

- Rambut : Hitam, distribusi normal, tidak mudah rontok

- Mata : Konjunctiva anemis -/-, sclera ikterus -/-, edema

palpebra -/-, reflex pupil +/+, Pupil isoko, Mata cekung -/-

- Hidung : Rhinorrhea (-), pernapasan cuping hidung (-)

- Telinga : Othorrhea (-)

- Mulut : kering (-), lidah kotor (-)

- Tonsil : T1/T1, hiperemis (-)

- Pembesaran kelenjar tiroid (-)

- Pembesaran kelenjar getah bening (-)

Thorax

Paru-paru

Inspeksi : Normothorax, pernapasan simetris kanan = kiri, retraksi

subcostal (+)

Palpasi : Nyeri tekan (-), massa (-), ekspansi paru kanan = kiri,

vocal fremitus kanan = kiri.

Perkusi : Sonor

Auskultasi : Bunyi pernapasan bronchial +/+, ronkhi +/+,

wheezing -/-.

Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

Palpasi : Ictus cordis teraba pada spacium intercostalis V, linea

midclavicularis sinistra, regular.

Perkusi : Redup

3

Page 4: Refka Bronkopneumonia

Atas :

Parasternal sinistra SIC2

Kanan : Parasternal

dextra SIC4

Kiri :

Midclavicula sinistra SIC5

Auskultasi : Bunyi jantung 1 dan 2 murni regular.

Abdomen

Inspeksi : Tampak cembung, pergerakan dinding perut simetris,

tidak ada bekas luka.

Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal

Perkusi : Timpani

Palpasi : Nyeri tekan (-), Massa (-), hepatomegali (-),

organomegali (-)

Genitalia : Dalam batas normal

Anggota gerak :

Ekstremitas atas : Akral hangat, edema (-), deformitas (-)

Ekstremitas bawah : Akral hangat, edema (-), deformitas (-)

Punggung : Tidak terdapat kelainan

Otot-otot : Tidak terdapat kelainan

Refleks : Fisiologi +/+ , Patologis -/-

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium : Darah rutin RBC 3,49 x 1012 /l

HCT 26.4%

PLT 549 x 109 /l

WBC 29.9 x 109 /l

HGB 9.2 g/dl

Scoring Tb :

- Riwayat kontak : 2

4

Page 5: Refka Bronkopneumonia

- Status gizi : 0

- Demam tidak diketahui sebabnya : 0

- Batuk kronik : 1

- Pembesaran kelenjar getah bening : 1

- Pembengkakan tulang/sendi panggul/lutut/falang :0

- Foto

Total : 4

V. RESUME

Pasien bayi usia 4 bulan masuk dengan keluhan demam, tidak ada

kejang, tidak ada mimisan, batuk (+) sejak 1 bulan lalu, berlendir (+), sesak

(+). Pasien tidak muntah, buang air besar dan buang air kecil biasa.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien sakit sedang,

kesadaran compos mentis dengan status gizi baik. Nadi : 120 kali/menit,

Pernapasan : 60 kali/menit dan suhu 36,70C. Selain itu retraksi subcostal dan

didapatkan pula rhonki basah halus pada kedua lapang paru. Hasil

laboratorium menunjukkan peningkatan leukosit yaitu sebesar 29.9 x 109 /l.

VI. DIAGNOSIS : Bronkopneumonia

VII. TERAPI

Resusitasi cairan : IVFD Dextrosa 5% 10 tetes permenit (mikrodrips)

Injeksi Ceftriaxone 2 x 100 mg

Injeksi Dexamethasone 3 x 0.5 mg

VIII. Anjuran

- Foto Thorax AP

Follow Up

29 Desember 2013

5

Page 6: Refka Bronkopneumonia

S : Tidak ada demam, batuk (+), sesak(+)

O : N : 108 kali/menit

S : 36,4°C

R : 52 kali/menit

Pemeriksaan Thoraks : Retraksi subcostal +/+, Ronki +/+

A : Bronkopneumonia

P :

- IVFD Dextrosa 5% 10 tpm (microdrips)

- Injeksi Ceftriaxon 2 x 100 mg/12 Jam/IV

30 Desember 2013

S : Tidak ada demam, sesak(+), batuk masih ada tapi berkurang

frekuensinya, minum dengan lahap

O : N : 132 kali/menit

S : 35,8°C

R : 62 kali/menit

Ubun-ubun teraba cekung

Pemeriksaan Thoraks : Retraksi subcostal +/+, Ronki +/+

A : Bronkopneumonia + Dehidrasi ringan-sedang

P :

- IVFD Dextrosa 5% 10 tpm (microdrips)

- Injeksi Ceftriaxon 2 x 100 mg/12 Jam/IV

- Ambroxol 6 mg

Dexamethasone 1 g

Dibuat puyer 3 x 1 pulv

- Oralit 300 cc dalam 3 jam

Anjuran : Pemeriksaan Darah rutin

Foto Thorax

30 Desember 2013 ( 3 jam setelah rehidrasi I)

(12.00 WITA)

6

Page 7: Refka Bronkopneumonia

S : Tidak ada demam, sesak(+), batuk masih ada tapi berkurang

frekuensinya, minum dengan lahap

O : N : 128 kali/menit

S : 35,9°C

R : 56 kali/menit

Ubun-ubun masih teraba cekung

Pemeriksaan Thoraks : Retraksi subcostal +/+, Ronki +/+

A : Bronkopneumonia + Dehidrasi ringan sedang

P :

- IVFD Dextrosa 5% 10 tpm (microdrips)

- Injeksi Ceftriaxon 2 x 100 mg/12 Jam/IV

- Ambroxol 6 mg

Dexamethasone 1 g

Dibuat puyer 3 x 1 pulv

- Oralit 300 cc dalam 3 jam

30 Desember 2013 ( 3 jam setelah rehidrasi II)

(16.00 WITA)

S : Tidak ada demam, sesak(+), batuk masih ada tapi berkurang

frekuensinya, minum biasa.

O : N : 120 kali/menit

S : 36,2°C

R : 54 kali/menit

Ubun-ubun masih teraba agak datar

Pemeriksaan Thoraks : Retraksi subcostal +/+, Ronki +/+

A : Bronkopneumonia + Tanpa dehidrasi

P :

- IVFD Dextrosa 5% 10 tpm (microdrips)

- Injeksi Ceftriaxon 2 x 100 mg/12 Jam/IV

- Ambroxol 6 mg

Dexamethasone 1 g

Dibuat puyer 3 x 1 pulv

7

Page 8: Refka Bronkopneumonia

31 Desember 2013

S : Tidak ada demam, sesak(+), batuk masih ada sekali-sekali

O : N : 128 kali/menit

S : 35,9°C

R : 56 kali/menit

Pemeriksaan Thoraks : Retraksi subcostal +/+, Ronki +/+

Laboratorium : Darah rutin RBC 3,93 x 1012 /l

HCT 29,1%

PLT 644 x 109 /l

WBC 13,4 x 109 /l

HGB 9.8 g/dl

A : Bronkopneumonia

P :

- IVFD Dextrosa 5% 10 tpm (microdrips)

- Injeksi Ceftriaxon 2 x 100 mg/12 Jam/IV

- Ambroxol 6 mg

Dexamethasone 1 g

Dibuat puyer 3 x 1 pulv

02 Januari 2014

S : Tidak ada demam, tidak ada batuk, sesak (-)

O : N : 128 kali/menit

S : 35,9°C

R : 56 kali/menit

Pemeriksaan Thoraks : Retraksi -/-, Ronki +/+

Infus telah dilepas pada tanggal 1 Januari 2014

A : Bronkopneumonia (post) P :

- Ambroxol 6 mgDexamethasone 1 gDibuat puyer 3 x 1 pulv

Pasien dipulangkan dengan saran rawat jalan di poli anak.DISKUSI

8

Page 9: Refka Bronkopneumonia

Bronkopneumonia adalah suatu peradangan pada parenkim paru yang

terlokalisir yang biasanya mengenai bronkus dan juga mengenai alveolus di

sekitarnya. 

Etiologi

1. Faktor infeksi.

a. Infeksi bakteri

- Diplococcus Pneumoniae

- Pneumococcus

- Streptococcus Pneumoniae

- Staphylococcus Aureus

Merupakan bakteri penyebab bronkopneumonia pada bayi dan anak-anak

berumur muda, yang berat, serius dan sangat progresif dengan mortalitas tinggi.

- Eschericia Coli 

b. Infeksi Virus

Respiratory Syncytial Virus, Virus Sitomegalo,Virus Influenza, Virus

Parainfluenza 1,2,3, Adenovirus , Rinovirus, dan Virus Epstein-Barr .[2,4]

2. Faktor non infeksi

Terjadi akibat disfungsi menelan atau refluks esofagus meliputi

a. Bronkopneumonia lipoid

Terjadi akibat pemasukan obat yang mengandung minyak secara intranasal,

termasuk jeli petroleum. Setiap keadaan yang mengganggu mekanisme

menelan seperti palatoskizis, pemberian makanan dengan posisi

horizontal, atau pemaksaan pemberian makanan seperti minyak ikan pada anak

yang sedang menangis. Keparahan penyakit tergantung pada jenis minyak yang

terinhalasi. Jenis minyak hewani yang mengandung asam lemak tinggi bersifat paling

merusak contohnya seperti susu dan minyak ikan. 

b. Bronkopneumonia hidrokarbon

Terjadi karena aspirasi zat hidrokarbon seperti pelitur, minyak tanah dan

bensin.[1,2]

9

Page 10: Refka Bronkopneumonia

Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagian

atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik secara mendadak sampai 39-40°C dan mungkin

disertai kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah, dispneu,

pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis di

sekitar hidung dan mulut. Batuk biasanya tidak dijumpai pada awal penyakit, anak akan

mendapat batuk setelah beberapa hari, di mana pada walnya berupa batuk kering kemudian

menjadi produktif.[2,3]

Pada pasien didapatkan adanya keluhan demam satu hari sebelum masuk RS disertai

batuk yang telah dialami sejak 1 bulan lalu. Pada pasien juga dilakukan scoring TB karena pasien

mengalami batuk sejak 1 bulan dan nenek pasien batuk lama dan berdarah, didapatkan total scor

4 sehingga diagnosis TB dapat disingkirkan. Pada pemeriksaan thoraks didapatkan adanya

bunyi ronki pada kedua lapangan paru. Perkusi dan auskultasi bronkopneumonia

dijumpai ronki basah halus nyaring tersebar, pekak tidak nyata. Namun, perkusi

dan auskultasi dari bronkopneumonia, hasil pemeriksaan fisiknya tergantung pada

luasnya daerah yang terkena. Pada perkusi toraks sering tidak dijumpai adanya

kelainan. Pada auskultasi mungkin hanya terdengar ronki basah gelembung halus

sampai sedang. Bila sarang bronkopneumonia menjadi satu ( konfluens ) mungkin pada

perkusi terdengar suara yang meredup dan suara pernafasan pada auskultasi

terdengar mengeras.[2,5]

Pemeriksaan darah rutin pada pasien menunjukkan adanya leukositosis

sebesar 29,9 x 109/L. Pemeriksaan penunjang laboratorium darah rutin pada

bronkopneumonia menunjukkan leukositosis. Leukositosis hebat ( > 30 mm3) hampir

selalu menunjukkan adanya infeksi bakteri, sering ditemukan pada keadaan

bakteremia,dan resiko terjadinya komplikasi lebih tinggi. Nilai hemoglobin (Hb)

biasanya tetap normal atau sedikit menurun. Peningkatan Laju Endap Darah

(LED). Kultur dahak dapat positif pada 20 - 50% penderita yang tidak diobati.

Selain kultur dahak , biakan juga dapat diambil dengan cara hapusan tenggorok (throat

swab ). Analisa gas darah menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia pada kasus berat. Pada

stadium lanjut dapat terjadi asidosis metabolik.[3]

Pemeriksaan radiologi ditandai dengan gambaran difus merata pada kedua

paru, berupa bercak-bercak infiltrat yang dapat meluas hingga daerah perifer

10

Page 11: Refka Bronkopneumonia

paru,disertai dengan peningkatan corakan peribronkial, namun hasil foto thorax pasien belum

ada sampai pasien dipulangkan.[2,5]

Pada pneumonia ringan rawat jalan dapat diberikan antibiotik lini pertama secara oral,

misalnya amoksisilin atau kotrimoksazol. Dosis amoksisilin yang diberikan adalah 25 mg/kgBB

2 kali sehari, sedangkan kotrimoksazol adalah 4 mg/kgBB TMP – 20 mg/kgBB

sulfametoksazol.[2,4]

Bila bronkopneumonia tidak ditangani secara tepat, maka komplikasinya

adalah sebagai berikut

- Otitis media akut (OMA) : Terjadi bila tidak diobati, maka sputum

yang berlebihan akan masuk ke dalam tuba eustachius, sehingga menghalangimasuknya

udara ke telinga tengah dan mengakibatkan hampa udara,kemudian gendang

telinga akan tertarik kedalam dan timbul efusi.

- Atelektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna ataukolaps

paru

- Efusi pleura.

- Emfisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam rongga

pleura terdapat di satu tempat atau seluruh rongga pleura.

- Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak..

- Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradang.

- Endokarditis bakterial yaitu peradangan pada katup endokardial

Bronkopneumonia pada kasus ini memiliki prognosis yang baik bila

didiagnosis dini dan ditangani secara adekuat. Mortalitas lebih tinggi didapatkan

pada anak-anak dengan keadaan malnutrisi energi- protein dan datang terlambat untuk

pengobatan.[1,6]

DAFTAR PUSTAKA

11

Page 12: Refka Bronkopneumonia

1. Meadow R & Newell S, 2005, Lecture Notes Pediatrika, EMS, Jakarta.

2. Rahajoe, NN, dkk, 2008, Buku Ajar respirologi Anak, edisi pertama, Badan

Penerbit IDAI, Jakarta

3. Widagdo, 2011, Masalah dan Tatalaksana Penyakit Infeksi pada Anak,

Sagung Seto, Jakarta.

4. Behrman. 1999. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Edisi 15. Penerbit Buku

Kedokteran EGC. Jakarta.

5. WHO & DEPKES RI, 2009, Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di

Rumah Sakit, WHO Indonesia, Jakarta

6. Mansjoer A, 2000 Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2. Jakarta.

Media Aesculapius FK UI.

12