referat herbal edit

38
BAB I PENDAHULUAN Kesehatan merupakan kebutuhan terpenting bagi manusia sehingga berbagai usaha dilakukan untuk memperoleh tubuh yang sehat, mulai dari berolah raga, hidup secara teratur, diet yang seimbang, istirahat yang cukup, sampai dengan mengkonsumsi vitamin atau suplemen tertentu. Bagi mereka yang mengalami gangguan kesehatan atau sakit, usaha penyembuhan akan dilakukan agar dapat kembali sehat, baik dengan menggunakan obat konvensional maupun obat yang berasal dari bahan alam. Dewasa ini penggunaan obat bahan alam cenderung terus meningkat dari tahun ke tahun, baik yang digunakan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan, maupun untuk pengobatan suatu penyakit. Hal ini tidak saja terjadi pada negara-negara berkembang seperti Indonesia, akan tetapi juga pada negara- negara maju. Dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, makin banyak hasil penelitian obat bahan alam dapat diakses dengan mudah melalui berbagai media elektronik, sehingga dengan banyaknya info ini semakin menumbuhkan keinginan penggunaan obat bahan alam Di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, penggunaan pengobatan komplementer dan alternatif (complementary and alternative medicine, CAM) dalam 20 tahun terakhir semakin meningkat tajam, tidak hanya sekedar karena trend back to nature namun juga karena CAM merupakan sumber layanan kesehatan yang mudah diperoleh dan terjangkau oleh masyarakat luas. Di Indonesia 1

Upload: tiku-dewi-sari

Post on 26-Jul-2015

222 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Referat Herbal Edit

BAB I

PENDAHULUAN

Kesehatan merupakan kebutuhan terpenting bagi manusia sehingga berbagai usaha

dilakukan untuk memperoleh tubuh yang sehat, mulai dari berolah raga, hidup secara teratur,

diet yang seimbang, istirahat yang cukup, sampai dengan mengkonsumsi vitamin atau

suplemen tertentu. Bagi mereka yang mengalami gangguan kesehatan atau sakit, usaha

penyembuhan akan dilakukan agar dapat kembali sehat, baik dengan menggunakan obat

konvensional maupun obat yang berasal dari bahan alam.

Dewasa ini penggunaan obat bahan alam cenderung terus meningkat dari tahun ke

tahun, baik yang digunakan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan, maupun untuk

pengobatan suatu penyakit. Hal ini tidak saja terjadi pada negara-negara berkembang seperti

Indonesia, akan tetapi juga pada negara-negara maju. Dengan adanya kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi informasi, makin banyak hasil penelitian obat bahan alam dapat

diakses dengan mudah melalui berbagai media elektronik, sehingga dengan banyaknya info

ini semakin menumbuhkan keinginan penggunaan obat bahan alam

Di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, penggunaan pengobatan komplementer dan

alternatif (complementary and alternative medicine, CAM) dalam 20 tahun terakhir semakin

meningkat tajam, tidak hanya sekedar karena trend back to nature namun juga karena CAM

merupakan sumber layanan kesehatan yang mudah diperoleh dan terjangkau oleh masyarakat

luas. Di Indonesia sendiri saat ini tercatat sekitar 40% penduduk Indonesia menggunakan

pengobatan tradisional, 70% berada di daerah pedesaan.

Di Indonesia, masyarakat dapat menggunakan herbal secara bebas tanpa harus

berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis lainnya. Kecenderungan yang ada adalah

masyarakat telah bertindak menjadi “dokter” untuk dirinya sendiri dalam penggunaan herbal,

bahkan tidak jarang mereka mengkonsumsinya bersamaan dengan obat konvensional. Dosis

dan waktu yang tepat dalam mengkonsumsi herbal dan jamu seringkali diabaikan.

Masyarakat seringkali “bereksperimen” dalam penggunaan herbal dan jamu untuk mengobati

penyakitnya. Hal ini terjadi karena mayoritas dari mereka menganggap herbal adalah aman

untuk dikonsumsi karena berasal dari alam dan sudah digunakan secara turun temurun.

Fenomena ini tentu saja sangat mengkhawatirkan karena paradigma “alami berarti aman” dan

“herbal dan jamu pasti aman” merupakan hal yang salah. Faktanya adalah, walaupun herbal

bersifat “alami”, namun kenyataannya banyak jenis herbal yang dalam penggunaannya perlu

pengawasan ketat dari tenaga medis professional karena cukup berbahaya, bahkan ada

1

Page 2: Referat Herbal Edit

beberapa jenis herbal yang sudah dilarang penggunaannya oleh Badan POM karena malah

dapat merugikan kesehatan yang serius. Selain itu, penggunaan herbal seringkali memiliki

interaksi negatif bila dikonsumsi bersamaan dengan obat konvensional. Dari penelitian

diungkap bahwa sekitar 63% tanaman obat tradisional Indonesia dapat menyebabkan

interaksi farmakokinetik dengan obat-obat konvensional bila dikonsumsi secara bersamaan.

Fakta-fakta di atas diperparah dengan kondisi industri jamu di Indonesia yang masih

sangat memprihatinkan. Dengan modal yang sangat minim, banyak produk jamu yang

beredar di pasaran sangat rendah kualitasnya sehingga sebenarnya tidak layak untuk

dikonsumsi. Kualitas produk jamu yang buruk tersebut diakibatkan oleh banyak hal, misalnya

bahan baku yang jelek dan tidak standar, proses pengolahan yang tidak higienis, hingga

kemasan yang asal-asalan.

Persaingan yang semakin ketat cenderung pula membuat Industri jamu menghalalkan

segala cara untuk dapat bertahan hidup. Pencampuran jamu dengan bahan-bahan kimia

berbahaya sering dilakukan untuk menjadikan jamu tersebut semakin berkhasiat secara

instan. Tentunya kita masih ingat tentang penarikan peredaran beberapa produk jamu yang

dicampur dengan bahan-bahan kimia berbahaya beberapa tahun yang lalu. Kasus serupa

terulang lagi pada akhir tahun 2006 ini dimana sebanyak 93 produk ditarik dari peredaran.

Jamu-jamu yang ditarik dari peredaran tersebut oleh Badan POM justru merupakan jamu-

jamu yang laris di pasaran karena efeknya cespleng dalam mengobati berbagai penyakit

seperti pegal linu, rematik, sesak napas, masuk angin dan pelangsing. Bahan-bahan kimia

berbahaya yang digunakan meliputi metampiron, fenilbutason, antalgin, deksametason,

allopurinol, CTM, sildenafil sitrat, sibutramin hidroksida, furosemid, kofein, teofilin dan

parasetamol. Obat-obat yang mengandung bahan-bahan kimia tersebut memiliki efek

samping berbahaya. Misalnya jamu yang mengandung fenilbutason dapat menyebabkan

peradangan lambung dan dalam jangka panjang akan merusak hati dan ginjal. Sedangkan

jamu yang mengandung altalgin dapat menimbulkan kelainan darah.

Cara-cara pengiklanan yang menyesatkan seringpula ditempuh untuk mendongkrak

penjualan. Misalnya dengan mengklaim dapat mengobati segala macam penyakit, padahal

aturan dari Badan POM hanya memperbolehkan satu klaim penyakit untuk satu jenis jamu.

2

Page 3: Referat Herbal Edit

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jenis obat herbal dan pengertiannya

Jenis obat herbal menurut badan POM (Pemeriksaan Obat dan Makanan) Badan POM

sendiri membedakan obat tradisional yang beredar di Indonesia menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Jamu

Jamu adalah obat tradisional Indonesia. Ramuan atau bahan-bahan yang digunakan untuk

membuat jamubiasanya merupakan bahan yang secara turun temurun digunakan untuk

pengobatan secara tradisional,misalnya beras kencur, kunyit asam, temulawak, brotowali

dll. Dahulu jamu tersedia dalam bentuk rebusanataupun cairan, untuk saat ini produk

jamu sudah banyak yang beredar dalam bentuk serbuk ataupun kapsul.Karena obat

tradisional merupakan produk yang dibuat dari bahan alam yang jenis dan sifat

kandungannyasangat beragam, maka untuk menjamin mutu obat tradisional diperlukan

cara pembuatan yang baik denganlebih memperhatikan proses produksi dan penanganan

bahan baku. Untuk itu pihak BPOM telah mengeluarkan standar produksi obat tradisional

yang dikenal dengan CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik)

2. Obat herbal terstandar

Obat herbal terstandar adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan

dan khasiatnyasecara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya telah di standarisasi.

Jadi pada tahap ini obat herbaltersebut selain telah distandarisasi bahan baku dan proses

produksinya juga harus melalui proses pengujian dilaboratorium yang meliputi uji khasiat

dan uji keamanan. Uji khasiat dilakukan terhadap hewan uji yang secarafisiologi dan

anatomi dianggap hampir sama dengan manusia, sedangkan uji keamanan dilakukan

untukmengetahui apakah bahan tersebut membahayakan atau tidak. Uji keamanan yang

dilakukan berupa ujitoksisitas akut, uji toksisitas subkronis atau bila diperlukan uji

toksisitas kronis. Dari hasil pengujian prakliniktersebut akan dapat diketahui mengenai

khasiat bahan tersebut, dosis yang tepat untuk terapi, keamanan danbahkan efek samping

yang mungkin timbul.

3

Page 4: Referat Herbal Edit

3. Fitofarmaka

Fitofarmaka merupakan standar yang lebih tinggi lagi terhadap obat herbal. Fitofarmaka

sendiri adalah sediaanobat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya

secara ilmiah dengan uji praklinik dan ujiklinik. Jadi selain obat telah melalui proses

standarisasi produksi dan bahan baku, kemudian melakukan ujipraklinik di laboratorium,

maka selanjutnya obat dilakukan uji coba kepada manusia (uji klinik) untukmengetahui

khasiatnya terhadap orang sakit ataupun orang sehat sebagai pembanding. Tahapan ini

yangbiasanya memerlukan waktu yang lama dan biaya yang mahal karena melibatkan

orang banyak. Setelah lolos uji klinik maka obat herbal tersebut telah memiliki evidance

based herbal medicine yang artinya telah memilikibukti medis terhadap khasiat dan

keamanannya bagi manusia. Di Indonesia sendiri saatini telah ada beberapa jenis obat

herbal yang telah masuk dalam golongan fitofarmaka dan bahkan telah diresepkan

penggunaannyaoleh dokter

2.2 Tahapan Pengembangan Obat Tradisional Indonesia

Agar obat tradisional dapat diterima di pelayanan kesehatan formal/profesi dokter,

maka hasil data empirik harus didukung oleh bukti ilmiah adanya khasiat dan keamanan

penggunaannya pada manusia. Bukti tersebut hanya dapat diperoleh dari penelitian yang

dilakukan secara sistematik.

Tahapan pengembangan obat tradisional menjadi fitofarmaka adalah sebagai berikut.

1. Seleksi

2. Uji preklinik, terdiri atas uji toksisitas dan uji farmakodinamik

3. Standarisasi sederhana, penentuan identitas dan pembuatan sediaan terstandar

4. Uji klinik

2.2.1 Tahap Seleksi

Sebelum memulai penelitian, perlu dilakukan pemilihan jenis obat tradisional/obat

herbal yang akan diteliti dan dikembangkan. Jenis obat tradisional/obat herbal yang

diprioritaskan untuk diteliti dan dikembangkan adalah

1. Diharapkan berkhasiat untuk penyakit yang menduduki urutan atas dalam angka

kejadiannya (berdasarkan pola penyakit)

2. Berdasarkan pengalaman berkhasiat untuk penyakit tertentu

3. Merupakan alternatif jarang untuk penyakit tertentu, seperti AIDS dan kanker.

4

Page 5: Referat Herbal Edit

2.2.2 Tahap Uji Preklinik

Uji preklinik dilaksanakan setelah dilakukan seleksi jenis obat tradisional yang akan

dikembangkan menjadi fitofarmaka. Uji preklinik dilakukan secara in vitro dan in vivo pada

hewan coba untuk melihat toksisitas dan efek farmakodinamiknya. Bentuk sediaan dan cara

pemberian pada hewan coba disesuaikan dengan rencana pemberian pada manusia. Menurut

pedoman pelaksanaan uji klinik obat tradisional yang dikeluarkan Direktorat Jenderal POM

Departemen Kesehatan RI hewan coba yang digunakan untuk sementara satu spesies tikus

atau mencit, sedangkan WHO menganjurkan pada dua spesies. Uji farmakodinamik pada

hewan coba digunakan untuk memprediksi efek pada manusia, sedangkan uji toksisitas

dimaksudkan untuk melihat keamanannya.

2.2.2.1 Uji Toksisitas

Uji toksisitas dibagi menjadi uji toksisitas akut, subkronik, kronik, dan uji toksisitas

khusus yang meliputi uji teratogenisitas, mutagenisitas, dan karsinogenisitas. Uji toksisitas

akut dimaksudkan untuk menentukan LD50 (lethal dose50) yaitu dosis yang mematikan 50%

hewan coba, menilai berbagai gejala toksik, spektrum efek toksik pada organ, dan cara

kematian. Uji LD50 perlu dilakukan untuk semua jenis obat yang akan diberikan pada

manusia. Untuk pemberian dosis tunggal cukup dilakukan uji toksisitas akut. Pada uji

toksisitas subkronik obat diberikan selama satu atau tiga bulan, sedangkan pada uji toksisitas

kronik obat diberikan selama enam bulan atau lebih. Uji toksisitas subkronik dan kronik

bertujuan untuk mengetahui efek toksik obat tradisional pada pemberian jangka lama. Lama

pemberian sediaan obat pada uji toksisitas ditentukan berdasarkan lama pemberian obat pada

manusia.

Uji toksisitas khusus tidak merupakan persyaratan mutlak bagi setiap obat tradisional agar

masuk ke tahap uji klinik. Uji toksisitas khusus dilakukan secara selektif bila:

1. Obat tradisional berisi kandungan zat kimia yang potensial menimbulkan efek khusus

seperti kanker, cacat bawaan.

2. Obat tradisional potensial digunakan oleh perempuan usia subur

3. Obat tradisional secara epidemiologik diduga terkait dengan penyakit tertentu

misalnya kanker.

4. Obat digunakan secara kronik

5

Page 6: Referat Herbal Edit

2.2.2.2 Uji Farmakodinamik

Penelitian farmakodinamik obat tradisional bertujuan untuk meneliti efek

farmakodinamik dan menelusuri mekanisme kerja dalam menimbulkan efek dari obat

tradisional tersebut. Penelitian dilakukan secara in vitro dan in vivo pada hewan coba. Cara

pemberian obat tradisional yang diuji dan bentuk sediaan disesuaikan dengan cara

pemberiannya pada manusia. Hasil positif secara in vitro dan in vivo pada hewan coba hanya

dapat dipakai untuk perkiraan kemungkinan efek pada manusia

2.2.3 Standardisasi Sederhana, Penentuan Identitas dan Pembuatan Sediaan

Terstandar

Pada tahap ini dilakukan standarisasi simplisia, penentuan identitas, dan menentukan

bentuk sediaan yang sesuai. Bentuk sediaan obat herbal sangat mempengaruhi efek yang

ditimbulkan. Bahan segar berbeda efeknya dibandingkan dengan bahan yang telah

dikeringkan. Proses pengolahan seperti direbus, diseduh dapat merusak zat aktif tertentu yang

bersifat termolabil. Sebagai contoh tanaman obat yang mengandung minyak atsiri atau

glikosida tidak boleh dibuat dalam bentuk decoct karena termolabil. Demikian pula prosedur

ekstraksi sangat mempengaruhi efek sediaan obat herbal yang dihasilkan. Ekstrak yang

diproduksi dengan jenis pelarut yang berbeda dapat memiliki efek terapi yang berbeda karena

zat aktif yang terlarut berbeda. Sebagai contoh daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk)

memiliki tiga jenis kandungan kimia yang diduga berperan untuk pelangsing yaitu tanin,

musilago, alkaloid. Ekstraksi yang dilakukan dengan etanol 95% hanya melarutkan alkaloid

dan sedikit tanin, sedangkan ekstraksi dengan air atau etanol 30% didapatkan ketiga

kandungan kimia daun jati belanda yaitu tanin, musilago, dan alkaloid tersari dengan baik

2.2.4 Uji klinik Obat tradisional

Untuk dapat menjadi fitofarmaka maka obat tradisional/ obat herbal harus dibuktikan

khasiat dan keamanannya melalui uji klinik. Seperti halnya dengan obat moderen maka uji

klinik berpembanding dengan alokasi acak dan tersamar ganda (randomized double-blind

controlled clinical trial) merupakan desain uji klinik baku emas (gold standard). Uji klinik

pada manusia hanya dapat dilakukan apabila obat tradisional/obat herbal tersebut telah

terbukti aman dan berkhasiat pada uji preklinik. Pada uji klinik obat tradisional seperti halnya

dengan uji klinik obat moderen, maka prinsip etik uji klinik harus dipenuhi. Sukarelawan

harus mendapat keterangan yang jelas mengenai penelitian dan memberikan informed-

6

Page 7: Referat Herbal Edit

consent sebelum penelitian dilakukan. Standardisasi sediaan merupakan hal yang penting

untuk dapat menimbulkan efek yang terulangkan (reproducible).

Uji klinik dibagi empat fase yaitu:

Fase I : Dilakukan pada sukarelawan sehat, untuk menguji keamanan dan tolerabilitas

obat tradisional

Fase II awal : Dilakukan pada pasien dalam jumlah terbatas, tanpa pembanding

Fase II akhir : Dilakukan pada pasien jumlah terbatas, dengan pembanding

Fase III : Uji klinik definitif

Fase IV : Pasca pemasaran,untuk mengamati efek samping yang jarang atau yang

lambat timbulnya

Saat ini belum banyak uji klinik obat tradisional yang dilakukan di Indonesia

meskipun nampaknya cenderung meningkat dalam lima tahun belakangan ini. Kurangnya uji

klinik yang dilakukan terhadap obat tradisional antara lain karena:

1. Besarnya biaya yang dibutuhkan untuk melakukan uji klinik

2. Uji klinik hanya dapat dilakukan bila obat tradisional telah terbukti berkhasiat dan

aman pada uji preklinik

3. Perlunya standardisasi bahan yang diuji

4. Sulitnya menentukan dosis yang tepat karena penentuan dosis berdasarkan dosis

empiris, selain itu kandungan kimia tanaman tergantung pada banyak faktor.

5. Kekuatiran produsen akan hasil yang negatif terutama bagi produk yang telah laku di

pasaran

Setelah melalui penilaian oleh Badan POM, dewasa ini terdapat sejumlah obat bahan

alam yang digolongkan sebagai obat herbal terstandar dan dalam jumlah lebih sedikit

digolongkan sebagai fitofarmaka.

2.3 Perbedaan obat tradisional indonesia dengan obat modern

Berbeda dengan obat moderen yang mengandung satu atau beberapa zat aktif yang

jelas identitas dan jumlahnya, obat tradisional/obat herbal mengandung banyak kandungan

kimia dan umumnya tidak diketahui atau tidak dapat dipastikan zat aktif yang berperan dalam

menimbulkan efek terapi atau menimbulkan efek samping. Selain itu kandungan kimia obat

herbal ditentukan oleh banyak faktor. Hal itu disebabkan tanaman merupakan organisme

hidup sehingga letak geografis/tempat tumbuh tanaman, iklim, cara pembudidayaan, cara dan

waktu panen, cara perlakuan pascapanen (pengeringan, penyimpanan) dapat mempengaruhi

7

Page 8: Referat Herbal Edit

kandungan kimia obat herbal. Kandungan kimia tanaman obat ditentukan tidak saja oleh jenis

(spesies) tanaman obat, tetapi juga oleh anak jenis dan varietasnya. Sebagai contoh bau

minyak kayu putih yang disuling dari daun Eucalyptus sp bervariasi tergantung dari anak

jenis dan varietas tumbuhan, bahkan ada di antaranya yang tidak berbau. Pada tanaman obat,

kandungan kimia yang memiliki kerja terapeutik termasuk pada golongan metabolit

sekunder. Umumnya metabolit sekunder pada tanaman bermanfaat sebagai mekanisme

pertahanan terhadap berbagai predator seperti serangga dan mikroorganisme dan hanya

dihasilkan oleh tanaman tertentu termasuk tanaman obat. Kandungan aktif tanaman obat

antara lain berupa alkaloid, flavonoid, minyak esensial, glikosida, tanin, saponin, resin, dan

terpen.17 Lemak, protein, karbohidrat merupakan metabolit primer yang dihasilkan oleh

semua jenis tanaman.

Tabel 2.3 Perbedaan Obat Tradisional/obat Herbal dengan Obat Moderen

Obat modern Obat tradisional/obat herbal

Kandungan senyawa kimia Satu atau beberapa

dimurnikan/ sintetik

Campuran banyak senyawa

alami

Zat aktif Jelas Sering tidak diketahui/ tidak

pasti

Kendali mutu Relative mudah Sangat sulit

Efektivitas dan keamanan Ada bukti ilmiah, uji klinik Umumnya belum ada bukti

ilmiah/ ujia klinik

2.4 Efek samping dan reaksi negative obat medis, jamu, dan herbal

Penggunaan obat dikatakan rasional bila pasien menerima obat sesuai dengan

kebutuhannya untuk periode waktu tertentu dengan harga yang wajar dan masuk akal.

Sungguh tidak bijak bila menginginkan penyakitnya cepat sembuh lalu segala macam obat

diminum. Obat dokter diminum, obat sinshe diminum, jamu diminum, obat herbal diminum.

Selain itu sengaja dosis yang digunakan tidak mau mengikuti aturan. Aturannya diminum

sehari tiga kali lalu diminum sekaligus. Aturannya obat diminum sehari 3 x 1 kapsul tapi

diminum sehari 3 x 2 kapsul.

Siapapun yang sakit membutuhkan obat. Obat yang dipilih bisa obat modern atau

tradisional. Bila yang ditanya dokter atau kalangan medis, mana yang lebih baik, tentu obat

modern yang sudah ada uji klinisnya dan bias dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

8

Page 9: Referat Herbal Edit

Sebaliknya bila yang ditanya para Pengobat Tradisional (BATRA) maka akan dijawab jamu

atau obat herbal lebih baik karena mampu lebih ditolerir oleh tubuh karena memiliki efek

samping miimal dan relatif tanpa efek samping dan digunakan sejak ratusan tahun. Teruji

oleh waktu dan kepercayaan secara turun temurun.

Sesungguhnya semua obat itu baik asal penggunaannya tepat, dosisnya disesuaikan

dengan kondisi kesehatan masing-masing pemakai. Lebih baik lagi bila pemakaiannya di

bawah pengawasan orang-orang yang ahli di bidangnya. Meski begitu perlu dipahami

masyarakat bahwa semua obat modern maupun tradisional pasti mempunyai efek samping.

Efek samping bisa bersifat intrinsik (dari obat itu sendiri), bisa pula bersifat ekstrinsik (dari

luar obat itu sendiri).

Termasuk faktor intrinsik antara lain:

salah dosis,

salah waktu pemakaian,

alergi atau tidak cocok dengan kondisi kesehatan pemakai,

Interaksi negatif dengan obat atau herbal lain.

Sedangkan yang termasuk faktor ekstrinsik antara lain:

salah identifikasi jenis obat atau tanaman,

proses pengolahan dan kemasan tidak berkualitas,

klaim atau iklan yang menyesatkan,

pemalsuan.

2.5 Herbal yang toksik atau beracun

Sebenarnya tumbuhan beracun itu banyak, namun uniknya justru yg beracun bila tahu

penggunaannya malah berkhasiat obat cukup manjur dan sebagian bisa bermanfaat untuk

anestesi atau obat bius. Misalnya saja biji Mahkotadewa dan bunga kecubung, biasanya tidak

seluruh bagian tanaman mengandung racun. Mungkin saja hanya buahnya, bijinya atau

akarnya saja. Hanya saja perlu diperhatikan untuk tanaman yang mengandung racun tidak

boleh atau harus hati-hati bila digunakan untuk ibu hamil, menyusui dan anak-anak. Jangan

gunakan herbal yang beracun secara tunggal tanpa mencampurnya dengan bahan lain.

Gunakan herbal pendampingnya yg bersifat diuretik.

Berikut ini beberapa tanaman yang dikenal memiliki kandungan racun dari bagian

pohonnya:

1. Apel

9

Page 10: Referat Herbal Edit

Bijinya mengandung racun. Meski daging buah apel tidak diragukan kandungan vitamin

dan gizinya ternyata bijinya beracun. Daging buah Apel juga bermanfaat untuk mencegah

kanker.

2. Mahkotadewa (Phaleria macrocarpa, (Scheff) Boerl)

Bijinya beracun. Bisa membuat mabuk dan tertidur lemas. Maka pengirisan dan

pengolahannya jangan menggunakan bijinya. Daging buah dan daunnya aman dikonsumsi

dan sangat berkhasiat utk pengobatan kanker, diabetes, asam urat dan penyakit kronis

lainnya.

Kandungan kimia:

Daun dan buah Mahkotadewa mengandung saponin, flavonoida, polifenol, dan alkaloid.

3. Ceremai (Phyllanthus acidus)

Akarnya beracun namun daun dan buahnya berkhasiat obat utk membuang lemak dan

melangsingkan badan.

Sifat dan Khasiat :

Daun ceremai berbau khas aromatik, tidak berasa, dan berkhasiat sebagai peluruh dahak

dan pencahar (purgatif). Kulit dan akar buah bersifat sebagai pencahar.

Kandungan kimia :

Daun, kulit batang dan kayu ceremai mengandung saponin, flavonoid, tanin dan

polifenol. Akar mengandung saponin, asam galus, zat samak dan zat beracun (toksik).

Sedangkan buah mengandung vitamin C.

4. Daun encok (Plumbago zeylanica)

Beracun, hanya boleh digunakan untuk obat luar dengan cara dihaluskan dan ditempelkan

di bagian yang sakit selama 15 hingga 30 menit saja. Bila terlalu lama ditempelkan bias

menyebabkan kulit melepuh dan gosong seperti terbakar.

Sifat dan Khasiat :

Daun encok bersifat pahit, tonik dan beracun. Berkhasiat menghilangkan bengkak dan

nyeri (analgesik)

Kandungan Kimia :

Daun mengandung plimbagin, 3-3’-biplumbagin, 3-chloroplumbagin, chitranone, dan

Droserone. Zat berkhasiatnya yang bernama plimbagin sangat beracun dan pada

pemakaian lokal dapat menyebabkan kerusakan kulit berupa lepuh seperti luka bakar.

10

Page 11: Referat Herbal Edit

5. Daun kompri (Symphytum officinalle L)

Bisa merusak hati dan penyebab kanker. Sementara ini masih ada pro dan kontra tentang

khasiatnya untuk mengatasi berbagai macam penyakit seperti radang, payudara bengkak,

batuk dll.

Sifat dan Khasiat :

Daun kompri berkhasiat sebagai antiradang dan antirematik, sedangkan akarnya

berkhasiat untuk menghentikan perdarahan (hemostatis).

Kandungan kimia :

Daun kompri mengandung symphatyne, echimidine, anadoline, alkaloid pyrrolizine (Pas),

tanin, minyak atsiri, allantoin, dan vitamin (B1,B2, C, dan E). Alkaloid pyrrolizine

diketahui merupakan penyebab kerusakan hati yang dinamakan hepatic veno-occlisive

disease (HVOD). Sedangkan akarnya mengandung alkaloid pyrrolizine dengan jumlah

yang lebih besar dari daun.

6. Pule pandak (Rauvolfia serpentina (L) Bentham ex. Kurz.)

Berkhasiat menurunkan tekanan darah tinggi, bersifat menenangkan/sedatif, mudah

tidur/hipnotik, menghilangkan nyeri dll. Mempunyai sifat pahit, dingin dan sedikit

beracun.

Sifat dan Khasiat :

Akar bersifat pahit, dingin, dan sedikit beracun. Berkhasiat sebagai penenang (sedatif),

dan menyebabkan tidur (hipnotik), penurun tekanan darah tinggi (hipotensif),

melancarkan aliran darah, penghilang nyeri (analgesik), pereda deman (antipiretik),

pereda panas dalam, dan panas liver, dan antiradang. Batang dan daun bersifat pahit,

manis dan sejuk yang berkhasiat menolak angin, hipotensif dan menghilangkan darah

beku.

Kandungan Kimia :

Akar mengandung 3 kelompok alkaloid yang jenis dan jumlahnya tergantung dari daerah

asal tumbuhnya.

Kelompok I termasuk alkaline kuat (quarterarry ammonium compound): serpentine,

serpentinine, sarpagine, dan samatine. Penyerapannya jelek jika digunakan secara peroral

(diminum).

Kelompok II (tertiary amine derivate): yohimbine, ajmaline, ajmalicine,tetraphylline, dan

tetraphyllicine.

11

Page 12: Referat Herbal Edit

Kelompok III termasuk alkaline lemah (secondary amines) : reserpines, rescinnamine,

deserpidine, raunesine, dan canescine. Reserpine berkhasiat hipotensif. Ajmaline,

serpentine dan rescinnamine berkhasiat sedatif, yohimbine merangsang pembentukan

testoteron yang dapat membangkitkan gairah seks.

7. Tapak dara (Catharanthus roseus (L) G. Don).

Bagian tanaman yang digunakan mulai dari bunga, daun, batang dan akarnya. Warna

bunganya putih dan merah jambu. Uniknya tanaman ini meski beracun namun punya

khasiat menghilangkan racun. Racun melawan racun.

Sifat dan Khasiat:

Herba sedikit pahit rasanya, sejuk, agak beracun (toksik), masuk meridian hati.

Berkhasiat sebagai anti kanker (antineoplastik), menenangkan hati, peluruh kencing

(diuretik), menurunkan tekanaan darah, penghenti perdarahan (hemostatis), serta

menghilangkan panas dan racun. Sedangkan akar tapak dara berkhasiat sebagai peluruh

haid.

