ptk bk smp.docx

31
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkaitan dengan tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan ketrampilan- ketrampilan kepada siswa. Terutama guru BK (Bimbingan dan Konseling) harus bisa menjalankan profesinya yaitu mengonseling siswa yang “bermasalah” / atau butuh pemecahan masalah. Dan salah satu metode konseling adalah metode konseling behavior yang tujuannya adalah untuk mengahapus/menghilangkan tingkah laku maldaptif (masalah) untuk digantikan dengan tingkah laku baru yaitu tingkah laku adaptif yang diinginkan siswa. Tujuan yang sifatnya umum harus dijabarkan ke dalam perilaku yang spesifik : (a) diinginkan oleh klien; (b) konselor mampu dan bersedia membantu mencapai

Upload: anekmetuah

Post on 10-Jul-2016

1.436 views

Category:

Documents


341 download

TRANSCRIPT

Page 1: PTK BK SMP.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berkaitan dengan tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan

melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar

berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan

melatih berarti mengembangkan ketrampilan-ketrampilan kepada siswa. Terutama guru BK

(Bimbingan dan Konseling) harus bisa menjalankan profesinya yaitu mengonseling siswa

yang “bermasalah” / atau butuh pemecahan masalah. Dan salah satu metode konseling adalah

metode konseling behavior yang tujuannya adalah untuk mengahapus/menghilangkan tingkah

laku maldaptif (masalah) untuk digantikan dengan tingkah laku baru yaitu tingkah laku

adaptif yang diinginkan siswa. Tujuan yang sifatnya umum harus dijabarkan ke dalam

perilaku yang spesifik : (a) diinginkan oleh klien; (b) konselor mampu dan bersedia

membantu mencapai tujuan tersebut; (c) klien dapat mencapai tujuan tersebut; (d)

dirumuskan secara spesifik. Konselor dan klien bersama-sama (bekerja sama)

menetapkan/merumuskan tujuan-tujuan khusus konseling.

Dalam pelaksanaan proses konseling, guru seringkali dihadapkan dengan berbagai

macam masalah, terutama masalah-masalah yang terkait dengan keberhasilan proses

konseling. Keberhasilan dalam konseling terlihat dari siswa yang menemukan solusi atas

masalahnya. Keberhasilan siswa dalam menyelesaikan masalahnya tidak terlepas dari peran

Page 2: PTK BK SMP.docx

aktif guru  BK, begitu juga dengan keberhasilan siswa dari segi emosional. Hal ini pun di

tentukan oleh guru, khususnya guru BP/BK yang mampu memberi motivasi dan dapat

menciptakan iklim / suasana yang harmonis, kondusif, menyenangkan dan mampu memberi

semangat kepada siswa.

BP/BK (Bimbingan Penyuluhan / Konseling) sebagai salah satu bagian di lembaga

pendidikan formal merupakan wahana untuk meningkatkan ketrampilan, sikap, dan nilai.

Pendidikan yang di terapkan oleh BP/BK (Bimbingan Penyuluhan / Konseling) menekankan

pada pemberian pengalaman secara langsung. Tujuan pendidikan BP/BK (Bimbingan

Penyuluhan / Konseling) adalah membantu siswa memahami ketrampilan, sikap, dan nilai.

dan saling keterkaitannya, mengembangkan ketrampilan dasar untuk menumbuhkan nilai

serta sikap ilmiah, menerapkan konsep dan prinsip untuk menghasilkan karya ketrampilan,

sikap, dan nilai yang berkaitan dengan kebutuhan manusia. Maka metode yang digunakan

dalam pembelajaran BP/BK (Bimbingan Penyuluhan / Konseling)  harus merupakan metode

yang mengandung esensi pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam  pengetahuan ilmiah

untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa. Salah satu metode yang tepat yang

digunakan dalam proses konseling siswa  untuk meningkatkan memberi solusi atas masalah

siswa adalah metode behavior yaitu metode yang menitik beratkan pada tingkah laku

dipelajari ketika individu berinteraksi dengan lingkungan melalui hukum-hukum belajar : (a)

pembiasaan klasik; (b) pembiasaan operan; (c) peniruan. Tingkah laku tertentu pada individu

dipengaruhi oleh kepuasan dan ketidak puasan yang diperolehnya. Manusia bukanlah hasil

dari dorongan tidak sadar melainkan merupakan hasil belajar, sehingga ia dapat diubah

dengan memanipulasi dan mengkreasi kondisi-kondisi pembentukan tingkah laku.

Berdasarkan study pendahuluan yang dilakukan di SMP………….. Kabupaten

………….., untuk metode behavior dalam konseling kelompok di kelas……..sudah pernah

Page 3: PTK BK SMP.docx

dilaksanakan namun belum terprogram. Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk

melakukan penelitian lebih mendalam dengan judul“KONSELING KELOMPOK DENGAN

PENDEKATAN BEHAVIOR DI KELAS …….. SMP…….. KABUPATEN …………”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka penulis menyusun beberapa

pertanyaan sebagai berikut :

Bagaimana gambaran konseling kelompok dengan pendekatan behavior di kelas ……..

SMP…….. Kabupaten …………?

C. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mempunyai tujuan sebagai berikut :

Untuk menggambarkan proses konseling kelompok dengan pendekatan behavior di kelas

…….. SMP…….. Kabupaten ………

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa, perubahan perilaku dan sikap negatif ke positif akan terjadi jika metode behavior

ini dilaksanakan sesuai prosedur

Page 4: PTK BK SMP.docx

2. Bagi guru, menambah pengetahuan dan hazanah kelmuan serta bisa juga dijadikan sebagai

refrensi.

3.  Untuk memperbaiki mutu konseling  pada siswa.

4. Menambah hasanah penelitian yang diharapkan dan dapat bermanfaat bagi civitas akademik.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 A. KONSELING KELOMPOK

1. Pengertian Konseling Kelompok

Corey & Corey (2006) menjelaskan bahwa seorang ahli dalam konseling

kelompok  mencoba  membantu  peserta  untuk  menyelesaikan kembali  permasalahan hidup

yang umum dan sulit seperti: permasalahan pribadi, sosial,  belajar/akademik,  dan

karir.  Konseling  kelompok  lebih memberikan  perhatian secara umum pada permasalahan-

permasalahan jangka pendek dan tidak terlalu

memberikan  perhatian  pada  treatmen gangguan  perilaku  dan  psikologis.

Konseling  kelompok  memfokuskan  diri pada  proses  interpersonal  dan  strategi

penyelesaian masalah yang berkaitan dengan pemikiran, perasaan, dan perilaku

yang  disadari.  Metode yang  digunakan  adalah  dukungan dan  umpan  balik interaktif

dalam sebuah kerangka berpikir here and now (di sini dan saat ini).

Page 5: PTK BK SMP.docx

 2. Tujuan Konseling Kelompok

Tujuan  umum  dari  layanan  konseling  kelompok  dapat ditemukan  dalam

sejumlah  literatur  profesional  yang  mengupas  tentang tujuan  konseling

kelompok,  sebagaimana  ditulis  oleh  Ohlsen,  Dinkmeyer, Muro,  serta  Corey  (dalam

Winkel, 1997) sebagai berikut.

1. Masing-masing  konseli  mampu  menemukan  dirinya  dan  memahami dirinya sendiri dengan

lebih baik. Berdasarkan pemahaman diri tersebut, konseli rela

menerima  dirinya  sendiri  dan  lebih  terbuka  terhadap aspek-aspek  positif kepribadiannya.

2. Para  konseli  mengembangkan  kemampuan  berkomunikasi  antara  satu individu dengan

individu yang lain, sehingga mereka dapat saling memberikan

bantuan  dalam  menyelesaikan  tugas-tugas perkembangan  yang  khas  pada setiap fase-fase

perkembangannya.

3. Para  konseli  memperoleh  kemampuan  mengatur  dirinya  sendiri  dan

mengarahkan  hidupnya  sendiri,  dimulai  dari  hubungan  antarpribadi di  dalam

kelompok  dan  dilanjutkan  kemudian  dalam  kehidupan sehari-hari  di  luar lingkungan

kelompoknya.

4. Para  konseli  menjadi  lebih  peka  terhadap  kebutuhan  orang  lain  dan lebih

mampu  menghayati/  memahami  perasaan  orang  lain. Kepekaan  dan pemahaman ini akan

membuat para konseli lebih sensitif terhadap kebutuhan psikologis diri sendiri dan orang lain.

5. Masing-masing  konseli  menetapkan  suatu  sasaran/target  yang  ingin dicapai, yang

diwujudkan dalam sikap dan perilaku yang lebih konstruktif. 

Page 6: PTK BK SMP.docx

6. Para konseli lebih menyadari dan menghayati makna dari kehidupan manusia sebagai

kehidupan bersama, yang mengandung tuntutan menerima orang lain dan harapan akan

diterima oleh orang lain.

7. Masing-masing  konseli  semakin  menyadari  bahwa  hal-hal  yang

memprihatinkan  bagi  dirinya  kerap  menimbulkan  rasa  prihatin dalam  hati orang lain.

Dengan demikian, konseli tidak akan merasa terisolir lagi, seolah-olah hanya dirinyalah yang

mengalami masalah tersebut.

8. Para konseli belajar berkomunikasi dengan seluruh anggota kelompok secara

terbuka,  dengan  saling  menghargai  dan  saling  menaruh perhatian.

Pengalaman  berkomunikasi  tersebut  akan  membawa dampak  positif  dalam kehidupannya

dengan orang lain di sekitarnya.

B.     PENDEKATAN BEHAVIOR

1.      Latar Belakang

Pendekatan konseling behavioral ini berhubungan dengan skinner, Pavlov yang mana

pada penemuan itu selalu mengembangkan yang namanya stimulus dan respon. Pada tahun

1927 penerjemahan karya Pavlov kedalam bahasa Inggris mendorong pengambilalihan

pendekatan behavioristik dalam mempelajari psikologi amerika serikat. Salah satu study yang

paling penting adalah hal ini adalah yang dilakukan oleh Wathson dan Ray yang

menggunakan seorang anak kecil membuktikan bahwa rasa takut itu dipelajari.

2.      Pendiri Dan Pengembang

Page 7: PTK BK SMP.docx

John. D. Krumbolitz

Pengembang : 1. Carl E. Thoresen 2. Ray E. Hosford 3. Bandura 4. Wolfe

3.      Orientasi Pendekatan

Tercapainya perubahan tingkah laku (action) dengan menekankan proses kognitif

4.      Hakekat Manusia Kepribadian Dan Perkembangan

HAKEKAT MANUSIA:

· Prilaku manusia merupakan hasil dari belajar

· Manusia bersifat mekanistik (merespon pada lingkungan dengan kontrol yang terbatas)

· Hidup dalam alam deterministic

· Memiliki sedikit peran aktif dalam memilih martabatnya

· Manusia berorientasi dengan lingkungan

· Manusia memiliki kebutuhan bawaan yang dipelajari

· Manusia bersifat unik

·   Tingkah laku manusia bertujuan untuk memperoleh kepuasan

· Manusia dapat berubah tingkah lakunya tanpa adanya pemahaman diri

· Dari sudut teori belajar manusia bersifat reaktif

Page 8: PTK BK SMP.docx

· Reaksi individu dipengaruhi oleh aspek genetic

5.      Pribadi Sehat Dan Malasuai

PRIBADI SEHAT :

·      Dapat merespon stimulus yang ada di lingkungan secara cepat

·  Tidak kurang dan tidak berlebihan dalam tingkah laku memenuhi kebutuhan

·     Mempunyai derajat kepuasan yang tinggi atas tingkah laku ber tingkah laku dengan tidak

mengecewakan diri dan lingkungan

·     Dapat mengambil keputusan yang tepat atas konflik yang dihadapi

·   Mempunyai atau dapat mengembangkan reinforce internal disamping eksternal

· Mempunyai self kontrol yang memadai

PRIBADI MALASUAI

· Tingkah lakunya tidak memuaskan individu

· Tingkah lakunya akan membawa individu mengalami konflik dengan lingkungan

· Tingkah lakunya berlebihan

· Tingkah lakunya yang kurang

· Tingkah lakunya / respon yang tidak tepat

Page 9: PTK BK SMP.docx

6.      Karakteristik Konselor Dan Klien

KARAKTERISTIK KONSELOR

· Konselor harus aktif dan direktif

· Menerima dan memahami klien tanpa mengadili / mengkritik

· Hangat, empirik dan penghargaan kepada klien

· Memberikan kebebasan bagi klien untuk mengekspresikan diri

· Tanggap cepat dalam memberikan reinforcement

· Terbuka mengenai proses terapi

· Keinginan atau kesediaan untuk membantu klien

KARAKTERISTIK KLIEN :

· Klien harus aktif dalam mencoba tingkah laku yang baru

· Kesadaran dan partisipasi klien dalam proses terapeutik

· Kesediaan bekerjasama dengan konselor selama proses terapi

· Berani menanggung resiko atas perubahan yang ingin dicapai

7.      Hubungan Konselor Dan Klien

ü            Hubungan personal

Page 10: PTK BK SMP.docx

ü            Keterlibatan

ü            Kehangatan

ü            Permisi

ü            Keaslian

ü            Empati

ü            Kerjasama

ü            Kesepakatan

ü            Acception

ü            Kehangatan

8.      Peran Dan Fungsi Konselor

PERAN KONSELOR :

· Mengkomunikasikan pemahamannya pada klien

· Menyiapkan / membina hubungan dengan klien

· Bekerjasama mengatasi problem yang sesolik

·  Memberi kuliah, informasi dan menjelaskan proses yang dibutuhkan anggota untuk

melakukan perubahan

Page 11: PTK BK SMP.docx

· Memberikan reinforcement

· Mendorong klien mentransfer tingkah laku dalam kehidupan sehari - hari

FUNGSI KONSELOR :

· Sebagai guru / pelatih (dalam mempelajari tingkah laku yang efektif)

· Sebagai pemimpin kelompok

· Sebagai guru

 

Page 12: PTK BK SMP.docx

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada kelas ……… SMP……..Kabupaten

……….dengan jumlah peserta didik…. siswa terdiri dari ……. siswa laki-laki …….dan

siswa perempuan…….

B. Karakteristik Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMP……Kabupaten ……… pada tahun

pelajaran 2012-2013 dengan permasalahan “KONSELING KELOMPOK DENGAN

PENDEKATAN BEHAVIOR DI

KELAS….SMP…………..KABUPATEN …………………”

C. Variable Penelitian

1.   Konseling Kelompok

Konseling kelompok yang dimaksud disisni adalah suatu pemusatan hal peribadi,

huungan bersemuka antara dua manusia apabila seorang konselor dengan kemampuan yang

Page 13: PTK BK SMP.docx

ada padanya menyediakan satu situasi pembelajaran yang membolehkan kliennya mengenali

dirinya sendiri, membuat keputusan dan pemilihan bagi memenuhi keperluan diri mereka

sendiri

2.  Pendekatan Behavior

Pendekatan Behavior yang dikmaksud dalam penelitian ini adalah:metode

mempelajari , memodifikasi tingkah tingkah laku tidak adaptif , Fokus tingkah laku yang laku

melalui penguatan melalui proses belajar yang tampak dan spesifik yang di lakukan pada

siswa  SMP……..

 Dari kondisi awal pelaksanaan tindakan ini terekam data siswa di SMP…… sebagai

berikut :

a.  Ada sebagian siswa yang bermasalah dan membutuhkan konseling kelompok dengan

pendekatan behavior

b. Ada sebagian siswa yang harus di terapi dengan model pendekatan konseling behavior

D. Prosedur Penelitian

Kegiatan penelitian tindakan kelas ini direncanakan  3 siklus. Penelitian ini diawali

dengan kegiatan observasi sebagai penjajagan untuk memperoleh informasi dan gambaran

terhadap permasalahan yang sedang dihadapi, diteliti dan tindakan yang telah dilakukan oleh

guru. Dan dilanjutkan dengan membahas hasil observasi serta merencanakan dan menetapkan

tindakan.

Page 14: PTK BK SMP.docx

Rencana penelitian ini menggunakan model proses yang berkesinambungan, mulai dari

proses penelitian siklus 1 , ditindaklanjuti proses penelitian siklus 2 dan seterusnya sampai

pada siklus 3. Dalam setiap siklus tindakan meliputi :

·           Perencanaan (Planning)

·           Pelaksanaan tindakan (acting)

·           Pengamatan (Observing)

·         Refleksi (Reflekting)

E. Tindakan Pada Setiap Sikulus

Secara terperinci, langkah-langkah tersebut dapat diuraikan dalam penjelasan berikut :

a. Perencanaan , kegiatan yang dilakukan :

·         Membuat rencana penelitian dengan judul “Konseling Kelompok dengan Pendekatan

Behavior”

·         Membuat lembar observasi untuk mengetahui kondisi masalah siswa yang harus di

konseling dengan teknik behavior

·         Membuat alat evaluasi

b. Pelaksanaan tindakan (acting)

Page 15: PTK BK SMP.docx

Pelaksanaan tindakan pada hakikatmya mengimplementasikan skenario Konseling

kelompok dengan pendekatan beavior. Sudah barang tentu pada setiap siklus mempunyai

langkah serta penekanan yang berbeda, tergantung pada fokus tujuan dan refleksi dari siklus

sebelumnya. Namun demikian, perlu dijelaskan dan ditegaskan dalam penelitian ini, bahwa

tujuan utama dengan menggunakan pendekatan behavior  pada pkonseling kelompok  ini

dimaksudkan untuk menyelesaikan masalah siswa. Kelak pada gilirannya, dengan semakin

terselessaikannya masalah  siswa maka akan diketahui akselerasi dalam menggunakan

pendekatan behavior dalam konseling kelompok.

 

c. Pengamatan (Observing)

Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara kolaboratif dengan

menggunakan format pengamatan proses pembelajaran. Sedangkan evaluasi pemantauan juga

dilakukan secara kolaboratif dengan mengolah data yang dapat di rekam dan memaknainya

serta menentukan keberhasilan dan ketercapaian tujuan tindakan ataupun hasil samping dari

pelaksanaan tindakan.

Pemantauan ini dilakukan oleh guru, kolaborator dan siswa untuk mendapatkan data-

data yang akurat secara secara kualitatif. Langkah ini juga difungsikan untuk mengukur

tingkat keberhasilan dan atau kegagalan dalam penelitian.

Hasil monitoring dapat dilihat dari hasil analisis data, tes, lembar observasi dan

pemantauan, catatan lapangan learning loads, wawancara dengan siswa dan atau guru

sejawad atau kolaborator baik dalam kelas ataupun luar kelas. Hasil kerja ini selanjutnya

dianalisis dan direfleksi untuk perencanaan pada siklus berikutnya.

d. Refleksi (Reflekting)

Page 16: PTK BK SMP.docx

Dari hasil observasi dan evaluasi hasil pemantauan yang diperoleh , kemudian

dilakukan analisis. Hasil analisis ini kemudian menjadi dasar untuk melakukan refleksi diri

untuk menentukan tindakan dan perencanaan berikutnya.

e. Pengumpulan data

Jenis data yang dikumpulkan meliputi :

·         Data siswa

·         Data masalah siswa

f. Alat pengumpul data meliputi :

·               Lembar observasi untuk mengungkap masalah siswa

·               Pedoman wawancara untuk mengungkap masalah siswa

·               Learning loads untuk mengungkap pendapat, perasaan dan perbaikan perencanaan

berikutnya.

·               Alat evaluasi berupa draft pertanyaan konseling

g.      Cara pengumpulan data

Dari hasil penelitian tindakan kelas ini akan dapat diperoleh beberapa data, yang meliputi :

·               Berapa siswa yang mempunyai masalah dan membutuhkan konseling

·               Berapa siswa yang harus diterapi behavior

f. Indikator Kinerja

Sesuai dengan tujuan penelitian yang dikemukakan pada bagian awal penelitian ini,

konseling kelompok dengan pendekatan behavior. Maka, yang menjadi indikator kinerja

dalam penelitian ini adalah pendekatan behavior dapat dilaksanakan secara efektif dalam

konseling kelompok. Dengan demikian, dampak pada meningkatnya kualitas konseling

Page 17: PTK BK SMP.docx

siswa. Untuk mengukur keberhasilan ini, maka indikator kinerja berikutnya apabila hasil

penelitian ini dengan valid dapat menunjukkan :

f. Sekurang-kurangnya 65 % siswa dapat mengambil keputusan atas masalahnya

g. Terjadi kondusifitas suasana konseling kelompok disekolah

h. Sekurang-kurangnya 65% siswa mendapatkan relayanan konseling yang efektif

 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Guru BK  selaku peneliti menyusun perencanaan penelitian tindakan kelas terhadap

siswa kelas ……. SMP……. Peneliti melakukan empat tahapan yaitu : perencanaan,

implementasi, observasi, evaluasi dan refleksi.

1). Perencanaan, tahap perencanaan peneliti melakukan :

a.  Menyiapkan alat ukur penelitian

b. Menyiapkan setting tempat sesuai

2). Implementasi

Konseling Kelompok dengan Pendekatan Behavior dilakukan di ruang kelas ……

SMP…….:

a.   Tahap Awal

Guru yang dalam hal ini berperan sebagai peneliti mengecek mana saja siswa yang

membutuhkan konseling kelompok dengan pendekatan behavior

b.   Tahap pertengahan

Guru yang dalam hal ini berperan sebagai peneliti menerapkan pendekatan behavior

dalam konseling kelompok.

c.   Tahap akhir

Guru melaksanakan konseling kelompok dengan efektif.

Page 18: PTK BK SMP.docx

3). Observasi dan Evaluasi

Peneliti melakukan pengamatan, mengamati dan menilai respon siswa, melakukan

pemantauan hasil pengamatan dan wawancara.

4). Refleksi

Mengecek hasil pengamatan dan wawancara.Menggambarkan Konseling Kelompok

dengan Pendekatan Behavior di Kelas…SMP……Kabupaten……..

A.    HASIL PENELITIAN

Dari langkah penelitian di atas, maka hasil penelitian menggambarkan bagaimana

Konseling kelompok dengan metode behavior di kelas…SMP…dilaksanakan. Setelah di

gunakan metode behavior maka siswa  yang membutuhkan konseling kelompok dengan

masalah tertentu, akan dapat mengambil keputusan terbaik atas masalahnya. 

B.  PEMBAHASAN

1.   Siklus Pertama

Pada siklus pertama ini di dilaksanakan selama satu kali pertemuan. Pada pertemuan

pertama ini peneliti sudah langsung menerapkan pendekatan yang ditawarkan  pendekatan

behavior dalam konseling kelompok.  Dari  hasil  penelitian  di  pertemuan  yang

pertama ini  peneliti  sudah  menemukan  hasil  yang  positif. 

Hal  ini  terbukti dengan adanya  tanggapan  siswa  terhadap pendekatan

behavior  di  aplikasikan  dalam konseling kelompok siswa kelas ……. SMP…….

yang  mendapat konseling kelompok dengan pendekatan behavior dengan masalah tertentu

dapat mengamil keputusan terbaik atas masalahnya.

2.   Siklus Kedua

Page 19: PTK BK SMP.docx

Siklus  kedua  ini  adalah  sebagai  refleksi  dari  siklus  yang pertama. Kesalahan

yang terjadi di siklus yang pertama, diharapkan tidak terulang lagi

pada  siklus  yang  kedua  ini.  Pada  siklus  pertama  ada permasalahan  yaitu

tentang  pemberian pendekatan behavior pada siswa kelas ….. SMP…..yang tidak tepat

sasaran, artinya siswa dengan masalah tertentu yang seharusnya tidak di konseling kelompok

dengan menggunakan metode behavior maka tidak akan memunculkan problem solving pada

diri siswa.  sehingga  proses  konseling kelompok dengan pendekatan behavior kurang

mengena. Jadi,  pada  siklus  kedua  ini diharapkan pemberian pendekatan behavior pada

konseling kelompok pada siswa kelas …… SMP…….tepat sasaran.

 

Page 20: PTK BK SMP.docx

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan  uraian  yang  telah  dipaparkan  pada  BAB  terdahulu, maka

penulis  membuat  kesimpulan  dari  hasil  penelitian  yang dilakukan  di  SMP……..,

yaitu:  Penerapan pendekatan behavior dalam konseling kelompok

dapat  membuat  siswa  kelas …….  Dengan masalah yang harus di terapi dengan pendekatan

behavior menghasilkan problem solving yang efektif.

B. Saran

Berrdasarkan kesimpulan  di  atas,  maka  penulis  membuat  saran-saran berikut:

1. Untuk penerapan konseling kelompok dengan pendekatan behavior

 Penerapan  metode behavior ini harus tepat sasaran pada siswa yang memang

membutuhkan terapi behavior.

2. Konseling kelompok

Konseling kelompok ini juga harus tepat sasaran pada siswa yang membutuhkan konseling

kelompok.

3.      Pendekatan Behavior

Begitu juga dengan Pendekatan Behavior harus tepat sasaran dalam penggunaaannya.

Page 21: PTK BK SMP.docx

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Aunurrahman. 1998. Jurnal Penelitian Pendidikan Dasar. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Dimyati Mahmud. 2000. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Edi Legowo.2003. Analisis Pengubahan Tingkah Laku. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas MaretElizabeth Hurlock. 1999. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga

Hamalik Oemar. 2004. Prses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Iqbal Hasan. 2002. Pokok-Pokok Materi metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia

____________.2002. Pokok-Pokok Materi Statistik 2. Jakarta: Bumi AksaraMargaret Bell. 2001. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: Rajawali Pers

Marzuki. 2002. Metodologi Riset. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia

Muhibbin Syah. 2005. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Nana Syaodih. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Page 22: PTK BK SMP.docx

Sardiman. 2002. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Singgih Gunarso.2002. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung MuliaSlameto. 2005. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Soedomo Hadi. 2005. Pengelolaan Kelas. Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan UNS dan UPT Penerbitan Percetakan UNS

Soetrisno Hadi. 2001. Metode Research. Yogyakarta: Andi Offset.

Soli&Thayeb. 2002. Teknik dan Laboratorium Konseling. Jakarta: departeman Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik

Sugiyono, 2005, Metode Penelitian, Bandung : Alfa Beta.

Suharsimi Arikunto. 2002. Produr Penelitian suatu Pendidikan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Trisno Martono. 2005. Strategi Belajar-Mengajar. Surakarta: departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Universitas Sebelas Maret

Thulus Hidayat dkk, 2001. Psikologi Pendidikan. Surakarta: FKIP Universitas Sebelas Maret

Yamin, Martini, 2006, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, Jakarta : Putra Grafika.

Winkel WS, 2001. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo

Page 23: PTK BK SMP.docx