prosedur operasional baku (pob) · pdf filepenataan kawasan yang berkualitas juga untuk...

24
PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL LAYAK HUNI SEDERHANA SEHAT DAN TAHAN GEMPA 1. Latar Belakang Direktorat Jendral Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum memberikan perhatian yang besar dalam mendukung upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan kualitas lingkungan permukiman, yaitu pembangunan lingkungan dan kualitas hunian guna mendukung pengembangan kegiatan usaha ekonomi masyarakat dan pemberdayaan sumber daya manusia dengan memperhatikan tatanan sosial masyarakat. Agar terwujutnya peningkatan kualitas lingkungan permukiman dan tatanan masyarakat yang hidup secara harmonis dalam lingkungan yang aman, tertib, sehat, selaras dan lestari dengan menjujung nilai-nilai budaya lokal adalah cita- cita tentang peradaban masyarakat perkotaan ke depan/masyarakat madani. Dalam rangka menuju masyarakat madani tersebut, upaya awal sebelum pembangunan lingkungan dimulai, dengan adanya perubahan perilaku/penyadaran masyarakat. Untuk memperkokoh sikap dan perilaku masyarakat yang berbasis nilai-nilai universal yang mendasari nilai-nilai kearifan lokal. Pada tahapan berikutnya kegiatan meningkatakan perekonomian masyarat, diharapkan dengan Rehabilitasi rumah di PNPMMP telah memberikan manfaat dan ditargetkan dengan baik kepada orang miskin. Sebagai investasi terbesar ketiga di bidang infrastruktur, tren rehabilitasi perumahan telah dua kali lipat sejak tahun 2007 hingga 2011, dari 9,68% menjadi 19,22%. Lebih dari 115.000 rumah telah direhabilitasi. Investasi per rumah telah meningkat dari USD 129 pada tahun 2007 menjadi USD 865 pada tahun 2011. ketepatan sasaran diperuntukan bagi warga miskin sebesar 258.885 KK miskin. Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) dan beberapa pemerintah daerah telah memiliki program rehabilitasi rumah bagi masyarakat miskin yang telah bekerjasama dengan BKM. Didalam pelaksanaannya masih ada beberapa permasalahan yang ditemukan terkait dengan rehabilitasi perumahan misalnya pada kualitas teknis dan partisipasi terbatas pemilik rumah selama proses desain dan konstruksi. Bedasarkan hasil kunjungan ada beberapa catatan secara umum pemanfaat sesuai sasaran, terjadi tumbuhnya kegotong-royongan, sesama warga tumbuhnya kepedulian untuk membantu yang miskin. Di sebagian wilayah masih ditemukan pembangunan yang kurang memperhatikan standart teknis diantarannya tidak ada struktur sebagai penguat utama. Suatu bangunan harus mempunyai konstruksi yang kuat untuk melindungi penghuni dari bahaya keruntuhan sehingga penghuni dapat merasakan ketentraman selama tinggal didalamnya, juga ditemukan tidak menggunakan kolom praktis, luasan jendela dan ventilasi yang tidak memadai,

Upload: dinhtu

Post on 06-Feb-2018

230 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) · PDF filepenataan kawasan yang berkualitas juga untuk penanganan yang diakibatkan ... Ruang Lingkup o Lingkup kegiatan ... wilayah nasional yang dinyatakan

PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL LAYAK HUNI

SEDERHANA SEHAT DAN TAHAN GEMPA

1. Latar Belakang

Direktorat Jendral Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum memberikan perhatian yang besar dalam mendukung upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan kualitas lingkungan permukiman, yaitu pembangunan lingkungan dan kualitas hunian guna mendukung pengembangan kegiatan usaha ekonomi masyarakat dan pemberdayaan sumber daya manusia dengan memperhatikan tatanan sosial masyarakat. Agar terwujutnya peningkatan kualitas lingkungan permukiman dan tatanan masyarakat yang hidup secara harmonis dalam lingkungan yang aman, tertib, sehat, selaras dan lestari dengan menjujung nilai-nilai budaya lokal adalah cita-cita tentang peradaban masyarakat perkotaan ke depan/masyarakat madani. Dalam rangka menuju masyarakat madani tersebut, upaya awal sebelum pembangunan lingkungan dimulai, dengan adanya perubahan perilaku/penyadaran masyarakat. Untuk memperkokoh sikap dan perilaku masyarakat yang berbasis nilai-nilai universal yang mendasari nilai-nilai kearifan lokal. Pada tahapan berikutnya kegiatan meningkatakan perekonomian masyarat, diharapkan dengan

Rehabilitasi rumah di PNPMMP telah memberikan manfaat dan ditargetkan dengan baik kepada orang miskin. Sebagai investasi terbesar ketiga di bidang infrastruktur, tren rehabilitasi perumahan telah dua kali lipat sejak tahun 2007 hingga 2011, dari 9,68% menjadi 19,22%. Lebih dari 115.000 rumah telah direhabilitasi. Investasi per rumah telah meningkat dari USD 129 pada tahun 2007 menjadi USD 865 pada tahun 2011. ketepatan sasaran diperuntukan bagi warga miskin sebesar 258.885 KK miskin. Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) dan beberapa pemerintah daerah telah memiliki program rehabilitasi rumah bagi masyarakat miskin yang telah bekerjasama dengan BKM.

Didalam pelaksanaannya masih ada beberapa permasalahan yang ditemukan terkait dengan rehabilitasi perumahan misalnya pada kualitas teknis dan partisipasi terbatas pemilik rumah selama proses desain dan konstruksi.

Bedasarkan hasil kunjungan ada beberapa catatan secara umum pemanfaat sesuai sasaran, terjadi tumbuhnya kegotong-royongan, sesama warga tumbuhnya kepedulian untuk membantu yang miskin.

Di sebagian wilayah masih ditemukan pembangunan yang kurang memperhatikan standart teknis diantarannya tidak ada struktur sebagai penguat utama. Suatu bangunan harus mempunyai konstruksi yang kuat untuk melindungi penghuni dari bahaya keruntuhan sehingga penghuni dapat merasakan ketentraman selama tinggal didalamnya, juga ditemukan tidak menggunakan kolom praktis, luasan jendela dan ventilasi yang tidak memadai,

Page 2: PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) · PDF filepenataan kawasan yang berkualitas juga untuk penanganan yang diakibatkan ... Ruang Lingkup o Lingkup kegiatan ... wilayah nasional yang dinyatakan

lantai pembangunan/perbaikan rumah yang tidak dilengkapi bangunan pelengkap misalnya tidak ada dapur, MCK dll.

Dengan ada Prosedur Operasional Baku Rumah Sederhana Sehat Tahan Gempa yang bertujuan pemenuhan kebutuhan akan rumah tinggal dalam rangka penataan kawasan yang berkualitas juga untuk penanganan yang diakibatkan bencana. Kondisi akhir-akhir ini sering terjadi gempa di berbagai tempat di Indonesia yang menimbulkan kerusakan rumah atau bangunan, bahkan korban jiwa. Umumnya yang yang menjadi korban adalah rumah-rumah rakyat yang dibangun tanpa pengetahuan serta pengarahan tentang cara membangun sebuah rumah yang aman sera tahan gempa dalam ukuran skala tertentu.

2. Tujuan

Tujuan pembuatan POB ini adalah untuk memberikan referensi dalam pelaksanaan pembangunan Rummah Tinggal Layak Huni yang sehat, murah dan tahan gempa .

Oleh karena itu POB ini dapat digunakan sebagai referensi dasar dalam mensosialisasikan pembangunan RTLH sederhana sehat, murah dan tahan gempa kepada KSM , UPL dan masyarakat dalam melaksanakan kegiatan pemanfaatan BLM Lingkungan.

3. Prinsip-prinsip kegiatan RTLH

o Prinsip Pemberdayaan Sejati untuk menumbuhkan kerelawanan dan

perilaku pengorbanan/keikhlasan memberi dari masyarakat peduli kepada sesama manusia yang lebih menderita dan lebih miskin;

o Dana BLM hanya sebagai stimulan bagi BKM dan mendorong masyarakat untuk BERGOTONG ROYONG menolong warga yang paling miskin untuk membangun rumah yang layak huni sehat dan aman gempa;

o Sebagai proses pembelajaran bagi BKM dan masyarakat dalam hal : • Mekanisme pembangunan perumahan berbasis komunitas

(masyarakat merencanakan, menetapkan & melaksanakan sendiri) serta nilai-nilai luhur (Memprioritaskan pada warga yang paling lemah dan miskin secara adil, jujur dan pengorbanan)

• Melaksanakan pembangunan RTLH berorientasi pada “MEMBANGUN LEBIH BAIK/AMAN” (sesuai standard teknis tahan gempa, sehat & layak huni) .

o Harapan-nya: Masyarakat dapat membangun rumahnya yang sehat dan aman gempa.

4. Sasaran

Rehab rumah tinggal layak huni di diperuntukkan bagi Rumah tangga/keluarga miskin di kelurahan PNPM MP yang memiliki hak atas tanah dan memiliki rumah yang kurang layak bila dilihat dari aspek kesehatan dan keamanan penghuninya.

Page 3: PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) · PDF filepenataan kawasan yang berkualitas juga untuk penanganan yang diakibatkan ... Ruang Lingkup o Lingkup kegiatan ... wilayah nasional yang dinyatakan

5. Ruang Lingkup

o Lingkup kegiatan RTLH adalah kelurahan PNPM MP Reguler, Paket maupun PLPBK.

o Untuk penerapan konstruksi struktur tahan gempa khususnya pada wilayah nasional yang dinyatakan rawan gempa.

6. Biaya Biaya rehab rumah berasal dari BLM adalah sebagai stimulan bagi masyarakat untuk merehab/membangun konstruksi apa yang sudah mereka rencanakan dan sepakati bersama dalam pembangunan RTLH yang sehat dan mempunyai struktur tahan gempa, serta biaya swadaya warga dengan berlandaskan semangat Bergotong Royong menolong warga yang paling miskin yang

memiliki rumah yang tidak layak huni.

Besaran biaya dari BLM untuk membangun struktur dan konstruksi rumah baru maksimal adalah Rp. 15 Juta. (Mengacu program Rekompak Padang).

7. Kriteria RTLH

Kriteria perbaikan/rehab rumah tinggal tidak layak huni berdasarkan :

kebutuhan yang sesuai dengan kondisi kerusakan rumah. Berdasarkan Perpres No 73/2011 dan PermenPU 45/2007

Prioritasnya sesuai dengan kondidi sosial ekonomi warga miskin.

Jika membangun baru disesuaikan dengan model program yang telah ada misalnya REKOMPAK Padang, apabila rehab maka biaya disesuaikan dengan kategori kerusakan rumah.

Kerusakan Ringan

Kerusakan Sedang

Kerusakan Berat

a. Kerusakan Ringan

o Kerusakan terutama pada komponen non-struktural, seperti penutup atap, langit- langit, penutup lantai dan dinding pengisi

o Biaya perawatan/perbaikan maksimum 30% dari biaya pembangunan gedung baru

b. Kerusakan Sedang

o Kerusakan pada sebagian komponen non struktural, dan atau komponen struktural seperti struktur atap, lantai, dll

o Biaya perawatan/perbaikan maksimum 45% dari harga pembangunan gedung baru

Page 4: PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) · PDF filepenataan kawasan yang berkualitas juga untuk penanganan yang diakibatkan ... Ruang Lingkup o Lingkup kegiatan ... wilayah nasional yang dinyatakan

c. Kerusakan Berat

o Kerusakan pada sebagian besar komponen bangunan, baik struktural maupun non-struktural yang apabila setelah diperbaiki masih dapat berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya

o Biaya perawatan/perbaikan maksimum 65% dari harga pembangunan gedung baru.

8. Langkah-langkah perencanaan dan pelaksanaan kegiatan

a. Pembentukan KSM Rumah, keanggotaanya adalah terdiri dari penerima manfaat dan relawan yang peduli terhadap penanggulangan kemiskinan.

Terhadap

Seluruh

Bangunan

Kerusakan

Maksimum

Bobot

( % )

Nilai (%)

( 4 x 6 )

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

a. Penutup Atap 10.56% 100%

b. Rangka Atap 11.62% 100%

c. List Plank & Talang 2.06% 100%

Sub Total 24.24%

a. Rangka Plafon 4.67% 100%

b. Penutup & List Plafon 5.06% 100%

c. Cat 1.41% 100%

Sub Total 11.14%

a. Kolom & Balok Ring 9.66% 100%

b. Bata / Dinding Pengisi 13.68% 100%

c. Cat 1.65% 100%

Sub Total 24.99%

a. Kusen 2.70% 100%

b. Daun Pintu 2.47% 100%

c. Daun Jendela 5.15% 100%

Sub Total 10.32%

a. Struktur Bawah 2.89% 100%

b. Penutup Lantai 8.96% 100%

11.85%

a. Fondasi 11.15% 100%

b. Sloof 3.30% 100%

Sub Total 14.45%

a. Listrik 1.79% 100%

b. Instalasi Air Hujan &

Pasangan Rabat Beton

Keliling Bangunan

1.22% 100%

Sub Total 3.01%

100.00%

…………….%NILAI TINGKLAT KERUSAKAN

Utilitas

Fondasi

Lantai

7

JUMLAH TOTAL

Pintu & Jendela

6

Sub Komponen BangunanKomponen

BangunanNo

4

5

ANALISIS TINGKAT KERUSAKAN BANGUNAN / RUANG

Nama Bangunan :

Dinding

Bobot ( % ) Tingkat Kerusakan

Plafon

Atap1

2

3

Page 5: PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) · PDF filepenataan kawasan yang berkualitas juga untuk penanganan yang diakibatkan ... Ruang Lingkup o Lingkup kegiatan ... wilayah nasional yang dinyatakan

b. Melakukan Survey teknis dengan melakukan identifikasi kerusakan rumah calon dan data rumah.

o Status tanah (pererima manfaat harus mempunyai hak atas tanah) o Identifikasi kerusakan termasuk kategori rusak ringan , rusak

sedang atau rusak berat. o Membuat desain/gambar rencana rehab membangun baru.

• Gambar Denah • Gambar Pondasi • Gambar Struktur • Gambar tampak depan/samping • Gambar potongan memanjang dan melintang • Gambar pembesian • Detail sambungan ( Sambungan kayu , sambungan besi)

c. Langkah perencanaan dan pelaksanaan berikutnya seperti kegiatan Infrastruktur yang lain sesuai dengan petunjuk Teknis pembangunan Infrastruktur.

9. Referensi Rumah Sehat, Tahan Gempa dan layak huni

A. Syarat - syarat dan ketentuan Umum Rumah

Sebuah bangunan adalah suatu wadah yang berbentuk fisik bangunan yang disusun dari berbagai jenis bangunan. Dalam merancang dan mengerjakan suatu bangunan harus mematuhi segala peraturan-peraturan yang berlaku , Pengetahuan umum bangunan terdiri dari dari syarat-syarat bagian-bangian bangunan, beberapa faktor dan syarat yang harus diperhatikan dalam membuat bangunan rumah tinggal adalah kekuatan, keawetan, keindahan dan kesehatan. Untuk lebih jelasnya bisa diuraikan sbb: 1. Kekuatan: suatu bangunan harus mempunyai konstruksi yang kuat untuk

melindungi penghuni dari bahaya keruntuhan sehingga penghuni dapat merasakan ketentraman selama tinggal didalamnya. Pada gambar disamping sebagai contoh rumah tradisional, tidak jauh dari episentrum gempa bumi, bertahan dengan baik.

2. Keawetan: bengunan seharusnya direncanakan agar berumur panjang, sebab yang kuat dan awet akan memeberikan rasa aman dan tentram bagi penghuninya, untuk itu mendapatkan keawetan yang baik perlu diperhatikan jenis bahan yang digunakan, hanya memmperhatiakan standard mutu dan kualitas, serta cara pelaksanaan pekerjaan yang betul sesuai dengan prosedur yang benar. Selain itu untuk menambah keawetan perlu dipelihara

Page 6: PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) · PDF filepenataan kawasan yang berkualitas juga untuk penanganan yang diakibatkan ... Ruang Lingkup o Lingkup kegiatan ... wilayah nasional yang dinyatakan

dan dikontrol secara berkala terhadap kerusakan-kerusakan bagian-bagian yang harus diganti atau diremajakan.

3. Keindahan: Keindahan bangunan akan memberikan kebanggaan kepada penghuninya dan juga menambah nilai banguan tersebut . Untuk menjadikan bangunan indah, perlu diperhatiakan proporsi antara struktur dan organisasi ruang yang sesuai dengan fungsi bangunan.

4. Kesehatan: Perencanaan bangunan harus memperhatikan kebersihan dan kesehatan lingkungannya, untuk menjaga kesehatan, maka faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah pembuangan air kotor dann kotoran( sanitasi), sampah dan limbah yang lain, serta mempeertimbangkan faktor iklim( sinar matahari, angin, dan suhu) dan gangguan polusi (udara dan Suara)

B. Pemilihan Prototip Rumah

Dasar pemilihan salah satu prototip Rumah Sederhana Sehat tersebut didasarkan pada kajian Mikrozonasi dari bahan bangunan, geologis serta arsitektur, pada tingkat propinsi dan atau kabupaten/kota, dengan merujuk pada zonasi Rumah Sederhana Sehat Nasional, pada tabel 1 berikut:

Tabel 1. Alternatif Pemilihan Tipologi Rumah Sederhana Sehat

Propinsi Zonasi bahan dan

kondisi lahan

Urutan alternatif jenis rumah yang dapat

diterapkan *)

1 Bali NTB NTT

Pasangan > Tegakan, Tanah kering, Tanah liat

Tembok (Bata merah)

2 DKI Jabar Banten Jateng Jatim Yogyakarta

Pasangan > Tegakan, Tanah kering, Pasir

Tembok (Conblock)

3 Nangro Aceh Darussalam

Sumbar Jambi Bengkulu Sumsel Bangka Belitung Lampung Sulsel

Sultra

Pasangan = Tegakan, Tanah basah, Tanah liat

Setengah tembok Tembok (Bata merah)

Kayu panggung Kayu tidak panggung

4 Sumut Pasangan = Tegakan,

Setengah tembok

Page 7: PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) · PDF filepenataan kawasan yang berkualitas juga untuk penanganan yang diakibatkan ... Ruang Lingkup o Lingkup kegiatan ... wilayah nasional yang dinyatakan

Tanah basah, Pasar

Tembok (Conblock) Kayu panggung

Kayu tidak panggung

5

Maluku Maluku Utara

Pasangan = Tegakan, Tanah kering, Tanah liat

Setengah tembok Tembok (Bata merah)

Kayu panggung Kayu tidak panggung

6 Riau Kalbar Kalteng Kalsel Kaltim Sulteng Sulut Gorontalo

Pasangan < Tegakan, Tanah basah, Tanah liat

Setengah tembok Tembok (Bata merah) Kayu panggung Kayu tidak panggung

7 Papua

Pasangan < Tegakan, Tanah kering, Pasir

Setengah tembok Tembok (Conblock) Kayu panggung Kayu tidak panggung

*)

Pemilihan alternatif jenis rumah disesuaikan dengan perkembangan terakhir potensi bahan bangunan lokal yang tersedia

Pemilihan alternatif bentuk rumah panggung atau non panggung disesuaikan dengan budaya/arsitektur lokal.

C. Kebutuhan Minimal Masa (penampilan) dan Ruang (luar-dalam)

Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar manusia di dalam rumah. Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur, makan, kerja, duduk, mandi, kakus, cuci dan masak serta ruang gerak lainnya. Dari hasil kajian, kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan ketinggian rata-rata langit-langit adalah 2.80 m.

Rumah sederhana sehat memungkinkan penghuni untuk dapat hidup sehat, dan menjalankan kegiatan hidup sehari-hari secara layak. Kebutuhan minimum ruangan pada rumah sederhana sehat perlu memperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut:

kebutuhan luas per jiwa

kebutuhan luas per Kepala Keluarga (KK) kebutuhan luas bangunan per kepala Keluarga (KK) kebutuhan luas lahan per unit bangunan

Secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.

Page 8: PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) · PDF filepenataan kawasan yang berkualitas juga untuk penanganan yang diakibatkan ... Ruang Lingkup o Lingkup kegiatan ... wilayah nasional yang dinyatakan

Tabel 2. Kebutuhan Luas Minimum Bangunan dan Lahan

untuk Rumah Sederhana Sehat (Rs Sehat)

Standar

per Jiwa (m2)

Luas (m2) untuk 3 Jiwa Luas (m2) Untuk 4 jiwa

Unit Rumah Lahan (L)

Unit Rumah Lahan (L)

Minimal Efefktif Ideal Minimal Efefktif Ideal

(Ambang batas)

7,2

21,6 60,0 72 - 90 200 28,8 60,0 72 - 90 200

(Indonesia)

9,0

27,0 60,0 72 - 90 200 36,0 60,0 72 - 90 200

(Internasional)

12,0

36,0 60,0

--- ---

48,0 60,0

--- ---

Page 9: PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) · PDF filepenataan kawasan yang berkualitas juga untuk penanganan yang diakibatkan ... Ruang Lingkup o Lingkup kegiatan ... wilayah nasional yang dinyatakan

D. Kebutuhan Kesehatan dan Kenyamanan Rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan dan kenyamanan dipengaruhi oleh 3 (tiga) aspek, yaitu pencahayaan, penghawaan, serta suhu udara dan kelembaban dalam ruangan. Aspek-aspek tersebut merupakan dasar atau kaidah perencanaan rumah sehat dan nyaman.

a) Pencahayaan

Matahari sebagai potensi terbesar yang dapat digunakan sebagai pencahayaan alami pada siang hari. Pencahayaan yang dimaksud adalah penggunaan terang langit, dengan ketentuan sebagai berikut:

cuaca dalam keadaan cerah dan tidak berawan, ruangan kegiatan mendapatkan cukup banyak cahaya, ruang kegiatan mendapatkan distribusi cahaya secara merata.

Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan ditentukan oleh:

kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata), lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata), tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan, lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan,

sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu) jam setiap hari,

cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 08.00 sampai dengan jam 16.00.

Tabel 3. Kebutuhan pencahayaan alami Rumah Sederhana Sehat

Jenis Ruang

fl min. TUU fl min. TUS Keterangan

Keluarga 0,35d = 0,70 0,16d = 0,32 fl = faktor langit TUU = Titik Ukur Utama TUS = Titik Ukur Sisi d = jarak titik ukur terhadap bidang bukaan

Kerja 0,35d = 0,70 0,16d = 0,32

Tidur 0,18d = 0,36 0,05d = 0,10

Dapur 0,20d = 0,40 0,20d = 0,40

Nilai faktor langit tersebut akan sangat ditentukan oleh kedudukan lubang cahaya dan luas lubang cahaya pada bidang atau dinding ruangan. Semakin lebar bidang cahaya (L), maka akan semakin besar nilai faktor langitnya. Tinggi ambang bawah bidang bukaan (jendela) efektif antara 70 – 80 cm dari permukaan lantai ruangan.

Nilai faktor langit minimum dalam ruangan pada siang hari tanpa bantuan penerangan buatan, akan sangat dipengaruhi oleh:

tata letak perabotan rumah tangga, seperti lemari, meja tulis atau meja makan,

bidang pembatas ruangan, seperti partisi, tirai masif.

Page 10: PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) · PDF filepenataan kawasan yang berkualitas juga untuk penanganan yang diakibatkan ... Ruang Lingkup o Lingkup kegiatan ... wilayah nasional yang dinyatakan

b. Penghawaan

Udara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernafas sepanjang

hidupnya. Udara akan sangat berpengaruh dalam menentukan

kenyamanan pada bangunan rumah. Kenyamanan akan memberikan

kesegaran terhadap penghuni dan terciptanya rumah yang sehat, apabila

terjadi pengaliran atau pergantian udara secara kontinyu melalui ruangan-

ruangan, serta lubang-lubang pada bidang pembatas dinding atau partisi

sebagai ventilasi.

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan

alami, maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan

peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut:

Lubang penghawaan minimal 5% (lima persen) dari luas lantai ruangan.

Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir keluar ruangan.

Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandi/WC.

Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandi/WC, yang memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust fan, harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan disekitarnya. Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan kegiatan dalam bangunan seperti: ruangan keluarga, tidur, tamu dan kerja.

c. Suhu udara dan kelembaban

Rumah dinyatakan sehat dan nyaman, apabila suhu udara dan kelembaban

udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal. Suhu udara dan

kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan dan

pencahayaan. Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan

ruangan terasa pengap atau sumpek dan akan menimbulkan kelembaban

tinggi dalam ruangan.

Untuk mengatur suhu udara dan kelembaban normal untuk ruangan dan

penghuni dalam melakukan kegiatannya, perlu memperhatikan:

keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan

keluar.

pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak

bergerak.

Page 11: PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) · PDF filepenataan kawasan yang berkualitas juga untuk penanganan yang diakibatkan ... Ruang Lingkup o Lingkup kegiatan ... wilayah nasional yang dinyatakan

menghindari perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai

ruangan.

E. Persyaratan Pokok Rumah Tahan Gempa

Ditinjau dari sistem struktur, sebuah bangunan rumah dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu: Struktur bangunan bagian Atas: struktur bangunan bagian yang berada diatas permukaan tanah, terdiri dari atas dua bagian, yaitu bagian atap dan rangka bangunan( dinding dan kolom) dan Struktur Bagian Bawah: struktur bangunan yang berada dibawah permukaan tanah khususnya yang dimaksud disini adalah pondasi, untuk lebih jelasnya bisa simak pada uraian berikut:

a. Pemilihan Lokasi Rumah

1. Jangan membangun di samping bukit terjal; bebatuan dapat menjatuhi rumah.

2. Jangan membangun di pinggir tanah yang landai; tanahnya tidak stabil.

3. Jangan membangun di samping dinding penahan; dindingnya dapat jebol.

4. Jangan membangun di atas tiang penyangga; tiang-tiang tersebut akan roboh saat terjadi gempa.

b. Pemilihan Bentuk Rumah:

1. Rumah harus memiliki bentuk yang sederhana. Bila perlu, pisahkan menjadi bagian-bagian berbentuk persegi.

2. Sebuah rumah ponjangnya maksimal 3 kali lebarnya. 3. Atap miring yang ringan lebih baik daripada slab beton. 4. Jangan membangun lebih dari dua lantai. 5. Jangan membangun di atas kolom bebas. Kolom lebih lemah daripada

dinding dan akan memuntir dan roboh saat terjadi gempa.

Page 12: PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) · PDF filepenataan kawasan yang berkualitas juga untuk penanganan yang diakibatkan ... Ruang Lingkup o Lingkup kegiatan ... wilayah nasional yang dinyatakan

F. Peraturan Dasar:

1. Kolom diletakkan dimana dinding bertemu dan dimana dinding berakhir

2. Bentang dinding antar kolom sebaiknya max. 3m

3. Hindari dinding panjang tanpa dinding “sekat”.

4. Dinding penuh tanpa bukaan lebih kuat. Sebisa mungkin perbanyak dinding penuh dan distribusikan merata pada rumah.

5. Lebar maksimum bukaan adalah ½ jarak antar kolom

6. Sisakan minimal 1m jarak antara bukaan dengan kolom

Page 13: PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) · PDF filepenataan kawasan yang berkualitas juga untuk penanganan yang diakibatkan ... Ruang Lingkup o Lingkup kegiatan ... wilayah nasional yang dinyatakan

G. Persyaratan Komponen Bangunan Rumah:

Komponen Bangunan Persyaratan

1 Penuitup Atap Umum

2 Kuda-kuda Tahan gempa

3 Pondasi Tahan gempa

4 Kolom, balok, sloof Tahan gempa

5 Dinding Umum

6 Pintu, Cendela Umum

7 Lantai Umum

8 Kamar Mandi , WC Umu

Kementerian Pekerjaan Umum dan para penggiat mitigasi bencana telah menyusun persyaratan pokok bangunan sederhana yang ditujukan kepada masyarakat yang relatif awam dalam bidang konstruksi bangunan. Pertimbangan dan perhitungan tidak dimunculkan dengan penekanan pada aspek kepraktisan. Diharapkan dapat menjadi panduan yang mudah dipahami untuk mengurangi resiko kerusakan rumah. Lingkup persyaratan pokok ini didasarkan salah satu pada Pedoman Teknis Rumah dan Bangunan Gedung tahan Gempa oleh DPU tahun 2006, telah dianjurkan sebagai persyaratan pokok untuk rumah yang lebih aman untuk pembangunan

Page 14: PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) · PDF filepenataan kawasan yang berkualitas juga untuk penanganan yang diakibatkan ... Ruang Lingkup o Lingkup kegiatan ... wilayah nasional yang dinyatakan

dengan fungsi sebagai rumah tinggal meliputi: a. Kualitas Bahan a.1 BAHAN BETON

1) Perbandingan isi campuran beton adalah 1 ember semen : 2 ember pasir bersih : 3 ember kerikil bersih (ukuran kerikil maksimal 20mm).

2) Poporsi air untuk campuran adalah setengah ember. (kondisional)

1) Ukuran maksimum kerikil / batu pecah adalah kurang dari 10 mm - 20 mm dengan gradasi yang baik (terdiri dari berbagai ukuran butiran

2) Bilamana agregat kasar didapat telah bercampur dengan agregat halus maka terlebih dahulu harus dipisahkan melalui penyaringan. Pertama-tama menyaring agregat halus dengan memakai saringan ukuran 5 mm, kemudian agregat yang tinggal disaring kembali dengan saringan ukuran 20 mm. Agregat yang tidak lolos dari saringan ukuran 20 mm disingkirkan untuk tidak dipergunakan.

3) Material diaduk secara merata / pulen (pas) dan campuran beton harus segera dituangkan kedalam cetakan / acuan.

4) Cetakan / acuan harus keras / kaku dan tidak boleh bocor. 5) Pemadatan dengan dirojoh menggunakan kayu, bambu, atau besi tulangan

dan harus dilakukan selama proses pengecoran 6) Menggunakan semen tipe 1 untuk elemen struktur.

Page 15: PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) · PDF filepenataan kawasan yang berkualitas juga untuk penanganan yang diakibatkan ... Ruang Lingkup o Lingkup kegiatan ... wilayah nasional yang dinyatakan

a.2 BAHAN MORTAR

Perbandingan isi untuk campuran adukan / mortar adalah 1 bagian semen : 4 bagian pasir bersih dan air secukupnya.

a.3 BAHAN PONDASI

Menggunakan batu belah / batu sungai yang keras

Page 16: PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) · PDF filepenataan kawasan yang berkualitas juga untuk penanganan yang diakibatkan ... Ruang Lingkup o Lingkup kegiatan ... wilayah nasional yang dinyatakan

a.4. KAYU

Menggunakan kayu yang baik. Kayu harus kering, tidak cacat, bewarna gelap, serat cukup rapat dan berat.

b. STRUKTUR UTAMA DAN DIMENSI/UKURAN Rumah tembokan harus mempunyai rangka (frame) yang terdiri atas balok pengikat/sloof, kolom, dan balok keliling/ringbalk yang terbuat dari beton bertulang di atas fondasi yang kuat dan stabil. Sudut-sudut bangunan harus tersambung dengan dinding. Dimensi/ ukuran kolom dan balok keliling/ring ditentukan dengan bekisting kayu, karena ukuran bata Iebih kecil dari ukuran kolom atau balok keliling/ring.

Page 17: PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) · PDF filepenataan kawasan yang berkualitas juga untuk penanganan yang diakibatkan ... Ruang Lingkup o Lingkup kegiatan ... wilayah nasional yang dinyatakan

b.1. PONDASI

a) Jika keadaan tanah cukup keras, fondasi batu dapat dibuat dengan tinggi minimum 60 cm, dengan dimensi minimum, 60 cm pada lebar dasar fondasi dan 30 cm lebar bagian atas.

b) Jika keadaan tanah lunak, kedalaman dan ukuran fondasi harus disesuaikan dengan keadaan.

b.2. BALOK PONDASI / SLOOF

a) Balok pengikat / sloof dengan dimensi minimal 15 cm x 20 cm dengan 4 besi tulangan longitudinal / memanjang, dengan ukuran tulangan utama diameter 12 mm, dan tulangan begel diameter 8 mm dengan jarak 15 cm.

b) Tulang sengkang harus dibengkokan dengan sudut 135° c) Panjang minimum kait sengkang adalah 6 x D (diameter tulangan) (5 cm) d) Ketebalan selimut beton adalah 15 mm (dari pinggir tulangan sengkang)

Page 18: PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) · PDF filepenataan kawasan yang berkualitas juga untuk penanganan yang diakibatkan ... Ruang Lingkup o Lingkup kegiatan ... wilayah nasional yang dinyatakan

b.3. KOLOM

a) Balok pengikat / sloof dengan dimensi minimal 15 cm x 20 cm dengan 4 besi tulangan longitudinal / memanjang, dengan ukuran tulangan utama diameter 12 mm, dan tulangan begel diameter 8 mm dengan jarak 15 cm.

b) Tulang sengkang harus dibengkokan dengan sudut 135° c) Panjang minimum kait sengkang adalah 6 x D (diameter tulangan) (5 cm) d) Ketebalan selimut beton adalah 15 mm (dari pinggir tulangan sengkang)

b.4. BALOK KELILING (RING BALK)

a) Balok keliling / ring dengan dimensi minimal 15 cm x 15 cm dengan 4 besi tulangan longitudinal / memanjang 12 mm, sengkang dan besi tulangan diameter 8 mm dengan jarak 15 cm.

b) Tulangan sengkang harus dibengkokkan dengan sudut 135°

c) Panjang minimum kait sengkang adalah 6 x D (diameter tulangan) (5 cm)

Page 19: PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) · PDF filepenataan kawasan yang berkualitas juga untuk penanganan yang diakibatkan ... Ruang Lingkup o Lingkup kegiatan ... wilayah nasional yang dinyatakan

d) Ketebalan selimut beton adalah 15 mm (dari pinggir tulangan sengkang).

b.5. GUNUNGAN / SOPI-SOPI / AMPIG

a) Gunung-gunungan harus diberi kolom dan balok miring dari beton bertulang (sebagai bingkai) dengan dimensi dan penulangan sama dengan balok keliling / ring.

b) Untuk ampig disarankan menggunakan bahan yang ringan seperti papan

b.6. SELIMUT BETON

a) Ketebalan selimut beton untuk balok pengikat / sloof dan kolom adalah 15 mm (dari pinggiran tulangan sengkang), sedangkan untuk balok keliling / ring dan bingkai ampig adalah 10 mm.

b) Pada kondisi khusus yang dapat mempengaruhi tulangan, ketebalan selimut beton harus ditentukan oleh tenaga ahli.

Page 20: PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) · PDF filepenataan kawasan yang berkualitas juga untuk penanganan yang diakibatkan ... Ruang Lingkup o Lingkup kegiatan ... wilayah nasional yang dinyatakan

b.7. JARAK ANTAR KOLOM BINGKAI MAKSIMUM a) Jarak antar kolom bingkai maksimum 3,0 m b) Luas dinding maksimum yang dikelilingi/ ring oleh bingkai adalah 9 m2

b.8. UKURAN STRUKTUR ATAP a) Ukuran minimum balok kayu untuk kuda-kuda adalah 8 cm x 12 cm. b) Menggunakan kait besi / baja pada sambungan kuda-kuda c) Struktur atap dipilih yang sesuai dengan jenis penutup atap dan dipasang

dengan benar. c. Hubungan antara Pondasi-Kolom-Balok pengikat/sloof dan Balok

Keliling/Ring

c.1. Hubungan antara Fondasi - Kolom - Balok pengikat / Sloof dan balok keliling / Ring.

Besi tulangan utama kolom dilewatkan ke balok keliling / ring dan balok pengikat / sloof dengan panjang lewatan minimal 40 cm.

Gambar 1: Sloof bagian

sudut bawah

Gambar 2 : Hubungan

kolom dengan sloof bagiantengah/bawah

Page 21: PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) · PDF filepenataan kawasan yang berkualitas juga untuk penanganan yang diakibatkan ... Ruang Lingkup o Lingkup kegiatan ... wilayah nasional yang dinyatakan

Jangkar setiap jarak maksimum 100 cm harus terpasang pada fondasi untuk menyambungkan fondasi dengan balok pengikat / sloof. c.2. Hubungan antara Dinding dengan Kolom

Dinding bata harus dijangkarkan ke kolom bertulang dengan menggunakan besi diameter 10 mm sepanjang 40 cm setiap 6 lapis bata.

Gambar 4:

Hubungan kolom

dengan balok /ring

bagian tengah/atas

Gambar 3: Hubungan

kolom dengan balok/ring sudut(atas)

Page 22: PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) · PDF filepenataan kawasan yang berkualitas juga untuk penanganan yang diakibatkan ... Ruang Lingkup o Lingkup kegiatan ... wilayah nasional yang dinyatakan

c.3. Kuda-Kuda Perletakan kuda-kuda dijangkar dengan angker yang ditanam ke kolom atau balok keliling / ring, dengan diameter minimal 10 mm.

c.4. Ikatan Angin

a) Antar kuda-kuda atau gunung-gunungan diberi ikatan angin b) Dimensi minimum untuk ikatan angin adalah balok kayu 6/12

c.5. Panjang Lewatan Pada Sambungan

Pertemuan tulangan balok dan kolom pada sudut-sudut bangunan harus dilewatkan dengan panjang lewatan 40 x diameter tulangan.

Page 23: PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) · PDF filepenataan kawasan yang berkualitas juga untuk penanganan yang diakibatkan ... Ruang Lingkup o Lingkup kegiatan ... wilayah nasional yang dinyatakan

c.6. Jangkar Gunung-Gunung / Sopi-Sopi Angkur dari kolom ke puncak dinding gunung-gunung harus terpasang dengan panjang minimum 40 cm setiap lapis bata.

d. Pencampuran Beton dan Adukan / Mortar d.1. Proses pencampuran beton

a) Tuangkan 2 ember pasir kemudian diratakan dengan cangkul b) Tuangkan 1 ember semen kemudian campur pasir dan semen sampai

rata c) Tuangkan 3 ember kerikil kemudian campur kerikil dan pasir sampai

rata dengan cangkul. d) Setelah ketiga campuran diaduk merata, kemudian dibuatkan

cekungan di bagian tengahnya untuk dicampur dengan air. Tambahkan setengah ember air kedalam cekungan dan aduk rata.

Catatan: Pastikan jumlah air tidak terlalu banyak agar beton dalam keadaan ‘pulen’ (pas). d.2. Proses pencampuran Adukan Mortar

a) Tuangkan 4 ember pasir kemudian diratakan dengan cangkul b) Tuangkan 1 ember pasir semen kemudian campuran pasir dan semen

diaduk sampai rata dengan cangkul. c) Setelah kedua campuran diaduk merata, buat cekungan dibagian

tengahnya untuk dicampur dengan air. Tambahkan air secukupnya kedalam cekungan dan aduk sampai merata.

d.2. Cara Mengecor Beton

a) Campuran beton harus segera dituangkan kedalam cetakan / acuan / bekisting

b) Cetakan / acuan / bekisting tidak boleh bocor, ketinggian pengecoran maksimal setinggi 1 m.

c) Pemadatan dengan dirojoh mengunakan kayu, bambu, besi tulangan dan harus dilakukan selama pengecoran.

Page 24: PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) · PDF filepenataan kawasan yang berkualitas juga untuk penanganan yang diakibatkan ... Ruang Lingkup o Lingkup kegiatan ... wilayah nasional yang dinyatakan

d) Cetakan / acuan / bekisting bisa dilepas paling tidak 3 hari setelah pengecoran beton kecuali untuk balok yang mengantung, dimana harus didiamkan selama 14 hari.

d.3. Proses Pemasangan Dinding Bata

a) Batu bata direndam minimum 10 menit sebelum dipasang dan harus langsung dipasang.

b) Perbandingan isi untuk campuran adukan / mortar siar adalah satu bagian semen : empat bagian pasir bersih.

c) Campuran siar diaduk sampai merata dan ditambah air secukupnya d) Tebal siar bata adalah 15 mm dan perletakan bata harus selang-seling

tiap lapis bata. e) Gunakan kayu kaso 5/7 setinggi dinding yang dipasang tegak lurus

sebagai acuan pasangan dinding bata arah vertikal. f) Dinding diplester dengan campuran adukan 1 semen : 4 pasir dengan

tebal plaster adalah 2 cm.