prop assesor nasional

23

Click here to load reader

Upload: rhinos-thedoctor-masterofscience

Post on 12-Dec-2015

220 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

dok

TRANSCRIPT

Page 1: Prop Assesor Nasional

PROPOSAL IMPLEMENTASI SERTIFIKASI KOMPETENSI

SMKBIDANG KEAHLIAN MEKANIK OTOMOTIF

Diusulkan sebagai tindak lanjut MoU antara

DIRJEN MANDIKDASMEN Dengan

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTAKerjasama Dengan

- 1 -

Page 2: Prop Assesor Nasional

DIREKTORAT PEMBINAAN SMK DEPDIKNAS

Yogyakarta, Mei 2006

I. PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Profil tenaga kerja kita tampak, seperti disampaikan oleh Gatot Hari Priowiryanto

(2003), bahwa posisi human development index (HDI) Negara Indonesia hanya berada

satu tingkat diatas Vietnam yang berada pada urutan 105 dari 108 negara (Kompas, April

2001). Selain kualitas SDM, pada hingga saat ini Negara Indonesia belum sepenuhnya

keluar dari krisis moneter yang sedang melanda, sementara beberapa negara tetangga

seperti Thailand, Korea dan beberapa negara lainnya sudah lepas bahkan lebih stabil.

Apabila kondisi ini terus berlangsung, maka tidak mustahil bila saat AFTA maupun

WTO maka tenaga professional negara lain dengan mudahnya masuk sementara tenaga

kerja kita hanya mampu berada pada kelas bawah.

Era Globalisasi dan persiapan menghadapi AFTA dan WTO membawa konsekwensi

terhadap kesiapan Bangsa Indonesia untuk mempersiapkan sebaik-baiknya sehingga tidak

tertinggal dengan negara-negara lainnya. Namun dalam mengahadapi tantangan tersebut

beberapa hal sedang menghadang kita, lemahnya daya dukung sumber daya manusia

yang jauh berada berada dibawah beberapa negara-negara tetangga lainnya.

Sebagai dampak era globalisasi tersebut menimbulkan semakin tajamnya tekanan

kompetisi kompetensi nasional, regional maupun “global” telah menuntut industri

nasional untuk mampu menghasilkan “keunggulan kompetitif (competitf advantage)” atas

produk maupun jasa yang dihasilkannya. Tuntutan tersebut secara simultan telah

menjadikan sumber daya manusia (SDM) tidak lagi dianggap sebagai pelengkap semata,

akan tetapi telah menjadi “kekuatan utama” bagi industri dalam mengasilkan keunggulan

dalam konteks yang lebih komprehensif, inovatif dengan sudut pandang yang holistic.

Keungulan bersaing baik diarena pasar domestic, regional maupun internasional

merupakan persyaratan mutlak yang perlu dimiliki oleh suatu perusahaan industri agar

mampu mempertahankan hidup (survive) bahkan tumbuh dan berkembang secara lebih

sehat. Persyaratan tersebut secara simultan telah menjadikan peranan pendidikan teknik

sebagai salah satu jalur unggulan dalam meningkatkan kemampuan SDM semakin

strategis.

Secara kuantitatif, perkembangan penyelenggaraan pendidikan yang diselenggarakan

telah menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan. Akan tetapi, harus diakui bahwa

- 2 -

Page 3: Prop Assesor Nasional

dalam program pendidikan tersebut belum sepenuhnya mengacu pada pengintegrasian

seluruh fungsi-fungsi pelatihan, sehingga efektivitas dari hasil pendidikan masih

diaragukan, bahkan eksistensi pendidikan sebagai salah satu jalur unggulan dalam

meningkatkan kompetensi SDM masih sering dipertanyakan. Masalah tersebut antara lain

diakibatkan oleh keterbatasan para pengelola dalam menguasai masalah, sarana dan

fasilitas dan mengintegrasikannya dalam kebijakan pengembangan pendidikan.

2. Rasional

Kebijakan otonomi daerah dengan sistim desentralisasi dan era global tahun 2020

merupakan dua tantangan yang masih cukup berat bagi Bangsa Indonesia. Persoalannya

terletak pada kekurangsiapan sumber daya manusia Indonesia untuk bersaing dalam era

global. Persoalan TKI yang terangkat sebagai persoalan nasional cukup dapat digunakan

sebagai indikator rendahnya kualitas SDM Bangsa Indonesia.

Di daerah para pengemban kebijakan masih terbiasa terpaku pada kebiasaan sentralistik.

Kebanyakan pemerintah daerah masih menggunakan pola kerja lama yang cenderung

pasif sehingga laju pencapaian hasil kebijakan otonomi masih sangat rendah. Tantangan

era global dan era otonomi daerah menunutut upaya yang lebih jelas dan konkret dalam

membangun kualitas sumber daya manusia. Mengantisipasi kondisi tersebut institusi

pendidikan diharapkan dapat menghasilkan SDM bermutu dengan ciri-ciri disiplin, jujur,

motivasi tinggi, tidak kenal menyerah, toleran antar sesama, disamping memiliki

kemampuan berkomunikasi dan kompetensi secara mantap.

Beberapa kebijakan telah ditempuh oleh pemerintah dalam meningkatkan kualitas

sumber daya manusia diantaranya melalui beberapa kebijakan yang telah ditetapkan

melalui Kepmen Ristek No. 02/M/Kp/II/2000 tentang kebijakan strategis pembangunan

IPTEK nasional, bahwa prioritas utama dan pertama adalah pembinaan dan

pengembangan SDM. Pengembangan dan pembinaan sumber daya manusia sebagai salah

satu upaya strategis nampaknya merupakan suatu alasan yang tepat dalam menghadapi

tantangan tersebut.

Salah satu upaya pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia sebagai salah satu

modal dasar dalam menghadapi era kompetisi yang lebih ketat adalah pendidikan.

Menurut Raka Joni (1999), pendidikan merupakan kunci utama sebagai upaya untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan diharapkan dapat dan mampu

membekali manusia dalam meningkatkan 3 H yaitu Head (kepala) yang berarti

pendidikan diharapkan mampu memberikan kecerdasan dan pengetahuan serta

kemampuan berpikir yang dibutuhkan, sementara H yang kedua adalah Heart (hati),

- 3 -

Page 4: Prop Assesor Nasional

diharapkan pendidikan mampu membekali kecerdasan moral dan attitude, sedangkan H

yang ketiga adalah Hand (tangan) yang berarti bahwa pendidikan diharapkan mampu

memberikan bekal ketrampilan yang dibutuhkan dalam menghadapi tantangan dalam

kehidupan.

Harapan pengembangan pendidikan tersebut tentunya harus dilakukan pada semua

tingkatan mulai pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi, bahkan baik formal maupun

no-formal yang juga harus didukung oleh semua lapisan masyarakat. Sehingga

percepatan pengembangan daerah dapat dicapai secara berkesinambungan guna

memenuhi kebutuhan dan pengembangan industri di daerah. Arah kebijakan

pengembangan industri dan pembangunan daerah diharapkan mampu menumbuhkan dan

mengembangkan potensi daerah dan putra daerah dalam pengelolaan sumber daya alam

yang dimiliki untuk sebesar-besarnya kemakmuran dan kemajuan daerah tersebut.

Dengan semakin berkembangnya industri otomotif di Indonesia terutama industri jasa

perbaikan dan perawatan (after sales service) yang ditandai dengan semakin

berkembangnya industri dan merk kendaraan dan jumlah bengkel perawatan dan

autorized dealer di seluruh kota di Indonesia memberi peluang yang cukup besar dalam

memasok tenaga pada bidang tersebut. Industri otomotif sebagai salah satu industri jasa

dan manufaktur memiliki potensi yang sangat besar baik pada saat krisis moneter maupun

pada saat normal. Bukan hanya pada kendaraan baru, akan tetapi bagi kendaraan lamapun

memerlukan perawatan dan perbaikan. Oleh karenanya kekuatan industri ini perlu

dukungan yang sangat besar dari semua lapisan masyarakat.

Sesuai dengan kondisi di atas kebutuhan tenaga kerja trampil dan kompeten untuk

menangani pelayanan tersebut sangat diharapkan. Beberapa kelemahan lembaga

pendidikan yang ada saat ini dirasakan masih belum dapat memenuhi standar kualitas dan

kompetensi tenaga kerja pada dunia kerja, karena kualitas lulusan yang ada saat ini belum

memiliki kemampuan yang mengacu pada stanbdar industri yang memadai untuk siap

kerja.

Namun pada hakekatnya kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh teknisi otomotif

yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan saat ini telah memiliki kompetensi yang cukup

memadai baik melalui pengalaman, namun pengakuan secara formal dalam bentuk

Sertifikat Kompetensi Nasional belum didapatkan. Hal ini juga dialami oleh hampir

semua lembaga pendidikan non-formal jaminan kompetensi yang sesuai dengan Standar

Kualifikasi Kompetensi suatu jabatan yang telah ditetapkan juga belum dimiliki.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu dilakukan penetapan tingkat kualifikasi

- 4 -

Page 5: Prop Assesor Nasional

kompetensi tenaga kerja bidang otomotif sesuai dengan jabatan tertentu yang telah

ditetapkan, yang dapat dilakukan melalui Penilaian (Assessment) untuk memperoleh

Sertifikat Kompetensi Nasional, sebagai pengakuan formal terhadap tingkat kompetensi

yang dimilikinya. Dengan diperolehnya Sertifikat tersebut, akan mempermudah lulusan

lembaga Pendidikan dalam memasuki dunia kerja dan menetapkan tingkat upah yang

layak dan sesuai dengan kemampuan serta dapat dijadikan sebagai jaminan social dan

perlindungan.

Untuk mendukung program tersebut dalam melakukan sertifikasi diperlukan

tenaga assessor yang telah memiliki sertifikasi sebagai penguji yang memiliki

kemampuan dan ketrampilan baik kompetensi profesi maupun kompetensi

assessment.

3. TUJUAN

Sebagai suatu kegiatan yang bersifat nasional dalam rangka meningkatkan

kompetensi dan profesionalisasi bidang teknik otomotif, maka tujuan kegiatan

tersebut adalah :

Menyiapkan assesor yang memiliki kemampuan dan kompetensi profesi dan

kompetensi assessor (pengujian)

Menyiapkan TUK sebagai suatu bagian integral dalam meningkatkan

kemampuan dan pengakuan teknisi bidang otomotif yang sesuai dengan

standar Kompetensi Nasional dimasing-masing daerah

Program advokasi pembentukan TUK dan pengelolaannya dalam rangka

menyiapkan dan membentuk lembaga pengujian kompetensi pada masing-masing

daerah

4. SASARAN

Sebagai sasaran utama dalam program pelatihan assessor dan pelatihan

pengembangan TUK bidang teknik otomotif adalah :

Guru SMK bidang otomotif yang memiliki kompetensi dan produktif dalam

mata pelajaran teknik otomotif

SMK negeri dan swasta pada masing-masing Kabupaten (Daerah Tingkat II)

5. MANFAAT PROGRAM

Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan guru SMK dapat berperan sebagai assessor

bidang teknik otomotif yang dapat

- 5 -

Page 6: Prop Assesor Nasional

Memberikan kontribusi penuh terhadap pengembangan kompetensi mekanik otomotif

di daerah masing-masing,

Meningkatkan pengakuan dan jaminan kompetensi mekanik yang berlaku dan diakui

secara nasional,

Meningkatkan daya saing lulusan di daerah masing-masing, sehingga dapat diakui

secara nasional.

Meningkatkan efisiensi pelaksanaan uji kompetensi pada masing-masing daerah

Meningkatkan kompatibilitas lulusan SMK di daerah dalam meraih kesempatan kerja

yang sesuai dengan bidang teknik otomotif

6. RENCANA PROGRAM

Sebagai suatu upaya dalam rangka mempersiapkan calon tenaga assessor bidang

teknik otomotif, maka kegiatan yang direncanakan berupa :

a. Pelatihan atau training yang bertujuan untuk menyiapkan tenaga assesor

tingkat nasional yang sesuai dengan Standar Kompetensi Nasional. Beberapa

pelatihan teknis tersebut meliputi :

Pelatihan assesor meliputi kopetensi profesi dan kopetensi assessment

Pengujian dan sertfikasi assessor

b. Pelatihan management sarana dan fasilitas TUK sebagai upaya dalam rangka

menyiapkan TUK di masing masing daerah tingkat II, dalam bentuk :

Pelatihan persiapan pembentukan TUK di masing-masing daerah

Pelatihan pengelolaan TUK

Pelatihan pengembangan TUK

c. Program advokasi pembentukan TUK dan pengelolaannya, sebagai suatu

bentuk tanggung jawab penyelenggara dalam membantu peserta dan SMK

untuk mewujudkan TUK, sebagai wadah dalam pengujian kompetensi

mekanik di daerah agar memperoleh pengakuan dan jaminan sesuai standar

dan kualifikasi yang berlaku secara nasional.

7. RENCANA ANGGARAN

Untukmendukung pelaksanaan program dibutuhkan pembiayaan yang

diharapkan dapat dipenuhi baik oleh peserta, LSPTO, penyelenggara maupun

Direktorat Jendral Pembinaan SMK Departemen Pendidikan Nasional.

Besarnya anggaran dan pembiayaan terlampir.

- 6 -

Page 7: Prop Assesor Nasional

II. KLASIFIKASI DAN KUALIFIKASI ASSESSOR

1. Pengertian

Sesuai dengan pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan kualifikasi assessor oleh

Lembaga Sertifikasi Profesi Tenaga Otomotif (LSPO) beberapa hal yang

dimaksud dibawah ini:

a. Kompetensi

Kompetensi adalah suatu spesifikasi pengetahuan, ketrampilan dan sikap

yang diwujudkan dalam unjuk kerja pada suatu pekerjaan tertentu sesuai

dengan standar ditempat kerja

b. Standar Kompetensi

Terdiri dari dari beberapa unit kompetensi untuk mengerjakan suatu

pekerjaan / tugas sesuai dengan persyaratan yang telah dikembangkan /

disusun secara sistematis oleh industri / pihak yang berwenang serta

disepakati sebagai acuan.

c. Asesor

Orang yang ahli dibidang yang diujikan dan mampu melakukan

asesmen/penilaian kepada tenaga kerja/kandidat untuk menyatakan apakah

tenaga kerja tersebut telah kompeten atau belum kompeten

d. Asesmen / Penilaian

Proses pengumpulan bukti dan membuat pertimbangan mengenai apakah

kompetensi telah tercapai atau belum tercapai

e. Uji Kompetensi

Salah satu metode dalam proses asessmen dan dilihat secara langsung unjuk

kerjanya untuk menentukan apakah kompetensi telah tercapai atau belum

tercapai

f. Tenaga kerja / Kandidat

Orang yang mampu melakukan pekerjaan baik didalam maupun diluar kerja

guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

g. Sertifikasi

- 7 -

Page 8: Prop Assesor Nasional

Proses penetapan dan pengakuan atas jenis dan tingkat ketrampilan yang

dimiliki / dikuasai oleh seseorang sesuai dengan standar yang ditetapkan

h. Sertifikat Asesor

Sertifikat yang diberikan kepada seseorang yang telah memenuhi syarat dan

telah mengikuti pelatihan calon asesor serta dinyatakan kompeten sesuai

dengan tingkat kompetensinya

2. Klasifikasi assessor

Pada dasarnya klasifikasi Asesor terdiri dari Asesor dan Asesor Trainer. Asesor

adalah melakukan asesmen sedangkan Asesor Trainer selain dapat melakukan

asesmen kepada calon teknisi juga melakukan pelatihan kepada calon asesor yang

baru. Asesor hanya dapat melakukan asesmen sesuai dengan kompetensi teknis

yang dimilki oleh karena itu perlu dibuat batasan dan tingkatan sesuai

kemampuan teknisnya.

LEVEL KRITERIA TUGAS

ASESOR III(Putih)

1. Minimal menguasai bebe rapa Unit Kompetensi Teknisi pada Level Junior Antara lain:

- 3 Unit Kompetensi Kel. Dasar Umum- 4 Unit Kompetensi Kel. Dasar Keahlian- 12 Unit Kompetensi Kel Keahlian - 1 Unit Kompetensi Pilihan

2. Mengikuti training dasar calon Asesor dan dinyatakan kompeten

Melakukan asesmen hanya sesuai dengan unit kompetensi teknis yang dimiliki

- 8 -

Page 9: Prop Assesor Nasional

ASESOR

ASESOR II(Biru)

1. Mempunyai sertifikat kompetensi teknisi yunior ITO Indonesia dan ditambah minimal :

- 4 Unit Kompetensi Kel. Dasar Keahlian pada Level Senior - 5 Unit Kompetensi Kel. Keahlian pada Level Senior- 1 Unit Kompetensi Pilihan pada Level Senior

2. Mengikuti training dasar calon Asesor dan dinyata kan kompeten

Melakukan asesmen hanya sesuai dengan unit kompetensi teknis yangdimiliki

ASESOR I(Kuning)

1. Mempunyai Sertifikat Kompetensi Teknisi Level Master dari ITO Indonesia2. Mengikuti training dasar calon Asesor dan dinyata kan kompeten

Melakukan asesmen hanya sesuai dengan unit kompetensi teknis yangdimiliki

ASESOR TRAINER(Merah)

1. Mempunyai sertifikat bidang pelatihan / pendidikan / Instruktur2. Mengikuti Training of Trainer (ToT) dan dinyatakan kompeten

Melakukan pelatihan dan Live assessment / Uji Kompetensi terhadap calon Asesor

3. Kualifikasi assessor

Kompetensi para Asesor merupakan hal mendasar untuk mencapai efektifitas dan

kualitas asesmen, pelatihan sebagai asesor adalah hal yang penting agar apa yang

menjadi tugas dan tanggung jawabnya dapat dimengerti dan dilaksanakan.

Kualifikasi Asesor pada dasarnya adalah seperti kriteria yang tertera dalam tabel

klasifikasi Asesor di halaman sebelumnya.

Sebagai Asesor selain memiliki kualifikasi tertentu juga harus memiliki :

Kompetensi tempat kerja terkini di bidang yang diases/dinilai

Kompetensi terkini sebagai asesor

Ketrampilan antar personal

Selain itu seorang Asesor harus dapat :

Mengerti dan menerapkan standar unjuk kerja dan sistem asesmen

- 9 -

Page 10: Prop Assesor Nasional

Mengerti dan menerapkan prinsip – prinsip asesmen

Memilih dan menggunakan berbagai metode asesmen

Menunjukkan ketrampilan sesuai dengan bidang yang dinilai

Membuat penilaian yang adil

Berkomunikasi yang sesuai dengan budaya individu dan tempat kerja

Asesor setiap saat dapat meningkat levelnya jika penguasaan teknisnya

bertambah, penambahan ini akan dapat terjadi jika Asesor mau dan mampu

berlatih untuk menguasai kompetensi yang belum dimiliki sebelumnya. Dengan

demikian Asesor selalu dituntut agar kemampuannya terus ditingkatkan sesuai

dengan batasan kompetensinya.

Bila seorang Asesor meningkat level kompetensi teknisnya, maka meningkat pula

level asesornya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4. Proses kualifikasi

Proses kualifikasi assessor untuk uji kompetensi teknisi otomotif dapat mengikuti

alur sebagai berikut :

5. Materi training assessor

Sebagai Asesor harus mempunyai pengetahuan dan ketrampilan baik secara teknis

maupun sistem dan metodanya, hal ini penting agar dalam pelaksanaan di lapangan

tidak ada yang dirugikan. Materi training yang digunakan harus standar untuk semua

peserta sesuai dengan ketentuan LSPTO. Isi materi telah disusun oleh tim dan akan

disampaikan oleh Asesor Trainer sebagai fasilitator dan pengajar.

- 10 -

CALON PESERTA

TRAINING LIVEASSESSMENT

KOMPETEN

BELUM KOMPETEN

SERTIFIKASI

MENGULANGKEMBALI

Page 11: Prop Assesor Nasional

Training bermaterikan 4 unit kompetensi antar lain:

OPKR 10-020 Melatih kelompok kecil

OPKR 10-021 Merencanakan asesmen

OPKR 10-022 Melaksanakan asesmen

OPKR 10-023 Meninjau / mereview asesmen

Setelah mengikuti training calaon asesor harus mengikuti live assessment yaitu

menyusun dan melakukan asesmen yang sebenarnya dan akan dinilai oleh Asesor

Trainer untuk menentukan apakah mereka sudah kompeten atau belum kompeten

sebagai Asesor. Silabus training seperti tampak pada tabel berikut :

NO MATERI URAIAN MATERI WAKTU1 Pelatihan Berbasis

Kompetensi (CBT)1.1 Prinsip Pelatihan Berbasis Kompetensi

- Pengertian Kompetensi- Fokus Kompetensi- Karakteristik CBT- Perbedaan CBT dengan Training

konvensional1.2 Standar Kompetensi

- Pengertian Standar Kompetensi- Penggunaan Standar Kompetensi- Bentuk – bentuk Standar Kompetensi- Kompetensi Kunci

1.3 Kompetensi Kunci

10 JP

2 Prinsip Asesmen 2.1 Definisi & Filosofi Asesmen2.2 Peranan Asesor2.3 Keharusan seorang Asesor2.4 Kelemahan Asesor saat menilai

4 JP

3 Perencanaan Asesmen 3.1 Tujuan Asesmen3.2 Penggunaan Standar atau Benchmark 3.3 Kebijakan asesmen3.4 Bukti yang dibutuhkan3.5 Metode pengumplan bukti3.6 Pengumpulan Bukti yang Effisien3.7 Pembuatan matrix soal uji

6JP

4 Menyusun Kegiatan Penilaian

4.1 Mengembangkan alat-alat penilaian4.2 Menginformasikan pada orang yang sesuai4.3 Penilaian yang kompeten4.4 Menyiapkan lingkungan penilaian

4.5 Pelaksanaan Penilaian dan Pencatatan Secara Detail

4.6 Membuat Keputusan Secara Berkala4.7 Pencatatan Hasil-hasil Penilaian

4 JP

- 11 -

Page 12: Prop Assesor Nasional

5 Mengkaji Ulang dan Mengevaluasi Penilaian

5.1 Pemberian Pengkajian Ulang5.2 Membuat Pertanyaan ketika Mengkaji Ulang 5.3 Prosedur Pengkajian Ulang

4 JP6 Live Assessment 6.1 Merencanakan Asesmen

- Menentukan Unit Kompetensi - Memilih & membuat materi uji

- Menentukan Sarana dan alat uji6.2 Melakukan asesmen - Memeriksa sarana kebutuhan asesmen

- Melakukan kegiatan asesmen- Mencatat hasil asesmen- Membuat laporan hasil asesmen

6.3 Mereview hasil asesmen

22 JP

JUMLAH 50 JP6. Sertifikasi

Sertifikasi adalah suatu proses penerbitan Sertifikat Kompetensi Asesor oleh

LSPTO atau BSNP, sebagai pengakuan dan penghargaan yang diberikan kepada

peserta yang berhasil dalam mengikuti proses menjadi Asesor serta memenuhi

persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan. Sertifikat Kompetensi Asesor

adalah salah satu surat berharga yang berisi keterangan/penjelasan kompetensi

yang telah dikuasai oleh pemegangnya dan dilengkapi dengan data indek

kompetensi teknis yang dimiliki saat itu.

Sertifikat Kompetensi Asesor dibedakan dalam 4 klasifikasi sesuai dengan tingkat

penguasaan kompetensi teknis yang dimiliki oleh pemiliknya ( lihat klasifikasi

asesor) :

a. Sertifikat Kompetensi Asesor III (warna dasar putih)

b. Sertifikat Kompetensi Asesor II (warna dasar biru)

c. Sertifikat Kompetensi Asesor I (warna dasar kuning)

d. Sertifikat Asesor Trainer (warna dasar merah)

Seorang Asesor hanya dapat melakukan asesmen terhadap calon teknisi sesuai

dengan kompetensi teknis yang dimiliki oleh Asesor.

Yang berhak memegang atau mendapatkan Sertifikat Kompetensi Asesor adalah

orang yang telah memenuhi syarat sebagai asesor, mengikuti pelatihan dan telah

kompeten melakukan live assessment / uji kompetensi asesor yang dilaksanakan

oleh bidang sertifikasi LSPTO atau BSNP.

- 12 -

Page 13: Prop Assesor Nasional

Sertifikat asesor berlaku selama 3 tahun, setelah itu dapat diperpanjang kembali,

Asesor yang tidak bekerja pada bidangnya selama 3 tahun berturut-turut maka

Sertifikat tidak berlaku, dengan demikian harus mengikuti uji kompetensi kembali

sebagai Asesor

7. Evaluasi dan Monitoring

Monitoring adalah pengamatan terhadap berlangsungnya kegiatan pelaksanaan

pelatihan dan sertifikasi, dalam melaksanakan monitoring harus memperhatikan

hal-hal sebagai berikut:

a. Alat – Alat Monitoring

Alat-alat monitoring diperlukan untuk memperoleh data yang akurat melalui

lembar pertanyaan sesuai aspaek yang bibutuhkan Hasil monitoring yang

telah dilakukan dipakai sebagai dasar untuk mengevaluasi pelaksanaan

Monitoring dilakukan oleh Tim dari Bidang Sertifikasi Asesor baik secara

langsung maupun tidak langsung

b. Mekanisme Monitoring

Mekanisme monitoring dapat dilaksanakan selama pelaksanaan training, pada

akhir masa training eberupa porto folio maupun pemantauan setelah yang

bersangkutan selesai mengikuti training dan melakukan pelaporan kepada

penyelenggara atau LSPTO dan BSNP dalam bentuk form Evaluasi bulanan

atau triwulan untuk mengetahui perkembangan dan pelaksanaan uji

kompetensi yang telah dilakukan di daerah masing-masing.

III. PENUTUP

Akhirnya sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

dan pengakuan serta mendukung pelaksanaan Kurikulum 2004, maka diharapkan

dukungan baik moral dan dana dari Direktorat Pembinaan SMK menjadi sangat

berarti dalam keberhasilan pencapaian tujuan program ini.

Yogyakarta, Februari 2006

Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif

FT – Universitas Negeri Yogyakarta

- 13 -

Page 14: Prop Assesor Nasional

- 14 -

Page 15: Prop Assesor Nasional

LAMPIRAN RENCANA ANGGARAN DAN PEMBIAYAAN

IMPLEMENTASI SERTIFIKASI KOMPETENSI SMK

BIDANG KEAHLIAN MEKANIK OTOMOTIF

No Uraian Kegiatan

Sumber biayaBiaya

Unit TotalUNY

Direktorat Pembinaan

SMK

Dinas PendidikanProp. DIY

Peserta

1.Platihan assessor bidang profesi dan uji kompetensi

10.000.000 75.000.000 10.000.000 5.000.000 5.000.000 x 20 100.000.000

2.Pelatihan assessor bidang metodologi uji kompetensi

10.000.000 45.000.000 15.000.000 5.000.000 4.000.000 x 20 80.000.000

3. Sertifikasi assessor bagi guru SMK 5.000.000 10.000.000 10.000.000 5.000.000 1.500.000 x 20 30.000.0004. Pelatihan pengelolaan (manajemen) TUK 10.000.000 40.000.000 10.000.000 10.000.000 3.500.000 x 20 70.000.0005. Seleksi dan verifikasi calon TUK - 10.000.000 10.000.000 10.000.000 1.500.000 x 20 30.000.0006. Advokasi - 15.000.000 20.000.000 5.000.000 8.000.000 x 5 40.000.0007. Dana pendampingan calon TUK - 125.000.000 20.000.000 25.000.000 34.000.000 x 5 170.000.000

Total (Rp.) 35.000.000 320.000.000 95.000.000 65.000.000 520.000.000

- 15 -