proposal aflatoksin

13
PROPOSAL PROGRAM RISET DAN INOVASI ITB 2014 Ketua Tim Peneliti: Dr. Maelita R. Moeis KK : Genetika dan Bioteknologi Molekuler Fakultas/Sekolah : Sekolah Imu dan Teknologi Hayati INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG September, 2013 JUDUL KONSTRUKSI DAN EKSPRESI CYP450 3A4 PADA Escherichia coli UNTUK PENGEMBANGAN BIOSENSOR DETEKSI AFLATOKSIN BERBASIS WHOLE CELL (CYP450 3A4 Construction and Expression in Escherichia coli for development of Aflatoxin Detection Biosensor Based Whole Cell)

Upload: taufik-rizkiandi

Post on 07-Nov-2015

52 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Proposal Aflatoksin

TRANSCRIPT

  • PROPOSAL

    PROGRAM RISET DAN INOVASI ITB 2014

    Ketua Tim Peneliti:

    Dr. Maelita R. Moeis

    KK : Genetika dan Bioteknologi Molekuler

    Fakultas/Sekolah : Sekolah Imu dan Teknologi Hayati

    INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    September, 2013

    JUDUL

    KONSTRUKSI DAN EKSPRESI CYP450 3A4 PADA

    Escherichia coli UNTUK PENGEMBANGAN

    BIOSENSOR DETEKSI AFLATOKSIN BERBASIS

    WHOLE CELL

    (CYP450 3A4 Construction and Expression in Escherichia coli

    for development of Aflatoxin Detection Biosensor Based

    Whole Cell)

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    IDENTITAS PROPOSAL ...................................................................................................... 3

    1 RINGKASAN PROPOSAL .............................................................................................. 4

    2 PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4

    2.1 Latar belakang masalah ................................................................................. 4

    2.2 Tujuan riset ..................................................................................................... 5

    3 METODOLOGI.......................................................................................................... ..6

    4 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 8

    5 INDIKATOR KEBERHASILAN (TARGET CAPAIAN) ......................................................... 8

    6 JADWAL PELAKSANAAN ............................................................................................. 9

    7 PETA JALAN RISET (Dalam waktu 3 tahun) ................................................................. 9

    8 USULAN BIAYA RISET .............................................................................................. 10

    8.1 Belanja pegawai ........................................................................................... 10

    8.2 Belanja barang.............................................................................................. 10

    8.3 Belanja jasa .................................................................................................. 11

    9 CV TIM PENELITI ..................................................................................................... 11

  • L Judul : Konstruksi dan Ekpresi CYP450 3A4 padaEscherichia coliuntukPengembangan Bicsensor DeteksiAflatoksin Berbasis Whole GllTim Riset2.1 Ketua Tim

    a. Nama Lengkapb. Jabatan Fungsional/Golonganc, NIPd. Fakultas/Sekolahe, Kelompok Keahlianf. Alamat Kantorfl-elp/FaVE-mail

    g. Alamat Rumahflelp/FaVHP/E-mail

    2.3 Asisten Peneliti/ Mahasiswa (sebutkan nama bila sudah ada):

    2.2

    Dr. Maelita R. MoeisLektor Kepala / IVa19530601 1983032002Sekolah Ilmu dan Teknologi HaYatiGenetika dan Bioteknologi Molekuler: Jl. Ganesha no. 10 Bandung/022-2511575,422-2534 l0Zmael [email protected]. idPPR ITB no. B-19, Bandung HP : 0821179064L4

    Rp.49.975.0001. Riset dan Inovasi KK (RIK)

    3,4.5.

    Biaya yang diusulkanUrutan Prioritas skema riset vang ditujuTarget output (keluaran) Riset

    6. Ta6ei output {keluaran) Inotesi

    Proposal ini belum pernah didanai oleh atau diusulkan ke sumber lain.

    Mengetahui,

    Ketua Kelompok Keahlian GBM,SITH-ITB

    uti--l-

  • 4

    1 RINGKASAN PROPOSAL

    Kasus kontaminasi aflatoksin pada bahan makanan yang banyak ditemukan pada negara-negara

    berkembang masih menjadi isu yang cukup serius bagi dunia kesehatan. Metode yang digunakan

    untuk mendeteksi kandungan aflatoksin pada bahan pangan saat ini membutuhkan teknologi yang

    canggih, keahlian khusus, serta harga yang mahal sehingga kurang memungkinkan untuk dilakukan

    di negara-negara berkembang. Salah satu teknologi deteksi aflatoksin yang dikembangkan melalui

    penelitian ini adalah menggunakan whole cell biosensor. Whole cell biosensor secara umum terdiri

    dari bagian detektor dan reporter. Penelitian ini memiliki fokus pada pengembangan bagian detektor

    pada whole cell biosensor yang terdiri dari pengembangan modul SOS respon dan modul ekspresi

    CYP. Pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya telah berhasil dilakukan konstruksi modul

    respon SOS pada E. coli dan modul tersebut diketahui dapat bekerja dengan baik untuk mendeteksi

    kerusakan DNA (unpublished data). Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian yang pernah

    dilakukan dengan tujuan untuk menyempurnakan bagian detektor dalam mendeteksi kerusakan DNA

    akibat keberadaan aflatoksin secara spesifik. Aflatoksin secara alami membutuhkan enzim CYP450

    3A4 untuk dapat menyebabkan kerusakan DNA dan menginduksi modul SOS respon. Tahapan

    pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah konstruksi modul ekspresi CYP. Tahapan kedua

    dilakukan dengan penambahan gen reporter pada modul ekspresi CYP untuk memudahkan

    karakterisasi ekspresi. Tahapan ketiga dilakukan dengan melakukan karakterisasi terhadap ekspresi

    konstruk CYP yang telah dirancang. Penelitian ini merupakan langkah awal bagi pengembangan alat

    deteksi aflatoksin berbasis whole cell biosensor yang lebih murah, mudah digunakan, memberikan

    respon yang cepat, aman digunakan, dan portable dibanding metode deteksi yang ada saat ini.

    2 PENDAHULUAN

    2.1 Latar belakang masalah

    Aflatoksin sebagian besar dihasilkan oleh jamur Aspergillus sebagai metabolit sekunder. Aflatoksin

    merupakan senyawa yang bersifat karsinogenik, mutagenik, dan immunosuppresan terhadap manusia

    dan hewan. Cemaran aflatoksin yang ada pada makanan bergantung pada produksi aflatoksin oleh

    Aspergillus dan metode penyimpanan bahan pangan yang kurang bagus (Goodrich-Tanrikulu et al.,

    1995). Kontaminasi aflatoksin pada bahan makanan masih menjadi isu yang cukup serius bagi

    kesehatan manusia untuk saat ini. Jenis Aflatoksin yang paling berbahaya bagi kesehatan manusia

    adalah jenis aflatoksin B1 (AFB1). Berdasarkan data yang dikemukakan oleh International Agency for

    Research on Cancer pada tahun 1993 diketahui aflatoksin B1 banyak mengkontaminasi bahan pangan

    di wilayah Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa, Asia, dan Eropa khususnya di negara-

    negara berkembang. Kandungan aflatoksin pada kacang-kacangan di Indonesia mencapai angka

    4030g/kg bahan makanan (Ali et al., 1998). Sedangkan batas maksimum yang ditetapkan oleh

    European Commission untuk aflatoksin B1 pada sereal, kacang-kacangan, buah kering dan produk

    olahan yang dapat dikonsumsi oleh manusia adalah 2 mg/kg (European Commission, 2001).

  • 5

    Tingginya resiko kontaminasi aflatoksin B1 pada bahan pangan mendorong pengembangan metode

    deteksi aflatoksin. Menurut Association of Analytical Communities International (2000) beberapa

    metode yang telah dikembangkan untuk mendeteksi kandungan aflatoksin pada bahan pangan antara

    lain Gas Chromatography (GC), High Pressure Liquid Chromatography (HPLC), Thin Layer

    Chromatography (TLC), atau Enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Analisis kandungan

    aflatoksin pada bahan pangan dengan menggunakan metode-metode tersebut cenderung kurang

    memungkinkan untuk dilakukan di negara-negara berkembang. Beberapa alasan yang mendasari hal

    ini adalah deteksi aflatoksin membutuhkan teknologi dan alat deteksi yang canggih, dibutuhkan

    keahlian khusus, serta harga yang tidak murah. Oleh karena itu, perlu dikembangkan suatu teknologi

    deteksi aflatoksin dengan lebih murah, mudah digunakan, memberikan respon yang cepat, portable,

    serta aman digunakan. Salah satu teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi cemaran

    aflatoksin adalah whole cell biosensor. Berbeda dari biosensor yang selama ini telah dikembangkan,

    whole cell biosensor menggunakan sel yang telah memiliki program untuk menjalankan fungsi deteksi

    senyawa target (Institute of Medicine, 2011). Program tersebut dikodekan oleh materi genetik berupa

    DNA yang tersimpan di dalam sel. Salah satu ilmu yang digunakan untuk merancang suatu sel agar

    dapat bekerja dengan fungsi spesifik adalah synthetic biology. Salah satu aplikasi dari pengembangan

    whole cell biosensor yang sudah pernah ada adalah whole cell biosensor untuk mendeteksi polutan

    berupa arsenik dalam air minum yang dikembangkan oleh Christopher French (Joshi et al., 2009).

    Whole cell biosensor merupakan biosensor dari sel utuh yang secara umum terdiri dari bagian

    detektor dan bagian reporter. Penelitian ini merupakan tahapan lanjutan dalam perancangan whole

    cell biosensor dengan fokus penelitian pada bagian detektor yaitu sistem pengubahan aflatoksin B1

    menjadi aflatoksin B1 oksida menggunakan enzim CYP450 3A4. AFB1 secara alami tidak bereaksi

    langsung terhadap DNA tetapi harus diubah menjadi AFB1-oxide yang sangat reaktif menyerang DNA

    dan menyebabkan kerusakan DNA. Dalam penelitian ini beberapa BioBrick part (berupa urutan DNA)

    diambil dari partregistry.org yang merupakan katalog di bidang synthetic biology yang bersifat open

    source.

    2.2 Tujuan riset/inovasi

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan konstruk dan karakterisasi ekspresi CYP450 3A4

    pada E. coli untuk pengembangan whole cell biosensor pendeteksi aflatoksin dengan menggunakan

    pendekatan synthetic biology. Penelitian ini merupakan bagian dari pengembangan alat deteksi

    aflatoksin menggunakan whole cell biosensor yang memiliki prospek cukup menjanjikan untuk

    dikembangkan bukan hanya bagi Indonesia tetapi juga bagi negara-negara lainnya di dunia. Lebih

    jauh lagi, whole cell biosensor ini diharapkan dapat memberikan salah satu solusi yang dapat

    dilakukan terhadap pencegahan peningkatan penderita kanker hati akibat pemaparan aflatoksin B1.

  • 6

    3 METODOLOGI

    TAHUN PERTAMA

    Secara umum, penelitian ini mencakup 3 tahapan meliputi :

    a. Konstruksi modul ekspresi CYP

    Gen cyp 3A4 didapatkan dari hasil sintesis sekuen cyp 3A4 dari manusia yang telah diubah

    urutan basanya sedemikian rupa dengan penggantian basa yang tidak mengizinkan adanya sisi

    restriksi EcoRI, XbaI, SpeI, dan PstI serta dilakukan penghilangan bagian peptida signal pada

    gen. Konstruksi gen cyp 3A4 diletakkan dibawah promoter konstitutif dan Ribosom Binding Site

    (RBS) kuat membentuk fragmen cyp lengkap. Fragmen cyp lengkap terbagi dalam 3 fragmen

    gBlock (IDT) dirangkai dengan menggunaka sisi restriksi alami yang terdapat pada sekuen

    aslinya. Pada ujung fragmen CYP komplit ditambahkan dengan prefix dan sufix yang memiliki

    sisi restriksi EcoRI dan PstI. Teknik penggabungan (assembly) fragmen cyp lengkap pada

    plasmid backbone pSB1C3 yang diligasikan pada plasmid backbone pSB1C3 (parts.igem.org)

    menggunakan sisi restriksi EcoRI dan PstI. yang dapat diligasikan dengan sisi restriksi EcoRI

    dan PstI. Total panjang basa fragmen cyp dan plasmid pSB1C3 sekitar 3600pb (Gambar 1).

    Gambar 1 rencana konstruksi modul ekspresi CYP

    b. penambahan gen reporter pada modul ekspresi cyp

    Sama halnya dengan proses assembly modul ekspresi cyp, penambahan gen reporter (GFP)

    dilakukan dengan ligasi gen reporter CYP yang telah memiliki RBS. Proses ligasi dilakukan

    dengan menggunakan sisi restriksi EcoRI, XbaI, SpeI, dan PstI yang terdapat pada prefix dan

    sufix kedua fragmen. Setelah modul ekspresi cyp mengalami penambahan gen reporter dan

    diligasikan pada plasmid pSB1C3, panjang total plasmid menjadi 4504 bp (Gambar 2).

  • 7

    Gambar 2 rencana konstruksi modul ekspresi CYP+gen reporter GFP

    c. Karakterisasi ekspresi gen cyp

    Karakterisasi ekspresi gen cyp penting dilakukan untuk mengetahui tingkat ekspresi gen cyp dan

    stabilitas protein yang dihasilkan. Karakterisasi ekspresi gen cyp yang berada di bawah kontrol

    promoter konstitutif dan ribosom binding site (RBS) kuat dilakukan dengan mengetahui tingkat

    ekspresi gen reporter (GFP) yang diletakkan setelah gen cyp. Tingkat ekspresi dari gen cyp

    diasumsikan analog dengan tingkat ekspresi gen reporter (GFP). Tingkat eskpresi gen reporter

    (GFP) dapat diketahui dengan metode spektrofotometri kultur menggunakan spektrofotometri

    fluorescen pada panjang gelombang 470 nm. Data mengenai tingkat ekspresi gen cyp diperlukan

    untuk dapat memodelkan pengubahan AFB1 menjadi AFB1-oxide.

    TAHUN KEDUA

    Fungsi dan sistem kerja respon SOS terhadap kehadiran aflatoksin dapat dikarakterisasi

    berdasarkan tingkat ekspresi gen reporter yang diletakkan dibawah kontrol promoter pSOS

    (partregistry.org). Karakterisasi dan pemodelan sistem respon SOS dilakukan dengan penambahan

    aflatoksin B1 pada konsentrasi tertentu dan mengukur absorbansi kromogen yang terbentuk.

    TAHUN KETIGA

    Pengembangan sistem packaging whole cell biosensor dan uji keamanan biologi (biosafety)

    penggunaan biosensor.

  • 8

    4 DAFTAR PUSTAKA

    Ali, N., Sardjono, Yamashita, A. & Yoshizawa, T. (1998) Natural co-occurrence of aflatoxins and

    Fusarium mycotoxins (fumonisins, deoxynivalenol, nivalenol and zearalenone) in corn from Indonesia. Food Addit. Contam., 15: 377384.

    Association of Analytical Communities International (2000) AOAC Official Methods 991.31,

    991.45, 993.16, 999.17, 994.08, 998.03, 999.07, Gaithersburg, MD. European Commission (2001) COMMISSION REGULATION No 466/2001 of 8 March 2001 setting

    maximum levels for certain contaminants in foodstuffs. Official Journal of the European

    Union. Goodrich-Tanrikulu, M., Mahoney, N. E. and Rodriguez, S.B. 1995. The plant growth regulator

    methyl jasmonate inhibits af latoxin production by Aspergillus flavus. Microbiology. 141: 2831-2837.

    Institute of Medicine (2011) The science and application of synthetic and systems biology.

    Washington, DC: The National Academies Press. International Agency for Research on Cancer (1993) Some naturally occurring substances - food

    items and constituents, heterocyclic aromaticamines and mycotoxins.World Health

    Organization, International Agency for Research on Cancer.IARC Monogr Eval Carcinog Risks Hum. Lyon, France., 56:245-391.

    Joshi, N., Wang, X., Montgomery, L., Elficck, A., and French, C. E. (2009) Novel approach to

    biosensors for detection of arsenic in drinking water. Desalination 248:517-523.

    5 INDIKATOR KEBERHASILAN (TARGET CAPAIAN)

    No. Indikator Keberhasilan Deskripsi

    1. Keluaran (output) Hasil Riset/Inovasi Publikasi

    2. Dampak (outcome) Hasil Riset/Inovasi

    Memberikan wawasan dan pengalaman bagi

    mahasiswa dan dosen terlibat dalam

    perkembangan terbaru dibidang Synthetic

    Biology serta aplikasinya dalam menunjang

    kesehatan pangan

    3. Keterlibatan Mahasiswa S1, S2, S3 Mahasiswa S1: 1 org, Mahasiswa S2: 2 org

    4. Presentasi pada international conference International Genetically Engineered Machine

    Competition 2013

    5. Pembinaan peer Kelompok Keahlian Genetika dan Bioteknologi

    Molekuler

    6.

    Networking nasional dan internasional Massachussets Institute of Technology (MIT)

    USA, Program studi di ITB: Program studi

    Biologi, Program studi Mikrobiologi, Program

    studi Rekayasa Hayati, Program studi

    Bioteknologi, Program studi Teknik Kimia dan

    Program studi Teknik Informatika

  • 9

    6 JADWAL PELAKSANAAN

    Kegiatan penelitian akan berlangsung dalam waktu sekitar 10 bulan dengan rincian sebagai

    berikut:

    Kegiatan Bulan

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    Studi literatur

    Konstruksi modul ekspresi CYP

    Penambahan gen reporter pada modul ekspresi CYP

    Karakterisasi ekspresi CYP

    Analisis data dan penyusunan draft publikasi

    7 PETA JALAN RISET

    Jangka Pendek

    (2013 - 2014)

    Jangka Menengah

    (2015 - 2016)

    Jangka Panjang

    (2017 - 2018)

    Tahap hilir/

    Tahap lanjut

    Tahap

    Pengembangan

    Tahap Inisiasi

    Konstruksi dan karakterisasi

    modul respon SOS akibat induksi

    Aflatoksin B1

    Karakterisasi sistem SOS respon

    akibat induksi aflatoksin B1

    Pengembangan sistem packaging

    whole cell biosensor untuk deteksi

    aflatoksin B1

    Uji keamanan biologi (biosafety)

    penggunaan biosensor aflatoksin B1

    Produksi biosensor aflatoksin B1

    skala massal dan pemasaran produk

    Konstruksi dan ekspresi CYP450 3A4 pada Escherichia coli

  • 10

    Peta jalan penelitian yang dilakukan mengikuti peta jalan Kelompok Keahlian Genetika dan

    Bioteknologi Molekuler SITH ITB yang memiliki konsentrasi pada rekayasa genetika dan biologi sel

    molekuler. Sintetik biologi (synthetic biology) merupakan salah satu cabang dari peta jalan penelitian

    Kelompok Keahlian Genetika dan Bioteknologi Molekuler SITH ITB yang sedang dikembangkan dalam

    rangka untuk memajukan bioteknologi di Indonesia.

    8 USULAN BIAYA RISET

    8.1 Belanja pegawai

    No. Pelaksana Kegiatan

    Jumlah Orang

    Honor

    per Jam

    Jumlah Jam/Bulan

    Jumlah Bulan/Tahun

    Jumlah Biaya (Rp)

    1. Peneliti Utama 1 25.000 40 10 10.000.000

    2. Anggota Peneliti

    3. Asisten Peneliti

    4. Teknisi

    Jumlah total biaya honor (Rp) 10.000.000

    8.2 Belanja barang

    No. Peralatan/Bahan Volume Satuan Biaya Satuan

    (Rp)

    Jumlah Biaya

    (Rp)

    1 enzim restriksi EcoRI 1 paket 1.000.000 1.000.000

    2 enzim restriksi PstI 1 paket 800.000 800.000

    3 enzim restriksi XbaI 1 paket 800.000 800.000

    4 enzim restriksi SpeI 1 paket 800.000 800.000

    5 T4 DNA ligase 1 paket 600.000 600.000

    6 TopVision agarose 1 paket 1.650.000 1.650.000

    8 DNA ladder 1 paket 1.850.000 1.850.000

    18 Gel PCR DNA Fragment Extraction Kit

    1 paket 1.400.000 1.400.000

    6 TopVision agarose 1 paket 1.650.000 1.650.000

    8 DNA ladder 1 paket 1.850.000 1.850.000

    12 tripton 0,5 kg 750.000 375.000

    13 yeast extract 0,5 kg 750.000 375.000

    14 sodium klorida 0,5 kg 500.000 250.000

    15 powder agar bacteriological 0,5 kg 750.000 375.000

    Jumlah total biaya barang (Rp) 13.775.000

  • 11

    8.3 Belanja jasa

    a. Honor pihak ketiga non PNS ITB dan ITB-BHMN atau asisten mahasiswa

    No. Pelaksana Kegiatan

    Jumlah Orang

    Honor per Jam

    Jumlah Jam/Bulan

    Jumlah Bulan/Tahun

    Jumlah Biaya (Rp)

    1. Asisten 1 20.000 30 10 6.000.000

    2. Mahasiswa 3 15.000 20 8 7.200.000

    3.

    Tenaga

    penunjang

    Jumlah total biaya honor (Rp) 13.200.000

    b. Perjalanan

    No. Tujuan Volume Biaya Satuan (Rp)

    Jumlah Biaya (Rp)

    1. Seminar internasional

    (Hongkong)

    1 7.000.000 7.000.000

    jumlah total biaya perjalanan (Rp) 7.000.000

    c. Sewa Alat, Jasa Layanan dan Lain-lain

    No. Nama Alat/Jasa Layanan Volume Biaya Satuan (Rp) Jumlah Biaya (Rp)

    1. pemesanan primer 5 kali 200.000 1.000.000

    2. biaya sequencing 10 kali 100.000 1.000.000

    3. Biaya sintesis gen 1 kali 4.000.000 4.000.000

    Jumlah total biaya sewa alat, jasa layanan, dll. (Rp) 6.000.000

    9 CV TIM PENELITI

    NAMA & GELAR : MAELITA R. MOEIS PH.D.

    NIP : 19530601 198303 2 002 Tempat/Tanggal Lahir : Kalkuta, 1-6-1953 Satminkal : Sekolah Ilmu Dan Teknologi Hayati, ITB

    Pangkat/Golongan : Iva / Jabatan Akademik : Lektor Kepala Alamat Kantor : Jl. Ganesha 10, Bandung 40132

    Tel./Fax : 2509172, Pes. 3146/ 2511575 E-Mail : [email protected] Pendidikan Terakhir : Strathclyde University, Department Bioscience &

    Biotechnology Glasgow, Uk, Ph.D., 1991, Judul Disertasi : Construction Of Cdna Library Of Penicillium Pinophilum And

    Sequencing Of Cellulase Genes

    PENGALAMAN PENELITIAN (2007-2012)

    No Judul Penelitian PI Program Biaya Tahun

    1. Karakterisasi dan produksi Sucrose

    Isomerase (PalI) Klebsiella sp. asal

    Maelita

    R. Moeis

    Riset KK ITB Rp.

    50.000.000

    2012

  • 12

    buah lokal Indonesia Ph.D.

    2. Penelusuran Potensi Enzim

    Kelompok Hidrolase

    dari Bakteri Laut Dalam Asal

    Perairan Pulau Kawio, Sulawesi

    Utara Melalui Pendekatan

    Metagenomik dan Kultur Biomassa

    Maelita

    R. Moeis

    Ph.D.

    Riset KK ITB Rp.

    30.000.000

    2011

    3. Isolasi gen selulase dan optimasi

    produksi enzim selulase termostabil

    bacillus sp. Rp1 (PI)

    Maelita

    R. Moeis

    Ph.D.

    Hibah

    Penelitian

    Strategis

    Nasional Dikti

    Rp.

    99.000.000

    2009

    4. Isolasi dan karakterisasi gen

    selulase (endoglukanase,

    selobiohidrolase, -glukosidase)

    dari bakteri sumber air panas

    Cimanggu secara metagenomik

    (PI)

    Maelita

    R. Moeis

    Ph.D.

    Program Riset

    Unggulan ITB

    Rp.

    100.000.000

    2007

    DAFTAR PUBLIKASI DAN PRESENTASI ILMIAH

    2012

    1. Siti Khodijah Chaerun , Sakinah Hasni1, Edy Sanwani, Maelita Ramdani Moeis (2012) Mercury (Hg)-resistant bacteria in Hg-polluted gold mine sites of Bandung, West Java Province, Indonesia, Microbiology Indonesia

    2011 1. Widhiastuty M.P., Febriani, Moeis M.R., Akhmaloka, F. Madayanti (2011) Cloning, homological

    analysis and expression of Lipase gene from hot spring isolate, International Journal of Integrative Biology 11 (1), 11 (1): 8-13

    2. Marasabessy, A., Moeis M.R., Sanders, J.P.M., Weusthuis, R.A. (2011) Enhancing Jatropha oil

    extraction yield from the kernels assisted by a xylan-degrading bacterium to preserve protein structure, Appl Microbiol Biotechnol, 90 (6): 2027-2036

    2010

    3. Adrian,R., Moeis, M.R., Nakagawa, N., Masui, R., and Kuramitsu, S. (2010) Function Analysis of

    Adenylate Kinase from Thermus thermophilus HB8, poster presented at The 1st Joint Symposium of ITB and USM (1JSIU 2010)

    4. Moeis, M.R., Natalia, D., Ningrum, R.W. (2010) Isolation and Characteization of Endoglucanase Gene From Thermophilic Bacteria Bacillus sp. RP 1 Using Polymerase Chain Reaction, paper presented at The Third International Conference on Mathematics and Natural Sciences, Bandung, 23-25 November 2010

    5. Moeis, M.R., Natalia, D., Mahmudah, W.N. (2010) Optimization of Inoculum Size, Initial pH of Medium, Incubation, Temperature, and Carbon Sources in Production of Cellulase Enzyme by

  • 13

    Bacillus sp. poster presented at The Third International Conference on Mathematics and Natural Sciences, Bandung, 23-25 November 2010

    6. Afandi, Moeis, M.R., Suhaeny, A., Natalia, D. (2010) Expression of -glucosidase Partial Genes Isolated from Cimanggu Hot Spring Metagenome, poster presented at the The Third Gruber-Soedigdo Lecture 2010, Bandung 27 Juli 2010

    7. Marasabessy, A., Moeis, M.R., Sanders, J.P.M.; Weusthuis, R.A. (2010) Coconut oil extraction by the traditional Java method: an investigation of its potential application in aqueous Jatropha oil extraction. Biomass and Bioenergy 34(8):1141-1148

    2009

    8. Widhiastuti, M.P., Febriani, Yohandini, H., Moeis, M.R., Madayanti, Akhmaloka (2009) Characterization and identification of thermostable alkaline lipase producing bacteria from hot spring around West Java, Journal of Pure and Applied Microbiology 3(1): 27-40

    9. Widhiastuty, M.P., Madayanti, F., Moeis, M.R., Akhmaloka, (2009) Cloning of alkaline thermostable Lipase gene from thermophilic microorganism, Seminar Kimia Bersama ITB-UKM VIII, Bangi, Malaysia, Juni 2009

    2008 10. Suhaeny, A., Moeis, M.R., Natalia, D. (2008) Isolation and Characterization of Family 1 -

    Glucosidase Genes From Cimanggu Hot Springs Metagenome, West Java, International Microbial Biotechnology Conference, Jakarta, 11-12 November 2008

    11. Puspitasari, I.N., Moeis, M.R. (2008), Screening of seven cellulase and xylanase producing

    bacillus species and analysis of the cellulase and xylanase expression pattern of the selected isolate, paper presented at the International Conference on Mathematics and Natural Sciences, Bandung, 28-30 October 2008

    12. Utari, P.D., Moeis, M.R., Giri-Rachman, E. A, Suhandono, S., Estiati, A., Zainuddin, I.M., Supraba, A. (2008), Construction of HBsAg gene with signal peptide vspas and cloning into pAF vector and codon optimization of hbsag gene based on Musa sp. codon bias in silico, poster presented at the International Conference on Mathematics and Natural Sciences, Bandung, 28-30 October 2008.

    13. Widhiastuty, M.P., Madayanti, F., Moeis, M.R., Akhmaloka (2008) Cloning fragment gene of lipase from local thermophilic microorganism, poster presented at the International Conference on Mathematics and Natural Sciences, Bandung, 28-30 October 2008.

    14. Onggowijaya, P., Moeis, M.R., Ratnaningsih, E. (2008) Analisis Bacillus sp. Hasil Polymerase Chain Reaction (PCR) dengan primer-primer yang dirancang dari gen pga, Jurnal Kedokteran Maranatha 8 (1): 1-8

    15. Tallei, T.E., Moeis, M.R., Endoh, H., Utama, W. (2008) Determination of Nucleotide Sequences of Mitochondrial Plasmid pGT704 of Paramecium caudatum, IPTEK, 19 (3): 69-73

    2007 16. Noviana, H., Nurachman, Z., Ramdani, M., Noer, A.S. (2007) Multiplex PCR for rapid detection

    of rifampin and isoniazid resistance in Mycobacterium tuberculosis isolated from Bandung, Indonesia, Microbiol. Indones. 1 (3): 114-117

    17. Syukriani, Y. A., Moeis, M. R., Wahjoedi, B. A., Noer, A. S. (2007) Correspondence analysis of mtDNA from various population data, Durham Anthropology Journal (accepted)

    18. Widhiastuty, M.P., Madayanti, F., Moeis, M.R., Akhmaloka (2007) Design of internal primer for cloning of lipase genes based on homolgical analysis, JSChem ITB UKM, Bandung, 12-13

    Desember 2007, hal. 425-427 III. Networking (Nasional dan/atau Internasional)

    No. Tahun Bentuk

    Kerjasama Periode

    Kerjasama Mitra

    1. 2007 Penelitian 2007-2010 UNPAD, ITB

    2. 2006 Penelitian KNAW 2006-2010 U. Groeningen, Nd., U. Wageningen,

    Nd., BPPT, ITB