ptk menulis sd

Upload: deris

Post on 10-Jan-2016

57 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Skripsi

TRANSCRIPT

Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Kelas IA SDIT Luqman Al Hakim Yogyakarta Melalui Metode Struktural Analitik Sintetik.Semester 1 Tahun Pe 2012/2013oleh: Arinil JanahBAB IPENDAHULUAN1.1.LATAR BELAKANGPembelajaran Bahasa Indonesia mencakup empat (4) keterampilan berbahasa, yakni: mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Salah satu keterampilan berbahasa yang cukup kompleks adalah menulis. Menulis merupakan kegiatan yang paling komplek untuk dipelajari dan diajarkan (Farris, 1993).Standar kompetensi bidang studi Bahasa Indonesia kelas 1 semester 1 menyebutkan bahwa aspek menulis permulaan meliputi menjiplak, menebalkan, mencontoh, melengkapi, dan menyalin. Kompetensi dasar yang seharusnya dikuasai adalah: (1) Menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf; (2) Menebalkan berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf; (3) Mencontoh huruf, kata, atau kalimat sederhana dari buku atau papan tulis dengan benar; (4) Melengkapi kalimat yang belum selesai berdasarkan gambar; dan (5) Menyalin puisi anak sederhana dengan huruf lepas.Berdasarkan pengamatan dalam proses belajar di kelas, dan hasil ulangan harian 1 peneliti mendapati bahwa siswa kelas 1A SDIT Luqman Al Hakim Yogyakarta belum cukup menguasai keterampilan menulis permulaan. Hal ini diduga disebabkan oleh rendahnya minat siswa untuk belajar aspek menulis. Untuk itulah peneliti melakukan penelitian tindakan kelas untuk bidang studi bahasa Indonesia aspek menulis.Untuk tujuan itu, peneliti mencoba menyajikan pembelajaran Bahasa Indonesia aspek menulis dengan metodeStruktural Analitik Sintetik (SAS). Siswa dituntut untuk berlatih menulis permulaan dengan metode tersebut sehingga ada peningkatan kemampuan dalam menulis permulaan.Namun demikian, dalam melaksanakan tugas di lapangan penulis mendapatkan beberapa permasalahan, yaitu:1. Masih rendahnya kemampuan siswa dalam keterampilan menulis permulaan.2. Banyaknya siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal.3. Proses belajar mengajar yang belum memakai metode yang tepat misalnya Struktural Analitik Sintetik (SAS).4. Media pembelajaran yang belum maksimal digunakan, sehingga kurang menarik minat siswa.Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti proses pembelajaran menulis permulaan di kelas I SDIT Luqman Al Hakim Yogyakarta, terutama mengenaipeningkatan kemampuan siswa dalam menulis permulaan melalui metode Struktural Analitik Sintetik (SAS).1.2.PEMBATASAN DAN RUMUSAN MASALAH1.2.1.Pembatasan MasalahAgar masalah yang telah diteliti lebih spesifik dan fokus, maka peneliti membatasi permasalahan pada peningkatan kemampuan siswa kelas IA SDIT Luqman Al Hakim Yogyakarta dalam menulis permulaan melalui metode Struktural Analitik Sintetik (SAS).1.2.2.Rumusan MasalahDari identifikasi dan pembatasan berbagai macam masalah yang ada, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:ApakahMetode Struktural Analitik Sintetik (SAS)dapat meningkatkan kemampuan Siswa Kelas IA SDIT Luqman Al Hakim Yogyakarta dalam menulis permulaan.1.3.CARA PEMECAHAN MASALAHDalam upaya pemecahan permasalahan tentang rendahnya kemampuan siswa dalam menulis permulaan, proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metodeStruktural Analitik Sintetik (SAS).1.4.HIPOTESIS TINDAKANKegiatan belajar mengajar bidang studi Bahasa Indonesia aspek menulis yang dilakukan dengan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) diduga dapat meningkatkan kemampuan/hasil belajar siswa dalam menulis permulaan.1.5.TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN1.5.1.Tujuan PenelitianPenelitian ini bertujuan untuk:1. mengetahui efektifitas penggunaan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) di kelas IA SDIT Luqman Al Hakim Yogyakarta.2. mengukur kemampuan siswa kelas IA SDIT Luqman Al Hakim Yogyakarta dalam menulis permulaan.3. meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis permulaan dengan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS).4. melatih ketrampilan menulis siswa kelas IA SDIT Luqman Al Hakim Yogyakarta, sehingga memiliki kemampuan dasar yang tepat dalam pembelajaran menulis Bahasa Indonesia1.5.2.Manfaat Penelitiana.Bagi Siswa1) meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam ketrampilan menulis permulaan.2) menumbuhkan karakter positif pada siswa melalui proses pembelajaran yang dilalui.3) pengalaman belajar yang bermakna melalui metode Struktural Analitik Sintetik (SAS).4) meningkatkan keterampilan menulis pada siswa.b.Bagi Guru1) meningkatkan kualitas proses kegiatan belajar mengajar khususnya pembelajaran menulis permulaan.2) meningkatkan keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran.3) meningkatkan kemampuan guru dalam memilih metode yang tepat dalam setiap pembelajaran.4) meningkatkan minat untuk melakukan penelitian.c.Bagi Guru lain / Sekolah1) meningkatkan pemahaman tentang penelitian2) meningkatkan pemahaman mengenai metode Struktural Analitik Sintetik (SAS).

BAB IIKAJIAN PUSTAKABerbagai cara dapat dilakukan untuk menyampaikan gagasan/pesan baik penyampaian secara langsung maupun tidak langsung. Penyampaian gagasan secara langsung bisa melalui percakapan antara penyampai pesan kepada pihak yang akan menjadi sasaran pesan tersebut. Sedangkan gagasan/pesan yang disampaikan secara tidak langsung dapat disampaikan secara tidak langsung dapat disampaikan melalui metode khusus misalnya melalui puisi, lagu, cerpen, komik, dongeng dan lain-lain. Berdasarkan ulasan tersebut maka dongeng anak merupakan karya sastra yang disampaikan dalam bentuk tulisan, yang syarat dengan pelajaran moral untuk anak-anak.2.1.KEMAMPUANKemampuan yang dimiliki oleh manusia adalah bekal baginya yang sangat penting. Kemampuan akan berkembang sesuai dengan perkembangan fisik dan non fisik pada siswa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:235) kemampuan berarti kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita dalam berusaha sendiri. Selanjutnya, Solchan T.W (2008:133) menjelaskan bahwa, kemampuan menulis adalah kemampuan menyampaikan pesan kepada pihak lain secara tertulis. Kemampuan ini bukan hanya berkaitan dengan kemahiran siswa menyusun dan menuliskan symbol-simbol tertulis, tetapi juga mengungkapkan pikiran, pendapat, sikap, dan perasaannya secara jelas dan sistematis sehingga dapat dipahami oleh orang yang menerimanya, seperti yang dia maksudkan.2.2.MENULISMenulis adalah meletakkan simbol grafis yang mewakili bahasa yang dimengerti orang lain. Jadi, orang lain dapat membaca simbol grafis itu, Jika mengetahui bahwa itu menjadi bagian dari ekspresi bahasa(Lado, 1964).Menulis memerlukan keterampilan karena diperlukan latihan-latihan yang berkelanjutan dan terus-menerus (Dawson, dkk, dalam Nurchasanah 1997:68). Secara garis besar, menulis adalah bentuk dari komunikasi yang membutuhkan keterampilan agar menghasilkan tulisan yang baik. Pendapat tersebut dipertegas oleh Crimmon (1984). Menulis adalah kerjakeras, tetapi juga merupakan kesempatan untuk menyampaikan sesuatu tentang diri sendiri mengkomunikasikan gagasan kepada orang lain, bahkan dapat mempelajari sesuatu yang belum diketahui.Henry Guntur Tarigan (1986: 15), menjelaskan pengertian menulis sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai. Tarigan (1995) juga menjelaskan bahwa menulis berarti mengekspresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan. Sarana mewujudkan hal itu adalah bahasa. Isi ekspresi melalui bahasa itu akan dimengerti orang lain atau pembaca bila dituangkan dalam bahasa yang teratur, sistematis, sederhana, dan mudah dimengerti. McCrimmon dalam St. Y. Slamet (2008: 141) mengungkapkanpengertian menulissebagai kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas.Menulis bukan sesuatu yang diperoleh secara spontan, tetapi memerlukan usaha sadar menuliskan kalimat dan mempertimbangkan cara mengkomunikasikan dan mengatur (Donn Byrne (1988). Menulis tidak hanya membuat satu kalimat atau hanya beberapa hal yang tidak berhubungan, tetapi menghasilkan serangkaian hal yang teratur, yang berhubungan satu dengan yang lain, dan dalam gaya tertentu. Rangkaian kalimat itu bisa pendek, mungkin hanya dua atau tiga kalimat, tetapi kalimat itu diletakkan secara teratur dan berhubungan satu dengan yang lain, dan membentuk kesatuan yang masuk akal. Tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran menulis adalah agar siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat, pengetahuan secara tertulis serta memiliki kegamaran menulis (Depdikbud, 1997).Menulis pada hakikatnya merupakan pemindahan pikiran atau perasaan kedalam bentuk lambang bahasa (Semi, 1990). Menulis dalam arti komunikasi adalah menyampaikan pengetahuan atau informasi tentang subjek (Gere, 1985). Menulis berarti mendukung ide. Menulis atau mengarang adalah kemampuan menggunakan pola-pola dalam tampilan tertulis untuk mengungkapkan gagasan atau pesan. Kemampuan menulis mencakup berbagai kemampuan, seperti kemampuan menguasai gagasan yang dikemukakan, kemampuan menggunakan unsur-unsur bahasa, kemampuan menggunakan gaya, dan kemampuan menggunakan ejaan serta tanda baca.Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas dapat dikatakan bahwa menulis merupakan komunikasi tidak langsung yang berupa pemindahan pikiran atau perasaan dengan memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata dengan menggunakan simbol-simbol sehingga dapat dibaca seperti apa yang diwakili oleh simbol tersebut.2.3.PENGERTIAN METODEMetode adalah cara yang telah teratur dan terpilih secara baik untuk mencapai suatu maksud, cara mengajar (KBB,2007: 649). Metode merupakan teknik atau cara yang harus dilalui untuk melakukan suatu pekerjaan dalam rangka mencapai suatu tujuan (Roestiyah, 1988:1). Menurut Siliwangi (1994:4) metode adalah cara yang dipilih untuk mencapai tujuan tertentu sehubungan dengan hal tersebut. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan metode adalah cara yang dianggap efisien yang digunakan untuk dapat mencapai hasil secara optimal.2.4.METODE STRUKTURAL ANALITIK SINTETIKMetode Struktural Analitik Sintetik adalah suatu pendekatan cerita yang disertai dengan gambar, yang di dalamnya terkandung unsur struktur analitik sintetik (Supriyadi 1996: 334-335). Metode SAS menurut Djauzak (1996:8) adalah suatu metode pembelajaran menulis permulaan yang didasarkan atas pendekatan cerita yakni cara memulai mengajar menulis dengan menampilkan cerita yang diambil dari dialog siswa dan guru atau siswa dengan siswa.Teknik pelaksanaaan pembelajaran metode SAS yakni keterampilan menulis huruf, kartu suku kata, kartu kata dan kartu kalimat. Proses operasional metode SAS mempunyai langkah-angkah dengan urutan sebagai berikut: (1) Struktur yaitu menampilkan keseluruhan, (2) Analitik yaitu melakukan proses penguraian, (3) Sintetik yaitu melakukan penggabungan pada struktur semula. Demikian langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pembelajaran menulis permulaan dengan metode SAS, sehingga hasil belajar itu benar-benar menghasilkan struktur Analitik Statis (Sabana: 176).Kegiatan pembelajaran menulis permulaan dengan metode StrukturalAnalitik Sintetik (SAS) dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :1. Guru bercerita atau berdialog dengan siswa.2. Guru memperlihatkan gambar yang berhubungan dengan isi cerita.3. Guru Menulis beberapa kalimat sebagai kesimpulan dari isi cerita.4. Guru Menulis satu kalimat yang diambil dari isi cerita.5. Guru Menulis kata-kata sebagai uraian dari kalimat.6. Guru Menulis suku-suku kata sebagai uraian dari kata-kata.7. Guru Menuliskan huruf huruf sebagai uraian dari suku-suku kata.8. Guru Mensintesiskan huruf-huruf menjadi suku-suku kata.9. Guru Menyatukan kata-kata menjadi kalimat.Agar siswa memiliki kemampuan menulis, maka setiap langkah tersebutdilakukan oleh siswa dengan cara menyalin tulisan yang ditulis guru dalam setiap langkah pembelajaran. Demikian langkah-langkah yang dilakukan dalam menulis permulaan dengan metode SAS sehingga hasil belajar ini benar-benar menghasilkan sturuktur analitik sintetik.Berdasarkan kutipan tersebut, menurut pendapat peneliti metode SAS dapat digunakan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang inovatif, dan dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan tingkat kemampuan menulis permulaan siswa.BAB IIIPELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN3.1.SUBJEK PENELITIAN3.1.1.Tempat PelaksanaanPenelitian dilaksanakan di SDIT Luqman Al Hakim Yogyakarta, dengan alamat Jalan Timoho II Gang Deliuma No 2 Yogyakarta. Subjek penelitian meliputi siswa di kelas IA dengan jumlah 36 siswa yang terdiri dari 18 anak laki-laki dan 18 siswa perempuan. Mata pelajaran yang dipilih adalah Bahasa Indonesia aspek menulis dengan materi mencontoh huruf, kata dan kalimat sederhana.3.1.2.Waktu PelaksanaanWaktu pelaksanaan pada bulan September 2012. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 20 September 2012 dan siklus II pada tanggal 27 September 2012.3.2.DESKRIPSI PER SIKLUS3.2.1.Prosedur PelaksanaanPenelitian tindakan kelas yang dilaksanakan oleh peneliti ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Kegiatan pembelajaran masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu:1. Perencanaan tindakan2. Pelaksanaan tindakan3. Observasi4. RefleksiSetelah melalui proses observasi hasil refleksi digunakan untuk menyusun rencana perbaikan, jiika tindakan yang dilakukan oleh peneliti belum berhasil memecahkan masalah yang dihadapi. Dan apabila perbaikan pembelajaran telah mencapai tujuan yang diinginkan maka kegiatan inipun akan dihentikan.3.2.2.Prosedur Umum Penelitian Tindakan KelasPenulisan laporan penelitian tindakan kelas ini disusun setelah peneliti melakukan 2 siklus perbaikan pembelajaran. Masing-masing siklus dianalisis kekurangan dan kemajuan yang telah dicapai baik oleh siswa maupun guru. Hasil analisis setiap siklus dipakai sebagai acuan dari siklus berikutnya. Ketika peneliti mengidentifikasi dan menganalisa masalah dibantu oleh teman sejawat dan supervisor.Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas yaitu:1. Perencanaan penelitian tindakan kelas yang mencakup identifikasi kelas yang mencakup identifikasi masalah, analisis masalah, perumusan masalah, hipotesis tindakan dan rencana tindakan.2. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas meliputi tempat, waktu pelaksanaan, prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas.3. Hasil penelitian tindakan kelas dan pembahasannya.4. Kesimpulan dan saran yang dilakukan di akhir laporan penelitian tindakan kelas.Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus yang sesuai dengan tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa ataupun guru. Setiap siklus dilakukan satu tindakan yang dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan durasi 2 x 35 menit. Setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Adapun pengukuran terhadap hasil belajar, dilakukan dengan cara memberikan tugas dalam proses dan disetiap kegiatan pembelajaran diakhiri dengan tes akhir.Observasi awal dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran sehingga ditemukan masalah yang kemudian masalah tersebut dicarikan solusi/pemecahannya dengan cara dilakukan penelitian. Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti dibantu oleh teman sejawat sebagaiobserve, yang tugasnya memberi informasi dan data perkembangan siswa selama dilakukan upaya perbaikan pembelajaran. Adapun hasil dari setiap tindakan perbaikan dipakai sebagai bahan refleksi, untuk menentukan perlu tidaknya diadakan tindakan perbaikan berikutnya.Secara garis besar kegiatan yang dilakukan pada setiap siklus penelitian adalah sebagai berikut:a.Siklus I1)Perencanaan Tindakan ISetelah peneliti berhasil menganalisis permasalahan pembelajaran yang ditemukan, maka hasil analisis dijadikan bahan untuk merencanakan perbaikan pembelajaran. Adapun tahapannya adalah:a) Menyiapkan rencana perbaikan pembelajaranb) Menyiapkan media berupa teks laguABCc) Menyiapkan media berupa kartu huruf, kartu kata, dan contoh kalimat sederhana.d) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS)e) Menyiapkan alat evaluasif) Menyiapkan lembar observasi2)Pelaksanaan Tindakan Ia) Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan apersepsi berupa tanya jawab.b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaranc) Guru mengajak siswa menyanyikan laguABCd) Guru melakukan pendalaman materi dengan tanya jawab.e) Siswa dibimbing guru membaca kartu huruf dan kata serta kalimat sederhana di papan tulis.f) Siswa mencontoh huruf, kata, dan kalimat sederhana.g) Siswa mengerjakan LKSh) Pengamat mengamati dan mencatat proses pembelajaran dalam lembar observasi3)Observasi Tindakan ISelama proses belajar mengajar peneliti dibantu teman sejawat sebagaiobservermelakukan pengamatan dengan lembar observasi. Dalam observasi iniobservermencatat ada 16 siswa (44,44%) telah bersungguh-sungguh mengikuti pembelajaran dan dapat menjawab pertanyaan dengan benar.4)Refleksi Tindakan IRefleksi dilakukan untuk menemukan kegiatan-kegiatan yang perlu diperbaiki serta menetapkan solusinya. Hasil refleksi terhadap kegiatan pembelajaran pada siklus pertama adalah sebagai berikut. Siswa mengalami kebosanan dalam pembelajaran Banyak siswa mengalami kesulitan dalam menulis. Hasil mengerjakan tugas masih jauh dari harapan. Hasil belajar siswa yang memenuhi KKM baru 44,44%.Berdasarkan rekomendasi dari observer, solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah mencari metode atau strategi pembelajaran yang lebih menarik. Untuk itu perlu diadakan perbaikan II agar lebih meningkatkan minat siswa dan hasil belajar.1. b.Siklus II1)Perencanaan Tindakan IIa) Menyiapkan rencana perbaikan pembelajaranb) Menyiapkan media pembelajaran berupa teks lagu tingginya hurufc) Menyiapkan media berupa contoh kalimat dengan metode SASd) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS)e) Menyiapkan lembar observasif) Menyiapkan lembar evaluasi2)Pelaksanaan Tindakan IIa) Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan apersepsi berupa tanya jawab.b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaranc) Guru mengajak siswa menyanyikan laguTingginya Huruf.d) Siswa dibimbing guru membaca kalimat sederhanae) Siswa mencontoh kalimat sederhanaf) Siswa mengerjakan LKSg) Siswa mengerjakan soal tes akhirh) Pengamat mengamati dan mencatat proses pembelajaran dalam lembar obsercasi.3)Observasi Tindakan IISelama proses belajar mengajar peneliti dibantu teman sejawat sebagaiobservermelakukan pengamatan dengan lembar observasi. Data hasil observasi terlibat bahwa minat siswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat secara tajam. Dari 16 siswa pada siklus I menjadi 35 siswa, meningkat 52,78%.4)Refleksi Tindakan IIDari data yang telah dikumpulkan lalu diadakan analisis, maka peneliti danobserverberdiskusi dan sepakat bahwa metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) sangat tepat digunakan dalam pembelajaran menulis permulaan. Terbukti 97,22% siswa berminat dan antusias untuk mengikuti pembelajaran. dibandingkan pada siklus I sebanyak 16 siswa (44,44%) dapat memenuhi KKM, meningkat 52,78% .BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANPrestasi belajar siswa kelas IA SDIT Luqman Al Hakim Yogyakarta. Apabila dilihat dari Nilai Ulangan Harian pertama Bahasa Indonesia semester I tahun 2012-2013 maka dapat diklasifikasikan bahwa sebanyak 2 siswa (5,56%) memiliki nilai yang dapat diklasifikasikan sangat baik, lalu 10 siswa (27,78%) dapat diklasifikasikan baik, 8 siswa (22,22%) diklasifikasikan sedang/cukup, 9 siswa (25%) diklasifikasikan rendah, dan 7 siswa (19,44%) diklasifikasikan sangat rendah.Oleh karena itu, secara umum kemampuan siswa bisa dikatakan cukup/sedang, karena baru ada 12 siswa (33,34%) yang nilainya dapat memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Adapun KKM Bahasa Indonesia untuk tahun pelajaran 2012-2013 adalah 76. Berikut tabel nilai Ulangan Harian 1 dan tabel kriteria hasil belajar siswa sebelum tindakan:Tabel 1. Nilai Ulangan Harian I Sebelum TindakanNoNama SiswaNilaiKetuntasanNoNama SiswaNilaiKetuntasan

TuntasTidakTuntasTidak

1A. Abiyyu8519M. Isyrofuddin70

2Abidzar B8020M. Hafid Al B80

3Agis Fadhilla6021M. Hafy Sadra35

4Ananda Alif A8022M. Imamul A75

5Aufa Nuuruz8023M. Irsyad R50

6Azizah Rahma3024M. Rafi R85

7Azka Ulya R7525M. Yusuf M70

8Burhan C6526Munif Mussafi35

9Fadhlan T3527Narisa R50

10Faiz Rajendra6528Nayaka N.R70

11Farah M6029Pahlevi Al W90

12Farida Zulfa G6030Darajatunnisa 55

13Fauziya H8531Reza Ardhanu30

14Fata Rasyid A8032Syafia Rasyida75

15Hafizh N3033Syahida Muna90

16Hurin Nabila8034Syerfina A80

17Khafaisya P.S7035Zaimatun Nisa75

18Malika Dzikra6536Zakia Muslicha30

Tabel 2. Kriteria Hasil Belajar Siswa Sebelum TindakanSkor IntervalKlasifikasiFrekuensiPresentase (%)

86 100Sangat baik25,56%

76 85Baik1027,78%

66 75Cukup822,22%

41 65Rendah925%

0 40Sangat rendah719,44%

36100%

Berikut ini adalah grafik persentase hasil belajar siswa sebagai data awal sebelum diadakan penelitian.Grafik 1. Persentase Hasil Belajar Siswa pada Awal PembelajaranDengan data awal tersebut maka penulis membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sebagai berikut:RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)Tema : KesehatanKelas / Semester : I / 1Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 x pertemuan)Hari dan tanggal : Kamis, 20 September 2012Mata Pelajaran : Bahasa IndonesiaA.Standar Kompetensi :4. Menulis permulaan dengan menjiplak, menebalkan, mencontoh, melengkapi, dan menyalinB.Kompetensi Dasar :4.3 Mencontoh huruf, kata, atau kalimat sederhana dari buku atau papan tulis dengan benarC.Indikator :4.3.1 Membaca huruf, kata, atau kalimat sederhana dari buku atau papan tulis dengan benar4.3.2 Mencontoh huruf, kata, atau kalimat sederhana dari buku atau papan tulis dengan benarD.Tujuan Pembelajaran :1. Siswa dapat membaca huruf, kata, atau kalimat sederhana dari buku atau papan tulis dengan benar2. Siswa dapat mencontoh huruf, kata, atau kalimat sederhana dari buku atau papan tulis dengan benarE.Nilai Karakter :1. 1. Disiplin2. Kerja keras3. Mandiri4. Tanggung jawabF.Materi Ajar :Menulis permulaan (mencontoh huruf, kata, atau kalimat sederhana)G.Metode / Pendekatan :1. 1. Informasi2. Tanya jawab3. Demonstrasi4. Pemberian tugasH.Kegiatan Pembelajaran :1. 1. I.Kegiatan Pendahuluan2. Siswa bersama guru berdoa untuk memulai pembelajaran3. Siswa mendengarkan penjelasan mengenai kompetensi dasar materi yang akan dipelajari4. Siswa bertanya jawab mengenai materi sebelumnyaII.Kegiatan IntiEksplorasi1) Siswa menyanyikan laguABC2) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai mencontoh huruf, kata, atau kalimat sederhanaElaborasi1) Siswa membaca huruf, kata, atau kalimat sederhana2) Siswa mencontoh huruf, kata, atau kalimat sederhana3) Siswa mengerjakan LKSKonfirmasi1) Siswa menanyakan hal-hal yang belum jelas2) Siswa mendapat umpan balik dari guruIII.Kegiatan Penutup1. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil belajar2. Siswa menjawab pertanyaan guru secara lisan untuk mengetahui penguasaan materi yang telah dipelajari selama pembelajaran (evaluasi hasil belajar)3. Salah satu siswa memimpin doa untuk mengakhiri pembelajaranI.Penilaian :I).Penilaian TertulisContoh instrument:Contohlah huruf, kata, dan kalimat berikut!II).Kriteria penilaian1. Produk (mencontoh huruf, kata, dan kalimat sederhana)NoAspekKriteriaSkor

1Konsep (tinggi huruf)Semua benarSebagian besar benarSebagian kecil benarSemua salah4321

2KerapianRapiCukup rapiKurang rapi321

J.Alat dan Sumber Bahan :1) Alat/media:Teks laguABCKartu huruf dan kartu kataContoh kalimat sederhana2) Sumber bahan:Nara sumberBuku Bahasa Indonesia kelas ILKSLaguABC4.1.DESKRIPSI PER SIKLUS4.1.1.Siklus I4.1.1.1.Perencanaan Tindakan IPelaksanaan tindakan I dimulai dengan kegiatan awal yaitu persiapan kelas. Dilakukan 15 menit sebelum pelaksanaan pembelajaran. Persiapan yang diperlukan meliputi: menyiapkan kartu huruf, hartu kata, dan kalimat. Selain itu juga disiapkan teks musik pengiring/pendukung. Dipersiapkan pula meja dan kursi untuk pengamat, rencana pembelajaran, dan lembar observasi.4.1.1.2.Pelaksanaan Tindakan IPelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung dengan 3 kegiatan, yaitu pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.1. Kegiatan PendahuluanDalam kegiatan pendahuluan, peneliti memotivasi siswa agar lebih siap mengikuti pembelajaran. Selanjutnya peneliti menjelaskan kompetensi dasar dari pembelajaran.2. Kegiatan IntiDalam kegiatan inti, peneliti mengajak siswa untuk menyanyikan lagu ABC, membaca kartu huruf, kata, dan kalimat. Kemudian siswa menyalin kalimat dari papan tulis, dan mengerjakan LKS. Di akhir kegiatan inti, siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti berkaitan dengan pembelajaran dan mendapat umpan balik.3. Kegiatan PenutupDalam kegiatan penutup peneliti menanyakan perasaan siswa selama mengikuti pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan masukan dari siswa dan sebagai refleksi terhadap pembelajaran.4.1.1.3.Observasi Tindakan IAdapun setelah kegiatan belajar mengajar selesai, guru dan pengamat mencermati dan menganalisa Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tersebut. Temuan yang di dapat oleh pengamat adalah guru sudah melaksanakan KBM sesuai waktu yang ditentukan. Pelaksanaan pembelajaran juga sesuai dengan rencana persiapan.4.1.1.4.Refleksi Tindakan IRefleksi dilakukan untuk menemukan kegiatan-kegiatan yang perlu diperbaiki serta menetapkan solusinya. Hasil refleksi terhadap kegiatan pembelajaran pada siklus pertama adalah sebagai berikut. Siswa mengalami kebosanan dalam pembelajaran. Hanya beberapa siswa yang nampak aktif dalam pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi siswa kurang. Hasil mengerjakan tugas masih jauh dari harapan. Masih banyak siswa yang nilainya belum mencapai KKM. Hasil observasi pengamat menyimpulkan bahwa siswa kurang tertarik dengan alat peraga.Solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah mencari alat peraga yang lebih menarik minat siswa.Berikut adalah Rencana Perbaikan Pembelajaran yang sudah dirubah metode dan alat peraga yang dipakai:RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)Tema : KesehatanKelas / Semester : I / 1Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 x pertemuan)Hari dan tanggal : Kamis, 27 September 2012Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia1. A.Standar Kompetensi :4. Menulis permulaan dengan menjiplak, menebalkan, mencontoh, melengkapi, dan menyalin1. B.Kompetensi Dasar :4.3 Mencontoh huruf, kata, atau kalimat sederhana dari buku atau papan tulis dengan benar1. C.Indikator :4.3.1 Membaca huruf, kata, atau kalimat sederhana dari buku atau papan tulis dengan benar4.3.2 Mencontoh huruf, kata, atau kalimat sederhana dari buku atau papan tulis dengan benar1. D.Tujuan Pembelajaran :2. Siswa dapat membaca huruf, kata, atau kalimat sederhana dari buku atau papan tulis dengan benar2 Siswa dapat mencontoh huruf, kata, atau kalimat sederhana dari buku atau papan tulis dengan benar1. E.Nilai Karakter :1. Disiplin2. Kerja keras3. Mandiri4. Tanggung jawab1. F.Materi Ajar :Menulis permulaan (mencontoh huruf, kata, atau kalimat sederhana)1. G.Metode / Pendekatan :1. Informasi2. Tanya jawab3. Demonstrasi4. Pemberian tugas1. H.Kegiatan Pembelajaran :1. I.Kegiatan Pendahuluan2. Siswa bersama guru berdoa untuk memulai pembelajaran3. Siswa mendengarkan penjelasan mengenai kompetensi dasar materi yang akan dipelajari4. Siswa bertanya jawab mengenai materi sebelumnya1. II.Kegiatan Inti1. Eksplorasi1) Siswa menyanyikan laguTingginya Huruf2) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai langkah-langkah mencontoh kalimat sederhana menggunakan metode Struktural Analitik Sintetik1. Elaborasi1) Siswa membaca huruf, kata, atau kalimat sederhana2) Siswa mencontoh kalimat sederhana mengikuti langka-langkah metode Struktural Analitik Sintetik3) Siswa mengerjakan LKS1. Konfirmasi1) Siswa menanyakan hal-hal yang belum jelas2) Siswa mendapat umpan balik dari guruIII).Kegiatan Penutup1. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil belajar2. Siswa menjawab pertanyaan guru secara lisan untuk mengetahui penguasaan materi yang telah dipelajari selama pembelajaran (evaluasi hasil belajar)3. Salah satu siswa memimpin doa untuk mengakhiri pembelajaran1. I.Penilaian :1. I.Penilaian TertulisContoh instrument:Perhatikan gambar kemudian salinlah seperti contoh!1. II.Kriteria penilaian1. Produk (mencontoh huruf, kata, dan kalimat sederhana)NoAspekKriteriaSkor

1Konsep (tinggi huruf)Semua benarSebagian besar benarSebagian kecil benarSemua salah4321

2KerapianRapiCukup rapiKurang rapi321

1. J.Alat dan Sumber Bahan :1. Alat/media:Teks laguTingginya HurufGambarKartu huruf dan kartu kataContoh kalimat sederhana1. Sumber bahan:Nara sumberBuku Bahasa Indonesia kelas ILKSLaguTingginya Huruf4.1.2.Siklus II4.1.2.1.Perencanaan Tindakan IIPeneliti menyiapkan alat peraga kartu huruf, kata, kalimat serta menyiapkan alat peraga tambahan berupa tayangan LCD yaitu gambar-gambar yang sesuai dengan kalimat yang akan dicontoh siswa. Selain itu juga menyiapkan teks lagu yang berisi materi aturan baku menulis huruf lepas, dilengkapi dengan instrument musik yang digemari siswa.4.1.2.2.Pelaksanaan Tindakan IIKegiatan belajar mengajar meliputi 3 kegiatan yaitu pendahuluan, inti, dan penutup.1. 1.Kegiatan PendahuluanDalam kegiatan pendahuluan, peneliti memotivasi siswa agar lebih siap mengikuti pembelajaran. Selanjutnya peneliti menjelaskan kompetensi dasar dari pembelajaran.2. Kegiatan IntiDalam kegiatan inti, peneliti mengajak siswa untuk menyanyikan laguTinggi Huruf, membaca kartu huruf, kata, dan kalimat. Kemudian siswa menyalin kalimat dari papan tulis, dan mengerjakan LKS. Di akhir kegiatan inti, siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti berkaitan dengan pembelajaran dan mendapat umpan balik.3. Kegiatan PenutupDalam kegiatan penutup peneliti menanyakan perasaan siswa selama mengikuti pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan masukan dari siswa dan sebagai refleksi terhadap pembelajaran.4.1.2.3.Observasi Tindakan IIPeneliti telah memiliki kemampuan yang baik untuk menjelaskan metode Struktural Analitik Sintetik menggunakan media yang sudah disiapkan dengan matang. Siswa kelihatan sangat antusias dalam belajar, juga terlihat sangat menikmati proses belajar.4.1.2.4.Refleksi Tindakan IIHasil refleksi terhadap kegiatan pembelajaran pada siklus kedua adalah sebagai berikut. Kegiatan pembelajaran berlangsung secara sangat baik, siswa lebih berminat menjalani pembelajaran, lebih berani berekspresi, suasana belajar alami dan menyenangkan. Para siswa aktif melakukan tugas-tugasnya dan hasil tes pun mencapai KKM.Penelitian ini menunjukkan bahwa pemilihan Metode Struktural Analitik Sintetik menggunakan alat peraga berupa tayangan LCD dapat meningkatkan minat belajar Bahasa Indonesia dan meningkatkan kemampuan siswa khususnya dalam menulis permulaan. Dan hasil penelitian ini membuktikan bahwa peningkatan prestasi belajar siswa tidak lepas dari ketepatan dalam memakai metode pembelajaran.4.2.PEMBAHASAN DARI SETIAP SIKLUSAdapun setelah melalui tindakan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi pada masing-masing siklusnya. Maka selama 2 siklus yang berjalan dapat diperoleh hasil sebagai berikut:4.2.1.Hasil Penelitian Siklus IPada penelitian tindakan kelas pada siklus I, guru menjelaskan Metode Strukturak Analitik Sintetik dengan satu arah Dalam menyampaikan proses pembelajaran tahap ini guru sudah berusaha mengajar dengan komunikatif. Dan memang beberapa siswa terlihat antusias mendengarkan. Dari analisa kegiatan pembelajaran pada siklus I didapatkan data sebagai berikut:4.2.1.1.Faktor SiswaPada awal kegiatan siswa mulai terlihat berminat mengikuti pembelajaran dengan menjawab pertanyaan pre tes lisan guru tentang aturan baku penulisan huruf. Ada sekitar 10 anak (32%) siswa yang terlihat sangat antusias, dan aktif mengikuti kegiatan pembelajaran. Adapun siswa yang lain, terlihat kurang berminat bahkan masih banyak siswa yang kurang berkonsentrasi.4.2.1.2.Faktor GuruDari hasil pengamatanobservermenunjukkan bahwa guru masih belum optimal dalam menggunakan alat peraga. Dan belum sepenuhnya menguasai metode pembelajaran yang digunakan.4.2.1.3.Hasil BelajarDari hasil tes akhir, menunjukkan nilai yang telah memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) hanya 16 siswa (44,44%). Dan ada 20 anak yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal/KKM namun berminat. Dan ada 2 anak (5,55%) yang nilainya sangat rendah dan kurang konsentrasi. Berikut tabel nilai hasil belajar pada siklus I dan table kriteria hasil belajar siswa pada siklus I.Tabel 3. Nilai Hasil Belajar pada Siklus INoNama SiswaNilaiKetuntasanNoNama SiswaNilaiKetuntasan

TuntasTidakTuntasTidak

1A. Abiyyu9019M. Isyrofuddin75

2Abidzar B8520M. Hafid Al B85

3Agis Fadhilla7021M. Hafy Sadra55

4Ananda Alif A9022M. Imamul A80

5Aufa Nuuruz8523M. Irsyad R70

6Azizah Rahma5524M. Rafi R95

7Azka Ulya R8025M. Yusuf M75

8Burhan C7526Munif Mussafi65

9Fadhlan T7027Narisa R70

10Faiz Rajendra7528Nayaka N.R75

11Farah M7529Pahlevi Al W95

12Farida Zulfa G7530Darajatunnisa75

13Fauziya H9531Reza Ardhanu40

14Fata Rasyid A8532Syafia Rasyida80

15Hafizh N4033Syahida Muna95

16Hurin Nabila8534Syerfina A90

17Khafaisya P.S7535Zaimatun Nisa85

18Malika Dzikra7536Zakia Muslicha55

Tabel 4. Kriteria Hasil Belajar Siswa Siklus ISkor IntervalKlasifikasiFrekuensiPresentase (%)

86 100Sangat baik719,44%

76 85Baik925%

66 75Cukup1438,89%

41 65Rendah411,11%

0 40Sangat rendah25,55%

36100%

Berikut ini adalah grafik persentase hasil belajar siswa pada silkus 1:Grafik 2. Persentase Hasil Belajar Siswa pada Siklus 1Analisis terhadap hasil observasi dan hasil tes akhir dijadikan sebagai bahan untuk menentukan tindakan selanjutnya. Setelah itu antara penulis, teman sejawat dan supervisor mengadakan refleksi dan diskusi. Dalam diskusi tersebut diperoleh catatan-catatan penting sebagai berikut:1. Guru harus mampu meningkatkan kualitas proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan mengembangkan berbagai macam metode pengajaran yang menarik bagi siswa.2. Guru harus mampu membuat alat peraga yang cocok dengan materi pembelajaran. Alat peraga yang bagus akan menarik minat siswa agar lebih fokus terhadap materi.3. Guru harus mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.4.2.2.Hasil Penelitian Siklus IIBerdasarkan hasil refleksi pada Siklus I maka perbaikan pembelajaran untuk siklus II dilaksanakan dan diperoleh hasil sebagai berikut:4.2.2.1.Faktor SiswaSuasana Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas, tampak sangat menyenangkan dan sangat antusias ada 35 siswa (97,22%) sudah bersungguh-sungguh mengikuti pembelajaran dan antusias dalam mengerjakan tugas/latihan. Hanya ada satu siswa yang kurang bersungguh-sungguh (2,78%).Berikut adalah data minat dan keaktifan siswa.Tabel 5. Minat dan Keaktifan SiswaKlasifikasiFrekuensiProsentase (%)

B3597,22%

C12,78%

K--

36100%

* Keterangan:1) B = artinya baik, yaitu siswa yang sungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran dan dapat menjawab pertanyaan guru dengan mayoritas jawaban benar.2) C = artinya cukup, yaitu siswa yang sungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran tetapi tidak dapat menjawab pertanyaan guru dengan mayoritas benar atau dapat menjawab pertanyaan guru tetapi tidak bersungguh-sungguh (konsentrasi) saat Kegiatan Belajar Mengajar.3) K = artinya kurang, yaitu siswa yang tidak bersungguh-sungguh dalam mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar dan tidak dapat menjawab pertanyaan guru.4.2.2.2.Faktor GuruPada siklus ini guru memberi kesempatan pada siswa untuk bereksplorasi pada materi yang dikenal oleh siswa,.Guru juga berusaha menggunakan alat peraga yang menarik sehingga siswa mampu dan antusias dalam KBM.4.2.2.3.Hasil Belajar SiswaBila dilihat perbandingan antara siklus I dan siklus II menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan dan menggembirakan. Dari hasil belajar 36 siswa sudah memenuhi KKM (97,22%), meningkat 52,78%, jika dibandingkan dengan siklus I. siswa yang mendapatkan nilai yang sangat baik 41,67%, nilai baik 55,55%, nilai cukup 2,78%. Berikut ini tabel nilai hasil belajar pada siklus II dan tabel kriteria hasil belajar siswa pada siklus II.Tabel 6. Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus IINoNama SiswaNilaiKetuntasanNoNama SiswaNilaiKetuntasan

TuntasTidakTuntasTidak

1A. Abiyyu10019M. Isyrofuddin85

2Abidzar B10020M. Hafid Al B95

3Agis Fadhilla8021M. Hafy Sadra80

4Ananda Alif A9522M. Imamul A85

5Aufa Nuuruz9523M. Irsyad R80

6Azizah Rahma8024M. Rafi R100

7Azka Ulya R9525M. Yusuf M85

8Burhan C8526Munif Mussafi80

9Fadhlan T8027Narisa R80

10Faiz Rajendra8528Nayaka N.R85

11Farah M8029Pahlevi Al W100

12Farida Zulfa G8030Darajatunnisa80

13Fauziya H10031Reza Ardhanu80

14Fata Rasyid A9532Syafia Rasyida95

15Hafizh N7033Syahida Muna100

16Hurin Nabila9534Syerfina A95

17Khafaisya P.S8535Zaimatun Nisa95

18Malika Dzikra8536Zakia Muslicha80

Tabel 7. Kriteria Hasil Belajar Siswa pada Siklus IISkor IntervalKlasifikasiFrekuensiProsentase (%)

86 100Sangat baik1541,67%

71 85Baik2055,55%

65 70Cukup12,78%

41 64Rendah--

0 40Sangat rendah--

-36100%

Berikut ini grafik persente hasil belajar siswa pada siklus II.Grafik 3. Persentase Hasil Belajar Siswa pada Siklus IISerangkaian tindakan telah dilakukan dengan baik, sehingga menghasilkan perbaikan nilai yang signifikan. Hal ini Nampak pada tabel perbandingan nilai hasil belajar dan tabel persentase ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan, siklus I, dan siklus II berikut.Tabel 8. Perbandingan Nilai Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan,Siklus I, dan Siklus IInoNamaNilai

Sebelum TindakanSiklus 1Siklus 2

1A. Abiyyu8590100

2Abidzar B8085100

3Agis Fadhilla607080

4Ananda Alif A809095

5Aufa Nuuruz808595

6Azizah Rahma305580

7Azka Ulya R758095

8Burhan C657585

9Fadhlan T357080

10Faiz Rajendra657585

11Farah M607580

12Farida Zulfa G607580

13Fauziya H8595100

14Fata Rasyid A808595

15Hafizh N304070

16Hurin Nabila808595

17Khafaisya P.S707585

18Malika Dzikra657585

19M. Isyrofuddin707585

20M. Hafid Al B808595

21M. Hafy Sadra355580

22M. Imamul A758085

23M. Irsyad R507080

24M. Rafi R8595100

25M. Yusuf M707585

26Munif Mussafi356580

27Narisa R507080

28Nayaka N.R707585

29Pahlevi Al W9095100

30Darajatunnisa557580

31Reza Ardhanu304080

32Syafia Rasyida758095

33Syahida Muna9095100

34Syerfina A809095

35Zaimatun Nisa758595

36Zakia Muslicha305580

Tabel 9. Persentase Ketuntasan Belajar SiswaTahapPerolehan NilaiKetuntasan Belajar

76Tuntas %Belum Tuntas %

Sebelum Tindakan241233,33%66,67%

Siklus I201644,44%55,67%

Siklus II13597,22%2,78%

Berikut ini grafik perbandingan hasil belajar siswa Siklus I dan Siklus II:Grafik 4. Perbandingan Persentase Hasil Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus IIBAB VKESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT5.1.KesimpulanBerdasarkan observasi dan pengolahan data terlihat peningkatan pemahaman yang dapat dilihat dari meningkatnya nilai siswa.Bukti kuantitatif : Siklus pertama: nilai anak yang mencapai KKM 16 anak (44,44%), nilai anak yang kurang dari KKM 20 anak (55,55%). Siklus kedua: nilai anak yang mencapai KKM 35 anak (97,22%). Terjadi peningkatan 52,78% pada siklus kedua (pembelajaran denganMetode Struktural Analitik Sintetik).Bukti kualitatif : Siswa lebih berminat menjalani pembelajaran Siswa lebih berani berekspresi Suasana belajar lebih alami dan menyenangkanHal itu menunjukkan bahwa penggunaanMetode Struktural Analitik Sintetik).dapat meningkatkan kemampuan menulis permulaan. Ini berarti hipotesis terbukti.5.2.Tindak LanjutPenelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dapat dilakukan tanpa harus meninggalkan kewajiban guru untuk mengajar, alangkah baiknya jika setiap guru melakukan penelitian tindakan kelas dalam rangka meningkatkan kemampuan dan kreativitas guru serta mencari solusi permasalahan pembelajaran di kelasnya masing-masing.Guna mencapai hasil pembelajaran yang lebih baik dan bermakna bagi siswa, guru sebaiknya memiliki keterampilan untuk memilih dan menggunakan metode untuk memungkinkan dicapainya pembelajaran yang lebih optimal. Dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, terutama keterampilan untuk menulis, guru hendaknya lebih rajin dan aktif untuk membuat alat peraga yang menarik minat siswa, sehingga siswa menjadi optimal dalam menerima materi pembelajaran.Kami mengajak para guru untuk menindak lanjuti/menggunakan hasil penelitian ini dengan baik dan dijadikan motivasi agar mampu melakukan penelitian tindakan kelas.Metode Struktural Analitik Sintetikhanyalah satu dari sekian banyak metode atau strategi pembelajaran yang dapat digunakan. Para guru dapat mencari metode atau strategi pembelajaran yang lain.DAFTAR PUSTAKAAnonim. (2007).Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.Byrne, Donn. (1988).Teaching Writing Skill. Hongkong: Longman Group (FE). Lt.Lado, Robert. (1994).Lingustics Across Culture. Ann Arbor: The University of Michigan Press.Roestiyah. (1988).Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.Rusyana, Y. (1984).Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung: Diponegoro.Semi, N. Atar. (2007).Dasar-Dasar Keterampilan Menulis.Padang: Angkasa Raya.Solchan T. W, dkk. (2008).Pendidikan Bahasa Indonesia di SD.Jakarta:Universitas Terbuka.St. Y. Slamet. (2008).Dasar-Dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta: UNS Press.Tarigan, Henry Guntur. (1986).Pengajaran Semantik. Bandung: Penerbit Angkasa.Tarigan, Henry Guntur. (1995).Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa