pusat penelitian sumber daya regional lembaga ilmu ...psdr.lipi.go.id/images/download/lkj/lkj...

185
LAPORAN KINERJA Pusat Penelitian Sumber Daya Regional Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2016

Upload: others

Post on 11-Jan-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN KINERJA

Pusat Penelitian Sumber Daya Regional

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

2016

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 iii

KATA PENGANTAR

usat Penelitian Sumber Daya Regional-Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (P2SDR-LIPI) merupakan salah

satu lembaga penelitian yang menjadi bagian dari

struktur keorganisasian di LIPI. P2SDR-LIPI terbentuk

pada tanggal 5 Juni 2001 melalui Surat Keputusan Kepala LIPI

No.1151/M/2001 pasal 274. Sebagai salah satu bagian dari

struktur keorganisasian di LIPI, P2SDR memiliki tugas dan

fungsi yang sesuai dengan fungsi dan tugas pokok LIPI dimana

salah satunya menyusun Laporan Kinerja). Selain itu P2SDR

berusaha mengikuti acuan-acuan yang ditetapkan oleh Lembaga

Administrasi Negara RI serta pengarahan-pengarahan yang

diberikan oleh Inspektorat LIPI dalam menuangkan laporan

pertanggungjawabannya pada Laporan Kinerja.

Laporan Kinerja P2SDR tahun 2016 ini disusun sebagai

pertanggungjawaban instansi pemerintah untuk memenuhi

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Republik Indonesia No. 53

Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,

Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah. Landasan dasar hukum lainnya adalah

Inpres No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabiltas Kinerja Instansi

Pemerintah yang direvisi dengan Keputusan Kepala Lembaga

Administrasi Negara Republik Indonesia No. 239/IX/6/8/2003

P

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 iv

tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan

Akuntabiltas Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan Kinerja merupakan laporan akuntabilitas

kinerja P2SDR untuk kegiatan yang dilakukan selama tahun

2016. Berbagai macam kegiatan yang dilaksanakan merupakan

bagian dari pelaksanaan Rencana Strategis Implementatif 2015

– 2019 P2SDR-LIPI yang didasarkan pada kegiatan prioritas

yang dicanangkan pemerintah. Sebagaimana ditetapkan pada

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

2015-2019, salah satu target capaian kinerja instansi pemerintah

adalah untuk memantapkan pembangunan secara menyeluruh

dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif

perekonomian yang berbasis Sumber Daya Alam (SDA) yang

tersedia, Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, serta

kemampuan Iptek. Maka dalam upaya pencapaian target

RPJMN tersebut kegiatan penelitian P2SDR mengacu pada arah

dan strategi LIPI sebagai instansi pemerintah.

P2SDR merupakan bagian dari Kedeputian Ilmu

Pengetahuan dan Sosial Kemanusiaan (IPSK) LIPI. Arah

kebijakan dan strategi Kedeputian IPSK-LIPI menjadi pedoman

dalam menyusun rencana strategi implementatif tahun 2015-

2019 di P2SDR. Basic kegiatan berdasarkan pada capacity

building dalam program penelitian dan non-penelitian

didasarkan pada rancangan RPJMN dengan fokus pada 8

payung. Dari 8 payung yang ditetapkan oleh kedeputian IPSK-

LIPI, kegiatan penelitian P2SDR sebagian besar berada pada

payung, pertama; Globalisme, regionalisme dan isu-isu, kedua;

pengelolaan kewarganegaraan, identitas dan penguatan civil

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 v

society yang berbasis pluralisme dan demokrasi; dan ketiga,

penguatan hak ekonomi, sosial, dan budaya komunitas. Hal ini

selanjutnya terealisasi dalam 9 (sembilan) kegiatan Tolok Ukur

Penelitian di tahun 2016. Kegiatan penelitian tersebut dilakukan

oleh tiga (3) kelompok studi kewilayahan yang terdapat di

P2SDR yaitu; 1). Studi kewilayahan Asia Tenggara; 2). Studi

Kewilayahan Asia Pasifik dan 3). Studi Kewilayahan Eropa dan

Afrika.

Di samping itu, P2SDR juga melakukan kegiatan

penguatan kelembagaan. Kegiatan ini terdiri dari a).

Pengembangan SDM P2SDR : Upaya Peningkatan Kompetensi

Pegawai P2SDR LIPI b). In House Training Kajian Wilayah

dan Kursus-kursus Bahasa: Upaya Peningkatan Kualitas Peneliti

P2SDR LIPI, c). Pemeliharaan dan Pengembangan Website

P2SDR LIPI, d). Pemeliharaan dan Pengembangan Pangkalan

Data Perpustakaan P2SDR, serta e.) Penerbitan Jurnal Kajian

Wilayah (JKW). Untuk output kegiatan Tata Kelola Pendukung

Penelitian Sumber Daya Regional, P2SDR memiliki dua

kegiatan, yaitu a) Pembayaran Gaji dan Tunjangan dan b)

Penyelenggaraan Operasional Perkantoran.

Pelaporan kinerja yang disusun oleh P2SDR ini

diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan

kinerja di masa mendatang, terutama bagi satuan kerja sendiri

dan LIPI, maupun pemerintah. Di samping itu, pelaporan

kinerja ini juga dapat dimanfaatkan sebagai pedoman dalam

untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan

anggaran, SDM, dan sumber daya lainnya. Sehingga pada

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 vi

akhirnya, kinerja yang dihasilkan sesuai dengan kaidah tata

kelola pemerintahan yang baik dan menjadikan P2SDR dalam

Kategori Wilayah Tertib Administrasi (WTA) serta

memperoleh predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Kritik

terhadap Laporan Kinerja ini senantiasa menjadi masukan yang

berharga bagi perbaikan penyusunan laporan di tahun-tahun

berikutnya.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh

Tim PME, Pejabat Struktural (Kepala Bagian Tata Usaha dan

Kepala Bidang Diseminasi dan Pengelolaan Hasil Penelitian),

dan Tim Keuangan P2SDR yang telah berkoordinasi dengan

sangat baik hingga Laporan Kinerja ini tersusun. Terima kasih

juga saya ucapkan kepada para peneliti dan seluruh staf P2SDR

yang telah membantu memberikan bahan dan masukan dalam

penyusunan Laporan Kinerja ini.

Jakarta, 19 Januari 2017

Kepala Pusat Penelitian Sumber Daya Regional-LIPI

Dr. Ganewati Wuryandari, MA

NIP. 196411301989032002

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 vii

RINGKASAN

EKSEKUTIF

usat Penelitian Sumber Daya Regional merupkan

sebuah lembaga penelitian yang menjadi bagian dari

struktur keorganisasian di LIPI yang terbentuk pada

tanggal 5 Juni 2001 melalui Surat Keputusan Kepala

LIPI No.1151/M/2001 pasal 274. Sebagai salah satu bagian dari

struktur keorganisasian di LIPI, P2SDR memiliki tugas dan

fungsi yang sesuai dengan fungsi dan tugas pokok LIPI serta

bertanggungjawab untuk memberikan laporan kinerjanya secara

periodik, dan salah satunya adalah menyusun Laporan Kinerja

tahun 2016.

Laporan Kinerja tahun 2016 yang disusun berdasarkan

format Laporan Kinerja LIPI menuangkan informasi tentang

perjanjian kinerja yang telah ditetapkan serta seperti capaian yang

telah diperoleh. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh

P2SDR pada dasarnya disesuaikan dengan visi dan misi lembaga

serta diarahkan selaras dengan program-program yang telah

dicanangkan dalam kurun waktu lima tahun. Program-program

kerja tersebut dituangkan dalam tujuan dan sasaran Rencana

Strategis (Renstra) Implementatif P2SDR tahun 2015–2019,

yang dalam perencanaannya memberikan ruang fleksibilitas.

Fleksibilitas ini dimaksudkan untuk merespon perkembangan

yang muncul dan memerlukan pendekatan jangka panjang;

berorientasi ke depan; mengedepankan pada pelayanan prima;

bermanfaat untuk merencanakan perubahan di lingkungan yang

P

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 viii

makin kompleks; dan mampu untuk selalu beradaptasi. Dengan

adanya cakupan pada Renstra tersebut, diharapkan P2SDR LIPI

mampu menjadi lembaga yang strategis dalam mengembangkan

ilmu pengetahuan dan teknologi serta mampu menjawab

kepentingan pengguna/stakeholders.

Tahun 2016 merupakan tahun kedua Renstra P2SDR

periode 2015-2019, sehingga hasil kegiatan penelitian pada tahun

ini masih belum optimal dalam memberikan kontribusi untuk

pengembangan ilmu pengetahuan. Terutama yang berkaitan

dengan pembangunan konsep ataupun analisis mendalam atas

sebuah teori ataupun kajian ilmu sosial. Sebagai lembaga

penelitian di bawah Lembaga Pemerintah Non Kementrian,

Pusat Penelitian Sumberdaya Regional – Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia dituntut untuk dapat memahami

permasalahan sosial ekonomi dan budaya yang muncul dan

berkembang pada empat kawasan yang menjadi lokasi penelitian

serta melakukan analisa atas permasalahan tersebut sebagai

kontribusi untuk masyarakat ilmiah dan juga bahan masukan

dalam penyusunan kebijaksanaan pemerintah.

Secara umum, capaian P2SDR pada tahun 2016 sudah

sesuai dengan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2016 dan

Penetapan Kinerja (PK) 2016. RKT dan PK P2SDR tahun

2016 menjalankan 6 Sasaran Strategis dari 9 Sasaran Strategis

yang ditetapkan oleh Kedeputian Bidang IPSK. Terdapat 3

Sasaran Strategis yang tidak ditetapkan targetnya oleh P2SDR

karena tidak sesuai dengan core competens dari satuan kerja.

Dari 6 Sasaran Strategi tersebut terdapat 13 indikator yang akan

menjadi strategi pencapaian, yakni:

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 ix

1) Meningkatnya jumlah publikasi ilmiah nasional dan

internasional.

2) Meningkatnya sitasi /kutipan.

3) Meningkatnya aktivitas ilmiah pada tingkat nasional dan

internasional.

4) Meningkatnya permintaan jasa kepakaran.

5) Meningkatnya jumlah naskah kebijakan.

6) Meningkatnya rumusan dan model hasil penelitian yang

diimplementasikan oleh pemangku kepentingan.

7) Meningkatnya jumlah kerja sama penelitian.

8) Meningkatnya jumlah publikasi bersama.

9) Menjadi tuan rumah seminar internasional.

10) Meningkatnya pertukaran peneliti.

11) Menguatnya peran menjadi focal point.

12) Meningkatnya partisipasi dalam pertemuan ilmiah nasional

dan internasional.

13) Meningkatnya keanggotaan dalam organisasi ilmiah nasional

dan internasional.

Merujuk pada pengukuran sasaran kinerja tersebut, dari

hasil analisis dan evaluasi kinerja P2SDR, secara garis besar

menunjukkan kinerja sebagai berikut:

1. Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh P2SDR tahun

2016 sebanyak 9 (sembilan) Tolok Ukur (TU) dilakukan di

beberapa negara di kawasan Asia Tenggara, Asia Pasifik,

serta Eropa dan Afrika dapat dijalankan dengan baik

meskipun dihadapkan pada persoalan terbatasnya anggaran

penelitian. Penghematan anggaran yang dilakukan oleh

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 x

pemerintah di awal triwulan kedua pelaksanaan anggaran

penelitian menyebabkan terjadinya perubahan jadwal

perjalanan, lamanya hari di lapangan dan perubahan pada

jumlah personil peneliti yang akan melakukan penelitian

lapangan. Hal ini menyebabkan pengumpulan data lapangan

tidak sesuai dengan yang diharapkan karena ruang gerak

yang sangat terbatas.

2. Sebagai lembaga penelitian, P2SDR telah menyelenggarakan

riset keilmuan yang bersifat mendasar maupun terapan.

Meskipun hasil penelitian P2SDR belum berhasil

menghasilkan publikasi dalam bentuk buku ber-ISBN dan

belum terealisasikannya 2 naskah rekomendasi kebijakan

pada tahun 2016 ini, namun capaian untuk indikator-

indikator lainnya jauh melampaui target. Pada tahun ini pula

diterbitkan beberapa artikel dalam jurnal internasional dan

jurnal nasional yang terakreditasi. Ada pula makalah dan

artikel yang dipublikasikan dalam bentuk prosiding sebagai

hasil keikutsertaan beberapa peneliti P2SDR di konferensi

atau seminar internasional maupun nasional. Kepakaran

para peneliti P2SDR juga diakui oleh banyak institusi, baik

universitas, media, maupun institusi pemerintahan sebagai

narasumber dalam kegiatan diskusi atau wawancara.

Keterlibatan beberapa peneliti senior dalam organisasi

internasional maupun nasional juga menjadi capaian yang

sangat baik ditahun ini.

3. P2SDR terus berupaya untuk meningkatkan aksesibilitas

informasi ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) melalui

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 xi

berbagai kegiatan seperti mengikuti pertemuan yang

diselenggarakan instansi di luar LIPI baik nasional maupun

internasional. Selain itu, P2SDR juga mengikuti pelaksanaan

pertemuan ilmiah nasional dan internasional, yang berupa

lokakarya, seminar, konferensi, dll. Terdapat beberapa nama

yang ikut berperan sebagai anggota organisasi dan focal point

bidang pengetahuan pada berbagai organisasi di luar maupun

di dalam negeri. Para peneliti cukup aktif berpartisipasi

dalam berbagai kegiatan pertemuan ilmiah, terlihat dari

capaian keikutsertaan pada pertemuan ilmuah yang

melampaui target.

4. Pada tahun 2016, P2SDR sangat aktif dalam melakukan

kegiatan pemasyarakatan Iptek dalam upaya mendorong

perilaku sadar Iptek. Hal ini terlihat dari semua kegiatan

pemasyarakatan Iptek mampu melebihi target yang

ditentukan dengan capaian lebih dari 100 persen.

Tantangan utama bagi P2SDR-LIPI adalah selalu

berpikir positif dalam mencari solusi perbaikan-perbaikan ke

arah yang lebih baik. Meskipun P2SDR adalah satuan kerja yang

hampir lima belas tahun berdiri, namun dilihat dari sumber

daya manusianya yang sudah memiliki kompetensi dan jumlah

personal yang juga sudah mempunyai jabatan fungsional, satuan

kerja ini sudah siap menjadi sebuah pusat penelitian yang

memiliki karakteristik tersendiri, yaitu berfokus pada penelitian

multidisiplin area studies yang disesuaikan dengan topik-topik

yang sedang mengemuka saat ini. Dengan anggaran yang relatif

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 xii

sangat terbatas, P2SDR LIPI berusaha melakukan fungsi

penelitian sebagai wadah pengembangan ilmu pengetahuan yang

sangat dibutuhkan oleh pemerintah dan masyarakat secara

umum. P2SDR LIPI juga berusaha untuk menghasilkan output

maupun outcome yang memiliki daya manfaat sebagai studi

komparatif dan pembelajaran dalam penyelesaian suatu masalah

untuk perbaikan bangsa. Sasaran-sasaran tersebut di masa

mendatang dengan terus melakukan peningkatan personal

capacity building serta promosi dan sosialiasi hasil-hasil kajian

penelitian.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 xiii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

RINGKASAN EKSEKUTIF

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Kondisi Umum Organisasi

1.1.1 Sejarah P2SDR

1.1.2 Struktur Organisasi dan Sumber Daya

1.2 Permasalahan Utama

1.2.1 Sumber Daya Manusia dan

Permasalahannya

1.2.2 Pengelolaan Keuangan dan Persoalannya

1.2.2.1 Anggaran DIPA

1.3 Sarana dan Prasarana

1.4 Sistematika dan Ruang Lingkup Laporan

BAB II PERENCANAAN KINERJA

2.1 Kondisi Umum

2.2 Rencana Strategis Tahun 2015-2019

2.2.1 Visi dan Misi Kedeputian IPSK-LIPI

2.2.2 Visi, Misi serta Tugas dan Fungsi P2SDR-LIPI

2.2.3 Tujuan dan Sasaran

2.2.3.1. Tujuan

2.2.3.2. Sasaran

2.3 Arah Kebijakan P2SDR-LIPI

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 xiv

2.3.1 Kebijakan Bidang Penelitian

2.3.2 Kebijakan Kegiatan Pengembangan

Kelembagaan

2.4. Strategi

2.4.1. Strategi Pengelolaan Lembaga

2.4.2 Strategi Peningkatan Kinerja

2.4.3. Strategi Kegiatan Penelitian

2.5. Program dan Kegiatan

2.5.1 Program Penelitian dan Pengembangan Iptek

2.6. Penetapan Kinerja Tahun 2016

2.6.1. Rencana Kerja dan Target Capaian Tahun 2016

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 Capaian Kinerja Organisasi

3.1.1 Akuntabilitas Kinerja

3.1.2 Analisis dan Evaluasi Kinerja Tahun 2016

3.1.3. Evaluasi Capaian Renstra 2015-2019

1.1.4 Analisis Penunjang Keberhasilan Program

3.2 Realisasi Anggaran

3.2.1 Anggaran DIPA

3.2.2 Realisasi Anggaran Hasil Penelitian Bidang

Sumber Daya Regional

3.2.3 Realisasi Anggaran Layanan Perkantoran

BAB IV PENUTUP

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 xv

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Matriks Rencana Strategis (RS) P2SDR Tahun 2015-2019

2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) P2SDR Tahun 2015-2019

3. Evaluasi Capaian Kinerja P2SDR

4. Formulir Penetapan Kinerja (RKT P2SDR) Tahun 2016

5. Struktur Organisasi P2SDR-LIPI

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 1

LAPORAN KINERJA

Pusat Penelitian Sumber Daya Regional Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

2016

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 2

BAB I

PENDAHULUAN

ada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi

Pusat Penelitian Sumber Daya Regional – Lembaga

Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2SDR-LIPI) meliputi

hal yang terkait dengan struktur, kedudukan, tugas,

dan fungsi serta kiprah P2SDR pada pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi bagi pembangunan bangsa dengan

memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk melaksanakan

kegiatan berdasarkan aspek strategis satuan kerja serta

permasalahan utama (strategic issued) yang dihadapi di tahun

2016.

1.1 Kondisi Umum Organisasi

P2SDR merupakan salah satu lembaga penelitian yang

menjadi bagian dari struktur keorganisasian di LIPI yang

terbentuk pada tanggal 5 Juni 2001 melalui Surat Keputusan

Kepala LIPI No.1151/M/2001 pasal 274. P2SDR didirikan

dengan maksud untuk melaksanakan dan memberi perhatian

terhadap kajian bangsa-bangsa lain yang bersifat

interdisipliner, terpadu, dan komprehensif atas kajian-kajian

yang bersifat kewilayahan atau area studies. Sebagai salah

satu bagian dari struktur keorganisasian di LIPI, P2SDR

memiliki tugas dan fungsi yang sesuai dengan fungsi dan tugas

P

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 3

pokok LIPI. Sebagai lembaga penelitian, terdapat dua jenis

kegiatan yang dilakukan oleh P2SDR, yaitu kegiatan penelitian

dan kegiatan non penelitian yang bertujuan untuk

memperkuat riset yang dilakukan, yaitu berupa sarana,

prasarana, dan sumber daya manusia sebagai pendukung

utama bagi tercapai dan terselenggaranya tujuan organisasi.

Segala bentuk kegiatan yang telah dilakukan oleh

P2SDR secara periodik wajib untuk dilaporkan kepada

pemerintah atau pihak-pihak yang berkepentingan lainnya

(stakeholders) karena pembiayaannya bersumber dari dana

pemerintah melalui program DIPA. Pelaporan tersebut

dilakukan dalam bentuk Laporan Kinerja (LK). Dengan

demikian, LK merupakan media akuntabilitas dan media

formal yang dipakai oleh satuan kerja instansi pemerintah

untuk memberikan informasi kepada pihak stakeholders yang

berhak untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang telah

dilakukan oleh P2SDR setiap tahunnya.

Target dan capaian yang diraih individu dan kelompok

penelitian merupakan dua hal penting yang disampaikan di

dalam Laporan Kinerja sebagai bentuk pertanggungjawaban

P2SDR sebagai instansi pemerintah yang memiliki komitmen

membangun good governance yang berhasil guna, bersih, dan

bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan

nepotisme. Selain itu, LK juga merupakan cara P2SDR

menyatakan komitmennya untuk terus ikut memberikan

konstribusinya dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi di masyarakat secara nasional maupun global.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 4

1.1.1. Sejarah P2SDR

Latar belakang berdirinya P2SDR didasarkan atas

pertimbangan pentingnya memberi perhatian terhadap kajian

bangsa-bangsa lain yang bersifat interdisipliner, terpadu, dan

komprehensif. Pertimbangan ini bermula dari rasa

keprihatinan bahwa masih kurangnya perhatian terhadap

kajian-kajian yang bersifat kewilayahan atau area studies

dengan lokus penelitian di negara lain. Oleh karena itu, LIPI

sebagai lembaga penelitian terbesar di Indonesia merasa perlu

untuk memberikan pengetahuan dan informasi ilmiah kepada

masyarakat luas tentang persoalan sosial, ekonomi, dan

budaya di berbagai negara pada berbagai kawasan seperti

Asia Tenggara, Asia Pasifik, dan Eropa.

Sebelum terbentuknya P2SDR, LIPI telah memiliki satu

program kajian wilayah, yaitu Program Studi Asia Tenggara

yang didirikan oleh Prof. Dr. Taufik Abdullah, APU pada 1993.

Program studi tersebut berada di bawah Pusat Penelitian

Masyarakat dan Budaya (PMB)-LIPI. Pembentukkan P2SDR

berdasarkan pada SK Presiden RI No. 1 Tahun 1986 yang

kemudian ditindaklanjuti dengan dengan Keppres RI No. 166

Tahun 2000, Keppres RI No. 178 Tahun 2000, Keppres RI No.

42 Tahun 2001, Keppres RI No. 43 Tahun 2001 dan Keputusan

Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas,

Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja

Lembaga Pemerintah NonDepartemen (LPND) yang

menetapkan keberadaan LIPI sebagai LPND di bidang Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang berada di bawah dan

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 5

bertanggungjawab langsung kepada Presiden. Keputusan

Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tersebut kemudian

ditindaklanjuti dengan Reorganisasi kedua LIPI dengan

ditetapkannya Keputusan Kepala LIPI No. 1151/M/2001

tanggal 5 Juni 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja LIPI atas

persetujuan Menpan RI yang tertuang dalam surat nomor

138/M.PAN/5/2001 tertanggal 31 Mei 2001. Keputusan

Kepala LIPI No.1151/M/2001 yang dituangkan dalam pasal 274

pada Bagian Ketujuh ini kemudian menjadi landasan hukum

terbentuknya P2SDR.

Dalam perkembangannya, selama 15 tahun menjadi

bagian dari satuan kerja dalam tata organisasi LIPI, P2SDR

secara terus-menerus memberikan kontribusi atas

perkembangan kegiatan penelitian dan dunia ilmu

pengetahuan. Pada tahun 2013, seiring dengan berjalannya

program reformasi birokrasi dalam tata pemerintahan

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, keluar peraturan baru

yaitu Peraturan Presiden RI Nomor 3 Tahun 2013 tentang

Perubahan Ketujuh atas Keputusan Presiden Nomor 103 tahun

2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan,

Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah

NonKementerian (LPNK). Keputusan presiden tersebut

ditindaklanjuti dengan keluarnya Surat Persetujuan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor B/752/M.PANRB/2/2014 tanggal 5 Februari 2014. Dari

Surat Persetujuan tersebut maka LIPI melakukan

restrukturisasi pada jabatan struktural di lingkungan kerjanya.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 6

Melalui Peraturan Kepala LIPI No.1 Tahun 2014 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia, dilakukan perubahan pada struktur organisasi di

lingkungan kerja LIPI. Dalam perubahan struktur organisasi

tersebut, pada pasal 275 disebutkan bahwa dalam struktur

organisasi Kedeputian Ilmu Pengetahuan Sosial dan

Kemanusian (IPSK)-LIPI terdapat 5 Pusat Penelitian (Puslit) di

dalamnya, dan salah satunya adalah P2SDR.

Berbeda dengan pusat penelitian lainnya yang berada

di bawah Kedeputian IPSK-LIPI, fokus kajian di P2SDR adalah

tentang dinamika sosial, budaya, dan ekonomi yang

komprehensif dan komparatif, yang dilakukan melalui

pendekatan lintas disiplin keilmuan tentang kawasan Asia

Tenggara, Asia pasifik, dan Eropa. Yang menjadi tugas dan

fungsi dari P2SDR secara formal mengacu pada ketentuan

Pasal 321 dari Perka No. 1 tahun 2014, yakni:

1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program

penelitian di bidang sumber daya regional.

2. Penelitian di bidang sumber daya regional.

3. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

penelitian di bidang sumber daya regional.

4. Pelaksanaan urusan tata usaha.

Oleh karena itu, sesuai dengan fokus kajian

penelitiannya di bidang sumber daya regional maka P2SDR

mencanangkan visinya sebagai pusat penelitian yang menjadi

rujukan utama dalam studi kewilayahan pada tingkat nasional

dan internasional. Dengan memperhatikan visi-misi LIPI dan

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 7

Kedeputian IPSK, P2SDR mengeluarkan beberapa strategi

untuk mencapai visinya tersebut:

a. Menghasilkan penelitian tentang kawasan Asia Tenggara,

Asia Pasifik, dan Eropa yang kreatif, terdepan dan

berkualitas tinggi.

b. Menjadi leading institute dalam pengembangan dan kerja

sama kajian kewilayahan.

c. Memberikan sumbangan pemikiran dalam memecahkan

masalah-masalah sosial dan kemanusian

1.1.2 Struktur Organisasi dan Sumber Daya

Terkait dengan struktur organisasi kelembagaan,

berdasarkan peraturan kepala LIPI No.1 Tahun 2014, terjadi

perubahan atas struktur organisasi di lingkungan kerja LIPI.

Berdasarkan kebijakan itu maka dilakukan penyesuaian pada

struktur organisasi dalam lingkungan kerja P2SDR. Struktur

organisasi di P2SDR-LIPI yang baru dapat dilihat pada Lampiran

6.

Dalam kegiatan penelitian, sebelum terjadinya

restrukturisasi organisasi di lingkungan kerja LIPI, seorang

Kepala Pusat Penelitian dibantu oleh tiga orang Kepala Bidang

yang setingkat dengan eselon 3 yang masing-masing

membawahi fungsional peneliti di bidang Asia Tenggara, Asia

Pasifik dan Eropa. Dengan adanya restrukturisasi organisasi

maka pada pertengahan tahun 2014 jabatan Kepala Bidang

ditiadakan. Sebagai gantinya, dimunculkan beberapa

Kelompok Peneliti (kelti), dimana satu kelti dipimpin oleh

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 8

seorang Koordinator Peneliti yang dipegang oleh seorang

Profesor Riset atau setingkat Peneliti Utama. Koordinator

kelompok peneliti bertugas untuk membantu mengkoordinasi

kegiatan penelitian sesuai dengan bidang penelitiannya.

Namun, hingga tahun 2016, kelompok peneliti yang

seharusnya sudah ada ternyata masih belum dapat

direalisasikan di P2SDR karena terkendala oleh ketersediaan

sumber daya manusia (SDM) yang belum memenuhi

ketentuan terbentuknya sebuah kelompok peneliti. Meskipun

restrukturisasi organisasi menghilangkan jabatan-jabatan

Kepala Bidang, akan tetapi terjadi pula penambahan posisi

jabatan pada bagian-bagian lain. Posisi-posisi jabatan dalam

struktur organisasi P2SDR diuraikan di bawah ini.

1. Kepala Pusat Penelitian

Kepala Pusat Penelitian (Kapuslit) bertindak sebagai

pimpinan yang merumuskan, melaksanakan kebijakan,

mengendalikan pelaksanaan kebijakan, serta memberikan

bimbingan dan pembinaan terkait dengan bidang

penelitian sumber daya regional. Dalam melaksanakan

tugasnya, Kapuslit dibantu oleh Kepala Bidang Pengelolaan

dan Diseminasi Hasil Penelitian dan Bagian Tata Usaha.

2. Bidang Pengelolaan dan Diseminasi Hasil Penelitian

Bidang Pengelolaan dan Diseminasi Hasil Penelitian

mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan

dokumentasi, data dan hasil-hasil penelitian, hak kekayaan

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 9

intelektual, serta sistem informasi penelitian. Tugas lainnya

adalah menyiapkan penyusunan rencana strategis

diseminasi, pelayanan jasa, implementasi, komersialisasi,

dan promosi hasil penelitian di bidang sumber daya

regional. Beberapa subbidang yang berada di bawah

Bidang Pengelolaan dan Diseminasi Hasil Penelitian adalah:

a. Subbidang Pengelolaan Hasil Penelitian

Subbidang Pengelolaan Hasil Penelitian mempunyai

tugas untuk melakukan pengelolaan dokumentasi, data

dan hasil-hasil penelitian, hak kekayaan intelektual,

serta sistem informasi penelitian di bidang sumber

daya regional.

b. Subbidang Diseminasi dan Kerja Sama.

Subbidang Diseminasi dan Kerja Sama mempunyai

tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan

rencana strategis diseminasi, pelayanan jasa,

implementasi, komersialisasi, dan promosi hasil

penelitian di bidang sumber daya regional.

3. Bagian Tata Usaha

Bagian Tata Usaha memiliki tugas untuk melaksanakan

urusan tata usaha satuan kerja, yaitu urusan keuangan,

urusan kepegawaian, persuratan, kearsipan, perlengkapan,

rumah tangga, dan inventarisasi barang milik negara.

