social influence
DESCRIPTION
All about social influenceTRANSCRIPT
Kelompok 12
• M. Fadly Sembiring 10-006• Ichsan Syah Lubis 10-011• Febri Inka Mandasari 10-020• Ahmad Fauji Tarigan 10-060• Dea Lovalia Hasibuan 10-074• Putra Pratama 10-100• Rizqa Rethiza 10-102• Arief Tri Prabowo 10-118
Compliance: The Underlying Principles
Robert Cialdini (1994) menemukan istilah compliance profesionals, yaitu orang-orang yang keberhasilannya secara financial ataupun lainnya tergantung pada kemampuan mereka untuk membuat orang lain mengatakan “ya”.
• Menurut Cialdini (1994) ada 6 prinsip dasar Compliance , yaitu :
1.Friendship/Liking
2.Commitment/Consistency
3.Scarcity
4.Reciprocity
5.Social Validation
6.Authority
Tactics Based on Friendship or Liking: Ingratiation
• Ingratiation : membuat orang lain menyukai kita sehingga mereka lebih bersedia untuk menyetujui permintaan kita (Jones, 1964; Liden & Mitchell, 1988)
• Teknik-teknik Ingratiation :
1.Flattery
2.Incidental similarity
The Foot-in-the-Door Tehnique
Sebuah prosedur untuk mendapatkan compliance dimana peminta memulai dengan permintaan kecil dan ketika hal ini tercapai, ditingkatkan kepermintaan yang lebih besar (hal yang memang mereka inginkan).
Teknik Foot-in-the-Door berdasarkan prinsip consistency yaitu ketika kita mengatakan “iya” pada permintaan yang kecil, kita biasanya juga mengatakan “iya” pada permintaan yang lebih besar yang berhubungan karena menolak hal ini tidak konsisten dengan perilaku kita sebelumnya.
Lowball Tehnique
Teknik untuk mendapatkan compliance dimana penawaran atau persetujuan diubah untuk membuatnya kurang menarik terhadap orang yang ditargetkan setelah orang ini menerimanya.
The Door-in-the-Face Tehnique
Sebuah prosedur untuk memperoleh kesepakatan di mana compliance memulai dengan permintaan yang besar dan kemudian, ketika permintaan ini ditolak, mundur ke permintaan yang lebih kecil (yang memang mereka inginkan dari sejak awal).
That’s-Not-All Techniques
Suatu tehnik untuk memperoleh kesepakatan di mana compliance menawarkan keuntungan tambahan kepada orang yang menjadi target, sebelum memutuskan apakah mereka hendak menuruti atau menolak permintaan spesifik yang diajukan.
Taktik Berdasarkan Kelangkaan (Scarcity)
Terbagi dalam 2 teknik, yaitu :
1.Teknik Jual Mahal (playing hard to get)
2.Teknik Fast – Approaching - Deadline
Teknik Jual Mahal (Playing Hard to Get)
Adalah suatu teknik yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesepakatan dengan memberikan kesan bahwa seseorang atau suatu objek adalah langka dan sulit diperoleh.
Contoh : para pelamar kerja, percintaan
Teknik Fast – Approaching – Deadline
Suatu teknik untuk meningkatkan kesepakatan dimana orang yang menjadi target diberi tahu bahwa mereka memiliki waktu yang terbatas untuk mengambil keuntungan dari beberapa tawaran atau untuk memperoleh suatu barang.
Contoh : suatu barang yang dijual di pusat perbelanjaan atau toko.
Validasi Sosial
Keseringan kita untuk menuruti permintaan akan tindakan yang kita lihat sebagai sesuatu yang konsisten dengan apa yang dilakukan atau dipikirkan oleh orang – orang yang serupa dengan kita.
Contoh : konformitas
Taktik – taktik Lain untuk Memperoleh Kesepakatan
• Teknik Pique
Suatu teknik untuk memperoleh kesepakatan dimana minat orang yang menjadi target di – pique (distimulasi) oleh permintaan yang tidak umum.
Contoh : penelitian yang dilakukan Santos, Leve, dan Pratkanis
• Taktik lain untuk memperoleh kesepakatan adalah taktik menempatkan orang lain dalam suasana hati yang baik sebelum mengajukan permintaan anda.
• Dalam hal ini rayuan dan taktik – taktik Ingratiation sering kali digunakan untuk tujuan tersebut.
Simbolic Influence Social
Kita bisa terpengaruh dengan
seseorang, bahkan jika mereka tidak
ada dengan kita.
Kok Bisa??
• dapat dipicu oleh relational schemas-representasi mental seseorang dengan siapa kita memiliki hubungan dan seperti apa hubungan itu sendiri.
• Dipicu oleh tujuan dimana orang itu terkait-tujuan yang mereka ingin kita dapatkan
Power dan Influence
• Power adalah kapasitas atau kemampuan untuk mempengaruhi orang lain.
• French and Raven (1965) mengidentifikasi ”six bases of power” yakni sumber – sumber kekuatan yang berbeda yang dapat digunakan dalam mempengaruhi oran lain.
Six Bases of Power
NO Power Defenisi
1 Reward power Kemampuan untuk memberikan atau menjanjikan reward
untuk compliance
2 Coercive power Kemampuan untuk mengancam atau memberi punishment
untuk non compliance
3 Informational power Pemberian informasi atau alasan logis pada target
4 Expert power Target percaya bahwa influence memiliki ilmu
pengetahuan yang lebih darinya
5 Legitimate power Target percaya bahwa ada wibawa, kekuasaan atau otoritas
yang dimiliki oleh influence
6 Referent power Pemberian perbandingan pada orang yang dikagumi target
• Pada tahun 1951, Asch menerbitkan hasil eksperimen terhadap konformiti.
• Milgram (1974,1962) mencoba mereplikasikan penelitian Asch, tetapi dengan tugas yang memiliki konsekuensi penting untuk menghubungi atau memberikan keputusan untuk menyesuaikan atau mempertahankan kebebasan. Ia memutuskan mengembangkan atau membuat eksperimen berkelompok untuk melihat pemberian kejutan listrik kepada orang lain dan melihat partisipan yang benar – benar sesuai
Milgram’s Obedience Studies
• Studi ini bertujuan melihat sejauh mana kepatuhan subjek kepada eksperimenter yang dinilai sebagai orang yang berkuasa dalam studi ini
• Berdasarkan prediksi Milgram tidak akan ada subjek yang akan patuh untuk menjalani eksperimen sampai akhir (450 volt).
• Ia memprediksi subjek akan berhenti dan keluar dari eksperimen ketika mencapai 255-300 volt. Tetapi ada kenyataan penelitian, 65% dari 40 subjek melakukan kejutan hingga tahap akhir.
• Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa orang – orang cendrung untuk mengikuti atau mematuhi instruksi dari eksperimenter.
Factors Influencing Obidience• Immediancy: Kedekatan sosial antara korban dan
peserta.
• Proximity: Kehadiran figur yang berkuasa.
• Legitimacy of the authority figure: ke “sah”-an figure yang berkuasa.
• Group pressure: Tekanan kelompok.
seorang individu merasa bahwa semua hal yang terjadi atau perilaku yang ia lakukan merupakan tanggung jawab dari figure otoritas yang memberikan perintah kepada dirinya.
orang-orang biasanya terpengaruhi oleh lambang/lencana ataupun tanda-tanda yang memperlihatkan status figure otoritas tersebut
kepatuhan yang diberikan kepada target dibentuk dari permintaan atau perintah figure otoritas secara bertingkat. (foot in the door)
kejadian-kejadian di banyak situasi yang melibatkan destructive obedience
Individu yang dihadapkan dengan figur otoritas diingatkan mengenai tanggung jawab dari kerusakan yang dihasilkan
individu diberikan indikasi yang jelas bahwa diluar beberapa alasan, tidak pantas bagi kita untuk patuh secara total terhadap perintah destruktif
individu mungkin merasa lebih mudah untuk menolak pengaruh dari figur otoritas jika mereka menanyakan keahlian dan motif figur tersebut
individu akan lebih tertolong hanya dengan mengetahui seberapa besar kekuasaan/kekuatan figur otoritas untuk memerintahkan kepatuhan buta
Social Influence Goes to Work:Influence Tactics in Work Settings
Rational PersuasionInspirational Appeal Consultation IngratiationExchangePersonal AppealCoaliation BuildingLegitimatingPressure
Kesimpulan
Compliance adalah salah satu bentuk
dari social influence yang mempengaruhi
orang lain melakukan sesuatu untuk kita
Enam prinsip dasar compliance menurut
Cialdini (1994), friendship/liking,
commitment/consistency, scarcity,
reciprocity, social validation, dan authority
Teknik berdasarkan friendship/liking :
Ingratiation
Teknik berdasarkan
commitmen/consistency : The foot in
the door dan the lowball
Teknik berdasarkan reciprocity : The
door in the face dan that’s not all
approach
Teknik berdasarkan scarcity : Playing hard to get
dan the-fast-approaching-deadline technique
Other tactic for gaining compliance : Complaining
& Putting others in a Good Mood
Obedience adalah salah satu bentuk social
influence yang mempengaruhi orang lain dengan
cara memberi “perintah” kepada satu atau
beberapa orang untuk dapat melakukan sesuatu
Hasil dari eksperimen Milgram
menunjukkan 65% partisipan menunjukkan
obedience kepada eksperimenter
Penelitian Stanley Milgram menyatakan
bahwa seseorang mau mematuhi perintah
dari orang yang relatif tidak memiliki
kekuasaan walaupun mengandung sesuatu
yang berbahaya pada orang yang tidak
dikenalnya.
Destructive obedience : why its occur
figur otoritas membebaskan tanggung
jawab orang yang patuh pada
perintahnya, figur otoritas menggunakan
seragam atau lencana sebagai simbol dari
status mereka, tingkatan perintah
meningkat situasi berubah begitu cepat
Destructive obedience : resisting its effect
Individu diberitahukan bahwa segala efek
yang ditimbulkan dari perbuatan mereka
akan dipertanggungjawabkan sendiri, individu
di berikan indikasi yang jelas, menanyakan
kemampuan dan motif dari figur otoritas dan
dengan mempelajari beberapa penelitian
mengenai psikologi sosial, kita akan terhindar
dari blind obedience
Influence tactics in work settings :
Rational persuasion, inspirational
appeal, consultation, ingratiation,
exchange, personal appeal,
coaliation building, legitimating dan
pressure