refka bronkopneumonia
TRANSCRIPT
PENDAHULUAN
Pneumonia adalah suatu sindrom yang disebabkan oleh infeksi akut, biasanya
disebabkan oleh bakteri yang mengakibatkan adanya konsolidasi sebagian dari
salah satu atau kedua paru. Sedangkan bronkopneumonia merupakan peradangan
pada paru dimana proses perdangannya ini menyebar membentuk bercak-bercak
infiltrate yang berlokasi di alveoli paru dan dapat pula melibatkan bronkiolus
terminal. Bronkopneumonia sebagai penyakit yang menimbulkan gangguan pada
system pernafasan, merupakan salah satu bentuk pneumonia yang terletak pada
alveoli paru. Bronkopneumonia lebih sering menyerang bayi dan anak kecil. Hal
ini dikarenakan respon imunitas mereka masih belum berkembang dengan baik.
Tercatat bakteri sebagai penyebab tersering bronkopneumonia pada bayi dan anak
adalah Streptococcus pneumonia dan Haemophilus influenza. [1,2]
Anak dengan daya tahan terganggu akan menderita bronkopneumonia
berulang atau bahkan bisa anak tersebut tidak mampu mengatasi penyak i t i n i
dengan s empurna . Se l a in f ak to r imun i t a s , f ak to r i a t rogen j uga
memacu timbulnya penyakit ini, misalnya trauma pada paru, anestesia,
pengobatan dengan antibiotika yang tidak sempurna.[3]
Berikut adalah kasus bronkopneumnia pada anak usia 14 tahun pada pavilium
katelia pada tanggal Desember 2013.
LAPORAN KASUS
I. Identitas pasien Tanggal Masuk : 28 Desember 2013
Nama : By. SA
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir/Usia : 09 September 2013
1
Umur : 4 Bulan
II. ANAMNESIS/Heteroanamnesis
Keluhan Utama : Demam
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien bayi usia 4 bulan masuk dengan keluhan demam satu hari sebelum
masuk rumah sakit, namun sudah tidak demam saat masuk rumah sakit, saat
demam tidak ada kejang, tidak ada mimisan, batuk (+) sejak 1 bulan lalu,
berlendir (+), sesak (+). Pasien tidak muntah, buang air besar dan buang air
kecil biasa.
Riwayat penyakit sebelumnya :
Pasien sering batuk-batuk
Riwayat penyakit keluarga :
Nenek pasien mengalami batuk lama dan berdarah.
Riwayat persalinan dan kahamilan :
Pasien lahir cukup bulan secara normal dengan bantuan dukun
Anamnesis makanan :
Pasien rajin minum
Riwayat Imunisasi : HB, Polio, BCG, DTP
III. PEMERIKSAAN FISIK
Kondisi Umum
Keadaan umum : Sakit derajat sedang
Tingkat kesadaran : Compos Mentis
BB : 4,6 kg
TB : 56 cm
Status gizi : Gizi baik
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : Tidak dilakukan pengukuran
Nadi : 120 kali/menit
2
Pernapasan : 60 kali/menit
Suhu : 36,70C
Kulit : tidak sianosis, tidak ada ikterus, turgor kembali cepat (< 2 detik)
Kepala :
- Bentuk : Normochepal
- Rambut : Hitam, distribusi normal, tidak mudah rontok
- Mata : Konjunctiva anemis -/-, sclera ikterus -/-, edema
palpebra -/-, reflex pupil +/+, Pupil isoko, Mata cekung -/-
- Hidung : Rhinorrhea (-), pernapasan cuping hidung (-)
- Telinga : Othorrhea (-)
- Mulut : kering (-), lidah kotor (-)
- Tonsil : T1/T1, hiperemis (-)
- Pembesaran kelenjar tiroid (-)
- Pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thorax
Paru-paru
Inspeksi : Normothorax, pernapasan simetris kanan = kiri, retraksi
subcostal (+)
Palpasi : Nyeri tekan (-), massa (-), ekspansi paru kanan = kiri,
vocal fremitus kanan = kiri.
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Bunyi pernapasan bronchial +/+, ronkhi +/+,
wheezing -/-.
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba pada spacium intercostalis V, linea
midclavicularis sinistra, regular.
