ptk matematika 23

225

Click here to load reader

Upload: manukbetet

Post on 27-Oct-2015

160 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

dsdsf

TRANSCRIPT

Page 1: PTK Matematika 23

KEEFEKTIVAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTIPE STAD DAN JIGSAW II TERHADAP HASIL BELAJAR

MATEMATIKA POKOK BAHASAN TEOREMAPYTHAGORAS PADA SISWA KELAS II SEMESTER 1SMP N 10 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2004/2005

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang

Oleh:

Nama

NIM

Program Studi

Jurusan

: Fullu Azka

: 4101401005

: Pendidikan Matematika

: Matematika

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2005

ii

Page 2: PTK Matematika 23

ABSTRAK

FULLU AZKA, 2005. “KEEFEKTIVAN MODEL PEMBELAJARANKOOPERATIF TIPE STAD DAN JIGSAW II TERHADAP HASIL BELAJARMATEMATIKA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS PADA SISWAKELAS II SEMESTER 1 SMP N 10 SEMARANG TAHUN PELAJARAN2004/2005.”

Matematika yang bersifat deduktif aksiomatik dan berangkat dari hal-hal yangabstrak, cenderung sulit diterima dan dipahami oleh siswa sehingga mengakibatkandaya tarik siswa terhadap pelajaran matematika cukup rendah. Oleh karena itu penyajianmateri perlu mendapat perhatian guru, dan hendaknya dalam pembelajaran di sekolahguru memilih dan menggunakan strategi pendekatan, metode dan teknik yang banyakmelibatkan siswa aktif dalam belajar, baik mental, fisik, maupun sosial. Salah satualternatif pembelajaran yang dapat digunakan diantaranya adalah pembelajaran denganmenggunakan model pembelajaran kooperatif. Ada beberapa tipe dalam modelpembelajaran kooperatif diantaranya tipe STAD dan tipe JIGSAW II. Dari hal tersebutmuncul permasalahan manakah yang lebih efektif antara pembelajaran denganmenggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, pembelajaran denganmenggunakan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II, ataukah pembelajarankonvensional pada siswa kelas II semester 1 SMPN 10 Semarang tahun pelajaran 2004/2005 pada pokok bahasan teorema Pythagoras.

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah perbedaan hasilbelajar matematika pokok bahasan Teorema Pythagoras antara siswa yang dikenaimodel pembelajaran kooperatif tipe STAD, tipe JIGSAW II, dan siswa yang dikenaipembelajaran konvensional.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SMP N 10 Semarang TahunPelajaran 2004/ 2005, dengan jumlah siswa 230 orang. Sampel penelitian ini diambildengan teknik random sampling sejumlah 115 siswa yang terbagi dalam dua kelaseksperimen yaitu kelas II-D yang dikenai pembelajaran dengan menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II dan kelas II-E yang dikenai pembelajarandengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dan satu kelaskontrol yaitu kelas II-F yang dikenai pembelajaran konvensional. Kemudian ditentukanpula satu kelas Ujicoba yaitu kelas II-C. Variabel bebas dalam penelitian ini adalahpembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II,model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dan konvensional. Sedangkan variabelterikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa yang dikenai modelpembelajaran kooperatif tipe STAD, tipe JIGSAW II dan siswa yang dikenaipembelajaran konvensional. Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan terdiridari uji pendahuluan dan uji tahap akhir. Uji pendahuluan meliputi uji homogenitas danuji normalitas, sedangkan uji tahap akhir meliputi analisis varians dan uji RankBerganda Duncan.

Data awal dalam penelitian ini diperoleh dari nilai ulangan harian siswa padapokok bahasan kuadrat dan akar kuadrat. Dari data tersebut diperoleh bahwa sampelberasal dari populasi yang normal dan homogen. Setelah dua kelas eksperimen dan satukelas kontrol diberi perlakuan yang berbeda, ketiga kelas tersebut diberikan tes hasilbelajar pokok bahasan teorema Pythagoras. Dari tes hasil belajar tersebut diperoleh nilairata-rata kelas II-D=5,007; nilai rata-rata kelas II-E=5,2053; dan nilai rata-rata kelas II-F= 4,338. Dari Analisis Varians diperoleh Fhitung=5,28973 dan Ftabel=3,08 berarti

iii

Page 3: PTK Matematika 23

Fhitung>Ftabel. Jadi Ho ditolak, dengan kata lain ada perbedaan yang signifikan hasilbelajar matematika pokok bahasan teorema Pythagoras siswa kelas II SMPN 10Semarang Tahun Pelajaran 2004/ 2005 antara siswa yang dikenai model pembelajarankooperatif tipe JIGSAW II, tipe STAD, dan siswa yang dikenai pembelajarankonvensional. Dari uji rank Berganda Duncan diperoleh hasil belajar siswa yang dikenaimodel pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II lebih baik daripada hasil belajar siswayang dikenai pembelajaran konvensional dan hasil belajar siswa yang dikenai modelpembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik daripada hasil belajar siswa yang dikenaipembelajaran konvensional, sedangkan siswa yang dikenai model pembelajarankooperatif tipe JIGSAW II maupun tipe STAD mempunyai hasil belajar yang tidakberbeda secara signifikan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa yang diberipengajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW IImaupun tipe STAD mempunyai hasil belajar yang lebih baik daripada hasil belajarsiswa yang dikenai pembelajaran konvensional. Untuk itu perlu diadakan suatupengenalan model pembelajaran kooperatif lebih lanjut agar model pembelajarankooperatif dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasanyang lain.

iv

Page 4: PTK Matematika 23

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul KEEFEKTIVAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STAD DAN JIGSAW II TERHADAP HASIL BELAJAR

MATEMATIKA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS PADA

SISWA KELAS II SEMESTER 1 SMP N 10 SEMARANG TAHUN PELAJARAN

2004/2005 telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang pada :

Hari :

Tanggal : Agustus 2005

Panitia Ujian

Ketua

Drs. Kasmadi Imam S, M.ScNIP 130781011

Pembimbing Utama

Drs. Mashuri, M. SiNIP 131993875

Sekretaris

Drs. Supriyono, M. SiNIP 130815345

Ketua Penguji

Dra. Kusni, M.SiNIP 130515748

Anggota Penguji I

Pembimbing PendampingDrs. Mashuri, M. SiNIP 131993875

Drs. Wardono, M. SiNIP 131568905

v

Anggota Penguji II

Drs. Wardono, M. SiNIP 131568905

Page 5: PTK Matematika 23

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Sesungguhnya kenikmatan terbesar yang harus dipelihara adalah kebaikan ketika ia

memenuhi jiwa dan menghiasi keadaan.

Hanya berbekal jiwa yang tenang dan hati yang ridha, kebahagiaan dapat diraih.

Berdoa dan berusaha adalah kunci keberhasilan dan kesuksesan.

Berucaplah syukur atas semua yang menimpamu meskipun itu menyakitkan, karena

sesungguhnya Allah menyayangi Hamba-NYA yang sabar (Al Hadits).

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis peruntukkan kepada:

Ibu dan Bapakku Tercinta, yang memberikan

kasih sayang dan doa restunya ;

Adik-adikku Fuad, Fuzi, dan Iin yang manis

dan tersayang;

Kak Agus Sarwo Edi S yang mendukung dan

mendoakanku selalu;

Sohib-sohibku, Pendidikan Matematika 2001

Bangsaku dan pemerhati dunia pendidikan

serta pecinta Matematika.

vi

Page 6: PTK Matematika 23

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penyusun diberikan izin dan kemudahan dalam menyelesaikan

skripsi dengan judul “Keefektivan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dan

JIGSAW II Terhadap Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Teorema Pythagoras

Pada Siswa Kelas II Semester 1 SMP N 10 Semarang Tahun Pelajaran 2004/ 2005”,

guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Penyusun mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungannya kepada:

1. Dr. H. Ari Tri Soegito, SH, MM, Rektor Universitas Negeri Semarang;

2. Drs. Kasmadi Imam S, M.S, Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang;

3. Drs. Supriyono, M.Si, Ketua Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri

Semarang;

4. Drs. Mashuri, M.Si, dan Drs. Wardono, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu dan memberikan petunjuk kepada penulis selama penyusunan

skripsi ini;

5. Dra. Kusni, M.Si selaku dosen penguji atas segala saran dalam penyempurnaan

skripsi;

6. Sumardi Sri Purwono, S.Pd, selaku kepala SMP N 10 Semarang yang telah

memberikan ijin dan bantuan selama pelaksanaan penelitian;

7. Sumiharto, S.Pd, guru matematika kelas II-C, II-D, dan II-E yang telah memberikan

banyak bantuan selama pelaksanaan penelitian;

8. Ibu dan Bapakku tercinta yang memberikan kasih sayang dan doa restunya;

9. Adik-adikku tersayang yang selalu menghiburku;

10. Kak Agus Sarwo Edi S yang selalu memberi dukungan dan doa untukku;

vii

Page 7: PTK Matematika 23

11. Sobatku Woro, Wulan, Yayuk, Minie, dan sobatku yang lain Pendidikan

Matematika S1 ’01;

12. Serta semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat

disebutkan satu per satu.

Hanya ucapan terima kasih dan doa, semoga apa yang telah diberikan tercatat

sebagai amal baik dan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amin.

Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat dan konstribusi nyata dalam

kemajuan dunia pendidikan.

Semarang, 20 Agustus 2005

Penyusun

viii

Page 8: PTK Matematika 23

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...........................................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................

MOTTO DAN PERSEMBAHAN..........................................................................

KATA PENGANTAR ...........................................................................................

DAFTAR ISI .........................................................................................................

DAFTAR TABEL..................................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................

ii

iv

v

vi

viii

xi

xii

1

A.

B.

C.

Alasan Pemilihan Judul ..........................................................................

Permasalahan..........................................................................................

Penegasan Istilah ....................................................................................

1

3

4

1

2

3

4

5

6

7

8

Keefektivan ......................................................................................

Pembelajaran ....................................................................................

Pembelajaran Kooperatif...................................................................

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD................................................

Pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW II ........................................

Hasil Belajar Matematika .................................................................

Pembelajaran Konvensional..............................................................

Teorema Pythagoras .........................................................................

4

4

5

5

5

6

6

6

D. Tujuan Dan Manfaat............................................................................... 7

1

2

Tujuan ..............................................................................................

Manfaat ............................................................................................

7

8

E. Sistematika Penulisan Skripsi ................................................................. 9

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS................................................ 10

A.

B.

C.

Matematika Sekolah ...............................................................................

Pembelajaran Kooperatif ........................................................................

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ....................................................

ix

10

12

14

Page 9: PTK Matematika 23

D.

E.

F.

Pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW II..............................................

Pembelajaran Konvensional....................................................................

Teori Belajar Dan Hasil Belajar Matematika...........................................

17

20

21

1

2

3

4

5

Teori Ausubel ...................................................................................

Teori Skinner....................................................................................

Teori Gagne......................................................................................

Teori Gestalt.....................................................................................

Teorema Van Hiele...........................................................................

21

21

22

22

23

G. Teorema Pythagoras ............................................................................... 25

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Kuadrat dan Akar Kuadrat Suatu Bilangan........................................

Luas Daerah Persegi Dan Segitiga Siku-Siku ....................................

Teorema Pythagoras .........................................................................

Pembuktian Teorema Pythagoras ......................................................

Menggunakan Teorema Pythagoras Untuk Menghitung Panjang Salah

Satu Sisi Segitiga Siku-Siku Jika Sisi-Sisi Lainnya Diketahui ...........

Menghitung Perbandingan Sisi-Sisi Segitiga Siku-Siku Khusus

(Salah Satu Sudutnya 300, 450, Dan 600) ...........................................

Menggunakan Teorema Pythagoras Pada Bangun Datar Dan

Bangun Ruang ..................................................................................

Kebalikan Teorema Pythagoras Dan Tripel Pythagoras.....................

Menentukan Jenis Segitiga Jika Diketahui Panjang Sisi-Sisinya........

25

26

27

28

29

29

32

34

37

10 Menyelesaikan soal cerita yang menggunakan teorema pythagoras ... 38

H.

I.

Kerangka Berpikir .................................................................................

Hipotesis Penelitian ...............................................................................

39

41

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 42

A. Metode Penentuan Obyek Penelitian....................................................... 42

1

2

Populasi............................................................................................

Sampel..............................................................................................

42

42

B. Variabel Penelitian ................................................................................

1. Variabel Bebas .................................................................................

2. Variabel terikat .................................................................................

x

43

43

43

Page 10: PTK Matematika 23

C.

D.

E.

F.

G.

Prosedur pengumpulan Data ...................................................................

Alat Pengumpulan Data..........................................................................

Teknik Pengumpulan Data......................................................................

Analisis Instrumen..................................................................................

1. Analisis Instrumen Penelitian............................................................

2. Analisis Uji Coba..............................................................................

Metode Analisis Data ............................................................................

43

46

46

46

48

50

53

1

2

Pengujuan Pendahuluan ..................................................................

Uji Tahap Akhir..............................................................................

53

54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................................... 58

A. Hasil Penelitian ...................................................................................... 58

1. .................................................................................................... Data

Hasil Belajar Siswa ................................................................. 58

2. .................................................................................................... Hasil

Uji Normalitas Nilai Tes Awal Siswa...................................... 59

3. .................................................................................................... Hasil

Uji Homogenitas Siswa ........................................................... 59

4. .................................................................................................... Hasil

Uji Hipotesis Data Hasil Belajar Siswa.................................... 59

B. Pembahasan............................................................................................ 62

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 67

A.

B.

Kesimpulan ............................................................................................

Saran ......................................................................................................

67

68

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................

LAMPIRAN-LAMPIRAN.....................................................................................

xi

69

71

Page 11: PTK Matematika 23

DAFTAR TABEL

Tabel 1

Tabel 2

Tabel 3

Tabel 4

: Data hasil Belajar Siswa ...................................................................

: Hasil Uji homogenitas Populasi ........................................................

: Hasil Uji Hipotesis Data Hasil Balajar Siswa ....................................

: Hasil Analisis lanjutan Dengan Uji Rank Berganda Duncan .............

xii

58

59

60

60

Page 12: PTK Matematika 23

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

LAMPIRAN 2

LAMPIRAN 3

LAMPIRAN 4

LAMPIRAN 5

LAMPIRAN 6

LAMPIRAN 7

LAMPIRAN 8

LAMPIRAN 9

: Rencana Pembelajaran Jigsaw II ...............................................

: Rencana Pembelajaran STAD ...................................................

: Rencana Pembelajaran Konvensional........................................

: Kegiatan Pembelajaran Kooperatitif Tipe JIGSAW II ...............

: Kegiatan Pembelajaran Kooperatitif Tipe STAD.......................

: Modul Jigsaw II ........................................................................

: Lembar Kerja Siswa..................................................................

: Kunci jawaban LKS ..................................................................

: Kuis JIGSAW II .......................................................................

71

83

95

107

109

111

127

143

153

LAMPIRAN 10 : Kuis STAD ...............................................................................

LAMPIRAN 11 : Tugas Rumah............................................................................

LAMPIRAN 12 : Instrumen Tes Awal..................................................................

LAMPIRAN 13 : Kunci Jawaban Tes Awal..........................................................

LAMPIRAN 14 : Kisi-kisi Tes Uji Coba...............................................................

LAMPIRAN 15 : Instrumen Tes Uji Coba ............................................................

LAMPIRAN 16 : Kunci Jawaban Tes Uji Coba ....................................................

LAMPIRAN 17 : Daftar Siswa Kelas Uji Coba.....................................................

LAMPIRAN 18 : Daftar Nilai Uji Coba Instrumen Penelitian ...............................

LAMPIRAN 19 : Analisis Hasil Uji Coba ............................................................

LAMPIRAN 20 : Contoh Hasil Perhitungan Analsis Instrumen ............................

LAMPIRAN 21 : Hasil Analisis Tes Uji Coba ......................................................

LAMPIRAN 22 : Kisi-kisi Tes Haisl Belajar ........................................................

LAMPIRAN 23 : Tes Hasil Belajar.......................................................................

LAMPIRAN 24 : Kunci Tes Hasil Belajar ............................................................

LAMPIRAN 25 : Daftar Siswa Kelas JIGSAW II .................................................

xiii

156

158

160

164

165

170

180

181

182

183

185

189

190

195

203

204

Page 13: PTK Matematika 23

LAMPIRAN 26 : Daftar Siswa Kelas STAD.........................................................

LAMPIRAN 27 : Daftar Siswa Kelas Konvensional .............................................

LAMPIRAN 28 : Daftar Kelompok JIGSAW II....................................................

LAMPIRAN 29 : Daftar Kelompok STAD ...........................................................

LAMPIRAN 30 : Data Nilai Tes awal...................................................................

LAMPIRAN 31 : Uji Normalitas Tes Awal...........................................................

LAMPIRAN 32 : Uji Homogenitas Populasi.........................................................

LAMPIRAN 33 : Data Nilai Tes Hasil belajar ......................................................

LAMPIRAN 34 : Daftar Analisis Varian ..............................................................

LAMPIRAN 35 : Analisis Lanjutan Dengan Uji Rank Berganda Duncan..............

LAMPIRAN 36 : Surat Penetapan Pembimbing

LAMPIRAN 37 : Surat Permohonan Ijin Penelitian

LAMPIRAN 38 : Surat Ijin Penelitian

LAMPIRAN 39 : Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian

LAMPIRAN 40 : Tabel Nilai-Nilai r Product Moment

LAMPIRAN 41 : Tabel Distribusi Normal

LAMPIRAN 42 : Tabel Distribusi χ2

LAMPIRAN 43 : Tabel Distribusi F

LAMPIRAN 44 : Tabel Uji Rank Berganda Duncan

xiv

205

206

207

208

209

210

213

214

215

216

Page 14: PTK Matematika 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Alasan Pemilihan Judul

Proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antara

siswa dengan guru. Proses belajar mengajar dikatakan efektif apabila terjadi

transfer belajar yaitu materi pelajaran yang disajikan guru dapat diserap ke dalam

struktur kognitif siswa. Siswa dapat mengetahui materi tersebut tidak hanya

terbatas pada tahap ingatan saja tanpa pengertian (rote learning) tetapi bahan

pelajaran dapat diserap secara bermakna (meaning learning). Agar terjadi transfer

belajar yang efektif, maka kondisi fisik dan psikis dari setiap individu siswa harus

sesuai dengan materi yang dipelajarinya. Dalam proses belajar mengajar

matematika selalu melibatkan siswa secara aktif untuk mengembangkan

kemampuannya dalam berpikir rasional, kritis, dan kreatif.

Matematika yang bersifat deduktif aksiomatik dan berangkat dari hal-hal

yang abstrak, cenderung sulit diterima dan dipahami oleh siswa. Konsep

matematika tersusun secara hierarkis, yang berarti bahwa dalam mempelajari

matematika konsep sebelumnya yang menjadi prasyarat harus benar-benar

dikuasai agar dapat memahami konsep selanjutnya. Oleh karena itu penyajian

materi perlu mendapat perhatian guru.

xv

Page 15: PTK Matematika 23

Dalam pembelajaran di sekolah guru hendaklah memilih dan

menggunakan strategi pendekatan, metode dan teknik yang banyak melibatkan

siswa aktif dalam belajar, baik mental, fisik, maupun sosial.

Menurut petunjuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah,

penerapan strategi yang dipilih dalam pembelajaran matematika harus bertumpu

pada dua hal yaitu optimalisasi interaksi semua unsur pembelajaran, dan

optimalisasi keterlibatan seluruh indra siswa.

Menurut Monks, Knoers dan Siti Rahayu dalam Dimyati (1999: 25) darisegi perkembangan anak telah memiliki tujuan sendiri pada usia masih muda(pubertas) dan dewasa muda. Pada usia tersebut siswa telah sadar dan memilikirasa tanggung jawab. Siswa SMP berada pada usia pubertas. Dari segipembelajaran, maka sadar diri dan rasa tanggung jawab tersebut perlu ditanamkan.Dengan kata lain siswa SMP secara perlahan perlu dididik agar memiliki rasatanggung jawab dalam belajar dan membuat program belajar dengan tujuanbelajar sendiri. Siswa perlu dididik untuk menjalankan program dan mencapaitujuan belajar sendiri

Belajar dengan pengajaran kelompok kecil membuat siswa belajar lebih

kreatif dan mengembangkan sifat kepemimpinan pada siswa serta dapat

memenuhi kebutuhan siswa secara optimal. Linda Lundgren dalam Muslimin

Ibrohim (2000: 17) menyatakan ”Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pembelajaran kooperatif memiliki dampak positif untuk siswa yang rendah hasil

belajarnya.”

Hal ini disebabkan pembelajaran kooperatif memanfaatkan kecenderungan

siswa untuk berinteraksi. Terdapat beberapa macam (tipe) pembelajaran

kooperatif, diantaranya tipe STAD dan JIGSAW II. Untuk mengetahui efektifitas

kedua tipe pembelajaran kooperatif tersebut pada siswa SMP diperlukan adanya

penelitian.

Di SMP N 10 Semarang model pembelajaran yang digunakan pada mata

pelajaran matematika masih menggunakan pembelajaran konvensional. Menurut

xvi

Page 16: PTK Matematika 23

pengamatan hasil belajar matematika pada pokok bahasan kuadrat dan akar

kuadrat masih belum memuaskan, untuk itu perlu diadakan penelitian khususnya

pembelajaran matematika pada pokok bahasan teorema Pythagoras agar hasil

belajarnya meningkat.

Untuk mengetahui pembelajaran mana yang lebih baik, maka dilakukan

penelitian yang berjudul KEEFEKTIVAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STAD DAN JIGSAW II TERHADAP HASIL BELAJAR

MATEMATIKA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS PADA

SISWA KELAS II SEMESTER 1 SMP N 10 SEMARANG TAHUN

PELAJARAN 2004/2005.

B. Permasalahan

Masalah yang akan diteliti pada penelitian ini adalah:

1. apakah ada perbedaan hasil belajar matematika pokok bahasan teorema

Pythagoras antara siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe

STAD, siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II,

dan siswa yang dikenai pembelajaran konvensional;

2. jika ada perbedaan hasil belajar matematika pokok bahasan teorema

Pythagoras antara siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe

STAD, siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II,

dan siswa yang dikenai pembelajaran konvensional, maka:

a. apakah hasil belajar matematika siswa yang dikenai model pembelajaran

kooperatif tipe STAD lebih baik daripada siswa yang dikenai

pembelajaran konvensional pada pokok bahasan teorema Pythagoras siswa

SMP kelas II;

xvii

Page 17: PTK Matematika 23

b. apakah hasil belajar matematika siswa yang dikenai model pembelajaran

kooperatif tipe JIGSAW II lebih baik daripada siswa yang dikenai

pembelajaran konvensional pada pokok bahasan teorema Pythagoras siswa

SMP kelas II;

c. manakah yang lebih baik hasil belajar matematika antara siswa yang

dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model

pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II pada pokok bahasan teorema

Pythagoras siswa SMP kelas II .

C. Penegasan Istilah

1. Keefektivan

Efektif adalah ada pengaruhnya atau dapat membawa hasil.

Keefektivan adalah keberhasilan tentang suatu usaha atau tindakan. (Kamus

Besar bahasa Indonesia,1993:219)

Keefektivan yang dimaksudkan pada judul di atas bahwa dalam penelitian ini

hasil belajar dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan JIGSAW II lebih

baik dari pada hasil belajar kelas dengan pembelajaran konvensional.

2. Pembelajaran, yakni suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa,

sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik.

Sedangkan menurut aliran kognitif, pembelajaran adalah cara guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir agar mengenal dan

memahami apa yang dapat dipelajari apa yang sedang terjadi.

(Darsono, 2000: 24)

Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran dengan metode ekspositori

dimana guru lebih banyak berperan.

3. Pembelajaran Kooperatif

xviii

Page 18: PTK Matematika 23

Pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi belajar dimana siswa belajar

dalam kelompok kecil dengan tingkat kemampuan yang berbeda.

Dalam menyelesaikan tugas kelompok setiap anggota saling bekerja sama dan

membatu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Selama kerja kelompok,

tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi dan saling

membantu teman sekelompok mencapai ketuntasan.(Slavin dalam Hermin

Budiningrati, 1998;11)

4. Pembelajaran Kooperaif Tipe STAD

Student Team Achievement Division (STAD) merupakan tipe pembelajaran

yang paling sederhana sebuah model yang bagus untuk memulai bagi seorang

guru yang baru untuk menggunakan pendekatan kooperatif.

5. Pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW II

Pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II merupakan model pembelajaran

dimana siswa belajar berkelompok / tim yang beranggotakan 4 atau 5 orang

siswa yang heterogen kemampuannya. Dalam pembelajaran ini siswa

digolongkan dalam dua kelompok yaitu kelompok asal dan kelompok ahli.

Masing masing anggota kelompok asal bertemu dalam kelompok ahli untuk

membahas materi yang ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok

dimana guru sebelumnya tidak menjelaskan tentang materi tersebut. Setelah

pembahasan dalam kelompok ahli selesai kemudian tiap siswa kembali ke

kelompok semula (asal) dan menjelaskan pada teman sekelompoknya untuk

mencapai ketuntasan materi.

6. Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar matematika adalah hasil belajar yang diperoleh dari perubahan

tingkah laku berkat pengalaman dan latihan yang berupa penguasaan

pengetahuan dan keterampilan dalam pelajaran matematika.

xix

Page 19: PTK Matematika 23

(Darsono, 2000: 27)

7. Pembelajaran Konvensional

Menurut percivel F dan Ellington H ( terjemahan Sudjarwo,1998:19)

pendekatan yang berorientasi pada guru adalah pendidikan yang konvensional

dimana hampir seluruh kegiatan pembelajaran dikendalikan oleh guru.

Berdasarkan kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa guru memegang

peranan utama dalam menentukan isi dan proses belajar, termasuk dalam

menilai kemajuan belajar siswa. Pada penelitian ini, pembelajaran

konvensional adalah pembelajaran dengan menggunakan metode ekspositori.

8. Teorema Pythagoras

Teorema Pythagoras adalah bagian dari materi geometri SLTP yang banyak

menuntut siswa untuk dapat menemukan prinsip dan menggunakan teorema itu

dalam menyelesaikan soal-soal bangun datar, bangun ruang, atau masalah

dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penelitian ini teorema Pythagoras

merupakan salah satu pokok bahasan yang terdapat dalam mata pelajaran

matematika bagi SLTP kelas II semester I.

D. Tujuan Dan Manfaat

1. Tujuan

a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar

matematika pokok bahasan teorema Pythagoras antara siswa yang dikenai

model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa yang dikenai model

pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II, dan siswa yang dikenai

pembelajaran konvensional.

xx

Page 20: PTK Matematika 23

b. Jika ada perbedaan hasil belajar matematika pokok bahasan teorema

Pythagoras antara siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe

STAD, siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW

II, dan siswa yang dikenai pembelajaran konvensional, maka:

1. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar

matematika siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe

STAD lebih baik daripada siswa yang dikenai pembelajaran

konvensional pada pokok bahasan teorema pythagoras siswa SMP kelas

II;

2. penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika

siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II lebih

baik daripada siswa yang dikenai pembelajaran konvensional pada pokok

bahasan teorema pythagoras siswa SMP kelas II;

3. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manakah yang lebih baik hasil

belajar matematika antara siswa yang dikenai model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW

II pada pokok bahasan teorema Pythagoras siswa SMP kelas II.

2. Manfaat

Hasil dari kegiatan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk,

a. memberikan alternatif model pembelajaran pokok bahasan teorema

Pythagoras;

b. menumbuhkan semangat kerjasama, karena dalam model pembelajaran

kooperatif keberhasilan individu merupakan tanggung jawab kelompok;

xxi

Page 21: PTK Matematika 23

c. meningkatkan motivasi dan daya tarik siswa terhadap mata pelajaran

matematika;

d. memberi bekal mahasiswa calon guru matematika siap melaksanakan tugas

di lapangan sesuai kebutuhan lapangan (stakeholder).

E. Sistematika Penulisan Skripsi

Secara garis besar sistematika skripsi ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:

bagian awal skripsi, bagian isi skripsi, dan bagian akhir skripsi.

Bagian awal skripsi ini berisi halaman judul, abstrak, lembar pengesahan,

motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel dan daftar lampiran.

Bagian isi skripsi terdiri dari 5 bab, yaitu:

Bab I : Pendahuluan, berisi: Alasan Pemilihan Judul, Permasalahan, Penegasan

Istilah, Tujuan, Manfaat Penelitian, serta Sistematika Penulisan Skripsi.

Bab II: Landasan Teori, berisi: Matematika Sekolah, Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD dan JIGSAW II, Pembelajaran Konvensional,

Teori Belajar dan Hasil Belajar Matematika, Teorema Pythagoras,

Kerangka Berpikir, Hipotesis Penelitian.

xxii

Page 22: PTK Matematika 23

Bab III: Metode Penelitian, berisi: Metode Penentuan Obyek Penelitian, Variabel

Penelitian, Prosedur Pengumpulan Data, Alat Pengumpul Data, Teknik

Pengumpulan Data, Analisis Instrumen, Metode Analisis Data.

Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi : Hasil-Hasil Penelitian dan

Pembahasan.

Bab V : Penutup, berisi: Simpulan dan Saran.

Bagian akhir skripsi berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Matematika Sekolah

Matematika sekolah adalah matematika yang diajarkan di sekolah yaitu yang

diajarkan di pendidikan dasar (SD dan SMP) dan pendidikan menengah (SMA/

SMK). Sedangkan yang dimaksud kurikulum matematika adalah kurikulum

pelajaran matematika yang diberikan di jenjang pendidikan menengah ke bawah

bukan di jenjang perguruan tinggi.

Fungsi mata pelajaran matematika sebagai alat, pola pikir, dan ilmu atau

pengetahuan. Siswa diberikan pengalaman menggunakan matematika sebagai alat

untuk memahami atau menyampaikan suatu informasi misalnya melalui persamaan-

persamaan/tabel-tabel dalam model-model matematika yang merupakan

penyederhanaan dari soal-soal cerita/ soal uraian matematika lainnya. Belajar

matematika bagi para siswa, juga merupakan pembentukan pola pikir dalam

pemahaman suatu pengertian maupun dalam penalaran suatu hubungan diantara

xxiii

Page 23: PTK Matematika 23

penalaran-penalaran itu. Selain itu matematika berfungsi sebagai ilmu atau

pengetahuan, sehingga tentunya pengajaran matematika di sekolah harus diwarnai

oleh fungsi tersebut.(Erman Suherman, 2003: 55-56)

Tujuan umum pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah yaitu memberikan penekanan pada keterampilan dalam penerapan

matematika, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam membantu

mempelajari ilmu pengetahuan lainnya.

Menurut Erman Suherman (2003: 58) tujuan pembelajaran matematika di

SMP adalah agar:

a. siswa memiliki kemampuan yang dapat dialihgunakan melalui kegiatanmatematika;

b. siswa memiliki pengetahuan matematika sebagai bekal untuk melanjutkan kependidikan menengah;

c. siswa memiliki keterampilan matematika sebagai peningkatan dan perluasan darimatematika sekolah dasar untuk dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari;

d. siswa memiliki pandangan yang cukup luas dan memiliki sikap logis, kritis,cermat, dan disiplin serta menghargai kegunaan matematika

Karakteristik pembelajaran matematika di sekolah sebagai berikut (Erman

Suherman, 2003: 68-69).

a. Pembelajaran matematika adalah berjenjang (bertahap).

Bahan kajian matematika diajarkan secara berjenjang/ bertahap, yang dimulai

dari hal yang konkrit dilanjutkan ke hal yang abstrak, dari hal yang sederhana ke

hal yang kompleks atau dari konsep yang mudah ke konsep yang lebih sukar.

b. Pembelajaran matematika mengikuti metode spiral.

Dalam setiap memperkenalkan konsep dan bahan yang baru perlu

memperhatikan konsep/ bahan yang dipelajari siswa sebelumnya. Bahan yang

xxiv

Page 24: PTK Matematika 23

baru selalu dikaitkan dengan bahan yang telah dipelajarinya dan sekaligus untuk

mengingatkannya kembali.

c. Pembelajaran matematika menekankan pola pikir deduktif.

Pemahaman konsep-konsep matematika melalui contoh-contoh dengan sifat

yang sama yang dimiliki dan yang tidak dimiliki oleh konsep-konsep tersebut

merupakan tuntutan pembelajaran matematika.

d. Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi.

Kebenaran dalam matematika sesuai dengan struktur deduktif aksiomatiknya.

Kebenaran-kebenaran dalam matematika pada dasarnya merupakan kebenaran

konsistensi, tidak ada pertentangan antara kebenaran suatu konsep dengan

konsep lainnya.

Penilaian pembelajaran matematika ditekankan pada proses dan hasil berpikir.

Dalam proses berpikir perlu dilihat tata nalar, alasan (reasoning) dan kreativitas.

Proses dan hasil berpikir tersebut dinilai dari segi kelogisan, kecermatan, efisiensi

dan ketepatan (efektifitas). Penilaian pembelajaran perlu diusahakan menyeluruh

dalam arti meliputi “ langkah kerja” dan “hasil kerja”

Menurut Erman Suherman (2003:72) cara menilai dapat dilakukan antara lain

melalui:

a. pengamatan terhadap siswa sewaktu bekerja, mengajukan pertanyaan, berdialog

dengan teman yang lain ;

b. mendengarkan dengan cermat apa yang sedang diperbincangkan siswa;

c. mendengarakan dengan cermat pendapat siswa;

d. menganalisis hasil kerja siswa;

e. melalui tes.

xxv

Page 25: PTK Matematika 23

B. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar mengajar di mana siswa

belajar dalam kelompok-kelompok kecil dengan tingkat kemampuan kognitif yang

heterogen. (Woolfolk dalam Budiningarti 1998: 22) menyatakan bahwa

pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran yang didasarkan pada

faham konstruktivisme. Pada pembelajaran kooperatif siswa percaya bahwa

keberhasilan mereka akan tercapai jika dan hanya jika setiap anggota kelompoknya

berhasil.

Sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk

bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur disebut

sebagai pengajaran gotong royong atau cooperatif learning. Sistem pendidikan

gotong royong merupakan alternatif menarik yang dapat mencegah timbulnya

kegresifan dalam sistem kompetisi dan keterasingan dalam sistem individu tanpa

mengorbankan aspek kognitif.

Menurut Muslimin Ibrohim (2000:6) Unsur-unsur dasar pembelajarankooperatif adalah sebagai berikut.1. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup

sepenanggungan bersama”.2. Siswa bertanggungjawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya seperti

milik mereka sendiri.3. Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki

tujuan yang sama.4. Siswa haruslah membagi tugas dan tanggungjawab yang sama diantara anggota

kelompoknya.5. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang juga

akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.6. Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang

ditangani dalam kelompok kooperatif.7. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk

belajar bersama selama proses belajarnya.

Dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif pada siswa berarti

sekolah ( guru dan murid):

xxvi

Page 26: PTK Matematika 23

1. mengembangkan dan menggunakan keterampilan kooperatif berfikir kritis dan

kerja sama kelompok;

2. menyuburkan hubungan antar pribadi yang positif diantara siswa yang berasal

dari latar belakang yang berbeda;

3. menerapkan bimbingan oleh teman (peer coaching);

4. menciptakan lingkungan yang menghargai, menghormati nilai-nilai ilmiah;

5. membangun sekolah dalam suasana belajar.

Slavin (1995: 16) menyatakan terdapat dua aspek penting yang mendasari

keberhasilan cooperatif learning yaitu teori motivasi dan teori kognitif.

a. Teori motivasi

Aspek motivasi pada dasarnya ada dalam konteks pemberian penghargaan

kepada kelompok. Adanya tujuan kelompok (tujuan bersama) mampu

menciptakan situasi di mana cara bagi setiap anggota kelompok untuk mencapai

tujuannya sendiri adalah dengan mengupayakan agar tujuan kelompoknya

tercapai terlebih dahulu.

b. Teori Kognitif

Asumsi dasar teori-teori perkembangan kognitif adalah bahwa interaksi

antar siswa disekitar tugas-tugas yang sesuai akan meningkatkan ketuntasan

mereka tentang konsep-konsep penting. Vygotsky mendefinisikan Zone of

proximal development sebagai suatu selisih atau jarak antara tingkat

perkembangan potensial yang ditentukan oleh pemecah masalah dengan

bimbingan orang dewasa atau melalui kerjasama dengan sejawat yang lebih

mampu.

C. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Student Team Achievement Division (STAD) merupakan tipe pembelajaran

kooperatif yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di

xxvii

Page 27: PTK Matematika 23

Universitas John Hopkin. Tipe ini merupakan salah satu tipe pembelajaran

kooperatif yang paling sederhana dan sebuah model yang bagus untuk memulai bagi

seorang guru yang baru untuk menggunakan pendekatan kooperatif .

Dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa-siswa

dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok yang beranggotakan 4-6 siswa, yang

terdiri dari siswa pandai, sedang dan rendah. Disamping itu guru juga

mempertimbangkan kriteria heterogenitas yang lainnya seperti jenis kelamin, latar

belakang sosial, kesenangan dan lain sebagainya. Pembawaan siswa ke dalam

kelompok-kelompok perlu diseimbangkan sehingga setiap kelompok memiliki

anggota yang tingkat prestasinya seimbang. Anggota tim menggunakan lembar

kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi

pelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan

pelajaran melalui tutorial, kuis, satu sama lain atau melakukan diskusi. Secara

individual setiap pertemuan siswa diberi kuis. Kuis itu diskor dan tiap individu

diberi skor perkembangan.

Skor perkembangan ini tidak berdasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi

berdasarkan pada seberapa jauh skor itu melampui rata-rata skor siswa yang lalu.

Setiap pertemuan pada suatu lembar penilaian singkat atau dengan cara lain,

diumumkan tim-tim dengan skor tertinggi, siswa yang mencapai skor

perkembangan tinggi, atau siswa yang mencapai skor sempurna pada kuis-kuis itu.

Kadang-kadang seluruh tim yang mencapai kriteria tertentu dicantumkan dalam

lembar itu.

Menurut Slavin (1995:71) STAD terdiri dari 5 (lima) komponen utama yaitu

penyajian materi, kelompok, Kuis, skor peningkatan individu, dan penghargaan

kelompok.

xxviii

Page 28: PTK Matematika 23

1. Penyajian materi

Dalam STAD, materi mula-mula diperkenalkan dalam penyajian materi.

Seringkali ini merupakan instruksi langsung atau kuliah-diskusi yang dipandu

oleh guru, termasuk penyajian dengan audio visual. Dalam hal ini, siswa

menyadari bahwa mereka harus memeperhatikan selama penyajian kelas karena

dengan demikian akan mengerjakan kuis dengan baik, dan skor kuis mereka

menentukan skor kelompok mereka.

2. Tim atau kelompok

Tim atau kelompok terdiri atas 4-5 siswa dengan prestasi akademik, jenis

kelamin, ras, dan etnis yang bervariasi. Selama belajar kelompok, tugas anggota

kelompok adalah menguasai materi yang diberikan guru dan membantu teman

satu kelompok untuk menguasai materi tersebut. Siswa diberi lembar kegiatan

yang dapat digunakan untuk melatih keterampilan yang sedang diajarkan untuk

mengevaluasi diri mereka dan teman satu kelompok.

3. Kuis

Setelah 1 sampai 2 periode penyajian guru dan latihan tim, siswa mengikuti kuis

secara individu. Kuis dikerjakan oleh siswa secara mandiri. Hal ini bertujuan

untuk menunjukkan apa saja yang telah diperoleh siswa selama belajar dalam

kelompok.

4. Skor peningkatan individu

Ide yang melatarbelakangi skor perbaikan individu adalah memberikan prestasi

yang harus dicapai oleh setiap siswa jika ia bekerja lebih keras dan mencapai

hasil belajar yang lebih baik daripada sebelumnya. Setiap siswa diberi skor

berdasarkan rata-rata hasil belajar siswa yang lalu pada kuis yang serupa.

xxix

Page 29: PTK Matematika 23

Kemudian siswa mendapatkan poin untuk timnya berdasarkan tingkat kenaikan

skor kuis dan skor dasarnya.

5. Penghargaan kelompok

Tim dimungkinkan mendapat sertifikat atau penghargaan lain apabila skor rata-

rata mereka melebihi kriteria tertentu.

D. Pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW II

Pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II dapat digunakan apabila topik-topik

yang dipelajari ditulis dalam bentuk cerita, sehingga pembelajaran ini cocok untuk

topik-topik ilmu sosial, literatur, dan beberapa topik ilmu sains terutama topik yang

berkaitan dengan penanaman konsep.

Dalam pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II, siswa bekerja dalam tim

yang heterogen seperti dalam STAD. Siswa diminta untuk membaca suatu materi

dan diberi lembar ahli (expert sheet) yang memuat topik-topik berbeda untuk tiap

anggota tim yang harus dipelajari pada saat membaca. Apabila siswa telah selesai

membaca, selanjutnya dari tim berbeda dengan topik yang sama bertemu

(berkumpul) dalam kelompok ahli, untuk mendiskusikan topik mereka selama

waktu yang ditentukan. Selanjutnya ahli-ahli ini kembali ke tim masing-masing

untuk menyampaikan kepada anggota yang lain dalam satu tim asal. Pada akhirnya

siswa mengerjakan kuis yang mencakup semua topik dan skor yang diperoleh

menjadi skor tim (seperti dalam STAD). Seperti juga dalam STAD, skor yang

dikontribusi oleh siswa kepada timnya menjadi dasar sistem peningkatan skor

individual. Siswa dengan skor tinggi dalam timnya dapat menerima sertifikat atau

penghargaan lainnya. Kunci dari pembelajaran tipe JIGSAW II adalah saling

xxx

Page 30: PTK Matematika 23

kertergantungan, yaitu setiap siswa bergantung pada anggota satu timnya untuk

menyediakan informasi yang dibutuhkan agar mengerjakan kuis dengan baik.

Ilustrasi kelompok JIGSAW II:

⊗♦∇

⊗⊗⊗⊗

⊗♦∇

⊗♦∇

♦♦♦♦

⊗♦∇

⊗♦∇

⊗♦∇

⊗♦∇

∇∇∇∇

⊗♦∇

Keterangan:

Baris I dan III

Baris II

: Kelompok asal

: Kelompok ahli

Gambar 1

Menurut Slavin ( 1995: 122 ) Kegiatan instruksional yang secara reguler

dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II terdiri atas membaca,

diskusi kelompok ahli, laporan tim, tes, dan penghargaan tim.

1. Membaca

Siswa menerima topik ahli dan membaca materi yang ditnjuk untuk menggali

informasi (mendalaminya).

2. Diskusi kelompok ahli

xxxi

Page 31: PTK Matematika 23

xxxii

Siswa dengan topik ahli yang sama bertemu untuk mendiskusikannya dalam

kelompok ahli.

3. Laporan tim

Ahli-ahli kembali pada timnya dan mengajarkan topik mereka kepada anggota

yang lain dalam satu timnya.

4. Tes

Siswa mengerjakan kuis individual yang mencakup semua topik.

5. Penghargaan tim

Tim dimungkinkan mendapatkan sertifikat atau penghargaan lain apabila skor

rata-rata mereka melebihi kriteria tertentu.

Penilaian Dalam Pembelajaran Kooperatif

Penilaian dalam pembelajaran kooperatif dilakukan dengan tes atau kuis tentang

bahan pembelajaran. Dalam banyak hal, butir-butir tes pada kuis ini harus

merupakan satu jenis tes obyektif paper and pencil, sehingga butir-butir itu dapat

diskor di kelas atau segera setelah tes diberikan.

Cara menentukan skor individual (Slavin, 1995: 80)

Langkah 1menetapkan skor dasar

Langkah 2menghitung skor kuis terkini

Langkah 3menghitung skor perkembangan

setiap siswa diberikan skor berdasarkanskor kuis yang lalu.

Siswa memperoleh poin untuk kuisyang berkaitan.

Siswa mendapatkan poinperkembangan yang besarnyaapakan skor kuis terkini merekamenyamai atau melampaui skordasar mereka, denganmenggunakan skala yangdiberikan di bawah ini.

Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar10 – 1 poin di bawah skor dasarSkor dasar sampai 10 poin diatas skor dasarLebih dari 10 poin diatas skor dasarPekerjaan sempurna (tanpa memperhatikan skor dasar)

0 poin10 poin20 poin30 poin30 poin

Page 32: PTK Matematika 23

E. Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang

biasa dilakukan guru dalam mengajar di sekolah menengah pada mata pelajaran

matematika. Pembelajaran konvensional di sini adalah pembelajaran dengan

menggunakan metode ekspositori.

Erman Suherman (2003:203) menyatakan bahwa dalam metode ekspositori

kegiatan pembelajaran terpusat pada guru sebagai pemberi informasi, dimana pada

awal pelajaran guru menerangkan materi dan memberi contoh soal kemudian siswa

membuat catatan dan membuat latihan soal kemudian bertanya jika ada informasi

yang tidak dimengerti. Jadi dalam pembelajaran dngan metode ini siswa belajar

lebih aktif daripada metode ceramah, karena siswa mengerjakan latihan soal sendiri,

bekerjasama dengan temannya, atau disuruh mengerjakan di papan tulis.

Jadi metode pembelajaran yang pada umumnya digunakan para guru

matematika adalah lebih tepat dikatakan sebagai pengajaran dengan menggunakan

metode ekspositori daripada metode ceramah.

F. Teori Belajar Dan Hasil Belajar Matematika

Ada beberapa teori belajar yang mendasari pelaksanaan belajar matematika

diantaranya:

1. Teori Ausubel

Menurut Ausubel (1971) dalam (Herman Hudojo, 2001: 93) bahan pelajaranyang dipelajari haruslah “bermakna” (meaningful) artinya bahan pelajaran itu

xxxiii

Page 33: PTK Matematika 23

cocok dengan kemamapuan siswa dan harus relevan dengan struktur kognitifsiswa. Dengan perkataan lain pelajaran baru haruslah dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah ada,sedemikian hingga konsep-konsep baru benar-benarterserap. Dengan demikian, intelektual, emosional siswa terlibat di dalamkegiatan belajar mengajar. Disamping itu iapun menyatakan bahwa dalambelajar siswa tidak hanya menerima dan menghapal tetapi siswa mengkontruksisendiri pengetahuannya.

2. Teori Skinner

Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang

belajar, maka responsnya menjadi lebih baik, sebaliknya bila ia tidak belajar

maka responsnya menurun. (Dimyati dan Mudjiono, 1999: 8)

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999: 8) langkah-langkah pembelajaranberdasarkan teori Skinner sebagai berikut.a. Kesatu, mempelajari keadaan kelas.

Guru mencari dan menemukan perilaku siswa yang positif atau negatif.Perilaku positif akan diperkuat dan perilaku negatif diperlemah.

b. Kedua, membuat daftar penguat positif.Guru mencari perilaku yang lebih disukai oleh siswa, perilaku yang kenahukuman, dan kegiatan luar sekolah yang dapat dijadikan penguat.

c. Ketiga, memilih dan menentukan urutan tingkah laku yang dipelajari sertajenis penguatnya.

d. Keempat, membuat program pembelajaran.Program pembelajaran ini berisi urutan perilaku yang dikehendaki,penguatan, waktu mempelajari perilaku dan evaluasi.

3. Teori Gagne

Menurut Gagne dalam (Dimyati, 1999: 9) belajar merupakan kegiatan yangkompleks, dan hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar siswa memilikiketerampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebutadalah dari stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yangmengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadikapabilitas baru.

Menurut Gagne belajar terdiri dari tiga komponen penting, yaitu kondisi

eksternal, kondisi internal, dan hasil belajar.

Menurut Gagne kapabilitas siswa terdiri dari 5 hasil belajar yaitu:

a. informasi Verbal adalah kapabilitas untuk menggungkapkan pengetahuan

dalam bentuk bahasa baik lisan maupun tertulis;

xxxiv

Page 34: PTK Matematika 23

b. keterampilan intelektual adalah kecakapan yang berfungsi untuk

berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan

lambang;

c. strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan

aktivitas kognitifnya sendiri meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam

memecahkan masalah;

d. keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak

jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak

jasmani;

e. sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan penilaian

terhadap obyek tersebut. (Dimyati dan Mudjiono, 1999: 10-11)

4. Teori Gestalt

John Dewey dalam (Erman Suherman, 2003: 47) mengemukakan bahwapelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan oleh guru harusmemperhatikan hal sebagai berikut.a. Penyajian konsep harus lebih mengutamakan pengertian.b. Pelaksanaan belajar mengajar harus memperhatikan kesiapan intelektual

siswa.c. Mengatur suasana kelas agar siswa siap belajar.Dari ketiga hal diatas, dalam menyajikan pelajaran guru jangan memberikan

konsep yang harus diterima begitu saja, melainkan harus lebih mementingkan

pemahaman terhadap proses terbentuknya konsep tersebut daripada hasil akhir.

Untuk itu guru bertindak sebagai pembimbing dan pendekatan yang digunakan

adalah pendekatan proses melalui metode induktif. Pendekatan dan metode yang

digunakan tersebut haruslah disesuaikan dengan kesiapan intelektual siswa.

Siswa SMP masih ada pada tahap operasi konkrit, artinya jika ia akan

memahami konsep abstrak matematika harus dibantu dengan menggunakan

benda konkrit. Oleh karena itu dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar

mulailah menyajikan contoh-contoh konkrit yang beraneka ragam, kemudian

xxxv

Page 35: PTK Matematika 23

mengarah pada konsep abstrak. Dengan cara seperti itu diharapkan kegiatan

belajar mengajar biasa berjalan secara bermakna (Erman Suherman, 2003: 47-

48).

5. Teorema Van Hiele

Teorema Van Hiele mengemukakan teori belajar dalam geometri. Menurut

teorema ini ada tiga unsur utama dalam pengajaran geometri yaitu waktu, materi

pengajaran, dan metode pengajaran yang diterapkan jika ditata secara terpadu

akan dapat meningkatkan kemampuan berpikir anak yang lebih tinggi.

Van Hiele dalam Erman Suherman (2003: 51-52) menyatakan bahwa terdapat 5

tahap belajar anak dalam belajar geometri, yaitu tahap pengenalan, tahap

analisis, tahap pengurutan, tahap deduksi, dan tahap akurasi yang diuraikan

sebagai berikut.

a. Tahap Pengenalan

Pada tahap ini anak belajar mengenali suatu bentuk geometri secara

keseluruhan namun belum mampu mengetahui adanya sifat-sifat dari bentuk

dari bentuk geometri yang dilihatnya itu.

b. Tahap Analisis

Pada tahap ini anak sudah mulai mengenali sifat-sifat yang dimiliki benda

geometri yang diamatinya. Ia sudah mampu menyebutkan keteraturan yang

terdapat pada benda geometri itu.

c. Tahap Pengurutan

Pada tahap ini anak sudah mampu melaksanakan penarikan kesimpulan,

yang kita kenal dengan sebutan berpikir induktif, namun belum berkembang

secara penuh.

d. Tahap Deduksi

xxxvi

Page 36: PTK Matematika 23

Pada tahap ini anak sudah mampu menarik kesimpulan secara deduktif dari

yang secara umum ke khusus. Anak mulai mampu menggunakan aksioma

atau postulat.

e. Tahap Akurasi

Pada tahap ini anak sudah menyadari betapa pentingnya ketepatan dari

prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian. Tahap ini

merupakan tahap berpikir yang tinggi, rumit, dan kompleks.

Hasil belajar matematika adalah hasil yang diperoleh dari perubahan tingkah

laku berkat pengalaman dan latihan yang berupa penguasaan pengetahuan dan

keterampilan dalam pelajaran matematika (Darsono, 2000: 27). Beberapa fungsi hasil

belajar yaitu sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah

dikuasai oleh siswa, lambang pemuasan, dasar ingin tahu, bahan informasi dalam

inovasi pendidikan. Asumsinya bahwa hasil belajar dapat dijadikan pendorong bagi

siswa dalam meningkatkan iptek serta berperan sebagai umpan balik dalam

meningkatkan mutu pendidikan.

Menurut Nana Sudjana (2001:57), hasil belajar yang dicapai siswa melalui

proses belajar mengajar yang optimal menunjukkan ciri sebagai berikut.

a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik

pada diri siswa.

b. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya.

c. Hasil yang dicapai bermakana bagi diri siswa.

d. Hasil belajar yang diperoleh siswa komprehensif (menyeluruh) yang mencakup

ranah kognitif, pengetahuan, afektif dan psikomotor serta keterampilan atau

perilaku.

xxxvii

Page 37: PTK Matematika 23

e. Kemampuan siswa untuk mengontrol/ menilai dan mengendalikan diri dalam

menilai hasil yang dicapai maupun proses dan usaha belajarnya.

G. Teorema Pythagoras

1. Kuadarat dan Akar kuadrat suatu Bilangan

a. Kuadrat suatu bilangan

Kuadrat suatu bilangan adalah perkalian suatu bilangan dengan bilangan itu

sendiri.

a2 dibaca “a pangkat dua” atau dibaca “a kuadrat”. Jadi, a2 =a x a

b. Akar kuadrat suatu bilangan

Hasil akar kuadrat dari bilangan a, dapat ditentukan dengan sifatberikut :

a b jika b2 = a, dengan b≥ 0 (b adalah bilangan positif atau nol)

( M. Cholik Adinawan dan Sugijono, 1999:12)

Contoh Soal :

1. 172 = 17 x 17 = 289

2. (-7)2 = -7 x (-7) = 49

3.

4.

12,25 =

50 =

(3,5) 2 = 3,5

25x2 = 25 2 = 5 2

2. Luas Daerah Persegi Dan Segitiga Siku-Siku

a. PersegiPerhatikan persegi ABCD di samping.

D CJika panjang sisi persegi ABCD adalah a, maka luas

A Bdaerah persegi ABCD dirumuskan sebagai berikut :

Gb. (3)

L = a x a = a2 , jadi luas daerah persegi adalah kuadrat sisi-sisinya.

xxxviii

Page 38: PTK Matematika 23

Contoh Soal :

Hitunglah luas daaerah persegi yang panjang sisinya 0,4 m

Penyelesaian:

Luas daerah persegi = s2( s = sisi)

= 0,42

= 0,4 x 0,4

= 0,016

Jadi luas daerah persegi adalah 0,016 m2

b. Segitiga siku-siku

C

Luas daerah segitiga siku-siku =1

2x panjang

sisi siku-siku x

A B panjang sisi siku-

Gb. (4)

Contoh Soal :

Perhatikan gambar di bawah ini

C Hitunglah luas daerah segitiga ABC jika panjang

AC= 2,5 cm dan panjang AB= 4cm!

AGb. (5)

B

Penyelesaian:

Panjang AC = t = 2,5 cm

Panjang AB = a = 4 cm

Luas daerah ∆ ABC =12

a t =12 4 2,5 = 5 cm2

3. Teorema Pythagoras

Pada setiap segitiga siku-siku, luas daerah persegi pada sisi miring sama

dengan jumlah luas daerah persegi-persegi pada dua sisi yang lain.

Pernyataan ini dinamakan Teorema Pythagoras.xxxix

Page 39: PTK Matematika 23

c2

b2ac

b2

4. Pembuktian Teorema Pythagoras

⇔ c 2 (a b) (a b)− 4. .ab

⇔ c (a b)− 2ab

⇔ a 2 b 2 (a b) (a b)− 4. .ab

⇔ a b (a b)− 2ab

Ec

Fa B

c2

c

Dalam∆ABC siku-sikua a2

ac D di C berlaku

AB2 = BC2 + AC2

b c ⇔ c2 = a2 + b2

G a C A

b b2 b Gb. (6)H I

b

Untuk membuktikan teorema Pythagoras, perhatikan gambar di bawah ini

D b a C D a b C

a cc b b b

c2

bc

c a a a

A a b B A a b B

Gb. (7) Gb. (8)

Luas daerah yang tidak diarsir pada gambar (7) adalah luas daerah persegi

ABCD – (4 luas daerah yang diarsir).

12

2 2

Luas daerah yang tidak diarsir pada gambar (8) adalah luas daerah persegi

ABCD – (4 luas daerah yang diarsir).

12

2 2 2

xl

Page 40: PTK Matematika 23

Dari gambar (5) : c (a b)− 2ab

Dari gambar (6): a b (a b)− 2ab

Ternyata dari kedua gambar tersebut daerah yang tidak diarsir memiliki luas

daerah yang sama, yaitu:

2 2

A2 2 2

bc

Jadi c 2 a 2 b 2 .C a B

Gb. (9)5. Menggunakan Teorema Pythagoras Untuk Menghitung Panjang Salah Satu Sisi

Segitiga Siku-Siku Jika Sisi-Sisi Lainnya Diketahui

Teorema Pythagoras dapat digunakan untuk menghitung panjang salah

satu sisi pada segitiga siku-siku, jika dua sisi lainnya diketahui.

Contoh Soal :

Diketahui segitiga ABC siku-siku di C , AC= 18 cm, dan BC = 24 cm

Hitunglah panjang hipotenusa (sisi miring)!

Penyelesaian:

B Menurut teorema Pythagoras

24

AB2 = AC2 + BC2

= 182 + 242

C18

A = 324 + 576

= 900

Gb. (10) AB = 900

= 30

Jadi panjang AB adalah 30 cm

xli

Page 41: PTK Matematika 23

6. Menghitung Perbandingan Sisi-Sisi Segitiga Siku-Siku Khusus (Salah Satu

Sudutnya 300, 450, Dan 600)

a. Perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku yang salah satu sudutnya 300 atau

600

Gambar (11) adalah∆ABC sama sisi dan CD adalah garis tinggi, maka:

AB = BC = AC

∠BAC =∠ABC =∠ACB = 600

∠ACD =∠BCD = 300.

1AD = BD = AB, atau

2

C

AD = BD =12

AC, sebab AB = AC A D B

Gb. (11)

AD = BD =1

2BC, sebab AB = BC.

Jika dalam Gambar (12),∆ADC digambar terpisah, maka menjadi seperti

gambar (11) :

∠ACD = 300 dan∠DAC = 600. C

AD =12

AC.

A

Gb. (12)

D

Karena∠ACD menghadap sisi AD dan sisi AC sebagai sisi miring atau

hipotenusa, maka dapat dinyatakan hal berikut :

Dalam setiap segitiga siku-siku yang salah satu sudutnya 300,

panjang sisi di hadapan sudut 300 adalah

miring).

1

2hipotenusa (sisi

C

300

A600

B

Dalam∆ABC seperti gambar di samping,∠ACB = 300 ,∠ABC = 600, dan panjang BC = 2satuan, maka :

xlii

Page 42: PTK Matematika 23

Gb. (13)

AB =

=

121

2

.BC

.2

BC2 = AB2 + AC2

22 = 12 + AC2

AC2 = 4 – 1 = 3

AC = 3

=1 Jadi, AC = 3 satuan.Jadi, panjangAB = 1 satuan.

Dari hasil di atas dapat dibuat perbandingan sebagai berikut :

CPerbandingan antara sisi di hadapan sudut

1

600

2

300

900, sisi di hadapan 600, dan sisi di hadapan

300 adalah 2 :3 : 1. Atau

A 3B BC : AB : AC = 2 : 3 : 1.

Gb. 13

Contoh Soal :

Segitiga ABC siku-siku di A dan panjang BC = 6 cm,∠ ABC = 300

hitunglah panjang : a. AB

Penyelesaian:

C BC : AB = 2 : 3

6 : AB = 2 : 3

A6 cm

B

6AB

2

3

Gb. (14) 6 3 = 2 AB

AB =6 3

2= 3 3

Jadi panjang AB adalah 3 3 cm.

b. Perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku yang salah satu sudutnya 450

C

450

Page 43: PTK Matematika 23

BC2 = AB2 + AC2

Gambar (13) adalah∆ABC siku-siku sama kaki,sehingga : AB = AC,∠ABC =∠ACB = 450

Jika, AB = 1 satuan, maka :xliii

= 12 + 12

= 1 +1

Page 44: PTK Matematika 23

Berdasarkan hasil di atas, dapat dibuat perbandingan sebagai berikut :

C Perbandingan antara sisi di hadapan sudut 900,

dan sisi di hadapan 450 adalah 2 : 1.

BC : AB =

BC : AC =

2 : 1 , atau

2 : 1 , atau

450

A

Contoh Soal :

B

BC : AB : AC = 2 : 1 : 1.

Diketahui∆ PQR siku-siku di Q dengan panjang PR = 10

∠ QPR = 450 Hitunglah panjang QR !

Penyelesaian :

2 cm dan

P PR : QR =

10 2 : QR =

2:1

2:1

10cm

210 2QR

2

1

Q R 10 2 = 2 QR

Gb. (16)

QR =10 2

2= 10

Jadi panjang QR adalah 10 cm.

xliv

Page 45: PTK Matematika 23

7. Menggunakan Teorema Pythagoras Pada Bangun Datar Dan Bangun Ruang

Contoh soal:

a Gunakan teorema Pythagoras untuk menyelesaikan soal bangun datar di

bawah!

Perhatikan gambar di samping !

D

A

15 cm

17 cm

Gb. (17)

C

B

Hitunglah panjang sisi AD dan luas daerah

persegi panjang ABCD.

Penyelesaian :

Perhatikan∆ ABD , AB = CD = 15 cm

D

17

Menurut teorema Pythagoras

AD2 = BD 2 - AB 2

= 172 - 15 2

A 15 B = 289 - 225

= 64

BC = 64 = 8

Jadi panjang BC adalah 8 cm.

Luas daerah persegi panjang ABCD = Panjang x Lebar

= AB x AD

= 15 x 8

= 120 cm2

Jadi luas daerah persegi panjang ABCD adalah 120 cm2

b Menggunakan teorema Pythagoras untuk menyelesaikan soal bangun ruang

Pada balok ABCD.EFGH berikut ini panjang AB = 8 cm, BC = 6 cm, dan

CG = 15 cm.. Hitunglah panjang AC dan AG !

xlv

Page 46: PTK Matematika 23

Penyelesaian:

HG

a. Perhatikan∆ ABC siku-siku di

E

A

AD

Gb. (18)

F

B

C

titik B, maka:

AC2 = AB2 + BC2

= 82 + 62

= 64 + 36

= 100

AC = 100 = 10

Jadi panjang AC = 10 cm

b. Lihat∆ ACG siku-siku di titik C

AG2 = AC2 + CG2

= 102 +152

= 100 + 225

= 325.

AG = 325 = 5 13

Jadi panjang AG = 5 13 cm

8. Kebalikan Teorema Pythagoras Dan Tripel Pythagoras

a Kebalikan teorema PythagorasB

Menurut teorema kebalikan Pythagoras bahwa dalam

c a segitiga siku-siku kuadrat panjang hipotenusa sama

Ab

Gb. (19)

Cdengan jumlah kuadrat panjang kedua sisi siku-sikunya.

Teorema Pythagoras dalam∆ABC siku-siku di C

dirumuskan sebagai : c 2 a 2 b 2 .

xlvi

Page 47: PTK Matematika 23

Sedangkan kebalikan teorema Pythagoras adalah :

Apabila dalam∆ABC berlaku hubungan : c 2 a 2 b 2 , maka∠C

adalah siku-siku atau∠C = 900.

