fix proposal

38
“Metodelogi Penelitian” 2012 A. Latar Belakang Fisika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (sains), yaitu ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah atau fenomena alam dalam rangka memahami serta mengungkap berbagai rahasia alam semesta untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Mengingat besarnya peranan ilmu fisika dalam kehidupan manusia, dalam ilmu fisika dikenal pameo ‘physics today is technology tomorrow’. Fisika hari ini adalah teknologi hari esok. Adalah tantangan bagi semua guru fisika untuk menyajikan fisika sebagai pelajaran yang menarik dan menantang minat siswa. Belajar fisika akan menyenangkan kalau memahami keindahannya, mengetahui manfaatnya, atau merasa tertantang oleh fenomena alam yang belum dipahami. Jika siswa sudah mulai tertarik baik oleh keindahannya, manfaatnya atau merasa tertantang untuk memahami fenomena alam yang mereka hadapi maka mereka akan bisa lebih mudah dalam menguasai pelajaran fisika. Oleh karena itu, media pembelajaran visual merupakan modal penunjang untuk menjembatani pemahaman penerapan konsep fisika di tengah halangan atau kesulitan yang menerpa ketika sedang belajar fisika. Kemajuan teknologi modern tentang komputer merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pembaharuan dalam dunia pendidikan. Pada bidang pendidikan, pemerintah dan masyarakat umum telah memberikan perhatian yang mendalam tentang kemajuan teknologi modern ini. Teknologi dapat membantu mencapai sasaran dan tujuan pendidikan sehingga 1

Upload: qurotul-novida-priyanto

Post on 22-Apr-2015

1.997 views

Category:

Education


6 download

DESCRIPTION

Proposal mengenai materi Listrik Dinamis

TRANSCRIPT

Page 1: Fix proposal

“Metodelogi Penelitian” 2012

A. Latar Belakang

Fisika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (sains), yaitu ilmu

yang mempelajari gejala-gejala alamiah atau fenomena alam dalam rangka

memahami serta mengungkap berbagai rahasia alam semesta untuk

meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Mengingat besarnya peranan ilmu

fisika dalam kehidupan manusia, dalam ilmu fisika dikenal pameo ‘physics today is

technology tomorrow’. Fisika hari ini adalah teknologi hari esok. Adalah tantangan

bagi semua guru fisika untuk menyajikan fisika sebagai pelajaran yang menarik

dan menantang minat siswa.

Belajar fisika akan menyenangkan kalau memahami keindahannya,

mengetahui manfaatnya, atau merasa tertantang oleh fenomena alam yang belum

dipahami. Jika siswa sudah mulai tertarik baik oleh keindahannya, manfaatnya

atau merasa tertantang untuk memahami fenomena alam yang mereka hadapi

maka mereka akan bisa lebih mudah dalam menguasai pelajaran fisika. Oleh

karena itu, media pembelajaran visual merupakan modal penunjang untuk

menjembatani pemahaman penerapan konsep fisika di tengah halangan atau

kesulitan yang menerpa ketika sedang belajar fisika.

Kemajuan teknologi modern tentang komputer merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi pembaharuan dalam dunia pendidikan. Pada bidang

pendidikan, pemerintah dan masyarakat umum telah memberikan perhatian yang

mendalam tentang kemajuan teknologi modern ini. Teknologi dapat membantu

mencapai sasaran dan tujuan pendidikan sehingga proses belajar mengajar akan

lebih berkesan dan bermakna. Teknologi informasi turut berkembang sejalan

dengan perkembangan peradaban manusia. Perkembangan teknologi informasi

meliputi perkembangan infrastruktur teknologi informasi, seperti hardware,

software, teknologi penyimpanan data (storage), dan teknologi komunikasi.

Media visual berupa animasi yang merupakan kumpulan gambar yang

diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan gerakan dan dilengkapi dengan

audio sehingga berkesan hidup serta menyimpan pesan-pesan pembelajaran.

Kehadiran media animasi dalam pembelajaran Fisika sangat mendukung proses

penyampaian berbagai informasi dari guru ke siswa. Proses-proses fisika yang

kompleks dapat dengan mudah dijelaskan kepada siswa, seperti proses

mengalirnya arus listrik, perpindahan elektron-elektron, dan berbagai proses

1

Page 2: Fix proposal

“Metodelogi Penelitian” 2012

dalam konsep kelistrikan lainnya. Pada proses belajar mengajar, siswa sering

dihadapkan pada materi yang abstrak dan diluar pengalaman sehari-hari sehingga

materi pelajaran sulit diterima dan dipahami oleh siswa. Keistimewaan yang

dimiliki oleh animasi intinya untuk memvisualisasikan konsep abstrak yang sulit

dipraktekkan dikelas.

Listrik merupakan kebutuhan pokok bagi seluruh manusia di dunia untuk

menunjang berlangsungnya kegiatan pada kehidupan sehari-hari. Tanpa adanya

listrik maka kegiatan sehari-hari akan terganggu. Pemahaman mengenai listrik

sejauh ini lebih dominan pada orang-orang tertentu, sehingga masyarakat awam

kurang mampu mengatasi permasalahan-permasalahan dasar untuk memperbaiki

alat-alat listrik di rumah mereka. Pembelajaran mengenai konsep kelistrikan

diharapkan mampu mengenalkan siswa pada komponen-komponen dasar listrik,

rangkaian-rangkaian listrik, bahkan mampu membuat produk teknologi sederhana

mengenai konsep kelistrikan.

Berdasarkan uraian diatas, maka dipandang perlu untuk melakukan

penelitian tentang pengembangan penggunaan media visual dalam pembelajaran

fisika di kelas XII-IPA SMA Negeri I Puri Mojokerto. Oleh karena itu, peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul penelitian “Pengaruh

Pengembangan Media Visual Pada Materi Kelistrikan dengan Metode

Pembelajaran PBI (Problem Based Instruction) di Kelas XII-IPA SMA Negeri 1

Puri Mojokerto”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh

pengembangan media visual terhadap penguasaan konsep kelistrikan dengan

menggunakan metode pembelajaran PBI (Problem Based Instruction) pada siswa

kelas XII-IPA di SMA Negeri 1 Puri Mojokerto?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui pengaruh pengembangan media visual terhadap

penguasaan konsep kelistrikan dengan menggunakan metode pembelajaran PBI

2

Page 3: Fix proposal

“Metodelogi Penelitian” 2012

(Problem Based Instruction) pada siswa kelas XII-IPA di SMA Negeri 1 Puri

Mojokerto.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak

Bagi Peneliti

a. Memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan pengembangan

pengarajan menggunakan media visual pada konsep kelistrikan dengan

menggunakan model pembelajaran PBI (Problem Based Instruction).

b. Mengetahui minat belajar siswa terhadap pengembangan media visual serta

peningkatan prestasi siswa dengan menggunakan metode pembelajaran PBI

(Promblem Based Instruction).

Bagi Siswa

a. Menambah pengetahuan mengenai media visual terhadap penguasaan konsep

kelistrikan dengan menggunakan metode pembelajaran PBI (Problem Based

Instruction).

b. Memberikan pola pengajaran baru yang berbasis media visual, sehingga siswa

tidak merasa jenuh.

Bagi Guru

a. Memberikan masukan cara atau metode yang cocok dalam menyajikan materi

agar mampu memompa semangat siswa dalam menggali pengetahuannya.

b. Mengetahui keberhasilan penerapan pengajaran menggunak

c. an media visual khususnya pada penguasaan konsep kelistrikan.

Bagi Sekolah

a. Agar lebih memperhatikan pengadaan media pendidikan bagi menunjang

lancarnya pelaksanaan proses belajar mengajar.

E. Kajian Teori

1. Media Visual

Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari

“Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu

perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Dalam

pendidikan, media diartikan sebagai komponen sumber belajar atau wahana

fisik yang mengandung materi intruksional di lingkungan siswa yang dapat

3

Page 4: Fix proposal

“Metodelogi Penelitian” 2012

merangsang siswa untuk belajar. Pengertian media menurut beberapa

sumber adalah sebagai berikut:

1. AECT

Media sebagai bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk

menyalurkan pesan atau informasi.

2. Gagne

Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang

dapat merangsang untuk belajar.

3. Briggs

Media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta

merangsang siswa untuk belajar.

Bila kita tinjau dari media pembelajaran yang mempunyai arti segala

sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan sehingga dapat

merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa

sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi. Sedangkan media

visual adalah media yang memberikan gambaran menyeluruh dari yang

konkrit sampai dengan abstrak. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa media

visual merupakan salah satu media untuk pembelajaran.

Media visual ini lebih bersifat realistis dan dapat dirasakan oleh

sebagian besar panca indera kita terutama oleh indera penglihatan. Media

visual ada yang dapat diproyeksikan dan ada pula yang tidak dapat

diproyeksikan.

Dalam penggunaannya media visual memiliki manfaat atau

kegunaan. Manfaatnya antara lain:

1. Media bersifat konkrit, lebih realistis dibandingkan dengan media

verbal atau non visual sehingga lebih memudahkan dalam

pengaplikasiannya.

2. Beberapa penelitian membuktikan bahwa pembelajaran yang diserap

melalui media penglihatan (media visual), terutama media visual yang

menarik dapat mempercepat daya serap peserta didik dalam

memahami pelajaran yang disampaikan.

3. Media visual dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki

oleh para peserta didik dan dapat melampaui batasan ruang kelas.

4

Page 5: Fix proposal

“Metodelogi Penelitian” 2012

Melalui penggunaan media visual yang tepat, maka semua obyek itu

dapat disajikan kepada peserta didik.

4. Lebih efiektif dan efisien dibandingkan media verbal lainnya karena

jenisnya yang beragam, pendidik dapat menggunakan semua jenis

media visual yang ada. Hal ini dapat menciptakan sesuatu yang variatif,

dan tidak membosankan bagi para peserta didiknya.

5. Penggunaannya praktis, maksudnya media visual ini mudah

dioperasikan oleh setiap orang yang memilih media-media tertentu,

misalkan penggunaan media Transparansi Overhead Tranparancy

(OHT).

Beberapa faktor yang menghambat perkembangan kemampuan

seseorang untuk menggunakan media pembelajaran, yaitu:

1. Asumsi bahwa menggunakan media itu repot.

2. Menganggap media itu canggih dan mahal.

3. Tidak bisa menggunakan media yang ada.

4. Asumsi bahwa media itu hiburan, memperkecil kemungkinan anak

tetap konsentrasi terhadap pelajarannya.

5. Tidak tersedianya media pembelajaran visual.

6. Kebiasaan menikmati ceramah/bicara tanpa media visual.

Jadi, seseorang yang paling tepat untuk menggunakan media

pembelajaran visual adalah seseorang yang tidak memiliki sifat menghambat

seperti yang disebutkan diatas.

Cara pemilihan media visual yang tepat adalah :

1. Media yang digunakan harus memperhatikan konsep pembelajaran

atau tujuan dari pembelajaran.

2. Memperhatikan karakteristik dari media yang akan digunakan ,apakah

sesuai dengan situasi dan kondisi yang tepat guna.

3. Tepat sasaran kepada peserta didik yang sesuai degan kebutuhan

zaman.

4. Waktu , tempat , ketersediaan dan biaya yang digunakan.

5. Pilihlah media visual yang menguntungkan agar lebih menarik,variatif,

mudah diingat dan tidak membosankan sesuai dengan konteks

penggunaannya.

5

Page 6: Fix proposal

“Metodelogi Penelitian” 2012

Macam-macam media visual

a. Media yang tidak diproyeksikan

1) Media realita adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus

dihadirkan di ruang kelas, tetapi siswa dapat melihat langsung ke

obyek. Kelebihan dari media realita ini adalah dapat memberikan

pengalaman nyata kepada siswa. Misal untuk mempelajari

keanekaragaman makhluk hidup, klasifikasi makhluk hidup,

ekosistem, dan organ tanaman.

2) Model adalah benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang

merupakan representasi atau pengganti dari benda yang

sesungguhnya. Penggunaan model untuk mengatasi kendala

tertentu sebagai pengganti realia. Misal untuk mempelajari sistem

gerak, pencernaan, pernafasan, peredaran darah, sistem ekskresi,

dan syaraf pada hewan. 

3) Media grafis tergolong media visual yang menyalurkan pesan

melalui simbol-simbol visual. Fungsi dari media grafis adalah

menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran, dan

mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan

jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal. Jenis-jenis media

grafis adalah:

a) Gambar atau foto merupakan media yang paling umum

digunakan.

b) Sketsa adalah gambar sederhana atau draft kasar yang

melukiskan bagian pokok tanpa detail. Dengan sketsa dapat

menarik perhatian siswa, menghindarkan verbalisme, dan

memperjelas pesan.

c) Diagram atau skema : gambar sederhana yang menggunakan

garis dan simbol untuk menggambarkan struktur dari obyek

tertentu secara garis besar. Misal untuk mempelajari

organisasi kehidupan dari sel samapai organisme.

d) Bagan atau chart : menyajikan ide atau konsep yang sulit

sehingga lebih mudah dicerna siswa. Selain itu bagan mampu

memberikan ringkasan butir-butir penting dari penyajian.

6

Page 7: Fix proposal

“Metodelogi Penelitian” 2012

Dalam bagan sering dijumpai bentuk grafis lain, seperti:

gambar, diagram, kartun, atau lambang verbal.

e) Grafik yaitu gambar sederhana yang menggunakan garis, titik,

simbol verbal atau bentuk tertentu yang menggambarkan data

kuantitatif. Misal untuk mempelajari pertumbuhan.

b. Media proyeksi

1) Transparansi OHP merupakan alat bantu mengajar tatap muka

sejati, sebab tata letak ruang kelas tetap seperti biasa, guru dapat

bertatap muka dengan siswa (tanpa harus membelakangi siswa).

Perangkat media transparansi meliputi perangkat lunak (Overhead

transparancy atau OHT) dan perangkat keras (Overhead projector

atau OHP). Teknik pembuatan media transparansi, yaitu:

a) Mengambil dari bahan cetak dengan teknik tertentu

b) Membuat sendiri secara manual

2) Film bingkai atau slide adalah film transparan yang umumnya

berukuran 35 mm dan diberi bingkai 2 X 2 inci. Dalam satu paket

berisi beberapa film bingkai yang terpisah satu sama lain. Manfaat

film bingkai hampir sama dengan transparansi OHP, hanya kualitas

visual yang dihasilkan lebih bagus. Sedangkan kelemahannya adalah

beaya produksi dan peralatan lebih mahal serta kurang praktis.

Untuk menyajikan dibutuhkan proyektor slide.

2. Model Pembelajaran

Dalam kegiatan belajar mengajar, penggunaan model pembelajaran

sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pembelajaran.

Sebagaimana diungkapkan oleh Koes (2003: 61); “model pembelajaran dapat

menumbuhkan kemampuan siswa untuk mencapai berbagai tujuan

pembelajaran”. Menurut Hertien (Trianto, 2007); “model pembelajaran

merupakan suatu pola mengajar yang menerangkan proses menyebutkan dan

menghasilkan situasi lingkungan tertentu yang menyebabkan para siswa

berinteraksi dengan cara terjadinya perubahan khusus pada tingkah laku

7

Page 8: Fix proposal

“Metodelogi Penelitian” 2012

mereka, dengan kata lain penciptaan suatu situasi lingkungan yang

memungkinkan terjadinya proses belajar”.

Berdasarkan pengertian di atas maka model pembelajaran dapat

diartikan sebagai suatu pola pembelajaran untuk menciptakan lingkungan

belajar yang menyebabkan siswa dapat berinteraksi, baik dengan sesama

rekannya maupun dengan guru, sehingga terjadi perubahan tingkah laku

pada siswa.

Lebih lanjut Ismail (Mustikasari, 2006: 10) menyebutkan bahwa

istilah model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak

dijumpai oleh strategi atau metode tertentu yaitu :

a. Rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya.

b. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan gar model tersebut berhasil

(sintaks).

d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat

tercapai.

Salah satu yang membedakan model pembelajaran yang satu dengan

yang lain adalah tingkah laku mengajar (sintaks) yang digunakan oleh

masing-masing model pembelejaran. Sintaks inilah yang menjadi ciri khas

dari suatu model pembelajaran. Masing-masing model pembelajaran

memiliki sintaks yang berbeda-beda meskipun memiliki tujuan pembelajaran

yang sama.

3. Problem Based Intruction (PBI)

Problem Based Intructional atau PBI berlandaskan pada psikologi

kognitif. Fokus pengajaran tidak begitu menekankan kepada apa yang

sedang dilakukan siswa (perilaku siswa) melainkan kepada apa yang mereka

pikirkan (kognisi) pada saat mereka melakukan kegiatan itu. Oleh karena itu

peran utama guru pada PBI adalah membimbing dan memfasilitasi sehingga

siswa dapat belajar berfikir dan memecahkan masalah oleh mereka sendiri.

PBI dilandasi oleh tiga pikiran ahli, yaitu sebagai berikut :

8

Page 9: Fix proposal

“Metodelogi Penelitian” 2012

1) John Dewey dan kelas Demokrasi

Akar intelektual pembelajaran PBI adalah penelitian John

Dewey. Dalam tulisannya  yang berjudul Demokrasi dan Pendidikan

(1916), Dewey mengemukakan pandangan bahwa sekolah seharusnya

mencerminkan masyarakat yang lebih besar dan kelas merupakan

laboratorium untuk pemecahan masalah yang ada dalam kehidupan

nyata. Dewey menganjurkan agar guru memberi dorongan kepada

siswanya terlibat dalam proyek atau tugas-tugas berorientasi masalah

dan membantu mereka menyelidiki masalahnya.  

Kill Patrick (1918) mengemukakan bahwa pembelajaran di

sekolah seharusnya bermanfaat dan tidak abstrak. Agar pembelajaran

itu bermanfaat serta nyata, seharusnya siswa terlibat menyelesaikan

proyek yang menarik dan merupakan pilihan mereka sendiri.

2) Piaget, Vygotsky dan Kontruktivisme

Piaget menjelaskan bahwa anak kecil memiliki rasa ingin tahu bawaan

dan secara terus –menerus berusaha memahami dunia sekitarnya. Rasa

ingin tahu ini menurut Piaget, memotivasi mereka untuk aktif

membangun pemahaman mereka tentang lingkungan yang mereka

hayati. PBI dikembangkan berdasarkan kepada teori Piaget ini.

3) Bruner dan Pembelajaran Penemuan

Teori pendukung penting yang dikemukakan oleh Bruner

terhadap PBI adalah pembelajaran  penemuan. Pembelajaran penemuan

adalah suatu model pengajaran yang menekankan pentingnya

membantu siswa memahami struktur atau ide kunci dari suatu disiplin

ilmu. Bruner yakin pentingnya siswa terlibat di dalam pembelajaran dan

dia meyakini bahwa pembelajaran yang terjadi sebenarnya melalui

penemuan pribadi.

Menurut Bruner tujuan pendidikan tidak hanya meningkatkan

banyaknya pengetahuan siswa tetapi juga menciptakan kemungkinan-

kemungkinan untuk penemuan siswa.

Pembelajaran ini diterapkan dalam sains dan ilmu sosial,

dikenal dengan penalaran induktif dan proses-proses inkuiri yang

merupakan ciri metode ilmiah. Konsep lain Bruner adalah scaffoding

9

Page 10: Fix proposal

“Metodelogi Penelitian” 2012

yang didefinisikan sebagai seseorang siswa dibantu menuntaskan

masalah tertentu melampaui kapasitas perkembangannya melalui

bantuan dari seorang guru atau orang lain yang memiliki kemampuan

lebih.

Ciri-ciri Model Pembelajaran Problem Based Intructional (PBI)    

Ciri utama PBI meliputi mengorientasikan siswa kepada masalah

atau pertanyaan yang autentik, multidisiplin, menuntut kerjasama dalam

penyelidikan dan menghasilkan karya. Dengan demikian secara terinci ciri

PBI adalah sebagai berikut :

1.    Mengorientasikan siswa kepada masalah autentik. Pada tahap ini guru

menyusun skenario yang dapat menarik perhatian siswa, sekaligus

memunculkan pertanyaan yang benar-benar nayat di lingkungan siswa

serta dapat diselidiki oleh siswa kepada masalah yang autentik ini

dapat berupa cerita, penyajian fenomena tertentu, atau

mendemontrasikan suatu kejadian yang mengundang munculnya

permasalahan atau pertanyaan. Mendemonstrasikan kejadian-kejadian

yang memunculkan konfliks kognitif diyakini sangat baik untuk

mengorientasikan siswa kepada masalah ini.

2.    Berfokus pada keterkaitan antar disiplin. Meskipun PBI berpusat pada

pelajaran tertentu, misalnya biologi, masalah yang dipilih benar-benar

nyata agar dalam pemecahannya, siswa dapat meninjau dari berbagi

mata pelajaran yang lain. Sebagai contoh masalah polusi pada contoh di

atas, mencakup aspek akademis dan terapan mata pelajaran ekonomi

sosiologi, parawisata, dll. Begitu pula pada masalah menyajikan

makanan untuk kakek, melibatkan biologi, kesehatan, kimia dan

sebagainya.

3.    Penyelidikan autentik. PBI mengharuskan siswa melakukan

penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap

masalah nyata. Mereka menganalisis dan mendefinisikan masalah,

menyusun hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis informasi/data,

melakukan percobaan, membuat inferensi dan merumuskan

10

Page 11: Fix proposal

“Metodelogi Penelitian” 2012

simpulan.     Metode yang digunakan sangat bergantung kepada

masalah yang sedang dipelajari.

4.    Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya. PBI menuntut siswa

untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau

artifak dan memamerkan. Karya tersebut dapat berupa rekaman debat,

laporan, model fisik, video dan program komputer.

Tujuan Model Pembelajaran Problem Based Intructional (PBI) 

PBI utamanya dikembangkan untuk membantu siswa

mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah dan

keterampilan intelektual, belajar berbagi peran orang dewasa dengan

melibatkan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi. PBI juga

membuat siswa menjadi pembelajar yang otonom, mandiri. Secara terinci

tujuan PBI adalah sebagai berikut :

1) Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah.

Kerjasama yang dilakukan dalam PBI, mendorong munculnya berbagi

keterampilan inkuiri dan dialog dengan demikian akan berkembang

keterampilan sosial dan berpikir.

2) Permodelan Peranan Orang Dewasa

3) Pembelajar Otonom dan Mandiri

Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Intructional (PBI)

PBI terdiri dari lima tahap utama, yang dimulai dengan guru

mengorientasikan siswa kepada situasi masalah yang autentik dan diakhiri

dengan penyajian karya. Jika jangkauan masalahnya sedang-sedang saja,

kelima tahapan tersebut dapat diselesaikan dalam dua sampai tiga kali

pertemuan. Namun masalah yang kompleks mungkin akan membutuhkan

setahun penuh untuk menyelesaikannya.

11

Page 12: Fix proposal

“Metodelogi Penelitian” 2012

Tabel 1 Sintaks Pembelajaran Berdasarkan Masalah

Tahap Tingkah Laku Guru Hasil Belajar Kognitif

Tahap-1

Orientasi siswa kepada

masalah

Guru menjelaskan tujuan

pembelajaran, menjelaskan

logistik yang dibutuhkan,

mengajukan fenomena atau

demonstrasi atau cerita

untuk memunculkan

masalah, memotivasi siswa

untuk terlibat dalam

pemecahan masalah yang

dipilihnya

Hasil belajar kognitif yang

diharapkan muncul adalah

C1. Pengetahuan yang

dimiliki siswa dilatih untuk

materi baru yang akan

dipelajari pada tahap

apersepsi.

Tahap-2

Mengorganisasi siswa

untuk belajar

Guru membantu siswa

mendefinisikan dan

mengorganisasikan tugas

belajar yang berhubungan

dengan masalah tersebut

Hasil belajar kognitif yang

diharapkan muncul adalah

C2 dan C3. Pemahaman siswa

dilatih dengan pembelajaran

berupa penyelidikan.

Tahap-3

Membimbing

penyelidikan individual

maupun kelompok

Guru mendorong siswa

untuk mengumpulkan

informasi yang sesuai,

melaksanakan eksperimen,

untuk mendapatkan

penjelasan dan pemecahan

masalah

Hasil belajar kognitif yang

diharapkan muncul adalah

C2 dan C3. Siswa melakukan

penyelidikan guna

mendapatkan informasi

untuk memecahkan

permasalahan.

Tahap-4

Mengembangkan dan

Guru membantu siswa

dalam merencanakan dan

menyiapkan karya yang

Hasil belajar kognitif yang

diharapkan muncul adalah

C2 dan C3. Ketika siswa

12

Page 13: Fix proposal

“Metodelogi Penelitian” 2012

Tahap Tingkah Laku Guru Hasil Belajar Kognitif

menyajikan hasil karya sesuai seperti laporan,

video, dan model dan

membantu mereka untuk

berbagi tugas dengan

temannya

melakukan penyelidikan,

siswa dilatih untuk

mendiskusikan hasil

penyelidikannya kepada

siswa yang lain.

Tahap-5

Menganalisis dan

mengevaluasi proses

pemecahan masalah

Guru membantu siswa

untuk melakukan refleksi

atau evaluasi terhadap

penyelidikan mereka dan

proses-proses yang mereka

gunakan

Hasil belajar kognitif yang

diharapkan muncul adalah

C4. Misalnya pada

pembelajaran GLBB, siswa

menganalisis data

percobaan sehingga siswa

dapat menyimpulkan

sendiri hubungan antara

kecepatan dan percepatan

benda yang bergerak.

Ibrahim dan Nur (2005)

Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Problem Based

Instruction (PBI)

Problem Based Instruction (PBI) memiliki beberapa kelebihan dan

kelemahan dibandingkan dengan model pembelajaran lainnya.

a. Kelebihan PBI

Menurut Ibrahim dan Nur (Rusmiyati, 2007) Problem Based

Instruction (PBI) memiliki beberapa kelebihan, diantaranya:

1) Mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas.

2) Mendorong siswa melakukan pengamatan dan dialog dengan

orang lain.

13

Page 14: Fix proposal

“Metodelogi Penelitian” 2012

3) Melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan sendiri. Hal ini

memungkinkan siswa menjelaskan dan membangun

pemahamannya sendiri mengenai fenomena tersebut.

4) Membantu siswa menjadi pembelajar yang mandiri.

b. Kelemahan PBI

Disamping kelebihan di atas, menurut Sanjaya (Nuh, 2007)

Problem Based Instruction (PBI) juga memiliki kelemahan,

diantaranya:

1) Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai

kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk

dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk

mencobanya.

2) Membutuhkan waktu pembelajaran yang cukup lama untuk

menyelesaikan suatu permasalahan.

3) Membutuhkan kerja keras guru sebagai fasilitator pembelajaran

untuk membimbing dan mengarahkan siswa untuk

menyelesaikan suatu permasalahan.

4. Kelistrikan

Dasar Kelistrikan

Semua yang ada di alam semesta ini terbuat dari benda. Benda bisa

diartikan sebagai sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai berat.

Benda bisa digolongkan dalam bentuk padat, cair dan gas. Bentuk benda bisa

berubah melalui suatu proses, contohnya temperatur, air biasanya

ditemukan dalam bentuk cairan, namun dengan mengubah temperaturnya

air dapat berubah menjadi bentuk padat atau uap.

Suatu benda dapat juga dijabarkan berdasarkan warna, rasa, dan

basah atau kering yang kesemuanya itu digambarkan dalam bentuk

karakternya saja, tidak bisa dikenali zatnya. Untuk benar-benar mengenali

suatu zat, zat tersebut harus diuraikan menjadi butiran-butiran terkecil.

Butiran-butiran tersebut digambarkan dalam struktur atom,

sehingga dapat dikenali sifat dan karakternya.

14

Page 15: Fix proposal

“Metodelogi Penelitian” 2012

Partikel yang sudah dibagi dari bentuk murninya akan berubah

karakternya dalam bentuk atom. Bentuk ini disebut dengan elemen.

Terdapat lebih dari 100 elemen. Kebanyakan dari elemen terbentuk secara

alami di alam semesta. Beberapa dari elemen tidak terjadi secara alami,

namun dibentuk dari laboratorium. Beberapa contoh elemen yang terbentuk

secara alami adalah besi,

tembaga, emas, aluminum, karbon, dan oxygen. Dua elemen atau

lebih yang dicampur bersama akan membentuk suatu zat baru. Zat dapat

diuraikan lagi ke dalam masing-masing elemennya. Suatu elemen dapat

diuraikan menjadi struktur atom.

Benda jika diuraikan ke dalam bentuk yang lebih kecil adalah

sebagai berikut :

Terjadinya Listrik

Untuk mengetahui apa itu listrik, kita perlu memahami mengenai struktur benda terlebih dahulu.

Susunan struktur benda umumnya adalah sebagai berikut :

15

Page 16: Fix proposal

“Metodelogi Penelitian” 2012

Ciri khas molekul dan atom:

Melekul : Atom terkecil dari suatu benda yang tidak dapat lagi dipisahkan.

Atom : Adalah butiran-butiran yang tidak dapat lagi dipisahkan.

Atom membuat lagi elemen seperti dibawah ini, dengan struktur

seperti tampak pada gambar .

Proton adalah terletak pada inti atom, yang mempunyai partikel bermuatan

listrik positif (+).

Electron adalah partikel yang mengorbitkan pada inti benda dan bermuatan

listrik negatif (-).

Neutron juga merupakan inti namun tidak bermuatan listrik alias netral.

Elektron-elektron bergerak atau berjalan dari atom ke atom lainnya

dikarenakan dimungkinkan bagi atom tersebut untuk mendapatkan atau

kehilangan eletron dari orbitnya. Elektron-elektron yang sudah dikeluarkan

dari suatu atom disebut dengan (elektron bebas) free electrons. Hilangnya

suatu elektron berarti bertambahnya proton pada atom, sehingga muatan

positifnya menjadi lebih besar dibandingkan dengan muatan negatifnya.

Atom bermuatan positif akan menarik elektron bebas untuk menggantikan

posisinya yang hilang. Bila suatu atom mendapat ekstra elektron, maka

hasilnya adalah atom tersebut akan bermuatan negatif. Atom akan berusaha

menolak partikel negatif dan memudahkan elektron tambahan ini untuk bisa

ditarik oleh atom bermuatan lawannya. Untuk memahaminya dengan baik,

coba pikirkan barisan kendaraan di jalan raya.

Ketika satu mobil keluar, maka ada ruang yang terbuka. Bila ada

ruang yang terbuka, maka mobil lainnya akan masuk untuk mengisinya.

Pergerakkan atau aliran elektron bebas dari satu atom ke atom lainnya

disebut dengan arus listrik atau listrik.

16

Page 17: Fix proposal

“Metodelogi Penelitian” 2012

F. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

eksperimen dengan desaign true experiment pada keadaan one group pretest-

posttest design. Pada jenis penelitian dengan menggunakan keadaan kelompok

seperti itu maka akan dilakukan observasi dua kali. Observasi pertama adalah

melakukan pretest dan observasi kedua adalah posttest.

G. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Puri Mojokerto pada bulan

Desember 2012 sampai Januari 2013.

H. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Arikunto (1998: 115) berpendapat “ Populasi merupakan subyek

penelitian”. Sedangkan menurut Sugiyono (1997: 57) menjelaskan populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek yang mempunyai

kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya”.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII IPA SMA

Negeri 1 Puri Mojokerto tahun ajaran 2012/2013.

2. Sampel Penelitian

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah tiga kelas dari kelas

XII IPA SMA Negeri 1 Puri Mojokerto tahun ajaran 2012/2013 yaitu dua

kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas lagi sebagai kelas kontrol yang

kemudian dilakukan rotasi pada pertemuan selanjutnya.

I. Rancangan Penelitian

“Rancangan penelitian adalah rencana dan sruktur penyelidikan yang

disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan memperoleh jawaban untuk

pertanyaan-pertanyaan penelitiannya” (Kerlinger, 1990: 483). Berdasarkan

permasalahan yang diteliti, maka metode penelitian ini menggunakan penelitian

historik (dokumenter), deskriptif, serta eksperimen.

17

Page 18: Fix proposal

“Metodelogi Penelitian” 2012

Metode ini dipergunakan karena penelitian ini berusaha untuk

mengetahui dan menemukan ada tidaknya pengaruh pengembangan media visual

pada materi kelistrikan dengan model pembelajaran PBI (Problem Based

Instruction). Historik dipandang sesuai dengan peneliatian ini karena bertujuan

untuk mendokumentasikan kegiatan siswa (tingkah laku siswa) selama proses

pembelajaran. Deskriptif dipandang sesuai dengan penelitian ini karena bertujuan

untuk memperoleh gambaran tentang variabel yang diteliti untuk menemukan

ada tidaknya pengaruh pengembangan media visual. Eksperimen dipandang

sesuai dengan penelian ini karena bertujuan untuk mengetahui perkembangan

antara kelas eksperimen dengan kelas pembanding.

Tabel 2.

Penelitian Kelas Eksperimen dan Kelas Pembanding

Kelompok Sampel Tes Awal Perlakuan Tes Akhir

Kelas Eksperimen

(X-4)Y1

Bentuk Aktivitas

(X)Y2

Kelas Pembanding

(X-1)Y3

Bentuk Aktivitas

(X)Y4

Keterangan Tabel:

Y1 = Kondisi Awal prestasi belajar siswa kelas X-4 atau tes awal (pretest).

Y3 = Kondisi Awal prestasi belajar siswa kelas X-1 atau tes awal (pretest).

Y2 = Kondisi prestasi belajar siswa kelas X-4 setelah diberi perlakuan

pembelajaran listrik dinamis atau tes akhir (posttest)

Y4 = Kondisi prestasi belajar siswa kelas X-1 setelah diberi perlakuan

pembelajaran listrik dinamis atau tes awal (posttest)

X = Pemberian Perlakuan

Untuk lebih jelasnya Pola eksperimen yang dilaksanakan adalah seperti

pada tabel di bawah ini.

18

Page 19: Fix proposal

“Metodelogi Penelitian” 2012

Tabel 3.

Pola Eksperimen Melalui Observasi Penilaian Bentuk Pemahaman konsep Listrik

Dinamis

Kelompok Observasi variabel bebas

Siswa Kelas X-1 Besaran-besaran listrik, Rangkaian listrik

dan alat ukur listrikSiswa Kelas X-4

J. Variabel Penelitian

Variabel penelitian terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas dan

variabel terikat. Variabel bebasnya adalah media visual, dan variabel terikatnya

adalah penguasaan konsep kelistrikan.

K. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel

terikat dan variabel bebas. Variabel bebasnya adalah media visual. Media yang

digunakan adalah phet yang merupakan media berbasis praktikum sederhana

pada media visual dan animasi yang merupakan suatu media pembelajaran yang

menggunakan berbagai kombinasi antara teks, grafik, gambar, dan suara yang

memudahkan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan penguasaan

konsep sistem sirkulasi siswa. Sedangkan untuk variabel terikat adalah

penguasaan konsep siswa dinilai dalam bentuk skor atau angka yang dicapai

siswa setelah diberikan tes pada konsep tertentu, yang disusun untuk penelitian

ini.

L. Prosedur Penelitian

1. Persiapan

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk kelas

eksperimen dan pembanding.

b. Menetukan kelas eksperimen dan kelas pembanding sebagai sampel

penelitian.

2. Pelaksanaan

19

Page 20: Fix proposal

“Metodelogi Penelitian” 2012

Tabel 4

Kegiatan Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Pembanding

Kelas Eksperimen Kelas Pembanding

1. Pendahuluan (15 menit) 1. Pendahuluan (15 menit)

a. Guru memberikan tes awal (10

menit)

b. Guru memberikan apersepsi (3

menit)

c. Guru menyampaikan indikator (2

menit)

a. Guru memberikan tes awal (10

menit)

b. Guru memberikan apersepsi (3

menit)

c. Guru menyampaikan indikator (2

menit)

2. Kegiatan inti (60 menit) 2. Kegiatan Inti (60 menit)

a. Melaksanakan pembelajaran

dengan metode ceramah dan

tanya jawab dengan

menggunakan alat bantu laptop

dan LCD yang menampilkan slide

dan animasi (45 menit)

b. Guru mereview sedikit materi

yang telah diajarkan (10 menit)

c. Guru membimbing siswa

membuat kesimpulan (5 menit)

a. Melaksanakan pembelajaran

dengan metode ceramah dan

tanya jawab dengan

menggunakan alat bantu laptop

dan LCD yang menampilkan slide

dan gambar (45 menit)

b. Guru mereview sedikit materi

yang telah diajarkan (10 menit)

c. Guru membimbing siswa

membuat kesimpulan (5 menit)

3. Penutup (15 menit) 3. Penutup (15 menit)

a. Memberikan tes akhir (10 menit)

b. Memberitahukan materi yang

akan dipelajari pada pertemuan

berikutnya (5 menit).

a. Memberikan tes akhir (10 menit)

b. Memberitahukan materi yang

akan dipelajari pada pertemuan

berikutnya (5 menit).

3. Penyelesaian Penelitian

a. Melakukan analisis data dan pembahasan.

20

Page 21: Fix proposal

“Metodelogi Penelitian” 2012

b. Merumuskan kesimpulan dari hasil analisis.

M. Instrumen Penelitian

Hal-hal yang perlu diungkap dalam instrumen penelitian adalah:

1) Pengembangan Instrumen

Dalam penelitian ini, untuk mencapai hasil yang diharapkan maka dalam

pengembangan instrumennya dengan mengemukakan kisi-kisi instrumen.

2) Uji Coba Instrumen

Sebelum instrumen digunakan sebagai alat pengumpul data, maka

instrumen tersebut diujicobakan pada 30 siswa kelas XII-IPA SMA Negeri 1

Puri Mojokerto yang akan dijadikan sampel. Uji coba instrumen

dimaksudkan agar instrumen yang berupa angket harus valid dan reliabilitas

sebelum disebarluaskan kepada responden.

Tabel 5.

Format Observasi Tindakan

Bentuk Kegiatan Pembelajaran

Untuk Meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XII-IPA

TGl. Observasi : .......... Sekolah : ..........

Bentuk Aktivitas : .......... Usia/Kelas : ..........

Kategori/Level : .......... Jenis Kelamin : ..........

21

Page 22: Fix proposal

“Metodelogi Penelitian” 2012

N. Teknik Pengumpulan Data

1. Tes

Tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan

yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu dan kelompok (Riduwan,

2003).

Tes merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan

seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui respon seseorang terhadap

stimulus atau pertanyaan (Djemari, Mardapi, 2008). Pada penelitian ini, tes

digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kemampuan mahasiswa

dalam penguasaan kosakata bahasa Jepang. Tes yang digunakan adalah tes

tertulis berbentuk pilihan ganda (multiple choice test) dengan memilih satu

dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan dan mencocokkan

22

Page 23: Fix proposal

“Metodelogi Penelitian” 2012

(matching test) yang terdiri dari satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban,

masing-masing pertanyaan mempunyai jawaban yang tercantum dalam seri

jawaban.

2. Kuesioner (Angket)

Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain

yang bersedia memberikan respon (responden) sesuai permintaan pengguna

(Riduwan, 2003). Angket digunakan pada penelitian ini untuk mengukur

minat siswa terhadap animasi yang telah disampaikan oleh peneliti. Validitas

isi angket diuji dengan bertanya kepada ahli (dosen). Pelaksanaan

pengambilan data (pengisian angket) dilakukan setelah penggunaan media

pembelajaran. Skala pengukuruan angket dalam penelitian ini menggunakan

skala Likert. Angket ini terdiri dari pertanyaan positif seperti terlihat pada

Tabel 6:

Tabel 6. Skor Pernyataan Tanggapan

Pernyataan SS S TS STS

Skor 4 3 2 1

(Sudjana, 1999)

O. Teknik Analisis Data

Arikunto (1998: 236) menjelaskan bahwa yang dimaksudkan dengan

analisis data adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-

rumus atau aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian atau

desain yang diambil. Terkait dengan hal itu maka diperlukan adanya tehnik

analisis data.

a. Analisis Data Tes

Sebelum digunakan dalam penelitian, soal yang akan digunakan

sebagai alat uji dianalisis terlebih dahulu. Analisis ini dilakukan untuk

mengetahui validitas dan realibilitas soal tersebut dengan menggunakan

sofware AnatesV4.

1. Uji Validitas

Validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan

suatu alat ukur (instrumen) dalam mengukur suatu data.

23

Page 24: Fix proposal

“Metodelogi Penelitian” 2012

Untuk mengetahui validitas suatu instrumen dilakukan dengan

teknik korelasi product momen (r), dengan sofware AnatesV4.

Keputusan uji:

Bila rhitung > rteori, maka instrumen dinyatakan valid (diterima)

Bila rhitung < rteori, maka instrumen dinyatakan tidak valid (ditolak)

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana

hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau

lebih terhadap gejala yang sama dengan alat pengukuran yang sama.

Pengujian reliabilitas soal menggunakan sofware AnatesV4.

Sedangkan untuk membuktikan perbedaan antara kelas

eksperimen dan kelas pembanding digunakan perhitungan statistik yaitu

uji mann-whitney (mann-whitney test). Untuk mengetahui, apakah

hipotesis ditolak atau diterima, maka dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis

menggunakan uji mann-whitney. Sebelum dilakukan uji mann-whitney,

terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji

normalitas untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal dan uji

homogenitas dilakukan untuk mengetahui homogen atau tidaknya

kecenderungan sebaran data untuk kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol.

3. Uji Normalitas

Pada penelitian ini, uji Normalitas dilakukan dengan

menggunakan program pengolah data SPSS (Statistical Product and

Service Solution) melalui uji Normalitas one sample Kolomogorof-Sminov

(K-S). Kriteria pengujiannya adalah jika nilai sig. (signifikasi) atau nilai

probabilitas <0,05 maka dikatakan data tidak terdistribusi normal,

sedangkan jika nila sig. (signifikasi) >0,05 maka dikatakan data

terdistribudi normal.

4. Uji Homogenitas

Uji homogenitas ditujukan untuk menguji kesamaan beberapa

bagian sampel, sehingga generalisasi terhadap populasi dapat dilakukan.

Pada penelitian ini, uji Homogenitas dilakukan dengan menggunakan

program pengolah data SPSS melalui uji Levene (Levene Test). Kriteria

24

Page 25: Fix proposal

“Metodelogi Penelitian” 2012

pengujiannya adalah jika nilai sig. (signifikasi) atau nilai probabilitas

<0,05 maka data berasal dari populasi-populasi yang variannya tidak

sama, sedangkan jika nila sig. (signifikasi) atau nilai probabilitas >0,05

maka dikatakan data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai

varian yang sama.

5. Uji Hipotesis

Uji Hipotesis dilakukan dengan menggunakan program pengolah

data SPSS melalui uji mann-whitney (mann-whitney test). Kriteria

pengujiannya adalah jika nilai sig. (signifikasi) atau nilai probabilitas

>0,05 maka berarti tidak ada pengaruh media visual terhadap penguasaan

konsep kelistrikan, sedangkan jika nila sig. (signifikasi) atau nilai

probabilitas <0,05 maka ada pengaruh media visual terhadap penguasaan

konsep kelistrikan.

Kategorisasi terhadap nilai indeks gain yang diperoleh siswa

dilakukan untuk mengetahui tingkat penguasaan konsep siswa yang telah

dilakukan pembelajaran dengan penghitungan sebagai berikut:

n G ¿ posttest − pretest

skor ideal −pretest

Tabel 7.

Kategorisasi Indeks Gain

Nilai Indeks Gain Kategori

> 0,7 Tinggi

0,3 – 0,7 Sedang

< 0,3 Rendah

b. Analisis Data Angket

Uji hasil angket dapat dianalisis dengan menggunakan skala likert yaitu

menganalisis jawaban pada angket yang telah diisi, menghitung skor jawaban,

mencari letak dari jumlah skor yang diperoleh dengan melihat pada rentang,

kemudian menarik kesimpulan dengan menjumlahkan persentase pada

pernyataan.

25

Page 26: Fix proposal

“Metodelogi Penelitian” 2012

1. Skor antara 0-50 berarti sangat tidak setuju

2. Skor antara 51-100 berarti tidak setuju

3. Skor antara 101-150 berarti setuju

4. Skor antara 151-200 berarti sangat setuju

Persentase dari skor yang diperoleh, dianalisis dengan rumus:

persentase= Jumlah SkorJumlah responden×Skor Tertinggi(4 )

x100 %

(Riduwan, 2003)

P. Daftar Pustaka

1) Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara

2) Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

3) Ary D., Jacobs L. C., dan Razavieh A., (1982) Pengantar Penelitian Dalam

Pendidikan. Terjemahan Arief Furchan. Surabaya : Usaha Nasional.

4) India, 2010. Penggunaan Animasi dalam Pembelajaran.

http://biosman11.blogspot.com/2010/03/penggunaan-animasi-dalam-

pembelajaran.html. Diakses tanggal 12 Oktober 2012.

5) Nuh. Ibrahim. 2005. Pengajaran Problem Based Instruction (PBI). Surabaya:

PSMS Unesa.

6) Riduwan. 2003. Metodologi Penelitian Untuk Pemula. Jakarta: Alphabeta.

7) Sudjana, N. 1999. Metode Statistika. Bandung: Tarsito

26