proporsi dan gambaran kepatuhan terhadap...

70
PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD KOTA CILEGON PERIODE JANUARI-MEI 2013 Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH : AMALIAH HARUMI KARIM NIM : 1110103000067 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M

Upload: lenhan

Post on 18-Apr-2018

223 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP

TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

DI RSUD KOTA CILEGON PERIODE JANUARI-MEI 2013

Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA

KEDOKTERAN

OLEH :

AMALIAH HARUMI KARIM

NIM : 1110103000067

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013 M

Page 2: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah
Page 3: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah
Page 4: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah
Page 5: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena hanya

dengan rahmat dan karunia-Nya penelitian ini dapat terselesaikan. Shalawat serta

salam tidak lupa penulis panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah

membawa manusia menuju jalan yang diridhoi Allah SWT.

Alhamdulillah penulis akhirnya dapat menyelesaikan laporan penelitian ini

yang berjudul “Proporsi dan Gambaran Kepatuhan Terhadap Terapi Diet pada

Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 DI RSUD Kota Cilegon Periode Januari- Mei

2013 “, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa selama proses penulisan laporan penelitian ini

penulis banyak mendapat dukungan, bimbingan , dan bantuan dari berbagai pihak.

Untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr (hc). dr. M.K. Tadjudin Sp.And selaku Dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta .

2. dr. Witri Ardini, M.Gizi, SpGK selaku Kepala Program Studi Pendidikan

Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan yang telah memberi masukan

untuk penelitian penulis.

3. dr.Yanti Susianti Sp.A dan dr.H.M Djauhari Widjajakusumah AIF,PFK, selaku

dosen pembimbing penulis, yang telah banyak memberikan masukan, arahan,

waktu, dan bimbingan dalam proses penelitian dan penyusunan laporan penelitian

penulis.

Page 6: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

v

3. drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D selaku penanggungjawab riset Program

Studi Pendidikan Dokter 2010 , yang telah mem-follow-up di setiap akhir modul

untuk mempercepat penyelesaian penelitian ini.

4. dr.Femmy Nurul Akbar Sp.PD(KGEH) dan dr.Erfira Hermawan Sp.M , selaku

dosen penguji, yang telah menyediakan waktu dan koreksinya kepada penelitian

penulis.

5. dr. H. Zainoel Arifin, M.Kes selaku Direktur RSUD Kota Cilegon yang telah

mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian ini.

6. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada keluarga besar penulis, terutama

orang tua penulis, yaitu dr.Syafruddin Karim Ph.D dan Ir. Siti Meiningsih M.sc

yang telah memberikan motivasi serta pengertian selama penulis melakukan

penelitian ini.

7. Kawan-kawan sekelompok riset seperjuangan Fuad Hariyanto, Adhya Aji

Pratama, Maizan Khairun Nissa, Nida Najibah Hanum. Serta sahabat PSPD

tersayang yang selalu memotivasi penulis baik dalam suka maupun duka.

Semoga dengan selesainya laporan penelitian ini dapat menambah

pengetahuan kita semua terutama mengenai diabetes melitus dan terapi diet pada

pasien diabetes melitus.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Ciputat, 12 September 2013

Penulis

Page 7: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

vi

ABSTRAK

Amaliah Harumi Karim. Pendidikan Dokter. Proporsi dan Gambaran

Kepatuhan Terhadap Terapi Diet pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di

RSUD Kota Cilegon Periode Januari-Mei 2013.

Diabetes melitus adalah salah satu penyakit dengan prevalensi yang terus

meningkat. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi diabetes melitus tipe 2 di

Banten adalah 5,3%, mendekati prevalensi diabetes melitus di tingkat nasional

yaitu 5,7%. Terapi diabetes melitus terdiri dari 2 yaitu terapi nonfarmakologi dan

terapi farmakologi. Pada prinsipnya, terapi farmakologi diberikan jika penerapan

terapi non farmakologi tidak bisa mengendalikan kadar glukosa darah seperti yang

diharapkan. Kepatuhan terhadap terapi diet penting untuk menjaga kontrol

glikemik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi dan gambaran

kepatuhan terhadap terapi diet pada pasien diabetes melitus tipe 2 di RSUD Kota

Cilegon periode Januari-Mei 2013. Desain penelitian menggunakan studi potong

lintang dengan subjek 32 orang pasien diabetes melitus tipe 2 yang rawat jalan ke

Poli Penyakit Dalam RSUD Cilegon. Hasil penelitian menunjukkan, sebanyak 25

responden (78,1, %) mempunyai tingkat kepatuhan terhadap terapi diet kategori

sedang.

Kata kunci: Diabetes Melitus; Kepatuhan terhadap terapi diet;

Amaliah Harumi Karim.Medical Study Programme. Proportion and

Overview of Adherence to Diet Therapy in Type 2 Diabetes Mellitus patients

in Cilegon General Hospital from January-May2013

Prevalence of diabetes melitus is increasing. An Epidemiology study has shown

that prevalence of diabetes melitus in Banten is 5,3%, this result is almost reach

the national prevalence of type 2 diabetes mellitus (5,7). Management of diabetes

melitus consists of non pharmacology therapy and pharmacology therapy.

Pharmacology therapy is given when non pharmacology therapy is inadequate.

Adherence to diet therapy is important for glicemic control. The objective of this

cross sectional study with 32 patients is to determine the proportion and overview

of adherence to diet therapy in type 2 diabetes melitus who visits the internal

medicine section in Cilegon general Hospital. The result of this study is there are

25 patients (78,1%) is having a moderate level of adherence to diet therapy.

Keywords: diabetes melitus;adherence to diet;

Page 8: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................... ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv

ABSTRAK .......................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ixi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ ixii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................... 2

1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................... 2

1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 4

2.1. Definisi Penyakit Diabetes Melitus ........................................................ 4

2.2. Klasifikasi Diabetes Melitus ................................................................... 4

2.3. Diagnosis Diabetes Melitus .................................................................... 5

2.4. Patogenesis Diabetes Melitus Tipe 2 ...................................................... 7

2.5. Patofisiologi Diabetes Melitus .............................................................. 10

2.6. Manifestasi Klinis Diabetes melitus ..................................................... 11

2.7. Penatalaksanaan Diabetes melitus ........................................................ 14

2.8. Terapi Diet ............................................................................................ 15

2.9. Komposisi Makanan yang Dianjurkan ................................................. 15

2.10. Kebutuhan Kalori .................................................................................. 17

2.11. Peranan Terapi diet pada Diabetes Melitus tipe 2 ................................ 20

2.12. Kerangka Teori ..................................................................................... 25

Page 9: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

viii

2.13. Kerangka Konsep .................................................................................. 26

2.14. Definisi Operasional ............................................................................. 26

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 28

3.1. Desain Penelitian .................................................................................. 28

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 28

3.3. Populasi Penelitian ................................................................................ 28

3.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi ................................................................ 29

3.5. Cara Kerja Penelitian ............................................................................ 30

3.7. Manajemen Data ................................................................................... 31

3.8 Instrumen Penelitian............................................................................31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 33

4.1. Analisis Univariat ..................................................................................... 33

4.3. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 40

BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 43

5.1 Simpulan .................................................................................................... 41

5.2 Saran .......................................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 45

Page 10: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Langkah-langkah Diagnostik DM dan TGT ..................................... 6

Gambar 2.2. Manifestasi Klinis Akibat Defisiensi Insulin .................................. 12

Gambar 2.3. Perbedaan Metabolisme Glukosa dan Fruktosa .............................. 20

Gambar 2.4. Resistensi Insulin dan Dislipidemia ............................................... 21

Gambar 4.1 Faktor yang Memperngaruhi Kepatuhan Pasien.............................37

Page 11: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Klasifikasi Etiologi Diabetes Melitus (ADA 2005) .............................. 4

Tabel 2.2. Kriteria Diagnosis Diabetes Melitus ..................................................... 6

Tabel 2.3. Berbagai Jenis Adipokin dan Efeknya pada Resistensi Insulin ............ 8

Tabel 2.4. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Kalori................................... 19

Tabel 4.1 Distribusi Pasien Berdasarkan Usia....................................................33

Tabel 4.2 Distribusi Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin......................................34

Tabel 4.3 Distribusi Pasien Berdasarkan Kadar Gula Darah Puasa.....................35

Tabel 4.4 Distribusi Pasien Berdasarkan Kadar Gula Darah Post Prandial.........36

Tabel 4.5 Distribusi Sampel Berdasarkan Kepatuhan Terhadap Terapi Diet.......37

Tabel 4.6 Proporsi (Kepatuhan Diet dan GDP) ......................................... 39

Tabel 4.7 Proporsi (Kepatuhan Diet dan GDPP)...............................................

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Penyebab Resistensi Insulin .................................................................. 7

Bagan 2.1 Peningkatan Asam Lemak Bebas dan Resistensi Insulin ...................... 8

Page 12: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Diabetes melitus adalah salah satu penyakit degeneratif, yang akan

meningkat jumlahnya di masa yang akan datang. WHO memperkirakan tahun

2025 akan terjadi peningkatan penderita diabetes melitus menjadi 300 juta

orang di dunia, dan peningkatan jumlah penderita diabetes melitus di

Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sebanyak 21,3 juta pada

tahun 2030. 1

Salah satu propinsi di Indonesia dengan tingkat prevalensi

diabetes melitus tipe 2 yang tinggi adalah Propinsi Banten. Prevalensi diabetes

melitus tipe 2 di Banten adalah 5,3%.4

Angka ini hampir mendekati prevalensi

diabetes melitus tipe 2 di Indonesia yaitu 5,7%.1

Di RSUD Kota Cilegon,

Provinsi Banten, diabetes melitus menempati posisi ke 1 sebagai penyakit

tidak menular yang paling sering.2

Penyakit diabetes melitus tidak dapat disembuhkan,tetapi, kadar gula

darah dapat dikendalikan dengan cara pengaturan diet, olahraga, dan obat-

obatan. Tata laksana diabetes melitus tipe 2 meliputi terapi non farmakologi

yang mencakup perubahan gaya hidup dengan mengatur pola makan yang

dikenal dengan istilah terapi diet, meningkatkan aktivitas fisik, dan edukasi

berbagai permasalahan yang terkait dengan penyakit diabetes melitus yang

dilakukan secara kontinu; serta terapi farmakologi, yang mencakup

pemberian obat anti diabetes oral dan injeksi insulin.1

Pada prinsipnya, terapi farmakologi diberikan jika penerapan terapi non

farmakologi tidak bisa mengendalikan kadar glukosa darah seperti yang

diharapkan. Pemberian terapi farmakologi tetap tidak meninggalkan terapi non

farmakologi yang telah diterapkan sebelumnya.5 Tujuan utama terapi diet pada

diabetes melitus tipe 2 adalah menurunkan dan mengendalikan berat badan,

selain tentunya mengendalikan kadar gula darah dan kolestrol. 6

Meskipun pada teorinya terapi diet itu penting, dalam sebuah penelitian

yang dilakukan oleh Ernaeni tahun 2005 menunjukkan hasil 91,4% pasien

tidak patuh terhadap terapi diet.8

Page 13: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

2

Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Rusmina D tahun 2010

yang menunjukan angka ketidakpatuhan terhadap terapi diet yang melebihi

50%.7

Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian

yang berjudul “Proporsi dan Gambaran Kepatuhan Terhadap Terapi Diet pada

Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD Kota Cilegon” .

1.2 Perumusan Masalah

Bagaimanakah proporsi dan gambaran kepatuhan terhadap terapi diet pada

penderita diabetes melitus tipe 2 pada pasien yang berobat di RSUD Kota

Cilegon pada periode Januari - Mei 2013 ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui proporsi dan gambaran kepatuhan terhadap terapi diet

pada pasien diabetes melitus tipe 2 di RSUD Kota Cilegon pada periode Januari –

Mei 2013.

1.3.1.2 Tujuan Khusus

1.) Untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien diabetes melitus tipe

2 di RSUD Kota Cilegon pada periode Januari - Mei 2013.

2.) Untuk mengetahui gambaran kadar gula darah puasa pasien diabetes

melitus tipe 2 di RSUD Cilegon pada periode Januari – Mei 2013.

3.) Untuk mengetahui gambaran kadar gula darah post prandial pasien

diabetes melitus tipe 2 di RSUD Cilegon pada periode Januari – Mei

2013.

4.) Untuk mengetahui gambaran proporsi kadar gula darah puasa

penderita diabetes melitus tipe 2 yang mendapat terapi diet.

5.) Untuk mengetahui gambaran proporsi kadar gula darah post prandial

penderita diabetes melitus tipe 2 yang mendapat terapi diet.

Page 14: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

3

1.4 Manfaat Penelitian

1.6.1 Bagi RSUD Cilegon

1. Dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi RSUD Cilegon dalam

menangani pasien yang menderita diabetes melitus tipe 2.

2. Dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam menyusun kebijaksanaan

yang dapat mencegah ketidakpatuhan pasien terhadap terapi diet pada

pasien di RSUD Cilegon.

1.6.2 Bagi Peneliti

Sebagai prasyarat untuk lulus tahap akademik di program studi

pendidikan dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

1.6.3 Bagi Masyarakat

Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi masyarakat

luas, khususnya masyarakat Cilegon, agar meningkatkan pengetahuan gizi

dan mengaplikasikannya sehingga bisa menjadi salah satu upaya preventif

diabetes melitus tipe 2.

1.6.4Bagi Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi data dasar untuk penelitian

lebih lanjut mengenai penyakit diabetes melitus tipe 2.

Page 15: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Penyakit Diabetes Melitus

American Diabetes Association (ADA) tahun 2010 menyebutkan, diabetes

melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik

hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau

kedua-duanya.9 Sedangkan WHO menyebutkan bahwa diabetes melitus adalah

kumpulan problem anatomi dan kimiawi akibat dari sejumlah faktor. Akan terjadi

defisiensi insulin absolut atau relatif akibat gangguan fungsi insulin.27

2.2. Klasifikasi Diabetes Melitus

Ada beberapa klasifikasi diabetes melitus yang dibuat berdasarkan

manifestasi klinis, umur awitan, dan riwayat penyakit.10

Klasifikasi yang

diperkenalkan oleh ADA sesuai dengan tabel di bawah ini :

Tabel 2. 1 Klasifikasi Etiologi Diabetes Mellitus (ADA 2005) 9

Tipe 1 Destruksi sel beta, umumnya ke defisiensi insulin absolut

Auotoimun

Idiopatik

Tipe 2 Bervariasi, dari yang dominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif

sampai yang dominan defisiensi sekresi insulin disertai resistensi insulin

Tipe lain

Defek genetik fungsi sel beta

Defek genetik kerja insulin

Penyakit eksokrin pankreas

Endokrinopati

Karena obat atau zat kimia

Infeksi

Sebab imunologi yang jarang

Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM

DM gestasional

(sumber: PERKENI, 2011)

Page 16: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

5

2.3. Diagnosis Diabetes Melitus

Diagnosis diabetes melitus ditegakkan berdasarkan pemeriksaan kadar

glukosa darah dan tidak bisa ditegakkan berdasarkan adanya glukosuria.9 Hal ini

disebabkan karena munculnya glukosa di urin (saat sudah melewati ambang

glukosa) terjadi sebelum transport maksimum tercapai. Ada perbedaan antara

ambang glukosa dan transpor maksimum yang disebabkan karena tidak semua

nefron mempunyai transport maksimum yang sama untuk glukosa, dan beberapa

nefron mulai mengekskresi glukosa sebelum nefron lain mencapai transport

maksimumnya. Secara umum, transport maksimum untuk ginjal adalah 375

mg/menit, dan ini akan tercapai saat semua nefron telah mencapai kapasitas

maksimalnya untuk reabsorpsi glukosa. Hal inilah yang membuat glukosuria

bukan kriteria penegakkan diagnosis diabetes melitus. 11

Pemeriksaan glukosa darah yang disarankan untuk penentuan diagnosis

diabetes melitus adalah pemeriksaan glukosa secara enzimatik dengan sampel

darah plasma vena. Pemeriksaan glukosa darah kapiler dengan glukometer dapat

digunakan untuk tujuan pemantauan hasil terapi. Kecurigaan adanya diabetes

melitus perlu dipikirkan jika terdapat keluhan klasik diabetes melitus seperti di

bawah ini : 9

A. Keluhan klasik diabetes melitus : poliuria, polifagia, polidipsi, dan

penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya.

B. Keluhan lain berupa : lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan

disfungsi ereksi pada pria serta pruritus vulva pada wanita.

Page 17: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

6

Cara menegakkan diagnosis diabetes melitus tertera pada tabel di bawah

ini yaitu:

Tabel 2. 2 Kriteria Diagnosis diabetes melitus 9

Gejala klasik DM + glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dL (11,1 mmol/L)

glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu

hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir

Gejala klasik DM + kadar glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dL (7,0

mmol/L) puasa diartikan pasien tak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8

jam

Kadar glukosa plasma 2 jam pada TTGO ≥ 200 mg/dL (11,1 mmol/L)

TTGO dilakukan dengan standard WHO, menggunakan beban glukosa

yang setara dengan 75 g glukosa anhidrus yang dilarutkan ke dalam air

(sumber: PERKENI,2011)

Gambar 1 Langkah-langkah Diagnostik Diabetes Melitus dan Toleransi

Glukosa Terganggu9

(Sumber: PERKENI,2011)

Page 18: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

7

2.4 Patogenesis Diabetes Melitus Tipe 2

Patogenesis diabetes melitus tipe 2 mempunyai karakteristik resistensi

insulin. Resistensi insulin adalah penurunan respon sel target insulin terhadap

insulin. Ada banyak penyebab resistensi insulin, diantaranya :

Bagan 1 Penyebab resistensi insulin13,15.

Berikut ini adalah penjelasan mekanisme terjadinya resistensi insulin:

1. Obesitas

Secara umum, penyebab obesity-induced insulin adalah peningkatan

asam lemak bebas dan produksi yang berlebihan dari beberapa sitokin.

Mekanismenya adalah : 13

A. Peningkatan asam lemak bebas

Adanya lipolisis dari pembesaran massa lemak pada obesitas

menyebabkan asam lemak bebas yang bersirkulasi meningkat. Ada banyak

mekanisme spesifik yang membuat peningkatan suplai asam lemak bebas ke

jaringan otot dan menyebabkan resistensi insulin.

- Peningkatan asam

lemak bebas

- Adipokin

- Inflamasi

- (PPAR γ)

Obesitas

Kelainan

mitokondria Hiperinsulinemia

Resistensi Insulin

Page 19: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

8

Kemungkinan terbesarnya adalah adanya produksi yang berlebihan dari rantai

panjang acylCoA yang selanjutnya akan dijelaskan di bagan berikut : 13

Bagan 2 Peningkatan Asam Lemak Bebas dan Kaitannya dengan Resitensi

Insulin13

B. Adipokin

Adipokin adalah berbagai jenis protein yang disekresikan ke sirkulasi

yang dihasilkan oleh jaringan adiposa.12

Berikut ini adalah berbagai jenis adipokin

dan efeknya pada resistensi insulin. 14

Tabel 2.3 Berbagai Jenis Adipokin dan Efeknya pada Resistensi Insulin14

(Sumber: Ganong, 2010)

Adipokin (Bahan) Efek pada resistensi insulin

Leptin Menurunkan

TNF-α Meningkatkan

Adiponektin Menurunkan

Resistin meningkatkan

Peningkatan produksi dari rantai panjang

acylCoA

Aktivasi protein

kinase

Peningkatan ceramide Menginhibisi

heksokinase untuk

fosforilasi glukosa

Mengganggu

signalling

insulin untuk

rekruitment glut

4

Mengihibisi protein

kinase B yang penting

untuk transduksi sinyal

insulin untuk

glikogenesis

Peningkatan glukosa

intrasel

Penurunan ambilan

glukosa

Page 20: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

9

Pada orang obesitas, kadar adinopektin menurun sehingga menyebabkan

resistensi insulin. 12

Adinopektin meningkatkan aktivitas ceramidase dan

menyebabkan penurunan aktivitas ceramide.15

C. Inflamasi

Jaringan adiposa juga mensekresi berbagai sitokin pro inflamasi seperti

TNF , IL-6. Apabila kadar sitokin ini rendah, dapat meningkatkan sensitivitas

insulin. Sitokin sitokin ini menyebabkan resistensi insulin dengan cara

meningkatkan stres di tingkat sel, yang kemudian akan menyebakan kaskade

proses signalling yang mempunyai efek antagonis terhadap kerja insulin di

jaringan perifer. 12

D. Peroxisome proliferator-activated receptor γ (PPAR γ)

PPARγ adalah reseptor nuklear dan faktor transkripsi yang diekspresikan di

jaringan lemak. Aktivasi PPARγ menyebabkan sekresi adiponektin, yang

mempunyai efek anti hiperglikemia. Apabila terdapat mutasi gen PPAR, akan

menyebabkan resistensi insulin. 12

2. Kelainan mitokondria dan resistensi insulin

Pada keadaan resistensi insulin, obesitas, dan diabetes melitus tipe 2

terjadi penurunan kapasitas oksidatif. Peningkatan suplai lemak ke otot dapat

menyebabkan resitensi insulin akibat penurunan massa mitokondria, yang

akhirnya menurunkan kapasitas oksidatif. 15

3. Hiperinsulinemia dan resistensi insulin

Resistensi insulin, yang menjadi ciri khas dari diabetes melitus tipe 2

dapat terjadi karena hiperinsulinemia.

Peningkatan konsentrasi insulin bisa

menyebabkan resistensi insulin melalui mekanisme down-regulating reseptor

insulin dan desensitisasi jalur postreseptor. 15

Page 21: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

10

Reseptor insulin dan aktvitas protein kinase di otot menurun akibat

hiperinsulinemia, bukan karena adanya suatu defek primer. Oleh karena itu,

adanya defek post reseptor pada fosforilasi/defosforilasi yang digerulasi oleh

insulin mempunyai peran besar pada resisitensi insulin. Sebagai contoh, adanya

defek signalling PI-3-kinase bisa mengurangi translokasi GLUT 4 ke membran

plasma.16

2.5 Patofisiologi

Patofisiologi diabetes melitus tipe 2 mempunyai karakteristik khas yaitu

terganggunya sekresi insulin, resistensi insulin, peningkatan produksi glukosa hati

(hepatic glucose), dan metabolisme lemak yang abnormal . Berikut kelainan

metabolik yang terjadi pada diabetes melitus tipe 2 : 16

A. Gangguan sekresi insulin

Dalam keadaan normal, insulin disekresikan dalam bentuk biphasic.

Sekresi fase 1 (acute insulin secretion response ) adalah sekresi insulin yang

terjadi segera setelah ada rangsangan terhadap sel beta, mucul cepat dan waktu

kerjanya cepat juga. Selanjutnya, segera setelah sekresi fase 1 berakhir, muncul

sekresi fase 2 (sustained phase) .Sekresi insulin kembali meningkat secara

perlahan dan bertahan dalam waktu relatif lebih lama. 28

Dalam keadaan resistensi insulin, tubuh akan mengkompensasinya

dengan hipersekresi insulin. Kemampuan sel beta pankreas untuk

mengkompensasi resistensi insulin merupakan faktor penentu apakah kadar

glukosa darah tetap normal walaupun terjadi resistensi insulin, atau apakah

berkembang menjadi intoleransi glukosa atau terjadi diabetes. Kompensasi ini

terjadi apabila ada peningkatan sensitivitas sel beta terhadap glukosa. Peningkatan

sensitivitas sel beta terhadap glukosa pada obesitas diperantarai oleh adanya

peningkatan massa sel beta dan peningkatan ekspresi heksokinase.15

Selanjutnya,

karena resistensi insulin menetap, terjadilah hiperinsulinemia. Sel beta tidak bisa

mengkompensasi lebih lanjut dan terjadi gangguan toleransi glukosa.

Page 22: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

11

Adanya decline dari sekresi insulin yang lebih lanjut menyebabkan peningkatan

produksi glukosa hepatik dan terjadi peningkatan kadar gula darah puasa dan

pada akhirnya terjadi kegagalan sel beta.16

Defek sel beta pada pasien diabetes

melitus tipe 2 dapat ditandai oleh absennya fase pertama insulin dan respon

peptida C terhadap glukosa intravena dan penurunan respon fase kedua.15

Ada beberapa alasan terjadinya decline pada kapasitas sekresi insulin di

diabetes melitus tipe 2, yaitu adanya defek genetik yang diperparah dengan

resistensi insulin, yang akhirnya menyebabkan kegagalan sel beta. Sel beta juga

mensekresikan amilin dan membentuk deposit amiloid yang ditemukan pada

individu yang telah menderita diabetes melitus tipe 2 sejak lama. Ada juga faktor

metabolik yang memberikan efek negatif terhadap fungsi islet. Hiperglikemia

kronik dan peningkatan asam lemak bebas akan menyebabkan gangguan fungsi

islet .16

B. Peningkatan glukosa hepatik dan produksi lipid

Pada diabetes melitus tipe 2, resistensi insulin di hati menggambarkan

kegagalan hiperinsulinemia untuk mensupresi glukoneogenesis, dan ini

menyebabkan peningkatan kadar gula darah puasa dan penurunan penyimpanan

glikogen oleh hati pada tahap post prandial. Peningkatan produksi glukosa hepatik

terjadi pada awal diabetes,lebih tepatnya setelah dimulainya kelainan sekresi

insulin dan resistensi insulin di otot. Terjadinya resisitensi insulin di jaringan

adiposa, lipolisis dan aliran asam lemak bebas dari adiposit meningkat,

menyebabkan peningkatan sintesis lipid (VLDL dan trigliserida) di hepatosit.

Penumpukan lemak di hati ini bisa menyebabkan perlemakan hati non alkoholik,

kelainan pada tes fungsi hati, dan dislipidemia pada diabetes melitus tipe2 (

peningkatan trigliserida, penurunan HDL ,dan peningkatan LDL).16

2.6 Manifestasi Klinis Diabetes Melitus

Manifestasi klinis diabetes melitus dihubungkan dengan konsekuensi

metabolik defisiensi insulin.12

Konsekuensi metabolik dari defisiensi insulin

dapat dijelaskan dengan skema di bawah ini . 15

Page 23: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

12

Gambar 2 Manifestasi Klinis Diabetes Melitus Akibat Defisiensi Insulin18

(sumber : Sherwood, 2010)

Page 24: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

13

Berikut ini adalah penjelasan gambar sesuai dengan nomer pada gambar :18

1. Hiperglikemia, penanda utama diabetes melitus, terjadi akibat penurunan

ambilan glukosa oleh sel-sel, dan diiringi juga dengan peningkatan

pengeluaran glukosa dari hati.

2. Glukosuria terjadi ketika kadar glukosa darah yang meningkat melewati

kapasitas sel-sel tubular untuk reabsoprsi.

3. Glukosa di urin mempunyai efek osmotik yang menarik air, dan membuat

efek diuresis, sehingga terjadi poliuria.

4. Banyaknya cairan tubuh yang keluar menyebabkan dehidrasi.

5. Dehidrasi yang terjadi bisa menyebabkan kegagalan sirkulasi perifer yang

bisa menyebabkan kegagalan sirkulasi perifer karena adanya penurunan

volume darah.

6. Apabila kegagalan sirkulasi tidak segera dikoreksi, bisa menyebabkan

kematian karena rendahnya aliran darah ke otak.

7. Kegagalan sirkulasi yang tidak dikoreksi juga bisa menyebabkan

gangguan ginjal sekunder akibat filtrasi yang tidak adekuat.

8. Akibat dehidrasi, sel-sel kehilangan cairan akibat pergeseran osmotik air

di dalam sel ke cairan ekstrasel .

9. Sel-sel otak sangat sensitif terhadap penyusutan akibat pergeseran osmotik

air ke ekstrasel. Ini bisa menyebabkan terjadinya malfungsi dari sistem

saraf.

10. Akibat dehidrasi, terjadilah kompensasi berupa polidipsia..

11. Akibat defisiensi glukosa intrasel, nafsu makan terstimulasi dan

mengakibatkan polifagia.

12. Walaupun terjadi peningkatan asupan makanan, pada penderita diabetes

melitus terjadi penurunan berat badan yang progresif akibat efek dari

defisiensi insulin terhadap metabolisme lemak dan protein. Sintesis

trigliserida menurun sementara lipolisis meningkat, dan berakibat pada

mobilisasi asam lemak dari depot trigliserida.

Page 25: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

14

13. Peningkatan asam lemak di darah digunakan oleh sel-sel sebagai sumber

energi alternatif. Peningkatan penggunaan asam lemak oleh hati

menghasilkan pelepasan besar-besaran badan keton ke dalam darah, dan

menyebabkan ketosis.

14. Badan keton mengandung beberapa asam, contohnya asam asetoasetat,

yang berasal dari pemecahan lemak yang tidak sempurna saat produksi

energi hepatik. Ini menyebabkan ketosis menjadi asidosis metabolik.

15. Asidosis menekan kerja otak dan, dan apabila cukup parah, bisa

menyebabkan koma diabetikum dan kematian.

16. Kompensasi asidosis metabolik adalah peningkatan ventilasi.

17. Efek dari defisiensi insulin pada metabolisme protein menyebabkan

peningkatan pemecahan protein dan menyebabkan wasting .

18. Dan, pada anak dengan diabetes, bisa meyebabkan gangguan

pertumbuhan. Penurunan ambilan asam amino dan peningkatan degradasi

protein menyebabkan tinginya asam amino di darah.

19. Asam amino yang bersirkulasi bisa digunakan untuk glukoneogenesis,

yang memperparah hiperglikemia.

2.7 Penatalaksanaan

Modalitas yang ada pada penatalaksaan diabetes melitus terdiri terapi

non farmakologi dan farmakologi. Terapi non farmakologi meliputi perubahan

gaya hidup dengan melakukan pengaturan pola makan yang dikenal sebagai terapi

diet, meningkatkan aktivitas jasmani dan edukasi berbagai masalah yang

berhubungan dengan penyakit diabetes. Kedua, terapi farmakologi, yang terdiri

dari obat anti diabetes oral dan injeksi insulin. 27

Page 26: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

15

2.8 Terapi Diet

Terapi diet adalah bagian dari penatalaksanaan diabetes secara total.

Keberhasilannya melibatkan keterlibatan komprehensif dari seluruh anggota tim

yaitu dokter, ahli gizi, petugas kesehatan yang lain serta pasien dan keluarganya.

Pada penderita diabetes perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal

jadwal , jenis, dan jumlah makanan, terutama pada mereka yang menggunakan

obat penurun glukosa darah atau insulin. 9

Tujuan diet diabetes melitus adalah tercapainya kontrol metabolik yang

lebih baik dengan cara :6

1. menjaga kadar glukosa darah agar mendekati normal dengan

menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin, dengan obat penurun

glukosa, dan aktivitas fisik.

2. mencapai dan mempertahankan kadar lipid serum normal.

3. memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat badan

normal.

4. menghindari atau menangani pasien yang mengalami efek samping

penggunaan insulin.

5. meningkatkan derajat kesehatan secara komprehensif melalui gizi yang

optimal.

2.9 Komposisi makanan yang dianjurkan9

Komposisi makanan yang dianjurkan terdiri dari:

A. Karbohidrat

1. karbohidrat yang disarankan adalah 45 – 65 % total asupan energi.

2. tidak disarankan pembatasan karbohidrat total <130 g/hari.

3. karbohidrat yang berserat tinggi diutamakan.

4. diperbolehkan menggunakan gula dalam bumbu.

5. sukrosa lebih dari 5% total asupan energi tidak boleh dikonsumsi.

Page 27: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

16

6. pemanis aternatif bisa digunakan asal tidak melebihi batas aman

konsumsi harian (accepted daily intake).

7. untuk mendistribusikan karbohidrat , dianjurkan makan tiga kali sehari.

Dapat juga diberikan selingan buah atau makanan lain .

B. Lemak

1. anjuran kebutuhan lemak adalah sebesar 20%-25% , dan tidak boleh

melebihi 30% dari kebutuhan kalori.

2. anjuran kebutuhan lemak jenuh <7% dari kebutuhan kalori.

3. lemak tidak jenuh ganda < 10 %, selebihnya dari lemak tidak

jenuh tunggal.

4. bahan makanan yang banyak mengandung lemak jenuh dan lemak trans

seperti daging berlemak dan susu penuh (whole milk) perlu dibatasi.

5. anjuran konsumsi kolesterol < 200 mg/hari.

C. Protein

1. kebutuhannya adalah sebesar 10-20% total asupan energi.

2. seafood (ikan, udang, cumi, dll), daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit,

produk susu rendah lemak, kacang-kacangan, tahu, dan tempe adalah

sumber protein yang baik.

3. pada pasien dengan nefropati perlu penurunan asupan protein menjadi

0,8 g/Kg BB/hari atau 10% dari kebutuhan energi dan 65% hendaknya

bernilai biologik tinggi.

D. Natrium

1. asupan natrium yang dianjurkan untuk penyandang diabetes sama

dengan anjuran untuk masyarakat umum yaitu tidak lebih dari 3000

mg atau sama dengan 6-7 gram (1 sendok teh) garam dapur.

2. Pasien dengan hipertensi, pembatasan natrium sampai 2400 mg garam

dapur.

3. garam dapur, vetsin, soda, dan bahan pengawet seperti natrium benzoat

dan natrium nitrit adalah sumber natrium.

Page 28: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

17

E. Serat

1. sama seperti masyarakat umum penyandang diabetes disarankan

mengonsumsi cukup serat dari kacang-kacangan, buah, dan sayuran

serta sumber karbohidrat yang tinggi serat, karena mengandung

vitamin, mineral, serat, dan bahan lain yang baik untuk kesehatan.

2. anjuran konsumsi serat adalah ± 25 g/hari.

F. Pemanis alternatif

1. pemanis terdiri dari pemanis berkalori dan pemanis tak berkalori.

Contoh pemanis yang berkalori adalah gula alkohol dan fruktosa.

2. contoh gula alkohol adalah isomalt, lactitol, maltitol, mannitol, sorbitol

dan xylitol.

3. pemanis berkalori perlu diperhitungkan kandungan kalorinya sebagai

bagian dari kebutuhan kalori sehari.

4. fruktosa tidak dianjurkan pada penderita diabetes karena efek

samping pada lemak darah.

5. aspartam, sakarin, acesulfame potassium, sukralose, dan neotame

adalah pemanis tak berkalori yang masih dapat digunakan.

6. pemanis aman digunakan sepanjang tidak melebihi batas aman

(Accepted Daily Intake / ADI).

2.10 Kebutuhan kalori9

Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan

penyandang diabetes. Salah satu cara adalah dengan memperhitungkan

kebutuhan kalori basal yang besarnya 25-30 kalori/kgBB ideal, ditambah atau

dikurangi bergantung pada beberapa faktor seperti: jenis kelamin, umur,

aktivitas, berat badan, dan lain lain. Perhitungan berat badan Ideal (BBI) dapat

dihitung dengan dua cara, yaitu:

Page 29: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

18

1. Dengan rumus Brocca yang dimodifikasi :

Berat badan ideal = 90% x (TB dalam cm -100) x 1 kg.

Bagi pria dengan tinggi badan di bawah 160 cm dan wanita di bawah 150 cm,

rumus dimodifikasi menjadi :

Berat badan ideal (BBI) = (TB dalam cm -100) x 1 kg.

Keterangan :

BB Normal : BB ideal ± 10 %

Kurus : < BBI -10 %

Gemuk : > BBI + 10 %

2. Perhitungan berat badan ideal menurut Indeks Massa Tubuh (IMT).

Indeks massa tubuh dapat dihitung dengan rumus:

IMT = BB(kg)/ TB(m2 )

Keterangan Klasifikasi IMT :

- BB Kurang <18,5

-BB Normal 18,5-22,9

-BB Lebih ≥23,0

Dengan risiko 23,0-24,9

Obes I 25,0-29,9

Obes II > 30

Sumber: WHO WPR/IASO/IOTF dalam The Asia-Pacific Perspective:

Redefining Obesity and its Treatment.9

Page 30: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

19

Tabel 2.4 Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan kalori antara lain :9

(sumber : PERKENI,2011)

No. Faktor-faktor yang

menentukan kebutuhan

kalori

Keterangan

1. Jenis Kelamin -wanita : 25 kal/kgBB

-pria: 30 kal/kgBB

2. Umur -40-59 tahun: kalori dikurangi 5%

-60-69tahun : kalori dikurangi 10%

- >70 tahun : dikurangi 20%

3. Aktivitas Fisik/Pekerjaan -pada keadaan istirahat : Penambahan sejumlah 10%

dari kebutuhan basal

-aktivitas ringan : penambahan sejumlah 20%

-aktivitas sedang: penambahan sejumlah 30%

-aktivitas sangat berat: penambahan sejumlah 50%

4. Berat Badan -bila kegemukan : kurangi 20-30%

-bila kurus :tambah 20-30%

Untuk tujuan penurunan berat badan jumlah kalori

yang diberikan paling sedikit 1000-1200 kkal perhari

untuk wanita dan 1200-1600 kkal perhari untuk pria.

Makanan sejumlah kalori terhitung dengan komposisi

tersebut di atas dibagi dalam 3 porsi besar untuk

makan pagi (20%), siang (30%),dan sore (25%),serta

2-3 porsi makanan ringan (10-15%) di antaranya.

Page 31: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

20

2.11 Peranan Terapi Diet pada Penyakit Diabetes Melitus Tipe 2

1. Serat

Diet karbohidrat yang berhubungan dengan diabetes, yaitu serat,

karbohidrat sederhana yang ada di minuman.19

Serat merupakan jenis karbohidrat

yang dianjurkan pada diet diabetes.9 Beberapa tipe dari serat telah diketahui

efeknya dalam pencegahan penyakit, contohnya pektin. Pektin mempunyai efek

memperlambat laju absopsi dari karbohidrat sederhana dan mencegah tingginya

kadar glukosa darah setelah makan. 20

2. Pemanis alternatif

Restriksi sukrosa disarankan karena mengandung total karbohidrat yang

tinggi , dan juga mungkin mengandung lemak. Sukrosa terbentuk ketika glukosa

dan fruktosa bergabung.21

Penggunaan fruktosa sebagai pemanis alternatif dapat

meningkatkan karena efeknya terhadap kadar lipid serum . Mekanismenya adalah

sebagai berikut.

Gambar 3 Perbedaan Metabolisme Glukosa dan Fruktosa

(Sumber: Keenoy-y-Maunuel, Open Nutrition Journal,2012)

Page 32: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

21

Fruktosa dan glukosa mempunyai jalur metabolisme yang sedikit

berbeda. Langkah awal metabolisme fruktosa tidak membutuhkan insulin, inilah

yang menjadi dasar pemikiran bahwa fruktosa adalah pemanis yang sesuai untuk

pasien diabetes. Fruktosa secara spesifik dimetabolisme oleh fruktokinase (FK)

dan aldolase B untuk membentuk didhydroxyacetone-3-phosphate dan

glyceraldehyde. Metabolit perantara ini bisa bergabung ke jalur glikolisis atau

bisa juga diubah menjadi gliserol-3-phospate. Fruktosa juga secara spesifik

mengaktifkan enzim yang mengkatalisis sintesis asam lemak, sehingga

mengaktifkan penggunakan acetyl coenzyme A (Ac CoA) untuk sintesis lipid

(ditunjukan dengan panah tipis). Ketika fruktosa dikonsumsi bersama dengan

makanan atau minuman yang mengandung glukosa, sekresi insulin akan

terstimulasi dan mengaktifkan enzim phosphofructokinase (PFK), pyruvate kinase

(PK) dan pyruvate dehydrogenase (PDH) yang meningkatkan pemanfaatan

glukosa dan konversi menjadi asam lemak( ditunjukan oleh panah putus-putus) ,

dan meningkatkan sintesis trigliserida dan deposisi lemak. Pemanis berkalori

rendah yang disetujui oleh FDA adalah erythritol, sorbitol, mannitol, xylitol,

isomalt, lactitol, dan hydrogenated starch hydrolysates) dan tagatose.

Pemanis ini mempunyai respon glikemik dan kalori yang lebih rendah. 21

3. Protein

Pada pasien dengan nefropati perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/Kg

BB/hari atau 10% dari kebutuhan energi dan 65% hendaknya bernilai biologik

tinggi. Hal ini disarankan karena protein yang berasal dari makanan adalah

sumber dari preformed AGE dan asam amino yang mungkin membentuk AGE di

sirkulasi, ginjal, dan tempat lainnya.23

Page 33: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

22

4. Pengendalian kadar lipid serum

Pada penderita diabetes melitus tipe 2, terjadi kelainan metabolisme lemak .

berikut adalah penjelasannya:

Gambar 4 Resistensi Insulin dan Dislipidemia

(Sumber : Kronenberg,HM ,2008)

Adanya supresi produksi lipoproteinlipase dan VLDL pada resistensi

insulin, menyebabkan peningkatan aliran asam lemak bebas ke hati dan

peningkatan produksi VLDL, yang menyebabkan peningkatan trigliserida di

sirkulasi. Trigliserida yang bersirkulasi ini ditransfer ke LDL dan HDL, dan

partikel VLDL meningkatkan kolesterol ester melalui kerja cholesterol ester

transfer protein (CETP).

Page 34: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

23

Hal ini menyebabkan peningkatan katabolisme partikel HDL oleh hati dan

hilangnya apolipoprotein A, yang menyebabkan rendahnya konsentrasi HDL.

Oleh karena itu, pasien diabetes tipe 2 sebaiknya menjaga kadar profil lipidnya

untuk normal agar menghindari komplikasi dislipidemia dan penyakit jantung.

5. Pengendalian Kadar glukosa darah

Ada banyak faktor yang mempengaruhi patogenesis komplikasi jangka

panjang diabetes, akan tetapi, hiperglikemia yang menetap merupakan mediator

utamanya. Ada 3 mekanisme yang terlibat dalam patogenesis komplikasi diabetes

melitus, yaitu pembentukan Advanced glycation end products (AGEs), aktivasi

dari protein kinase intraseluler (PKC), dan hiperglikemia intraselular dan

gangguan jalur poliol .12

Keadaan hiperglikemia ekstraselular dikompensasi oleh

tubuh melalui mekanisme down-regulate trasnport glukosa ke dalam sel. Akan

tetapi, beberapa sel, contohnya sel endotelial, tidak mempunyai mekanisme

kompensasi ini, sehingga terjadi hiperglikemia intraselular.15

Berikut mekanisme

terjadinya komplikasi diabetes melitus akibat hiperglikemia:

A. Mikroangiopati

Hiperglikemia intraselular adalah inisiator terjadinya pembentukan

AGE. AGE dibentuk sebagai hasil dari reaksi nonenzimatik antara glukosa

intraselular turunan dikarbonil (glyoxal, methylglyoxal, dan 3deoxyglucosone)

dengan golongan amino baik protein intraselular maupun protein ekstraselular.

AGE terikat pada reseptor spesifiknya yaitu RAGE, yang banyak terdapat di

makrofag, sel T, endotelium, dan otot plos vaskular. Proses signalling AGE-

RAGE menyebabkan pelepasan sitokin-stikon pro inflamasi dan growth factors

dari makrofag di intima, adanya reactive oxygen species di sel-sel endotelial,

peningkatan aktivitas prokoagulan di sel endotelial dan makrofag, serta

peningkatan proliferasi sel otot polos vaskular dan sintesis matriks ekstraselular.

Adanya peningkatan aktivitas RAGE akan mempercepat kerusakan pembuluh

darah, dan mikroangiopati.12

Page 35: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

24

B. Retinopati diabetik dan neuropati perifer

Pada sebagian jaringan yang tidak memerlukan insulin untuk transpor glukosa

(saraf, lensa, ginjal, pembuluh darah), hiperglikemia intrasel dimetabolisme oleh

aldosa reduktase menjadi sorbitol, dan akhirnya menjadi fruktosa. Penimbunan

sorbitol dan fruktosa menyebabkan peningkatan osmolaritas intraselular dan

influks air, dan akhirnya menyebabkan cedera sel osmotik. Akumulasi sorbitol

juga mengganggu pompa ion dan menyebabkan cedera pada sel Schwann dan

perisit kapiler retina sehingga terjadi neuropati perifer dan mikroaneurisma

retina.12

Page 36: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

25

2.12 Kerangka Teori

Faktor risiko diabetes melitus tipe 2

Genetik Obesitas Aktivitas fisik rendah

Resistensi Insulin

Hipersekresi insulin

Failure sel β

Hiperglikemia semakin parah

Gejala klasik + GDS ≥200mg/dl Gejala Klasik+ GDP≥126 mg/dl GD2PP pada TTGO≥ 200 mg/dl

Diabetes melitus tipe 2

4 pilar penatalaksanaan

Tata

Laksana

farmakologi

Edukasi Terapi Diet Aktivitas Fisik

Karbohidrat

tinggi serat

Restriksi

kalori

Pemanis berkalori

rendahyang

disetujui oleh FDA

: erythritol,

sorbitol,mannitol,

xylitol,

isomalt,lactitol,

hydrogenated

starch

Mencapai dan

mempertahankan

kadar lipid serum

normal

Memperlambat

laju absopsi dari

karbohidrat

sederhana

Memberi cukup

energi untuk

mempertahankan

/ mencapai BB

normal

glukosa darah

Menghindari komplikasi

Page 37: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

26

2.13. Kerangka Konsep

Keterangan :

Variabel yang diteliti :

Variabel yang tidak diteliti :

2.14. Definisi operasional

No

.

Variabel Definisi Alat

Ukur

Cara

Ukur

Hasil

Ukur

Skala

1 Diabetes

melitus

Suatu kelompok

penyakit

metabolik

dengan

karakteristik

hiperglikemia

yang terjadi

karena kelainan

sekresi insulin,

kerja insulin,

atau kedua-

duanya.9

Rekam

medis

Baca Ya

Tidak

Ordinal

Kepatuhan Minum obat Tingkat Aktivitas Fisik Edukasi

Pasien diabetes melitus

tipe 2

Kepatuhan terhadap

terapi diet

Gula Darah Puasa

Page 38: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

27

2

Kepatuhan

Diet

Kepatuhan diet

adalah sikap taat

dan patuh dalam

menjalankan

terapi diet sesuai

dengan

jenis,jumlah,jad

wal makan yang

dianjurkan.

Kuesioner

Kues

ioner

Tidak

patuh

(18-36)

Patuh

(37-72)

Ordinal

Terapi diet

Page 39: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

28

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kategorik dengan

desain potong lintang (cross sectional).

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari-Mei 2013.

Tempat penelitian adalah RSUD Kota Cilegon .

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien diabetes melitus tipe

rawat jalan yang berada di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Cilegon yang memenuhi kriteria inklusi pada penelitian ini.

3.3.2. Sampel Penelitian

Seluruh populasi yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah

sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

3.3.3. Cara Pengambilan Sampel

Cara pengambilan sampel yaitu dengan consecutive sampling,

yaitu peneliti mengambil semua subjek yaitu pasien diabetes melitus

tipe 2 yang berobat pada periode Januari-Mei 2013 yang memenuhi

kriteria inklusi pada penelitian ini.24

3.3.4. Rumus Besar Sampel

Jumlah Sampel

Page 40: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

29

Keterangan

N = jumlah sampel

Zα = deviat baku alfa (1,96)

P = proporsi total

Q = 1-P

d = presisi

Penghitungan besar sampel

3.4. Kriteria Inklusi dan Ekslusi

3.4.1. Kriteria Inklusi

1) Pasien diabetes melitus tipe 2 yang berobat jalan di Poli

Penyakit Dalam RSUD Kota Cilegon periode Januari-Mei 2013

2) Pasien diabetes melitus tipe 2 yang bersedia menjadi responden

3) Pasien diabetes melitus tipe 2 dengan tingkat aktivitas fisik

ringan -sedang dan kepatuhan minum obat ringan-sedang.

3.4.2. Kriteria Ekslusi

1) Pasien diabetes melitus yang rawat jalan selain di Poli Penyakit

Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Kota Cilegon

2) Pasien Diabetes gestasional

3) Pasien diabetes melitus tipe 1

Page 41: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

30

3.5. Cara Kerja Penelitian

Penulisan proposal

Mengajukan permohonan izin penelitian dari rekam medis dan kuesioner ke RSUD Kota Cilegon

Pasien diabetes melitus tipe 2 di Poli Rawat Jalan Penyakit Dalam

Diseleksi berdasarkan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi (ada 32 sampel)

Pengisian Kuesioner untuk

menilai kepatuhan diet

mengambil data gula darah

puasa

Kepatuhan

tinggi

Kepatuhan

sedang

Kepatuhan

rendah

Pengolahan dan

analisis data

Pelaporan dan

penulisan

Page 42: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

31

3.6. Managemen Data

3.6.1 Pengumpulan data

Data diambil dari kuesioner yang telah diisi oleh pasien

diabetes melitus tipe 2 yang rawat jalan di Poli Penyakit Dalam

RSUD Kota Cilegon periode Januari-Mei 2013.

3.6.2 Pengolahan data

Rencana pengolahan data dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan SPSS

3.6.3 Rencana analisis data

Untuk data dan latar belakang responden akan dianalisis

secara deskriptif.

3.6.4 Rencana penyajian data

Hasil penelitian akan dilaporkan dalam bentuk teks, tabel,

atau grafik. Data hasil penelitian akan juga akan dituangkan dalam

bentuk tulisan yang akan disajikan dalam sidang ilmiah skripsi

dihadapan penguji.

3.7 Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan kuesioner pada penelitian

sebelumnya. Sebelum pengambilan data, kuesioner di ujicobakan

dahulu kepada populasi dengan jumlah responden 10 orang. Uji

validitas dan reabilitas dilakukan di Poli Penyakit Dalam RSUD

Kota Cilegon dan data dianalisa secara statistik.

Page 43: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

32

3.7.1 Uji Reabilitas

Reabilitas instrumen merujuk pada konsistensi hasil

perekaman data(pengukuran) jika instrumen itu digunakan oleh

orang atau kelompok yang sama dalam waktu berlainan atau jika

instrumen itu digunakan oleh orang atau kelompok yang berbeda

dalam waktu yang sama atau dalam waktu yang berlainan.25

Uji reabilitas dilakukan dengan membandingkan antara

nilai Cronbach’s alpha dan taraf keyakinan. Kuesioner kepatuhan

diet pada penelitian ini dinyatakan reliable karena r alpha > r tabel

dengan hasil 0.989 > 0.623

3.7.2 Uji Validitas

Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid

tidaknya suatu butir pertanyaan. Skala butir pertanyaan disebut

valid, jika melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan

mengukur yang seharusnya diukur. Uji validitas kuesioner

kepatuhan diet pada penelitian ini dilakukan dengan metode

korelasi antara skor butir pertanyaan dengan total skor variabel.

Pengujian untuk menentukan signifikan atau tidak signifikan

dilihat dari hasil koefisien korelasi pearson dan signifikansi

masing-masing butir pertanyaan terhadap skor variabel. 26

Hasil

validitas pada kuesioner kepatuhan diet adalah setiap butir

pertanyaan mempunyai signifikansi < 5% yang berarti valid.

Page 44: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

33

BAB 4

Hasil dan Pembahasan

4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4. 1 Distribusi responden berdasarkan usia

Jumlah Persentase (%)

20-44 tahun

45-64 tahun

≥ 65 tahun

6

22

4

18,75

68,75

12,5

Total 32 100

Berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa frekuensi terbanyak terdapat pada

rentang usia 45-64 tahuna (68,75%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Sarah Wild,dkk tahun 2004 yang mengatakan bahwa pada negara

berkembang, mayoritas penderita diabetes melitus tipe 2 berada pada kelompok

usia 45-64 tahun.31

Berdasarkan teori, diabetes melitus tipe 2 dan diabetes melitus tipe 1 dapat

dibedakan berdasarkan usia kejadiannya. Diabetes melitus tipe 2 lebih sering

terjadi pada kelompok usia dewasa. Prevalensi diabetes melitus dan gangguan

toleransi glukosa meningkat seiring bertambahnya usia. Menurut WHO, setelah

seseorang mencapai usia 30 tahun, akan terjadi kenaikan kadar glukosa darah

sebesar 1-2 mg % / tahun pada saat puasa dan 5,6-13 mg % / tahun saat 2 jam

setelah makan.30

Page 45: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

34

4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4. 2 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin

Jumlah Persentase (%)

Laki-Laki

Perempuan

15

17

46,9

53,1

Total 32 100

Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan bahwa responden lebih banyak yang

berjenis kelamin perempuan. Hasil ini selaras dengan penelitian yang dilakukan

oleh Abdurrahim,Senuk dkk pada tahun 2013 yang menunjukkan hasil bahwa

frekuensi jenis kelamin terbanyak pada penelitiannya adalah perempuan, yaitu 19

orang (59,4%). 29

Hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa kondisi, salah

satunya adanya mediator inflamasi . Adanya hubungan antara CRP dan insiden

terjadinya diabetes melitus tipe 2 dapat dijelaskan melalui mekanisme berikut.

Penanda inflamasi berhubungan erat dengan jaringan adiposit. Wanita mempunyai

jaringan lemak yang lebih banyak dibandingkan pria, sehingga inflamasi yang

dipicu oleh obesitas dapat menyebabkan berkembangnya resistensi insulin dan

diabetes melitus tipe 2. 31

Page 46: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

35

4.3 Distribusi Sampel Berdasarkan Kadar Gula Darah Puasa

Tabel 4. 3 Distribusi Sampel Berdasarkan Kadar Gula Darah Puasa

Jumlah Persentase

(%)

Normal

Tidak Normal

3

29

9,4

90,6

Total 32 100

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari total 32 sampel , 90,6 %

nya memiliki kadar gula darah puasa yang tidak normal. Untuk pengendalian

diabetes melitus tipe 2, PERKENI telah menetapkan bahwa salah satu penanda

diabetes yang terkendali adalah kadar gula darah puasa. Target kadar gula darah

puasa yang ditentukan untuk pengendalian adalah <100 mg/dl. 9

Pengendalian kadar gula darah puasa dibutuhkan untuk mencegah

komplikasi diabetes melitus karena kadar gula darah puasa yang tinggi

menunjukkan peningkatan produksi glukosa hepatik. Pada saat puasa, sekresi

insulin menurun. Pada diabetes tipe 2 fase fast-stated terjadi akumulasi lipid

yang ektopik mengganggu proses signalling insulin. Adanya akumulasi lipid

intramyoselular, ambilan glukosa otot yang dimediasi insulin terganggu.

Akibatnya, glukosa dialihkan ke hepar. Di hepar , peningkatan lipid hepar

menganggu kemampuan insulin untuk meregulasi glukoneogenesis dan aktivasi

sintesis glikogen.

Page 47: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

36

4.4 Distribusi Sampel Berdasarkan Kadar Gula Darah Post Prandial

Jumlah Persentase

Normal

Tidak Normal

4

28

12,5%

87,5%

Total 32 100%

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari total 32 sampel , 87,5 %

nya memiliki kadar gula darah post prandial yang tidak normal. Untuk

pengendalian diabetes melitus tipe 2, PERKENI telah menetapkan bahwa salah

satu penanda diabetes yang terkendali adalah kadar gula darah post prandial.

Target kadar gula darah puasa yang ditentukan untuk pengendalian adalah <140

mg/dl. 9

Pada diabetes melitus tipe 2, resistensi insulin di hati menggambarkan

kegagalan hiperinsulinemia. Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan

penyimpanan glikogen oleh hati pada tahap post prandial.

Page 48: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

37

4.4 Distribusi Sampel Berdasarkan Kepatuhan Terhadap Terapi Diet

Tabel 4. 4 Distribusi sampel berdasarkan kepatuhan terhadap terapi diet

Jumlah Persentase

Kurang

Sedang

Baik

7

25

0

21,9%

78,1%

Total 32 100%

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa 7 responden (21,9 %) mempunyai

tingkat kepatuhan rendah dan 25 responden (78,1% ) mempunyai tingkat

kepatuhan sedang, dan tidak ada yang tingkat kepatuhannya tinggi. Bila

dibandingkan dengan laporan penelitian oleh Haryono, Eko pada tahun 2009,

hasilnya berbeda yaitu kategori baik yaitu sebanyak 22 orang (62,9%), kepatuhan

pasien dalam kategori sedang sebanyak 12 orang (34,3%), dan kepatuhan pasien

dalam kategori kurang sebanyak 1 orang (2,9%).

Kepatuhan terhadap terapi diet sangat penting karena terapi diet merupakan

salah satu pilar dari penatalaksanaan diabetes melitus. Menurut Joslin, et al,

mengontrol kepatuhan pada pasien diabetes memang merupakan tantangan yang

sulit. Kepatuhan bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya masalah

kejiwaan seperti gangguan makan dan gangguan afektif, konflik di keluarga,

stress, defisit kognitif, dan coping ability. Edukasi kepada keluarga juga

merupakan faktor yang penting dalam menjaga kepatuhan pasien. 17

Page 49: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

38

4.5 Gambaran Proporsi Kadar Gula Darah Puasa Penderita Diabetes

Melitus Tipe 2 yang Mendapat Terapi Diet

Tabel 4.5 Proporsi Kadar Gula Darah Puasa Penderita Diabetes Melitus Tipe 2

yang Mendapat Terapi Diet

Kadar Gula Darah

Puasa

N (%) Normal Tidak

Normal

N N

Kepatuhan

Diet

Kurang 1 6 7

Sedang 2 23 25

Total 3 29 32

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa dari 29 pasien yang

mempunyai kadar gula darah puasa tidak normal, terdapat 6 pasien dengan tingkat

kepatuhan kurang dan 23 pasien dengan tingkat kepatuhan sedang. Sedangkan

dari 3 pasien yang kadar gula darah puasanya normal , didapatkan hasil bahwa

sebanyak 1 pasien dengan tingkat kepatuhan kurang dan 2 pasien dengan tingkat

kepatuhan sedang.

Menurut teori, kadar gula darah puasa merupakan salah satu pengendalian

diabetes melitus tipe 2. Hasil proporsi yang tidak sesuai teori pada penelitian ini

mungkin disebabkan karena secara patofisiologi, kadar gula darah puasa yang

tinggi menggambarkan peningkatan produksi glukosa hepatik akibat gagalnya

proses penekanan glukoneogenesis saat puasa oleh insulin akibat resistensi

insulin, sehingga tingginya kadar gula darah puasa tidak secara langsung

dipengaruhi oleh pola diet.

Page 50: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

39

4.5 Gambaran Proporsi Kadar Gula Darah Post Prandial Penderita Diabetes

Melitus Tipe 2 yang Mendapat Terapi Diet

Kadar Gula Darah

Post Prandial

N (%) Normal Tidak

Normal

N N

Kepatuhan

Diet

Kurang 1 6 7

Sedang 3 22 25

Total 4 28 32

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa dari 28 pasien yang

mempunyai kadar gula darah post prandial tidak normal, terdapat 6 pasien dengan

tingkat kepatuhan kurang dan 22 pasien dengan tingkat kepatuhan sedang.

Sedangkan dari 4 pasien yang kadar gula darah puasanya normal , didapatkan

hasil bahwa sebanyak 1 pasien dengan tingkat kepatuhan kurang dan 3 pasien

dengan tingkat kepatuhan sedang.

Menurut teori, kadar gula darah post prandial merupakan salah satu

pengendalian diabetes melitus tipe 2. Target kadar gula darah puasa yang

ditentukan untuk pengendalian adalah <140 mg/dl. 9

Kadar gula darah post

prandial juga merupakan kadar gula darah yang paling dipengaruhi oleh asupan

makanan. Proporsi kadar gula darah post prandial yang normal penderita diabetes

melitus tipe 2 yang kepatuhan dietnya sedang masih sangat sedikit, yaitu sebanyak

3 orang.

Page 51: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

40

4.3 Keterbatasan penelitian

1. Peneliti hanya menggunakan kuesioner untuk menilai kepatuhan diet, dan tidak

menggunakan food record, yang sifatnya lebih objektif.

2. Untuk menilai pengendalian glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe 2,

sebaiknya menggunakan kadar HbA1c. Ketika glukosa darah masuk ke dalam

eritrosit, hemoglobin akan mengalami glikosilasi nonenzimatik dan gugus

hidroksil anomeriknya mengubah gugus amino yang terdapat pada residu lisin dan

pada ujung terminal amoni menjadi derivatnya. Fraksi hemoglobin terglikosilasi ,

yang normalnya sekitar 5% sebanding dengan kadar glukosa darah. Karena waktu

paruh eritrosit adalah 60 hari, kadar HbA1c menggambarkan konsentrasi glukosa

darah rata-rata selama 6-8 minggu sebelumnya.

Page 52: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

41

BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian,dapat disimpulkan bahwa :

a) Pada penelitian ini diketahui bahwa dari total 32 data rekam medik pasien

diabetes mellitus tipe 2, jumlah pasien dengan rentang usia 20-44 tahun

sebanyak 6 orang (18,75%), rentang usia 45-64 tahun sebanyak 20 orang

(68,7 5%), dan rentang usia ≥65 tahun sebanyak 7 orang (37,5%).

b) Pada penelitian ini diketahui bahwa dari total 32 data rekam medik pasien

diabetes melitus tipe 2, jumlah pasien dengan jenis kelamin laki-laki

sebanyak 15 orang (46,9%), jumlah pasien dengan jenis kelamin

perempuan sebanyak 17 orang (53,1%).

c) Dari total 32 pasien, sebanyak 29 pasien (90,6%) yang kadar gula darah

puasanya tidak normal.

d) Pada penelitian ini diketahui bahwa dari total 32 data rekam medik pasien

diabetes mellitus tipe 2, jumlah pasien yang kepatuhan dietnya kurang

sebanyak 7 orang (21,9%), jumlah pasien yang kepatuhan dietnya sedang

sebanyak 25 orang (78,1%), dan tidak ada pasien yang tingkat

kepatuhannya tinggi.

e) Proporsi data pada penelitian ini, diketahui bahwa dari 29 pasien yang

mempunyai kadar gula darah puasa tidak normal, terdapat 6 pasien dengan

tingkat kepatuhan kurang dan 23 pasien dengan tingkat kepatuhan sedang.

Sedangkan dari 3 pasien yang kadar gula darah puasanya normal ,

didapatkan hasil bahwa sebanyak 1 pasien dengan tingkat kepatuhan

kurang dan 2 pasien dengan tingkat kepatuhan sedang.

f) Proporsi data pada penelitian ini, diketahui bahwa dari 29 pasien yang

mempunyai kadar gula darah puasa tidak normal, terdapat 6 pasien dengan

tingkat kepatuhan kurang dan 23 pasien dengan tingkat kepatuhan sedang.

Sedangkan dari 3 pasien yang kadar gula darah puasanya normal,

Page 53: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

42

didapatkan hasil bahwa sebanyak 1 pasien dengan tingkat kepatuhan

kurang dan 2 pasien dengan tingkat kepatuhan sedang.

g) Proporsi data pada penelitian ini, diketahui bahwa dari 28 pasien yang

mempunyai kadar gula darah post prandial tidak normal, terdapat 6 pasien

dengan tingkat kepatuhan kurang dan 22 pasien dengan tingkat kepatuhan

sedang. Sedangkan dari 4 pasien yang kadar gula darah puasanya normal,

didapatkan hasil bahwa sebanyak 1 pasien dengan tingkat kepatuhan

kurang dan 3 pasien dengan tingkat kepatuhan sedang.

5.2 Saran

a) Masyarakat Umum

Untuk pencegahan dan pengendalian diabetes melitus tipe 2, disarankan

kepada masyarakat agar senantiasa menjalani pola hidup yang sehat, terutama diet

yang baik. Sedangkan untuk pasien, perhatikanlah terapi yang dianjurkan dan

laksanakan dengan baik.

Untuk pencegahan terjadinya komplikasi, disarankan kepada pasien

diabetes melitus tipe 2 untuk selalu menjaga kontrol gula darah dalam kadar baik

dan juga harus rutin melakukan pemeriksaan gula darah di rumah sakit, sehingga

apabila mulai ditemukan kadar gula darah yang tinggi dapat dilakukan pengobatan

yang sesuai untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut.

b) Rumah Sakit

Berdasarkan data, terdapat lebih dari 90% pasien diabetes melitus tipe 2 yang

tidak terkontrol gula darah puasanya. Tingginya angka ini sebaiknya dijadikan

bahan pertimbangan untuk rumah sakit agar dilakukan suatu evaluasi ulang dalam

pengendalian diabetes melitus tipe 2.

Page 54: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

43

c) Peneliti

Dalam menilai kepatuhan pasien dalam menjalankan terapi diet, sebaiknya

digunakan food record agar hasil lebih objektif. Selain itu, untuk menilai

pengendalian diabetes melitus, sebaiknya digunakan kadar HbA1c karena lebih

menggambarkan keadaan hiperglikemia dalam waktu yang lama.

Page 55: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

Daftar Pustaka

1. Suyono S. Diabetes Melitus di Indonesia. Dalam: Sudoyo, Aru W,et al. Buku Ajar

Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Edisi V.Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan

Ilmu Penyakit Dalam;2007. Hal 1874-1876

2. Dinas Kesehatan Kota Cilegon. Profil Rumah Sakit Umum Daerah Kota Cilegon

Tahun Anggaran 2010- 2011. Cilegon. 2011

3. Mihardja, Laurentia. Faktor yang Berhubungan dengan Pengendalian Gula Darah

pada Pasien Diabetes Melitus di Perkotaan Indonesia. Indonesia Digital

Journals.2009:Hal 418

4. Fitriyani. Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Di Puskesmas kecamatan Citangkil

Dan Puskesmas Kecamatan Pulo Merak Kota Cilegon. Universitas Indonesia.2012.

Hal 3.

5. Dahlan,Sopiyudin.Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Edisi

4.Jakarta:Salemba Medika;2009.Halaman 121-8.

6. Almatsier,S. Penuntun Diet. Jakarta:Penerbit Gramedia Pustaka Utama;2006.Hal 137-

138

7. Rusmina,D. Hubungan Kepatuhan dalam Menjalankan Diet dengan Gula Darah

Terkontrol pada Pasien Diabetes Melitus di Poliklinik Penyakit Dalam RSAL

dr.Mintohardjo Jakarta Pusat.Jakarta.2010. Hal 91

8. Ernaeni.Hubungan Kepatuhan Diit dengan Pengendalian Kadar Gula Darah( Studi

pada penderita Diabetes Melitus Usia Lanjut di Puskesmas Padangsari Banyumanik

kecamatan banyumanik Semarang.Semarang.2005. Diunduh dari

eprints.undip.ac.id/10088/1/2741B.pdf‎.

9. PERKENI.Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di

Indonesia. Jakarta:PERKENI;2011. Hal 3-4, 6-7, 10,14-18.

10. Price, Sylvia Andrean. Patofisiologi:Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit.Edisi 6.Volume 2.Jakarta: EGC; 2005:Hal 1261

11. A.C Guyton and J.E. Hall.Textbook of Medical Physiology.12th Edition.Elsevier

Saunders;2011. Chapter 27

12. Kumar V,Cotran RS, Robbins SL.Robbins Basic Pathology.8th ed.New York:

Elsevier Saunders; 2010. Chapter 24

Page 56: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

13. Kopelman PG, Caterson ID,Dietz,WH. Clinical Obesity in Adults and Children.3rd

edition. Blackwell Publishing;2010.

14. Ganong, W.F.. Review‎of‎Medical‎Physiology,Ganong’s.23rd edition. New York: The

McGraw-Hill Companies Inc; 2010. Chapter 21

15. Kronenberg,HM,et al. Williams Texbook of Endocrinology.11th edition.Saunders

Elsevier;2008. Chapter 30

16. Fauci,et al. Harrison’s‎Principles‎of‎Internal‎Medicine.18th edition. The McGraw-Hill

Companies Inc; 2012. Chapter 344

17. C.Ronald Kahn, Gordon C Weir. Joslin’s‎Diabetes‎Mellitus. 14th edition. Lippinskot

Williams and Wilkins; 2004.

18. Sherwood,Lauralee. Human Physiology: From Cells to Systems. 7th edition. Canada:

Yolanda Cassio;2010. Hal 718-724

19. Salvado JS, Gonzales MA, Bullo M, Ros E. The Role of Diet in The Prevention of

Type 2 Diabetes.Nutrition, Metabolism& Cardiovascular Disease Journal. 2011.Hal

B32-B48.

20. Smith,Colleen, et al. Marks Basic Medical Biochemistry: A Clinical Approach. 2nd

edition. Hal 503

21. Mahan,LK,et al. Krause’s‎Food‎and‎Nutrition‎Therapy.12nd edition.Canada: Saunders

Elsevier; .2008. Hal 775-779

22. Keenoy-y-Maunuel, B; Gallardo,LP. Metabolic Impact of the Amount and Type of

Dietary Carbohydrates on the Risk of Obesity and Diabetes. The Open Nutrition

Journal.2012. Hal 6, 21-34

23. Uribarri J, Tuttle,KR. Advanced Glycation End Products and Nephrotoxicity of High-

Protein Diets. Clin J Am Soc Nephrol1. 2006. Hal 1293–1299

24. Dahlan,Sopiyudin. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel.. Edisi

2.Jakarta:Salemba Medika;2009.Halaman 125-6

Page 57: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

25. Suryabrata S. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada;2010. Hal 58.

26. Sunyoto D, Setiawan A. Buku Ajar Statistik Kesehatan.Yogyakarta: Nuha medika;

2013. Hal 55, 78.

27. Gustaviani, Reno. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus. Dalam Sudoyo, Aru

W,et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Edisi V.Jakarta: Interna Publishing

Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam. 2007; Ha1879-1881

28. Manaf,A. Insulin : mekanisme sekresi dan aspek metabolisme. Dalam Sudoyo, Aru

W,et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Edisi V.Jakarta: Interna Publishing

Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam;2007. Hal 1890.

29. Senuk A, Supit W, Onibala F. Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Keluarga

dengan Kepatuhan Menjalani Diet Diabetes Melitus di Poliklinik RSUD Kota Tidore

Kepulauan Provinsi Maluku Utara. ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1.

Agustus 2013. Hal 3-4

30. Rochmah W. Diabetes Melitus pada usia Lanjut. Dalam Sudoyo, Aru W,et al. Buku

Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Edisi V.Jakarta: Interna Publishing Pusat

Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam;2007. Hal 1937

31. Wild S, Roglic G, Green A, Sicree R,King H. Global Prevalence of Diabetes.

Diabetes Care, Volume 27, Number 5, May 2004. Hal 1050

Page 58: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian

Page 59: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah
Page 60: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

Lampiran 2 : Data Distribusi Jenis Kelamin, Usia, kepatuhan diet dan Kadar Gula

Darah Puasa

Frequencies

RECODE Umur (20 thru 44=1) (45 thru 64=2) (65 thru Highest=3) INTO umur1.

VARIABLE LABELS umur1 'Klasifikasi umur'.

EXECUTE.

FREQUENCIES VARIABLES=umur1 Sex kat_gdp Kepatuhan

/BARCHART PERCENT

/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

Notes

Output Created 16-Sep-2013 20:53:09

Comments

Input Data F:\RISET AMALIAH HARUMI

2\Gambaran Kepatuhan terhadap

terapi diet\DATA AMY

GAMBARAN KEPATUHAN.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working

Data File 32

Page 61: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are

treated as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with

valid data.

Syntax FREQUENCIES

VARIABLES=umur1 Sex kat_gdp

Kepatuhan

/BARCHART PERCENT

/ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:02.028

Elapsed Time 00:00:02.280

[DataSet1] F:\RISET AMALIAH HARUMI 2\Gambaran Kepatuhan terhadap terapi diet\DA

TA AMY GAMBARAN KEPATUHAN.sav

Statistics

Klasifikasi

umur Sex kat_gdp Kepatuhan

N Valid 32 32 32 32

Missing 0 0 0 0

Frequency Table

Page 62: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

Klasifikasi umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 20-44 Tahun 6 18.8 18.8 18.8

45-64 tahun 22 68.8 68.8 87.5

lebih dari 65 4 12.5 12.5 100.0

Total 32 100.0 100.0

Sex

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki-Laki 15 46.9 46.9 46.9

Perempuan 17 53.1 53.1 100.0

Total 32 100.0 100.0

kat_gdp

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Normal 3 9.4 9.4 9.4

Page 63: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

Tidak Normal 29 90.6 90.6 100.0

Total 32 100.0 100.0

Kepatuhan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ringan 7 21.9 21.9 21.9

Sedang 25 78.1 78.1 100.0

Total 32 100.0 100.0

Bar Chart

Page 64: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah
Page 65: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah
Page 66: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah
Page 67: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah
Page 68: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

Lampiran 3 : Proporsi

[DataSet1] F:\RISET AMALIAH HARUMI 2\calon data amy.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kepatuhan * kat_gdp 32 100.0% 0 .0% 32 100.0%

Kepatuhan * kat_gdp Crosstabulation

Count

kat_gdp

Total Normal Tidak Normal

Kepatuhan Ringan 1 6 7

Sedang 2 23 25

Total 3 29 32

Page 69: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

Lampiran 4: Daftar Pasien

Nama Jenis Kelamin Umur GDP

Tingkat Kepatuhan

Mary Perempuan 40 460 Sedang

Wahy Laki-Laki 55 215 Sedang

Hasb Laki-Laki 71 237 Sedang

suly Perempuan 56 139 Sedang

Dede Perempuan 58 117 Sedang

jufr Perempuan 34 160 Sedang

Roga Perempuan 54 83 Sedang

wiwi Perempuan 40 186 Sedang

Sahe Laki-Laki 53 178 Sedang

M.Ma Laki-Laki 63 138 Ringan

Bach Laki-Laki 70 388 Sedang

Kart Perempuan 50 245 Sedang

Isti Perempuan 52 161 Sedang

Jupr Perempuan 34 159 Sedang

Misr Laki-Laki 48 158 Sedang

Aris Laki-Laki 45 154 Sedang

Juha Perempuan 47 241 Sedang

Sams Laki-Laki 49 146 Ringan

Jaja Laki-Laki 65 110 Sedang

Sami Perempuan 43 90 Sedang

Sufi Perempuan 49 317 Ringan

Arti Perempuan 50 112 Ringan

Juma Laki-Laki 53 172 Ringan

Amin Perempuan 58 142 Sedang

Asla Laki-Laki 65 114 Sedang

Muhr Laki-Laki 52 130 Sedang

Muto Laki-Laki 45 175 Sedang

Suha Perempuan 56 226 Sedang

Nawa Laki-Laki 51 400 Sedang

Hasp Perempuan 59 201 Sedang

Jana Laki-Laki 42 126 Ringan

Nasi Perempuan 46 60 Ringan

Page 70: PROPORSI DAN GAMBARAN KEPATUHAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26336/1/AMALIAH... · TERAPI DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 ... yang telah

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

PERSONAL DATA

Nama : Amaliah Harumi Karim

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat,Tanggal Lahir : Toyama, Jepang, 30 Maret 1992

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Alamat : Jl Tole Iskandar Kompleks Griya Depok Asri blok

e1/03

Nomor Telepon/HP : 087809910550

Email : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

1997 – 1998 : TK Islam Al-Azhar 2 Pasar Minggu

1998 – 2004 : SD Islam Al-Azhar 2 Pasar Minggu

2004 – 2007 : SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten

2007 – 2010 : SMA Islam Al-Azhar 2 Pejaten

2010 – Sekarang : Program Studi Pendidikan Dokter,

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta