referat rampan

22
PENATALAKSANAAN RAMPAN KARIES PADA ANAK USIA DI BAWAH 6 TAHUN Pembimbing : Rini Triani, drg. Sp. KGA Disusun oleh : Winni Amalia Harun 2013-16-131 Witri Febrinia 2013-16-132 Dhyandra Sekar Ayu 2013-16-133 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (B) 1

Upload: dhyandra-sa

Post on 27-Dec-2015

41 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: referat rampan

PENATALAKSANAAN RAMPAN KARIES PADA

ANAK USIA DI BAWAH 6 TAHUN

Pembimbing :

Rini Triani, drg. Sp. KGA

Disusun oleh :

Winni Amalia Harun 2013-16-131

Witri Febrinia 2013-16-132

Dhyandra Sekar Ayu 2013-16-133

Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Prof. Dr. Moestopo (B)

Jakarta

2014

1

Page 2: referat rampan

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN.....................................................................................1

BAB II : RAMPAN KARIES.................................................................................2

A. Definisi.........................................................................................................2

B. Etiologi.........................................................................................................2

C. Mekanisme...................................................................................................4

D. Gambaran klinis...........................................................................................6

BAB III : PENATALAKSANAAN RAMPAN KARIES....................................8

A. Menghilangkan Rasa Sakit..........................................................................8

B. Perawatan dan Restorasi............................................................................10

C. Kontrol diet dan evaluasi...........................................................................10

BAB IV : RINGKASAN......................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

2

Page 3: referat rampan

BAB I

PENDAHULUAN

Karies gigi didefinisikan sebagai penyakit mikrobial pada jaringan permukaan

gigi yang menyebabkan demineralisasi struktur penyusun gigi. Karies gigi sendiri

terdiri dari berbagai macam jenis, salah satunya berdasarkan usia terjadinya yaitu

rampan karies. Rampan karies adalah karies yang terjadi secara cepat mengenai

beberapa gigi serta sering menimbulkan rasa sakit sehingga anak menjadi rewel,

karies ini sering ditemukan pada anak usia 5 tahun1,4.

Prevalensi rampan karies mencapai tingkat yang tinggi pada negara-negara

berkembang, keparahannya meningkat seiring pertambahan usia. Karies ini sering

ditemukan pada anak usia di bawah lima tahun (balita), dengan penyebaran yang

tertinggi pada anak usia tiga tahun.Anak yang menderita rampan karies memerlukan

penanganan secepatnya untuk mencegah kondisi yang lebih parah. Perawatan yang

dilakukan akan meredakan keluhan atau rasa nyeri, serta menjaga mental dan tumbuh

kembang stomatognatiknya1,2.

Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui penatalaksanaan rampan

karies pada anak usia di bawah 6 tahun. Penulisan makalah ini diharapkan dapat

bermanfaat untuk menambah pengetahuan pembaca mengenai penanganan rampan

karies serta meningkatkan kebersihan rongga mulut pada anak.

3

Page 4: referat rampan

BAB II

RAMPAN KARIES

A. Definisi

Menurut Massler, rampan karies adalah karies yang muncul tiba-tiba,

menyebar dengan cepat dan meluas, sehingga terdapat keterlibatan dini pulpa

dan mengenai banyak gigi bahkan bidang yang biasanya dianggap tahan

terhadap karies. Wei menyatakan bahwa rampan karies terjadi karena adanya

aktivitas mikroorganisme dalam plak dan saliva akibat mengkonsumsi

makanan olahan yang mengandung sukrosa diantara dua waktu makan, yang

diikuti dengan menurunnya sekresi saliva1.

Rampan karies tidak berbeda dengan karies biasa, namun waktu

terjadinya lebih cepat karena dalam waktu 1 tahun, gigi yang terlibat bisa

mencapai 10 gigi dan melibatkan bagian pulpa dan dapat terjadi pada kondisi

mulut yang cukup bersih.

B. Etiologi

Faktor etiologi rampan karies :

Konsumsi makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat dan gula

Berkurangnya sekresi serta kekentalan dari saliva akan berakibat

peningkatan akumulasi plak dan jumlah mikrooganisme Streptococcus

mutans bertambah.

