quality control hasil pendidikan melalui standar penilaian...

26
Page 1 Quality Control Hasil Pendidikan Melalui Standar Penilaian Dalam Kurikulum 2013 Oleh: Dra Singgih Trihastuti, M.Pd Widyaiswara LPMP D.I. Yogyakarta Abstrak Sistem pendidikan Indonesia mengharapkan terjadi proses pengembangan kualitas personal anak didik sebagai generasi mendatang, yang diyakini sebagai faktor penentu pertumbuhan bangsa Indonesia. Standar pendidikan Indonesia membantu perencanaan dasar implementasi dan supervisi pada pendidikan untuk mewujutkan kualitas pendidikan nasional. Arah Penjaminan Mutu ditentukan Pemerintah (UU no 20 th 2003 pasal 50 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Pemerintah menentukan kebijakan nasional dan standar nasional pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan nasional. Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah menentukan kebijakan nasional dan standar nasional pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan nasional. Adapun tujuannya untuk mengawal agar : butir-butir mutu (criteria, butir-butir mutu, SNP) dapat dirumuskan dengan benar, dilaksanakan secara tertib, dan dievaluasi untuk peningkatan. Salah satu dari delapan standar nasional pendidikan, yakni standar penilaian membantu mengontrol mutu/Quality Control hasil pendidikan. Pada standar penilaian disarankan terdapat bentuk penilaian yang menghendaki peserta didik menampilkan sikap, menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pembelajaran dalam melakukan tugas pada situasi yang sesungguhnya. Dengan penilaian, kemajuan belajar pada siswa dapat diketahui, bila hasil kurang mengantarkan kompetensi siswa, maka guru dapat merefleksi untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakannya. Rancangan penilaian hasil belajar hendaknya ditata dengan jelas kemampuan apa yang harus dinilai, materi atau isi bahan ajar yang diujikan, alat penilaian yang akan digunakan, dan interpretasi hasil penilaian. Sebagai patokan atau rambu-rambu dalam merancang penilaian hasil belajar adalah kurikulum yang berlaku serta berpedoman pada standar penilaian. Penilaian harus dilaksanakan secara komprehensif, artinya kemampuan yang diukurnya meliputi aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. Kata kunci : Quality Control, hasil pendidikan, standar penilaian

Upload: lekien

Post on 07-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Quality Control Hasil Pendidikan Melalui Standar Penilaian ...lpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/001.Quality... · ... antara apa yang dicapai dengan kriteria yang

Page 1

Quality Control Hasil Pendidikan Melalui Standar Penilaian Dalam Kurikulum 2013 Oleh:

Dra Singgih Trihastuti, M.Pd Widyaiswara LPMP D.I. Yogyakarta

Abstrak

Sistem pendidikan Indonesia mengharapkan terjadi proses pengembangan kualitas personal anak didik sebagai generasi mendatang, yang diyakini sebagai faktor penentu pertumbuhan bangsa Indonesia. Standar pendidikan Indonesia membantu perencanaan dasar implementasi dan supervisi pada pendidikan untuk mewujutkan kualitas pendidikan nasional. Arah Penjaminan Mutu ditentukan Pemerintah (UU no 20 th 2003 pasal 50 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Pemerintah menentukan kebijakan nasional dan standar nasional pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan nasional.

Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah menentukan kebijakan nasional dan standar nasional pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan nasional. Adapun tujuannya untuk mengawal agar : butir-butir mutu (criteria, butir-butir mutu, SNP) dapat dirumuskan dengan benar, dilaksanakan secara tertib, dan dievaluasi untuk peningkatan.

Salah satu dari delapan standar nasional pendidikan, yakni standar penilaian membantu mengontrol mutu/Quality Control hasil pendidikan. Pada standar penilaian disarankan terdapat bentuk penilaian yang menghendaki peserta didik menampilkan sikap, menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pembelajaran dalam melakukan tugas pada situasi yang sesungguhnya. Dengan penilaian, kemajuan belajar pada siswa dapat diketahui, bila hasil kurang mengantarkan kompetensi siswa, maka guru dapat merefleksi untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakannya. Rancangan penilaian hasil belajar hendaknya ditata dengan jelas kemampuan apa yang harus dinilai, materi atau isi bahan ajar yang diujikan, alat penilaian yang akan digunakan, dan interpretasi hasil penilaian. Sebagai patokan atau rambu-rambu dalam merancang penilaian hasil belajar adalah kurikulum yang berlaku serta berpedoman pada standar penilaian. Penilaian harus dilaksanakan secara komprehensif, artinya kemampuan yang diukurnya meliputi aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Kata kunci : Quality Control, hasil pendidikan, standar penilaian

Page 2: Quality Control Hasil Pendidikan Melalui Standar Penilaian ...lpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/001.Quality... · ... antara apa yang dicapai dengan kriteria yang

Page 2

A. PENDAHULUAN

Pemerintah Republik Indonesia menentukan kebijakan nasional dan standar

nasional pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan nasional. Arah Penjaminan Mutu

ditentukan Pemerintah melalui Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 50

tentang Sistem Pendidikan Nasional. Amanat Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat mewujudkan proses

berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi penerus bangsa di

masa depan, yang diyakini akan menjadi faktor determinan bagi tumbuh-kembangnya

bangsa dan negara Indonesia sepanjang zaman. Membangun kehidupan masa kini

dan masa datang bangsa, yang dikembangkan dari warisan nilai dan pretasi bangsa di

masa lalu, serta kemudian diwariskan serta dikembangkan untuk kehidupan masa

depan. Ketiga dimensi kehidupan bangsa, masa lalu, masa sekarang, masa yang akan

datang, menjadi landasan filosofis pengembangan kurikulum 2013.

Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat mewujudkan proses

berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi penerus bangsa di

masa depan, yang diyakini akan menjadi faktor penentu bagi tumbuh kembangnya

bangsa dan negara Indonesia sepanjang zaman. Melalui dimensi kehidupan tersebut

pendidikan selalu menempatkan peserta didik dalam lingkungan sosial budayanya,

mengembangkan kehidupan individu peserta didik sebagai warganegara yang tidak

kehilangan kepribadian dan kualitas untuk kehidupan masa kini yang lebih baik, serta

membangun kehidupan masa depan yang lebih baik.

Tujuan dan Fungsi pendidikan nasional yang diamanatkn UU no 20 th 2003

pasal 50 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjadi parameter utama untuk

merumuskan Standar Nasional Pendidikan. Standar Nasional Pendidikan “berfungsi

sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam

rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu”. Standar Penilaian merupakan

salah satu dari delapan (8) Standar Nasional Pendidikan. Standar penilaian ini

bertujuan untuk mengendalikan mutu atau Quality Control hasil pendidikan.

Page 3: Quality Control Hasil Pendidikan Melalui Standar Penilaian ...lpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/001.Quality... · ... antara apa yang dicapai dengan kriteria yang

Page 3

B. PEMBAHASAN

1. Standar Penilaian

Pelaksanaan penilaian hasil belajar oleh pendidik merupakan wujud

pelaksanaan tugas profesional pendidik sebagaimana termaktub dalam

Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Penilaian

hasil belajar oleh pendidik tidak terlepas dari proses pembelajaran. Oleh karena

itu, penilaian hasil belajar oleh pendidik menunjukkan kemampuan guru sebagai

pendidik profesional. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan, Terdapat perubahan Standar Penilaian dari Peraturan

Mendiknas Nomor: 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian menjadi Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013

tentang Standar Penilaian Pendidikan, dan muncul Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014 tentang tentang

Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan

Menengah.

Standar Penilaian Pendidikan ini disusun sebagai acuan penilaian bagi

pendidik, satuan pendidikan, dan Pemerintah pada satuan pendidikan untuk

jenjang pendidikan dasar dan menengah (Permendikbud tentang standar penilaian

no 66 Tahun 2013). Tujuan disusunnya Standar Penilaian tersebut adalah untuk

menjamin: 1) perencanaan penilaian pesrta didik sesuai dengan kompetensi

yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian; 2) pelaksanaan

penilaian peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif, efektif, efisien, dan

sesuai dengan konteks sosial budaya; dan 3) pelaporan hasil penilaian peserta

didik secara objektif, akuntabel, dan informatif.

Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme,

prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian pendidikan

sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi digunakan untuk

mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik,

penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan

Page 4: Quality Control Hasil Pendidikan Melalui Standar Penilaian ...lpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/001.Quality... · ... antara apa yang dicapai dengan kriteria yang

Page 4

tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu

tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah.

Ketentuan dalam permendikbud no 66 tentang standar penilaian berisi

penjelasan tentang cakupan penilaian berikut: penilaian otentik merupakan

penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai masukan (input),

proses, dan keluaran (output) pembelajaran. Penilaian diri merupakan penilaian

yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif untuk membandingkan

posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan. Penilaian berbasis portofolio

merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas proses

belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di

dalam dan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan.

Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian

kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk

memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik. Ulangan harian

merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai kompetensi

peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.

Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk

mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9

minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh

indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut. Ulangan akhir

semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur

pencapaian kompetensi peserta didik diakhir semester.

Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua

KD pada semester tersebut Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut

UTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk

mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah

Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat

kompetensi tersebut Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut

UMTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk

mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah

Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat

Page 5: Quality Control Hasil Pendidikan Melalui Standar Penilaian ...lpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/001.Quality... · ... antara apa yang dicapai dengan kriteria yang

Page 5

kompetensi tersebut. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan

kegiatan pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka

menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan secara

nasional. Ujian Sekolah/Madrasah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian

kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh satuan

pendidikan.

2. Penilaian Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga

dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap

standar yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup

materi, kompetensi mata pelajaran/kompetensi muatan/kompetensi program, dan

proses. Ditinjau dari sudut bahasa, penilaian diartikan sebagai proses menentukan

nilai suatu objek. Untuk dapat menentukan suatu nilai atau harga suatu objek

diperlukan adanya ukuran atau kriteria. Misalnya untuk dapat mengatakan baik,

sedang, kurang, diperlukan adanya ukuran yang jelas bagaimana yang baik, yang

sedang, dan yang kurang. Ukuran itulah yang dinamakan kriteria. Dari pengertian

tersebut dapat dikatakan bahwa ciri penilaian adalah adanya objek atau program

yang dinilai dan adanya kriteria sebagai dasar untuk membandingkan antara apa

yang dicapai dengan kriteria yang harus dicapai. Perbandingan bisa bersifat mutlak,

bisa pula bersifat relatif. Perbandingan bersifat mutlak artinya hasil perbandingan

tersebut menggambarkan posisi objek yang dinilai ditinjau dari kriteria yang berlaku.

Sedangkan perbandingan yang bersifat relatif artinya hasil perbandingan lebih

menggambarkan posisi suatu objek yang dinilai terhadap objek lainnya dengan

bersumber pada kriteria yang sama. Dengan demikian, inti penilaian adalah proses

menentukan nilai suatu objek tertentu berdasarkan kriteria tertentu.

Proses pemberian nilai tersebut berlangsung dalam bentuk interpretasi yang

diakhiri dengan judgment. Interpretasi dan judgment merupakan tema penilaian

yang mengimplikasikan adanya suatu perbandingan antara kriteria dan kenyataan

dalam konteks situasi tertentu. Atas dasar itu maka dalam kegiatan penilaian selalu

Page 6: Quality Control Hasil Pendidikan Melalui Standar Penilaian ...lpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/001.Quality... · ... antara apa yang dicapai dengan kriteria yang

Page 6

ada objek/program yang dinilai, ada kriteria, dan ada interpretasi/judgment.

Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar

yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek

yang dinilai adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah

perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang

luas mencakup bidang pengetahuan, sikap, dan ke trampilan. Oleh sebab itu,

dalam penilaian hasil belajar rumusan kemampuan dan tingkah laku yang

diinginkan dikuasai siswa (kompetensi) menjadi unsur penting sebagai dasar dan

acuan penilaian.

Penilaian proses pembelajaran adalah upaya memberi nilai terhadap kegiatan

belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan

pengajaran. Tujuan pembelajaran pada hakikatnya merupakan perubahan tingkah

laku pada diri siswa. Oleh sebab itu dalam penilaian hendaknya diperiksa sejauh

mana perubahan tingkah laku siswa telah terjadi melalui proses belajarnya. Dengan

mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran, dapat diambil tindakan

perbaikan proses pembelajaran dan perbaikan siswa yang bersangkutan. Misalnya

dengan melakukan perubahan dalam strategi mengajar, memberikan bimbingan

dan bantuan belajar kepada siswa. Dengan demikian hasil penilaian tidak hanya

bermanfaat untuk mengetahui tercapai tidaknya perubahan tingkah laku siswa,

tetapi juga sebagai umpan balik bagi upaya memperbaiki proses pembelajaran.

Penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagian integral dari proses

pembelajaran. Artinya setiap guru yang melaksanakan proses pembelajaran harus

melaksanakan kegiatan penilaian. Penilaian yang dimaksud adalah penilaian

proses. Tidak ada proses pembelajaran tanpa penilaian. Dengan demikian,

kemajuan belajar siswa dapat diketahui dan guru dapat selalu memperbaiki kualitas

proses pembelajaran yang dilaksanakannya. Penilaian hasil belajar hendaknya

dirancang dengan jelas, mencakup kemampuan apa yang harus dinilai, materi atau

isi bahan ajar yang diujikan, alat penilaian yang akan digunakan, dan interpretasi

hasil penilaian. Sebagai patokan atau ramburambu dalam merancang penilaian

hasil belajar adalah kurikulum yang berlaku terutama tujuan dan kompetensi mata

pelajaran, ruang lingkup isi atau bahan ajar serta pedoman pelaksanaannya.

Page 7: Quality Control Hasil Pendidikan Melalui Standar Penilaian ...lpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/001.Quality... · ... antara apa yang dicapai dengan kriteria yang

Page 7

Penilaian harus dilaksanakan secara komprehensif, artinya kemampuan yang

diukur meliputi aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. Alat penilaian harus

valid dan reliabel. Valid artinya mengukur apa yang seharusnya diukur (ketepatan).

Reliabel artinya hasil yang diperoleh dari penilaian bersifat konsisten atau ajeg

(ketetapan). Penilaian hasil belajar hendaknya diikuti dengan tidak lanjutnya.

Data hasil penilaian sangat bermanfaat bagi guru sebagai bahan untuk

menyempurnakan program pembelajaran, memperbaiki kelemahan-kelemahan

pembelajaran, dan kegiatan bimbingan belajar pada siswa yang memerlukannya.

Dalam penilaian perlu juga dijelaskan mengenai standar penilaian yakni cara yang

digunakan dalam menentukan derajat keberhasilan hasil penilaian sehingga dapat

diketahui kedudukan siswa, apakah telah menguasai tujuan pembelajaran ataukah

belum. Standar penilaian hasil belajar pada umumnya dibedakan kedalam dua

standar, yakni standar penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan

(PAP). Dalam kurikulum 2013 standar yang digunakan adalah PAP.

Penilaian Acuan Patokan (PAP) adalah penilaian yang menggunakan acuan

pada tujuan pembelajaran atau kompetensi yang harus dikuasai siswa. Derajat

keberhasilan siswa dibandingkan dengan tujuan atau kompetensi yang seharusnya

dicapai atau dikuasai siswa bukan dibandingkan dengan prestasi kelompoknya.

Dalam penilaian ini ditetapkan kriteria minimal harus dicapai atau dikuasai siswa.

Kriteria minimal yang biasa digunakan dalam kurikulum 2013 kompetensi

pengetahuan dan keterampilan 2,66 (B-) / 66,50 %, dan untuk kompetensi sikap B

(Baik) dari tujuan atau kompetensi yang seharusnya dikuasai siswa. Makin tinggi

kriterianya makin baik mutu pendidikan yang dihasilkan. Standar penilaian acuan

patokan berbasis pada konsep belajar tuntas atau mastery learning. Artinya setiap

siswa harus mencapai ketuntasan belajar yang diindikasikan oleh penguasaan

materi ajar minimal mencapai kriteria yang telah ditetapkan. Jika siswa belum

mencapai kriteria tersebut siswa belum dinyatakan berhasil dan harus menempuh

ujian kembali. Karena itu penilaian acuan patokan sering disebut stándar mutlak.

Dalam sistem ini guru tidak perlu menghitung nilai ratarata kelas sebab prestasi

siswa tidak dibandingkan dengan prestasi kelompoknya. Melalui sistem penilaian

acuan patokan sudah dapat dipastikan prestasi belajar siswa secara bertahap akan

Page 8: Quality Control Hasil Pendidikan Melalui Standar Penilaian ...lpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/001.Quality... · ... antara apa yang dicapai dengan kriteria yang

Page 8

lebih baik sebab setiap siswa harus mencapai kriteria minimal yang telah

ditentukan. Namun sistem ini menuntut guru bekerja lebih keras sebab setiap guru

harus menyediakan remedial bagi siswa yang belum memenuhi standar yang telah

ditentukan.

Kemampuan kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

belajarnya dimaknai sebagai hasil belajar, dalam permendikbud Nomor 104 Tahun

2014 tentang tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan

Dasar dan Pendidikan Menengah, dipesankan bahwa rumusan hasil belajar

diklasifikasi menjadi tiga lingkup penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup

kompetensi : sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan. (sumber:

Olahan Krathwohl dkk.,1964 dalam stándar penilaian no 66 tahun 2013 )

a. Sikap (Spirituan dan sosial)

Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada ranah sikap spiritual dan

sikap sosial diskripsinya sebagai berikut :

- Tingkatan Sikap 1 Menerima nilai : kesediaan menerima suatu nilai dan

memberikan perhatian terhadap nilai tersebut

- Tingkatan Sikap 2 Menanggapi nilai: Kesediaan menjawab suatu nilai dan ada

rasa puas dalam membicarakan nilai tersebut

- Tingkatan Sikap 3 Menghargai nilai: Menganggap nilai tersebut baik; menyukai

nilai tersebut; dan komitmen terhadap nilai tersebut

- Tingkatan Sikap 4 Menghayati nilai: Mengembangkan nilai tersebut sebagai ciri

- Tingkatan Sikap 5 Mengamalkan nilai : Mengembangkan nilai tersebut sebagai

ciri dirinya dalam berpikir, berkata, berkomunikasi, dan bertindak (karakter)

b. Pengetahuan

Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada kemampuan berpikir adalah

sebagai berikut :

- Kemampuan berpikir mengingat : mengemukakan kembali apa yang sudah

dipelajari dari guru, buku, sumber lainnya sebagaimana aslinya, tanpa

melakukan perubahan. Deskripsi kemampuan berfikir mengingat meliputi:

Pengetahuan hafalan: ketepatan, kecepatan, kebenaran pengetahuan yang

diingat dan digunakan ketika menjawab pertanyaan tentang fakta, definisi

Page 9: Quality Control Hasil Pendidikan Melalui Standar Penilaian ...lpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/001.Quality... · ... antara apa yang dicapai dengan kriteria yang

Page 9

konsep, prosedur, hukum, teori dari apa yang sudah dipelajari di kelas tanpa

diubah/berubah.

- Kemampuan berpikir memahami: Sudah ada proses pengolahan dari bentuk

aslinya tetapi arti dari kata, istilah, tulisan, grafik, tabel, gambar, foto tidak

berubah. Deskripsi kemampuan berpikir memahami meliputi: Kemampuan

mengolah pengetahuan yang dipelajari menjadi sesuatu yang baru seperti

menggantikan suatu kata/istilah dengan kata/istilah lain yang sama maknanya;

menulis kembali suatu kalimat/paragraf/tulisan dengan kalimat/paragraf/tulisan

sendiri dengan tanpa mengubah artinya informasi aslinya; mengubah bentuk

komunikasi dari bentuk kalimat ke bentuk grafik/tabel/visual atau sebaliknya;

memberi tafsir suatu kalimat/paragraf/tulisan/data sesuai dengan kemampuan

peserta didik; memperkirakan kemungkinan yang terjadi dari suatu informasi

yang terkandung dalam suatu kalimat/paragraf/tulisan/data.

