ptk matematika sd

67
MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG NILAI TEMPAT MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS II SDN RINGINSARI KECAMATAN TEMPUREJO KOTA Pasirian Oleh: NAMA ANDA NIP. SDN RINGINSARI KECAMATAN TEMPUREJO KOTA Pasirian JAWA TIMUR 2011 1

Upload: iwan-sanjaya

Post on 13-Dec-2014

485 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ptk Matematika Sd

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG NILAI TEMPAT

MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS II SDN

RINGINSARI KECAMATAN TEMPUREJO KOTA Pasirian

Oleh:

NAMA ANDA

NIP.

SDN RINGINSARI

KECAMATAN TEMPUREJO

KOTA Pasirian

JAWA TIMUR

2011

1

Page 2: Ptk Matematika Sd

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini Disajikan :

“Untuk meningkatkan profesionalisme guru”

Dengan Judul :

“MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG NILAI TEMPAT

MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS II SDN

RINGINSARI KECAMATAN TEMPUREJO KOTA Pasirian”

PENULISAN PTK DISAHKAN PADA TANGGAL: .......................................

Pengawas TK/SD

Kepala SDN RINGINSARI

Gugus 04

Kec.Tempurejo Kota Pasirian

NIP.

NIP.

2

Page 3: Ptk Matematika Sd

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah Kehadirat Allah SWT, hanya dengan

limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan

Laporan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Meningkatkan Pemahaman

Siswa tentang Nilai Tempat melalui Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas II

SDN Ringinsari Kecamatan Tempurejo Kota Pasirian” Laporan Hasil PTK ini

disusun dalam rangka upaya penulis mencoba untuk mendorong guru-guru di

sekolah Dasar agar mau mengadakan penelitian (PTK) sehingga dapat digunakan

umpan balik (feed back) yang pada akhirnya dapat memperbaiki proses Terima

kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam

menyelesaikan penyusunan laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas baik

moral,mental, spiritual maupun material hingga terselesaikannya penulisan

Penelitian Tindakan Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan Laporan

Hasil Penelitian Tindakan Kelas ini tidak terlepas dari berbagai kekurangan, maka

dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua

pihak, modal penulis dimasa mendatang. Akhirnya penulis berharap semoga apa

yang telah penulis sajikan dalam Laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

ini dapat diambil manfaatnya demi pengembangan ilmu pengetahuan.

Pasirian, Oktober 2011

3

Page 4: Ptk Matematika Sd

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...........................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................

LEMBAR PUBLIKASI........................................................................................

KATA PENGANTAR .........................................................................................

DAFTAR ISI .......................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

Rumusan Masalah ........................................................................ 4

Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran .................................... 5

Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran ................................... 5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Metode Mengajar ......................................................................... 7

Keterampilan Dasar Mengajar Matematika.................................... 10

Metode Demonstrasi..................................................................... 10

Penerapan Metode Demonstrasi dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa

BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subyek Penelitian ........................................................................ 16

B. Deskripsi per Siklus ..................................................................... 17

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Deskripsi per Siklus ..................................................................... 21B. Pembahasan dari Setiap Siklus ...................................................... 25

BAB V

KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT

A. Kesimpulan ................................................................................. 28

B. Saran Tindak Lanjut .................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 30

LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 31

4

Page 5: Ptk Matematika Sd

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu cara pembentukan kemampuan manusia untuk

menggunakan akalfikiran/rasional mereka sebagai jawaban dalam menghadapi

berbagai masalah yang timbul di masa yang akan datang. Salah satu tujuan

pendidikan yaitu untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dengan

pendidikan yang baik kita akan mudah mengikuti perkembangan zaman di masa

yang akan datang.Sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi kehidupan,

akan membawa sikap mental tingkah laku anak didik. Hal ini merupakan proses

yang secara alami munculnya suatu permasalahan yang baru dalam dunia

pendidikan. Sehingga dalam penyampaian materi pelajaran dituntut untuk selalu

menyesuaikan dengan kondisi anak sekarang. Perlu diketahui bahwa pendidikan

kemarin, sekarang dan yang akan datang banyak perubahan. Guru yang selalu

menggunakan metode monoton, artinya dari tahun ke tahun tidak pernah

mengalami perubahan karena adanya perubahan kondisi, mereka akan mengalami

permasalahan yang yang tidak mereka sadari. Oleh karena itu sebagai seorang

pendidik harus mau tahu akan kebutuhan anak didik, terutama dalam

pelayanandan penyampaian materi pelajaran. Sehingga sangat perlulah sebagai

pendidik mengadakan variasi metode pengajarannya. Manakah yang lebih tepat

untuk menyampaikan materi supaya hasil proses belajar mengajar berhasil

maksimal.Perubahan pengajaran tidak harus disertai dengan pemakaian

perlengkapan uang serba hebat, tetapi lebih menekankan pada pengembangan

cara-cara baru belajar yang lebih efektif dan sesuai dengan kemampuan peserta

didik. Pembelajaran akan efektif bila guru dapat mengidentifikasi masalah yang

dihadapi di kelasnya, kemudian menganalisa dan menentukan factor-faktor yang

diduga menjadi penyebab utama, yang selanjutnyamenentukan tindakan

pemecahannya.Tuntutan peningkatan kualitas professional guru belum memenuhi

syarat yang diinginkan atau diharapkan, karena antara petunjuk perlaksanaan yan

5

Page 6: Ptk Matematika Sd

sudah ada banyak terdapat kendala bagi para pelaksana pendidikan utamanya guru

terbukti dengan dampak yang dilapangan antara lain:

1. Keterampilan anak didik masih sangat rendah, terutama tentang keterampilan

2. Tingkat pengetahuan dan prestasi siswa dalam mata pelajaran matematika

lebih rendah dari mata pelajaran yang lain.

3. Suasana belajar kurang dinamis.

Permasalahan di atas disebabkan oleh dominasi guru masih tinggi, peran guru

dalam proses belajar mengajar sebagai penyebar ilmu krang berperan sebagai

fasilitator,guru masih banyak bergantung pada buku, guru masih dominan

menggunakan ceramah dan mencatat, guru kurang mengoptimalkan bekerja

bersaman-sama dan siswa dianggap lulus tes atau dapat mengerjakan tes tanpa

memperhatikan aspek lain seperti kejujuran,pengendalian diri, penghargaan

kepada orang lain, dan kemampuan bekerja sama.Demikian gambaran situasu

pembelajaran saat ini yang terjadi di lapangan khususnya pembelajaran di Sekolah

Dasar.Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses pembelajaran dari segi

hasil.

Dari segi peoses pembelajaran dikatakan berhasil apabila seluruhnya atau setidak-

tidaknya sebagaian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif baik fisik,

mental maupun social dalam proses pembelajaran di samping menunjukkan

kegairahan belajar tinggi, semangat belajar yang besar dan rasa percaya diri yang

tinggi. Sedangkan dari segi hasil proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila

terjadi perubahan-perubahan perilaku yang positif dari peserta didik seluruhnya

atau setidak-tidaknya sebagian besar Metode mengajar banyak sekali jenisnya,

disebabkan oleh karena metode ini dipengaruhi oleh beberapa factor misalnya :

tujuan yang berbagai jenis dan fungsinya,tingkat kematangan siswa yang berbeda,

situasi yang berbagai keadaan, pribadi guru dan kemampuan professional yang

berbeda-beda. Karena itu sulit untuk memberikan satu klasifikasi yang jelas

mengenai metode yang pernah dikenal di dalam pengajaran.Namun demikian ada

sifat umum yang menjadi mungkin untuk mengadakan klasifikasi yang jelas tetapi

fleksibel.Di dalam kenyataan banyak factor yang menyebabkan tidak selalu dapat

dipergunakan metode yang paling sesuai dengan tujuan, situasi dan lain-lain. Guru

6

Page 7: Ptk Matematika Sd

sering kali terpaksa menggunakan metode pilihan. Agar usaha pendidikan tidak

sia-sia.Berdasarkan hasil ulangan harian ke I mata pelajaran matematika dengan

kompetensi dasar “Menentukan nilai tempat satuan, puluhan dan ratusan”,

menunjukkan rendahnya tingkat penguasaan materi.Dari 20 siswa di kelas II

hanya 11 siswa yang mencapai tingkat penguasaaan materi sebesar 75% ke

atas.Oleh karena itu, peneliti meminta bantuan kepada teman sejawat untuk

mengidentifikasi kekurangan dalam pembelajaran.Dari hasil diskusi tersebut,

maka terungkap masalah yang terjadi dalam pembelajaran, yaitu “Rendahnya

tingkat penguasaan siswa terhadap materi”. Setelah penulis menganalisa dengan

melakukan diskusi dan tukar pendapat dengan teman sejawat selaku pengamat,

maka diketahui bahwa faktor penyebab siswa kurang menguasai materi yang

diajarkan adalah:

1. Kurangnya perhatian siswa terhadap materi

2. Guru dalam menjelaskan materi terlalu cepat.

Mengingat permasalahan tersebut adalah masalah yang bermuara dari dan

dirasakan oleh guru kelas, maka peneliti berupaya mencoba cara yang paling

efektif dalam memperkenalkan konsep kepada anak didik mencari yang paling

mudah, dekat dengan diri siswa sehingga pelajaran Matematika menjadi

menyenangkan, maka dari itu penulis mengajukan penelitian dengan judul

“Meningkatkan pemahaman siswa tentang nilai tempat melalui metode

demonstrasi pada siswa kelas II SDN Ringinsari Kecamatan Tempurejo Kota

Pasirian”.

B. Rumusan Masalah

Masalah adalah segala rintangan tentang hambatan dan kesulitan yang

memerlukan pemecahan jawaban agar usaha pencapaian tujuan dimaksud dapat

berhasil dengan baik. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

“bagaimanakah penggunaan metode demonstrasi dalam meningkatkan

pemahaman tentang nilai tempat pada siswa kelas II SDN Ringinsari?

7

Page 8: Ptk Matematika Sd

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Tujuan penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah untuk mengetahui apakah

penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman tentang nilai

tempat pada siswa kelas II SDN Ringinsari?

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

a. Manfaat bagi guru

1. Dapat menyelesaikan tugas dengan cepat, tepat dan benar, serta dapat

memanfaatkan waktu dengan baik dan tepat, mampu menyelesaikan

soal yang tak terbatas dalam waktu yang relative singkat.

2. Hasil perbaikan ini dapat dijadikan bahan masukan dan perbandingan

dalam melaksanakan proses pemahaman nilai tempat pada siswanya,

sehingga pelaksanaan kegiatan guru lebih berkembang dan terarah

dalam pengelolaan situasi dan kondisi siswa.

3. Untuk bahan pertimbangan dalam peningkatan prestasi siswa di masa

yang akan datang.

4. Untuk selalu memperbaiki dan meningkatkan proses/hasil

pembelajaran dengan manfaat metode yang tepat.

5. Membantu guru berkembang secara professional.

6. Meningkatkan rasa percaya diri guru.

2. Bagi Kepala Sekolah

1. Sebagai bahan masukan atau input untuk dijadikan bahan

pertimbangan dalam

2. mengambil kebijaksanaan untuk membina guru dalam menentukan

keberhasilan

3. pengelolaan pembelajaran di sekolah.

4. Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di

SDN Ringinsari

5. Kecamatan Tempurejo Kota Pasirian.

8

Page 9: Ptk Matematika Sd

3. Bagi Peneliti Lain

Ini diharapkan bisa ditindak lanjuti dengan perbaikan

pengembangan.Perbaikan ini juga bisa digunakan sebagai bahan referensi

dan sumber infomasi mengenai penerapan metode demonstrasi dalam

pembelajaran.

9

Page 10: Ptk Matematika Sd

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Metode Mengajar

Matematikan merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek anstrak dan

dibangun melalui proses penalaran dedukatif, yaitu kebenaran suatu konsep

diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima,

sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan

jelas. Dalam pembelajaran matematika agar mudah dipahami oleh siswa,

prosespenalaran induksi dapat dilakukan pada awal pembelajaran dan kemudian

dilanjutkan dengan proses penalaran dedukatif untuk menguatkan pemahaman

yang sudah dimiliki Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan

bernalar melalui kegiatan penyeledikan, eksplorasi dan eksperimen, sebagai alat

pemecahan masalah malalui pola piker dan model matematika serta sebagai alat

komunikasi melalui symbol, tabel, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan.

Tujuan pembelajaran matematika adalah melatih cara berfikir secara sistematis,

logis, kritis, kreatif dan konsisten.Kecakapan atau kemahiran matematika yang

diharapkan dapat tercapai dalam belajar matematika mulai SD dan MI sampai

SMA, adalah sebagai berikut:

1. Menunjukkan pemahaman konsep matematika yang dipelajari, menjelaskan

keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara

luwes, akurat, efesien dan tepat dalam pemecahan masalah.

2. Memiliki kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel,

grafik atau diagram untuk memperjelas keadaan atau masalah.

3. Menggunakan penalaran pada pola, sifat atau melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan

gagasan dan pernyataan

10

Page 11: Ptk Matematika Sd

4. Menunjukkan kemampuan strategi dalam membuat (merumuskan),

menafsirkan, dan menyelesaikan model matematika dalam penyelesaian

masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan.

6. Kemampuan matematika yang dipilih dalam Standar Kompetensi ini dirancang

sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa dengan memperhatikan

perkembangan pendidikan matematika di dunia sekarang ini. Untuk mencapai

kompetensi tersebut dipilih materi-materi matematika dengan memperhatikan

struktur keilmuan, tingkat kedalaman materi, serta sifat esensial materi, dan

terpakainya dalam kehidupan sehari-hari secara rinci, standar kompetensi

tersebut adalah sebagai berikut: Melakukan penjumlahan dan pengurangan

sampai 500.

B. Geometri dan Pengukuran

Menggunakan pengukuran waktu, panjang, dan berat dalam pemecahan

masalah.Keberhasilan siswa dalam belajar matematika dipengaruhi banyak factor,

baik itu dalam diri siswa sendiri (intern) maupun dari luar (ekstern).Salah satu

factor yang berasal dari luar adalah metode yang digunakan oleh guru dalam

proses belajar mengajar.

Ditinjau dari fungsinya, metode mengajar matematika merupakan suatu cara

tersendiri yang dipergunakan oleh guru dalam menyapaikan materi pelajaran

tertentu kepada siswa.Apalagi materi pelajaran matematika merupakan perpaduan

antara materi yang bersifat abstrak dan konkrit atau benda nyata.Ketepatan atau

efektifitas penggunaan metode mengajar disamping dipengaruhi oleh karakter

pribadi seorang guru itu sendiri, juga dipengaruhi oleh jenis materi yang

diajarkan. Jadi penggunaan metode mengajar, harus disesuaikan dengan materi

pelajaran yang akan diberikan kepada siswa. Dan metode yang baik dipergunakan

oleh guru A, belum tentu baik pula dipergunakan oleh guru B, oleh karena itu,

penggunaan metode harus disesuaikan pula dengan karakter pribadi guru itu

Semua metode mengajar, mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri, sehingga

guru harus pandai-pandai memilih dan menggunakannya.Jika memang diperlukan

11

Page 12: Ptk Matematika Sd

seorang guru dapat mengkombinasikan beberapa metode yang memang

diperlukan.

Seorang guru hanya menggunakan metode yang monoton (tida bervariasi) tanpa

memperhatikan jenis materi yang sedang diajarkannya, biasanya akan

membosankan,sehingga dapat mengurangi kegairahan belajar siswanya. Dengan

sendirinya akan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajarnya.Seorang guru

yang mau memperhatikan perubahan jaman dewasa ini, dia akan mengembangkan

dirinya dengan menyesuaikan metode mengajarnya dengan keberadaan siswa

pada jamannya dia akan dianggap sosok guru idola, hal ini memang penting.

Macam-macam metode menurut Ruseffendi, (1990:34) adalah: macam-macam

metode pembelajaran metamatika meliputi metode (1) ceramah (2) expositori (3)

demonstrasi (4) latihan dan praktek (5) Tanya jawab (6) diskusi (7) permainan (8)

karya wisata (9) laboratorium (10) kegiatan lapangan (11) inkuiri (12) pemecahan

masalah (13) pemberian tugas/pekerjaan rumah (14) metode proyek (15)

pengajaran beregu (16) Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Dalam

kegiatan belajar mengajar matematika, seorang guru dituntut memiliki

seperangkat keterampilan dasar mengajar matematika. Menurut Hasibuan dan

Mujiono (1986) bahwa keterampilan mengajar dapat berupa: “(1) keterampilan

member penguatan (Reinforcement) (2) keterampilan bertanya (3) keterampilan

menggunakan variasi (4) keterampilan menjelaskan (50 keterampilan membuka

dan menutup pelajaran

C. Metode Demonstrasi

1. Pengertian Metode Demonstrasi.

Metode demonstrasi adalah suatu penyajian yang dipersiapkan secara teliti

untuk mempertontonkan dan mempertunjukkan yaitu sebuah tindakan atau

posedur yang

digunakan.Metode ini disertai dengan penjelasan, ilustrasi, dan pernyataan

lisan (oral) atau peragaan (visual) secara tepat 9dalam Canei, 1986:38).Dari

batasan ini, Nampak bahwa metode ini ditandai adanya kesengajaan untuk

mempertunjukkan tindakan atau penggunaan prosesur yang disertai

12

Page 13: Ptk Matematika Sd

penjelasan, ilustrasi, atau pernyataan secara lisan Winarno mengemukakan

bahwa metode demonstrasi adalah adanya seorang guru, orang luar yang

diminta, atau siswa memperlihatkan suatu proses kepada seluruh kelas

(Winarno, 1980:87). Batasan yang dikemukakan Winarno memberikan

kepada kita,bahwa untuk mendemonstrasikan atau memperagakan tidak

harus dilakukan oleh guru sendiri dan yang didemonstrasikan adalah suatu

proses.

Dengan memperdulikan batasan metode demonstrais seperti dikemukakan

oleh Cardille dan Winarno, maka dapat dikemukakan bahwa metode

demonstrasi merupakan format interaksi belajar-mengajar yang sengajar

mempertunjukkan atau memperagakan tindakan, proses, atau prosedur yang

dilakukan oleh guru atau orang lain kepada seluruh siswa atau sebagian

siswa. Dengan batasan metode demonstrasi ini, menunjukkan adanya

tuntutan kepada guru untuk merencanakan penerapannya, memperjelas

demonstrasi oral maupun visual, dan menyediakan peralatan yang

diperlukan.

2. Tujuan Penerapan Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi barangkali lebih sesuai untuk mengajarkaan

keterampilan tangan ini dimana gerakan-gerakan jasmani dan gerakan-

gerakan dalam memegang sesuatu benda akan dipelajari, ataupun untuk

mengajar hal-hal yang bersifat rutin (Staton,1978:91). Dengan kata lain,

metode demonstrasi bertujuan untuk mengajarkan keterampilan-

keterampilan fisik daripada keterampilan-keterampilan intelektual.Cardille

mengemukakan bahwa metode demonstrasi dapat dipergunakan untuk:

1. Mengajar siswa tentang bagaimana melakukan sebuah tindakan atau

menggunakan suatu prosedur atau produk baru.

2. Meningkatkan kepercayaan bahwa suatu prosedur memungkinkan bagi

siswa.

3. Meningkatkan perhatian dalam belajar dan penggunaan prosedur.

(Canei, 1986:38)

13

Page 14: Ptk Matematika Sd

Sedangkan Winarno mengemukakan bahwa tujuan penerapan metode

demonstrasi Mengajarkan suatu proses, misalnya proses pengaturan, proses

pembuatan, proses kerja.Proses mengerjakan dan menggunakan.

Menginformasikan tentang bahan yang diperlukan untuk membuat produk

tertentu.Mengetengahkan cara kerja. (Winarno, 1980:87-88).

Berdasarkan pendapat di atas, maka tujuan penerapan metode demonstrasi

yang dikemukakan oleh Staton, Cardille, dan Winarno, dapat diidentifikasi

tujuan penerapan metode demonstrasi yang mencakup:

1. Mengajar siswa tentang suatu tindakan, proses atau prosedur

keterampilan-keterampilan.

2. Mengembangkan kemampuan pengamatan pendengaran dan

penglihatan para siswa secara bersama-sama.

3. Mengkonkretkan infomasi yang disajikan kepada para siswa.

3. Keunggulan Metode Demonstrasi.

Dengan mempertunjukkan atau memperagakan suatu tindakan, proses, atau

prosedur, maka metode demonstrasi memiliki keunggulan-keunggulan

sebagai berikut:

1. Memperkecil kemungkinan salah bila dibandingkan kalau siswa hanya

membaca atau mendengar penjelasan saja, karena demonstrasi

memberikan gambaran konkret yang memperjelas perolehan belajar

siswa dari hasil pengamatannya.

2. Memungkinkan para siswa terlibat secara langsung dalam kegiatan

demonstrasi,sehingga memberi kemungkinan yang besar bagi para

siswa memperoleh pengalaman-pengalaman langsung. Peluang

keterlibatan siswa memberikan kesempatan siswa mengembangkan

kecakapannya dan memperoleh pengakuan dan penghargaan.

3. Memudahkan pemusatan perhatian siswa kepada hal-hal yang dianggap

penting,sehingga para siswa akan benar-benar memberikan perhatian

khusus kepda hal tersebut.

Dengan kata lain, perhatian siswa lebih mudah dipusatkan kepada proses

belajar dan tidak tertuju kepada yang lain.Memungkinkan para siswa

14

Page 15: Ptk Matematika Sd

mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang belum mereka ketahui selama

demonstrasi berjalan, jawaban dari pertanyaan dapat disampaikan oleh guru

ada saat itu pula.

D. Penerapan Metode Demonstrasi dalam Meningkatkan Pemahaman

Siswa

Sebelum mengajar atau pembelajaran dilaksanakan, seorang guru harus

membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menentukan konsep

materi yang akan dipelajari siswa, mencari dan merumuskan masalah yang

sesuai dengan konsep tersebut, serta merencanakan strategi pembelajaran

yang cocok.Mengacu dari metode yang dipergunakan, maka selama proses

kegiatan belajar mengajar siswa dapat memusatkan perhatiannya pada pokok

bahasan yang akan didemonstrasikan, siswa memperoleh pengalaman yang

dapat membentuk ingatan yang kuat, siswa terhindar dari kesalahan dalam

mengambil suatu kesimpulan, pertanyaan-pertanyaan yang timbul dapat

dijawab sendiri oleh siswa pada saat dilaksanakannya demonstrasi, apabila

terjadi keraguan siswa dapat menanyakan secara langsung kepada guru,

kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki karena langsung

diberikan contoh konkretnya.

Menurut Basyirudin Usman (2002:46) menyatakan bahwa keunggulan dari

metode demonstrasi adalah perhatian siswa akan dapat terpusat sepenuhnya

pada pokok bahasan yang akan didemonstrasikan, memberikan pengalaman

praktis yang dapat membentuk ingatan yang kuat dan keterampilan dalam

berbuat, menghindarkan kesalahan siswa dalam mengambil suatu kesimpulan,

karena siswa mengamati secara langsung jalannya demonstrasi yang

dilakukan.

Adapun menurut Syaiful Bahri Djamara (2000:56) menyatakan bahwa

keunggulan metode demonstrasi adalah membantu anak didik memahami

dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu kegiatan pembelajaran,

memudahkan berbagai jenis penjelasan, kesalahan-kesalahan yang terjadi dari

hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret

dengan menghadirkan objek sebenarnya.

15

Page 16: Ptk Matematika Sd

Berdasarkan uraian di atas maka penggunaan metode demonstrasi diharapkan

dapat meningkatkan pemahaman siswa pada pokok bahasan nilai tempat ratusan,

puluhan.Adapun prosedur demonstrasi yang harus dilakukan dalam pembelajaran,

dalam hal ini untuk meningkatkan pemahaman pada pelajaran matematika pada

pokok bahasan nilai tempat adalah:

1. Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran.

2. Memberikan penjelasan tentang topic yang akan didemonstrasikan.

3. Pelaksanaan demonstrasi bersamaan dengan perhatian dan perniruan dari siswa.

4. Penguatan (diskusi, Tanya jawab, dan latihan) terhadap demonstrasi.

16

Page 17: Ptk Matematika Sd

BAB III

PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek Penelitian

Lokasi Penelitian yang digunakan untuk melaksanakan penelitian ini adalah

SDN Ringinsari Kecamatan Tempurejo Kota Pasirian.Waktu yang digunakan

peneliti dalam melakasanakan penelitian tindakan kelas ini selama 2 siklus,

yaitu pada tanggal 13 Oktober 2011 (Siklus 1) dan 20 Oktober 2011 Mata

pelajaran yang diteliti adalah Matematika dengan materi pembelajaran nilai

tempat, Kelas II Semester I SDN Ringinsari Tahun Pelajaran

2011/2010.Jumlah siswa SDN Ringinsari kelas II B berjumlah 20 siswa,

terdiri dari 10 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki.Karakteristik siswa

adalagh meliputi latar belakang ekonomi yang sebagian besar siswa berasal

dari keluarga kurang mampu, pendidikan orang tua pada umumnya hanya

sebatas lulus Sekolah Dasar (SD).

B. Deskripsi Per Siklus

Penelitian ini mengenai peningkatak pemahaman nilai dengan menggunakan

metode demonstrasi dilaksanakan melalui beberapa tahapan.Tahapan yang

dimaksud adalah perencanaan, pengamatan, dan refleksi. Tahapan tersebut

dilaksanakan dalam dua siklus sebagaimana dijelaskan berikut ini:

1. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan pada siklus pertama ini

adalah:

1. Menyusun Rencana Pembelajaran (RPP)

2. Menyiapkan media pembelajaran

3. Menyiapkan LKS

2. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan pada siklus pertama ini

adalah:

1. Guru menjelaskan materi tentang nilai tempat ratusan, puluhan, dan

satuan.

17

Page 18: Ptk Matematika Sd

2. Siswa mencatat penjelasan guru.

3. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada

kesulitan dalam memahami materi pelajaran.

4. Guru menunjuk beberapa siswa untuk mengerjakan soal di papan tulis.

5. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa.

3. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pengamatan pada siklus pertama ini

adalah:

1. Mengamati aktifitas siswa dalam menjawab soal.

2. Mengamati aktifitas siswa dalam kerja kelompok mengerjakan LKS.

3. Mengamati aktifitas siswa dalam menyampaikan hasil kerja kelompok.

4. Mengamati aktifitas guru dalam proses pembelajaran.

4. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap refleksi siklus 1 ini adalah:

1. Mancatat hasil pengamatan ;

2. Mengevaluasi hasil pengamatan;

3. Menganalisis hasil pembelajaran; dan

4. Memperbaiki kelemahan untuk siklus berikutnya.

Adapun yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan pada siklus 2

adalah:

1. Menyusun Rencana Pembelajaran (RPP)

2. Memadukan hasil refleksi siklus 1 agar siklus 2 lebih efektif

3. Menyiapkan media pembelajaran

4. Menyiapkan tes tulis

2. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan pada siklus kedua

ini adalah:

1. Guru menjelaskan materi tentang nilai tempat ratusan, puluhan, dan

satuan.

2. Siswa mendengarkan penjelasan guru dan mengajukan pertanyaan.

3. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.

18

Page 19: Ptk Matematika Sd

4. Secara berkelompok, siswa diminta mengerjakan LKS

(menyebutkan nilai tempat)

5. Melalui perwakilan, tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi

di depan kelas.

6. Guru memberikan soal tes akhir siklus 2.

3. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pengamatan pada siklus 2 ini

adalah:

1. Mengamati aktifitas siswa dalam menjawab soal.

2. Mengamati aktifitas siswa dalam kerja kelompok mengerjakan

LKS.

3. Mengamati aktifitas siswa dalam menyampaikan hasil kerja

kelompok.

4. Mengamati aktifitas guru dalam proses pembelajaran.

5. Mengamati perkembangan materi

4. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap refleksi siklus kedua ini adalah:

1. Mancatat hasil pengamatan ;

2. Mengevaluasi hasil pengamatan;

19

Page 20: Ptk Matematika Sd

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Per Siklus

Dari tindakan yang telah dilaksanakan dapat dilaporkan adanya peningkatan

kemampuan mengajar pada guru dan peningkatan pemahaman nilai tempat

melalui metode demonstrasi pada siswa kelas II SDN Ringinsari Kecamatan

Tempurejo Kota Pasirian.