Faktor psikologis dapat mengakibatkan timbul kebiasaan buruk dalam

makan atau memilh makanan. Stress dapat berhubungan sebagai penyebab

berkurangnya sekresi dan kekentalan saliva

Faktor sistemik misalnya diabetes melitus

4

Page 5: referat rampan

Faktor turunan. Misalnya seperti kebiasaan pola makan yang sama dan

pemeliharaan kesehatan gigi yang sama dari orang tua yang peka terhadap

karies akan mempunyai anak yang peka terhadap karies.4

Terdapat dua faktor predisposisi utama dalam karies yaitu

mikroorganisme spesifik dan diet.

1. Mikroorganisme spesifik

Streptococcus mutans merupakan patogen penting dalam

perkembangan karies gigi. Mikroorganisme biasanya tidak terdeteksi

dalam mulut bayi sampai tahap akhir dari munculnya gigi incisive.

Streptococcus mutans ini dikaitkan dengan infeksi primer dan sumber

utama infeksi berasal dari ibu 1.

Van Houte et al menunjukkan bahwa Streptococcus mutans sekitar

60% dari flora diolah dari plak gigi yang diperoleh dari lesi karies, margin

lesi white spot dan permukaan enamel klinis pada anak-anak pra sekolah

dengan nursing caries. Penyebab dari Streptococcus mutans mungkin

berhubungan dengan kombinasi dari sifat, yang meliputi :

Kolonisasi pada gigi

Produksi polisakarida ekstraseluler dalam jumlah besar

mungkin terbentuk plak yang tebal

Produksi asam dalam jumlah besar, bahkan pada pH yang

rendah

Pemisahan saliva glikoprotein yang mungkin penting

perkembangan awal lesi karies

2. Diet

Komponen karbohidrat dari diet dikaitkan dengan pembentukan karies

gigi. Studi Vipeholm Swedish menunjukkan, bahwa potensi kariogenik

berkaitan erat dengan tekstur karbohidrat dan frekuensi konsumsi gula

yang melekat pada permukaan gigi daripada jumlah gula dimakan.

5

Page 6: referat rampan

Karbohidrat mendukung bakteri plak untuk memproduksi asam dan untuk

sintesis polisakarida ekstraselular. Karbohidrat dengan berat molekul

rendah seperti gula, mudah berdifusi kedalam plak dan dimetabolisme

oleh bakteri plak lebih kariogenik daripada karbohidrat kompleks seperti

pati1.

Sukrosa telah dianggap gula paling kariogenik dalam makanan, karena

ukurannya yang kecil, mudah larut dan merupakan substrat baik untuk

pembentukan polisakarida ekstraselular. Selain itu, sukrosa juga

digunakan untuk produksi asam pembentuk streptococcus mutans pada

gigi, asupan sukrosa yang tinggi menimbulkan banyaknya pembentukan

plak dan tidak mengandung zat yang dapat menghambat bakteri plak atau

membentuk lapisan pelindung pada permukaan email gigi pada anak-anak

yang diberi makanan manis di awal masa kanak-kanak1.

ASI mengandung laktosa yang lebih tinggi dari susu sapi, serta

memiliki potensi kariogenik yang lebih besar. Hackett et al

menyimpulkan, bahwa ASI dan susu sapi dapat menyebabkan karies gigi.

Namun, prevalensi yang terjadi cukup rendah dan sering berhubungan

dengan lamanya konsumsi ASI dan susu botol selama pemakaian siang

dan malam hari sampai anak umur 2 tahun atau lebih1.

C. Mekanisme

Proses terjadinya karies dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor utama yang

berperan yaitu, host (permukaan gigi), mikroorganisme (bakteri penyebab

karies), substrat (karbohidrat yang terfermentasi), dan waktu. Karies baru bisa

terjadi hanya jika keempat faktor ini ada.5

6

Page 7: referat rampan

Proses terjadi karies

Proses terjadinya rampan karies sama dengan karies biasa hanya

terjadi lebih cepat, banyak ahli menghubungkan dengan kondisi anak itu

sendri dimana email gigi sulung lebih tipis. Bila rampan karies berlangsung

lebih awal terutama pada anak yang minum susu botol dalam waktu yang

lama akan timbul corak karies tertentu, disebut rampan karies atau nursing

bottle caries 3.

Seperti yang telah kita ketahui bahwa susu formula yang mengandung

sukrosa dan glukosa yang diminum pada anak. Sukrosa dan glukosa yang

menempel pada gigi apabila tidak dibesihkan akan difermentasi oleh

mikroorganisme rongga mulut menjadi asam melalui proses glikolisis.

Mikroorganisme yang berperan dalam proses glikolisis adalah Lactobacillus

dan Streptococcus mutans. Asam yang dibentuk dari hasil glikolisis akan

mengakibatkan larutnya email gigi sehingga terjadi prosesdemineralisasi

email gigi dan di awali dengan lesi white-spot pada gigi dan kerusakan

tersebut akan berlanjut ke dentin dan proses kariespun dimulai 3.

7

Page 8: referat rampan

D. Gambaran Klinis

Pola rampan karies pada periode gigi bercampur biasanya

berhubungan dengan urutan erupsi gigi kecuali pada gigi insisif bawah. Gigi

Insisif bawah tetap biasanya lebih resisten terhadap karies karena dekat

dengan sekresi dari kelenjar submandibularis serta tindakan pembersihan

lidah selama proses menyusui botol. Lesi awal biasanya terjadi pada

permukaan labial incisive maksila, dekat dengan margin gingival, terdapat

white spot atau hilangnya permukaan enamel segera setalah erupsi gigi. Lesi

ini akan berpigmentasi menjadi warna kuning terang dan pada waktu yang

sama menyebar kedaerah lateral sampai permukaan proksimal dan turun ke

permukaan insisal 1.

Rampan karies

8

Page 9: referat rampan

Proses karies pada rampan karies yang terhenti

Pada tahap yang lebih lanjut, proses karies akan menyebar ke

sekeliling gigi, menyebabkan fraktur patologis pada mahkota karena trauma

minimal. Gigi lain yang dapat terlibat meliputi gigi molar pertama tetap, gigi

molar kedua tetap, dan terakhir meliputi gigi caninus yang terlibat secara

bertahap. Nursing bottle caries merupakan bentuk dari rampan karies pada

gigi bercampur dari bayi sampai anak-anak. Banyak kasus terjadi, masalah

yang ditemukan pada bayi ketika minum susu botol saat tidur. Kondisi ini

juga berhubungan dengan pemberian ASI pada bayi dalam jangka waktu yang

lama. Berkurangnya jumlah saliva saat tidur dan adanya makanan manis

disekitar gigi mengakibatkan meningkatnya lingkungan kariogenik. Rampan

karies juga terjadi pada gigi permanen, karena sering mengkonsumsi makanan

ringan dan minuman manis1.

Gejala klinis pada anak-anak usia 2 sampai 4 tahun sudah terserang

rampan karies pada gigi sulung, hal ini dihubungkan dengan enamel

hipoplasia dan kepekaan terhadap karies yang tinggi. Gigi yang terkena

rampan karies biasanya sudah mengalami kerusakan hebat, beberapa gigi atau

semuanya dapat menjadi gangren atau menjadi radiks. Pada umumnya karies

sudah dalam. Terkenanya pulpa akan menyebabkan rasa sakit, terlebih bila

disertai abses yang mengakibatkan anak susah / tidak mau makan. Hal ini

menyebabkan kurang optimalnya fungsi pengunyahan sehingga

9

Page 10: referat rampan

mengakibatkan pertumbuhan rahang berkurang terutama arah vertikal. Bila

terjadi gangguan pada jaringan penyangga, melalui foto rontgen terlihat

gambaran radiolusen disekitar apeks gigi4.

10

Page 11: referat rampan

BAB III

PENATALAKSANAAN RAMPAN KARIES

Tipe perawatan untuk pasien dengan rampan karies tergantung pada

motivasi orangtua terhadap perawatan gigi yang akan dilakukan, umur anak

serta kekooperatifan anak untuk merawat giginya. Keberhasilan perawatan

yang akan dilakukan berdasarkan pada penilaian anak saat kunjungan pertama

ke dokter gigi. Perawatan dini yang dapat dilakukan meliputi restorasi, kontrol

diet, oral hygiene instruction dan fluoridasi yang dapat dikerjakan sebelum

dilakukan perawatan restorasi. Perawatan dini dapat membantu dokter gigi

untuk menentukan kesuksesan perawatan selanjutnya yang akan dilakukan 3.

A. Menghilangkan Rasa Sakit

Tindakan yang dapat dilakukan pada kunjungan pertama adalah

menghilangkan rasa sakit dan peradangan. Penanganan rasa sakit ini dapat

dilakukan secara lokal pada gigi maupun secara oral. Untuk menghilangkan

rasa sakit secara lokal pada gigi yang masih vital (pulpitis) dapat dilakukan

pemberian zinc oxide eugenol (ZnO). Untuk gigi yang non vital (gangren

pulpa) lakukan trepanasi kemudian diberikan obat-obatan melalui oral

(antibiotik, analgesik). Bila dijumpai abses diberikan premedikasi terlebih

dahulu, kemudian dilakukan insisi. Pemberian obat sedatif dan analgesik

merupakan penanganan rasa sakit secara oral yang diberikan untuk

mengurangi rasa nyeri yang telah lanjut 3.

Setelah rasa sakit hilang, kavitas dipreparasi untuk membuang semua

jaringan yang nekrotik sehingga proses karies terhenti. Pada beberapa kasus

yang tidak dapat ditambal langsung, lakukan tambalan sementara lebih

dahulu, misal pada hiperemi pulpa, berikan pulp capping (Ca – hidroksid).

11

Page 12: referat rampan

B. Perawatan dan Restorasi

Baik perawatan fluoridasi topikal maupun fluoridasi sitemik, keduanya

sangat berguna untuk mencegah terjadinya karies. Pada anak dengan kondisi

gigi bercampur lebih efektif menggunakan fluoridasi dengan tablet dan pasta

gigi. Fluoridasi dengan tablet dianjurkan dilakukan menjelang tidur malam

karena lebih disukai oleh anak-anak. Kegiatan ini memberikan efek pada

enamel gigi yang sedang erupsi dan diikuti oleh fluoridasi sistemik yang

memberikan efek pada pertumbuhan enamelnya setelah tablet tersebut ditelan.

Pada pemeriksaan berikutnya bila tidak dijumpai adanya karies baru maka

topikal aplikasi tidak perlu dilakukan lagi, cukup dengan pemakaian pasta gigi

yang mengandung fluor. misalnya dengan pengulasan stannum fluoride.

Kontrol karies dan perawatan restorasi dini dilakukan pada gigi

dengan karies dentin untuk menjaga vitalitas gigi dan fungsi dari gigi itu

sendiri. Perawatan restorasi hanya dapat dilakukan pada anak dengan rampan

karies yang parah dengan kavitasi yang luas. Restorasi resin komposit dapat

digunakan pada gigi anterior rahang atas sebagai crown, dimana estetik lebih

baik dan tahan lama. Sebagai alternatif restorasi GIC dapat dilakukan, tetapi

secara estetik kurang baik jika dibandingkan dengan resin komposit.

Perawatan dan pembuatan restorasi tergantung pada diagnosa masing-masing

gigi misalnya pulpotomi, pulpektomi, pencabutan, pembuatan amalgam atau

mahkota tiruan3.

C. Kontrol Diet dan Evaluasi

Diet merupakan faktor utama dalam perkembangan rampan karies,

maka dari itu kontrol diet merupakan hal paling mendasar dalam perawatan

anak dengan rampan karies. Orangtua harus dapat menasehati anaknya untuk

mengurangi konsumsi makanan yang mengandung gula, terlebih pada waktu

diantara makan utama. Orangtua dapat mencatat jumlah makanan dan

minuman yang telah dikonsumsi anak kemudian lakukan evaluasi apabila

12

Page 13: referat rampan

konsumsi gula terlalu banyak. Pemberian vitamin sebagai nutrisi tambahan

juga dapat dilakukan. Konsumsi makanan dan kebiasaan makan pada anak

sangat sulit diubah. Keberhasilan perawatan rampan karies pada anak

memerlukan modifikasi diet yang cukup ketat. Apabila konsumsi susu botol

pada malam hari masih dilakukan, maka kebiasaan tersebut harus dapat

dihentikan dan diganti dengan air putih biasa 1.

Apabila rampan karies terlihat masih dalam tahap awal seperti white

spot atau dengan kehilangan email sedikit, maka perawatan yang dapat

dilakukan yaitu dengan memperbaiki oral hygiene, pola makan, topikal

fluoridasi, dan dilakukan restorasi apabila dibutuhkan. Anak dewasa muda

biasanya menggosok gigi kurang dari 40 detik dan hanya menghabiskan 30%

waktu menggoosok giginya pada bagian gigi yang mengalami karies saja.

Maka dari itu, penting untuk orangtua mengajarkan cara menggosok gigi yang

tepat pada setiap tahap umur yang berbeda. Pada usia anak di bawah 8 tahun

dapat diajarkan untuk menggosok gigi dengan cara sirkular atau melingkar,

sedangkan pada anak usia 11 sampai 12 tahun dapat diajarkan dengan

menggunakan metode teknik Bass. Keberhasilan perawatan rampan karies

tergantung pada kerjasama antara dokter gigi, orangtua dan anak itu sendiri 1.

BAB IV

13

Page 14: referat rampan

RINGKASAN

Rampan karies ialah suatu jenis karies yang proses terjadinya dan meluasnya

sangat cepat dan tiba-tiba, sehingga menyebabkan lubang pada gigi, terlibatnya pulpa

dan cenderung mengenai gigi yang imun terhadap karies yaitu gigi insisivus depan

bawah. Faktor etiologi rampan karies seperti konsumsi makanan dan minuman yang

mengandung karbohidrat dan gula, berkurangnya sekresi serta kekentalan dari saliva

akan berakibat peningkatan akumulasi plak dan jumlah mikrooganisme Streptococcus

mutans bertambah, faktor psikologis, faktor sistemik dan faktor turunan.

Penatalaksaanaan rampan karies dapat dilakukan seperti menghilangkan rasa

sakit. Penanganan rasa sakit ini dapat dilakukan secara lokal pada gigi maupun secara

oral. Setelah rasa sakit hilang, kavitas dipreparasi untuk membuang semua jaringan

yang nekrotik sehingga proses karies terhenti. Pada beberapa kasus yang tidak dapat

ditambal langsung, lakukan tambalan sementara lebih dahulu, misal pada hiperemi

pulpa, berikan pulp capping (Ca – hidroksid). Pada pemeriksaan berikutnya bila tidak

dijumpai adanya karies baru maka topikal aplikasi tidak perlu dilakukan lagi, cukup

dengan pemakaian pasta gigi yang mengandung fluor. misalnya dengan pengulasan

stannum fluoride.

14

Page 15: referat rampan

DAFTAR PUSTAKA

1. Marwah, Nikhil. Textbook of Pediatric Dentistry 2nded. New Delhi: Jaypee

Brothers Medical Publishers. 2009.

2. Fajriani, Handayani H. Penatalaksanaan Early Childhood Caries, Dentofasial

Jurnal Kedokteran Gigi. 2011. Vol. 10(3): 179-182

3. Sartika D. Hubungan Lamanya Pemberian Susu formula dengan Tingkat

Keparahan Pada Anak Usia 2-6 Tahun, (Skripsi). Makassar : FKG

Universitas Hasanuddin; 2012

4. Karies gigi pada anak. Universitas Sumatera Utara. 2010. Available at :

file:///D:/Downloads/kgm-427_slide_karies_gigi_pada_anak_2.pdf

5. Yulita I, Elly D, Victrix AA. Air Susu Ibu Dan Karies Gigi Sulung. Jurusan

Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes: Jakarta

15