Perkusi : Redup
3
Atas :
Parasternal sinistra SIC2
Kanan : Parasternal
dextra SIC4
Kiri :
Midclavicula sinistra SIC5
Auskultasi : Bunyi jantung 1 dan 2 murni regular.
Abdomen
Inspeksi : Tampak cembung, pergerakan dinding perut simetris,
tidak ada bekas luka.
Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
Perkusi : Timpani
Palpasi : Nyeri tekan (-), Massa (-), hepatomegali (-),
organomegali (-)
Genitalia : Dalam batas normal
Anggota gerak :
Ekstremitas atas : Akral hangat, edema (-), deformitas (-)
Ekstremitas bawah : Akral hangat, edema (-), deformitas (-)
Punggung : Tidak terdapat kelainan
Otot-otot : Tidak terdapat kelainan
Refleks : Fisiologi +/+ , Patologis -/-
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium : Darah rutin RBC 3,49 x 1012 /l
HCT 26.4%
PLT 549 x 109 /l
WBC 29.9 x 109 /l
HGB 9.2 g/dl
Scoring Tb :
- Riwayat kontak : 2
4
- Status gizi : 0
- Demam tidak diketahui sebabnya : 0
- Batuk kronik : 1
- Pembesaran kelenjar getah bening : 1
- Pembengkakan tulang/sendi panggul/lutut/falang :0
- Foto
Total : 4
V. RESUME
Pasien bayi usia 4 bulan masuk dengan keluhan demam, tidak ada
kejang, tidak ada mimisan, batuk (+) sejak 1 bulan lalu, berlendir (+), sesak
(+). Pasien tidak muntah, buang air besar dan buang air kecil biasa.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien sakit sedang,
kesadaran compos mentis dengan status gizi baik. Nadi : 120 kali/menit,
Pernapasan : 60 kali/menit dan suhu 36,70C. Selain itu retraksi subcostal dan
didapatkan pula rhonki basah halus pada kedua lapang paru. Hasil
laboratorium menunjukkan peningkatan leukosit yaitu sebesar 29.9 x 109 /l.
VI. DIAGNOSIS : Bronkopneumonia
VII. TERAPI
Resusitasi cairan : IVFD Dextrosa 5% 10 tetes permenit (mikrodrips)
Injeksi Ceftriaxone 2 x 100 mg
Injeksi Dexamethasone 3 x 0.5 mg
VIII. Anjuran
- Foto Thorax AP
Follow Up
29 Desember 2013
5
S : Tidak ada demam, batuk (+), sesak(+)
O : N : 108 kali/menit
S : 36,4°C
R : 52 kali/menit
Pemeriksaan Thoraks : Retraksi subcostal +/+, Ronki +/+
A : Bronkopneumonia
P :
- IVFD Dextrosa 5% 10 tpm (microdrips)
- Injeksi Ceftriaxon 2 x 100 mg/12 Jam/IV
30 Desember 2013
S : Tidak ada demam, sesak(+), batuk masih ada tapi berkurang
frekuensinya, minum dengan lahap
O : N : 132 kali/menit
S : 35,8°C
R : 62 kali/menit
Ubun-ubun teraba cekung
Pemeriksaan Thoraks : Retraksi subcostal +/+, Ronki +/+
A : Bronkopneumonia + Dehidrasi ringan-sedang
P :
- IVFD Dextrosa 5% 10 tpm (microdrips)
- Injeksi Ceftriaxon 2 x 100 mg/12 Jam/IV
- Ambroxol 6 mg
Dexamethasone 1 g
Dibuat puyer 3 x 1 pulv
- Oralit 300 cc dalam 3 jam
Anjuran : Pemeriksaan Darah rutin
Foto Thorax
30 Desember 2013 ( 3 jam setelah rehidrasi I)
(12.00 WITA)
6
S : Tidak ada demam, sesak(+), batuk masih ada tapi berkurang
frekuensinya, minum dengan lahap
O : N : 128 kali/menit
S : 35,9°C
R : 56 kali/menit
Ubun-ubun masih teraba cekung
Pemeriksaan Thoraks : Retraksi subcostal +/+, Ronki +/+
A : Bronkopneumonia + Dehidrasi ringan sedang
P :
- IVFD Dextrosa 5% 10 tpm (microdrips)
- Injeksi Ceftriaxon 2 x 100 mg/12 Jam/IV
- Ambroxol 6 mg
Dexamethasone 1 g
Dibuat puyer 3 x 1 pulv
- Oralit 300 cc dalam 3 jam
30 Desember 2013 ( 3 jam setelah rehidrasi II)
(16.00 WITA)
S : Tidak ada demam, sesak(+), batuk masih ada tapi berkurang
frekuensinya, minum biasa.
O : N : 120 kali/menit
S : 36,2°C
R : 54 kali/menit
Ubun-ubun masih teraba agak datar
Pemeriksaan Thoraks : Retraksi subcostal +/+, Ronki +/+
A : Bronkopneumonia + Tanpa dehidrasi
P :
- IVFD Dextrosa 5% 10 tpm (microdrips)
- Injeksi Ceftriaxon 2 x 100 mg/12 Jam/IV
- Ambroxol 6 mg
Dexamethasone 1 g
Dibuat puyer 3 x 1 pulv
7
31 Desember 2013
S : Tidak ada demam, sesak(+), batuk masih ada sekali-sekali
O : N : 128 kali/menit
S : 35,9°C
R : 56 kali/menit
Pemeriksaan Thoraks : Retraksi subcostal +/+, Ronki +/+
Laboratorium : Darah rutin RBC 3,93 x 1012 /l
HCT 29,1%
PLT 644 x 109 /l
WBC 13,4 x 109 /l
HGB 9.8 g/dl
A : Bronkopneumonia
P :
- IVFD Dextrosa 5% 10 tpm (microdrips)
- Injeksi Ceftriaxon 2 x 100 mg/12 Jam/IV
- Ambroxol 6 mg
Dexamethasone 1 g
Dibuat puyer 3 x 1 pulv
02 Januari 2014
S : Tidak ada demam, tidak ada batuk, sesak (-)
O : N : 128 kali/menit
S : 35,9°C
R : 56 kali/menit
Pemeriksaan Thoraks : Retraksi -/-, Ronki +/+
Infus telah dilepas pada tanggal 1 Januari 2014
A : Bronkopneumonia (post) P :
- Ambroxol 6 mgDexamethasone 1 gDibuat puyer 3 x 1 pulv
Pasien dipulangkan dengan saran rawat jalan di poli anak.DISKUSI
8
Bronkopneumonia adalah suatu peradangan pada parenkim paru yang
terlokalisir yang biasanya mengenai bronkus dan juga mengenai alveolus di
sekitarnya.
Etiologi
1. Faktor infeksi.
a. Infeksi bakteri
- Diplococcus Pneumoniae
- Pneumococcus
- Streptococcus Pneumoniae
- Staphylococcus Aureus
Merupakan bakteri penyebab bronkopneumonia pada bayi dan anak-anak
berumur muda, yang berat, serius dan sangat progresif dengan mortalitas tinggi.
- Eschericia Coli
b. Infeksi Virus
Respiratory Syncytial Virus, Virus Sitomegalo,Virus Influenza, Virus
Parainfluenza 1,2,3, Adenovirus , Rinovirus, dan Virus Epstein-Barr .[2,4]
2. Faktor non infeksi
Terjadi akibat disfungsi menelan atau refluks esofagus meliputi
a. Bronkopneumonia lipoid
Terjadi akibat pemasukan obat yang mengandung minyak secara intranasal,
termasuk jeli petroleum. Setiap keadaan yang mengganggu mekanisme
menelan seperti palatoskizis, pemberian makanan dengan posisi
horizontal, atau pemaksaan pemberian makanan seperti minyak ikan pada anak
yang sedang menangis. Keparahan penyakit tergantung pada jenis minyak yang
terinhalasi. Jenis minyak hewani yang mengandung asam lemak tinggi bersifat paling
merusak contohnya seperti susu dan minyak ikan.
b. Bronkopneumonia hidrokarbon
Terjadi karena aspirasi zat hidrokarbon seperti pelitur, minyak tanah dan
bensin.[1,2]
9
Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagian
atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik secara mendadak sampai 39-40°C dan mungkin
disertai kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah, dispneu,
pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis di
sekitar hidung dan mulut. Batuk biasanya tidak dijumpai pada awal penyakit, anak akan
mendapat batuk setelah beberapa hari, di mana pada walnya berupa batuk kering kemudian
menjadi produktif.[2,3]
Pada pasien didapatkan adanya keluhan demam satu hari sebelum masuk RS disertai
batuk yang telah dialami sejak 1 bulan lalu. Pada pasien juga dilakukan scoring TB karena pasien
mengalami batuk sejak 1 bulan dan nenek pasien batuk lama dan berdarah, didapatkan total scor
4 sehingga diagnosis TB dapat disingkirkan. Pada pemeriksaan thoraks didapatkan adanya
bunyi ronki pada kedua lapangan paru. Perkusi dan auskultasi bronkopneumonia
dijumpai ronki basah halus nyaring tersebar, pekak tidak nyata. Namun, perkusi
dan auskultasi dari bronkopneumonia, hasil pemeriksaan fisiknya tergantung pada
luasnya daerah yang terkena. Pada perkusi toraks sering tidak dijumpai adanya
kelainan. Pada auskultasi mungkin hanya terdengar ronki basah gelembung halus
sampai sedang. Bila sarang bronkopneumonia menjadi satu ( konfluens ) mungkin pada
perkusi terdengar suara yang meredup dan suara pernafasan pada auskultasi
terdengar mengeras.[2,5]
Pemeriksaan darah rutin pada pasien menunjukkan adanya leukositosis
sebesar 29,9 x 109/L. Pemeriksaan penunjang laboratorium darah rutin pada
bronkopneumonia menunjukkan leukositosis. Leukositosis hebat ( > 30 mm3) hampir
selalu menunjukkan adanya infeksi bakteri, sering ditemukan pada keadaan
bakteremia,dan resiko terjadinya komplikasi lebih tinggi. Nilai hemoglobin (Hb)
biasanya tetap normal atau sedikit menurun. Peningkatan Laju Endap Darah
(LED). Kultur dahak dapat positif pada 20 - 50% penderita yang tidak diobati.
Selain kultur dahak , biakan juga dapat diambil dengan cara hapusan tenggorok (throat
swab ). Analisa gas darah menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia pada kasus berat. Pada
stadium lanjut dapat terjadi asidosis metabolik.[3]
Pemeriksaan radiologi ditandai dengan gambaran difus merata pada kedua
paru, berupa bercak-bercak infiltrat yang dapat meluas hingga daerah perifer
10
paru,disertai dengan peningkatan corakan peribronkial, namun hasil foto thorax pasien belum
ada sampai pasien dipulangkan.[2,5]
Pada pneumonia ringan rawat jalan dapat diberikan antibiotik lini pertama secara oral,
misalnya amoksisilin atau kotrimoksazol. Dosis amoksisilin yang diberikan adalah 25 mg/kgBB
2 kali sehari, sedangkan kotrimoksazol adalah 4 mg/kgBB TMP – 20 mg/kgBB
sulfametoksazol.[2,4]
Bila bronkopneumonia tidak ditangani secara tepat, maka komplikasinya
adalah sebagai berikut
- Otitis media akut (OMA) : Terjadi bila tidak diobati, maka sputum
yang berlebihan akan masuk ke dalam tuba eustachius, sehingga menghalangimasuknya
udara ke telinga tengah dan mengakibatkan hampa udara,kemudian gendang
telinga akan tertarik kedalam dan timbul efusi.
- Atelektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna ataukolaps
paru
- Efusi pleura.
- Emfisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam rongga
pleura terdapat di satu tempat atau seluruh rongga pleura.
- Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak..
- Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradang.
- Endokarditis bakterial yaitu peradangan pada katup endokardial
Bronkopneumonia pada kasus ini memiliki prognosis yang baik bila
didiagnosis dini dan ditangani secara adekuat. Mortalitas lebih tinggi didapatkan
pada anak-anak dengan keadaan malnutrisi energi- protein dan datang terlambat untuk
pengobatan.[1,6]
DAFTAR PUSTAKA
11
1. Meadow R & Newell S, 2005, Lecture Notes Pediatrika, EMS, Jakarta.
2. Rahajoe, NN, dkk, 2008, Buku Ajar respirologi Anak, edisi pertama, Badan
Penerbit IDAI, Jakarta
3. Widagdo, 2011, Masalah dan Tatalaksana Penyakit Infeksi pada Anak,
Sagung Seto, Jakarta.
4. Behrman. 1999. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Edisi 15. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
5. WHO & DEPKES RI, 2009, Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di
Rumah Sakit, WHO Indonesia, Jakarta
6. Mansjoer A, 2000 Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2. Jakarta.
Media Aesculapius FK UI.
12