proposal linda

31
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Taufiq serta Hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelsaikan penelitian dengan judul “ Meningkatkan Kemampuan Berhitung dengan Menggunakan Teknik Jarimatika di SD”. Maksud dari penulisan laporan penelitian ini adalah untuk memenuhi persyaratan dalam Ujian Akhir Semester (UAS). Penulis menyadari bahwa dalam menyusun laporan penelitian ini masih banyak kekurangan, namun berkat bimbingan dan pengarahan dari Bapak/ Ibu dosen pada akhirnya penulisan Laporan ini dapat terselesaikan. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. M.IMAMUDDIN M.Pd selaku Dosen pembimbing yang mengarahkan dan membimbing sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini. 2. Kedua orang tuaku yang doanya senantiasa bersamaku. 3. Sahabat sejatiku yang menemani saat susah dan senang. 4. Teman-teman Prodi Matematika angkatan 2011. 5. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu- persatu.

Upload: linda-supia

Post on 21-Jan-2016

305 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Linda

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Taufiq serta

Hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelsaikan penelitian dengan judul “ Meningkatkan

Kemampuan Berhitung dengan Menggunakan Teknik Jarimatika di SD”.

Maksud dari penulisan laporan penelitian ini adalah untuk memenuhi persyaratan

dalam Ujian Akhir Semester (UAS). Penulis menyadari bahwa dalam menyusun laporan

penelitian ini masih banyak kekurangan, namun berkat bimbingan dan pengarahan dari

Bapak/ Ibu dosen pada akhirnya penulisan Laporan ini dapat terselesaikan.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. M.IMAMUDDIN M.Pd selaku Dosen pembimbing yang mengarahkan dan

membimbing sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini.

2. Kedua orang tuaku yang doanya senantiasa bersamaku.

3. Sahabat sejatiku yang menemani saat susah dan senang.

4. Teman-teman Prodi Matematika angkatan 2011.

5. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu.

Semoga amal kebaikan dari semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah

SWT.

Peneliti juga menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga

laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru maupun calon guru atau pihak yang

bersangkutan pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Bukittinggi, 20 desember 2013

Penyusun

Page 2: Proposal Linda

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 tahun 2003 Bab 1,

pasal 1 menggariskan pendidikan: “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajardan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”

Matematika adalah salah satu pelajaran yang penting di sekolah dasar. Mata

pelajaran Matematika telah diperkenalkan sejak siswa menginjak kelas I Sekolah Dasar

(SD). Secara rinci pada Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk

mata pelajaran Matematika SD/MI dinyatakan bahwa tujuan pembelajaran Matematika di

SD adalah:

1. Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan.

2. Mengembangkan aktivitas kreatif.

3. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.

4. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan

gagasan.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah-

sekolah dengan frekuensi jam pelajaran yang lebih banyak dibandingkan dengan mata

pelajaran yang lainnya. Namun demikian banyak yang menganggap bahwa pelajaran

Matematika adalah pelajaran yang paling sulit, menakutkan, menjenuhkan dan tidak

menyenangkan. Siswa pada umumnya menganggap bahwa mata pelajaran Matematika

adalah “momok”. Pelajaran yang kerap dihindari seperti kerapnya untuk tidak dipelajari.

Page 3: Proposal Linda

Berbicara mengenai Matematika itu sulit tentunya tidak lepas dari ketidaksenangan dari

peserta didik tentang mata pelajaran Matematika itu sendiri.

Dari hasil analisis ulangan harian yang pernah peneliti lakukan, menemukan

setidaknya 5 hal yang mengakibatkan mengapa Matematika sulit. Pertama, pemahaman

siswa tentang isi dan maksud soal relatif lemah. Kedua, sebagian siswa tidak bisa

mengawali jawaban atau dengan kata lain siswa tidak tahu harus mulai dari mana untuk

menemukan jawaban. Ketiga, siswa terkadang lupa dengan aturan-aturan matematis,

rumus-rumus dan terkadang terjebak dengan syarat-syarat yang tidak boleh dan harus

dipenuhi oleh suatu penyederhanaan kalimat matematika atau suatu persamaan. Keempat,

seringnya terjadi kesalahan kalkulasi dalam jawaban siswa yang tentunya mempengaruhi

hasil akhir jawaban. Kelima, ada kecenderungan siswa mengerjakan soal dengan satu cara

saja, tidak kreatif dalam mencari cara baru.

Persoalan matematika yang sering di hadapi anak adalah sering kali anak kurang

terampil mengoperasikan aritmatika. Walaupun mereka mampu, kebanyakan dari mereka

kurang cepat dan tepat untuk membantu persoalan mengalikan angka. Peneliti memiliki

pengalaman dalam membimbing anak dengan menyampaikan metode hitung perkalian

angka dengan jari tangan. Di sinilah kewajiban seorang guru untuk menanamkan rasa

senang terhadap materi pelajaran Matematika tentang perkalian dengan memberi

rangsangan atau dorongan agar siswa menyenangi pelajaran Matematika.

Di kelas, para siswa dituntut untuk segera menghafal perkalian dan pembagian,

karena jika tidak segera hafal, anak akan merasa kesulitan jika telah menginjak materi

Matematika di kelas berikutnya. Perkalian mungkin memang susah, tapi setidaknya

seorang guru bahkan orang tua dapat membuatnya menjadi lebih menyenangkan. Salah

satu hal yang bisa membuat anak-anak senang dengan Matematika adalah kebebasan

mereka bereksperimen dengan Matematika tersebut.

Page 4: Proposal Linda

Saat ini telah berkembang macam-macam metode untuk berhitung. Pada intinya

semua metode adalah baik, semua anak berhak untuk mempelajari teknik-teknik yang

ada, sehingga mereka kaya akan suatu teknik. Salah satu metode yang telah berkembang

untuk pembelajaran Matematika khususnya dalam berhitung adalah pengajaran teknik

jarimatika.

“Jarimatika adalah teknik berhitung mudah dan menyenangkan dengan

menggunakan jari-jari tangan”. (Septi Peni, 2008: 17). Metode hitung dengan jari tangan

yang bertujuan untuk membantu siswa dalam mengoperasikan aritmatika terutama dalam

berhitung perkalian.

Tidak hanya guru yang dapat menggunakan teknik Jarimatika ini, akan tetapi

orang tua juga dapat menggunakannya dalam pembelajaran di rumah. Atas peran guru,

orang tua, dan tentunya niat dari siswa, teknik Jarimatika ini diharapkan dapat membantu

meningkatkan kemampuan siswa pada mata pelajaran Matematika, terutama dalam

berhitung perkalian.

Permasalahan pokok yang ingin Peneliti sampaikan dalam penelitian ini berjudul

“MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG DENGAN MENGGUNAKAN

JARIMATIKA DI SDN 09 LADANG PANJANG”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka dapat

diidentifikasikan masalah yang timbul antara lain:

1. Masih rendahnya keterampilan berhitung perkalian siswa

2. Masih kurangnya sosialisasi tentang pembelajaran berhitung matematika

menggunakan metode berhitung dengan alat bantu.

3. Pengaruh ketrampilan berhitung terhadap kemampuan siswa.

Page 5: Proposal Linda

C. Batasan Masalah

Pembatasan masalah diperlukan agar penelitian ini lebih efektif, efisien, terarah dan

dapat dikaji. Penelitian ini difokuskan pada hal-hal berikut:

1. Metode berhitung yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode jarimatika

dengan penggunaan alat bantu jari tangan.

2. Siswa-siswi SD

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

”Apakah dengan menggunakan teknik jarimatika dapat meningkatkan kemampuan

berhitung perkalian pada siswa SD”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan

kemampuan berhitung perkalian dengan menggunakan teknik jarimatika pada siswa

SD

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memiliki beberapa manfaat,

diantaranya yaitu :

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan masukan dan wawasan kepada guru dalam proses pembelajaran.

b. Memberikan solusi sebagai upaya perbaikan mutu proses pendidikan

khususnya kemampuan berhitung perkalian Matematika.

2. Manfaat Praktis

Page 6: Proposal Linda

a. Bagi Siswa

Meningkatnya kemampuan berhitung perkalian khususnya dapat menambah

kecepatan dan keakuratan dalam berhitung perkalian, sehingga peserta didik

lebih menyenangi pembelajaran berhitung.

b. Bagi Guru

Memberikan arahan dalam proses pembelajaran dan memberi solusi untuk

mengajarkan perkalian yang menyenangkan dalam mata pelajaran Matematika

yaitu dengan metode berhitung dengan jari tangan atau jarimatika.

c. Bagi Sekolah

Memberikan sumbangan pemikiran dalam meningkatnya kualitas

pembelajaran, karena dengan hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan

bagi sekolah dalam meningkatkan kemampuan berhitung perkalian.

G. Asumsi Penelitian

Asumsi adalah suatu pernyataan yang sudah pasti kebenarannya dan tidak perlu di

permasalahkan. Hal-hal yang peneliti asumsikan dalam penelitian ini adalah:

1. Tingkat Kemampuan siswa dalam menerima pelajaran di anggap sama.

2. Hasil yang di peroleh siswa benar-benar mencerminkan kemampuan menerapkan

jarimatika.

3. Kemampuan guru dalam menjelaskan atau menerangkan di anggap sama.

H. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman antara yang dimaksud peneliti dengan persepsi

yang di tangkap oleh pembaca, maka peneliti memberikan definisi sebagi berikut:

1. Meningkatkan

Page 7: Proposal Linda

Meningkatkan adalah menaikkan (derajat atau taraf dsb).(Depdiknas,2001:1198)

2. Kemampuan

Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan atau kekuatan untuk menguasai atau

mengerjakan sesuatu. ( kamus bergambar Nur Kasanah dan Didik Tuminto

(2007:423)

3. Berhitung

Menurut Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1996:253)

berhitung berarti mengerjakan hitungan.

4. Perkalian

Pada prinsipnya, perkalian sama dengan penjumlahan secara berulang.

5. Jarimatika

“Jarimatika adalah teknik berhitung mudah dan menyenangkan dengan

menggunakan jari-jari tangan”. (Septi Peni, 2008: 17).

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pembahasan Teori

Page 8: Proposal Linda

1.   Hakekat Kemampuan Berhitung Perkalian

Menurut Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia

(1996:253) berhitung berarti mengerjakan hitungan. Berhitung adalah salah satu

keterampilan dasar yang perlu dikuasai.. Arimatika berasal dari bahasa Yunani

yang artinya angka atau dulu disebut dengan ilmu hitung yaitu cabang tertua

Matematika yang mempelajari operasi dasar bilangan. Operasi dasar tersebut

adalah penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.

a.      Kemampuan Berhitung

Nyimas Aisyah (2007: 6.5) “Kemampuan berhitung merupakan salah

satu kemampuan yang penting dalam kehidupan sehari-hari, dapat dikatakan

bahwa semua aktivitas kehidupan manusia memerlukan kemampuan ini”.

Menurut Bismo dalam (http://rumahlaili.blogspot.com/ diakses tanggal

18 Mei 2010) kemampuan berhitung adalah kemampuan seseorang yang

digunakan untuk memformulasikan persoalan Matematika sehingga dapat

dipecahkan dengan operasi perhitungan atau aritmatika biasa yaitu tambah,

kurang, kali, dan bagi.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa

kemampuan berhitung adalah kemampuan yang memerlukan penalaran dan

keterampilan aljabar yang digunakan untuk memformulasikan persoalan

Matematika sehingga dapat dipecahkan dengan operasi hitung yang diperlukan

dalam semua aktivitas kehidupan manusia sehari-sehari. Untuk dapat

berhitung dengan baik diperlukan suatu proses:

1.      Anak perlu untuk memahami bilangan dan proses membilang.

2.      Kemudian mulai dikenalkan dengan lambang bilangan.

Page 9: Proposal Linda

3.      Setelah itu diajarkan konsep operasi hitung.

4.      Baru kemudian dikenalkan aneka cara dan metode melakukan

penghitungan

b.      Perkalian

Pada prinsipnya, perkalian sama dengan penjumlahan secara berulang.

Oleh karena itu, kemampuan prasyarat yang harus dimiliki siswa sebelum

mempelajari perkalian adalah penguasaan penjumlahan.

Materi Perkalian Kelas II

1. Konsep Dasar Perkalian

Perkalian dengan penjumlahan berulang. Contoh: 4 x 2, cara menghitungnya adalah 2 + 2 + 2 + 2 hasilnya 8.

Jika menggunakan kaidah penulisan perkalian adalah sebagai berikut :

4 x 2 = 2 + 2 + 2 + 2 = 8.

2. SifatPerkalian

Jika A dan B adalah sebuah bilangan cacah, maka A x B = B x A.

Sifat perkalian ini disebut sifat komutatif.

Contoh: 4 x 2 = 2 + 2 + 2 + 2 = 8

2 x 4 = 4 + 4 = 8

4 x 2 hasilnya sama dengan 2 x 4, yaitu 8.

c. Pembelajaran Matematika

1. Pembelajaran

Page 10: Proposal Linda

Corey dalam TIM Pendidikan Guru Sekolah Dasar (2007: 6)

menyatakan bahwa “Pembelajaran adalah suatu proses di mana

lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia

turut serta dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon

terhadap situasi tetentu”.

Menurut Oemar Hamalik (2009:57) ”Pembelajaran adalah suatu

kombinasi yang tersusun meliputi unsur–unsur manusia, material, fasilitas,

perlengkapan, dan prosedur manusia terlibat dalam sistem pengajaran yang

terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya”.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata pembelajaran adalah kata

benda yang diartikan sebagai proses, cara menjadikan orang atau makluk

hidup belajar.

Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran adalah suatu proses interaksi peserta didik dan pendidik dan

sumber belajar yang sengaja dirancang untuk membuat siswa belajar secara

aktif di suatu lingkungan belajar untuk pencapaian tujuan belajar tertentu.

  Ciri - ciri Pembelajaran

Oemar Hamalik dalam M. Sobry Sutikno (2009: 34) memaparkan tiga

ciri khas yang terkandung dalam sistem pembelajaran, yaitu rencana,

kesalingtergantungan dan tujuan sistem pembelajaran.

  KomponenPembelajaran

Dalam pembelajaran terdapat bermacam-macam komponen atau

unsur. Menurut Oemar Hamalik (2009: 66) Unsur-unsur minimal yang ada

Page 11: Proposal Linda

dalam sistem pembelajaran adalah seorang siswa/peserta didik, suatu tujuan

dan suatu prosedur kerja untuk mencapai tujuan..

Udin S Winata Putra (2007:1.21) berpendapat bahwa komponen-

komponen pembelajaran saling berkaitan satu sama lain. Komponen

tersebut antara lain: tujuan, kegiatan dan evaluasi pembelajaran. .

Nana Sudjana (2005: 30) berpendapat bahwa komponen-komponen

yang harus ada dalam suatu pembelajaran adalah tujuan yang hendak

dicapai dalam pembelajaran, bahan atau materi yang akan disampaikan,

metode dan alat yang digunakan, dan penilaian dalam proses pengajaran.

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa komponen-

komponen pembelajaran antara lain: siswa, tujuan, materi,

kegiatan/prosedur, metode, media, sumber belajar, evaluasi dan tindak

lanjut pembelajaran.

2.      Matematika

Lerner dikutip Mulyono Abdurrahman (2003: 252) Matematika di

samping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang

memungkinkan manusia memikirkan, mencatat dan mengkomunikasikan

ide mengenai elemen dan kualitas.

Matematika menurut Soedjadi (2000: 13) yaitu memiliki objek

tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

Matematika adalah ilmu deduktif dan universal yang disusun dengan

meggunakan bahasa simbol untuk mengekspresikan hubungan kuantitatif

dan ke ruangan yang mengkaji benda abstrak untuk mendasari

Page 12: Proposal Linda

perkembangan teknologi modern dan memajukan daya pikir manusia,

serta berguna untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Fungsi Matematika

Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendididkan Kelas II

Tahun 2007, fungsi Matematika adalah untuk membekali peserta didik

dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif

serta kemampuan bekerja sama.

Dapat disimpulkan bahwa Matematika sangat besar fungsinya

dalam kehidupan sehari-hari yaitu: dapat memberikan bekal kepada

peserta didik untuk berpikir logis, analitis, kritis dan mengembangkan

kreativitas, meningkatkan kemampuan dalam usaha memecahkan

masalah yang menantang.

3.      Pembelajaran Matematika

Menurut Bruner yang dikutip Nyimas Aisyah dkk (2007:1.5)

Pembelajaran Matematika adalah belajar mengenai konsep-konsep dan

struktur-struktur Matematika yang terdapat di dalam materi yang

dipelajari, serta mencari hubungan antara konsep-konsep struktur-

struktur Matematika itu.

Sedangkan menurut Nyimas Aisyah dkk (2007:1.4) Pembelajaran

Matematika adalah proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk

menciptakan suasana lingkungan (kelas/sekolah) yang memungkinkan

kegiatan siswa belajar Matematika di sekolah.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

Matematika adalah proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk

menciptakan suasana yang memungkinkan kegiatan siswa mempelajari

Page 13: Proposal Linda

hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur Matematika di

sekolah.

  Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk mata

pelajaran Matematika di SD sebagai berikut:

1.      Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan.

2.      Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi,

intuisi, dan penemuan.

3.      Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.

4.      Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi.

Oleh karena itu hasil dari pembelajaran Matematika akan

nampak pada kemampuan berpikir yang matematis dalam diri siswa,

yang bermuara pada kemampuan menggunakan Matematika sebagai

bahasa dan alat dalam menyelesaikan masalah masalah yang dihadapi

dalam kehidupan sehari-hari.

  Tahap Penguasaan Matematika dalam Pembelajaran

Secara umum terdapat 4 tahapan aktivitas dalam rangka penguasaan

materi pelajaran Matematika di dalam pembelajaran,

yaitu:penanaman konsep, pemahaman konsep, pembinaan

ketrampilan dan penerapan konsep.

  Teori-teori Pembelajaran Matematika

Menurut Nyimas Aisyah dkk (2007: 1.4) pembelajaran Matematika

merupakan proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk

Page 14: Proposal Linda

menciptakan suasana lingkungan (kelas/sekolah) yang

memungkinkan kegiatan siswa belajar Matematika di sekolah.

Brunner dalam Nyimas Aisyah dkk (2007:1.6-7) manyatakan bahwa

dalam belajar Matematika ada tiga tahapan yaitu : Tahap Enaktif

atau Tahap Kegiatan, Tahap Ikonik atau Tahap Gambar Bayangan,

Tahap Simbolik.

Pembelajaran Matematika hendaknya dikembangkan dari yang

mudah ke yang sukar, sehingga dalam memberikan contoh guru juga

harus memperhatikan tentang tingkat kesukaran dari materi yang

disampaikan. Dengan demikian dalam pembelajaran Matematika

contoh-contoh yang diberikan harus bervariasi dan tidak cukup

hanya satu contoh.

2.      Hakekat Teknik Jarimatika

a.       Pengertian Jarimatika

Septi Peni Wulandari (2008: 2 ) Jarimatika adalah cara berhitung

(operasi kalibagi- tambah-kurang) dengan menggunakan jari-jari tangan.

Jarimatika adalah sebuah cara sederhana dan menyenangkan mengajarkan

berhitung dasar kepada anak-anak menurut kaidah

Sedangkan menurut Dwi Sunar Prasetyono, dkk (2009: 19)

“Jarimatika adalah suatu cara menghitung Matematika dengan

menggunakan alat bantu jari”.

Dari kedua pengertian di atas dapat dirumuskan bahwa jarimatika

adalah suatu cara berhitung (operasi kali-bagi-tambah-kurang) dengan

menggunakan alat bantu jari-jari tangan. Menurut (Wulandari, 2009)

Kelebihan jarimatika sebagai media pembelajaran di antaranya adalah:

Page 15: Proposal Linda

a.       Jarimatika memberikan visualisasi proses berhitung.

b.      Gerakan jari-jari tangan akan menari minat anak.

c.       Jarimatika relatif tidak memberatkan memori otak saat di gunakan.

d.      Alat yang digunakan tidak perlu di beli.

b.      Formasi Jarimatika Perkalian

Dalam perkembangan konsep matematika dengan menggunakan

jarimatika, alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini adalah jari

tangan yang dimiliki siswa dan peneliti. Dibawah ini merupakan langkah-

langkah pembelajaran perkalian kelompok dasar (bilangan 6-10):

1.      Siswa terlebih dahulu perlu memahami angka atau lambang bilangan.

2.      Siswa mengenali konsep operasi perkalian.

3.      Siswa sebelumnya diajak bergembira, bisa dengan bernyanyi.

4.      Mengenal lambang-lambang yang digunakan di dalam jarimatika.

5. Siswa diajarkan cara-cara menghitung dengan jarimatika dengan

ketentuan sebagai berikut:

Rumus: (T1 + T2) + (B1 x B2)

Keterangan:

T1 = jari tangan kanan yang ditutup (puluhan)

T2 = jari tangan kiri yang ditutup (puluhan)

B1 = jari tangan kanan yang dibuka (satuan)

B2 = jari tangan kiri yang dibuka (satuan)

6. Guru dan siswa melakukan operasi perkalian dengan

mendemonstrasikan menggunakan jari tangan.

Contoh:

Tangan kanan (7) : kelingking dan jari manis ditutup (dilipat).

Page 16: Proposal Linda

Tangan kiri (8) : kelingking, jari manis, dan jari tengah ditutup (dilipat).

7 x 8 dapat diselesaikan sebagai berikut. Jari yang ditutup bernilai puluhan,

dijumlahkan. Jari yang terbuka bernilai satuan, dikalikan.

Formasi Jarimatikanya adalah sebagai berikut:

Contoh

7 x 8 = (T1 + T2) + (B1 x B2)

= (20 + 30) + (3 x 2)

= 50 + 6

= 56

B.     Penelitian yang Relevan

Adapun beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:

Gunawan Ari Saputro. 2009. Mahasiswa FKIP Universitas Sebelas Maret dalam

skripsinya yang berjudul “Efektifitas Pengajaran Sempoa dan Jarimatika untuk

Mengatasi Kesulitan Belajar Matematika Siswa Kelas I SDN Candirejo kab.

Semarang Tahun Ajaran 2008/2009”.

Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa dengan kedua pengajaran

yang diterapkan dalam penelitian ini yaitu sempoa dan jarimatika. Masing-masing

mengungkapkan bahwa penggunaan media jarimatika maupun sempoa mampu

meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil penelitian tersebut terbukti bahwa baik

pengajaran dengan menggunakan media sempoa maupun media jarimatika

keduanya mampu meningkatkan prestasi belajar Matematika siswa. Persamaan

penelitian ini dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah sama-sama

mengkaji pembelajaran yang menggunakan teknik jarimatika.

Page 17: Proposal Linda

C.    Penjelasan Variabel Yang Terkait

Dalam menyampaikan konsep perkalian, para guru banyak yang

menggunakan cara konvensional yaitu dengan memaksa anak untuk

menghafal secara mencongak, karena jika tidak segera hafal anak akan merasa

kesulitan jika telah menginjak materi Matematika di kelas berikutnya.

Sedangkan siswa sendiri sulit untuk menghafal perkalian dan merasa malas

untuk menghafal yang memberatkan otak mereka.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, guru menerapkan teknik

jarimatika yaitu salah satu metode yang telah berkembang untuk pembelajaran

Matematika khususnya dalam berhitung mudah dan menyenangkan dengan

menggunakan jari-jari tangan. Kelebihan dari pengajaran dengan

menggunakan teknik jarimatika yaitu sederhana, alatnya selalu tersedia dan

tidak perlu dibeli, alatnya tidak akan pernahketinggalan atau disita saat ujian,

tidak memberatkan otak dengan bayangan, dan tenyata juga mudah untuk

dilakukan. Pada kondisi akhir kemampuan berhitung siswa terhadap materi

perkalian meningkat.

Page 18: Proposal Linda

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua

siklus dengan menerapkan teknik jarimatika pada siswa kelas II semester 2 MI Sunan

Giri tahun pelajaran 2010/2011 dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan teknik jarimatika dapat meningkatkan kemampuan berhitung perkalian

siswa kelas II semester 2 MI Sunan Giri. Hal ini terbukti pada kondisi awal sebelum

dilaksanakan tindakan nilai rata-rata siswa 59,25 dengan persentase ketuntasan

klasikal sebesar 45%, siklus I nilai rata-rata kelas 69,70 dengan persentase ketuntasan

klasikal sebesar 70% dan siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 79,6 dengan

persentase ketuntasan klasikal sebesar 80%. Dengan demikian secara klasikal,

pembelajaran telah mencapai ketuntasan belajar.

B.     Saran

1. Bagi Sekolah

Hendaknya sekolah mengupayakan pelatihan bagi guru untuk dapat

mendukung pelaksanaan pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai

dengan harapan.

2. BagiGuru

a. Sebaiknya guru meningkatkan kompetensi keprofesionalannya dengan

merancang proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga siswa menjadi

lebih tertarik dan pembelajaran akan menjadi lebih kondusif dan bermakna.

Page 19: Proposal Linda

b.      Guru hendaknya mengupayakan tindak lanjut terhadap penerapan teknik

jarimatika pada pembelajaran yang dilaksanakan.

3. Bagi Siswa

Siswa harus lebih mengembangkan inisiatif, kreativitas, keaktifan, motivasi

belajar dan mengembangkan keberanian untuk bertanya kepada guru terhadap materi

yang belum jelas, sehingga apa yang belum dipahami akan dijelaskan oleh guru.

4. Bagi Peneliti

Peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama hendaknya lebih

cermat dan lebih mengupayakan pengkajian teori-teori yang berkaitan dengan

pembelajaran menggunakan teknik jarimatika guna melengkapi kekurangan yang ada

serta sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan kemampuan berhitung siswa

yang belum tercakup dalam penelitian ini agar diperoleh hasil yang lebih baik.

Page 20: Proposal Linda

DAFTAR PUSTAKA

Sudjana, Nana.2006.Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung:PT Remaja

Rosdakarya

Budyono, Tri.2008.Mahir Berhitung dengan Jari Tangan.Jakarta:CV Sinar Jaya Abadi

Sudjana, Nana. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algesindo

Suharsimi Arikunto.2001.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: PT Bumi Aksara.2002.

Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta

Septi Peni Wulandari. 2008. Jarimatika Perkalian dan Pembagian. Tangerang: PT Kawan

Pustaka

Gunawan Ari Saputro.2009. Efektifitas Pengajaran Sempoa dan Jarimatika untuk Mengatasi

Kesulitan Belajar Matematika Siswa Kelas I SDN Candirejo kab. Semarang Tahun Ajaran

2008/2009. Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta:UNS.