referat dr indraka

22
REFERAT DEMAM TYPHOID BENANTO 030.10.053

Upload: benanto

Post on 17-Feb-2016

222 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kjhkhkhk

TRANSCRIPT

Page 1: REFERAT Dr Indraka

REFERAT DEMAM TYPHOID

BENANTO 030.10.053

Page 2: REFERAT Dr Indraka

Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh kumanS.

Typhi pada saluran pencernaan dimana faktor- faktor yang mempengaruhi

diantaranya adalah daya tahan tubuh, higienitas

DEFENISI

Page 3: REFERAT Dr Indraka
Page 4: REFERAT Dr Indraka

Demam tifoid merupakan penyakit infeksi yang dijumpai di seluruh dunia,

secara luas di daerah tropis dan subtropis terutama di daerah dengan kualitas

sumber air yang tidak memadai dengan standar higienis dan sanitasi yang rendah

yang mana di Indonesia dijumpai dalam keadaan endemik

EPIDEMIOLOGI

Page 5: REFERAT Dr Indraka

Demam tifoid disebabkan oleh kuman S.typhi yang berhasil diisolasi

pertama kali dari seorang pasien demam tifoid oleh Gafrrkey di German pada

tahun 1884. Mikroorganisme ini merupakan bakteri gram negatif yang motil,

bersifat aerob dan tidak membentuk spora yang menghasilkan endotoksin

sehingga merusak jaringan usus halus

ETIOLOGI

Page 6: REFERAT Dr Indraka

S.typhimasuk ke tubuh manusia secara fecal-oral, dan melalui alat/ makanan yang

terkontaminasi

Page 7: REFERAT Dr Indraka

Bakteri ini mempunyai beberapa komponen antigen, yaitu :4 1.Antigen dinding sel (O) yang merupakan lipopolisakarida

dan bersifat spesifik grup. 6

2.Antigen flagella (H) yang merupakan komponen protein berada dalam

flagella dan bersifat spesifik spesies. 3.Antigen virulen (Vi) merupakan polisakarida dan berada di

kapsul yang melindungi seluruh permukaan sel. Antigen Vi dapat

menghambat proses aglutinasi antigen O oleh anti O serum dan

melindungi antigen O dari prosesfagositosis. Antigen Vi berhubungan dengan

daya invasif bakteri dan efektivitas vaksin. S.typhimenghasilkan

endotoksin yang merupakan bagian terluar dari dinding sel.

Page 8: REFERAT Dr Indraka

Infeksi didapat dengan cara menelan makanan atau minuman yang

terkontaminasi, dan dapat pula dengan kontak langsung jari tangan yang

terkontaminasi tinja, urin, sekret saluran nafas, atau dengan pus penderita yang

terinfeksi

CARA PENULARAN

Page 9: REFERAT Dr Indraka

Bakteri S.typhi masuk bersama makanan dan minuman, setelah berada di usus halus terutama di plaque payeri masuk kedalam sirkulasi

darah menuju ke organ sistem retikuloendotelial disebut bakteriemia primer. Kuman yang tidak difagosit berkembang biak masuk ke dalam

sirkulasi darah, menyebar ke seluruh tubuh, akan tetapi tempat yang disukai

oleh S.typi bakteremia kedua adalah hati, limpa, sumsum tulang, dan plaque peyeri dari ileum

terminal pada 8

minggu kedua.2,9

Darihati kuman masuk ke kantong empedu dan kemudian dikeluarkan ke usus akhirnya keluar bersama feses.9 dan menyebar ke seluruh tubuh terutama ke dalam kelenjar limfoid usus halus menimbulkan tukak. Tukak tersebut dapat mengakibatkan perdarahan dan perforasi usus.

PATOFISIOLOGI

Page 10: REFERAT Dr Indraka

gejala klinis yang bisa ditemukan, yaitu :1,2,9 a.Demam Pada kasus-kasus yang khas, demam berlangsung 3

minggu. Selama minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari, biasanya

menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari. Dalam

minggu kedua, penderita terus berada dalam keadaan demam. Dalam minggu

ketiga suhu badan berangsur-angsur turun dan normal kembali pada

akhir minggu ketiga.

GEJALA KLINIS

Page 11: REFERAT Dr Indraka

Gangguan pada saluran pencernaan Pada mulut terdapat nafas berbau tak sedap. Bibir

kering dan pecah-pecah, lidah ditutupi selaput lendir kotor, ujungdan tepinya

kemerahan. Pada abdomen mungkin ditemukan keadaan perut

kembung, roseolae spot. hati dan limpa membesar disertai nyeri pada pada

perabaan. Biasanya didapati konstipasi, akan tetapi mungkin pula

normal bahkan dapat terjadi diare.

Page 12: REFERAT Dr Indraka

Ada dua cara untuk mendiagnosis penyakit Tifus abdomianalis yaitu secara klinis dan pemeriksaan laboratorium. Diagnosis klinis sering tidak tepat karena gejala klinis khas Tifus abdominalis tidak ditemukan atau gejala yang sama terdapat pada penyakit lain. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemeriksaan laboratrium untuk membantu menegakkan diagnosis Tifus abdominalis.

diagnosis

Page 13: REFERAT Dr Indraka

Pemeriksaan Bakteriologis   Diagnosis pasti Tifus abdominalis dapat ditegakkan bila

ditemukan bakteri S. typhi dalam biakan dari TERUTAMA GALL CULTURE,darah, urine, feses, sumsum tulang.Berkaitan dengan patogenesis penyakit maka bakteri akan lebih mudah ditemukan dalam darah dan sumsum tulang pada awal penyakit, sedangkan pada stadium berikutnya di dalam urine dan feses.

Hasil biakan yang positif dapat memastikan Tifus abdominalis akan tetapi hasil negatif belum tentu tidak menderita Tifus abdominalis karena tergantung pada

  beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil biakan

antara lain; penggunaan antibiotika, jumlah bakteri yang sangat minimal dalam darah, volume spesimen yang tidak mencukupi.

Pemeriksaan penunjang

Page 14: REFERAT Dr Indraka

Uji Widal   Uji Widal merupakan suatu metode serologi baku dan

rutin digunakan sejak tahun 1896. Prinsip uji Widal adalah memeriksa reaksi antara antibodi aglutinin dalam serum penderita yang telah mengalami pengenceran berbeda-beda terhadap antigen somatik (O) dan flagela (H) yang ditambahkan dalam jumlah yang sama sehingga terjadi aglutinasi. Pengenceran tertinggi yang masih menimbulkan aglutinasi menunjukkan titer antibodi dalam serum. Semakin tinggi titer aglutininnya, semakin besar pula kemungkinan didiagnosis sebagai penderita Tifus abdominalis

Page 15: REFERAT Dr Indraka

Komplikasi Komplikasi yang dapat terjadi, antara lain adalah :1,9 1)Intra intestinal a.Perforasi usus Perforasi merupakan komplikasi pada 1-5%

penderita yang dirawat, biasanya terjadi pada minggu ketiga tetapi bisa

terjadi selama masa sakit. Perforasi yang tidak disertai peritonitis hanya dapat

ditemukan bila terdapat udara di rongga peritoneum.

Page 16: REFERAT Dr Indraka

b.Perdarahan Usus Pada plak Payeri usus yang terinfeksi dapat

terbentuk tukak/luka berbentuk lonjong dan memanjang

terhadap sumbu usus. Bila sedikit hanya ditemukan jika dilakukan

pemeriksaan tinja dengan benzidin. Perdarahan hebat dapat menyebabkan

syok, tetapi biasanya sembuh spontan tanpa pembedahan.

Page 17: REFERAT Dr Indraka

2)Ekstra intestinal Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat

sepsis yaitu meninggal, kolesistis, ensefalopati dan lain-lain.

Pankreatitis merupakan komplikasi yang jarang terjadi pada demam tifoid.

Myokarditis terjadi pada 1-5% penderita demam tifoid.

Page 18: REFERAT Dr Indraka

Pencegahan dan pengobatan Secara Umum, untuk memperkecil

kemungkinan tercemar S.typhi, maka setiap indifidu harus memperhatikan

kualitas makanan dan minuman yang mereka

konsumsi. S.typhi akan mati dalam air yang dipanaskan setinggi 57 C dalam

beberapa menit atau dengan proses iodinasi/klorinasi

Page 19: REFERAT Dr Indraka

Penanganan demam typhoid dan prognosis

Penderita Tifus abdominalis perlu dirawat yang bertujuan untuk isolasi dan pengobatan. Penderita harus tetap berbaring sampai minimal 17 hari demam atau kurang lebih 14 hari. Keadaan ini sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi. Defekasi dan buang air kecil pada penderita Tifus abdominalis perlu diperhatikan karena dapat terjadi konstipasi dan retensi air kemih.dan antibiotik kloramfenikol

Page 20: REFERAT Dr Indraka

Diet Penderita Tifus abdominalis sebaiknya mengonsumsi

makanan yang cukup cairan, berkalori, tinggi protein, lembut dan mudah dicerna seperti bubur nasi. Pemberian makanan tersebut dimaksudkan untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus karena usus perlu diistirahatkan. Tidak dianjurkan mengonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak serat dan mengahasilkan banyak gas. Pemberian susu dilakukan 2 kali sehari. Jenis makanan untuk penderita dengan kesadaran menurun adalah makanan cair yang dapat diberikan melalui pipa lambung. Untuk penderita dengan komplikasi perforasi usus, tidak dianjurkan makanan yang dapat mengiritasi lambung seperti makanan pedas dan asam.

Page 21: REFERAT Dr Indraka

Prognosis Untuk prognosis pada pasien dengan

typhoid bila ditangani dengan baik biasanya tidak mengakibatkan kematian mengingat jumlah yang kecil untuk bisa terjadi perforasi usus dan juga bila setiap orang bisa menjaga pola hidup mereka dengan baik dengan memakan makanan yang bersih maka kekambuhannya dapat ditekan.

Page 22: REFERAT Dr Indraka

Thanx