Kandungan Kimia :

Herba mengandung lebih dari 70 macam alkaloid, termasuk 28 bi-indole alkaloid.

Komponen antikanker, yaitu alkaloid seperti vincaleukoblastine (Vinblastine =VBL),

leurocristine (vinkristin = VCR), leurosin (VLR), vinkadiolin, leurosidin, dan katarantin.

Alkaloid yang berkhasiat hipoglikemik (menurunkan kadar gula darah) antara lain

leurosine, katarantin, lochnerin, tetrahidroalstonin, vindolin dan vindolinin. Sedangkan

akar tapak dara mengandung alkaloid, saponin, flavonoid, dan tannin.

8. Daun dewa (Gynura procumbens Lour. Merr var. macrophylla) atau Gynura pseudo-

china DC.

Bagian tanaman yang digunakan daun dan umbinya, bisa digunakan untuk obat luar dan

bisa dikonsumsi untuk diminum.

Sifat dan Khasiat :

Daun Dewa bersifat manis, tawar, dingin dan sedikit toksik. Berkhasiat sebagai

antiradang, pereda demam (antipiretik), penghilang nyeri (analgesik), pembersih darah,

dan membuyarkan bekuan darah.

Kandungan Kimia :

Daun dewa mengandung alkaloid, saponin, flavonoida, minyak atsiri, dan tanin.

12

Page 13: Referat Herbal Edit

9. Jambu mede (Anacardium accidentale L.)

Bagian tanaman yang sering dimanfaatkan adalah daging buahnya dan biji jambu mede

yang letaknya menggantung di bagian luar buah.

Sifat dan Khasiat :

Kulit kayu berbau lemah, rasanya kelat, dan lama kelamaan menimbulkann rasa tebal di

lidah. Khasiatnya sebagai pencahar, astrigen, dan memacu aktivitas enzim pencernaan

(alteratif). Daun berbau aromatik, rasanya kelat, berkhasiat antiradang dan penurun kadar

glukosa darah (hipoglikemik). Biji berkhasiat sebagai pelembut kulit dan penghilang

nyeri (analgesik). Tangkai daun berfungsi sebagai pengelat dan akar berkhasiat sebagi

laksatif.

Kandungan Kimia :

Kulit kayu mengandung tanin yang cukup banyak, zat samak, asam galat dan gingkol

katekin. Daun mengandung tanin-galat, flavonol, asam akardiol, asam elagat, senyawa

fenol, kardol dan metil kardol. Buah mengandung protein, lemak, vitamin (A, B, dan C),

kalsium, fosfor, besi dan belerang. Pericarp mengandung zat samak, asam anakardat, dan

asam elegat. Biji mengandung 40-45 % minyak dan 21 % protein.

Minyaknya mengandung asam oleat, asam linoleat, dan vitamin E. Getahnya

mengandung furfural. Asam anakardat berkhasiat bakterisidal, fungisidal, mematikan

cacing dan protozoa.

10. Kecubung (Datura metel L).

Bagian tanaman yang digunakan adalah bunga yang mekar ke atas, biji dan daunnya.

dilarang diberikan pada kondisi badan yang lemah, hipertensi, anak-anak dan ibu hamil

serta menyusui. Daun dan biji digunakan untuk anestesi lokal.

Sifat dan Khasiat :

Rasanya pahit, pedas, sifatnya hangat, beracun (toksik), masuk meridian jantung, paru

dan limpa. Kecubung berkhasiat antiasmatik, anti batuk (antitusif), antirematik,

penghilang nyeri (analgesik), afrodisiak dan pemati rasa (anestetik).

Kandungan Kimia :

Kecubung mengandung 0,3-0,43 % alkaloid (sekitar 85% skopolamin dan 15%

hyoscyamine), hyoscine, dan atropin. Zat aktifnya dapat menimbulkan halusinasi bagi

pemakainya. Jika alkaloid kecubung diisolasi maka terdeteksi adanya senyawa methyl

crystalline yang mempunyai efek relaksasi pada otot gerak.

13

Page 14: Referat Herbal Edit

11. Kecubung gunung (Brugmansia suaveolens (H. Et B.) B. Et P.).

Bagian tanaman yang digunakan adalah bunganya yang merunduk ke bawah. Rasanya

pahit dan pedas.

Sifat dan Khasiat :

Bunga kecubung gunung beracun, berkhasiat antispasmatik, dan penghilang nyeri.

Kandungan Kimia :

Alkaloid skopolamin, saponin, glikosida flavonoid, dan polifenol. Zat aktif ini bisa

menyebabkan halusinasi.

2.6 Herbal Yang Tidak Boleh Dikonsumsi Wanita Hamil

Bila wanita hamil yang sedang sakit tidak boleh sembarangan minum obat karena bisa

mempengaruhi janin di dalam kandungannya. Bisa menyebabkan janin cacat atau mengalami

keguguran. Beberapa herbal yang dilarang untuk wanita hamil antara lain:

1. Cabe jawa (Piper retrofractum Vahl).

Bagian tanaman yang digunakan adalah buah yang sudah tua, daun dan akarnya. Rasanya

pedas dan panas.

Sifat dan Khasiat :

Buah cabe jawa masuk meridian limpa dan lambung. Cabe jawa berkhasiat untuk

mengusir dingin, menghilangkan nyeri (analagesik), peluruh keringat (doaforetik),

peluruh kentut (karminatif), stimulan dan afrodisiak.

Akar cabe jawa pedas dan hangat rasanya, berkhasiat sebagai tonik, diuretik, stomakik,

dan peluruh haid (emenagog).

Kandungan Kimia :

Bauh cabe jawa mengandung zat pedas piperine, chavicine, palmitic acids,

tetrahydropiperic acids, piperidin, minyak atsiri, dan sesamine. Piperin memiliki daya

antipiretik, analgesik, antiinflamasi, dan menekan susunan syaraf pusat.

Bagian akar mengandung piperine, piplartine, dan piperlongiminine.

2. Daun gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F.).

Bagian tanaman yang digunakan adalah daun dan akar. Rasanya pedas dan sedikit asam.

Sifat dan Khasiat :

14

Page 15: Referat Herbal Edit

Berkhasiat melancarkan peredaran darah, membuyarkan sumbatan, anti rematik, peluruh

keringan (diaforetik), peluruh kencing (diuretik), dan pencahar. Sedangkan kulit kayunya

bersifat sebagi perangsang muntah.

Kandungan Kimia :

Justisin, minyak atsiri, kalium, kalsium oksalat, tanin, dan alkaloid yang agak beracun.

3. Inggu ( Ruta angustifolia (L.) Pers.).

Bagian tanaman yang digunakan adalah seluruhnya. Rasanya pedas, agak pahit dan

dingin.

Sifat dan Khasiat :

Inggu berkhasiat sebagai pereda deman (antipiretik), penghilang nyeri (analgesik), anti

radang, penawar racun (antitoksin), peluruh kentut (karminatif), membuyarkan bekuan

darah, pereda kejang (antikonvulsan), peluruh haid (emenagog). Aborvitum, pembersih

darah, stimulan pada sistem saraf dan kandungan (uterus), antelmintik. Minyak atsirinya

mengandung oleum rutae, rasanya pahit, pedas dan memualkan, larut dalam air, tetapi

tidak larut dalam alkohol dan eter. Berkhasiat sebagai aborvitum dan rubifasien.

Kandungan Kimia :

Minyak atsiri mengandung metil-nonilketon sampai 90%, ketone, pinena, llimonena,

cineol, asam rutinat, kokusaginin, edulinine, skimmianine, bergapten, graveoline,

quarsetin flavenol, graveolinin, asam modic, rutin, sedikit tanin. Minyak atsiri juga

digunakan pada industri kosmetika, seperti pembuatan sabun, krim dan wangi-wangian.

4. Landep (Barleria prionitis L.).

Bagian tanaman yang digunakan adalah daunnya.

Sifat dan Khasiat :

Daun memiliki bau yang lemah, rasa agak kelat. Berkhasiat sebaga peluruh kencing

(diuretik), tonik, pereda demam (antipiretik) dan peluruh dahak. Akar berkhasiat sebagi

pereda demam (antipiretik), kulit kayunya berkhasiat sebagai peluruh dahak dan peluruh

keringat (diaforetik).

Kandungan Kimia :

Daun landep mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol.

5. Pacar cina (Aglaia odorata Lour )

Sifat dan Khasiat :

15

Page 16: Referat Herbal Edit

Pacar cina bersifat pedas, manis, netral, masuk meridian paru, lambung dan hati.

Berkhasiat mengurangi darah haid.

Kandungan Kimia :

Daun pacar cina mengandung minyak atsiri, alkaloid, damar, garam mineral dan tanin.

6. Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.)Nees)

Sifat dan Khasiat :

Herba ini rasanya pahit, dingin, masuk meridian paru, lambung, usus besar dan dan usus

kecil. Antibakteri, antiradang, menghambat reaksi imunitas (imunosupresi), penghilang

nyeri (analagesik), pereda demam (antipiretik), menghilangkan panas dalam,

menghilangkan lembab, penawar racun (detoksifikasi), dandetumescent.

Kandungan Kimia :

Daun dan percabangannya mengandung laktone yang terdiri dari deoksiandrografolid,

andrografolid (zat pahit), neosndrografolid. Juga terdapat flavonoid, alkene, keton,

aldehid, mireral (kalsium, kalium, natrium), asam kersik, dan damar. Flavonoid diisolasi

terbanyak dari akar, yaitu polimetoksiflavon, andrografin, panikulin. Zat aktif

andrografolid terbukti berkhasiat sebagai hepatoprotektor (pelindung sel hati)

7. Srigading (Nyctanthes arbor-tritis L.)

Sifat dan Khasiat :

Bunga berkhasiat sebagai peluruh kencing (diuretik) dan peluruh haid (emenagog).

Daunnya yang pahit berkhasiat sebagai diuretik, emenagog, peluruh dahak (ekspektoran),

peluruh keringat (diaforetik), antelmintik, kolagoga, dan laksatif. Kulit kayu berkhasiat

sebagai ekspektoran, kolagoga dan laksatif.

Kandungan Kimia :

Daun mengandung tanin, metil salisilat, resin, niktantin, dan gula. Bagian bunga

mengadung minyak atsiri dan zat warna merah yang disebut niktantin.

8. Tembelekan (Lantana camara)

Sifat dan Khasiat :

Akar bersifat tawar dan sejuk. Berkhasiat sebagai pereda demem (antipiretik), penawar

racun (antitoksin), penghilang nyeri (analgesik), dan penghenti pendarahan (hemostatis).

Daun bersifat pahit, sejuk, berbau, dan sedikit beracun (toksik), yang berkhasiat

menghilangkan gatal (anti pruritus), anti toksik, menghilangkan bengkak, dan

16

Page 17: Referat Herbal Edit

perangsang muntah. Sedangkan bunga tembelekan manis rasanya dan sejuk, berkhasiat

sebagai penghenti pendarahan.

Kandungan Kimia :

Daun mengandung lantadene A, lantadene B, lantanolic acid, lantic acid, humulene

(mengandung minyak atsiri), Beta-caryophyllene, alpha-pinene, p-cymene.

9. Biduri (Caloptropis gigantea)

Sifat dan Khasiat :

Kulit dan akar biduri berkhasiat kolagoga, peluruh keringat (diaforetik), perangsang

muntah (emetik), pemacu kerja enzim pencernaan (alteratif), peluruh kencing (diuretik).

Kulit kayu biduri berkhasiat emetik, bunga berkhasiat tonik, dan menambah nafsu makan

(somatik). Daun berkhasiat rubifasie, dan menghilangkan gatal. Getahnya beracun dan

dapat menyebabkan muntah, namun berkhasiat obat pencahar.

Kandungan Kimia :

Akar mengandung saponin, sapogenin, kalotropin, kalotoksin, uskarin, kalaktin, gigantin,

dan harsa. Daun mengandung flavonoid, polifenol, tanin, dan kalsium oksalat. Getah

mengandung racun jantung yang menyerupai digitalis.

10. Buah makasar (Brucea javanica)

Sifat dan Khasiat :

Rasanya pahit, sifatnya dingin dan beracun (toksik), masuk merisian usus besar. Khasiat

buah makasar dapat membersihkan panas dan racun, menghentikan pendarahan

(hemostatis), membunuh parasit (parasitoid), antidisentri, dan antimalaria. Khasiat daun

makasar dapat membersihkan panas dan racun.

Kandungan Kimia :

Buah makasar mengandung alkaloid (brucamarine, yatanine), glikosida (bruceolic acid).

Bijinya mengandung busatol dan bruceine A,B,C,E,F,G,H. Daging buahnya mengandung

minyak lemak, asam moleat, asam linoleat, asam stearat, dan asam palmitoleat. Buah dan

daunnya mengandung tanin.

11. Bungur kecil (Lagerstroemia indica L)

Sifat dan Khasiat :

Akar rasanya agak pahit, sifatnya netral, astrigen. Khasiat akar bungur adalah merangsang

proses sirkulasi, menghentikan pendarahan (hemostatis), antiradang, peluruh kencing

17

Page 18: Referat Herbal Edit

(diuretik), dan menetralisir racun (detoksikan). Bunga, daun, dan kulit kayu berkhasiat

pencahar (laksatif).

Kandungan Kimia :

Daun mengandung decinine, decamine, lagerstroemine, lagerine, dihydroverticillatine,

dan decodine. Akarnya mengandung sitosterol, 3,3’, 4-tri-o-methylellagic acid.

12. Iler (Coleus scutellarioides)

Sifat dan Khasiat :

Iler baunya harum, rasanya agak pahit, sifatnya dingin. Berkhasiat sebagai sebagai

peluruh haid (emenagog), perangsang nafsu makan, penetralisir racun (detoksikan),

penghambat pertumbuhan bakteri (antiseptik), membuyarkan gumpalan darah,

mempercepat pematangan bisul dan pembunuh cacing (vermisida).

Kandungan Kimia :

Batang dan daun mengandung minyak atsiri, fenol, tanin, lemak, phytosterol, kalsium

oksalat, dan peptic substances.

13. Nanas (Ananas comosus)

Sifat dan Khasiat :

Buah masak sifatnya dingin. Berkhasiat mengurangi keluarnya asam lambung yang

berlebihan, membantu mencerna makanan di lambung, antiradang, peluruh kencing

(diuretik), membersihkan jaringan kulit yang mati (skin debridement), mengganggu

pertumbuhan sel kanker, menghambat penggumapalan trombosit (agregasi platelet), dan

mempunyai aktifitas fibrinolitik.

Buah nanas rasanya asam, berkhasiat memacu enzim pencernaan, antelmintik, diuretik,

peluruh haid (emenagog), aborvitum, peluruh dahak (mukolitik) dan pencahar. Daun

berkhasiat antipiretik, antelmintik, pencahar, antiradang, dan menormalkan siklus haid.

Kandungan Kimia :

Buah mengandung viatmin A dan C, kalsium, fosfor, magnesium, besi, natrium, klaium,

dekstrosa, sukrosa dan enzim bromelain. Bromelain berkhasiat antiradang, membantu

melunakkan makanan di lambung, mengganggu pertumbuhan sel kanker, menghambat

agregasi platelet, dan mempunyai aktivitas fibrinolitik. Kandungan seratnya dapat

mempermudah buang air besar pada penderita sembelit (konstipasi). Daun mengandung

kalsium oksalat dan peptic substances.

18

Page 19: Referat Herbal Edit

14. Pecut kuda (Stachytarpheta jamaicensis)

Sifat dan Khasiat:

Rasa pahit, sifatnya dingin. Berkhasiat sebagai pembersih darah, antiradang, dan peluruh

kencing (diuretik).

Kandungan Kimia :

Pecut kuda mengandung glikosida flavonoid, dan alkaloid.

15. Putri malu (Mimosa pudica L.)

Sifat dan Khasiat:

Rasanya manis, sifatnya agak dingin, astrigen. Herba putri malu berkhasiat penenang

(transquillizer), peluruh dahak (ekspektoran), peluruh kencing (diuretik), obat batuk

(antitusif), pereda demam (antipiretik), dan antiradang. Akar dan biji putri malu

berkhasiat sebagai perangsang muntah.

Kandungan Kimia :

Herba putri malu mengandung tanin, mimosin dan asam pipekolinat.

16. Sangitan (Sambucus javanica Reinw)

Sifat dan Khasiat :

Rasanya manis sedikit pahit, sifatnya hangat. Herba ini masuk meridian hati (liver) dan

berkhasiat sebagai peluruh kencing (diuretik), menghilangkan pembengkakan,

menghilangkan nyeri (analgesik), dan melancarkan sirkulasi darah. Akarnya berkhasiat

meredakan kolik (antispasmodik) dan menghilangkan pembengkakan. Buah berkhasiat

peluruh kencing, pembersih darah, pencahar dan perangsang muntah.

Kandungan Kimia :

Tumbuhan ini mengandung minyak atsiri, cyanogenic glucoside, ursolic acid, Beta

sitosterol, alpha-amyrin palmitate, KNO3, dan tanin. Buah mengandung saponin dan

flavonoid.

2.7 Bahaya Obat Bahan Alam dan Jamu Mengandung Bahan Kimia Obat (BKO)

Masyarakat perlu menyadari bahwa penggunaan obat bahan alam dan jamu secara

umum tidak dapat memberikan efek penyembuhan seketika atau ”cespleng”, tetapi

memerlukan selang waktu tertentu untuk dapat menunjukkan efek yang diinginkan.

19

Page 20: Referat Herbal Edit

Kenyataan ini sering tidak dimengerti oleh masyarakat dan kemudian dimanfaatkan oleh

industri yang tidak bertanggungjawab dengan cara mencampurkan Bahan Kimia Obat (BKO)

ke dalam obat bahan alam dan jamu untuk mendapatkan efek yang “cespleng”. Perbuatan ini

melanggar peraturan yang berlaku di Indonesia yang mempersyaratkan bahwa obat bahan

alam dan jamu tidak diperbolehkan mengandung BKO. Hal ini sangat berbahaya, karena obat

bahan alam dan jamu seringkali digunakan dalam jangka waktu lama dan dengan takaran

dosis yang tidak dapat dipastikan Walaupun efek penyembuhannya segera terasa, tetapi

akibat penggunaan BKO yang tidak terkontrol dengan dosis yang tidak dapat dipastikan,

dapat menimbulkan efek samping yang serius, mulai dari mual, diare, pusing, sakit kepala,

gangguan penglihatan, nyeri dada sampai pada kerusakan organ tubuh yang parah seperti

kerusakan hati, gagal ginjal, jantung, bahkan sampai menyebabkan kematian.

2.8 Jamu yang berefek samping

Sesungguhnya jamu milik Indonesia mempunyai potensi luar biasa untuk bias

dikembangkan. Minum jamu terus menerus setiap hari tidak akan mempengaruhi kesehatan

ginjal atau lever bila pengolahan jamunya benar dan bermutu serta dosisnya benar.

Mengkonsumsi jamu sama halnya minum dan makan sayur karena bahan bakunya daun-

daunan dan rimpang alami yang sifatnya konstruktif dan membangun. Maka sesungguhnya

relatif lebih aman bila dibandingkan obat medis konvensional atau bahan kimia yang sifatnya

destruktif.

Seperti halnya obat konvensional dan herbal, jamu tetap memiliki efek samping walaupun

relatif lebih ringan dibandingkan obat konvensional. Karena itu minum jamu tetap ada dosis

dan waktu yang tepat. Ikuti petunjuk yang diberikan oleh produsennya atau kalau membuat

ramuan sendiri, baca buku-buku atau publikasi lainnya mengenai komponen dari jamu

tersebut untuk mengetahui indikasi, kontra indikasi, dosis, waktu konsumsi dan efek

sampingnya.

Efek samping jamu yang lebih besar justru biasanya datang dari faktor ekstrinsik

(luar), misalnya karena pengolahannya tidak benar, salah jenis tanaman yang digunakan,

terkontaminasi bahan berbahaya seperti pestisida dan logam berat, promosi yang

menyesatkan (misalnya klaim yang terlalu bombastis), sudah kadaluarsa, dan yang paling

parah adalah pemalsuan.

Sayang memang selalu saja ada produsen jamu yang tidak memikirkan efek negative

atau efek samping dari pengguna dan konsumen, dengan mencampurkan bahan kimia ke

20

Page 21: Referat Herbal Edit

dalam jamu atau obat herbal. Sebagai contoh, keterangan dari beberapa sumber menyebutkan

bahwa saat ini banyak pembuat jamu gendong yang malas meramu sendiri jamunya. Sebagai

jalan pintas mereka menyeduh saja serbuk dalam sachet yang banyak dijual di pasaran oleh

produsen besar, lalu mengemasnya dalam botol-botol untuk dijajakan sebagai jamu gendong.

Hal yang lebih parah lagi adalah untuk membuat khasiatnya terasa cespleng dan seketika

(instan), mereka kadangkala menambahkan obat-obat kimia, misalnya parasetamol untuk

penurun panas. Selain melanggar aturan dan membahayakan konsumen, hal ini tentu saja

membuat pamor jamu gendong yang luhur semakin turun.

Beberapa kali Badan POM terpaksa melarang beredarnya beberapa jamu yang meski

punya nomor registrasi namun setelah diteliti ternyata mengandung bahan kimia yang

berbahaya dan berdampak rusaknya beberapa organ tubuh penting seperti ginjal dan hati.

Inilah sebabnya mengapa banyak kalangan medis yang melarang pasiennya minum jamu.

Untuk itu konsumen hendaknya memanfaatkan jamu dan herbal yang benar-benar bisa

dipercaya. Beberapa produk jamu dan obat herbal meski mempunyai nomor registrasi dari

Badan POM ternyata belum menjadi jaminan produknya aman dan benar mengolahnya.

Meski dijual di apotik tetap harus diwaspadai keasliannya. Produsen yang bertanggung jawab

akan mencantumkan alamat dan layanan konsultasi atau customer service. Kini beberapa

dokter atau kalangan medis sudah banyak yang bersedia memberi pelayanan di klinik-klinik

herbal yang terpercaya. Pencampuran jamu dengan bahan kimia obat sudah sering terjadi dan

dilakukan berulang-ulang walaupun BPOM telah melakukan tindakan tegas dengan menarik

produk-produk tersebut dari pasaran dan memusnahkannya. Kasus terbaru terjadi pada

Desember 2006 dimana sebanyak 93 produk ditarik dari peredaran. Jamu-jamu yang ditarik

dari peredaran tersebut oleh Badan POM justru merupakan jamu-jamu yang laris di pasaran

karena efeknya cespleng dalam mengobati berbagai penyakit seperti pegal linu, rematik,

sesak napas, masuk angin dan pelangsing. Bahan-bahan kimia berbahaya yang digunakan

meliputi metampiron, fenilbutason, antalgin, deksametason, allopurinol, CTM, sildenafil

sitrat, sibutramin hidroksida, furosemid, kofein, teofilin dan parasetamol. Produsennya

sebagian besar adalah produsen industri kecil lokal, namun ada beberapa yang diproduksi di

luar negeri, misalnya Cina. Obat-obat yang mengandung bahan-bahan kimia tersebut

memiliki efek samping berbahaya bila digunakan tanpa pengawasan dokter, yaitu:

- Metampiron dapat menyebabkan gangguan saluran cerna seperti mual, pendarahan

lambung, rasa terbakar serta gangguan sistem saraf seperti tinitus (telinga berdenging) dan

neuropati, gangguan darah, pembentukan sel darah dihambat (anemia aplastik),

agranulositosis, gangguan ginjal, syok, kematian dan lain-lain.

21

Page 22: Referat Herbal Edit

- Fenilbutason dapat menyebabkan mual, muntah, ruam kulit, retensi cairan dan elektrolit

(edema), pendarahan lambung, nyeri lambung, dengan pendarahan atau perforasi, reaksi

hipersensitivitas, hepatitis, nefritis, gagal ginjal, leukopenia, anemia aplastik, agranulositosis

dan lainlain.

- Deksametason dapat menyebabkan moon face, retensi cairan dan elektrolit, hiperglikemia,

glaukoma (tekanan dalam bola mata meningkat), gangguan pertumbuhan, osteoporosis, daya

tahan terhadap infeksi menurun, miopati (kelemahan otot), lambung, gangguan hormon dan

lainlain.

- Allupurinol dapat menyebabkan ruam kulit, trombositopenia, agranulositosis, dan anemia

aplastik pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal.

- CTM dapat menyebabkan mengantuk, sukar menelan, gangguan saluran cerna, pusing,

lelah tinitus (telinga berdenging), diplopia (penglihatan ganda), stimulasi susunan saraf pusat

terutama pada anak berupa euforia, gelisah, sukar tidur, tremor, kejang.

- Sildenafil Sitrat dapat menyebabkan sakit kepala, pusing, dispepsia, mual, nyeri perut,

gangguan penglihatan, rinitis (radang hidung), infark miokard, nyeri dada, palpitasi (denyut

jantung cepat) dan kematian

Sibutramin Hidroklorida dapat meningkatkan tekanan darah (hipertensi), denyut jantung

serta sulit tidur. Obat ini tidak boleh digunakan pada pasien dengan riwayat penyakit arteri

koroner, gagal jantung kongestif, aritmia atau stroke.

- Parasetamol dalam penggunaan yang lama dapat menyebabkan gangguan kerusakan hati.

2.9 Izin DEPKES melalui Badan POM

Pemerintah Indonesia melalui Badan POM membuat peraturan yang cukup ketat

untuk keamanan obat dan makanan yang beredar di pasaran. Namun celakanya banyak

produsen yang tahu aturan mainnya namun justru dilanggar demi kepentingan bisnis. Saking

ketatnya peraturan juga bias menghambat perkembangan obat tradisional untuk memperoleh

kepercayaan masyarakat. Dalam sebuah seminar yang diselenggarakan di aula Badan POM

saya mendapatkan informasi bahwa suatu produk obat meski sudah diteliti secara ilmiah oleh

Litbang Depkes masih harus diuji lagi hasilnya oleh Badan POM. Bahkan meski sudah

diteliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang diakui duniapun harus tetap diuji

dan diteliti ulang di Badan POM.

Obat tradisional yang beredar di Indonesia mempunyai sertifikat berjenjang, yaitu:

1. Sertifikat TR (tradisional), untuk obat yang menggunakan bahan baku yang diakui

berkhasiat obat secara turun temurun. Sertifikat TR ini hanya boleh mencantumkan

22

Page 23: Referat Herbal Edit

khasiat ramuan satu macam saja dengan kata-kata standar ”Secara tradisional

digunakan untuk pengobatan........”

2. Sertifikat Obat Herbal Terstandar apabila sebuah ramuan sudah diuji cobakan kepada

hewan coba, atau dilakukan uji praklinis.

3. Sertifikat Fitofarmaka untuk obat yang sudah dilakukan uji klinis.

Uji praklinik merupakan persyaratan uji untuk calon obat. Dari uji ini diperoleh informasi

tentang efikasi (efek farmakologi), profil farmakokinetik dan toksisitas calon obat. Pada

mulanya yang dilakukan pada uji praklinik adalah pengujian ikatan obat pada reseptor dengan

kultur sel terisolasi atau organ terisolasi, selanjutnya dipandang perlu menguji pada hewan

utuh. Hewan yang baku digunakan adalah galur tertentu dari mencit, tikus, kelinci, marmot,

hamster, anjing atau beberapa uji menggunakan primata. Hanya dengan menggunakan hewan

utuh dapat diketahui apakah obat menimbulkan efek toksik pada dosis pengobatan atau aman.

Penelitian toksisitas merupakan cara potensial untuk mengevaluasi :

Toksisitas yang berhubungan dengan pemberian obat akut atau kronis.

Kerusakan genetis (genotoksisitas, mutagenisitas).

Pertumbuhan tumor (onkogenisitas atau karsinogenisitas).

Kejadian cacat waktu lahir (teratogenisitas).

Selain toksisitasnya, uji pada hewan dapat mempelajari sifat farmakokinetik obat

meliputi absorpsi, distribusi, metabolisme dan eliminasi obat. Semua hasil pengamatan pada

hewan menentukan apakah dapat diteruskan dengan uji pada manusia.

BAB III

KESIMPULAN

Efek samping obat tradisional relatif kecil jika digunakan secara tepat, yang meliputi

kebenaran bahan, ketepatan dosis, ketepatan waktu penggunaan, ketepatan cara penggunaan,

ketepatan telaah informasi, dan tanpa penyalahgunaan obat tradisional itu sendiri.

23

Page 24: Referat Herbal Edit

Penelitian yang telah dilakukan terhadap tanaman obat sangat membantu dalam

pemilihan bahan baku obat tradisional. Pengalaman empiris ditunjang dengan penelitian

semakin memberikan keyakinan akan khasiat dan keamanan obat tradisional.

Dari segi efek samping, walaupun efek samping obat alami terbukti lebih kecil

dibandingkan obat modern, akan tetapi kalau kembali kita tengok bahan aktif yang

terkandung di dalam obatalami, kepastian dan konsistensinya belum dapat dijamin, terutama

untuk penggunaan secararutin. Oleh karena itu jelas di sini bahwa masih tetap diperlukan

penggalian lebih lanjut mengenai zat aktif yang berkhasiat di dalam tanaman obat. Informasi

ini tentu saja sangat diperlukan untuk menghindari adanya bahaya dari suatu zat toksik yang

mungkin sajaterkandung di dalam tanaman obat tersebut, serta untuk pengamanan terhadap

residu.Obat alami sebenarnya bisa pula dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Pengembangan obat alami merupakan kegiatan yang memerlukan tekad yang kuat sebab

permasalahan yang akandihadapi merupakan permasalahan yang kompleks. Selain itu

diperlukan suatu jaringankerjasama antara pihak-pihak yang terkait.

24