ptk sq3 r

45
PENERAPAN SQ3R DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA DI KELAS III SD NEGERI UJUNG TEBU CURUG KOTA SERANG LAPORAN PTK Disusun untuk memenuhi tugas workshop guru dalam Pengembangan karir PTK SD Oleh : ERNA KURNIA, S.Pd NIP. 19870917 200902 2 001 SEKOLAH DASAR NEGERI UJUNGTEBU UPT PENDIDIKAN KECAMATAN CURUG KOTA SERANG 2012

Upload: candle-light

Post on 07-Jul-2015

1.312 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ptk   sq3 r

PENERAPAN SQ3R DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MEMBACA CEPAT SISWA DI KELAS III SD NEGERI UJUNG TEBU

CURUG KOTA SERANG

LAPORAN PTK

Disusun untuk memenuhi tugas workshop guru dalam Pengembangan karir PTK SD

Oleh :

ERNA KURNIA, S.Pd

NIP. 19870917 200902 2 001

SEKOLAH DASAR NEGERI UJUNGTEBU

UPT PENDIDIKAN KECAMATAN CURUG

KOTA SERANG

2012

Page 2: Ptk   sq3 r

LEMBAR PERSETUJUAN PTK

ERNA KURNIA, S.Pd

19870917 200902 2 001

PENERAPAN SQ3R DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT

SISWA DI KELAS IV SD NEGERI UJUNGTEBU CURUG KOTA SERANG

(Penelitian Tindakan Kelas di SDN Ujungtebu Kecamatan Curug Kota Serang)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Kepala Sekolah SDN Ujungtebu

Dra. Hj. ROQAYAH, MM.Pd

NIP. 19630104 198412 2 003

Page 3: Ptk   sq3 r

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke khadirat Allah swt. Yang telah memberikan rakhmat dan hidayah-Nya

kepada kita semua, sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjunan Nabi

Muhammad saw. beserta keluarga, para sahabat, serta kita pengikutnya hingga akhir zaman.

Penelitian Tindakan Kelas ini disusun untuk memenuhi tugas workshop guru dalam

Pengembangan karir PTK SD.

Banyak kendala yang saya hadapi dalam penyusunan PTK ini, semua kendala dan

rintangan saya hadapi dengan sebaik mungkin. Tentunya, semua kendala tidak akan mampu saya

hadapi sendiri, ada satu waktu dimana sayapun membutuhkan bantuan, bimbingan, arahan dan

juga saran-saran dan dorongan dari orang lain. Untuk itu, dalam kesempatan ini, perkenankanlah

saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dra. Hj. Roqayah, MM.Pd, selaku kepala SDN Ujungtebu.

2. Para pengawas SD di lingkungan UPT Pendidikan Kecamatan Curug Kota Serang.

Saya sangat menyadari bahwa tiada karya manusia yang sempurna, tentunya masih

banyak kekurangan dari segi penyajian maupun isinya, untuk itu kritik dan saran yang membangun

dari seluruh pembaca sangat saya harapkan.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Serang, Juni 2010

Penulis

Page 4: Ptk   sq3 r

ABSTRAKSI

Erna Kurnia. (2010). Penerapan SQ3R Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca

Cepat Siswa Di Kelas III SD Negeri Ujungtebu Curug Kota Serang.

Latar belakang penelitian didasarkan pada hasil pengamatan bahwa guru dalam

pembelajarannya kurang tepat dalam menggunakan metode dan langkah-langkah yang sesuai

dengan topik pembelajaran.

Penelitian ini bertujuan untuk membantu menambah wawasan dan pengetahuan guru

tentang penggunaan metode pembelajaran SQ3R.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas, yang

meliputi beberapa siklus tindakan.

Hasil penelitian ini adalah: (1) Aktifitas siswa dari siklus I sampai siklus III mengalami

peningkatan. (2) Hasil belajar siswa berdasarkan rata-rata hasil belajar dari pra siklus sampai

dengan siklus III terjadi peningkatan.

Hasil penelitian direkomendasikan: (1) Bagi guru SD, agar terus berusaha meningkatkan

kemampuan siswa dalam membaca cepat dengan metode SQ3R. (2) Bagi Kepala Sekolah dan

pengawas UPTD Pendidikan Kecamatan Curug agar terus meningkatkan potensi guru-guru di

Sekolah Dasar dalam bidang pengajaran dengan metode SQ3R dalam pembelajaran membaca

cepat. (3) Bagi para siswa, agar lebih giat lagi dalam belajar terutama dalam membaca cepat dan

pemahamannya.

Page 5: Ptk   sq3 r

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PTK ...................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii

ABSTRAKSI ...................................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL .............................................................................................................. v

DAFTAR GRAFIK ............................................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 2

C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 2

D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................................... 4

A. Kajian Teori ................................................................................................. 4

B. Model SQ3R dalam Pembelajaran ............................................................... 12

C. Kerangka Berfikir ........................................................................................ 14

D. Hipotesis Tindakan ...................................................................................... 15

BAB III METODEPENELITIAN ................................................................................... 17

A. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ...................................................... 17

B. Subyek Penelitian ......................................................................................... 17

C. Prosedur (Langkah-langkah Penelitian) ....................................................... 17

D. Instrumen Penelitian .................................................................................... 20

E. Teknik Analisis Data .................................................................................... 20

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................. 22

A. Deskripsi Data .............................................................................................. 22

B. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................................... 27

C. Jawaban Hipotesis ........................................................................................ 30

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .......................................................... 31

A. Kesimpulan .................................................................................................. 31

B. Rekomendasi ................................................................................................ 31

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

Page 6: Ptk   sq3 r

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1. Bagan Langkah-langkah Pembelajaran SQ3R ...................................... 14

4.1. Hasil Tes Belajar Siswa Pada Kegiatan Pra Siklus ............................... 22

4.2. Observasi Siswa dalam Aktifitas Belajar .............................................. 25

4.3. Observasi Guru dalam Pembelajaran .................................................... 26

4.4. Hasil Tes Belajar Siswa Pada Kegiatan Siklus I ................................... 26

4.5. Rekapitulasi Kegiatan Belajar Siswa .................................................... 28

4.6. Rekapitulasi Hasil Tes Belajar Siswa ...................................................... 102

Page 7: Ptk   sq3 r

DAFTAR GRAFIK

Grafik

4.1. Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa ...................................................... 30

4.2. Rekapitulasi Hasil Tes Belajar Siswa dari Seluruh Siswa ....................... 30

Page 8: Ptk   sq3 r

DAFTAR LAMPIRAN

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

2. Foto-foto Kegiatan

3. Surat Keputusan (SK) Pembimbing

4. Surat Izin Penelitian

5. Surat Keterangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Page 9: Ptk   sq3 r

0

Page 10: Ptk   sq3 r

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peran pendidikan sangatlah penting dalam menghasilkan sumber daya manusia

yang berkualitas. Pada hakekatnya, pendidikan merupakan suatu upaya yang bertujuan

untuk meningkatkan kualitas manusia. Oleh karena itu, setiap proses pendidikan akan

bermakna mengembangkan potensi hidup seluas-luasnya. Dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia memerlukan suatu pendekatan untuk mengembangkan potensi siswa dalam

menguasai empat keterampilan berbahasa, yakni menyimak, mewicara, membaca dan

menulis. Sehubungan dengan upaya meningkatkan keterampilan membaca pada siswa,

masalah keterampilan membaca cepat perlu mendapat perhatian. Untuk itu penulis ingin

mengetahui sejauh mana keberhasilan pengajaran Bahasa Indonesia dalam membaca

cepat jika diterapkan dengan metode SQ3R.

SQ3R merupakan proses membaca yang terdiri dari lima langkah yaitu, survei

(prabaca), question (mengajukan pertanyaan), read (membaca), recite atau recall

(berhenti sejenak atau mengingat), dan review (tinjauan atau mengulang). Dalam

membaca cepat terkandung didalamnya pemahaman yang cepat pula. Untuk itu kita perlu

menguasai teknik-teknik membaca cepat dan efektif. Untuk memahami bacaan perlu

diambil langkah-langkah strategis, yaitu menggunakan metode SQ3R.

Dalam meningkatkan keterampilan membaca, terutama membaca cepat siswa

bukan hal yang mudah. Faktor yang mempengaruhi terwujudnya keterampilan membaca

cepat siswa seperti halnya tersedia sarana dan prasarana, kemauan dan motivasi siswa,

teknik membaca dan metode yang digunakan guru. Pada dasarnya yang menjadi

permasalahan dalam pembelajaran membaca cepat yaitu:

1. Guru tidak sesuai dalam menerapkan pendekatan pembelajaran

2. Siswa kurang termotivasi untuk belajar

3. Keterbatasan guru dalam hal kemampuan menyampaikan materi pelajaran.

Kerugian yang terjadi pada masalah ini apabila tidak diteliti yaitu kita tidak bisa

mengetahui sejauh mana perkembangan pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Dan

kita tidak bisa mengetahui bahwa dalam pengajaran pembelajaran Bahasa Indonesia

apakah mencapai tujuan atau tidak.

Dengan adanya penelitian ini kita bisa mengetahui sejauh mana perkembangan

kemampuan anak dalam pembalajaran Bahasa Indonesia. Tepatnya kemampuan anak

dalam membaca cepat. Selain itu juga kita dapat mengetahui metode atau pendekatan apa

yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Namun dalam

penelitian ini penulis menggunakan SQ3R.