- Kemampuan berpikir menerapkan: Menggunakan informasi, konsep, prosedur,

prinsip, hukum, teori yang sudah dipelajari untuk sesuatu yang baru/belum

dipelajari. Deskripsi kemampuan berpikir menerapkan meliputi: Kemampuan

menggunakan pengetahuan seperti konsep massa, cahaya, suara, listrik,

hukum penawaran dan permintaan, hukum Boyle, hukum Archimedes, membagi

/ mengali/ menambah/ mengurangi/ menjumlah, menghitung modal dan harga,

hukum persamaan kuadrat, menentukan arah kiblat, menggunakan jangka,

menghitung jarak tempat di peta, menerapkan prinsip kronologi dalam

menentukan waktu suatu benda/peristiwa, dan sebagainya dalam mempelajari

sesuatu yang belum pernah dipelajari sebelumnya.

- Kemampuan berpikir menganalisis: Menggunakan keterampilan yang telah

dipelajarinya terhadap suatu informasi yang belum diketahuinya dalam

mengelompokkan informasi, menentukan keterhubungan antara satu kelompok/

informasi dengan kelompok/ informasi lainnya, antara fakta dengan konsep,

antara argumentasi dengan kesimpulan, benang merah pemikiran antara satu

karya dengan karya lainnya. Deskripsi kemampuan berpikir menganalisis

meliputi: Kemampuan mengelompokkan benda berdasarkan persamaan dan

perbedaan ciri-cirinya, memberi nama bagi kelompok tersebut, menentukan

Page 10: Quality Control Hasil Pendidikan Melalui Standar Penilaian ...lpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/001.Quality... · ... antara apa yang dicapai dengan kriteria yang

Page 10

apakah satu kelompok sejajar/lebih tinggi/lebih luas dari yang lain, menentukan

mana yang lebih dulu dan mana yang belakangan muncul, menentukan mana

yang memberikan pengaruh dan mana yang menerima pengaruh, menemukan

keterkaitan antara fakta dengan kesimpulan, menentukan konsistensi antara

apa yang dikemukakan di bagian awal dengan bagian berikutnya, menemukan

pikiran pokok penulis/pembicara/nara sumber, menemukan kesamaan dalam

alur berpikir antara satu karya dengan karya lainnya, dan sebagainya

- Kemampuan berpikir mengevaluasi : Menentukan nilai suatu benda atau

informasi berdasarkan suatu kriteria. Deskripsi kemampuan berpikir

mengevaluasi meliputi : Kemampuan menilai apakah informasi yang diberikan

berguna, apakah suatu informasi/benda menarik/menyenangkan bagi dirinya,

adakah penyimpangan dari kriteria suatu pekerjaan/keputusan/ peraturan,

memberikan pertimbangan alternatif mana yang harus dipilih berdasarkan

kriteria, menilai benar/salah/bagus/jelek dan sebagainya suatu hasil kerja

berdasarkan kriteria.

- Kemampuan berpikir mencipta: Membuat sesuatu yang baru dari apa yang

sudah ada sehingga hasil tersebut merupakan satu kesatuan utuh dan berbeda

dari komponen yang digunakan untuk membentuknya. Deskripsi kemampuan

berpikir mencipta meliputi : Kemampuan membuat suatu cerita/tulisan dari

berbagai sumber yang dibacanya, membuat suatu benda dari bahan yang

tersedia, mengembangkan fungsi baru dari suatu benda, mengembangkan

berbagai bentuk kreativitas lainnya.

Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada dimensi pengetahuan

meliputi Faktual, Konseptual, Prosedural, Metakognitif. Dimensi Pengetahuan

Faktual, meliputi : Pengetahuan tentang istilah, nama orang, nama benda,

angka, tahun, dan hal-hal yang terkait secara khusus dengan suatu mata

pelajaran. Dimensi pengetahuan konseptual, meliputi: Pengetahuan tentang

kategori, klasifikasi, keterkaitan antara satu kategori dengan lainnya, hukum

kausalita, definisi, teori. Dimensi Pengetahuan Prosedural, meliputi : Pengetahuan

tentang prosedur dan proses khusus dari suatu mata pelajaran seperti

algoritma, teknik, metoda, dan kriteria untuk menentukan ketepatan

Page 11: Quality Control Hasil Pendidikan Melalui Standar Penilaian ...lpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/001.Quality... · ... antara apa yang dicapai dengan kriteria yang

Page 11

penggunaan suatu prosedur. Dimensi Pengetahuan Metakognitif, meliputi :

Pengetahuan tentang cara mempelajari pengetahuan, menentukan

pengetahuan yang penting dan tidak penting (strategic knowledge),

pengetahuan yang sesuai dengan konteks tertentu, dan pengetahuan diri (self-

knowledge). Ranah pengetahuan berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang

terdiri dari enam aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,

analisis, sintesis, dan evaluasi. Aspek pertama, kedua dan ketiga termasuk kognitif

tingkat rendah, sedangkan aspek keempat, kelima dan keenam termasuk kognitif

tingkat tinggi.

c. Keterampilan

Sasaran penilaian hasil belajar oleh Pendidik pada keterampilan abstrak

berupa kemampuan belajar terdiri atas: 1) Mengamati, 2) Menanya,3)

Mengumpulkan informasi/mencoba, 4) Menalar/meng-asosiasi, 5)

Mengomunikasikan (Sumber: Olahan Dyers dalam stándar penilaian No 104 tahun

2014). Kemampuan Belajar keterampilan dan diskripsinya sebagai berikut :

1) Mengamati

Perhatian pada waktu mengamati suatu objek/membaca suatu

tulisan/mendengar suatu penjelasan, catatan yang dibuat tentang yang

diamati, kesabaran, waktu (on task) yang digunakan untuk mengamati

2) Menanya

Jenis, kualitas, dan jumlah pertanyaan yang diajukan peserta didik

(pertanyaan faktual, konseptual, prosedural, dan hipotetik)

3) Mengumpulkan informasi/mencoba,

Jumlah dan kualitas sumber yang dikaji/digunakan, kelengkapan informasi,

validitas informasi yang dikumpulkan, dan instrumen/alat yang digunakan

untuk mengumpulkan data.

4) Menalar/mengasosiasi,

Mengembangkan interpretasi, argumentasi dan kesimpulan mengenai

keterkaitan informasi dari dua fakta/konsep, interpretasi argumentasi dan

kesimpulan mengenai keterkaitan lebih dari dua fakta/konsep/teori,

mensintesis dan argumentasi serta kesimpulan keterkaitan antarberbagai

Page 12: Quality Control Hasil Pendidikan Melalui Standar Penilaian ...lpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/001.Quality... · ... antara apa yang dicapai dengan kriteria yang

Page 12

jenis fakta/konsep/ teori/ pendapat; mengembangkan interpretasi, struktur

baru, argumentasi, dan kesimpulan yang menunjukkan hubungan fakta/

konsep/teori dari dua sumber atau lebih yang tidak bertentangan;

mengembangkan interpretasi, struktur baru, argumentasi dan kesimpulan dari

konsep/teori/pendapat yang berbeda dari berbagai jenis sumber.