Contoh Soal :

Sebuah segitiga memiliki sisi-sisi dengan panjang 5 cm, 12 cm, dan 13

cm. Periksalah apakah segitiga itu siku-siku !

Penyelesaian:

Misalkan sisi terpanjang segitiga adalah a, dan sisi yang lainnya b dan c,

Maka : a = 13 dan a2 = 16

b = 12 dan b2 = 144

c = 5, dan c2 = 25 diperoleh

169 = 144 + 25

132 = 122 + 52

a2 = b2 + c2

karena panjang sisi segitiga memenuhi a2 = b2 + c2 , maka menurut

kebalikan teorema Pythagoras bahwa segitiga tersebut adalah segitiga siku-

siku, dengan siku-siku di A.

b Tripel Pythagoras

Dalam perhitungan yang menggunakan teorema Pythagoras selalu

memerlukan tiga buah bilangan untuk menyatakan panjang hipotenusa (sisi

miring) dan panjang kedua siku-sikunya. Tiga bilangan yang memenuhi

teorema Pythagoras itu dinamakan Tripel Pythagoras.

Contoh Soal :

xlvii

Page 48: PTK Matematika 23

1. Apakah tripel bilangan berikut merupakan tripel Phytagoras

a. 4, 4 3 , dan 8

b. 13, 14, dan 15

Penyelesaian;

a. 4, 4 3 , dan 8

Misalkan a = 8, b= 4 3 , dan c =4

a2 = b2 + c2

⇔ 82 = (4 3 )2 + 42

⇔ 64 = 48 + 16 (Pernyataan yang bernilai benar)

Oleh karena bilangan 4, 4 3 , dan 8 memenuhi hubungan a2 = b2 +

c2

maka bilangan-bilangan itu adalah tripel Pythagoras.

b. 13, 14, dan 15

Misalkan a = 15, b= 14, dan c =13

a2 = b2 + c2

⇔ 152 = 142 + 132

⇔ 225 = 196 +169 (Pernyataan yang bernilai salah)

Oleh karena bilangan13,14 ,dan 15 tidak memenuhi hubungan a2 =

b2 + c2

maka bilangan-bilangan itu bukan Tripel Pythagoras.

9. Menentukan Jenis Segitiga Jika Diketahui Panjang Sisi-Sisinya

B Jika dalam∆ABC berlaku hubungan c 2 a 2 b 2 ,

maka∆ABC adalah siku-siku di C ).

c a Jika dalam∆ABC berlaku hubungan c2 ⟩ a2 + b2, maka

∆ABC merupakan segitiga tumpul.

Ab

C Jika dalam∆ABC berlaku hubungan c2 ⟨ a2 + b2, maka

Page 49: PTK Matematika 23

xlviii

∆ABC merupakan segitiga lancip.

Page 50: PTK Matematika 23

Contoh Soal :

Segitiga ABC berikut merupakan segitiga siku-siku, lancip, atau tumpul?

a. AB =10 cm, BC = 6 cm, Dan AC =8 cm

b. AB = 6 cm, BC = 5 cm, Dan AC =3 cm

Penyelessaian:

a. AB =10 cm, BC = 6 cm, Dan AC =8 cm

AB2 = BC2 + AC2

10 2 = 62 + 82

100 = 36 + 64 ( Pernyataan yang bernilai benar)

Ternyata : AB2 = BC2 + AC2

Jadi Segitiga tersebut merupakan segitiga siku-siku.

b. AB = 6 cm, BC = 5 cm, Dan AC =3 cm

AB2 = BC2 + AC2

6 2 = 52 + 32

36 = 25 + 9 ( Pernyataan yang bernilai salah)

Ternyata : AB2 > BC2 + AC2

Jadi Segitiga tersebut merupakan segitiga tumpul.

10. Menyelesaikan soal cerita yang menggunakan teorema pythagoras

Dalam kehidupan sehari-hari, terdapat banyak masalah yang berhubungan

dengan teorema Pythagoras. Untuk menyelesaikan soal cerita menggunakan

teorema Pythagoras lebih mudah jika dilukiskan dengan sketsa.

xlix

Page 51: PTK Matematika 23

= AB + BCAC

Contoh Soal :

a. Sebuah tiang listrik tinggi 4m. Agar tiang listrik tersebut dapat berdiri

dengan tegak, maka harus ditahan oleh tali kawat baja. Jika jarak tiang

listrik dari patok pengikat adalah 5 m, maka panjang tali kawat baja

minimal yang dibutuhkan adalah ….

Penyelesaian: C

Menurut teorema Pythagoras :

2 2 2

= 52 + 42

tali kawat baja Tiang listrik

4m

= 25 + 16 = 41 A 5mB

AC = 41 Gb. (20)

b. Gambar di bawah menunjukkan tembok bagian samping sebuah rumah.

Panjang AB = 8 m, BC= 4 m, dan CD = 10 m. Jika tembok itu dicat

dengan biaya Rp 500,00 per meter persegi, hitunglah biaya yang

diperlukan !

D

C

Gb. (21)

APenyelesaian :

B

Perhatikan gambar di bawah

ED2 = CD2 - EC2

D

10 cm= 102 - 82

= 100 - 64

E C = 36

A8 cm

4 cm

B

l

ED = 36

Page 52: PTK Matematika 23

= 6

AD = AE + ED

AD = 4 + 6

AD = 10

Luas Trapesium ABCD = (AD + BC) x EC

2

(10 4 ) 8

2

= 56

Luas Trapesium ABCD

Jadi Biaya Pengecatan

= 56 m2

= 56 x Rp 500,00

= Rp 28000,00

H. Kerangka Berpikir

Salah satu implikasi teori belajar kontruktivis dalam pembelajaran adalah

penerapan pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajaran kooperatif siswa lebih

mudah menemukan dan memakai konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat

saling mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan temannya. Melalui diskusi

akan terjalin komunokasi dimana siswa saling berbagi ide atau pendapat. Melalui

diskusi akan terjadi elaborasi kognitif yang baik, sehingga dapat meningkatkan daya

nalar, keterlibatan dalam situasi pembelajaran, dan memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mengungkapkan pendapatnya. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat

Vygotsky dalam Slavin (1995: 49)

Pembelajaran kooperatif memanfaatkan kecenderungan siswa untuk

berinteraksi. Penelitian pembelajaran kooperatif juga menunjukkan bahwa

pembelajaran kooperatif memiliki dampak positif terhadap siswa dengan yang

rendah hasil belajarnya. Manfaat pembelajaran kooperatif untuk siswa dengan hasil

belajar rendah antara lain rendah dapat meningkatkan motivasi, meningkatkan hasil

belajar, retensi atau penyimpanan materi pelajaran lebih lama. Dalam kelas

li

Page 53: PTK Matematika 23

kooperatif siswa akan berusaha keras untuk hadir dalam kelas dengan teratur,

berusaha keras membantu dan mendorong semangat teman-teman sekelas untuk

sama-sama berhasil.

Pada prakteknya bidang studi yang melibatkan beberapa keterampilan dan

menyelesaikan masalah akan lebih tepat jika dikerjakan secara kelompok kerjasama

daripada secara kompetisi dan individu. Di dalam kerja kelompok secara tidak

sadar akan terjadi suatu interaksi yang dapat meningkatkan status sosial masing-

masing individu. Kelompok kerjasama antar teman sebaya menjadikan proses

pembelajaran benar-benar dinikmati oleh siswa, karena interaksi kelompok dapat

menimbulkan kebutuhan saling memiliki. Interaksi-interaksi sosial dalam kelompok

secara otomatis akan meningkatkanstatus sosial siswa dalam kelas. Siswa dalam

kelompok akan berusaha mendorong teman-teman sekelasnya supaya berhasil

dalam pembelajaran.

Skema Kerangka Berpikir

0

lii

Page 54: PTK Matematika 23

I. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada perbedaan hasil belajar matematika

pokok bahasan teorema Pythagoras antara siswa yang dikenai model pembelajaran

kooperatif tipe STAD, siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe

JIGSAW II dan siswa yang dikenai pembelajaran konvensional.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penentuan Obyek Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas II semester 1 SMPN 10

Semarang tahun pelajaran 2004/ 2005 yang terdiri dari 6 kelas yaitu kelas II-A

dengan jumlah siswa 38 orang, kelas II-B dengan jumlah siswa 40 orang, kelas

II-C dengan jumlah siswa 37 orang, kelas II-D dengan jumlah siswa 40 orang,

kelas II-E dengan jumlah siswa 38 orang, dan kelas II-F dengan jumlah siswa

37.

liii

Page 55: PTK Matematika 23

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil dengan random sampling. Hal ini

dilakukan setelah memperhatikan ciri-ciri antara lain; siswa mendapat materi

berdasarkan kurikulum yang sama, siswa diampu oleh guru yang sama, siswa

yang menjadi objek penelitian duduk pada kelas yang sama dan pembagian

kelas tidak ada kelas yang unggulan. Jadi siswa sudah tersebar secara acak pada

kelas yang telah ditentukan. Pada penelitian ini diambil 3 kelas sebagai sampel

yaitu satu kelas untuk model pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu kelas II-

E, satu kelas untuk model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II yaitu kelas

II-D, dan satu kelas sebagai kelas kontrol yang dikenai model pembelajaran

konvensional (ekspositori) yaitu kelas II-F.

B. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas

X1 = Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

JIGSAW II

X2 = Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD

X3 = Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Konvensional

2. Variabel terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Hasil belajar matematika siswa yang

dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD, hasil belajar matematika

liv

Page 56: PTK Matematika 23

siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II, dan hasil

belajar matematika siswa yang dikenai pembelajaran konvensional.

C. Prosedur Pengumpulan Data

1. Mengambil data nilai tes kelas II semester 1 SMPN 10 Semarang dengan materi

pelajaran pokok bahasan kuadrat dan akar kuadrat kelas II semester 1.

2. Berdasarkan data 1) ditentukan sampel penelitian yaitu kelas eksperimen dan

kelas kontrol dengan menggunakan random sampling dengan pertimbangan

siswa mendapat materi berdasarkan kurikulum yang sama, siswa diampu oleh

guru yang sama, siswa yang menjadi objek penelitian duduk pada kelas yang

sama dan pembagian kelas tidak ada kelas yang unggulan.kemudian

menentukan kelas ujicoba di luar sampel penelitian.

3. Menganalisis data nilai tes awal pada sampel penelitian pada 1) untuk uji

homogenitas dan normalitas.

4. Menyusun kisi-kisi tes

5. Menyusun instrumen tes ujicoba berdasarkan kisi-kisi yang ada.

6. Mengujicobakan instrumen tes ujicoba pada kelas ujicoba yaitu kelas II-C (yang

sebelumnya telah diajarkan pokok bahasan teorema Pythagoras), dimana

instrumen tes tersebut akan digunakan sebagai tes hasil belajar pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

7. Menganalisis data hasil ujicoba instrumen tes ujicoba pada kelas uji coba untuk

mengetahui taraf kesukaran, daya pembeda, validitas, dan reliabilitas tes.

8. Menentukan soal-soal yang memenuhi syarat berdasarkan data 7).

lv

Page 57: PTK Matematika 23

9. Menyampaikan langkah-langkah pembelajaran koperatif tipe STAD dan

JIGSAW II kepada guru-guru kelas eksperimen dan kelas kontrol.

10. Melaksanakan pembelajaran koperatif tipe JIGSAW II pada kelas II-D

11. Melaksanakan pembelajaran koperatif tipe STAD pada kelas II-E.

12. Melaksanakan pembelajaran konvensional yaitu kelas II-F.

13. Melaksanakan tes hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

14. Menganalisis data hasil tes.

15. Menyusun hasil penelitian.

Skema Prosedur Penelitian

lvi

Page 58: PTK Matematika 23

Gambar 23

D. Alat Pengumpul Data

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah tes.

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode Tes

Metode ini digunakan untuk mengambil data hasil belajar matematika.

1. Tes hasil belajar pokok bahasan kuadrat dan akar kudrat

Tes ini dikenakan pada siswa kelas II semester 1 SMP N 10 Semarang pada kelas

II-E yang dikenai pembelajaran kooperatif tipe STAD, kelas II-D yang dikenai

pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II, dan kelas II-F yang dikenai

pembelajaran konvensional.

Data ini digunakan untuk uji homogenitas dan normalitas populasi.

2. Tes hasil belajar pokok bahasan Teorema Pythagoras

Tes ini dikenakan pada kelas II-E yang dikenai pembelajaran kooperatif tipe

STAD, kelas II-D yang dikenai pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II, dan

kelas II-F yang dikenai pembelajaran konvensional digunakan untuk menjawab

hipotesis penelitian.

lvii

Page 59: PTK Matematika 23

F. Analisis Instrumen

Instrumen penelitian harus memenuhi syarat-syarat sebagai instrumen yang baik,

maka instrumen tersebut harus diujicobakan pada kelas di luar kelas sampel

penelitian. Instrumen penelitian ini diujicobakan pada kelas II-C dengan

pertimbangan bahwa kelas tersebut merupakan bagian dari populasi, sehingga

memiliki kemampuan yang sama dengan kelompok sampel penelitian. Pengujian

instrumen penelitian dilakukan untuk mengetahui bahwa instrumen penelitian yang

disusun memenuhi persyaratan sebagai instrumen yang baik. Dalam penelitian ini

ujicoba instrumen dilakukan di kelas II-C yang tidak terpilih sebagai sampel.

Jumlah soal yang diujicobakan sebanyak 40 soal. Adapun langkah yang diambil

dalam tes ujicoba soal tes matematika sebagai berikut.

a. Tahap persiapan, meliputi menentukan alokasi waktu, membuat kisi-kisi soal,

membuat soal sesuai dengan kisi-kisi.

b. Tahap pelaksanaan

c. Tahap analisis

lviii

Page 60: PTK Matematika 23

( x− ∑ p i (1− p i ))

1. Analisis Instrumen Penelitian

Tes hasil belajar matematika

a. Validitas tiap butir soal

Untuk menghitung validitas tiap butir soal digunakan rumus Korelasi

Product Moment.

rxyN ∑ XY− (∑ X )(∑ Y )

( N ∑ X 2− (∑ X ) 2 )( N ∑ Y 2− (∑ Y ) 2 )

Keterangan

rxy

N

X

Y

:

: Koefisien korelasi item soal

: Banyak peserta tes

: skor item

: Skor total

Hasil perhitungan rxy dikonsultasikan pada tabel kritis r product

moment dengan signifikansi 5%, jika rxy > rkritis maka butir soal tersebut

valid dan jika tidak maka butir soal tersebut tidak valid. (Suharsimi

Arikunto, 2003: 72)

b. Reliabilitas soal

Karena tes yang digunakan merupakan tes pilihan ganda yang dikotomis

maka rumus untuk menghitung reliabilitas soal dengan menggunakan

rumus Kuder Richardson formula 20 (KR-20), yaitu

r11 KR− 20 (n

n− 1)

2N

i1

x 2

lix

Page 61: PTK Matematika 23

Keterangan :

r11

n

x 2

Pi

: Indeks korelasi (harga reliabilitas)

: Banyaknya butir soal

: Variansi total

: Taraf kesukaran masing-masing butir soal

(Instrumen dikatakan reliabel jika rhitung > rtabel) .

(Suharsimi Arikunto, 2003 : 100)

c. Taraf kesukaran

Teknik perhitungannya adalah dengan menghitung rasio antara

banyaknya siswa yang menjawab benar dengan jumlah peserta tes.

Rumus yang digunakan:

Keterangan:

PBN

P

B

N

: Tingkat kesukaran

: Banyaknya siswa yang menjawab benar

: Jumlah peserta tes

Untuk menginterpretasikan nilai tingkat kesukaran itemnya dapat

digunakan tolak ukur sebagai berikut (Suharsimi Arikunto,2003: 208)

Soal dengan p = 0,00 – 0,30 : Soal sukar.

Soal dengan p = 0,30 – 0,70 : Soal sedang.

Soal dengan p = 0,70 – 1,00 : Soal mudah.

Dalam penelitian ini bila soal dengan p = 0,30 soal berkriteria sukar, dan

soal dengan p = 0,70 adalah soal berkriteria sedang.

d. Daya pembeda Soal

lx

Page 62: PTK Matematika 23

Untuk menghitung daya pembeda soal dapat dilakukan dengan langkah-

langkah sebagai berikut.

1. Mengurutkan skor total masing-masing siswa dari yang tertinggi

sampai yang terendah.

2. Membagi data yang sudah terurut menjadi dua kelompok yaitu

kelompok atas dan kelompok bawah.

3. Mencari P (tingkat kesukaran) dari kelompok atas dan kelompok

bawah.

4. Mengurangkan tingkat kesukaran kelompok atas dengan tingkat

kesukaran kelompok bawah.

d = PA - PB

Keterangan:

d : Daya pembeda soal

PA : Taraf kesukaran masing-masing soal dari kelompok atas

PB : Taraf kesukaran masing-masing soal dari kelompok

bawah.

Kriteria yang digunakan

d = 0,00 – 0,20

d = 0,20 – 0,40

d = 0,40 – 0,70

d = 0,70 – 1,00

: Daya beda soal jelek

: Daya beda soal cukup

: Daya beda soal baik

: Daya beda soal baik sekali

(Suharsimi Arikunto, 2003: 214)

Dalam penelitian ini bila d = 0,20 merupakan soal dengan daya beda

jelek, d = 0,40 merupakan soal dengan daya beda cukup, dan bila

nilai d = 0,70 maka soal mempunyai daya beda baik.

2. Analisis hasil Uji Coba

Setelah dilakukan uji coba di kelas II-C SMP N 10 Semarang diperoleh data

yang diperlukan untuk menentuka validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan

lxi

Page 63: PTK Matematika 23

daya pembeda soal. Berdasarkan analisis hasil uji coba instrumen pada

lampiran 19 , diperoleh:

a. Karena banyaknya responden ada 37 siswa maka suatu butir soal

dikatakan valid jika rhitung>rtabel = 0,325. Soal dengan kategori valid yaitu

nomor 1, 2, 3,4, 5, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25,

27, 28, 29, 30, 31, 34, 35, 36, 37, 38, dan 40, sedangkan soal yang

lainnya tidak valid. Dari perhitungan data seperti pada lampiran 19,

untuk tiap butir soal dari 40 soal yang diujicobakan terdapat 31 butir

soal yang valid 9 butir soal yang lain tidak valid.

b. Perhitungan relibilitas diperoleh rhitung = 0.85 dan rtabel =0,312 Karena

rhitung>rtabel maka instrumen penelitian adalah reliabel. Setelah mendapat

harga rhitung kemudian dikonsultasikan dengan harga kriteria. Dari hasil

perhitungan (dalam lampiran 19) untuk tiap butir soal dari 40 soal yang

diujicobakan diperoleh

rhitung = 0.85.

c. Dari analisis taraf kesukaran diperoleh soal dengan kriteria mudah,

sedang dan sukar. Soal dengan kriteria mudah adalah nomor 8 sedang

soal dengan kriteria sedang adalah nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 12, 13,

14, 15, 16, 17, 19, 20, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 35, 36,

37, 38, 39, dan 40 sedang soal dengan kriteria sukar adalah 11, 18, 21,

24, dan 33 dari hasil perhitungan seperti dalam lampiran 19, untuk tiap

butir soal dari dari 40 butir soal yang diujicobakan diperoleh 1 butir

dengan kriteria mudah, 34 butir dengan kriteria sedang, 5 butir dengan

kriteria sukar.

lxii

Page 64: PTK Matematika 23

d. Dari analisis daya pembeda sperti pada lampiran 19, soal yang

mempunyai daya pembeda jelek adalah soal nomor 6, 8, 10, 17, 21, 26,

32, 33, dan 39 Soal dengan daya beda cukup adalah soal nomor 1, 2, 7,

9, 14, 16, 18, 20, 22, 24, 25, 28, 30, 31, 34, 35, 36, dan 37 Soal dengan

daya pembeda baik adalah soal nomor 3, 4, 5, 11, 12, 15, 19, 23, 27, 29,

38, dan 40. Dari hasil perhitungan (pada lampiran 19), untuk tiap butir

soal dari 40 butir yang telah diujicobakan diperoleh 9 butir soal dengan

daya pembeda jelek, 19 butir soal dengan daya pembeda cukup, 12 butir

soal dengan daya pembeda baik. Dengan memperhatikan segenap aspek

analisis item, baik validitas butir, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan

daya pembeda soal m aka 40 soal yang diujicobakan diambil 30 soal

yang dipergunakan yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 18, 19, 20,

22, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 30, 31, 34, 35, 36, 37, 38, dan 40. Soal-soal

yang yang digunakan memenuhi syarat soal valid, tingkat kesukaran

mudah, sedang, dan sukar serta daya pembeda baik sekali, baik dan

cukup, sedangkan soal yang lain tidak digunakan. Soal yang dipilih ini

selanjutnya diberi nomor 1 sampai 30 (dapat dilihat pada lampiran 23)

dan perangkat yang terdiri atas 30 butir yang memenuhi persyaratan

dijadikan sebagai instrumen pada penelitian ini.

G. Metode Analisis Data

1. Pengujian Pendahuluan

a. Uji homogenitas populasi, langkah-langkahnya adalah sebagai barikut:

1). Membuat tabel seperti di bawah ini;

lxiii

Page 65: PTK Matematika 23

Sample kedkdk-1Si2log Si2dk log Si2

∑ (ni− 1)S i 2 S

2). Variansi gabungan dari semua sampel

2

∑ (ni− 1)

3). Harga satuan B dengan rumus

B (log S 2 )∑ (ni− 1)

4). x 2 (ln10)B− ∑ (ni− 1) log S i2

x 2 hitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan x 2 tabel dengan dk= (nk-

1)+(ne-1) dan taraf signifikansi 5%. Apabila x 2 hitung < x 2 tabel maka tidak

ada perbedaan yang signifikansi atau dengan kata lain kedua kelompok

homogen. (Sudjana, 1996: 263)

b. Uji normalitas sampel

Langkah awal untuk menganalisis data adalah menguji kenormalan distribusi

sampel. Statistika yang digunakan dalam uji normalitas ini adalah uji

Lilliofors. Dalam (Sudjana,1996:467) dituliskan Prosedur pengujian

kenormalannya adalah sebagai berikut.

1). Pengamatan x1, x2, … , xn dijadikan bilangan baku z1, z2, … , zn

dengan menggunakan rumus : zi = xi− xs

( x dan s masing-masing

merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel).

2). Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal

baku, kemudian dihitung peluang F(zi) = P(z ≤ zi).

3). Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, … , zn yang lebih kecil atau sama

dengan zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(zi) maka

banyaknya ⋅ z 1 , z 2 ,..., z n ⋅ yang ≤ z i

S(zi) = n

lxiv

Page 66: PTK Matematika 23

Sumber variasidkJKKTFRata-rata

Antar Kelompok

Dalam Kelompok1

k-1

(ni-1)Ry

Ay

4). Hitung selisih F(zi) – S(zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

5). Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih

tersebut, sebut L0.

6). Nilai kritis untuk L adalah Ltabel =0,886

ndengan n adalah banyaknya

sampel.

7). Kriteria, tolak Ho : populasi berdistribusi normal jika L0 ≥ Ltabel

2. Uji Tahap Akhir

a. Analisis Varians

Untuk menguji hipotesis penelitian ini digunakan uji analisis varians satu arah

jalan (Sudjana,1996:302-305). Untuk menguji hipotesis nol (H0) dengan

tandingan (Ha)

H0 =1 =2 =3

Ha = Paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku

Keterangan:

1 = rata-rata nilai tes pokok bahasan teorema Pythagoras siswa yang dikenai

pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II

2 = rata-rata nilai tes pokok bahasan teorema Pythagoras siswa yang dikenai

pembelajaran kooperatif tipe STAD

3 = rata-rata nilai tes pokok bahasan teorema Pythagoras siswa yang dikenai

pembelajaran konvensional

Digunakan tabel analisis varians seperti pada tabel berikut:

lxv

Page 67: PTK Matematika 23

D y ∑ Y− R y− Ay

Total ni Y2 - -

Keterangan:

R y J 2 / ∑ ni dengan J = J1 + J 2+ J3 +…+ Jk

Ji =i

Ay ∑ ( J i2 / ni )− R y

∑ Y2

jumlah kuadrat-kudrat (JK) dari semua nilai pengamatan

2

untuk rata-rata(Ry) dk=1 , untuk antar kelompok (Ay) dk=(k-1), untuk

dalam kelompok dk=(ni-1) dan untuk total ( ∑ Y 2 ) dk=ni

FAy /(k− 1)

D y / ∑ (ni− 1)

Jika harga Fhitung> Ftabel, dengan Ftabel = F,(k-1,n-k) untuk=5% , maka Ho

ditolak.

Jika Ho ditolak, diteruskan dengan uji lanjut ANAVA yaitu dengan Uji Rank

Berganda Duncan.

b. Uji Rank Berganda Duncan

Prosedur pelaksanaan dari Uji Rank Berganda Duncan, sebagai berikut:

1). mula-mula mean dari masing-masing m buah perlakuan diurutkan dari

harga terkecil hingga harga terbesar.

Misalkan: mula-mula mean-mean perlakukan adalah

y1 , y 2 , y 3 ,..., y m diurutkan menjadi y1≤ y 2≤ y 3≤ ...≤ y m

2). kemudian standar error dari masing-masing mean-mean perlakukan

dihitung dengan rumus

lxvi

Page 68: PTK Matematika 23

∑i 1 n1

s yiRK s

nhdengan RKs =

D y

∑ ni − kdan n h m

m

i

i = menyatakan perlakuan : i = 1,2,...,m

RKs = rata–rata kuadrat sesatan

nh = jumlah observasi yang sama untuk tiap perlakuan

3). setelah itu kita gunakan Tabel Rank Berganda Duncan dan mencari nilai-

nilai :

r ( p, f ) untuk p = 2,3,...,m

= taraf signifikan

f = jumlah derajat bebas sesatan

4). cari niali-nilai Rp untuk p= 2,3,...,n sebagi berikut

Rp = r ( p, f ) . s y m

5). Selisih-selisih dari mean-mean perlakuan dihitung kemudian

dibandingkan dengan nilai Rp sebagai berikut:

y m− y1 dibandingkan dengan Rm

y m− y 2 dibandingkan dengan Rm−1

y m− y 3 dibandingkan dengan Rm−2

y m− y m−1 dibandingkan dengan R2

6). Kriteria untuk pengujian adalah yang digunakan adalah: bila selisih 2

buah mean dari butir 5 diatas lebih besar dari nilai R yang dipasangkan,

maka kita menyimpulkan bahwa kedua buah mean tersebut berbeda.(

Sandra Widasari, 1998:2.45-2.48)

lxvii

Page 69: PTK Matematika 23

K. JIGSAW IIK. STADK. KONVENSIONALTes Hasil BelajarTes Hasil BelajarTes Hasil BelajarMean5,0075,20534,3382

S1,62071,68431,1963

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Data hasil belajar siswa

Berdasarkan data nilai tes hasil belajar diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 1: Data Hasil Belajar Siswa

lxviii

Page 70: PTK Matematika 23

dk= k-12 hitung2

tabelKeterangan5%20.855465.99Homogen

S 1,27307 1,2978 1,0938

Dari hasil perhitungan diperoleh :

a. Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang dikenai model pembelajaran

kooperatif tipe JIGSAW II pada pokok bahasan teorema Pythagoras kelas II

SMP N 10 Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005 adalah 5,007.

b. Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang dikenai model pembelajaran

kooperatif tipe STAD pada pokok bahasan teorema Pythagoras kelas II SMP

N 10 Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005 adalah 5,205.

c. Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang dikenai pembelajaran

konvensional pada pokok bahasan teorema Pythagoras kelas II SMP N 10

Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005 adalah 4,338

2. Hasil Uji Normalitas Nilai Tes Awal Siswa

Dari perhitungan dalam lampiran 31 dengan = 5% diperoleh

L = 0.08262 dan Lo = 0.07608. Jadi diperoleh Lo < L , maka populasi

penelitian berdistribusi normal.

3. Hasil Uji Homogenitas Siswa

Tabel 2 : Hasil Uji Homogenitas Populasi

Dari hasil perhitungan diperoleh2 hitung <2 tabel yang berarti bahwa tidak ada

perbedaan yang signifikan antara kelas JIGSAW II, Kelas STAD, dan kelas

Konvensional atau dengan kata lain keempat kelas tersebut homogen.

lxix

Page 71: PTK Matematika 23

dk = (k-1,n-k)F hitungF tabelKeterangan5%2,1125,289733,08Tolak Ho

4. Hasil Uji Hipotesis Data Hasil Belajar Siswa

Rumusan hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho :1 =2 =3

Ha : paling sedikit tanda sama dengan tidak berlaku.

Keterangan:

1 = Rata-rata hasil belajar matematika pokok bahasan teorema Pythagoras

siswa kelas II SMP N 10 Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005 yang

diberi pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe JIGSAW II

2 = Rata-rata hasil belajar matematika pokok bahasan teorema Pythagoras

siswa kelas II SMP N 10 Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005 yang

diberi pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD

3 = Rata-rata hasil belajar matematika pokok bahasan teorema Pythagoras

siswa kelas II SMP N 10 Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005 yang

diberi pengajaran dengan menggunakan pembelajaran Konvensional

Tabel 3 : Hasil Uji Hipotesis Data Hasil Belajar Siswa

Dari tabel 3 menunjukkan F hitung >F tabel, hal ini berarti Ho ditolak artinya ada

perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika pokok bahasan teorema

Pythagoras siswa kelas II SMPN 10 Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005

antara siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II,

siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa yang

dikenai pembelajaran konvensional.

lxx

Page 72: PTK Matematika 23

YFYDYER2R3YF-YDYF-YEYD-YE4,3385,0075,20530,66400,69320,66970,86740,19776

Dari hasil analisis diperoleh adanya perbedaan yang signifikan dari tiga

perlakuan tersebut. Maka untuk mengetahui perbedaan rata-rata dari masing-

masing perlakuan digunakan uji Rank Berganda Duncan.

Tabel 4 : Hasil Analisis Lanjutan Dengan Uji Rank Berganda Duncan

Dari hasil analisis lanjutan dengan Uji Rank Berganda Duncan diperoleh:

a.YF-YD > R2, hal ini berarti hasil belajar siswa yang dikenai pembelajaran

konvensional dan siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe

JIGSAW II berbeda secara signifikan, yaitu hasil belajar siswa yang dikenai

model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II lebih baik daripada hasil

belajar siswa yang dikenai pembelajaran konvensional;

b.YF-YE > R3, hal ini berarti hasil belajar siswa yang dikenai dengan

pembelajaran konvensional dan siswa yang dikenai model pembelajaran

kooperatif tipe STAD berbeda secara signifikan, yaitu hasil belajar siswa

yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik daripada

hasil belajar siswa yang dikenai dengan pembelajaran konvensional;

c.YE-YD < R2, hal ini berarti hasil belajar siswa yang dikenai dengan model

pembelajaran koopertaif tipe JIGSAW II dan siswa yang dikenai model

pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak berbeda secara signifikan.

lxxi

Page 73: PTK Matematika 23

B. Pembahasan

Pada analisis tahap awal diperoleh data yang menunjukkan bahwa semua kelas

berdistribusi normal dan populasi mempunyai varians yang homogen. Hal ini berarti

sampel berasal dari kondisi atau keadaan yang sama yaitu pengetahuan awal yang

sama. Oleh karena itu untuk menentukan sampel yang akan dijadikan kelas

eksperimen dan kelas kontrol tidak terikat pada salah satu kelas saja.

Sebagai rujukan untuk pengetahuan awal pada penelitian ini adalah data nilai

ulangan harian kelas II semester I pada pokok bahasan Relasi, Pemetaan, Grafik,

Kuadrat dan Akar Kuadrat. Karena siswa belum diberi perlakuan maka untuk

mengetahui kemampuan awal digunakan data nilai ulangan harian tersebut terdapat

pada lampiran 30, kemudian ditentukan kelas eksperimen yaitu kelas yang dikenai

model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II dan kelas yang dikenai model

pembelajaran kooperatif tipe STAD serta kelas kontrol yaitu kelas yang dikenai

pembelajaran konvensional. Setelah diberikan perlakuan pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol diberikan tes akhir atau tes hasil belajar. Dalam penelitian ini waktu

pembelajaran yang digunakan adalah 6 kali pertemuan ( 12 jam pelajaran).

Dari hasil penelitian ini dapat dicermati beberapa hal yang terkait dengan proses

pembelajaran dari awal hingga akhir penelitian. Penentuan sampel dari populasi

yang ada dengan teknik random sampling diperoleh kelas II-C sebagai kelas uji

coba, kelas II-D merupakan kelas yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe

JIGSAW II, kelas II-E adalah kelas yang dikenai model pembelajaran kooperatif

tipe STAD dan kelas II-F adalah dikenai pembelajaran konvensional.

lxxii

Page 74: PTK Matematika 23

Setelah perlakuan diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol

didapatkan rata-rata hasil belajar matematika kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar matematika kelas kontrol. Pada

uji hipotesis atau analisis varians diperoleh Fhitung lebih besar dari Ftabel sehingga Ho

ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan hasil belajar

matematika siswa pada pokok bahasan teorema Pythagoras siswa kelas II semester I

SMP N 10 Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005 antara siswa yang dikenai model

pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II, siswa yang dikenai model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dan siswa yang dikenai model pembelajaran konvensional.

Dari hasil tersebut kemudian dilakukan analisis lanjutan, dengan uji Rank

Berganda Duncan diperoleh:

1. Hasil belajar siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II

lebih baik daripada hasil belajar siswa yang dikenai pembelajaran konvensional.

Hal ini berarti model pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II

lebih efektif daripada pembelajaran konvensional.

2. Hasil belajar siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD

lebih baik daripada hasil belajar siswa yang dikenai pembelajaran konvensional.

Hal ini berarti model pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih

efektif daripada pembelajaran konvensional

3. Siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II maupun tipe

STAD mempunyai hasil belajar yang sama.

Pada awal penelitian siswa yang menjadi sampel merasa kebingungan dan

merasa mendapat beban dengan adanya suatu metode yang tidak biasa mereka

dapatkan, namun dengan bimbingan guru, siswa mulai dapat memahami dan dapat

menyesuaikan diri dengan metode ini. Setelah dibentuk kelompok pada pertemuan

pertama, siswa langsung menempatkan diri sesuai kelompoknya dan mengerjakan

lxxiii

Page 75: PTK Matematika 23

apa yang menjadi tugasnya. Bersama dengan teman sekelompok mereka

bekerjasama menyelesaikan tugas dan mengerjakan LKS yang sudah dibuat guru

sebagai bahan kontrol atas kemajuan yang diperoleh siswa. Dengan adanya

kebebasan yang lebih untuk beraktivitas, proses pembelajaran terkadang mengalami

gangguan dengan adanya siswa yang saling mengganggu antar kelompok, namun

hal ini dapat dikendalikan oleh guru.

JIGSAW II didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap

pembelajarannya sendiri, dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya

mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan

mengajarkan materi tersebut pada anggota lain dalam kelompok asal.

STAD didesain untuk memotivasi siswa-siswa supaya memberi semangat dan

tolong menolong untuk mengembangkan keterampilan yang diajarkan guru.

Hasil belajar kelas eksperimen yang menggunakan model pemberian kooperatif

tipe JIGSAW II dan tipe STAD pada pokok bahasan teorema Pythagoras lebih baik

karena siswa lebih mudah menentukan dan memahami konsep-konsep yang sulit

yaitu dengan mendiskusikan masalah–masalah tersebut dengan temannya. Melalui

diskusi akan terjalin komunikasi dan interaksi dengan siswa saling berbagi ide atau

pendapat serta memberi kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapatnya,

selain itu akan terjalin komunikasi elaborasi kognitif yang baik, sehingga dapat

meningkatkan daya nalar dan memberi kesempatan siswa untuk mengungkapkan

pendapatnya.

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II dan tipe STAD

dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena dengan menerapkan suatu metode

baru pada proses pembelajaran siswa tidak merasa bosan dan jenuh sehingga siswa

termotivasi dan terlibat secara aktif untuk mengikuti proses belajar mengajar.

lxxiv

Page 76: PTK Matematika 23

Pembelajaran kooperatif lebih baik karena pencapaian tujuan struktur kooperatif

dengan menciptakan situasi dimana keberhasilan seseorang ditentukan oleh

keberhasilan kelompoknya. Pada pembelajaran kooperatif guru berperan sebagai

fasilitator dan siswa memperoleh kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam

setiap kegiatan pembelajaran seperti bertanya, atas inisiatif sendiri maupun

menjawab pertanyaan guru dan berdiskusi.

Metode pembelajaran kooperatif dapat digunakan dalam kelas berjenjang namun

demikian pembelajaran kooperatif mempunyai kelemahan-kelemahan yaitu tidak

semua mata pelajaran cocok diajar dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif. Dalam pelaksanaannya siswa yang aktif hanya siswa tertentu saja dan

belum menyeluruh sehingga kesan pembelajaran searah masih terlihat dan siswa

belum terbiasa dengan kondisi kelas pada saat proses pembelajaran. Dalam

pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II siswa yang berkemampuan rendah dalam

menjelaskan materi mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi yang ia

pelajari kepada anggota kelompok yang dapat mengakibatkan tidak semua materi

tersampaikan. Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa yang

berkemampuan rendah masih merasa rendah diri. Dengan adanya berbagai

permasalahan dan kelemahan tersebut perlu adanya perbaikan dalam proses

pembelajaran selanjutnya yaitu, guru dapat lebih memotivasi siswa untuk

mengungkapkan pendapatnya dengan cara berdiskusi dan bekerjasama dengan

kelompoknya dengan mengerjakan soal-soal latihan serta terjalinnya komunikasi

yang baik antara siswa dan siswa ataupun guru dan siswa.

lxxv

Page 77: PTK Matematika 23

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan perumusan masalah, pengajuan hipotesis, analisis data penelitian

dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:

Uji hipotesis menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, hal ini berarti ada

perbedaan hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan teorema Pythagoras

siswa kelas II semester I SMP N 10 Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005 antara

siswa yang diberi pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe JIGSAW II, siswa yang diberi pengajaran dengan menggunakan model

lxxvi

Page 78: PTK Matematika 23

pembelajaran kooperatif tipe STAD dan siswa yang diberi pengajaran dengan

menggunakan model pembelajaran konvensional.

Dari analisis lanjutan dengan uji Rank Berganda Ducan diperoleh sebagai

berikut.

1 Hasil belajar siswa yang diberi pengajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II lebih baik daripada hasil belajar siswa

yang diberi pengajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Hal

ini berarti model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II lebih efektif daripada

pembelajaran konvensional.

2 Hasil belajar siswa yang diberi pengajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik daripada hasil belajar siswa yang

diberi pengajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Hal ini

berarti model pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih efektif

daripada pembelajaran konvensional

3 Siswa yang diberi pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe JIGSAW II maupun tipe STAD mempunyai hasil belajar yang

tidak berbeda secara signifikan.

B. Saran

1. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan JIGSAW II dapat digunakan

sebagai alternatif pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar matematika

siswa pokok bahasan teorema Pythagoras.

2. Model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II dan STAD di SMP N 10

Semarang belum dapat dilaksanakan dengan maksimal, hal ini dikarenakan

model pembelajaran kooperatif merupakan suatu metode yang baru di SMP N

lxxvii

Page 79: PTK Matematika 23

10 Semarang. Hendaknya perlu penerapan pembelajaran kooperatif secara

bertahap dengan teknik yang menarik.

3. Dalam proses pembelajaran masih memerlukan adanya perbaikan yaitu guru

dapat lebih memotivasi siswa untuk aktif sehingga terjalin komunikasi yang

baik antar siswa ataupun guru dengan siswa.

4. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk menentukan metode yang tepat untuk

digunakan pada pokok bahasan tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

Adinawan,M. Cholik dan Sugiyono. 2000. Matematika untuk SLTP KelasII. Jakarta:ERLANGGA

Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.

Budiningrati, Hermin. 1998. Pengembangan Strategi Pembelajaran Kooperatif TipeJIGSAW Pada Pengajaran Fisika di SMU. Tesis. IKIP Surabaya

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Jaya

Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Press

Hodojo, Herman.2001.Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika.Malang: Universitas Malang

Ibrohim, Muslimin dkk. 2000.Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press

Lie,Anita.2002. Cooperative Learning, Mempraktekkan Cooperative Learning diRuang-Ruang Kelas. Jakarta: PT Gramedia

Percivel, Fred. Ellington, Henry (terjemahan Sudjarwo). 1998. Teknologi Pendidikan.Jakarta: Erlangga

lxxviii

Page 80: PTK Matematika 23

Puspowati,Heni. 2003.Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW II UntukMeningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Siswa SMP. Semarang:Skripsi UNNES

Slavin, E Robert. 1995. Cooperative Learning :Theory, Research, And Practice, NewJersey: Prentice Hall

Sudjana,Nana. 2001. Penilaian Hasil Dan Proses Hasil Belajar. Bandung: PT RemajaRosdakarya.

Sudjana.1996. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Suherman, Erman dkk.1999. Strategi Belajar dan Pembelajaran Matematika. Surabaya:UNESA University Press

Suherman, Erman.2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung:JICA UPI

Tim Penyusun KBBI.1993. Kamus Besar bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka

Widasari, Sandra.1998. Rancangan Percobaan. Jakarta: Karunia jakarta, UT.

lxxix

Page 81: PTK Matematika 23

Lampiran 1

Rencana Pembelajaran 01

Satuan PendidikanMata Pelajaran

Kelas/semester

Pokok Bahasan

Sub Pokok Bahasan

Alokasi waktu

Standar Kompetensi

: SMP: matematika

: VII/I

: Geometri dan Pengukuran

: Teorema Pythagoras

: 2 x 45 menit

: Menentukan panjang garis dalam segitiga

serta dapat menggunakannya dalam

pemecahan masalah

A. Kompetensi Dasar

5.1 Menemukan teorema Pythagoras

B. Materi Pokok

Teorema Pythagoras

C. Indikator

1. Pengertian kuadrat dan akar kuadrat suatu bilangan

D. Media/alat

1. Kapur warna

2. Penggaris

3. LKS

E. Strategi Pembelajaran

Model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW

F. Proses Belajar Mengajar

1. Kegiatan Pendahuluan

a.Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model

pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW

lxxx

Page 82: PTK Matematika 23

b. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW

c. Guru membagi kelompok kooperatif tipe JIGSAW

d. Motivasi

2. Kegiatan Inti

a. Penguasan materi

1) Guru menjelaskan materi kuadrat adan akar kuadrat

2) Guru membagi LKS untuk tiap-tiap individu dalam kelompok

3) Tiap siswa berusaha menguasai materi sesuai dengan soal yang diterima

4) Mengubah bentuk kelompok dengan cara penukaran sejumlah kelompok

menurut soal yang diterima, kelompok baru yang terbentuk tersebut

disebut kelompok ahli

5) Siswa mendiskusikan materi dalam kelompok ahli

6) Guru mengawasi dan memberikan batuan seperlunya

b. Penularan Materi

1) Dari kelompok ahli siswa kembali ke kelompok asal.

2) Tiap siswa dalam kelompok asal saling menularkan dan menerima materi.

3) Guru memonitoring kerja kelompok.

3. Penutup

a. Guru bersama siswa membahas LKS dan membuat rangkuman materi.

b. Kuis.

c. Guru memberikan tugas rumah.

lxxxi

Page 83: PTK Matematika 23

Rencana Pembelajaran

02

Satuan Pendidikan

Mata Pelajaran

Kelas/semester

Pokok Bahasan

Sub Pokok Bahasan

Alokasi waktu

Standar Kompetensi

: SMP

: matematika

: VII/I

: Geometri dan Pengukuran

: Teorema Pythagoras

: 2 x 45 menit

: Menentukan panjang garis dalam segitiga

serta dapat menggunakannya dalam

pemecahan masalah

A. Kompetensi Dasar

5.1 Menemukan teorema Pythagoras

B. Materi Pokok

Teorema Pythagoras

C. Indikator

1. Menentukan luas daerah persegi

2. Menetukan Luas daerah segitiga siku-siku

D. Media/alat

1. Kapur warna

2. Penggaris

3. LKS

E. Strategi Pembelajaran

Model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW

F. Proses Belajar Mengajar

1. Kegiatan Pendahuluan

a. Apersepsi, mengingat kembali pengertian kuadrat dan akar kuadrat suatu

bilangan.

b. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu

model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW

c. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW

lxxxii

Page 84: PTK Matematika 23

d. Guru membagi kelompok kooperatif tipe JIGSAW

e. Motivasi

2. Kegiatan Inti

a. Penguasan materi

1). Guru menjelaskan materi luas daerah persegi panjang, persegi dan luas

daerah segitiga siku-siku.

2). Guru membagi LKS untuk tiap-tiap individu dalam kelompok

3). Tiap siswa berusaha menguasai materi sesuai dengan soal yang diterima

4). Mengubah bentuk kelompok dengan cara penukaran sejumlah kelompok

menurut soal yang diterima, kelompok baru yang terbentuk tersebut

disebut kelompok ahli

5). Siswa mendiskusikan materi dalam kelompok ahli

6). Guru mengawasi dan memberikan batuan seperlunya

b. Penularan Materi

1). Dari kelompok ahli siswa kembali ke kelompok asal.

2). Tiap siswa dalam kelompok asal saling menularkan dan menerima

materi.

3). Guru memonitoring kerja kelompok.

3. Penutup

a. Guru bersama siswa membahas LKS dan membuat rangkuman materi.

b. Kuis.

c. Guru memberikan tugas rumah

lxxxiii

Page 85: PTK Matematika 23

Rencana Pembelajaran

03

Satuan Pendidikan

Mata Pelajaran

Kelas/semester

Pokok Bahasan

Sub Pokok Bahasan

Alokasi waktu

Standar Kompetensi

: SMP

: matematika

: VII/I

: Geometri dan Pengukuran

: Teorema Pythagoras

: 2 x 45 menit

: Menentukan panjang garis dalam segitiga

serta dapat menggunakannya dalam

pemecahan masalah

A. Kompetensi Dasar

5.1 Menemukan teorema Pythagoras

B. Materi Pokok

Teorema Pythagoras

C. Indikator

1. Menjelaskan dan menemukan teorema Pythagoras

2. Menuliskan teorema Pythagoras

3. Menggunakan teorema Pythagoras untuk menghitung panjang salah satu sisi

segitiga siku-siku jika kedua sisinya diketahui

D. Media/alat

1. Kapur warna

2. Penggaris

3. LKS

E. Strategi Pembelajaran

Model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW

F. Proses Belajar Mengajar

1. Kegiatan Pendahuluan

a. Apersepsi, mengingat kembali pengertian kuadrat dan akar kuadrat suatu

bilangan.

b. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu

model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW

c. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW

d. Guru membagi kelompok kooperatif tipe JIGSAW

lxxxiv

Page 86: PTK Matematika 23

e. Motivasi

1. Kegiatan Inti

a. Penguasan materi

1) Guru menjelaskan materi luas daerah persegi panjang, persegi dan luas

daerah segitiga siku-siku.

2) Guru menerangkan teorema Pythagoras

Menyatakan teorema Pythagoras dalam bentuk rumus

Dengan cara tanya jawab dan peragaan, guru membahas tentang

penentuan sisi miring (hipotenusa) dengan jumlah kuadrat siku-sikunya

3) Guru menjelaskan penggunaan teorema Pythagoras untuk menghitungpanjang salah satu sisi segitiga siku-siku jika dua sisi lainnya diketahui4) Guru membagi LKS untuk tiap-tiap individu dalam kelompok

5) Tiap siswa berusaha menguasai materi sesuai dengan soal yang diterima

6) Mengubah bentuk kelompok dengan cara penukaran sejumlah kelompok

menurut soal yang diterima, kelompok baru yang terbentuk tersebut

disebut kelompok ahli

7) Siswa mendiskusikan materi dalam kelompok ahli

8) Guru mengawasi dan memberikan batuan seperlunya

b. Penularan Materi

1) Dari kelompok ahli siswa kembali ke kelompok asal.

2) Tiap siswa dalam kelompok asal saling menularkan dan menerima

materi.

3) Guru memonitoring kerja kelompok.

3. Penutup

a. Guru bersama siswa membahas LKS dan membuat rangkuman materi.

b. Kuis.

c. Tugas rumah.

Rencana Pembelajaran

04

Satuan Pendidikan

Mata Pelajaran

Kelas/semester

Pokok Bahasan

Sub Pokok Bahasan

: SMP

: matematika

: VII/I

: Geometri dan Pengukuran

: Teorema Pythagoras

lxxxv

Page 87: PTK Matematika 23

Alokasi waktu : 2 x 45 menitStandar Kompetensi : Menentukan panjang garis dalam segitiga

serta dapat menggunakannya dalam

pemecahan masalah

A. Kompetensi Dasar

5.2 Menggunakan Teorema Pythagoras

B. Materi Pokok

Teorema Pythagoras

C. Indikator

1. Menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku khusus (salah satu sudutnya

30o, 45o, 60o).

2. Menggunakan teorema Pythagoras untuk menyelesaikan soal pada bangun datar

dan bangun ruang.

D. Media/alat

1. Kapur warna

2. Penggaris

3. LKS

E. Strategi Pembelajaran

Model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW

F. Proses Belajar Mengajar

1. Kegiatan Pendahuluan

a. Apersepsi, mengingat kembali teorema Pythagoras dalam bentukrumus (tanya jawab)

b. Apresiasi, membahas PRc. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu

model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAWd. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran kooperatif tipe JIGSAWe. Motivasi

2. Kegiatan inti

a. Pengembangan Materi

1) Guru menjelaskan tentang perbandingan sisi-siku-siku khusus (salah

satu sudutnya 30o, 45o, 60o)

2) Guru menerangkan cara menggunakan teorema Pythagoras untuk

menyelesaikan soal-soal pada bangun datar dan bangun ruang

3) Guru membagi LKS untuk tiap-tiap individu dalam kelompok

lxxxvi

Page 88: PTK Matematika 23

4) Tiap siswa berusaha menguasai materi sesuai dengan soal yang diterima

5) Mengubah bentuk kelompok dengan cara penukaran sejumlah kelompok

menurut soal yang diterima, kelompok baru yang terbentuk tersebut

disebut kelompok ahli

6) Siswa mendiskusikan materi dalam kelompok ahli

7) Guru mengawasi dan memberikan batuan seperlunya

b. Penularan materi

1) Dari kelompok ahli siswa kembali ke kelompok asal.

2) Tiap siswa dalam kelompok asal saling menularkan dan menerima

materi.

3) Guru memonitoring kerja kelompok.

3. Penutup

a. Siswa diarahkan untuk membuat rangkuman materi

b. Kuis

c. Guru memberikan tugas rumah

Rencana Pembelajaran

05

Satuan Pendidikan

Mata Pelajaran

Kelas/semester

Pokok Bahasan

Sub Pokok Bahasan

Alokasi waktu

Standar Kompetensi

: SMP

: matematika

: VII/I

: Geometri dan Pengukuran

: Teorema Pythagoras

: 2 x 45 menit

: Menentukan panjang garis dalam segitiga

serta dapat menggunakannya dalam

pemecahan masalah

lxxxvii

Page 89: PTK Matematika 23

A. Kompetensi Dasar5.2 Menggunakan teorema Pythagoras

B. Materi PokokTeorema Pythagoras

C. Indikator1. Menemukan kebalikan teorema Pythagoras2. Menentukan tiga bilangan yang menggunakan tripel Pythagoras3. Menentukan jenis segitiga jika diketahui panjang sisi-sisinya

D. Media/alat

1. Kapur warna

2. Penggaris

3. LKS

E. Strategi PembelajaranModel pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW

F. Proses Belajar Mengajar

1. Kegiatan Pendahuluan

a. Apersepsi, mengingat kembali rumus teorema Pythagorasi(tanya jawab)b.Apresiasi, membahas PR

c. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu modelpembelajaran kooperatif tipe JIGSAW

d. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran kooperatif tipe JIGSAWe. Motivasi

2. Kegiatan Inti

a. Penguasan materi

1. Dengan cara tanya jawab guru membahas tentang kebalikan teorema

Pythagoras.

2. Guru menjelaskan tigaan Pythagoras atau tripel Pythagoras.

3. Guru menjelaskan jenis segitiga jika diketahui panjang sisi-sisinya.

4. Guru membagi LKS untuk tiap-tiap individu dalam kelompok

5. Tiap siswa berusaha menguasai materi sesuai dengan soal yang diterima

6. Mengubah bentuk kelompok dengan cara penukaran sejumlah kelompok

menurut soal yang diterima, kelompok baru yang terbentuk tersebut

disebut kelompok ahli

7. Siswa mendiskusikan materi dalam kelompok ahli

8. Guru mengawasi dan memberikan batuan seperlunya

b. Penularan materi

lxxxviii

Page 90: PTK Matematika 23

1. Dari kelompok ahli siswa kembali ke kelompok asal.

2. Tiap siswa dalam kelompok asal saling menularkan dan menerima

materi.

3. Guru memonitoring kerja kelompok.

3. Penutup

a. Siswa diarahkan untuk membuat rangkuman materi

b. Kuis

c. Guru memberikan tugas rumah

Rencana Pembelajaran

05

Satuan Pendidikan

Mata Pelajaran

Kelas/semester

Pokok Bahasan

Sub Pokok Bahasan

Alokasi waktu

Standar Kompetensi

: SMP

: matematika

: VII/I

: Geometri dan Pengukuran

: Teorema Pythagoras

: 2 x 45 menit

: Menentukan panjang garis dalam segitiga

serta dapat menggunakannya dalam

pemecahan masalah

A. Kompetensi Dasar5.2 Menggunakan teorema Pythagoras

B. Materi PokokTeorema Pythagoras

C. Indikator1. Menyelesaikan soal cerita yang menggunakan teorema Pythagoras

D. Media/alat1. Kapur warna

lxxxix

Page 91: PTK Matematika 23

2. Penggaris

3. LKS

E. Strategi PembelajaranModel pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW

F. Proses Belajar Mengajar1. Kegiatan Pendahuluan

a. Apersepsi, mengingat kembali teorema Pythagoras, kebalikan teorema Pythagorasdan tripel Pythagoras(tanya jawab)

b.Apresiasi, membahas PRc. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model

pembelajaran kooperatif tipe JIGSAWd. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran kooperatif tipe JIGSAWe. Motivasi

2. Kegiatan Inti

a. Penguasan materi

1) Dengan cara tanya jawab guru membahas tentang kebalikan teorema

Pythagoras.

2) Guru menjelaskan tigaan Pythagoras atau tripel Pythagoras.

3) Guru menjelaskan jenis segitiga jika diketahui panjang sisi-sisinya.

4) Guru menerangkan cara menyelesaikan soal cerita dengan menggunakan

teorema Pythagoras.

5) Guru membagi LKS untuk tiap-tiap individu dalam kelompok

6) Tiap siswa berusaha menguasai materi sesuai dengan soal yang diterima

7) Mengubah bentuk kelompok dengan cara penukaran sejumlah kelompok

menurut soal yang diterima, kelompok baru yang terbentuk tersebut

disebut kelompok ahli

8) Siswa mendiskusikan materi dalam kelompok ahli

9) Guru mengawasi dan memberikan batuan seperlunya

b. Penularan materi

1) Dari kelompok ahli siswa kembali ke kelompok asal.

2) Tiap siswa dalam kelompok asal saling menularkan dan menerima materi.

3) Guru memonitoring kerja kelompok.

3. Penutup

a. Siswa diarahkan untuk membuat rangkuman materi

xc

Page 92: PTK Matematika 23

b. Kuis

Rencana Pembelajaran

07

Satuan Pendidikan

Mata Pelajaran

Kelas/semester

Pokok Bahasan

Sub Pokok Bahasan

Alokasi waktu

Standar Kompetensi

: SMP

: matematika

: VII/I

: Geometri dan Pengukuran

: Teorema Pythagoras

: 2 x 45 menit

: Menentukan panjang garis dalam segitiga

serta dapat menggunakannya dalam

pemecahan masalah

A. Kompetensi Dasar5.1 Menemukan teorema Pythagoras

5.2 Menggunakan teorema Pythagoras

B. Materi PokokTeorema Pythagoras

C. Indikator1. Menentukan kuadrat dan akar kuadrat suatu bilangan.

2. Menentukan luas daerah persegi panjang, persegi, dan luas daerah segitiga siku-

siku.

3. Menjelaskan dan menemukan teorema Pythagoras.

4. Menuliskan teorema Pythagoras.

5. Menggunakan dalil Pythagoras untuk menghitung panjang salah satu sisi segitiga

siku-siku jika kedua sisinya diketahui.

6. Menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku khusus ( salah satu

sudutnya 30o, 45o, 60o).

xci

Page 93: PTK Matematika 23

7. Menggunakan teorema Pythagoras untuk menyelesaikan soal pada bangun datar

dan bangun ruang.

8. Menemukan kebalikan teorema Pythagoras.

9. Mengenal tiga bilangan yang menggunakan tripel Pythagoras

10. Menetukan jenis segitiga jika diketahui panjang sisi-sisinya

11. Menyelesaikan soal cerita yang menggunakan teorema Pythagoras

D. Media/alat1. Kapur warna

2. Penggaris

3. LKS

E. Strategi PembelajaranModel pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW

F. Proses Belajar Mengajar1. Kegiatan Pendahuluan

a. Guru mengkoordinasikan tempat duduk siswa secara acak untuk pelaksanaan tes hasilbelajar sebagai umpan balik pembelajaran.

b. Motivasi.2. Kegiatan inti

a. Guru membagi soal tes hasil belajar untuk tiap-tiap individu.b. Pelaksanaan tes hasil belajar.c. Guru mengawasi jalannya tes hasil belajar.

3. Kegiatan penutup

a. Siswa mengumpulkan hasil jawaban tes

b. Pembahasan soal tes hasil belajar yang dirasa sulit oleh siswa

xcii

Page 94: PTK Matematika 23

Rencana Pembelajaran

01

Satuan Pendidikan

Mata Pelajaran

Kelas/semester

Pokok Bahasan

Sub Pokok Bahasan

Alokasi waktu

Standar Kompetensi

: SMP

: matematika

: VII/I

: Geometri dan Pengukuran

: Teorema Pythagoras

: 2 x 45 menit

: Menentukan panjang garis dalam segitiga

serta dapat menggunakannya dalam

pemecahan masalah

F. Kompetensi Dasar

5.1 Menemukan teorema Pythagoras

G. Materi Pokok

Teorema Pythagoras

H. Indikator

1. Pengertian kuadrat dan akar kuadrat suatu bilangan

I. Media/alat

3. Kapur warna

4. Penggaris

5. Modul Teorema Pythagoras

J. Strategi Pembelajaran

Model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II

K. Proses Belajar Mengajar

1. Kegiatan Pendahuluan

a. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu

model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II

b. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II

c. Guru membagi kelompok kooperatif tipe JIGSAW II

d. Motivasi

3. Kegiatan Inti

a. Penguasan materi

1) Guru memberikan modul teorema Pythagoras pada setiap siswa

2) Guru menentukan materi untuk setiap siswa pada kelompok asal

xciii

Page 95: PTK Matematika 23

3) Tiap siswa berusaha menguasai materi yang telah ditentukan

4) Mengubah bentuk kelompok dengan cara penukaran sejumlah kelompok

menurut materi yang diterima, kelompok baru yang terbentuk tersebut

disebut kelompok ahli

5) Siswa mendiskusikan materi dalam kelompok ahli

6) Guru mengawasi dan memberikan batuan seperlunya

b. Penularan Materi

1) Dari kelompok ahli siswa kembali ke kelompok asal.

2) Tiap siswa dalam kelompok asal saling menularkan dan menerima materi.

3) Guru mengawasi kerja kelompok dan memberikan bantuan seperlunya

3. Penutup

a. Guru bersama siswa membahas materi yang telah didiskusikan.

b. Kuis.

c. Pemberian tugas rumah.

Rencana Pembelajaran

02

Satuan Pendidikan : SMP

xciv

Page 96: PTK Matematika 23

Mata PelajaranKelas/semester

Pokok Bahasan

Sub Pokok Bahasan

Alokasi waktu

Standar Kompetensi

: matematika: VII/I

: Geometri dan Pengukuran

: Teorema Pythagoras

: 2 x 45 menit

: Menentukan panjang garis dalam segitiga

serta dapat menggunakannya dalam

pemecahan masalah

A. Kompetensi Dasar

5.1 Menemukan teorema Pythagoras

B. Materi Pokok

Teorema Pythagoras

C. Indikator

1. Menentukan luas daerah persegi

2. Menetukan luas daerah segitiga siku-siku

D. Media/alat

1. Kapur warna

4. Penggaris

5. Modul Teorema Pythagoras

E. Strategi Pembelajaran

Model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II

F. Proses Belajar Mengajar

1. Kegiatan Pendahuluan

a. Apersepsi, mengingat kembali pengertian kuadrat dan akar kuadrat suatu

bilangan.

b. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu

model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II

c. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II

d. Guru membagi kelompok kooperatif tipe JIGSAW II

e. Motivasi

3. Kegiatan Inti

a. Penguasan materi

1) Guru memberikan modul teorema Pythagoras pada setiap siswa

2) Guru menentukan materi untuk setiap siswa pada kelompok asal

3) Tiap siswa berusaha menguasai materi yang telah ditentukan

xcv

Page 97: PTK Matematika 23

4) Mengubah bentuk kelompok dengan cara penukaran sejumlah kelompok

menurut materi yang diterima, kelompok baru yang terbentuk tersebut

disebut kelompok ahli

5) Siswa mendiskusikan materi dalam kelompok ahli

6) Guru mengawasi dan memberikan batuan seperlunya

b. Penularan Materi

1) Dari kelompok ahli siswa kembali ke kelompok asal.

2) Tiap siswa dalam kelompok asal saling menularkan dan menerima materi.

3) Guru mengawasi kerja kelompok dan memberikan bantuan seperlunya

3. Penutup

a. Guru bersama siswa membahas materi yang telah didiskusikan.

b. Kuis.

c. Pemberian tugas rumah

Rencana Pembelajaran

03

Satuan Pendidikan

Mata Pelajaran

Kelas/semester

Pokok Bahasan

Sub Pokok Bahasan

Alokasi waktu

: SMP

: matematika

: VII/I

: Geometri dan Pengukuran

: Teorema Pythagoras

: 2 x 45 menit

xcvi

Page 98: PTK Matematika 23

Standar Kompetensi : Menentukan panjang garis dalam segitigaserta dapat menggunakannya dalam

pemecahan masalah

A. Kompetensi Dasar

5.1 Menemukan teorema Pythagoras

B. Materi Pokok

Teorema Pythagoras

C. Indikator

1. Menjelaskan dan menemukan teorema Pythagoras

2. Menuliskan teorema Pythagoras

3. Menggunakan teorema Pythagoras untuk menghitung panjang salah satu sisi

segitiga siku-siku jika kedua sisinya diketahui.

D. Media/alat

1. Kapur warna

2. Penggaris

3. Modul Teorema Pythagoras

E. Strategi Pembelajaran

Model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II

F. Proses Belajar Mengajar

1. Kegiatan Pendahuluan

a. Apersepsi, mengingat kembali pengertian kuadrat dan akar kuadrat suatu

bilangan, luas daerah persegi dan derah segitiga siku-siku

b. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu

model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II

c. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II

d. Guru membagi kelompok kooperatif tipe JIGSAW II

e. Motivasi

2. Kegiatan Inti

a. Penguasan materi

1) Guru memberikan modul teorema Pythagoras pada setiap siswa

2) Guru menentukan materi untuk setiap siswa pada kelompok asal

3) Tiap siswa berusaha menguasai materi yang telah ditentukan

xcvii

Page 99: PTK Matematika 23

4) Mengubah bentuk kelompok dengan cara penukaran sejumlah kelompok

menurut materi yang diterima, kelompok baru yang terbentuk tersebut

disebut kelompok ahli

5) Siswa mendiskusikan materi dalam kelompok ahli

6) Guru mengawasi dan memberikan batuan seperlunya

b. Penularan Materi

1) Dari kelompok ahli siswa kembali ke kelompok asal.

2) Tiap siswa dalam kelompok asal saling menularkan dan menerima

materi.

3) Guru mengawasi kerja kelompok dan memberikan bantuan seperlunya

3. Penutup

a. Guru bersama siswa membahas materi yang telah didiskusikan.

b. Kuis.

c. Pemberian tugas rumah.

Rencana Pembelajaran

04

Satuan Pendidikan : SMP

Mata Pelajaran : matematika

Kelas/semester : VII/I

Pokok Bahasan : Geometri dan Pengukuran

Sub Pokok Bahasan : Teorema Pythagoras

Alokasi waktu : 2 x 45 menit

Standar Kompetensi : Menentukan panjang garis dalam segitiga serta dapat

menggunakannya dalam pemecahan masalah

A. Kompetensi Dasar5.2 Menggunakan Teorema Pythagoras

B. Materi PokokTeorema Pythagoras

xcviii

Page 100: PTK Matematika 23

C. Indikator

1. Menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku khusus (salah satu sudutnya

30o, 45o, 60o).

3. Menggunakan teorema Pythagoras untuk menyelesaikan soal pada bangun datar

dan bangun ruang.

D. Media/alat

1. Kapur warna

2. Penggaris

3. modul teorema Pythagoras

E. Strategi Pembelajaran

Model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II

F. Proses Belajar Mengajar

1. Kegiatan Pendahuluan

a. Apersepsi, mengingat kembali teorema Pythagoras dalam bentuk rumus

(tanya jawab)

b. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan

yaitu model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II

c. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II

d. Motivasi

2. Kegiatan inti

a. Penguasaan Materi

1) Guru menyuruh siswa menyiapkan modul yang telah diberikan.

2) Guru menentukan materi untuk setiap siswa pada kelompok asal.

3) Tiap siswa berusaha menguasai materi yang diterima.

4) Mengubah bentuk kelompok dengan cara penukaran sejumlah kelompok

menurut materi yang diterima, kelompok baru yang terbentuk tersebut

disebut kelompok ahli.

5) Siswa mendiskusikan materi dalam kelompok ahli.

6) Guru mengawasi dan memberikan batuan seperlunya.

b. Penularan Materi

1) Dari kelompok ahli siswa kembali ke kelompok asal.

2) Tiap siswa dalam kelompok asal saling menularkan dan menerima materi.

3) Guru mengawasi kerja kelompok dan memberikan bantuan seperlunya

3. Penutup

xcix

Page 101: PTK Matematika 23

a. Guru bersama siswa membahas materi pada modul yang telah didiskusikan

b. Kuis

c. Pemberian tugas rumah

Rencana Pembelajaran

05

Satuan Pendidikan

Mata Pelajaran

Kelas/semester

Pokok Bahasan

Sub Pokok Bahasan

Alokasi waktu

Standar Kompetensi

: SMP

: matematika

: VII/I

: Geometri dan Pengukuran

: Teorema Pythagoras

: 2 x 45 menit

: Menentukan panjang garis dalam segitiga

serta dapat menggunakannya dalam

pemecahan masalah

A. Kompetensi Dasar5.2 Menggunakan teorema Pythagoras

B. Materi PokokTeorema Pythagoras

C. Indikator1. Menemukan kebalikan teorema Pythagoras

2. Menentukan tiga bilangan yang menggunakan tripel Pythagoras

3. Menentukan jenis segitiga jika diketahui panjang sisi-sisinya

D. Media/alat1. Kapur warna2. Penggaris

c

Page 102: PTK Matematika 23

3. LKSE. Strategi Pembelajaran

Model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II

F. Proses Belajar Mengajar1. Kegiatan Pendahuluan

a. Apersepsi, mengingat kembali teorema Pythagoras dalambentuk rumus (tanya jawab)b. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model

pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW IId. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW IIe. Motivasi

2. Kegiatan Inti

a. Penguasan materi

1) Guru menyuruh siswa menyiapkan modul yang telah diberikan.

2) Guru menentukan materi untuk setiap siswa pada kelompok asal.

3) Tiap siswa berusaha menguasai materi yang diterima.

4) Mengubah bentuk kelompok dengan cara penukaran sejumlah kelompok

menurut materi yang diterima, kelompok baru yang terbentuk tersebut

disebut kelompok ahli.

5) Siswa mendiskusikan materi dalam kelompok ahli.

6) Guru mengawasi dan memberikan batuan seperlunya.

b. Penularan Materi

1) Dari kelompok ahli siswa kembali ke kelompok asal.

2) Tiap siswa dalam kelompok asal saling menularkan dan menerima materi.

3) Guru mengawasi kerja kelompok dan memberikan bantuan seperlunya

4. Penutup

a. Guru bersama siswa membahas materi pada modul yang telah didiskusikan

b. Kuis

c. Pemberian tugas rumah

ci

Page 103: PTK Matematika 23

Rencana Pembelajaran

06

Satuan Pendidikan

Mata Pelajaran

Kelas/semester

Pokok Bahasan

Sub Pokok Bahasan

Alokasi waktu

Standar Kompetensi

: SMP

: matematika

: VII/I

: Geometri dan Pengukuran

: Teorema Pythagoras

: 2 x 45 menit

: Menentukan panjang garis dalam segitiga

serta dapat menggunakannya dalam

pemecahan masalah

A. Kompetensi Dasar5.2 Menggunakan teorema Pythagoras

B. Materi PokokTeorema Pythagoras

C. Indikator1. Menyelesaikan soal cerita yang menggunakan teorema Pythagoras

D. Media/alat1. Kapur warna

2. Penggaris

3. LKS

E. Strategi PembelajaranModel pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II

F. Proses Belajar Mengajar1. Kegiatan Pendahuluan

a. Apersepsi, mengingat kembali teorema Pythagoras, kebalikan teorema

Pythagoras dan tripel Pythagoras (tanya jawab)

b. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu

model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II

d. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW

II

e. Motivasi

2. Kegiatan Inti

cii

Page 104: PTK Matematika 23

a. Penguasan materi

1) Guru menyuruh siswa menyiapkan modul yang telah diberikan.

2) Guru menentukan materi untuk setiap siswa pada kelompok asal.

3) Tiap siswa berusaha menguasai materi yang diterima.

4) Mengubah bentuk kelompok dengan cara penukaran sejumlah kelompok

menurut materi yang diterima, kelompok baru yang terbentuk tersebut

disebut kelompok ahli.

5) Siswa mendiskusikan materi dalam kelompok ahli.

6) Guru mengawasi dan memberikan batuan seperlunya.

b. Penularan Materi

1) Dari kelompok ahli siswa kembali ke kelompok asal.

2) Tiap siswa dalam kelompok asal saling menularkan dan menerima

materi.

3) Guru mengawasi kerja kelompok dan memberikan bantuan seperlunya

5. Penutup

a. Guru bersama siswa membahas materi pada modul yang telah didiskusikan

b. Kuis

ciii

Page 105: PTK Matematika 23

Rencana Pembelajaran

07

Satuan Pendidikan

Mata Pelajaran

Kelas/semester

Pokok Bahasan

Sub Pokok Bahasan

Alokasi waktu

Standar Kompetensi

: SMP

: matematika

: VII/I

: Geometri dan Pengukuran

: Teorema Pythagoras

: 2 x 45 menit

: Menentukan panjang garis dalam segitiga

serta dapat menggunakannya dalam

pemecahan masalah

A. Kompetensi Dasar5.1 Menemukan teorema Pythagoras

5.2 Menggunakan teorema Pythagoras

B. Materi PokokTeorema Pythagoras

C. Indikator1. Menentukan kuadrat dan akar kuadrat suatu bilangan.

2. Menentukan luas daerah persegi panjang, persegi, dan luas daerah segitiga siku-

siku.

3. Menjelaskan dan menemukan teorema Pythagoras.

4. Menuliskan teorema Pythagoras.

5. Menggunakan dalil Pythagoras untuk menghitung panjang salah satu sisi

segitiga siku-siku jika kedua sisinya diketahui.

6. Menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku khusus ( salah satu

sudutnya 30o, 45o, 60o).

7. Menggunakan teorema Pythagoras untuk menyelesaikan soal pada bangun datar

dan bangun ruang.

8. Menemukan kebalikan teorema Pythagoras.

9. Mengenal tiga bilangan yang menggunakan tripel Pythagoras

10. Menetukan jenis segitiga jika diketahui panjang sisi-sisinya

11. Menyelesaikan soal cerita yang menggunakan teorema Pythagoras

D. Media/alat1. Kapur warna

civ

Page 106: PTK Matematika 23

2. Penggaris

3. LKS

E. Strategi PembelajaranModel pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW

F. Proses Belajar Mengajar1. Kegiatan Pendahuluan

a. Guru mengkoordinasikan tempat duduk siswa secara acak untuk pelaksanaan tes hasilbelajar sebagai umpan balik pembelajaran.

b. Motivasi.2. Kegiatan inti

a. Guru membagi soal tes hasil belajar untuk tiap-tiap individu.b. Pelaksanaan tes hasil belajar.c. Guru mengawasi jalannya tes hasil belajar.

3. Kegiatan penutup

a. Siswa mengumpulkan hasil jawaban tes

b. Pembahasan soal tes hasil belajar yang dirasa sulit oleh siswa

cv

Page 107: PTK Matematika 23

Lampiran 2

Rencana Pembelajaran01

Satuan Pendidikan

Mata Pelajaran

Kelas/semester

Pokok Bahasan

Sub Pokok Bahasan

Alokasi waktu

Standar Kompetensi

: SMP

: matematika

: VII/I

: Geometri dan Pengukuran

: Teorema Pythagoras

: 2 x 45 menit

: Menentukan panjang garis dalam segitiga

serta dapat menggunakannya dalam

pemecahan masalah

B. Kompetensi Dasar

5.1 Menemukan teorema Pythagoras

C. Materi Pokok

Teorema Pythagoras

D. Indikator

1. Pengertian kuadrat dan akar kuadrat suatu bilangan

E. Media/alat

1. Kapur warna

2. Penggaris

3. LKS

F. Strategi Pembelajaran

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD

G. Proses Belajar Mengajar

1. Kegiatan Pendahuluan

a. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan dalam

pembelajaran selanjutnya yaitu model pembelajaran kooperatif tipe STAD

b. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran kooperatif tipe STAD

c. Guru membagi kelompok kooperatif tipe STAD

d. Motivasi

2. Kegiatan Inti

a. Penguasan materi

1) Guru mengingatkan materi kuadrat dan akar kuadrat

cvi

Page 108: PTK Matematika 23

b. Kegiatan Kelompok

1) Guru mengorganisasikan siswa dalam kelompok .

2) Guru membagikan LKS pada tiap kelompok dan menjelaskan penggunaan

LKS tersebut

3) Siswa mengerjakan LKS secara kelompok dan guru memberikan bantuan

seperlunya.

4) Guru mengingatkan agar siswa tetap bersama kelompoknya masing-

masing sampai tugas selesai dikerjakan dengan menggunakan

keterampilan kooperatif yang dikembangkan dengan mengambil giliran

dan berbagai tugas kelompok, mendorong berpartisipasi, mendengarkan

dengan aktif, bertanya dan memeriksa ketetapan.

D. Penutup

1. guru bersama siswa membahas LKS dan membuat rangkuman materi.

2. Kuis.

3. Guru memberikan tugas rumah.

cvii

Page 109: PTK Matematika 23

Rencana Pembelajaran

02

Satuan Pendidikan

Mata Pelajaran

Kelas/semester

Pokok Bahasan

Sub Pokok Bahasan

Alokasi waktu

Standar Kompetensi

: SMP

: matematika

: VII/I

: Geometri dan Pengukuran

: Teorema Pythagoras

: 2 x 45 menit

: Menentukan panjang garis dalam segitiga

serta dapat menggunakannya dalam

pemecahan masalah

A. Kompetensi Dasar5.1 Menemukan teorema Pythagoras

B. Materi PokokTeorema Pythagoras

C. Indikator1. Menentukan luas daerah persegi

2. Menentukan luas daerah segitiga siku-siku

D. Media/alat4. Kapur warna5. Penggaris

3. LKS

E. Strategi PembelajaranModel pembelajaran kooperatif tipe STAD

F. Proses Belajar Mengajar1. Kegiatan Pendahuluan

a. Apersepsi

Mengingat kembali pengertian kuadrat dan akar kuadrat suatu bilangan.

b. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu

model pembelajaran kooperatif tipe STAD

c. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran kooperatif tipe STAD

d. Guru membagi kelompok kooperatif tipe STAD

e. Motivasi

2. Kegiatan Inti

a. Penguasan materi

cviii

Page 110: PTK Matematika 23

1) Guru menjelaskan materi luas daerah persegi dan luas daerah segitiga

siku-siku.

b. Kegiatan Kelompok

1) Guru mengorganisasikan siswa dalam kelompok .

2) Guru membagikan LKS pada tiap kelompok dan menjelaskan penggunaan

LKS tersebut

3) Siswa mengerjakan LKS secara kelompok dan guru memberikan bantuan

seperlunya.

4) Guru mengingatkan agar siswa tetap bersama kelompoknya masing-

masing sampai tugas selesai dikerjakan dengan menggunakan

keterampilan kooperatif yang dikembangkan dengan mengambil giliran

dan berbagai tugas kelompok, mendorong berpartisipasi, mendengarkan

dengan aktif, bertanya dan memeriksa ketetapan.

E. Penutup

1. Guru bersama siswa membahas LKS dan membuat rangkuman materi.

2. Kuis.

3. Tugas rumah.

Rencana Pembelajaran

03

Satuan Pendidikan : SMP

cix

Page 111: PTK Matematika 23

Mata PelajaranKelas/semester

Pokok Bahasan

Sub Pokok Bahasan

Alokasi waktu

Standar Kompetensi

: matematika: VII/I

: Geometri dan Pengukuran

: Teorema Pythagoras

: 2 x 45 menit

: Menentukan panjang garis dalam segitiga

serta dapat menggunakannya dalam

pemecahan masalah

B. Kompetensi Dasar

5.1 Menemukan teorema Pythagoras

C. Materi Pokok

Teorema Pythagoras

D. Indikator

1. Menjelaskan dan menemukan teorema Pythagoras

2. Menuliskan teorema Pythagoras

3. Menggunakan teorema Pythagoras untuk menghitung panjang salah satu sisi

segitiga siku-siku jika kedua sisinya diketahui

E. Media/alat

1) Kapur warna

2) Penggaris

3) LKS

F. Strategi Pembelajaran

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD

G. Proses Belajar Mengajar

1. Kegiatan Pendahuluan

a. Apersepsi

Mengingat kembali pengertian kuadrat dan akar kuadrat suatu bilangan, luas

daerah persegi dan luas daerah persegi panjang

b. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu

model pembelajaran kooperatif tipe STAD

c. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran kooperatif tipe STAD

d. Guru membagi kelompok kooperatif tipe STAD

e. Motivasi

3. Kegiatan Inti

cx

Page 112: PTK Matematika 23

a. Penguasan materi

1) Guru menerangkan teorema Pythagoras

2) Menyatakan teorema Pythagoras dalam bentuk rumus

3) Dengan cara tanya jawab dan peragaan, guru membahas tentang

penentuan sisi miring (hipotenusa) dengan jumlah kuadrat siku-sikunya

4) Guru menjelaskan penggunaan teorema Pythagoras untuk menghitung

panjang salah satu sisi segitiga siku-siku jika dua sisi lainnya diketahui

b.

c.

Kegiatan Kelompok

1). Guru mengorganisasikan siswa dalam kelompok .

2). Guru membagikan LKS pada tiap kelompok dan menjelaskan

penggunaan LKS tersebut

3). Siswa mengerjakan LKS secara kelompok dan guru memberikan

bantuan seperlunya.

4). Guru mengingatkan agar siswa tetap bersama kelompoknya masing-

masing sampai tugas selesai dikerjakan dengan menggunakan

keterampilan kooperatif yang dikembangkan dengan mengambil giliran

dan berbagai tugas kelompok, mendorong berpartisipasi, mendengarkan

dengan aktif, bertanya dan memeriksa ketetapan.

Penutup

1). guru bersama siswa membahas LKS dan membuat rangkuman materi.

2). Kuis.

3). Tugas rumah.

Rencana Pembelajaran

04

Satuan Pendidikan

Mata Pelajaran

Kelas/semester

Pokok Bahasan

Sub Pokok Bahasan

Alokasi waktu

Standar Kompetensi

: SMP

: matematika

: VII/I

: Geometri dan Pengukuran

: Teorema Pythagoras

: 2 x 45 menit

: Menentukan panjang garis dalam segitiga

serta dapat menggunakannya dalam

pemecahan masalah

cxi

Page 113: PTK Matematika 23

A. Kompetensi Dasar

5.2 Menggunakan Teorema Pythagoras

B. Materi Pokok

Teorema Pythagoras

C. Indikator

1. Menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku khusus (salah satu sudutnya

30o, 45o, 60o).

2. Menggunakan teorema Pythagoras untuk menyelesaikan soal pada bangun datar

dan bangun ruang.

D. Media/alat

1. Kapur warna

2. Penggaris

3. LKS

E. Strategi Pembelajaran

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD

F. Proses Belajar Mengajar

1. Kegiatan Pendahuluan

a. Apersepsi, mengingat kembali teorema Pythagoras dalam bentukrumus (tanya jawab)

b. Apresiasi, membahas PR

c. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu

model pembelajaran kooperatif tipe STAD

d. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran kooperatif tipe STAD

e. Motivasi

2. Kegiatan inti

a. Pengembangan Materi

1) Guru menjelaskan tentang perbandingan sisi-siku-siku khusus (salah

satu sudutnya 30o, 45o, 60o)

2) Guru menerangkan cara menggunakan teorema Pythagoras untuk

menyelesaikan soal-soal pada bangun datar dan bangun ruang

b. Kegiatan Kelompok

1) Guru mengorganisasikan siswa dalam kelompok .

cxii

Page 114: PTK Matematika 23

2) Guru membagikan LKS pada tiap kelompok dan menjelaskan

penggunaan LKS tersebut

3) Siswa mengerjakan LKS secara kelompok dan guru memberikan bantuan

seperlunya.

4) Guru mengingatkan agar siswa tetap bersama kelompoknya masing-

masing sampai tugas selesai dikerjakan dengan menggunakan

keterampilan kooperatif yang dikembangkan dengan mengambil giliran

dan berbagai tugas kelompok, mendorong berpartisipasi, mendengarkan

dengan aktif, bertanya dan memeriksa ketetapan.Guru memberikan

latihan

3. Penutup

a. Siswa diarahkan untuk membuat rangkuman materi

b. Kuis

c. Guru memberikan tugas rumah

Rencana Pembelajaran

05

Satuan Pendidikan

Mata Pelajaran

Kelas/semester

Pokok Bahasan

Sub Pokok Bahasan

Alokasi waktu

Standar Kompetensi

: SMP

: matematika

: VII/I

: Geometri dan Pengukuran

: Teorema Pythagoras

: 2 x 45 menit

: Menentukan panjang garis dalam segitiga

serta dapat menggunakannya dalam

pemecahan masalah

A. Kompetensi Dasar5.2 Menggunakan teorema Pythagoras

B. Materi PokokTeorema Pythagoras

cxiii

Page 115: PTK Matematika 23

C. Indikator1. Menemukan kebalikan teorema Pythagoras

2. Menentukan tiga bilangan yang menggunakan tripel Pythagoras

3. Menentukan jenis segitiga jika diketahui panjang sisi-sisinya

D. Media/alat1. Kapur warna

2. Penggaris

3. LKS

E. Strategi PembelajaranModel pembelajaran kooperatif tipe STAD.

F. Proses Belajar Mengajar1. Kegiatan Pendahuluan

a. Apersepsi, mengingat kembali penggunaan teorema Pythagoras untuk menghitungpanjang salah satu sisi segitiga siku-siku jika kedua sisinya diketahui(tanya jawab)

b.Apresiasi, membahas PRc. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu

model pembelajaran kooperatif tipe STADd. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran kooperatif tipe STADe. Motivasi

2. Kegiatan Inti

a. Pengembangan materi

2) Dengan cara tanya jawab guru membahas tentang kebalikan teorema

Pythagoras.

3) Guru menjelaskan tigaan Pythagoras atau tripel Pythagoras.

4) Guru menjelaskan jenis segitiga jika diketahui panjang sisi-sisinya.

b. Kegiatan kelompok

1) Guru mengorganisasikan siswa dalam kelompok .

2) Guru membagikan LKS pada tiap kelompok dan menjelaskan

penggunaan LKS tersebut

3) Siswa mengerjakan LKS secara kelompok dan guru memberikan bantuan

seperlunya.

4) Guru mengingatkan agar siswa tetap bersama kelompoknya masing-

masing sampai tugas selesai dikerjakan dengan menggunakan

keterampilan kooperatif yang dikembangkan dengan mengambil giliran

dan berbagai tugas kelompok, mendorong berpartisipasi, mendengarkan

cxiv

Page 116: PTK Matematika 23

dengan aktif, bertanya dan memeriksa ketetapan.Guru memberikan

latihan

3. Penutup

a. Siswa diarahkan untuk membuat rangkuman materi

b. Kuis

c. Guru memberikan tugas rumah

Rencana Pembelajaran

06

Satuan Pendidikan

Mata Pelajaran

Kelas/semester

Pokok Bahasan

Sub Pokok Bahasan

Alokasi waktu

Standar Kompetensi

: SMP

: matematika

: VII/I

: Geometri dan Pengukuran

: Teorema Pythagoras

: 2 x 45 menit

: Menentukan panjang garis dalam segitiga

serta dapat menggunakannya dalam

pemecahan masalah

A. Kompetensi Dasar5.2 Menggunakan teorema Pythagoras

B. Materi PokokTeorema Pythagoras

C. Indikator1. Menyelesaikan soal cerita yang menggunakan teorema Pythagoras

D. Media/alat1. Kapur warna

2. Penggaris

3. LKS

cxv

Page 117: PTK Matematika 23

E. Strategi PembelajaranModel pembelajaran kooperatif tipe STAD.

F. Proses Belajar Mengajar1. Kegiatan Pendahuluan

a. Apersepsi, mengingat kembali penggunaan teorema Pythagoras untuk menghitungpanjang salah satu sisi segitiga siku-siku jika kedua sisinya diketahui(tanya jawab)

b.Apresiasi, membahas PRc. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu

model pembelajaran kooperatif tipe STADd. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran kooperatif tipe STADf. Motivasi

2. Kegiatan Inti

a. Pengembangan materi

1. Guru menerangkan cara menyelesaikan soal cerita dengan menggunakan

teorema Pythagoras.

b. Kegiatan kelompok

1. Guru mengorganisasikan siswa dalam kelompok .

2. Guru membagikan LKS pada tiap kelompok dan menjelaskan

penggunaan LKS tersebut

3. Siswa mengerjakan LKS secara kelompok dan guru memberikan bantuan

seperlunya.

4. Guru mengingatkan agar siswa tetap bersama kelompoknya masing-

masing sampai tugas selesai dikerjakan dengan menggunakan

keterampilan kooperatif yang dikembangkan dengan mengambil giliran

dan berbagai tugas kelompok, mendorong berpartisipasi, mendengarkan

dengan aktif, bertanya dan memeriksa ketetapan.Guru memberikan

latihan

3. Penutup

a. Siswa diarahkan untuk membuat rangkuman materi

b. Kuis

c. Guru memberikan tugas rumah

cxvi

Page 118: PTK Matematika 23

Rencana Pembelajaran

07

Satuan Pendidikan

Mata Pelajaran

Kelas/semester

Pokok Bahasan

Sub Pokok Bahasan

Alokasi waktu

Standar Kompetensi

: SMP

: matematika

: VII/I

: Geometri dan Pengukuran

: Teorema Pythagoras

: 2 x 45 menit

: Menentukan panjang garis dalam segitiga

serta dapat menggunakannya dalam

pemecahan masalah

A. Kompetensi Dasar5.1 Menemukan teorema Pythagoras

5.2 Menggunakan teorema Pythagoras

B. Materi PokokTeorema Pythagoras

C. Indikator1. Menentukan kuadrat dan akar kuadrat suatu bilangan.

2. Menentukan luas daerah persegi panjang, persegi, dan luas daerah segitiga siku-

siku.

3. Menjelaskan dan menemukan teorema Pythagoras.

4. Menuliskan teorema Pythagoras.

5. Menggunakan dalil Pythagoras untuk menghitung panjang salah satu sisi

segitiga siku-siku jika kedua sisinya diketahui.

6. Menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku khusus ( salah satu

sudutnya 30o, 45o, 60o).

cxvii

Page 119: PTK Matematika 23

7. Menggunakan teorema Pythagoras untuk menyelesaikan soal pada bangun datar

dan bangun ruang.

8. Menemukan kebalikan teorema Pythagoras.

9. Mengenal tiga bilangan yang menggunakan tripel Pythagoras

10. Menetukan jenis segitiga jika diketahui panjang sisi-sisinya

11. Menyelesaikan soal cerita yang menggunakan teorema Pythagoras

D. Media/alat1. Kapur warna

2. Penggaris

3. LKS

E. Strategi PembelajaranModel pembelajaran kooperatif tipe STAD

F. Proses Belajar Mengajar1. Kegiatan Pendahuluan

a. Guru mengkoordinasikan tempat duduk siswa secara acak untuk pelaksanaan tes hasilbelajar sebagai umpan balik pembelajaran.

b. Motivasi.2. Kegiatan inti

a. Guru membagi soal tes hasil belajar untuk tiap-tiap individu.b. Pelaksanaan tes hasil belajar.c. Guru mengawasi jalannya tes hasil belajar.

3. Kegiatan penutup

a. Siswa mengumpulkan hasil jawaban tes

b. Pembahasan soal tes hasil belajar yang dirasa sulit oleh siswa

cxviii

Page 120: PTK Matematika 23

Lampiran 3

Rencana Pembelajaran 01

Satuan PendidikanMata PelajaranKelas/semesterPokok BahasanSub Pokok BahasanAlokasi waktuStandar Kompetensi

: SMP: matematika: VII/I: Geometri dan Pengukuran: Teorema Pythagoras: 2 x 45 menit: Menentukan panjang garis dalam segitiga

serta dapat menggunakannya dalampemecahan masalah

A. Kompetensi Dasar

5.1 Menemukan dalil Pythagoras

B. Materi Pokok

Dalil Pythagoras

C. Indikator

1. Pengertian kuadrat dan akar kuadrat suatu bilangan

D. Media/alat

1. Kapur warna

2. Penggaris

E. Strategi Pembelajaran

Model pembelajaran konvensional(ekspositori)

F. Proses Belajar Mengajar

1. Kegiatan Pendahuluan

a. Apersepsi

2. Pengembangan Materi

a. Guru mengingatkan kembali materi kuadrat dan akar kuadrat

b. Guru memberikan contoh soal

3. Penerapan

a. Guru memberikan latihan

b. Guru memberikan waktu pada siswa untuk mengerjakan latihan

c. Guru menunjuk siswa untuk mengerjakan di depan kelas

4. Penutup

a. Siswa diarahkan untuk membuat rangkuman materi

cxix

Page 121: PTK Matematika 23

Rencana Pembelajaran 02Satuan Pendidikan : SMPMata Pelajaran : matematikaKelas/semester : VII/IPokok Bahasan : Geometri dan PengukuranSub Pokok Bahasan : Teorema PythagorasAlokasi waktu : 2 x 45 menitStandar Kompetensi : Menentukan panjang garis dalam segitiga

serta dapat menggunakannya dalampemecahan masalah

A. Kompetensi Dasar

5.1 Menemukan dalil Pythagoras

B. Materi Pokok

Dalil Pythagoras

C. Indikator

1. Menentukan luas daerah persegi

2. Menentukan luas daerah segitiga siku-siku

D. Media/alat

1. Kapur warna2. Penggaris

E. Strategi Pembelajaran

Model pembelajaran konvensional(ceramah dan tanya jawab)

F. Proses Belajar Mengajar

1. Kegiatan Pendahuluan

a. Apersepsi

Guru mengingatkan kembali kuadrat dan akar kuadrat suatu bilangan.

b. Motivasi

2. Pengembangan Materi

a. Guru memberikan penjelasan materi luas daerah persegi dan luas daerah

segitiga siku-siku

b. Guru memberikan contoh soal

3. Penerapan

a. Guru memberikan latihan

b. Guru memberikan waktu pada siswa untuk mengerjakan latihan

c. Guru menunjuk siswa untuk mengerjakan di depan kelas

cxx

Page 122: PTK Matematika 23

4. Penutup

a. Siswa diarahkan untuk membuat rangkuman materi

b. Guru memberikan kuis pada sisiwa

c. Guru memberikan tugas rumah

Rencana Pembelajaran 03Satuan Pendidikan : SMP

cxxi

Page 123: PTK Matematika 23

Mata PelajaranKelas/semesterPokok BahasanSub Pokok BahasanAlokasi waktuStandar Kompetensi

: matematika: VII/I: Geometri dan Pengukuran: Teorema Pythagoras: 2 x 45 menit: Menentukan panjang garis dalam segitiga

serta dapat menggunakannya dalampemecahan masalah

G. Kompetensi Dasar

5.1 Menemukan dalil Pythagoras

H. Materi Pokok

Dalil Pythagoras

I. Indikator

1. Menemukan teorema Pythagoras

2. menuliskan teorema Pythagoras untuk sisi-sisi segitiga

3. Menggunakan teorema Pythagoras untuk menghitung panjang salah satu sisi

segitiga siku-siku jika kedua sisi yang lainnya diketahui

J. Media/alat

1. Kapur warna2. Penggaris

K. Strategi Pembelajaran

Model pembelajaran konvensional(ceramah dan tanya jawab)

L. Proses Belajar Mengajar

1. Kegiatan Pendahuluan

a. ApersepsiGuru mengingatkan kembali kuadrat dan akar kuadrat suatu bilangan, luas

daerah persegi dan luas daerah segitiga siku-siku

b. Motivasi2. Pengembangan Materi

a. Guru menerangkan teorema Pythagoras

Menyatakan teorema Pythagoras dalam bentuk rumus

Dengan cara tanya jawab dan peragaan, guru membahas tentang penentuan

sisi miring (hipotenusa) dengan jumlah kuadrat siku-sikunya

b Guru menjelaskan penggunaan teorema Pythagoras untuk menghitung panjang

salah satu sisi segitiga siku-siku jika dua sisi lainnya diketahui

c. Guru memberikan contoh soal

cxxii

Page 124: PTK Matematika 23

3. Penerapan

a. Guru memberikan latihan

b. Guru memberikan waktu pada siswa untuk mengerjakan latihan

c. Guru menunjuk siswa untuk mengerjakan di depan kelas

4. Penutup

a. Siswa diarahkan untuk membuat rangkuman materi

b. Guru memberikan kuis pada sisiwa

c. Guru Memberikan tugas rumah

Rencana Pembelajaran 04Satuan Pendidikan : SMP

Mata Pelajaran : matematika

Kelas/semester : VII/I

Pokok Bahasan : Geometri dan Pengukuran

cxxiii

Page 125: PTK Matematika 23

Sub Pokok Bahasan : Teorema PythagorasAlokasi waktu : 2 x 45 menit

Standar Kompetensi : Menentukan panjang garis dalam segitiga

serta dapat menggunakannya dalam

pemecahan masalah

A. Kompetensi Dasar

5.2 Menggunakan dalil Pythagoras

B. Materi Pokok

Dalil Pythagoras

C. Indikator

2. Menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku khusus (salah satu

sudutnya 30o, 45o, 60o).

3. Menggunakan teorema Pythagoras untuk menyelesaikan soal pada bangun datar

dan bangun ruang.

D. Media/alat

1. Kapur warna

4. Penggaris

E. Strategi Pembelajaran

Model pembelajaran konvensional (ceramah, tanya jawab)

F. Proses Belajar Mengajar

1. Kegiatan Pendahuluan

a. Apersepsi, mengingat kembali teorema Pythagoras dalam bentuk rumus (tanya

jawab)

b. Apresiasi, membahas PR

2. Pengembangan Materi

a. Guru menjelaskan tentang perbandingan sisi-siku-siku khusus (salah satu

sudutnya 30o, 45o, 60o)

b. Guru memberikan contoh soal

c. Guru menerangkan cara menggunakan teorema Pythagoras untuk

menyelesaikan soal-soal pada bangun datar dan bangun ruang

d. Guru memberikan contoh soal

3. Penerapan Materi

a. Guru memberikan latihan

cxxiv

Page 126: PTK Matematika 23

b. Guru memberikan waktu pada siswa untuk mengerjakan latihan

c. Guru menunjuk siswa untuk mengerjakan di depan kelas

4. Penutup

a. Siswa diarahkan untuk membuat rangkuman materi

b. Guru memberikan kuis pada siswa

c. Guru memberikan tugas rumah

Rencana Pembelajaran 05Satuan Pendidikan : SMP

Mata Pelajaran : matematika

Kelas/semester : VII/I

Pokok Bahasan : Geometri dan Pengukuran

Sub Pokok Bahasan : Teorema Pythagoras

Alokasi waktu : 2 x 45 menit

cxxv

Page 127: PTK Matematika 23

Standar Kompetensi : Menentukan panjang garis dalam segitiga serta dapatmenggunakannya dalam pemecahan masalah

A. Kompetensi Dasar

5.2 Menggunakan teorema Pythagoras

B. Materi Pokok

Teorema Pythagoras

C. Indikator

1. Menemukan kebalikan teorema Pythagoras

2. Menentukan tiga bilangan yang menggunakan tripel Pythagoras

3. Menentukan jenis segitiga jika diketahui panjang sisi-sisinya

D. Media/alat

1. Kapur warna

2. Penggaris

E. Strategi Pembelajaran

Model pembelajaran konvensional (ceramah, tanya jawab)

F. Proses Belajar Mengajar

1. Kegiatan Pendahuluan

a. Apersepsi, mengingat kembali rumus teorema Pythagoras (dengan tanya jawab)

b. Motivasi

c. Apresiasi, membahas PR

2. Pengembangan Materi

a. Dengan cara tanya jawab guru membahas tentang kebalikan teorema

Pythagoras.

b. Guru memberikan contoh soal kebalikan teorema Pythagoras.

c. Guru menjelaskan tigaan Pythagoras atau tripel Pythagoras.

d. Guru memberikan contoh soal tripel Pythagoras.

e. Guru menjelaskan jenis segitiga yang diketahui panjang sisi-sisinya.

f. Guru memberikan contoh soal tentang jenis segitiga jika diketahui panjang

sisi-sisinya.

3. Penerapan Materi

a. Guru memberikan latihan

b. Guru memberikan waktu pada siswa untuk mengerjakan latihan

cxxvi

Page 128: PTK Matematika 23

c. Guru menunjuk siswa untuk mengerjakan di depan kelas

4. Penutup

a. Siswa diarahkan untuk membuat rangkuman materi

b. Guru memberikan kuis

c. Guru memberikan tugas rumah

Rencana Pembelajaran 06Satuan Pendidikan : SMP

Mata Pelajaran : matematika

Kelas/semester : VII/I

Pokok Bahasan : Geometri dan Pengukuran

Sub Pokok Bahasan : Teorema Pythagoras

Alokasi waktu : 2 x 45 menit

Standar Kompetensi : Menentukan panjang garis dalam segitiga serta dapat

menggunakannya dalam pemecahan masalah

Kompetensi Dasar5.2 Menggunakan teorema Pythagoras

cxxvii

Page 129: PTK Matematika 23

Materi PokokTeorema Pythagoras

Indikator1. Menyelesaikan soal cerita yang menggunakan teorema Pythagoras

Media/alat1. Kapur warna

2. Penggaris

Strategi PembelajaranModel pembelajaran konvensional (ceramah, tanya jawab)

Proses Belajar Mengajar

Kegiatan Pendahuluana. Apersepsi, mengingat kembali rumus teorema Pythagoras (dengan tanya jawab)b. Motivasic. Apresiasi, membahas PR

Pengembangan Materia. Guru menerangkan cara menyelesaikan soal cerita dengan menggunakan

teorema Pythagoras

e. Guru memberikan contoh soal kebalikan teorema Pythagoras.

Penerapan Materia. Guru memberikan latihan

b. Guru memberikan waktu pada siswa untuk mengerjakan latihan

c. Guru menunjuk siswa untuk mengerjakan di depan kelas

Penutupa. Siswa diarahkan untuk membuat rangkuman materi

b. Guru memberikan kuis

c. Guru memberikan tugas rumah

cxxviii

Page 130: PTK Matematika 23

Rencana Pembelajaran 07

Satuan Pendidikan

Mata Pelajaran

Kelas/semester

Pokok Bahasan

Sub Pokok Bahasan

Alokasi waktu

Standar Kompetensi

: SMP

: matematika

: VII/I

: Geometri dan Pengukuran

: Teorema Pythagoras

: 2 x 45 menit

: Menentukan panjang garis dalam segitiga

serta dapat menggunakannya dalam

pemecahan masalah

A. Kompetensi Dasar5.1 Menemukan teorema Pythagoras

5.2 Menggunakan teorema Pythagoras

B. Materi PokokTeorema Pythagoras

D. Indikator

1. Menentukan kuadrat dan akar kuadrat suatu bilangan.

cxxix

Page 131: PTK Matematika 23

2. Menentukan luas daerah persegi panjang, persegi, dan luas daerah segitiga siku-

siku.

3. Menjelaskan dan menemukan teorema Pythagoras.

4. Menuliskan teorema Pythagoras.

5. Menggunakan dalil Pythagoras untuk menghitung panjang salah satu sisi

segitiga siku-siku jika kedua sisinya diketahui.

6. Menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku khusus ( salah satu

sudutnya 30o, 45o, 60o).

7. Menggunakan teorema Pythagoras untuk menyelesaikan soal pada bangun datar

dan bangun ruang.

8. Menemukan kebalikan teorema Pythagoras.

9. Mengenal tiga bilangan yang menggunakan tripel Pythagoras

10. Menetukan jenis segitiga jika diketahui panjang sisi-sisinya

11. Menyelesaikan soal cerita yang menggunakan teorema Pythagoras

E. Media/alat

1. Kapur warna

2. Penggaris

F. Strategi Pembelajaran

Model pembelajaran konvensional (ceramah, tanya jawab)

G. Proses Belajar Mengajar

1. Kegiatan Pendahuluan

a. Guru mengkoordinasikan tempat duduk siswa secara acak untuk pelaksanaan tes hasilbelajar sebagai umpan balik pembelajaran.

b. Motivasi.2. Kegiatan inti

a. Guru membagi soal tes hasil belajar untuk tiap-tiap individu.b. Pelaksanaan tes hasil belajar.c. Guru mengawasi jalannya tes hasil belajar.

3. Kegiatan penutup

a. Siswa mengumpulkan hasil jawaban tes

b. Pembahasan soal postes yang dirasa sulit oleh siswa

cxxx

Page 132: PTK Matematika 23

Lampiran 4

KEGIATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE JIGSAW II

Pertemuan I, II , III, IV dan V

A.Tahap I. Pendahuluan (15 menit)

1. Apersepsi, apresiasi, motivasi

2. Menjelaskan pada siswa tentang model pembelajaran yang dipakai dan

menjelaskan manfaatnya.

3. Pembentukan kelompok

Setiap kelompok terdiri dari 4 -5 orang dengan kemampuan yang heterogen.

4. Pembagian Materi

Pada poin ini setiap kelompok diberikan 4 -5 butir soal sesuai dengan jumlah

anggota kelompok. Setiap anggota kelompok mendapatkan satu soal.

B. Tahap II. Penguasaan Materi (15 menit)

1. Tiap siswa berusaha menguasai materi sesuai soal yang diterima.

2. Mengubah bentuk kelompok dengan cara penukaran sejumlah anggota kelompok

menurut soal yang diterima (yaitu soal yang sama). Kelompok yang baru

terbentuk disebut kelompok ahli.

3. Siswa berdiskusi dalam kelompok ahli untuk memperoleh jawaban.

C. Tahap III. Penularan Materi (25 menit)

cxxxi

Page 133: PTK Matematika 23

Dari kelompok ahli siswa kembali ke kelompoknya masing-masing (kelompok

asal) untuk melakukan kegiatatan memberi dan menerima materi oleh anggota

kelompok yang telah berdiskusi dalam kelompok ahli.

D. Tahap IV. Penutup (25 menit)

1. Guru bersama siswa membahs soal dan merangkum materi.

2. Tes individual (kuis).

3. Pemberian tugas rumah (PR).

Pertemuan VI

A.Tahap I. Pendahuluan (5 menit)

1.

2.

Apersepsi, apresiasi, motivasi

Mengkoordinasikan tempat duduk siswa.

B. Tahap II. Kegiatan inti (45 menit)

1. Pelaksanaan tes hasil belajar.

C. Tahap III. Penutup (15 menit)

1. Mengumpulkan jawaban tes hasil belajar siswa.

2. Membahas soal tes yang dirasa sulit oleh siswa

D. Monitoring ( 25 menit)

cxxxii

Page 134: PTK Matematika 23

cxxxiii