program social emotional learning sebagai upaya...

160
PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA PEMBENTUKAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: Lu’lu’a Farah Adiba NIM: 11160183000021 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020 M / 1441 H

Upload: others

Post on 21-Dec-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING

SEBAGAI UPAYA PEMBENTUKAN KARAKTER TANGGUNG

JAWAB PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi syarat

mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Lu’lu’a Farah Adiba

NIM: 11160183000021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2020 M / 1441 H

Page 2: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi dengan judul Program Social Emotional Learning Dalam Upaya

Pembentukan Karakter Tanggung Jawab Peserta Didik di Sekolah Dasar yang

disusun oleh Lu’lu’a Farah Adiba, NIM. 11160183000021. Jurusan Pendidikan

Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah

sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai

dengan ketentuan yang ditetapkan fakultas.

Bojongsari, 05 Juni 2020

Yang mengesahkan,

Pembimbing

Asep Ediana Latip, M., Pd

NIP. 198106232009121003

Page 3: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

ii

LEMBAR PENGESAHAN ILMIAH

PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING

DALAM UPAYA PEMBENTUKAN KARAKTER TANGGUNG

JAWAB PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi syarat

mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Lu’lu’a Farah Adiba

NIM. 11160183000021

Mengetahui,

Dosen Pembimbing

Asep Ediana Latip, M., Pd

NIP. 198106232009121003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2020 M / 1441 H

Page 4: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

iii

UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul Program

Social Emotional Learning Dalam Upaya Pembentukan Karakter Tanggung

Jawab Peserta Didik di Sekolah Dasar yang disusun oleh Lu’lu’a Farah Adiba,

NIM. 11160183000021. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universtas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi.

Bojongsari, 05 Juni 2020

Dosen Pembimbing,

Asep Ediana Latip, M., Pd

NIP. 198106232009121003

Page 5: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

iv

Page 6: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

v

ABSTRAK

Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social Emotional Learning

Dalam Upaya Pembentukan Karakter Tanggung Jawab Peserta Didik di

Sekolah Dasar.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Program Social Emotional

Learning dalam upaya pembentukan karakter tanggung jawab di sekolah dasar.

Pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode yang digunakan

library research didukung dengan metode field research. Teknik pengumpulan data

menggunakan dokumen, catatan penelitian, dan wawancara. Instrumen dalam

penelitian ini adalah daftar check list dokumen, catatan, dan pedoman wawancara.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan content analysis. Hasil Penelitian

menunjukkan Program Social Emotional Learning dapat membentuk karakter

tanggung jawab peserta didik di sekolah dasar. Hal ini dapat diperoleh dengan

tumbuhnya social awareness, self management, self awareness, responsible decision

making, dan relationship skill setelah Program Social Emotional Learning

dilaksanakan. Program Social Emotional Learning efektif dalam pembentukan

karakter tanggung jawab dengan menggunakan pendekatan yang terdiri dari Explicit

SEL Instruction, Teacher Instructional, dan Integrated with curriculum areas.

Didukung dengan beberapa strategi yaitu PATH, RC Approach, 4Rs,dan RULER.

Kata kunci: Social Emotional Learning, Karakter Tanggung Jawab, Library

Research

Page 7: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

vi

ABSTRACK

Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Social Emotional Learning Program for

Building Responsible Character of Students in Elementary School

The aim of this research was describe Social Emotional Learning Program for

Building Responsible Character of Students in Elementary School. The approach for

this study was qualitative. The main method of this study was library research that

supported with field research. The researcher collected the data from document,

research notes, and interview. The Instruments of this research were document check

list, notes, and interview guidelines. Data analysis was achieved through a content

analysis technique. The results showed that the Social Emotional Learning Program

can build responsible character of students in elementary school. It can be obtained

by growing social awareness, self management, self awareness, responsible decision

making, and relationship skill after implementing The Social and Emotional Program.

The Social and Emotional Program was effective to build the responsibility character

by using some approaches there were Explicit SEL Instruction, Teacher Instructional,

and Integrated with curriculum areas that supported by several strategies between

PATH, RC Approach, 4Rs,and RULER.

Keywords: Social Emotional Learning, Responsible Character, Library Research

Page 8: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur mari kita panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat,

karunia serta kasih sayang – Nya skripsi ini yang berjudul berjudul “Implementasi

Program Social Emotional Learning dalam Upaya Pembentukan Karakter

Tanggung Jawab Pada Peserta Didik di Sekolah Dasar” dapat terselesaikan.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi terakhir, penutup para Nabi

yaitu Nabi Muhammad SAW.

Penyusunan skripsi ini tidak luput dari doa, bimbingan, dan bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yaitu:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A., selaku Rektor

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Sururin, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

3. Asep Ediana Latip., M.Pd., selaku Ketua Prodi Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah, sekaligus sebagai dosen pembimbing skripsi yang senantiasa

mengingatkan dan mengarahkan dalam proses pembuatan skripsi ini.

4. Dr. Siti Masyitoh, M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan nasehat, bimbingan, serta apresiasinya.

5. Segenap dosen Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah yang telah

memberikan nasehat, motivasi, apresiasi, dan semangatnya hingga dapat

menginspirasi saya melalui banyak hal.

6. Siti Zubaidah, S.Pd., M.Si., selaku Kepala Sekolah Dasar Kharisma Bangsa

yang dengan tangan terbuka menerima saya untuk melakukan wawancara

penelitian.

7. Ibu saya, Ida Farida sebagai salah seorang yang paling berjasa dalam hidup

saya. Kesabarannya, perhatiannya, dan doa – doanya yang tidak akan pernah

bisa terbalaskan.

Page 9: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

viii

8. Kakak saya Galang Rayza Aditya dan adik saya Cheryl Sylfia Fatin,

terimakasih telah menjadi saudara yang kompak dan saling menginspirasi.

9. Teman – teman Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, terkhusus Khansa

Affifah Firdaus yang telah menyemangati saya dalam meraih cita – cita.

10. Teman – teman KKN Bersama Desa Parik Sabungan, Sumatera Utara,

terimakasih karena telah menjadi keluarga yang saling peduli satu sama lain.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tak luput dari kekurangan. Oleh karena itu

kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan agar skripsi ini dapat mendekati

kata sempurna. Sehingga skripsi ini dapat menjadi sumber literasi dan wawasan

tentang keadaan sosial dan emosional serta karakter tanggung jawab pada peserta

didik di Sekolah Dasar.

Jakarta, 05 Juni 2020

Penulis

Page 10: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ........................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN KARYA ILMIAH ................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI .................................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................ iv

ABSTRAK ............................................................................................................ v

ABSTRACK ........................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 7

C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 7

D. Rumusan Masalah ...................................................................................... 8

E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 8

F. Manfaat Penelitian...................................................................................... 8

BAB II KAJIAN TEORI ................................................................................... 10

A. Program Social Emotional Learning ..................................................... 10

1. Definisi Social Emotional Learning .................................................... 10

2. Landasan Teori Penerapan Program Social Emotional Learning ......... 13

a. Landasan Social Learning Albert Bandura ................................... 13

Page 11: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

x

b. Landasan Perkembangan Moral Lawrance Kohlberg .................... 15

3. Perkembangan Program Social Emotional Learning ........................... 18

4. Pendekatan Penerapan Program Social Emotional Learning................ 20

5. Strategi Penerapan Program Social Emotional Learning ..................... 21

6. Kompetensi Program Social Emotional Learning ................................ 24

a. Self Awareness ............................................................................. 24

b. Self Management .......................................................................... 26

c. Social Awareness ......................................................................... 27

d. Relationships Skills ...................................................................... 28

e. Responsible Decision Making ....................................................... 30

7. Urgensi Program Social Emotional Learning Bagi Peserta Didik ........ 31

8. Manfaat Program Social Emotional Learning Bagi Peserta Didik ...... 33

B. Karakter Tanggung Jawab ..................................................................... 38

1. Definisi Karakter Tanggung Jawab ...................................................... 38

2. Ciri – ciri Karakter Tanggung Jawab ................................................... 41

3. Indikator Karater Tanggung Jawab ...................................................... 42

4. Tahapan Pembentukan Karakter ........................................................... 43

C. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................. 45

D. Kerangka Berpikir .................................................................................. 49

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Objek dan Waktu Penelitian ..................................................................... 50

B. Metode Penelitian ..................................................................................... 51

C. Fokus Penelitian ....................................................................................... 52

D. Prosedur Penelitian .................................................................................. 53

Page 12: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

xi

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Hasil Analisis Kritis Deskriptif ............................................... 55

1. Self Awareness Dalam Pembentukan Karakter Tanggung Jawab ............. 55

2. Self Management Dalam Pembentukan Karakter Tanggung Jawab ......... 56

3. Social Awareness Dalam Pembentukan Karakter Tanggung Jawab ......... 57

4. Relationships skills Dalam Pembentukan Karakter Tanggung Jawab ...... 58

5. Responsible Decision Making Dalam Pembentukan Karakter Tanggung

Jawab ..................................................................................................... 59

B. Temuan Hasil Analisis Kritis Komparatif ............................................. 67

1. Komparasi Kurikulum ........................................................................ 68

2. Komparasi Fokus Kajian ..................................................................... 70

3. Komparasi Strategi ............................................................................. 72

4. Komparasi Cakupan Integrasi ............................................................. 75

C. Interpretasi Hasil Analisis ...................................................................... 79

D. Pembahasan ............................................................................................ 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .............................................................................................. 85

B. Implikasi ................................................................................................. 86

C. Saran ....................................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 88

LAMPIRAN – LAMPIRAN .............................................................................. 92

BIODATA PENULIS ........................................................................................145

Page 13: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 5 Kompetensi Dasar SEL ................................................................. 31

Page 14: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

xiii

DAFTAR TABEL

3.1 Tabel Perencanaan Penelitian ......................................................................... 44

4.1 Tabel Komparasi Strategi dalam Program PPK Integrasi K13 dan Program

Social Emotional Learning ............................................................................ 68

4.2 Tabel Komparasi Fokus Kajian Program PPK Integrasi K13 dan Program

Social Emotional Learning ............................................................................ 71

4.3 Tabel Komparasi Strategi dalam Pelaksanaan Program PPK Integrasi K13 dan

Program Social Emotional Learning.............................................................. 73

4.4 Tabel Komparasi Cakupan Integrasi Program PPK Integrasi K13 dan Program

Social Emotional Learning ............................................................................ 78

Page 15: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 01 Surat Bimbingan Skripsi ................................................................. 92

Lampiran 02 Surat Permohonan Izin Penelitian .................................................... 93

Lampiran 03 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ................................ 94

Lampiran 04 Surat Keterangan Validasi Instrumen .............................................. 95

Lampiran 05 Kisi – Kisi Instrumen Penelitian ...................................................... 96

Lampiran 06 Pedoman Wawancara 01 ................................................................. 97

Lampiran 07 Transkrip Wawancara 01 ................................................................. 98

Lampiran 08 Pedoman Wawancara 02 ................................................................101

Lampiran 09 Transkrip Wawancara 02 ................................................................102

Lampiran 10 Pedoman Wawancara 03 ................................................................105

Lampiran 11 Transkrip Wawancara 03 ................................................................106

Lampiran 12 Pedoman Wawancara 04 ................................................................109

Lampiran 13 Transkrip Wawancara 04 ................................................................110

Lampiran 14 Instrumen Check List Dokumen .....................................................114

Lampiran 15 Catatan Penelitian 01 ......................................................................119

Lampiran 16 Catatan Penelitian 02 ......................................................................121

Lampiran 17 Catatan Penelitian 03 ......................................................................122

Lampiran 18 Catatan Penelitian 04 ......................................................................123

Lampiran 19 Catatan Penelitian 05 ......................................................................125

Lampiran 20 Catatan Penelitian 06 ......................................................................127

Lampiran 21 Uji Referensi ..................................................................................128

Page 16: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia saat ini mengalami perubahan yang begitu luar biasa. Pada era

Revolusi Industri 4.0 saat ini kemajuan teknologi berkembang dengan sangat

pesat. Informasi dari segala sumber dapat dengan mudah diakses melalui layar-

layar gawai. Secara tidak langsung hal ini sangat berpengaruh pada dunia

pendidikan. Peserta didik harus disiapkan untuk dapat menerima informasi yang

tepat. Selain itu juga peserta didik tidak hanya dituntut untuk menguasai

kompetensi inti mata pelajaran saja, tetapi mereka juga dituntut untuk dapat

menguasai keterampilan abad ke-21. Keterampilan-keterampilan tersebut

diantaranya yaitu kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah, kreatif,

komunikasi, kolaborasi, mengenali dan menyikapi keberagaman fenomena sosial

budaya, dan lain sebagainya.1

Berbagai fasilitas pendidikan dan materi pengajaran harus segera

disesuaikan agar peserta didik mampu mempersiapkan diri untuk mengahadapi

revolusi selanjutnya. Penanaman sikap dan karakter juga penting untuk

dilakukan sejak dini hal ini supaya peserta didik memiliki nilai karakter yang

baik sehingga dapat mencapai tujuan dari proses pendidikan. Salah satu dari nilai

pendidikan karakter yang diatur dalam Peraturan Presiden No. 87 Tahun 2017

adalah tanggung jawab. Selain itu juga tujuan pendidikan nasional yang tertera

dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 menyebutkan tanggung jawab

sebagai aspek yang dijadikan salah satu tujuan pendidikan. Tanggung jawab

merupakan sikap siap seseorang untuk menerima tugas dan segala akibatnya.

Maka dari itu karakter tanggung jawab menjadi hal yang sangat penting untuk

1 Laura Greenstein, Assesing 21

st Century Skills: A Guide to Evaluation Mastery and

Authentic Learning, (California: Conwin,2012), h. 7.

Page 17: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

2

diajarkan sejak dini, mengingat manfaat dari karakter tanggung jawab yang akan

dirasakan seumur hidup.

Ketika nilai tanggung jawab pada peserta didik mulai luntur maka berbagai

masalah akan muncul. Salah satunya adalah tindakan indisipliner peserta didik

seperti mengabaikan perintah guru, hingga tindakan agresi yang dilakukan

peserta didik. Tindakan agresi yang terjadi bisa dalam bentuk verbal maupun

fisik. Agresi dalam bentuk verbal diantaranya yaitu menghina, mengejek,

mengancam, membentak, dan sebagainya. Sebagai contoh nyatanya yaitu video

viral pada tahun 2019 yang menunjukkan peserta didik sekolah dasar memaki

gurunya saat diintrogasi. Kejadian ini berlangsung di salah satu sekolah dasar di

Surabaya.2 Agresi dalam bentuk lainnya yaitu agresi fisik seperti memukul,

mendorong, menendang, mencubit, dan lain sebagainya. Hal ini terjadi di salah

satu Sekolah Dasar di Kudus, Jawa Tengah pada tahun 2017. Seorang peserta

didik dipukuli oleh 9 temannya di kelas.3 Tindakan tidak bertanggung jawab

tersebut merupakan salah satu akibat dari rendahnya kesadaran peserta didik

tentang tanggung jawabnya sebagai pelajar. Selain itu pengabaian tanggung

jawab juga akan menimbulkan masalah-masalah baru seperti tindakan intimidasi

dan rendahnya prestasi belajar.

Menurut tahap perkembangan emosionalnya peserta didik sekolah dasar

memiliki karakteristik mulai belajar dan mengontrol ekspresi. Anak-anak pada

usia ini juga sudah mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi tidak boleh

sembarangan. Misalnya emosi kasar yang tidak diterima di masyarakat.

Perkembangan sosial pada peserta didik sekolah dasar ditandai dengan adanya

perluasan hubungan. Tidak hanya pada keluarga tetapi juga mulai membentuk

2 Tim Redaksi Pojoksatu.id, Dindik Klarifikasi Kasus Siswa Tendang Guru dan

Bocah SD Bentak Guru, Pojoksatu.id/news, (diakses pada: 27/04/20 19.50 WIB). 3 Dahyal Akbar, Siswa SD Dipukuli 9 Temannya Saat Jam Pelajaran Berlangsung,

cnnidonesia.com, (diakses pada: 27/04/20 20.00 WIB).

Page 18: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

3

ikatan baru dengan teman sebaya atau teman sekelas. Pada tahap ini juga peserta

didik mulai mampu menyesuaikan dirinya (egosentris) kepada sikap bekerja

sama (kooperatif), dan sikap saling peduli atau memerhatikan kepentingan orang

lain (sosiosentris). Selanjutnya dari aspek perkembangan moralnya peserta didik

sekolah dasar sudah mulai mampu mengikuti aturan yang ada pada lingkungan

keluarga dan sekitarnya. Pada akhir usia 11 atau 12 tahun peserta didik sudah

dapat memahami alasan yang mendasari suatu peraturan. Selain itu juga peserta

didik mulai mampu untuk mengasosiasikan setiap bentuk perilaku benar salah

atau baik dan buruk.4

Selain dari perkembangan emosional, moral dan sosialnya peserta didik

sekolah dasar juga menunjukkan sifat-sifat yang khas. Sifat khas yang dilakukan

oleh peserta didik sekolah dasar tingkat kelas rendah diantaranya adalah;

cenderung untuk memuji diri sendiri, membandingkan dirinya dengan orang lain,

jika tidak menyelesaikan soal maka soal itu dianggap tidak penting,

menginginkan nilai yang baik tanpa mengingat prestasinya. Sedangkan sifat khas

yang ditunjukkan peserta didik kelas tinggi yaitu menunjukkan minat kepada

kehidupan sehari-hari yang praktis, realistik, ingin tahu, dan ingin belajar, gemar

membentuk teman sebaya.5

Berdasarkan tugas perkembangan dan sifat khas yang dilakukan oleh peserta

didik sekolah dasar yang sudah dijelaskan di atas maka peserta didik pada usia

sekolah dasar sangat membutuhkan bimbingan agar tugas perkembangan sosial,

emosional dan moralnya tercapai. Karena hal-hal tersebut dapat menjadi pondasi

yang kuat pada kehidupan di masa yang akan datang untuk membentuk pribadi

yang baik. Selain itu juga keterampilan sosial, emosional dan moral yang

diarahkan dengan baik akan menghindarkan peserta didik dari perilaku negatif.

4 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Kencana:

Jakarta, 2013) h. 74 – 76. 5 Maliki, Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar, (Kencana: Jakarta, 2016) h. 57 – 56

Page 19: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

4

Sejalan dengan hal tersebut penelitian yang dilakukan oleh Mario Piacentini

berdasarkan data PISA 2015 mendapati hasil bahwa negara yang tergabung

dalam Organisation for Economic Co - Operation and Development (OECD)

rata-rata 4% peserta didik melaporkan bahwa mereka dipukuli atau didorong dan

8% melaporkan bahwa mereka adalah korban dari rumor buruk. Hal ini

mempengaruhi kinerja peserta didik menjadi lebih buruk dari pada di sekolah

yang tingkat intimidasinya lebih rendah. Selain itu juga dari 54 negara pada

penelitian ini 42% menunjukkan perilaku intimidasi di sekolah berpengaruh pada

penurunan prestasi akademik.6

Penelitian berikutnya datang dari Australia menurut lembaga Murdoch

Children's Research Institute's Childhood to Adolescents Transition Society

(CATS) dalam America News ABC yang meneliti 1.000 murid di Australia,

yaitu murid dengan usia 8-9 tahun pada tahun 2017. Hasilnya sejumlah murid

sekolah dasar memiliki gangguan perilaku berupa mengamuk dan berkelahi

tertinggal selama 12 bulan dalam hal akademis.7

Selanjutnya penelitian di

Indonesia tentang gangguan dan emosi yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan

Pengembangan Kementrian Pendidikan Indonesia di empat provinsi dengan

jumlah sampel sebanyak 696 peserta didik didapati hasil bahwa peserta didik

dengan nilai rapor yang rata-ratanya di bawah 6,0 sebanyak 33% dinyatakan

mengalami gangguan emosi dan perilaku.8

Karakter tanggung jawab dapat menjadi sebuah alat untuk menghindari

perilaku negatif seperti tindakan pengabaian, agresi verbal maupun fisik.

Karakter tanggung jawab juga sangat erat hubungannya dengan keadaan sosial

6 Safinatunnajah, Rahmawati, Bullying and Student Achievment Trend Analysis of

PISA 2012 – 2015 Results, Proceeding Book of 1st International Conference on Education

Assesment and Policy, Vol 1, h. 55 – 60. 7 David Taylor, Primary School Boys Increasingly Exbihiting Emotional and

Behavioural Problem Study Shows, Diakses Dari https://www.abc.net.au/, Pada Tanggal

23/02/2020, Pukul 20. 59 WIB 8 Aini Mahabbati,

Identifikasi Anak dengan Gangguan Emosi dan Perilaku di Sekolah

Dasar, Jurnal Pendidikan Khusus, Vol 2, No. 2, h. 1 – 14

Page 20: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

5

dan emosional peserta didik. Peserta didik dapat mengimplementasikan karakter

tanggung jawabnya dengan baik sejalan dengan keterampilan sosialnya.

Keterampilan emosional yang dimiliki oleh peserta didik juga akan mendukung

peserta didik untuk dapat menerima, mengolah dan mengeluarkan emosi dengan

cara yang tepat sehingga peserta didik dapat membuat keputusan yang

bertanggung jawab.

Pada umunnya sekolah lebih fokus pada penguatan mata pelajaran sehingga

tidak cukup untuk memfasilitasi kebutuhan peserta didik mengenai pembelajaran

tentang kehidupan sosial dan bagaimana merespon emosi sebagai bagian dari

pembentukan karakter tanggung jawab. Sedangkan peserta didik yang belum

memahami bagaimana cara yang baik untuk menjadi makhluk sosial dan

merespon segala bentuk emosi dalam diri mereka sangat memerlukan bimbingan

dan pengetahuan mengenai hal tersebut.

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan pada ketua departemen Social

Emotional Learning SD Kharisma Bangsa, Pondok Cabe Tangerang Selatan.

Beberapa tingkah laku peserta didik yang bertolak belakang dengan karakter

tanggung jawab terjadi di sekolah ini. Seperti tindakan agresi verbal, contohnya

peserta didik memotong pembicaraan guru, berteriak, dan berkata kasar. Selain

agresi bentuk fisik seperti mendorong teman sebayanya. Data lain yang diperoleh

dari wawancara tersebut yaitu, Program Social Emotional Learning ini dianggap

membantu para guru untuk mendapatkan ruang agar mereka dapat memberi

pemahaman kepada peserta didik mengenai aspek sosial yang harus dimiliki dan

pengaturan emosi yang harus dipahami oleh peserta didik sehingga dapat

membantu guru dalam rangka pembentukan karakter tanggung jawab.9 Melalui

Social Emotional Learning (SEL) peserta didik tidak hanya diajarkan mengenai

9 Wawancara dengan Ozlem A. K, pada tanggal 27 November 2019, Tempat: SD

Kharisma Bangsa, Pondok Cabe, Tangerang Selatan.

Page 21: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

6

karakter tanggung jawab, tetapi juga ada lima karakter lain yang termasuk dalam

kompetensi dasar Social Emotional Learning (SEL). The Collaborative for

Academic Social and Emotional Learning (CASEL) membagi SEL menjadi lima

kompetensi dasar yaitu self awareness, self management, social awareness,

relationship skill, dan responsible decision making. Kelima dasar tersebut

kemudian banyak diadopsi oleh negara-negara yang menerapkan SEL di sekolah.

CASEL sudah bekerjasama dengan banyak sekolah baik yang ada di Amerika

maupun diberbagai belahan dunia.10

Menurut Greenberg SEL terbukti membawa pengaruh positif terhadap

peserta didik. SEL dapat mencegah masalah-masalah yang terjadi pada masa

perkembangan peserta didik. Dalam hal ini SEL juga turut mempromosikan

kebiasaan positif untuk peserta didik, kesehatan mental yang positif dan menjadi

sebuah persiapan untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab.

Berdasarkan hasil penelitian peserta didik yang megikuti program SEL

menujukkan peningkatan pada aspek kehidupan pribadi, sosial dan akademik.

SEL dapat memberikan manfaat positif pada peserta didik seperti keterampilan

sosial, emosi dan sikap terhadap diri sendiri maupun sekolah. SEL juga dapat

mengatasi masalah emosional, tekanan dan performa akademik peserta didik.11

Berdasarkan permasalahan serta teori yang telah dipaparkan, penulis

bermaksud untuk mengangkat judul penelitian mengenai “Program Social

Emotional Learning Dalam Upaya Pembentukan Karakter Tanggung Jawab Pada

Peserta Didik Sekolah Dasar.

10

The Colaborative of Academic Social Emotional Learning, https://casel.org/,

(diakses pada 20/03/2020 Pukul 12.26 WIB). 11 John Payton Dkk, The Positive Impact of Social and Emotional Learning for

Kindergarten to Eight-Grade Students: Findings from Three Scientific Reviews. Chicago, IL: Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning. (CASEL: Chicago, 2008) , h.

6-11.

Page 22: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

7

B. Identifikasi Masalah

1. Peserta didik melakukan pengabaian terhadap perintah guru yang merupakan

salah satu bentuk sikap pelanggaran dari tanggung jawab seorang pelajar.

2. Peserta didik melakukan perilaku agresi atau penyerangan melalui tindakan

verbal maupun fisik.

3. Peserta didik belum mampu untuk menerima, mengolah dan mengeluarkan

emosi secara tepat sehingga sering kali membuat keputusan yang tidak

bertanggung jawab.

4. Tindakan indisipliner dan perilaku tidak tanggung jawab yang dilakukan

peserta didik.

5. Pada umumnya sekolah lebih fokus pada penguatan mata pelajaran.

6. Waktu yang tersedia pada setiap mata pelajaran dengan beban materi yang

banyak dinilai kurang untuk dapat memasukkan aspek – aspek yang berkaitan

dengan sosial dan emosional.

C. Pembatasan Masalah

1. Program Social Emotional Learning yang akan diteliti meliputi pendekatan,

strategi, dan Kompetensi- kompetensi yang ada di dalamnya.

2. Karakter peserta didik sekolah dasar yang akan diteliti yaitu karakter tanggung

jawab.

3. Aspek pada Pembentukan karakter tanggung jawab yang akan diteliti yaitu

meliputi tahapan pembentukan karakter, ciri-ciri karakter tanggung jawab, dan

indikator karakter tanggung jawab.

Page 23: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

8

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang sudah dipaparkan

di atas, maka rumusan masalah dari penellitian ini adalah “Bagaimana Program

Social Emotional Learning (SEL) dalam Upaya Pembentukan Karakter

Tanggung Jawab Pada Peserta Didik di Sekolah Dasar?”

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang hendak dicapai dalam

penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Program Social Emotional Learning

(SEL) dalam upaya pembentukan karakter tanggung jawab pada peserta didik di

sekolah dasar.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

a. Sebagai salah satu bentuk kontribusi ilmu pengetahuan tentang Social

Emotional Learning (SEL) dan pemebntukan karakter tanggung jawab.

b. Memperkaya sumber keilmuan tentang mengenal karakteristik sosial

dan emosional peserta didik Sekolah Dasar.

c. Sebagai salah satu sumber data ilmiah tentang Social Emotional

Learning (SEL) dalam upaya pembentukan karakter tanggung jawab

peserta didik sekolah dasar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Guru terinspirasi untuk menggunakan Social Emotional Learning (SEL)

dalam upaya memperbaiki aspek sosial dan emosional serta

menumbuhkan karakter tanggung jawab peserta didik.

b. Bagi Kepala Sekolah

Page 24: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

9

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai contoh dalam

Penerapan Program Social Emotional Learning (SEL) di Sekolah Dasar.

c. Bagi Peserta Didik

Mendorong peserta didik agar lebih antusias dalam mengikuti

pelaksanaan Program Social Emotional Learning (SEL) sehingga

memiliki perilaku sesuai dengan harapan.

d. Bagi Peneliti

Dapat dijadikan sebagai penelitian yang relevan bagi penelitian yang

terkait dengan Program Social Emotional Learning (SEL) dan karakter

tanggung jawab.

Page 25: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

10

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Program Social Emotional Learning

1. Definisi Social Emotional Learning

Pada era global ini pendidikan tidak hanya diberikan sebagai bentuk

capaian kognitif saja. Tetapi juga sebagai alat untuk memperbaiki moralitas

bangsa. Para orang tua dan guru juga mengharapkan anak atau peserta

didiknya tidak hanya sukses pada bidang akademik saja, tetapi juga dalam

aspek personalnya maupun sosialnya. Social Emotional Learning (SEL)

merupakan program yang tujuannya mengacu kepada aspek moral tersebut.

Program ini memiliki dua kata kunci yang pertama yaitu Social dan yang

kedua yaitu Emotional. Banyak sekali pendapat yang dikemukakan oleh para

ahli mengenai SEL yang sebenarnya tidak memiliki pengertian yang pasti

atau mutlak.

Elias dkk dalam Zins, Bloodworth, Weisberg, Wellberg (2007)

mengemukakan bahwa “SEL is process through which we learn to recognize

and manage emotions, care about others, make good decision, behave

ethically and responsibly, develop positive relationships, and avoid negative

behaviors”. Dari pengertian tersebut maka dapat dipahami bahwa SEL

merupakan suatu proses yang dipelajari agar seseorang dapat memperbaiki

dan mengatur emosi, peduli dengan orang lain, membuat keputusan yang

baik, berperilaku dengan penuh tanggung jawab, mengembangkan hubungan

yang positif dan mencegah adanya kebiasaan negatif.12

12

Joseph E. Zins, Michelle R. Bloodworth, Roger P. Weissberg, dan Herbert J.

Walberg, The Scientific Base Linking Social Emotional Learning to School Success,(Research Gate: Journal of Educational and Psychological Consultation, July, 2007),

h. 4.

Page 26: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

11

Beberapa aspek tersebut merupakan aspek-aspek yang dapat mendukung

human-being. Selain itu juga aspek-aspek tersebut sangat mendukung

perkembangan intrapersonal peserta didik sekolah dasar yang masih dalam

tahapan golden age. Tentang norma, bertindak secara etik, dan membangun

kebiasaan positif adalah hal-hal yang sangat urgen yang harus dimiliki setiap

manusia. Maka jika hal-hal tersebut dipelajari lebih dini tentunya akan

memberi hasil yang maksimal.

Pendapat lainnya datang dari Greenberg dkk, mereka berpendapat

bahwa Social Emotional Learning is through developmentally and culturally

apropriate classroom instruction and application of learning to everyday

situation, SEL programming builds children’s skills to recognize and

manage their emotions, appreciate the prespectives of others, establish

positive goals, make responsible decisions, and handle interpersonal

situation. Pada intinya Greenberg menjelaskan bahwa program SEL yang

diterapkan melalui instruksi yang dapat membangun peserta didik mengenali

dan mengontrol emosinya, mengapresiasi pandangan orang lain, mendukung

tujuan positif, membuat keputusan yang bertanggung jawab, dan

mengendalikan situasi interpersonal.13

Pendapat tersebut tidak jauh dari pendapat Zins, Bloodworth, Weisberg,

Wellberg yang sama-sama mengutarakan tentang membuat keputusan,

tujuan postif, dan kontrol emosi. Keduanya sama-sama berpendapat bahwa

aspek sosial dan emosi sangat penting untuk dicapai seorang peserta didik

sebagai pengetahuan tentang hidup yang dibutuhkan di masa depan. SEL

sebagai salah satu sumber belajar peserta didik mengenai sosial dan emosi

menjadi sebuah jawaban dari tantangan zaman yang ada. Kedua pendapat

tersebut sama-sama mengungkapkan tentang SEL sebagai salah satu cara

untuk membentuk kepribadian peserta didik menjadi lebih baik.

13

Kenneth W.Merrel, Barbara A Gueldner, Social and Emotional Learning in The

Classroom,(New York: The Guilford Press, 2010), h. 7

Page 27: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

12

Pendapat selanjutnya yaitu dari Joseph E. Zins, dkk. “SEL serves as a

critical element of it by assisting students in navigating the social and

emotional contexts of the classroom effectively and by helping schools create

positive environments conductive to learning”. SEL sebagai elemen kritis

untuk mengarahkan siswa dalam konteks pembelajaran sosial dan emosional

yang efektif dan membantu sekolah untuk menciptakan lingkungan yang

positif dan kondusif untuk belajar. Dari pengertian tersebut dapat dimengerti

bahwa SEL dapat membantu untuk menciptakan lingkungan yang positif

serta kondusif untuk belajar karena SEL mengajarkan peserta didik dalam

mengatur emosinya serta menciptakan lingkungan sosial yang positif.14

The Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning

(CASEL) mendefinisikan SEL sebagai proses pengetahuan yang dilalui oleh

anak-anak dan remaja, sikap, dan keterampilan secara efektif untuk

memahami dalam mengatur emosi, mengatur tujuan positif, dan merasa atau

menunjukkan empati pada orang lain.15

Selanjutnya Peterson mengartikan SEL sebagai instruksi yang terfokus

pada pengembangan terhadap perilaku siswa yang dapat diterima secara

sosial serta pemahaman dan pengaturan emosi Kemudian sederhananya SEL

menurut Martinsone merupakan kombinasi kemampuan akademik dan

keterampilan sosial emosional yang dipadukan dalam sebuah program

pembelajaran di sekolah.16

Berbagai pendapat di atas tidak lepas dari istilah keterampilan sosial,

kontrol emosi, serta usaha menciptakan lingkungan dan tujuan yang positif.

Maka dalam hal ini penulis menyimpulkan bahwa Social Emotional

14

Joseph E. Zins, Michelle R. Bloodworth, Roger P. Weissberg, dan Herbert J.

Walberg, Op. Cit., h. 5. 15

The Collaborative of Social and Emotional Learning, casel.org, diakses pada

03/03/2020 pukul 17. 49 WIB 16

Aaron Peterson, Connecting STEM Curriculum with Social Emotional Learning in

Early Childhood, Jurnal: Vol. 22 , Artikel 5, 2018, h. 4.

Page 28: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

13

Learning adalah proses yang dilakukan untuk meningkatkan keterampilan

sosial dan emosional peserta didik dengan menciptakan lingkungan yang

positif dan mengarahkan peserta didik pada tujuan yang positif, sehingga

pada akhirnya peserta didik dapat menjadi seseorang yang dapat mengatur

dirinya dengan baik, bertanggung jawab dalam menciptakan suatu

keputusan, peka terhadap lingkungan sosial, dan memahami dirinya sendiri

dengan baik.

2. Landasan Teori Penerapan Social Emotional Learning (SEL)

a. Landasan Social Learning Albert Bandura

Teori Social Learning atau Teori Belajar Sosial berdasarkan karya

awal Albert Bandura merupakan proses kognitif mediasional. Teori ini

menjelaskan bahwa seseorang dapat memilih peristiwa mana yang

dihindari, dipertahankan dan kemudian dilakukan, ketika seseorang

terpapar rangsangan permodelan. Bandura menunjukkan bagaimana

individu dapat memperoleh pola perilaku baru yang lebih prososial

melalui mengamati orang lain. Hal tersebut merupakan sebuah proses

yang dapat difasilitasi oleh kekuatan motivasi pengamat untuk

memperhatikan tindakan model dan kemampuan pengamat untuk fokus

pada aspek yang menonjol dari model perilaku serta semua tanggapan

pengamat yang terdiri dari perilaku yang dimodelkan. Teori ini

menjelaskan bahwa individu dapat mengubah lingkungan dan sebaliknya.

Hal tersebut juga dikenal dengan istilah determinisme. Determinisme atau

konsep timbal balik merupakan fitur utama dalam Teori Belajar Sosial. 17

Konsep permodelan sangat erat kaitannya dengan Social Emotional

Learning (SEL). Kurikulum SEL secara eksplisit dan implisit bergantung

17 Frank M. Gresham, Effective Intervension for Social and Emotional Learning,

(London: The Guilford Press, 2018), h. 3-5.

Page 29: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

14

pada permodelan yang dilakukan oleh orang dewasa di lingkungan

pendidikan seperti; guru, orang tua dan staff. Selain itu hal ini juga

bergantung pada pemodelan teman sebaya untuk dapat memperkuat

keterampilan sosial dan emosional yang baru didapatkan. Pada SEL dapat

diterapkan program yang dapat meningkatkan keterampilan sosial peserta

didik, misalnya dengan memberikan kesempatan bagai peserta didik

untuk meningkatkan praktik baru yang lebih terampil, fokus pada

serangkaian keterampilan atau respon tertentu dan membantu guru dalam

menyusun praktik keterampilan baru untuk peserta didik. Sehingga pada

akhirnya peserta didik dapat menyatukan rantai kompleks dari perilaku

dan respon yang terampil secara sosial dan emosional. Teori Belajar

Sosial mengakui peran kuat yang disajikan oleh lingkungan ekologis

tetapi juga tetap fokus pada interpretasi individu terhadap kontingensi

lingkungan yang akhirnya menjadi pengaruh paling kuat terhadap

perilaku.

Selanjutnya teori Cognitive-behavioral menjelaskan bahwa perilaku

individu dalam menanggapi peristiwa lingkungan dimediasi oleh kognisi

atau pikiran. Pendekatan ini didasarkan pada teori kognitif yang

menghadirkan individu dengan situasi sosial dengan berbagai isyarat

sosial internal dan eksternal. Dilengkapi oleh Teori Behavior Analysis

yang dibawa oleh Skinner yang menghubungkan Teori Social Learning

dengan hubungan antara peristiwa sebelumnya, perilaku, dan peristiwa

yang diakibatkannya. Dalam pendekatan intervensi Social Emotional

Learning ini, analisis perilaku terapan digunakan untuk menggantikan

masalah perilaku yang bersaing Proses ini dikenal dengan pelatihan

penggantian perilaku positif.18

18Frank M. Gresham Ibid, h. 3

Page 30: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

15

Albert Bandura menerapkan Teori Belajar Sosial pada pengobatan

perilaku agresif. Hal ini sangat relevan dengan program SEL. Sebagai

contoh saat ia berpendapat bahwa tanpa memberikan keterampilan yang

lebih efektif kepada seorang anak, akan sangat tidak mungkin perilaku

agresifnya akan berubah karena lingkungan yang jarang memperkuatnya.

Ia juga mengusulkan agar program pencegahan atau pengobatan

diterapkan dilingkungan anak – anak secara alami.19

b. Landasan Perkembangan Moral Lawrance Kohlberg

Lawrance Kohlberg menjelaskan bahwa perkembangan moral yang

terjadi pada individu terdiri dari tiga tahapan. Ketiga tahapan

perkembangan moral tersebut adalah penalaran pra konvensional,

konvensional dan post konvensional. Tahapan pra konvensional adalah

tingkatan terendah dalam teori perkembangan moral Kohlberg. Pada

tahapan ini individu tidak menujukkan adanya internalisasi nilai – nilai

moral. Penalaran moral dikendalikan oleh hadiah atau reward dan

hukuman eksternal. Contohnya ketika seorang anak melakukan sesuatu

karena takut dihukum dan memandang sesuatu itu baik ketika dapat

memenuhi kebutuhan pribadi. Pada fase ini terjadi dua tahapan. Tahap

pertama yaitu orientasi hukuman dan kepatuhan. Sebagai contoh, anak –

anak dan remaja mematuhi orang dewasa karena orang dewasa menyuruh

mereka untuk patuh. Tahapan kedua yaitu individualisme dan tujuan,

pada tahap ini pemikiran didasarkan pada hadiah dan minat pribadi.

Contohnya ketika anak – anak dan remaja bersikap patuh karena ada hal

yang menguntungkan bagi mereka. Apa yang benar dalam tahapan

perkembangan ini adalah apa yang menghasilkan reward.20

19

Larry P. Nucci, Handbook of Moral and Character Education: Educational

Psychology Handbook, (University of Maryland: 2008), h. 248 – 250. 20 Penney Upton, Psikologi Perkembangan, (Erlangga: Jakarta, 2012), h. 179-181

Page 31: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

16

Tahapan selanjutnya yaitu tingkat penalaran moral konvensional

yang di dalamnya terdapat tahap perkembangan norma interpersonal.

Tahapan ini berkaitan dengan rasa percaya, kasih sayang dan kesetiaan

yang dihargai dan dipandang sebagai basis penilaian moral. Tahapan ini

adalah tingkatan menengah dari teori perkembangan moral Kholberg.

Pada tahapan ini internalisasi bersifat menengah. Individu mematuhi

beberapa standar orang lain (eksternal), misalnya orang tua atau hukum

yang berlaku di masyarakat. Selain norma interpersonal pada fase ini

juga terjadi tahap ke-empat yaitu moralitas sistem sosial. Pada kondisi ini

penilaian moral didasarkan pada pemahaman terhadap aturan, hukum,

keadilan dan tugas sosial. Contohnya yaitu ketika remaja dapat

mengatakan bahwa supaya suatu organisasi dapat bekerja secara efektif,

maka organisasi tersebut perlu dilindungi oleh hukum yang ditaati oleh

seluruh anggota organisasi.21

Kemudian dilanjutkan dengan Tingkat penalaran moral post

konvensional. Tahapan ini adalah tahapan tertinggi dari teori

perkembangan moral Kohlberg Pada tahapan ini individu yang

mengartikan “baik” sebagai nilai – nilai dan prinsip – prinsip yang sudah

disepakati masyarakat. Dalam tahapan ini individu sudah melibatkan

nurani yang dapat menimbulkan risiko pribadi. Moralitas

diinternalisasikan sepenuhnya dan tidak lagi didasarkan pada standar

orang lain. Pada fase ini terjadi tahap kelima yaitu komunitas vs hak

individu. Pada tahap ini individu memandang bahwa pemahaman nilai

dan hukum adalah relatif dan standar yang dimiliki oleh satu orang

dengan orang lain akan berbeda. Seseorang percaya bahwa hukum

memang penting bagi suatu masyrakat tetapi tetap dapat diubah.

Seseorang percaya bahwa nilai seperti kebebasan lebih penting dari pada

21

John. W. Santrock, Adolesence Edisi 6, (Erlangga: Jakarta, 2003), h. 441

Page 32: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

17

hukum. Selanjutnya pada tingkatan post konvensional ini juga terjadi

tahap ke-enam yaitu prinsip etis universal yang merupakan tahap tertinggi

dari penalaran seorang individu menurut Kohlberg. Pada tahapan ini

individu sudah membentuk standar moral yang didasarkan pada hak

manusia secara universal. Ketika ada konflik yang melibatkan hukum dan

kata kata maka individu akan mendengarkan kata hatinya meski akan

menimbulkan risiko pada dirinya.

Setelah teori perkembangan moral yang ia ciptakan Kohlberg

kemudian tertarik untuk menguraikan pendekatan pendidikan yang dapat

mempromosikan perkembangan kognitif dan sosial – moral. Kohlberg

kemudian menggunakan pendekatan pendidikan sistematik dengan

formula kontemporer dari pembelajaran sosial dan emosional.22

Mengacu pada teori perkembangan moral yang dibawa Kholberg

anak – anak pada usia Sekolah Dasar yaitu antara umur 6-12 tahun

mengalami tahapan yang sangat membutuhkan bimbingan dalam

membentuk prinsip pribadi masing-masing individu. Anak-anak

memerlukan pengetahuan – pengetahuan yang dapat mendorong

perkembangan moralnya agar dapat tercapai secara maksimal. Selain itu

juga pada usia ini anak-anak mencapai tahapan “Golden Age” yang

merupakan salah satu fase terpenting dalam membentuk karakter anak di

masa yang akan datang.

Dalam hal ini untuk dapat mengembangkan keterampilannya anak –

anak membutuhkan arahan dan permodelan positif sebagai contoh untuk

ditiru. Program diperlukan untuk menarahkan fokus peserta didik agar

mencapai tugas perkembangannya dengan baik. Selain itu juga program

dapat memberikan keterampilan dan nilai – nilai kepada peserta didik

untuk membantu mengarahkannya menuju masa depan yang lebih

22 Harlord L. Miller Jr, The Sage Encyclopedia of Theory in Psychology, (Sage

Publication: United States of America, 2016) h. 490

Page 33: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

18

produktif. Maka dari itu program Social Emotional Learning (SEL)

merupakan salah satu program yang sangat relevan untuk diterapkan di

sekolah dasar dalam rangka menunjang tahap perkembangan moral

peserta didik. The Collaborative of Academic Social Emotional Learning

(CASEL) membagi fokus diskusi Social Emotional Learning (SEL)

menjadi lima aspek diantarnya yaitu; Diversity and Inclusion, Emphaty

and Critical Thingking, Communication, Problem Solving, dan Peer

Relation yang jika dihubungkan dengan tujuan pendidikan nasional dan

tantangan keterampilan abad ke-21, hal ini saling berkesinambungan.23

3. Perkembangan Program Social Emotional Learning

Ide untuk menerapkan Program Social Emotional Learning di sekolah

terinspirasi dari pemikiran seorang filsuf yaitu Plato. Melalui karyanya The

Republic Plato mengusulkan Kurikulum Holistik yang menyeimbangkan

pengetahuan tentang pendidikan jasmani, seni, matematika, sains, karakter,

dan pendidikan moral. Plato menjelaskan “By maintaining a sound system of

education and up bringing, you produce citizens of good character, and

citizens of sound character, with the advantage of a good education produce

in turn children better than themselves and better able to produce still better

children in their turn”. Dari pendapat Plato tersebut dapat dipahami bahwa

dengan mempertahankan sistem pendidikan yang baik akan menghasilkan

warga negara yang memiliki karakter baik, dan juga dengan keunggulan

pendidikan dapat menciptakan anak – anak dengan karakter baik sehingga di

masa depan mereka dapat menjadi generasi penerus yang lebih baik.

Kemudian antara tahun 1987 sampai 1992 Weissberg dan Shriver

mendirikan program pembangunan sosial yang diberi nama K – 12 New Haven

Social Development Program. Dalam waktu yang sama kelompok sekolah berbasis

23

Sanford Harmony, www.sanfordharmony.com, (diakses pada: 15/03/2020, pukul

15.34 WIB)

Page 34: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

19

pencegahan dan pengembangan pemuda The W. T. Grant yang dipimpin oleh

Weissberg mengumumkan untuk menggabungkan SEL di sekolah. Garis besar dari

program tersebut yaitu keterampilan menilai perasaan, mengendalikan impuls,

menunda hasrat, mengekspresikan, mengidentifikasi, memberi label, dan mengelola

emosi, bersamaan dengan mengurangi stress sebagai kompetensi emosional.

Pada tahun 1994 The Collaborative of Academic Social Emotional

(CASEL) terbentuk melalui pertemuan di Fetzer Institute Michigan. Pada

tahun 1997 CASEL dan Association for Supervision and Curriculum Development

(ASCD) membuat buku strategi praktis untuk membuat program SEL yang

komprehensif dari usia pra – sekolah sampai dengan kelas 12 yang juga dikenal

dengan “the missing piece” atau potongan yang hilang dalam suatu pendidikan.

Kemudian buku tersebut tersebut terus dikembangkan hingga terilis buku yang

berjudul “Handbook of Social Emotional Learning: Research and Practice”.

Pada tahun 2004 Ilinois menjadi negara pertama yang menciptakan kerangka

kerja SEL yang mencakup tujuan, standar, pembelajaran, hingga tolok ukur untuk

sekolah, mulai dari pra sekolah sampai dengan kelas 12. Kemudian pada tahun 2013

mereka merevisi kerangka kerja mereka untuk mengakomodir lembaga pra sekolah.

Pada tahun 2015 semua pra sekolah di Amerika Serikat telah mengembangkan

standar SEL. Illinois memilki tiga tujuan SEL yaitu yang pertama, mengembangkan

kesadaran diri untuk mencapai keberhasilan sekolah dan kehidupan. Kedua,

menggunakan kesadaran sosial dan keterampilan interpersonal untuk membangun

dan memelihara hubungan positif. Ketiga, menunjukkan keterampilan membuat

keputusan dan perilaku yang bertanggung jawab dalam konteks pribadi, sekolah, dan

masyarakat. 24

Sampai dengan saat ini CASEL bekerjasama dengan 20 distrik sekolah di

berbagai negara yang melayani 1,7 juta peserta didik. Menurut Humphrey (2013)

Program Social Emotional Learning telah dilaksanakan oleh ribuan sekolah di

24

Jodi Beaty, Robert Morris, Journal of English for Specific Puposes, Vol. 1 No. 2,

2018, h. 68 – 70.

Page 35: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

20

Amerika Serikat dan negara lain di dunia.25

Diantara negara tersebut yaitu Australia,

beberapa negara di Eropa dan Asia.26

4. Pendekatan Penerapan Program Social Emotional Learning

Berbagai pendapat mengenai pendekatan-pendekatan yang digunakan

untuk menerapkan SEL sangat beragam. CASEL sendiri sebagai salah satu

sumber yang menjadi bahan acuan penerapan SEL mengungkapkan tiga

pendekatan yang dapat digunakan diantaranya yaitu:

1) Explicit SEL Instruction

Pendekatan ini melibatkan guru dengan topic – topik SEL

misalnya, bagaimana untuk mengenali emosi dan menyelesaikan

masalah dengan pasangan atau teman27

. Topik yang dapat dibahas

dalam instruksi SEL secara eksplisit dapat mengenai pelabelan

perasaan, mengatasi stress, menetapkan dan mencapai tujuan,

mengembangkan empati, berkomunikasi secara efektif,

menyelesaikan konflik dan bersikap tanggung jawab. Misalnya

peserta didik sekolah dasar belajar mengenai bagaimana

menggunakan kata nyaman, senang, atau marah dalam pelabelan

emosi.

Pengajaran SEL secara eksplisit ini harus merepresentasikan

unsur SAFE yaitu sequenced, kegiatan yang dilakukan terhubung dan

terkoordinasi untuk mendorong pengembangan keterampilan. Active,

bentuk pelajaran aktif untuk mendorong peserta didik memilki

25

Roger. P. Weissberg, dkk, Artikel Social and Emotional Learnig: Past, Present, and Future, 01/01/2015, h. 3. 26

Casel.org, CASEL diakses pada 12/04/20, 15. 16 WIB. 27

Sara Rimm Kaufman, Chris Hulleman, Social and Emotional Learning in

Elementary School Settings: Identifying Mechanism That Matter, University of Virginia, 6 Januari 2019, 17.56, h. 5-6 .

Page 36: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

21

ketarampilan baru. Focused, berisi kegiatan yang secara jelas

menekankan pengembangan keterampilan pribadi dan sosial.

Explicit, menargetkan keterampilan sosial dan emosional tertentu.

2) Teacher Instructional

Pendekatan ini fokus pada proses pembelajaran, metode

pedagogis dan pendekatan pengelolaan. Program tersebut secara aktif

melibatkan peserta didik untuk belajar dan mengembangkan

keterampilan SEL pada saat yang bersamaan. Program ini fokus

untuk menciptakan pengalaman kelas yang positif didukung dengan

metode pedagogis atau rutinitas kelas. Contohnya, pujian yang khas

dan melibatkan peserta didik dalam pengambilan keputusan yang

mendukung hubungan positif antara guru dan peserta didik serta

menumbuhkan suasana untuk belajar.

3) Integration with academic curriculum areas

Pendekatan ini merupakan alternatif lain yaitu dengan cara

mengintegrasikan komponen dasar SEL pada kurikulum akademik.

Contohnya, guru dapat menghubungkan pengembangan keterampilan

SEL ke dalam pelajaran literasi. Peserta didik dapat membaca dan

mendiskusikan buku yang cocok dengan usianya dan membuat

peserta didik dapat menghubungkan konten yang ada di dalam buku

pada kehidupan pribadinya dan pembuatan keputusan pada situasi

sosial yang ada di sekitar peserta didik.

5. Strategi Penerapan Program Social Emotional Learning

Beberapa strategi dilakukan dalam melaksanakan Social

Emotional Learning. Strategi tersebut dilakukan agar dapat mencapai

tujuan dari pendekatan yang dilakukan. CASEL menjelaskan beberapa

strategi yang dapat diterapkan di sekolah, diantaranya yaitu:

Page 37: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

22

1. Promoting Alternative Thinking Strategy (PATH)

Strategi ini dikhususkan bagi anak – anak prasekolah dan

sekolah dasar. PATH bertujuan untuk meningkatkan kompetensi

sosial dan emosional pada peserta didik, mencegah kekerasan, agresi,

dan permasalahan lainnya. Program ini mengacu pada ABCD

(Affective, Behavioural, Cognitive, Dynamic) yang meyakini bahwa

kompetensi sosial dapat dicapai apabila kompetensi afektif dan

kognitif peserta didik dapat saling bekerja sama. Langkah – langkah

dalam startegi ini diantaranya; 1) Promosi karakter, dalam hal ini

guru dapat menyediakan pengetahuan – pengetahuan mengenai

karakter yang akan dibahas; 2) Pembiasaan karakter, hal ini dapat

diterapkan dengan membiasakan hal – hal yang dapat membentuk

karakter baik peserta didik seperti berdoa sebelum belajar,

memberikan salam senyum dan sapa, dan membaca buku selama 15

menit sebelum belajar; 3) Pencapaian Affective, Behavioural,

Cognitive, Dynamic (ABCD), ketika pengenalan berbagai macam

nilai karakter baik dan pembiasaan mengenai karakter telah

dilakukan maka aspek ABCD akan tercapai.

2. The Responsive Classroom Approach (RC Approach)

Strategi ini merupakan pendekatan yang menggabungkan

kebutuhan sosial, emosional, dan akademik bagi peserta didik.

Program ini berusaha untuk menyeimbangkan pembelajaran yang

optimal dengan keadaan kelas yang aman, menantang, dan

menyenangkan. Strategi ini dilaksanakan dengan langkah – langkah

sebagai berikut: 1) Orientasi masalah, guru dapat memulai

pembelajaran dengan mengenalkan suatu masalah yang berhubungan

dengan keterampilan sosial dan emosional; 2) Diskusi, setelah

peserta didik disajikan dengan sebuah masalah, selanjutnya yaitu

Page 38: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

23

meminta peserta didik untuk berdiskusi mencari solusi masalah

tersebut; 3) Responsive Classroom, guru dapat memberikan

kesempatan bagi peserta didik untuk mempresentasikannya dan

memberikan penghargaan terhadap capaian karakter yang dimiliki

peserta didik selama proses belajar.

3. The Reading, Writing, Respect and Resolution Strategy (4Rs)

Strategi ini melatih guru menggunakan kurikulum berbasis

literasi. Guru dapat mengintegrasikan SEL dalam pembelajaran di

kelas seperti menyelesaikan masalah, perbedaan budaya, sikap

kooperatif dan kerja sama. Adapun langkah – langkah dari strategi ini

adalah; 1) Reading, memberikan kesempatan untuk membaca teks

tentang keterampilan yang berhubungan dengan sosial dan

emosional; 2) Writing, meminta peserta didik untuk menuliskan

kembali yang mereka pahami dari teks bacaan; 3) Respect, hal ini

bisa dilakukan dengan mengajak peserta didik untuk bersama – sama

mengapresiasi hasil pekerjaan teman – temannya; 4) Resolution

Strategy, merupakan langkah akhir untuk memberi solusi terhadap

suatu masalah yang belum terjawab ketika diskusi. Dalam tahap ini

guru dapat mengarahkan peserta didik dengan memberinya beberapa

petunjuk sehingga peserta didik dapat berpikir kritis.

4. Recognizing, Understanding, Labeling, Expressing, and Regulating

(RULER)

Strategi ini adalah strategi dengan literasi emosional yang

meliputi mengenali, memahami, melabeli, mengekspresikan, dan

mengatur emosi. Sehingga pada akhirnya peserta didik diharapkan

dapat menguasai keterampilan yang ada di dalam RULER serta

keterampilan lain yang ada di dalam SEL seperti kesadaran diri,

Page 39: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

24

kesadaran sosial, empati, kemampuan untuk mengambil perspektif

dan menumbuhkan emosi dengan iklim yang sehat.28

Strategi ini dapat diterapkan dalam penerapan Program SEL

dengan langkah – langkah sebagai berikut yaitu: 1) Recognizing;

peserta didik dapat diajak untuk mengidentifikasi hal – hal yang

berhubungan dengan sosial dan emosional misalnya perasaan; 2)

Understanding; peserta didik diajak untuk memahami mengapa

perasaan – perasaan tersebut dapat terjadi pada seseorang; 3) Labeling,

peserta didik dibimbing untuk dapat melabeli perasaan sesuai dengan

ekspresi wajah seseorang; 4) Expressing,peserta didik dapat diminta

untuk mengekspresikan apa yang sedang mereka rasakan; 5)

Regulating, peserta didik diajarkan untuk mengatur perasaan –

perasaan tersebut sehingga dapat mengekspresikannya dengan cara

yang tepat.

6. Kompetensi Program Social Emotional Learning

Social Emotional Learning sebagai suatu program tentunya memiliki

kompetensi dasar yang digunakan sebagai indikator keberhasilan program.

The Collaborative for Academic Social and Emotional Learning (CASEL)

sebagai salah satu sumber acuan mengenai SEL mengelompokkan

kompetensi dasar SEL menjadi 5 bagian yaitu:

a. Self Awareness

Pengenalan mengenai konsep diri yang ada pada suatu individu

merupakan hal yang sangat penting. Hal ini dapat membentuk

gambaran diri dari setiap individu meliputi kelebihan dan

kekurangannya. Selain itu konsep diri juga dapat diartikan sebagai

28

CASEL Guide, Effective Social and Emotional Learning Programs, Preschool and

Elementary School, Edition, 2013, h. 43-50

Page 40: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

25

penilaian diri dan penerimaan diri termasuk didalamnya konsep diri

sosial, akademis, dan fisik.

Pada dasarnya self awareness atau kesadaran diri juga

mempengaruhi konsep diri yaitu merupakan sifat yang melibatkan

kesadaran akan pikiran, perasaan, perilaku dan sifat seseorang.

Mersino (2007) mendefinisikan self awareness sebagai kemampuan

untuk mengenali emosi dan dampaknya pada diri sendiri serta orang

lain. Stain dan Book (2006) mengartikan self awareness sebagai

kemampuan untuk mengenali perasaan-perasaan yang ada di dalam

diri, membedakannya, mengetahui alasan kenapa individu merasakan

perasaan tersebut, dan mengenali dampak perasaan yang timbul

kepada individu lainnya. Pendapat lain datang dari Mayer dan

Alexander (1994) yang menjelaskan self awareness sebagai kesadaran

atas suasana hati dan pikiran individu tentang suasana hati tersebut.29

Selanjutnya CASEL mendefinisikan self awareness sebagai

kemampuan yang secara akurat mengenali emosi, pikiran, dan nilai

seseorang serta bagaimana mereka memengaruhi perilaku. Menurut

CASEL akurat di sini juga meliputi penilaian terhadap kekuatan yang

dimiliki, keterbatasan, rasa percaya diri, optimism dan mindset yang

berkembang. CASEL menurunkan kompetensi ini menjadi lima

diantaranya yaitu identifying emotions, accurate self-perception,

recognizing strengths, self-confidence, dan self efficacy. Kelima

indikator tersebut merupakan jalan bagi peserta didik untuk mengenali

presepsi, kekuatan, kepercayaan diri, dan kemampuan diri untuk

mengatasi kehidupan, sehingga individu dapat mengenali dirinya

secara utuh. 30

29

S.K.Mangal, Shubra Mangal, Emotional Intellegence: Managing Emotions to Win Life ,( Delhi: PHI Learning, 2015), h. 84. 30

CASEL, Loc.it, h. 9.

Page 41: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

26

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa self

awareness adalah kesadaran individu tentang perasaannya, pikiran

tentang perasaannya, dan dampak perasaannya terhadap orang lain.

Keterampilan self awareness ini membuat individu dapat mengenali

emosinya dengan melibatkan perasaan, sikap, dan perilakunya sebagai

individu. Maka ketika individu menguasai keterampilan ini ia akan

menjadi seseorang yang mengenali dirinya secara utuh.

b. Self Management

Self Management atau pengaturan diri merupakan salah satu

kompetensi SEL yang sangat penting. Hal ini karena pengaturan diri

berkaitan dengan cara individu dalam mengelola dirinya sendiri

sehingga dapat tercipta individu yang baik dan sesuai harapan.

Individu yang dapat mengatur dirinya dengan baik akan mendapatkan

kesejahteraan pribadi yang tercipta dari pengaturan diri yang tertib.

Hal tersebut menjadi pondasi yang kuat agar individu dapat mencapai

tujuannya.

Pengertian lain dari self management adalah metode, kemampuan,

dan strategi dari seorang individu untuk secara efektif mengarahkan

kegiatan mereka ke arah pencapaian tujuan, penetapan tujuan,

pembuatan keputusan, fokus perencanaan, penjadwalan, pengerjaan

tugas, evaluasi diri, intervensi diri, dan pengembangan diri. Maka jika

seorang individu melakukan self management dengan baik

pencapaian-pencapaian yang termasuk ke dalam tujuan individu

tersebut akan segera terlaksana. Begitu pentingnya hal ini sehingga

SEL memasukkan indikator self management sebagai salah satu dasar

untuk menciptakan lingkungan yang positif. 31

31

Folorunso Dipo Omisakin, Busisiwe Purity Ncama, Self, self-care and self-management concepts: Implications for self-management education, Journal of University of

Kwazulu Natal, Vol. 2 (12), 2011, h. 1

Page 42: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

27

Menurut CASEL self management merupakan kemampuan untuk

mengatur suatu emosi dengan baik, dalam perkataan dan perbuatan di

keadaan yang berbeda, mengatur stress atau tekanan dengan efektif,

mengendalikan impuls, dan kemampuan memotivasi diri. Berbeda

dengan pendapat sebelumnya CASEL memasukkan faktor emosi,

stress, impuls dan motivasi diri. Tetapi pada dasarnya kedua

pengertian tersebut mengarah pada hal yang sama yaitu pencapaian

suatu tujuan. Seseorang dapat mencapai tujuan mereka apabila mereka

memiliki kemampuan self management dengan faktor – faktor

pendukungnya. CASEL menurunkan istilah ini menjadi enam bagian

yaitu: impulse control, stress management, self discipline, self

motivation, goal setting,dan organizational skills.32

Sehingga dari kedua pendapat tersebut penulis menyimpulkan

bahwa self management merupakan suatu kemampuan individu untuk

mengatur emosi, tekanan, pengendalian diri, memotivasi diri, serta

kemampuan untuk mengarahkan kegiatannya sesuai dengan tujuan

yang ingin dicapai. Self management merupakan suatu komponen

penting yang perlu dibentuk agar individu dapat hidup terarah sesuai

dengan target dan tujuan hidupnya. Komponen ini menjadi salah satu

penentu keberhasilan individu dalam memotivasi diri untuk

mendapatkan tujuan yang diinginkan.

c. Social Awareness

Pendapat Bruce (2010) tentang social awareness adalah suatu

elemen yang esensial, social awareness merupakan kapasitas untuk

mengerti tentang perasaan orang lain dalam berbagai keadaan, yang

dapat dimengerti sebagai simpati dan empati. Pendapat lain datang

dari Cantor (1987), Kishlstrom (1989) dan Davidson (2011) yang

32

CASEL, Ibid, h. 9

Page 43: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

28

menyatakan social awareness bersangkutan dengan fleksibilitas,

perubahan kebiasaan dan adaptivitas dari individu yang bergantung

pada keadaan. Kedua pendapat tersebut sama-sama membahas tentang

social awareness sebagai kapasitas seseorang untuk berlaku adaptif

dengan lingkungan dan keadaannya.

Menurut CASEL social awareness adalah kemampuan untuk

mengambil perspektif dan berempati dengan orang lain, termasuk

orang – orang dari berbagai latar belakang dan budaya. Kemampuan

untuk memahami norma – norma sosial dan etika untuk perilaku dan

untuk mengenali sumber daya dan dukungan keluarga, sekolah dan

masyarakat. CASEL membagi social awareness menjadi lima bagian

yaitu: perspective taking, emphaty, appreciating diversity, respect

others.

Dari penjabaran ketiga pendapat tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa social awareness merupakan kemampuan untuk bersimpati,

berempati, berprilaku adaptif, dan fleksibilitas seorang individu yang

bergantung pada keadaan. Adaptif yang dimaksud dalam hal ini

misalnya kemampuan untuk memahami norma – norma, budaya, dan

etika yang ada di lingkungan sekitar. Social awareness di dalam SEL

menjadi salah satu tuntunan agar individu dapat memiliki kepekaan

sosial yang tinggi, sehingga diharapkan dapat menjadi individu yang

bertanggung jawab di masa depan.

d. Relationships Skills

Relationships skills termasuk pada keterampilan yang dibutuhkan di

abad ke- 21. Salah satu aspek dari relationships skills ini yang

disebutkan dalam keterampilan abad ke- 21 adalah komunikasi dan

kolaborasi. Hal ini merupakan salah satu dasar yang harus diperkuat

sebagai landasan pembentukan hubungan sosial atau interaksi sosial

yang baik. Sebagai makhluk sosial komunikasi bagi manusia

Page 44: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

29

merupakan hal yang sangat esensial, karena dengan berkomunikasi

individu lain dapat mengerti apa yang menjadi keinginan kita.

Dalam pelaksanaannya hubungan merupakan karakteristik yang

mendasari sebuah relasi. Dalam berelasi ada tiga tingkatan sebuah

relasi pertama, intrapersonal level yaitu keadaan dimana individu

menjalin sebuah hubungan dengan dirinya sendiri. Seseorang tidak

hanya terikat pada hubungan masa lalunya tetapi juga pada keadaan

hubungan yang sedang dijalani dan hubungan masa depan yang akan

datang. Kedua, intrapersonal adalah keadaan saat individu

berhubungan dengan orang lain karena apa yang mereka bicarakan,

perasaan, reaksi fisik, serta cara mereka berkomunikasi dan bertindak

kepada orang lain. Ketiga, konteks sosial yang merupakan hubungan

antara dua orang yang sudah menikah termasuk keluarga, teman,

kenalan, budaya, kelas sosial, ras, agama, dan seterusnya.33

CASEL mendefinisikan relationships skills sebagai kemampuan

untuk membangun dan memelihara hubungan yang sehat dan

bermanfaat dengan beragam individu dan kelompok. Kemampuan

untuk berkomunikasi dengan jelas, mendengarkan dengan baik,

bekerja sama dengan orang lain, melawan tekanan sosial yang tidak

pantas, menegosiasikan konflik secara konstruktif, mencari dan

menawarkan ketika dibutuhkan. Kemudian CASEL membaginya

menjadi lima komponen penyusun yaitu: communication, social

engagement, relationship building, teamwork.

33

Richard Nelson Jones, Human Relationships Skills, (Routledge: New York, 2006), h. 5-8

Page 45: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

30

e. Responsible Decision Making

Bryer (2015), dan Kress & Elias (2006) memaknai responsible

decision making sebagai keterampilan untuk membuat keputusan

terkait erat dengan kemampuan seperti kapasitas untuk secara akurat

mengevaluasi situasi, bereaksi positif terhadap masalah – masalah

tersebut, mengidentifikasi dan mengklarifikasi masalah dengan strategi

yang mencerminkan diri sendiri, ketermpilan memecahkan masalah

dan menyesuaikan norma – norma sosial dan moral. Dengan

responsible decision peserta didik dapat menyelesaikan masalahnya

dengan seharusnya dan dengan lebih baik.34

Penjabaran di atas membuktikan betapa pentingnya peserta didik

mendapat pengetahuan tentang hal tersebut. Keputusan – keputusan

yang mereka buat akan secara langsung berpengaruh pada kehidupan

mereka di masa yang akan datang. Selain itu juga pembuatan

keputusan merupakan hal yang tidak dapat dihindari sebagai individu.

Maka dari itu pengetahuan tentang responsible decision merupakan

salah satu urgensi yang harus dipenuhi dalam usaha pembentukan

karakter peserta didik khususnya pada tingkatan Sekolah Dasar.

Pendapat lain datang dari CASEL menurutnya responsible

decision making adalah kemampuan untuk membuat pilihan yang

konstruktif tentang perilaku pribadi dan interaksi sosial bersadarkan

pada standar etika, masalah keselamatan, dan norma sosial. Evaluasi

realistis dari konsekuensi berbagai tindakan, dan pertimbangan

kesejahteraan diri sendiri dan orang lain. Selanjutnya CASEL

membaginya menjadi lima aspek yaitu: identifying problem, analyzing

34 Son Van Huynh, Social Awareness and Responsible Decision Making of Students in

Grade 4 and 5 in Vietnam, Journal of Education and Human Development, Vol. 7, No. 4, h.

7-8

Page 46: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

31

situations, solving problems, evaluating and reflecting, dan ethical

responbiliy.35

Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

responsible decision making merupakan kapasitas seseorang untuk

membuat keputusan yang bertanggung jawab berdasarkan pada standar

norma sosial dan moral.

Gambar 2.1 5 Kompetensi Dasar SEL

7. Urgensi Program Social Emotional Learning Bagi Peserta Didik

Secara sederhana menurut Elias Social Emotional Learning (SEL) dapat

dikatakan sebagai sebuah kapasitas untuk mengenali dan mengatur emosi,

mengatasi masalah dengan efektif, mengembangkan hubungan yang positif,

dan merupakan kompetensi dasar yang penting bagi seluruh peserta didik.

Menurutnya target dari SEL mencakup tiga aspek yaitu sikap, kognisi, dan

emosi.36

Maka dari itu SEL merupakan bagian yang penting dari proses

pendidikan. Program SEL yang tentunya berkaitan dengan pendidikan

35

The Academic of Social Emotional Learning (CASEL), https://casel.org, (diakses

pada: 01/04/20, pukul 19.28 WIB). 36 Zins J.E, Maurice Elias, Artikel Social and Emotional Learning, 01/01/2006, h. 1

Page 47: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

32

karakter dapat menjadi acuan sekolah dalam rangka pembentukan karakter

baik bagi peserta didik dan menciptakan kultur positif di sekolah.

Selain itu SEL juga digunakan sebagai alat pencegahan untuk perilaku

yang tidak baik. Penelitian menunjukkan bahwa SEL memiliki dampak

positif pada kemampuan akademik, kesehatan fisik, serta meningkatkan rasa

kewarganegaraan. Elias mengatakan bahwa mengembangkan kompetensi

sosial dan emosional adalah kunci keberhasilan dalam kehidupan dan

sekolah. Dalam pelaksanaannya SEL tentunya membutuhkan banyak sinergi.

Kompetensi yang ada di dalam SEL perlu didukung dengan mengeksplorasi

dan mencoba kegiatan belajar baru, memberi kesempatan dan menyediakan

akses agar kebutuhan pribadi serta masalah yang ada pada peserta didik

dapat teratasi. Sehingga pada akhirnya akan timbul hubungan timbal balik

yang baik antara sekolah dan SEL.37

SEL dianggap dapat membantu peserta didik dalam dunia pekerjaan di

masa yang akan datang. Sebuah transformasi dari dunia pekerjaan di masa

depan membutuhkan keterampilan sosial dan emosional seperti kreativitas,

inisiatif, dan kemampuan untuk beradaptasi dalam bernavigasi. Menurut

beberapa pakar ekonomi pasar tenaga kerja akan membutuhkan pekerja

untuk memecahkan masalah yang tidak terstruktur, bekerja dengan informasi

baru, melakukan pekerjaan manual yang non rutin dan lebih banyak

digitalisasi. Suatu pekerjaan akan bergantung pada kemampuan pekerja

dalam memproses dan menyampaikan informasi. Untuk dapat sukses di

dunia kerja seseorang harus mampu mengomunikasikan temuan mereka.38

Begitu pentingnya SEL Greenberg menjelaskan bahwa SEL merupakan

salah satu jawaban dari tantangan abad ke – 21. Pada abad ini keterampilan

yang dibutuh dari seseorang semakin beragam, bersifat multikultural, dan

37

Zins J.E, Maurice Elias, Ibid, h. 1 – 3. 38

World Economic Forum, New Vision of Educatin: Mastering Social and Emoional

Learning Through Technology, Maret 2016, h. 6.

Page 48: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

33

lebih menantang secara sosial dan ekologis dari pada waktu sebelumnya.

Keterampilan yang ada pada kehidupan, seperti menjadi anggota di dalam

kelompok ataupun pada lingkungan sosial yang luas dapat diajarkan dengan

SEL. Menurut Elias SEL adalah sebuah upaya agar seseorang dapat

memahami, mengelola, dan mengekspresikan tugas – tugas sosial di dalam

kehidupan. Termasuk di dalamnya mengadaptasi kondisi baru, berprilaku

tanggung jawab, serta menghormati diri sendiri dan orang lain.39

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa urgensi Social

Emotional Learning (SEL) untuk peserta didik adalah sebagai berikut:

1. Sebagai sebuah kapasitas untuk mengenali, mengatur emosi, mengatasi

masalah, dan mengembangkan hubungan yang positif.

2. Sebagai alat untuk mencegah perilaku yang tidak baik.

3. Sebagai panduan dalam rangka melaksanakan pendidikan karakter di

sekolah.

4. Sebagai alat untuk mempersipkan peserta didik agar siap untuk

memasuki dunia pekerjaan di masa depan.

5. Sebagai jawaban dari tantangan abad ke – 21.

8. Manfaat Social Emotional Learning Bagi Peserta Didik

Social Emotional Learning (SEL) merupakan program yang dapat

menjawab tantangan abad ke-21. Dari lima dasar kompetensi yang ada

dalam SEL, keterampilan – keterampilan yang dibutuhkan pada abad ke-21

ini dipaparkan dengan jelas. SEL merupakan suatu alat yang diciptakan

dalam rangka memperbaiki karakter peserta didik agar siap bersaing di masa

yang akan datang. Kurikulum yang tidak dapat mengakomodir kebutuhan

39

Mark. T. Greenberg, dkk, Enhancing School-Based Prevention and Youth Development Through Coordinated Social, Emotional, and Academic Learning, The

American Psychological Association Vol. 58, No. 6/7, 466–474.

Page 49: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

34

dari aspek sosial dan emosional akhirnya dapat ditutupi dengan program ini.

SEL dinilai sangat membantu dalam menciptakan ruang bagi guru dan

peserta didik agar dapat lebih memahami aspek kemanusiaan dari segi sosial

dan emosional.

Peserta didik saat ini tidak cukup hanya menyiapkan diri untuk ujian di

sekolah tetapi juga harus menyiapkan diri untuk menghadapi ujian hidup

yang disebut “The Real Life”. Social Emotional Learning dalam hal ini

sangat erat kaitannya untuk mempersiapkan peserta didik menghadapi dunia

yang nyata setelah keluar dari sekolah. Dalam Social Emotional Learning

peserta didik belajar untuk dapat memenuhi kebutuhan pribadi dan

menyelesaikan masalah pribadinya dengan cara yang tepat. Peserta didik

juga dapat belajar untuk menerima, mengolah, dan mengeluarkan emosi

dengan cara yang tepat.

Mengacu dari program Promoting Alternative Thinking Strategy

(PATH), The Responsive Classroom Approach (RC Program), The Reading,

Writing, Respect and Resolution Program (4Rs), Recognizing,

Understanding, Labeling, Expressing, and Regulating (RULER) yang telah

dilakukan terdapat hasil yang tercatat berdasarkan hasil observasi, catatan

sekolah dan tingkat kepuasan yang diberikan oleh guru, orang tua dan

peserta didik. Hasil tersebut adalah sebagai berikut:

a. Peningkatan kemampuan akademik yang disebabkan oleh pengaruh

penerapan program – program tersebut. Contohnya, peningkatan

peringkat dan nilai ujian.

b. Peningkatan kebiasaan positif. Hal ini termasuk efek program yang

signifikan pada perilaku sosial positif. Misalnya, bekerja sama baik

dengan orang lain, hubungan positif dengan teman sebaya, ketegasan

dan memberi solusi untuk masalah.

c. Mengurangi masalah yang berhubungan dengan perilaku atau sikap

seperti perilaku mengganggu dan sikap agresif.

Page 50: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

35

d. Mengurangi tekanan emosional yang meliputi gejala depresi,

kecemasan dan penarikan diri dari lingkungan sosial. 40

Pendapat lain datang dari Elias et al., (1997); Zins, Weissberg et al.,

2004) emosional adalah kunci dari keberhasilan sekolah dan kehidupan.

Emosi dapat mempengaruhi apa yang kita pelajari. Emosi merupakan dasar

untuk membangun pendidikan yang tahan lama. Penelitian menunjukkan

SEL memiliki pengaruh positif pada kemampuan akademik peserta didik,

meningkatkan kesehatan, rasa kewarganegaraan, mencegah kegagalan

relasi, dan mencegah perasaan tidak bahagia. Begitu pentingnya emosi

dalam membangun pendidikan dan sebagai alat preventif untuk hal – hal

yang tidak diinginkan membuat SEL dinilai perlu untuk diterapkan.

Bear (2005) mengungkapkan bahwa kompetensi yang ada di dalam

SEL mendukung pembentukan lingkungan yang saling peduli, manajemen

lingkungan yang baik, pengembangan otonomi pribadi, disiplin diri, etika,

saling menghormati, pengertian, dan norma sebagai dasar pembentukan

keputusan. Pendapat tersebut meletakkan SEL sebagai langkah untuk

mencapai berbagai hal yang diharapkan dari setiap individu. Nilai-nilai

positif yang ada di dalam SEL diharapkan dapat membentuk individu yang

siap menghadapi tantangan zaman di masa depan.41

Social Emotional Learning (SEL) terbukti berpengaruh pada kesehatan

mental peserta didik. Kompetensi dasar yang ada pada SEL dapat

membantu peserta didik dalam memahami apa yang ada di dalam dirinya

dan lingkungan sekitarnya. Kesehatan mental merupakan salah satu aspek

yang dibutuhkan para peserta didik untuk mencapai standar minimal yang

ada dalam setiap mata pelajaran. Sehingga secara tidak langsung SEL dapat

40

CASEL. Loc.it, h. 21 41 Joseph E. Zins, Maurice. J. Elias, Social and Emotional Learning: Promoting The

Development of All Student, Journal of Education and Psycological Consultation, 2017, h. 3.

Page 51: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

36

membantu peserta didik dalam capaian akademiknya. Namun demikian

masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai hal ini. 42

Program Social Emotional Learning juga berpengaruh pada

kesejahteraan peserta didik. SCS (Safe and Caring School) mendefinisikan

kesejahteraan peserta didik sebagai perkembangan dalam ilmu

pengetahuan, sikap, keterampilan dan kebiasaan peserta didik untuk

memaksimalkan peran peserta didik dalam kehidupan, sekolah, rumah, dan

komunitasnya. SCS sebagai salah satu program yang memfasilitasi

kurikulum program SEL mendeskripsikan beberapa manfaat yang didapat

dari penerapan kurikulum SCS dalam pelaksanaan SEL yaitu: Pertama,

melengkapi dan meningkatkan kesejahteraan anak – anak dengan

mempromosikan self awareness, self respect, integritas, dan kasih sayang

yang dapat meningkatkan fungsi mereka di dalam suatu komunitas. Kedua,

mendorong peserta didik untuk berani mengambil risiko dan menjadi

pelajar yang aktif terlepas dari kemampuannya, bahasanya, dan budayanya.

Ketiga, mengarahkan peserta didik untuk menciptakan hubungan dengan

dunia yang ada di sekitarnya dengan membuat kesempatan untuk melatih

keterampilan yang mereka butuhkan dalam menghadapi tantangan yang

ada pada kehidupan sehari-hari. Ke empat, mengarahkan peserta didik

dalam memaksimalkan potensinya untuk menjadi pemimpin yang positif

dengan mempromosikan pendidikan sosial dan emosional sebagai salah

satu bagian dari pendidikan akademik.43

Lebih lanjut Social Emotional Learning dapat secara aktif dapat

melindungi guru dari perlakuan penentangan yang dilakukan oleh peserta

didik. Selain itu SEL juga dapat menjadi fasilitas bagi guru untuk

42

Margarita Panayiotou, Neil Humphrey, Michael Wigelsworth, An Emperical Basis

for Linking Social Emotional Learning, Manchester Institute of Education, Article of

University of Manchester, United Kingdom, 9 Januari 2019, h. 202 43

Katia S. Petersen, Activities for Building Character and Social Emotional Learning

Grades 6-8, Free Spirit: Monneapolis, 2012, h. 2

Page 52: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

37

menemukan kembali definisi guru sebenarnya yang tidak hanya menjadi

penyedia jasa untuk pengetahuan dan akademis, tetapi juga sebagai

fasilitator dalam mendidik, mendorong dan mengembangkan pengelolaan

emosi, keterampilan berhubungan, dan sebagai orang yang menciptakan

emosi positif di dalam kelas pada khususnya dan di sekolah pada

umumnya. Selain itu peserta didik yang menguasai keterampilan sosial dan

emosional akan cenderung lebih bahagia, bertindak sebagai kontributor

dalam komunitasnya, memiliki hubungan yang bermakna, merasa, bahagia

dalam lingkungan kerjanya, lebih optimis, dan menujukkan kasih sayang

kepada orang lain.44

Dari penjabaran di atas maka penulis dapat menarik kesimpulan

mengenai manfaat Program Social Emotional Learning (SEL) bagi peserta

didik sebagai berikut:

1. Meningkatkan sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain,

termasuk peningkatan kepercayaan diri, kegigihan, empati,

komitmen, dan tujuan untuk sekolah

2. Mendorong kebiasaan sosial yang positif dengan rekan sejawat dan

orang tua

3. Mendorong peserta didik untuk menerima, mengelola, dan

mengeluarkan emosinya dengan cara yang tepat

4. Mendorong peserta didik agar menjadi pelajar yang aktif, bertindak

sebagai kontributor di dalam komunitasnya, serta menjadi seorang

pemimpin yang baik

5. Menciptakan relasi yang bermakna antara peserta didik dengan

lingkungan sekolah, rumah, dan komunitasnya

44

Baiba Martinsone, Social Emotional Learning: Implementation of Sustainability Orianted Program in Latvia, Journal of Teacher Education for Sustainability, University of

Latvia, 2016, Vol. 18, No. 1, h. 58-59.

Page 53: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

38

6. Meningkatkan disiplin diri, etika, saling menghormati, pengertian,

dan norma sebagai dasar pembentukan keputusan

Berbagai manfaat yang diterima peserta didik karena adanya program

SEL ini menjadi hal yang sangat menguntungkan bagi peserta didik sendiri,

guru, sekolah, orang tua, dan lingkungan masyarakat luas. Manfaat tersebut

juga dapat meningkatkan kualitas pendidikan setiap sekolah yang tidak

hanya konsen pada pengetahuan saja tetapi juga konsen dalam usaha

pembentukan karakter peserta didik agar siap untuk menghadapi ujian

dalam kehidupan yang nyata. Jika sekolah berhasil dalam

menyelenggarakan program SEL tersebut maka secara tidak langsung hal

ini akan ikut berpengaruh terhadap pembangunan sumber daya manusia

suatu Negara sebagai salah satu syarat dari kesejahteraan sosial sebuah

Negara.

B. Karakter Tanggung Jawab

Pembentukan karakter tanggung jawab adalah hal yang sangat penting

untuk dilakukan di lingkungan sekolah. Hal ini dapat mengarahkan peserta

didik menjadi pribadi yang bertanggung jawab di masa yang akan datang.

Pembentukan karakter dapat dimaknai dengan proses yang dilakukan untuk

menjadikan seseorang berkarakter atau berkepribadian baik.

1. Definisi Karakter Tanggung Jawab

Karakter tanggung jawab adalah salah satu nilai karakter yang penting

untuk dimiliki oleh peserta didik. Tanggung jawab memiliki peranan

penting dalam proses pendidikan. Maka dari itu karakter tanggung jawab

perlu diajarkan di sekolah. Hal itu tentunya sesuai dengan salah satu

tujuan pendidikan nasional yaitu menciptakan generasi yang bertanggung

jawab.

Kata Karakter berasal dari bahasa Yunani yang artinya “to mark”

yaitu menandai. Seseorang dengan perilaku tidak baik akan ditandai

Page 54: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

39

sebagai seseorang yang memiliki karakter jelek. Maka dari itu istilah

karakter erat kaitannya dengan kepribadian seseorang.45

Beberapa ahli

berpendapat mengenai definisi karakter. Menurut Thomas Lickona dalam

Glanzer: 2006 “character as knowing the good, desiring the good, and

doing the good”. Dari pendapat tersebut kita dapat mengartikan karakter

sebagai pengetahuan tentang hal yang baik, menginginkan hal yang baik,

dan melakukan kebaikan.

Menurut Stedje “character is the culmination of habit, resulting from

the ethical choices behaviors, and attitudes an individual makes, and is

the moral excellence an individual exhibits when no one is watching. Dari

penjelasan Stedje dapat dipahami bahwa karakter merupakan kulminasi

atau puncak dari sebuah kebiasaan, kebiasaan yang dihasilkan dari pilihan

secara etik, perilaku, dan sikap yang dimiliki individu ketika tidak ada

orang yang melihatnya. Stedje menyiratkan bahwa sebuah karakter adalah

apa yang sudah tertanam dalam diri seseorang tanpa adanya pencitraan

yang dibuat yang dihasilkan dari kebiasaan seseorang.46

Pendapat lainnya datang dari Fasli Jalal dalam Zubaedi: 2011

menurutnya “karakter adalah nilai – nilai yang khas – baik (tahu nilai

kebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik dan berdampak

baik pada lingkungan) yang terpatri dalam diri dan terjawantahkan dalam

perilaku”. Dari pendapat beliau dapat dipahami bahwa karakter adalah

tentang mengetahui yang baik, melakukan yang baik, dan memberi

dampak yang baik pada lingkungan. Karakter menurutnya adalah sesuatu

yang sudah tidak bisa dipisahkan dari hati seseorang dan tertuang dalam

perilaku orang tersebut.47

45

Zubaedi, Dasar Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga

Pendidikan, (Kencana: Jakarta, 2011) h. 12 46

Muhammad Yaumi, Pendidikan Karakter, (Kencana: Jakarta, 2016), h. 6 – 7 47

Zubaedi, Ibid, h. 12

Page 55: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

40

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa

karakter adalah tentang mengetahui apa yang baik, menginginkan

kebaikan dan melakukan kebaikan. Karakter adalah sesuatu hal baik yang

sudah tertanam dalam hati seseorang sehingga dilakukan akibat dari

kebiasaan tanpa adanya pencitraan. Sehingga seseorang yang berkarakter

akan cenderung melakukan sesuatu yang baik.

Selanjutnya yaitu tanggung jawab yang menurut KBBI adalah keadaan

menanggung segala sesuatu. Sedangkan tanggung jawab secara istilah

menurut Zubaedi adalah sikap siap menerima kewajiban atau tugas.

Keadaan tersebut membuat orang yang bertanggung jawab harus siap

menerima tugas dan menanggung segala akibatnya.48

Pendapat lain yaitu

dari Moeliono yang mengatakan bahwa tanggung jawab adalah keadaan

menanggung segala sesuatu, sehingga bertanggung jawab adalah

kewajiban menanggung, atau memberikan jawab dan menanggung

akibatnya.49

Dari pendapat tersebut dapat kita pahami bahwa tanggung

jawab adalah nilai yang membuat seseorang harus siap menerima

konsekuensi dari setiap perbuatan yang dilakukan.

Dari penjelasan karakter dan tanggung jawab di atas maka dapat

disimpulkan bahwa karakter tanggung jawab merupakan kepribadian

seseorang yang telah tertanam dalam hati untuk siap menerima kewajiban

yang diberikan dan menanggung segala sesuatunya. Setiap orang pasti

akan memiliki tanggung jawab begitu pula peserta didik. Maka dari itu

penting untuk memupuk karakter tanggung jawab pada peserta didik

sedini mungkin.

48

Wuryanano, The 21 Principles to Build and Develop Fighting Spirit, (Gramedia:

Jakarta, 2006), h. 26 49

Khabib Luthfi, Masyarakat Indonesia dan Tanggung Jawab Moralitas, (Gupedia:

Jakarta, 2018) h. 15

Page 56: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

41

2. Ciri – Ciri Karakter Tanggung Jawab

Tanggung jawab merupakan hal yang sebenarnya harus dilakukan

setiap orang. Hal ini karena di dalam tanggung jawab ada hak orang lain

yang harus dipenuhi. Selain itu juga ada kewajiban yang harus dikerjakan.

Seseorang yang bertanggung jawab akan melaksanakan kewajibannya

dengan sepenuh hati. Menurut Setiawan dalam Sartana: 2020 berikut

adalah ciri – ciri karakter tanggung jawab yang dapat ditemukan di dalam

diri seseorang:

a. Menyelesaikan setiap pekerjaan yang dibebankan sampai tuntas

b. Tidak mencari – cari kesalahan orang lain

c. Berani menanggung resiko terhadap perbuatan yang dilakukan

d. Bersedia menerima pujian atau celaan terhadap tindakan yang

dilakukan

e. Berbicara dan berbuat secara terus terang

f. Melaksanakan setiap keputusan yang sudah diambil dengan tepat

dan bertanggung jawab

g. Menyelesaikan tugas dengan jujur dan tepat waktu50

Pendapat lainnya yaitu dari Mustari dalam Aisyah, dkk: 2014 ciri – ciri

orang yang bertanggung jawab diantaranya yaitu:

1) Memilih jalan lurus,

2) Selalu memajukan diri sendiri,

3) menjaga kehormatan diri,

4) Selalu waspada,

5) Memiliki komitmen pada tugas,

6) Melakukan tugas dengan standar terbaik,

7) Mengakui semua perbuatannya,

50

Sartana, 18 Karakter Anak Bangsa, (Tisande: Jakarta, 2020), h. 6 – 7.

Page 57: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

42

8) Menepati janji, dan berani menanggung risiko atas perbuatannya.

Berdasarkan ciri orang yang bertanggung jawab tersebut terdapat

empat nilai yang penting yaitu kedisiplinan, sportifitas, ketaatan pada tata

tertib, dan komitmen pada tugas.51

3. Indikator Karater Tanggung Jawab

Dalam proses pembelajaran karakter tanggung jawab peserta didik

tentunya dapat dikembangkan. Guru dapat mengarahkan peserta didik

untuk melaksanakan tanggung jawabnya sebagai seorang pelajar.

Misalnya mengerjakan tugas dengan baik dan mengumpulkannya tepat

waktu. Berikut adalah indikator yang dapat dipakai oleh guru dalam

proses pembelajaran untuk mengamati sikap tanggung jawab pada peserta

didik menurut Zaenal Fitri:

a) Mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah dengan baik.

b) Bertanggung jawab kepada setiap perbuatan.

c) Melakukan piket sesuai dengan jadwal yang diterapkan.

d) Mengerjakan tugas kelompok secara bersama – sama.52

Selain itu Nurul Zuriah juga berpendapat bahwa indikator sikap

tanggung jawab dapat diamatin dengan indikator sebagai berikut:

a) Menyerahkan tugas tepat waktu

b) Mengerjakakn sesuai petunjuk

c) Mengerjakan tugas berdasarkan karya sendiri.53

51

A’an Aisyah, Dkk, Meningkatkan Tanggung Jawab Belajar Melalui Layanan

Penguasaan Konten, Jurnal Universitas Negeri Surakarta, 3 (3) 2014. 52

Agus Zaenul Fitri, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah.

(Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2012), h. 43 53

Nurul Zuriah, Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan,

(Bumi Akasara: Jakarta, 2008), h.232

Page 58: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

43

4. Tahapan Pembentukan Karakter

Karakter dapat dibentuk melalui tiga tahap yaitu pengetahuan

(knowing), pelaksanaan (acting) dan kebiasaan (habit). Dalam hal ini

karakter baik akan dimulai dari mengetahui kebaikan, melaksanakan

kebaikan dan pada akhirnya menghasilkan tekad yang kuat untuk

melaksanakan kebaikan. Oleh karena itu diperlukan tiga komponen

karakter yang baik yaitu, moral knowing (pengetahuan tentang moral),

moral feeling (perasaan tentang moral), dan moral action (perbuatan

bermoral).

Lickona menjabarkan tahap moral knowing sebagai pengetahuan

seseorang tentang nilai abstrak yang dibagi menjadi enam komponen,

antara lain: (a) moral awareness; (b) knowing moral values; (c)

perspective taking; (d) moral reasoning; (e) decision making; (f) self

knowing. Selanjutnya moral feeling juga dibagi menjadi enam

komponen yaitu: (a) conscience (nurani); (b) self esteem (harga diri);

(c) emphaty (empati); (d) loving the good (mencintai kebaikan); (e)

self control (kontrol diri); (f) humility (harga diri). Bermudian moral

action dibagi menjadi tiga komponen yaitu: (a) competence

(Kompetensi); (b) will (keinginan); (c) Habit (kebiasaan).54

Pengetahuan tentang moral akan berpengaruh pada kesadaran

moral, nilai – nilai moral, penentuan sudut pandang, logika moral,

keberanian mengambil sikap, dan pengenalan diri. Sedangkan moral

feeling merupakan penguatan aspek emosi peserta didik untuk

menjadi manusia yang berkarakter. Penguatan moral ini berkaitan

dengan bentuk – bentuk sikap lainnya seperti jati diri, percaya diri,

54

Muhammad Fajri, Pengembangan Moral dan Karakter di Sekolah Dasar,

(Guepedia: Jakarta, 2019), h. 87

Page 59: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

44

kepekaan terhadap orang lain, cinta kebenaran, pengendalian diri dan

kerendahan hati.55

Pendapat lain menjelaskan bahwa pembentukan karakter dapat

dilakukan dengan lima tahap yaitu;

a. Nilai, adanya nilai yang diserap dan diyakini oleh seseorang

dari lingkungan sekitar seperti agama, keluarga, dan

pendidikan.

b. Paradigma, pola pikir atau paradigma seseorang tercipta karena

nilai yang didapat dari lingkungan sekitar. Paradigma tersebut

akan membentuk visi atau tujuan dalam diri seseorang.

c. Mentalitas, hal ini ada karena setelah seseorang memiliki tujuan

berdasarkan paradigma yang dimilikinya.

d. Perilaku, mentalitas dalam diri seseorang akan menimbulkan

perilaku yang menunjukkan keterkaitan antara pikiran,

perasaan, dan tindakan.

e. Karakter, setelah terbiasa dengan perilaku yang dilakukan

berulang kali maka hal tersebut akan membentuk sebuah

budaya yang kemudian terbentuk menjadi karakter.56

55

Gendon Barus, Menakar Hasil Pendidikan Krakter Terintegrasi di SMP, Jurnal Cakrawala Pendidikan, 2015, No. 2, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, h. 4 56

Derli Fahlevi, Paradigma Awal dari Kesuksesan, (Gramedia: Jakarta, 2016), h. 57

Page 60: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

45

C. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Jurnal Internasional, Agnes S.K. Wong, Cecilia. W. P. Li-Tsang, Andrew.

M. H. Siu, Department of Rehabilitation Sciences, The Hong Kong

Polytechnic University. Penelitian ini berjudul “Effect of a Social

Emotional Learning Programme for Primary School Students”.

Penelitian tersebut bertujuan untuk mengevaluasi dampak atau efek

dari program Social Emotional Learning di Sekolah Dasar yang

mengalami kesulitan dalam manajemen sosial dan emosional. Sampel

dalam penelitian ini adalah dua puluh tujuh Sekolah Dasar yang dipilih

secara acak di Hong Kong. Metode penelitian ini adalah eksperimen.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis statistik.

Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini menujukkan SEL dapat

secara efektif mengurangi masalah yang berhubungan dengan tingkah

laku di Sekolah Dasar. Berbeda dengan masalah yang dikaji dalam

penelitian ini Wong dkk mengaitkan SEL dengan masalah tingkah laku.

Sedangkan peneliti lebih memfokuskan pada pembentukan karakter

tanggung jawab yang dapat mengurangi masalah perilaku.57

2. Jurnal Internasional Margarita Panayiotou, Neil Humphrey, Michael

Wigelsworth, Manchester Institute of Education, University of

Manchester, United Kingdom. Penelitian ini berjudul “An empirical

basis for linking social and emotional learning to academic

performance”.

Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa tujuannya adalah untuk

melihat hubungan antara SEL dengan peningkatan kemampuan akademik.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan instrument test dan

kuesioner. Sampel dari penelitian ini adalah 1626 peserta didik dari 45

57

Agnes S.K. Wong, Cecilia. W. P. Li-Tsang, Andrew. M. H. Siu, Department of Rehabilitation Sciences, Effect of a Social Emotional Learning Programme for Primary

School Students, The Hong Kong Polytechnic University, 2014, h. 56-59.

Page 61: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

46

Sekolah Dasar di Inggris. Data analisis dari penelitian ini menggunakan

SPSS. Hasil dari penelitian ini menunjukkan SEL dapat meningkatkan

kemampuan akademik peserta didik. Penelitian yang dilakukan oleh

Panayiotou berfokus pada pengaruh SEL pada peningkatan akademik.

Menurutnya SEL dapat mengurangi masalah yang berhubungan dengan

perilaku dengan demikian hal tersebut bisa membantu pencapaian

akademik peserta didik. Berbeda dengan fokus masalah pada penelitian

ini yang menghubungkan SEL dengan karakter tanggung jawab. 58

3. Jurnal Internasional Yehui Wang, Zhaoxi Yang, Yingbin Zhang, Faming

Wang, Tour Liu, Tao Xin, Beijing Normal University, China. Penelitian

ini berjudul “The Effect of Social Emotional Competence on Child

Development in Western China”.

Penelitian tersebut bertujuan untuk menginvestigasi efek dari

kompetensi sosial dan emosional pada peserta didik dalam pencapaian

akademik, emosi dan sikap dalam ranah akademik dan hubungan

interpersonal. Sampel dari penelitian ini adalah 7106 peserta didik kelas

empat dan kelas lima di Cina Barat. Penelitian ini menggunakan metode

kuantitatif dengan instrumen kuesioner dan tes . Analisis data dalam

penelitian ini menggunakan teknik analisis statistik. Hasil dari penelitian

ini adalah pertama, kompetensi sosial dan emosional positif dapat

memprediksi prestasi akademik peserta didik termasuk membaca,

matematika dan sains. Kedua, kompetensi sosial dan emosional

memprediksi emosi dan sikap akademik peserta didik, termasuk

kecemasan dan minat belajar. Ketiga, kompetensi sosial dan emosional

memprediksi hubungan interpersonal peserta didik secara positif yang

58

Margarita Panayiotou, Neil Humphrey, Michael Wigelsworth, An empirical basis for linking social and emotional learning to academic performance, Manchester Institute of

Education, University of Manchester, United Kingdom, 2019, Volume 56, h. 193-199.

Page 62: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

47

meliputi hubungan dengan teman sebaya, hubungan antara guru dengan

peserta didik dan hubungan interpersonal peserta didik.

Penelitian yang dilakukan oleh Wang dkk melihat SEL dari

pengaruhnya terhadap ranah yang beragam, sehingga penelitiannya lebih

kompleks. Selain itu juga dalam penelitian tersebut dilakukan penelitian

secara langsung dengan menggunakan sampel. Sedangkan pada penelitian

yang dilakukan oleh penulis SEL dihubungkan pada karakter tanggung

jawab. Metode yang digunakan juga berbeda. Penelitian ini menggunakan

metode library research sebagai metode utama yang didukung oleh field

research yang dilakukan dengan wawancara59

4. Jurnal Internasional Esmaeil Sadri Damirchi, Hacettepe University,

Ankara, Turki. Penelitian ini berjudul “The Impact of Social-Emotional

Learning Skills Programs on Social Development Among Primary

School Students”.

Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi efek dari social

emotional learning skills program pada perkembangan sosial di Sekolah

Dasar di Urmiya, Iran. Metode penelitian ini adalah eksperimen dengan

64 orang peserta didik Sekolah Dasar sebagai sampel. Data analisis dalam

penelitian ini menggunakan teknik analisis statistik. Hasil dari penelitian

ini adalah Program Social and Emotional Learning memiliki dampak

yang signifikan terhadap perkembangan sosial pada peserta didik Sekolah

Dasar. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Damirchi SEL dihubungkan

dengan keterampilan sosial yang dimensinya lebih luas dari penelitian

yang dilakukan oleh penulis. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan

59

Yehui Wang, Zhaoxi Yang, Yingbin Zhang, Faming Wang, Tour Liu, Tao Xin,. The Effect of Social Emotional Competence on Child Development in Western China, Beijing

Normal University, China, 2019, Vol. 01, No. 282, h. 1-4.

Page 63: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

48

penulis yang berfokus pada pencapaian karakter tanggung jawab melalui

Program Social Emotional Learning.60

60

Esmaeil Sadri Damirchi, Hacettepe University, Ankara, Turki. The Impact of Social-Emotional Learning Skills Programs on Social Development Among Primary School Student,

Vol. 4, No. 16, 2013

Page 64: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

49

D. Kerangka Berpikir

MASALAH

Pengabaian terhadap perintah guru

Ketidakmampuan mengolah emosi

Tindakan indisipliner dan perilaku

tidak tanggung jawab

Pada umumnya sekolah lebih fokus

pada penguatan mata pelajaran

Waktu yang tersedia pada setiap mata

pelajaran dengan beban materi yang

banyak dinilai kurang untuk dapat

memasukkan aspek – aspek yang

berkaitan dengan sosial dan emosional.

SOLUSI

PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL

LEARNING

Perilaku agresi

Self Awareness

Social Awareness

Relationship Skill

Self Management

Responsible

Decision Making

PEMBENTUKAN KARAKTER

TANGGUNG JAWAB

Page 65: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

50

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Objek dan Waktu Penelitian

Objek penelitian ini adalah Program Social Emotional Learning sebagai

variabel bebas dan upaya pembentukan karakter tanggung jawab pada peserta

didik sekolah dasar sebagai variabel terikat. Penelitian ini akan dilaksanakan

pada awal Februari hingga akhir Mei 2020. Di bawah ini merupakan tabel

perencanaan penelitian sampai dengan sidang munaqasah dan revisi skripsi:

No. Keterangan

Tahun dan Bulan

2019 2020

Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun

1. Observasi dan

Penyusunan

Proposal Skripsi

(BAB 1-3)

✓ ✓

2. Seminar

Proposal Skripsi

3. Revisi Proposal

Skripsi

4. Penyusunan

instrument

5. Penelitian ✓ ✓

6. Penyusunan

BAB 4-5

7. Munaqasah dan

Revisi Skripsi

Page 66: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

51

B. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Objek

dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif merupakan objek alamiah yang

berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran

peneliti tidak mempengaruhi dinamika pada objek penelitian tersebut.

Laporan berdasarkan pendekatan kualitatif mencakup masalah deskripsi murni

tentang program dan atau pengalaman orang di lingkungan penelitian.61

Tujuannya adalah untuk membantu pembaca mengetahui apa yang terjadi di

lingkungan dan di bawah pengamatan. Kemudian deskripsi tersebut

diseimbangkan dengan analisis dan interpretasi.62

Pada penelitian ini peneliti mengumpulkan data kualitatif mengenai

Program Social Emotional Learning dalam upaya pembentukan karakter

tanggung jawab dengan metode library research yang didukung dengan

metode field research. Metode Library Research yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah kegiatan untuk mengumpulkan data pustaka, membaca,

mencatat, dan mengolah data penelitian. Teknik pengumpulan data

menggunakan dokumen, catatan penelitian, dan wawancara. Instrumen dalam

penelitian ini adalah daftar check list dokumen, catatan, dan pedoman

wawancara. Data yang didadapat dari hasil wawancara akan dijadikan sebagai

pendukung teori-teori yang telah dianalisis. Penelitian ini menggunakan

wawancara semi terstruktur, yaitu wawancara yang dilakukan dengan

menggunakan pedoman yang telah ditetapkan, namun berkembang setelah

wawancara berlangsung.63

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik content

analysis. Menurut Kripendoff teknik analisis ini digunakan untuk

61

Sugiyono, Metode Penlitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D, (Alfabeta: Bandung,

2017), h. 8-9 62

Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif, (Rajawali Pers: Depok, 2019), h. 166 63

Sugiyono, Ibid, h. 262

Page 67: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

52

mendapatkan inferensi yang valid dan dapat diteliti ulang berdasarkan

konteksnya. Sebagai teknik, analisis konten ini dapat memberikan wawasan

baru, meningkatkan pemahaman peneliti tentang fenomena tertentu, atau

menginformasikan tindakan praktis. Dalam penelitian ini akan dilakukan

proses memilih, membandingkan, dan menggabungkan data hingga

ditemukan data yang relevan. 64

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian dapat diartikan sebagai batasan dari penelitian. Fokus

dalam hal ini merupakan usaha pembatasan penelitian agar ruang lingkup

yang akan diteliti tidak terlalu luas. Menurut Spadley 1920 “a focused refers

to a single cultural domain or few related domains”. Dari pernyataan tersebut

kita dapat memaknai bahwa fokus dari suatu penelitian merupakan domain

yang terkait dengan situasi sosial. Ada dua tujuan yang ingin dicapai dengan

memfokuskan masalah. Pertama, penetapan fokus dapat membantu dalam

membatasi penelitian. Ketika fokus sudah ditemukan maka batasan – batasan

tentang yang akan diteliti secara pasti sudah didapatkan. Kedua, penetapan

fokus dapat membantu dalam mengidentifikasi data – data yang dibutuhkan

dan data – data yang relevan dengan penelitian.65

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan maka fokus

penelitian ini adalah Program Social Emotional Learning dalam upaya

pembentukan karakter tanggung jawab peserta didik di sekolah dasar. Fokus

utama tersebut kemudian terbagi menjadi pendekatan, program pembelajaran,

serta manfaat yang didapatkan dari Program Social Emotional Learning yang

meliputi self awareness, social awareness, self management, responsible

64

Klaus Krippendorff, Content Analysis: An Introduction to Its Methodology Second

Edition, (Sage Publications: London, 2004) 18. 65

Albi Anggito dan Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif, (CV Jejak: Suka

Bumi, 2018), h. 52 – 53

Page 68: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

53

decision making, dan self management. Selain itu penelitian ini juga akan

membahas tentang pembentukan karakter tanggung jawab peserta didik

sekolah dasar, sehingga rumusan masalah dalam penelitian ini dapat terjawab.

D. Prosedur Penelitian

Metode kepustakaan ini digunakan untuk menyusun konsep mengenai

Social Emotional Learning (SEL) dalam upaya pembentukan karakter

tanggung jawab peserta didik di Sekolah Dasar. Adapun langkah – langkah

dalam penelitian kepustakaan menurut Kuhlthau dalam Milla (2018) adalah

sebagai berikut:

1. Pemilihan topik

Dalam hal ini peneliti dapat menentukan topik yang akan dikaji pada

penelitian kepustakaan. Pemilihan topik ini didasarkan pada beberapa

pertimbangan diantaranya yaitu; ketertarikan peneliti, informasi yang

tersedia, waktu yang tersedia, serta kemungkinan keberhasilan penelitian.

Dalam penelitian ini peneliti memilih topik Social Emotional Learning

(SEL) dalam upaya pembentukan karakter tanggung jawab pada peserta

didik sekolah dasar.

2. Eksplorasi Informasi

Eksplorasi informasi dilakukan agar peneliti dapat memperoleh

pengetahuan yang lengkap untuk meneliti. Eksplorasi informasi ini juga

dilakukan untuk mengumpulkan data – data yang diperlukan agar hasil

penelitian lebih mendalam. Pada tahap ini peneliti mengeksplorasi

informasi atau data yang berkaitan dengan Social Emotional Learning

(SEL) dalam upaya pembentukan karakter tanggung jawab pada peserta

didik sekolah dasar.

Page 69: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

54

3. Menentukan Fokus Penelitian

Pada tahap ini peneliti membatasi masalah yang akan diteliti agar

penelitian menjadi lebih terarah. Dalam penelitian kepustakaan ini

peneliti memfokuskan penelitiannya pada masalah yang berkaitan dengan

Social Emotional Learning (SEL) dalam upaya pembentukan karakter

tanggung jawab pada peserta didik sekolah dasar.

4. Pengumpulan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian studi pustaka dapat diperoleh dari

berbagai macam jurnal, buku, dan artikel ilmiah. Dalam penelitian ini

peneliti memanfaatkan buku yang ada di perpustakaan serta berbagai situs

di internet seperti e – book, e – journal, dan artikel ilmiah lainnya yang

berkaitan dengan fokus penelitian. Dengan memanfaatkan hal – hal

tersebut maka sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini akan

terpenuhi.

5. Persiapan Penyajian Data

Persiapan penyajian data dilakukan dengan menganalisis data yang

didapatkan dari berbagai macam sumber. Peneliti dapat memilah,

mengolah, dan membuat sintesis dari informasi yang telah didapatkan.

Penyajian data dalam penelitian ini akan menggunakan pola penyajian

deskriptif.

6. Penyusunan Laporan.

Penyusunan laporan dalam penelitian dilakukan sesuai dengan

keperluannya. Dalam penelitian ini sistematika penyusunannya akan

mengikuti sistematika penyusunan tugas akhir skripsi dengan metode

studi pustaka.66

66

Milla Tuna Imah, Budi Purwoko, Studi Kepustakaan Penerapan Konseling Neuro Linguistic Programming (NLP) dalam Lingkup Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya,

2018, hlm. 13.

Page 70: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

55

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Hasil Analisis Kritis Deskriptif

Temuan hasil analisis menunjukkan lima kompetensi dalam Program Social

Emotional Learning dapat membentuk karakter tanggung jawab peserta didik di

Sekolah Dasar. Kompetensi tersebut adalah self awareness, self management,

social awareness, relationships skills, dan responsible decision making. Lima

kompetensi tersebut dilengkapi dengan berbagai indikator yang mendukung

pembentukan karakter tanggung jawab dalam berbagai dimensi. Indikator –

indikator tersebut dapat menjadi acuan bagi guru sehingga akan membantu

mengarahkan guru dalam membentuk karakter tanggung jawab peserta didik.

Berikut adalah penjabaran dari kompetensi yang ada di dalam Program Social

Emotional Learning dalam pembentukan karakter tanggung jawab:

1. Self Awareness Dalam Pembentukan Karakter Tanggung Jawab

Self awareness dapat mendorong peserta didik untuk bertanggung

jawab mengenali dirinya. Peserta didik didorong untuk mengenali

emosi, sikap, dan perilakunya sebagai individu. Selain itu peserta didik

juga diarahkan untuk mengenali perasaan – perasaan yang timbul,

membedakannya, mengetahui kenapa perasaan tersebut bisa timbul, dan

mengetahui dampak perasaan tersebut pada individu lainnya. Misalnya

ketika peserta didik marah, dalam hal ini kompetensi self awareness

mengarahkan agar peserta didik mengetahui kenapa timbul perasaan

marah. Peserta didik juga diarahkan agar dapat mengetahui dampak

ketika amarah tersebut ditumpahkan pada orang lain. Pada akhirnya

peserta didik mengerti bagaimana mengelola perasaan mereka sehingga

Page 71: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

56

membuatnya bersikap tanggung jawab terhadap dampak dari

perasaannya terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.

Kompetensi self awareness ini memiliki lima indikator yaitu; 1)

Identifying emotions, peserta didik diarahkan untuk mengenali berbagai

emosi seperti sedih, marah, kecewa, dan gembira melalui ekspresi wajah

sesorang; 2) Self-perception, indikator ini mengarahkan peserta didik

agar dapat mempresepsikan diri mereka seperti kekuatannya,

kelemahannya, kepercayaan diri, dan kemampuan untuk mengatasi

kehidupan; 3) recognizing strengths, indikator ini mengajarkan peserta

diri agar menyadari kekuatan atau kelebihannya sehingga dapat

dikembangkan dengan optimal; 4) Self-confidence, indikator ini dapat

membantu untuk membentuk kepercayaan diri peserta didik. Ketika

peserta didik menyadari kekuatannya atau kelebihannya maka

kepercayaan diri akan terbentuk; 5) Self efficacy, indikator ini dapat

mendorong peserta didik untuk percaya pada kemampuannya dalam

mengatasi situasi. Indikator ini membuat peserta didik untuk tidak ragu

dalam mengambil keputusan yang bertanggung jawab.

2. Self Management Dalam Pembentukan Karakter Tanggung Jawab

Self management mendorong peserta didik agar bertanggung jawab

untuk mengatur dirinya agar mencapai tujuan. Hal ini berkaitan dengan

cara individu untuk mengelola dirinya agar tercipta individu yang sesuai

harapan. Ketika peserta didik diajarkan untuk bertanggung jawab

dengan mengelola dirinya dengan baik maka kesejahteraan pribadi akan

tercapai dari pengaturan diri yang tertib. Hal tersebut menjadi dasar bagi

peserta didik agar dapat mencapai tujuannya sebagai seorang pelajar.

Misalnya ketika seorang peserta didik ingin menjadi juara pada

olimpiade matematika, maka peserta didik tersebut harus mampu

Page 72: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

57

mengatur dirinya untuk belajar dan berlatih dengan giat. Sehingga

tujuannya untuk menjuarai olimpiade matematika dapat tercapai.

Kompetensi self management oleh CASEL diturunkan menjadi lima

indikator yaitu: 1) Impulse control; 2) Stress management, indikator ini

mengarahkan peserta didik agar dapat mengendalikan dirinya saat

menghadapi tekanan; 3) Self dicipline, indikator ini mengajarkan peseta

didik agar bertanggung jawab dengan bersikap disiplin atau tertib dalam

mengelola dirinya untuk mencapai tujuan 4) self motivation; indikator

ini mengajarkan peserta didik untuk memotivasi dirinya sendiri

sehingga peserta didik tidak bergantung pada orang lain 5) Goal setting;

indikator ini membantu peserta didik untuk menciptakan tujuan – tujuan

yang membawa pengaruh positif pada dirinya 5) Organizational skills;

indikator ini mendukung peserta didik agar memiliki kemampuan untuk

mengorganisir semua hal yang dapat membantu mencapai tujuannya

sebagai pelajar yang baik.

3. Social Awareness Dalam Pembentukan Karakter Tanggung Jawab

Social awareness, kompetensi ini mendorong peserta didik agar dapat

bertanggung jawab terhadap lingkungan sosialnya dengan cara berempati

dan bersimpati terhadap orang lain. Dalam hal ini peserta didik diarahkan

untuk memahami berbagai norma yang berlaku di lingkungan sosial.

Kompetensi ini juga mengarahkan peserta didik agar dapat mengambil

perspektif orang lain dari berbagai latar belakang dan budaya, sehingga

hal ini akan mengajarkan peserta didik agar senantiasa berpikir terbuka.

Dengan kompetensi social awareness ini peserta didik juga akan belajar

untuk dapat berperilaku adaptif dan fleksibel bergantung dengan keadaan

lingkungan sekitar.

Kompetensi ini dibagi menjadi lima indikator yaitu; 1) Perspective

taking, indikator ini mengarahkan peserta didik untuk melihat masalah

Page 73: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

58

melalui berbagai sudut pandang, sehingga mengajarkan peserta didik agar

bersikap lebih hati – hati dalam mengambil langkah; 2) Emphaty,

indikator ini mengarahkan peserta didik agar dapat bersikap empati.

Peserta didik diajarkan untuk berusaha mengerti keadaan orang lain

dengan cara membayangkan apabila mereka ada pada posisi orang lain; 3)

Appreciating diversity, indikator ini mendorong peserta didik agar dapat

mengapresiasi segala bentuk perbedaan. Misalnya perbedaan mengenai

ras, suku, bangsa, agama, dan budaya. Dengan indikator ini peserta didik

dapat melatih dirinya agar senantiasa bertoleransi sebagai wujud dari rasa

tanggung jawab kepada lingkungan sosial.

4. Relationships skills Dalam Pembentukan Karakter Tanggung Jawab

Relationships skills, kompetensi ini mengarahkan peserta didik untuk

bertanggung jawab dalam menciptakan hubungan yang positif. Peserta

didik diarahkan untuk membangun dan memelihara hubungan yang

sehat. Selain itu dengan kompetensi ini peserta didik dapat belajar untuk

bertanggung jawab dalam menegosiasi konflik secara konstruktif.

CASEL membagi kompetensi ini menjadi empat indikator yaitu: 1)

Communication, cara berkomunikasi peserta didik dapat mempengaruhi

terbentuknya suatu hubungan, maka dari itu mengarahkan peserta didik

untuk dapat berkomunikasi dengan baik dan benar merupakan hal yang

penting dalam rangka pembentukan karakter tanggung jawab; 2) Social

engangement, indikator ini mendorong peserta didik agar bertanggung

jawab dalam membentuk ikatan baik dengan lingkungan sosialnya; 3)

Relationship building, indikator ini dapat digunakan untuk mengarahkan

peserta didik dalam membentuk suatu hubungan yang positif dan

bermanfaat; 4) Teamwork, indikator ini mengarahkan peserta didik agar

memiliki keterampilan bekerja yang baik di dalam kelompok.

Page 74: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

59

5. Responsible Decision Making Dalam Pembentukan Karakter

Tanggung Jawab

Responsible decision making mengarahkan peserta didik untuk

bertanggung jawab dalam membuat keputusan. Hal ini mengarahkan

peserta didik untuk mengambil keputusan yang bertanggung jawab

dengan memperhatikan standar etika, masalah keselamatan, dan norma

sosial. Kompetensi ini mengajarkan peserta didik untuk membuat

keputusan yang konstruktif dengan mengidentifikasi, mengklarifikasi,

dan mengevaluasi situasi. CASEL membagi kompetensi ini menjadi

lima indikator yaitu: 1) Identifying problem, indikator ini menyediakan

pengetahuan agar peserta didik dapat memahami masalahnya dengan

baik. Ketika mereka memahami cara mengenali dan menyelesaikan

masalah dengan perilaku yang baik maka tindakan – tindakan

indisipliner dapat dikurangi. 2) Analyzing situations, indikator ini

mengarahkan peserta didik untuk menganalisis masalah dari berbagai

sudut pandang, meliputi bagaimana dan kenapa masalah dapat muncul;

3) solving problems, indikator ini dapat dijadikan sebagai latihan untuk

peserta didik agar dapat mempraktikan dan mengembangkan metode

dalam menyelesaikan masalah. Peserta didik perlu mengidentifikasi

pilihan yang mungkin untuk dilakukan dan mengeksplorasi potensi dari

konsekuensi pada setiap pilihan; 4) Evaluating and reflecting, ketika

peserta didik dapat mengambil waktu untuk mengevaluasi

keberhasilannya dalam mengidentifikasi, menganalisa, dan

menyelesaikan suatu masalah maka mereka dapat mengembangkan

keterampilannya. Refleksi tersebut dapat membuat peserta didik lebih

bijak untuk mengambil langkah yang perlu dilakukan dalam

memutuskan sesuatu pada kesempatan berikutnya; 5) Ethical

responbiliy, indikator ini dapat melatih peserta didik untuk

mengidentifikasi konsekuensi dari setiap keputusan, peserta didik juga

Page 75: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

60

harus mempertimbangkan aspek moral yang dirasa perlu untuk

dilakukan.67

Berdasarkan penjelasan di atas dapat kita ketahui bahwa lima

kompetensi dasar dalam Program Social Emotional Learning tersebut dapat

dijadikan sebagai acuan dan ukuran dalam pembentukan karakter tanggung

jawab. Hal ini tentunya dapat membantu para guru untuk membentuk

karakter tanggung jawab peserta didik. Dengan kompetensi dan indikator

yang ada di dalam Program Social Emotional Learning langkah – langkah

yang dilakukan oleh guru akan lebih terarah. Selain itu guru dapat

memandang peserta didik lebih objektif. Dengan adanya indikator tersebut

maka guru akan menilai keberhasilan pembentukan karakter tanggung jawab

dengan lebih terukur.

Penelitian Yehui Wang yang berjudul The Effect of Social Emotional

Competency on Child Development in Western China mendukung penjelasan

di atas mengenai dampak yang diberikan oleh kompetensi yang ada di dalam

Program Social Emotional Learning. Wang menjelaskan bahwa peserta didik

dengan kompetensi sosial dan emosional yang tinggi cenderung melakukan

lebih banyak pengaturan diri atau self – regulation dan membuat keputusan

yang bertanggung jawab. Peserta didik dengan kompetensi sosial dan

emosional memiliki pengetahuan tentang makna belajar yang lebih dalam,

hal ini berkaitan dengan rasa tanggung jawab seorang peserta didik. Ketika

peserta didik sadar akan makna belajar yang merupakan tugas dari seorang

pelajar, maka mereka akan merasa lebih bertanggung jawab pada akademik,

yang didik dapat menjaga ketertarikannya untuk mempelajari sesuatu dan

pada akhirnya akan meningkatkan prestasi akademik yang merupakan buah

dari karakter tanggung jawab yang dimiliki oleh seorang peserta didik.68

67

Casel.org, CASEL diakses pada 12/04/20, 15. 16 WIB. 68

Yehui Wang, The Effect of Social Emotional Competency on Child Development in

Western China, Journal of Front. Psychol, Vol. 10, 2019, h. 6.

Page 76: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

61

Penelitian selanjutnya yang mendukung penjelasan di atas adalah jurnal

karya Son Van Huynh yang berjudul Social Awareness and Responsible

Decision Making of Students in Grade 4 and 5 in Vietnam. Berbeda dengan

jurnal sebelumnya penelitian ini memfokuskan hubungan antara social

awareness dengan responsible decision making yang merupakan bagian dari

Social Emotional Learning (SEL). Penelitian ini membuktikan bahwa ada

korelasi yang kuat antara social awareness dengan responsible decision

making. Ketika seseorang ingin membuat keputusan yang sesuai dengan

situasi maka mereka harus memahami orang lain dari berbagai perspektif

seperti emosinya, hobinya, kebutuhannya dan keinginannya. Ketika individu

dapat menyadari lingkungan sosialnya, maka individu tersebut dapat

memberikan keputusan tepat yang tidak menyinggung dan tidak menyakiti

orang lain. Semakin seseorang mengerti akan keadaan orang lain maka

mereka juga akan semakin bertanggung jawab dalam mengambil

keputusan.69

Dalam proses penelitian ditemukan salah satu sekolah yang menerapkan

Program Social Emotional Learning yaitu SD Kharisma Bangsa, Pondok

Cabe, Tangerang Selatan. Sekolah tersebut menerapkan program ini mulai

Januari 2019. Pelaksaan program dilakukan di semua kelas mulai dari kelas

satu sampai dengan kelas enam. Program dilaksanakan di dalam kelas

selama 2 x 35 menit pembelajaran SD Kharisma Bangsa bekerja sama

dengan Sanford Harmony. Kerja sama tersebut meliputi pengadaan buku,

pelatihan, dan penyediaan langkah – langkah pembelajaran. Program Social

Emotional Learning dinilai membantu guru sebagai tindakan preventif

terhadap tingkah laku buruk peserta didik. Awalnya peserta didik khususnya

69

Son Van Huynh, “Social Awareness and Responsible Decision Making of Students in Grade 4 and 5 in Vietnam,” Journal of Education and Human Development 7, No. 4

(2018). h. 15

Page 77: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

62

kelas rendah mengalami communication bloopers. Seperti berteriak dan

memotong pembicaraan orang lain. Selain itu pada awal semester mereka

belum mampu untuk mengendalikan emosi. Mereka belum memahami

bagaimana cara menerima, mengatur, dan mengeluarkan emosi dengan baik.

Kemudian setelah Program Social Emotional Learning ini dilakukan selama

satu semester mereka menunjukkan perubahan positif. Mereka mulai belajar

untuk berkomunikasi, bersosialisasi, dan mengatur emosi.70

Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian Agnes. S.K. Wong, dkk

yang berjudul Effect of Social Emotional Learning Programme for Primary

School Students. Dalam penelitiannya Wong, dkk mengevaluasi efek dari

Program Social Emotional Learning untuk peserta didik sekolah dasar yang

memiliki kesulitan dalam manajemen sosial dan emosional, berdasarkan

laporan yang diterima dari para orang tua dan guru di sekolah. Hasil dari

penelitian ini diantaranya yaitu permasalahan dalam perilaku peserta didik

secara signifikan menurun setelah diberikan Program Social Emotional

Learning. Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa Program Social

Emotional Learning secara efektif dapat mengurangi permasalahan tentang

perilaku pada peserta didik sekolah dasar.

Selain penelitian Wong, dkk penelitian Esmaeil Sadri Damrichi yang

berjudul The Impact of Social Emotional Learning Skills Programs on

Social Development Among Primary School Students juga mendukung

pernyataan tersebut. Penelitian ini membuktikan adanya pengaruh Social

Emotional Learning terhadap kenaikan perkembangan sosial peserta didik di

sekolah dasar. Dalam peneleitian ini dijelaskan adanya peningkatan rata –

rata hitung antara Pre – test dan Post-test untuk keterampilan sosial. Hal ini

membuktikan bahwa kelas eksperimen yang diberikan perlakuan Social

70

Wawancara dengan Ozlem A. K, pada tanggal 27 November 2019, Tempat: SD

Kharisma Bangsa, Pondok Cabe, Tangerang Selatan.

Page 78: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

63

Emotional Learning memiliki keterampilan sosial yang lebih tinggi dari pada

kelas kontrol.71

Fakta lain yang didapat dari lapangan adalah pernyataan yang

didapatkan dari salah satu guru di SD Kharisma Bangsa. Guru tersebut

mengakui bahwa manfaat dari Program Social Emotinal Learning sudah

mulai terasa terutama pada peserta didik di kelas rendah. Sementara itu

untuk peserta didik di kelas tinggi pengaruhnya masih belum begitu terlihat,

karena program ini masih dalam tahap penyesuaian. Guru tersebut mengakui

bahwa program ini dapat membentuk karakter tanggung jawab, karena selain

dari kompetensinya, langkah – langkah pembelajaran yang tercantum dalam

buku pedomannya juga memberikan banyak kesempatan bagi peserta didik

untuk melakukan aktivitas – aktivitas yang mendukung pembelajaran sosial

dan emosional di dalam kelas. Peserta didik diarahkan untuk berpasrtisipasi

secara aktif di dalam proses pembelajaran. Hal tersebut akan melatih peserta

didik untuk tanggung jawab dengan cara berpatisipasi aktif. Maka seiring

dengan proses pembelajaran karakter tanggung jawab peserta didik akan

terbentuk. Selain itu karena semua langkah – langkah dalam menerapkan

Program Social Emotional Learning sudah tercatat dalam buku panduan

guru tersebut merasa sangat terbantu, sehingga pelaksanaan Program Social

Emotional Learning sebagai upaya pembentukan karakter tanggung jawab

akan terukur dan terarah. 72

Setelah dikonfirmasi dengan beberapa orang tua peserta didik ternyata,

kegiatan Social Emotional Learning juga di lakukan di rumah. Contohnya

seperti membuat makanan bersama keluarga untuk program chairity day dan

melakukan beberapa permainan yang dapat melatih keterampilan sosial dan

71

Esmaeil Sadri Damirchi, “The Impact of Social-Emotional Learning Skills Programs

on Social Development Among Primary School Students” 4, No. 16 (2013), h. 202–207. 72

Wawancara dengan Ridwan Sumitro, pada tanggal 19 Mei 2020, melalui voice call

whatsapp.

Page 79: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

64

emosional. 73

Hal-hal seperti itu melatih peserta didik untuk bisa saling

membantu dan bersikap tanggung jawab. Menurut beberapa orang tua terjadi

beberapa perubahan setelah anak-anak memperlajari SEL diantaranya yaitu

anak-anak jadi lebih mudah berempati pada apa yang terjadi di sekitarnya,

berusaha memenuhi tanggung jawabnya dan lebih mudah menawarkan

bantuan kepada orang lain.74

Selain itu menurut keterangan salah satu orang

tua lainnya setelah anak-anak mempelajari SEL mereka jadi lebih bijak

dalam bertindak dan memiliki self control yang lebih baik.75

Beberapa peserta didik juga menyampaikan bahwa mereka pernah

melakukan kegiatan Social Emotional Learning seperti membantu orang tua,

menceritakan tentang kegiatan di sekolah, dan bermain beberapa games yang

ada dalam buku pedoman Program Social Emotional Learning bersama

keluarga. Beberapa peserta didik ini juga menyampaikan mereka senang

untuk mempelajari Social Emotional Learning karena banyak hal–hal baru

yang mereka dapatkan seperti; belajar mengenai stereotype, who we are,

bersikap empati, dan mencapai tujuan positif, dan mengetahui karakter orang

lain serta cara untuk bekerja sama dengan mereka.76

Untuk melaksanakan Program Social Emotional Learning tentu

membutuhkan pendekatan yang perlu untuk dilakukan. Berikut ini adalah

pendekatan yang dapat digunakan dalam menerapkan Program Social

Emotional Learning menurut The Collaborative of Social Emotional

Learning (CASEL); 1) Explicit SEL Instruction, pendekatan ini melibatkan

guru dalam menciptakan instruksi yang berhubungan dengan topik – topik

SEL yang mendukung pembentukan karakter tanggung jawab seperi

73

Wawancara dengan Sandra Susanto, pada tanggal 16 Juli 2020, melalui voice call

Whatsapp 74 Wawancara dengan Sandra Susanto dan Suciati Gita, pada tanggal 16 Juli 2020,

melalui voice call Whatsapp 75 Wawancara dengan Shinta Viani, pada tanggal 18 Juli 2020, melalui voice call Whatsapp

76 Wawancara dengan Nafisha, Keianna, Esma, dan Queena, pada tanggal 16 dan 18

Juli 2020, melalui voice call Whatsapp.

Page 80: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

65

pelabelan emosi; 2) Teacher Instructional, guru dapat terlibat dalam

menciptakan pengalaman kelas untuk mengembangkan keterampilan –

keterampilan yang ada di dalam Program SEL; 3) Integrated with academic

curriculum areas, pendekatan ini merupakan alternatif lain yaitu dengan cara

menintegrasikan komponen dasar SEL pada kurikulum akademik.

Contohnya, guru dapat menghubungkan pengembangan keterampilan SEL

ke dalam pelajaran literasi.77

Berbagai pendekatan tersebut dapat membantu peserta didik untuk

menguasai kelima kompetensi Social Emotional Learning sehingga pada

akhirnya karakter tanggung jawab dapat terbentuk. Misalnya, ketika

kompetensi self awareness diajarkan menggunakan pendekatan Explicit SEL

Instruction. Dalam hal ini guru dapat memberi instruksi secara jelas dan

langsung kepada peserta didik mengenai hal – hal yang berknaan dengan self

awareness, contohnya seperti mengenali emosi pada diri sendiri. Guru dapat

meminta peserta didik untuk menunjuk salah satu simbol perasaan seperti

sedih atau gembira. Dengan pendekatan ini guru dapat sekaligus membentuk

karakter tanggung jawab peserta didik dalam mengenali emosinya sendiri.

Begitu juga dengan pendekatan lainnya yang membantu guru dalam

menyampaikan kompetensi Program Social Emotional Learning sehingga

menjadi lebih terarah. Dengan menggunakan pendekatan tersebut Program

Social Emotional Learning akan berjalan optimal karena didasari dengan

pendekatan yang jelas, sehingga guru tidak salah langkah dalam

melaksanakan program tersebut.

Selain pendekatan yang dilakukan ada juga strategi yang dapat

digunakan dalam mengajarkan lima kompetensi dasar tersebut agar lebih

optimal diantaranya yaitu; 1) Promoting Alternative Thinking Strategy

(PATH) yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi sosial dan

77

CASEL Guide, Effective Social and Emotional Learning Programs, Preschool and

Elementary School, Edition, 2013, h. 19 – 20

Page 81: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

66

emosional pada peserta didik, mencegah kekerasan, agresi, dan

permasalahan lainnya. Strategi ini mengacu pada ABCD (Affective,

Behavioural, Cognitive, Dynamic) yang meyakini bahwa kompetensi sosial

dapat dicapai apabila kompetensi afektif dan kognitif peserta didik dapat

saling bekerja sama. 2) The Responsive Classroom Approach (RC

Approach), strategi ini merupakan pendekatan yang menggabungkan

kebutuhan sosial, emosional, dan akademik bagi peserta didik. Program ini

berusaha untuk menyeimbangkan pembelajaran yang optimal dengan

keadaan kelas yang aman, menantang, dan menyenangkan. 3) The Reading,

Writing, Respect and Resolution Strategy (4Rs), strategi ini melatih guru

menggunakan kurikulum berbasis literasi. Guru dapat mengintegrasikan

Program Social Emotional Learning dalam pembelajaran di kelas seperti

menyelesaikan masalah, perbedaan budaya, sikap kooperatif dan kerja sama;

4) Recognizing, Understanding, Labeling, Expressing, and Regulating

(RULER), strategi ini adalah strategi dengan literasi emosional yang meliputi

mengenali, memahami, melabeli, mengekspresikan, dan mengatur emosi.

Sehingga pada akhirnya peserta didik diharapkan dapat menguasai

keterampilan yang ada di dalam RULER serta keterampilan lain yang ada di

dalam Program Social Emotional Learning seperti kesadaran diri, kesadaran

sosial, empati, kemampuan untuk mengambil perspektif dan menumbuhkan

emosi dengan iklim yang sehat.78

Ketika Program Social Emotional Learning didukung oleh macam –

macam strategi maka akan membuat pembelajaran di dalamnya terasa

bervariatif. Selain itu strategi – strategi tersebut sangat mendukung

pembentukan karakter tanggung jawab. Seperti strategi PATH yang berusaha

menyeimbangkan kompetensi afektif dan kognitif sehingga pada akhirnya

kompetenesi sosial yang dibutuhkan dalam pembentukan karakter tanggung

78

CASEL, ibid, h. 43-50

Page 82: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

67

jawab dapat tercapai. Selanjutnya strategi RC Approach yang berusaha

meyeimbangkan pembelajaran dengan keadaan kelas yang aman,

menantang, dan menyenangkan. Kemudia strategi 4Rs yang dapat

menggabungkan antara pembelajaran berbasis literasi dan strategi RULER

yang mengarahkan peserta didik agar dapat mengenali, memahami, melabeli,

mengekspresikan, dan mengatur emosi. Semua strategi tersebut berusaha

untuk menyeimbangkan harmonisasi yang ada di dalam kelas. Sehingga

kompetensi Program Social Emotional Learning yang dapat membentuk

karakter tanggung jawab peserta didik dapat tercapai.

B. Temuan Hasil Analisis Kritis Komparatif

Temuan hasil analisis kritis komparatif dilakukan dengan cara

mendeskripsikan perbandingan antara Program Social Emotional Learning dan

Program Pendidikan Penguatan Karakter (PPK) yang terintegrasi Kurikulum

2013. Perbandingan dilakukan melalui beberapa aspek yang ada di dalam kedua

program tersebut diantaranya yaitu: kurikulum, fokus kajian, strategi, dan

cakupan integrasi. Dasar dari perbandingan ini adalah buku pedoman

pelaksanaan kedua program tersebut.

1. Komparasi Kurikulum

Kurikulum yang dipakai dalam Program Pendidikan Penguatan

Karakter adalah Kurikulum 2013. Pendidikan Penguatan Karakter

terintegrasi dengan Kurikulum 2013 melalui kompetensi inti satu dan

dua. Kompetensi inti satu mencakup karakter religius, sedangkan

kompetensi isi dua mencakup karakter sosial seperti tanggung jawab

seperti karakter jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri. Program Pendidikan Penguatan Karakter tidak hanya

terintegrasi dalam pembelajaran di kelas saja atau intrakurikuler tetapi

juga pada kegiatan ekstrakurikuler dan kokurikuler. Sehingga dalam

Page 83: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

68

pelaksanaannya Pendidikan Penguatan Karakter bersifat holistik atau

menyeluruh.79

Dalam pengintegrasiannya dengan Kurikulum 2013 Program

Pendidikan Penguatan Karakter memiliki beberapa keunggulan

diantaranya yaitu sifatnya yang praktis dan holistik. Sedangkan

kelemahannya yaitu fokus Pendidikan Penguatan Karakter yang menjadi

terbagi dengan beban materi akademik yang harus disampaikan guru.

Sehingga pada akhirnya transfer pengetahuan mengenai nilai – nilai

yang ada dalam Program Pendidikan Karakter kurang optimal. Selain itu

tidak ada penambahan alokasi waktu dengan bertambahnya beban

penguatan karakter yang harus disampaikan oleh guru.

Berbeda dengan Kurikulum yang dipakai dalam Program Social

Emotional Learning. Program Social Emotional Learning memilki

kurikulumnya sendiri. Kurikulum Program Social Emotional Learning

memuat lima kompetensi dasar yaitu self awareness, self management,

social awareness, relationships skills, dan responsible decision making.

Kemudian kompetensi dasar tersebut dibagi menjadi beberapa

indikator.80

Berbagai platform penyedia jasa penyelenggara Program

Social Emotional Learning mengembangkan kurikulum penerapan

Program Social Emotional Learning. Salah satunya yaitu Sanford

Harmony, yang memfokuskan Kurikulum Program Social Emotional

Learning dalam lima tema besar yaitu Diversity & Inclusion, Emphaty

& Critical Thinking, Communication, Problem Solving, dan Peer

Relationships. Fokus tema tersebut kemudian diimplementasikan di

79

Kemendikbud, Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan Karakter,

(Kemendikbud: Jakarta, 2017) , h. 13 – 14. 80 CASEL, Loc.it, diakses pada 12/04/20, 15. 16 WIB.

Page 84: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

69

dalam kelas, pembiasaan – pembiasaan di sekolah, keluarga dan

masyarakat.81

Kurikulumnya yang terpisah dengan mata pelajaran lainnya

membuat Program Social Emotional Learning dapat diimplementasikan

secara lebih fokus dan terarah. Kurikulum yang dirancang secara khusus

dibuat agar program tersebut dilaksanakan dengan lebih optimal dengan

menggunakan pendekatan dan strategi yang khusus. Namun demikian

ada tantangan dengan penggunaan kurikulum khusus ini. Guru – guru

yang akan mengajarkan Social Emotional Learning harus diberi

pelatihan terlebih dahulu karena substansi yang berbeda dengan

kurikulum nasional. Selain itu karena kurikulum khusus tersebut

dibentuk dan dikembangkan di luar negeri, maka perlu beberapa

penyesuaian agar bisa diterapkan di Indonesia.

Tabel 4.1 Komparasi Kurikulum dalam Program PPK Integrasi K13 dan

Program Social Emotional Learning

Aspek Pembeda

Program PPK

Integrasi Kurikulum

2013

Program Social

Emotional Learning

Kurikulum

Kurikulum 2013 yang

diwujudkan melalui

kompetensi inti satu

dan kompetensi inti

dua.

Kurikulum khusus

yang fokus pada lima

kompetensi dasar

Social Emotional

Learning.

81

Sanford Harmony.org , Sanford Harmony, diakses pada 31/05/20, 15. 52 WIB.

Page 85: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

70

2. Komparasi Fokus Kajian

Program Pendidikan Penguatan Karakter (PPK) yang terintegrasi

Kurikulum 2013 dan Program Social Emotional Learning tentunya

memiliki fokus kajiannya masing – masing. Fokus kajian pertama yang

akan dibahas yaitu fokus kajian yang ada di dalam Program Pendidikan

Penguatan Karakter (PPK) yang terintegrasi Kurikulum 2013. Program

Pendidikan Penguatan Karakter (PPK) yang terintegrasi Kurikulum

2013merupakan buah dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM)

yang diatur dalam Instruksi Presiden No. 12 Tahun 2016. Kurikulum

2013 yang terkenal dengan Kurikulum Karakter memuat aspek afektif

dari lima nilai yang ada dalam PPK sebagai perwujudan GNRM. Lima

nilai utama sebagai fokus kajian dari Program PPK integrasi K13

tersebut yaitu; 1) Religius, merupakan nilai karakter yang

mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa yang

diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama yang dianut,

mengharga perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran terhadap

pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai

dengan pemeluk agama lain; 2) Nasionalis, adalah cara berpikir,

bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan

penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial,

budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa

dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya; 3) Mandiri,

merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain dan

mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan

harapan, mimpi dan cita – cita; 4) Gotong Royong, mencerminkan

tindakan menghargai semangat kerjasama dan bahu membahu

menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan

persahabatan, memberi bantuan/ penolongan pada orang – orang yang

membutuhkan; 5) Integritas, merupakan nilai yang mendasari perilaku

Page 86: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

71

yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang

selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan,

memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai – nilai kemanuasiaan dan

moral.82

Lima nilai karakter yang menjadi fokus kajian dalam PPK

integrasi K13 merupakan nilai – nilai karakter yang menjadi kebutuhan

bagi negara. Ketika peserta didik dapat menguasai lima karakter tersebut

maka akan berpengaruh pada mental peserta didik sehingga tujuan dari

GNRM dapat tercapai dan memberi pengaruh positif bagi bangsa

Indonesia. Selain itu nilai religius yang menjadi salah satu fokus kajian

menjadi keunggulan program ini. Namun demikian jika ditelaah lebih

dalam lima nilai karakter tersebut merupakan sebuah tujuan dan bukan

sebagai cara untuk mencapai sebuah pembentukan karakter. Berbeda

dengan Program Social Emotional Learning yang fokus kajiannya

adalah tentang cara untuk membentuk karakter peserta didik. Program

Social Emotional Learning lebih fokus pada penanaman aspek sosial

dan emosional sebagai dasar dalam pembentukan karakter peserta didik.

Program Social Emotional Learning mendeskripsikan lima

kompetensi dasarnya sebagai fokus kajian diantaranya yaitu: self

awareness, self management, social awareness, relationships skills, dan

responsible decision making.83

Lima kompetensi tersebut diajarkan

dalam Program Social Emotional Learning sebagai upaya dalam

pembentukan karakter peserta didik. Self awareness diajarkan sebagai

upaya dalam pembentukan karakter tanggung jawab dan percaya diri.

Self management diajarkan dalam upaya membentuk karakter disiplin

dan tanggung jawab. Social awareness diajarkan dalam rangka

82

Kemendikbud, Loc. It , h. 7 – 10. 83 Loc. It CASEL, h. 19 – 20

Page 87: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

72

membentuk karakter peserta didik agar lebih peka terhadap lingkungan

sekitar, bersikap empati dan simpati, tanggung jawab, serta menghargai

orang lain. Relationships skills diajarkan dalam upaya pembentukan

karakter gotong royong, menghargai, jujur, dan tanggung jawab.

Responsible decision making, diajarkan untuk membentuk karakter

tanggung jawab, mandiri, adil, dan komitmen terhadap moral. Berikut

adalah tabel pembeda dari fokus kajian antara Program Pendidikan

Penguatan Karakter Integrasi Kurikulum 2013 dan Program Social

Emotional Learning:

Tabel 4.2 Komparasi Fokus Kajian Program PPK Integrasi K13 dan

Program Social Emotional Learning.

Aspek Pembeda

Program PPK

Integrasi Kurikulum

2013

Program Social

Emotional Learning

Fokus Kajian

Religius Self Awareness

Nasionalis Self Management

Mandiri Social Awareness

Gotong Royong Relationships Skills

Integritas Responsible

Decision Making

3. Komparasi Strategi

Strategi perlu dilakukan agar program dapat terlaksana secara

optimal. Setiap program tentunya memiliki strateginya masing –

masing. Pada Program Pendidikan Penguatan Karakter Integrasi

Page 88: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

73

Kurikulum 2013 beberapa strategi digunakan dalam pelaksanaan

program seperti; collaborative learning, presentasi, diskusi, debat, dan

pemanfaatan TIK. Strategi – strategi tersebut merupakan strategi yang

dapat mendorong partsipasi aktif dari peserta didik atau yang dikenal

dengan student center learning. Selain itu pemanfaatan TIK juga

menambah keunggulan dari strategi pelaksanaan PPK Integrasi K13.84

Jika dibandingkan dengan strategi yang dilakukan dalam

pelaksaanaan Program Social Emotional Learning strategi dalam PPK

Integrasi K13 cakupannya masih terlalu umum. Tidak ada strategi yang

dikhususkan untuk enerapan Program PPK Integrasi K13. Strategi

dalam Penerapan Program Social Emotional Learning terkesan lebih

khusus dan detail. Berbagai strategi dalam Program Social Emotional

Learning diantaranya yaitu; 1) Promoting Alternative Thinking Strategy

(PATH) yang mengacu pada ABCD (Affective, Behavioural, Cognitive,

Dynamic); 2) The Responsive Classroom Approach (RC Approach),

strategi ini merupakan pendekatan yang menggabungkan kebutuhan

sosial, emosional, dan akademik bagi peserta didik; 3) The Reading,

Writing, Respect and Resolution Strategy (4Rs), strategi ini melatih guru

menggunakan kurikulum berbasis literasi; 4) Recognizing,

Understanding, Labeling, Expressing, and Regulating (RULER), strategi

ini adalah strategi dengan literasi emosional yang meliputi mengenali,

memahami, melabeli, mengekspresikan, dan mengatur emosi.85

Maka

dengan strategi – strategi tersebut maka Program Social Emotional

Learning dapat berjalan dengan lebih optimal karena adanya fokus

tersendiri terhadap strategi yang digunakan sesuai dengan kebutuhan

program. Berikut tabel komparasi dari strategi yang digunakan dalam

84

Kemendikbud, Ibid, h. 10 – 11. 85 CASEL, Loc.it, h. 43 – 50.

Page 89: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

74

penerapan Program PPK Integrasi K13 dan Program Social Emotional

Learning:

Tabel 4.3 Komparasi Strategi dalam Pelaksanaan Program PPK

Integrasi K13 dan Program Social Emotional Learning.

Aspek Pembeda

Program PPK

Integrasi Kurikulum

2013

Program Social

Emotional Learning

Strategi

Collaborative

Learning

Promoting

Alternative Thinking

Strategy (PATH)

Presentasi

The Responsive

Classroom Approach

(RC Approach)

Diskusi The Reading,

Writing, Respect and

Resolution Strategy

(4Rs)

Debat Recognizing,

Understanding,

Labeling,

Expressing, and

Regulating (RULER)

Pemanfaatan TIK

Page 90: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

75

4. Komparasi Cakupan Integrasi

Dalam implementasinya Program PPK Integrasi K13 dan Program

Social Emotional Learning melakukaan pengintegrasian dengan

kegiatan yang ada di dalam maupun di luar kelas. Dalam hal ini

Program PPK Integrasi K13 melakukan pengintegrasian dengan tiga

pendekatan utama, yaitu berbasis kelas, berbasis budaya sekolah, dan

berbasis masyarakat. Pendekatan tersebut dilakukan untuk membantu

satuan pendidikan dalam merancang dan mengimplementasikan

program dan kegiatan PPK. PPK berbasis kelas dapat dilakukan melalui

pendekatan sebagai berikut: 1) Mengintegrasikan proses pembelajaran

di dalam kelas melalui isi kurikulum dalam mata pelajaran, baik secara

tematik maupun mata pelajaran; 2) Memperkuat manajemen kelas,

pilihan metodologi, dan evaluasi pengajaran; 3) Mengembangkan

muatan lokal. Selanjutnya PPK berbasis budaya sekolah dilakukan

dengan cara; 1) Menekankan pada pembiasaan atau nilai utama dalam

keseharian sekolah; 2) Menonjolkan keteladanan orang dewasa; 3)

Melibatkan seluruh ekosistem pendidikan di sekolah; 4)

Mengembangkan dan memberi ruang yang luas pada segenap potensi

siswa melalui kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler; 5)

Memberdayakan manajemen dan tata kelola sekolah; 6)

Mempertimbangkan norma, peraturan, dan tradisi sekolah.

Pengintegrasian lainnya yaitu dengan pendekatan berbasis masyarakat

yang dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut; 1) Memperkuat

peranan komite sekolah dan orang tua sebagai pemangku kepentingan

utama pendidikan; 2) Melibatkan dan memberdayakan potensi

lingkungan; 3) Mensinergikan implementasi PPK dengan program

dalam lingkup akademisi, penggiat pendidikan, dan LSM; 4)

Page 91: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

76

Mensinkronkan program dengan pemerintah daerah, kementerian, dan

lembaga masyarakat pada umumnya.86

Pengintegrasian Program PPK dan berbagai hal yang ada di

sekolah dapat mempermudah proses pelaksanannya. Karena nilai PPK

akan selalu dibawa pada semua kegiatan yang ada di sekolah. Bahkan

PPK juga diintegrasikan dengan masyrakat, sehingga dapat menambah

harmonisasi yang baik antara lembaga pendidikan dan masyarakat atau

komunitas pada umumnya. Dari berbagai pengintegrasian tersebut hal

yang ingin peneliti garis bawahi adalah mengenai pengintegrasiannya

yang secara umum dilaksanakan bersamaan dengan mata pelajaran atau

tematik. Pada saat guru menyampaikan mata pelajaran tertentu atau

materi tematik tertentu guru tersebut sudah membawa beban akademik,

maka ketika ditambahkan dengan beban PPK pembentukan nilai – nilai

karakter tidak dapat berjalan optimal. Guru menyampaikan mata

pelajaran tentunya disertai dengan nilai – nilai afektif lainnya seperti

rasa tanggung jawab, menghargai, dan sopan santun. Tetapi hal ini tidak

diajarkan secara jelas. Sehingga pengetahuan tentang lima karakter yang

ada pada PPK tidak dapat tersampaikan dengan optimal karena fokus

guru akan terbagi dua antara PPK dan mata pelajaran. Sementara itu

pemerintah mengantisipasinya dengan PPK melalui mata pelajaran

khusus yang berfokus pada tema nilai – nilai tertentu. Namun demikian

untuk pelaksanaan sepenuhnya diserahkan pada sekolah. Alokasi waktu

dan desain pembelajaran diserahkan pada sekolah tanpa ada pedoman

yang jelas, sehingga akan menimbulkan kesenjangan antar sekolah.

Berbeda dengan Program Social Emotional Learning yang

pada umumnya dilaksanakan terpisah dengan mata pelajaran. Program

Social Emotional Learning memiliki kurikulum dan pedoman

86 Kemendikbud, Ibid, h. 15

Page 92: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

77

khususnya lainnya. Dalam hal pengintegrasian Program Social

Emotional Learning juga menggunakan basis kelas (classroom beyond

the SEL program lessons), budaya sekolah (school wide), keluarga

(family) dan komunitas (community). Pada basis kelas Program Social

Emotional Learning menggunakan tiga pendekatan yaitu explicit SEL

instruction, teacher instructional, dan integrated with academic

curriculum areas. Dalam hal ini meskipun ada pengintegrasian dengan

kurikulum akademik tetapi Program Social Emotional Learning pada

umumnya lebih sering dilakukan dengan kelas khusus, sehingga

kompetensi yang ada di dalam program tersebut dapat tersampaikan

dengan optimal. Selanjutnya pelaksanaan Program Social Emotional

Learning berbasis budaya sekolah dilakukan dengan berbagai cara

diantaranya yaitu; 1) Menanamkan filosofi Program Social Emotional

Learning yang mendukung seluruh peserta didik, kebijakan, prosedur

dan program sekolah serta pemerintah; 2) Mendukung seluruh

komponen pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah untuk menjadi

contoh sesuai dengan Program Social Emotional Learning; 3)

Mempromosikan dan memperkuat praktik dan strategi serta menjaga

lingkungan tetap aman secara fisik dan emosional; 4) Menghubungkan

Program Social Emotional Learning dengan upaya penting lainnya di

dalam ekosistem sekolah. Dalam hal pengintegrasian dengan sekolah

Program PPK Integrasi Kurikulum 2013 dan Program Social Emotional

Learning tidak jauh berbeda. Kedua program tersebut sama – sama

membahas mengenai keteladanan yang harus dibawa oleh orang dewasa

di dalam sekolah.

Selanjutnya Program Social Emotional Learning juga memiliki

kolaborasi dengan keluarga dan komunitas atau masyarakat pada

umumnya. Kolaborasi dengan keluarga dapat dilakukan dengan langkah

Page 93: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

78

– langkah sebagai berikut; 1) Melibatkan keluarga dalam

mengembangkan visi untuk implementasi Program Social Emotional

Learning; 2) Mengembangkan kebijakan yang ramah keluarga; 3)

Menawarkan pelatihan untuk orang tua tentang kompetensi Program

Social Emotional Learning; 4) Membuat keputusan, komunikasi dan

pelatihan yang kolaboratif dengan staf dan keluarga. Sedangkan

kolaborasi dengan komunitas atau masyarakat dapat dilakukan dengan

langkah – langkah sebagai berikut; 1) Mengundang kolaborator dari

perguruan tinggi; 2) Memulai dengan melibatkan komunitas dan

mempelajari apa yang telah mereka lakukan untuk mempromosikan

Social Emotional Learning; 3) Bermitra dengan organisasi lokal untuk

menghubungkan lebih banyak kaum muda.87

Dalam pengintegrasian Program Social Emotional Learning

dengan berbagai dimensi, yang menjadi pembeda dengan

penginetgrasian dalam Program PPK adalah integrasi dengan keluarga.

Dalam Program PPK tidak dijelaskan langkah pengintegrasian yang

jelas dengan orang tua. Hal ini sangat disayangkan karena keluarga

merupakan orang yang terdekat dengan peserta didik, sehingga dapat

membantu guru dalam mengenali peserta didik secara lebih mendalam

agar guru tidak salah langkah dalam melaksanakan program sebagai

upaya pembentukan karakter.

87

Washington State, Social Emotional Learning Implementation Guide, (Washington

State: Washington , 2019) , h. 26 – 51

Page 94: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

79

Tabel 4.4 Komparasi Cakupan Integrasi Program PPK Integrasi K13

dan Program Social Emotional Learning.

Aspek Pembeda

Program PPK

Integrasi Kurikulum

2013

Program Social

Emotional Learning

Cakupan Integrasi

Berbasis Kelas Classroom Beyond

The SEL Program

Lessons

Berbasis Budaya

Sekolah

School Wide

Berbasis Masyarakat Family

Community

C. Interpretasi Hasil Analisis

Program Social Emotional Learning (SEL) merupakan program yang

dapat digunakan sebagai upaya pembentukan karakter tanggung jawab di sekolah

dasar. Program ini dapat menjadi acuan sekolah sehingga pelaksanaan upaya

pembentukan karakter tanggung jawab menjadi terarah. Sesuai dengan kelima

dasar kompetensi yang ada pada Program Social Emotional Learning yang

mengarahkan peserta didik untuk senantiasa bertanggung jawab dalam berbagai

hal. Kompetensi self awareness, mendorong peserta didik agar bertanggung

jawab terhadap perasaannya dan dampak perasaannya terhadap orang lain;

kompetensi self management, mendorong peserta didik untuk bertanggung jawab

dalam hal pengaturan diri agar mencapai tujuan; kompetensi, social awareness,

mendorong peserta didik agar bertanggung jawab pada lingkungan sosial dengan

bersikap empati, simpati, fleksibel, dan berperilaku adaptif; kompetensi

Page 95: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

80

relationships skills, mendorong peserta didik agar bertanggung jawab untuk

menciptakan hubungan yang sehat dan bermanfaat; dan terakhir kompetensi

responsible decision making, mendorong peserta didik untuk bertanggung jawab

dalam mengambil keputusan sesuai dengan standar norma sosial dan moral.88

Kompetensi tersebut kemudian diturunkan dalam indikator – indikator

yang mendukung pembentukan karakter tanggung jawab sehingga pelaksanaan

program dapat lebih terukur. Selain itu dilakukan juga pendekatan untuk

mengimplementasikan Program Social Emotional Learning yaitu explicit SEL

instruction, teacher instructional, dan integrated with curriculum areas.

Berbagai strategi juga dapat dilakukan dalam penerapan Program Social

Emotional Learning di dalam kelas dapat menggunakan berbagai macam strategi

seperti Promoting Alternative Thinking Strategy (PATH), The Responsive

Classroom Approach (RC Approach), The Reading, Writing, Respect and

Resolution Strategy (4Rs), Recognizing, Understanding, Labeling, Expressing,

and Regulating (RULER). Dengan menggunakan pendekatan dan strategi

tersebut maka Program Social Emotional Learning dapat diterapkan secara lebih

terukur dan terarah. Sehingga pembentukan karakter tanggung jawab dalam

berjalan secara optimal.89

Kemudian berdasarkan hasil analisis komparatif antara Program Social

Emotional Learning dan Program Pendidikan Penguatan Karakter Integrasi

Kurikulum 2013 melalui berbagai aspek pembanding seperti kurikulum, fokus

kajian, strategi, dan cakupan integrasi Program Social Emotional Learning dapat

dikatakan lebih unggul. Pertama, berdasarkan aspek kurikulumnya Program

Social Emotional Learning menggunakan kurikulum yang dirancang khusus,

sehingga dalam pelaksanaannya tidak terkesan memaksa. Kedua, berdasarkan

fokus kajiannya Program Social Emotional Learning fokus pada kompetensi

88

CASEL, Loc. It, h. 19 – 20 89 CASEL, Ibid, h. 43 – 50

Page 96: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

81

yang dapat membentuk sebuah karakter, bukan hanya fokus pada hasil yang

ingin dicapai. Ketiga, berdasarkan strateginya Program Social Emotional

Learning menggunakan srategi khusus dalam pelaksanaannya, sehingga program

bisa dilaksanakan dengan lebih terarah. Keempat, berdasarkan cakupan

integrasinya Program Social Emotional Learning unggul dalam hal kolaborasi

dengan keluarga atau orang tua yang merupakan orang terdekat peserta didik.

Hal ini dibuktikan dengan adanya langkah – langkah yang jelas untuk

mengolaborasikan Program Social Emotional Learning dan orang tua peserta

didik.

D. Pembahasan

Pembentukan karakter tanggung jawab pada peserta didik memerlukan

lingkungan dan program yang mendukung. Nilai karakter tanggung jawab di

sekolah dapat terlaksana secara maksimal apabila pendidik, orang tua, dan semua

yang terlibat dalam proses pendidikan di sekolah mendukung. Sesuai dengan

tahapan perkembangan sosial dan emosionalnya anak – anak pada usia sekolah

dasar menjadikan orang lain sebagai role model dalam kehidupannya. Hal ini

dapat dibentuk dengan menciptakan lingkungan yang positif.

Sesuai dengan Teori Social Learning Albert Bandura yang menunjukkan

bagaimana individu dapat memperoleh pola perilaku baru yang lebih prososial

melalui mengamati orang lain. Teori ini juga menjelaskan bahwa individu dapat

mengubah lingkungannya dan juga sebaliknya.90

Peserta didik pada usia sekolah

dasar mulai mengenali lingkungan sosialnya dan berusaha untuk mengontrol

emosinya. Beberapa karakter khas emosi pada peserta didik usia sekolah dasar

yaitu berlangsung singkat, berakhir tiba – tiba, dan bersifat sementara. Jika

dilihat dari karakter khasnya maka anak pada usia sekolah dasar sangat

memerlukan bimbingan dari orang dewasa di sekitarnya.

90

Frank M. Gresham, Effective Intervension for Social and Emotional Learning,

(London: The Guilford Press, 2018), h. 3.

Page 97: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

82

Maka dari itu sesuai dengan penjelasan di atas Program Social Emotional

Learning merupakan salah satu program yang dapat digunakan dalam upaya

pembentukan karakter tanggung jawab peserta didik sekolah dasar. Kelima

kompetensi Program Social Emotional Learning yaitu: self awareness, social

awareness, self management, responsible decision making, dan self management,

merupakan kompetensi yang mendorong peserta didik untuk dapat bertanggung

jawab pada berbagai hal yang ada dalam kehidupan peserta didik, diantaranya

yaitu: bertanggung jawab untuk mengatur diri sendiri, mengenali diri sendiri,

lingkungan sosial, menciptakan hubungan yang positif, dan membuat keputusan

yang bertanggung jawab. Kelima kompetensi dasar yang ada pada Program

Social Emotional Learning juga memiliki indikator – indikator yang dapat

mengarahkan peserta didik untuk memahami makna dari karakter tanggung

jawab. Maka ketika peserta didik dapat memahami makna tanggung jawab

dengan benar, mereka akan semakin yakin untuk melakukan tindakan – tindakan

yang bertanggung jawab.91

Kelima kompetensi dasar dalam Program Social

Emotional Learning tersebut kemudian dapat diajarakan melalui tiga pendekatan

yaitu explicit SEL instruction, teacher instructional, dan integration with

academic curriculum areas, sehingga pelaksanaan Program Social Emotional

Learning dalam upaya pembentukan karakter tanggung jawab akan terlaksana

dengan optimal. Guru juga dapat menggunakan berbagai strategi untuk

melaksanakan program ini di kelas diantaranya yaitu PATH, RULER, 4RS, dan

RC Approach.92

Selain itu Program Social Emotional Learning juga dapat menciptakan

lingkungan positif bagi peserta didik sekolah dasar merupakan hal yang sangat

penting. Peserta didik sekolah dasar sangat membutuhkan hal tersebut agar

senantiasa melaksanakan nilai – nilai tanggung jawab dalam kehidupan sehari –

91

CASEL, Loc. It, h. 19 – 20 92 CASEL, Ibid, h. 43 – 50

Page 98: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

83

hari. Selain itu peserta didik akan belajar untuk memaknai lebih dalam segala

sesuatu yang berhubungan dengan sosial dan emosional. Dalam Program Social

Emotional Learning diajarkan bagaimana cara mengambil keputusan dengan

memerhatikan berbagai sudut pandang. Peserta didik akan diajarkan bagaimana

membaca situasi sosial dan bersikap empati, sehingga dapat menghasilkan

keputusan bertanggung jawab dengan banyak pertimbangan tanpa mengabaikan

perasaan dari orang lain.

Sesuai dengan tahapan pembentukan karakter menurut Lickona yaitu moral

knowing, moral feeling, dan moral action SEL memberikan pengalaman belajar

yang sesuia dengan tahapan tersebut. Selain itu SEL juga sesuai dengan teori lain

tentang pembentukan karakter yaitu pengetahuan (knowing), pelaksanaan

(acting) dan kebiasaan (habit).93

Program Social Emotional Learning dapat

diterapkan dengan tahapan tersebut. Pertama tahap knowing, dalam hal ini

Program Social Emotional Learning dapat menyediakan pengetahuan tentang

karakter tanggung jawab yang harus dimiliki oleh seseorang. Kedua yaitu acting

atau pelaksanaan. Program Social Emotional Learning dapat mendorong peserta

didik dalam melaksanakan karakter tanggung jawab melalui praktik

pembelajaran di dalam maupun di luar kelas. Sekolah juga dapat ikut membantu

dengan menciptakan program – program pendukung Social Emotional Learning

agar karakter tanggung jawab yang diinginkan dapat tercapai. Tahap akhir dalam

pembentukan karakter yaitu habit atau kebiasaan. Ketika peserta didik telah

memiliki pengetahuan tentang manfaat dari karakter tanggung jawab. Kemudian

mulai melaksanakan hal – hal yang melatih karakter tanggung jawab, maka

secara bertahap akan tercipta kebiasaan untuk selalu bertanggung jawab terhadap

segala sesuatu. Sehingga pada akhirnya sebuah karakter tanggung jawab akan

terbentuk.

93 Gendon Barus, Menakar Hasil Pendidikan Krakter Terintegrasi di SMP, Jurnal

Cakrawala Pendidikan, 2015, No. 2, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, h. 4

Page 99: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

84

Berdasarkan temuan lapangan Program Social Emotional Learning

menciptakan respon positif dalam rangka membentuk karakter tanggung jawab

peserta didik. Selain itu hasil analisis komparasi Program Social Emotional

Learning menunjukkan keunggulannya melalui berbagai aspek seperti

kurikulum, fokus kajian, strategi, dan cakupan integrasinya. Dengan Program

Social Emotional Learning upaya pembentukan karakter pada peserta didik dapat

dilaksanakan dengan terarah dan terukur, sehingga karakter tanggung jawab pada

peserta didik dapat terbentuk dengan maksimal.

Page 100: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

85

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Program Social

Emotional Learning dapat membentuk karakter tanggung jawab peserta didik di

sekolah dasar. Hal ini dapat diperoleh dengan tumbuhnya social awareness, self

management, self awareness, responsible decision making, dan relationship skill

setelah Program Social Emotional Learning dilaksanakan. Program Social

Emotional Learning efektif dalam pembentukan karakter tanggung jawab dengan

menggunakan pendekatan yang terdiri dari explicit SEL Instruction, Teacher

Instructional, dan Integrated with curriculum areas. Didukung dengan beberapa

strategi yaitu PATH, RC Approach, 4Rs,dan RULER.

Kelima kompetensi dalam penerapan Program Social Emotional Learning

mendorong peserta didik untuk senantiasa bersikap tanggung jawab dalam

berbagai hal. Kompetensi tersebut adalah sebagai berikut; 1) Self awareness,

mendorong peserta didik agar bertanggung jawab terhadap perasaannya dan

dampak perasaannya terhadap orang lain; 2) Self management, mendorong

peserta didik untuk bertanggung jawab dalam hal pengaturan diri agar mencapai

tujuan; 3) Social awareness, mendorong peserta didik agar bertanggung jawab

pada lingkungan sosial dengan bersikap empati, simpati, fleksibel, dan

berperilaku adaptif; 4) Relationships skills, mendorong peserta didik agar

bertanggung jawab untuk menciptakan hubungan yang sehat dan bermanfaat; 5)

responsible decision making, mendorong peserta didik untuk bertanggung jawab

dalam mengambil keputusan sesuai dengan standar norma sosial dan moral.

Page 101: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

86

B. Implikasi

Penelitian ini menunjukkan bahwa Program Social Emotional Learning

dapat membentukan karakter tanggung jawab di sekolah dasar. Lima kompetensi

yang ada dalam Program Social Emotional Learning mendukung peserta didik

untuk senantiasa bertanggung jawab dalam berbagai hal. tersebut kemudian

diturunkan menjadi indikator – indikator yang dapat digunakan sebagai alat ukur

ketercapaian program. Dari hasil penelitian yang telah dijabarkan, penelitian ini

memberikan beberapa implikasi antara lain:

1. Implikasi terhadap perencanaan dan pengembangan kurikulum dalam

upaya pembentukan karakter.

2. Implikasi terhadap integrasi Program Social Emotional Learning dalam

kebijakan sekolah.

3. Implikasi terhadap cara pandang guru dalam mengimplementasikan nilai –

nilai karakter.

4. Implikasi terhadap usaha sadar sebagai institusi pendidikan dalam

mewujudkan nilai – nilai karakter di sekolah.

5. Implikasi terhadap pendidik dan tenaga kependidikan dalam

menyelenggarakan pendidikan berbasis karakter.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa hal yang penulis sarankan,

antara lain sebagai berikut:

1. Sekolah yang telah menerapkan Program Social Emotional Learning agar

tetap mempertahankan dan meningkatkan program ini.

2. Sekolah yang telah menerapkan Program Social Emotional Learning agar

lebih mengoptimalkan pengintegrasian kebijakan sekolah dengan Program

Social Emotional Learning.

Page 102: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

87

3. Sekolah yang belum menerapkan Program Social Emotional Learning agar

dapat mengajarkan dimensi yang ada dalam Social Emotional Learning

yang dijadikan sebagai sebuah pendekatan dalam kegiatan belajar

mengajar.

4. Guru dapat mengikuti pelatihan keprofesionalan untuk meningkatkan

kemampuan mengajar Social Emotional Learning.

5. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat memperluas objek penelitiannya

melalui metode field research agar penelitian dapat lebih mendalam.

Page 103: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

88

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah A’an, Dkk. Meningkatkan Tanggung Jawab Belajar Melalui Layanan

Penguasaan Konten. Jurnal Universitas Negeri Surakarta. 2014.

Barus Gendon. Menakar Hasil Pendidikan Krakter Terintegrasi di SMP. Jurnal

Cakrawala Pendidikan. 2015. No. 2. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Beaty. Jodi Morris Robert. Journal of English for Specific Puposes. Vol. 1 No. 2. 2018

Anggito Albi. 2018. Setiawan Johan. Metodologi Penelitian Kualitatif. Suka Bumi: CV Jejak.

CASEL Guide. Effective Social and Emotional Learning Programs, Preschool and

Elementary School Edition. 2013.

Damirchi Esmaeil Sadri. The Impact of Social-Emotional Learning Skills Programs

on Social Development Among Primary School Student. Hacettepe University.

Ankara. Turki. V ol. 4. No. 16. 2013.

Emzir. 2019. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Depok:

Rajawali Pers.

Fajri Muhammad, 2019, Pengembangan Moral dan Karakter di Sekolah Dasar,

Jakarta: Guepedia

Fitri Agus Zaenul. 2012. Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah.

Jogjakarta: Ar-Ruzz

Greenberg Mark. T., dkk, Enhancing School-Based Prevention and Youth

Development Through Coordinated Social, Emotional, and Academic

Learning, The American Psychological Association Vol. 58, No. 6/7, 466–

474.

Greenstein Laura. 2012. Assesing 21st

Century Skills: A Guide to Evaluation Mastery

and Authentic Learning. California: Conwin.

Gresham Frank M. 2018. Effective Intervension for Social and Emotional Learning.

London: The Guilford Press.

Page 104: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

89

Huynh Son Van. Social Awareness and Responsible Decision Making of Students in

Grade 4 and 5 in Vietnam. Journal of Education and Human Development. Vol.

7. No. 4. 2018.

Halaluddin. Kajian Konseptual Tentang Social-Emotional Learning (Sel) Dalam

Pembelajaran Bahasa. Jurnal Universitas Islam Negeri Sultan Maulana

Hasanuddin Serang. Vol. 1. 2019

Imah Milla Tuna, Purwoko Budi. Studi Kepustakaan Penerapan Konseling Neuro

Linguistic Programming (NLP) dalam Lingkup Pendidikan.Universitas Negeri

Surabaya. 2018

Jahja Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana.

Jones Richard Nelson. 2006. Human Relationships Skills. New York: Routledge.

Joseph E Zins. Elias Maurice. J. Social and Emotional Learning: Promoting The

Development of All Student. Journal of Education and Psycological

Consultation. 2017

Joseph E Zins. Michelle R Bloodworth. Weissberg P Roger.. Walberg. J Herbert. The

Scientific Base Linking Social Emotional Learning to School Success, Research

Gate: Journal of Educational and Psychological Consultation, July, 2007.

Kemendikbud. 2017. Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan Karakter.

Jakarta: Kemendikbud

Krippendorff Klaus. 2004. Content Analysis: An Introduction to Its Methodology

Second Edition. London: Sage Publications.

Luthfi Khabib. 2018. Masyarakat Indonesia dan Tanggung Jawab Moralitas. Jakarta:

Gupedia.

Mangal S.K. Mangal Shubra. 2015. Emotional Intellegence: Managing Emotions to

Win Life. Delhi: PHI Learning.

Martinsone Baiba. Social Emotional Learning: Implementation of Sustainability

Orianted Program in Latvia. Journal of Teacher Education for Sustainability.

University of Latvia. Vol. 18. No. 1.

Merrel Kenneth W. Gueldner Barbara A. 2010.Social and Emotional Learning in The

Classroom. New York: The Guilford Press.

Page 105: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

90

Omisakin Folorunso Dipo. Ncama Busisiwe Purity. Self-Care and Self-Management

Concepts: Implications for self-management education. Journal of University of

Kwazulu Natal. Vol. 2 (12). 2011.

Panayiotou . Humphrey . Wigelsworth Michael . An Emperical Basis for Linking

Social Emotional Learning, Manchester Institute of Education. Article of

University of Manchester. United Kingdom. 9 Januari 2019.

Petersen Katia S. 2012. Activities for Building Character and Social Emotional

Learning Grades 6-8. Free Spirit: Monneapolis.

Panayiotou Margarita. Humphrey Neil. Wigelsworth Michael. An empirical basis for

linking social and emotional learning to academic performance. Manchester

Institute of Education. University of Manchester. United Kingdom. 2019. Vol.

56.

Peterson Aaron. Connecting STEM Curriculum with Social Emotional Learning in

Early Childhood. Jurnal: Vol. 22 , Artikel 5, 2018

Rahmawati Dini, Supporting Students Social Emotional Learning in Indonesia

Primary Schools, Master Thesis, University of Jyväskylä, Finlandia, 2019

Sartana. 2020. 18 Karakter Anak Bangsa. Jakarta: Tisande

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sulastri. 2018. Nilai Karakter Dalam Pembelajaran Kimia. Banda Aceh:

Syiah Kuala University

Susanto Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran . Jakarta: Prendamedia

Group.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3

Tentang Tujuan Pendidikan Nasional.

Upton Penney. 2012. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Page 106: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

91

Wang Yehui, Yang Zhaoxi, Zhang Yingbin, Wang Faming, Liu Tour, Xin Tao. The

Effect of Social Emotional Competence on Child Development in Western

China. Beijing Normal University. China. 2019. Vol. 01. No. 282

Washington State. 2017. Social Emotional Learning Implementation Guide,

Washington State: Washington .

Weissberg. P. Roger.. dkk, Artikel Social and Emotional Learnig: Past, Present, and Future,

01/01/2015

Wong Agnes S.K. Cecilia. Li-Tsang W. P. Siu Andrew. M. H. Department of

Rehabilitation Sciences. Effect of a Social Emotional Learning Programme

for Primary School Students. The Hong Kong Polytechnic University. 2014

World Economic Forum, New Vision of Educatin: Mastering Social and Emoional

Learning Through Technology, 2016.

Wuryanano. 2006. The 21 Principles to Build and Develop Fighting Spirit. Gramedia:

Jakarta.

Yaumi Muhammad. 2016. Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana.

Zubaedi. 2011. Dasar Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam

Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Zed Mestika. 2004. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia.

Zuriah Nurul. 2008. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif

Perubahan. Jakarta: Bumi Aksara.

www.casel.org

www.cnnindonesia.com

www.abc.net.au

www.landmarkoutresearch.org

www.pojoksatu.id

www.sanfordharmony.com

Page 107: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

92

LAMPIRAN

Page 108: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

93

Lampiran 01

SURAT BIMBINGAN SKRIPSI

Page 109: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

94

Lampiran 02

SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN

Page 110: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

95

Lampiran 03

SURAT PERNYATAAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Lu’lu’a Farah Adiba

Tempat/ tanggal lahir : Wonosobo, 7 Maret 1998

NIM : 11160183000021

Jurusan/Prodi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Judul Skripsi : Program Social Emotional Learning Dalam Upaya

Pembentukan Karakter Tanggung Jawab Peserta

Didik di Sekolah Dasar

Dosen Pembimbing : Asep Ediana Latip, M.,Pd

Dengan ini menyatakan telah melakukan penelitian di SD Kharisma Bangsa, Pondok

Cabe, Tangerang Selatan dengan teknik wawancara. Demikian pernyataan ini saya

buat dengan sebenar – benarnya dan saya berani menerima sanksi apabila pernyataan

ini tidak benar.

Jakarta, 05 Juni 2020

Mahasiswa Ybs,

Lu’lu’a Farah Adiba

NIM. 11160183000021

Page 111: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

96

Lampiran 04

SURAT KETERANGAN VALIDASI INSTRUMEN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Asep Ediana Latip., M. Pd

Jabatan : Ketua Prodi dan Dosen Pendidikan Guru Madarsah Ibtidaiyah

Instansi : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Telah menerima instrumen penelitian yang berjudul “Program Social Emotional

Learning Dalam Upaya Pembentukan Karakter Tanggung Jawab Peserta Didik di

Sekolah Dasar” yang disusun oleh:

Nama : Lu’lu’a Farah Adiba

Tempat/ tanggal lahir : Wonosobo, 7 Maret 1998

NIM : 11160183000021

Prodi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Setelah memperhatikan dan mengadakan pembahasan pada butir – butir pernyataan

berdasarkan kisi – kisi instrumennya, maka instrumen tersebut telah dinyatakan valid.

Demikian surat ini dibuat dengan sebenar – benarnya untuk digunakan sebagaimana

mestinya.

Bojongsari, 05 Juni 2020

Validator,

Asep Ediana Latip., M.Pd

NIP. 198106232009121003

Page 112: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

97

Lampiran 05

KISI – KISI INSTRUMEN PENELITIAN

No. Fokus Penelitian Variabel Penelitian Aspek Penelitian Teknik

Pengumpulan

Data

Sumber Data

1. Program Social

Emotional

Learning (SEL)

dalam

Pembentukan

Karakter

Tanggung

Jawab

Program Social

Emotional

Learning (SEL)

meliput

Definisi Social

Emotional Learning

(SEL)

Teori Pendukung

Social Emotional

Learning (SEL)

Pendekatan Dalam

Social Emotional

Learning

Program Dalam

Social Emotional

Learning

Hasil yang

Diharapkan dari

Social Emotional

Learning

Manfaat Social

Emotional Learning

Bagi Peserta Didik

Dokumentasi

Dokumentasi

Dokumentasi

Dokumentasi

Dokumentasi

Dokumentasi

wawancara

Buku, jurnal,

artikel ilmiah,

guru

2.

Program Social

Emotional

Learning (SEL)

dalam

Pembentukan

Karakter

Tanggung

Jawab

Pembentukan

Karakter

Tanggung Jawab

Tahapan

Pembentukan

Karakter

Definisi Karakter

Tanggung Jawab

Ciri – ciri Karakter

Tanggung Jawab

Indikator Karater

Tanggung Jawab

Dokumentasi

Dokumentasi

Dokumentasi

Dokumentasi

Buku, jurnal,

artikel ilmiah.

Page 113: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

98

Lampiran 06

PEDOMAN WAWANCARA 01

No. Pertanyaan

1. Kenapa diadakan program Social Emotional Learning (SEL) di SD Kharisma

Bangsa?

2. Kapan diadakannya program SEL di SD Kharisma Bangsa?

3. Siapa penggagas program SEL di SD Kharisma Bangsa?

4. Dimana program SEL dilaksanakan? Apakah di semua jenjang kelas?

5. Bagaimana sejarah program SEL di SD Kharisma Bangsa?

6. Bagaimana kualifikasi guru yang mengajarkan program SEL?

7. Apakah guru yang mengajarkan program SEL mendapat pelatihan secara

khusus?

8. Adakah manfaat yang sudah dirasakan setelah terlaksananya program SEL di

SD Kharisma Bangsa?

9. Apakah SEL terdapat pada kurikulum Cambridge?

10. Apakah program ini akan tetap dilanjutkan untuk tahun ajaran berikutnya?

Page 114: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

99

Lampiran 07

TRANSKRIP WAWANCARA 01

Nama Narasumber : Ozlem. A. K, B. Sc

Jabatan : Guru IPA dan Kepala Departemen Program Social Emotional

Learning SD Kharisma Bangsa

Tempat : Koridor Sekolah Dasar Kharisma Bangsa

Hari/ Tanggal : 5 Februari 2020

1. Pertanyaan : Kenapa diadakan Program Social Emotional Learning (SEL)

di SD Kharisma Bangsa?

Jawaban : Awalnya kami banyak menemukan masalah perilaku pada

anak – anak. Diantaranya yaitu tindakan agresi dan

indisipliner. Anak – anak belum memahami bagaimana

cara mengatur emosi mereka, sehingga timbul tindakan –

tindakan tersebut. Kami mengadakan Program Social

Emotional Learning (SEL) sebagai solusi dari perilaku

yang tidak baik tersebut.

2. Pertanyaan : Kapan diadakannya program SEL di SD Kharisma Bangsa?

Jawaban : Program SEL di SD Kharisma Bangsa pertama kali

dilaksanakan pada bulan Januari 2019.

3. Pertanyaan : Siapa penggagas program SEL di SD Kharisma Bangsa?

Jawaban : Penggagasnya adalah suami saya sendiri saya sekarang

menjadi Kepala Departemen SEL di SMA Kharisma Bangsa.

Page 115: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

100

4. Pertanyaan : Dimana Program SEL dilaksanakan? Apakah di semua

jenjang kelas?

Jawaban : Iya benar, Program SEL dilaksanakan disemua kelas dari

kelas satu sampai dengan kelas 6.

5. Pertanyaan : Bagaimana sejarah program SEL di SD Kharisma Bangsa?

Jawaban : Awalnya kami menemukan ada masalah pada peserta didik

seperti tindakan agresi dan indisipliner. Bermudian kami

mencari informasi mengenai program yang dapat mengatasi

masalah – masalah tersebut. Akhirnya kami mendapatkan

informasi tentang SEL melalui laman Sanford Harmony. Di

laman tersebut sudah tersedia buku panduan dan cara untuk

mengimplementasikannya. Bermudian kami memutuskan

untuk bekerjasama dengan Sanford Harmony dalam

meyelenggarakan SEL. Mereka kemudian mendatangkan

pelatih langsung dari Amerika dan mengadakan pelatihan di

bagi guru – guru kelas selama 1 minggu.

6. Pertanyaan : Bagaimana kualifikasi guru yang mengajarkan program

SEL?

Jawaban : Guru – guru kami yang mengajarkan Program SEL

merupakan guru kelas yang telah mendapatkan pelatihan

dalam pengajaran Program SEL.

7. Pertanyaan : Apakah guru yang mengajarkan program SEL mendapat

pelatihan secara khusus?

Jawaban : Iya benar, kami mendapatkan pelatihan tersebut langsung dari

Page 116: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

101

Sanford Harmony. Kami juga menentukan jadwal rapat

khusus mengenai program ini agar dapat melakukan evaluasi

secara berkala.

8. Pertanyaan : Adakah manfaat yang sudah dirasakan setelah terlaksananya

program SEL di SD Kharisma Bangsa?

Jawaban : Berbagai manfaat telah kami rasakan seperti contohnya

peserta didik yang tadinya sering berteriak saat marah ketika

diberi pengertian bahwa hal itu tidak baik melalui Program

Social Emotional Learning yang dilakukan perlahan mulai

berubah. SEL juga mengajarkan peserta didik agar

menerima, mengatur, dan mengeluarkan emosinya dengan

baik, sehingga tindakan agresi dapat dihindari.

9. Pertanyaan : Apakah SEL terdapat pada kurikulum Cambridge?

Jawaban : SEL tidak terdapat pada kurikulum Cambridge. Kurikulum

Cambridge digunakan untuk kegiatan akademik yang sifatnya

kognitif, seperi pembelajaran Matematika, IPA, dan Bahasa

Inggris.

10. Pertanyaan : Apakah program ini akan tetap dilanjutkan untuk tahun ajaran

berikutnya?

Jawaban : Saya berharap bisa tetap dilanjutkan, tetapi masih belum

tahu karena hal tersebut merupakan kebijakan dari kepala

sekolah.

Page 117: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

102

Lampiran 08

PEDOMAN WAWANCARA 02

No. Pertanyaan

1. Apa saja pendekatan yang dilakukan dalam mengajarkan program SEL di

dalam kelas?

2. Apa saja strategi yang digunakan dalam mengajarkan SEL di dalam kelas?

3. Apakah sekolah mengintegrasikan SEL dengan kurikulum akademik dan

kebijakan atau peraturan yang ada?

4. Adakah manfaat yang telah dirasakan setelah program SEL dilaksanakan

selama 1 semester?

5. Apakah penerapan Program SEL dirasa dapat membantu pembentukan

karakter tanggung jawab peserta didik di sekolah?

6. Adakah pembiasaan – pembiasaan yang berkaitan dengan Program SEL di

sekolah?

Page 118: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

103

Lampiran 9

TRANSKRIP WAWANCARA 02

Nama Narasumber : Ridwan Sumitro, B. Sc

Jabatan : Guru Kelas dan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum

Hari/ Tanggal : 19 Mei 2020

1. Pertanyaan: Apakah pendekatan seperti explicit SEL instruction, teacher

instructional, dan integrated with curriculum areas

dilakukan dalam mengajarkan Program Social Emotional

Learning?

Jawaban : Iya benar, kami menggunakan pendekatan – pendekatan

tersebut hanya saja untuk pengintegrasian dengan kurikulum

akademik kami belum melaksanakannya karena program ini

baru dilaksanakan mulai Januari 2019 , sehingga masih

dalam tahap penyesuaian.

2. Pertanyaan: Apa saja strategi yang digunakan dalam mengajarkan Social

Emotional Learning di dalam kelas?

Jawaban : Strategi yang kami gunakan dalam mengajarkan Program

Social Emotional Learning sesuai dengan buku panduan

yang disusun oleh Sanford Harmony. Langkah – langkah

pembelajarannya juga sudah tersedia, kami para guru tinggal

mengikuti petunjuknya saja. Buku panduan tersebut juga

dilengkapi dengan latihan – latihan, sehingga guru dapat

langsung mengevaluasi pembelajaran melalui soal – soal

latihan tersebut.

Page 119: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

104

3. Pertanyaan: Apakah sekolah mengintegrasikan Social Emotional

Learning dengan kurikulum akademik dan kebijakan atau

peraturan yang ada?

Jawaban : Seperti yang saya katakana tadi, Program Social Emotional

Learning di sekolah ini belum mengintegrasikan degan

kurikulum akademik sama hal nya degan peraturan yang ada

di sekolah.

4. Pertanyaan: Adakah manfaat yang telah dirasakan setelah program SEL

dilaksanakan selama 1 semester?

Jawaban : Ada, manfaat yang telah terasa yaitu perubahan sikap ke arah

positif terutama pada kelas rendah. Mereka mulai belajar

mengatur emosi dan mulai bersosialisasi dengan cara yang

baik. Tetapi, manfaat dari Program ini belum begitu terlihat

di kelas tinggi, mungkin karena masih dalam tahap

penyesuaian.

5. Pertanyaan: Apakah penerapan Program SEL dirasa dapat membantu

pembentukan karakter tanggung jawab peserta didik di

sekolah?

Jawaban : Saya rasa iya, karena Program Social Emotional Learning

ini dilengkapi dengan berbagai aktivitas yang mendukung

peserta didik untuk berpartisipasi aktif di dalam

pembelajaran. Saya rasa hal itu dapat menambah rasa

memiliki di dalam suatu pembelajaran sehingga pada

akhirnya peserta didik akan merasa bertanggung jawab

Page 120: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

105

untuk turut partisipatif dan akhirnya seiring dengan proses

pembelajaran karakter tanggung jawab akan tercapai.

6. Pertanyaan: Adakah pembiasaan – pembiasaan yang berkaitan dengan

Program SEL di sekolah?

Jawaban : Pembiasaan – pembiasaan yang berkaitan dengan Program

Social Emotional Learning di sekolah ada dua yaitu meet up

dan body up. Kedua kegiatan tersebut seharusnya dilakukan

setiap hari. Tetapi karena sekolah kami memiliki program

lainnya yang juga harus dilaksanakan, maka untuk meet up

dan body up biasanya dilakukan pada saat Program Social

Emotional Learning berlangsung. Pembiasaan memiliki

program lainnya yang juga harus dilaksanakan, maka untuk

meet up dan body up dilakukan dengan memasangkan

peserta didik. Setelah itu mereka diberi kesempatan untuk

berdiskusi mengenai diri mereka, sehingga kedekatan antar

teman akan terbangun. Guru juga dapat memberikan topik

tertentu untuk didiskusikan bersama.

Page 121: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

106

Lampiran 10

PEDOMAN WAWANCARA 03

No. Pertanyaan

1. Apa yang anda ketahui mengenai Program Social Emotional Learning di SD

Kharisma Bangsa?

2. Apakah ada perubahan yang terjadi pada anak anda setelah mempelajari Social

Emotional Learning? Jika ya, coba jelaskan!

3. Apakah anda pernah melakukan kegiatan yang berhubungan dengan Social

Emotional Learning dengan anak anda di rumah? (contoh: buddy up) Jika

pernah tolong deskripsikan kegiatan yang anda lakukan!

Page 122: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

107

Lampiran 11

TRANSKRIP WAWANCARA 03

Nama Narasumber : Sandra Susanto

Status : Orang tua dari Aisyati Naura Adibah/ Kelas 6 Columbia

Hari/ Tanggal : 16 Juli 2020

1. Pertanyaan: Apa yang anda ketahui mengenai Program Social Emotional

Learning di SD Kharisma Bangsa?

Jawaban : Setahu saya Program Social Emotional Learning adalah

program yang dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan sosial

dan emosional pada anak. Menurut saya program ini sangat

bermanfaat khususnya untuk anak SD sepertyi anak saya.

Program tersebut dapat mengajarkan anak – anak untuk dapat

menyadari dirinya dan lingkungannya dan bisa juga

mengajarkan akan untuk bisa membuat keputusan yang

bertanggung jawab.

2. Pertanyaan: Apakah ada perubahan yang terjadi pada anak anda setelah

mempelajari Social Emotional Learning? Jika ya, coba jelaskan!

Jawaban : Ya, tentu saja. Anak saya sekarang mulai mau membantu teman,

keluarga, dan berusaha untuk bertaggung jawab.

3. Pertanyaan: Apakah anda pernah melakukan kegiatan yang berhubungan dengan

Social Emotional Learning dengan anak anda di rumah?

Page 123: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

108

Jawaban : Iya saya pernah melakukan kegiatan SEL di rumah seperti membuat

makanan untuk dijual di program chairity day di sekolah.

Nama Narasumber : Suciati Gita

Status : Orang tua dari Myesha Afsheen / Kelas 3 Columbia

Hari/ Tanggal : 16 Juli 2020

1. Pertanyaan: Apa yang anda ketahui mengenai Program Social Emotional

Learning di SD Kharisma Bangsa?

Jawaban : Program Social Emotional Learning adalah program yang

mengajarkan keterampilan sosial dan emosional untuk anak. Program

yang saya tahu dapat melatih anak untuk dapat bersosialisasi dan

mengolah emosi dengan baik.

2. Pertanyaan: Apakah ada perubahan yang terjadi pada anak anda setelah

mempelajari Social Emotional Learning? Jika ya, coba jelaskan!

Jawaban : Ya, ada. Saya merasa anak saya jadi lebih aware dan bisa kebih

berempati pada keadaan di sekitarnya.

3. Pertanyaan: Apakah anda pernah melakukan kegiatan yang berhubungan dengan

Social Emotional Learning dengan anak anda di rumah?

Jawaban : Iya pernah, saya melakukan permainan membuat huruf alfabet

dengan menggunakan bagian tubuh. Permainan itu membutuhkan

kerja sama, kreativitas dan kekompakan. Anak saya juga senang

melakukan hal tersebut.

Page 124: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

109

Nama Narasumber : Shinta Viani

Status : Orang tua dari Freya/ Kelas 3 Stanford

Hari/ Tanggal : 18 Juli 2020

1. Pertanyaan: Apa yang anda ketahui mengenai Program Social Emotional

Learning di SD Kharisma Bangsa?

Jawaban : SEL adalah salah sau program guidance yang pembelajarannya

berfokus pada pengelolaan emosi anak untuk membentuk self control.

Selain itu juga yang saya tahu SEL dapat mengajarkan anak-anak

untuk mengelola respon

emosional, kesadaran sosial, menetapkan tujuan, dan mengambil

tanggung jawab.

2. Pertanyaan: Apakah ada perubahan yang terjadi pada anak anda setelah

mempelajari Social Emotional Learning? Jika ya, coba jelaskan!

Jawaban : Iya, Freya menjadi anak yang lebih bijak dalam bertindak dan

mempunyai self control yang baik saat bermain, belajar, dan

berinteraksi dengan teman-temannya serta saudaranya.

3. Pertanyaan: Apakah anda pernah melakukan kegiatan yang berhubungan dengan

Social Emotional Learning dengan anak anda di rumah?

Jawaban : Ya pernah. Kami bekerja sama untuk menyelesaikan tugas buddy up

untuk berfoto bersama membentuk huruf alfabet.

Page 125: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

110

PEDOMAN WAWANCARA 04

No. Pertanyaan

1. Apa yang kamu ketahui tentang Social Emotional Learning (SEL)?

2. Apakah kamu senang mempelajari Social Emotional Learning (SEL)?

Iya/tidak, mengapa?

3. Apakah banyak hal - hal baru yang kamu pelajari saat pembelajaran Social

Emotional Learning (SEL)? Iya/tidak, jelaskan!

4. Apakah kamu pernah melakukan kegiatan yang berhubungan dengan Social

Emotional Learning (SEL) bersama orang tua di rumah? Pernah/tidak pernah.

Jika pernah jelaskan kegiatan tersebut!

Page 126: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

111

TRANSKRIP WAWANCARA 04

Nama Narasumber : Nafisha Anastasya

Status : Siswa Kelas 6 Columbia

Hari/ Tanggal : 16 Juli 2020

1. Pertanyaan: Apa yang kamu ketahui tentang Social Emotional Learning (SEL)?

Jawaban : SEL mengajarkan kita untuk memahami satu sama lain dan mengelola

emosi, menciptakan tujuan positif, serta menunjukkan empati terhadap

orang lain.

2. Pertanyaan: Apakah kamu senang mempelajari Social Emotional Learning

(SEL)? Iya/tidak, mengapa?

Jawaban : Iya, karena saya belajar banyak hal dari SEL. Cara belajarnya juga

sangat seru. Menurut saya ini penting karena akan sangat

berpengaruh di hidup kita.

3. Pertanyaan: Apakah banyak hal - hal baru yang kamu pelajari saat pembelajaran

Social Emotional Learning (SEL)? Iya/tidak, jelaskan!

Jawaban : Iya, saya belajar untuk menunjukkan empati kepada orang lain,

bersikap sopan santun, bertanggung jawab, mencapai tujuan positif

dan masih banyak lagi.

4. Pertanyaan: Apakah kamu pernah melakukan kegiatan yang berhubungan dengan

Social Emotional Learning (SEL) bersama orang tua di rumah?

Pernah/tidak pernah. Jika pernah jelaskan kegiatan tersebut!

Jawaban : Pernah, saya menceritakan tentang kegiatan di sekolah pada ibu

saya.

Page 127: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

112

Nama Narasumber : Queena Belva

Status : Siswa Kelas 5 Cambridge

Hari/ Tanggal : 16 Juli 2020

1. Pertanyaan: Apa yang kamu ketahui tentang Social Emotional Learning (SEL)?

Jawaban : SEL adalah program yang diadakan sekolah untuk meningkatkan

pengetahuan sosial dan emosional siswa.

2. Pertanyaan: Apakah kamu senang mempelajari Social Emotional Learning

(SEL)? Iya/tidak, mengapa?

Jawaban : Iya senang, karena bisa mendapatkan ilmu yang lebih.

3. Pertanyaan: Apakah banyak hal - hal baru yang kamu pelajari saat pembelajaran

Social Emotional Learning (SEL)? Iya/tidak, jelaskan!

Jawaban : Iya, saya belajar tentang Who we are pada saat belajar SEL.

4. Pertanyaan: Apakah kamu pernah melakukan kegiatan yang berhubungan dengan

Social Emotional Learning (SEL) bersama orang tua di rumah?

Pernah/tidak pernah. Jika pernah jelaskan kegiatan tersebut!

Jawaban : Pernah, saya bersama keluarga melakukan beberapa permainan yang

ada di dalam SEL.

Page 128: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

113

Nama Narasumber : Esma Sultan Ozgul

Status : Siswa Kelas 6 Columbia

Hari/ Tanggal : 16 Juli 2020

1. Pertanyaan: Apa yang kamu ketahui tentang Social Emotional Learning (SEL)?

Jawaban : Kegiatan agar dapat berkomunikasi dengan baik terhadap

teman/orang lain.

2. Pertanyaan: Apakah kamu senang mempelajari Social Emotional Learning

(SEL)? Iya/tidak, mengapa?

Jawaban : Ya senang, karena kita dapat belajar untuk memahami orang lain.

3. Pertanyaan: Apakah banyak hal - hal baru yang kamu pelajari saat pembelajaran

Social Emotional Learning (SEL)? Iya/tidak, jelaskan!

Jawaban : Iya contohnya mengetahui karakter orang lain dan tentang bagaiamana

bekerjasama dengan orang tersebut.

4. Pertanyaan: Apakah kamu pernah melakukan kegiatan yang berhubungan dengan

Social Emotional Learning (SEL) bersama orang tua di rumah?

Pernah/tidak pernah. Jika pernah jelaskan kegiatan tersebut!

Jawaban : Iya pernah, saya pernah bermain permainan Hangman dan

Mirroring bersama saudara dan orang tua.

Page 129: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

114

Nama Narasumber : Keianna

Status : Siswa Kelas 4 Stanford

Hari/ Tanggal : 16 Juli 2020

1. Pertanyaan: Apa yang kamu ketahui tentang Social Emotional Learning (SEL)?

Jawaban : Kegiatan tentang memahami dan mengelola emosi, menciptakan

tujuan positif, dan menunjukkan empati untuk orang lain.

2. Pertanyaan: Apakah kamu senang mempelajari Social Emotional Learning

(SEL)? Iya/tidak, mengapa?

Jawaban : Ya senang, karena belajarnya seru.

3. Pertanyaan: Apakah banyak hal - hal baru yang kamu pelajari saat pembelajaran

Social Emotional Learning (SEL)? Iya/tidak, jelaskan!

Jawaban : Iya aku belajar tentang stereotype.

4. Pertanyaan: Apakah kamu pernah melakukan kegiatan yang berhubungan dengan

Social Emotional Learning (SEL) bersama orang tua di rumah?

Pernah/tidak pernah. Jika pernah jelaskan kegiatan tersebut!

Jawaban : Iya pernah, membantu orang tua.

Page 130: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

115

Lampiran 14

TABEL CHEK LIST DOKUMEN

1. Tabel Check – list Dokumen Variabel X

No. Aspek Penelitian Sumber Data Ada Tidak Ada

1.

Definisi Social Emotional

Learning (SEL)

1. E – Journal Joseph E,

The Scientific Base

Linking Social

Emotional Learning to

School Success, 2007

2. E – Book Kenneth

W.Merrel Social and

Emotional Learning in

The Classroom, 2010

3. Situs web https//casel.org,

diakses pada 20/03/20

4. E – Journal Aaron

Peterson Connecting

STEM Curriculum with

Social Emotional

Learning in Early

Childhood, 2018

2.

Teori Pendukung Social

Emotional Learning (SEL)

a. Teori Albert Bandura

b. Teori Lawrance Kohlberg

1. E – Book , Frank M.

Gresham, Effective

Intervension for Social

and Emotional

Learning, 2018

2. E – Book , Larry P.

Nucci, Handbook of

Moral and Character

Education, 2012

3. Buku, Penney Upton,

Psikologi

Perkembangan, 2012

4. E – Book , John. W.

Page 131: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

116

Santrock, Adolesence,

2003

5. E – Book , Harlord L.

Miller Jr, The Sage

Encyclopedia of

Theory in Psychology,

2016

6. Situs web

www.sanfordharmony.

com, diakses pada

10/04/20

3. Pendekatan Dalam Social

Emotional Learning (SEL)

a. Explicit SEL Instruction

b. Teacher Instructional

c. Integration with academic

curriculum areas

E – Book , CASEL Guide,

Effective Social and

Emotional Learning

Programs, Preschool and

Elementary School, 2013

4. Program Dalam Social Emotional

Learning (SEL)

a. Promoting Alternative

Thinking Strategy (PATH)

b. The Responsive Classroom

Approach (RC Program)

c. The Reading, Writing,

Respect and Resolution

Program (4Rs)

d. Recognizing, Understanding,

Labeling, Expressing, and

Regulating (RULER)

E – Book , CASEL Guide,

Effective Social and

Emotional Learning

Programs, Preschool and

Elementary School, 2013

Page 132: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

117

5. Hasil yang Diharapkan dari

Social Emotional Learning

a. Self Awareness

b. Self Management

c. Social Awareness

d. Relationship Skills

e. Resposible Decision

Making

1. E-Book S.K.Mangal,

Shubra Mangal,

Emotional

Intellegence:

Managing Emotions

to Win Life, 2015

2. E-Book CASEL

Guide, Effective

Social and Emotional

Learning Programs,

Preschool and

Elementary School,

2013

3. E – Journal

Folorunso Dipo

Omisakin, Busisiwe

Purity Ncama, Self,

self-care and self-

management

concepts:

Implications for self-

management

education, 2011

4. E – Book Richard

Nelson Jones, Human

Relationships Skills,

2006

5. E – Journal Son Van

Huynh, Social

Awareness and

Responsible Decision

Making of Students in

Grade 4 and 5 in

Vietnam, 2018

6. Manfaat Social Emotional

Learning Bagi Peserta Didik

1. E – Book CASEL

Guide Effective Social

and Emotional

Learning Programs

Preschool and

Elementary School,

Page 133: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

118

2012

2. E - Journal Joseph E

Social and Emotional

Learning: Promoting

The Development of

All Student, 2017

3. Artikel Ilmiah Margarita Panayiotou

An Emperical Basis

for Linking Social

Emotional Learning,

Manchester Institute

of Education, 2019

4. E – Book Katia S.

Petersen, Activities

for Building

Character and Social

Emotional Learning

Grades 6-8, 2012

5. E - Journal Baiba Martinsone

, Social

Emotional Learning:

Implementation of

Sustainability

Orianted Program in

Latvia, 2016

2. Tabel Check – list Dokumen Variabel Y

No. Aspek Penelitian Sumber Data Ada Tidak Ada

1.

Tahapan Pembentukan Karakter

1. E - Journal Gendon Barus, Menakar Hasil

Pendidikan Krakter Terintegrasi di SMP,

2015

2. E – Book Derli Fahlevi, Paradigma

Awal dari Kesuksesan,

2016

Page 134: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

119

2.

Definisi Karakter Tanggung

Jawab

1. E – Book Zubaedi,

Dasar Pendidikan Karakter, 2011

2. E – Book Muhammad Yaumi, Pendidikan

Karakter, 2016

3. E – Book Wuryanano, The 21 Principles to

Build and Develop

Fighting Spirit, 2018

3. Ciri – Ciri Karakter Tanggung

Jawab

Aisyah, Dkk, Meningkatkan

Tanggung Jawab Belajar

Melalui Layanan Penguasaan Konten, 2014

4. Indikator Karakter Tanggung

Jawab

1. E – Book Agus Zaenul

Fitri, Pendidikan Karak

ter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah, 2012

2. E – Book Nurul

Zuriah, Pendidikan Moral dan Budi Pekerti

dalam Perspektif

Perubahan, 2008

Page 135: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

120

Lampiran 15

CATATAN PENELITIAN 01

Judul : Definisi Social Emotional Learning

Tanggal : 10 April 2020

Waktu : 17. 28

Social Emotional Learning tidak didefinisikan secara mutlak. Banyak ahli

yang berpendapat mengenai definisi Social Emotional Learning. Elias dkk Zins,

Bloodworth, Weissberg, Wellberg (2007) berpendapat bahwa Social Emotional

Learning (SEL) adalah proses yang dipelajari agar seseorang dapat memperbaiki dan

mengatur dan mengatur emosi, peduli dengan orang lain, membuat keputusan yang

baik, berperilaku dengan penuh tanggung jawab, mengembangkan hubungan yang

positif dan mencegah adanya kebiasaan negatif. Pendapat lain datang dari Greenberg

dkk yang mengungkapkan bahwa Social Emotional Learning merupakan program

yang diterapkan melalui instruksi yang dapat membangun peserta didik mengenali

dan mengontrol emosinya, mengapresiasi pandangan orang lain, mendukung tujuan

positif, membuat keputusan yang bertanggung jawab, dan mengendalikan situasi

interpersonal.

Dilanjutkan dengan pendapat The Collaborative for Academic, Social and

Emotional Learning (CASEL), SEL adalah proses pengetahuan yang dilalui oleh

anak-anak dan remaja, sikap, dan keterampilan secara efektif untuk memahami

dalam mengatur emosi, mengatur tujuan positif, dan merasa atau menunjukkan

empati pada orang lain. Bermudian Peterson mengartikan SEL sebagai instruksi yang

terfokus pada pengembangan terhadap perilaku siswa yang dapat diterima secara

sosial serta pemahaman dan peregulasian emosi. Selain itu SEL menurut Martinsone

Page 136: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

121

merupakan kombinasi kemampuan akademik dan keterampilan sosial emosional yang

dipadukan dalam sebuah program pembelajaran di sekolah.

Page 137: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

122

Lampiran 16

CATATAN PENELITIAN 02

Judul : Landasan Teori Social Emotional Learning

Tanggal : 11 April 2020

Waktu : 09.00

Teori pendukung pertama adalah Teori Belajar Sosial yang digagas oleh

Albert Bandura bahwa individu dapat mengubah lingkungan dan sebaliknya. Teori ini

menjelaskan individu dapat memperoleh pola perilaku baru melalui mengemati orang

lain. Teori ini menggunakan konsep timbal balik. Kurikulum pada Program Social

Emotional Learning sangat bergantung pada permodelan yang ada di lingkungan

sekitar. Teori ini mengakui peran kuat lingkungan dalam mempengaruhi perilaku

seseorang. Selanjutnya teori Cognitive-behavioral menjelaskan bahwa perilaku

individu dalam menanggapi peristiwa lingkungan dimediasi oleh kognisi atau pikiran.

Dilengkapi dengan Teori Behavior Analysis yang menghubungkan Teori Social

Learning dengan hubungan antara peristiwa sebelumnya, perilaku, dan peristiwa yang

diakibatkannya.

Teori kedua yaitu Teori Perkembangan Moral Kohlberg Lawrance yang

menjelaskan bahwa perkembangan moral yang terjadi pada individu terdiri dari tiga

tahapan. Ketiga tahapan perkembangan moral tersebut adalah penalaran pra

konvensional, konvensional dan post konvensional. Kohlberg kemudian tertarik

untuk menguraikan pendekatan pendidikan yang dapat mempromosikan

perkembangan kognitif dan sosial – moral. Kohlberg kemudian menggunakan

pendekatan pendidikan sistematik dengan formula kontemporer dari pembelajaran

sosial dan emosional.

Page 138: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

123

Lampiran 17

CATATAN PENELITIAN 03

Judul : Pendekatan Pelaksanaan Porgram Social Emotional

Learning

Tanggal : 15 April 2020

Waktu : 13. 34

1. Explicit SEL Instruction, pendekatan ini melibatkan guru dalam menciptakan

instruksi yang berhubungan dengan topik – topik SEL yang mendukung

pembentukan karakter tanggung jawab seperi pelabelan emosi;

2. Teacher Instructional, guru dapat terlibat dalam menciptakan pengalam kelas

untuk mengembangkan keterampilan – keterampilan yang ada di dalam

Program SEL;

3. Integration with academic curriculum areas, pendekatan ini merupakan

alternatif lain yaitu dengan cara mengintegrasikan komponen dasar SEL pada

kurikulum akademik. Contohnya, guru dapat menghubungkan pengembangan

keterampilan SEL ke dalam pelajaran literasi. Berbagai pendekatan tersebut

dapat membantu peserta didik untuk menguasai kelima kompetensi dasar SEL

sehingga pada akhirnya karakter tanggung jawab dapat terbentuk.

Page 139: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

124

Lampiran 18

CATATAN PENELITIAN 04

Judul : Strategi Penerapan Program Social Emotional Learning

Tanggal : 18 April 2020

Waktu : 12. 10

1. Promoting Alternative Thinking Strategy (PATH) yang bertujuan untuk

meningkatkan kompetensi sosial dan emosional pada peserta didik, mencegah

kekerasan, agresi, dan permasalahan lainnya. Strategi ini mengacu pada

ABCD (Affective, Behavioural, Cognitive, Dynamic) yang meyakini bahwa

kompetensi sosial dapat dicapai apabila kompetensi afektif dan kognitif

peserta didik dapat saling bekerja sama.

2. The Responsive Classroom Approach (RC Approach), strategi ini merupakan

pendekatan yang menggabungkan kebutuhan sosial, emosional, dan akademik

bagi peserta didik. Program ini berusaha untuk menyeimbangkan

pembelajaran yang optimal dengan keadaan kelas yang aman, menantang, dan

menyenangkan.

3. The Reading, Writing, Respect and Resolution Strategy (4Rs), strategi ini

melatih guru menggunakan kurikulum berbasis literasi. Guru dapat

mengintegrasikan SEL dalam pembelajaran di kelas seperti menyelesaikan

masalah, perbedaan budaya, sikap kooperatif dan kerja sama;

4. Recognizing, Understanding, Labeling, Expressing, and Regulating (RULER),

strategi ini adalah strategi dengan literasi emosional yang meliputi mengenali,

memahami, melabeli, mengekspresikan, dan mengatur emosi. Sehingga pada

akhirnya peserta didik diharapkan dapat menguasai keterampilan yang ada di

dalam RULER serta keterampilan lain yang ada di dalam SEL seperti

Page 140: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

125

kesadaran diri, kesadaran sosial, empati, kemampuan untuk mengambil

perspektif dan menumbuhkan emosi dengan iklim yang sehat.

Page 141: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

126

Lampiran 19

CATATAN PENELITIAN 05

Judul : Kompetensi – Kompetensi Dalam Program Social Emotional

Learning

Tanggal : 18 April 2020

Waktu : 17. 00

Program Social Emotional Learning memiliki lima kompetensi dasar. Berikut

adalah kelima kompetensi tersebut menurut The Collaborative for Academic Social

and Emotional Learning (CASEL); 1) Self awareness, merupakan kesadaran diri

seseorang mengenai pikiran, perasaan, perilaku, dan sifatnya sendiri. Self awareness

juga didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengenali emosi dan dampaknya

terhadap diri sendiri dan orang lain. CASEL membagi kompetensi ini menjadi lima

indikator yaitu; identifying emotions, accurate self-perception, recognizing strengths,

self-confidence, dan self efficacy;2) Self Management, hal ini berkaitan dengan

berkaitan dengan cara individu dalam mengelola dirinya sendiri sehingga dapat

tercipta individu yang baik dan sesuai harapan.. Self management merupakan suatu

komponen penting yang perlu dibentuk agar individu dapat hidup terarah sesuai

dengan target dan tujuan hidupnya. Komponen ini menjadi salah satu penentu

keberhasilan individu dalam memotivasi diri untuk mendapatkan tujuan yang

diinginkan. CASEL menurunkan istilah ini menjadi enam bagian yaitu: impulse

control, stress management, self discipline, self motivation, goal setting,dan

organizational skills; 3) Social awareness merupakan kapasitas untuk mengerti

tentang perasaan orang lain dalam berbagai keadaan, yang dapat dimengerti sebagai

simpati dan empati. CASEL membagi social awareness menjadi lima bagian yaitu:

perpective taking, emphaty, appreciating diversity, respect others; 4) Relationship

Page 142: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

127

skills adalah kemampuan untuk berkomunikasi dengan jelas, mendengarkan dengan

baik, bekerja sama dengan orang lain, melawan tekanan sosial yang tidak pantas,

menegosiasikan konflik secara konstruktif, mencari dan menawarkan ketika

dibutuhkan. CASEL membaginya menjadi lima komponen penyusun yaitu:

communication, social engagement, relationship building, teamwork; 5) Responsible

decision making adalah kemampuan untuk membuat pilihan yang konstruktif tentang

perilaku pribadi dan interaksi sosial berdasarkan pada standar etika, masalah

keselamatan, dan norma sosial. CASEL membaginya menjadi lima aspek yaitu:

identifying problem, analyzing situations, solving problems, evaluating and

reflecting, dan ethical responsibiliy.

Page 143: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

128

Lampiran 20

CATATAN PENELITIAN 06

Judul : Karakter Tanggung Jawab

Tanggal : 20 April 2020

Waktu : 09. 33

1. Kata Karakter berasal dari bahasa Yunani yang artinya “to mark” yaitu

menandai. Seseorang dengan perilaku tidak baik akan ditandai sebagai

seseorang yang memiliki karakter jelek. Maka dari itu istilah karakter erat

kaitannya dengan kepribadian seseorang. Karakter adalah tentang mengetahui

apa yang baik, menginginkan kebaikan dan melakukan kebaikan. Karakter

adalah sesuatu hal baik yang sudah tertanam dalam hati seseorang sehingga

dilakukan akibat dari kebiasaan tanpa adanya pencitraan. Sehingga seseorang

yang berkarakter akan cenderung melakukan sesuatu yang baik.

2. Tanggung jawab adalah nilai yang membuat seseorang harus siap menerima

konsekuensi dari setiap perbuatan yang dilakukan.

3. Karakter tanggung jawab dapat dimaknai sebagai kepribadian seseorang yang

telah tertanam dalam hati untuk siap menerima kewajiban yang diberikan dan

menanggung segala sesuatunya.

Page 144: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

129

Lampiran 21

UJI REFERENSI

Nama : Lu’lu’a Farah Adiba

NIM : 11160183000021

Judul Skripsi : Program Social Emotional Learning Dalam Upaya

Pembentukan Karakter Tanggung Jawab Peserta

Didik di Sekolah Dasar

No. Referensi No

Footnote

Halaman

Skripsi

Paraf

Pembimbing

BAB I

1. Laura Greenstein, Assesing 21st

Century Skills: A Guide to

Evaluation Mastery and Authentic

Learning, (California:

Conwin,2012), h. 7.

1 1

2.

Tim Redaksi Pojoksatu.id, Dindik

Klarifikasi Kasus Siswa

Tendang Guru dan Bocah SD

Bentak Guru, Pojoksatu.id/news,

(diakses pada: 27/04/20 19.50

WIB).

2 2

Page 145: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

130

3. Dahyal Akbar, Siswa SD Dipukuli

9 Temannya Saat Jam Pelajaran

Berlangsung, cnnidonesia.com,

(diakses pada: 27/04/20 20.00

WIB).

3 2

4. Ahmad Susanto, Teori Belajar dan

Pembelajaran di Sekolah Dasar,

(Kencana: Jakarta, 2013) h. 74 –

76.

4 3

5. Maliki, Bimbingan Konseling di

Sekolah Dasar, (Kencana: Jakarta,

2016) h. 57 – 56

5 3

6. Safinatunnajah, Rahmawati,

Bullying and Student Achievment

Trend Analysis of PISA 2012 –

2015 Results, Proceeding Book of

1st International Conference on

Education Assesment and Policy,

Vol 1, h. 55 – 60.

6 4

7. David Taylor, Primary School

Boys Increasingly Exbihiting

Emotional and Behavioural

Problem Study Shows, Diakses

Dari https://www.abc.net.au/, Pada

7 4

Page 146: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

131

Tanggal 23/02/2020, Pukul 20. 59

WIB

8. Aini Mahabbati, Identifikasi Anak

dengan Gangguan Emosi dan

Perilaku di Sekolah Dasar, Jurnal

Pendidikan Khusus, Vol 2, No. 2,

h. 1 – 14

8 4

9. The Colaborative of Academic

Social Emotional Learning,

https://casel.org/, (diakses pada

20/03/2020 Pukul 12.26 WIB).

9 6

10. John Payton Dkk, The Positive

Impact of Social and Emotional

Learning for Kindergarten to

Eight-Grade Students: Findings

from Three Scientific Reviews.

Chicago, IL: Collaborative for

Academic, Social, and Emotional

Learning. (CASEL: Chicago,

2008) , h. 6-11.

10 6

BAB II

11. Joseph E. Zins, Michelle R.

Bloodworth, Roger P. Weissberg,

dan Herbert J. Walberg, The

Scientific Base Linking Social

12, 14 10, 12

Page 147: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

132

Emotional Learning to School

Success,(Research Gate: Journal of

Educational and Psychological

Consultation, July, 2007), h. 4 - 5

12. Kenneth W.Merrel, Barbara A

Gueldner, Social and Emotional

Learning in The Classroom,(New

York: The Guilford Press, 2010),

h. 7

13 11

13. The Collaborative of Social and

Emotional Learning, casel.org,

diakses pada 03/03/2020 pukul 17.

49 WIB, diakses pada 12/04/20,

15. 16 WIB, diakses pada:

01/04/20, pukul 19.28 WIB

15, 26, 35 12, 20, 31

14. Aaron Peterson, Connecting STEM

Curriculum with Social Emotional

Learning in Early Childhood,

Jurnal: Vol. 22 , Artikel 5, 2018, h.

4.

16 12

15. Frank M. Gresham, Effective

Intervension for Social and

Emotional Learning, (London: The

Guilford Press, 2018), h. 3-5.

17, 18 13, 14

Page 148: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

133

16. Larry P. Nucci, Handbook of

Moral and Character Education:

Educational Psychology

Handbook, (University of

Maryland: 2008), h. 248 – 250.

19 15

17. Penney Upton, Psikologi

Perkembangan, (Erlangga: Jakarta,

2012), h. 179-181

20 15

18. John. W. Santrock, Adolesence

Edisi 6, (Erlangga: Jakarta, 2003),

h. 441.

21 16

19. Harlord L. Miller Jr, The Sage

Encyclopedia of Theory in

Psychology, (Sage Publication:

United States of America, 2016)

h. 490.

22 17

20. Sanford Harmony,

www.sanfordharmony.com,

(diakses pada: 15/03/2020, pukul

15.34 WIB)

23 18

21. Jodi Beaty, Robert Morris, Journal

of English for Specific Puposes,

Vol. 1 No. 2, 2018, h. 68 – 70.

25 19

Page 149: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

134

22. Roger. P. Weissberg, dkk, Artikel

Social and Emotional Learnig:

Past, Present, and Future,

01/01/2015, h. 3.

26 20

23. Sara Rimm Kaufman, Chris

Hulleman, Social and Emotional

Learning in Elementary School

Settings: Identifying Mechanism

That Matter, University of

Virginia, 6 Januari 2019, 17.56, h.

5-6 .

27 20

24. CASEL Guide, Effective Social

and Emotional Learning

Programs, Preschool and

Elementary School, Edition, 2013,

h. 9, 43-50, 21.

28, 30, 32,

40

24, 25, 27,

35

25. K.Mangal, Shubra Mangal,

Emotional Intellegence: Managing

Emotions to Win Life ,( Delhi: PHI

Learning, 2015), h. 84.

29 25

26. Folorunso Dipo Omisakin,

Busisiwe Purity Ncama, Self, self-

care and self-management

concepts: Implications for self-

31 26

Page 150: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

135

management education, Journal of

University of Kwazulu Natal, Vol.

2 (12), 2011, h. 1.

27. Richard Nelson Jones, Human

Relationships Skills, (Routledge:

New York, 2006), h. 5-8

33 29

28. Son Van Huynh, Social Awareness

and Responsible Decision Making

of Students in Grade 4 and 5 in

Vietnam, Journal of Education and

Human Development, Vol. 7, No.

4, h. 7-8.

34 30

29. Zins J.E, Maurice Elias, Artikel

Social and Emotional Learning,

01/01/2006, h. 1 – 3.

36, 37 31, 32

30. World Economic Forum, New

Vision of Educatin: Mastering

Social and Emoional Learning

Through Technology, Maret 2016,

h. 6.

38 32

31. Mark. T. Greenberg, dkk,

Enhancing School-Based

Prevention and Youth

39 33

Page 151: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

136

Development Through

Coordinated Social, Emotional,

and Academic Learning, The

American Psychological

Association Vol. 58, No. 6/7, 466–

474.

32. Joseph E. Zins, Maurice. J. Elias,

Social and Emotional Learning:

Promoting The Development of All

Student, Journal of Education and

Psycological Consultation, 2017,

h. 3.

41 35

33. Margarita Panayiotou, Neil

Humphrey, Michael Wigelsworth,

An Emperical Basis for Linking

Social Emotional Learning,

Manchester Institute of Education,

Article of University of

Manchester, United Kingdom, 9

Januari 2019, h. 202

42 36

34. Katia S. Petersen, Activities for

Building Character and Social

Emotional Learning Grades 6-8,

Free Spirit: Monneapolis, 2012, h.

2

43 36

Page 152: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

137

35. Baiba Martinsone, Social

Emotional Learning:

Implementation of Sustainability

Orianted Program in Latvia,

Journal of Teacher Education for

Sustainability, University of

Latvia, 2016, Vol. 18, No. 1, h. 58-

59.

44 37

36. Zubaedi, Dasar Pendidikan

Karakter: Konsepsi dan

Aplikasinya dalam Lembaga

Pendidikan, (Kencana: Jakarta,

2011) h. 12

45, 47 39

37. Muhammad Yaumi, Pendidikan

Karakter, (Kencana: Jakarta,

2016), h. 6 – 7

46 39

38. Wuryanano, The 21 Principles to

Build and Develop Fighting Spirit,

(Gramedia: Jakarta, 2006), h. 26.

48 40

39. Khabib Luthfi, Masyarakat

Indonesia dan Tanggung Jawab

Moralitas, (Gupedia: Jakarta,

2018) h. 15.

49 40

Page 153: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

138

40. Sartana, 18 Karakter Anak Bangsa,

(Tisande: Jakarta, 2020), h. 6 – 7.

50 41

41. A’an Aisyah, Dkk, Meningkatkan

Tanggung Jawab Belajar Melalui

Layanan Penguasaan Konten,

Jurnal Universitas Negeri

Surakarta, 3 (3) 2014.

52 42

42. Agus Zaenul

Fitri, Pendidikan Karakter Berbasis

Nilai dan Etika di Sekolah.

(Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2012), h. 43.

53 42

43. Muhammad Fajri, Pengembangan

Moral dan Karakter di Sekolah

Dasar, (Guepedia: Jakarta, 2019),

h. 87

54 43

44. Nurul Zuriah, Pendidikan Moral

dan Budi Pekerti dalam Perspektif

Perubahan, (Bumi Akasara:

Jakarta, 2008), h. 232.

55 44

45. Gendon Barus, Menakar Hasil

Pendidikan Krakter Terintegrasi di

SMP, Jurnal Cakrawala

Pendidikan, 2015, No. 2,

55 44

Page 154: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

139

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, h. 4

46. Derli Fahlevi, Paradigma Awal

dari Kesuksesan, (Gramedia:

Jakarta, 2016), h. 57.

56 44

47. Agnes S.K. Wong, Cecilia. W. P.

Li-Tsang, Andrew. M. H. Siu,

Department of Rehabilitation

Sciences, Effect of a Social

Emotional Learning Programme

for Primary School Students, The

Hong Kong Polytechnic

University, 2014, h. 56-59.

57 45

48. Margarita Panayiotou, Neil

Humphrey, Michael Wigelsworth,

An empirical basis for linking

social and emotional learning to

academic performance,

Manchester Institute of Education,

University of Manchester, United

Kingdom, 2019, Volume 56, h.

193-199.

58 46

Page 155: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

140

49. Yehui Wang, Zhaoxi Yang,

Yingbin Zhang, Faming Wang,

Tour Liu, Tao Xin,. The Effect of

Social Emotional Competence on

Child Development in Western

China, Beijing Normal University,

China, 2019, Vol. 01, No. 282, h.

1-4.

59 47

50. Esmaeil Sadri Damirchi, Hacettepe

University, Ankara, Turki. The

Impact of Social-Emotional

Learning Skills Programs on

Social Development Among

Primary School Student, Vol. 4,

No. 16, 2013.

60 47

BAB III

51. Sugiyono, Metode Penlitian

Kuantitatif, Kualitatif, R&D,

(Alfabeta: Bandung, 2017), h. 8-9,

262.

61, 63 50

52. Emzir, Metodologi Penelitian

Pendidikan Kuantitatif dan

Kualitatif, (Rajawali Pers: Depok,

2019), h. 166

62 50

Page 156: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

141

53. Klaus Krippendorff, Content

Analysis: An Introduction to Its

Methodology Second Edition,

(Sage Publications: London, 2004)

18.

64 51

54. Albi Anggito dan Johan Setiawan,

Metodologi Penelitian Kualitatif,

(CV Jejak: Suka Bumi, 2018), h.

52 – 53.

65 52

55. Milla Tuna Imah, Budi Purwoko,

Studi Kepustakaan Penerapan

Konseling Neuro Linguistic

Programming (NLP) dalam

Lingkup Pendidikan, Universitas

Negeri Surabaya, 2018, hlm. 13.

66 53

BAB IV

56. Casel.org, CASEL diakses pada

12/04/20, 15. 16 WIB.

67, 76 59, 65

57. Yehui Wang, The Effect of Social

Emotional Competency on Child

Development in Western China,

Journal of Front. Psychol, Vol.

10, 2019, h. 6.

68 59

Page 157: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

142

58. Son Van Huynh, “Social

Awareness and Responsible

Decision Making of Students in

Grade 4 and 5 in Vietnam,”

Journal of Education and Human

Development 7, No. 4 (2018). h. 15

69 60

59. Esmaeil Sadri Damirchi, “The

Impact of Social-Emotional

Learning Skills Programs on

Social Development Among

Primary School Students” 4, No.

16 (2013), h. 202–207.

71 62

60. CASEL Guide, Effective Social

and Emotional Learning

Programs, Preschool and

Elementary School, Edition, 2013,

h. 19 – 20, 43 – 50.

73, 74, 77,

81, 84, 86,

87, 88

63, 64, 69,

71, 78, 80

61. Kemendikbud, Konsep dan

Pedoman Penguatan Pendidikan

Karakter, (Kemendikbud: Jakarta,

2017) , h. 13 – 14, 7 – 10, 10 – 11,

15.

75, 78, 81,

82

66, 70, 71,

74

Page 158: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

143

62. Sanford Harmony.org , Sanford

Harmony, diakses pada 31/05/20,

15. 52 WIB.

75 68

63. Washington State, Social

Emotional Learning

Implementation Guide,

(Washington State: Washington ,

2019) , h. 26 – 51.

81 77

64. Frank M. Gresham, Effective

Intervension for Social and

Emotional Learning, (London: The

Guilford Press, 2018), h. 3.

84 80

65. Gendon Barus, Menakar Hasil

Pendidikan Krakter Terintegrasi di

SMP, Jurnal Cakrawala

Pendidikan, 2015, No. 2,

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, h. 4

87 82

Bojongsari, 05 Juni 2020

Dosen Pembimbing,

Asep Ediana Latip, M., Pd

NIP. 198106232009121003

Page 159: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

144

Page 160: PROGRAM SOCIAL EMOTIONAL LEARNING SEBAGAI UPAYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51660/1... · v ABSTRAK Lu’lu’a Farah Adiba (11160183000021) Program Social

145

BIODATA PENULIS

Lu’lu’a Farah Adiba adalah mahasiswi

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dengan

disiplin Ilmu Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidayiah (PGMI) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Mahasiswi kelahiran Wonosobo, 7 Maret

1998 ini akrab disapa Lulu. Ia sangat tertarik

dengan berbagai kegiatan mengajar dan

kerelawanan. Lulu aktif dibeberapa kegiatan

kampus. Seperti Himpunan Mahasiswa Jurusan

PGMI. Ia juga sempat menjadi relawan Gerakan

Ayo Mengajar Batch I yang dilaksanakan di

Lebak, Banten pada tahun 2016. Selain itu ia

juga pernah menjadi volunteer event

Internasional seperti Indonesia Asian Para Games 2018 yang dilaksanakan di Jakarta.

Selanjutnya pada tahun 2019 dengan misi membantu keberlanjutan program PBB

yaitu Sustainable Development Goals No. 4 di bidang pendidikan Lulu mengikuti

Global Volunteer Association Internationale Des Etudiants En Sciences Economiques

et Commeriales (AIESEC) yang dilaksankan di Yuan Ze University, Taoyuan,

Taiwan.