Pada dasarnya kemampuan membaca anak SD itu kurang diperhatikan. Untuk itu

sebagai calon guru kita harus dapat menciptakan cara untuk menumbuhkan minat

Page 11: Ptk   sq3 r

2

membaca siswa. Misalnya dengan cara membiasakan anak untuk membaca cerita

dongeng. Meningkatkan keterampilan membaca cepat siswa bukan hal yang mudah.

Teknik membaca yang baik akan mengantarkan siswa untuk terampil membaca. Hal lain.

Dengan metode yang digunakan oleh guru dalam pengajaran haruslah sesuai dengan

karakteristik siswa baik secara individu maupun kelompok. Metode SQ3R merupakan

salah satu cara untuk meningkatkan ketrampilan membaca cepat pada anak.

Berdasarkan dari semua permasalahan di atas, penulis terinspirasi untuk

mengadakan penelitian di Kelas III SD Negeri Ujungtebu dengan judul Penelitian

Tindakan Kelas “Penerapan SQ3R Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Cepat

Siswa di Kelas III SD Negeri Ujungtebu Curug Kota Serang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang Penelitian Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar dengan

menggunakan metode SQ3R, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana langkah-langkah penggunaan metode SQ3R dalam pembelajaran membaca

cepat?

2. Sejauhmana peningkatan kemampuan siswa dalam membaca cepat dengan

menggunakan metode SQ3R?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan masalah-masalah yang telah dirumuskan, tujuan penelitian yang

ingin dicapai adalah sebagai berikut:

1. Ingin membantu kesulitan siswa dalam membaca cepat dengan menggunakan langkah-

langkah metode SQ3R.

2. Ingin membantu meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca cepat dengan

menggunakan metode SQ3R.

D. Manfaat Penelitian

Bertitik tolak dari tujuan yang ingin dicapai setelah proses penelitian berlangsung,

penulis berharap agar penelitian ini memperoleh hasil sebagai berikut:

1. Kegunaan Bagi Peneliti

a. Menambah wawasan mengenai efektifitas metode pembelajaran dengan

menggunakan metode SQ3R

b. Mampu menerapkan pembelajaran dengan metode SQ3R

c. Dapat mensosialisasikan pembelajaran dengan metode SQ3R

d. Menemukan rancangan PTK yang efektif untuk memecahkan masalah dalam

kegiatan belajar

Page 12: Ptk   sq3 r

3

2. Kegunaan Bagi Guru

a. Dapat meningkatkan keterampilan dalam proses belajar mengajar dengan metode

pembelajaran yang menggunakan metode SQ3R

b. Dapat mengetahui teknik pembelajaran Bahasa Indonesia yang menggunakan

metode SQ3R

3. Kegunaan Bagi Siswa

a. Meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan pada pelajaran Bahasa

Indonesia

b. Mendapatkan pengalaman secara langsung dari hasil belajar sehingga mampu

menerapkan konsep membaca cepat dalam kehidupan sehari-hari

Page 13: Ptk   sq3 r

4

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa. Isi pembelajaran,

menetapkan strategi penyampaian pembelajaran, menetapkan strategi pengelolaan

pembelajaran, dan menetapkan prosedur pengukuran hasil pembelajaran. Oleh karena itu,

setiap pengajar harus memiliki keterampilan dalam memilih strategi pembelajaran untuk

setiap jenis kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, dengan memilih strategi

pembelajaran yang tepat dalam setiap jenis kegiatan pembelajaran, diharapkan pencapaian

tujuan belajar dapat terpenuhi.

Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu,

pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan belajar dalam

berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan. Hal ini relevan dengan kurikulum 2004 bahwa

kompetensi belajar bahasa diarahkan ke dalam empat subaspek, yaitu membaca,

berbicara, menyimak, dan mendengarkan.

Secara universal, pengertian bahasa ialah suatu pelahiran yang bentuk dasarnya

ujaran. Ujaran inilah yang membedakan manusia dengan mahluk lain. Dengan ujaran

inilah manusia mengungkapkan hal yang nyata atau maya, yang berwujud, yang tampak

kasat mata, yang ghoib, khayati, mendeskripsikan situasi dan konadisi masa lampau, masa

kini, maupun masa yang akan datang. Ujaran manusia itu menjadi bahasa, tatkala dua

orang manusia atau lebih bersepakat bahwa seperangkat bunyi memiliki makna yang

disetujui bersama.

2. Teori Membaca dan Penerapannya pada Pengajaran Bahasa Indonesia

Membaca adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Membaca adalah

suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperolah pesan,

yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Suatu proses

yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam

suatu pandanagn sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui.

Kalau hal ini tidak terpenuhi pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap

atu dBahasa Indonesiahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik

(Hodgson 1960, dalam Henry Guntur Tarigan, 2008:7). Dan membaca merupakan proses

yang kompleks. Proses ini melibatkan sejumlah kegiatan fisik dan mental. Menurt Burns

dkk. (1997 :7) , (dalam Farida Rahim 2007 : 12).

Dari segi linguistik membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan

pembacaan sandi (a recording and decoding prosess), berlainan dengan berbicara dan

menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding). Sebuah aspekpembacaan sandi

Page 14: Ptk   sq3 r

5

(decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna bahasa

lisan (oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan/cetakan menjadi

bunyi yang bermakna. (Anderson 1972 dalam Henry Guntur Tarigan, 2008 : 7-8).

Istilah-istilah linguistic decoding dan encoding tersebut akan lebih mudah

dimengerti kalau kita dapat memahami bahwa bahasa (language) adalah sandi (code)

yang direncanakan untuk membawa /mengandung makna (meaning). Beberapa ahli lebih

cenderung memakai istilah recording (membaca) sebab pertama sekali lambang-lambang

tertulis (written Symbols) di ubah menjadi bunyi, kemudian barulah sandi itu dibaca (are

decoded). Menyimak dan membaca berhubungan erat karena keduanya merupakan alat

untuk menerima komunikasi. Berbicara dan menulis berhubungan erat karena keduanya

merupakan alat untuk mengutarakan makna, mengemukakan pendapat, mengekspresikan

pesan. (Anderson 1972 dalam Henry Guntur Tarigan, 2008 : 8-9).

Membaca dapat pula di artikan sebagai suatu metode yang kita pergunakan untuk

berkomunikasi dengan diri kita sendiri dan kadang-kadang dengan orang lain, yaitu

mengomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada lambang-lambang tertulis.

Ada pula beberapa penulis beranggapan, bahwa “membaca” adalah suatu kemampuan

untuk melihat lambang-lambang tertulis serta mengubah lambang-lambang tertulis

tersebut melalui fonik (phonics = suatu metode pengajaran membaca ucapan, ejaan

berdasarkan interpretasi fonetik terhadap ejaan biasa) menjadi/menuju membaca lisan

(oral reading).

Membaca dapat pula dianggap sebagai suatu proses untuk memahami yang tersirat

dalam yang tersurat, melihat pikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis.

Makna bacaan tidak terletak pada halaman tertulis, tetapi berada pada pikiran pembaca.

Demikianlah, makna itu akan berubah karena setiap pembaca memiliki pengalaman yang

berbeda-beda yang dia pergunakan sebagai alat untuk menginterpretasikan kata-kata

tersebut. (Anderson 1972 dalam Henry Guntur Tarigan, 2008 : 9).

Secara singkat dapat dikatakan bahwa reading adalah bringing meaning to and

getting meaning from printed ar written material, memetik serta memahami atau makna

yang terkandung di dalam bahan tertulis (Finhochiaro and Bonomo 1973 dalam Henty

Guntur Tarigan, 2008 : 9). Jelaslah bagi kita bahwa membaca adalah suatu proses yang

bersangkut paut dengan bahasa. Menyimak dan berbicara haruslah selalu mendahului

kegiatan membaca. Oleh karena itu, sangat penting sekali diingat agar setiap kesulitan

yang berkenaan dengan bunyi, intonasi, atau jeda haruslah dijelaskan sebelum para

pelajar disuruh membaca dalam hati ataupun membaca lisan. (Finocchiaro and Bonomo

1973 dalam Henry Guntur Tarigan, 2008 : 9). Kesimpulan yang dapat diambil, bahwa

“membaca ialah memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya” (Lado 1976

dalam Henry Guntur Tarigan : 9).

Membaca merupakan proses memperoleh makna dari barang cetak. Ada 2 cara

yang ditempuh pembaca dalam memperoleh makna dari barang cetak antara lain:

Page 15: Ptk   sq3 r

6

a. Langsung, yakni menghubungkan ciri penanda visual bunyi dari tulisan dengan

maknanya, biasanya digunakan oleh pembaca lanjut.

b. Tidak langsung, yakni mengidentifikasi bunyi dalam kata dan menghubungkannya

dengan makna, biasanya digunakan oleh pembaca permulaan.

Kegiatan membaca menjadi dua tahap :

a. Dalam tahap persiapan, anak mulai menyadari tentang fungsi barang cetak, konsep

tentang cara kerja barang cetak, konsep tentang huruf, konsep tentang kata.

b. Dalam tahap perkembangan, anak mulai memahami pola bahasa yang terdapat dalam

barang cetak. Anak mulai belajar memasangkan satu kata dengan kata yang lain.