Bagian Tata Usaha terdiri atas:

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 10

a. Subbagian Keuangan yang mempunyai tugas

melakukan urusan keuangan.

b. Subbagian Kepegawaian dan Umum yang mempunyai

tugas melakukan urusan kepegawaian, persuratan,

kearsipan, perlengkapan, rumah tangga, dan

inventarisasi barang milik negara.

Dengan Tugas dan Fungsi dari masing-masing posisi di

atas, P2SDR berkomitmen untuk mengoptimalkan seluruh

potensi organisasi melalui dukungan SDM, dana, sarana, dan

prasarana yang ada, serta terus menerus melaksanakan,

memantau, dan mengevaluasi seluruh kegiatan untuk

meningkatkan koordinasi dan sinergi baik secara internal

maupun kerja sama institusional dengan pihak lain.

I.2 Permasalahan Utama (Strategic Issues)

I.2.1 Sumber Daya Manusia dan Permasalahannya

Sejak berdiri 15 tahun yang silam, telah terjadi

penambahan jumlah pegawai, baik peneliti maupun staf

administrasi di P2SDR. Pada awal pembentukannya, jumlah

pegawai hanya sekitar 15 orang. Dalam waktu 15 tahun,

terjadi penambahan pegawai sebanyak 28 orang. Jumlah

pegawai pada tahun 2016 adalah sebanyak 42 orang, dengan

36 orang peneliti dan 8 orang staf administrasi. Komposisi

pegawai wanita dan laki-laki hampir sama jumlahnya (lihat

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 11

Diagram 1.1). Sebagian besar peneliti dan staf P2SDR berumur

sekitar 30-44 tahun karena P2SDR tergolong sebagai puslit

yang masih baru yang penelitinya didominasi oleh peneliti

berusia muda.

Pengajuan untuk formasi Calon Pegawai Negeri Sipil

(CPNS) tenaga nonpeneliti (staf administrasi) telah diajukan

sejak tahun 2014. Namun, tidak dapat dipenuhi oleh LIPI

Pusat. Kebutuhan yang mendesak akan tenaga administrasi

membuat P2SDR mengajukan kembali formasi Calon Pegawai

Negeri Sipil (CPNS) tenaga administrasi di tahun 2015. Namun,

dengan adanya kebijakan moratorium dari pemerintah (tidak

mendapatkan penambahan pegawai) yang diberlakukan pada

tahun 2015 membuat P2SDR kembali tidak bisa menerima

CPNS. Pemberlakuan moratorium berlanjut di tahun 2016,

yang mengakibatkan tidak terpenuhinya kembali formasi CPNS

tenaga administrasi yang diajukan (1 orang sekretaris, 1 orang

akuntansi, dan 1 orang administrasi negara).

Pemberlakuan moratorium selama dua tahun berturut-

turut menyebabkan kekosongan tenaga sekretaris yang

sebenarnya sudah terjadi sejak tahun 2011. Sebagai solusinya

adalah menempatkan salah satu pegawai di bagian

kepegawaian sebagai sekretaris pada tahun 2011 s.d. 2014.

Pada tahun 2015 pegawai tersebut dipindahkan ke bagian

keuangan untuk mengelola anggaran rutin, dan di tahun 2016

pegawai tersebut diperbantukan sementara untuk menjadi

bendahara pengeluaran karena staf yang duduk di subbagian

keuangan sedang menyelesaikan studi S2-nya dari Universitas

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 12

Indonesia. Kebijakan moratorium dari pemerintahan di tahun

2016 menjadi kendala utama dalam masalah tenaga

administrasi di P2SDR. Hal ini diperparah dengan adanya dua

orang tenaga administrasi yang akan memasuki masa pensiun

di tahun 2018 dan 2019. Dengan demikian, hanya akan ada

enam orang tenaga administrasi yang tersisa di dua tahun

kedepan.

Komposisi atau jumlah pegawai P2SDR dari berbagai

hal seperti berdasarkan jenjang pendidikan, berdasarkan

klasifikasi tugas dan sebagainya dapat dilihat secara lebih rinci

pada beberapa tabel dan diagram yang disajikan. Secara

umum, beberapa tabel dan diagram memperlihatkan bahwa

dari sisi sumber daya manusia, P2SDR sebagai sebuah lembaga

penelitian sudah memiliki SDM yang berkualitas, potensial,

dan masih banyak yang berusia muda. Hanya permasalahan

yang patut untuk diperhatikan oleh LIPI sebagai induk dari

organisasi adalah bagaimana membantu memberikan

komposisi yang ideal antara jumlah peneliti dan nonpeneliti

yang masih sangat jauh dari ideal.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 13

Tabel 1.1 Nama-nama Pegawai Berdasarkan Pendidikan,

Jenis Kelamin, Jabatan Fungsional dan Golongan

NAMA PEN DIDIKAN

JENIS KELAMIN

JABATAN FUNGSIONAL

GOL

Kajian Wuilayah Asia Tenggara 1. Yekti Maunati 2. Ganewati Wuryandari* 3. Rucianawati 4. Mayasuri P. 5. Suribidari 6. Lamijo 7. Betti Rosita Sari 8. Amorisa Wiratri 9. Anang Hidayat

10. Dina Srirahayu 11. Angga Bagus Bismoko

S3 S3 S2 S2 S1 S1 S2 S2 S3 S1 S1

Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki

Prof Riset Peneliti Utama Peneliti Madya Peneliti Madya Peneliti Muda Peneliti Muda Peneliti Madya Peneliti Muda Peneliti Muda Kand. Peneliti Kand. Peneliti

Gol. IV/e Gol. IV/d Gol. IV/a Gol. III/d Gol. III/c Gol. III/d Gol. IV/a Gol. III/c Gol. III/c Gol. III/a Gol. III/a

Kajian Wilayah Asia Pasifik 1. Erni Budiwanti 2. Fadjar Ibnu Thufail 3. Erlita Tantri 4. Paulus Rudolf Y. 5. Cahyo Pamungkas 6. Rita Pawestri 7. Saiful Hakam 8. Devi Riskianingrum 9. Upik Sarjiati

10. Ulil Amri *** 11. Wabilia Husnah 12. Firman Budianto

S3 S2 S2 S2 S3 S2 S2 S2 S1 S2 S1 S1

Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki

Peneliti Utama Peneliti Madya Peneliti Madya Peneliti Madya Peneliti Madya Peneliti Muda Peneliti Muda Peneliti Madya Peneliti Muda Peneliti Muda Kand. Peneliti Kand. Peneliti

Gol. IV/d Gol. IV/a Gol. III/d Gol. IV/a Gol. III/d Gol. III/d Gol. III/c Gol. IV/a Gol. III/c Gol. III/c Gol. III/a Gol. III/a

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 14

Sumber: Data kepegawaian P2SDR-LIPI yang diolah

* Pegawai tersebut diperbantukan dari P2P dan P2KK-LIPI ** Pegawai tersebut sedang ikut program S2 *** Pegawai tersebut sedang ikut program S3

Kajian Wilayah Eropa dan Afrika 1. Erwiza 2. Gusnelly 3. Ahmad Helmy Fuady 4. Amin Mudzakkir*** 5. Kurnia Novianti 6. Bondan W.*** 7. Prima Nurahmi 8. Ayu N. Lissandhi** 9. Muzzar Kresna

10. Choerunisa Noor. S 11. Abdul Fikri Angga R.

S3 S2 S3 S2 S2 S2 S2 S1 S1 S2 S1

Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki

Peneliti Utama Peneliti Madya Peneliti Madya Peneliti Madya Peneliti Madya Peneliti Muda Peneliti Muda Peneliti Muda Kand. Peneliti Kand. Peneliti Kand. Peneliti

Gol. IV/e Gol. IV/b Gol. IV/a Gol. III/d Gol. III/d Gol. III/d Gol. III/c Gol. III/c Gol. III/a Gol. III/a Gol. III/a

Staf Administrasi 1. S. Made Subaliati 2. Dini Saptari 3. Christina Effendy G. 4. Yudho Utomo 5. Teguh Pribadiputra 6. Arvi Herdianto F. 7. Ambari Zabar*/** 8. Dedi Kurniawan

S2 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1

Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki

P. Humas Muda P. Humas Madya

PU. Pengm. Peg Programmer Bendahara Pust. Pertama PU Pengm Peg PU. Kepeg.

Gol. IV/a Gol. IV/b Gol. III/b Gol. III/c Gol. III/b Gol. III/b Gol. III/c Gol. II/d

Total = 42 Orang

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 15

Diagram 1.1 Persentase Jumlah Pegawai Laki-laki dan Perempuan

Sumber: Data Kepegawaian P2SDR-LIPI

Pada Tabel 1.1 terlihat bahwa jumlah pegawai P2SDR

seluruhnya adalah 42 orang dengan perincian terdapat jumlah

fungsional peneliti sebanyak 34 orang sementara jumlah

pegawai nonpeneliti sebanyak 8 orang. Komposisi antara

jumlah jabatan fungsional peneliti dan nonpeneliti

(administrasi) masih belum ideal. Dengan demikian, untuk

menjawab tantangan di masa mendatang, penambahan

tenaga administrasi khususnya dari jurusan sekretaris,

akuntansi, administrasi, IT, serta perpustakaan sangat

diperlukan untuk membawa P2SDR menjadi lembaga yang

semakin lebih baik dalam hal pemberkasan dan

pendokumentasian kinerjanya. Dari diagram 1.1 terlihat

bahwa jumlah pegawai berdasarkan jenis kelamin secara

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 16

27 OrgPeneliti

(69%)

8 Org Administras

i (21%)

7 OrgPengolahdata IPSK

(10%)

keseluruhan tidak terlalu jauh perbedaannya, malah

mendekati komposisi yang hampir sama.

Diagram 1.2 Persentase Jumlah Pegawai P2SDR Berdasarkan

Klasifikasi Tugas Tahun 2016

Sumber: Data Kepegawaian P2SDR

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 17

Diagram 1.3. Pegawai P2SDR Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2016

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

S-1 S-2 S-3

Sumber: Data Kepegawaian P2SDR

Diagram 1.3 memperlihatkan bahwa SDM P2SDR berdasarkan

tingkat pendidikannya. Dari diagram tersebut terlihat bahwa

pegawai dengan tingkat pendidikan S1 sebanyak 17 orang,

berpendidikan S2 berjumlah 18 orang, sedangkan

berpendidikan S3 sebanyak 7 orang. Sebenarnya, pada tahun

2016 terdapat 3 orang peneliti yang sudah menyelesaikan

pendidikan S2 dan 1 orang yang sudah menyelesaikan S3 dari

luar negeri, tetapi belum dapat dicantumkan gelarnya karena

masih menunggu proses administrasi. Pada tahun ini juga

terdapat 1 orang yang masih meneruskan S3 di luar negeri, 1

orang yang baru mendapat beasiswa S3 di luar negeri, serta

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 18

terdapat masing-masing 1 orang peneliti yang sedang

mengambil ijin belajar program S3 dan S2 di dalam negeri.

Adapun peneliti yang sedang mengikuti tugas belajar dan ijin

belajar di dalam maupun di luar negeri dapat dilihat pada

Tabel 1.4. Sementara itu, pada tahun ini juga terdapat satu

orang staf administrasi yang telah menyelesaikan beasiswa S2

di dalam negeri. Diharapkan pada tahun-tahun yang akan

datang, jumlah pegawai/peneliti yang melaksanakan tugas

belajar akan lebih banyak lagi.

Ada kecenderungan akan terjadinya proses pergeseran

adaptasi pendidikan yang cepat dari S1 ke S2 dan S3 karena

para pegawai S1 terpacu untuk segera melanjutkan studi ke

jenjang S2, begitu juga pegawai yang berpendidikan S2 terpacu

untuk melanjutkan S3. Kendala utama yang dihadapi untuk

menempuh pendidikan lanjutan tersebut adalah mahalnya

biaya kuliah jika harus ditanggung sendiri oleh pegawai

(peneliti dan nonpeneliti). Sementara itu, peluang untuk

mendapatkan beasiswa dari LIPI atau Ristek juga semakin sulit

karena persaingan yang semakin ketat. Jika ada kemampuan

untuk membiayai pendidikan sendiri, itu hanya dilakukan oleh

pegawai yang mengandalkan bantuan modal dari orang tua

mereka atau meminjam uang dari bank. Beasiswa dari LIPI

sendiri belum pernah diterima oleh para pegawai P2SDR

karena kesulitan untuk mendapatkan akses informasi tentang

beasiswa dan mekanisme pemberiannya. Diharapkan di tahun-

tahun yang akan datang terbuka peluang beasiswa yang lebih

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 19

0123456789

10111213

PenelitiUtama (15 %)

PenelitiMadya (44 %)

Peneliti Muda(41 %)

PenelitiPertama (0 %)

besar bagi para pegawai P2SDR untuk melanjutkan pendidikan

ke jenjang yang lebih tinggi.

Diagram 1.4 Data Peneliti Berdasarkan Jabatan Fungsional

Peneliti Tahun 2016

Sumber: Data Kepegawaian P2SDR

Selain pendidikan dan beasiswa, masalah lain yang

dihadapi oleh pegawai P2SDR adalah kenaikan jenjang jabatan

peneliti yang berpengaruh terhadap komposisi peneliti. Saat

ini terdapat 7 orang peneliti yang masih berstatus kandidat

peneliti (pengolah data penelitian Bidang IPSK) karena mereka

baru bergabung sebagai peneliti di P2SDR pada tahun 2014

dan 2015 (Tabel 1.5). Sementara itu, jumlah peneliti muda

dan peneliti madya hampir seimbang. Hal yang perlu

mendapatkan perhatian serius adalah kurangnya jumlah

peneliti utama karena adanya perlambatan dalam kenaikan

jenjang peneliti madya ke peneliti utama akibat dari tuntutan

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 20

kualitas peneliti yang semakin tinggi (lihat Diagram 1.3, Tabel

1.2, dan Diagram 1.4). Dalam lima tahun ke depan jumlah

fungsional peneliti muda ke madya dan dari peneliti madya ke

peneliti utama diharapkan akan semakin bertambah.

Tabel 1.2 Jumlah Peneliti Berdasarkan Jenjang Jabatan

Fungsional Peneliti dan Jenis Kelamin Tahun 2016

*) Satu orang peneliti P2SDR dengan jenjang jabatan fungsional Peneliti

Utama adalah peneliti dari P2P-LIPI yang diperbantukan di P2SDR-LIPI

No. Jenjang Jabatan Fungsional

Peneliti

Jenis Kelamin

Jumlah

Pria Wanita

1. Profesor Riset 0 1 1

2. Peneliti Utama 0 3 3

3. Peneliti Madya 5 7 12

4. Peneliti Muda 5 6 11

5. Peneliti Pertama - - -

6. Pengolah Data Penelitian

Bidang IPSK

4 3 7

Jumlah 14 20 34

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 21

Diagram 1.5 Persentase Jumlah Peneliti Berdasarkan Jenjang Jabatan Fungsional Tahun 2016

3%

9%

35%32%

0%21%

Prof. Riset

Pen. Utama

Pen. Madya

Pen. Muda

Pen. Pertama

Kandidat Pen

*) Catatan : 1 (satu) orang peneliti P2SDR Jabatan Peneliti Utama adalah peneliti dari P2P - LIPI yang diperbantukan di P2SDR

Dari Tabel 1.2 dan Diagram 1.4 di atas terlihat bahwa

P2SDR baru memiliki satu profesor riset sampai dengan saat

ini, dan diharapkan pada tahun 2017 akan muncul satu orang

profesor riset lagi karena saat ini yang bersangkutan sedang

dalam proses penilaian orasi. Dari data pada tabel 1.2, diagram

1.4 dan diagram 1.5 dapat dilihat juga bahwa akselerasi

kenaikan jenjang fungsional dari peneliti muda ke peneliti

madya terlihat sangat tajam. Hal ini disebabkan karena

tuntutan kualitas peneliti yang lebih tinggi.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 22

Tabel 1.3 Peneliti P2SDR Berdasarkan Kelompok Umur dan Golongan Tahun 2016

No Kelompok Umur Golongan Jumlah

III IV

1. < 29 Tahun 6 6

2. Usia 30 – 34 Tahun 6 - 6

3. Usia 35 – 39 Tahun 5 3 8

5. Usia 40 – 44 Tahun 5 2 7

6. Usia 45 – 49 Tahun 1 2 3

7. Usia 50 – 54 Tahun - 1 1

8. Usia 55 – 60 Tahun - 3 3

JUMLAH 23 11 34

Sumber: Data kepegawaian P2SDR yang diolah

*) Catatan: 1 (satu) orang peneliti P2SDR kelompok umur 50-54 adalah peneliti dari P2P - LIPI yang diperbantukan di P2SDR

Tabel 1.3 di atas memperlihatkan sebanyak 21 orang

peneliti berada pada kelompok usia 30–44 tahun. Jumlah pada

kelompok usia ini merupakan jumlah yang terbanyak dan

masih jauh dari masa usia pensiun. Namun demikian,

penerimaan CPNS terutama tenaga nonpeneliti (administrasi)

masih sangat diperlukan untuk operasionalisasi organisasi

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 23

satker, apalagi dalam dua tahun kedepan P2SDR akan

kehilangan dua orang tenaga administrasi.

Tabel 1.4 Jumlah Pegawai yang Sedang Tugas Belajar/Kuliah, Seminar di Dalam dan di Luar Negeri

NO

NAMA

UNIVERSITAS PROGRAM

1. Amin Mudzakkir, SS., M.Hum.

STIF Driyarkara, atas biaya sendiri

S3 bidang Filsafat mulai tahun 2016

2. Ayu Nova Lissandhi, S.Sos.

Universitas Indonesia atas biaya sendiri

S2 bidang Anthropologi mulai September 2013

3. Ulil Amri, M.App.Anth.

Washington University, Amerika Serikat, beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan Kementrian Keuangan RI

S3 bidang Sociocultural Anthropology mulai 9 November 2013 s.d 8 Desember 2016 diperpanjang sampai Agustus 2018

4. Bondan Widyatmoko, SE, MA

Kyoto, Jepang Bea siswa dari

S3 Bidang Asian and African

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 24

Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP), Kementrian Keuangan

Area Studies, mulai April 2016 s.d. Maret 2019

5. Saiful Hakam, SS., MA

Chinese Language and Culture College Huaqiao University

Sebagai penerima beasiswa untuk belajar Bahasa Mandarin (Chinese Language) mulai awal September 2015 s.d akhir bulan Juli 2016

6. Dr. Cahyo Pamungkas, SE., M.Si.

Beijing, Republik Rakyat Tiongkok

International Seminar on Economic Development for Young Scholars, tanggal 20 Agustus s.d. 18 September 2016

Sumber: Data Kepegawaian P2SDR

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 25

Tabel 1.5 Nama Peneliti P2SDR yang Berstatus Kandidat Peneliti (Pengolah Data Penelitian Bidang IPSK)

Nama Peneliti CPNS/TMT PNS/TMT

Choerunisa Noor Syahid,

M.Sc 1 Januari 2014 1 Februari 2015

Wabilia Husnah, S.Hum 1 Januari 2014 1 Februari 2015

Muzzar Kresna, SE 1 Januari 2014 1 Februari 2015

Dina Srirahayu, S.Sos. 1 Januari 2014 1 Februari 2015

Abdul Fikri Angga Reksa,

S.Sos 1 Februari 2015 1 Februari 2016

Angga Bagus Bismoko, SE 1 Februari 2015 1 Februari 2016

Firman Budianto, S.Hum 1 Februari 2015 1 Februari 2016

Sumber: Data kepegawaian P2SDR

Untuk memaksimalkan jalannya organisasi sebagai

pusat penelitian maka semangat Reformasi Birokrasi mulai

diimplementasikan. Reformasi Birokrasi merupakan upaya

untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar

terhadap sistem penyelenggaraan kelembagaan menyangkut

aspek-aspek organisasi, ketatalaksanaan, dan sumber daya

manusia. Implementasi Reformasi Birokrasi di LIPI

dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja individu dan

kelompok sesuai dengan tuntutan keadaan, membangun

kompetensi dan sinergi antarkegiatan penelitian dan

pelayanan internal dan eksternal.

Terkait dengan kinerja kepegawaian dan disiplin kerja,

P2SDR menerapkan peraturan sesuai dengan ketentuan PP No.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 26

53 Tahun 2010. Meskipun pada awal pelaksanaannya terjadi

banyak persoalan dan kendala, akan tetapi dapat diatasi

secara bersama-sama oleh para pegawai dan staff P2SDR. Jam

kerja yang telah ditentukan oleh pemerintah yaitu jam 07.30

s.d 16.00 WIB untuk Senin-Kamis dan 07.30 s.d. 16.30 WIB

untuk hari Jumat berusaha untuk dijalani oleh semua pegawai.

Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya penerapan

sanksi yang merugikan pegawai. Pendipsilinan pegawai ini juga

memiliki keterkaitan dengan terjadinya reformasi birokrasi di

lingkungan kerja pemerintahan dengan memberikan insentif

tambahan kepada pegawai berupa Tunjangan Kinerja (tukin).

Besarnya pemberian Tukin ditentukan oleh grade masing-

masing pegawai sebagaimana telah ditetapkan oleh

pemerintah. Tunjangan kinerja sekaligus juga menjadi ukuran

kinerja pegawai dengan perhitungan 60% dari kinerja dan 40%

dari perilaku khususnya unsur kehadiran. Sampai saat ini, yang

sudah terimplementasikan secara penuh adalah unsur

kehadiran dengan finger print sedangkan sisi kinerja masih

bersifat SKP manual. SKP elektronik direncanakan akan mulai

dilakukan pada tahun 2017.

1.2.2 Pengelolaan Keuangan dan Persoalannya

Pada tahun 2016 anggaran Satuan Kerja P2SDR hanya

berasal dari dana DIPA pemerintah. Anggaran semula Satker

P2SDR adalah sebesar Rp.7.820.146.000, yang terdiri dari

anggaran Hasil Penelitian Ilmu Sosial Bidang Sumber Daya

Regional sebesar Rp.4.586.446.000, Layanan perkantoran

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 27

sebesar Rp.3.164.700.000, serta Belanja Peralatan dan Fasilitas

Kantor sebesar Rp 69.000.000. Setelah mengalami dua kali

revisi, anggaran P2SDR-LIPI berubah menjadi Rp.6.996.874.000

yang terdiri dari anggaran Hasil Penelitian Ilmu Sosial Bidang

Sumber Daya Regional sebesar Rp.3.186.446.000 dan

anggaran Layanan Perkantoran sebesar Rp.3.741.428.000

serta Belanja Peralatan dan Fasilitas Kantor sebesar Rp

69.000.000.

Perubahan anggaran terjadi karena beberapa hal.

Pertama ialah adanya pemotongan anggaran perjalanan dinas

operasional perkantoran pada anggaran Layanan Perkantoran.

Pemotongan anggaran perjalanan dinas dilakukan berdasarkan

kebijakan pemerintah tentang pembatasan anggaran

perjalanan dinas. Pemotongan anggaran diambil dari

perjalanan dinas operasional sebesar Rp 15.000.000 sehingga

anggaran penyelenggaraan operasioanl perkantoran

berkurang dari RP.458.500.000 menjadi Rp.443.500.000.

Kedua ialah pemotongan anggaran Hasil Penelitian

Ilmu Sosial Bidang Sumber Daya Regional dari semula sebesar

Rp.4.586.446.000 kemudian yang dipotong sebanyak

Rp.1.400.000.000 sehingga jumlahnya berubah menjadi

Rp.3.186.446.000. Pemotongan ini dibebankan semuanya

pada anggaran Laboraturium Sosial, yang merupakan kegiatan

unggulan IPSK, yang mulai tahun 2016 dititipkan

pengelolaannya di P2SDR.

Ketiga ialah penambahan Pembayaran gaji dan

Tunjangan pegawai pada anggaran layanan perkantoran.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 28

Setelah revisi I pada anggaran perjalanan dinas operasional

perkantoran, anggaran semester II layanan perkantoran P2SDR

pada tahun 2016 menjadi sebesar Rp.3.149.700.000 yang

terdiri dari anggaran pembayaran gaji dan tunjangan sebesar

Rp.2.706.200.000 dan anggaran penyelenggaraan operasional

perkantoran sebesar Rp.443.500.000. Pada akhir tahun

terdapat kekurangan anggaran pembayaran gaji dan tunjangan

pegawai sehingga anggaran tersebut mendapat tambahan

sebesar Rp.591.728.000. Dengan demikian jumlah total

anggaran layanan perkantoran adalah Rp 3.741.428.000.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 29

Tabel 1.6. Struktur Anggaran DIPA P2SDR Tahun 2016

Kode Jenis Kegiatan Anggaran

Semula Anggaran Revisi 1

Anggaran Revisi 2

Pemotongan/ Penambahan

Anggaran

Persen-tase (%)

3421.001 Hasil Penelitian Ilmu Sosial Bidang Sumber daya Regional

4.596.446.000 3.196.446.000 3.196.446.000 (1.400.000.000) 45,68%

3421.001. 001

Penelitian Ilmu Pengetahuan Dasar

1.442.876.000 1.442.876.000 1.442.876.000 20,62%

3421.001.002 Laboraturium Sosial

2.782.943.000 1.382.943.000 1.382.943.000 (1.400.000.000) 19,76%

Penguatan Kelembagaan P2SDR-LIPI

370.627.000 370.627.000 370.627.000 5,29%

3421.994 Layanan Perkantoran

3.164.700.000

3.149.700.000 3.741.428.000 576.728.000 53,47%

3421.994. 001

Pembayaran Gaji dan Tunjangan Pegawai

2.706.200.000 2.706.200.000 3.297.200.000 591.728.000 47,12%

3421.994 .002

Penyelenggaraan Operasional Perkantoran

458.500.000 443.500.000 443.500.000 (15.000.000) 6,33%

3421.997 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

69.000.000 69.000.000 69.000.000 0,98%

Belanja Modal Peralatan dan Mesin

69.000.000 69.000.000 69.000.000 0,98%

Total Anggaran P2SDR

7.820.146.000 6.405.146.000 6.996.874.000

Sumber: Diolah dari RKAKL P2SDR 2016

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 30

1.2.2.1 Anggaran DIPA

Anggaran kegiatan hasil penelitian P2SDR digunakan untuk

membiayai kegiatan penelitian ilmu pengetahuan dasar dan

penguatan kelembagaan yang mendukung kegiatan penelitian.

Rincian anggaran tersebut adalah sebagai berikut:

a. Anggaran Kegiatan Penelitian Dasar

Pada tahun 2016 kegiatan penelitian dasar terdiri dari

sembilan kegiatan penelitian tematik, seminar riset disain

serta Laboraturium Sosial yang terdiri dari satu tim

manajemen dan empat tim pelaksana kegiatan. Sembilan

kegiatan penelitian dasar yang dilakukan oleh P2SDR adalah

Migrasi Transnasional dan Diaspora di Kota-Kota Perbatasan;

Etos Kerja, Modal Sosial dan Kewirausahaan di Asia Tenggara;

Masyarakat Ekonomi ASEAN dan Daya Saing Sektor Pertanian

di Thailand; Sustainable Cities di Eropa Barat; Modernitas dan

Perubahan Sosial di Cina; Industrialisasi, Modernitas dan

Resiko Di Jepang; Menuju Masyarakat Sekuler di Eropa; Krisis

dan Perubahan Sistem Jaminan Sosial di Afrika; serta

Masyarakat Urban dan Dinamika Spritualitas di Korea Selatan.

Jumlah semua anggaran untuk kegiatan penelitian

dasar sebesar Rp.1.442.876.000 yang disusun berdasarkan

Arsitektur dan Informasi Kinerja (ADIK), yakni sistem

penganggaran berbasis hasil secara penuh sebagaimana

diamanatkan oleh UU Nomor 17 tahun 2003. ADIK baru

diterapkan pertama kali pada tahun 2016 ini. Dalam sistem ini

penganggaran kegiatan penelitian P2SDR disusun tidak lagi

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 31

berdasarkan kegiatan, namun 9 kegiatan penelitian dan

seminar riset desain dianggarkan bersama-sama dalam satu

kesatuan kegiatan penelitian sumber daya regional dan dibagi

dalam tiap tahapan penelitian hingga menghasilkan output

yang ingin dicapai. Rincian anggaran penelitian dasar dapat

dilihat pada tabel 1.7.

Tabel 1.7 Anggaran Penelitian Ilmu Pengetahuan Dasar

P2SDR Tahun 2016

No

Kegiatan

Anggaran Awal (Rp)

Anggaran setelah direvisi

(Rp)

Pemotonga

n Angga

ran (Rp)

Persen-tase

1 Studi Kepustakaan 57.060.000 57.060.000 - 3,95%

2 Penyusunan Riset Desain 13.680.000 13.680.000 - 0,94%

3 Seminar Riset Desain 34.550.00 34.550.000 - 2,39%

4 Penyusunan Instrumen Penelitian 20.160.000 20.160.000 - 1,39%

5 Pengumpulan Data 1.042.196.000 1.042.196.000 - 72,23%

6 Pengolahan Data 25.740.000 25.740.000 - 1,78%

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 32

Sumber: Diolah dari RKAKL 2016

Selain penelitian ilmu pengetahuan dasar sebagaimana

dijabarkan diatas, pada tahun 2016 P2SDR juga mengelola

anggaran Laboraturium Sosial (Labsos) yang merupakan

Kegiatan Unggulan Kedeputian IPSK-LIPI. Anggaran Labsos

yang semula berjumlah Rp.2.782.943.000 mengalami

pemotongan sebanyak Rp.1.400.000.000 sehingga jumlah

anggarannya menjadi Rp. 1.382.943.000. Pemotongan ini

terjadi sebelum kegiatan Labsos mulai berjalan penuh, karena

harus melalui tahapan panjang review dari berbagai pihak,

sehingga dapat diantisipasi sebelumnya. Rincian anggaran

Laboraturium Sosial setelah pemotongan dapat dilihat pada

tabel 1.8

7

Analisis Data dan Penyusunan Laporan 18.360.000 18.360.000 - 1,27%

8 Editing dan Pencetakan Laporan 221.130.000 221.130.000 - 15,32%

TOTAL ANGGARAN PENELITIAN ILMU PENGETAHUAN DASAR 1.442.876.000 1.442.876.000 - 100%

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 33

Tabel 1.8 Anggaran Laboraturium Sosial Tahun 2016

No

Kegiatan

Angga

ran Awal (Rp)

Anggaran setelah

direvisi (Rp)

Pemotongan

Anggaran (Rp)

Persen-tase

1

Pengujian Model Pariwisata Berbasis Komunitas 186.205.000 13,46%

2

Pengujian Model Revitalisasi Bahasa dan Tradisi Lisan yang Terancam Punah 173.090.000 12,51%

3

Pengujian Model Adaptasi dan Resistensi Masyarakat Adat 214.650.000 15,52%

4 Pengujian Model Pengelolaan Air Bersih 197.208.000 14,26%

5

Manajemen Kegiatan Laboraturium Sosial 611.790.000 44,23%

TOTAL ANGGARAN Laboraturium Sosial 1.382.943.000 100%

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 34

b. Anggaran Kegiatan Penguatan Kelembagaan P2SDR

Kegiatan penguatan kelembagaan di P2SDR terdiri dari

sembilan kegiatan yakni Pengembangan SDM; In House

Training Studi Kawasan; Pemeliharaan dan Peremajaan

Website; Pengembangan Perpustakaan P2SDR; Penerbitan

Jurnal Kajian Wilayah; Seminar Akhir Penelitian; Pembuatan

Video Profil P2SDR; Kerja sama dan Diseminasi Hasil

Penelitian; serta Monitoring dan Evaluasi. Rincian anggaran

kegiatan penguatan kelembagaan dapat dilihat pada Tabel 1.9

Tabel 1.9 Anggaran Kegiatan Penguatan

No Jenis Kegiatan Anggaran Semula

(Rp)

Anggaran Revisi (Rp)

Pemotongan Anggaran

(Rp)

Persen (%)

1 Pengembangan Sumber daya Manusia (SDM) P2SDR

112.447.000 112.447.000 - 30,33%

2 In House Training Studi Kawasan

14.890.000 14.890.000 - 4,01%

3 Pemeliharaan dan Peremajaan Website

15.665.000 15.665.000 - 4,22%

4 Pengembangan Perpustakaan P2SDR LIPI

36.542.000 36.542.000 - 9,85%

5 Penerbitan Jurnal Kajian

74.900.000 74.900.000 - 20,20%

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 35

Wilayah

6 Seminar Akhir Penelitian

34.653.000 34.653.000 - 9,34%

7 Pembuatan Video Profil PSDR

25.080.000 25.080.000 - 6,76%

8 Kerja sama dan Diseminasi Hasil Penelitian

12.470.000

12.470.000 - 3,3%

9 Monitoring dan Evaluasi

36.540.000 36.540.000 - 9,85%

Penguatan Kelembagaan P2SDR LIPI

370.627.000 370.627.000 100%

Sumber: Diolah dari RKAKL 2016 P2SDR

c. Anggaran Layanan Perkantoran

Anggaran semula layanan perkantoran pada tahun

2016 P2SDR adalah sebesar Rp.3.164.700.000. Setelah revisi I

pada anggaran perjalanan dinas operasional perkantoran,

anggaran semester II layanan perkantoran pada tahun 2016

menjadi sebesar Rp.3.149.700.000 yang terdiri dari anggaran

pembayaran gaji dan tunjangan sebesar Rp.2.706.200.000 dan

anggaran penyelenggaraan operasional perkantoran sebesar

Rp.443.500.000. Pada akhir tahun terdapat kekurangan

anggaran pembayaran gaji dan tunjangan pegawai sehingga

anggaran tersebut mendapat tambahan sebesar

Rp.591.728.000. Dengan demikian jumlah total anggaran

layanan perkantoran adalah Rp.3.741.428.000. Rincian

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 36

anggaran layanan perkantoran dapat dilihat pada tabel 1.6

diatas.

d. Belanja Modal

Pada tahun 2016, P2SDR mengalokasikan anggaran

belanja modal sebesar Rp.69.000.000 yang digunakan untuk

pembelian peralatan kantor sebesar Rp.59.000.000 dan

Rp.10.000.000 untuk pembelian buku bagi masing-masing

tolok ukur tim penelitian.

1.3 Sarana dan Prasarana

Pada tahun 2016 P2SDR, melaksanakan kegiatan

pengadaan barang dan jasa sebesar Rp.58.300.000 dari dana

DIPA Tahun Anggaran 2016. Kegiatan pengadaan itu telah

dibelikan berupa alat pengolah data, yang terdiri dari, 6 buah

PC computer, 2 buah printer, dan 1 buah scanner. Selain itu,

P2SDR pada triwulan keempat mendapatkan transfer masuk

BMN dari P2E (dana Global Village), berupa 1 buah PC

computer, 1 buah scanner, 1 buah tripode, 1 buah laptop, dan

1 buah hardisk eksternal. Barang-barang tersebut akan

digunakan pada Subbidang Pengolah Data Hasil Penelitian.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 37

Gambar 1.1 Gambar Gedung Widya Graha IPSK-LIPI

1.4 Sistematika dan Ruang Lingkup Laporan

Sistematika Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LK) P2SDR tahun 2016 disajikan dengan susunan

sebagai berikut:

KATA PENGANTAR : Bagian ini memuat dasar hukum

kewajiban pembuatan Laporan

Kinerja, menguraikan tentang apa

yang sedang dikerjakan oleh

Organisasi (Eselon II) LIPI dan

pengantar terhadap keseluruhan isi

laporan.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 38

RINGKASAN EKSEKUTIF : Pada bagian ini disajikan mengenai

tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkan dalam Perjanjian

Kinerja, serta sejauh mana

usaha-usaha yang telah dilakukan

oleh Organisasi dalam mencapai

tujuan dan sasaran kinerja.

Terdapat juga penjelasan tentang

beberapa capaian kinerja penting

dari indikator kinerja utama yang

dapat menggambarkan kinerja

organisasi yang diuraikan secara

ringkas. Terdapat beberapa

persoalan yang menjadi kendala

dalam pencapaian target kinerja

dan langkah-langkah yang telah

dilakukan untuk mengatasi

permasalahan dan diharapkan akan

membantu mengantisipasi

persoalan yang sama yang mungkin

terjadi di tahun yang akan datang.

BAB I : PENDAHULUAN

Menjelaskan secara umum tentang

organisasi, dimulai dari sejarah

singkat terbentuknya, kedudukan,

tugas dan fungsi, serta, aspek

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 39

strategis organisasi termasuk di

dalamnya tentang ketersediaan

sumber daya yang dimiliki dan

berbagai kegiatan yang dijalankan

serta beberapa persoalan mendasar

yang dihadapi oleh P2SDR di tahun

2016.

BAB II : PERENCANAAN KINERJA

Bagian II ini menjelaskan tentang

Kegiatan serta Rencana Kinerja

dan Penetapan Kinerja Tahun 2016.

BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA

Menjelaskan analisis pencapaian

kinerja P2SDR dikaitkan dengan

pertanggungjawaban publik

terhadap pencapaian sasaran

strategis untuk tahun 2016. Oleh

karena bagian ini terkait dengan

persoalan akuntabilitas kinerja

maka analisisnya didasarkan pada

target dan capaian kinerja pada

tahun-tahun sebelumnya. Hal ini

bertujuan agar publik mengetahui

perbandingan capaian target dan

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 40

kinerja organisasi pada tahun 2016

dengan tahun sebelumnya.

BAB IV : PENUTUP

Menyimpulkan isi Laporan

Akuntabilitas Kinerja P2SDR Tahun

2016 serta rekomendasi dan

perbaikan kinerja di masa datang.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 41

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

agian ini menjelaskan arah masa depan yang hendak

dituju (visi, misi, tujuan dan sasaran) seperti termuat

dalam Rencana Strategis / Rencana

Koordinatif/Rencana Implementatif 2015-2019 yang

selaras dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang telah

ditetapkan oleh LIPI. Oleh karena itu dalam bab ini terdapat

penjabaran mengenai penetapan kinerja P2SDR-LIPI tahun

2016 dan rencana strategis tahun 2015-2019. Guna

melengkapi bagian ini akan ditambahkan juga uraian tentang

visi, misi, kebijakan, tujuan dan sasaran, strategis, program

dan kegiatan.

2.1 Kondisi Umum

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) merupakan

Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang dibentuk

berdasarkan Keppres No. 103 Tahun 2001, dengan tugas

melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penelitian ilmu

pengetahuan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan

yang berlaku. UU No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional

Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan

dan Teknologi (Sisnas P3Iptek) merupakan landasan hukum

bagi pengaturan pola hubungan yang saling memperkuat antar

unsur penguasaan, pemanfaatan, dan pemajuan iptek dalam

B

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 42

satu keseluruhan yang utuh untuk mencapai tujuan. Ketiga

tiga unsur tersebut adalah: (1) kelembagaan; (2) sumber daya;

dan (3) jaringan iptek.

Terkait dengan itu, maka pengembangan Ilmu

Pengetahuan (iptek) menjadi bagian yang tidak terpisahkan

dari tugas dan peran serta LIPI dalam pembangunan nasional.

Oleh karena itu, tugas untuk melakukan pengkajian dan

penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian ilmu

pengetahuan, melakukan riset keilmuan yang bersifat dasar,

melakukan kegiatan fasilitasi dan pembinaan terhadap

kegiatan instansi pemerintah di bidang penelitian ilmu

pengetahuan, serta pemantauan, evaluasi kemajuan, dan

penelaahan kecenderungan iptek menjadi tugas yang tidak

dapat dipisahkan dari keberadaan LIPI sebagai lembaga riset

negara.

LIPI juga bertugas melakukan pengembangan iptek

yang diarahkan pada peningkatan kualitas dan kemanfaatan

iptek dalam rangka mendukung daya saing nasional secara

global. Pembangunan iptek diarahkan untuk menciptakan dan

menguasai ilmu pengetahuan untuk menghasilkan teknologi

dan memanfaatkan teknologi hasil penelitian, pengembangan,

dan perekayasaan bagi kesejahteraan masyarakat,

kemandirian, dan daya saing bangsa melalui peningkatan

kemampuan dan kapasitas iptek yang senantiasa berpedoman

pada nilai agama, nilai budaya, nilai etika, kearifan lokal, serta

memperhatikan sumber daya dan kelestarian fungsi

lingkungan hidup. Lebih lanjut, penelitian LIPI juga

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 43

memberikan perhatian yang cukup besar di bidang sosial, yaitu

persoalan-persoalan yang disebabkan oleh arus globalisasi.

Globalisasi telah menyatukan berbagai kawasan di dunia

menjadi satu komunitas seperti munculnya Masyarakat

Ekonomi ASEAN (MEA) yang mulai memasuki era kawasan Asia

Tenggara khususnya Indonesia di akhir tahun 2015. Peran

ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan menjadi sangat penting,

terutama untuk mencarikan pemecahan atas berbagai isu

sosial yang timbul akibat hilangnya batas-batas negara dan

masyarakat. Oleh karena itu, P2SDR memiliki peluang besar

untuk berperan dalam menghadapi isu-isu global kawasan

tersebut, tidak hanya di Asia Tenggara akan tetapi juga

Kawasan Asia Pasifik, Eropa, dan Afrika.

Dalam mewujudkan tujuan yang disebutkan di atas,

dan mengacu pada sasaran program prioritas nasional, LIPI

menetapkan VISI LIPI Tahun 2015-2019 yaitu “Menjadi

lembaga ilmu pengetahuan berkelas dunia dalam penelitian,

pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan untuk

meningkatkan daya saing bangsa”. Terwujudnya LIPI sebagai

institusi penelitian berkelas dunia yang mampu meningkatkan

daya saing sebagai bentuk nyata pencapaian visi LIPI, dapat

diukur dari peringkat LIPI di antara lembaga riset dunia. Untuk

mewujudkan visi tersebut maka dibuatlah beberapa sasaran

strategis antara lain adalah peningkatan temuan, terobosan,

dan pembaharuan ilmu pengetahuan serta pemanfaatannya

dalam mewujudkan daya saing bangsa dan peningkatan

budaya ilmiah masyarakat Indonesia. Sasaran strategis

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 44

tersebut sekaligus menjadi acuan bagi semua Kedeputian yang

berada dibawah lingkungan kerja LIPI, termasuk Kedeputian

Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IPSK-LIPI).

Kedeputian IPSK-LIPI hadir sebagai bagian dari

lembaga penelitian nasional terbesar untuk melakukan

kegiatan penelitian tidak hanya pada pengembangan ilmu-ilmu

dasar akan tetapi juga berperan dalam mengatasi persoalan

dari dinamika sosial yang ada. Oleh karena itu, kedeputian

IPSK-LIPI meyusun rencana kerja selaras dengan tujuan dan

tugas LIPI yang selanjutnya akan menjadi panduan bagi

beberapa satuan kerja yang berada dibawahnya. Rencana

Strategis (Renstra) IPSK juga digunakan untuk mengarahkan

pengembangan ilmu pengetahuan sosial yang memiliki

kontribusi untuk mengatasi persoalan yang dihadapi oleh

masyarakat.

2.2 Rencana Strategis Tahun 2015-2019

2.2.1 Visi dan Misi Kedeputian IPSK-LIPI

Dalam mendukung tugas dan fungsi LIPI untuk

membangun iptek yang meghasilkan ilmu pengetahuan yang

bermanfaat untuk pembangunan nasional maka LIPI

menetapkan arah kegiatan lembaga harus berpedoman pada

Arah Pembangunan Iptek Jangka Panjang sampai tahun 2025.

Sasaran pembangunan iptek adalah meningkatnya kapasitas

iptek sebagai berikut.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 45

1) Meningkatnya hasil penyelenggaraan penelitian,

pengembangan dan penerapan iptek yang mendukung:

(1) Daya saing sektor produksi barang dan jasa; (2)

Keberlanjutan dan pemanfaatan sumber daya hayati

dan nir-hayati; serta (3) Penyiapan masyarakat

Indonesia menyongsong kehidupan global.

2) Meningkatnya dukungan bagi kegiatan iptek, termasuk

penyediaan SDM, sarana prasarana, kelembagaan, dan

jaringan.

3) Terbangunnya 100 Techno Park di kabupaten/kota

serta Science Park di setiap provinsi.

Arah kebijakan dan strategi penyusunan Renstra 2015-

2019 dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa aspek:

1. Mengacu pada arah kebijakan nasional tentang

pembangunan yang berkelanjutan yang tertuang

dalam RPJPN 2005-2025.

2. Menekankan pentingnya pembangunan berbasis

keunggulan kompetitif perekonomian dengan

ketersediaan SDA, SDM yang berkualitas serta

kemampuan iptek.

3. Menjaga kesinambungan dengan capaian-capaian

kegiatan yang telah dilakukan pada Renstra

terdahulu tahun 2009-2014 .

Berangkat dari ketiga aspek di atas, maka Renstra

Kedeputian IPSK-LIPI 2015-2019 disusun sebagai dokumen

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 46

yang memiliki kesinambungan dengan Renstra 2010-2014 yang

lalu. Menjadikan LIPI sebagai lembaga riset terdepan di lingkup

nasional dengan cita-cita berkelas dunia adalah sebuah

tantangan yang perlu didukung oleh IPSK-LIPI yang mengusung

visi “menjadi lembaga penelitian berkelas dunia dalam bidang

ilmu pengetahuan sosial dan kemanusiaan untuk

meningkatkan kualitas hidup bangsa dan masyarakat global”.

Oleh karena itu, kedeputian IPSK-LIPI meyusun rencana kerja

selaras dengan tujuan dan tugas LIPI yang selanjutnya akan

menjadi panduan bagi beberapa satuan kerja yang berada

dibawahnya. Rencana Strategis (Renstra) IPSK-LIPI juga

digunakan untuk mengarahkan pengembangan ilmu

pengetahuan sosial yang memiliki kontribusi untuk mengatasi

persoalan yang dihadapi oleh masyarakat.

Rencana Strategis kegiatan bermanfaat sebagai strategi

dari suatu organisasi untuk membentuk suatu perencanaan

yang komprehensif, yang menyatakan bagaimana organisasi

akan mencapai misi dan tujuannya. Rencana Kegiatan dan

implementasinya yang efektif adalah penting untuk

kelangsungan hidup suatu organisasi. Rencana Kegiatan ini

diharapkan dapat memenuhi tujuan, yaitu (1) untuk

memberikan komitmen pada aktivitas dan kegiatan P2SDR di

masa mendatang; (2) Implementasi Rencana Kegiatan akan

dapat memfasilitasi komunikasi dan partisipasi,

mengakomodasi perbedaan kepentingan dan nilai, dan

mendorong proses pengambilan keputusan yang teratur serta

keberhasilan pencapaian tujuan organisasi.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 47

Dalam upaya mencapai visi jangka panjang tersebut,

LIPI menetapkan visi (target capaian) tahun 2016 yang

diperkuat dengan misi IPSK-LIPI yakni:

1. Menghasilkan temuan-temuan penelitian yang menjadi

rujukan pengembangan ilmu pengetahuan sosial

kemanusian;

2. Menghasilkan pemikiran dalam bidang sosial dan

kemanusian yang berkontribusi dalam proses perumusan

kebijakan dan pemberdayaan masyarakat;

3. Memperkuat peran IPSK-LIPI sebagai rujukan dan

jembatan aktivitas ilmiah dalam bidang sosial dan

kemanusiaan pada level nasional dan internasional.

Adapun yang menjadi tujuan kedeputian IPSK-LIPI adalah:

1. Menghasilkan penelitian yang berkualitas dan terdepan

dalam bidang ilmu pengetahuan sosial kemanusiaan.

2. Berkontribusi terhadap pemecahan persoalan dalam

lingkup nasional, regional dan global.

3. Membangun kapasitas untuk menjadi lembaga yang

memiliki otoritas keilmuwan dalam bidang ilmu

pengetahuan sosial dan kemanusiaan serta

membangun komunitas ilmiah pada tingkat nasional,

regional, dan global dalam bidang ilmu pengetahuan

sosial dan kemanusian.

Berdasarkan perencanaan strategis dan visi yang dibuat

oleh Kedeputian IPSK-LIPI, P2SDR berusaha untuk

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 48

menyesuaikan visi dan misi serta rencana kegiatan strategis 5

tahun (Renstra tahun 2015–2019) dengan visi dan misi

Kedeputian Bidang IPSK-LIPI dengan merujuk ke jenjang lebih

atas yaitu visi dan misi LIPI. Penyusunan Renstra Kegiatan

2015-2019 P2SDR-LIPI bertujuan untuk mampu menjadi

lembaga rujukan nasional dan internasional dalam

pengembangan ilmu pengetahuan, terutama dalam kajian

wilayah (Asia Tenggara, Asia Pasifik, Eropa, dan Afrika), serta

mampu menjawab kepentingan pengguna/stake holders.

2.2.2 Visi, Misi serta Tugas dan Fungsi P2SDR-LIPI

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, P2SDR-LIPI

mencanangkan visi organisasi sebagai berikut: “Menjadi pusat

penelitian yang menjadi rujukan utama dalam studi

kewilayahan pada tingkat nasional dan internasional”. Untuk

mencapai visi tersebut dan dengan memperhatikan visi-misi

LIPI dan Kedeputian IPSK, P2SDR memiliki misi:

a. Menghasilkan penelitian tentang kawasan Asia Tenggara,

Asia Pasifik, Eropa, dan Afrika yang kreatif, terdepan dan

berkualitas tinggi.

b. Menjadi leading institute dalam pengembangan dan kerja

sama kajian kewilayahan.

c. Memberikan sumbangan pemikiran dalam memecahkan

masalah-masalah sosial dan kemanusian.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 49

A. Tugas dan Fungsi

Mengacu pada SK Kepala LIPI No.1151/M/2001,

tentang Organisasi dan Tata Kerja LIPI pasal 274, Pusat

Penelitian Sumber daya Regional mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan bahan, perumusan kebijakan,

penyusunan pedoman, pemberian bimbingan teknis,

penyusunan rancangan program, pelaksanaan penelitian

bidang sumber daya regional, evaluasi dan penyusunan

laporan. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, sesuai pasal

275, P2SDR mempunyai fungsi :

1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan penelitian

bidang sumber daya regional.

2. Penyusunan pedoman pembinaan dan pemberian

bimbingan teknis penelitian bidang sumber daya

regional.

3. Penyusunan rencana program dan pelaksanaan

penelitian bidang sumber daya regional.

4. Pemantauan pemanfaatan hasil penelitian bidang

sumber daya regional.

5. Evaluasi dan penyusunan laporan penelitian bidang

sumber daya regional.

6. Pelaksanaan kegiatan tata usaha

Berdasarkan visi dan misi, serta tugas dan fungsi yang

telah ditetapkan, P2SDR-LIPI senantiasa berupaya untuk

memperkuat kompetensi inti, mengarahkan, dan

mengkoordinasikan seluruh kegiatan penelitiannya hingga bisa

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 50

dipergunakan sebagai acuan perumusan kebijakan pemerintah

serta bisa dimanfaatkan oleh stakeholders. Untuk mencapai

visi tersebut, perlu adanya satu kesamaan sikap antara peneliti

dan tenaga penunjang dalam melaksanakan tugasnya.

Kesamaan sikap yang harus disepakati oleh seluruh pegawai

P2SDR dalam berinteraksi di lingkungan mereka sendiri

maupun dengan masyarakat luas tersebut diwujudkan dalam

nilai-nilai yang tersirat dalam Visi dan Misi P2SDR yakni: 1.

Integritas; 2. Kerja sama; 3. Tanggungjawab.

2.2.3 Tujuan dan Sasaran

2.2.3.1 Tujuan

Sebagai penjabaran dari misi yang telah disusun,

dengan mempertimbangkan kemampuan sumber daya yang

ada serta memperhatikan pemahaman secara komprehensif

permasalahan sosial, ekonomi, politik, hukum, dan budaya

masyarakat di kawasan Asia Tenggara, Asia Pasifik, serta Eropa

dan Afrika maka P2SDR-LIPI mempunyai tujuan yang telah

dirumuskan sesuai dengan penetapan dalam Rencana Kegiatan

2015–2019 adalah sebagai berikut:

1. Merencanakan dan melaksanakan kajian penelitian

kewilayahan yang bersifat multidisiplin di kawasan Asia

Tenggara, Asia Pasifik, serta Eropa dan Afrika;

2. Membangun dan mengembangkan kerja sama penelitian

dengan lembaga/instansi dalam dan luar negeri;

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 51

3. Meningkatkan kemampuan dan kompetensi penelitian

area studies di kawasan Asia Tenggara, Asia Pasifik, serta

Eropa dan Afrika;

4. Memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya

meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mencari

persamaan dan perbedaan tentang berbagai permasalahan

kehidupan berbagai bangsa serta mencari solusi

pemecahan masalah bangsa Indonesia;

5. Memberikan dan menyiapkan bahan-bahan perumusan

kebijakan.

2.2.3.2 Sasaran

Sasaran organisasi merupakan penggambaran hal-hal

yang ingin diwujudkan melalui indikator-indikator sasaran

yang ditetapkan untuk mencapai tujuan. Sasaran ini

menyatakan alokasi sumber-sumber daya yang akan

mendukung pelaksanaan kegiatan dalam jangka pendek untuk

mendukung suatu tujuan. Sasaran yang ingin dicapai P2SDR-

LIPI sesuai dengan tujuan yang tertuang dalam Rencana

Kegiatan 2015-2019 adalah sebagai berikut:

1. Terwujudnya kegiatan penelitian kewilayahan (area

studies) yang berkelanjutan dan memberikan kontribusi

untuk pengembangan ilmu-ilmu sosial ekonomi dan

budaya yang handal di kawasan Asia Tenggara, Asia

Pasifik, serta Eropa dan Afrika;

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 52

2. Terwujudnya pemetaan dan analisis mendalam tentang

kajian kewilayahan yang bersifat multidisiplin dalam

konteks lokal dan global.

3. Terlaksananya kerja sama penelitian dengan berbagai

lembaga/institusi dan kelompok penelitian di kawasan

Asia Tenggara, Asia Pasifik , serta Eropa dan Afrika maupun

dengan lembaga penelitian di dalam negeri;

4. Tercapainya peningkatan kemampuan dan kualitas SDM

peneliti dan non-peneliti yang handal dalam menjalankan

kegiatan penelitian dan meningkatkan kinerja lembaga.

5. Tersedianya sarana dan prasarana pendukung kegiatan

penelitian di bidang perkembangan Asia Tenggara, Asia

Pasifik, serta Eropa dan Afrika.

6. Terwujudnya kemampuan masyarakat dalam

memanfaatkan ilmu-ilmu sosial untuk mencari solusi

pemacahan masalah bangsa Indonesia.

Untuk mewujudkan kegiatan-kegiatan yang tertuang

dalam Rencana Strategis P2SDR Tahun 2015-2019 maka

program dan kegiatan yang akan dijalankan harus sesuai

dengan visi, misi, tujuan serta sasaran lembaga. Jenis program

yang dilaksanakan P2SDR sesuai Penetapan Kinerja LIPI adalah:

“Program Penelitian, Penguasaan dan Pemanfaatan IPTEK”

dengan dua output kegiatan yaitu:

1. Hasil Penelitian Sumber Daya Regional, yaitu melalui

penyelenggaraan kegiatan penelitian serta kegiatan

peningkatan kualitas kelembagaan.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 53

2. Tata Kelola Pendukung Penelitian Sumber Daya Regional,

yaitu melalui penyelenggaraan kegiatan rutin/keuangan

rutin, pengembangan sumber daya manusia/kepegawaian,

inventarisasi, pemeliharaan dan pelayanan, serta sistem

manajemen.

Hasil kegiatan P2SDR di atas, baik berupa

pengembangan teori, konsep ataupun paradigma, diharapkan

bisa bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan

dalam bidang sumberdaya regional bagi akademisi, seperti

perguruan tinggi, lembaga penelitian, dan organisasi profesi.

Untuk dapat memberikan output yang maksimal, P2SDR

menjalin kerjasama dengan pihak lain untuk melakukan

beberapa kegiatan bersama, seperti penelitian,

seminar/workshop, dan pelatihan. Selain itu, pelaksanaan

kerjasama dan seminar diharapkan juga untuk meningkat

kualitas sumberdaya manusia, baik di lingkungan P2SDR

maupun masyarakat secara umum.

2.3 Arah Kebijakan P2SDR-LIPI

Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkan maka dirumuskan lima kebijakan P2SDR sebagai

berikut:

1. Merencanakan dan menetapkan prioritas penelitian sesuai

dengan kompetensi yang bersifat multidisiplin dan tematik

untuk kajian yang bersifat area studies.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 54

2. Melaksanakan program pelatihan bahasa asing untuk

mendukung keberhasilan kegiatan penelitian kewilayahan.

3. Melaksanakan fungsi-fungsi kegiatan kelembagaan yang

ada di P2SDR, yaitu penerbitan jurnal, pembuatan dan

pemeliharaan pangkalan data dan website, In House

Training, dan pendidikan serta pelatihan teknis pengolahan

dan dokumentasi data.

4. Menyelenggarakan kerjasama penelitian dan seminar

nasional dan internasional.

5. Menyediakan informasi yang didasarkan atas kompetensi

kepakaran.

2.3.1 Kebijakan Bidang Penelitian

Kebijakan kegiatan penelitian berdasarkan SK Kepala

LIPI No.1151/M/2001 tanggal 5 Juni 2001 menekankan fokus

penelitian pada kajian kewilayahan atau area studies dengan

memilih lokasi penelitian pada 3 kawasan yaitu Asia Tenggara,

Asia Pasifik, dan Eropa. Namuan, pada tahun 2016 terjadi

penambahan area kawasan penelitian, yaitu kawasan Afrika.

Pelaksanaan fokus kajian multidisiplin P2SDR berpedoman

pada Payung Dinamika Sosial yang ditujukan untuk

membantu memberikan solusi dan sumbangan pemikiran bagi

implementasi kebijakan nasional.

Tema penelitian untuk lima tahun ke depan (2015–

2019) mengacu pada delapan prioritas tematik penelitian IPSK

2015-2019, yang telah ditetapkan sebagai panduan bagi

satuan kerja di IPSK, yaitu:

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 55

1. Pengelolaan kewarganegaraan, identitas dan

penguatan civil society yang berbasis pluralisme

dan demokrasi.

2. Penguatan hak ekonomi, sosial, dan budaya

komunitas.

3. Penguatan daya saing ekonomi, pemerataan

pembangunan, dan pengurangan kemiskinan.

4. Pengelolaan SDA, lingkungan, dan energi

terbarukan.

5. Dinamika penduduk, kesempatan kerja, dan

katahanan masyarakat dalam konteks perubahan

lingkungan dan globalisasi.

6. Penataan sistem politik, pemerintahan, serta

pertahanan dan keamanan dalam rangka

konsolidasi demokrasi.

7. Globalisme, regionalism, dan isu-isu strategis

kawasan.

8. Isu-isu Baru dan Strategis (Emerging and Strategic

Issues).

Berdasarkan tema-tema yang telah ditetapkan oleh

IPSK tersebut maka Renstra P2SDR pada tahun 2015-2019

mengangkat tema-tema penelitian sebagai berikut:

1. Daya Saing Sektor Pertanian di Asia Tenggara.

2. Migrasi Transnasional dan Persoalan Indentitas di Kota-

Kota Perbatasan di Asia Tenggara.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 56

3. Etos Kerja, Modal Sosial, dan Kebijakan Kewirausahaan

di Asia Tenggara.

4. Budaya Visual di Jepang

5. Dinamika Masyarakat Menua (ageing society) di

Tiongkok.

6. Gerakan Agama Dunia, Modernitas, dan Agama Lokal di

Korea Selatan.

7. Krisis dan Perubahan Sosial di Sub-Sahara Afrika.

8. Menuju Masyarakat Pascasekuler: Agama dan

Kewarganegaraan di Eropa.

9. Menuju Kota Berkelanjutan di Eropa: Persepsi dan

Implementasi Pembangunan Kota Berkelanjutan di

Rotterdam.

2.3.2 Kebijakan Kegiatan Pengembangan Kelembagaan

Kebijakan penguatan kelembagaan untuk kegiatan non-

penelitian berada di bawah dua bidang pengelolaan yaitu,

pertama pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui

kegiatan pengembangan dan peningkatan kemampuan SDM

dan kegiatan In House Training. Kedua, pegelolaan Bidang

Diseminasi dan Pengelolaan Hasil Penelitian melalui

pemeliharaan pangkalan data perpustakaan, pengembangan

website, serta penerbitan jurnal kajian wilayah.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 57

1. Pengembangan SDM P2SDR: Upaya Peningkatan

Kompetensi Pegawai P2SDR LIPI

Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan

dan meningkatkan keahlian, pengetahuan, wawasan,

dan kompetensi SDM P2SDR-LIPI. Dengan sasaran

untuk meningkatkan kualitas pegawai di lingkungan

P2SDR-LIPI, kegiatan yang dilakukan adalah

mengikutsertakan pegawai P2SDR dalam pelatihan

bahasa Inggris, seperti TOEFL/EILTS dan Academic

Writing; mengikutsertakan pegawai P2SDR dalam

diklat teknis, seperti pengelolaan keuangan,

perpustakaan, atau diklat website; dan

mengikutsertakan peneliti atau non-peneliti dalam

diklat atau pelatihan yang diselenggarakan oleh LIPI

guna menunjang kompetensi pegawai. Untuk diklat

yang terakhir ini, diberlakukan kepada seluruh pegawai

P2SDR dengan mekanisme bergiliran sesuai dengan

prioritas yang ada.

2. In House Training (IHT) Kajian Wilayah dan Kursus-

kursus Bahasa: Upaya Peningkatan Kualitas Peneliti

P2SDR LIPI

Pusat Penelitian Sumber Daya Regional (P2SDR)

mempunyai fokus penelitian dan pendekatan area

studies dalam pengembangan ilmu pengetahuan sosial.

Perspektif area studies ini berbeda dengan model

penelitian di pusat penelitian sosial yang lain karena

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 58

tidak hanya melibatkan pandangan satu disiplin ilmu

saja dalam melihat sebuah permasalahan sosial akan

tetapi juga mengonsentrasikan studinya secara spesifik

untuk kawasan Asia Tenggara, Asia pasifik, dan Eropa-

Afrika. Pendekatan interdisiplin ini terkait dengan

realitas permasalahan sosial kontemporer yang

mempunyai konektivitas jaringan fisik dan metafisik

yang luas dan agak sulit untuk dilihat dalam satu lensa

ilmu pengetahuan saja. Bentuk-bentuk pemahaman

akan ide, gagasan, sumber daya serta pengetahuan

dilihat sebagai sebuah hubungan systemic yang

digunakan sebagai metode untuk menjelaskan proses

sosial dalam kajian area studies ini.

3. Penerbitan Jurnal Kajian Wilayah P2SDR

Jurnal Kajian Wilayah (JKW) yang diterbitkan

oleh P2SDR-LIPI telah memasuki tahun ke-lima. Sejauh

ini respon terhadap JKW sangat besar karena JKW

adalah satu-satunya jurnal akademis dengan fokus

kajian wilayah yang masih eksis di Indonesia saat ini.

Untuk itu, pada tahun 2016 JKW berusaha

meningkatkan kualitasnya dengan cara memperbaiki

status akreditasi. Selain itu, mengingat perkembangan

teknologi informasi yang semakin cepat, JKW juga

mendigitalisasi naskah-naskah yang dimiliki agar bisa

diakses lebih cepat oleh publik. Dengan demikian,

tujuan JKW untuk menyebarluaskan gagasan tentang

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 59

pentingnya kajian wilayah sebagai bagian inheren

dalam studi ilmu-ilmu sosial dan kemanusian di

Indonesia bisa tercapai.

4. Pengembangan Pangkalan data perpustakaan P2SDR

LIPI

Perpustakaan P2SDR melakukan

pengembangan pangkalan data perpustakaan yang

bertujuan untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan

informasi bagi pengguna perpustakaan. Untuk itu,

P2SDR berusaha membangun sebuah perpustakaan

yang memiliki kemampuan akses yang tinggi melalui

penerapan teknologi yang efisien, akurat, dan cepat

sehingga pemakai atau pengguna pangkalan data

perpustakaan akan merasa nyaman dan puas.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

informasi yang cepat mendorong P2SDR untuk terus

melakukan pengembangan perpustakaan dengan cara

mendokumentasikan hasil penelitian berupa

foto/video, membuat file PDF hasil penelitian, meng-

update data perpustakaan, melakukan studi banding ke

perpustakaan yang lebih maju, dan ikut serta dalam

berbagai diklat dan pelatihan perpustakaan. Selain itu,

dengan merujuk pada Renstra Kedeputian IPSK-LIPI

pada tahun 2015, P2SDR juga akan menyisipkan

database kepegawaian ke dalam pangkalan data

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 60

5. Pemeliharaan dan Pengembangan Website P2SDR

Pusat Penelitian Sumber daya Regional (P2SDR),

sesuai dengan visi dan misinya untuk menjadi salah

satu pusat kajian wilayah yang dapat menjadi rujukan

bagi lembaga penelitian skala nasional dan

internasional, menyadari bahwa penyampaian

informasi dalam bentuk website sangat penting karena

website merupakan jendela dunia yang dapat

menyampaikan informasi dengan cepat dan mudah.

Oleh karena itu, P2SDR berupaya untuk memperbaiki

sistem infomasi dan teknologi website secara bertahap

dengan menggunakan tahap-tahap dalam konsep MSI

yang membuat informasi berjalan cepat dan akurat.

Hal ini juga sebagai bukti bahwa Teknologi dan

Informasi merupakan wadah informasi yang paling

mudah dan cepat dalam membantu mengakses

informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Selain dapat membantu penyebaran informasi secara

luas dan transparan, website juga tersaji dalam

tampilan yang menarik serta informasinya dapat

diperbaharui setiap saat. Pada tahun 2016, website

P2SDR berhasil diluncurkan dengan tetap melakukan

pengembangan yang menjadi tanggung jawab tim

website P2SDR.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 61

2.4. Strategi

Diperlukan strategi tertentu untuk mewujudkan tujuan

dan sasaran yang telah ditetapkan. Strategi yang diambil oleh

P2SDR meliputi penentuan jenis kebijakan, program, dan

kegiatan yang akan dilaksanakan. Terdapat empat strategi

yang ditetapkan oleh P2SDR:

1. Mempersiapkan dan melaksanakan kajian penelitian

multidisiplin yang bersifat area studies dalam perspektif

lokal dan global di kawasan Asia Tenggara, Asia Pasifik dan

Eropa-Afrika.

2. Mengembangkan kapasitas kelembagaan dan

ketatalaksanaan.

3. Menyusun rencana membangun jaringan kerjasama

nasional dan internasional di bidang penelitian, seminar,

pertukaran peneliti, dan penerbitan.

4. Mengembangkan sistem pelayanan publik kepada

masyarakat dalam pemanfaatan kepakaran yang dimiliki

oleh P2SDR, baik pada level nasional maupun

internasional.

Guna mencapai tujuan dari strategi kinerja ini maka

dibuat langkah-langkah strategis dengan merumuskan

program dan kegiatan yang akan dilakukan. Langkah-langkah

strategis tersebut adalah:

1. Peningkatan efektifitas penelitian sesuai dengan

kompetensi yang bersifat interdisipliner, tematik, dan

berbasiskan penguasaan bahasa asing.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 62

2. Pengembangan kapasitas kelembagaan dan

ketatalaksanaan.

3. Peningkatan jaringan kerjasama nasional dan

internasional di bidang penelitian, seminar, pertukaran

peneliti, penerbitan bersama.

4. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat dalam

pemanfaatan kepakaran yang dimiliki oleh P2SDR, baik

pada level nasional maupun internasional.

Adapun penjabarannya adalah sebagai berikut:

a. Memperkuat bidang kajian sesuai core competency yang

ada di P2SDR, yaitu Kajian Asia Tenggara, Asia Pasifik dan

Eropa-Afrika yang diharapkan mampu menjawab

tantangan yang kompleks dan berubah sangat cepat.

b. Mengaktualisasikan Rencana Kegiatan 2015-2019 P2SDR

yang sudah disusun kembali melalui penyusunan program

penelitian yang mengedepankan pendekatan interdisplin

dan multidisiplin dengan memusatkan perhatian pada isu-

isu sentral, baik yang berskala nasional maupun

internasional.

c. Meningkatkan kualitas peneliti dan staf adminsitrasi

melalui pendidikan formal, kursus, atau diklat melalui

pemanfaatan berbagai sumber daya dari dalam dan luar

negeri untuk mencari terobosan dalam meningkatkan

kualitas dan kuantitas SDM P2SDR.

d. Memanfaatkan seoptimal mungkin sumberdaya yang ada

melalui pelaksanaan aktivitas secara multidisipliner dengan

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 63

pendekatan lintas unit serta pengarahan dan koordinasi

yang kuat.

e. Mengembangkan jaringan cerdas dengan berbagai pihak di

dalam dan di luar negeri.

f. Memanfaatkan berbagai sumber daya keuangan yang

mungkin diperoleh dalam rangka meningkatkan anggaran

penelitian dan pengembangan.

g. Menyempurnakan mekanisme dan sistem yang ada untuk

memperkuat sistem administrasi.

2.4.1 Strategi Pengelolaan Lembaga

Strategi pengelolaan kelembagaan dilakukan melalui

beberapa kegiatan yang bersifat penguatan kelembagaan

dengan tujuan untuk mendukung terlaksananya kegiatan

penelitian dan meningkatkan kinerja satuan kerja. Beberapa

strategi pengelolaan lembaga yang ditetapkan oleh P2SDR di

tahun 2016, yaitu:

a. Memetakan permasalahan yang menjadi kendala

dalam pencapaian kinerja lembaga dengan

memanfatkan kegiatan yang bersifat kelembagaan.

b. Melakukan kegiatan pembinaan sumberdaya peneliti

dan non-peneliti dalam upaya meningkatkan

kompetensi inti pegawai.

c. Mengadopsi dan menerapkan sistem manajemen

kendali mutu yang berbasiskan transparansi dalam

rangka mewujudkan mewujudkan good governance.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 64

d. Mengelola manajemen lembaga secara akuntabel,

efektif dan efisien.

Saat ini kegiatan yang bersifat kelembagaan pengawasannya

dilakukan secara langsung oleh Kepala Bidang Pengelolaan dan

Diseminasi Hasil Penelitian. Mekanismenya adalah setiap

koodinator kegiatan memberikan pertanggungjawaban

langsung kepada kepala bidang ini.

Dalam menjalankan beberapa kegiatan Diseminasi di

P2SDR maka strategi yang dibangun di tahun 2016 adalah

melakukan penguatan bidang Pengelolaan dan Diseminasi

Hasil Penelitian (PDHP) dengan membenahi sistem kerja di

dalam satker dan di luar satker. Sistem yang dibenahi sejak

tahun 2016 adalah 1). Memperbaiki pangkalan data satker

yang masih belum terintegrasi melalui pengkayaan ide-ide

diseminasi dan kerja sama; 2) Mengembangkan sistem

berdasarkan modal budaya dan modal sosial yang dimiliki oleh

satuan kerja dan seluruh pegawai, misalnya membangun

secara bersama jejaring dalam bentuk kegiatan non-penelitian

maupun penelitian. Pembenahan sistem kerja secara eksternal

dilakukan dengan menyediakan bahan, mengembangkan

bahan untuk memperkenalkan lembaga guna menjaring

stakeholder untuk bekerja sama, mendapatkan data dan

informasi yang dibutuhkan oleh satker, dan menjadikan

kegiatan diseminasi sebagai garda terdepan penyampai

informasi serta diseminasi dari produk yang dihasilkan oleh

satker.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 65

Bidang kerja sama dengan intensif selalu berupaya

untuk menambah informasi tentang penguatan jejaring

kegiatan dan diseminasi alih ilmu pengetahuan dan teknologi

LIPI. Beberapa kegiatan kerja sama yang sudah dilakukan oleh

tim kerja sama P2SDR selama tahun 2016 dapat dibedakan

menjadi dua jenis, yaitu 1) kegiatan yang berdasarkan

Memorandum of understanding (MoU), dan 2) kegiatan yang

tidak berdasarkan MoU. Adapun kegiatan yang berdasarkan

MoU terdiri dari kegiatan keikutsertaan seminar internasional

di ISEAS-BUFS yang diikuti oleh dua orang peneliti senior

P2SDR, keikutsertaan penulisan artikel dalam jurnal

Suvannabhumi yang diterbitkan oleh ISEAS-BUFS, dan kegiatan

penelitian dan penulisan artikel bersama yang dilakukan oleh

dua peneliti P2SDR dengan mahasiswa PhD dari Cologne

University, Jerman.

Sementara itu agenda kegiatan yang tidak berdasarkan

MoU berupa dua kegiatan peluncuran buku. Pertama,

“Peluncuran Buku 65 tahun hubungan diplomatik Indonesia-

Tiongkok” dilakukan melalui kerja sama dengan KBRI di Beijing.

Kedua, peluncuran buku “Menghijaukan Sektor Sawit Melalui

Petani”, kerjasama dengan Yayasan Inspirasi Indonesia (YII)

dan HiVOS-Bogor. Meskipun tidak berdasarkan MoU, kegiatan

peluncuran buku ini sangat penting dilakukan. Selain

memberikan pencerahan mengenai isu-isu yang sedang

diangkat, juga diharapkan dapat menjalin hubungan relasi

yang bersifat jangka panjang di kemudian hari.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 66

Sub-bidang Kerja sama dan diseminasi juga melakukan

kegiatan yang sifatnya memberikan fasilitas kepada peneliti,

baik peneliti P2SDR maupun peneliti asing. Selama tahun 2016

terdapat setidaknya empat Tolok Ukur penelitian P2SDR yang

difasilitasi dalam hal penyediaan surat counterpart di luar

negeri, yaitu penelitian dengan negara tujuan Hong Kong,

Malaysia, Thailand, dan Jerman. Selain itu, P2SDR juga

bertindak sebagai tuan rumah bagi 10 (sepuluh) peneliti asing

yang hendak berkunjung ke Indonesia, khususnya LIPI. Dari

sepuluh tamu asing yang difasilitasi tersebut, separuhnya

berasal dari beberapa institusi di Jepang yang sedang

melakukan penelitian di Indonesia. Terdapat juga dua orang

dari Jerman yang merupakan kandidat PhD dan Kadidat

Sarjana yang sedang melakukan penelitian di Indonesia.

Kerjasama dengan Jerman ini merupakan implementasi dari

kerjasama berdasarkan MoU, yaitu dengan Cologne University

yang dibuat sejak 2015. Sementara sisanya hanya kunjungan

singkat ke Indonesia.

Kegiatan lain yang dilakukan oleh Sub-bidang Kerja

sama dan Diseminasi adalah menerima mahasiswa magang.

Pada tahun 2016 terdapat satu orang mahasiswa S1 dari

Universitas Airlangga yang magang di P2SDR. Program ini

selain dapat memberikan transfer pengetahuan dari peneliti

LIPI kepada kalangan akademisi di luar LIPI, juga sebagai

bentuk dari pelayanan jasa P2SDR kepada masyarakat.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 67

2.4.2 Strategi Peningkatan Kinerja

Guna mencapai tujuan dari peningkatan kinerja

lembaga, P2SDR juga membuat strategi peningkatan kinerja,

yaitu:

1) Meningkatkan kualitas substansi topik penelitian

melalui proses seleksi sesuai dengan skala prioritas.

2) Melakukan evaluasi, monitoring, dan seleksi

substansial secara berkala atas hasil kegiatan dalam

rangka meningkatkan kualitas capaian yang

dihasilkan.

3) Menyusun dan melaksanakan pembinaan pegawai,

baik peneliti maupun non-peneliti dalam rangka

meningkatkan kompetensi inti pegawai untuk

menghasilkan kualitas dan kinerja yang baik dari

satuan kerja.

4) Menjalin hubungan kerja sama penelitian dan non-

penelitian dalam skala nasional maupun

internasional.

5) Mendorong peneliti untuk aktif dalam kegiatan

ilmiah, pertemuan ilmiah, dan menjadi anggota

dalam organisasi keilmuan di skala nasional dan

internasional.

6) Meningkatkan kegiatan promosi dan diseminasi

hasil-hasil penelitian. Kegiatan ini ditujukan untuk

memberikan peningkatan pelayanan kepada

masyarakat dalam pemanfaatan kepakaran yang

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 68

dimiliki oleh P2SDR LIPI, baik pada level nasional

maupun internasional

2.4.3 Strategi Kegiatan Penelitian

Penelitian Tematik (DIPA) yang dilakukan sivitas

peneliti di Pusat Penelitian Sumber daya Regional adalah

penelitian yang berfokus pada kajian multidisiplin yang bersifat

area studies. Topik-topik penelitian tematik ini merujuk pada

payung topik penelitian IPSK yang terkait dengan isu tentang

Transnasionalisme dan Globalisasi. Studi-studi yang dilakukan

di P2SDR merupakan studi yang saling bersinergi, tidak hanya

dalam hal membangun ide dan tema penelitian, tetapi juga

membangun sinergi dengan peneliti pada satuan kerja lain di

lingkungan kerja IPSK, terutama yang memiliki kompetensi

yang dibutuhkan oleh kelompok peneliti. Hal ini penting

dilakukan karena banyak keahlian dari para senior dari luar

satker P2SDR yang dapat membantu dalam peningkatan

kualitas hasil penelitian terutama dalam membangun konsep

dan teori ilmu sosial yang digunakan dalam penelitian.

Sebagaimana telah disebutkan bahwa pada renstra ini,

kajian kewilayahan P2SDR memusatkan perhatiannya pada

topik-topik globalisme, regionalisme, dan isu-isu strategis di

Asia Pasifik, Asia Timur, dan Eropa-Afrika. Namun demikian,

dalam rangka merespon perubahan yang terjadi secara cepat

pada dunia global, perubahan fokus pada kajian wilayah, dan

untuk menjawab persoalan bangsa saat ini, maka dirasakan

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 69

perlu untuk melakukan refokusing atas tema-tema penelitian

yang dilakukan oleh P2SDR.

Dalam perkembangannya, P2SDR melihat pentingnya

memberi arah baru untuk pengembangan area studies guna

memahami dinamika sosial dan kemanusiaan yang semakin

kompleks di era globalisasi. Sebagai jantung dari globalisasi,

area studies harus mampu memahami (super) kompleksitas

yang muncul dari proses tersebut. Merespon dinamika yang

ada, P2SDR mencoba mengembangkan area studies dengan

beberapa karakteristik sebagai berikut; (1) fokus pada

mobilitas atau pergerakan orang, barang, ide, modal dan

teknologi, (2) interaksi global-lokal, (3) multisitus, (4)

multidisiplin/interdisiplin, dan transdisiplin.

Mobilitas. Area studies yang dikembangkan oleh P2SDR

berusaha memahami pergerakan orang, barang, ide, modal

dan teknologi yang begitu cepat melewati batas-batas wilayah

yang ada. Pergerakan berbagai hal tersebut, menyebabkan

pentingnya pemahaman tentang konektivitas antar wilayah

maupun negara. Persoalan yang terjadi di suatu wilayah dapat

dengan mudah dan cepat mempengaruhi wilayah yang lain,

bahkan yang berjarak ribuan kilometer. Melihat mobilitas

bukan berarti hanya melihat pada proses pergerakan tersebut,

namun juga dapat melihat pada komoditas (orang, barang,

modal, ide, dan teknologi), konteks, struktur yang melingkupi,

agensi yang terlibat, serta sebab dan akibat yang

ditimbulkannya.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 70

Mengikuti pergerakan komoditas, misalnya, akan

membantu dalam memahami kompleksitas dan diversitas

masyarakat. Menurut Saptari (2016), diskusi tentang rantai

komoditas akan membantu pemahaman tentang sistem rantai

komoditas, networks dari komoditas, serta sirkulasi komoditas

yang kini berjalan tidak hanya satu arah. Pada lokasi yang

berbeda, komoditas dapat memiliki makna budaya yang

berbeda, sehingga menghasilkan identitas yang dapat

diasosiasikan dengan tempat atau ciri kelompok tertentu.

Dengan mengikuti pergerakan komoditas barang, dapat

dipahami lokasi-lokasi, titik-titik produksi, distribusi dan

konsumsi, serta bagaimana setiap lokasi menciptakan nilai

tambah, struktur dan aksi-rekasi yang unik tergantung konteks

dan momen sejarahnya. Dengan mengikuti pergerakan orang,

dapat dipahami tentang sense of belonging, governance

structure, agensi, labelling dan embeddednes atau posisi (aktif

dan pasif) suatu komunitas dalam suatu struktur sosial.

Dengan mengikuti komoditas modal akan dipahami bagaimana

proses dan akibat yang dihasilkan oleh krisis keuangan global,

serta bagaimana mengatasinya.

Interaksi global-lokal. Dalam memahami berbagai

berbagai pergerakan transnasional tersebut, diperlukan

pendekatan yang melihat interaksi global-lokal. Fokus

terhadap interaksi global-lokal ini penting untuk memahami

(1) bagaimana konektivitas/keterhubungan yang diakibatkan

oleh pergerakan transnasional, dan (2) partikularitas lokal yang

penting untuk menganalisis kedaulatan dan aspirasi politik,

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 71

etnis, budaya dan agama masyarakat di berbagai lokasi.

Pendekatan global-lokal untuk melihat pergerakan

transnasional komoditas tertentu bisa memusatkan perhatian

pada dua dimensi umum. Pertama, pengintegrasian pengaruh

global ke lokal, dengan memfokuskan analisis pada tempat

atau lokasi tertentu (place), sehingga bisa memperoleh

gambaran lebih jelas dari interaksi global-lokal tersebut.

Kedua, fokus pada mobilitas dan berbagai ruang yang dilewati,

serta perubahan nilai yang terjadi ketika suatu komoditas

bergerak dan menembus batas wilayah atau negara.

Multisitus. Pemahaman tentang pergerakan

transnational dan interaksi global-lokal memerlukan

pendekatan yang bersifat multisitus. Pendekatan multisitus

didesain untuk memperoleh pengetahuan mendalam tentang

fenomena yang ada di berbagai lokasi, untuk menghasilkan

pemahaman-pemahaman baru. Penelitian yang dilakukan di

beberapa lokasi ini bukan sekedar penelitian yang bersifat

perbandingan, namun juga keterhubungan fenomena yang

ada di lokasi-lokasi tersebut. Multisitus penting tidak hanya

untuk menunjukkan keunikan atau diversitas yang muncul dari

interaksi global-lokal dalam konteks lokasi dan waktu tertentu,

namun sekaligus menunjukkan bagaimana keunikan tersebut

saling terhubung dan mempengaruhi. Pendekatan yang

bersifat multisitus ini memungkinkan untuk melihat sebuah

fenomena yang selalu terhubung dengan fenomena yang lain,

dimaknai secara berbeda dalam ruang dan waktu yang

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 72

berbeda, dan menghasilkan pola-pola baru sebagai dasar atau

titik tolak eksplorasi frontier baru pengetahuan.

Dengan batas territorial yang semakin dipertanyakan,

pendekatan multisitus bukan berarti harus dilakukan di

beberapa negara yang berbeda, namun dapat dilakukan di

beberapa lokasi dalam sebuah negara yang sama. Hal yang

penting dalam penentuan lokasi dalam pendekatan multisitus

ini bagaimana lokasi-lokasi tersebut memiliki obyek atau

subyek penelitian saling terhubung, dan memiliki keunikan

dalam pemaknaan fenomena yang diteliti. Berbeda dengan

penelitian perbandingan yang mensyaratkan adanya struktur

atau faktor-faktor sosial, ekonomi, politik, budaya yang mirip

sebagai variabel-variabel kontrol, dalam penelitian multisitus

keragaman dari berbagai hal tersebut justru menjadi ruang

eksplorasi untuk pencarian frontier baru pengetahuan.

Multidisiplin/Interdisiplin/Transdisiplin. Area studies

bukan merupakan sebuah disiplin ilmu tersendiri, namun lebih

merupakan ruang pertemuan antar berbagai disiplin ilmu

yang ada, baik ilmu sosial kemanusiaan seperti sejarah,

sosiologi, antropologi, ekonomi, politik, dan bahasa, maupun

dari disiplin ilmu teknik dan ilmu pengetahuan alam, seperti IT,

geologi, biologi dan sebagainya. Selama ini terdapat narasi-

narasi yang berbeda tentang perkembangan sosial, perubahan

lingkungan dan kemajuan teknologi yang dikembangkan oleh

masing-masing kelompok disiplin ilmu. Narasi tentang

perubahan bumi dan lingkungan seolah tidak berkaitan

dengan perkembangan sosial dan pilihan kebijakan atau

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 73

tindakan manusia, padahal mereka berada dalam ruang dan

waktu yang sama. Perkembangan teknologi, prioritas

anggaran, kesepakatan sosial, perubahan iklim dan

penanggulangan bencana merupakan hal yang sejatinya

berkaitan satu dengan yang lain. Karenanya, untuk

menghasilkan pemahaman yang komprehensif, diperlukan

pemahaman yang tidak hanya bersifat multidisiplin, juga

interdisiplin dan bahkan transdisiplin.

Keempat karakteristik penelitian area studies yang

diusung P2SDR dalam draft naskah refocusing inilah yang

menjadi pedoman bagi seluruh sivitas peneliti di lingkungan

P2SDR dalam melaksanakan penelitian mulai tahun 2016.

Dengan penajaman ini pula diharapkan hasil penelitian

tematik/DIPA P2SDR tidak hanya berkontribusi pada

perkembangan ilmu pengetahuan sosial (signifikansi

akademis/teoritis), tetapi juga mampu memberikan kontribusi

terhadap upaya penyelesaian permasalahan bangsa (signifikasi

praktis).

Selain itu, upaya lain yang masih terus dilakukan adalah

membangun jejaring (networking) dengan beberapa

instansi/lembaga di luar negeri dan bertindak sebagai

counterpart penelitian, seperti Leiden University dan the

Institute for Housing and Urban Development Studies (IHS)

Rotterdam di Belanda, Cologne University di Jerman, Research

for Poverty Alleviation di Tanzania, Department of Southeast

Asian Studies, University of Social Sciences and Humaniora

(USSH) di Vietnam, Institute of Religion, Culture and Peace,

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 74

PAYAP University di Thailand, University Kebangsaan Malaysia,

Hankuk University of Foreign studies di Korea, Hong Kong

University of Science and Technology, dan University of Tokyo.

Sementara itu lembaga lain di dalam negeri yang diajak

berkoordinasi meliputi Kementerian Luar Negeri, Badan Arsip

Nasional, Universitas Indonesia, dan sebagainya.

2.5 Program dan Kegiatan

Seperti halnya pusat penelitian lain di lingkungan kerja

LIPI maka program–program utama yang dijalankan P2SDR

juga mengacu pada Program yang ditetapkan BAPPENAS, yang

meliputi :

1. Program Penerapan Kepemerintahan yang baik.

2. Program Penelitian dan Pengembangan IPTEK.

3. Program Penguatan/Pengembangan Kelembagaan IPTEK.

4. Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas

Aparatur Negara.

Dalam pelaksanaannya, program-program tersebut

dapat diselaraskan dengan program lain yang ada dan

disesuaikan dengan kebutuhan yang ingin dicapai. Selain itu,

terdapat juga program yang bersifat teknis, yaitu Program

Penelitian, Penguasaan, dan Pemanfaatan Iptek. Program dan

kegiatan yang dijalankan harus sesuai dengan visi, misi, tujuan

serta sasaran lembaga. Program-program tersebut telah

dituangkan dalam bentuk rencana kegiatan yang tersusun

dalam Rencana Strategis P2SDR Tahun 2015-2019. Pada tahun

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 75

2016, P2SDR telah melaksanakan 3 (tiga) Program Utama

Bappenas yaitu: 1. Program Penelitian dan Pengembangan

Iptek; 2. Program Penerapan Kepemerintahan yang Baik; 3.

Program Penguatan/Pengembangan Kelembagaan IPTEK.

2.5.1 Program Penelitian dan Pengembangan Iptek

Program penelitian dan Pengembangan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) merupakan kegiatan utama

dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia yang

pelaksanaannya diserahkan kepada berbagai satuan kerja yang

berada di lingkungan kerja LIPI. Sebagai bagian dari LIPI,

amanat untuk melakukan kegiatan penelitian juga diserahkan

pelaksanaannya kepada Pusat Penelitian Sumber daya

Regional (P2SDR) dengan kajian-kajian penelitian yang bersifat

area studies (lintas kawasan). Kajian area studies ini berfokus

pada tema-tema sosial kemanusiaan dalam bentuk kajian

multidisipliner (lintas disiplin keilmuan) dengan lokasi

penelitian di beberapa negara di dalam kawasan Asia

Tenggara, Asia Pasifik, serta Eropa dan Afrika. Pemilihan

tema-tema penelitian pada renstra lima tahun (2015–2019)

mengacu kepada prioritas tematik penelitian IPSK 2015-2019.

Pada tahun 2016 terdapat program dan kegiatan yang telah

dituangkan dalam bentuk rencana kegiatan yang tersusun

dalam 9 (sembilan) Tolok Ukur (TU) yaitu:

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 76

I. Kelompok Kajian Penelitian Kawasan Asia Tenggara

1. Daya Saing Sektor Pertanian di Thailand

Integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara sudah mulai

dilakukan di akhir tahun 2015. Secara teori, integrasi ini

ditujukan untuk menghimpun kekuatan bersama di antara

negara-negara ASEAN dalam mendorong ketahanan

pangan. Namun dalam realisasinya, perwujudan dari

intergrasi ekonomi ini adalah persaingan ketat di antara

negara-negara ASEAN dalam pasar bebas. Dalam pasar

bebas ini, kualitas akan menjadi penentu layak tidaknya

barang atau jasa untuk berkompetisi. Pada satu sisi,

integrasi ini akan menjadi peluang yang bagus untuk

meningkatkan pendapatan negara karena hambatan-

hambatan dalam perdagangan antar-negara akan dikurangi

atau bahkan ditiadakan. Di sisi lain, kompetisi dalam pasar

bebas menuntut peningkatan daya saing. Ini berlaku untuk

semua sektor, tidak terkecuali sektor pertanian. Untuk itu,

diperlukan tindakan-tindakan nyata yang cepat untuk

meningkatkan kualitas produk pertanian yang dihasilkan.

Dengan mengambil lokasi penelitian di Thailand, penelitian

dengan pendekatan kualitatif ini berusaha untuk melihat

kesiapan Thailand dalam meningkatkan daya saing,

khususnya untuk komoditas beras di era integrasi

ekonomi. Beberapa hal yang menjadi fokus perhatian

dalam penelitian ini adalah standarisasi kualitas produk,

pengembangan riset pertanian padi, dan saluran distribusi

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 77

beras. Penggunaan perspektif sosial ekonomi dalam

penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran

yang komprehensif mengenai tema yang diangkat,

sehingga penelitian ini bisa dijadikan pembelajaran bagi

Indonesia untuk memajukan sektor pertanian.

Kata kunci: integrasi ekonomi, pasar bebas, sektor

pertanian,

2. Migrasi Transnasional dan Persoalan Identitas di Kota-

kota Perbatasan di Asia Tenggara: Studi Kasus

Masyarakat Perbatasan Thailand-Laos

Dalam era globalisasi saat ini kawasan perbatasan telah

menjadi pintu gerbang utama pergerakan manusia,

barang, modal, dan ide-ide atau gagasan secara

transnasional. Kota-kota di perbatasan menjadi semakin

ramai dan terus berkembang seiring dengan pesatnya

pergerakan manusia yang didukung dengan kemajuan

transportasi dan komunikasi. Pergolakan di berbagai

negara juga memberikan dampak pada migrasi

transnasional di Asia Tenggara. Selain itu, pergerakan

etnis-etnis minoritas yang menghuni wilayah perbatasan

masih terus berlangsung sampai dengan saat ini. Interaksi

antara masyarakat di perbatasan dengan para pendatang

dari negara lain mengakibatkan perubahan sosial budaya

yang pada akhirnya akan mempengaruhi identitas

masyarakat di perbatasan yang cenderung bernuansa

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 78

multikultural. Oleh karena itu, penelitian tentang kota-

kota perbatasan pada tahun kedua ini memfokuskan pada

dinamika pergerakan transnasional, kegiatan ekonomi di

wilayah perbatasan, dan isu-isu etnisitas, identitas

termasuk isu kewarganegaraan, agama, bahasa, serta

budaya dengan pendekatan interdisipliner, terutama

kombinasi dari pendekatan sejarah, ekonomi, dan

antropologi. Lokasi penelitian pada tahun ini akan

dilakukan di Chiang Khong, kota perbatasan antara

Thailand dengan Laos.

Kata Kunci: migrasi transnasional, kewarganegaraan,

identitas, kota perbatasan, border communities

3. Etos Kerja, Modal Sosial, dan Kebijakan Kewirausahaan

di Asia Tenggara: Studi Keunggulan Kompetitif UMKM

di Malaysia

UMKM merupakan ekonomi sektor riil yang mayoritas

bagi negara yang kurang berkembang maupun negara

sedang berkembang menjadi pilar utama dalam menjaga

kestabilan dan memajukan ekonomi negara mereka.

begitu juga dengan negara Malaysia, UMKM dikenal

dengan sebutan PKS (Pekerja Kecil Sederhana), telah

didaulat menjadi terobosan baru Malaysia untuk

mencapai kemapanan ekonomi pada tahun 2020.

Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui dimensi etos kerja dan faktor-faktor

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 79

yang mempengaruhi etos kerja pelaku UMKM Malaysia

serta modal sosial yang dapat membantu

mengembangkan usaha mereka khususnya melalui

keunggulan kompetitif UMKM. Penelitian ini dilakukan di

Semenanjung Malaysia, khususnya daerah Lembah Klang

dan Johor sebagai daerah pusat UMKM. Jenis penelitian

kualitatif diharapkan data dapat mengggali secara

mendalam dan tujuan penelitian ini dapat terealisasikan.

Sedangkan konsep etos kerja dan modal sosial dari para

ahli diharapkan dapat memberikan gambaran tentang

kedua hal tersebut.

Kata Kunci: UMKM (PKS), dimensi etos kerja, pola modal

sosial, keunggulan kompetitif UMKM

II. Kelompok Kajian Penelitian Kawasan Asia Pasifik

1. Budaya Visual di Jepang: Industri Animasi dan Jaringan

Transnasional di Jepang

Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri jaringan

pengetahuan sains, jaringan pemanfaatan teknologi, dan

jaringan produksi yang menjadi dasar perkembangan

industri kreatif di Jepang, khususnya industri yang

berkaitan dengan teknologi digital. Untuk tahun 2016 ini,

penelitian difokuskan pada industri kreatif sub-sektor

animasi dengan pertimbangan bahwa animasi

merupakan salah satu "brand" utama dalam industri

kreatif Jepang sejak awal 1920an sampai sekarang. Di

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 80

samping itu, jaringan teknologi animasi antara Jepang

dan negara lain (Amerika, Korea, Filipina, Indonesia)

merupakan ruang "brain circulation", yaitu ruang

persebaran dan negosiasi pengetahuan tentang teknologi

produksi, desain karakter, dan isi (content) tematik film

animasi. Proses produksi kolaboratif yang terjadi dalam

industri animasi, di sisi lain, memperlihatkan perlunya

memahami industri kreatif sebagai "rantai produksi"

(production chain) yang melibatkan studio animasi di

Jepang dan studio animasi di negara lain (termasuk

Indonesia) sebagai bagian dari rantai produksi tersebut.

Oleh karena itu, pemahaman tentang industri animasi

Jepang menjadi sangat penting dalam menyusun

masukan untuk perkembangan industri kreatif di

Indonesia.

Kata kunci: Animasi, Budaya Visual, Globalisasi, Industri

Kreatif, Jepang

2. Tantangan dan Peluang Masyarakat Menua (Aging

Society) di Tiongkok: Studi Kasus Kota Hongkong

Sebagai negara berkembang dengan populasi yang tinggi,

Tiongkok tidak luput dari isu-isu sosial, ekonomi maupun

lingkungan, yang salah satunya adalah adalah munculnya

masyarakat menua (ageing society). Saat ini, jumlah

penduduk lansia di Tiongkok meningkat dari 10,3%

menjadi 13,3% dari total penduduk China. Secara

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 81

ekonomi dan bisnis, peningkatan jumlah penduduk

berusia 60 tahun ke atas mengakibatkan berkurangnya

jumlah pekerja usia produktif. Dalam jangka pendek,

kekurangan tenaga kerja produktif berdampak pada

menurunnya daya saing Tiongkok. Hongkong merupakan

salah satu wilayah di Tiongkok dengan tingkat populasi

Lansia yang tinggi. Pada tahun 2011 Jumlah lansia di HK

mencapai 13,3% dari seluruh total penduduknya. Jika

pada tahun 2015, penelitian masyarakat Lansia di

Tiongkok fokus pada wilayah Beijing, maka pada tahun

2016 akan melihat bagaimana pemerintah Hongkong

Special Administrative Region (SAR) mengelola

masyarakat Lansia mereka dengan menganalisis skema

yang dibuat pemerintah untuk meningkatkan

kesejahteraan para lansia, isu ketenagakerjaan sebagai

dampak atas menuanya masyarakat Hongkong serta

industri yang berkembang seiring dengan munculnya

ageing society.

Kata kunci: tantangan, peluang, ageing society,

ketenagakerjaan, Hongkong

3. Agama dan Modernitas: Pembangunan Ekonomi dan

Komodifikasi Agama di Korea Selatan

Korea Selatan menempuh jalan yang berbeda dari

masyarakat Barat dalam melakukan pembangunan karena

adanya realitas afinitas yang kokoh antara agama dan

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 82

modernitas. Kenyataan ini jelas sangat berbeda dengan

asumsi teori-teori sekuler. Agama di Korea Selatan

berkorelasi dengan perkembangan ekonomi dan

memperkuat integrasi sosial dan identitas budaya. Agama

menjadi bagian penting dari modernitas dan kemajuan

ekonomi di Korea Selatan. Agama mengambil bentuk

baru dalam hal instusi, pengajaran doktrin, dan

pelaksanaan ritual melalui komodifikasi agama.

Komodifikasi agama mampu menopang eksistensi dan

peran sosial agama ruang-ruang publik dan kehidupan

rasional serta modern. Penelitian ini berusaha mendiskusi

rasionalisasi agama untuk mendeskripsikan korelasi,

afinitas, dan relasi yang kuat antara agama dan

modernitas terutama pembangunan ekonomi dan industri

di Korea Selatan. Secara teoritis penelitian ini

mendiskusikan kembali gagasan Max Weber tentang

peran spiritual agama dalam mendorong kemajuan dan

kemakmuran ekonomi dalam konteks masyarakat Asia

Timur Korea Selatan.

Kata Kunci: agama, modernitas, rasionalisasi, komodifikasi

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 83

III. Kelompok Penelitian Kawasan Eropa dan Afrika

1. MENUJU KOTA BERKELANJUTAN DI EROPA: Kajian

tentang Dinamika Relasi Para Aktor dalam Pengelolaan

Air di Rotterdam, Belanda

Penelitian ini dilakukan untuk memahami model

pengelolaan air berbasis ‘water city’ dalam konteks kota

berkelanjutan di Rotterdam, Belanda. Sebagai salah satu

kota yang dekat dengan pelabuhuan, Rotterdam memiliki

kerentanan tersendiri terhadap perubahan iklim,

terutama banjir. Model pengelolaan air yang tepat

merupakan jawaban atas permasalahan tersebut. Di sisi

lain, kebutuhan sosial masyarakat di perkotaan juga harus

dipenuhi. Di sinilah para pemangku kepentingan ditantang

untuk merumuskan model pengelolaan air yang tidak

hanya penting untuk mencegah terjadinya banjir tetapi

juga penyediaan air bagi generasi mendatang. Prinsip

keberlanjutan menjadi salah satu kunci dalam

pembangunan perkotaan di kota-kota di Eropa, termasuk

Rotterdam. Oleh karena itu, dengan metode wawancara

semi-terstruktur, pengamatan terbatas, dan diskusi

dengan para pemangku kepentingan, penelitian ini juga

hendak menjawab pertanyaan tentang siapa saja aktor-

aktor yang berperan dalam model pengelolaan air yang

menjadi prioritas pembangunan kota berkelanjutan dan

memberikan rekomendasi pengetahuan mengenai relasi

ekologi dan perkotaan dalam sistem pengelolaan air.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 84

Dengan demikian, model yang bersifat integrated

sustainable urban water diharapkan dapat menjadi

alternatif bagi para pemangku kepentingan di Indonesia

dalam menjawab tantangan yang dihadapi oleh kota-kota

yang sedang membangun.

Kata kunci: Water management, kota berkelanjutan,

perubahan iklim, banjir, Rotterdam

2. Menuju Masyarakat Pascasekuler: Agama dan

Kewarganegaraan di Belanda

Studi ini merupakan rangkaian road map tim Migrasi PSDR

2015-2019 yang mengkaji perubahan-perubahan dalam

masyarakat Eropa Barat kontemporer terkait dengan isu

agama dan kewarganegaraan. Sentimen anti-imigrasi dan

anti-Islam di Jerman meningkat sangat dramatis pada

tahun 2014 yang puncaknya terjadi pertengahan

Desember 2014 sekitar dimana 15.000 orang di Dresden

menyatakan dirinya sebagai Patriotische Europäer gegen

eine Islamisierung des Abendlandes atau Pegida bergabung

dalam aksi damai menolak gerakan yang mereka anggap

sebagai Islamisasi di Barat. Perdebatan dalam penelitian ini

terletak pada peninjauan ulang atas konsepsi sekularisme

yang selama ini diberlakukan negara-negara Eropa Barat

dalam mengatur hubungan agama sebagai bagian dari

ruang privat dan kewarganegaraan sebagai bagian dari

ruang publik. Berangkat dari titik tersebut studi akan

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 85

melihat usaha-usaha baru, baik yang dilakukan oleh

komunitas-komunitas agama dan otoritas politik negara,

untuk saling mendekat dan saling mengakomodasi. Secara

teoritis, studi ini bertolak dari argumen Jurgen Habermas

tentang “masyarakat pasca-sekuler”, yaitu “the continued

existence of religious communities in a continually

secularizing environment”. Pada tahun kedua (2016) dari

rangkaian lima tahun yang direncanakan ini, Jerman akan

dijadikan fokus studi. Penelitian ini merupakan penelitian

kualitatif dengan menggunakan prosedur-prosedur

pengumpulan data yaitu forum group discussion,

pengamatan, wawancara dengan subjek-subjek yang

relevan, dan studi literatur yang mendalam. Diharapkan

hasil penelitian yang bersifat komparatif ini bisa

membantu pemerintah Indonesia dalam melindungi dan

mengatasi konflik-konflik komunitas agama minoritas dan

kelompok aliran agama tertentu.

Kata kunci: Agama, kewarganegaraan, sekularisme, pasca-

sekularisme, Jerman

3. Krisis dan Perubahan Sosial di Sub-Sahara Afrika: Studi

Kasus Tanzania

Terjadinya krisis keuangan global tahun 2008-2009 yang

melanda Amerika Serikat dan Uni Eropa telah

berpengaruh terhadap berbagai kebijakan sosial dan

ekonomi di negara-negara kawasan timur Sub-Sahara

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 86

Afrika, terutama pada aspek penyelenggaraan sistem

jaminan sosial mereka. Namun terdapat variasi perubahan

kebijakan sistem jaminan sosial yang dilakukan tiap-tiap

negara tersebut. Menggunakan negara Tanzania sebagai

lokasi atau sampel penelitian, studi ini bertujuan untuk

menganalisis pengaruh dampak krisis keuangan global

terhadap kebijakan penyelenggaraan sistem jaminan sosial

di negara-negara kawasan timur Sub-Sahara Afrika. Selain

itu, penelitian ini juga akan melihat bagaimana respon

masyarakat terhadap perubahan kebijakan sosial tersebut.

Pemahaman tentang pengaruh krisis terhadap sistem

jaminan sosial ini penting sebagai pelajaran bagi Indonesia

yang baru pada tahun 2014 mulai menerapkan sistem

jaminan sosial nasional yang dikelola oleh Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Kata Kunci: krisis, sistem jaminan sosial dan Tanzania

2.6. Penetapan Kinerja Tahun 2016

Penyusunan Rencana Strategis P2SDR periode 2015-

2019 dilakukan berdasarkan pada Rencana Strategis

Kedeputian Bidang IPSK LIPI dalam kurun waktu yang sama.

Sementara itu, penyusunan Rencana Strategis Kedeputian

Bidang IPSK LIPI juga berdasarkan pada Rencana Strategis LIPI

2015-2019 yang bersumber pada Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJMN) tahap 3 yang

dikeluarkan oleh Bappenas pada tahun 2015. Uraian rencana

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 87

strategis implementatif P2SDR tahun 2015-2019 dapat dilihat

pada table 2.1 mengenai Matriks Rencana Strategis PSDR

2015-2019 (RS) yang menunjukkan keterkaitan antara visi,

misi, tujuan, sasaran, serta kebijakan dan program.

Tabel 2.1. Matriks Rencana Strategis P2SDR-LIPI 2015-2019

Tujuan

Sasaran Strategis Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran

Uraian Indikator Kebijakan Program

1 2 3 4 5

1. Memperkuat kompetensi dan kemampuan SDM untuk menunjang peningkatan kompetensi inti.

Meningkatnya kualitas pengetahuan para peneliti yang diukur dari pening katan pendidikan dan jenjang pada jabatan fungsional

Peta Pendidikan dan jenjang Fungsioonal

Jumlah peneliti yang meningkat pendidikan-nya 15 orang

Jumlah pegawai yang meningkat jabatan fungsionaln-ya 30 orang

1. Kebijakan pembinaan dan pengembang-an kelembagaan

2. Kebijakan SDM

3. Kebijakan Anggaran

4. Kebijakan Kerja sama

Program Penelitian, Penguasaan dan Pemanfaatan IPTEK

Program Penguatan Kelembagaan

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Apara tur Negara

Program Penerapan Kepe merintahan Yang Baik

Program Penyelenggaran Pimpinan Kenegaraan dan Kepemerintahan

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 88

1. Memperkuat kompetensi inti melalui penelitian kewilayahan dan pengembangan hasil penelitian untuk menciptakan ilmu pengetahuan baru yang berdampak luas bagi perkembangan ilmu social.

Tema penelitian 2015 -2019 1. Daya Saing

Sektor Pertanian di Asia Tenggara

2. Migrasi

Transnasiona

l dan

Persoalan

Indentitas di

Kota-Kota

Perbatasan

di Asia

Tenggara.

3. Etos Kerja,

Modal

Sosial, dan

Kebijakan

Kewirausaha

an di Asia

Tenggara.

4. Budaya

Visual di

Jepang

5. Dinamika

Masyarakat

Menua

(ageing

society) di

Tiongkok.

6. Gerakan

Agama

Dunia,

Jumlah makalah Ilmiah Nasional yang dihasilkan 80

Jumlah makalah ilmiah internasional yang 10 artikel.

Jumlah buku yang diterbitkan dengan ISBN 20 buku

Jumlah publikasi nasional yang dihasilkan 25 buah

Jumlah publikasi Internasional yang dihasilkan 5 buku

Jumlah policy paper yang dihasilkan 40

Jumlah yang memanfaatkan jasa kepakaran 50

1. Kebijakan penelitian dan pengembangan sebagai respon untuk pengembangan kebijakan nasional di bidang Iptek

2. Kebijakan pelayanan public dalam rangka penyebaran informasi iptek

3. Kebijakan kerja sama bidang penelitian

4. Kebijakan pembinaan SDM penelitian dan non penelitian.

Program Penelitian, Penguasaan dan Pemanfaatan IPTEK

Program peningkatan kemampuan dalam memahami metodologi penelitian

Program peningkatan kemampuan bahasa local yang mendukung kegiatan penelitian

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 89

Modernitas,

dan Agama

Lokal di

Korea

Selatan.

7. Krisis dan

Perubahan

Sosial di Sub-

Sahara

Afrika.

8. Menuju

Masyarakat

Pascasekuler

: Agama dan

Kewarganeg

araan di

Eropa.

9. Menuju Kota

Berkelanjuta

n di Eropa:

Persepsi dan

Implementas

i

Pembanguna

n Kota

Berkelanjuta

n di

Rotterdam.

Jumlah sitasi atas publikasi 430 sitasi

2. Mendorong terciptanya kebijakan strategis dalam upaya penegakan good governance

1. Tersedianya timbangan ilmiah dan rekomendasi untuk menjawab isu nasional yang diukur dari jumlah saran

Jumlah saran kebijakan dan timbangan ilmiah

Jumlah hasil kajian kebijakan

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 90

kebijakan dan timbangan ilmiah dari LIPI

2. Mendorong agar hasil kajian kebijakan LIPI dipakai sebagai rujukan yang diukur dari jumlah hasil kajian kebijakan yang dipakai

yang dipakai

3. Turut meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam berperilaku rasional (ilmiah) dan humanis melalui peningkatan akses masyarakat terhadap pengetahuan

1. Meningkatnya akses terhadap pengetahuan yang diukur dari frekuensi interaksi dan jumlah keikutsertaan dalam aktivitas ilmiah nasional, regional dan international

2. Jumlah masyarakat yang menggunakan hasil penelitian sebagai rujukan

Frekuansi interaksi dan jumlah keikutsertaan dalam aktivitas ilmiah nasional, regional dan inter nasional

Frekuensi interaksi (seminar yang terselenggara) 33 kali

Jumlah keikutsertaan dalam aktivitas

1. Kebijakan peningkatan jasa Iptek.

2. Kebijakan pembinaan dan pengembangan kemampuan dan kompetensi.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 91

4. Turut memperjuangkan kepentingan nasional dan posiisi tawar Indonesia di dunia internasional melalui peningkatan kontribusi dan keterlibatan Ilmiah Indonesia pada aras Internasional

1. Jumlah posisi strategis yang dijabat dalam organisasi/pertemuan nasional/ internasional

2. Jumlah kerja sama yg memiliki MOU terlaksana dengan lembaga nasional dan internasional

Keikutsertaan dalam seminar nasional dan internasional 600

Meningkatnya jumlah focal ponit organisasi internasional 10 buah

Jumlah Peneliti P2SDR terindeks global 15 orang

Jumlah workshop/seminar kerja sama 6 kali

1. Kebijakan Kerja sama

2. Kebijakan penelitian dan pengembangan sebagai respon untuk pengembangan kebijakan nasional di bidang Iptek

3. Kebijakan peningkatan jasa Iptek

5. Meningkatkan, memelihara dan memanfaatkan sarana/ prasarana penelitian, infrastruktur dan standar ilmiah, dokumentasi dan peman faatan informasi ilmiah untuk

1. Terwujudnya Tata Kelola Organisasi Yang Baik (Good Corporate Governance) yang dapat diukur dengan terlaksananya perencanaan, pelaksanaan

Perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan yang berkualitas dan akuntabel

Jumlah dokumen perencanaan yang dilaksanaka

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 92

memantapkan sistem manajemen kelembagaan

dan pengawasan kegiatan yang berkualitas dan akuntabel serta peningkatan status pengelolaan administrasi keuangan dan inventaris LIPI yang tertib dan taat azas sehingga tercapai penilaian Wajar Tanpa Pengecualian

2. Tersedianya

sarana dan prasarana penelitian yang memenuhi kebutuhan, yang diukur dar jumlah sarana dan prasarana penelitian yang baik yang dipakai untuk kegiatan

n 5 dokumen

Jumlah laporan kinerja yang berkualitas dan akuntabel 5 buah laporan tahunan satker

Status pengelolaan administrasi keuangan dan inventaris LIPI yang tertib dan taat azas

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 93

Tujuan

Sasaran Strategis Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran

Uraian Indikator Kebijakan Program

1 2 3 4 5

2. Memperkuat kompetensi dan kemampuan SDM untuk menunjang peningkatan kompetensi inti.

Meningkatnya kualitas pengetahuan para peneliti yang diukur dari pening katan pendidikan dan jenjang pada jabatan fungsional

Peta Pendidikan dan jenjang Fungsioonal

Jumlah peneliti yang meningkat pendidikan-nya 15 orang

Jumlah pegawai yang meningkat jabatan fungsionaln-ya 30 orang

1. Kebijakan pembinaan dan pengembang-an kelembagaan

2. Kebijakan SDM

3. Kebijakan Anggaran

4. Kebijakan Kerja sama

Program Penelitian, Penguasaan dan Pemanfaatan IPTEK

Program Penguatan Kelembagaan

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Apara tur Negara

Program Penerapan Kepe merintahan Yang Baik

Program Penyelenggaran Pimpinan Kenegaraan dan Kepemerintahan

6. Memperkuat kompetensi inti melalui penelitian kewilayahan dan pengembangan hasil penelitian

Tema penelitian 2015 -2019 10. Pem

bangunan Pertanian dan Ketahanan Pangan:

Jumlah makalah Ilmiah Nasional yang dihasilkan 80

Jumlah makalah

5. Kebijakan penelitian dan pengembangan sebagai respon untuk pengembangan

Program Penelitian, Penguasaan dan Pemanfaatan IPTEK

Program peningkatan kemampuan

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 94

untuk menciptakan ilmu pengetahuan baru yang berdampak luas bagi perkembangan ilmu social.

Kebijakan tata guna lahan pertanian di Vietnam

11. Migrasi Transnasional dan Diaspora di Kota-Kota Perbatasan di Asia Tenggara

12. Etos Kerja dan Kewirausahaan: Keunggulan Kompetitif UMKM di Asia Tenggara

13. Industrialisasi, Modernitas, dan Resiko di Jepang

14. Dinamika Perubahan Sosial dan Ageing society di China

15. Gerakan Agama Dunia, Modernitas, dan Agama Lokal di Korea

ilmiah internasional yang 10 artikel.

Jumlah buku yang diterbitkan dengan ISBN 20 buku

Jumlah publikasi nasional yang dihasilkan 25 buah

Jumlah publikasi Internasional yang dihasilkan 5 buku

Jumlah policy paper yang dihasilkan 40

Jumlah yang memanfaatkan jasa kepakaran 50

Jumlah sitasi atas publikasi 430 sitasi

kebijakan nasional di bidang Iptek

6. Kebijakan pelayanan public dalam rangka penyebaran informasi iptek

7. Kebijakan kerja sama bidang penelitian

8. Kebijakan pembinaan SDM penelitian dan non penelitian.

dalam memahami metodologi penelitian

Program peningkatan kemampuan bahasa local yang mendukung kegiatan penelitian

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 95

Selatan 16. Krisis

dan Perubahan Kebijakan Sosial di Eropa dan Africa

17. Menuju masyarakat Pasca Sekuler Agama dan Kewarganegaraan di Belanda

18. Studi kebijakan lingkungan dalam upaya adaptasi perubahan iklim sebagai bagian dari pembangunan kota berkelanjutan di kota Belanda

7. Mendorong terciptanya kebijakan strategis dalam upaya penegakan good governance

3. Tersedianya timbangan ilmiah dan rekomendasi untuk menjawab isu nasional yang diukur dari jumlah saran kebijakan

Jumlah saran kebijakan dan timbangan ilmiah

Jumlah hasil kajian kebijakan yang dipakai

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 96

dan timbangan ilmiah dari LIPI

4. Mendorong agar hasil kajian kebijakan LIPI dipakai sebagai rujukan yang diukur dari jumlah hasil kajian kebijakan yang dipakai

8. Turut meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam berperilaku rasional (ilmiah) dan humanis melalui peningkatan akses masyarakat terhadap pengetahuan

3. Meningkatnya akses terhadap pengetahuan yang diukur dari frekuensi interaksi dan jumlah keikutsertaan dalam aktivitas ilmiah nasional, regional dan international

4. Jumlah masyarakat yang menggunakan hasil penelitian sebagai rujukan

Frekuansi interaksi dan jumlah keikutsertaan dalam aktivitas ilmiah nasional, regional dan inter nasional

Frekuensi interaksi (seminar yang terselenggara) 33 kali

Jumlah keikutsertaan dalam aktivitas

3. Kebijakan peningkatan jasa Iptek.

4. Kebijakan pembinaan dan pengembangan kemampuan dan kompetensi.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 97

9. Turut memperjuangkan kepentingan nasional dan posiisi tawar Indonesia di dunia internasional melalui peningkatan kontribusi dan keterlibatan Ilmiah Indonesia pada aras Internasional

3. Jumlah posisi strategis yang dijabat dalam organisasi/pertemuan nasional/ internasional

4. Jumlah kerja sama yg memiliki MOU terlaksana dengan lembaga nasional dan internasional

Keikutsertaan dalam seminar nasional dan internasional 600

Meningkatnya jumlah focal ponit organisasi internasional 10 buah

Jumlah Peneliti P2SDR terindeks global 15 orang

Jumlah workshop/seminar kerja sama 6 kali

4. Kebijakan Kerja sama

5. Kebijakan penelitian dan pengembangan sebagai respon untuk pengembangan kebijakan nasional di bidang Iptek

6. Kebijakan peningkatan jasa Iptek

10. Meningkatkan, memelihara dan memanfaatkan sarana/ prasarana penelitian, infrastruktur dan standar ilmiah, dokumentasi dan peman faatan informasi ilmiah untuk memantapkan

3. Terwujudnya Tata Kelola Organisasi Yang Baik (Good Corporate Governance) yang dapat diukur dengan terlaksananya perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan

Perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan yang berkualitas dan akuntabel

Jumlah dokumen perencanaan yang dilaksanakan 5

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 98

sistem manajemen kelembagaan

kegiatan yang berkualitas dan akuntabel serta peningkatan status pengelolaan administrasi keuangan dan inventaris LIPI yang tertib dan taat azas sehingga tercapai penilaian Wajar Tanpa Pengecualian

4. Tersedianya

sarana dan prasarana penelitian yang memenuhi kebutuhan, yang diukur dar jumlah sarana dan prasarana penelitian yang baik yang dipakai untuk kegiatan

dokumen

Jumlah laporan kinerja yang berkualitas dan akuntabel 5 buah laporan tahunan satker

Status pengelolaan administrasi keuangan dan inventaris LIPI yang tertib dan taat azas

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 99

2.6.1. Rencana Kerja dan Target Capaian Tahun 2016

Penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKT) P2SDR pada

tahun 2016 berpedoman pada program dan kegiatan yang

sudah dirumuskan dalam dokumen Renstra tahun 2015-2019

yang difokuskan kepada target-target capaian substansi

kegiatan penelitian dalam rangka merealisasikan visi LIPI untuk

menjadi lembaga penelitian berkelas dunia.

Proses selanjutnya dari penyusunan RKT adalah

menetap RKT menjadi Penetapan Kinerja (PK). Dalam PK

P2SDR 2016 terdapat delapan sasaran strategis yang harus

dicapai. Kedelapan sasaran tersebut diarahkan untuk

mencapai misi LIPI, dan disesuaikan dengan tugas serta fungsi

LIPI dalam menangkap dinamika perubahan nasional dan

global yang dinamis. Tugas dan fungsi LIPI sebagai salah satu

lembaga ilmu pengetahuan yang telah dikenal secara baik

dalam aras nasional dan internasional juga menjadi pedoman

bagi semua satuan kerja dibawahnya dalam menyusun

rencana kerja dan target capaiannya. Dengan demikian,

sasaran-sasaran strategis LIPI untuk pengembangan iptek

diarahkan dalam satu koordinasi kerja yang bersifat top down.

Penetapan kinerja P2SDR 2016 dapat dilihat pada table 2.2.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 100

Tabel 2.2 Penetapan Kinerja (PK) P2SDR Tahun 2016

No Sasaran Strategis

Indikator kinerja Kegiatan (IKK)

Target Satuan

1. Meningkatnya kontribusi LIPI terhadap daya saing bangsa berbasis hasil penelitian

Jumlah buku yang diterbitkan dengan ISBN

4 buku

Jumlah Sitasi atas publikasi

180 sitasi

Jumlah hasil penelitian dan HKI bidang sosial dan kemanusiaan yang dimanfaatkan

Jumlah pengguna jasa LIPI

7

Institusi

2. Meningkatnya kontribusi LIPI terhadap daya saing industri

3. Meningkatnya rekomendasi kebijakan berbasis hasil penelitian

Jumlah policy paper - rekomendasi kebijakan yang dimanfaatkan

2 naskah

4 Meningkatnya peran LIPI dalam mendukung riset nasional

5 Meningkatnya hasil penelitian yang

Jumlah konsep/model yang bernilai tambah

1 Konsep

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 101

berorientasi pada nilai tambah Sumber Daya dan perlindungan lingkungan

6 Meningkatnya jejaring dan kerja sama ilmiah nasional dan internasional yang berkualitas dan saling menguntungkan

Jumlah perjanjian kesepakatan kerja sama (PKK)

2 Kerja sama

a. Jumlah penelitian yang memiliki PKK

1 Kegiatan

b. Jumlah workshop/seminar yang memiliki PKK

1 Kegiatan

Jumlah posisi strategis yang dijabat dalam organisasi/pertemuan nasional/internasional

3 Posisi

7 Meningkatnya rujukan ilmiah dan informasi iptek yang diakses masyarakat

Jumlah peserta pemasyarakatan IPTEK

50 Orang

Jumlah publikasi ilmiah

27 Buku dan Artikel

1. Jumlah publikasi nasional yang dihasilkan

25 Artikel

a. Jumlah buku internasional yang diterbitkan

5 Buku

b. Jumlah artikel di 7 Artikel

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 102

jurnal internasional terakreditas

c. Jumlah artikel sebagai bagian dari buku/proceeding internasional yang diterbitkan

13 Artikel

2. Jumlah publikasi internasional yang dihasilkan

2 Buku dan Artikel

a. Jumlah buku internasional yang diterbitkan

0 Buku

b. Jumlah artikel di jurnal internasional terakreditasi

1 Artikel

c.Jumlah artikel sebagai bagian dari buku/proceeding internasional yang diterbitkan

1 Artikel

8 Meningkatnya pengembangan kompetensi SDM penelitian Indonesia

Jumlah Peneliti PSDR terindeks global

3 orang

Jumlah mahasiswa S2/S3 bimbingan/diuji

2 orang

Jumlah peneliti yang menjadi editorial board dalam jurnal

1 orang

Sumber: PME P2SDR 2016

Dokumen akuntabilitas ini bersifat sebagai living

document yang harus selalu ditelaah, dievaluasi, dan diperbaiki

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 103

sesuai dengan tuntutan lingkungan strategis yang terus

berubah. Evaluasi dan penelaahan terhadap laporan kinerja ini

disesuaikan dengan tuntutan internal maupun eksternal

lembaga yang harus dilakukan sekali dalam setahun. Adapun

capaian target kinerja di tahun 2016 dapat dilihat pada Bab III

dari buku LKj ini.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 104

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

ab ini memberikan informasi mengenai akuntabilitas

kinerja lembaga yang meliputi capaian kinerja,

analisis capaian kinerja dan akuntabilitas keuangan

Pusat Penelitian Sumber daya Regional (P2SDR)

tahun anggaran 2016. Kinerja ini diukur dengan cara melihat

target yang telah ditetapkan dan capaian kinerja dalam

Penetapan Kinerja (PK) P2SDR pada tahun anggaran 2016.

Dalam analisisnya, capaian kegiatan di tahun 2015 sedikit

banyak akan dijadikan pembanding untuk kegiatan yang masih

memiliki keterkaitan dengan tahun 2016. Sementara itu,

akuntabilitas keuangan dilihat dari data keuangan yang

memuat seluruh anggaran yang diterima untuk mendukung

pencapaian kinerja Pusat Penelitian Sumber Daya Regional.

6.1 Capaian Kinerja Organisasi

Laporan Kinerja (LKj) Instansi Pemerintah merupakan

bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang

dipercayai kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan

anggarannya. Hal terpenting yang diperlukan dalam

penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran dan evaluasi

serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis

B

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 105

terhadap pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja merupakan

kegiatan membandingkan antara target kinerja yang telah

ditetapkan dengan realisasinya. Melalui perbandingan

tersebut dapat diketahui celah kinerja, yang merupakan selisih

antara realisasi hasil program utama dengan targetnya

indikator yang diwakili oleh masing-masing sasaran di

dalamnya. Celah kinerja tersebut kemudian dianalisis untuk

dicari penyebab ketidakberhasilan yang dijadikan dasar

penetapan strategi peningkatan kinerja di masa datang.

Laporan kinerja P2SDR merupakan gambaran capaian

kinerja, kegiatan, dan sasaran strategis tahun 2016. Kinerja ini

berpedoman pada sasaran strategis LIPI yang tertuang dalam

Rencana Strategis tahun 2015-2019. Indikator Kinerja

merupakan tujuan dari sasaran yang hendak dicapai atau yang

mencerminkan benefit/impact. Sementara itu, sasaran

merupakan hasil dari output yang pada umumnya dikaitkan

dengan capaian kegiatan yang dianggap sebagai penggerak

kinerja terdekat atau mempunyai kontribusi terbesar untuk

pencapaian program.

Selama masa periode Rencana Strategis (Renstra) 2015

– 2019, capaian kinerja P2SDR secara keseluruhan selama

masa 5 tahun dikategorikan sangat baik karena hampir

sebagian besar target dapat dicapai. Penjelasan secara detail

mengenai capaian dan evaluasi akuntabilitas kinerja P2SDR di

tahun 2016 disajikan pada bagian di bawah ini.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 106

3.1.1 Akuntabilitas Kinerja

Akuntabilitas Kinerja adalah gambaran mengenai

tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/

program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi

dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan

perencanaan strategis suatu organisasi.

Pengukuran Kinerja adalah proses sistematis dan

berkesinambungan untuk menilai keberhasilan/kegagalan

pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan

untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan

dalam mewujudkan visi dan misi organisasi. Pengukuran

kinerja merupakan suatu metode untuk menilai kemajuan

yang telah dicapai dibandingkan dengan sasaran dan tujuan

yang telah ditetapkan.

Akuntabilitas Kinerja P2SDR merupakan tolok ukur

keberhasilannya dalam menjalankan tugas sebagaimana telah

dirumuskan dalam Renstra Implemetatif P2SDR Tahun 2015-

2019. Terdapat 9 Sasaran Strategis yang telah dirumuskan

dalam Renstra LIPI 2015-2019 dengan Indikator Kinerja Utama

(IKU) Rencana Kerja Tahunan di P2SDR. Adapun 13 Indikator

yang menjadi target pada tahun anggaran 2016 adalah sebagai

berikut:

1) Meningkatnya jumlah publikasi ilmiah nasional dan

internasional

2) Meningkatnya sitasi /kutipan

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 107

3) Meningkatnya aktivitas ilmiah pada tingkat nasional dan

internasional

4) Meningkatnya permintaan jasa kepakaran

5) Meningkatnya jumlah naskah kebijakan

6) Meningkatnya rumusan dan model hasil penelitian yang

diimplementasikan oleh pemangku kepentingan

7) Meningkatnya jumlah kerja sama penelitian

8) Meningkatnya jumlah publikasi bersama

9) Menjadi tuan rumah seminar internasional

10) Meningkatnya pertukaran peneliti

11) Menguatnya peran menjadi focal point

12) Meningkatnya partisipasi dalam pertemuan ilmiah nasional

dan internasional

13) Meningkatnya keanggotaan dalam organisasi ilmiah

nasional dan internasional.

Sasaran strategis tersebut diharapkan dapat

mendukung 6 (enam) tujuan LIPI yang juga menjadi tujuan

yang hendak dicapai oleh P2SDR, yakni:

1. Memperkuat kompetensi inti—yaitu kegiatan penelitian

dan pengembangan—dengan menciptakan dan

menemukan pengetahuan baru yang berdampak luas. Hal

ini dilakukan dengan meningkatkan kualitas pengetahuan

peneliti melalui penelitian dan diseminasi hasil penelitian.

2. Meningkatkan kreativitas dalam menghasilkan penelitian

yang berdampak dan bermanfaat secara luas

3. Mendorong terciptanya kreativitas dalam meningkatkan

adopsi inovasi yang dilakukan dengan membangun

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 108

jaringan dengan berbagai lembaga penelitian dalam dan

luar negeri dan rekomendasi hasil penelitian (policy paper)

kepada pemerintah

4. Turut serta meningkatkan kesadaran dan kemampuan

masyarakat dalam berperilaku rasional (ilmiah) dan

humanis. Hal ini dicapai melalui kegiatan diseminasi hasil

penelitian dan akses kepada hasil penelitian melalui buku,

website, dan perpustakaan

5. Turut memperjuangkan kepentingan nasional dan posisi

tawar Indonesia di dunia internasional melalui peningkatan

kontribusi dan keterlibatan ilmiah Indonesia pada aras

internasional. Hal ini dicapai melalui peran serta peneliti

dan lembaga dalam bentuk kerja sama penelitian dan

diseminasi hasil penelitian

6. Meningkatkan, memelihara, dan memanfaatkan

sarana/prasarana penelitian, infrastruktur dan standar

ilmiah, dokumentasi dan pemanfaatan informasi ilmiah

untuk memantapkan sistem manajemen kelembagaan. Hal

ini dicapai melalui tata kelola organisasi yang baik (good

corporate governance) dan pembinaan SDM/sumber daya

manusia yang kompeten.

Pengukuran tingkat capaian kinerja P2SDR tahun 2016

dilakukan dengan cara membandingkan antara target capaian

indikator kinerja yang telah ditetapkan dengan realisasinya,

sehingga terlihat apakah sasaran yang telah ditetapkan

tercapai atau tidak. Secara umum terdapat beberapa

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 109

keberhasilan capaian target kinerja meskipun masih ada

beberapa target yang belum tercapai ditahun 2016 ini.

3.1.2 Analisis dan Evaluasi Kinerja Tahun 2016

Pada bagian ini akan dipaparkan analisis dan evaluasi

hasil kinerja P2SDR tahun 2016 yang didasarkan pada sejumlah

Sasaran dan Indikator Kinerja yang telah disusun dalam

Penetapan Kinerja tahun 2016 beserta penjelasan realisasinya.

Tingkat capaian kinerja P2SDR-LIPI tahun 2016 dilakukan

dengan cara membandingkan antara target dan realisasi

masing-masing indikator kinerja. Rincian Tingkat Capaian

Kinerja P2SDR-LIPI Tahun 2016, dapat dilihat pada uraian dan

tabel-tabel di bawah ini.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 110

Tabel 3.1 Target dan Capaian Kinerja P2SDR pada Sasaran Strategis 1

No RKT

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Satuan

Target 2016

Realisasi %

1.

Meningkatnya kontribusi LIPI terhadap daya saing bangsa berbasis hasil penelitian

Jumlah buku yang diterbitkan dengan ISBN

4 0 0

Jumlah sitasi dari publikasi

180 sitasi

Sitasi direkap oleh PME IPSK

Jumlah institusi yang menggunakan jasa narasumber LIPI

7 institusi

30 institusi

428,57%

Sumber: PME P2SDR 2016

Tahun 2016 merupakan tahun kedua dari Renstra

2015-2019 yang telah disusun oleh P2SDR. Sebagai salah satu

bagian dari LIPI, maka P2SDR memiliki kewajiban untuk

mewujudkan visi LIPI untuk “menjadi lembaga ilmu

pengetahuan berkelas dunia dalam penelitian,

pengembangan, dan pemanfaatan ilmu pengetahuan untuk

meningkatkan daya saing bangsa”. Oleh karena itu, RKT telah

menetapkan salah satunya adalah ”meningkatnya kontribusi

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 111

LIPI terhadap daya saing bangsa berbasis hasil penelitian”

yang merupakan Sasaran Strategis 1 (SS1) (lihat tabel 3.1

diatas).

Pada SS1 ditargetkan 4 (empat) buah buku (publikasi

ilmiah) ber-ISBN dihasilkan ditahun 2016. Namun ternyata

belum satupun buku yang berhasil diterbitkan pada tahun ini.

Tim PME P2SDR mengevaluasi bahwa belum berhasilnya

diterbitkan buku yang merupakan laporan hasil penelitian

tahun 2015 disebabkan kendala teknis, seperti belum

selesainya proses editing di penerbit dan lamanya proses revisi

dari penerbit ke tim penulis dikarenakan jadwal tim yang

padat. Dengan demikian, tim PME P2SDR sangat mendorong

para tim penulis untuk dapat mengatur waktunya agar proses

editing hingga penerbitan tidak lagi terkendala. Dengan

demikian, keempat buku yang dijanjikan untuk diterbitkan

pada tahun 2016 dapat terealisasi pada tahun 2017.

Dalam hal ini, P2SDR menyadari bahwa menerbitkan

buku ber-ISBN merupakan salah satu tanggungjawabnya

sebagai lembaga penelitian. Dengan begitu, diseminasi hasil-

hasil penelitian kepada masyarakat dapat dilakukan. Oleh

karena itu, kegiatan ini menjadi salah satu prioritas P2SDR.

P2SDR bersama LIPI juga menyadari bahwa ilmu

pengetahuan menjadi jembatan antara lembaga penelitian

dan para penerima manfaatnya (stakeholder). Oleh karena itu,

ketika peneliti tidak sanggup menghasilkan diseminasi

(terutama karya tulis dalam bentuk buku ber-ISBN), maka hal

tersebut menjadi masalah lembaga.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 112

Kendala kegagalan menerbitkan buku tidak hanya

terkait dengan masalah anggaran, tetapi juga dukungan

lembaga yang tidak optimal. Selain itu, secara substansi

pengumpulan data primer yang hanya 10 hari karena dana

yang terbatas, juga mempengaruhi kedalaman data yang

dibutuhkan.

Aksesibilitas terhadap jurnal ilmiah yang berkualitas

seperti JSTOR, Sage Publication, dan Pro-Quest juga

diharapkan dapat membantu peneliti untuk menghasilkan

karya tulis ilmiah yang berkualitas. Hal ini juga dapat

memperkuat kompetensi peneliti dalam memahami isu

globalisme, regionalisme, dan isu-isu strategis di kawasan Asia

Tenggara, Asia Pasifik, Eropa, dan Afrika.

Sementara itu, capaian data sitasi yang yang semula

direncanakan untuk dilaporkan dalam naskah ini diambil alih

oleh tim PME IPSK-LIPI sebagai bagian dari kebijakan dari PME

IPSK. Dalam hal ini, tim PME P2SDR tetap berkoordinasi

dengan tim PME IPSK sehingga informasi terbaru terkait sitasi

yang dapat diakses dari google scholar dapat terus diperbarui.

Hal ini juga menjadi bagian sangat penting bidang diseminasi

hasil penelitian IPSK dan P2SDR.

Selanjutnya, indikator ketiga dalam Sasaran Strategis

ini adalah jumlah institusi yang menggunakan jasa narasumber

LIPI, yang direncanakan sebanyak 7 institusi dan tercapai

sebanyak 30 institusi pada tahun 2016. Adapun rincian

beberapa institusi dan nama peneliti yang menjadi

narasumber dalam berbagai kegiatan ilmiah yang

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 113

diselenggarakan insitusi-institusi tersebut adalah sebagai

berikut:

A. Dr. Ganewati Wuryandari MA

1. Kementerian Luar Negeri

2. Universitas Tanjungpura

3. Sekretariat Jenderal DPR RI

4. Universitas Indonesia

5. Universitas Airlangga

6. Universitas Utara Malaysia

7. Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI

8. Dirjen Potensi Pertahanan, Kementerian Pertahanan

9. Rajawali Televisi (RTV)

10. Kompas

11. The Jakarta Post

12. Koran Sindo

13. RRI

14. TP2I

B. Dr. Fadjar I Thufail

15. Japan Foundation

16. Universitas Al-Azhar

C. Dr. Erwiza Erman

17. Direktorat Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan

18. Universitas Jambi

19. Universitas Andalas

20. Balitbang Riau

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 114

21. Balai Pelestarian Niali Budaya Banda Aceh

22. Kementrian Kelautan dan Perikanan serta Propinsi

Jambi

D. Prof. Dr. Yekti Maunati

23. Kementerian Kesehatan RI

24. TP3

E. Amin Mudzakkir

25. Universitas Brawijaya

F. Dr. Cahyo Pamungkas

26. LBH Jakarta

27. ELSAM Jakarta

28. STIE NU Pasuruan

G. Dr. Helmy Fuady

29. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan

Kesejahteraan Sosial (B2P3KS)

30. Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Berdasarkan data yang diperoleh tim PME P2SDR

tersebut, maka perlu diupayakan kesinambungan kerja sama

terkait pemanfaatan kepakaran para sivitas peneliti P2SDR. Hal

ini penting mengingat P2SDR adalah satuan kerja yang

sebagian besar penelitinya berusia muda sehingga peluang

untuk membangun jejaring/kerja sama sangat terbuka luas.

Dengan dimanfaatkannya jasa kepakaran sivitas peneliti

P2SDR, diharapkan diseminasi hasil penelitian menjadi

semakin luas sehingga kualitas kinerja sivitas peneliti

meningkat.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 115

Tabel 3.2 Target dan Capaian Kinerja P2SDR pada Sasaran Strategis 3

No RKT

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Target 2016

Realisasi %

2

Meningkatnya rekomendasi kebijakan berbasis hasil penelitian

Jumlah policy paper - rekomendasi kebijakan yang dihasilkan

2 0 0

Sumber: PME P2SDR 2016

Dari table 3.2 dapat dilihat bahwa P2SDR-LIPI menetapkan

target sebanyak dua buah policy paper-rekomendasi

kebijakan. Dua rekomendasi kebijakan ini disepakati dilakukan

oleh dua tim penelitian, yaitu Tim Penelitian mengenai Etos

Kerja, Modal Sosial, dan Kewirausahaan di Asia Tenggara: Studi

Keunggulan Kompetitif UMKM di Malaysia dan Tim Penelitian

mengenai Agama dan Modernitas: Pembangunan Ekonomi

dan Komodifikasi Agama di Korea Selatan. Namun, karena

tahun 2016 masih merupakan tahun kedua dari Renstra 2015-

2019, maka kegiatan kedua tim penelitian tersebut belum

secara maksimal dilakukan. Data yang diperoleh pun belum

dapat dipergunakan untuk merumuskan atau menghasilkan

rekomendasi kebijakan. Dengan demikian, P2SDR-LIPI belum

dapat memenuhi targetnya untuk menghasilkan dua dokumen

pertimbangan kebijakan di tahun 2016.

Meningkatnya hasil penelitian yang berorientasi pada

nilai tambah Sumber Daya dan perlindungan lingkungan

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 116

merupakan sasaran strategis P2SDR-LIPI yang ke-5. Indikator

kinerja kegiatan untuk sasaran strategis ini adalah jumlah

konsep/model yang bernilai tambah (lihat table 3.3).

Tabel 3.3 Target dan Capaian Kinerja P2SDR pada Sasaran Strategis 5

No RKT

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Target 2016

Realisasi %

5

Meningkatnya hasil penelitian yang berorientasi pada nilai tambah Sumber Daya dan perlindungan lingkungan.

Jumlah konsep/model yang bernilai tambah

1 4 400

Sumber: PME P2SDR 2016

Target yang ditetapkan oleh P2SDR-LIPI untuk sasaran

strategis ini adalah terciptanya satu buah model. Satu buah

model ini didapatkan dari program Laboratorium Sosial

(Labsos-LIPI) yang anggarannya ditempatkan di P2SDR-LIPI.

Bila pada tahun-tahun sebelumnya program Labsos-LIPI hanya

mengeluarkan satu model maka realisasi program ini pada

tahun 2016 dapat menghasilkan empat buah model yang

dihasilkan dari empat kegiatan pengujian model pada program

Labsos. Dengan adanya empat capaian tersebut berarti

persentase capaian kinerja untuk sasaran strategis ini sudah

melampaui target, yaitu sebesar 400%.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 117

Program Labsos-LIPI pada tahun 2016 ini berbeda

dengan tahun-tahun sebelumnya karena telah mengalami

perubahan definisi dan pelaksanaannya. Redefinisi dari

Labsos-LIPI adalah sebuah program yang dirancang sebagai

saranan penelitian tingkat lanjut (advanced research) bagi

peneliti bidang ilmu sosial dan kemanusian untuk menguji

konsep/proposisi/model/teori berdasarkan hasil penelitian

yang telah dilakukan sebelumnya. Hasil yang diharapkan dari

hasil pengujian ini adalah konsep/proposisi/model/teori yang

diakui di kalangan akademisi maupun para pemangku

kepentingan, yang kemudian dapat diadopsi atau

diimplementasikan di lokasi yang berbeda.

Adapun keempat judul kegiatan uji model tersebut

adalah:

1. Pengembangan Pariwisata Berbasis Komunitas di Desa

Ligarmukti. Kegiatan ini dilakukan oleh tim peneliti dari

Pusat Penelitian Sumberdaya Regional (P2SDR)-LIPI di

Desa Ligarmukti, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Model

yang diujikan adalah model yang didapatkan dari hasil-

hasil penelitian tentang pariwisata di beberpa negara,

yaitu Malaysia, Thailand, Vietnam, Laos, Kamboja, dan

Singapura. Dari hasil pengujian, tercipta sebuah model

revisi yang lebih relevan untuk mengembangkan

pariwisata berbasis komunitas karena memasukkan

tiga unsur penting, yaitu struktur, actor, dan

karakteristik sosial budaya masyarakat.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 118

2. Pengelolaan Air Bersih Berbasis Masyarakat di Daerah

Karst. Kegiatan pengujian model ini merupakan

kegiatan kolaborasi antara tim peneliti dari Pusat

Penelitian Kependudukan (P2K)-LIPI dan Pusat

Penelitian Geoteknologi (Kedeputian Bidang

Kebumian)-LIPI. Kegiatan ini dilakukan di Desa

Ligarmukti, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Hasil dari

kegiatan ini adalah sebuah model pengelolaan air

bersih berbasiskan masyarakat, yang memasukkan dua

aspek penting, yaitu aspek sosial (pandangan dan

perilaku masyarakat) dan aspek fisik (kuantitas dan

kualitas air).

3. Masyarakat Adat dalam Proses Transformasi Sosial

Budaya: Menguji Proposisi serta Konsep Adaptasi dan

Resistensi. Kegiatan ini dilakukan oleh tim peneliti dari

Pusat Penelitian Kemanusian dan Kebudayaan (P2KK)-

LIPI di Bonokeling, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Kegiatan ini dilakukan untuk menguji konsep adaptasi

dan resistensi hasil penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya di Komunitas Adat Baduy (Banten) dan

Komunitas Adat Samin (Jawa Tengah). Walaupun

sudah ada model yang diujikan, kegiatan ini belum final

karena dirancang untuk dilakukan selama dua tahun.

4. Tradisi Lisan Lego-lego Orang Kui di Alor-Nusa Tenggara

Timur dan Revitalisasinya dalam Ekologi Bahasa yang

Terancam Punah. Kegiatan pengujian revitalisasi tradisi

lisan ini berbeda dengan tiga kegiatan lainnya karena

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 119

kegiatan ini merupakan wadah bagi seorang kandidat

Doktor dari Pusat Penelitian Kemanusian dan

Kebudayaan (P2KK) untuk menyelesaikan disertasinya.

Dari hasil kegiatan ini menghasilkan model revitalisasi

tradisi lisan yang berbasis komunitas, dimana

komunitas memiliki peran penting dalam merevitalisasi

tradisi lisan yang ada di dalam komunitas.

Pada Renstra 2015-2019, LIPI memperhitungkan

pengaruh isu global dan nasional sebagai tantangan yang

dihadapi bangsa Indonesia dan menjadi fokus kajian dalam

hampir semua Kedeputian yang berada dibawahnya. Langkah

strategis ini didukung dengan focus pada peningkatan

pengembangan iptek yang diarahkan pada peningkatan

kualitas dan kemanfaatan iptek nasional dalam rangka

mendukung daya saing secara global. Hal itu dilakukan sebagai

upaya untuk mendapatkan pengakuan internasional dalam

bidang ilmu pengetahuan, serta mewujudkan kontribusi LIPI

dalam membangun wibawa politik luar negeri Indonesia dan

mereposisi peran Indonesia menjadi melalui peningkatan,

penguasaan, dan penerapan iptek secara luas.

Oleh karena itu untuk mewujudkan visi LIPI menjadi pemegang

otoritas keilmuan di dunia Internasional maka Sasaran

Strategis tersusun saling berkaitan satu dengan yang lainnya.

Pada Sasaran Strategis 6 (SS6) dan Sasaran Strategis 7 (SS7)

yang dalam Penetapan Kinerja (PK) P2SDR menunjukan

keterkaitan (Lihat table 3.11 dan Tabel 3.12) . Demikian pula

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 120

dengan Sasaran Strategis yang sebelumnya. Semua diarahkan

untuk mewujudkan tujuan “Peningkatan posisi dan citra

Indonesia di komunitas global dan meningkatkan pengakuan

internasional dalam bidang ilmu pengetahuan serta

berpartisipasi aktif dalam kerja sama penelitian internasional

untuk mengatasi masalah global”.

Tabel 3.4 Target dan Capaian Kinerja P2SDR pada Sasaran

Strategis 6 (SS6)

Pada PK 2016, P2SDR menetapkan satu (1) kegiatan

kerja sama yang direncanakan dan berhasil dilaksanakan. Kerja

sama seminar internasional tersebut yaitu penelitian bersama

dan penulisan artikel bersama antara sivitas peneliti bernama

No RKT

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target 2016

Realisasi %

4

Meningkatnya jejaring dan kerja sama ilmiah nasional dan internasional yang berkualitas dan saling menguntung kan.

Jumlah perjanjian kesepakatan kerja sama (PKK)

2 3 150

a. Jumlah penelitian yang memiliki PKK

1 1 100

b. Jumlah workshop/seminar yang memiliki PKK

1 2 200

Jumlah posisi strategis yang dijabat dalam organisasi/pertemuan nasional/internasional

3 4 133

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 121

Kurnia Novianti, MSi. Dan Choerunisa Noor Syahid, MSc.

dengan mahasiswa kandidat PhD dari University of Cologne,

Jerman bernama Thomas Neise. Selain itu, kerja sama yang

dibuat diarahkan pada kegiatan saling bertukar informasi dan

membantu memfasilitasi peneliti dari masing-masing lembaga

ketika berada di negara yang menjadi lokasi penelitian. Kerja

sama ini merupakan implementasi dari MoU yang telah dibuat

antara P2SDR-LIPI dan University of Cologne sejak tahun 2015.

P2SDR juga telah melaksanakan kesepakatan tersebut

dengan memfasilitasi Thomas Neise dari Geography Institute

GSSC-University of Cologne yang melaksanakan penelitian di

Indonesia, khususnya di 2 kota yaitu Jakarta dan Semarang.

Tidak hanya memfasiltasi dalam kemudahan administrasi dan

tempat kerja, P2SDR juga memberikan bantuan tenaga

pendamping untuk menjadi asisten Thomas selama melakukan

penelitian di Indonesia. Hal ini dianggap sangat bermanfaat

untuk kedua belah pihak terutama dalam membuat karya tulis

bersama yang dihasilkan dari kesepakatan tersebut.

Bentuk kerja sama lainnya di tahun 2016 adalah

membuatkan surat undangan untuk peneliti asing yang berasal

dari Jepang, meliputi Metropolitan University, Keio University,

University of Tokyo, peneliti dari National Institute of

International Studies (NIIS), China Academy for Social Sciences

(CASS), University of Hawai’I, Amerika, dan Thamkang

University-Taiwan. Terkait dengan hal tersebut, sejak awal

berdirinya P2SDR membangun kerja sama untuk menjadi

counterpart dengan beberapa lembaga/institusi di luar negeri.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 122

P2SDR menyadari bahwa untuk memperkenalkan lembaga ke

kancah internasional maka membangun kerja sama dengan

lembaga lain dalam kegiatan penelitian dan non-penelitian

menjadi sangat penting.

Beberapa kerja sama yang sudah dibuat sejak tahun-

tahun sebelumnya yaitu dengan lembaga/institusi/organisasi

berikut:

International Federation of Social Science

Organizations (IFSSO).

Chinese Academy of Social Sciences (CASS), China.

Institute for Southeast Asian Studies (ISEAS), Busan

University of Foreign Studies, Korea.

Max Planck Institute for Social Anthropology, Germany.

Mission of the Republic of Korea to ASEAN, Jakarta.

Nippon Foundation, Japan.

Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and

Caribbean Studies /Koninklijk Instituut voor Taal, Land,

en Volkenkunde (KITLV), the Netherlands.

Sogang Unversity, South Korea.

Southeast Asian Studies Regional Exchange Program

(SEASREP).

Tokyo University of Foreign Studies (TUFS), Japan.

University of Cologne, Germany.

University of Göttingen, Germany.

University of Santo Tomas, the Philippines.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 123

Semua lembaga di atas membantu para peneliti P2SDR

dalam memberikan surat undangan penelitian (invitation

letter) yang menjadi salah satu syarat dalam mengurus visa

atau ijin penelitian. Selain berperan sebagai counterpart,

beberapa lembaga tersebut juga menjadi sponsor bagi

beberapa sivitas peneliti yang menjadi fellow di negara di

mana lembaga tersebut berada.

Terkait dengan posisi strategis di organisasi tingkat

nasional maupun internasional, terdapat dua sivitas peneliti

yang berpartisipasi di dalam empat organisasi, yaitu:

Prof. Dr. Yekti Maunati menjadi board member dari

International Federation of Social Sciences Organization

(IFSSO) untuk wilayah ASIA. Salah satu kegiatannya berupa

seminar internasional yang dilaksanakan di Bali.

Dr. Ganewati Wuryandari, MA menjadi focal point dari

International Federation of Social Sciences Organization

(IFSSO) untuk wilayah ASIA, mewakili kedeputian Ilmu

Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IPSK)-LIPI.

Dr. Ganewati Wuryandari, MA menjadi wakil dari Asosiasi

Ilmu Politik Indonesia (AIPI).

Prof. Dr. Yekti Maunati menjadi editorial board member

dari Jurnal Suvannabhumi dari Institute of South East Asian

Studies-Busan University of Foreign Studies (ISEAS-BUFS) -

Korea.

Data di atas menunjukkan bahwa P2SDR menghasilkan

peningkatan dalam bidang kerjasama ditahun 2016. Kondisi

ini juga didukung oleh koordinasi terarah yang dibangun pada

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 124

sub bidang Kerjasama dan Diseminasi dalam mewujudkan visi

lembaga.

Pada tahun 2016 P2SDR juga telah memulai

mempersiapkan awal pembuatan video profil lembaga melalui

FGD dan tampilan di website. Apabila tidak ada kendala yang

berarti, diharapkan video profil tersebut terealisasi pada tahun

2017.

Keterlibatan sivitas peneliti P2SDR dalam jejaring dan

kerjasama penelitian maupun non-penelitian di tingkat

nasional maupun internasional pada tahun 2016 juga

dilakukan untuk memperoleh posisi strategis dalam organisasi

maupun pertemuan di tingkat nasional dan internasional.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 125

Tabel 3.5 Target dan Capaian Kinerja P2SDR pada Sasaran

Strategis 7 (SS7)

No RKT

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target 2016

Realisasi %

7

Meningkat nya rujukan ilmiah dan informasi iptek yang diakses masyarakat

Jumlah peserta pemasyarakatan IPTEK

50 Orang

300 Orang

600

Jumlah publikasi ilmiah

27 Buku

& Artikel

41 Buku & Artikel

1. Jumlah publikasi nasional yang dihasilkan

25 Buku

& Artikel

41 Buku & Artikel

164

a. Jumlah buku nasional yang diterbitkan

5 Buku

8 Buku 160

b. Jumlah artikel di jurnal nasional terakreditasi

7 Artikel

9 Artikel 128,57

c. Jumlah artikel sebagai bagian dari buku/proceeding nasional yang diterbitkan

13 Artikel

16 Artikel 123,08

2. Jumlah publikasi internasional yang dihasilkan

2 Buku

& Artikel

8 Buku & Artikel

400

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 126

a. Jumlah buku internasional yang diterbitkan

0 0 0

Penetapan Kinerja lainnya yang juga menjadi bagian

dari pengembangan iptek terlihat dari Sasaran Strategis 7 (SS7)

pada tabel 3.5 yaitu pembangunan iptek yang diarahkan untuk

menciptakan dan menguasai ilmu pengetahuan sehingga

hasilnya dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat,

kemandirian, dan daya saing bangsa.

Pada SS7 ini jumlah peserta pemasyarakatan IPTEK yang

ditargetkan hanya 50 orang, mencapai angka 300 orang yang

merupakan peserta dalam beberapa seminar yang

diselenggarakan oleh P2SDR dan pihak luar yang berkunjung

ke perpustakaan P2SDR di lantai 8 dan kegiatan expo yang juga

menjadi bagian dari diseminasi. Dengan demikian, capaian

pada Indikator Kinerja (IK) yang pertama ini adalah sebesar

600%.

Sementara itu, publikasi dalam bentuk artikel di jurnal

terakreditasi juga melebihi target. Dari 5 buku yang

ditargetkan pada tahun ini, 8 buku berhasil diterbitkan. Selain

itu, para peneliti juga aktif menulis artikel di jurnal nasional

terakreditasi maupun bagian dari buku/prosiding seminar

nasional yang diterbitkan. Dari 7 artikel yang ditargetkan,

tercatat 9 artikel berhasil diterbitkan dalam jurnal nasional

terakreditasi. Selain itu, dari 13 artikel bagian dari

buku/prosiding nasional yang ditargetkan, tercatat 16 artikel

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 127

berhasil diterbitkan. Untuk kedua jenis publikasi tersebut,

capaiannya di atas 123%.

Artikel yang dihasilkan dalam jurnal nasional

terakreditasi maupun prosiding nasional sebagian besar

merupakan hasil penelitian yang didanai oleh DIPA P2SDR

sehingga dapat dijadikan sebagai capaian lembaga. Dalam hal

ini PME P2SDR selalu mendorong para sivitas peneliti agar

terus mengembangkan pengetahuan dan melakukan

diseminasi hasil penelitiannya dalam bentuk apapun. Dengan

demikian, tidak hanya peneliti yang merasakan manfaat dari

penelitian yang dilakukan, tetapi juga masyarakat akademisi

maupun masyarakat luas.

Pada IK selanjutnya, sivitas peneliti P2SDR juga aktif

terlibat dalam kegiatan seminar internasional, baik yang

diselenggarakan di Indonesia maupun di luar negeri. Dari

target 1 artikel bagian dari buku/prosiding internasional yang

diterbitkan, peneliti menghasilkan 6 artikel prosiding seminar

internasional atau meningkat sebesar 600%.

Tingginya angka yang dicapai ini karena semakin

banyaknya kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan

seminar internasional. Selain itu, ada bantuan dana dari

Kedeputian IPSK bagi peneliti muda untuk mengikuti seminar

internasional. Dalam hal ini, PME P2SDR merekomendasikan

kepada PME IPSK untuk mempertahankan bahkan menambah

alokasi anggaran bagi peneliti yang berpartisipasi dalam

seminar internasional sehingga terbuka peluang terutama bagi

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 128

para peneliti muda untuk ikut serta dalam kegiatan bertaraf

internasional.

Tabel 3.6 Target dan Capaian Kinerja P2SDR pada

Sasaran Strategis 7

No RKT

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Target 2016

Realisasi %

8 Meningkatnya pengembangan kompetensi SDM penelitian Indonesia.

Jumlah Peneliti PSDR terindeks global

3 orang

8 orang 266,67

Jumlah mahasiswa S2/S3 bimbingan/diuji

2 orang

4 orang 200

Jumlah peneliti yang menjadi editorial board dalam jurnal

1 orang

11 orang 1.100

Sumber: PME P2SDR 2016

Sasaran Strategis berikutnya adalah meningkatnya

pengembangan kompetensi SDM penelitian Indonesia. Hal

tersebut dapat dilihat dari 3 indikator kinerja kegiatan sebagai

berikut: (1) Jumlah peneliti P2SDR terindeks global, (2) jumlah

mahasiswa S2 dan S3 yang dibimbing atau diuji, serta jumlah

peneliti yang menjadi editorial board dalam jurnal (lihat tabel

3.6).

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 129

Secara keseluruhan, sasaran strategis yang dicapai

P2SDR melebihi target yang telah ditentukan diawal 2016

bahkan realisasi untuk jumlah peneliti yang menjadi editorial

board meningkat hingga 1.100 %. Hal tersebut tercapai karena

semakin banyaknya peneliti-peneliti muda yang turut terlibat

dalam redaksi jurnal imiah baik di dalam satuan kerja maupun

di luar satuan kerja atau bahkan di luar LIPI. Selain itu, adanya

konversi jurnal cetak menuju jurnal daring juga ikut andil

dalam dibutuhkannya tenaga peneliti muda yang dinilai lebih

memahami sistem online. Berikut nama-nama peneliti yang

menjadi editorial board dalam jurnal nasional maupun

internasional:

a. Prof. Dr. Yekti Maunati, MA (Jurnal Suvannabhumi dan

Jurnal Kajian Bali)

b. Dr. Ganewati Wuryandari, MA (Jurnal Global Strategis,

Jurnal Politica, Jurnal Penelitian Politik)

c. Dr. Cahyo Pamungkas (Masyarakat Indonesia, Jurnal

Kajian Wilayah).

d. Dr. Ahmad Helmy Fuady (Jurnal Kajian Wilayah)

e. Amin Mudzakkir, MA (Jurnal Kajian Wilayah)

f. Devi Riskianingrum, MA (JISSH)

g. Mayasuri Presila, MA (Jurnal Widya Litera)

h. Abdul Fikri Angga Reksa, S. Sos. (Masyarakat Indonesia)

i. Amorisa Wiratri, MA (Jurnal Kajian Wilayah)

j. Erlita Tantri, MA (Jurnal Kajian Wilayah)

k. Angga Bagus Bismoko, S.E. (Jurnal Kajian Wilayah)

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 130

Sementara itu, untuk peneliti yang terindeks global di

P2SDR berjumlah 8 orang. Peneliti tersebut memperoleh

predikat terindeks global dengan merujuk pada google scholar

dengan h-indeks minimal 3 atau melalui indeks scopus. Peneliti

yang terindeks global ini masih didominasi oleh peneliti-

peneliti senior. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan

pada tahun-tahun berikutnya peneliti-peneliti muda akan

menyusul jejak para seniornya. Hal itu ditandai dengan

banyaknya peneliti muda atau peneliti madya yang

mempublikasikan karyanya dalam bentuk jurnal nasional

maupun internasional. Berikut nama-nama peneliti dengan

kriteria terindeks global:

1. Dr. Erwiza Erman (h-indeks 7)

2. Prof. Dr. Yekti Maunati (h-indeks 5)

3. Dr. Erni Budiwanti (h-indeks 5)

4. Dr. Ganewati Wuryandari, MA (h-indeks 5)

5. Dr. Ahmad Helmy Fuady (h-indeks 4)

6. Dr. Cahyo Pamungkas (h-indeks 4)

7. Dr. Fadjar I Thufail (h-indeks 4)

8. Amin Mudzakkir, MA (h-indeks 3)

Selanjutnya, terdapat 4 mahasiswa S2 dan S3

bimbingan/diuji oleh peneliti-peneliti senior P2SDR. Salah satu

mahasiswa tersebut berasal dari Tokyo Metropolitan University

(Jepang) bernama Ryo Araki yang berada dalam supervisi Dr.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 131

Fadjar I. Thufail. Sementara itu, Prof. Dr. Yekti Maunati

membimbing satu mahasiswa dari Universitas Indonesia yakni

Hanro Yonathan Lekitoo. Sedangkan dua mahasiswa lainnya di

bawah bimbingan Dr. Erwiza Erman, bernama Kandar dari

Universitas Indonesia dan Samsul Bahri dari Universitas

Andalas Padang. Secara keseluruhan jumlah mahasiswa S2 dan

S3 yang diuji mengalami peningkatan sebesar 200% dari target

yang telah ditentukan.

Memperhatikan PK untuk SS8 diatas menunjukan

bahwa peneliti P2SDR memiliki kemampuan untuk menjadi

peneliti yang berkompetensi dalam menjalankan aktivitas

penelitiannya. Hanya saja untuk kegiatan personal peneliti

senior sebagai narasumber, pembicara pada seminar, dan staf

pengajar pada beberapa lembaga pendidikan baru dapat

dijalankan oleh jenjang peneliti muda atau setara S2/S3.

3.1.3. Evaluasi Capaian Renstra 2015-2019

Secara keseluruhan perencanaan kegiatan lima tahun,

pada tahun kelima dari Renstra 2015 – 2019, target kinerja

sudah sangat baik meskipun masih banyak yang harus terus

diperbaiki dan ditingkatkan lagi. Evaluasi dan perbandingan

pencapaian Penetapan Kinerja P2SDR Tahun 2016 yang

dihubungkan dengan Sasaran pada Renstra P2SDR-LIPI Tahun

2015-2019 dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut:

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 132

3.1.3. Evaluasi Capaian Renstra 2015-2019

Secara keseluruhan perencanaan kegiatan lima tahun,

pada tahun kelima dari Renstra 2015 – 2019, target kinerja

sudah sangat baik meskipun masih banyak yang harus

diperbaiki dan ditingkatkan. Evaluasi dan perbandingan

pencapaian Penetapan Kinerja P2SDR Tahun 2016 yang

dihubungkan dengan Sasaran pada Renstra P2SDR-LIPI Tahun

2015-2019 dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel. 3.14 Evaluasi Capaian Kinerja P2SDR tahun 2015-2019 No Sasaran

Strategis Indikator kinerja

Kegiatan (IKK) Target 2015-2019

Capaian s/d

2016

%

1. Meningkatnya kontribusi LIPI terhadap daya saing bangsa berbasis hasil penelitian

Jumlah buku yang diterbitkan dengan ISBN

20 3 15

Jumlah Sitasi atas publikasi

1010 (data sitasidirekap oleh PME IPSK LIPI)

-

2. Meningkatnya kontribusi LIPI terhadap daya saing industri

- - -

3. Meningkatnya rekomendasi kebijakan

Jumlah policy paper - rekomendasi

5 0 0

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 133

berbasis hasil penelitian.

kebijakan yang dihasilkan

Jumlah policy paper - rekomendasi kebijakan yang dimanfaatkan

5 0 0

4 Meningkatnya peranan LIPI sebagai penyedia infrastruktur riset nasional.

- - - -

5 Meningkatnya hasil penelitian yang berorientasi pada nilai tambah Sumber Daya dan perlindungan lingkungan.

Jumlah peserta pemasyarakatan iptek

300 325 109

6 Meningkatnya jejaring dan kerja sama ilmiah nasional dan internasional yang berkualitas dan saling

Jumlah workshop - seminar yang memiliki PKK

5 3 60

Jumlah penelitian yang memiliki PKK

3 1 33

Jumlah posisi strategis yang dijabat dalam organisasi/pertemu

10 8 80

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 134

menguntungkan.

an nasional/internasional

7 Meningkatnya rujukan ilmiah dan informasi iptek yang diakses masyarakat.

Jumlah diseminasi IPTEK

- - -

Jumlah buku nasional yang diterbitkan

25 13 52

Jumlah artikel di jurnal nasional terakreditasi

35 17 23

Jumlah artikel sebagai bagian dari buku - proceeding nasional yang diterbitkan

52 20 38

Jumlah buku internasional yang diterbitkan

1 0 0

Jumlah artikel di jurnal internasional terakreditasi

6 4 67

Jumlah artikel sebagai bagian dari buku - proceeding internasional yang diterbitkan

10 3 30

Jumlah publikasi yang dapat diakses secara online

125 41 32

8 Meningkatnya pengembangan kompetensi

Jumlah Peneliti PSDR terindeks global

15 15 100

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 135

SDM penelitian Indonesia.

Jumlah institusi yang menggunakan jasa nara sumber

50 68 136

Jumlah mahasiswa S2 - S3 bimbingan - diuji

25 12 32

Jumlah peneliti yang menjadi editorial board dalam jurnal

7 16 229

9 Terwujudnya tata kelola kepemerintahan yang baik

- - -

Target untuk Renstra 2015-2019 ini dibuat dengan

berpedoman pada target yang sudah ditetapkan ditahun 2015

kemudian ditingkatkan jumlahnya dari tahun ke tahun dengan

mempertimbangkan capaian yang sudah ada ditahun yang

sama. Secara personal, para peneliti P2SDR menyadari peran

dan tanggung jawab atas kinerja lembaga berada pada

kegiatan dan aktivitas yang dilakukannya.

Oleh karena itu, dukungan dari lembaga untuk

meningkatkan motivasi dan melakukan pembinaan yang

intensif juga sangat penting bagi peningkatan kinerja peneliti

untuk mengukur kinerja lembaga.

Selama ini peneliti selalu didukung untuk melakukan

kegiatan kerjasama baik dalam bidang penelitian maupun non-

penelitian dengan membuat kebijakan yang dapat

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 136

mengakomodir kreatifitas dan inisiatif dari peneliti dalam

mengembangkan potensi keilmuan dan kerjasama.

Capaian yang sesuai atau melebihi target dapat

diperoleh melalui iklim kerja yang kondusif serta semakin

terbukanya informasi untuk peneliti dalam menjalankan

aktivitas penelitiannya dan pengembangan kemampuan

personal. Transparansi dan saling berkoordinasi menjadi pola

kerja yang selalu dibangun sehingga suasana kerja yang sehat

dan nyaman dapat terwujud. Dengan demikian kinerja

lembaga diharapkan selalu meningkat setiap tahunnya.

1.1.4 Analisis Penunjang Keberhasilan Program

Pencapaian target kinerja P2SDR yang memuaskan dari

tahun ke tahun tidak terlepas dari harapan seluruh staf

pegawai yang menyadari bahwa mereka memiliki tanggung

jawab untuk membangun dan menciptakan organisasi kerja

sebagai wadah aktualisasi dari kemampuan personal dan

kelompok. Hal ini didukung oleh kondisi sebagian besar

pegawai memiliki kompetensi dan terbiasa berkiprah dalam

berbagai kegiatan di tingkat nasional maupun internasional.

Selain itu, tingkat pendidikan mayoritas pegawai adalah S2.

Oleh karena itu, SDM P2SDR memiliki potensi besar untuk

mengembangkan lembaganya.

Sebagai lembaga penelitian yang memiliki tanggung

jawab memberikan informasi ilmiah secara nasional maupun

internasional, publikasi penelitian diterbitkan dalam 2 versi

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 137

bahasa, yaitu bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Oleh

karena itu, laporan hasil penelitian P2SDR dapat dibaca dalam

2 versi bahasa tersebut. Hal ini terus dipertahankan supaya

sivitas peneliti termotivasi untuk meningkatkan kemampuan

menulisnya, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa

Inggris.

Target publikasi ilmiah untuk setiap Tolok Ukur (TU)

kegiatan menjadi wajib sejak tahun 2002 hingga 2014 namun

karena terjadi pemotongan anggaran maka penerbitan buku

tahun 2014 tidak dapat direalisasikan. Sebagai penggantinya,

setiap tim peneliti berkewajiban mencetak monograf atau

laporan teknis hasil penelitian sebanyak 30 eksemplar.

Kebijakan P2SDR untuk menghasilkan monograf atau laporan

teknis hasil penelitian sambil menunggu proses penerbitan

buku ber-ISBN berlanjut pada tahun 2015. Ketika itu disepakati

bahwa setiap TU berkewajiban mencetak dummy (sebelum

menjadi monograf) hasil laporan penelitian sejumlah yang

disebutkan dalam rencana keuangan. Apabila monograf telah

siap untuk dicetak, maka dokumen tersebut menjadi bentuk

diseminasi hasil penelitian.

Kendati menghasilkan monograf, hasil penelitian juga

didorong untuk dipublikasikan dalam bentuk buku pada tahun

selanjutnya. Sayangnya penerbitan buku ber-ISBN yang

ditargetkan di dalam RKT 2016 tidak terealisasi. Kendati

penerbitan buku mengalami keterlambatan, namun tim PME

P2SDR selalu mendorong para peneliti untuk dapat

menghasilkan karya tulis ilmiah yang diterbitkan dalam bentuk

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 138

artikel jurnal (baik nasional maupun internasional), artikel

sebagai bagian dari buku (baik nasional maupun internasional),

artikel prosiding (baik nasional maupun internasional), artikel

di media massa maupun online, dan bentuk diseminasi

lainnya.

Selain publikasi ilmiah dalam bentuk buku yang

diterbitkan oleh P2SDR, peneliti juga dapat memanfaatkan

peluang untuk mengajukan tulisan mereka ke Jurnal Kajian

Wilayah (JKW) yang dikelola oleh P2SDR. Jurnal ini terbit 2 kali

dalam 1 tahun dan saat ini masih berupaya untuk memperoleh

akreditasi. JKW mengusung tema area studies dan sangat

mendorong partisipasi peneliti P2SDR karena penelitiannya

adalah tentang masyarakat di kawasan Asia Tenggara, Asia

Pasifik, Eropa, dan Afrika.

Data yang diperoleh dari penelitian lapangan

diharapkan tidak hanya berguna untuk membuat laporan hasil

penelitian (bentuk buku), tetapi juga didorong untuk

dipublikasikan dalam bentuk artikel ilmiah JKW. Guna

mempermudah proses peneliti dalam melakukan koreksi atas

tulisannya sebelum dimasukkan ke JKW, biasanya ada

permintaan dari tim In House Training (IHT) P2SDR kepada

peneliti yang bersangkutan untuk mempresentasikan artikel

atauy makalah yang diajukannya itu. Dengan demikian

diharapkan penulis memperoleh masukan dari hasil diskusi.

Strategi seperti ini sangat membantu para peneliti untuk

membuat Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang baik.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 139

Program IHT sendiri adalah kegiatan penunjang

penelitian yang sudah dijalankan oleh P2SDR sejak tahun 2007.

Program ini merupakan sarana untuk membantu peneliti

dalam meningkatkan kompetensi ilmiahnya melalui diskusi-

diskusi. Kegiatan yang difasilitasi IHT antara lain yaitu seminar

atau diskusi internal tentang isu-isu yang terkait dengan tema

penelitian di P2SDR. Selain itu, IHT juga membuka peluang

kepada para peneliti untuk mengikuti kursus bahasa asing

sesuai dengan lokasi penelitian mereka. Upaya ini bertujuan

untuk memudahkan para peneliti dalam berkomunikasi

dengan bahasa ibu para informan yang ditemui.

Penunjang lain yang juga membantu P2SDR dalam

menjalankan fungsinya sebagai lembaga penelitian adalah

terjalinnya beberapa kerja sama dengan berbagai organisasi

nasional dan internasional. Setiap tahun dalam melakukan

kegiatan penelitian lapangan ke berbagai negara di Asia dan

Pasifik, Eropa dan Afrika, peneliti meminta kesediaan satu atau

lebih organisasi di negara tujuan untuk menjadi counterpart

penelitian. Sub bagian kerjasama dan diseminasi berfungsi

sebagai fasilitator yang memberikan surat pengantar dari

P2SDR kepada lembaga yang diminta menjadi counterpart.

Tim-tim peneliti yang sudah memperoleh counterpart juga

menginformasikan hal tersebut kepada Sub bagian kerjasama

sehingga datanya tersimpan dengan baik.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 140

3.2 Realisasi Anggaran

3.2.1 Anggaran DIPA

Seperti tahun-tahun sebelumnya, realisasi anggaran

DIPA P2SDR selalu mendekati 100%. Realisasi anggaran DIPA

P2SDR TA 2016 per 31 Desember mencapai 97,50 %. Realisasi

Anggaran kegiatan penelitian dan ilmu pengetahuan dasar

mencapai 96,20 % sedangkan realisasi anggaran untuk layanan

perkantoran mencapai 98,89 % dan realisasi belanja modal

ialah sebanyak 98,91 %. Jumlah sisa anggaran yang tidak

digunakan sebesar Rp. 175.266.226 yang sebagian besar dari

sisa anggaran belanja barang sebesar Rp. 137.801.955 Rincian

realisasi anggaran DIPA P2SDR TA 2016 dapat dilihat

Tabel 3.8. Realisasi Anggaran DIPA P2SDR TA 2016

Kode Jenis Kegiatan Anggaran

Semula Anggaran Revisi Realisasi

Anggaran % Realisasi Anggaan

3421.001 Hasil Penelitian Ilmu Sosial Bidang Sumber daya Regional

4.586.446.000 3.186.446.000 3.142.898.875 98,31

Penelitian Ilmu Pengetahuan Dasar

1.442.876.000 1.442 .876.000

1.425.431.500 98.79%

Penguatan Kelembagaan P2SDR-LIPI

370.627.000 370.627.000 344.599.500 92.97%

Laboraturium Sosial

2.782.943.000 1.382.943.000 1.372.867.875 99.27%

3421.994 Layanan Perkantoran

3.164.700.000 3.741.428.000 3.699.653.899 99,09 %

3421.994. 001

Pembayaran Gaji dan Tunjangan Pegawai

2.706.200.000 3.297.928.000 3.261.216.179 98,89%

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 141

3421.994. 002

Penyelenggaraan Operasional Perkantoran

458.500.000 443.500.000 438.437.720 98,85%

3421.997 Peralatan dan Fasilitas Kantor

69.000.000 69.000.000 68.247.550 98.91%

Total Anggaran P2SDR

7.820.146.000 6.996.874.000 6.908.611.214 98,73%

Sumber: Diolah dari RKAKL P2SDR 2016, Laporan Realisasi Anggaran Aplikasi SAIBA 2016, Laporan Realisasi Desember aplikasi SAS

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 142

4.2.2 Realisasi Anggaran Hasil Penelitian Bidang Sumber

Daya Regional

Realiasai anggaran untuk kegiatan Hasil penelitian

bidang sumber daya regional mencapai Rp 3.142.898.875 atau

sebesar 98,31%. Sisa anggaran yang tidak digunakan sebesar

Rp 43.547.125 yang berasal dari sisa anggaran perjalanan

dinas luar negeri, anggaran non operasional, dan belanja

bahan.

a. Rincian Realisasi Anggaran Kegiataan Penelitian Dasar

Berdasarkan data dari laporan realisasi anggaran

belanja per 31 Desember 2016 realisasi anggaran untuk

kegiatan penelitian ilmu pengetahuan dasar mencapai Rp

1.425.431.500 atau mencapai 98,79%. Sisa anggaran yang

tidak digunakan hanya sebesar Rp 17.444.500 dengan jumlah

anggaran tidak terserap paling besar ialah Rp 10.000.000 yang

merupakan uang pencetakan tim Jepang. Selain daripada itu,

anggaran yang belum terserap berasal dari akun belanja

barang operasional lainnya serta belanja bahan.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 143

b. Rincian Realisasi Anggaran Kegiatan Penguatan

Kelembagaan P2SDR-LIPI

Realisasi anggaran kegiatan penguatan kelembagaan

mencapai Rp 344.599.500 atau sebesar 92,97%. Sisa anggaran

yang tidak digunakan sebesar Rp 26.027.500. Yang terbanyak

dari sisa anggaran belanja bahan sebanyak Rp 5.718.000

disusul beban jasa profesi Rp 3.760.000 dan Belanja Barang

Operasional lainnya Rp 3.200.000. Selain itu masih ada

komponen-komponen lain yang tidak terserap maksimal

seperti Belanja Perjalanan Biasa dan Belanja Honor Output

Kegiatan. Rincian realisasi anggaran dapat dilihat pada tabel

3.9.

Tabel 3.9 Rincian Realisasi Anggaran Kegiatan Penguatan

Kelembagaan P2SDR-LIPI

No Jenis Kegiatan Anggaran Semula Anggaran

Revisi Realisasi Anggaran

Persen (%)

1 Pengembangan Sumber daya Manusia (SDM) P2SDR

112.447.000 112.447.000 107.055.500 95,20%

2 In House Training Studi Kawasan

14.890.000 14.890.000 13.495.000 90,63%

3 Pemeliharaan dan Peremajaan Website

15.665.000 15.665.000 15.605.000 99,61%

4 Pengembangan Perpustakaan P2SDR LIPI

36.542.000 36.542.000 34.822.000 95,29%

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 144

5 Penerbitan Jurnal Kajian Wilayah

74.900.000 74.900.000 68.900.000 91,98%

6 Seminar Akhir Penelitian

34.653.000 34.653.000 34.653.000 100%

7 Pembuatan Video Profil PSDR

25.080.000 25.080.000 25.080.000 100%

8 Kerja sama dan Diseminasi Hasil Penelitian

12.470.000 12.470.000 12.215.000 97,95%

9 Monitoring dan Evaluasi

36.540.000 36.540.000 32.774.000 89,69%

Sumber: Diolah dari RKAKL P2SDR 2016, Laporan Realisasi Anggaran Aplikasi SAIBA 2016, Laporan Realisasi Desember aplikasi SAS

4.2.3 Realisasi Anggaran Layanan Perkantoran

Realisasi anggaran kegiatan layanan perkantoran pada

tahun anggaran 2016 mencapai Rp 3.699.653 atau sebesar

99,09%. Sisa anggaran layanan perkantoran yang tidak

digunakan adalah sebesar Rp 41.774.101 yang terdiri dari sisa

anggaran Belanja Gaji Pokok PNS sebesar Rp 7.653.000 dan

Belanja Uang Makan PNS sebesar Rp 21.300.000 serta

Penyelenggaraan operasional perkantoran sebesar Rp

5.062.000.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 145

Tabel 3.10. Realisasi Anggaran Layanan Perkantoran

No Jenis Kegiatan Anggaran

Semula Anggaran Revisi Realisasi

Anggaran Persen

(%)

1 Pembayaran Gaji dan Tunjangan Pegawai

2.706.200.000 3.297.928.000 3.261.216.179 98,89%

2 Penyelenggaraan Operasional Perkantoran

458.500.000 443.500.000 438.437.720 98,85%

Layanan Perkantoran

3.164.700.000 3.741.428.000 3.699.653.899 99,09 %

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 146

BAB IV

PENUTUP

encapaian good governance bagi terselenggaranya

manajemen pemerintahan yang efektif dan efisien

adalah hal yang sangat diprioritaskan

perwujudannya oleh P2SDR-LIPI. Laporan

akuntabilitas kinerja P2SDR tahun 2016 merupakan bentuk

pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan DIPA tahun 2016

yang disusun sebagai pertanggungjawaban instansi

pemerintah untuk memenuhi Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Republik Indonesia No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara

Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Kinerja P2SDR merupakan resultan dari tingkat

keberhasilan dalam melaksanakan keseluruhan kegiatannya

dan menjadi tolok ukur untuk melihat seberapa jauh

kesesuaian antara visi dan misi yang dicanangkan oleh LIPI

dengan kebijakan, program dan kegiatan yang dilaksanakan

oleh P2SDR. Oleh karena itu, pemilihan ukuran keberhasilan

(indikator kinerja) yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja

P2SDR digali dari perencanaan yang telah disiapkan untuk

periode 5 tahun.

Pelaksanaan kegiatan oleh sebuah pusat penelitian

bertitik tolak pada dua capaian atau output kegiatan yaitu,

P

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 147

Hasil Penelitian Ilmu Sosial Bidang Sumber Daya Regional yang

sesuai dengan core competency lembaga dan Tata Kelola

Pendukung Penelitian bidang Sumber Daya Regional yang

merupakan pelaksanaan kegiatan rutin, seperti gaji, honor,

tunjangan-tunjangan, operasional perkantoran dan pimpinan,

serta dokumentasi-informasi yang sesuai dengan kebutuhan

dan ekspektasi masyarakat pengguna.

Berdasarkan hasil capaian kinerja P2SDR tahun 2016,

secara umum dapat disimpulkan bahwa kegiatan dan program

telah terlaksana dengan baik sesuai dengan renstra

implementatif yang mengacu pada visi dan misi yang telah

ditentukan. Penilaian akuntabilitas lembaga idealnya adalah

meningkat dari tahun ke tahun, yang menunjukkan perbaikan

prestasi. Kegiatan yang telah dilakukan pada berbagai program

telah memberikan output yang sesuai dengan visi dan misi

P2SDR. Pelaksanaan fokus kajian multidisiplin P2SDR

berpedoman pada Payung Dinamika Sosial yang ditujukan

untuk membantu memberikan solusi dan sumbangan

pemikiran bagi implementasi kebijakan nasional. Tema

penelitian untuk lima tahun ke depan mengacu kepada

delapan prioritas tematik penelitian IPSK 2015-2019.

Target capaian dalam Penetapan Kinerja (PK) yang

disusun berdasarkan Renstra 2015 – 2019 merupakan lanjutan

dari program kegiatan yang baru dimulai di tahun 2015.

Namun sebagai sebuah lembaga yang harus mendukung

terciptanya LIPI sebagai lembaga berkelas dunia, maka

kegiatan diseminasi melalui hasil publikasi penelitian menjadi

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 148

sangat penting. Dari 9 Sasaran Strategis yang telah ditetapkan

oleh Kedeputian IPSK di tahun 2015, hanya 6 Sasaran Strategis

yang ditetapkan sebagai Penetapan Kinerja P2SDR tahun 2016

karena terdapat 3 sasaran yang tidak sesuai dengan core

competence P2SDR.

Kinerja P2SDR pada tahun 2016 secara umum adalah

baik karena lebih banyak target yang tercapai dibandingkan

dengan yang tidak tercapai. Namun masih terdapat kelemahan

di tahun 2016 ini, yaitu belum diperolehnya hasil yang optimal

untuk publikasi buku dan naskah rekomendasi kebijakan. Oleh

karena itu, pencapaian target publikasi di tahun 2017 akan

diupayakan lebih optimal.

Kendala yang sangat menganggu dalam penerbitan

publikasi buku dengan ISBN adalah proses menghasilkan

sebuah publikasi yang memerlukan waktu yang sangat panjang

karena membutuhkan berkali-kali koreksi dari tim peneliti dan

juga tim reviewer satker. Tidak hanya itu, diperlukan juga

waktu yang cukup lama dengan adanya editor substansi dan

bahasa Inggris dalam setiap tebitan P2SDR. Setelah selesai

disunting dan dikoreksi, perlu waktu 5 bulan bahkan lebih

untuk mendapatkan ISBN dari LIPI Press sebagai penerbit yang

ditunjuk untuk buku yang dihasilkan dari kegiatan penelitian

LIPI.

Tantangan utama bagi P2SDR adalah selalu berpikir

positif dalam mencari solusi perbaikan-perbaikan ke arah yang

lebih baik. Meskipun P2SDR adalah satuan kerja yang baru

lima belas tahun berdiri, namun dilihat dari sumber daya

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 149

manusianya yang sudah memiliki kompetensi dan jumlah

personal yang juga sudah mempunyai jabatan fungsional,

satuan kerja ini sudah siap menjadi sebuah pusat penelitian

yang memiliki karakteristik tersendiri, yaitu berfokus pada

penelitian multidisiplin studi kewilayahan yang disesuaikan

dengan topik-topik yang sedang mengemuka saat ini.

Tema kajian yang sebagian besar berfokus pada studi

tentang Identitas, Migrasi Transnasional, dan Globalisasi

diharapkan dapat menghasilkan kajian atau konsep yang dapat

memberikan kontribusi kepada bangsa Indonesia dalam

mempersiapkan masyarakat global. Dengan anggaran yang

relatif terbatas, P2SDR berusaha melakukan fungsi penelitian

sebagai wadah pengembangan ilmu pengetahuan yang sangat

dibutuhkan oleh pemerintah dan masyarakat secara umum.

P2SDR juga berusaha untuk menghasilkan output maupun

outcome yang memiliki manfaat sebagai area studies dan

pembelajaran dalam penyelesaian masalah yang dihadapi

bangsa saat ini.

Sebagai bagian dari perbaikan kinerja di masa yang

akan datang, masih terdapat beberapa hal yang harus menjadi

perhatian. Hasil evaluasi kinerja ini belum sepenuhnya

menggambarkan pencapaian yang utuh, yang mencakup

penilaiaan indikator input, output, outcome, benefits dan

impact. Pengukuran kinerja baru didasarkan pada indikator

input dan output. Hal ini disebabkan kesulitan dalam melihat

outcome, benefit dan impact dari penelitian sosial yang hanya

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 150

satu tahun (bahkan kurang dari satu tahun sejak pelaksanaan

kegiatan penelitian) setelah selesainya penelitian.

Selanjutnya, untuk peningkatan kompetensi inti perlu

dilakukan personal capacity building, baik bagi peneliti

maupun pegawai administrasi P2SDR. Salah satu upaya dalam

menghadapi permasalahan tersebut adalah dengan

menjadikan personal capacity building sebagai bentuk

kegiatan tetap dan menjadi bagian tak terpisahkan dari DIPA

P2SDR. Dengan demikian, peningkatan kapasitas SDM melalui

penambahan anggaran kegiatan dan sarana prasarana dapat

menjadikan kajian-kajian dan penelitian-penelitian yang

dilakukan oleh P2SDR dapat dimanfaatkan sebagai masukan

ilmiah dalam membuat kebijakan-kebijakan, memberi

landasan inovatif pada usaha peningkatan kesejahteraan

masyarakat, serta berperan dalam usaha menciptakan kondisi

yang baik bagi pengembangan daya saing bangsa di tingkat

internasional.

Demikian Laporan Kinerja ini dibuat sesuai dengan

kondisi yang sebenarnya dan target yang direncanakan rata-

rata berhasil dicapai dengan harapan dapat memberi masukan

bagi lembaga dalam meningkatkan kinerjanya. Laporan ini juga

diharapkan menjadi bagian dari evaluasi ke dalam (internal

evaluation) dan menjadi titik tolak perbaikan kinerjanya

ditahun yang akan datang. Dengan demikian, perencanaan

kinerja tahun mendatang dapat dilakukan dengan lebih tepat

untuk mengakselerasikan peningkatan kinerja P2SDR.

Dokumen ini juga diharapkan dapat menjadi masukan dan

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 151

memberikan sumbangan bagi LIPI untuk menentukan

kebijakannya di masa yang akan datang dengan

memperhatikan hal-hal yang menjadi kendala saat ini.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 152

LAMPIRAN 1

MATRIKS RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN SUMBER DAYA REGIOnal

TAHUN 2015 S.D 2019

Visi : Menjadi pusat penelitian yang menjadi rujukan utama dalam studi kewilayahan pada tingkat nasional dan internasional”

Misi : a. Menghasilkan penelitian tentang kawasan Asia

Tenggara, Asia Pasifik dan Eropa yang kreatif,

terdepan dan berkualitas tinggi.

b. Menjadi leading institute dalam pengembangan dan

kerja sama kajian kewilayahan.

c. Memberikan sumbangan pemikiran dalam

memecahkan masalah-masalah sosial dan

kemanusian.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 153

Matriks Rencana Strategis P2SDR-LIPI 2015-2019

Tujuan

Sasaran Strategis Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran

Uraian Indikator Kebijakan Program

1 2 3 4 5

3. Memperkuat kompetensi dan kemampuan SDM untuk menunjang peningkatan kompetensi inti.

Meningkatnya kualitas pengetahuan para peneliti yang diukur dari pening katan pendidikan dan jenjang pada jabatan fungsional

Peta Pendidikan dan jenjang Fungsioonal

Jumlah peneliti yang meningkat pendidikan-nya 15 orang

Jumlah pegawai yang meningkat jabatan fungsionaln-ya 30 orang

1. Kebijakan pembinaan dan pengembang-an kelembagaan

2. Kebijakan SDM

3. Kebijakan Anggaran

4. Kebijakan Kerja sama

Program Penelitian, Penguasaan dan Pemanfaatan IPTEK

Program Penguatan Kelembagaan

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Apara tur Negara

Program Penerapan Kepe merintahan Yang Baik

Program Penyelenggaran Pimpinan Kenegaraan dan Kepemerintahan

11. Memperkuat kompetensi inti melalui penelitian kewilayahan dan

Tema penelitian 2015 -2019 19. Daya

Saing Sektor Pertanian di Asia

Jumlah makalah Ilmiah Nasional yang dihasilkan 80

9. Kebijakan penelitian dan pengembangan sebagai respon untuk

Program Penelitian, Penguasaan dan Pemanfaatan IPTEK

Program

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 154

pengembangan hasil penelitian untuk menciptakan ilmu pengetahuan baru yang berdampak luas bagi perkembangan ilmu social.

Tenggara 20. Migr

asi

Transnasiona

l dan

Persoalan

Indentitas di

Kota-Kota

Perbatasan

di Asia

Tenggara.

21. Etos

Kerja, Modal

Sosial, dan

Kebijakan

Kewirausaha

an di Asia

Tenggara.

22. Buda

ya Visual di

Jepang

23. Dina

mika

Masyarakat

Menua

(ageing

society) di

Tiongkok.

24. Gera

kan Agama

Dunia,

Modernitas,

dan Agama

Lokal di

Korea

Selatan.

Jumlah makalah ilmiah internasional yang 10 artikel.

Jumlah buku yang diterbitkan dengan ISBN 20 buku

Jumlah publikasi nasional yang dihasilkan 25 buah

Jumlah publikasi Internasional yang dihasilkan 5 buku

Jumlah policy paper yang dihasilkan 40

Jumlah yang memanfaatkan jasa kepakaran 50

Jumlah sitasi atas publikasi 430 sitasi

pengembangan kebijakan nasional di bidang Iptek

10. Kebijakan pelayanan public dalam rangka penyebaran informasi iptek

11. Kebijakan kerja sama bidang penelitian

12. Kebijakan pembinaan SDM penelitian dan non penelitian.

peningkatan kemampuan dalam memahami metodologi penelitian

Program peningkatan kemampuan bahasa local yang mendukung kegiatan penelitian

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 155

25. Krisis

dan

Perubahan

Sosial di Sub-

Sahara

Afrika.

26. Men

uju

Masyarakat

Pascasekuler

: Agama dan

Kewarganeg

araan di

Eropa.

27. Men

uju Kota

Berkelanjuta

n di Eropa:

Persepsi dan

Implementas

i

Pembanguna

n Kota

Berkelanjuta

n di

Rotterdam.

12. Mendorong terciptanya kebijakan strategis dalam upaya penegakan good governance

5. Tersedianya timbangan ilmiah dan rekomendasi untuk menjawab isu nasional yang diukur dari jumlah saran kebijakan dan

Jumlah saran kebijakan dan timbangan ilmiah

Jumlah hasil kajian kebijakan yang dipakai

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 156

timbangan ilmiah dari LIPI

6. Mendorong agar hasil kajian kebijakan LIPI dipakai sebagai rujukan yang diukur dari jumlah hasil kajian kebijakan yang dipakai

13. Turut meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam berperilaku rasional (ilmiah) dan humanis melalui peningkatan akses masyarakat terhadap pengetahuan

5. Meningkatnya akses terhadap pengetahuan yang diukur dari frekuensi interaksi dan jumlah keikutsertaan dalam aktivitas ilmiah nasional, regional dan international

6. Jumlah masyarakat yang menggunakan hasil penelitian sebagai rujukan

Frekuansi interaksi dan jumlah keikutsertaan dalam aktivitas ilmiah nasional, regional dan inter nasional

Frekuensi interaksi (seminar yang terselenggara) 33 kali

Jumlah keikutsertaan dalam aktivitas

5. Kebijakan peningkatan jasa Iptek.

6. Kebijakan pembinaan dan pengembangan kemampuan dan kompetensi.

14. Turut 5. Jumlah posisi Keikutsertaa 7. Kebijakan

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 157

memperjuangkan kepentingan nasional dan posiisi tawar Indonesia di dunia internasional melalui peningkatan kontribusi dan keterlibatan Ilmiah Indonesia pada aras Internasional

strategis yang dijabat dalam organisasi/pertemuan nasional/ internasional

6. Jumlah kerja sama yg memiliki MOU terlaksana dengan lembaga nasional dan internasional

n dalam seminar nasional dan internasional 600

Meningkatnya jumlah focal ponit organisasi internasional 10 buah

Jumlah Peneliti P2SDR terindeks global 15 orang

Jumlah workshop/seminar kerja sama 6 kali

Kerja sama 8. Kebijakan

penelitian dan pengembangan sebagai respon untuk pengembangan kebijakan nasional di bidang Iptek

9. Kebijakan peningkatan jasa Iptek

15. Meningkatkan, memelihara dan memanfaatkan sarana/ prasarana penelitian, infrastruktur dan standar ilmiah, dokumentasi dan peman faatan informasi ilmiah untuk memantapkan sistem

5. Terwujudnya Tata Kelola Organisasi Yang Baik (Good Corporate Governance) yang dapat diukur dengan terlaksananya perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan

Perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan yang berkualitas dan akuntabel

Jumlah dokumen perencanaan yang dilaksanakan 5 dokumen

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 158

manajemen kelembagaan

yang berkualitas dan akuntabel serta peningkatan status pengelolaan administrasi keuangan dan inventaris LIPI yang tertib dan taat azas sehingga tercapai penilaian Wajar Tanpa Pengecualian

6. Tersedianya

sarana dan prasarana penelitian yang memenuhi kebutuhan, yang diukur dar jumlah sarana dan prasarana penelitian yang baik yang dipakai untuk kegiatan

Jumlah laporan kinerja yang berkualitas dan akuntabel 5 buah laporan tahunan satker

Status pengelolaan administrasi keuangan dan inventaris LIPI yang tertib dan taat azas

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 159

Tujuan

Sasaran Strategis Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran

Uraian Indikator Kebijakan Program

1 2 3 4 5

4. Memperkuat kompetensi dan kemampuan SDM untuk menunjang peningkatan kompetensi inti.

Meningkatnya kualitas pengetahuan para peneliti yang diukur dari pening katan pendidikan dan jenjang pada jabatan fungsional

Peta Pendidikan dan jenjang Fungsioonal

Jumlah peneliti yang meningkat pendidikan-nya 15 orang

Jumlah pegawai yang meningkat jabatan fungsionaln-ya 30 orang

1. Kebijakan pembinaan dan pengembang-an kelembagaan

2. Kebijakan SDM

3. Kebijakan Anggaran

4. Kebijakan Kerja sama

Program Penelitian, Penguasaan dan Pemanfaatan IPTEK

Program Penguatan Kelembagaan

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Apara tur Negara

Program Penerapan Kepe merintahan Yang Baik

Program Penyelenggaran Pimpinan Kenegaraan dan Kepemerintahan

16. Memperkuat kompetensi inti melalui penelitian kewilayahan dan pengembangan hasil

Tema penelitian 2015 -2019 28. Pem

bangunan Pertanian dan Ketahanan Pangan:

Jumlah makalah Ilmiah Nasional yang dihasilkan 80

Jumlah makalah

13. Kebijakan penelitian dan pengembangan sebagai respon untuk pengemban

Program Penelitian, Penguasaan dan Pemanfaatan IPTEK

Program peningkatan kemampuan

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 160

penelitian untuk menciptakan ilmu pengetahuan baru yang berdampak luas bagi perkembangan ilmu social.

Kebijakan tata guna lahan pertanian di Vietnam

29. Migrasi Transnasional dan Diaspora di Kota-Kota Perbatasan di Asia Tenggara

30. Etos Kerja dan Kewirausahaan: Keunggulan Kompetitif UMKM di Asia Tenggara

31. Industrialisasi, Modernitas, dan Resiko di Jepang

32. Dinamika Perubahan Sosial dan Ageing society di China

33. Gerakan Agama Dunia, Modernitas, dan Agama Lokal di Korea

ilmiah internasional yang 10 artikel.

Jumlah buku yang diterbitkan dengan ISBN 20 buku

Jumlah publikasi nasional yang dihasilkan 25 buah

Jumlah publikasi Internasional yang dihasilkan 5 buku

Jumlah policy paper yang dihasilkan 40

Jumlah yang memanfaatkan jasa kepakaran 50

Jumlah sitasi atas publikasi 430 sitasi

gan kebijakan nasional di bidang Iptek

14. Kebijakan pelayanan public dalam rangka penyebaran informasi iptek

15. Kebijakan kerja sama bidang penelitian

16. Kebijakan pembinaan SDM penelitian dan non penelitian.

dalam memahami metodologi penelitian

Program peningkatan kemampuan bahasa local yang mendukung kegiatan penelitian

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 161

Selatan 34. Krisis

dan Perubahan Kebijakan Sosial di Eropa dan Africa

35. Menuju masyarakat Pasca Sekuler Agama dan Kewarganegaraan di Belanda

36. Studi kebijakan lingkungan dalam upaya adaptasi perubahan iklim sebagai bagian dari pembangunan kota berkelanjutan di kota Belanda

17. Mendorong terciptanya kebijakan strategis dalam upaya penegakan good governance

7. Tersedianya timbangan ilmiah dan rekomendasi untuk menjawab isu nasional yang diukur dari jumlah saran kebijakan

Jumlah saran kebijakan dan timbangan ilmiah

Jumlah hasil kajian kebijakan yang dipakai

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 162

dan timbangan ilmiah dari LIPI

8. Mendorong agar hasil kajian kebijakan LIPI dipakai sebagai rujukan yang diukur dari jumlah hasil kajian kebijakan yang dipakai

18. Turut meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam berperilaku rasional (ilmiah) dan humanis melalui peningkatan akses masyarakat terhadap pengetahuan

7. Meningkatnya akses terhadap pengetahuan yang diukur dari frekuensi interaksi dan jumlah keikutsertaan dalam aktivitas ilmiah nasional, regional dan international

8. Jumlah masyarakat yang menggunakan hasil penelitian sebagai rujukan

Frekuansi interaksi dan jumlah keikutsertaan dalam aktivitas ilmiah nasional, regional dan inter nasional

Frekuensi interaksi (seminar yang terselenggara) 33 kali

Jumlah keikutsertaan dalam aktivitas

7. Kebijakan peningkatan jasa Iptek.

8. Kebijakan pembinaan dan pengembangan kemampuan dan kompetensi.

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 163

19. Turut memperjuangkan kepentingan nasional dan posiisi tawar Indonesia di dunia internasional melalui peningkatan kontribusi dan keterlibatan Ilmiah Indonesia pada aras Internasional

7. Jumlah posisi strategis yang dijabat dalam organisasi/pertemuan nasional/ internasional

8. Jumlah kerja sama yg memiliki MOU terlaksana dengan lembaga nasional dan internasional

Keikutsertaan dalam seminar nasional dan internasional 600

Meningkatnya jumlah focal ponit organisasi internasional 10 buah

Jumlah Peneliti P2SDR terindeks global 15 orang

Jumlah workshop/seminar kerja sama 6 kali

10. Kebijakan Kerja sama

11. Kebijakan penelitian dan pengembangan sebagai respon untuk pengembangan kebijakan nasional di bidang Iptek

12. Kebijakan peningkatan jasa Iptek

20. Meningkatkan, memelihara dan memanfaatkan sarana/ prasarana penelitian, infrastruktur dan standar ilmiah, dokumentasi dan peman faatan informasi ilmiah untuk memantapkan

7. Terwujudnya Tata Kelola Organisasi Yang Baik (Good Corporate Governance) yang dapat diukur dengan terlaksananya perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan

Perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan yang berkualitas dan akuntabel

Jumlah dokumen perencanaan yang dilaksanakan 5

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 164

sistem manajemen kelembagaan

kegiatan yang berkualitas dan akuntabel serta peningkatan status pengelolaan administrasi keuangan dan inventaris LIPI yang tertib dan taat azas sehingga tercapai penilaian Wajar Tanpa Pengecualian

8. Tersedianya

sarana dan prasarana penelitian yang memenuhi kebutuhan, yang diukur dar jumlah sarana dan prasarana penelitian yang baik yang dipakai untuk kegiatan

dokumen

Jumlah laporan kinerja yang berkualitas dan akuntabel 5 buah laporan tahunan satker

Status pengelolaan administrasi keuangan dan inventaris LIPI yang tertib dan taat azas

Sumber: PME P2SDR 2016

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 165

LAMPIRAN 2

CAPAIAN KINERJA TAHUNAN P2SDR LIPI TAHUN 2016

No Sasaran Strategis

Indikator kinerja Kegiatan (IKK)

Target Capaian

Persentase (%)

1. Meningkatnya kontribusi LIPI terhadap daya saing bangsa berbasis hasil penelitian

Jumlah buku yang diterbitkan dengan ISBN

4 buku 0 0

Jumlah Sitasi atas publikasi

180 sitasi Data sitasi direkap langsung oleh PME IPSK

-

Jumlah hasil penelitian dan HKI bidang sosial dan kemanusiaan yang dimanfaatkan

- - -

Jumlah pengguna jasa LIPI

7 Institusi

30 institusi 428,57%

2. Meningkatnya kontribusi LIPI terhadap daya saing industri

- - - -

3. Meningkatnya rekomendasi kebijakan berbasis hasil penelitian

Jumlah policy paper - rekomendasi kebijakan yang dimanfaatkan

2 naskah 0 0

4 Meningkatnya peran LIPI dalam mendukung riset nasional

- - - -

5 Meningkatnya hasil penelitian

Jumlah konsep/model yang bernilai tambah

1 Konsep 4 Konsep 400%

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 166

yang berorientasi pada nilai tambah Sumber Daya dan perlindungan lingkungan

6 Meningkatnya jejaring dan kerja sama ilmiah nasional dan internasional yang berkualitas dan saling menguntungkan

Jumlah perjanjian kesepakatan kerja sama (PKK)

2 Kerja sama

3 Kerja sama

150%

a. Jumlah penelitian yang memiliki PKK

1 Kerja sama

1 Kerja sama (Cologne University)

100%

b. Jumlah workshop/seminar yang memiliki PKK

1 Seminar 2 Seminar 200%

Jumlah posisi strategis yang dijabat dalam organisasi/pertemuan nasional/internasional

3 Posisi 4 Posisi (TKPIPA, IFFSO Focal Point & excecutive board member, AIPI)

133,33%

7 Meningkatnya rujukan ilmiah dan informasi iptek yang diakses masyarakat

Jumlah peserta pemasyarakatan IPTEK

50 Orang 300 Orang 600%

Jumlah publikasi ilmiah

27 Buku & Artikel

41 Buku & Artikel

1. Jumlah publikasi nasional yang dihasilkan

25 Buku & Artikel

41 Buku & Artikel

164%

a. Jumlah buku

nasional yang diterbitkan

5 Buku 8 Buku 160%

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 167

b. Jumlah artikel di

jurnal nasional terakreditas

7 Artikel 9 Artikel 128,57%

c. Jumlah artikel

sebagai bagian dari buku/proceeding nasional yang diterbitkan

13 Artikel 16 Artikel 123,08%

2. Jumlah publikasi internasional yang dihasilkan

2 Buku & Artikel

8 Buku & Artikel

400%

a. Jumlah buku internasional yang diterbitkan

0 0 0

b. Jumlah artikel di jurnal internasional terakreditasi

1 Artikel 3 Artikel 300%

c.Jumlah artikel sebagai bagian dari buku/proceeding internasional yang diterbitkan

1 Artikel 6 Artikel 600%

8 Meningkatnya pengembangan kompetensi SDM penelitian Indonesia

Jumlah Peneliti PSDR terindeks global

3 orang 8 orang 266,67%

Jumlah mahasiswa S2/S3 bimbingan/diuji

2 orang 4 orang 200%

Jumlah peneliti yang menjadi editorial board dalam jurnal

1 orang 11 orang 1.100%

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 168

LAMPIRAN 3

Evaluasi Capaian Kinerja P2SDR tahun 2015-2019 No

Sasaran Strategis

Indikator kinerja Kegiatan (IKK)

Target 2015-2019

Capaian s/d

2016

%

1. Meningkatnya kontribusi LIPI terhadap daya saing bangsa berbasis hasil penelitian

Jumlah buku yang diterbitkan dengan ISBN

20 3 15

Jumlah Sitasi atas publikasi

1010 (data sitasidirek

ap oleh PME IPSK LIPI)

-

2. Meningkatnya kontribusi LIPI terhadap daya saing industri

- - -

3. Meningkatnya rekomendasi kebijakan berbasis hasil penelitian.

Jumlah policy paper - rekomendasi kebijakan yang dihasilkan

5 0 0

Jumlah policy paper - rekomendasi kebijakan yang dimanfaatkan

5 0 0

4 Meningkatnya peranan LIPI sebagai penyedia infrastruktur riset nasional.

- - - -

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 169

5 Meningkatnya hasil penelitian yang berorientasi pada nilai tambah Sumber Daya dan perlindungan lingkungan.

Jumlah peserta pemasyarakatan iptek

300 325 109

6 Meningkatnya jejaring dan kerja sama ilmiah nasional dan internasional yang berkualitas dan saling menguntungkan.

Jumlah workshop - seminar yang memiliki PKK

5 3 60

Jumlah penelitian yang memiliki PKK

3 1 33

Jumlah posisi strategis yang dijabat dalam organisasi/pertemuan nasional/internasional

10 8 80

7 Meningkatnya rujukan ilmiah dan informasi iptek yang diakses masyarakat.

Jumlah diseminasi IPTEK

- - -

Jumlah buku nasional yang diterbitkan

25 13 52

Jumlah artikel di jurnal nasional terakreditasi

35 17 23

Jumlah artikel sebagai bagian dari buku - proceeding nasional yang diterbitkan

52 20 38

Jumlah buku internasional yang diterbitkan

1 0 0

Jumlah artikel di jurnal internasional

6 4 67

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 170

terakreditasi

Jumlah artikel sebagai bagian dari buku - proceeding internasional yang diterbitkan

10 3 30

Jumlah publikasi yang dapat diakses secara online

125 41 32

8 Meningkatnya pengembangan kompetensi SDM penelitian Indonesia.

Jumlah Peneliti PSDR terindeks global

15 15 100

Jumlah institusi yang menggunakan jasa nara sumber

50 68 136

Jumlah mahasiswa S2 - S3 bimbingan - diuji

25 12 32

Jumlah peneliti yang menjadi editorial board dalam jurnal

7 16 229

9 Terwujudnya tata kelola kepemerintahan yang baik

- - -

Laporan Kinerja – P2SDR 2016 171

LAMPIRAN 4