prop jamur paha ayam
DESCRIPTION
Proposal Matkul Kewirausahaan Agroekoteknologi 2010TRANSCRIPT
4
I. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Usaha tani budidaya jamur paha ayam masih belum banyak dikenal oleh kalangan
luas, secara umum syarat tumbuh dan cara penanamannya sama seperti jamur merang,
dibudidayakan dengan media tanam berupa kompos setengah jadi dari sisa panen. Selain
dipasarkan dalam bentuk segar, jamur paha ayam juga dapat diolah menjadi berbagai olahan
kuliner sebagai pengganti daging.
Di Eropa dan Amerika Utara jamur ini biasa tumbuh pada musim panas atau gugur
pada tanah-tanah terganggu, dan menjadi salah satu jamur liar favorit masyarakat. Di
indonesi sendiri industri olahan pangan berbahan dasar jamur semakin berkembang dan
membutuhkan pasokan bahan baku yang tidak sedikit. Pada kalangan masyarakat umum
terutama kaum vegetarian menggunakan jamur sebagai salah satu bahan makanan pengganti
daging.
1.2. Deskripsi Usaha
Usaha rintisan budidaya jamur paha ayam (Coprinus comatus) ini akan dilaksanakan
di Kawasan Indralaya. Pada awal mulanya jamur yang diproduksi adalah jamur paha ayam
dan jamur merang (Volvariella volvacea) dengan kapasitas produksi masing-masing sekitar
50%. Pemilihan jamur merang sebagai jamur produk pendamping jamur paha ayam adalah
adanya kesamaan cara budidaya dan syarat tumbuh antara ke-2 jamur yang tidak terlampau
jauh dan sebagai perkenalan awal dalam memasarkan produk jamur kompos. Produk yang
dihasilkan berupa jamur segar, kering dan jamur setengah olah. Bentuk usaha adalah
kelompok dan dikelola oleh semua anggota kelompok. Pembagian keutungan akan ditetapkan
sesuai kesepakatan antar anggota kelompok dengan mempertimbangkan kontibusi antar
masing-masing anggota. Usaha ini diusahakan pada lingkungan kumbung (rumah produksi)
yang terkendali sehingga tidak bersifat musiman dan dapat dikerjakan kapan saja.
1.3. Analisa SWOT (Kekuatan, Kelemahan, Peluang & Strategi)
- Kekuatan
Dikelola oleh kelompok
Permintaan pasar tinggi
Merupakan komoditas yang baru dikenal
Bahan baku mudah didapat
Harga jual produk tinggi
4
Dibimbing oleh para ahli
- Kelemahan
Keterbatasan modal
Ketidaktersediaan tempat produksi
Minimnya pengetahuan pemasaran
Tenaga kerja belum ahli
Isolat murni sulit ditemukan
- Peluang
Permintaan pasar tinggi
Harga produk relatif stabil
Belum banyaknya pembudidaya yang membudidayakan jamur jenis ini
- Strategi
Mengikuti pelatihan (Trubus)
Mencari pelaku usaha berpengalaman
Mencari Isolat (IPB/Trubus)
Belajar mengenai pengemasan dan tata cara pemasaran (ekspor)
II. Aspek Pemasaran
Pada umumnya jamur dikonsumsi oleh banyak kalangan masyarakat dari segala kelas
ekonomi. Untuk jamur paha ayam permintaan untuk sementar a yang terbanyak berasal dari
Eropa dan Amerika Utara, namun untuk pasar Indonesia sendiri sudah mulai muncul
permintaan. Jamur merang sendiri untuk pemasaran sudah amat terbuka pada wilayah-
wilayah asia tenggara dan cina, dan dapat dijumpai banyak tersedia di pasar tradisional
namun jarang didapati keberadaannya pada pasar-pasar modern.
Pemasaran produk dalam jangka pendek akan memenuhi permintaan pasar lokal di
daerah sekitar dan untuk selanjutnya akan dikembangkan ke pasr yang lebih luas (Ekspor).
Saluran pemasarannya sendiri melalui :
1. Produsen ------------- Konsumen akhir
2. Produsen ------------- Supermarket (besar maupun kecil) -------------- Konsumen akhir
3. Produsen ------------- Industri hilir ---------------------------------------- Konsumen akhir
4
III. Aspek Produksi
3.1. Gambaran Produk
Jamur paha ayam (Coprinus comatus) atau yang dalam bahasa inggrisnya disebut
“The Shaggy Mane” merupakan jenis jamur yang tumbuh dengan menggunakan media
utama jerami & pukan dengan bentuk tudung lonjong memanjang, dengan panjang 3-15cm ,
berwarna putih kecokelatan, panjang tangkai 5-20 cm dengan ketebalan 1-2 cm, mudah
terlepas dari tudung dan dapat bergoyang menggantung saat tudung diangkat.
Jamur merang (Volvariella volvacea) merupakan salah satu jamur yang memiliki
keunikan tersendiri dalam segi bentuk karena memiliki cawan (volva) yang berada di bagian
bawah batangnya. Umumnya jamur yang memiliki cawan dibagian bawahnya merupakan
jamur yang beracun, namun tidak dengan jamur merang. Jemur merang sendiri banyak diolah
dalam masakan tumis, steam, sup dan pasta.
Produk yang dihasilkan berupa jamur segar, kering dan jamur setengah olah yang
dikemas dalam kemasan vacuum 1/4kg, 1/2kg dan 1kg dan untuk pelanggan tetap juga akan
disediakan jasa delivery order setiap harinya dengan pemmesanan minimum 3 kg per hari.
3.2. Proses Produksi
Untuk melaksanakan proses produksi antara jamur merang (V.volvacea) dan jamur
paha ayam (C.comatus) tidak berbeda antara satu sama lain. Proses budidaya ke-2 jenis jamur
dilakukan secara bersamaan sehingga pada saat panen didapati 2 jenis jamur yang berbeda.
Pembuatan media tanam
Media tanam yang digunakan tidak jauh berbeda dengan media jamur merang, yakni
dengan menggunakan kompos yang terbuat dari campuran sekam padi (limbah
pertanian), pukan, dan kapur kalsit. Media dibuat dengan mencampurkan bahan-bahan
tersebut dengan jumlah 100kg sekam, 5-10% pukan, 1-1,5% urea dan 1-1,5% kapur
kalsit. Kemudian komposkan selama 3 hari, tambahkan 1-2% TSP dan 1-2% kalsit
dan campurkan hingga merata. Kompos akan siap digunakan dalam 5 hari.
Penyusunan media
Ketinggian antar rak berkisar antara 0,5-1 meter, media yang telah dikomposkan
dimasukkan kedalam kotak-kotak berukuran 1,5x1x0,25 meter.
Sterilisasi media
Proses sterilisasi dilakukan dengan memanaskan kumbung dengan menggunakan uap
panas hingga suhu sekitar 65-70°C selama 4-6jam.
Inokulasi bibit
4
Proses inokulasi bibit ke media tanam dilakukan setelah media berangsur turun
suhunya hingga 35°C, penanaman inokulan dilakukan hingga sedalam 2 cm pada
media tanam, biasanya jumlah bibit yang digunakan berkisar antara 2,5-3% dari berat
kering kompos.
Penumbuhan
Pertumbuhan terjadi pada suhu 38-45ºC dengan pintu tertutup selama 3 hari, tidak
dibutuhkan air dan sinar matahari selama periode tersebut namun sirkulasi udara perlu
diperhatikan. Setelah periode tersebut, lakukan penyiraman pada media secara merata
dan pada hari ke-5 primordia tubuh buah akan muncul ke permukaan.
Pemanenan
Pemanenan dilakukan setelah jamur mencapai umur 10-20 hari dengan cara
mengambil keseluruhan tubuh jamur hingga akar. Kotoran yang tersisa dibersihkan
dengan menggunakan pisau stainles steel dan kemudian dikering anginkan diatas
kertas.
Pascapanen
Perlakuan pascapanen dilakukan dengan cara merebus jamur yang terlebih dahulu
telah dibersihkan untuk kemudian ditiriskan dan dikemas, dengan cara dikeringkan
selama berberapa hari dan dikemas atau dengan cara mengemasnya secara langsung
setelah dibersihkan dengan menggunakan kemasan vakuum.
IV. Aspek Keuangan
4.1. Rincian Biaya
Untuk perintisan usaha ini memerlukan biaya untuk kuartal produksi pertama sebesar
Rp47.190.550,00 dengan perincian sebagai berikut :
- Biaya investasi yng digunakan untuk bangunan sebanyak 2 unit dan peralatan sebesar
Rp40.715.550,00
- Biaya variabel untuk pembelian bahan baku Rp6.475.000,00 (untuk 4 kali produksi)
selama 4 bulan.
- B/C ratio 1,5 mengandung pengertian bahwa apabila pengusaha menanamkan modal
1 rupiah, maka pengusaha akan mendaparkan 1,5 rupiah, karena B/C ratio >1 maka
usaha ini layak untuk dijalankan.
1. Pendapatan/keuntungan usaha jamur merang dan paha ayam pada periode produksi
satu tahun
Keutungan = (Penerimaan (B) – Biaya (C))
4
= Rp79.200.000,00 – Rp52.570.383,00
= Rp26.629.616,00
= > 0
Berdasarkan perhitungan diatas, usaha jamur paha ayam ini memberikan keuntungan
sebesar Rp26.629.616,00 selama 1 tahun 12 kali periode produksi)
2. Analisis B/C Ratio (Benefit/Cost Ratio)
B/C = Penerimaan (B) / Biaya (C)
= Rp79.200.000,00 / Rp52.570.383,00
= 1,5
3. Analisis Break Event Point (BEP)/ Analisis titik impas dalam satu tahun
BEP = Biaya Tetap / (1-Biaya variabel/Hasil penjualan)
= Rp30.369.383,33 / [1- (Rp22.201.000,00 / Rp79.200.000,00)]
= Rp42.198.199,00
4. Rincian lebih lanjut dana lebih lanjut dapat dilihat pada lampiran
4.2. Sumber Dana
Sumber dana berasal dari dana hibah bantuan program kewirausahaan
V. Aspek Organisasi
Dalam pengelolaannya usaha ini dilaksanakan secara berkelompok, yang terdiri atas
berberapa orang. Susunan pengurus beserta anggotanya dapat dilihat pada lampiran.
VI. Penutup
Dilihat dari segi ekonomi ternyata usaha budidaya rintisan jamur paha ayam ini sangat
menguntungkan, sehigga secara ekonomis usaha jamur paha ayam ini layak untuk dijalankan
dengan bimbingan dan pengawasan lebih lanjut.