Pengajaran membaca sangat tepat digunakan sebagai sarana untuk membimbing

anak menjadi pembaca yang mandiri dan menumbuhkan minat baca. Melalui pengajaran

membaca bersuara, guru dapat menjadikan barang cetak (mati) menjadi hidup. Melalui

kegiatan ini guru dapat memberikan contoh cara membaca dengan kecepatan, irama dan

suara yang tepat. Selain itu, guru dapat mengajak anak dengan bahasa tulis. Cara yang

ditempuh untuk mengajak anak mengakrabi buku adalah sebagai berikut :

a. Ciptakan lingkungan yang menyenangkan

b. Perkenalkan buku-buku baru

c. Pilih waktu yang paling tepat

d. Beri kesempatan untuk merespon isi buku

e. Berikan bimbingan dalam memahami bacaan

f. Gunakan cara dan waktu yang bervariasi.

Untuk dapat memacu perkembangan anak dalam membaca. Clay (1966)

mengemukakan perlunya penciptaan kondisi yang kondusif bagi kegiatan membaca.

Kondisi yang dimaksud adalah sebagai berikut :

a. Kemahiran membaca diperoleh melalui interaksi sosial dan tingkah laku emulatif

(kompetitif).

b. Anak menguasai kemahiran membaca sebagai hasil dari pengalaman hidupnya.

c. Anak akan menguasai kemahiran membaca jika ia tahu tujuan dan memerlukan

proses.

d. Kegiatan bermain memainkan peran dalam penguasaan bahasa.

3. Manfaat Membaca

Membaca semakin penting dalam kehidupan masyarakat yang semakin kompleks.

Setiap aspek kehidupan melibatkan kegiatan membaca. Di zaman yang semakin maju dan

modern sekarang ini, membaca adalah hal yang penting bagi kehidupan. Dengan

membaca kita dapat melakukan apa saja dan melaksanakan kegiatan apapun. Seperti

tanda-tanda jalan mengarahkan orang-orang yang berpergian sampai pada tujuannya,

menginformasikan pengemudi mengenai bahaya dijalan, dan mengingat aturan-aturan lalu

lintas. Itulah manfaatnya membaca.

Page 16: Ptk   sq3 r

7

Disamping itu, kemampuan membaca merupakan tuntutan realitas kehidupan

sehari-hari manusia. Jadi kemampuan membaca itu sangat penting bagi manusia untuk

menjalani kehidupan.

4. Tujuan Membaca

Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi,

mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti (meaning) erat sekali berhubungan

dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca. Membaca juga hendaknya

mempunyai tujuan, karena seseorang yang membaca dengan suatu tujuan, cenderung

lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan. Dalam

kegiatan membaca dikelas, guru seharusnya menyusun tujuan membaca dengan

menyediakan tujuan khusus yang sesuai atau dengan membantu mereka menyusun tujuan

membaca itu sendiri. Dalam pengajaran membaca di Sekolah Dasar (SD), tujuan

membaca mencakup :

a. Kesenangan

b. Menyempurnakan membaca nyaring

c. Menggunakan strategi tertentu

d. Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topic

e. Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya

f. Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis

g. Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi

h. Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari

suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari struktur teks

i. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik (Blanton, dkk. Dan Irwin dalam burns

dkk. 1996. Dalam Farida Rahim, 2007 : 11-12).

Berikut beberapa hal yang penting dalam tujuan membaca:

a. Membaca untuk menemukan atu mengetahui penemuan-penemuan yang telah

dilakukan oleh tokoh; apa-apa yang telah dibuat oleh tokoh; apa yang telah terjadi pada

tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh tokoh.

Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau

fakta-fakta (reading for details or fact).

b. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik,

masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau yang dialami oleh

tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh tokoh untuk mencapai

tujuannya. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama

(reading for main ideas).

c. Membaca untuk menemukan atau untuk mengetahui apa yang terjadi pada setiap

bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan ketiga/seterusnya, setiap

tahap dibuat untuk memecahkan suaatu masalah, adegan-adegan dan kejadian, kejadian

Page 17: Ptk   sq3 r

8

buat dramatisasi. Ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan,

orgnisasi cerita (reading for sequence).

d. Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti

cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh pengarang kepada para pembaca,

mengapa para tokoh berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat

mereka berhasil atau gagal. Ini disebut membaca untuk menyimpulkan, membaca

inferensi (reading for inference).

e. Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar

mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar

atau tidak benar. Ini disebut membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk

mengklasifikasikan (reading to classify).

f. Membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran

tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh tokoh, atau bekerja

seperti cara tokoh, bekerja dalam cerita itu. Ini disebut membaca menilai, membaca

mengevaluasi (reading to evaluate).

g. Membaca untuk menemukan bagaimana caranya tokoh berubah, bagaimana hidupnya

berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai persamaan,

dan bagaimana tokoh menyerupai pembaca. Ini disebut membaca untuk

memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast).

(Anderson 1972, dalam Henry Guntur Tarigan 2008 : 9-11).

5. Aspek-aspek Membaca

Membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks yang melibatkan

serangkaian keterampilan yang lebih kecil lainnya. Sebagai garis besarnya, terdapat dua

aspek penting dalam membaca yaitu :

a. Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat dianggap berada

pada urutan yang lebih rendah (lower order).

b. Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang dapat dianggap

pada urutan yang lebih tinggi (higher order).

Untuk mencapai tujuan yang terkandung dalam keterampilan mekanis

(mechanical skills) tersebut, aktivitas yang paling sesuai adalah membaca nyaring,

membaca bersuara (atau reading aloud; oral reading). Untuk keterampilan pemahaman

(comprehension skills), yang paling tepat adalah dengan membaca dalam hati (silent

reading), yang dapat pula di bagi atas :

a. Membaca ekstensif (extensive reading)

b. Membaca intensif (intensif reading)

Selanjutnya, membaca ekstensif ini mencakup pula :

1. Membaca survey (survey reading)

2. Membaca sekilas (skimming)

Page 18: Ptk   sq3 r

9

3. Membaca dangkal (superficial reading).

Sedangkan, membaca intensif dapat pula dibagi atas:

1. Membaca telaah isi (content study reading), yang mencakup pula:

a. Membaca teliti (close reading)

b. Membaca pemahaman (comprehensive reading)

c. Membaca kritis (critical reading)

d. Membaca ide (reading for ideas).

2. Membaca telaah bahasa (language study reading), yang mencakup pula:

a. Membaca bahasa asing (foreign language reading)

b. Membaca sastra (literary reading).

6. Membaca sebagai Suatu Keterampilan

Dalam berkomunikasi kita kita menggunakan keterampilan berbahasa yang telah

kita miliki, seberapapun tingkat atau kualitas keterampilan itu. Dalam berkomunikasi,

sipengirim mungkin menyampaikan pesan berupa pikiran, perasaan, fakta, kehendak

dengan menggunakan lambang-lambang berupa bunyi-bunyi bahasa yang diucapkan.

Dengan kata lain, dalam proses encoding si pengirim mengubah pesan menjadi bentuk-

bentuk bahasa yang berupa bunyi-bunyi yang di ucapkan. Selanjutnya pesan yang di

formulasikan dalam wujud bunyi (bahasa lisan) tersebut disampaikan kepada penerima.

Aktivitas tersebut biasa dikenal dengan istilah berbicara. Dipihak lain, si penerima

melakukan aktivitas decoding berupa pengubahan bentuk-bentuk bahasa yang berupa

bunyi-bunyi lisan tersebut kembali menjadi pesan. Aktivitas tersebut biasa disebut dengan

istilah mendengarkan (menyimak).

Adapula pengirim menyampaikan pesan itu dengan menggunakan lambang-

lambang berupa tulisan. Dalam proses encoding si pengirim merubah pesan menjadi

bentuk-bentuk bahasa tertulis, kemudian dikirimkan kepada penerima. Aktivitas tersebut

biasa disebut dengan istilah menulis. Kemudian, sipenerima dalam proses decoding

berupaya memaknai bentuk-bentuk bahasa tertulis itu sehingga pesan dapat diterima

secara utuh. Aktivitas tersebut kita kenal dengan istilah membaca.

Komunikasi sesungguhnya terjadi dalam suatu konteks kehidupan yang dinamis,

dalam suatu konteks budaya. Dalam komunikasi yang sesungguhnya, ketika melakukan

proses encoding si pengirim berada dalam satu konteks yang berupa riang, waktu, peran,

serta konteks budaya yang menjadi latar belakang pengirim dan penerima. Keberhasilan

suatu komunikasi sangat bergantung kepada proses encoding dan decoding yang sesuai

dengan konteks komunikasi. Seseorang dikatakan memiliki keterampilan berbahasa dalam

posisi sebagai pengirim pesan, dalam proses encoding ia terampil memilih bentuk-bentuk

bahasa yang tepat, sesuai dengan konteks komunikasi.

Dapat di bayangkan bila kita tidak memiliki kemampuan berbahasa. Kita tidak

dapat mengungkapkan pikiran, tidak dapat mengekspresikan perasaan, dan tidak dapat

Page 19: Ptk   sq3 r

10

melaporkan fakta-fakta yang kita amati. Di pihak lain, kita tidak dapat memahami pikiran,

perasaan, gagasan, fakta yang disampaikan oleh orang kepada kita (Isah Cahyani,

Hodijah, 2008 : 3-6).

Setiap guru bahasa haruslah menyadari serta memahami benar bahwa membaca

adalah suatu keterampilan yang kompleks, yang rumit, yang mencakup atau melibatkan

serangkaian keterampilan-keterampilan yang lebih kecil. Dengan perkataan lain,

keterampilan membaca mencakup tiga komponen, yaitu :

a. Pengenalan terhadap aksara serta tanda-tanda baca

b. Korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistic yang formal

c. Hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan makna atau meaning (Broughton (et al)

1978, dalam Henry Guntur Tarigan 2008 : 11-12).

Membaca adalah keterampilan reseftif bahasa tulis. Keterampilan membaca dapat

dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari keterampilan mendengarkan dan berbicara.

Tetapi, pada masyarakat memiliki tradisi literasi yang telah berkembang, seringkali

keterampilan membaca dikembangkan secara terintegrasi dengan keterampilan

menyimak dan berbicara.

Keterampilan-keterampilan mikro yang terkait dengan proses membaca antara lain

sebagai berikut. Pembaca harus :

1. Mengenal system tulisan yang digunakan

2. Mengenal kosakata

3. Menentukan kata-kata kunci yang mengidentifikasikan topik dan gagasan utama

4. Menentukan makna kata-kata, termasuk kosakata sulit, dari konteks tertulis

5. Mengenal kelas kata gramatikal: kata benda, kata sifat dan sebagainya

6. Menentukan konstituen-konstituen dalam kalimat seperti subjek, predikat, objek,

preposisi, dan sebagainya

7. Mengenal bentuk-bentuk dasar sintaksis

8. Merekonstruksi dan menyimpulkan situasi, tujuan-tujuan dan partisBahasa Indonesian

9. Menggunakan perangkat kohesif leksikal dan gramatikal guna menarik kesimpulan-

kesimpulan

10. Menggunakan pengetahuan dan perangkat-perangkat kohesif leksikal dan gramatikal

untuk memahami topic utama dan informasi utama

11. Membedakan ide utama dari detail-detail yang disajikan

12. Menggunakan strategi membaca yang berbeda terhadap tujuan-tujuan membaca yang

berbeda, seperti skimming untuk mencari ide-ide utama atau melakukan studi secara

mendalam (Isah Cahyani, Hodijah 2008 : 9-10).

7. Membaca Cepat

Membaca adalah aktifitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar

tindakan yang terpisah-pisah. Pemahaman dan kecepatan membaca menjadi amat

Page 20: Ptk   sq3 r

11

tergantung pada kecakapan dalam menjalankan setiap organ tubuh yang diperlukan untuk

itu.

Dalam membaca cepat terkandung didalamnya pemahaman yang cepat pula.

Bahkan pemahaman inilah yang menjadi pangkal tolak pembahasan, bukannya kecepatan.

Akan tetapi, tidak berarti bahwa membaca lambat akan meningkatkan pemahaman.

Bahkan orang yang biasa membaca lambat untuk mengerti suatu bacaan akan dapat

mengambil manfaat yang besar dengan membaca cepat.

Kecepatan membaca sangat tergantung pada bahan dan tujuan yang membaca, dan

sejauh mana keakraban pembaca dengan bahan tersebut. Kecepatan membaca harus

seiring dengan kecepatan pembaca memahami bahan bacaan itu.

Kesalahan umum yang sering dilakukan oleh seseorang dalam membaca adalah

mereka terlalu menekuni detail sehingga kehilangan ide sentralnya. Menemukan ide

pokok suatu paragraf atau bacaan adalah kunci untuk mengerti apa yang kita baca itu.

Apabila ide pokok telah dikuasai, maka detailnya menjadi mudah kita kenali. Oleh karena

itu, dalam membaca apa saja pembaca harus cepat menemukan ide pokoknya. Jangan

membuang waktu untuk menekuni detail.

Kegiatan membaca dilakukan bersama-sama oleh mata dan otak. Mata bekerja

seperti kamera, yaitu memotret. Hasilnya, film negative. Selanjutnya, proses dilakukan di

otak, hasilnya, yaitu gambar positif. mata melihat dan mata menginterpretasikan saat itu

juga sehingga “apa yang anda lihat, itulah yang anda dapat”. Otak menyerap apa yang

dilihat mata. Oleh karena itu, melihat adalah mengerti. Unsur utama membaca itu adalah

otak, mata hanya alat untuk mengantarkan gambar ke otak lalu otak memberikan

interpretasi terhadap apa yang dituju oleh mata itu.

Skimming dan scanning adalah keterampilan membaca yang diatur secara

sistematis untuk mendapatkan hasil yang efisien dapat menolong kita memberikan

keputusan yang tepat terhadap bahan-bahan itu. Kecepatan membaca pun harus fleksibel.

Artinya, kecepatan itu tidak harus selalu sama. Adakalanya kecepatan itu diperlambat.

Hal itu tergantung pada bahan dan tujuan kita membaca. Pada hakikatnya, membaca cepat

itu adalah keterampilan memilih isi bahan yang harus dibaca sesuai dengan tujuan kita,

yang ada relevansinya dengan kita, tanpa membuang-buang waktu untuk menekuni

bagian-bagian lain yang tidak kita perlukan (Soedarso 2006 : 1-2).

8. Metode SQ3R

System membaca SQ3R dikemukakan oleh Francis P. Robinson tahun 1941,

merupakan system membaca yang semakin populer yang digunakan orang. SQ3R

merupakan proses membaca yang terdiri dari 5 langkah. Yaitu, survey, question, read,

recite atau recall, dan review.

Dalam system SQ3R ini, sebelum membaca terlebih dahulu kita survey bacaan

untuk mendapat gagasan umum apa yang kita baca. Lalu dengan mengajukan berbagai

Page 21: Ptk   sq3 r

12

pertanyaan pada diri sendiri yang jawabannya kita harapkan terdapat dalam bacaan

tersebut kita akan lebih mudah memahami bacaan. Selanjutnya dengan mencoba

mengutarakan kata-kata sendiri pokok-pkok pentingnya, kita akan menguasai dan

mengingatnya lebih lama. (Soedarso 2006 : 59-60).

B. Model SQ3R dalam Pembelajaran

SQ3R merupakan system membaca yang terdiri dari lima langkah, yaitu : survey.

Question, read, recite (recall), dan review. Berikut penjelasan langkah-langkahnya.

1. S (Survey)

Survey atau prabaca adalah teknik untuk mengenal bahan sebelum membacanya secara

lengkap, dilakukan untuk mengenal organisasi dan ikhtisar umum yang akan dibaca

dengan maksud untuk :

1. Mempercepat menangkap arti

2. Mendapatkan abstrak

3. Mengetahui ide-ide yang penting

4. Melihat susunan (organisasi) bahan bacaan tersebut

5. Mendapatkan minat perhatian yang saksama terhadap bacaan

6. Memudahkan mengingat lebih banyak dan memahami lebih mudah.

Prabaca dilakukan hanya beberapa menit, tetapi dengan cara yang sistematis kita cepat

menemukan ide-ide penting dan organisasi bahan. Hak itu akan sangat membantu

mencapai tujuan kita membaca.

Survey buku, dalam prabaca buku, tindakan pertama yang perlu dilakukan adalah

memperhatikan judul buku dan mengajukan pertanyaan tentang topik yang terkandung

didalamnya. Lalu melihat nama penulis dan atributnya yang biasanya memberikan

petunjuk isi tulisan. Untuk melihat aktualisasinya, lihat tahun penerbitannya. Kalau ada,

baca juga sampul buku bagian belakang yang memnuat pesan penerbit mengenai hal

penting dari buku. Tahap berikutnya adalah sebagai berikut :

1. telusuri daftar isi, untuk mendapatkan keseluruhan organisasi buku/informasi buku.

2. Baca pengantar, adakalanya kalau kita pergi keperpustakaan, dihadapkan pada deretan

buku yang mengupas hal yang sama.

3. Lihat table, grafik, dan lain-lain. Bagian buku ini dapat memperjelas dan mempercepat

pemahaman isi buku.

4. Apendiks, jangan dilupakan suplemen atau apendiks yang biasanya memberi tambahan

informasi yang berharga sementara kita membaca.

5. Telusuri indeks, dapatkan kata-kata kunci untuk mencocokkan dengan tujuan dan

kebutuhan kita.

Survey bab, sebelum membaca suatu bab, adakan survey terlebih dahulu, lebih teliti

lagi dibandingkan survey secara keseluruhan tadi. Selain itu juga kita mengamati sub

judul-sub judul dan kaitannya, amati juga alat-alat bantu visual yang ada di bab itu seperti

Page 22: Ptk   sq3 r

13

grafik, peta dan lain-lain. Lalu perhatikan, paragraf pertama dan akhir ringkasan, dan sub

judul.

2. Q (Question)

Bersamaan pada saat survey, ajukan pertanyaan sebanyak-banyaknya tentang isi

bacaan itu, dengan mengubah judul dan sub judul serta sub dari sub judul menjadi suatu

pertanyaan. Gunakan kata-kata siapa, apa, kapan, dimana, atau mengapa. Pada waktu

survey buku keseluruhan pertanyaan penbaca mungkin terlalu umum, tetapi pada saat

survey bab ke bab pertanyaan–pertanyaan itu dapat lebih spesifik. Suatu pertanyaan dapat

menimbulkan beberapa pertanyaan lain tentang isi secara lebih mendalam. Dengan

adanya berbagai pertanyaan itu cara membaca kita menjadi lebih aktif dan lebih mudah

menangkap gagasan yang ada darBahasa Indonesiada kalau hanya membaca asal

membaca.

3. R (Read)

Setelah melewati tahap survey dan timbul beberapa pertanyaan yang kita harapkan

akan mendapat jawaban di bacaan yang kita hadapi, langkah berikutnya adalah : Read,

membaca.

Jadi, membaca itu baru langkah ketiga, bukan langkah pertama atau satu-satunya

langkah untuk mennguasai bacaan. Baca tulisan itu bagian demi bagian. Sementara

membaca bagian-bagian itu carilah jawaban atas pertanyaan yang kita bentuk berdasarkan

judul-judul bagian atau pertanyaan lain yang muncul sehubungan dengan topic bacaan itu.

Pada tahap ini konsentrasikan pada penguasaan ide pokok serta detail yang penting,

yang mendukung ide pokok. Perlambat cara membaca dibagian-bagian yang penting atau

yang dianggap sulit dan percepat kembali pada bagian-bagian yang tidak penting atau

yang telah anda ketahui.

Pada tahp membaca ini ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu, yang pertama,

jangan membuang catatan-catatan. Ini akan memperlambat anda dalam membaca. Yang

kedua, jangan membuat tanda-tanda seperti garis bawah pada kata maupun frase tertentu,

bisa jadi setelah selesai membaca acapkali ternyata salah memilihnya. Pada tahap

membaca ini, konsentrasikan diri untuk mendapatkan ide pekoknya serta mengetahui

detail yang penting.

4. R (Recite atau Recall)

Setiap selesai membaca suatu bagian, berhetilah sejenak dan cobalah menjawab

pertanyaan-pertanyaan bagian itu atau menyebutkan hal-hal penting dari bab itu. Pada

kesempatan itu, kita dapat juga membuat catatan seperlunya. Jika masih mengalami

kesulitan, ulangi membaca bab itu sekali lagi. Sebelum menginjak langkah selanjutnya,

pastikan empat langkah ini dijalani dengan benar. Sekalipun bahan itu mudah dimengerti,

tahap mengutarakan kembali hal-hal penting itu jangan dilewatkan agar tidak mudah kita

lupakan.

Page 23: Ptk   sq3 r

14

5. R (Review)

Daya ingat kita terbatas. Sekalipun pada waktu membaca 85% kita menguasai

isibacaan, kemampuan kita dalam waktu 8 jam untuk mengingat detail yang penting

tinggal 40%. Dan, dalam tempo dua minggu pemahaman kita tinggal 20%.

Oleh karena itu, janganlah dilewatkan langkah terakhir ini : Review. Setelah selesai

keseluruhan dari apa yang harus dibaca, ulangi untuk menelusuri kembali judul-judul dan

subjudul dan bagian-bagian penting lainnya dengan menemukan pokok-pokok penting

yang perlu untuk diingat kembali. Tahap ini selain membantu daya ingat dan memperjelas

pemahaman juga untuk mendapatkan hal-hal penting yang barangkali kita lewati sebelum

ini. (Soedarso 2006 : 64).

Tabel 2.1

Bagan langkah-langkah pembelajaran SQ3R

C. Kerangka Berfikir

Banyak orang apabila menghadapi buku atau bahan lainnya langsung saja mulai

membaca kata pertama pada kalimat pertama, paragraf pertama, dan halaman pertama.

Dengan tekun ditelusuri kata demi kata, kalimt demi kalimat. Pada umumnya orang (yang

belum pernah mendapat latihan khusus) membaca terlalu lambat, jauh lebih lambat dari pada

kemampuannya. Hal itu disebabkan hal-hal berikut :

1. Kebiasaan yang lama yang salah yang telah mendarah daging dibawa dari kecil.

2. Tidak agresif dalam usahanya memahami arti bacaan. Tidak konsentrasi, sehingga tidak

cepat menanggapi dan tidak cepat berusaha menyelesaikan bacaan.

3. Persepsimya kurang sehingga lambat dalam menginterpretasikan apa yang dibaca.

No Langkah-langkah Pembelajaran

1. Guru mempersiapkan materi pembelajaran

2. Guru menjelaskan tentang metode SQ3R

3. Siswa di beri materi bacaan dan melakukan survey atau Prabaca

4. Bersamaan pada saat survey siswa dipersilahkan untuk

Mengajukan pertanyaan tentang isi bacaan

5. Siswa membaca bacaan dan mencari jawaban atas pertanyaan

Yang dibentuk judul-judul bagian atau pertanyaan lain yang

Muncul sehubungan dengan topik bacaan itu.

6. Setiap selesai membaca suatu bagian, siswa berhenti sejenak

Dan menjawab pertanyaan-pertanyaan atau menyebutkan

hal-hal penting dari bacaan itu.

7. Setelah selesai keseluruhan dari apa yang dibaca ulangi untuk

Menelisuri kembali isi bacaan dan bagian-bagian penting

Lainnya dengan menemukan pokok-pokok penting yang perlu

Untuk diingat kembali.

Page 24: Ptk   sq3 r

15

Membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar

tindakan yang terpisah-pisah. Meliputi: orang harus menggunakan pengertian dan khayalan,

mengamati dan mengingat-ingat. Kita tidak dapat membaca tanpa menggerakan mata atau

tanpa menggunakan pikiran kita. Pemahaman dan kecepatan membaca menjadi amat

tergantung pada kecakapan dalam menjalankan setiap organ tubuh yang diperlukan untuk itu.

Pada waktu anak belajar membaca, ia belajar mengenal kata demi kata, mengejanya,

dan membedakannya dengan kata-kata lain. Misalnya, padi dan pagi, ibu dan ubi. Anak harus

membaca dengan bersuara, mengucapkan setiap kata secara penuh agar diketahui apakah

benar atau salah ia membaca. Selagi belajar anak diajari membaca secara struktural, yaitu dari

kiri kekanan dan mengamati tiap kata dengan seksama pada susunan yang ada.

Keterbatasannya belum memungkinkan memanipulasi arti kata dan susunan kata itu dalam

kalimat. Oleh karena itu, pada waktu membaca anak melakukan kebiasaan berikut :

1. Menggerakkan bibir untuk melafalkan kata yang dibaca.

2. Menggerakan kepala dari kiri kekanan.

3. Menggunakan jari atau benda lain untuk menunjuk kata demi kata.

Ada beberapa hambatan membaca cepat yaitu, membaca dengan bersuara (vokalisasi),

menggerakkan bibir, menunjuk kata demi kata dengan jari, dan menggerakkan kepala dari

kiri ke kanan, merupakan kebiasaan yang menghambat. Kebiasaan yang melibatkan fisik itu

mudah diatasi dan dalam tempo dua minggu kebiasaan itu akan hilang, asalkan kita mau

mempraktekan cara-cara penaggulangannya. Hambatan lain yang sulit diatasi adalah regresi

atau mengulangi beberapa kata kebelakang dan subvokalisasi atau melafalkan kata dalam

batin.

Dengan menghilangkan sama sekali cara membaca dalam melafalkan dalam batin apa

apa yang dibaca memang tidak mungkin, tetapi masih dapat diusahakan dengan cara

melebarkan jangkauan mata sehingga satu fiksasi (pandangan mata) dapat menangkap

beberapa kata sekaligus dan langsung menyerap idenya darBahasa Indonesiada

melafalkannya. Kita harus sadar bahwa yang penting dalam membaca adalah menangkap ide,

bukan mengingat-ingat atau menekuni symbol-simbol yang tercetak itu.

Berdasarkan pengamatan penulis, kemampuan membaca siswa Kelas IV SDN

Ujungtebu cukup baik karena pembelajaran membaca di kelas mendapat respons yang baik.

Siswa sepertinya bosan dan jenuh dengan kegiatan membaca. Keberhasilan membaca

didasarkan pada 2 faktor yaitu faktor linguistik atau yang berkaitan dengan ketatabahasaan

(mengidentifikasi bunyi dan pengetahuan gramatikal) dan faktor non linguistik (penggunaan

teknik membaca dan kemampuan mengidentifikasi tujuan yang termuat dalam isi teks).

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah “sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan

pendapat meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan” Sedangkan yang dimaksud

tindakan adalah “sesuatu yang dilakukan”.

Page 25: Ptk   sq3 r

16

Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan hipotesis tindakan adalah jawaban

sementara meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan dengan melakukan suatu tindakan.

Sistem membaca SQ3R merupakan sistem membaca yang semakin populer di

gunakan orang. SQ3R merupakan proses membaca yang terdiri dari lima langkah. Yaitu,

survey, question, read, recite atau recall, dan review.

Sesuai dengan uraian diatas maka hipotesis tindakan ini adalah “dengan menggunakan

metode SQ3R maka kemampuan siswa dalam membaca meningkat”.

Page 26: Ptk   sq3 r

17

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di SDN Ujungtebu Kecamatan Curug Kota Serang.

Penelitian dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 18 Juli 2012.

Penelitian dilakukan karena siswa kurang memahami isi bacaan dengan membaca

cepat. Hal ini sesuai dengan latar belakang yang menyatakan bahwa siswa kurang

termotivasi untuk belajar. Hal tersebut mengakibatkan kemampuan siswa dalam membaca

cepat menjadi rendah.

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian pada kegiatan pembelajaran adalah siswa kelas III, SDN

Ujungtebu, kecamatan Curug, Kota Serang, yang berjumlah 32 orang, terdiri dari 22

orang laki-laki dan 10 orang perempuan, yang menjadi masalah Penilitian Tindakan Kelas

(PTK) ini adalah membaca cepat dengan metode SQ3R.

C. Prosedur (Langkah-langkah Penelitian)

1. Rancangan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian

deskriptif merupakan papaparan (deskripsi) informasi tentang gejala, peristiwa, kejadian

sebagaimana adanya (Suharsimi Arikunto, 2008:56).

Sesuai dengan uraian di atas maka dipilihlah jenis penelitian Tindakan (Action

Research). Penelitian tindakan adalah kegiatan kajian tentang situasi sosial dengan

maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya. Seluruh pelaksanaan, telaah,

diagnesis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pengaruh menciptakan hubungan

yang diperlukan antara evaluasi diri dan perkembangan profesional (dalam Suwarsih

Madya, 1994:16).

Menurut Kemmis dan Taggart (1988:15), penelitian tindakan adalah suatu

penelitian yang bersifat reflektif diri yang dilakukan oleh peserta-peserta tindakan dalam

situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktek pendidikan dan sosial

mereka, serta pemahaman mereka terhadap praktek-praktek itu, terhadap situasi tempat

mereka melakukan praktek-praktek tersebut.

Berdasarkan pada definisi penelitian tindakan yang diberikan oleh beberapa pakar

diatas, maka dapat disimpulkan pengertian Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitain

dalam bidang yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki

dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah

penelitian yang dilakukan dengan jalan merancang, melaksanakan, mengobservasi, dan

Page 27: Ptk   sq3 r

18

merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisBahasa Indonesiatif, dengan tujuan

untuk memperbaiki kinerja guru sehingga hasil belajar siswa meningkat.

2. Langkah-langkah Penelitian

Penelitian ini terdiri dari pra siklus dan siklus tindakan yang terdiri dari empat

tahap, yaitu : tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Sedangkan pra iklus

terdiri dari dua tahap yaitu : tahap observasi dan refleksi.

1. Pra Siklus

Proses pra siklus merupakan tahap awal dari rangkaian siklus tindakan. Pada

kegiatan pra siklius ini dilakukan untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar yang

sesungguhnya. Kegiatan ini lebih dikenal juga dengan sebutan kegiatan awal untuk

melihat kondisi dalam pembelajaran disekolah. Kegiatan pra siklus dilaksanakan dengan

tahapan sebagai berikut :

a. Observasi

Observasi dimaksudkan untuk memperoleh pembelajaran Bahasa Indonesia di

SDN Ujungtebu sesuai dengan kondisi aslinya (belum dikenai tindakan). Pelaksanaan

observasi terutama ditekankan kepada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Bahasa Indonesia yang dibuat guru.

1) Pelaksanaan proses dan pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada

materi membaca cepat. Pengamatan dilakukan terhadap proses belajar siswa dan

mengajar guru.

2) Dalam tahap observasi ini diadakan tes mengenai materi membaca cepat dengan

tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dan hasil pembelajaran selama

kegitan belajar mengajar.

b. Refleksi

Pada tahap ini peneliti bersama dengan guru diskusi tentang permasalahan

yang diperoleh pada saat observasi. Hasil tes yang dilakukan pada saat observasi

yang berkaitan dengan pembelajaran Bahasa Indonesia tentang membaca cepat

menunjukan bahwa kemampuan siswa kurang dalam materi membaca cepat.

Berdasarkan hasil diskusi maka peneliti mencoba menerapkan metode SQ3R untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami membaca cepat. Selanjutnya

peneliti merencanakan penelitian ke dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.

2. Proses Penelitian Siklus I

Siklus I dilakukan merupakan hasil refleksi dari pra siklus, dengan langkah-

langkah sebagai berikut :

a. Perencanaan

Page 28: Ptk   sq3 r

19

Dalam tahap ini peneliti melakukan beberapa perencanan, yang berkaitan

dengan langkah-langkah yang akan dilakukan dengan tahap tindakan. Perencanaan

dalam penelitian dijabarkan sebagai berikut :

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai pembelajaran

membaca cepat dengan metode SQ3R yang akan dilaksanakan pada saat kegiatan

belajar mengajar.

2) Menentukan langkah-langkah yang akan dilaksanakan pada saat Kegiatan Belajar

Mengajar (KBM).

3) Menyusun dan membuat alat observasi yang digunakan dalam penelitian untuk

melihat aktivitas siswa dalam pengembangan pembelajaran membaca cepat

dengan metode SQ3R.

4) Menyusun penilaian (tes tertulis) yang akan digunakan dalam Proses Belajar

Mengajar (PBM).

5) Membuat rencana untuk melakukan perbaikan sebagai tindak lanjut.

6) Merencanakan untuk pengolahan data dari hasil penelitian.

b. Tindakan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan apa

yang telah direncanakan sebelumnya. Pelaksanaan tindakan ini untuk memperbaiki

proses pembelajaran. Adapun tindakan tahapan dijabarkan sebagai berikut :

1) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, jumlah setiap kelompok berjumlah 5

orang

2) Guru membagikan Lembar Keja siswa (LKS) yang berisi soal tentang membaca

cepat kepada tiap kelompok untuk diselesaikan dalam diskusi kelompok.

3) Melaksanakan diskusi kelas setelah siswa menyelesaikan tugas kelompoknya.

4) Guru melakukan observasi terhadap jalannya pembelajaran saat siswa diskusi

kelompok dan diskusi kelas.

5) Melakukan tes individu untuk mengukur keberhasilan siswa dalam menyelesaikan

membaca cepat dengan metode SQ3R.

c. Observasi

Pada tahap ini peneliti mengamati aktivitas guru dan siswa dalam Proses

Belajar Mengajar (PBM) dengan menggunakan metode SQ3R. Hasil observasi akan

dijadikan dasar refleksi bagi tindakan yang telah dilakukan untuk merencanakan

kegiatan atau tindakan selanjutnya. Tahap observasi dalam penelitian ini dijabarkan

sebagai berikut :

1) Pengamatan terhadap aktivitas siswa pada proses pembelajaran berlangsung yaitu

pada saat siswa berdiskusi kelompok dalam menyelesaikan soal.

2) Penerapan terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R.

Page 29: Ptk   sq3 r

20

d. Refleksi

Pada tahap ini bertujuan untuk merefleksikan hasil dari proses belajar

mengajar yaitu dengan berusaha mencari alur pemikiran yang logis dalam kerangka

keja, proses, problem, isu dan hambatan yang muncul dalam perencanaan dan

pelaksanaan tindakan. Pada tahap refleksi dalam penelitian dijabarkan pada kegiatan

sebagai berikut :

1) Kegiatan diskusi antara guru dan peneliti setelah tindakan dilakukan.

2) Mereflesikan hasil diskusi untuk melaksanakan siklus selanjutnya.

D. Instrumen Penelitian

Teknik penelitian adalah salah satu cara untuk mengumpulkan dan mengolah data.

Teknik ini perlu ditindaklanjuti untuk mengetahui tentang kemampuan siswa dalam

membaca cepat. Selain mengukur kemampuan siswa juga tentang proses belajar mengajar

siswa dan kegiatan mengajar guru dalam menggunakan metode SQ3R.

Teknik pengumpulan data merupakan suatu prosedur atau langkah-langkah yang akan

ditempuh dalam mengumpulkan data untuk memperoleh data diperlukan alat pengumpul

data atau instrument penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi langsung

Dalam penelitian ini observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara

melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran

berlangsung, dan juga hal-hal apa saja yang harus di perbaiki untuk pembelajaran

selanjutnya.

2. Tes

Tes adalah alat yang digunakan dalam pengukuran. Tes ini dimaksudkan untuk

mengukur ketercapaian siswa dalam setiap materi ajar yang telah disampaikan.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan usaha (proses) memilih, memilah, membuang dan

menggolongkan data untuk menjawab dua permasalahan pokok (Basrowi & Suwandi,

2008:131).

Data yang dipakai dalam menganalisis data ini yaitu jenis data kuantitatif. Data

kuantitatif dapat dianalisis secara deskriptif, bisa dengan presentase, mean, median,

modus, grafik, table dan sebagainya.

Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam analisis data yaitu:

a. Mengidentifikasi apa yang ada dalam data

b. Melihat pola-pola yang ada

c. Membuat interprestasi

Page 30: Ptk   sq3 r

21

Sedangkan tahap-tahapnya dalam analisis data ini yaitu:

a. Validasi hipotesis

b. Interpretasi dengan acuan teori

c. Tindakan untuk perbaikan lebih lanjut yang juga dimonitor dengan teknik penelitian

kelas.

Page 31: Ptk   sq3 r

22

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas, terdiri dari dua tahap yaitu: pra siklus, siklus 1.

Setiap tindakan pembelajaran terdiri dari satu siklus, setiap siklus terdiri dari: perencanaan,

tindakan, observasi, dan refleksi.

1. Pra Siklus

a. Observasi

Pada tahap pra siklus ini peneliti mengadakan penjajagan melalui kegiatan

observasi sehingga diperoleh gambaran tentang pengelolaaan pembelajaran dan pada

tahap ini masih merupakan pembelajaran awal dari guru kelas, jadi belum ada

tindakan. Dalam pembelajaran, guru menggunakan metode yang kurang sesuai dengan

materi yang diajarkan sehingga anak kurang termotivasi untuk belajar.

Adapun data dari hasil tes belajar siswa pada pra siklus dapat dilihat dari tabel

berikut :

Table 4.1

Hasil Tes Belajar Siswa Pada Kegiatan Pra Siklus

No. Nama Siswa L/P Nilai Perolehan Keterangan

1. Sahroni L 50

2. Asnah P 50

3. Mustapid L 50

4. Adam L 50

5. Andi L 60

6. Hafdudin L 60

7. Masyopi L 60

8. M. Abdul Kodir L 50

9 Saripudin L 60

10. A. Ruba Alam L 60

11. Andini P 80

12. Aprianto L 60

13. Aris L 50

14. Aripa P 60

15. Asep L 70

16. Deni Triyadi L 60

17. Eep Wahyudi L 60

18. Fajar Saputra L 55

19. Fajar L 55

20. Windi Patika Sari P 70

21. Hapid L 60

22. Indriyani P 50

23. Lia Handayani P 75

Page 32: Ptk   sq3 r

23

No. Nama Siswa L/P Nilai Perolehan Keterangan

24. Marinah P 60

25. Masfatmawati P 75

26. Masyuda R. L 75

27. Maulana Yusuf L 70

28. Naufal Muzaki L 80

29. Saprudin L 60

30. Siti Sartika P 65

31. Susilawati P 60

32. Ma’rup L 60

Jumlah 1960

Rata-rata 61,25

Prosentase 61,25%

Keterangan:

Nilai rata-rata = SiswaJumlah

PerolehanNilaiJumlah = 25,61

32

1960

Prosentase Kelas = %100xIdealSkorJumlah

PerolehanNilaiJumlah = %25,61%100

32

1960x

b. Refleksi

Setelah observasi dilakukan, peneliti bersama guru dan kepala sekolah

mendiskusikan dan merefleksi hasil pengamatan dan diperoleh kesimpulan sabagai

berikut:

1) Perencanaan dan pembelajaran membaca cepat yang dibuat oleh guru kurang

tepat. Apersepsi yang dilakukan guru kurang menarik perhatian siswa sehingga

siswa menjadi kurang termotivasi untuk belajar.

2) Hasil belajar siswa rendah, hal ini disebabkan karena pembelajaran kurang

bermakna.

Berdasarkan hasil diskusi dengan guru kelas maka peneliti mencoba menerapkan

pendekatan pemecahan maalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

membaca cepat. Pembelajaran dengan metode SQ3R inilah yang akan digunakan pada

siklus I.

2. Siklus I

Siklus I dilakukan merupakan hasil refleksi dari pra siklus, dengan langkah–

langkah sebagai berikut.

a. Perencanaan

Dalam tahap inipeneliti merencanakan hal-hal yang berkaitan dengan langkah-

langkah yang dilakukan dalam tahap tindakan yaitu:

Page 33: Ptk   sq3 r

24

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai pembelajaran

membaca cepat dengan metode SQ3R yang akan dilaksanakan pada saat kegiatan

belajar mengajar.

2) Menentukan langkah-langkah yang akan dilaksanakan pada saat Kegiatan Belajar

Mengajar.

3) Menyusun dan membuat alat observasi yang digunakan dalam penelitian untuk

melihat aktifitas siswa dalam pengembangan pembelajaran membaca cepat dengan

metode SQ3R.

4) Menyusun penilaian (tes tertulis) yang akan digunakan dalam Proses Belajar

Mengajar (PBM).

5) Membuat rencana untuk melakukan perbaikan sebagai tindak lanjut.

6) Merencanakan untuk pengolahan data dari hasil penelitian.

b. Tindakan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan apa

yang telah direncanakan sebelumnya. Pelaksaan tindakan ini untuk memperbaiki

proses pembelajaran. Adapun tindakan tahapan dijabarkan sebgai berikut :

1) Guru mengkondisikan siswa dalam memberikan motivasi belajar agar siswa dapat

belajar dengan baik.

2) Siswa melaksanakan pra baca

3) Siswa mengajukan pertanyaan dari bacaan yang telah disediakan.

4) Siswa membaca bacaan dan memahaminya

5) Siswa melakukan recite atau berhenti sejenak saat membaca.

6) Siswa mengingat bagian-bagian penting yang telah dibaca.

7) Guru mengukur waktu kecepatan saat siswa membaca.

c. Observasi

Pada tahap ini peneliti mengamati aktifitas guru dan siswa dalam Proses Belajar

Mengajar (PBM) dengan menggunakan metode SQ3R. hasil observasi akan dijadikan

dasar refleksi bagi tindakan yang telah dilakukan untuk merencanakan kegiatan atau

tindakan selanjutnya. Tahap observasi dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut :

1) Pengamatan terhadap aktifitas siswa pada proses pembelajaran berlangsung yaitu,

pada saat siswa membaca teks .

2) Penerapan terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R.

Hasil observasi terhadap proses dan hasil belajar siswa adalah dapat dilihat pada

tabel di bawah ini :

Page 34: Ptk   sq3 r

25

Tabel 4.2

Observasi Siswa dalam Aktifitas Belajar.

NO ASPEK YANG

DIOBSERVASI INDIKATOR

NILAI Jumlah

1 2 3 4

1. Aktivitas siswa a. Membaca teks dengan 3

dalam membaca Lancar

Cepat b. Dapat menemukan 3

Pikiran pokok dalam

Teks

c. Dapat mempercepat 2

Menangkap arti

2. Aktivitas siswa a. Dapat mengetahui 2

Dalam memahami Isi bacaan

Isi bacaan b. Dapat menentukan 1

Kalimat utama

c. Dapat menentukan 1

Kalimat penjelas

3. Aktivitas siswa a. Ketepatan dalam 2

dalam menjawab menjawab soal

soal latihan Latihan

Jumlah 2 3 2 - 14

Rata-rata 2

Nilai rata-rata = 27

14

Kriteria Penilaian :

Nilai Angka Keterangan

3,50 – 4,00 Baik sekali

3,00 – 3,49 Baik

2,50 – 2,99 Cukup

2,00 – 2,49 Kurang

1,00 – 1,99 Kurang sekali

Berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh maka dapat disimpulkan aktifitas

belajar siswa tergolong ke dalam kriteria kurang.

Page 35: Ptk   sq3 r

26

Tabel 4.3

Observasi Guru dalam Pembelajaran

Tabel 4.4

Hasil Tes Belajar Siswa Pada Kegiatan Siklus I

No. Nama Siswa L/P Nilai Perolehan Keterangan

1. Sahroni L 55

2. Asnah P 60

3. Mustapid L 55

4. Adam L 56

5. Andi L 65

6. Hafdudin L 65

7. Masyopi L 65

8. M. Abdul Kodir L 55

9 Saripudin L 70

10. A. Ruba Alam L 65

11. Andini P 85

No Proses KBM Pelaksanaan

Ya Tidak

1. Perencanaan

a. Membuat rencana pembelajaran.

b. Menyiapkan materi pelajaran.

c. Menyiapkan sumber belajar.

d. Menyiapkan media pembelajaran

e. Menyiapkan alat pengumpul data

2. Pelaksanaan

a. Menjelaskan tujuan, manfaat dan langkah-

langkah pembelajaran.

b. Mengadakan apersepsi dengan mengajukan

pertanyan tentang cerita anak.

c. Guru menyuruh masing-masing siswa

mensurvai isi bacaan.

d. Guru menyuruh siswa mengajukan

pertanyaan yang dapat membimbing siswa

dalam kegiatan membaca.

e. Guru menyuruh siswa membaca isi teks

bacaan.

f. Guru menyuruh siswa menceritakan isi

bacaan dengan kata-kata sendiri.

g. Guru menyuruh siswa meninjau kembali isi

bacaan

3. Evaluasi

a. Melaksanakan evaluasi proses dan hasil.

b. Menyimpulkan materi bersama siswa.

c. Melakukan penskoran perkembangan siswa

d. Memberikan penugasan berupa PR

Page 36: Ptk   sq3 r

27

No. Nama Siswa L/P Nilai Perolehan Keterangan

12. Aprianto L 65

13. Aris L 55

14. Aripa P 65

15. Asep L 80

16. Deni Triyadi L 65

17. Eep Wahyudi L 65

18. Fajar Saputra L 60

19. Fajar L 65

20. Windi Patika Sari P 80

21. Hapid L 65

22. Indriyani P 60

23. Lia Handayani P 80

24. Marinah P 65

25. Masfatmawati P 80

26. Masyuda R. L 80

27. Maulana Yusuf L 75

28. Naufal Muzaki L 85

29. Saprudin L 65

30. Siti Sartika P 70

31. Susilawati P 75

32. Ma’rup L 65

Jumlah 2161

Rata-rata 67,53

Prosentase 67,53%

Keterangan:

Nilai rata-rata = SiswaJumlah

PerolehanNilaiJumlah = 53,67

32

2161

Prosentase Kelas = %100xIdealSkorJumlah

PerolehanNilaiJumlah = %53,67%100

32

2161x

d. Refleksi

Dari hasil diskusi dengan guru kelas terhadap pembelajaran yang sudah

dilakukan, terdapat beberapa hal yang harus diperbaiki atau ditingkatkan. Hal ini dapat

dilihat dari hasil belajar siswa yang masih rendah dan masih belum sesuai dengan apa

yang di harapkan. Keadaan ini segera diperbaiki pada pelaksanaan siklus II.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pelaksanaan Penelitian Tindakan kelas dengan menggunakan

metode SQ3R, maka hasil temuan dan pembahasan penelitian diuraikan sebagai berikut:

1. Pra siklus

Page 37: Ptk   sq3 r

28

Data hasil penelitian pra siklus menunjukkan banyaknya kekurangan-kekurangan,

diantaranya metode yang digunakan oleh guru kurang tepat sehingga hasil belajar

siswa rendah.

2. Siklus I

Pada siklus ini guru sudah memperbaiki pembelajarannya dengan menggunakan

metode SQ3R. Pengelolaan kelas meningkat, Respon siswa sudah lebih aktif dalam

KBM walaupun ada beberapa dengan perolehan nilai yang masih kurang.

Dapat disimpulkan, rata-rata kecepatan membaca siswa dapat dilihat dari hasil perhitungan

sebagai berikut:

Jumlah kpm (kata permenit) =

= 60600

100x

= kpm100600

6000

Jadi, kecepatan rata-rata membaca siswa yaitu 100 kpm (kata per menit)

Tabel 4.5

Rekapitulasi Kegiatan Belajar Siswa

NO ASPEK YANG

DIOBSERVASI INDIKATOR Siklus I

1. Aktivitas siswa a. Membaca teks dengan 3

dalam membaca Lancar

Cepat b. Dapat menemukan 3

Pikiran pokok dalam

Teks

c. Dapat mempercepat 2

Menangkap arti

2. Aktivitas siswa a. Dapat mengetahui 2

Dalam memahami Isi bacaan

Isi bacaan b. Dapat menentukan 1

Kalimat utama

c. Dapat menentukan 1

Kalimat penjelas

3. Aktivitas siswa a. Ketepatan dalam 2

dalam menjawab menjawab soal

soal latihan Latihan

Jumlah 14

Rata-rata 2

Page 38: Ptk   sq3 r

29

Tabel 4.6

Rekapitulasi Hasil Tes Belajar Siswa

No. Nama Siswa Pra Siklus Siklus I

1. Sahroni 50 55

2. Asnah 50 60

3. Mustapid 50 55

4. Adam 50 56

5. Andi 60 65

6. Hafdudin 60 65

7. Masyopi 60 65

8. M. Abdul Kodir 50 55

9 Saripudin 60 70

10. A. Ruba Alam 60 65

11. Andini 80 85

12. Aprianto 60 65

13. Aris 50 55

14. Aripa 60 65

15. Asep 70 80

16. Deni Triyadi 60 65

17. Eep Wahyudi 60 65

18. Fajar Saputra 55 60

19. Fajar 55 65

20. Windi Patika Sari 70 80

21. Hapid 60 65

22. Indriyani 50 60

23. Lia Handayani 75 80

24. Marinah 60 65

25. Masfatmawati 75 80

26. Masyuda R. 75 80

27. Maulana Yusuf 70 75

28. Naufal Muzaki 80 85

29. Saprudin 60 65

30. Siti Sartika 65 70

31. Susilawati 60 75

32. Ma’rup 60 65

Jumlah 1960 2161

Rata-rata 61,25 67,53

Prosentase 61,25% 67,53%

Page 39: Ptk   sq3 r

30

Grafik 4.1.

Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa

Grafik rekapitulasi hasil proses belajar siswa yang disajikan di atas menunjukkan adanya

peningkatan yang dicapai dalam proses belajar siswa.

Grafik 4.2.

Rekapitulasi Hasil Tes Belajar Siswa dari Seluruh Siswa

Grafik rekapitulasi hasil tes belajar siswa yang disajikan di atas menunjukkan adanya

peningkatan yang dicapai dalam hasil tes belajar siswa.

C. Jawaban Hipotesis

Berdasarkan pengolahan data dan analisis data di atas, maka hipotesis “dengan

menggunakan metode SQ3R maka kemampuan siswa dalam membaca meningkat”. Oleh

karena itu, hipotesis hasil penelitian ini dapat diterima.

2

0

0.5

1

1.5

2

2.5

Siklus I

61.25

67.53

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

Pra Siklus Siklus I

Nil

ai R

ata-

rata

Nil

ai R

ata-

rata

Page 40: Ptk   sq3 r

31

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Dari data yang diperoleh selama penelitian berlangsung terhadap pembelajaran

membaca cepat, dapat disimpulkan bahwa adanya interaksi yang baik antara guru dan siswa.

Proses pembelajaran dilaksanakan secara baik, dan secara sistematis. Melalui proses

pembelajaran dan latihan yang secara berkesinambungan serta menggunakan metode yang

sesuai dalam proses pembelajaran membaca cepat.

Dari hasil penelitian yang dilakukan dan setelah data terkumpul melalui kegiatan

observasi dan tes, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Aktifitas siswa berdasarkan rata-rata nilai aktifitas siswa dari siklus I mengalami

peningkatan. Maka ada peningkatan aktifitas belajar siswa dengan menggunakan metode

SQ3R.

2. Hasil belajar siswa berdasarkan rata-rata hasil belajar dari siklus I mengalami

peningkatan. Maka dengan menggunakan metode SQ3R hasil belajar siswa meningkat.

B. Rekomendasi

Pembelajaran membaca cepat yang biasa dilakukan guru selama ini kurang di pahami

oleh siswa. Karena dalam pembelajaran Bahasa Indonesia tentunya dalam belajar membaca

cepat guru harus mempunyai strategi dalam mengajar. Belajar membaca cepat bukan berarti

membacanya yang cepat akan tetapi pemahaman dalam membaca juga harus cepat. Dalam

hal ini, metode SQ3R menjadi solusi untuk pngajaran dalam pembelajaran membaca cepat.

Meskipun pada awalnya memerlukan penyesuaian Karena belum terbiasa menggunakan

metode tersebut. Akan tetapi, perlahan terjadi perubahan yang lebih baik. Hal ini dapat

dilihat dari hasil belajar siswa yang terus meningkat.

Berdasarkan pengalaman tersebut, peneliti merasa yakin bahwa pembelajaran

membaca cepat dengan menggunakan metode SQ3R akan menjadi solusi terhadap kegiatan

belajar mengajar. Atas dasar kesimpulan diatas, maka rekomendasi yang dapat diberikan

yaitu sebagai berikut :

1. Bagi guru di Sekolah Dasar

Agar terus berupaya meningkatkan kemampuan siswa dalam bidang studi Bahasa

Indonesia khususnya pada pembelajaran membaca cepat dan pemahamannya hendaknya

menggunakan metode SQ3R.

2. Bagi Kepala sekolah dan Pengawas di lingkungan UPTD Pendidikan Kecamatan Curug

Diharapkan dapat terus meningkatkan potensi guru-guru Sekolah Dasar dalam bidang

pengajaran melalui pelatihan dan memaksimalkan KKG dimasing-masing gugus sekolah

yang membahas metode pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R dalam

Page 41: Ptk   sq3 r

32

pembelajaran Bahasa Indonesia tentunya pembelajaran membaca cepat dan

pemahamannya.

3. Bagi para siswa, khususnya siswa Kelas III

Agar lebih giat lagi dalam belajar. Terutama dalam pembelajaran membaca cepat dan

pemahamannya dengan menggunakan metode SQ3R.

Page 42: Ptk   sq3 r

33

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, Suhardjono Supardi. Penelitian Tindakan Kelas. (2008). Jakarta: Bumi

Aksara

Cahyani Isah, Hodijah. (2007). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Bandung:

UPI Press

Hidayat Kosadi, Burhan Jazir, Misdan Undang. (1990). Strategi Belajar Mengajar Bahasa

Indonesia. Bandung: Bina Cipta

Indihadi Dian, Zaenudin Enuh, Gusrayani. (2006). Pembinaan Bahasa Indonesia. Bandung: UPI

Press

Rahim Farida. (2007). Jakarta: Bumi Aksara

Soedarso. (2006). Spead Reading Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama

Subagyo, et. al. (2006). Terampil Berbahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas 4. Semarang:

Bengawan Ilmu

Tarigan Guntur Henry. (2008). Membaca sebagai Suatu Kemampuan Berbahasa. Bandung:

Angkasa

Tarigan Guntur Henry. (1993). Strategi Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa. Bandung:

Angkasa

________ (2008). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI

http://konselingcentre.co.cc/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=31

http://ptkguru.wordpress.com/page/2/

http://alhafizh84.wordpress.com/2009/12/03/prosedur-penelitian-tindakan -kelas-ptk/

Page 43: Ptk   sq3 r

34

Page 44: Ptk   sq3 r

35

FOTO-FOTO KEGIATAN

PRA SIKLUS

SIKLUS I

Page 45: Ptk   sq3 r

36