proposal distribusi

Upload: anastasya-er-ye

Post on 15-Jul-2015

788 views

Category:

Documents


25 download

TRANSCRIPT

1

I.1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN

Pertanian adalah salah satu sektor utama di Indonesia, dimana penyerapan tenaga kerja pada sektor ini masih cukup tinggi yakni sekitar 70%-60%. Tingginya penyerapan tenaga kerja di sektor ini membuat pertanian menjadi fokus utama dari pemerintah. Namun demikian tidak serta merta menjadikan sektor pertanian sebagai sektor unggulan negara. Pada kenyataannya sektor pertanian merupakan sektor terlemah, dengan sebagian besar masyarakat ekonomi lemah bekerja pada sektor ini. Salah satu komoditi perkebunan unggulan Indonesia yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia adalah nanas. Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah Ananas comosus. Penanaman nanas di dunia berpusat di negara-negara Brazil, Hawaii, Afrika Selatan, Kenya, Pantai Gading, Mexico dan Puerto Rico. Di Asia tanaman nanas ditanam di negara-negara Thailand, Filipina, Malaysia dan Indonesia. Untuk sentra produksi tanaman nanas di Indonesia adalah Sumatera Utara, Jawa Timur, Riau, Sumatera Selatan dan Jawa Barat. Pada masa mendatang, sangat memungkinkan propinsi lain memprioritaskan pengembangan nanas dalam skala yang lebih luas dari tahun-tahun sebelumnya. Menurut Rosydah (2011), luas panen nanas di Inonesia kurang lebih 165.690 hektar atau 25,24% dari sasaran panen buah-buah nasional (657.000 hektar). Beberapa tahun terakhir luas areal tanaman nanas menempati urutan pertama dari 13 jenis buah-buahan komersial yang dibudidayakan di Indonesia. Menurut Rosydah (2011), PT Great Giant Pinapple (GGPC) merupakan perkebunan nanas dan pabrik pengalengan nanas terbesar di Indonesia, dan merupakan terbesar ke tiga dunia. Perusahaan ini tidak memasarkan produknya di dalam negeri, semua produk yang dihasilkan diekspor ke luar negeri. Kapasitas produksinya memenuhi 15 % kebutuhan nanas dunia. Permintaan produk datang dari berbagai negara, antara lain Germany, Perancis, Italia, Jordania, Japan dan lain-lain. Perusahaan berskala internasional ini telah banyak mendapatkan pengakuan lewat berbagai macam penghargaan yang dianugerahkan, antara lain:

2

National Best Exported, Asian Best Management, ISO (International Organization for Standardization), ICCP, SMK 3 (Sistem Manajenen dan Keselamatan Kesehatan Kerja). GGPC merupakan private company dengan kapasitas pekerja mencapai 15 ribu orang. Luas area perusahaan ini mencapai 55 ribu hektar. Secara profesional dan dengan manajemen yang baik, perusahaan ini mampu menyediakan stok nanas sepanjang tahun. Sehubungan dengan hal di atas untuk menghadapi persaingan usaha yang sangat ketat diperlukan strategi yang tepat dalam kegiatan distribusi agar dapat meningkatkan keuntungan (laba) optimum perusahaan. Saluran distribusi mempunyai peranan yang sangat penting di dalam pelaksanaan pemasaran produk yang dihasilkan. Sebelum produk yang dihasilkan selesai diproduksi, manajemen perusahaan sudah harus memilih dan menetapkan saluran distribusi yang akan dipergunakan untuk menyalurkan produk tersebut ke konsumennya. Berdasarkan uraian di atas, maka topik kajian dalam kegiatan magang kerja adalah Strategi Saluran Distribusi Nanas Kaleng Pada PT. Great Giant Pineapple Company Lampung Tengah relevan untuk dilakukan agar dapat mengetahui strategi saluran distribusi produk yang diterapkan di PT. Great Giant Pineapple Company untuk mencapai target penjualan dan mampu bersaing dengan perusahaan Internasional. 1.2. Tujuan Magang Kerja Tujuan dari program Magang Kerja secara khusus adalah sebagai berikut: 1. 2.3.

Untuk mengetahui saluran distribusi pada PT. Great Giant Pineapple. Untuk mengetahui volume penjualan terhadap penyalur yang digunakan oleh PT. Great Giant Pineapple. Untuk mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi oleh PT. Great Giant Pineapple dalam mendistribusikan produk.

3

II.2.1. Tinjauan Tentang Nanas

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.1. Tinjauan Klasifikasi Tanaman Nanas Klasifikasi tanaman nanas adalah: Kingdom Divisi Kelas Ordo Famili Genus Species : Plantae (tumbuh-tumbuhan) : Spermatophyta (tumbuhan berbiji) : Angiospermae : Farinosae : Bromiliaceae : Ananas : Ananas comosus (L) Merr

Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah Ananas comosus. Memiliki nama daerah danas (Sunda) dan Neneh (Sumetara). Dalam bahasa inggris disebut pineapple dan orang-orang spanyol menyebutnya pina. Nanas berasal dari Brasilia (Amerika Selatan) yang telah didomestikasi disana sebelum masa Colombus. Pada abad ke-16 orang spanyol membawa nanas ini ke Filipina dan Semenanjung Malaysia, masuk ke Indonesia pada abad ke-15, (1599). Di Indonesia pada mulanya hanya sebagai tanaman pekarangan, dan meluas dikebunkan di lahan kering (tegalan) di seluruh wilayah Nusantara. Tanaman ini kini dipelihara di daerah tropik dan sub tropik.2.1.2. Produksi dan Perdagangan Internasional pada Komoditas Buah

Nanas Pada tahun 2000 produksi nenas atau nanas dunia adalah sekitar 13,5 juta ton, dimana sepertiganya diolah dalam industri dan sebagian lagi dikonsumsi langsung secara segar. Produksi nanas dunia pada tahun 2000 turun 1,2% dibanding tahun 1999 yang mencapai 13.768 juta ton. Produsen utama nanas pada tahun 2000 adalah Thailand (2,28 juta ton), India (1,44 juta ton), Filipina (1,52 juta ton), Brazil (1,35 juta ton), dan Indonesia (317,00 ribu ton).

4

Tabel 1. Produksi Nanas Indonesia Tahun 2008-2009 Tahun Produksi (Ton) 2008 1.433.133,00 2009 1.558.196,00 Sumber : Badan Pusat Statistika 2010 Pertumbuhan (%) 8,73

Berdasarkan data BPS tahun 2010 antara tahun 2008-2009 terjadi peningkatan produksi Nanas di Indonesia dengan pertumbuhannya adalah 8,73. Peningkatan produksi nanas di Indonesia dilatar belakangi oleh beberapa hal antara lain permintaan nanas yang tinggi baik pasar domestik maupun pasar luar negeri, harga jual produk nanas yang cukup tinggi serta kesadaran masyarakat mengenai keunggulan dan kegunaan dari nanas itu sendiri. Dengan hal tersebut diharapkan produksi nanas semakin meningkat diimbangi pula dengan kualitas sehingga akan meningkatkan nilai jual komoditas nanas di Dunia Internasional. Nanas merupakan buah tropika yang diperjual belikan secara luas dan kebanyakan dalam bentukan olahan. Walaupun porsi produksi nanas yang diolah hanya 1/3 dari total produksi dunia, tetapi nilai perdagangannya mencapai 2/3 dari total nilai perdagangan Nanas dunia. Pada tahun 1996 misalnya, perolehan dari ekspor Nanas mencapai US$ 1,65 miliyar, dimana senilai US$ 1,17 miliyar adalah dari penjualan produk Nanas atau Nanas olahan dan US$ 478,9 juta adalah dari perdagangan buah Nanas. 2.3.3. Ekspor Nanas Kaleng Indonesia Perkembangan ekspor nanas kaleng Indonesia mengalami peningkatan ratarata sebesar 16,33 persen per tahun dengan nilai ekspor meningkat rata-rata 19,07 persen setiap tahunnya. Untuk lebih jelasnya, perkembangan ekspor nanas kaleng Indonesia dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2. Perkembangan Ekspor Nenas Kaleng Indonesia Tahun 1989-1994

5

Tahun 1989 1990 1991 1992 1993 1994

Volume (Ton) 48.292,85 48.716,24 63.931,96 71.465,37 99.396,71 98.101,98

Pertumbuhan (%) 0,88 31,23 11,78 39,08 -1,30

Nilai (000 US $) 22.471,94 24.965,75 45.468,80 47.003,99 49.702,47 46.228,81

Pertumbuhan (%) 11,10 82,12 3,38 5,74 -6,99

Sumber : Biro Pusat Statistik, 1995. Pertimbangan ekspor yang cukup baik karena masyarakat Amerika Serikat, Jepang dan Eropa sebagai konsumen utama semakin mempercayai dan menyukai produk nanas kaleng Indonesia. Meningkatnya permintaan nenas kaleng Indonesia ini dapat disebabakan oleh menurunya ekspor negara-negara produsen nanas kaleng dunia. 2.2. Pemasaran 2.2.1. Definisi Pemasaran dan Konsep Pemasaran Menurut Philip Kotler dan Armstrong (1996) pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernialai satu sama lain. definisi ini berdasarkan pada konsep inti yakni kebutuhan, keinginan dan permintaan; produk, nilai, biaya dan kepuasan; pertukaran, transaksi dan hubungan; pasar, pemasaran dan pemasar. Konsep pemasaran merupakan sebuah pemikiran bisnis yang benar-benar berkembang. Konsep pemasaran ini dikelompokan menjadi 6 yakni: 1. Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan Ada perbedaan antara kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kebutuhan manusia adalah keadaan dimana manusia merasa tidak memiliki kepuasan dasar. Kebutuhan tidak diciptakan oleh masyarakat atau pemasar, namun sudah ada dan terukir dalam hayati kondisi manusia. keinginan adalah hasrat akan pemuas tertentu dari kebutuhan tersebut. Keinginan manusia dibentuk oleh kekuatan dan institusi sosial. Sedangkan Permintaan adalah keinginan akan sesuatu yang didukung dengan kemampuan serta kesediaan membelinya. Keinginan menjadi permintaan bila didukung dengan daya beli. Perbedaan ini bisa menjelaskan bahwa pemasar tidak menciptakan kebutuhan; kebutuhan sudah ada sebelumnya. Pemasar mempengaruhi keinginan dan permintaan

6

dengan membuat suatu produk yang cocok, menarik, terjangkau dan mudah didapatkan oleh pelanggan yang dituju. 2. Produk Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan pelanggan. Pentingnya suatu produk fisik bukan terletak pada kepelikannya tetapi pada jasa yang dapat diberikannya. Oleh karena itu dalam membuat produk harus memperhatikan produk fisik dan jasa yang diberikan produk tersebut. 3. Nilai, Biaya dan Kepuasan Nilai adalah perkiraan pelanggan tentang kemampuan total suatu produk untuk memenuhi kebutuhannya. Setiap produk memiliki kemampuan berbeda untuk memenuhi kebutuhan tersebut, tetapi pelanggan akan memilih produk mana yang akan memberi kepuasan total paling tinggi. Nilai setiap produk sebenarnya tergantung dari seberapa jauh produk tersebut dapat mendekati produk ideal, dalam ini termasuk harga. 4. Pertukaran, Transaksi dan Hubungan Kebutuhan dan keinginan manusia serta nilai suatu produk bagi manusia tidak cukup untuk menjelaskan pemasaran. Pemasaran timbul saat orang memutuskan untuk memenuhi kebutuhan serta keinginannya dengan pertukaran. Pertukaran adalah salah satu cara mendapatkan suatu produk yang diinginkan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai gantinya. Pertukaran merupakan proses dan bukan kejadian sesaat. Masing-masing pihak disebut berada dalam suatu pertukaran bila mereka berunding dan mengarah pada suatu persetujuan. Jika persetujuan tercapai maka disebut transaksi. Transaksi merupakan pertukaran nilai antara dua pihak. Untuk kelancaran dari transaksi, maka hubungan yang baik dan saling percaya antara pelanggan, distributor, penyalur dan pemasok akan membangun suatu ikan ekonomi, teknis dan sosial yang kuat dengan mitranya. Sehingga transaksi tidak perlu dinegosiasikan setiap kali, tetapi sudah menjadi hal yang rutin. Hal ini dapat dicapai dengan menjanjikan serta menyerahkan mutu produk, pelayanan dan harga yang wajar secara kesinambungan. 5. Pasar

7

Pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu serta mau dan mampu turut dalam pertukaran untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan itu. Istilah pasar untuk menunjukan pada sejumlah pembeli dan penjual melakukan transaksi pada suatu produk. 6. Pemasaran dan Pemasar Pemasaran adalah keinginan manusia dalam hubungannya dengan pasar, pemasaran maksudnya bekerja dengan pasar untuk mewujudkan transaksi yang mungkin terjadi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasar adalah orang yang mencari sumberdaya dari orang lain dan mau menawarkan sesuatu yang bernilai untuk itu. Kalau satu pihak lebih aktif mencari pertukaran daripada pihak lain, maka pihak pertama adalah pemasar dan pihak kedua adalah calon pembeli. (Kotler, 1996) 2.2.2. Bauran Pemasaran Bauran permasaran atau Marketing Mix merupakan seperangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan oleh harga, produk, tempat, dan promosi yang dipadukan perusahaan untuk merespon yang dibutuhkan dalam pasar sasaran. Menurut Philip Kottler dalam bukunya yang berjudul Principles of Marketing, adalah : Marketing mix is the set of marketing foola that the firm uses to pursite its marketing objectives in the target market. Marketing mix harus selalu dapat bersifat dinamis, selalu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternal maupun lingkungan internal. Faktor eksternal yaitu faktor diluar jangkauan perusahaan yang terdiri dari pesaing, teknologi, peraturan pemerintah, keadaan perekonomian, dan lingkungan sosial budaya. Sedangkan faktor internal adalah variabel-variabel yang terdapat dalam marketing mix yakni : Product (produk), Price (harga), Place (tempat), dan Promotion.

1. Komponen Bauran Pemasaran Bauran pemasaran ini sangat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan pembelian produk atau jasa. Menurut Kottler (1996) menyatakan bahwa, Bauran

8

pemasaran merupakan serangkaian variabel pemasaran terkendali yang dipakai oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang dikehendaki perusahaan dari pasar sasarannya. Bauran pemasaran sering dikenal dengan konsep 4P yaitu: Product, Price, Placement, and Promotion. Dengan keterangan sebagai berikut: a. Produk (Product) Dari konsep bauran pemasaran produk, perusahaan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Pengertian produk tidak hanya sebatas bentuk fisik seperti dapat diraba dan nyata namun mencangkup pula sifat non fisik seperti merk, kemasan, ukuran, jaminan serta pelayanan yang diberikan oleh pihak produsen. Sehingga berbagai unsur tersebut akan ikut menentukan nilai dari suatu produk sebagai pemenuhan kebutuhan kebutuhan konsumen. Produk merupakan segala sesuatu yang bisa ditawarkan kepada pasar agar diperhatikan, diminta, dipakai atau dikonsumsi sehingga mungkin memuaskan keinginan dan kebutuhan. Produk bisa berupa benda fisik, jasa, orang, tempat, organisasi maupun gagasan (Kottler, 1996). Strategi dibutuhkan untuk mengubah produk yang ada, menambah yang baru dan mengambil tindakan yang mampu mempengaruhi serta dibawa oleh suatu produk. Keputusan strategi juga dibutuhkan dalam hal branding, packaging dan fitur produk lainnya (Stanton et al., 1991). Kottler (1996), berpendapat bahwa Produk adalah sesuatu yang ditawarkan pada pasar baik produk nyata maupun tidak nyata (jasa) sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan pasar. Ada beberapa macam perlakuan terhadap produk agar permintaan terhadap produk tersebut meningkat, antara lain :1.

Packing yaitu pengemasan atau pembungkusan barang-barang

dengan tujuan melindungi barang agar tidak rusak atau tetap utuh. Packaging yaitu pengemasan agar kemasan dapat menarik perhatian konsumen sehingga konsumen berminat untuk membeli.2.

Branding yaitu nama atau simbol yang digunakan pada suatu

produk agar produsen dapat memperkenalkan produknya guna membedakan dengan produk lain.

9

3.

Labelling adalah selembar kertas, metal atau benda lain yang

dibubuhkan pada produk yang menunjukkan tanda (informasi) tentang isi, milik dan sumber.4.

Warranty (garasi) yaitu suatu jaminan dari produsen bila barangmemberikan suatu kepastian yang lebih meyakinkan

barang yang dibeli tidak sesuai dengan pesanan dan dengan adanya warranty konsumen.5.

Service yaitu suatu aktivitas yang ditawarkan pada orang lain atau

konsumen dan tidak menghasilkan suatu kepemilikan (Kottler, 1996). b. Harga (Price) Harga adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan atau dibayarkan untuk mendapat hak menggunakan suatu produk. Dalam menentukan harga diperlukan suatu pengertian yang mendalam mengenai peranan dari harga tersebut dalam produk dan juga pasar sasaran. Karena harga suatu produk tidak sama dengan biaya suatu produk bagi konsumen. Biaya konsumen adalah segala hal yang konsumen harus berikan untuk menerima keuntungan akan pemilikan atau penggunaan dari produk tersebut. Sedangkan menurut Kottler (1997), harga adalah suatu nilai yang dinyatakan dalam bentuk uang guna pertukaran/transaksi atau sejumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen untuk mendapatkan barang dan jasa. c. Tempat (Place) Place dalam bidang pemasaran merupakan tempat dimana perusahaan beroperasi, berproduksi, maupun memasarkan produk dan jasanya. Lokasi dan saluran distribusi adalah hal yang paling penting yang harus diperhatikan (Kottler, 1996). Stanton et al., (1991), menyatakan bahwa place berhubungan erat dengan distribusi. Demikian pula Hawkins et al., (2001), berpendapat sama dengan Stanton, namun ia menambahkan jasa yang menyertai distribusi tersebut. Selanjutnya ia menjelaskan distribusi sebagai penyedia produk agar pasar yang ditargetkan mampu membelinya. Saluran pemasaran yang baik membutuhkan informasi tentang tempat pelanggan berbelanja untuk membeli produk. d. Promosi (Promotion)

10

Promosi adalah aktivitas untuk meningkatkan volume penjualan dengan cara personal selling, advertising dan special sales promotion dengan tujuan untuk memperkenalkan produk atau jasa, membina hubungan baik dengan pembeli dan stabilitas produksi (Kottler, 1996). Personal selling adalah pendekatan pemasaran dengan cara pembicaraan langsung antara penjualan dengan satu atau lebih konsumen sehingga penjual dapat menjelaskan informasi produk atau jasa secara rinci. Advertising adalah pendekatan pemasaran tidak langsung secara individual. Special sales promotion adalah aktivitas pemasaran untuk mempercepat volume penjualan dengan sarana-sarana tertentu. 2.3. Strategi Saluran Distribusi 2.3.1. Pengertian Saluran Distribusi Menurut Bung Tama (2011) saluran distribusi adalah penentuan manajemen saluran distribusi yang dipergunakan oleh produsen untuk memasarkan barang dan jasanya, sehingga produk tersebut dapat sampai di tangan konsumen sasaran dalam jumlah dan jenis yang dibutuhkan, pada waktu yang dibutuhkan, pada waktu yang diperlukan, dan ditempat yang tepat. Sedangkan menurut Kotler (2004) saluran distribusi adalah sekumpulan organisasi yang saling bergantung yang terlibat dalam proses yang membuat produk atau jasa siap digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis. 2.3.2. Peran Strategis dari Distribusi Sebuah jaringan distribusi yang baik akan memberikan keunggulan kompetitif bagi sebuah perusahaan. Keunggulan kompetitif ini tercipta melalui penciptaan nilai yang semakin meningkat sebagai hasil dari kerja sama antara organisasi yang terlibat di dalam aktifitas distribusi produk perusahaan. Distribusi yang baik dapat menjangkau konsumen secara luas dan dengan cara memberikan kemudahaan dan manfaat yang lebih kepada pelanggan. Saluran distribusi merupakan jaringan organisasi rantai nilai yang menjalankan fungsi sebagai penghubung barang dan jasa dengan pemakai akhirnya. Saluran distribusi terdiri dari institusi dan agensi yang saling terkait dan saling ketergantungan serta berfungsi sebagai suatu sistem atau jaringan dalam

11

upaya perusahaan untuk memproduksi dan mendistribusikan produk pada pemakai akhir. Misalnya rumah sakit, jasa ambulan, dokter, laboran, perusahaan asuransi kesehatan dan toko obat/apotek menciptakan saluran distribusi untuk jasa pelayanan kesehatan. Organisasi pelayanan kesehatan yang dikelola dengan mengkoordinasikan aktifitas-aktifitasnya secara lebih baik dengan anggota saluran akan menghasilkan kepuasan yang tinggi dari pengguna jasa kesehatan organisasi tersebut. Aktifitas-aktifitas untuk nilai tambah diperlukan dalam perpindahan produk dari produsen ke pemakai akhir. Beberapa aktifitas nilai tambah yang dilakukan oleh saluran distribusi diantaranya :1. Aktifitas jual dan beli. 2. Perakitan produk. 3. Transportasi. 4. Fasilitas finansial. 5. Memproses dan penyimpanan produk. 6. Periklanan dan Promosi penjualan. 7. Memperkecil resiko. 8. Komunikasi. 9. Pelayanan purnajual.

2.3.3. Kelembagaan dan Fungsi Distribusi Proses pertukaran yang terjadi antara penjual dan pembeli dalam kenyatannya melibatkan banyak aktivitas. Untuk keperluan distribusi fisik barang, seorang harus terkait dengan fungsi pengangkutan dan penyimpanan. Seseorang juga harus berkomunikasi dengan pembeli potensial melalui pengiklanan, personal selling, atau promosi penjualan untuk mendorong kesadaran konsumen atas produk dan berupaya membujuk mereka agar bersedia membeli. Dukungan riset pemasaran dan keuangan akan semakin mempercepat proses keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Kelembagaan distribusi produk dalam hal ini akan melihat keterkaitan organisasi yang terlibat dalam proses pembuatan produk hingga ketersediaan produk untuk tujuan konsumsi akhir atau diproses lebih lanjut. Upaya ini dapat

12

ditempuh perusahaan dengan cara menyampaikan langsung, door-to-door atau perusahaan dapat juga menggunakan mediator dalam membantu menyampaikan produk pada jangkauan wilayah yang lebih luas. Keputusan untuk menggunakan mediator atau perantara dalam penyampaian produk sudah barang tentu harus didasarkan atas pertimbangan manfaat dan biaya yang ditimbulkan karena kpeutusan itu. Artinya, konsumen akan mendapat perlakuan yang adil apabila biaya pemasaran yang dikeluarkan, baik berupa margin yang dinikmati para penyalur dan biaya promosi penyalur, dapat ditutup dengan manfaat yang diperoleh dengan pembelian produk. Oleh karena itu, saluran pemasaran yang menggunakan berbagai perantara khusus harus mampu meningkatkan efisiensi pemasaran melalui berbagai cara:1.

Efisiensi fungsional (functional efficiency) : perantara kadangkala

mampu menunjukkan aktivitas pemasaran yang lebih efisien dibanding perusahaan karena perantara berspesialisasi pada bidang tertentu untuk mencapai skala ekonomis yang wajar.2.

Efisiensi skala operasi (scale efficiency) : dengan melakukan

pemebelian dalam jumlah yang banyak produsen, meyimpannya di dalam gudang, dan kemudian membagi-bagi ke dalam porsi yang kecil akan memberikan manfaat yang lebih besar dibanding dengan perusahaan beroperasi dengan skala kecil untuk melayani secara langsung setiap kebutuhan konsumen secara individual.3.

Efisiensi transaksi (transactional efficiency) : dengan membeli

barang dari berbagai pemasok dan kemudian meyimpan, melakukan promosi, dan menawarkan berbagai alternatif produk ke konsumen. Jadi, misalnya untuk membeli sepuluh jenis produk seorang konsumen tidak harus melakukan sepuluh kali transaksi tetapi cukup satu kali transaksi dengan penyalur. Dalam kaitannya dengan rencana bentuk salauran distribusi produk, maka secara umum kelembagaan pemasaran dapat dikelompokan ke dalam empat kategori: pedagang besar (merchant wholesaler), agen perantara (agen middlemen), pengecer (retailers), dan agen pendukung lainnya (facilitating agencies). Beberapa terminologi sering dipergunakan untuk menjelasakan mata

13

rantai distribusi misalnya: distributor, jobber, delaer. Kedua jenis perantara yang disebut awal biasanya untuk menunjukkan bahwa perantara tersebut adalah merupakan pedagang besar. Sedang yang disebut terakhir, delaer, dapat berarti pedangang besar atau bahkan pengecer. 2.3.4. Jenis-Jenis Perantara Dalam Saluran Distribusi1.

Pedagang besar (merchant wholesaler) Sebutan pedagang besar menunjukkan bahwa kegiatan usaha yang dimaksud

melakukan penjulan produk yang terutama kepada penjual lanjutan atau pengecer dan lembaga komersial lain dibanding menjual secara langsung ke konsumen akhir. Satu hal yang menjadi ciri adalah bahwa pedagang besar dapat memberikan merek atas produk yang dibeli dan disimpannya sebelum dijual lebih lanjut. Ini berarti pedagang besar mempunyai hak kepemilikan atas barang sebelum dijual lebih lanjut. Bentuk pedagang secara umum dapat dikelompokkan ke dalam dua tipe: full-service wholesaler dan limited-servive wholesaler. Full-service wholesaler atau pedagang besar dengan layanan penuh adalah bentuk pedagang besar yang melakukan keseluruhan fungsi pemasaran kepada para pemasok dan pelanggan. Jadi termasuk didalamnya adalah pembelian, penjualan, pengangkutan, penyimpanan, pembelanjaan, dan bahkan pemberian bimbingan kepada pelanggan dalam pengelolaan persediaan. Salah satu bentuk full-service wholesaler yang relatif unik dan menunjukkan laju pertumbuhan pesat dalam bebrapa waktu terakhir dikenal dengan rack jobber. Bentuk perantara semacam ini menawarkan kepada konsumen berbagai kemudahan dam berbelanja. Dalam bentuk yang lain, untuk dapat mempertahankan usahanya dalam situasi persaingan yang tajam, banyak perantara yang kini mulai berspesialisasi pada satu atau beberapa fungsi pemasaran tertentu. Bentuk pedagang besar semacam ini disebut juga limited-service wholesaler.2.

Agen perantara (agent middlement) Agen perantara adalah organisasi atau individu yang melakukan kegiatan

bisnis; tetapi peran mereka terutama adalah sebagai wakil perusahaan untuk melakukan fungsi penjualan barang atau jasa. Oleh karenanya agen tidak berhak

14

untuk memberi merek atau tidak mempunyai hak kepemilikan atas produk. Dasar balas jasa yang mereka terima adalah berupa komisi, bukan keuntungan di atas harga pokok pembelian. Beberapa tipe agen perantara yang banyak dijumpai adalah broker, agen perusahaan, dan agen ekspor-inport. Broker adalah bentuk perusahaan atau individu yang mempunyai tujuan mempertemukan penjual dan pembeli untuk mewujudkan transaksi. Tidak seperti agen, broker tidak mempunyai ikatan langsung dan hubungan terus menerus dengan kelompok pembeli dan penjual. 3. Kantor dan cabang penjualan produk perusahaan Bentuk operasi pedagang besar semacam ini dimiliki oleh perusahaan utama. Jadi, hanya merupakan perpanjangn tangan dari kantor pusat atau perusahaan induk. Beberapa cabang penjualan kadangkala melakukan fungsi pemasaran tambahan yaitu dengan melakukan fungsi penyimpanan barang untuk membantu memperluas jaring distribusi.4.

Pengecer (retailers) Dikatakan pengecer karena aktivitas utama yang dilakukan adalah

melakukan penjualan langsung ke konsumen akhir. Karena pada umumnya pengecer itu mempunyai hak atas produk dan melakukan fungsi pemasaran tambahan berupa penyimpanan, maka balas jasa yang diterima mereka peroleh dari kelebihan harga jual diatas harga pokok pembelian atau harga kulakan. Klasifikasi pengecer dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung pada lingkup dan jenis matadagangan yang diperjualbelikan. 5. Agen Penunjang Banyak perusahan melakukan kegiatan yang sifatnya mendukung kegiatan penjualan secara efektif dan efisien. Bentuk perusahaan ini secara langsung memang tidak terkait dengan proses pertukaran barang. Namun mereka menggunakan keahlihan khusus yang dimiliki untuk membantu pelaksanaan fungsi pemasaran tertentu.

2.3.5. Tipe-Tipe Saluran Distribusi

15

Pada gambar 1 ditampilkan beberapa alternatif saluran distribusi produk yang dipergunakan oleh perusahaan barang konsumsi.

Gambar 1. Saluran Distribusi Untuk Barang Konsumsi Alternatif saluran A merupakan bentuk distribusi langsung dari produksen ke konsumen. Bentuk saluran langsung ini umumnya banyak dipergunakan untuk penjualan barang industrial namun, sekarang banyak digunakan untuk pemasaran barang konsumsi. Sedangkan dalam saluran tipe B, produsen menjual produk ke beberapa pengecer yang akan mendistribusikan ke pemakai akhir. Tipe seperti ini banyak digunakan untuk perusahaan konveksi. Tipe saluran C produsen menjual ke pedagang besar kemudian menjualnya ke pedagang eceran. Tipe C banyak dipergunakan untuk mendistribusikan barangbarang yang mempunyai nilai ekonomis rendah namun frekuensi pembelian tinggi. Tipe saluran D, dimana agen menjual produk ke pedagang besar, kemudian pedagang besar menjualnya kepengecer. Pada umumnya dipergunakan apabila produsen terlalu kecil untuk mengangkat tenaga penjual secara mandiri dan lini produk terlalu sempit.

Untuk barang-barang industrial, matarantai saluran distribusi dapat disajikan pada gambar 2.

16

Gambar 2. Saluran Distribusi Untuk Barang Industrial 1. Saluran Distribusi Ganda (Multichannel Distribution) Penggunaan saluran distribusi ganda kini juga mulai dipergunakan oleh banyak perusahaan. Sistem saluran distribusi ganda dimaksudkan untuk lebih mengoptimalkan pencapaian konsumen pada segmen pasar yang dipilih. Misalnnya, penggunaan pedagang besar untuk melayani konsumen dengan skala kecil dan menggunakan tenaga penjual untuk konsumen skala besar. 2. Jaringan Sistem Pasar Horisontal Bentuk saluran distribusi berupa jaringan sistem pasar ini dilakukan apabila dua atau lebih perusahaan bersepakat menjalin kerjasama untuk mendapat keunggulan persaingan. Jaringan pasar semacam ini disebut simbiose, misalnya dalam bentuk program promosi bersama untuk memasarkan produknya masing-masing. Sedangkan bentuk jalinan yang saling melengkapi atau komplemen dapat dijumpai pada perusahaan antara hotel dengan persewaan mobil. 3. Saluran Distribusi Untuk Jasa Permasalahan saluran distribusi untuk perusahaan jasa biasanya muncul sebagai akibat adanya keputusan integrasi vertikal misalnya keputusan mendirikan cabang dalam suatu perusahaan. Dibandingkan dengan pemasaran barang saluran pemasaran atau distribusi untuk jasa lebih pendek. 2.3.6. Keputusan-Keputusan dalam Strategi Distribusi

17

Faktor utama di dalam strategi saluran adalah memutuskan fungsi-fungsi yang dibutuhkan dan organisasi akan bertanggung jawab terhadap fungsi-fungsi tersebut. Makelar/perantara menawarkan pentingnya biaya dan keunggulan waktu di dalam distribusi produk yang luas. Pertimbangan masalah harga juga akan mempengaruhi penentuan saluran distribusi yang akan digunakan. Keputusan yang akan di ambil dalam strategi distribusi terdiri dari : 1. Menetapkan tipe saluran distribusi. Tipe utama saluran yang dapat dipilih pemasar dalam pendistribusian produknya adalah sebagai berikut : a. Conventional channel. Saluran distribusi konvensional adalah sekelompok organisasi independen yang terkait secara vertikal dan masing-masingnya mengatur dirinya serta terbatas dalam memperhatikan kinerja saluran secara keseluruhan. Mereka hanya bertindak sebagai pencipta transaksi secara terpisah pisah dan tidak berfikir untuk menciptakan suatu koordinasi antar anggota saluran. b. Verticaly coordinated (Vertical Marketing System). 1. Ownership/corporate. 2. Contractual. 3. Administered. Saluran distribusi Vertical marketing system (VMS) berbeda dengan konvensional, saluran ini berusaha untuk menciptakan suatu koordinasi yang kuat antar anggota saluran sehingga semua anggota saluran menjadi satu kesatuan dalam aktifitas pendistribusian produk perusahaan. 2. Keputusan intensitas pada saluran distribusi. Keputusan intensitas pendistribusian akan menentukan jumlah pihak yang akan terlibat di dalam pendistribusian produk, terdiri dari : a. Distribusi intensif, perusahaan berupaya menyediakan produknya secara luas dan dalam jumlah yang banyak pada lokasi pasar sasarannya. Oleh karena itu perusahaan akan melibatkan jumlah organisasi distribusi yang lebih banyak dan luas.

18

b. Distribusi selektif, perusahaan hanya memberikan pendistribusian kepada beberapa c. Distribusi organisasi ekslusif, distribusi perusahaan yang hanya terpilih, tujuannya hak untuk untuk meningkatkan pengendalian program pemasaran yang dibuat. memberikan mendistribusikan produknya pada satu organisasi distribusi tertentu. 3. Menseleksi konfigurasi saluran distribusi. Konfigurasi saluran distribusi menyangkut tentang berapa banyak tingkatan saluran yang akan digunakan. Semakin banyak tingkatan saluran maka semakin panjang perjalanan produk dalam menjangkau pemakai akhirnya. Pertimbanganpertimbangan dalam menentukan konfigurasi saluran distribusi, yaitu : a. Pertimbangan pemakai akhir. b. Karakteristik produk. c. Kapasitas dan sumber daya perusahaan. d. Fungsi-fungsi yang dibutuhkan. e. Kesediaan dan keahlian yang dimiliki perantara. Dalam menyeleksi strategi saluran, terdapat beberapa faktor yang dibutuhkan untuk menilai saluran distribusi, yaitu : a. Akses pasar. b. Kompetensi nilai tambah. c. Pertimbangan keuangan. d. Fkesibilitas dan pengendalian. 2.3.7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Saluran Distribusi Analisis strategi saluran dan proses seleksi bisa digunakan untuk mengembangkan atau mengevaluasi strategi saluran internasional, mengenal bahwa banyak faktor situasional mempengaruhi keputusan saluran di Negara spesifik. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan saluran internasional adalah biaya, persyaratan modal, pengawasan, jangkauan, strategi pasar produk dan kemungkinan bahwa perantara akan tetap dalam bisnis diwaktu yang akan datang. Stabilitas politik dan ekonomi sebuah Negara adalah menentukan dan sangat penting. Kebutuhan stabilitas dievaluasi lebih awal dalam memutuskan untuk masuk kesebuah negara.

19

2.3.8. Saluran Distribusi Internasional Terdapat dua subjek penting dalam saluran pemasaran internasional, yaitu : 1. Strategi memasuki pasar, terdapat tiga cara untuk masuk ke negara lain : a. b. Ekspor, Transfer teknologi dan keahlian yang dibutuhkan untuk memproduksi dan memasarkan barang ke perusahaan-perusahaan di negara lain melalui perjanjian kontrak. c. Investasi langsung. 2. Alternatif saluran, dua alternatif saluran internasional utama yang tersedia bagi produsen domestik, yaitu : a. Perantara domestik, perantara yang mempunyai pengetahuan tentang pasar luar negeri dan berkemampuan menyediakan jenis perwakilan lokal yang ditawarkan perantara asing. b. Perantara asing, perusahaan membuat kesepakatan langsung dengan perantara asing. Cara ini lebih memperpendek saluran dan membuat pabrikan lebih dekat ke pasar. Masalah utamanya adalah bahwa perantara asing jauh lokasinya sehingga sulit diawasi ke timbang perantara domestik.

III.

METODE PELAKSANAAN

20

3.1. Tempat dan Waktu Kegiatan Magang Kerja dilaksanakan di PT. Great Giant Pineapple Jl.Arah Lintas Timur km77 Terbanggi Besar, Lampung Tengah. Pelaksanaan kegiatan ini mulai bulan September 2011 hingga Desember 2011. 3.2. Metode Pelaksanaan Kegiatan magang akan dilakukan setiap hari mulai hari Senin hingga Sabtu. Pada pelaksanaannya peserta dibimbing seorang pembimbing lapang yang ditentukan oleh PT. Great Giant Pineapple. Prosedur kegiatan yang akan dilakukan sesuai dengan kebijakan dan aktivitas yang ada di PT. Great Giant Pineapple tersebut. Metode pengamatan yang digunakan penulis dalam Magang Kerja di PT. Great Giant Pineapple Jl.Arah Lintas Timur km77 Terbanggi Besar, Lampung Tengah, antara lain: 1. Data Primer Data yang didapat dari pihak yang terlibat langsung (sumber pertama) dari kegiatan yang diamati. Pengambilan data ini dilakukan dengan cara: a. Wawancara, merupakan suatu teknik yang digunakan untuk memperoleh data yang diinginkan melalui berkomunikasi langsung dengan nara sumber yang ada. b. c. Observasi, merupakan teknik yang digunakan untuk mengamati Dokumentasi, merupakan salah satu alat kelengkapan data yang kegiatan-kegiatan yang dilakukan di lokasi Magang Kerja. bertujuan untuk menunjang informasi yang sudah didapat dilapang sehingga deskripsi dan argumentasi yang dimunculkan akan semakin optimal. Dokumentasi ini dapat berupa foto, data potensi desa (monografi desa) dan lain sebagainya. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau dari sumber yang tidak terlibat langsung dengan permasalahan, bisa melalui berbagai literature, hasil penelitian terdahulu, bukti-bukti relevan serta instansi terkait

21

yang digunakan untuk menunjang data primer dan melengkapi penulisan laporan. Pengambilan data sekunder yang digunakan untuk mengambil data adalah dengan cara dokumentasi, yaitu pengambilan data dari informasi produksi, penjualan, dan strategi pemasaran cerutu yang dijalankan perusahaan, serta pustaka-pustaka ilmiah yaitu buku penunjang lain yang berhubungan dengan penelitian dan berguna untuk melengkapi data primer. 3.3. Jadwal Kerja Kegiatan Magang Kerja Berikut ini kegiatan magang kerja di PT. Great Giant Pineapple di Terbanggi Besar Lampung. Magang kerja dilaksanakan selama 3 bulan, dimulai bulan September sampai dengan Desember 2011. Rencana kegiatan magang kerja dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini :

Tabel 1 : Rencana Kegiatan Magang Kerja di PT. Great Giant Pineapple.

22

Judul Kegiatan 1 Pelaksanaan magang kerja Supervisi dosen pembimbing/ panitia magang kerja Analisi informasi data dan laporan kemajuan/ konusltasi dengan pembimbing Pembuatan draft laporan akhir Evaluasi keberhasilan magang kerja oleh pembimbing lapangan Konsultasi dengan dosen pembimbing

Sept 2 3

Kegiatan Dalam Bulan ke dan minggu ke : Okt Nov 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2

Des 3

4

DAFTAR PUSTAKA

23

Badan Pusat Statistika. 2011. Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial Ekonomi Indonesia. http://www.bps.go.id. Diakses pada tanggal 12 Agustus 2011 Bung Tama. 2011. Strategi Saluran Distribusi.

http://ekonomikieta.blogspot.com/2009/05/strategi-salurandistribusi.html. Diakses pada tanggal 24 Agustus 2011 Craven, David W. 2000. Pemasaran Strategis Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta IPTEK. 2011. Budidaya Pertanian Nanas (Ananas comosus). http://

www.iptek.net.id/ind/warintek/. Diakses pada tanggal 10 Agustus 2011 Jain, Subhash C. 2001. Manajemen Pemasaran Internasional. Penerbit Erlangga. Jakarta Kotler, Phillip dan Armstrong, Grey. 1996. Dasar-Dasar Pemasaran Jilid 1. Prenhallindo. Jakarta Kotler, Phillip dan Armstrong, Grey. 2004. Dasar-Dasar Pemasaran Jilid 2. Prenhallindo. Jakarta Rosydah. 2011. PT. Great Giant Pineapple (GGPC) Lumbung Nanas Raksasa Indonesia. http://www.beswan.rosydah.com. Diakses pada tanggal 10 Juni 2011 http://adipurnama.blogdetik.com/2011/01/21/pengertian-perencanaan/