5) Mengkomunikasikan

Menyajikan hasil kajian (dari mengamati sampai menalar) dalam bentuk

tulisan, grafis, media elektronik, multi media dan lain-lain.

Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada keterampilan kongkret

meliputi: 1) Persepsi (perception),2) Kesiapan (set),3) Meniru (guided response), 4)

Membiasakan gerakan (mechanism),5) Mahir (complex or overt response), 6)

Menjadi gerakan alami (adaptation),7) Menjadi tindakan orisinal (origination). Tujuh

keterampilan kongkret dideskripsikan sebagai berikut :

1) Persepsi (perception): menunjukan perhatian untuk melakukan suatu gerakan

2) Kesiapan (set): menunjukan kesiapan mental dan fisik untuk melakukan suatu

gerakan

3) Meniru (guided response): meniru gerakan secara terbimbing

4) Membiasakan gerakan (mechanism) : melakukan gerakan mekanistik

5) Mahir (complex or overt response) : melakukan gerakan kompleks dan

termodifikasi

6) Menjadi gerakan alami (adaptation) : menjadi gerakan alami yang diciptakan

sendiri atas dasar gerakan yang sudah dikuasai sebelumnya

7) Menjadi tindakan orisinal (origination) : menjadi gerakan baru yang orisinal dan

sukar ditiru oleh orang lain dan menjadi ciri khasnya

Bagaimana menilai sikap, pengetahuan dan keterampilan ?

Penilaian dimensi sikap

Sikap bermula dari perasaan yang terkait dengan kecenderungan seseorang

dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga merupakan ekspresi dari nilai nilai atau

pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk sehingga

Page 13: Quality Control Hasil Pendidikan Melalui Standar Penilaian ...lpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/001.Quality... · ... antara apa yang dicapai dengan kriteria yang

Page 13

terjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan. Kompetensi sikap yang dimaksud

dalam bahan ajar ini adalah ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang

dimiliki oleh seseorang dan diwujudkan dalam perilaku.

Penilaian demensi sikap dalam pembelajaran merupakan serangkaian

kegiatan yang dirancang untuk mengukur sikap peserta didik sebagai hasil dari

suatu program pembelajaran. Penilaian sikap juga merupakan aplikasi suatu

standar atau sistem pengambilan keputusan terhadap sikap. Kegunaan utama

penilaian sikap sebagai bagian dari pembelajaran adalah refleksi (cerminan)

pemahaman dan kemajuan sikap peserta didik secara individual.

Kurikulum 2013 membagi demensi sikap menjadi dua, yaitu sikap spiritual yang

terkait dengan pembentukan peserta didik yang beriman dan bertakwa, dan sikap

sosial yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang berakhlak mulia,

mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Sikap spiritual merupakan

perwujudan dari menguatnya interaksi vertikal dengan Tuhan Yang Maha Esa,

sedangkan sikap sosial sebagai perwujudan eksistensi kesadaran dalam upaya

mewujudkan harmoni kehidupan.

Dimensi sikap spiritual mengacu pada Kompetensi Inti Satu/KI-1:

Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya, sedangkan demensi

sikap sosial mengacu pada Kompetensi Inti Dua/ KI-2: Menghargai dan menghayati

perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,

percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam

dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

Berdasarkan rumusan KI-1 dan KI-2 di atas, penilaian sikap spiritual mencakup:

menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya, dan untu sikap sosial

mencakup: jujur, disiplin, tanggung jawab, toleransi, gotong royong, santun dan

percaya diri. Guru dapat menambahkan sikap sikap tersebut menjadi perluasan

cakupan penilaian sikap. Perluasan cakupan penilaian sikap didasarkan pada

karakterisitik kompetensi dasar pada KI-1 dan KI-2 setiap mata pelajaran.

Acuan penilaian adalah indikator, karena indikator merupakan tanda

tercapainya suatu kompetensi. Indikator harus terukur. Dalam konteks penilaian

sikap, indikator merupakan tandatanda yang dimunculkan oleh peserta didik, yang

Page 14: Quality Control Hasil Pendidikan Melalui Standar Penilaian ...lpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/001.Quality... · ... antara apa yang dicapai dengan kriteria yang

Page 14

dapat diamati atau diobservasi oleh guru sebagai representasi dari sikap yang

dinilai. Berikut beberapa contoh indikator dari sikap sikap yang tersurat dalam KI-1:

Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut: (1) Berdoa sebelum dan

sesudah menjalankan sesuatu, (2) Menjalankan ibadah tepat waktu, (3) memberi

salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama yang dianut, (4)

Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, (5) Menjaga lingkungan

hidup di sekitar rumah tempat tinggal, sekolah dan masyarakat, (6) Memelihara

hubungan baik dengan sesama umat ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, (7) Bersyukur

kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai bangsa Indonesia, (8) Menghormati orang

lain menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya.

Serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengukur sikap peserta didik

sebagai hasil dari suatu program pembelajaran, teknik dan bentuk instrument yang

dapat digunakan sesuai dengan standar penilaian yaitu teknik observasi, penilaian

diri, penilaian antar teman, dan jurnal.

Teknik Observasi

Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara

berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun

tidak langsung menggunakan instrumen yang berisi sejumlah indikator perilaku

yang diamati. Observasi langsung dilaksanakan oleh guru secara langsung tanpa

perantara orang lain. Sedangkan observasi tidak langsung dilakukan dengan

bantuan orang lain, seperti guru lain, orang tua, peserta didik, dan karyawan

sekolah.

Bentuk instrumen yang digunakan untuk observasi yaitu pedoman observasi

berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik. Daftar cek

digunakan untuk mengamati ada tidaknya suatu sikap atau perilaku. Sedangkan

skala penilaian menentukan posisi sikap atau perilaku peserta didik dalam suatu

rentangan sikap. Pedoman observasi secara umum memuat pernyataan sikap atau

perilaku yang diamati dan hasil pengamatan sikap atau perilaku sesuai kenyataan.

Pernyataan memuat sikap atau perilaku yang positif atau negatif sesuai indikator

penjabaran sikap dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar. Rentang skala hasil

Page 15: Quality Control Hasil Pendidikan Melalui Standar Penilaian ...lpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/001.Quality... · ... antara apa yang dicapai dengan kriteria yang

Page 15

pengamatan antara lain berupa : (1) selalu, sering, kadangkadang, tidak pernah,

(2) sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik

Pedoman observasi dilengkapi juga dengan rubrik dan petunjuk penskoran.

Rubrik memuat petunjuk/uraian dalam penilaian skala atau daftar cek. Sedangkan

petunjuk penskoran memuat cara memberikan skor dan mengolah skor menjadi

nilai akhir. Agar observasi lebih efektif dan terarah hendaknya : (1) dilakukan

dengan tujuan jelas dan direncanakan sebelumnya. Perencanaan mencakup

indikator atau aspek yang akan diamati dari suatu proses, (2) menggunakan

pedoman observasi berupa daftar cek atau skala penilaian, (3) pencatatan

dilakukan selekas mungkin, (4) kesimpulan dibuat setelah program observasi

selesai dilaksanakan.

Penilaian Diri

Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik

untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks

pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri

menggunakan daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik.

Skala penilaian dapat disusun dalam bentuk skala Likert atau skala semantic

differential. Skala Likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu

gejala atau fenomena. Sedangkan skala semantic differential yaitu skala untuk

mengukur sikap, tetapi bentuknya bukan pilihan ganda maupun checklist, tetapi

tersusun dalam satu garis kontinum di mana jawaban yang sangat positif terletak

dibagian kanan garis, dan jawaban yang sangat negatif terletak di bagian kiri garis,

atau sebaliknya. Data yang diperoleh melalui pengukuran dengan skala semantic

differential adalah data interval. Skala bentuk ini biasanya digunakan untuk

mengukur sikap atau karakteristik tertentu yang dimiliki seseorang.

Kriteria penyusunan lembar penilaian diri: (1) pertanyaan tentang pendapat,

tanggapan dan sikap, misal : sikap responden terhadap sesuatu hal, (2) gunakan

kata kata yang sederhana dan mudah dimengerti oleh responden, (3) usahakan

pertanyaan yang jelas dan khusus, (4) hindarkan pertanyaan yang mempunyai

Page 16: Quality Control Hasil Pendidikan Melalui Standar Penilaian ...lpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/001.Quality... · ... antara apa yang dicapai dengan kriteria yang

Page 16

lebih dari satu pengertian, (5) hindarkan pertanyaan yang mengandung sugesti, (6)

pertanyaan harus berlaku bagi semua responden

Penilaian antar peserta didik

Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta

peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi.

Instrumen yang digunakan untuk penilaian antar peserta didik adalah daftar cek

dan skala penilaian (rating scale) dengan teknik sosiometri berbasis kelas. Guru

dapat menggunakan salah satu dari keduanya atau menggunakan dua duanya.

Jurnal

Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi

informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang

berkaitan dengan sikap dan perilaku.

Kelebihan yang ada pada jurnal adalah peristiwa/kejadian dicatat dengan

segera. Dengan demikian, jurnal bersifat asli, objektif dan dapat digunakan untuk

memahami peserta didik dengan lebih tepat. Sementara itu, kelemahan yang ada

pada jurnal adalah reliabilitas yang dimiliki rendah, menuntut waktu yang banyak,

perlu kesabaran dalam menanti munculnya peristiwa sehingga dapat mengganggu

perhatian dan tugas guru, apabila pencatatan tidak dilakukan dengan segera,

maka objektivitasnya berkurang.

Terkait dengan pencatatan jurnal, maka guru perlu mengenal dan

memperhatikan perilaku peserta didik baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

Aspek aspek pengamatan ditentukan terlebih dahulu oleh guru sesuai dengan

karakteristik mata pelajaran yang diajar. Aspek-aspek pengamatan yang sudah

ditentukan tersebut kemudian dikomunikasikan terlebih dahulu dengan peserta

didik di awal semester.

Penilaian Dimensi Pengetahuan

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013

tentang Standar Penilaian Pendidikan dalam lampirannya menuliskan bahwa untuk

Page 17: Quality Control Hasil Pendidikan Melalui Standar Penilaian ...lpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/001.Quality... · ... antara apa yang dicapai dengan kriteria yang

Page 17

semua mata pelajaran, Kompetensi Inti yang harus dimiliki oleh peserta didik pada

ranah pengetahuan adalah memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan

prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, dan budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

Pengetahuan faktual berisi konvensi (kesepakatan) dari elemen-elemen

dasar berupa istilah atau simbol (notasi) dalam rangka memperlancar pembicaraan

dalam suatu bidang disiplin ilmu atau mata pelajaran (Anderson, L. & Krathwohl, D.

2001). Pengetahuan faktual meliputi aspek-aspek pengetahuan istilah,

pengetahuan khusus dan elemen elemen yang berkenaan dengan pengetahuan

tentang peristiwa, lokasi, orang, tanggal, sumber informasi, dan sebagainya.

Sebagai contoh dari pengetahuan faktual yaitu :pengetahuan tentang langit, bumi,

dan matahari;pengetahuan tentang fakta fakta mengenai kebudayaan dan pranata

sosial; pengetahuan tentang karya tulis ilmiah dalam bentuk buku dan jurnal;

pengetahuan tentang simbol-simbol dalam peta; pengetahuan tentang matahari

yang mengeluarkan sinar panas; pengetahuan tentang fakta fakta yang penting

dalam bidang kesehatan.

Pengetahuan konseptual memuat ide (gagasan) dalam suatu disiplin ilmu

yang memungkinkan orang untuk mengklasifikasikan sesuatu objek sebagai contoh

atau bukan contoh, juga mengelompokkan (mengkategorikan) berbagai objek.

Pengetahuan konseptual meliputi prinsip (kaidah), hukum, teorema, atau rumus

yang saling berkaitan dan terstruktur dengan baik (Anderson, L. & Krathwohl, D.

2001). Pengetahuan konseptual meliputi pengetahuan klasifikasi dan kategori,

pengetahuan dasar dan umum, pengetahuan teori, model, dan struktur. Contoh

pengembangan konsep yang relevan misalnya sebagai berikut: pengetahuan

tentang teori evolusi dan rotasi bumi; pengetahuan tentang macam-macam

hubungan interaksi dan sistem sosial; pengetahuan tentang struktur kalimat yang

benar dan bagianbagiannya; pengetahuan tentang fungsi peta dalam geografi;

pengetahuan tentang hukum hukum fisika dasar; pengetahuan tentang makanan

sehat.

Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana urutan

langkah langkah dalam melakukan sesuatu. Pengetahuan prosedural meliputi

Page 18: Quality Control Hasil Pendidikan Melalui Standar Penilaian ...lpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/001.Quality... · ... antara apa yang dicapai dengan kriteria yang

Page 18

pengetahuan dari umum ke khusus dan algoritma, pengetahuan metode dan teknik

khusus dan pengetahuan kriteria untuk menentukan penggunaan prosedur yang

tepat (Anderson, L. & Krathwohl, D. 2001). Contoh pengetahuan prosedural antara

lain sebagai berikut: pengetahuan tentang prosedur pemanfaatan panas matahari

sebagai sumber tenaga; pengetahuan tentang prosedur pendirian organisasi sosial;

pengetahuan tentang mengartikan kata yang didasarkan pada analisis struktur

kalimat; pengetahuan tentang langkah langkah pembuatan gambar peta;

pengetahuan tentang langkah langkah pengukuran tegangan listrik; pengetahuan

tentang pola makan yang baik dan sehat.

Indikator pencapaian kompetensi pengetahuan dijabarkan dari Kompetensi

Dasar (KD) yang merupakan jabaran dari Kompetensi Inti (KI) di setiap mata

pelajaran. Penyusunan instrumen penilaian ditentukan oleh kata kerja operasional

yang ada di dalam KD dan indikator pencapaian kompetensi yang dirumuskan.

Kata kerja operasional pada indikator juga dapat digunakan untuk penentuan item

tes (pertanyaan/soal).

Teknik penilaian kompetensi pengetahuan dilakukan dengan tes tulis, tes

lisan, dan penugasan. Tiap tiap teknik tersebut dilakukan melalui instrumen tertentu

yang relevan. Teknik dan bentuk instrumen penilaian kompetensi pengetahuan

dapat dilihat pada tabel berikut:

Teknik dan Bentuk Instrumen Penilaian

Teknik Penilaian Bentuk Instrumen

Tes tulis Pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benarsalah,

menjodohkan, dan uraian.

Tes lisan Daftar pertanyaan.

Penugasan Pekerjaan rumah dan/atau tugas yang dikerjakan

secara individu atau kelompok sesuai dengan

karakteristik tugas.

Penilaian Dimensi Keterampilan

Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan

informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup:

Page 19: Quality Control Hasil Pendidikan Melalui Standar Penilaian ...lpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/001.Quality... · ... antara apa yang dicapai dengan kriteria yang

Page 19

penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan

harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat

kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian

sekolah/madrasah, yang diuraikan sebagai berikut.

Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu

penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi

tertentu dengan menggunakan tes praktik, proyek, dan penilaian portofolio.

Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale)

yang dilengkapi rubrik.

Cakupan penilaian dimensi keterampilan meliputi keterampilan peserta didik

yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/ teori.

Keterampilan ini meliputi: keterampilan mencoba, mengolah, menyaji, dan menalar.

Dalam ranah konkret keterampilan ini mencakup aktivitas menggunakan, mengurai,

merangkai, memodifikasi, dan membuat. Sedangkan dalam ranah abstrak,

keterampilan ini mencakup aktivitas menulis, membaca, menghitung, menggambar,

dan mengarang.

Pada setiap akhir tahun pelajaran, sesuai dengan Permendikbud Nomor 68

Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum , kompetensi inti

keterampilan (KI-4), menjadi tagihan di masing-masing kelas. Kelompok

Kompetensi Dasar (KD) keterampilan dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti

keterampilan (KI-4). Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan

memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu

mata pelajaran.

Ranah keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya,

mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karakteristik kompetensi beserta

perbedaan proses pemerolehannya mempengaruhi Standar Isi. (Permendikbud 54

tahun 2013 tentang SKL). Untuk memudahkan pengukuran terhadap perolehan

keterampilan, baik ranah konkret dan abstrak dari kelompok kompetensi dasar,

harus dijabarkan/diuraikan ke dalam indicator-indikator yang mudah diukur dan

diamati.

Page 20: Quality Control Hasil Pendidikan Melalui Standar Penilaian ...lpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/001.Quality... · ... antara apa yang dicapai dengan kriteria yang

Page 20

Indikator pencapaian kompetensi keterampilan merupakan ukuran,

karakteristik, ciri ciri, pembuatan atau proses yang berkontribusi/menunjukkan

ketercapaian suatu kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata

pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi keterampilan dikembangkan oleh guru

dari KI-4 dan KD keterampilan dengan memperhatikan perkembangan dan

kemampuan setiap peserta didik. Setiap kompetensi dasar dapat dikembangkan

menjadi dua atau lebih indikator pencapaian kompetensi keterampilan, hal ini

sesuai dengan keluasan dan kedalaman kompetensi dasar tersebut. Indikator

indikator pencapaian hasil belajar dari setiap kompetensi dasar merupakan acuan

untuk melakukan penilaian.

Berdasarkan Permendikbud nomor 66 tahun 2013 tentang Standar

Penilaian, pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja,

yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi

tertentu dengan menggunakan tes praktik, proyek, dan penilaian portofolio.

a. Tes praktik

Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan

melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi. Tes

praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan

sesuatu.Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang

menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktik di laboratorium,

praktik salat, praktik olahraga, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi,

membaca puisi/deklamasi, dan sebagainya. Untuk dapat memenuhi kualitas

perencanaan dan pelaksanaan tes praktik, berikut ini adalah petunjuk teknis dan

acuan dalam merencanakan dan melaksanakan penilaian melalui tes praktik.

Pengertian Tes perbuatan atau tes praktik merupakan suatu tes yang

penilaiannya didasarkan pada perbuatan/praktik peserta didik. Sebelum menulis

butir soal untuk tes perbuatan, guru dapat mengecek dengan pertanyaan berikut.

Tepatkah kompetensi (yang akan diujikan) diukur dengan tes tertulis? Jika

jawabannya tepat, kompetensi yang bersangkutan tidak tepat diujikan dengan tes

perbuatan/praktik. Dalam menilai perbuatan/kegiatan/praktik peserta didik dapat

digunakan beberapa jenis penilaian perbuatan di antaranya adalah penilaian kinerja

Page 21: Quality Control Hasil Pendidikan Melalui Standar Penilaian ...lpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/001.Quality... · ... antara apa yang dicapai dengan kriteria yang

Page 21

(performance), penugasan (project), dan hasil karya (product).

Kaidah Penulisan Butir Soal Tes Perbuatan

Dalam menulis butir soal untuk tes perbuatan, penulis soal harus

mengetahui konsep dasar penilaian perbuatan/praktik. Maksudnya pernyataan

dalam soal harus disusun dengan pernyataan yang betul-betul menilai

perbuatan/praktik, bukan menilai yang lainnya.

Penilaian kinerja merupakan penilaian yang meminta peserta didik untuk

mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam konteks yang

sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Dalam menulis butir soal, perhatikan

terlebih dahulu kompetensi dari materi yang akan ditanyakan.

Penilaian penugasan merupakan penilaian tugas (meliputi: pengumpulan,

pengorganisasian, pengevaluasian, dan penyajian data) yang harus diselesaikan

peserta didik (individu/kelompok) dalam waktu tertentu. Aspek yang dinilai di

antaranya meliputi kemampuan (1) pengelolaan, (2) relevansi, dan (3) keaslian.

Kaidah penulisan soal tes perbuatan adalah seperti berikut.

1. Materi

a. Soal harus sesuai dengan indikator (menuntut tes perbuatan: kinerja, hasil

karya, atau penugasan).

b. Pertanyaan dan jawaban yang diharapkan harus sesuai.

c. Materi sesuai dengan kompetensi (urgensi, relevansi, kontinuitas,

keterpakaian sehari-hari tinggi).

d. Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau tingkat

kelas.

2. Konstruksi

a. Menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban

perbuatan/praktik.

b. Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.

c. Disusun pedoman penskorannya.

d. Tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya disajikan dengan jelas dan

terbaca

Page 22: Quality Control Hasil Pendidikan Melalui Standar Penilaian ...lpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/001.Quality... · ... antara apa yang dicapai dengan kriteria yang

Page 22

3. Bahasa/Budaya

a. Rumusan kalimat soal komunikatif

b. Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku.

c. Tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan penafsiran ganda

atau salah pengertian.

d. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.

e. Rumusan soal tidak mengandung kata/ungkapan yang dapat menyinggung

perasaan peserta didik.

Penulisan Soal Penilaian Kinerja (Performance Assessment)

Penilaian kinerja merupakan penilaian yang meminta peserta didik untuk

mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam konteks yang

sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Dalam menulis butir soal, perhatikan

terlebih dahulu kompetensi dari materi yang akan ditanyakan.

Penulisan Soal Penilaian Penugasan (Project)

Penilaian penugasan merupakan penilaian tugas (meliputi: pengumpulan,

pengorganisasian, pengevaluasian, dan penyajian data) yang harus diselesaikan

peserta didik (individu/kelompok) dalam waktu tertentu. Adapun aspek yang dinilai

di antaranya meliputi kemampuan (1) pengelolaan, (2) relevansi, dan (3) keaslian.

Penulisan Soal Penilaian Hasil Karya (Product)

Penilaian hasil karya merupakan penilaian keterampilan peserta didik dalam

membuat suatu produk benda tertentu seperti hasil karya seni, misal lukisan,

gambar, patung, dll. Aspek yang dinilai di antaranya meliputi: (1) tahap persiapan:

pemilihan dan cara penggunaan alat, (2) tahap proses/produksi: prosedur kerja,

dan (3) tahap akhir/hasil: kualitas serta estetika hasil karya. Di samping itu, guru

dapat memberikan penilaian pada pembuatan produk rancang

bangun/perekayasaan teknologi tepat guna misalnya melalui: (1) adopsi, (2)

modifikasi,

b. Proyek

Proyek adalah tugas tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan

perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam

Page 23: Quality Control Hasil Pendidikan Melalui Standar Penilaian ...lpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/001.Quality... · ... antara apa yang dicapai dengan kriteria yang

Page 23

waktu tertentu. Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu

tugas yang harus diselesaikan dalam periode atau waktu tertentu.Tugas tersebut

berupa suatu investigasi dari perencanaan, pengumpulan, pengorganisasian,

pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk

mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, penyelidikan dan

menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran dan indikator/topik tertentu

secara jelas.

Pada penilaian proyek, setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu

dipertimbangkan: (1) kemampuan pengelolaan: kemampuan peserta didik dalam

memilih indikator/topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan

data serta penulisan laporan, (2) relevansi, kesesuaian dengan mata pelajaran

dan indikator/topik, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan,

pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran, dan (3) keaslian: proyek

yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan

mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap

proyek peserta didik.

c. Penilaian portofolio

Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai

kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat

reflektif integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau

kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat

berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap

lingkungannya.

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan

pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan

peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya

peserta didik atau hasil ulangan dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik

oleh peserta didik. Akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan

dinilai oleh guru. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan

Page 24: Quality Control Hasil Pendidikan Melalui Standar Penilaian ...lpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/001.Quality... · ... antara apa yang dicapai dengan kriteria yang

Page 24

peserta didik dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus

melakukan perbaikan.

Berikut ini adalah beberapa langkah yang harus dilakukan dalam

merencanakan penilaian portofolio: (1) menentukan kompetensi dasar (KD) yang

akan dinilai pencapaiannya melalui tugas portofolio pada awal semester dan

diinformasikan kepada peserta didik, (2) merumuskan tujuan pembelajaran yang

akan dinilai pencapaiannya melalui penilaian portofolio, (3) menjelaskan tentang

tujuan penggunaan, macam dan bentuk serta kriteria penilaian dari kinerja dan

atau hasil karya peserta didik yang akan dijadikan portofolio. Penjelasan disertai

contoh portofolio yang telah pernah dilaksanakan, (4) menentukan kriteria

penilaian. Kriteria penilaian portofolio ditentukan oleh guru atau guru dan peserta

didik, (5) menentukan format pendokumentasian hasil penilaian portofolio,

minimal memuat topik kegiatan tugas portofolio, tanggal penilaian, dan catatan

pencapaian (tingkat kesempurnaan) portofolio, (6) menyiapkan map yang diberi

identitas: nama peserta didik, kelas/semester, nama sekolah, nama mata

pelajaran, dan tahun ajaran sebagai wadah pendokumentasian portofolio peserta

didik.

C. PENUTUP

1. Kesimpulan

Penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagian integral dari proses pembelajaran.

Artinya setiap guru yang melaksanakan proses pembelajaran harus melaksanakan

kegiatan penilaian. Penilaian yang dimaksud adalah penilaian proses.Tidak ada

proses pembelajaran tanpa penilaian. Dengan penilaian, kemajuan belajar siswa

dapat diketahui dan guru dapat selalu memperbaiki kualitas proses pembelajaran

yang dilaksanakannya. Penilaian hasil belajar hendaknya dirancang dengan jelas,

kemampuan apa yang harus dinilai, materi atau isi bahan ajar yang diujikan, alat

penilaian yang akan digunakan, dan interpretasi hasil penilaian. Sebagai patokan

atau rambu-rambu dalam merancang penilaian hasil belajar adalah kurikulum yang

berlaku yaitu kurikulum 2013, terutama tujuan dan kompetensi mata pelajaran,

ruang lingkup isi atau bahan ajar serta pedoman pelaksanaannya. Penilaian harus

Page 25: Quality Control Hasil Pendidikan Melalui Standar Penilaian ...lpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/001.Quality... · ... antara apa yang dicapai dengan kriteria yang

Page 25

dilaksanakan secara komprehensif, artinya kemampuan yang diukur meliputi aspek

pengetahuan, sikap dan keterampilan.

2. Saran

Agar penilaian dapat meningkatkan pembelajaran atau meningkatkan hasil belajar,

penilaian harus menghasilkan informasi yang relevan dengan pembelajaran, baik

informsi formal maupun informal. Di samping tes tertulis yang lazim digunakan

dalam penilaian hasil belajar, guru perlu mengadakan penilaian dengan cara lain.

Banyak alternatif penilaian diantaranya: produk dari siswa, portofolio siswa, karya

tulis siswa, penyelidikan oleh siswa, penilaian kinerja, dan pengamatan. Penilaian

kompetensi keterampilan dapat dilakukan melalui penilaian kinerja yaitu penilaian

yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu

dengan menggunakan tes praktik, proyek, dan penilaian portofolio.

Page 26: Quality Control Hasil Pendidikan Melalui Standar Penilaian ...lpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2015/07/001.Quality... · ... antara apa yang dicapai dengan kriteria yang

Page 26

Daftar Pustaka

Anderson, L. & Krathwohl, D. 2001. A Taxonomy For Learning, Teaching and Assessing. New York: Longman.

Kemdikbud, 2013, Petunjuk Penilaian Kurikulum 2013

Nana Sudjana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Undang undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81 A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran