proposal fix

23
PROPOSAL TUGAS AKHIR STUDI KEBUTUHAN PARKIR PADA MALL JOGJATRONIK YOGYAKARTA Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai derajat sarjana S-1 Program Studi Teknik Sipil Disusun Oleh : ARIEF PRIYONO 5095111009 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2013

Upload: ariefz-manutdholic

Post on 29-Nov-2015

63 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Fix

PROPOSAL TUGAS AKHIR

STUDI KEBUTUHAN PARKIR PADA MALL

JOGJATRONIK YOGYAKARTA

Diajukan untuk memenuhi salah satu syaratuntuk mencapai derajat sarjana S-1

Program Studi Teknik Sipil

Disusun Oleh :

ARIEF PRIYONO5095111009

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTAYOGYAKARTA

2013

Page 2: Proposal Fix

1. PENDAHULUAN

Kompleksitas parkir merupakan masalah yang sering dijumpai pada sistem

transportasi di banyak kota baik di kota-kota besar. Belakangan ini, masalah

tersebut terasa sangat penting dalam pengembangan pusat perbelanjaan khususnya

di Kota Yogyakarta. Penyediaan lahan parkir di pusat perbelanjaan yang aman

dan nyaman sangat diperlukan seiring dengan semakin meningkatnya

pertumbuhan kendaraan pribadi baik kendaraan roda empat maupun roda dua dan

bergairahnya perekonomian di Kota Yogyakarta. Penanganan masalah diperlukan

pengadaan lahan parkir yang mencukupi dan penentuan bentuk pola parkir yang

tepat pada lahan parkir yang ada, dimana kebutuhan akan lahan parkir (demand)

dan prasarana yang dibutuhkan (supply) haruslah seimbang dan disesuaikan

dengan karakteristik perparkiran. Hasil pengamatan memperlihatkan bahwa

beberapa pusat perbelanjaan di Kota Yogyakarta seringkali dijumpai

permasalahan tentang kebutuhan fasilitas parkir. Permasalahan yang biasanya

terjadi adalah bahwa ketersediaan ruang parkir pada pusat perbelanjaan tidak

mencukupi untuk memenuhi kebutuhan ruang parkir. Akibatnya terjadi antrian

panjang pada pintu masuk ruang parkir hingga meluber ke ruas jalan sehingga

mengganggu lalu-lintas di sekitarnya. Pada studi ini dipilih lokasi parkir pusat

perbelanjaan Mall Jogjatronik Yogyakarta yang berlokasi di Jalan Brigjen

Katamso.

Pusat perbelanjaan tersebut dipilih sebagai objek studi dikarenakan berada

di area Pusat Kota, yang menjadi reperesentasi pusat perbelanjaan di Kota

Surabaya. Pada studi ini akan dilakukan evaluasi kebutuhan ruang parkir (KRP)

Page 3: Proposal Fix

minimum terhadap pusat perbelanjaan yang dijadikan sebagai studi kasus.

Disamping itu, juga dilakukan perbandingan antara KRP aktual dengan standart

KRP yang berlaku di Pemerintah Kota Surabaya dan buku pedoman parkir

(Dirjen. Perhubungan Darat 1996). Pada studi ini survei yang dilakukan hanya 2

(dua) kali dalam seminggu yaitu diambil hari kerja efektif dan hari libur.

Sedangkan waktu survei dilakukan sesuai waktu operasi pusat perbelanjaan

tersebut, yaitu mulai buka (pukul 09:00 WIB) sampai dengan ditutup (pukul 23:00

WIB), baik untuk parkir kendaraan roda empat atau mobil maupun parkir

kendaraan roda dua atau

sepeda motor.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Berapa daya tampung ruang parkir Mall Jogjatronik

2. Berapa Jumlah Kebutuhan Parkir saat ini dan prediksi dimasa datang.

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari penulisan tugas akhir ini adalah melakukan analisis terhadap

kebutuhan dan sistem pelayanan ruang parkir untuk pengunjung MALL

Jogjatronik Yogyakarta.

Adapun hasil pengamatan dan penelitian yang dilakukan akan digunakan

sebagai bahan analisa yang output atau hasilnya diharapkan dapat menjadi satu

alternatif pemecahan masalah kepada pihak terkait.

1.4. PEMBATASAN MASALAH

Penulisan Tugas Akhir ini perlu pembatasan masalah agar penulisan lebih fokus

pada masalah yang dihadapi, diantaranya:

Page 4: Proposal Fix

a. Lahan yang dapat dimanfaatkan sebagai ruang parkir adalah lahan yang hak

gunanya dimiliki oleh MALL Jogjatronik Yogyakarta.

b. Parkir yang menjadi pembahasan adalah parkir kendaraan untuk memenuhi

kebutuhan pengguna jasa yang berkaitan dengan fungsi dan fasilitas yang ada

pada MALL Jogjatronik Yogyakarta .

c. Penataan parkir dan pola pengkajiannya mengacu pada pedoman teknis

penyelenggaraan fasilitas parkir yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal

Perhubungan Darat dan pendapat-pendapat lain yang relevan.

d. Penelitian dilakukan untuk kendaraan roda empat dan roda dua.

1.5. Metode Kajian

Metode kajian ini memuat cara dan urutan kerja untuk mendapatkan hasil evaluasi

kebutuhan ruang parkir. Metode yang digunakan pada kajian ini adalah sebagai

berikut :

1. Melakukan studi literatur. Studi literatur dilakukan dengan membaca dan

mengambil kesimpulan dari buku-buku dan data-data referensi yang berhubungan

langsung dengan studi ini.

2. Melakukan survei pendahuluan. Survei pendahuluan ini dimaksudkan untuk

mengenal dan memahami kondisi daerah studi, yakni di Mall Galaxy Surabaya,

diantaranya:

a. Untuk melihat secara langsung kondisi di lapangan

b. Untuk melihat pada penggunaan lahan parkir yang ada

c. Untuk mengetahui jam puncak penggunaan lahan parkir

d. Menentukan cara survey yang tepat untuk digunakan

Page 5: Proposal Fix

e. Menentukan waktu yang tepat saat dilakukan survey

3. Melakukan pengumpulan dan pengolahan data. Pengumpulan data primer

dilakukan dengan pencatatan nomer polisi kendaraan yang berada di lokasi parkir

setiap 10 menit, dari pengumpulan data tersebut di ketahui volume kendaraan

yang ada. Dalam pengumpulan data tersebut digunakan form survei. Sedangkan

data sekunder yang dibutuhkan adalah waktu operasional lahan parkir, jumlah unit

parkir dan luas efektif bangunan.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. TINJAUAN UMUM PERPARKIRAN

Persoalan transportasi menyangkut dua jenis lalu lintas, yakni lalu lintas bergerak

dan lalu lintas berhenti. Setiap perjalanan akan sampai ke tujuan dan bila itu

terjadi bagaimana halnya dengan kendaraan, Kendaraan akan diparkir, bahkan

dalam keadaan hal tertentu ditinggalkan. Untuk pemberhentian kendaraan

dibutuhkan sarana penunjang sebagai tempat parkir agar kendaraan yang berhenti

untuk suatu hal bisa mendapatkan fasilitas yang memadai. Tempat parkir

merupakan fasilitas penunjang sebagai sarana pemberhentian kendaraan yang juga

merupakan bagian dari elemen transportasi. Agar sistem transportasi kendaraan

menjadi lebih efisien maka pada tempat-tempat yang dapat membangkitkan

pergerakan perjalanan harus, disediakan fasilitas pelayanan parkir yang

mencukupi. Dewasa ini keterbatasan penyediaan fasilitas pelayanan parkir

merupakan persoalan yang sering terjadi di kota-kota besar di Indonesia, tidak

terkecuali Kota Semarang.

Page 6: Proposal Fix

2.1.1. Parkir Sebagai Elemen Transportasi

Fasilitas parkir merupakan bagian penting total sistem transportasi.

Perencanaan dan pendesainan fasilitas ini membutuhkan suatu pemahaman

tentang karateristik kendaraan, perilaku pengemudi, operasi parkir, dan

karateristik pembangkitan parkir dari tata-guna lahan berbeda yang dilayani.

Parkir adalah salah satu kegiatan kota yang rumit, karena sering terjadi perebutan

ruang parkir, baik yang terletak di jalan maupun luar-jalan.

2.1.2. Peran dan Fungsi Parkir

Peran parkir dalam sistem transpotasi kota adalah bahwa tempat parkir

telah menjadi suatu rangkaian kompleks yang saling mendukung dengan pola

jaringan jalan dan karakteristik tata guna lahan tertentu, dimana tempat inilah

yang akan membedakan antara tempat pergerakan dan tempat untuk

pemberhentian. Sedangkan fungsi parkir dalam perencanaan kota khususnya

sistem transportasi adalah sebagai penyedia tempat menyimpan kendaraan bagi

tujuan akhir suatu pergerakan kendaraan.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa parkir merupakan

sarana pemberhentian dari serangkaian pergerakan yang dilakukan oleh manusia

sehubungan dengan kegiatannya yang menggunakan jaringan jalan sebagai

prasarana penghubung.

2.2 DASAR TEORI PARKIR

Untuk mengenal perparkiran maka perlu menggali lebih banyak sumber

informasi sebagai dasar teori. Dari hasil studi pustaka, ada beberapa teori

perparkiran yang bisa digunakan sebagai landasan untuk mendalami selukbeluk

Page 7: Proposal Fix

parkir, yaitu karateristik parkir, tipe parkir, dan satuan ruang parkir.

2.3.1 Karateristik Parkir

Terdapat beberapa pengertian istilah perparkiran serta hal-hal yang berkaitan.

Beberapa pakar mengemukakan pendapatnya, yaitu:

a. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat

sementara (Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir, 1996)

b. Tempat parkir adalah tempat menghentikan dan menaruh kendaraan (sepeda,

motor, bus, mobil) untuk beberapa saat (Badudu dan Sutan M. Zain, 2001)

c. Durasi parkir adalah informasi yang dibutuhkan untuk mengetahui lama

suatu kendaraan parkir (Tamin, 1997)

d. Volume parkir adalah jumlah kendaraan yang telah menggunakan ruang

parkir pada suatu lahan parkir tertentu dalam satu satuan waktu tertentu

e. (biasanya per hari), (Tamin, 1997).

f. Kapasitas parkir adalah banyaknya kendaraan yang dapat dilayani oleh

suatu lahan parkir selama waktu pelayanan (Tamin, 1997).

2.3.2 Tipe Parkir

Tipe parkir dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. Berdasarkan jenis dan penempatan fasilitas parkir, Joseph de Chiara dan Lee

Koppelman 1994 membedakannya menjadi:

1. Parkir di tepi jalan (on street parking)

Parkir di tepi jalan ini mengambil tempat di sepanjang jalan dengan atau

tanpa melebarkan jalan untuk pembatasan parkir. Dimana fasilitas ditempatkan

pada:

a) Pada tepi jalan tanpa pengendalian parkir

Page 8: Proposal Fix

b) Pada kawasan parkir dengan pengendalian parkir

2. Parkir tidak di jalan (off street parking)

Cara ini memperbolehkan kendaraan menempati pelataran parkir tertentu

di luar badan jalan baik di halaman terbuka atau di dalam bangunan khusus parkir

dan mempunyai pintu pelayanan masuk untuk tempat mengambil karcis parkir

dan pintu pelayanan keluar untuk menyerahkan karcis parkir sehingga dapat

diketahui secara pasti jumlah kendaraan yang parkir dan jangka waktu kendaraan

parkir. Yang termasuk dalam off street parking antara lain:

a) Parking Lot / Surface Car parks

Adalah fasilitas parkir berupa suatu lahan yang terbuka di atas pemukaan

tanah. Fasilitas ini memerlukan lahan yang luas.

b) Multi storey Car Parks

Adalah fasilitas parkir di ruangan tertutup yang berupa garasi bertingkat.

Fasilitas ini cukup efektif pada saat ketersediaan lahan terbatas atau mahal.

c) Mechanical Car Parks

Adalah fasilitas parkir di ruangan tertutup yang berupa garasi bertingkat dan

dilengkapi dengan lift atau elevator yang berfungsi untuk mengangkut kendaran

ke lantai yang dituju.

d) Underground Car Parks

Adalah fasilitas parkir yang dibangun pada basement Multi Storey atau dibawah

suatu ruang terbuka. Bila ditinjau posisi parkirnya dapat dilakukan seperti pada on

street parking, hanya saja pengaturan sudut parkir banyak dipengaruhi oleh:

1) Luas dan bentuk pelataran parkir.

Page 9: Proposal Fix

2) Jalur sirkulasi (jalur untuk perpindahan pergerakan).

3) Jalur gang (jalur untuk manuver keluar dari parkir).

4) Dimensi ruang parkir.

b. Menurut posisi parkir

Bila ditinjau dari posisi, Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir 1996

membedakan parkir menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Parkir sejajar dengan sumbu jalan/parallel (bersudut 180º)

Posisi parkir ini untuk on street parking mempunyai keuntungan yaitu reduksi

lebar jalan tidak terlalu besar sehingga tidak mengganggu gerakan lalu lintas, akan

tetapi panjang yang terpakai akan lebih besar akibatnya hanya akan mampu

menampung sedikit kendaraan.

2. Parkir bersudut 30º, 45º, 60º dengan sumbu jalan

Pada on street parking, cara parkir seperti ini dapat menjadi salah satu jalan

tengah yang diambil untuk mereduksi lebar badan jalan. Sedangkan pada off street

parking bermanfaat untuk mencari efisiensi penggunaan ruang parkir.

3. Parkir tegak lurus sumbu jalan (bersudut 90º)

Parkir dengan sudut tegak lurus sumbu jalan mampu menampung kendaraan lebih

banyak daripada posisi parkir lainnya, tetapi lebih banyak mengurangi fungsi dari

lebar jalan.

2.3.3 Satuan Ruang Parkir (SRP)

Satuan Ruang Parkir (SRP) adalah ukuran luas efektif untuk meletakkan

kendaraan, termasuk ruang bebas dan lebar buka pintu. Pada Pedoman Teknis

Page 10: Proposal Fix

Penyelenggaraan Fasilitas Parkir 1996, SRP digunakan untuk mengukur

kebutuhan ruang parkir. Untuk menentukan satuan ruang parkir didasarkan atas

pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

a. Dimensi kendaraan standar untuk mobil penumpang

Gambar 2.1 memperlihatkan beberapa variabel dimensi kendaraan yang

berpengaruh dalam perancangan layout ruang parkir.

Gambar 2. 1 Dimensi mobil penumpang(Sumber: Neufert,1996)

b. Ruang bebas kendaraan parkir

Ruang bebas kendaraan parkir diberikan pada arah lateral dan longitudinal

kendaraan. Ruang bebas arah lateral ditetapkan pada saat posisi pintu kendaraan

dibuka, yang diukur dari ujung luar pintu ke badan kendaraan parkir yang ada

disampingnya. Ruang bebas ini diberikan agar tidak terjadi benturan antara pintu

kendaraan dengandengan kendaraan yang diparkir disampingnya pada saat

penumpang turun dari kendaraan. Ruang arah memanjang diberikan di depan

kendaraan untuk menghindari benturan dengan dinding atau kendaraan yang lewat

jalur gang (aisle). Jarak bebas arah lateral di ambil sebesar 5 cm dan jarak bebas

arah longitudinal sebesar 30 cm.

Page 11: Proposal Fix

c. Lebar bukaan pintu kendaraan

Ukuran lebar bukaan pintu merupakan fungsi karakteristik pemakai

kendaraan yang memanfaatkan fasilitas parkir. Sebagai contoh, lebar bukaan pintu

kendaraan karyawan kantor akan berbeda dengan lebar bukaan pintu kendaraan

pengunjung pusat kegiatan perbelanjaan. Dalam hal ini, karakteristik pengguna

kendaraan yang memanfaatkan fasilitas parkir dipilih menjadi tiga golongan

seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.2 berikut ini:

Tabel 2. 2 Lebar bukaan pintu kendaraan mobil penumpang

(Sumber : Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir,1996)

d. Penentuan Satuan Ruang Parkir

Penentuan satuan ruang parkir berdasarkan jenis kendaraan dikelompokan

menjadi dua jenis seperti bawah ini:

Tabel 2. 3 Dimensi mobil penumpang (SRP)

Page 12: Proposal Fix

2.3.3.1. Satuan Ruang Parkir untuk sepeda motor

SRP untuk sepeda motor ditunjukkan dalam Gambar 2.3 berikut:

Gambar 2. 3 Satuan Ruang Parkir untuk sepeda motor

Dari Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir 1996 seperti pada

Gambar 2.3, maka untuk sepeda motor pengaturan penempatan ruang parkirnya

memiliki ukuran lebar 0,7 m, panjang total 2 meter (terbagi menjadi panjang

kendaraan 1, 75 m, jarak bebas depan 5 cm , jarak bebas belakang 20 cm).

Metode Menentukan Ruang Parkir

Untuk menentukan jumlah ruang parkir dapat dipakai beberapa metode yaitu:

1. metode yang menitikberatkan pada jumlah perjalanan dengan mobil

Metode diterapkan di amerika dimana koefisien ruang parkir (P) dicari

berdasarkan proporsi perjalanan dengan kendaraan pribadi terhadap total

perjalanan kendaraan. Jumblah perjalanan ini diangggap sangat erat dengan

jumlah penduduk didaerah itu.

Besarnya koefisien ruang parkir (Flaherty, C.A.O, 1976) dapat dirumuskan

sebagai berikut:

Page 13: Proposal Fix

Dimana: P = koefisien ruang parkir

d = perbandingan perjalanan lalu lintas yang terlihat di pusat kota dari

jam 07.00-19.00 (diambil 0.7)

o = okupansi kendaraan (1.5 orang/kendaraan

e = efisiensi penggunaan ruang parkir (diambil 0.85)

r = prosentasi kendaraan parkir puncak ( 0.25 untuk kota kecil dan 0.4

untuk kota besar)

s = faktor sesaat (1.0)

c = faktor lokasi yang mencerminkan kebutuhan parkir di bagian inti

pusat daerah

2.4 Metode Berdasarkan Luas Lantai Bangunan atau Banyaknya Unit

Metode ini mempertimbangkan fungsi dan luas bangunan atau banyaknya unit

yang menjadi karateristik pusat kegiatan sehingga dapat dicari kebutuhan ruang

parkirnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Tabel 2.7 dibawah ini:

Page 14: Proposal Fix

Tabel 2. 7 Kebutuhan ruang parkir berdasarkanluas lantai bangunan atau banyaknya unit

(Sumber: Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir, 1996)

Dari Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir 1996, untuk

menentukan kebutuhan parkir seperti tertera pada Tabel 2.7, diketahui bahwa

parameter dan kebutuhan parkir pusat-pusat kegiatan berbeda-beda karena

karateristiknya memang berbeda, dimana parameter yang dominan mempengaruhi

kebutuhan parkir pada pusat kegiatan tidak selalu sama. Jika melihat Tabel 2.7,

kebutuhan parkir pusat perdagangan dan perkantoran dipengaruhi oleh parameter

luas lantai bangunan, untuk sekolah adalah jumlah mahasiswa, rumah sakit adalah

tempat tidur, dan untuk bioskop dipengaruhi parameter tempat duduk.

Page 15: Proposal Fix

3. METODE PENELITIAN

3.1. Umum

Tahapan Kajian dimulai dari tahapan perumusan maslah dan tujuan kajian

sampai dengan tahapan simpulan atau rekomendasi. Untuk dapat melakukan

analisa yang teliti, maka diperlukan data-data yang lengkap. Selain itu pula

diperlukan teori atau konsep dasar yang memadai. Dalam menyusun hal tersebut,

diperlukan proses perencanaan yang terstruktur dan sistematis dengan tujuan

mengefektifkan waktu serta dapat menghindari terjadinya pekerjaan yang

berulang-ulang.

3.2. Kerangka Penelitian

Adapun perencanaan terstruktur dan sistematis untuk penyusunan Laporan

Tugas Akhir dengan judul “Studi Kebutuhan Ruang Parkir Mall Jogjatronik

Yogyakarta” dituangkan dalam bagan alir Gambar 3.1 sebagai berikut:

Page 16: Proposal Fix

Gambar 3.1 Flowchart kerangka penelitian

Perumusan

Pengumpulan Data

Inventaris kebutuhan Data

Observasi Lapangan

Analisis Data

Pembahasan

Landasan Teori

Kesimpulan

Selesai

Mulai

Tinjauan Pustaka