Peningkatan kemampuan mengajar tersebut antara lain:

1. Kebiasaan mengajar yang membiasakan guru aktif menjelaskan dan

menerangkan mulai berkurang, dan berubah menjadi bimbnag dan

mengembangkan inisiatif siswa.

2. Kebiasaan siswa yang biasa pasif, berubah menjadi aktif dalam

mengidentifikasi

3. Setiap akhir pelajaran, siswa memperoleh hasil belajar (produk) selama

proses belajar berlangsung melalui diskusi kelompok maupun individu.

4. Pada saat pembelajaran guru, mulai selalu memeprhatikan:

a. Perbedaan individu

b. Pengorganisasian kelas

c. Variasi pembelajaran

5. Guru lebih banyak mendorong siswa berkreatif dan menciptakan iklim belajar

yang kondisif.

6. Hasil penelitian dalam proses analisis data berupa peningkatan pemahaman

nilaitempat melalui metode demonstrasi pada siswa kelas II SDN Ringinsari

Kecamatan Tempurejo Kota Pasirian berupa tes tulis. Proses analisis data

tersebut disajikan dalam 2 siklus sebagai berikut:

Berdasarkan hasil analisis data tersebut terhadap pemahaman nilai tempat, maka

dapat ditentukan jumlah siswa yang mendapat nilai sama.

Secara lengkap hasil analisis data terhadap pemahaman nilai tempat siswa kelas II

SDN Ringinsari Kecamatan Tempurejo Kota Pasirian diuraiakan berikut ini:

20

Page 21: Ptk Matematika Sd

1. Siswa yang mendapat nilai 50 sebanyak 3 anak

2. Siswa yang mendapat nilai 60 sebanyak 5 anak

3. Siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 9 anak

4. Siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 4 anak

Untuk lebih jelasnya, hasil analisis data pemahaman nilai tempat pada siklus

1,dipaparkan berikut ini.

Tabel 4.1 : Hasil Tes Akhir Pada Siklus 1

No Nama Siswa Nilai

Jumlah

Rata-rata

Prosentase

Hasil penelitian pada siklus 1 menunjukkan bahwa pemahaman siswa kelas II

dalam memahami materi nilai tempat masih belum maksimal.Oleh karena itu,

penelitian dilanjutkan pada siklus 2.Daftar nilai tersebut jika disajikan dalam

bentuk grafik sebagai berikut:

Dalam proses pembelajaran siklus 2, siswa kelas II melanjutkan menjawab soal

melalui tes tulis. Berdasrkan hasil analisis data terhadap pemahaman nilai tempat,

maka ditentukan jumlah siswa yang mendapat nilai yang sama. Secara lengkap

hasil analisis data nilai siswa kelas II SDN Ringinsari Kecamatan Tempurejo Kota

Pasirian diuraiakan sebagai berikut :

a. Siswa yang mendapat nilai 50 sebanyak 0 anak

b. Siswa yang mendapat nilai 60 sebanyak 2 anak

c. Siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 3 anak

d. Siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 8 anak

e. Siswa yang mendapat nilai 90 sebanyak 4 anak

21

Page 22: Ptk Matematika Sd

Untuk lebih jelasnya, hasil analisis data pemahaman nilai tempat pada siklus

2,dipaparkan berikut ini.

Tabel 4.2 : Hasil Tes Akhir Pada Siklus 2

No Nama Siswa Nilai

Jumlah

Rata-rata

Prosentase

Hasil penelitian pada siklus 2 menunjukkan bahwa pemahaman siswa kelas II

dalam memahami materi nilai tempat sudah banyak mengalami pengingkatan

yang bermakna atau signifikan.

Daftar nilai tersebut jika disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:

B. Pembahasan Setiap Siklus

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan dalam siklus 1 dan

2,terlihat jelas ada peningkatan pemahaman materi nilai tempat melalui metode

demonstrasi pada siswa kelas II SDN Ringinsari Kecamatan Tempurejo Kota

Pasirian.Peningkatan tersebut disajikan dalam tabel 4.3 berikut ini.

22

Page 23: Ptk Matematika Sd

Tabel 4.3 : Perbandingan hasil tes Akhir pada Siklus 1 dan 2

No Nama Siswa Nilai

Jumlah

Rata-rata

Prosentase

Berdasarkan tabel di atas Nampak 18 siswa telah mampu memahami materi nilai

tempat melalui metode demonstrasi dan hampir seluruh siswa mengalami

peningkatan yang sangat signifikan dari siklus 1 ke siklus 2.Hal tersebut

membuktikan bahwa penggunaan metode demonstrasi sangat tepat untuk

meningkatkan kemampuan siswa khususnya tentang nilai tempat.Untuk lebih

jelasnya adanya peningkatan tersebut lihat gambar dalam grafik di bawah ini.

Tabel hasil tes akhir siklus I dan II

No Nama Siswa Siklus I Siklus II Ketuntasan

Tuntas

Jumlah

Rata-rata

Prosentase

Berdasarkan grafik di atas terlihat peningkatan yang signifikan mulai dari pra

siklus (55%), kemudian pada siklus 1 meningkat menjadi 65% dan siklus 2

meningkat menjadi 90%.

23

Page 24: Ptk Matematika Sd

BAB V

KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT

A. Kesimpulan

Setelah adanya kegiatan perbaikan pembelajaran dapat ditarik kesimpulan sebagai

1. Dengan menggunakan metode demonstrasi, ternyata mampu meningkatkan

pemahaman tentang nilai tempat pada siswa kelas II SDN Ringinsari.

2. Dengan meningkatnya pemahaman siswa kelas II SDN Ringinsari pada

materi tentang nilai tempat, maka prestasi siswa pun juga ikut meningkat.

B. Saran Tindak Lanjut

Agar penelitian tindakan kelas ini bisa bermanfaat untuk sesame, maka

dikemukakan saran-saran berikut ini:

1. Diharapkan agar pembaca, khususnya rekan-rekan guru melakukan penelitian

lanjutan.Misalnya melakukan timdakan kelas mengenai peningkatan

pemahaman siswa melalui media atau metode pembelajaran yang lain.

2. Walaupun hasil penelitian tindakan kelas ini belum tentu cocok diterapkan di

lembaga pendidikan lain, peneliti tetap berharap agar hasil penelitian ini tetap

dapat dilaksanakan yaitu penggunaan metode yang tepat untuk meningkatkan

pemahaman nilai tempat pada siswa. Hal yang demikian perlu dilakukan,

karena dengan penggunaan metode yang tepat dapat meningkatkan hasil

belajar siswa.

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat disampaikan, semoga bermanfaat

bagi banyak pihak.

24

Page 25: Ptk Matematika Sd

DAFTAR PUSTAKA

Bahri, Jamara Syaiful. (2000). Keunggulan Metode Demonstrasi. Jakarta: Bina Aksara.

Cenei (1986).Tujuan Penerapan Metode Demonstrasi. Boston: Allyn & Bacon.

Mujiono.(1986). Keterampilan Dasar Mengajar Matematika. Jakarta: Intan Pariwara.

Reuseffendi (1990).Macam-macam Metode. Jakarta: Bina Aksara.

Usman, Basyirudin. (2002). Penerapan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran.

Jakarta: Pustaka Jaya.

Staton (1978).Penerapan Metode Demonstrasi. Boston: Allyn & Bacon.

Winarno (1980).Pengertian Metode Demonstrasi. Jakarta: Rineka Cipta.

25

Page 26: Ptk Matematika Sd

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS 1

Hari / Tanggal : Selasa, 13 Oktober 2011Mata Pelajaran : MatematikaKelas/Semester : II/IAlokasi Waktu : 2 x 35 menit

STANDAR KOMPETENSIMelakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500KOMPETENSI DASARMenentukan nilai tempat ratusan, puluhan dan satuan.INDIKATORMenentukan nilai tempat ratusan, puluhan dan satuan.A. TUJUAN PEMBELAJARANSiswa dapat menentukan nilai tempat sampai ratusan.B. TUJUAN PERBAIKAN

1. Mengaktifkan siswa dengan memberi atau menjawab pertanyaan.2. Meningkatkan pemahaman siswa kelas II pada pelajaran matematika tentang

nilai tempat.C. MATERI POKOKMenentukan nilai tempat ratusan, puluhan dan satuanD. METODE PEMBELAJARAN

a. Ceramahb. Penugasanc. Demonstrasi

E. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN a. Kegiatan Awal (15 menit)

1. Guru mengucapkan salam dan mengkondisikan siswa.2. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.3. Memotivasi siswa untuk dapat menentukan nilai tempat bilangan

sampai dengan ratusan.4. Apersepsi

b. Kegiatan Inti (45 menit)1. Guru menjelaskan materi tentang nilai tempat ratusan, puluhan, dan

satuan.2. Siswa mencatat penjelasan guru.3. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada

kesulitan dalam memahami materi pelajaran.4. Guru menunjuk beberapa siswa untuk mengerjakan soal di papan tulis.5. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa.

c. Kegiatan Akhir (10 menit)1. Kegiatan reflesksi tentang proses dan hasil kegiatan pembelajaran.2. Guru menarik kesimpulan tentang menentukan nilai tempat.3. Tindak lanjut (pemberian PR).

26

Page 27: Ptk Matematika Sd

F. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARANa. Sumber

Buku paket matematika kelas Buku lain yang relevan dengan Kurikulum KTSP.

b. Media Pembelajaran Gambar nilai tempat ratusan, puluhan dan satuan.

G. PENILAIAN

Tes Awal : Mengamati keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dan memberikan tanggapan.

Tes tulis (terlampir)

Peseng, 2011Kepala Sekolah Guru PKP

________________________ ____________________

27

Page 28: Ptk Matematika Sd

BAB IPENDAHULUANPTK Matematika SD

1.1 Latar Belakang Masalah

Secara umum matematika merupakan pelajaran yang dianggap sulit dan tidak disukai oleh siswa. Hal ini sesuai dengan hasil angket siswa kelas IV SDN Kludan yang menyatakan bahwa 45 % siswa tidak menyukai pelajaran matematika dan merasa sulit untuk mengikutinya. Oleh karena itu hasil pembelajaran matematika tidak sesuai dengan yang diharapkan. Bahkan Mulyana (2001) dalam kata pengantarnya menyatakan bahwa nilai matematika berada pada posisi yang paling bawah, sehingga tidak heran kalau nilai matematika dipakai sebagai tolak ukur dari kecerdasan siswa.

Kalau kita kaji lebih dalam hal tersebut bukan merupakan kesalahan siswa semata tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor guru itu sendiri sebagai pendidik .Kekurangan guru yang biasa dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar adalah mengambil jalan pintas dalam pembelajaran, memberi hukuman tanpa melihat lataar belakang kesalahan, menunggu siswa berbuat salah, mengabaikan perbedaan siswa, merasa paling pandai, tidak adil, memaksa hak siswa, (Mulyasa, 2005:20). Namun menurut hasil pengamatan peneliti kesalahan yang biasa dilakukan guru dalam membelajarkan matematika di tempat peneliti hingga siswa cepat menjadi bosan adalah (1) Dalam membelajarkan matematika guru hanya berpedoman pada buku pegangan. (2) Penyampaian konsep sarat dengan hafalan-hafalan. (3) Kegiatan pembelajaran masih monoton. (4) Kurang memperhatikan keterampilan prasarat.

Keterampilan prasarat memang sangat diperlukan dalam pembelajaran, hal tersebut seperti yang dikemukakan oeh Gagne (dalam Degeng:1997:4) bahwa setiap mata pelajaran mempunyai prasarat belajar (learning prerequisites). Dalam hubungannya dengan pembelajaran matematika maka keterampilan prasarat yang harus dikuasai siswa umumnya adalah hitung dasar yang meliputi: penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian .Sebaik apapun konsep matematika yang disampaikan oleh guru pada pembelajaran matematika namun bila siswa tidak menguasai hitung dasar sebagai keterampilan prasaratnya maka hasil pembelajaran kurang memuaskan. PTK Matematika SD

Berdasarkan hasil ulangan harian siswa kelas IV SDN Kludan tahun pelajaran 2005-2006 smester I tentang perkalian bersusun menunjukkan bahwa 20% siswa menguasai secara tuntas, 35% siswa agak menguasai,dan 45% kurang menguasai pada hal pada pembelajaran matematika sehari-hari guru sudah menjelaskan

28

Page 29: Ptk Matematika Sd

secara lisan, ditulis di papan tulis, memberi contoh, bahkan memberikan soal-soal latihan tentang perkalian bersusun, dan juga siswa sudah diberi kesempatan untuk bertanya ketika guru mengajar, namun sedikit sekali mereka yang mengajukan pertanyaan. Ketika guru balik bertanya hanya beberapa siswa yang dapat menjawab pertanyaan guru dengan benar, itupun karena siswa tersebut memang pandai di kelasnya. Dan bila diberi tes perkalian rata-rata hasilnya rendah.

Rendahnya penguasaan kemampuan hitung perkalian kemungkinan besar dikarenakan guru kurang tepat dalam memilih cara atau media dalam pembelajaraan. Siswa kelas IV cara berfikirnya masih pada benda konkrit, sementara guru tidak memperhatikan hal tersebut sehingga dimungkan siswa mengalami kesulitan.

Berdasarkan masalah di atas peneliti akan berupaya meningkatkan kemampuan menghitung perkalai dengan media benda-benda sekitar yang dekat dengan siswa antara lain dengan jari tangan dan kartu bilangan. Dengan menggunakan media tersebut diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan hitung perkalian, lebih baktif, kreatif sehingga lebih banyak siswa yang mencapai ketuntasan dalan hafalan perkalian sampai bilangan 100, perkalian bersusun dan operasi perkalian

1.2 Perumusan Masalah Berdasar uraian di atas maka penelitian ini ditekankan pada peningkatan kemampuan menghitung perkalian dengan media benda-benda terdekat pada pelajaran matematikan sisqa kelas IV SDN Kludan. Dengan demikian dapat dirumuskan permasalahan sebagaai berikut:Bagaimana menggunakan media benda-benda terdekat dapat meningkatkan kemampuan menghitung siswa kelas IV SDN Kludan?

1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan pernyataan peneliti yang telah dirumuskan , tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan menghitung perkalian siswa kelas IV SDN Kludan, dengan menggunakan media benda-benda terdekat.

1.4 Manfaat PenelitianAdapun manfaat penelitian tindakan kelas ini adalah:Bagi siswa penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan aktivitas belajar Kerja sama , dan kemampuan menghitung perkalian.Bagi guru sebagai peneliti untuk meningkatkan profesionalisme dan mendorong peneliti untuk melaksanakan penelitian serupa lebih lanjut.Bagi guru sejawat untuk memberikan motivasi serta referensi model-model pembelajaran yang positif.Dengan adanya guru-guru mengadakan penelitian tindakan kelas berarti pembelajaran di kelas lebih berkualitas sehingga terjadi perubahan positif. PTK Matematika SD

1.5 Batasan Istilah Adapun batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

29

Page 30: Ptk Matematika Sd

Kemampuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kesanggupan atau Kecakapan untuk melakukan sesuatu, Kemisa (1997).Menghitung perkalian adalah hitung perkalian dan Pembagian yang di ajarkan pada kelas IV SD yang meliputi: Menghafal perkalian dan pembagian sampai bilangan 100, hitung perkalian bersusun, dan operasi perkalian.Media benda-benda terdekat adalah alat Bantu pembelajaran dengan menggunakan benda-benda terdekat seperti kartu bilangan dan jari tangan.

Bab IIKAJIAN PUSTAKAPTK Matematika SD

2.1 Strategi Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Pembelajaran didevinisikan sebagai upaya untuk membelajarkan siswa Degeng (1997:1). Bertolak dari devinisi tersebut pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu kegatan yang memberikan fasilitas belajar yang baik sehingga terjadi proses belajar. Pemberian fasilitas belajar bagi siswa memerlukan suatu strategi, yaitu strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran matematika adalah kegiaatan yang dipilih oleh pengajar (guru) dalam proses pembelajaran yang dapat memberikan fasilitas belajara sehingga memperlanacar tujuan belajar matematika Hudoyo (dalam Harmini: 2003:9)

Pendidikan matematika di sekolah dasar merupakan basis pendidikan dalam membentuk insan Indonesia seutuhnya, seperti diisyaratkan dalam kebijakan-kebijakan pemerintah dari tahun ketahun. Lulusan sekolah dasar diharap dapat membekali dirinyaa dengan kemampuan-kemampuan yang memungkinkan mereka mau dan mampu menata kehidupan yang lebih layak baik dalam proses pendidikan formal selanjutnya maupun dalam kehidupan di tengah-tengah masyarakat. Sasaran tersebut dapat terjangkau jika program pembelajaran di sekolah memenuhi basis pendidikan bermutu.

Dalam Depdikbut (1993) disebutkan bahwa pembelajaran matematika di sekolah dasar berfungsi sebagai pengembang kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan - bilangan smbol-simabol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan mempermuda menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Lebih lanjut pada jenjang sekolah dasar diutamakan agar siswa mengenal, memahami serta mahir menggunakan bilangan dalam kaitannya dengan praktek kehidpupan seharai-hari.

Sejalan dengan fungsi pembelajaran matematika di sekolah dasar disebutkan tujuan umum pendidikan matematika di sekolah dasar adalah belajar bernalar ,pembentukan sikap siswa, dan keterampilan dalam dalam menerapkan matematika.

Jadi dalam setiap pembelajaran matematika di sekolah dasar guru tidak cukup hanya memahami konsep hafalan-hafalan, tetapi lebih dari itu guru harus lebih

30

Page 31: Ptk Matematika Sd

dapat membuat bagaimana nalar serta sikap siswa terbentuk.untuk itu guru wajib berupaya mengembangkan diri dalam profesinya.

2.2 Peranan Media Pembelajaran

Pengertian media pendidikan menurut Aqip (2003:79) adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menimbulkan kegiatan belajar mengajar yang memungkinklan siswa untuk memperoleh atau mencapai pengetahuan, keterampilan, dan perubahan sikap.

Penertian ini bukan merupakan satu-satunya pengertian yang paling tepat melainkan hanya merupakan salah satu jalan untuk mengambil consensus dari adanya bermacam-macam istilah dan batasan. Disamping itu pengertian ini perlu dirumuskan dengan maksud terdapatnya suatu landasan berpijak yang menjadi titik berangkat guna pembahasan lebih lanjut. PTK Matematika SD

Media pendidikan mempunyai beberapa fungsi yaitu fungsi sosial, fungsi edukafif, fungsi ekonomi, fungsi politik, dan fungsi budaya, Hamalik (1980). Dalam hubungannya dengan fungsi edukatif media pendidikan mempunyai beberapa ciri yaitu: Media pendidikan identik artinya dengan alat peraga yang berarti alat yang bisa diraba, dilihat, didengar, dan diamati oleh panca indra.Tekanan utama terdapat pada benda atau hal yang dapat didengar atau di lihat.Media pendidikan digunakan dalam rangka hubungan (komunikasi) dalam pengajaran antara guru dan murid.Media pendidikan adalah semacam alat bantu belajar mengajar, baik dalam kelas maupun di luar kelas. Media pendidikan mengandung aspek–aspek sebagai alat dan teknik yang sangat erat hubungannya dengan metode mengajar.

Media merupakan alat Bantu belajar dan mengajar. Alat ini hendaknya ada ketika dibutuhkan ubntuk memenuhi kebutuhan siswa dan guru yang menggunakannya. Agar kebutuhan yang beragam dari kurikulum dan siswa secara individu dapat terpenuhi, maka suatu variasi yang luas dan berjumlah besar memang diperlukan. Jika guru mengajar tanpa menggunakan atau dilengkapi dengan peralatan yang diperlukan (media) untuk melaksanakan tugasnya maka hasilnya akan kurang memuaskan dan tak dapat dipertanggungjawabkan.

Media pendidikan mempunyai dampak yang berarti bagi siswadan citra diri mereka, jika media tersebut dipilih secara tepat dan ceramat dengan mempertimbangkan cirri-ciri media dan karakteristik siswa. Media pendidikan akan lebih efektif dan efisien penggunaannya jika guru sudah terlatih dan terbiasa menggunakannya.

Mengingat betapa penting peran media pendidikan dalam kegiaatan belajar mengajar maka dalam setiap pembelajaran hendaknya menggunakan media pendidikan. Media pendidikan yang baik hendaknya disesuaikan dengan karakter

31

Page 32: Ptk Matematika Sd

siswa dan juga dikenal oleh siswa. Media yang dikenal siswa adalah benda-benda terdekat atau di lingkungan sekitar siswa.

BAB IIIPELAKSANAAN PENELITIANPTK Matematika SD

3.1 Pendekatan dan Jenis PenelitianBerdasar pada latar belakang penelitian , maka pendekatan penelitian ini adalah

Pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif mempunyai karakteristik sebagaimana dilakukan oleh Sugiano, (dalam Harmini:2004:21) antara lain (1) kondisi objek alamiah,(2) peneliti sebagai objek utama,(3) kaya akan data yang bersifat deskriptif keadaan, (4) analisis dilakukan secara induktif (dari contoh ke kesimpulan atau dari khusus ke umum) dan berlangsung sejak dimulai sampai pengumpulan data selesai, (5) pengumpulan data dilakukan secara simultan atau berkesinambungan, baik dalam hal metode, sumber, dan pengumpulan data.

Pendekata kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk menelusuri dan mendapatkan gambaran secara jelas tentang fenomena yang tampak selama pembelajaran berlangsung. Fenomena yang dimaksud adalah situasi kelas dan tingkah laku siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

3.2 Model PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (action reseach) karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah di kelasdan dilakukan sesuai dengan langkah – langkah pada penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas dilakukan dengan diawali oleh suatu kajian terhadap suatu masalah secara sistematis. Hasil kajian digunakan sebagai dasar untuk mengatasi masalah .Dalam proses perencanaan yang telah disusun dilakukan observasi dan evaluasi dan hasilnya difahami sebagaai masukan untuk melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada tahapan perencanaan. Tahapan-tahapan di atas dilakukan berulang-ulang dan bersinambungan sampai suatu kualitas keberhasilan tertentu dapat tercapai, Wibawa (2004:4).

Dalam penelitian ini guru bekerjasama dengan mitra kalaborasi yaitu guru kelas IV dan teman sejawat. Hal ini dimaksudkan agar konsentrasi guru dalam mengajar tidak terbelah oleh hal-hal lain. Dengan cara ini diharapkan akan didapatkan data yang seobjetif mungkin demi kefalidan data yang diperlukan.

3.3 Tempat, Waktu, dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN Kludan Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo. Alasan pemilihan lokasi ini adalah peneliti mengajara di SD tersebut dan lokasi SD ini berada di tengah kota Kecamatan Tanggulangin. Penelitian ini dilaksanakan mulai September sampai bulan November tahun 2006 smester I, pada kelas IV SDN Kludan Tanggulangin dengan jumlah siswa 49 anak yang terdiri atas 24 siswa putra dan 25 siswa putrid. PTK Matematika SD

32

Page 33: Ptk Matematika Sd

3.4 Data dan Sumber Data Data yang diperoleh diambil dari hasil kegiatan yang berhubungan dengan pembelajaran matematika hitung perkalian dan pembagian pada siswa kelas IV SDN kludan. Adapun data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah: (1) data dari angket siswa, pengamatan peneliti terhadap hasil pembelajaran matematika, dan dari hasil wawancara peneliti dengan guru kelas IV, (2) Dari hasil catatan perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung, (3) dari hasil belajar siswa melalui tes yang dilakukan selama proses pembelajaran perkalian dan pembagian.

PTK Matematika SD ini memeng belum lengkap, nah untuk mendapat ptk yang lengkap silahkan klik tombol download dibawah ini

33

Page 34: Ptk Matematika Sd

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENDESKRIPSIKAN BINATANG

DENGAN BAHASA TULIS MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR

BINATANG PADA SISWA KELAS II SDN 02 PEDAWANG PEKALONGAN

MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL

B.    MATA PELAJARAN DAN BIDANG KAJIAN

Mata pelajaran    : Bahasa Indonesia

Bidang kajian      : Pembelajaran inovatif 

C.    PENDAHULUAN

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan

emosional peserta didik merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari

semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan benar, maka

diperlukan pendidikan dan pembelajaran bahasa Indonesia. Pendidikan dan

pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu

diajarkan kepada siswa di sekolah. Oleh karena itu pemerintah membuat

kurikulum bahasa Indonesia yang wajib untuk diajarkan kepada siswa pada setiap

jenjang pendidikan, yakni dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai dengan

Perguruan Tinggi (PT).

Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan suatu tantangan tersendiri bagi

seorang guru, mengingat bahasa ini bagi sebagian sekolah merupakan bahasa

pengantar yang dipakai untuk menyampaikan materi pelajaran yang lain.

Pembelajaran bahasa Indonesia berfungsi membantu peserta didik untuk

mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat dengan

menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan

analitis dan imajinatif (Depdiknas, 2006).

Sesuai dengan kenyataan yang terjadi pada saat ini, mata pelajaran bahasa

Indonesia sering diremehkan oleh sebagian besar siswa, bahkan dianggap sebagai

mata pelajaran yang membosankan, khususnya dalam aspek menulis. Menurut

34

Page 35: Ptk Matematika Sd

Johana Pantow dkk (2002) yang tersedia dalam http://digilib.itb.ac.id pada tanggal

26 Januari 2008, menyatakan bahwa dalam dunia pendidikan, menulis merupakan

suatu tuntutan keterampilan yang harus dikuasai oleh manusia sebagai bahasa

tulis. Oleh karena itu, sejak dini pengajaran bahasa selalu harus didasarkan pada

keterampilan bahasa dimana salah satunya adalah writing.

Kesulitan siswa dalam menulis biasanya terlihat ketika siswa diminta untuk

menulis sebuah karangan sederhana, mendeskripsikan suatu benda ataupun ketika

menulis puisi, mereka sering mengeluh dan terlihat bingung dengan apa yang

ingin mereka tulis. Kebosanan, kejenuhan, serta kebingungan siswa dalam hal

menulis yang mengakibatkan menurunnya prestasi belajar siswa dalam

pembelajaran menulis dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :

1. Kurangnya minat siswa terhadap kegiatan menulis.

2. Kurangnya motivasi siswa, baik dari dalam diri mereka maupun dari

lingkungan belajar.

3. Pengembangan strategi pembelajaran yang kurang membangkitkan daya

imajinasi siswa dan kreativitas siswa dalam berbahasa maupun bersastra.

4. Media yang digunakan dalam pembelajaran yang kurang sesuai sehingga

siswa kurang bersemangat dalam belajar.

Menurunnya prestasi belajar siswa dapat dibuktikan dengan hasil tes pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia aspek menulis pada tanggal 15 Januari 2008, dengan

tujuan pembelajaran mendeskripsikan binatang dengan bahasa tulis menggunakan

media gambar yang dilaksanakan pada siswa kelas II SDN 02 Pedawang

kabupaten Pekalongan. Dari tes tersebut diperoleh hasil tulisan siswa belum

sempurna, karena penggunaan katanya belum tepat dan kalimatnya cenderung

diulang-ulang sehingga tidak mudah untuk dipahami. Perolehan nilai rata-rata

kelas yang seharusnya mencapai angka di atas 70, pada kenyatannya hanya

mencapai angka 65, sehingga hanya 27% siswa yang memenuhi Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) bahasa Indonesia dalam aspek menulis untuk kelas II

semester II SDN 02 Pedawang Pekalongan. Dengan permasalahan yang telah

diuraikan sebelumnya, maka guru harus mengambil tindakan, yakni dengan

mencari dan menggunakan suatu pendekatan atau model pembelajaran yang

35

Page 36: Ptk Matematika Sd

efektif, inovatif, dan berpotensi memperbaiki pembelajaran menulis, sehingga

meningkatkan minat, motivasi, dan sikap siswa terhadap pembelajaran menulis

yang berakibat pada meningkatnya prestasi belajar siswa. Dengan demikian guru

dapat merancang suatu bentuk pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan melalui pendekatan kontekstual dengan media gambar sebagai

media alternatif dalam pemecahan masalah tersebut. 

Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep

belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan

situasi dunia nyata  siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka

sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Dikdasmen Diknas, 2002:1). Media

gambar dimaksudkan untuk memudahkan siswa dalam mendeskripsikan seekor

binatang dengan bahasa tulis. Media gambar digunakan dalam penelitian ini

karena pola berpikir siswa kelas II yang masih memerlukan media pembelajaran

yang konkrit. Dengan kedua hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan

keterampilan siswa kelas II SDN 02 Pedawang kabupaten Pekalongan dalam

mendeskripsikan bintang dengan bahasa tulis.

D.    RUMUSAN MASALAH DAN RENCANA PEMECAHAN MASALAH

1.    Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah pokok dalam

penelitian ini adalah :

Apakah melalui pendekatan kontekstual dengan menggunakan media

gambar binatang dapat meningkatkan keterampilan kelas II SDN 02

Pedawang kabupaten Pekalongan dalam mendeskripsikan binatang yang

ada di sekitar dengan bahasa tulis?

Apakah melalui pendekatan kontekstual dengan media gambar dapat

meningkatkan aktivitas siswa kelas II SDN 02 Pedawang kabupaten

Pekalongan dalam pembelajaran?

Bagaimana keterampilan guru dalam proses pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan kontekstual?

36

Page 37: Ptk Matematika Sd

2.    Rencana Pemecahan Masalah

Masalah rendahnya prestasi belajar siswa kelas II SDN 02 Pedawang kabupaten

Pekalongan dalam mendeskripsikan binatang di sekitar dengan bahasa tulis pada

mata pelajaran Bahasa Indonesia ditindaklanjuti oleh guru dengan mengadakan

penelitian tindakan kelas (PTK). Dalam hal ini, siswa diharapkan dapat mencapai

tujuan pembelajaran dalam mendeskripsikan binatang dengan bahasa tulis

menggunakan media gambar binatang. Penelitian tindakan kelas (PTK) tersebut

dilakukan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari perencaan, pelaksanaan,

observasi dan refleksi.   

 Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) tersebut, dilakukan dengan suatu

pembelajaran yang inovatif dan diyakini dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa kelas II SDN 02 Pedawang Pekalongan. Pembelajaran inovatif dalam

penelitian ini menggunkan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and

Learning), dengan media berupa gambar binatang sebagai media dalam

pembelajaran individu (siklus I), puzzle (potongan gambar) seekor binatang

sebagai media dalam pembelajaran berbasis kelompok (siklus II), puzzle

(potongan gambar) beberapa binatang dalam satu lingkugan tempat hidupnya

sebagai media untuk pembelajaran berbasis kelompok (siklus III). Ketiga media

yang digunakan dalam PTK tersebut untuk merangsang keaktifan siswa dalam

bertanya jawab tentang hal-hal yang berkaitan dengan gambar, serta untuk

meningkatkan kreatifitas siswa dalam menyusun puzzle. Selain itu juga sebagai

alat bantu dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam medeskripsikan binatang

dalam bentuk tulisan. Dengan penelitian tindakan tersebut, diharapkan dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa dengan nilai rata-rata kelas dalam pencapaian

tujuan tersebut di atas 70 dan dalam pembelajaran menulis setiap siswa

diharapkan dapat memperoleh nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

bahasa Indonesia aspek menulis kelas II semester II yang telah dibuat dan

ditentukan oleh SDN 02 Pedawang kabupaten Pekalongan, yakni 70. 

E.    TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk :

37

Page 38: Ptk Matematika Sd

Mengungkap suatu pendekatan atau model serta media pembelajaran yang

dapat meningkatkan keterampilan siswa kelas II SDN 02 Pedawang

kabupaten Pekalongan dalam mendeskripsikan binatang dengan bahasa

tulis.

Mengungkap suatu pendekatan atau model pembelajaran serta media yang

dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas II SDN 02 Pedawang kabupaten

Pekalongan dalam pembelajaran.

Mengetahui peningkatan keterampilan guru dalam pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and

Learning).

F.    MANFAAT PENELITIAN

1.    Manfaat Teoretis

Secara teoretis, penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat meningkatkan dan

memperbaiki mutu pembelajaran menulis dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia

pada siswa kelas II semester II dengan menggunakan media gambar binatang

melalui pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning).

2.    Manfaat Praktis

a.    Bagi Siswa

Penelitan ini diharapkan dapat memberikan pengalaman bagi siswa dalam

pembelajaran, sehingga siswa lebih termotivasi dalam belajar bahasa Indonesia,

khususnya dalam aspek menulis. Dengan demikian, siswa dapat menyukai

kegiatan menulis dan dapat mengembangkan kreativitas siswa dalam menuangkan

berbagai ide, gagasan, serta pengalamannya dalam sebuah tulisan imajinatif yang

dapat dinikmati oleh orang lain.

b.    Bagi Guru

Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi guru, yakni dapat memberikan

pengalaman dan wawasan bagi guru bahwa dalam membelajarkan bahasa

Indonesia pada aspek menulis, khususnya bagi siswa kelas rendah yang

membutuhkan suatu pendekatan dalam pembelajaran sehingga dapat memberikan

rasa nyaman dan rasa senang pada siswa pada saat pembelajaran. Dengan

38

Page 39: Ptk Matematika Sd

demikian siswa dapat termotivasi dalam belajar dan akan berakibat pada

pencapaian prestasi belajar yang maksimal dan sesuai dengan harapan.

c.    Bagi Sekolah

Penelitian tindakan ini dilakukan sebagai tolok ukur dalam peningkatan dan

perbaikan mutu pembelajaran menulis di sekolah.

G.    KAJIAN PUSTAKA

1. Kajian Teori

2. Hipotesis Tindakan

H.    METODE PENELITIAN

1. Rancangan Penelitian

2. Perencanaan Tahap Penelitian

3. Tempat Penelitian

4. Subjek Penelitian

5. Data dan Sumber data

6. Teknik Pengumpulan data

7. Teknik Analisis data

8. Indikator Keberhasilan

I.    JADWAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

J.    TIM PENELITIAN

DAFTAR PUSTAKA

39

Page 40: Ptk Matematika Sd

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA TENTANG KONSEP LISTRIK DENGAN

METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI SUKOSARI 01 KECAMATAN

KASEMBON KABUPATEN MALANG TAHUN 2006 / 2007

BAB  I

PENDAHULUAN

PTK IPA SD

A.    Latar Belakang Masalah

Dalam proses belajar mengajar, pembelajaran mengandung arti suatu kegiatan yang dilaksanakan

guru dan siswa secara bersama-sama. Inti dari pembelajaran tersebut adalah terjadi proses

memberi dan menerima, diakhiri evaluasi yang sengaja dilakukan guru untuk mengetahui seberapa

jauh tingkat pemahaman siswa.

Berdasarkan hasil pengamatan guru dalam proses belajar mengajar, mata pelajaran IPA, kurang

diminati siswa sebab dianggap sulit sehingga prestasi belajar siswa pada umumnya rendah. (Dyah

H. 2002).

Salah satu indikator rendahnya hasil belajar siswa pemanfaatan KIT IPA pada kegiatan belajar

pada mata pelajaran tersebut belum maksimal. Pada umumnya metode yang digunakan dalam

proses belajar mengajar IPA masih didominasi oleh metode ceramah, tanya jawab dan pemberian

tugas. Sebaliknya strategi pembelajaran praktik dan demonstrasi oleh KIT IPA sering diabaikan,

khususnya pada kegiatan pembelajaran konsep listrik.

Untuk mengatasi hal tersebut, maka guru perlu memanfaatkan KIT IPA. Dengan menggunakan

metode demonstrasi diharapkan siswa dapat berpartisipasi dan prestasi siswa dapat meningkat.

B.    Indentifikasi Masalah

Mata pelajaran IPA di sekolah kurang diminati siswa karena dianggap menjenuhkan. Oleh karena

itu perlu upaya perbaikan managemen proses pembelajaran dengan metode dan pendekatan yang

tepat.

Dalam rangka membangkitkan motivasi dan meningkatkan prestasi belajar, demonstrasi

merupakan metode yang sesuai untuk meningkatkan prestasi siswa, khususnya pada

pembelajaran konsep listrik.

40

Page 41: Ptk Matematika Sd

C.    Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

“Apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

kelas VI Sekolah Dasar tentang konsep listrik”

D.    Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VI Sekolah Dasar tentang konsep listrik.

E.    Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini adalah :

1. Bagi Guru : meningkatkan proses dan hasil pembelajaran guru.

2. Bagi Murid : Pelajaran IPA lebih menarik dan menyenangkan.

BAB  II

KAJIAN PUSTAKA

PTK IPA SD

1.    Pengertian Prestasi Belajar

“Prestasi belajar adalah suatu nilai yang menunjukkan hasil belajar yang tinggi yang dicapai

menurut anak dalam mengejar sesuatu pada waktu tertentu.” Sumartono (1992 : 18) dengan

demikian hasil belajar IPA dapat diartikan sebagai sesuatu yang menunjukkan hasil belajar yang

telah dicapai oleh siswa setelah mempelajari IPA.

2.    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Wasty Sumanto, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar digolongkan menjadi

tiga kelompok yaitu  :

Faktor stimulus.

41

Page 42: Ptk Matematika Sd

Faktor metode mengajar.

Faktor individu.

Berikut ini akan dijelaskan secara garis besar mengenai ketiga faktor tersebut :

1.    Faktor Stimulus

Yang dimaksud dengan faktor stimulus adalah segala hal di luar individu yang merangsang untuk

mengadakan reaksi atau perubahan, penegasan serta suasana lingkungan eksternal yang

diterima.

2.    Faktor Metode Mengajar

Metode mengajar guru sangat mempengaruhi terhadap belajar siswa, dengan kata lain metode

yang dipakai guru sangat menentukan dalam mencapai prestasi belajar siswa.

“metode adalah cara, yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan”. (Winarno

Surachmand, 1980 : 80)

Jadi jelaslah bahwa metode menentukan pencapaian tujuan pengajaran.

3.    Faktor Individual

Selain kedua faktor di atas, faktor individual sangat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan

belajar siswa, bahwa pertumbuhan dan usia seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya.

Semakin dewasa individu semakin meningkat pula kematangan berbagai fungsi fisiologisnya.

3.    Tinjauan Tentang Metode Mengajar

Banyak metode mengajar digunakan oleh para guru dalam proses belajar mengajar. Semua

metode mengajar itu dapat diterapkan.

“Metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud tertentu,

cara menyelidiki (mengajar dan sebagainya)”. (W.J.S Poerwadarminta, 1986 : 646).

Yang dimaksud dengan metode mengajar menurut T. Raka Joni dalam bukunya “Strategi Belajar

Belajar” adalah sebagai berikut :

Metode mengajar adalah cara, yang fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dengan

cara-cara yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan pengajaran. (T. Raka Joni, 1980 : 783).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode mengajar adalah cara yang paling tepat,

42

Page 43: Ptk Matematika Sd

bagaimana guru mengajar suatu materi pelajaran secara terarah, efisien dan sistematis untuk

mencapai tujuan belajar.

Salah satunya adalah metode demonstrasi.

BAB  III

METODE PENELITIAN

PTK IPA SD

Kegiatan penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dengan

harapan agar diperoleh data yang akurat dan diambil tindakan yang tepat.

Identifikasi masalah pembelajaran kelas ditemukan bahwa siswa-siswa kelas VI SD Negeri

Sukosari 01 kurang berminat belajar IPA dan hasil belajar mereka masih rendah, berdasarkan

masalah tersebut disusun perencanaan pembelajaran tentang konsep listrik dengan menggunakan

metode Demonstrasi.

Selama proses pembelajaran dilakukan observasi dan pengukuran hasil pembelajaran sebagai

bahan refleksi.

A.    Subjek Penelitian

Subjek PTK ini adalah siswa-siswa kelas VI SD Negeri Sukosari 01 Kecamatan Kasembon Tahun

Pelajaran 2006 / 2007 sebanyak 19 anak.

B.    Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi selama dan sesudah pembelajaran

berlangsung. Data hasil observasi dicatat sebagai catatan bebas. Data mengenai hasil belajar

siswa disaring melalui hasil tes, soal tersebut dibuat oleh guru sendiri. Data hasil tes ini diperlukan

untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa.

C.    Metode Analisa Data

Data hasil observasi pembelajaran dianalisa, kemudian ditafsirkan berdasarkan kajian pustaka dan

pengetahuan guru. Hasil belajar siswa dianalisa berdasarkan ketuntasan belajar siswa yakni 80%

dari jumlah siswa sudah mencapai 70% taraf penguasaan konsep yang diberikan.

43

Page 44: Ptk Matematika Sd

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA TENTANG KONSEP LISTRIK DENGAN

METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI SUKOSARI 01 KECAMATAN

KASEMBON KABUPATEN MALANG TAHUN 2006 / 2007

BAB  I

PENDAHULUAN

PTK IPA SD

A.    Latar Belakang Masalah

Dalam proses belajar mengajar, pembelajaran mengandung arti suatu kegiatan yang dilaksanakan

guru dan siswa secara bersama-sama. Inti dari pembelajaran tersebut adalah terjadi proses

memberi dan menerima, diakhiri evaluasi yang sengaja dilakukan guru untuk mengetahui seberapa

jauh tingkat pemahaman siswa.

Berdasarkan hasil pengamatan guru dalam proses belajar mengajar, mata pelajaran IPA, kurang

diminati siswa sebab dianggap sulit sehingga prestasi belajar siswa pada umumnya rendah. (Dyah

H. 2002).

Salah satu indikator rendahnya hasil belajar siswa pemanfaatan KIT IPA pada kegiatan belajar

pada mata pelajaran tersebut belum maksimal. Pada umumnya metode yang digunakan dalam

proses belajar mengajar IPA masih didominasi oleh metode ceramah, tanya jawab dan pemberian

tugas. Sebaliknya strategi pembelajaran praktik dan demonstrasi oleh KIT IPA sering diabaikan,

khususnya pada kegiatan pembelajaran konsep listrik.

Untuk mengatasi hal tersebut, maka guru perlu memanfaatkan KIT IPA. Dengan menggunakan

metode demonstrasi diharapkan siswa dapat berpartisipasi dan prestasi siswa dapat meningkat.

B.    Indentifikasi Masalah

Mata pelajaran IPA di sekolah kurang diminati siswa karena dianggap menjenuhkan. Oleh karena

itu perlu upaya perbaikan managemen proses pembelajaran dengan metode dan pendekatan yang

tepat.

Dalam rangka membangkitkan motivasi dan meningkatkan prestasi belajar, demonstrasi

merupakan metode yang sesuai untuk meningkatkan prestasi siswa, khususnya pada

pembelajaran konsep listrik.

44

Page 45: Ptk Matematika Sd

C.    Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

“Apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

kelas VI Sekolah Dasar tentang konsep listrik”

D.    Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VI Sekolah Dasar tentang konsep listrik.

E.    Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini adalah :

1. Bagi Guru : meningkatkan proses dan hasil pembelajaran guru.

2. Bagi Murid : Pelajaran IPA lebih menarik dan menyenangkan.

BAB  II

KAJIAN PUSTAKA

PTK IPA SD

1.    Pengertian Prestasi Belajar

“Prestasi belajar adalah suatu nilai yang menunjukkan hasil belajar yang tinggi yang dicapai

menurut anak dalam mengejar sesuatu pada waktu tertentu.” Sumartono (1992 : 18) dengan

demikian hasil belajar IPA dapat diartikan sebagai sesuatu yang menunjukkan hasil belajar yang

telah dicapai oleh siswa setelah mempelajari IPA.

2.    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Wasty Sumanto, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar digolongkan menjadi

tiga kelompok yaitu  :

Faktor stimulus.

45

Page 46: Ptk Matematika Sd

Faktor metode mengajar.

Faktor individu.

Berikut ini akan dijelaskan secara garis besar mengenai ketiga faktor tersebut :

1.    Faktor Stimulus

Yang dimaksud dengan faktor stimulus adalah segala hal di luar individu yang merangsang untuk

mengadakan reaksi atau perubahan, penegasan serta suasana lingkungan eksternal yang

diterima.

2.    Faktor Metode Mengajar

Metode mengajar guru sangat mempengaruhi terhadap belajar siswa, dengan kata lain metode

yang dipakai guru sangat menentukan dalam mencapai prestasi belajar siswa.

“metode adalah cara, yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan”. (Winarno

Surachmand, 1980 : 80)

Jadi jelaslah bahwa metode menentukan pencapaian tujuan pengajaran.

3.    Faktor Individual

Selain kedua faktor di atas, faktor individual sangat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan

belajar siswa, bahwa pertumbuhan dan usia seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya.

Semakin dewasa individu semakin meningkat pula kematangan berbagai fungsi fisiologisnya.

3.    Tinjauan Tentang Metode Mengajar

Banyak metode mengajar digunakan oleh para guru dalam proses belajar mengajar. Semua

metode mengajar itu dapat diterapkan.

“Metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud tertentu,

cara menyelidiki (mengajar dan sebagainya)”. (W.J.S Poerwadarminta, 1986 : 646).

Yang dimaksud dengan metode mengajar menurut T. Raka Joni dalam bukunya “Strategi Belajar

Belajar” adalah sebagai berikut :

Metode mengajar adalah cara, yang fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dengan

cara-cara yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan pengajaran. (T. Raka Joni, 1980 : 783).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode mengajar adalah cara yang paling tepat,

46

Page 47: Ptk Matematika Sd

bagaimana guru mengajar suatu materi pelajaran secara terarah, efisien dan sistematis untuk

mencapai tujuan belajar.

Salah satunya adalah metode demonstrasi.

BAB  III

METODE PENELITIAN

PTK IPA SD

Kegiatan penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dengan

harapan agar diperoleh data yang akurat dan diambil tindakan yang tepat.

Identifikasi masalah pembelajaran kelas ditemukan bahwa siswa-siswa kelas VI SD Negeri

Sukosari 01 kurang berminat belajar IPA dan hasil belajar mereka masih rendah, berdasarkan

masalah tersebut disusun perencanaan pembelajaran tentang konsep listrik dengan menggunakan

metode Demonstrasi.

Selama proses pembelajaran dilakukan observasi dan pengukuran hasil pembelajaran sebagai

bahan refleksi.

A.    Subjek Penelitian

Subjek PTK ini adalah siswa-siswa kelas VI SD Negeri Sukosari 01 Kecamatan Kasembon Tahun

Pelajaran 2006 / 2007 sebanyak 19 anak.

B.    Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi selama dan sesudah pembelajaran

berlangsung. Data hasil observasi dicatat sebagai catatan bebas. Data mengenai hasil belajar

siswa disaring melalui hasil tes, soal tersebut dibuat oleh guru sendiri. Data hasil tes ini diperlukan

untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa.

C.    Metode Analisa Data

Data hasil observasi pembelajaran dianalisa, kemudian ditafsirkan berdasarkan kajian pustaka dan

pengetahuan guru. Hasil belajar siswa dianalisa berdasarkan ketuntasan belajar siswa yakni 80%

dari jumlah siswa sudah mencapai 70% taraf penguasaan konsep yang diberikan.

47

Page 48: Ptk Matematika Sd

48