the influence of budgetary participation on managerial performance

105
TESIS PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN PADA KINERJA MANAJERIAL DENGAN KEADILAN DISTRIBUTIF, KEADILAN PROSEDURAL, DAN KOMITMEN TUJUAN ANGGARAN SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI MADE DWI BASKARA WIGUNA GIRI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014

Upload: doantu

Post on 31-Dec-2016

230 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: the influence of budgetary participation on managerial performance

TESIS

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN PADAKINERJA MANAJERIAL DENGAN KEADILANDISTRIBUTIF, KEADILAN PROSEDURAL, DAN

KOMITMEN TUJUAN ANGGARAN SEBAGAIVARIABEL PEMEDIASI

MADE DWI BASKARA WIGUNA GIRI

PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR2014

Page 2: the influence of budgetary participation on managerial performance

i

TESIS

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN PADAKINERJA MANAJERIAL DENGAN KEADILANDISTRIBUTIF, KEADILAN PROSEDURAL, DAN

KOMITMEN TUJUAN ANGGARAN SEBAGAIVARIABEL PEMEDIASI

MADE DWI BASKARA WIGUNA GIRI

NIM 1091662010

PROGRAM MAGISTERPROGRAM STUDI AKUNTANSI

PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR2014

Page 3: the influence of budgetary participation on managerial performance

ii

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN PADAKINERJA MANAJERIAL DENGAN KEADILANDISTRIBUTIF, KEADILAN PROSEDURAL, DAN

KOMITMEN TUJUAN ANGGARAN SEBAGAIVARIABEL PEMEDIASI

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magisterpada Program Magister Program Studi Akuntansi,

Program Pascasarjana Universitas Udayana

MADE DWI BASKARA WIGUNA GIRI

NIM 1091662010

PROGRAM MAGISTERPROGRAM STUDI AKUNTANSI

PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR2014

Page 4: the influence of budgetary participation on managerial performance

iii

LEMBAR PENGESAHAN

TESIS INI TELAH DISETUJUIPADA TANGGAL 3 Februari 2014

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr.A.A.N.B.Dwirandra,SE.,MSi.,Ak. Ni Putu Sri Harta Mimba,SE.,MSi.,Ph.D, Ak.NIP. 19641223 199303 1 001 NIP. 19730515 199903 2 003

Mengetahui,

Ketua Program DirekturStudi Magister Akuntansi Program PascasarjanaProgram Pascasarjana Universitas Udayana,Universitas Udayana,

Dr. Dewa Gede Wirama, SE.,MSBA.,Ak. Prof.Dr.dr.A.A. Raka Sudewi,Sp.S(K)NIP. 19641224 199103 1 002 NIP. 19590215 198510 2 001

Page 5: the influence of budgetary participation on managerial performance

iv

PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS

Tesis ini telah diuji pada

Tanggal 9 Januari 2014

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana,

No. 0085/UN14.4/HK/2013 Tanggal 9 Januari 2014

Ketua : Dr.A.A.N.B.Dwirandra, SE., MSi., Ak.

Sekretaris : Ni Putu Sri Harta Mimba, SE., MSi., Ph.D, Ak.

Anggota :

1. Dr. Gerianta Wirawan Yasa, SE., MSi.

2. Prof. Dr. I Wayan Suartana, SE., MSi., Ak.

3. Dr. I.D.G. Dharma Suputra, SE., MSi., Ak.

Page 6: the influence of budgetary participation on managerial performance

v

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Nama : Made Dwi Baskara Wiguna Giri

NIM : 1091662010

Program Studi : Magister Akuntansi

Judul Tesis : Pengaruh Partisipasi Penganggaran pada Kinerja Manajerial

dengan Keadilan Distributif, Keadilan Prosedural, dan

Komitmen Tujuan Anggaran sebagai Variabel Pemediasi

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat.

Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah Tesis ini,

maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas Republik

Indonesia No. 17 tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, Februari 2014

(Made Dwi Baskara Wiguna Giri)

Page 7: the influence of budgetary participation on managerial performance

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan

Yang Maha Esa atas Asung Kerta Wara Nugrahanya, sehingga tesis dengan judul

“PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN PADA KINERJA

MANAJERIAL DENGAN KEADILAN DISTRIBUTIF, KEADILAN

PROSEDURAL, DAN KOMITMEN TUJUAN ANGGARAN SEBAGAI

VARIABEL PEMEDIASI” dapat terselesaikan.

Tesis ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan

Strata 2 (S2) di Program Pascasarjana, Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana

guna memperoleh gelar Magister Akuntansi, konsentrasi Akuntansi Keuangan dan

Auditing. Sepenuhnya disadari bahwa tanpa bantuan berbagai pihak, usaha yang

dilakukan untuk menyelesaikan tesis ini tidak akan membuahkan hasil yang

berarti. Pada kesempatan ini perkenankan pula penulis untuk mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas restuNYA dalam

penyelesaian tesis ini.

2. Dr.A.A.N.B.Dwirandra, SE., MSi., Ak., sebagai Pembimbing I beserta Ni

Putu Sri Harta Mimba, SE., MSi., Ph.D, Ak., sebagai Pembimbing II yang

dengan penuh kesabaran membimbing dan memberikan dorongan

semangat kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

3. Para penguji tesis ini, yaitu Dr. Gerianta Wirawan Yasa, SE., MSi., Prof.

Dr. I Wayan Suartana, SE., MSi., Ak.. dan Dr. I.D.G. Dharma Suputra,

Page 8: the influence of budgetary participation on managerial performance

vii

SE., MSi., Ak., yang dengan penuh perhatian memberi saran kepada

penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

4. Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD

atas fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan

menyelesaikan pendidikan Program Magister, Program Studi Akuntansi

pada Program Pascasarjana, Universitas Udayana.

5. Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) sebagai Direktur Program

Pascasarjana, Universitas Udayana atas kesempatan yang diberikan kepada

penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister, Program Studi

Akuntansi pada Program Pascasarjana, Universitas Udayana.

6. Bapak Dr. Dewa Gede Wirama, SE, MSBA, Ak., selaku Ketua Program

Studi Magister Akuntansi (MAKSI), Universitas Udayana. Bapak dan Ibu

pengajar serta seluruh staf Program Magister Akuntansi, Universitas

Udayana yang telah mendidik dan membantu proses penyelesaian tesis ini.

7. Terima kasih untuk orang-orang tercinta, Papa, dr. I Ketut Rumasta Giri

M.Kes, Mama, dr. IGA Sri Kastariani M.Kes, Kakak, dr. Putu Bagus

Surya Witantra Giri, Kakak Ipar, drg Dian Mahayuni Karina, dan Wiwit

atas segala doa dan dukungan yang tidak pernah terhenti kepada penulis

selama menempuh pendidikan.

8. Rekan seperjuangan saya, Adi, Lanang, Dewa, Rudy, Agung, dan seluruh

rekan mahasiswa angkatan VII MAKSI Universitas Udayana, terima kasih

atas dukungan, semangat dan kerjasama rekan-rekan yang telah

Page 9: the influence of budgetary participation on managerial performance

viii

memotivasi penulis dalam perkuliahan maupun dalam penyelesaian tesis

ini.

Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa selalu

melimpahkan anugerah-Nya kepada kita semua, serta kepada pihak-pihak yang

telah membantu penulis, baik secara langsung maupun tidak langsung selama

menempuh studi hingga penulisan tesis ini selesai.

Denpasar, Januari 2014

Penulis

Page 10: the influence of budgetary participation on managerial performance

ix

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN PADA KINERJAMANAJERIAL DENGAN KEADILAN DISTRIBUTIF, KEADILAN

PROSEDURAL, DAN KOMITMEN TUJUAN ANGGARAN SEBAGAIVARIABEL PEMEDIASI

ABSTRAK

Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang dapat dipakai untukmeningkatkan efektivitas organisasi. Kinerja manajerial didasarkan pada seberapajauh manajer mampu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang meliputiperencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf,negosiasi, dan perwakilan. Kinerja manajerial dikatakan efektif jika tujuananggaran dapat tercapai dan bawahan mendapatkan kesempatan terlibat atauberpartisipasi dalam penganggaran. Penelitian sebelumnya mengenai pengaruhpartisipasi penganggaran pada kinerja manajerial menemukan hasil yang tidakkonsisten. Inkonistensi hasil penelitian sebelumnya dapat dipengaruhi oleh adanyavariabel lain yang memengaruhi hubungan partisipasi penganggaran dan kinerjamanajerial. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh partisipasipenganggaran pada kinerja manajerial dengan keadilan distributif, keadilanprosedural, dan komitmen tujuan anggaran sebagai variabel pemediasi. Penelitiandilakukan pada tahun 2013.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, dengan 37manajer tingkat menengah RSUP Sanglah sebagai responden. Responden dipilihberdasarkan metode purposive sampling, yaitu memiliki jabatan (kepalabidang/kepala bagian/kepala unit dan kepala sub bidang/kepala sub bagian/kepalasub unit), telah menduduki jabatan tersebut minimal 1 tahun, serta terlibat dalamproses penyusunan anggaran. Teknik analisis yang digunakan adalah Partial LeastSquare (PLS).

Instrumen penelitian telah lulus uji validitas dan reliabilitas. Hasil analisisstatistik menunjukkan bahwa partisipasi penganggaran berpengaruh pada kinerjamanajerial dengan keadilan distributif, keadilan prosedural, dan komitmen tujuananggaran sebagai variabel pemediasi.

Kata kunci: Partisipasi penganggaran, Kinerja Manajerial, Keadilan Distributif,Keadilan Prosedural, Komitmen Tujuan Anggaran.

Page 11: the influence of budgetary participation on managerial performance

x

THE INFLUENCE OF BUDGETARY PARTICIPATION ON MANAGERIALPERFORMANCE WITH DISTIBUTIVE FAIRNESS, PROCEDURALFAIRNESS, AND BUDGET GOAL COMMITMENT AS MEDIATING

VARIABLES

ABSTRACT

Managerial performace is a factor that can be used to increase theorgananisational effectiveness. Managerial performance is based on how farmanager could do the management functions which consist of planning,investigating, coordinating, evaluating, supervising, staff selecting, negotiating,and representing. Managerial performance will be effective if the budget goalscan be achieved and subordinates have a chance to get involve or participate inthe process of budget arrangement. Previous research concerning the effect ofbudgetary participation on managerial performance have found inconsistentresults. These could be affected by another variable that affect the relationshipbetween budgetary participation and managerial performace. This research wasconducted in 2013 and directed to determine the effect of budgetary participationon managerial performance with distributive fairness, procedural fairness, andbudget goal commitment as mediating variables.

Data collection was done using questionnaires and dedicated to 37 middlelevel managers of RSUP Sanglah as respondents. Respondents was selected bypurposive sampling method in which the respondents should have middle levelmanager position, minimum of one year experience in that position, and involvedin the making of budget. The analysis technique used in this study is Partial LeastSquare (PLS).

The instruments have been examined for its validity and reliability.Stastical analysis showed that distributive fairness, procedural fairness, andbudget goal commitment could be a mediating variables in the relationship ofbudget participation on managerial performace.

Keywords: Managerial performance, budgetary participation, distributivefairness, procedural fairness, and budget goal commitment.

Page 12: the influence of budgetary participation on managerial performance

xi

DAFTAR ISI

HalamanSAMPUL DALAM................................................................................................. i

PRASYARAT GELAR ......................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS ...................................................... iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ......................................................v

UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................................ ix

ABSTRACT .............................................................................................................x

DAFTAR ISI................................................................................................ …….xi

DAFTAR TABEL ....................................................................................... ….. xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... …...xiv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Masalah........................................................... 11.2 Rumusan Masalah .................................................................... 81.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 91.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA2.1 Teori Ekuitas ............................................................................ 102.2 Teori Penetapan Tujuan ........................................................... 112.3 Partisipasi Penganggaran ......................................................... 122.4 Keadilan Distributif.................................................................. 132.5 Keadilan Prosedural ................................................................. 142.6 Komitmen Tujuan Anggaran.................................................... 152.7 Kinerja Manajerial ................................................................... 152.8 Penelitian Sebelumnya ............................................................. 18

Page 13: the influence of budgetary participation on managerial performance

xii

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESISPENELITIAN3.1 Kerangka Berpikir .................................................................... 243.2 Konsep Penelitian..................................................................... 253.3 Hipotesis Penelitian.................................................................. 25

BAB IV METODE PENELITIAN4.1 Rancangan Penelitian ............................................................... 304.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 324.3 Ruang Lingkup Penelitian........................................................ 324.4 Penentuan Sumber Data ........................................................... 32

4.4.1 Sumber Data.................................................................... 324.4.2 Populasi dan Sampel ....................................................... 33

4.5 Variabel Penelitian ................................................................... 344.5.1 Identifikasi Variabel........................................................ 344.5.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .............. 35

4.6 Analisis Data ............................................................................ 36

BAB V HASIL PENELITIAN5.1 Tingkat Pengembalian Kuesioner ............................................ 435.2 Hasil Uji Partial Least Square (PLS) ...................................... 46

5.2.1 Goodness of fit ................................................................ 475.2.2 Pengujian Hipotesis......................................................... 55

BAB VI PEMBAHASAN ........................................................................... 60

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN7.1 Simpulan .................................................................................. 657.2 Saran......................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 68

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 14: the influence of budgetary participation on managerial performance

xiii

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

4.1 Jumlah Sampel Penelitian ................................................................. 345.1 Jumlah Sampel dan Tingkat Pengembalian Kuesioner ..................... 435.2 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................................. 445.3 Profil Responden Berdasarkan Umur................................................ 445.4 Profil Responden Berdasarkan Lama Bekerja .................................. 455.5 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ........................ 465.6 Uji convergent validity ...................................................................... 485.7 Uji discriminant validity ................................................................... 505.8 Average Variance Extracted (AVE) ................................................. 525.9 Composite Reliability ........................................................................ 535.10 R2 Variabel Latent Endogen............................................................. 545.11 t-statistic............................................................................................ 555.12 Path Coefficients ............................................................................... 57

Page 15: the influence of budgetary participation on managerial performance

xiv

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

3.1 Kerangka Berpikir ............................................................................. 24

3.2 Konsep Penelitian.............................................................................. 25

4.1 Rancangan Penelitian ........................................................................ 314.2 Ilustrasi Model Penelitian ................................................................. 385.1 Hasil Uji PLS .................................................................................... 47

Page 16: the influence of budgetary participation on managerial performance

xv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner Penelitian

2. Rangkuman hasil penelitian sebelumnya

3. Tabulasi Kuesioner

4. Output uji goodness of fit

5. Output uji hipotesis

Page 17: the influence of budgetary participation on managerial performance

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi dalam

keberhasilan pembangunan bangsa. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan

Undang-Undang Nomor 23/ Tahun 1992 tentang kesehatan, menetapkan bahwa

kesehatan adalah hak fundamental setiap penduduk. Setiap individu, keluarga, dan

masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara

bertanggungjawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya

termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu (Irawati, 2008)

Rumah sakit sebagai salah satu organisasi yang menyediakan jasa

pelayanan kesehatan diharapkan untuk selalu dapat memberikan kualitas

pelayanan terbaik bagi masyarakat. Banyaknya rumah sakit yang ada saat ini,

lingkungan usaha yang semakin maju, dan tingginya persaingan dalam

memberikan kualitas pelayanan terbaik bagi masyarakat, mengharuskan seluruh

rumah sakit yang telah berdiri dan beroperasi untuk mempersiapkan diri membina

organisasinya terutama sumber daya dan sistem manajerial agar mampu

menciptakan jasa pelayanan kesehatan rumah sakit yang berkualitas bagi

pelanggannya (Hafizurrachman, 2009). Pengelolaan sumber daya yang ada

membutuhkan berbagai macam pengetahuan dan keterampilan manajemen yang

dimiliki oleh seorang manajer.

Page 18: the influence of budgetary participation on managerial performance

2

Manajer yang baik adalah manajer yang menjalankan fungsi-fungsi

manajemen dengan efektif. Fungsi-fungsi manajemen tersebut meliputi

perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf,

negosiasi, dan perwakilan (Mahoney, et al.) dalam Handoko (1996:34). Fungsi-

fungsi manajemen ini merupakan indikator untuk mengukur kinerja manajerial.

Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang dapat dipakai untuk

meningkatkan efektivitas organisasi (Sumadiyah dan Susanta, 2004). Semakin

efektif dan efisiennya organisasi tentu berpengaruh terhadap kemampuan

organisasi tersebut untuk tetap bertahan di tengah persaingan usaha yang semakin

tinggi. Selain itu, untuk membantu rumah sakit agar menjadi lebih baik lagi,

pemerintah dalam hal ini menetapkan suatu standar bagi rumah sakit yang biasa

disebut dengan akreditasi rumah sakit.

Akreditasi rumah sakit adalah suatu proses dimana suatu lembaga

independen baik dari dalam atau pun luar negeri, biasanya non pemerintah,

melakukan penilaian terhadap rumah sakit berdasarkan standar akreditasi yang

berlaku. Rumah sakit yang telah terakreditasi akan mendapatkan pengakuan dari

pemerintah karena telah memenuhi standar pelayanan dan manajemen yang

ditetapkan. Sebuah proses akreditasi dirancang untuk meningkatkan budaya

keselamatan dan budaya mutu di rumah sakit, sehingga rumah sakit senantiasa

berusaha meningkatkan mutu dan juga keamanan dari pelayanan kesehatan yang

diberikannya. Akreditasi rumah sakit ini menuntut manajer untuk secara penuh

menjalankan fungsi-fungsi manajerialnya seperti perencanaan anggaran dan

penggunaan sumber daya yang lebih baik, melakukan koordinasi dengan seluruh

Page 19: the influence of budgetary participation on managerial performance

3

staf yang ada di rumah sakit, melakukan evaluasi dan pengawasan, serta

pemilihan staf yang tepat dan berdedikasi untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan

yang berhubungan dengan pelayanan masyarakat.

Undang-undang Kesehatan no. 44 tahun 2009 pasal 40 ayat 1 menyatakan

bahwa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit wajib dilakukan

akreditasi secara berkala minimal 3 tahun sekali. Lebih lanjut dijelaskan pada

Peraturan Menteri Kesehatan No 147/MENKES/PER/I/2010 Pasal 10 tentang

perizinan rumah sakit yang menegaskan akreditasi merupakan salah satu syarat

dalam pemberian izin operasional bagi rumah sakit. Hal ini mengindikasikan

pentingnya rumah sakit untuk selalu berusaha mempertahankan akreditasi dan

tidak merasa puas atas akreditasi yang telah dimilikinya.

Peningkatan kinerja manajerial yang dilakukan secara efektif di rumah

sakit merupakan salah satu cara mempertahankan akreditasi ini. Indriantoro

(1993) dan Supomo (1998) dalam Kurnia (2010) menyatakan bahwa kinerja

manajerial dikatakan efektif jika tujuan anggaran dapat tercapai dan bawahan

mendapatkan kesempatan terlibat atau berpartisipasi dalam penganggaran.

Partisipasi dari bawahan dalam penyusunan anggaran dapat memberikan

kesempatan untuk memasukkan informasi lokal. Bawahan dapat

mengkomunikasikan atau mengungkapkan beberapa informasi pribadi yang dapat

dimasukkan dalam anggaran yang dipakai sebagai dasar penilaian kinerja bila

bawahan ikut serta dalam proses penganggaran.

Partisipasi penganggaran adalah proses yang menggambarkan individu-

individu yang terlibat dalam penyusunan anggaran dan mempunyai pengaruh

Page 20: the influence of budgetary participation on managerial performance

4

terhadap target anggaran. Partisipasi penyusunan anggaran merupakan pendekatan

yang secara umum dapat meningkatkan kinerja yang pada akhirnya dapat

meningkatkan efektivitas organisasi (Nor, 2007). Penyusunan anggaran secara

partisipatif diharapkan dapat meningkatkan kinerja manajer, yaitu ketika suatu

tujuan dirancang dan secara partisipasi disetujui maka karyawan akan

menginternalisasikan tujuan yang ditetapkan dan memiliki rasa tanggung jawab

pribadi untuk mencapainya, karena mereka ikut terlibat dalam penyusunan

anggaran (Milani, 1975).

Beberapa peneliti telah menguji pengaruh partisipasi penganggaran

terhadap kinerja manajerial, namun bukti-bukti empiris memberikan hasil yang

bervariasi dan tidak konsisten. Penelitian yang dilakukan Kenis (1979), Brownell

(1982), Brownell dan MccInnes (1986), Frucot dan Shearon (1991), Indriantoro

(1995), menemukan bahwa partisipasi penganggaran dan kinerja memiliki

hubungan yang positif (Sumarno, 2005). Demikian halnya studi yang dilakukan

oleh Brownell dan Mcinnes (1986) dalam Sumarno (2005) menemukan bahwa

partisipasi yang tinggi dalam penyusunan anggaran dapat meningkatkan kinerja

manajerial. Hasil yang berbeda ditemukan dalam studi yang dilakukan oleh

Cherrington dan Cherrington (1973), Milani (1975), Kenis (1979), Brownell dan

Hirst (1986), Morse dan Reimer (1956). Studi mereka menyimpulkan bahwa

partisipasi penganggaran mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap

kinerja manajerial. Hasil yang sama diperoleh peneliti lain, seperti Stedry (1960),

Bryan dan Locke (1967) dalam Sumarno (2005) menunjukkan bahwa ada

pengaruh negatif antara partisipasi penganggaran terhadap kinerja manajerial.

Page 21: the influence of budgetary participation on managerial performance

5

Pengaruh negatif antara partisipasi penganggaran terhadap kinerja manajerial

dapat disebabkan oleh timbulnya perilaku disfungsional, misalnya individu

menciptakan kesenjangan anggaran, terjadinya pseudo participation, atau atasan

perusahaan menyatakan menggunakan partisipasi dalam penganggaran padahal

sebenarnya tidak. Partisipasi semu yang terjadi di perusahaan membuat karyawan

tidak termotivasi untuk mencapai tujuan secara maksimal (Siegel dan Marconi

1989).

Govindarajan (1986) dalam Sumarno (2005) menyatakan bahwa adanya

ketidakkonsistenan hasil-hasil penelitian tersebut patut diduga disebabkan adanya

faktor-faktor lain yang bersifat kontingensi. Pendekatan kontingensi (contingency

approach) menegaskan kemungkinan adanya variabel-variabel lain yang dapat

bertindak sebagai faktor moderasi atau pemediasi yang mempengaruhi hubungan

antara variabel independen dengan variabel dependen (Brownell, 1982a; Murray,

1990; Shield dan Young,1993) dalam (Nor, 2007). Penelitian ini akan

menggunakan variabel keadilan distributif, keadilan prosedural, dan komitmen

tujuan anggaran sebagai variabel pemediasi.

Penggunaan variabel-variabel tersebut dipengaruhi oleh pendapat dalam

penelitian bidang penganggaran yang menyatakan persepsi tentang keadilan dapat

berperan dalam kinerja (Wentzel, 2002). Persepsi keadilan yang dimaksud adalah

keadilan distributif dan keadilan prosedural. Greenberg (1986) mendefinisikan

keadilan distributif sebagai kewajaran evaluasi yang diterima relatif terhadap

pekerjaan yang dilakukan. Folger dan Konovsky (1989) mendefinisikan keadilan

distributif sebagai keadilan yang dirasakan terkait jumlah kompensasi yang

Page 22: the influence of budgetary participation on managerial performance

6

diterima karyawan. Magner dan Johnson (1995) menyatakan keadilan distributif

berkaitan dengan outcome karena hal yang ditekankan adalah distribusi yang

diterima, terlepas dari bagaimana distribusi tersebut ditentukan.

Keadilan prosedural menurut Greenberg (1986) adalah keyakinan tentang

evaluasi kinerja yang adil dapat juga didasarkan pada prosedur dimana evaluasi

ditentukan, terlepas dari peringkat yang diterima. Leventhal (1980) dalam

Wentzel (2002) menjelaskan bahwa keadilan prosedural dihubungkan dengan

keadilan dari prosedur yang digunakan untuk menentukan outcome secara

distributif. Folger dan Konovsky (1989) menyatakan keadilan prosedural sebagai

keadilan yang dirasakan terkait cara yang digunakan untuk menentukan jumlah

kompensasi.

Variabel komitmen tujuan anggaran dipilih pada proses penyusunan

anggaran dengan asumsi bahwa pimpinan akan berusaha mencapai sasaran

anggaran yang telah ada. Menurut Kreitner dan Kinicki (2000) komitmen tujuan

anggaran merupakan sejumlah komitmen untuk mencapai suatu sasaran, yang

artinya manajer yang memiliki tingkat komitmen tujuan anggaran yang tinggi

akan memiliki pandangan positif dan akan berusaha berbuat yang terbaik untuk

mencapai sasaran anggaran tersebut.

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh partisipasi penganggaran

pada kinerja manajerial, serta pengaruh keadilan distributif, keadilan prosedural,

dan komitmen tujuan anggaran pada hubungan antara partisipasi penganggaran

dan kinerja manajerial pada Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah (selanjutnya

disebut RSUP Sanglah). RSUP Sanglah merupakan salah satu rumah sakit yang

Page 23: the influence of budgetary participation on managerial performance

7

menawarkan mutu dan kualitas pelayanan yang baik dan telah terakreditasi. RSUP

Sanglah dipilih sebagai tempat penelitian karena telah memiliki akreditasi Joint

Commision International (selanjutnya disebut JCI) yang ditetapkan sebagai

sebuah standar akreditasi baru bagi rumah sakit oleh Kementrian Kesehatan RI.

Penetapan ini menjadikan RSUP Sanglah sebagai rumah sakit pertama di Bali

yang telah memiliki standar JCI pada tanggal 24 April 2013. Saat ini hanya

terdapat dua rumah sakit pemerintah di Indonesia yang telah terakreditasi JCI

yaitu RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dan RSUP Sanglah. JCI merupakan

lembaga akreditasi independen berstandar internasional yang berfokus pada

kualitas dan keamanan pelayanan kepada masyarakat.

Sesuai dengan undang-undang Kesehatan no. 44 tahun 2009 pasal 40 ayat

1, akreditasi terhadap rumah sakit akan dilakukan kembali dalam jangka waktu

minimal 3 tahun. Dalam jangka waktu tersebut, tentunya akan terjadi dinamika-

dinamika dalam organisasi yang menyebabkan perubahan-perubahan dalam RSUP

Sanglah. Perubahan-perubahan yang terjadi dapat berpengaruh pada kualitas

pelayanan yang akan diberikan kepada masyarakat. Ketidakpuasan masyarakat

akibat menurunnya kualitas pelayanan tentu menjadi masalah bagi RSUP Sanglah

yang telah memiliki akreditasi JCI yang mengedepankan kualitas dan keamanan

pelayanan. Selain itu, kegagalan dalam mempertahankan akreditasi yang dimiliki

dapat menjadi penyebab tidak diperpanjangnya izin operasional rumah sakit, serta

lemahnya legitimasi kelembagaan dimata hukum. Maka dari itu, demi

mempertahankan akreditasi JCI yang telah dimiliki, pihak manajemen RSUP

Page 24: the influence of budgetary participation on managerial performance

8

Sanglah harus meningkatkan kinerja manajerial agar dapat mengatasi segala

dinamika atau masalah yang terjadi pada rumah sakit.

Perbedaan penelitian ini dengan Penelitian Yenti (2003), Mulyasari dan

Sugiri (2005), adalah pada tempat penelitiannya. Penelitian ini dilakukan pada

rumah sakit milik pemerintah, sedangkan penelitian yang dilakukan Yenti (2003),

Mulyasari dan Sugiri (2005) pada perusahaan manufaktur di Indonesia. Selain itu

pada penelitian ini tidak menggunakan teknik analisis data Structural Equation

Modeling (SEM) seperti pada penelitian Yenti (2003), Mulyasari dan Sugiri

(2005), dan penelitian Wentzel (2002) tetapi akan menggunakan teknik analisis

data Partial Least Square (PLS).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka

dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1) Apakah partisipasi penganggaran berpengaruh pada kinerja manajerial

dengan keadilan distributif sebagai variabel pemediasi?

2) Apakah partisipasi penganggaran berpengaruh pada kinerja manajerial

dengan keadilan prosedural sebagai variabel pemediasi?

3) Apakah partisipasi penganggaran berpengaruh pada kinerja manajerial

dengan komitmen tujuan anggaran sebagai variabel pemediasi?

Page 25: the influence of budgetary participation on managerial performance

9

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah :

1) Untuk mengetahui pengaruh partisipasi penganggaran pada kinerja

manajerial dengan keadilan distributif sebagai variabel pemediasi.

2) Untuk mengetahui pengaruh partisipasi penganggaran pada kinerja

manajerial dengan keadilan prosedural sebagai variabel pemediasi.

3) Untuk mengetahui pengaruh partisipasi penganggaran pada kinerja

manajerial dengan komitmen tujuan anggaran sebagai variabel pemediasi.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Bagi para akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi pada pengembangan literatur akuntansi keperilakuan terutama

dalam penerapan partisipasi penganggaran pada kinerja manajerial.

2) Bagi RSUP Sanglah dan rumah sakit-rumah sakit lainnya, hasil penelitian

ini diharapkan bisa menjadi acuan dan bahan evaluasi untuk dapat

mempertahankan akreditasi yang telah dimiliki. Adanya partisipasi

penganggaran diharapkan akan meningkatkan persepsi keadilan dan

komitmen tujuan anggaran pihak-pihak pelaksana anggaran, sehingga

akhirnya akan dicapai peningkatan kinerja manajerial yang mengarah pada

peningkatan mutu pelayanan rumah sakit.

Page 26: the influence of budgetary participation on managerial performance

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Teori Ekuitas

Teori ekuitas (equity theory) pertama kali dikembangkan oleh John Stacey

Adams pada tahun 1963. Teori ekuitas adalah teori yang menjelaskan kepuasan

relasional dalam hal persepsi distribusi yang adil/tidak adil dari sumber daya

dalam hubungan interpersonal. Menurut teori ekuitas, motivasi seseorang

dihubungkan dengan ekuitas (equity), dan keadilan (fairness dan justice) yang

diterapkan oleh pihak manajemen.

Adams (1965) dalam Greenberg (1986) berfokus pada rasio relatif

outcome yang didapatkan karyawan dari input yang mereka berikan, dibandingkan

dengan standar sebagai basis untuk menilai keadilan atas sebuah hubungan. Input

yang dimaksud adalah kontribusi apapun yang individu berikan dalam

pekerjaannya maupun hubungan kerjanya. Input dapat berupa waktu, tenaga,

loyalitas, komitmen, kepercayaan pada supervisor, toleransi, kemampuan,

fleksibilitas, dan lainnya. Outcome merupakan konsekuensi positif maupun

negatif yang individu rasakan akibat input yang diberikan. Outcome dapat berupa

kompensasi, pengakuan, promosi, reputasi, tanggung jawab, dan lainnya. Menurut

teori ekuitas, orang-orang akan mencari keseimbangan antara input dan outcome

yang didapat.

Keadilan dapat digunakan sebagai cara untuk memecahkan konflik-

konflik, menyeleksi karyawan, menyelesaikan perselisihan antar karyawan, dan

Page 27: the influence of budgetary participation on managerial performance

11

negosiasi gaji (Greenberg, 1986). Pendekatan yang dilakukan dengan cara yang

berbeda terhadap suatu keadilan akan sangat berguna untuk menjelaskan

bermacam perilaku dalam konteks organisasi saat ini (Latif, 2007).

Teori ekuitas merupakan dasar dari konsep keadilan organisasional, yaitu

keadilan distributif dan keadilan prosedural. Berdasarkan teori ekuitas, keadilan

distributif dan keadilan prosedural merujuk pada persepsi karyawan terhadap

kewajaran dan keseimbangan antara masukan-masukan yang mereka berikan

(input) dengan hasil-hasil organisasional yang mereka terima, serta persepsi

karyawan tentang wajar atau tidaknya proses-proses yang digunakan untuk

mendistribusikan hasil-hasil organisasional tersebut (Pareke, 2004).

2.2 Teori Penetapan Tujuan

Locke et al. (1981) berpendapat bahwa tujuan adalah apa yang seseorang

coba dapatkan, yang merupakan objek atau tujuan dari sebuah tindakan. Jika

seseorang telah menentukan tujuan atas tindakannya di masa depan, maka tujuan

tersebut akan memengaruhi tindakan dan perilaku seseorang. Komitmen

seseorang terhadap sasaran tertentu juga akan memengaruhi tindakan dan

memengaruhi konsekuensi kinerjanya (Hudayati, 2002). Dapat dikatakan bahwa,

tujuan adalah suatu bentuk motivasi yang menentukan standar untuk kepuasan diri

terhadap kinerja.

Robbins dan Judge (2008: 237) menyatakan teori penetapan tujuan adalah

teori dimana tujuan-tujuan yang spesifik dan sulit, dengan umpan balik akan

menghasilkan kinerja yang lebih tinggi. Teori penetapan tujuan menjelaskan

Page 28: the influence of budgetary participation on managerial performance

12

hubungan tujuan yang ditetapkan dengan kinerja. Teori penetapan tujuan

menunjukkan bahwa keterlibatan manajer dalam proses penganggaran akan

memengaruhi harapan yang diterima atas outcome (Susmitha, 2012).

Efektivitas penetapan tujuan, mensyaratkan adanya komitmen tujuan (Erez

& Kanfer, 1983; Latham & Yukl, l975a, Locke, 1968; Locke & Latham, 1984;

dalam Locke et al. 1988), maka jelas bahwa jika tidak ada komitmen terhadap

tujuan, maka penetapan tujuan tidak berfungsi. Penelitian dari Mathewson (1931),

Roethlisberger & Dickson (1939/1956), Taylor (1911/1967) dalam Locke (1988)

menunjukkan bahwa tidak adanya komitmen terhadap tujuan organisasi, dapat

mengakibatkan pembatasan output.

2.3 Partisipasi Penganggaran

Proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan

peran (role setting) dalam usaha pencapaian sasaran anggaran. Siapa saja yang

akan berperan dalam pencapaian sasaran anggaran dan sumber daya yang

disediakan bagi pemegang peran tersebut akan ditetapkan dalam proses

penyusunan anggaran. Kenis (1979) menyatakan partisipasi penganggaran

mengacu pada sejauh mana manajer berpartisipasi dalam menyiapkan anggaran

dan memengaruhi tujuan anggaran pusat-pusat pertanggungjawaban mereka.

Brownell (1982) mendefinisikan partisipasi dalam penyusunan anggaran sebagai

proses dimana individu-individu yang terlibat di dalamnya memiliki pengaruh

pada penyusunan target anggaran yang akan dievaluasi dan perlunya penghargaan

atas pencapaian target anggaran. Kren (1992) menyatakan bahwa dengan adanya

partisipasi dalam penyusunan anggaran, manajer akan terlibat dalam

Page 29: the influence of budgetary participation on managerial performance

13

mempertimbangkan dan mengevaluasi alternatif-alternatif dari tujuan anggaran.

Partisipasi dalam penyusunan anggaran mendorong peningkatan komunikasi

antara atasan dan bawahan. Individu-individu yang terlibat dapat memberikan

informasi-informasi privat mereka sehingga asimetri informasi dapat

diminimalkan. Diharapkan dengan adanya partisipasi penyusunan anggaran, akan

tercipta keselarasan tujuan antara individu-individu yang terlibat dalam proses

penganggaran dengan tujuan organisasi secara keseluruhan.

2.4 Keadilan Distributif

Greenberg (1986) mendefinisikan keadilan distributif sebagai kewajaran

evaluasi yang diterima relatif terhadap pekerjaan yang dilakukan. Folger dan

Konovsky (1989) mendefinisikan keadilan distributif sebagai keadilan yang

dirasakan terkait jumlah kompensasi yang diterima karyawan. Magner dan

Johnson (1995) menyatakan keadilan distributif berkaitan dengan outcome karena

hal yang ditekankan adalah distribusi yang diterima, terlepas dari bagaimana

distribusi tersebut ditentukan.

Literatur-literatur penganggaran menyebutkan bahwa konsep dari keadilan

distributif dikaitkan dengan konsep “fair share”. Fair share merupakan harapan

mengenai ukuran distribusi sumber daya yang seharusnya manajer dapatkan relatif

terhadap manajer lainnya, di dalam konteks organisasional (Maiga dan Jacobs,

2007). Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa jika

perusahaan atau manajemen memberikan kompensasi yang sesuai dengan input

yang karyawan berikan, maka karyawan akan merasakan suatu keadilan

distributif. Hal ini menunjukkan bahwa respon sikap dan perilaku terhadap

Page 30: the influence of budgetary participation on managerial performance

14

penghasilan berkaitan dengan penghasilan yang didasarkan pada persepsi

mengenai keadilan (Walster et al., 1978 dalam Maria dan Nahartyo, 2012).

2.5 Keadilan Prosedural

Greenberg (1986) menyatakan bahwa keyakinan tentang evaluasi kinerja

yang adil, dapat juga didasarkan pada prosedur dimana evaluasi ditentukan,

terlepas dari peringkat yang diterima. Menurut Leventhal (1980) dalam Wentzel

(2002) keadilan prosedural dihubungkan dengan keadilan dari prosedur yang

digunakan untuk menentukan outcome secara distributif. Folger dan Konovsky

(1989) menyatakan keadilan prosedural sebagai keadilan yang dirasakan terkait

cara yang digunakan untuk menentukan jumlah kompensasi.

Berdasarkan beberapa definisi keadilan prosedural tersebut dapat

disimpulkan bahwa keadilan prosedural terkait dengan keadilan yang dirasakan

saat proses dalam pengambilan suatu keputusan. Maria dan Nahartyo (2012) juga

menyatakan bahwa keadilan prosedural tersebut akan menyebabkan seseorang

akan menerima suatu keputusan, walaupun tidak setuju dengan hasil keputusan

tersebut, karena proses pengambilan keputusan dilakukan secara adil. Lebih lanjut

Maria dan Nahartyo (2012) menegaskan, proses yang adil menjadi norma yang

diterima umum terhadap perilaku, baik dalam konteks sosial maupun dalam

konteks proses pengambilan keputusan organisasi.

Page 31: the influence of budgetary participation on managerial performance

15

2.6 Komitmen Tujuan Anggaran

Locke et al. (1981) dalam Maiga dan Jacobs (2007a) mendefinisikan

komitmen tujuan anggaran sebagai kebulatan tekad dan ketekunan untuk mencoba

mencapai tujuan anggaran, dari waktu ke waktu. Seseorang akan berkinerja lebih

baik ketika ia berkomitmen untuk mencapai tujuan tertentu. Komitmen untuk

mencapai tujuan anggaran dapat terjadi ketika bawahan telah menerima tujuan

anggaran yang telah ditetapkan, dan penerimaan tersebut dapat dicapai karena adanya

partisipasi penganggaran (Indarto, 2011).

Komitmen tujuan anggaran menjadi penting karena produktifitas dari

manajer ditentukan (sebagian besar) dari apakah organisasi mencapai tujuan

finansialnya (Wentzel, 2002). Magner et al. (1996) dalam Maiga dan Jacobs

(2007a) juga menyatakan bahwa bawahan yang berkomitmen tinggi kepada tujuan

anggaran mereka, mencari interaksi dengan orang-orang yang memiliki

pengetahuan mengenai lingkungan kerja mereka, tujuan kinerja, strategi tugas,

dan masalah-masalah lainnya, yang memiliki pengaruh penting pada kinerja.

2.7 Kinerja Manajerial

Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang dapat dipakai untuk

meningkatkan efektivitas organisasi (Sumadiyah dan Susanta, 2004). Kinerja

manajerial didasarkan pada fungsi-fungsi manajemen, yaitu seberapa jauh manajer

mampu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang meliputi perencanaan,

investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi,

dan perwakilan (Mahoney, et al.) dalam Handoko (1996:34).

Page 32: the influence of budgetary participation on managerial performance

16

1) Perencanaan, merupakan pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan

organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program,

prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk

mencapai tujuan. Tanpa rencana manajer tidak dapat mengetahui

bagaimana mengorganisasikan orang dan sumber daya yang dimiliki

secara efektif, serta manajemen hanya mempunyai peluang kecil untuk

mencapai sasaran atau mengetahui adanya penyimpangan secara dini.

2) Investigasi, merupakan suatu proses pengendalian yang tarafnya lebih

tinggi dimana dalam taraf investigasi sudah ada indikasi adanya suatu

penyimpangan sehingga diperlukan adanya suatu penyelidikan.

3) Pengkoordinasian, merupakan proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan

kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah dari suatu organisasi

untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien. Tanpa adanya koordinasi

dalam suatu organisasi maka individu akan kehilangan pegangan atas

peranan mereka dalam organisasi sehingga mereka akan mulai mengejar

kepentingan sendiri yang sering merugikan pencapaian organisasi secara

keseluruhan.

4) Evaluasi, merupakan tindakan yang memberikan penilaian dan

pengukuran secara objektif terhadap hasil-hasil yang telah dicapai dari

suatu kegiatan yang telah direncanakan apakah sudah sesuai dengan

standar yang telah ditetapkan.

Page 33: the influence of budgetary participation on managerial performance

17

5) Pengawasan, merupakan penemuan dan penerapan cara dan peralatan

untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan rencana

yang telah ditetapkan.

6) Pemilihan Staf, memiliki karyawan yang cakap dan terampil dalam suatu

organisasi merupakan suatu hal yang mutlak, sehingga dalam

melaksanakan pemilihan staf yang akan berperan serta dalam pengelolaan

usaha, manajemen harus bersikap selektif dan memilih staf yang sesuai

dengan kualifikasi yang seharusnya dimiliki dalam posisi yang

ditawarkan.

7) Negosiasi, merupakan bagian dari kegiatan usaha yang berkaitan dengan

melakukan tawar menawar dengan pihak luar separti pemasok untuk

pemenuhan kebutuhan usaha. Kemampuan melakukan negosiasi

merupakan suatu hal yang penting yang harus dimiliki oleh seorang

manajer. Hal ini karena kemampuan negosiasi akan sangat diperlukan

dalam pelaksanaan pekerjaannya dalam menghadapi orang lain serta untuk

menyelesaikan suatu masalah.

8) Perwakilan, merupakan kegiatan untuk menghadiri pertemuan-pertemuan

dengan perusahaan lain, memberikan penerangan ataupun penjelasan

kepada masyarakat serta mempromosikan keberadaan perusahaan yang

dipimpinnya kepada masyarakat.

Page 34: the influence of budgetary participation on managerial performance

18

2.8 Penelitian Sebelumnya

Milani (1975) meneliti pengaruh partisipasi penyusunan anggaran pada

kinerja manajerial, dengan sampel 82 foreman produksi level teredah perusahaan

besar berskala internasional. Hasil penelitian tersebut menunjukkan tidak ada

pengaruh signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja

manajerial. Kenis (1979) menguji pengaruh budgetary goal characteristics pada

perilaku dan kinerja manajerial dengan sampel 169 manajer departemen yang

memiliki tanggung jawab terhadap anggaran. Hasil penelitian menunjukkan

partisipasi anggaran memiliki pengaruh positif dan signifikan pada perilaku dan

kinerja manajerial. Nor (2007) melakukan pengujian pengaruh partisipasi

penganggaran pada kinerja manajerial, dengan menggunakan desentralisasi dan

gaya kepemimpinan sebagai variabel moderating. Hasil penelitian Nor

mendukung Kenis (1979) yaitu terdapat pengaruh positif signifikan partisipasi

penganggaran pada kinerja manajerial. Sedangkan penelitian Sumarno (2005)

menemukan bahwa terdapat pengaruh negatif signifikan partisipasi penganggaran

pada kinerja manajerial.

Wentzel (2002) menguji pengaruh persepsi keadilan dalam proses

penganggaran terhadap peningkatan kinerja dengan meningkatkan komitmen

manajer pada tujuan anggaran, pada situasi downsized environment, dengan

menggunakan structural equation modeling (SEM). Penelitian dilakukan dengan

melakukan survei kepada 74 manajer pusat pertanggungjawaban rumah sakit.

Hasil penelitian Wentzel menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi selama

proses penganggaran akan memupuk rasa keadilan, sehingga meningkatkan

Page 35: the influence of budgetary participation on managerial performance

19

komitmen manajer pada tujuan anggaran dan kemudian meningkatkan kinerja.

Ditemukan pula pengaruh langsung antara persepsi keadilan dan kinerja menjadi

tidak signifikan ketika komitmen tujuan dipertimbangkan. Yenti (2003)

melanjutkan penelitian Wentzel (2002) yaitu dengan menginvestigasi hubungan

antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial dengan

variabel intervening keadilan persepsian (keadilan distributif dan keadilan

prosedural), komitmen terhadap tujuan, serta motivasi, dalam kondisi downsizing

atau terjadi pemotongan anggaran akibat adanya krisis ekonomi di Indonesia.

Penelitian dilakukan dengan mail survey kepada 1000 manajer perusahaan

manufaktur yang dipilih secara purposive dari ICMD 2000 dan Pharmaceutical

Manufacturers and Distributors di Indonesia tahun 2001. Partisipan akhir dalam

penelitian sebanyak 128 manajer. Pengujian dilakukan dengan structural equation

modeling (SEM). Hasil penelitian tidak mendukung hubungan antara partisipasi

penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial dengan variabel intervening

keadilan distributif, keadilan prosedur, komitmen terhadap tujuan dan motivasi,

karena hubungan tidak langsung yang memediasi antara partisipasi penyusunan

anggaran dengan kinerja manajerial menunjukkan nilai yang rendah dan sangat

lemah.

Supriyono (2004) meneliti pengaruh komitmen organisasi dan keinginan

sosial terhadap hubungan antara partisipasi penganggaran dengan kinerja manajer.

Penelitian ini dilakukan dengan survei yang dikirimkan kepada manajer-manajer

perusahaan going public di BEJ. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh

positif signifikan partisipasi penganggaran pada kinerja manajerial, serta

Page 36: the influence of budgetary participation on managerial performance

20

komitmen organisasi dan keinginan sosial meningkatkan pengaruh partisipasi

penganggaran pada kinerja manajerial.

Ulupui (2005) menguji pengaruh partisipasi anggaran, persepsi keadilan

distributif, keadilan prosedural, dan komitmen tujuan anggaran terhadap kinerja

dinas-dinas yang ada di Bandung. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan

wawancara, kemudian diolah melalui metode regresi. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa partisipasi penganggaran berpengaruh signifikan pada

kinerja, Keadilan prosedural berpengaruh positif signifikan pada kinerja, namun

keadilan distributif tidak berpengaruh signifikan pada kinerja. Komitmen tujuan

anggaran ditemukan berhubungan negatif dengan partisipasi anggaran.

Mulyasari dan Sugiri (2005) menguji pengaruh keadilan persepsian,

komitmen pada tujuan, dan job relevant information (JRI) terhadap hubungan

antara penganggaran partisipatif dan kinerja manajer. Responden penelitian adalah

89 manajer perusahaan jasa dan manufaktur. Data dikumpulkan melalui kuesioner

dan diolah dengan structural equation modeling (SEM). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa hubungan penganggaran partispatif dan kinerja tidak

signifikan setelah terdapat faktor lain yang memediasi hubungan tersebut. Namun,

hubungan langsung penganggaran partisipatif dan kinerja masih lebih kuat

dibanding hubungan tidak langsung yang dimediasi oleh keadilan distributif,

keadilan prosedural, komitmen pada tujuan, dan job-relevant information. Selain

itu diperoleh bukti bahwa keadilan persepsian mempengaruhi kinerja demikian

juga job-relevant information. Komitmen pada tujuan tidak terbukti

mempengaruhi kinerja manajer dalam penganggaran partisipatif. Hanny (2013)

Page 37: the influence of budgetary participation on managerial performance

21

melakukan penelitian serupa yaitu meneliti pengaruh partisipasi penganggaran

secara tidak langsung pada kinerja manajerial, melalui persepsi keadilan,

komitmen anggaran, dan job relevant information (JRI). Penelitian ini dilakukan

pada situasi krisis finansial, dengan 120 manajer pada sektor perbankan di

Bandung dan Cimahi sebagai responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

partisipasi penganggaran meningkatan persepsi keadilan, komitmen anggaran, dan

JRI. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa persepsi keadilan, komitmen

anggaran, dan JRI memiliki pengaruh positif signifikan pada kinerja manajerial.

Eker (2007) menguji pengaruh partisipasi penganggaran melalui komitmen

organisasi terhadap kinerja manajerial. Data dikumpulkan melalui survei terhadap

150 manajer departemen akunting dan keuangan pada 500 perusahaan di Turkey

tahun 2006. Hasil pengujian dengan regresi berganda menunjukkan bahwa

bawahan dengan kinerja tinggi lebih berpartisipasi dalam penyusunan anggaran

dan memiliki komitmen organisasi yang lebih tinggi daripada bawahan dengan

kinerja yang lebih rendah. Hasil penelitian juga mengungkapkan bahwa terdapat

interaksi signifikan antara partisipasi penganggaran dan komitmen organisasional

pada kinerja manajerial.

Maiga dan Jacobs (2007b) melakukan penelitian mengenai pengaruh trust

(pada atasan dan organisasi) dan komitmen dalam konteks memahami peran trust

dalam partisipasi anggaran pada kinerja manajerial. Data dikumpulkan dari

manajer pertanggungjawaban unit bisnis manufaktur., dan diolah menggunakan

structural equation modeling (SEM). Hasilnya mengindikasikan bahwa partisipasi

penganggaran memiliki pengaruh positif signifikan pada trust manajer, dan trust

Page 38: the influence of budgetary participation on managerial performance

22

manajer berpengaruh signifikan pada komitmennya terhadap tujuan

penganggaran, pada akhirnya memiliki pengaruh positif pada kinerja.

Damayanti (2007) meneliti pengaruh komitmen tujuan anggaran dan

kultur organisasional terhadap hubungan partisipasi penganggaran dan kinerja

manajerial pada kondisi stretch targets, dengan 131 manajer departemen dari tiga

hotel bintang lima di Jawa dan Bali. Data yang diperoleh diolah dengan structural

equation modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa komitmen tujuan

anggaran memediasi hubungan partisipasi penganggaran dan kinerja manajerial,

sedangkan budaya organisasi memoderasi (meningkatkan) pengaruh positif

partisipasi penganggaran dan kinerja manajerial.

Indarto (2011) menguji pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran

terhadap kinerja manajerial perusahaan melalui kecukupan anggaran, komitmen

organisasi, komitmen tujuan anggaran, dan job relevant information (JRI), pada

manajer-manajer level menengah di Jawa Tengah. Data dikumpulkan melalui

kuesioner, dan diolah dengan analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa partisipasi dalam proses penganggaran berhubungan positif dengan kinerja

manajerial. Ditemukan pula bahwa kecukupan anggaran, komitmen organisasi,

komitmen tujuan anggaran, JRI dapat berfungsi sebagai mediator dalam hubungan

antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial.

Rofingatun, dkk. (2013) menguji pengaruh partisipasi penganggaran pada

keadilan organisasi, komitmen organisasional, dan kinerja organisasional di

rumah sakit yang ada di Papua. Data diolah menggunakan partial least square

Page 39: the influence of budgetary participation on managerial performance

23

(PLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi penganggaran

berpengaruh positif pada kinerja organisasional dan keadilan organisasional,

keadilan organisasi berpengaruh positif pada komitmen organisasional dan kinerja

organisasional, serta komitmen berpengaruh positif pada kinerja organisasional.

Rangkuman dari penelitian-penelitian sebelumnya dapat dilihat pada lampiran 2.

Page 40: the influence of budgetary participation on managerial performance

24

BAB III

KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Berpikir

Sekaran (1992) menyebutkan bahwa kerangka berpikir adalah model

konseptual yang menggambarkan hubungan teori dengan variabel yang telah

diidentifikasikan sebagai masalah penelitian. Kerangka berpikir mendefinisikan

relevansi antara variabel independen dan dependen sesuai dengan teori yang

dijelaskan. Kerangka berpikir penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir

Kajian Teoritis:

1. Teori Ekuitas2. Teori Penetapan

Tujuan3. Partisipasi

Penganggaran4. Keadilan Distributif5. Keadilan Prosedural6. Komitmen Tujuan

anggaran7. Kinerja Manajerial

Kajian Empiris:

1. Hanny (2013)2. Indarto dan Ayu

(2011)3. Nor (2007)4. Maiga dan Jacobs

(2007b)5. Eker (2007)6. Damayanti (2007)7. Ulupui (2005)8. Mulyasari dan Sugiri

(2005)9. Supriyono (2004)10. Yenti (2003)11. Wentzel (2002)12. Lindquist (1995)13. Kenis (1979)14. Milani (1975)

Rumusan Masalah

Hipotesis

Uji Statistik

Hasil

Kesimpulan danSaran

Page 41: the influence of budgetary participation on managerial performance

25

3.2 Konsep Penelitian

Konsep penelitian merupakan terminologi teknis yang merupakan

komponen-komponen dari rerangka teori. Kerangka konsep dapat berbentuk

bagan, model matematik, atau perumusan fungsional, yang dilengkapi uraian

kualitatif, serta menunjukkan semua variabel yang berpengaruh pada penelitian

tersebut. Konsep penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Konsep Penelitian

3.3 Hipotesis Penelitian

Wentzel (2002) menyebutkan penelitian-penelitian terdahulu menunjukkan

secara jelas bahwa persepsi keadilan memainkan peran penting dalam

penganggaran. Choi dan Mattila (2006) dalam Hanny (2013) menyatakan bahwa

informasi yang diterima karyawan akan mengarahkan pada peningkatan persepsi

keadilan mereka. Partisipasi dalam proses penganggaran tersebut dapat

meningkatkan persepsi mengenai keadilan karena karyawan menganggap bahwa

anggaran yang disetujui merupakan hasil dari sistem partisipasi penganggaran

(Hanny, 2013). Persepsi keadilan yang dimaksud adalah keadilan distributif dan

PARTISIPASIPENGANGGARAN

(X1)

KEADILANDISTRIBUTIF

(X2)

KEADILANPROSEDURAL

(X3)

KINERJAMANAJERIAL

(Y)

KOMITMENTUJUAN

ANGGARAN(X4)

Page 42: the influence of budgetary participation on managerial performance

26

keadilan prosedural. Keadilan distributif merupakan keadilan yang dirasakan

terkait dengan rasio outcome yang didapat setelah memberikan suatu input, yang

dibandingkan dengan rekannya. Keadilan prosedural merupakan keadilan yang

dirasakan terkait cara penentuan distribusi outcome tersebut.

Jika manajer terlibat dalam proses penganggaran, maka manajer dapat

terlibat dalam penentuan keputusan alokasi anggaran (Yenti, 2003). Jadi dapat

disimpulkan bahwa partisipasi manajer dalam proses penganggaran akan

meningkatkan persepsi keadilan distributif dan keadilan prosedural manajer. Hal

ini dapat terjadi karena dalam proses penganggaran, manajer turut serta dalam

proses penentuan alokasi anggaran termasuk alokasi kompensasi dan cara

penentuan alokasi kompensasi yang diberikan kepada seluruh karyawan. Maiga

dan Jacobs (2007a) menyatakan bahwa dalam penganggaran partisipatif, jika

tingkat pencapaian anggaran dipandang sebagai outcome, kemampuan dan usaha

untuk mencapai anggaran dapat dilihat sebagai masukan, ketika kemampuan dan

usaha dicocokkan dengan tingkat pencapaian anggaran, keadilan distributif akan

terjadi. Partisipasi selama proses penganggaran tidak menjamin manajer akan

menerima anggaran yang mereka inginkan terutama saat langkanya sumber daya,

namun partisipasi penganggaran akan meningkatkan pemahaman mereka tentang

bagaimana anggaran tersebut didistribusikan (Wentzel, 2002). Greenberg (1993)

menyatakan pemahaman seperti itu mendorong keadilan informasional yang

merupakan suatu keadilan prosedural.

Persepsi keadilan distributif dan keadilan prosedural yang timbul dari

proses partisipasi penganggaran akan memengaruhi penerimaan pihak-pihak yang

Page 43: the influence of budgetary participation on managerial performance

27

terlibat dalam partisipasi tersebut, terhadap target-target yang ditetapkan dalam

anggaran. Penerimaan ini merupakan suatu kondisi yang mengarah pada

peningkatan kinerja (Lau dan Lim, 2002). Hanny (2013) menyatakan bahwa

persepsi keadilan dapat meningkatkan kinerja manajerial, karena mereka percaya

bahwa anggaran telah dibuat serasional mungkin, sehingga dorongan atau

motivasi yang mereka miliki untuk memenuhi anggaran tersebut juga meningkat.

Wentzel (2002) juga menyatakan bahwa hasil studi sebelumnya (Brockner et al.

1994; Lind et al. 1990; Early dan Lind 1987) menunjukkan bahwa keadilan

persepsian memiliki hubungan positif dengan kinerja.

Hasil penelitian Wentzel (2002) menunjukkan bahwa persepsi keadilan

individual meningkat seiring peningkatan keterlibatan dalam proses

penganggaran. Hasil penelitian Maiga dan Jacobs (2007a) juga menunjukkan hal

serupa yaitu partisipasi penganggaran memengaruhi keadilan distributif dan

keadilan prosedural secara positif. Byrne dan Damon (2008), serta Lau dan Lim

(2002) menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara persepsi keadilan dan

kinerja.

H1: Partisipasi penganggaran berpengaruh pada kinerja manajerial dengan

keadilan distributif sebagai variabel pemediasi.

H2: Partisipasi penganggaran berpengaruh pada kinerja manajerial dengan

keadilan prosedural sebagai variabel pemediasi.

Komitmen anggaran dalam konteks penganggaran menjadi penting karena

produktifitas dari manajer ditentukan (sebagian besar) dari apakah organisasi

mencapai tujuan finansialnya (Wentzel, 2002). Sields dan Sields (1998) dalam

Page 44: the influence of budgetary participation on managerial performance

28

Indarto dan Ayu (2011) menemukan bukti bahwa partisipasi akan meningkatkan

kepercayaan bawahan, pengendalian, dan keterlibatan diri dengan organisasi,

sehingga bawahan dapat menerima dan mempunyai komitmen terhadap anggaran

yang disusun. Damayanti (2007) menyatakan keterlibatan bawahan ini akan dapat

menumbuhkan sikap mau menerima, berkomitmen yang lebih, dan penentuan

untuk mencapai tujuan. Damayanti (2007) menambahkan, sikap mau bekerja sama

dari bawahan dikarenakan oleh bawahan merasakan adanya keterlibatan (merasa

memiliki), dan ikut merasakan menjadi bagian dari perusahaan. Chong dan Chong

(2002) menemukan bahwa partisipasi penganggaran berhubungan positif dengan

komitmen tujuan anggaran. Penelitian yang dilakukan oleh Argyris (1952), Becker

dan Green (1962), Hofstede(1968) dalam Indarto dan Ayu (2011) juga

mengemukakan hal yang senada yaitu bahwa partisipasi anggaran memotivasi

karyawan untuk menerima dan mempunyai komitmen terhadap tujuan anggaran yang

telah disusun secara bersama antara karyawan dan atasan.

Klein et al. (1999) dalam Yenti (2003) memberikan suatu ilustrasi bahwa

kinerja yang tinggi hanya muncul ketika kesulitan tugas dan komitmen terhadap

tujuan tinggi. Magner et al. (1996) dalam Maiga dan Jacobs (2007a) juga

menyatakan bahwa bawahan yang berkomitmen tinggi kepada tujuan anggaran

mereka, mencari interaksi dengan orang-orang yang memiliki pengetahuan

mengenai lingkungan kerja mereka, tujuan kinerja, strategi tugas, dan masalah-

masalah lainnya yang memiliki pengaruh penting kepada kinerja. Tingginya

komitmen terhadap tujuan anggaran akan mempermudah penerimaan anggaran

tersebut meskipun sulit untuk dicapai, dengan demikian tingkat kinerja akan

meningkat (Indarto dan Ayu, 2011). Kesimpulan yang dapat diambil bahwa kinerja

Page 45: the influence of budgetary participation on managerial performance

29

adalah fungsi utama dari pencapaian tujuan dan komitmen tujuan anggaran

merupakan alat untuk memprediksinya (Locke, 1968; Locke dkk., 1981; Locke dan

Latham, 1990; Wofford dkk., 1992; dalam Indarto dan Ayu, 2011). Wentzel (2002)

menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara komitmen tujuan anggaran

manajer dan kinerja. Hasil penelitian Chong dan Chong (2002) memberikan

dukungan pada adanya pengaruh komitmen tujuan anggaran dan informasi

partisipasi penganggaran terhadap kinerja. Maiga dan Jacobs (2007b) menemukan

hubungan positif signifikan antara komitmen tujuan anggaran dan kinerja

manajerial.

H3: Partisipasi penganggaran berpengaruh pada kinerja manajerial dengan

komitmen tujuan anggaran sebagai variabel pemediasi.

Page 46: the influence of budgetary participation on managerial performance

30

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah rencana menyeluruh dari penelitian yang

mencakup seluruh hal yang akan dilakukan oleh peneliti mulai dari membuat

hipotesis dan implikasinya secara operasional sampai pada analisis akhir data

yang selanjutnya disimpulkan dan diberikan saran.

Data penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh secara

langsung dari sumber aslinya baik dengan kuesioner maupun wawancara

langsung. Metode yang digunakan untuk memperoleh data primer dalam

penelitian ini adalah metode dokumentasi dan metode survei, dengan

menggunakan kuesioner yang merupakan daftar pertanyaan terstruktur yang

ditujukan kepada manajer tingkat menengah (setingkat kabag/kasubag/kepala

seksi/kepala unit).

Terdapat 3 (tiga) jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu

variabel bebas, variabel terikat, dan variabel mediasi. Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah partisipasi penganggaran, variabel terikat dalam penelitian ini

adalah kinerja manajerial, dan variabel mediasi dalam penelitian ini adalah

keadilan distributif, keadilan prosedural, dan komitmen tujuan anggaran.

Rancangan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Page 47: the influence of budgetary participation on managerial performance

31

Gambar 4.1 Rancangan Penelitian

Masalah Penelitian

Rumusan Masalah

Hipotesis

Variabel PenelitianPartisipasi penganggaran, kinerja manajerial, keadilan distributif,

keadilan prosedural, komitmen tujuan anggaran

Instrumen PenelitianKuesioner yang telah diujivaliditas dan reliabilitasnya

Penentuan RespondenKaryawan Setingkat kabag/kasubag/kepala seksi/kepalaunit

PengumpulanData

Analisis Data

Pembahasan danInterpretasi Hasil

Kesimpulan danSaran

Page 48: the influence of budgetary participation on managerial performance

32

4.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan pada RSUP Sanglah di Provinsi Bali yang

merupakan instansi pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat.

4.3 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada hubungan antara partisipasi

penganggaran, kinerja manajerial, keadilan distributif, keadilan prosedural, dan

komitmen tujuan anggaran.

4.4 Penentuan Sumber Data

4.4.1 Sumber Data

Berdasarkan sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

sebagai berikut:

1) Data primer, merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya

diamati dan dicatat untuk pertama kalinya (Sugiyono, 2007). Data primer

dalam penelitian ini berupa hasil jawaban responden atas pernyataan

dalam kuesioner mengenai partisipasi penganggaran, hasil jawaban

responden atas pernyataan dalam kuesioner mengenai kinerja manajerial,

hasil jawaban responden atas pernyataan dalam kuesioner mengenai

keadilan distributif, hasil jawaban responden atas pernyataan dalam

kuesioner mengenai keadilan prosedural, dan hasil jawaban responden atas

pernyataan dalam kuesioner mengenai komitmen tujuan anggaran.

Page 49: the influence of budgetary participation on managerial performance

33

2) Data sekunder, merupakan data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi

yang dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain (Sugiyono, 2007). Data

sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data mengenai

rumah sakit pemerintah yang telah memiliki standar akreditasi JCI di Bali.

4.4.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Sampel

adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan di RSUP

Sanglah. Sampel diambil dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu

metode pengambilan sampel yang dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian yang

ditetapkan. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Karyawan yang memiliki jabatan (kepala bidang/kepala bagian/kepala unit

dan kepala sub bidang/kepala sub bagian/kepala sub unit).

2) Telah menduduki jabatan tersebut minimal 1 tahun.

3) Terlibat dalam proses penyusunan anggaran.

Persyaratan ini digunakan karena pada umumnya anggaran dibuat satu

tahun sekali, sehingga setidaknya karyawan yang memiliki jabatan (kepala

bidang/kepala bagian/kepala unit dan kepala sub bidang/kepala sub bagian/kepala

sub unit) yang ikut dalam proses penyusunan anggaran tersebut telah memiliki

pengalaman di dalam proses penyusunan angggaran yang menjadi tanggung

jawabnya.

Page 50: the influence of budgetary participation on managerial performance

34

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan kriteria yang

telah ditetapkan dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1 Jumlah Sampel Penelitian

No. Nama Jabatan Jumlah (Orang)1 Kepala Bidang 32 Kepala Bagian 73 Kepala Unit 24 Kepala Seksi 85 Kepala Sub Bagian 17

Total 37Sumber: Data diolah, 2013

4.5 Variabel Penelitian

4.5.1 Identifikasi Variabel

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka

variabel-variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Variabel bebas (independent) adalah variabel yang memengaruhi atau

menjadi penyebab perubahan atau timbulnya variabel dependen

(Sugiyono, 2007). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah partisipasi

penganggaran (X1).

2) Variabel terikat (dependent) adalah variabel yang dipengaruhi atau

menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2007). Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah kinerja manajerial (Y).

3) Variabel mediasi (intervening) adalah variabel yang dipengaruhi oleh

suatu variabel dan memengaruhi variabel yang lain. Variabel mediasi

dalam penelitian ini adalah keadilan distributif (X2), keadilan prosedural

(X3), dan komitmen tujuan anggaran (X4).

Page 51: the influence of budgetary participation on managerial performance

35

4.5.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1) Variabel Bebas

Partisipasi penganggaran (X1) adalah seberapa jauh partisipasi keterlibatan

dan pengaruh manajer tingkat menengah pada RSUP Sanglah, baik secara

periodik maupun tahunan. Partisipasi penyusunan anggaran diukur dengan

menggunakan pernyataan yang menggambarkan keikutsertaan dalam penyusunan

anggaran, permintaan tentang anggaran ke pimpinan, pembuatan rencana dalam

anggaran akhir (final), kontribusi terhadap anggaran, pendapat atau usulan pada

saat anggaran (RKA) sedang disusun. Instrumen yang digunakan untuk

mengukur partisipasi penganggaran ini diadopsi dari penelitian Milani (1975)

dalam Adrianto (2008).

2) Variabel Terikat

Kinerja manajerial (Y) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kegiatan-kegiatan manajerial yang meliputi: perencanaan, investigasi,

pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pengaturan staf, negosiasi dan

perwakilan atau representasi (Mahoney, 1993). Instrumen yang digunakan untuk

mengukur kinerja manajerial ini diadopsi dari penelitian Adrianto (2008).

3) Variabel Mediasi

Keadilan disributif (X2) berkaitan dengan outcome karena penekanannya

adalah pada distribusi yang diterima, terlepas bagaimana distribusi itu ditentukan

(Magner dan Johnson, 1995). Instrumen yang digunakan untuk mengukur

keadilan distributif ini diadopsi dari penelitian Magner dan Johnson (1995).

Page 52: the influence of budgetary participation on managerial performance

36

Keadilan prosedural (X3) menguji pengaruh prosedur pengambilan suatu

keputusan terhadap sikap dan perilaku (Walker, et al., 1974). Thibaut dan Walker

(1975) menyatakan bahwa proses pengambilan keputusan dapat sangat

berpengaruh terhadap penerimaan mengenai hasil suatu keputusan. Oleh karena

itu, ada kalanya seseorang tidak setuju dengan hasil suatu keputusan tetapi dapat

menerima keputusan tersebut karena proses pengambilan keputusan yang

dilakukan dengan adil. Instrumen yang digunakan untuk mengukur keadilan

prosedural ini diadaptasi dari penelitian Magner dan Johnson (1995).

Komitmen tujuan anggaran (X4) didefinisikan sebagai determinasi

seseorang untuk mencapai sasaran (Locke & Latham, 1981). Instrumen yang

digunakan untuk mengukur komitmen tujuan anggaran adalah tiga item skala

Latham dan Steele (1983) yang diadopsi oleh Wentzel (2002).

4.6 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Partial Least

Square (PLS) dengan menggunakan solfware SmartPLS. PLS adalah model

persamaan struktural (SEM) yang berbasis komponen atau varian (variance).

Menurut Ghozali (2006) PLS merupakan pendekatan alternatif yang bergeser dari

pendekatan SEM berbasis covariance menjadi berbasis varian. SEM yang

berbasis kovarian umumnya menguji kausalitas/teori sedangkan PLS lebih bersifat

predictive model.

Wold dalam Wiyono (2011:395) menyatakan PLS merupakan metode

analisis yang powerfull karena tidak didasarkan pada banyak asumsi. Misalnya,

Page 53: the influence of budgetary participation on managerial performance

37

data harus terdistribusi normal dan sampel yang tidak harus besar. Selain dapat

digunakan untuk mengkonfirmasi teori, PLS juga dapat digunakan untuk

menjelaskan ada tidaknya hubungan antar variabel laten. PLS dapat sekaligus

menganalisis konstruk yang dibentuk dengan indikator reflektif dan formatif. Hal

ini tidak dapat dilakukan oleh SEM yang berbasis kovarian karena akan menjadi

unidentified model. Langkah-langkah analisis PLS sebagai berikut:

1) Merancang Model Struktural (inner model)

Perancangan model struktural hubungan antara variabel laten pada PLS

didasarkan pada rumusan masalah atau hipotesis penelitian (Gambar 3.2

Konsep Penelitian).

2) Merancang Model Pengukuran (outer model)

Perancangan model pengukuran dalam PLS sangat penting karena terkait

dengan apakah indikator bersifat reflektif atau formatif. Model reflektif

secara matematis menempatkan indikator sebagai sub-variabel yang

dipengaruhi oleh variabel laten, sehingga indikator-indikator tersebut bisa

dikatakan dipengaruhi oleh faktor yang sama yaitu variabel latennya.

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model reflektif dengan

asumsi semua indikator seolah-olah dipengaruhi variabel laten.

3) Mengkonstruksi diagram Jalur

Ilustrasi Model dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Page 54: the influence of budgetary participation on managerial performance

38

Gambar 4.2 Ilustrasi model penelitian

4) Konversi diagram Jalur ke dalam Sistem Persamaan

a. Evaluasi Outer Model

Wiyono (2011:398) menyatakan evaluasi outer model digunakan untuk

menspesifikasi hubungan antara variabel laten dengan indikatornya.

Model persamaan dalam Outer model yaitu :

X = Xξ +εX

Y = yη+εy

Keterangan :

X dan Y = Indikator untuk variabel laten eksogen dan endogenξ = variabel eksogenη = variabel endogenε = kesalahan pengukuran

λ

Y1

Y2

Y3

Y4

Y5

Y6

Y7

Y8

Y9

Y10

ε17

ε18

ε19

ε20

ε21

ε22

ε23

ε24

ε25

εY26

γ5

γ3

γ2

γ1

ε6

ε7

ε8

ε9

ε10

ε11

ε12

ε13

λ

λ

λ

δ2

δ3

δ4

δ5

δ1

KeadilanDistributif(X2) )( η1)

KeadilanProsedural(X3) (η2)

KomitmenTujuanAnggaran(X4)( (η3)

X1.1

X1.2

X1.3

X1.4

X1.5

PartisipasiPenganggaran (X1)( ξ1)

λ

X2.1 X2.21 X2.3 X2.4 X2.5

X3.1

X3.2

X3.3

X3.4

X3.5

X3.6

X3.7

X3.8

X3.2

ε1 ε2 ε3 ε4 ε5

γ4

γ6

KinerjaManajerial(Y)( η4)

X4.1 X4.2 X4.3

ε14 ε15 ε16

Page 55: the influence of budgetary participation on managerial performance

39

Persamaan outer model penelitian :

1. Variabel Partisipasi Penganggaranx1.1 = λx1.1 ξ1 + δ1x1.2 = λx1.2 ξ1 + δ2x1.3 = λx1.3 ξ1 + δ3x1.4 = λx1.4 ξ1 + δ4x1.5 = λx1.5 ξ1 + δ5

2. Variabel Keadilan Distributifx2.1 = λx2.1 η1 + ε1x2.2 = λx2.2 η1 + ε2x2.3 = λx2.3 η1 + ε3x2.4 = λx2.4 η1 + ε4x2.5 = λx2.5 η1 + ε5

3. Variabel Keadilan Proseduralx3.1 = λx3.1 η2 + ε6x3.2 = λx3.3 η2 + ε7x3.3 = λx3.3 η2 + ε8x3.4 = λx3.4 η2 + ε9x3.5 = λx3.5 η2 + ε10x3.6= λx3.5 η2 + ε11x3.7 = λx3.5 η2 + ε12x3.8 = λx3.5 η2 + ε13

4. Variabel Komitmen Tujuan Anggaranx4.1 = λx4.1 η3 + ε14x4.2 = λx4.4 η3 + ε15x4.4 = λx4.4 η3 + ε16

5. Variabel Kinerja Manajerialy.1 = λy.1 η4 + ε17y.2 = λy.3 η4 + ε18y.3 = λy.3 η4 + ε19y.4 = λy.4 η4 + ε20y.5 = λy.5 η4 + ε21y.6= λy.6 η4 + ε22y.7 = λy.7 η4 + ε23y.8 = λy.8 η4 + ε24y.9 = λy.9 η4 + ε25y.10 = λy.10 η4 + ε26

Page 56: the influence of budgetary participation on managerial performance

40

Persamaan Inner Model penelitian:

η1 = γ1ξ1 + γ2ξ2 + ζ1η2 = β1η1 + γ3ξ1 + γ4ξ2 + ζ2

Keterangan :

η = Variabel laten endogenξ = Variabel laten eksogen

b. Evaluasi Inner Model

Wiyono (2011:399) menyatakan evaluasi inner model digunakan untuk

menspesifikasi hubungan antar variabel laten yang satu dengan

variabel laten yang lainnya dengan tingkat signifikansi 5 %. Persamaan

yang digunakan dalam inner model yaitu :

ηj = Σiβ ji ηi + Σ I γ jb ξb + ζj

Keterangan :η = Variabel laten endogenξ = Varibel laten eksogenβji= Koefisien jalur yang menghubungkan satu variabel latenendogen dengan endogen yang lain.ζ = Variabel inner residual.

5) Estimasi

Nilai estimasi koefisien jalur antara konstruk harus memiliki nilai

yang signifikan. Signifikansi hubungan dapat diperoleh dengan prosedur

Bootstapping. Nilai yang dihasilkan berupa nilai t-hitung yang kemudian

dibandingkan dengan t-tabel. Apabila nilai t-hitung > t-tabel (2,0423) pada

taraf signifikansi ( 2,5%, DF = 30) maka nilai estimasi koefisien jalur

tersebut signifikan.

Page 57: the influence of budgetary participation on managerial performance

41

6) Goodness of fit

Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap kesesuaian model melalui

berbagai kriteria goodness of fit. Goodness of fit dalam PLS dibagi atas dua

bagian yaitu sebagai berikut.

a. Outer Model

Wiyono (2011:403) menyatakan kriteria penilaian yang digunakan dalam

menilai indikator adalah :

a. Convergent validity nilai loading factor 0,50 sampai 0,60.

b. Discriminant validity nilai korelasi cross loading dengan variabel

latennya harus lebih besar dibandingkan dengan korelasi terhadap

variabel laten yang lain.

c. Nilai AVE harus diatas 0,50.

d. Nilai composite reliability yang baik apabila memiliki nilai ≥0,70.

b. Inner Model

Goodness of fit pada inner model diukur menggunakan R square variabel

laten dependen, Q square predictive relevance untuk model struktural

yang digunakan untuk mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan

oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q square > 0

menunjukkan model memiliki predictive relevance yang baik, sebaliknya

jika nilai Q square ≤ 0 menunjukkan model kurang memiliki predictive

relevance.

Page 58: the influence of budgetary participation on managerial performance

42

Nilai predictive-relevance diperoleh dengan rumus:

Q2 = 1 – (1-R12) (1-R2

2) (1-R32) (1-R4

2)

Keterangan :R1

2 = R square keadilan distributifR2

2 = R square keadilan proseduralR3

2 = R square komitmen tujuan anggaranR4

2 = R square kinerja manajerial

7) Pengujian Hipotesis

Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada pengujian inner model yaitu :

a. t statistic

Apabila koefisien t statistic menunjukan koefisien yang lebih besar dari t

tabel, hasil ini menggambarkan variabel tersebut signifikan, maka dapat

diartikan bahwa terdapat pengaruh yang bermakna pada variabel laten

terhadap variabel laten lainnya.

b. Path Coefficients

Nilai path coefficients menunjukkan koefisien hubungan antara variabel

laten dengan variabel laten lainnya. Sedangkan besarnya pengaruh total

variabel laten terhadap variabel laten lainnya (total effect) diperoleh

melalui hasil tambah antara pengaruh langsung (direct effect) dengan

pengaruh tidak langsung (indirect effect) yang dimiliki.

Page 59: the influence of budgetary participation on managerial performance

43

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Tingkat Pengembalian Kuesioner

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 37 orang dan kuesioner disebarkan ke

seluruh sampel. Kuesioner yang kembali sebanyak 37 buah dengan 2 buah

kuesioner yang tidak diisi lengkap. Total kuesioner yang kembali dan layak

digunakan adalah sebanyak 35 buah (94,6%).

Tabel 5.1 Jumlah Sampel dan Tingkat Pengembalian Kuesioner

Kuesioner yang disebar 37Kuesioner yang kembali (response rate) 37 (100%)Kuesioner yang tidak lengkap (2)Total kuesioner yang kembali dan dapat digunakan(useable response rate)

35 (94,6%)

Sumber: Data diolah, 2013

Data karakteristik responden adalah sebagai berikut :

1) Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin responden dapat digunakan sebagai acuan untuk mengetahui

keterlibatan gender dari responden dalam pembuatan keputusan pada proses

penganggaran. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat

pada Tabel 5.2 sebagai berikut:

Page 60: the influence of budgetary participation on managerial performance

44

Tabel 5.2 : Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase (%)Pria 20 57,1 %

Wanita 15 42,9 %Jumlah 35 100 %

Sumber: Data diolah, 2013

Berdasarkan Tabel 5.2, dari total 35 responden, responden yang berjenis kelamin

pria sebanyak 20 orang (57,1%) sedangkan responden berjenis kelamin wanita

sebanyak 15 orang (42,9%). Hal ini mengindikasikan bahwa keterlibatan gender

dalam proses penganggaran sudah merata.

2) Profil Responden Berdasarkan Umur

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada

Tabel 5.3 sebagai berikut :

Tabel 5.3 : Profil Responden Berdasarkan Umur

Umur Jumlah Responden Persentase (%)35-39 5 14,3 %40-44 11 31,4 %>44 19 54,3 %

Jumlah 35 100%Sumber: Data diolah, 2013

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa responden terwakili pada semua kategori usia

profuktif, namun menyebar secara tidak merata. Responden paling banyak

berdasarkan umur berada diatas rentang 44 tahun yaitu 19 orang (54,3%).

Responden paling sedikit berdasarkan umur berada pada rentang 35 sampai

dengan 39 tahun, yaitu 5 orang (14,3%). Pada rentang usia tersebut, responden

dianggap memiliki stabilitas emosi yang baik, sehingga memiliki tingkat

Page 61: the influence of budgetary participation on managerial performance

45

penerimaan yang baik atas suatu prosedur. Selain itu dalam usia tersebut

diasumsikan bahwa responden dapat berkomunikasi dan mengambil keputusan

dengan lebih baik pada suatu proses penganggaran.

3) Profil Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan lama bekerja dapat dilihat

pada Tabel 5.4 sebagai berikut.

Tabel 5.4 : Profil Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Lama bekerja Jumlah Responden Persentase (%)1-5 tahun 4 11,4 %

6-10 Tahun 12 34,3 %>10 Tahun 19 54,3 %

Jumlah 35 100 %

Sumber: Data diolah, 2013

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa responden paling banyak berdasarkan lama

bekerja berada di atas 10 tahun yaitu 19 orang (54,3%), sedangkan responden

paling sedikit berada pada rentang 2 sampai dengan 5 tahun yaitu 4 orang

(11,4%). Dilihat dari profil responden berdasarkan lama bekerja dapat

diasumsikan bahwa sebagian besar responden sudah berpengalaman serta

memahami dengan baik lingkup kerja dan tanggung jawabnya pada proses

partisipasi penganggaran, sehingga diharapkan dapat memberikan jawaban yang

lebih objektif.

4) Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Page 62: the influence of budgetary participation on managerial performance

46

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat

dilihat pada Tabel 5.5 sebagai berikut :

Tabel 5.5 : Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan Terakhir Jumlah Responden Persentase (%)S1 23 65,7%S2 12 34,3%

Jumlah 35 100 %Sumber: Data diolah, 2013

Berdasarkan Tabel 5.5, responden dengan tingkat pendidikan terakhir S1 ada

sebanyak 23 orang (65,7%), dan responden dengan tingkat pendidikan terakhir S2

sebanyak 12 orang (34,3%). Berdasarkan data di atas diharapkan responden dapat

memberikan jawaban dengan lebih seksama dan objektif terhadap keadaan yang

sebenarnya atas pertanyaan dalam kuesioner yang disebarkan.

5.2 Hasil Uji Partial Least Square (PLS)

Uji PLS pada penelitian ini menggunakan evaluasi outer model dengan model

reflektif dan evaluasi inner model dengan tingkat signifikansi 5 %. Secara umum

hasil Uji PLS dapat dilihat pada gambar 5.1.

Page 63: the influence of budgetary participation on managerial performance

47

Gambar 5.1 Hasil Uji PLS

5.2.1 Goodness of fit

Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap kesesuaian model melalui berbagai

kriteria goodness of fit. Goodness of fit dalam PLS dibagi atas dua bagian yaitu

sebagai berikut.

a. Outer model

1) Uji Convergent Validity

Uji convergent validity dilakukan untuk mengetahui validitas dari indikator yang

digunakan. Indikator dinyatakan valid dengan nilai weights or loadings faktor

Page 64: the influence of budgetary participation on managerial performance

48

berkisar di atas 0,50. Uji weights or loadings faktor masing-masing variabel dapat

dilihat pada tabel 5.6 sebagai berikut:

Tabel 5.6 Uji Convergent Validity

PartisipasiPenganggaran

KeadilanDistributif

KeadilanProsedural

KomitmenTujuan

AnggaranKinerja

ManajerialKeterangan

X1.1 0.902803 ValidX1.2 0.853194 ValidX1.3 0.890733 ValidX1.4 0.900884 ValidX1.5 0.884971 ValidX2.1 0.880087 ValidX2.2 0.877227 ValidX2.3 0.898234 ValidX2.4 0.902019 ValidX2.5 0.893787 ValidX3.1 0.883374 ValidX3.2 0.905669 ValidX3.3 0.931244 ValidX3.4 0.899058 ValidX3.5 0.925430 ValidX3.6 0.911668 ValidX3.7 0.912619 ValidX3.8 0.898825 ValidX4.1 0.954611 ValidX4.2 0.933526 ValidX4.3 0.952067 ValidY.1 0.877279 ValidY.2 0.928020 ValidY.3 0.852513 ValidY.4 0.864027 ValidY.5 0.912448 ValidY.6 0.866891 ValidY.7 0.831131 ValidY.8 0.847956 ValidY.9 0.823442 ValidY.10 0.880887 Valid

Sumber: Lampiran 4 tabel Outer Model (Weights or Loadings)

Page 65: the influence of budgetary participation on managerial performance

49

Berdasarkan tabel 5.6, uji weights or loadings menunjukan nilai loading faktor

indikator Partisipasi Penganggaran berkisar antara 0,85 – 0,90, nilai loading

faktor indikator keadilan distributif berkisar antara 0,87 – 0,90, nilai loading

faktor indikator keadilan prosedural berkisar antara 0,88 – 0,93, nilai loading

faktor indikator komitmen tujuan anggaran berkisar antara 0,93 – 0,95, dan nilai

loading faktor indikator kinerja manajerial berkisar antara 0,82 – 0,92. Seluruh

indikator dinyatakan valid karena nilai loading faktornya berkisar di atas 0,50.

2) Uji discriminant validity

Uji discriminant validity dilakukan untuk mengetahui korelasi antara tiap

indikator dengan semua variabel laten yang ada. Seluruh indikator dinyatakan

valid jika nilai korelasi cross loading seluruh indikator yang digunakan dalam

membentuk variabel laten, lebih besar dibandingkan dengan korelasi terhadap

variabel laten yang lain. Nilai korelasi cross loading masing-masing variabel

dijelaskan pada tabel 5.7.

Page 66: the influence of budgetary participation on managerial performance

50

Tabel 5.7 Uji discriminant validity

PartisipasiPenganggaran

KeadilanDistributif

KeadilanProsedural

KomitmenTujuan

AnggaranKinerja

Manajerial Keterangan

X1.1 0.9028030 0.6320650 0.8396510 0.8275680 0.8687020 Valid

X1.2 0.8531940 0.6160330 0.7610530 0.7232870 0.7804030 Valid

X1.3 0.8907330 0.7053580 0.8071260 0.7860070 0.8470410 Valid

X1.4 0.9008840 0.6845400 0.7688160 0.7845570 0.8127580 Valid

X1.5 0.8849710 0.5127600 0.7519840 0.6845510 0.7739920 Valid

X2.1 0.6353980 0.8800870 0.7588130 0.8001930 0.7409530 Valid

X2.2 0.6417700 0.8772270 0.6642910 0.7403940 0.7383680 Valid

X2.3 0.5840500 0.8982340 0.5745570 0.7007240 0.6530390 Valid

X2.4 0.6930970 0.9020190 0.6518080 0.7225350 0.7478750 Valid

X2.5 0.6168500 0.8937870 0.6131850 0.7182050 0.7317630 Valid

X3.1 0.8151520 0.6249680 0.8833740 0.8071950 0.8364160 Valid

X3.2 0.7854390 0.6695060 0.9056690 0.7898990 0.8142070 Valid

X3.3 0.7834450 0.6707500 0.9312440 0.8238700 0.8045080 Valid

X3.4 0.7889240 0.6777690 0.8990580 0.8321880 0.8163510 Valid

X3.5 0.8344470 0.7348650 0.9254300 0.8414310 0.8331370 Valid

X3.6 0.8024400 0.7039280 0.9116680 0.8272560 0.8365260 Valid

X3.7 0.7635970 0.6252070 0.9126190 0.8166810 0.8024910 Valid

X3.8 0.8691630 0.6336490 0.8988250 0.8234430 0.8535470 Valid

X4.1 0.8369070 0.8101440 0.8820670 0.9546110 0.8935700 Valid

X4.2 0.7817900 0.7341100 0.7928370 0.9335260 0.8642340 Valid

X4.3 0.8267720 0.8055500 0.8876060 0.9520670 0.9116710 Valid

Y.1 0.7194910 0.6824760 0.8193770 0.8346600 0.8772790 Valid

Y.2 0.8504920 0.7549850 0.8245700 0.8703630 0.9280200 Valid

Y.3 0.7089670 0.7460150 0.7980430 0.8718220 0.8825130 Valid

Y.4 0.8060400 0.6751330 0.8472800 0.8263420 0.8640270 Valid

Y.5 0.8713770 0.7536700 0.8520950 0.9113510 0.9124480 Valid

Y.6 0.8331240 0.7186560 0.7615330 0.7622430 0.8668910 Valid

Y.7 0.8353130 0.7267220 0.7809580 0.7660970 0.8511310 Valid

Y.8 0.8275920 0.6940670 0.7161380 0.7859830 0.8479560 Valid

Y.9 0.8159750 0.5529830 0.6878730 0.7168140 0.8234420 Valid

Y.10 0.7620300 0.7437870 0.7850230 0.7984650 0.8808870 ValidSumber: Lampiran 4 Tabel Cross Loadings

Page 67: the influence of budgetary participation on managerial performance

51

Berdasarkan tabel 5.7, uji discriminant validity menunjukan nilai korelasi cross

loading seluruh indikator partisipasi penganggaran terhadap variabel latennya

lebih besar dari nilai korelasi cross loading variabel laten lainnya karena berkisar

antara 0,85 – 0,90, maka seluruh indikator partisipasi penganggaran dinyatakan

valid. Nilai korelasi cross loading seluruh indikator keadilan distributif terhadap

variabel latennya lebih besar dari nilai korelasi cross loading variabel laten

lainnya karena berkisar antara 0,87 – 0,90, maka seluruh indikator keadilan

distributif dinyatakan valid. Nilai korelasi cross loading seluruh indikator

keadilan prosedural terhadap variabel latennya lebih besar dari nilai korelasi cross

loading variabel laten lainnya karena berkisar antara 0,88 – 0,93, maka seluruh

indikator keadilan prosedural dinyatakan valid. Nilai korelasi cross loading

seluruh indikator komitmen tujuan anggaran terhadap variabel latennya lebih

besar dari nilai korelasi cross loading variabel laten lainnya karena berkisar antara

0,93 – 0,95, maka seluruh indikator komitmen tujuan anggaran dinyatakan valid.

Nilai korelasi cross loading seluruh indikator kinerja manajerial terhadap variabel

latennya lebih besar dari nilai korelasi cross loading variabel laten lainnya karena

berkisar antara 0,82 – 0,93, maka seluruh indikator kinerja manajerial dinyatakan

valid.

3) Average Variance Extracted (AVE)

Uji Average Variance Extracted (AVE) dilakukan untuk mengetahui nilai yang

menunjukkan besarnya varian indikator yang dikandung oleh variabel. Nilai AVE

seluruh variabel dinyatakan valid apabila nilai AVE berkisar di atas 0,5. Nilai

AVE masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel 5.8 sebagai berikut:

Page 68: the influence of budgetary participation on managerial performance

52

Tabel 5.8 Average Variance Extracted (AVE)

Variabel AVE Keterangan

Partisipasi Penganggaran 0.786230 ValidKeadilan Distributif 0.792680 ValidKeadilan Prosedural 0.825553 ValidKomitmen Tujuan Anggaran 0.896395 ValidKinerja Manajerial 0.755205 Valid

Sumber: Lampiran 4 Tabel AVE

Berdasarkan tabel 5.8, hasil uji Average Variance Extracted (AVE) menunjukkan

nilai AVE partisipasi penganggaran sebesar 0,79, nilai AVE keadilan distributif

sebesar 0,79, nilai AVE keadilan prosedural sebesar 0,83, nilai AVE komitmen

tujuan anggaran sebesar 0,90, dan nilai AVE kinerja manajerial sebesar 0,76. Nilai

AVE seluruh variabel lebih besar dari 0,5. Hal ini berarti seluruh variabel dapat

dikatakan valid.

4) Composite Reliability

Uji composite reliability dilakukan untuk mengetahui nilai yang menunjukkan

sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya untuk digunakan. Seluruh variabel

dinyatakan reliable apabila nilai loading-nya di atas 0.70. Nilai composite

reliability masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel 5.9 sebagai berikut.

Tabel 5.9 Composite Reliability

Variabel CompositeReliability Keterangan

Page 69: the influence of budgetary participation on managerial performance

53

Partisipasi Penganggaran 0.948407 ReliableKeadilan Distributif 0.950286 ReliableKeadilan Prosedural 0.974260 ReliableKomitmen Tujuan Anggaran 0.962899 ReliableKinerja Manajerial 0.968564 Reliable

Sumber: Lampiran 4 Tabel Composite Reliability

Berdasarkan tabel 5.9, hasil uji composite reliability menunjukan bahwa nilai

composite reliability variabel partisipasi penganggaran sebesar 0,95, nilai

composite reliability variabel keadilan distributif sebesar 0,95, nilai composite

reliability variabel keadilan prosedural sebesar 0,97, nilai composite reliability

variabel komitmen tujuan anggaran sebesar 0,96, dan nilai composite reliability

variabel kinerja manajerial sebesar 0,97. Hal ini berarti seluruh variabel dapat

dikatakan reliable karena memiliki nilai composite reliability lebih besar dari

0,70.

b. Evaluasi Inner Model

Evaluasi inner model dilakukan dengan uji bootstrapping yang menghasilkan nilai

koefisien determinasi R square, Q square, path coefficients, latent variable

correlations. Hasil evaluasi inner model dijelaskan sebagai berikut.

1) Koefisien Determinasi R Square

R Square berfungsi untuk melihat nilai signifikansi dari variabel laten.

Tabel 5.10 R2 Variabel Latent Endogen

Page 70: the influence of budgetary participation on managerial performance

54

Variabel R SquareKeadilan Distributif 0.510250Keadilan Prosedural 0.787772

Komitmen Tujuan Anggaran 0.742027Kinerja Manajerial 0.907795

Sumber: Lampiran 5 Tabel R Square

Berdasarkan tabel 5.10, koefisien determinasi R Square menunjukkan bahwa

kinerja manajerial mampu dijelaskan oleh partisipasi penganggaran, keadilan

distributif, keadilan prosedural, dan komitmen tujuan anggaran sebesar 90,8%,

sisanya 9,2% dijelaskan faktor lain yang tidak ada dalam model. Keadilan

distributif mampu dijelaskan oleh partisipasi penganggaran sebesar 51%, sisanya

dijelaskan oleh faktor lain diluar model sebesar 49%. Keadilan prosedural mampu

dijelaskan oleh partisipasi penganggaran sebesar 79%, sisanya dijelaskan oleh

faktor lain diluar model sebesar 21%. Komitmen tujuan anggaran mampu

dijelaskan oleh partisipasi penganggaran sebesar 74%, sisanya dijelaskan oleh

faktor lain diluar model sebesar 26%.

2) Q Square

Suatu model dianggap mempunyai nilai predictive yang relevan jika nilai Q

square lebih besar dari 0 ( >0). Nilai predictive-relevance diperoleh dengan rumus

sebagai berikut.

Q2 = 1 – (1-R12) (1-R2

2) (1-R32) (1-R4

2)

Q2 = 1 – (1-0,52) (1-0,82) (1-0,72) (1-0,92)

Q2 = 1 – (1-0,25) (1-0,64) (1-0,49) (1-0,81)

Q2 = 1 – (0,75) (0,36) (0,51) (0,19)

Q2 = 0,97

Page 71: the influence of budgetary participation on managerial performance

55

Hasil perhitungan Q square pada penelitian ini adalah 0,97. Hal ini berarti model

dalam penelitian ini layak untuk menjelaskan variabel endogen yaitu kinerja

manajerial.

5.2.2 Pengujian Hipotesis

1) t-Statistic

Variabel eksogen dinyatakan signifikan pada variabel endogennya apabila hasil t-

statistic lebih besar dari t-tabel 2,0423 ( tingkat signifikasi 2,5 %, DF=30 ). Hasil

t-statistic masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel 5.11 sebagai berikut.

Tabel 5.11 t-statistic

t-Statistics(|O/STERR|) t-Tabel Keterangan

Keadilan Distributif ->Kinerja Manajerial 1.892343 2,0423 Tidak Signifikan

Keadilan Prosedural ->Kinerja Manajerial 6.345701 2,0423 SignifikanKomitmen Tujuan

Anggaran -> KinerjaManajerial 7.087510 2,0423 SignifikanPartisipasi

Penganggaran ->Keadilan Distributif 7.747394 2,0423 Signifikan

PartisipasiPenganggaran ->

Keadilan Prosedural 45.690833 2,0423 SignifikanPartisipasi

Penganggaran ->Komitmen Tujuan

Anggaran 32.828849 2,0423 SignifikanPartisipasi

Penganggaran ->Kinerja Manajerial 40.135519 2,0423 Signifikan

Sumber: Lampiran 5 Tabel Total Effects (Mean, STDEV, T-Values)

Pada tabel 5.11, nilai t-statistic keadilan distributif pada kinerja manajerial sebesar

1,89 lebih kecil dari pada t-tabel 2,0423. Hasil ini menjelaskan bahwa keadilan

distributif tidak berpengaruh signifikan pada kinerja manajerial. Nilai t-statistic

Page 72: the influence of budgetary participation on managerial performance

56

keadilan prosedural pada kinerja manajerial sebesar 6,35 lebih besar dari pada t-

tabel 2,0423. Hasil ini menjelaskan bahwa keadilan prosedural berpengaruh

signifikan pada kinerja manajerial. Nilai t-statistic komitmen tujuan anggaran

pada kinerja manajerial sebesar 7,09 lebih besar dari pada t-tabel 2,0423. Hasil ini

menjelaskan bahwa komitmen tujuan anggaran berpengaruh signifikan pada

kinerja manajerial. Nilai t-statistic partisipasi penganggaran pada keadilan

distributif sebesar 7,75 lebih besar dari pada t-tabel 2,0423. Hasil ini menjelaskan

bahwa partisipasi penganggaran berpengaruh signifikan pada keadilan distributif.

Nilai t-statistic partisipasi penganggaran pada keadilan prosedural sebesar 45,69

lebih besar dari pada t-tabel 2,0423. Hasil ini menjelaskan bahwa partisipasi

penganggaran berpengaruh signifikan pada keadilan prosedural. Nilai t-statistic

partisipasi penganggaran pada komitmen tujuan anggaran sebesar 32,83 lebih

besar dari pada t-tabel 2,0423. Hasil ini menjelaskan bahwa partisipasi

penganggaran berpengaruh signifikan pada komitmen tujuan anggaran. Nilai t-

statistic partisipasi penganggaran pada kinerja manajerial sebesar 40,14 lebih

besar dari pada t-tabel 2,0423. Hasil ini menjelaskan bahwa partisipasi

penganggaran berpengaruh signifikan pada kinerja manajerial.

2) Path Coefficients

Tabel 5.12 Path Coefficients

Page 73: the influence of budgetary participation on managerial performance

57

KeadilanDistributif

KeadilanProsedural

KomitmenTujuan

AnggaranKinerja

ManajerialTotalEffect

KeadilanDistributif 0.125016 0.932024Keadilan

Prosedural 0.328829 1,133695Komitmen

TujuanAnggaran 0.538161 1,306022Partisipasi

Penganggaran 0.712621 0.884228 0.860498 0.842935Sumber: Lampiran 5 Tabel Path Coefficients

Berdasarkan tabel 5.12, hasil path coefficients menunjukkan partisipasi

penganggaran berpengaruh pada kinerja manajerial sebesar 0,843. Namun apabila

melalui variabel keadilan distributif maka pengaruh variabel partisipasi

penganggaran pada variabel kinerja manajerial menjadi 0.932. Pengaruh total

antara partisipasi penganggaran terhadap kinerja manajerial melalui variabel

keadilan distributif diperoleh dengan mengalikan pengaruh tidak langsung

variabel partisipasi penganggaran ke variabel keadilan distributif sebesar 0.713

dengan pengaruh tidak langsung variabel keadilan distributif ke variabel kinerja

manajerial sebesar 0,125, lalu hasil kali tersebut dijumlahkan dengan pengaruh

langsung variabel partisipasi penganggaran ke variabel kinerja manajerial sebesar

0,843, maka diperoleh pengaruh total sebesar 0,932. Berdasarkan hal tersebut,

maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh total antara partisipasi penganggaran

terhadap kinerja manajerial melalui variabel keadilan distributif lebih besar

daripada pengaruh langsung partisipasi penganggaran pada kinerja manajerial. Hal

Page 74: the influence of budgetary participation on managerial performance

58

ini mengindikasikan bahwa keadilan distributif merupakan variabel pemediasi

antara hubungan partisipasi penganggaran pada kinerja manajerial.

Bila melalui variabel keadilan prosedural, maka pengaruh partisipasi

penganggaran pada kinerja manajerial menjadi 1,134. Pengaruh total antara

partisipasi penganggaran terhadap kinerja manajerial melalui variabel keadilan

prosedural diperoleh dengan mengalikan pengaruh tidak langsung variabel

partisipasi penganggaran ke variabel keadilan prosedural sebesar 0.884 dengan

pengaruh tidak langsung variabel keadilan prosedural ke variabel kinerja

manajerial sebesar 0,329, lalu hasil kali tersebut dijumlahkan dengan pengaruh

langsung variabel partisipasi penganggaran ke variabel kinerja manajerial sebesar

0,843, maka diperoleh pengaruh total sebesar 1,134. Berdasarkan hal tersebut,

maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh total antara partisipasi penganggaran

terhadap kinerja manajerial melalui variabel keadilan prosedural lebih besar

daripada pengaruh langsung partisipasi penganggaran pada kinerja manajerial. Hal

ini mengindikasikan bahwa keadilan prosedural merupakan variabel pemediasi

antara hubungan partisipasi penganggaran pada kinerja manajerial.

Bila melalui variabel komitmen tujuan anggaran, pengaruh partisipasi

penganggaran pada kinerja manajerial menjadi 1,306. Pengaruh total antara

partisipasi penganggaran terhadap kinerja manajerial melalui variabel komitmen

tujuan anggaran diperoleh dengan mengalikan pengaruh tidak langsung variabel

partisipasi penganggaran ke variabel komitmen tujuan anggaran sebesar 0.861

dengan pengaruh tidak langsung variabel komitmen tujuan anggaran ke variabel

kinerja manajerial sebesar 0,538, lalu hasil kali tersebut dijumlahkan dengan

Page 75: the influence of budgetary participation on managerial performance

59

pengaruh langsung variabel partisipasi penganggaran ke variabel kinerja

manajerial sebesar 0,843, maka diperoleh pengaruh total sebesar 1,134.

Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh total antara

partisipasi penganggaran terhadap kinerja manajerial melalui variabel komitmen

tujuan anggaran lebih besar daripada pengaruh langsung partisipasi penganggaran

pada kinerja manajerial. Hal ini mengindikasikan bahwa komitmen tujuan

anggaran merupakan variabel pemediasi antara hubungan partisipasi

penganggaran pada kinerja manajerial.

Hasil ini mendukung hipotesis pertama, hipotesis kedua, dan hipotesis ketiga yaitu

partisipasi penganggaran berpengaruh pada kinerja manajerial dengan keadilan

distributif sebagai variabel pemediasi, partisipasi penganggaran berpengaruh pada

kinerja manajerial dengan keadilan prosedural sebagai variabel pemediasi, dan

partisipasi penganggaran berpengaruh pada kinerja manajerial dengan komitmen

tujuan anggaran sebagai variabel pemediasi,

Page 76: the influence of budgetary participation on managerial performance

60

BAB VI

PEMBAHASAN

Penelitian ini menguji pengaruh keadilan distributif, keadilan prosedural,

dan komitmen tujuan anggaran pada hubungan antara partisipasi penganggaran

dengan kinerja manajerial pada Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah di

Provinsi Bali. Penelitian ini menguji tiga hipotesis.

Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah partisipasi penganggaran

berpengaruh pada kinerja manajerial dengan keadilan distributif sebagai variabel

pemediasi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hipotesis pertama dapat diterima.

Hal ini berarti keadilan distributif mampu memediasi hubungan antara partisipasi

penganggaran dengan kinerja manajerial. Peningkatan partisipasi penganggaran

yang melibatkan manajer tingkat menengah akan mengakibatkan peningkatan

persepsi keadilan distibutif, yang pada akhirnya akan mengakibatkan peningkatan

kinerja manajerial. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan

oleh Hanny (2013) dan Rofingatun dkk. (2013) yang menemukan bahwa semakin

tinggi partisipasi manajer tingkat menengah dalam penganggaran maka persepsi

manajer tingkat menengah pada keadilan distributif yang dirasakan akan semakin

meningkat, kemudian peningkatan persepsi manajer tingkat menengah pada

keadilan distributif akan meningkatkan kinerja manajerial dari manajer tingkat

menengah. Namun hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang

dilakukan oleh Ulupui (2005) yang menemukan bahwa persepsi keadilan

Page 77: the influence of budgetary participation on managerial performance

61

distributif yang dirasakan oleh manajer tingkat menengah tidak berpengaruh pada

kinerja manajer tingkat menengah. Hasil penelitian ini juga tidak mendukung hasil

penelitian Mulyasari dan Sugiri (2005) serta Yenti (2003) yang menemukan

bahwa hubungan langsung partisipasi penganggaran dan kinerja masih lebih kuat

dibanding hubungan tidak langsung yang dimediasi oleh keadilan distributif.

Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah partisipasi penganggaran

berpengaruh pada kinerja manajerial dengan keadilan prosedural sebagai variabel

pemediasi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hipotesis kedua dapat diterima.

Hal ini berarti keadilan prosedural mampu memediasi hubungan antara partisipasi

penganggaran dengan kinerja manajerial. Peningkatan partisipasi penganggaran

yang melibatkan manajer tingkat menengah, akan mengakibatkan peningkatan

persepsi keadilan prosedural, yang pada akhirnya akan mengakibatkan

peningkatan kinerja manajerial. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian

yang dilakukan oleh Rofingatun (2013) dan Hanny (2013) yang menemukan

bahwa semakin tinggi partisipasi manajer tingkat menengah dalam penganggaran

maka persepsi manajer tingkat menengah pada keadilan prosedural yang dirasakan

akan semakin meningkat, kemudian peningkatan persepsi manajer tingkat

menengah pada keadilan prosedural akan meningkatkan kinerja manajerial dari

manajer tingkat menengah. Namun hasil penelitian ini tidak mendukung hasil

penelitian yang dilakukan Mulyasari dan Sugiri (2005) serta Yenti (2003) yang

menemukan bahwa hubungan langsung partisipasi penganggaran dan kinerja

masih lebih kuat dibanding hubungan tidak langsung yang dimediasi oleh

keadilan prosedural.

Page 78: the influence of budgetary participation on managerial performance

62

Penerimaan terhadap hipotesis pertama dan kedua dapat terjadi karena

dalam proses penganggaran, manajer turut serta dalam proses penentuan alokasi

anggaran, yang berarti bahwa partisipasi manajer dalam proses penganggaran

akan meningkatkan persepsi keadilan distributif dan keadilan prosedural manajer.

Selain itu dengan berpartisipasi dalam proses penganggaran, manajer akan

memiliki informasi-informasi mengenai bagaimana anggaran tersebut

didistribusikan. Penerimaan alokasi dan target-target anggaran oleh manajer, akan

memotivasi mereka untuk mencapai target-target tersebut sehingga meningkatkan

kinerja manajerial mereka (Lau dan Lim, 2002). Hanny (2013) juga menyatakan

bahwa persepsi keadilan dapat meningkatkan kinerja manajerial. Mereka percaya

bahwa anggaran telah dibuat serasional mungkin sehingga dorongan atau motivasi

yang mereka miliki untuk memenuhi anggaran tersebut juga meningkat.

Hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah partisipasi penganggaran

berpengaruh pada kinerja manajerial dengan komitmen tujuan anggaran sebagai

variabel pemediasi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hipotesis ketiga dapat

diterima. Hal ini berarti komitmen tujuan anggaran mampu memediasi hubungan

antara partisipasi penganggaran dengan kinerja manajerial. Peningkatan

partisipasi penganggaran yang melibatkan manajer tingkat menengah, akan

mengakibatkan peningkatan komitmen anggaran, yang pada akhirnya akan

mengakibatkan peningkatan kinerja manajerial. Hal ini dapat terjadi karena

partisipasi manajer dalam proses penganggaran akan meningkatkan kepercayaan,

pengendalian, dan keterlibatan diri mereka dengan organisasi, sehingga mereka

dapat menerima dan mempunyai komitmen terhadap anggaran yang disusun

Page 79: the influence of budgetary participation on managerial performance

63

(Sields dan Sields, 1998; dalam Indarto dan Ayu, 2011). Damayanti (2007) juga

menyatakan keterlibatan manajer ini akan dapat menumbuhkan sikap mau

menerima, berkomitmen yang lebih, dan penentuan untuk mencapai tujuan.

Tingginya komitmen terhadap tujuan anggaran ini akan mempermudah

penerimaan anggaran tersebut, meskipun sulit untuk dicapai, dengan demikian

tingkat kinerja akan meningkat (Indarto dan Ayu, 2011). Hasil penelitian ini

mendukung penelitian yang dilakukan Hanny (2013), Indarto (2011) dan

Damayanti (2007) yang menemukan bahwa komitmen anggaran memediasi

hubungan partisipasi penganggaran dan kinerja manajerial. Hasil penelitian ini

tidak mendukung hasil penelitian Mulyasari dan Sugiri (2005), serta Yenti (2003)

yang menemukan bahwa hubungan langsung partisipasi penganggaran dan kinerja

masih lebih kuat dibanding hubungan tidak langsung yang dimediasi oleh

komitmen tujuan anggaran.

Selain berdasarkan teori dan hasil penelitian-penelitian sebelumnya,

penerimaan terhadap hipotesis dalam penelitian ini juga mungkin disebabkan oleh

karakteristik respondennya. Pada profil responden ditemukan bahwa 54,3%

responden berumur di atas 44 tahun. Pada rentang usia tersebut, tingkat

kedewasaan dan emosi seseorang sudah stabil, sehingga dapat diasumsikan

tingkat kedewasaan dan emosi tersebut dapat berpengaruh pada komunikasi dan

pengambilan keputusan dalam proses penganggaran. Berdasarkan profil

responden juga dapat dilihat bahwa 54,3% responden bekerja lebih dari 10 tahun.

Hal ini mengindikasikan bahwa responden sudah memahami lingkup pekerjaan

dan memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam pelaksanaan proses

Page 80: the influence of budgetary participation on managerial performance

64

penyusunan anggaran sehingga pelaksanaan penyusunan anggaran sesuai dengan

apa yang diperlukan pada masing-masing daerah pertanggungjawaban.

Pemahaman manajer tingkat menengah terhadap lingkup pekerjaan serta

pengalaman yang dimilikinya dalam pelaksanaan penyusunan anggaran dapat

meningkatkan persepsi keadilan distributif, keadilan prosedural serta komitmen

pada tujuan anggaran dari para manajer tingkat menengah.

Page 81: the influence of budgetary participation on managerial performance

65

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori, hipotesis

dan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Partisipasi penganggaran berpengaruh pada kinerja manajerial dengan

keadilan distributif sebagai variabel pemediasi. Hal ini berarti bahwa dengan

adanya peningkatan partisipasi penganggaran yang melibatkan manajer

tingkat menengah, akan mengakibatkan peningkatan persepsi keadilan

distibutif, yang pada akhirnya akan mengakibatkan peningkatan kinerja

manajerial.

2) Partisipasi penganggaran berpengaruh pada kinerja manajerial dengan

keadilan prosedural sebagai variabel pemediasi. Hal ini berarti bahwa dengan

adanya peningkatan partisipasi penganggaran yang melibatkan manajer

tingkat menengah, akan mengakibatkan peningkatan persepsi keadilan

prosedural, yang pada akhirnya akan mengakibatkan peningkatan kinerja

manajerial.

3) Partisipasi penganggaran berpengaruh pada kinerja manajerial dengan

komitmen tujuan anggaran sebagai variabel pemediasi. Hal ini berarti bahwa

dengan adanya peningkatan partisipasi penganggaran yang melibatkan

manajer tingkat menengah, akan mengakibatkan peningkatan komitmen

Page 82: the influence of budgetary participation on managerial performance

66

terhadap tujuan anggaran, yang pada akhirnya akan mengakibatkan

peningkatan kinerja manajerial.

7.2 Saran

Guna mempertahankan akreditasi yang telah dimiliki rumah sakit dan

meningkatkan mutu pelayanan yang ada, hendaknya manajer tingkat menengah

selalu berpartisipasi dalam setiap proses penganggaran yang terjadi di rumah

sakit, karena berdasarkan hasil pada penelitian ini, partisipasi dalam proses

penganggaran terbukti dapat meningkatkan persepsi keadilan distributif, keadilan

prosedural, dan komitmen tujuan anggaran dari manajer tingkat menengah, yang

pada akhirnya berdampak pada peningkatan kinerja manajerial.

Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan, yaitu:

1) Penggunaan self rating scale pada pengukuran kinerja manajerial dapat

menimbulkan liniency bias, dimana responden memiliki kecendrungan untuk

menjawab kinerja mereka terlalu tinggi. Penelitian selanjutnya dapat

mengukur kinerja tanpa menggunakan self rating scale, melainkan dilakukan

oleh rekan sejawat atau pimpinan.

2) Penelitian ini hanya dilakukan pada satu tempat penelitian yaitu RSUP

Sanglah dengan sampel yang terbatas, sehingga tingkat generalisasi hasil

penelitian ini masih rendah. Penelitian selanjutnya dapat menambah sampel

penelitian dengan meneliti beberapa rumah sakit yang memiliki standar atau

tipe yang sama, sehingga dapat meningkatkan generalisasi hasil penelitian.

3) Terkait karakteristik responden, persentase tingkatan usia responden dalam

penelitian ini tidak merata. Sebesar 54% reeponden dalam penelitian ini

Page 83: the influence of budgetary participation on managerial performance

67

berada pada tingkat usia 44 tahun ke atas, sedangkan hanya 14,3% responden

berada pada rentang usia 35-39 tahun. Diharapkan responden penelitian

selanjutnya dapat lebih merata dari sisi tingkatan usia. Hal ini dapat terkait

dengan tingkat kestabilan emosi dari responden yang menunjukkan tingkat

penerimaan responden atas prosedur yang ditentukan oleh organisasi. Selain

itu kuesioner dalam penelitian ini tidak mencantumkan jurusan pendidikan

terakhir responden secara spesifik, yang menunjukkan kesesuaian pendidikan

dengan posisi atau jabatan dalam organisasi. Penelitian selanjutnya dapat

mencantumkan fakultas dan program studi/jurusan dari pendidikan terakhir

responden. Misalnya sarjana (S1) Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi,

jurusan Manajemen, atau jurusan Ekonomi Pembangunan. Hal yang sama juga

bisa dilakukan pada responden yang mempunyai pendidikan terakhir S2.

Kesesuaian jurusan pendidikan terakhir responden dengan posisi atau jabatan

responden dapat digunakan sebagai justifikasi atas hasil penelitian.

4) Pengembangan penelitian selanjutnya mengenai hubungan antara partisipasi

penganggaran dan kinerja manajerial dapat menggunakan variabel pemediasi

lain seperti misalnya job relevant information (JRI) dan kecukupan anggaran,

dimana ketersediaan informasi yang diperoleh dari partisipasi manajer tingkat

menengah dalam proses penganggaran dapat meningkatkan kinerja manajerial

karena informasi-informasi tersebut mewakili kebutuhan masing-masing

daerah pertanggungjawaban dan informasi itu relevan dengan tugas yang

terkait dengan pembuatan keputusan atau pembuatan anggaran yang lebih

realistis dan lebih akurat oleh manajemen (Indarto, 2011).

Page 84: the influence of budgetary participation on managerial performance

68

DAFTAR PUSTAKA

Adrianto, Yogi. 2008. “Analisis Pengaruh Partisipasi PenyusunanAnggaran Terhadap Kinerja Manajerial dengan Kepuasan Kerja, Job relevenantInformation dan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Moderating (Studi EmpirisPada Rumah Sakit Swasta di Wilayah Kota Semarang). Tesis. Semarang:Universitas Diponegoro.

Brownell, Peter. 1982. The Role of Accounting Data in PerformanceEvaluation, Budgetary Participation, and Organizational Effectiveness. Journal ofAccounting Research, Vol.20, No.1. pp. 16-27.

Byrne, S. and F. Damon, 2008. To Participate or not to Participate? Voiceand Explanation Effects on Performance in a Multi-Period Budget Setting. BritishAccounting Review, Vol.40, No.3, pp. 207-227.

Chong, V.K. dan Chong, Kar Min. 2002. Budget Goal Commitment andInformational Effects of Budget Participation on Performance: A StructuralEquation Modelling Approach. Behavioral Research in Accounting, Vol. 1, pp.65-86.

Damayanti, Titien. 2007. Pengaruh Komitmen Anggaran dan KulturOrganisasional terhadap Hubungan Partisipasi Penganggaran dan KinerjaManajerial pada Kondisi Stretch Target. Jurnal Akuntansi dan AuditingIndonesia, Vol.11, No.1, pp.81-101

Eker, Melek. 2007. The Impact of Budget Participation on ManagerialPerformance Via Organizational Commitment: A Study on The Top 500 Firms InTurkey. e-Journal Ankara Univesitesi SBF Dergisi, pp 118-136.

Ferdinand, A. 2002. Structural Equation Modelling Dalam PeneltianManajemen. Edisi 2. Seri Pustaka Kunci 03/BP UNDIP.

Folger, R. dan Konovsky, M.A. 1989. Effect of Procedural andDistributive Justice on Reactions to Pay Raise Decisions. Academy ofManagement Journal, Vol.32, No.1, pp.115-130.

Ghozali, Imam. 2006. Structural Equation Modeling, Metode Alternatifdengan Partial Least Square. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro,

Greenberg, J. 1982. Determinants of Perceived Fairness of PerformanceEvaluations. Journal of Applied Psychology, Vol.71, No.2, pp.340-342.

Page 85: the influence of budgetary participation on managerial performance

69

Guerrero, Andersen, and Afifi. (2007). Close Encounters: Communicationin Relationships, 2nd edition. Sage Publications, Inc.

Hafizurrachman. 2009. Sumber Daya Manusia Rumah Sakit di Q-Hospital. Majalah Kedokteran Indonesia, Vol.59, No.8, pp.343-347.

Handoko, T. Hani. 1996. Manajemen. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.

Hudayati, Ataina. 2002. Perkembangan Penelitian AkuntansiKeperilakuan: Berbagai Teori dan Pendekatan yang Melandasi. JAAI, Vo.6, No.2,pp.81-96.

Hanny. 2013. The Influence of Budgetary Participation on ManagerialPerformance at Banking Sector in Bandung and Cimahi City. InternationalConference on Business, Economics, and Accounting. Bangkok-Thailand.

Ikhsan, Arfan dan Muhammad Ishak. 2005. Akuntansi Keperilakuan.Jakarta : Salemba Empat.

Ikhsan, Arfan. 2007. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap SenjanganAnggaran Dengan Menggunakan Lima Variabel Pemoderasi. Simposium NasionalAkuntansi. Vol.X:01-27.

Indarto, Stefani Lily. 2011. Pengaruh Partisipasi dalam PenyusunanAnggaran terhadap Kinerja Manajerial Perusahaan melalui Kecukupan Anggaran,Komitmen Organisasi, Komitmen Tujuan Anggaran, dan Job RelevantInformation (JRI). Seri Kajian Ilmiah, Vol. 14, No.1.

Irawati, Novian. 2008. Gambaran Penyelenggaraan Kegiatan SafeguardingProgram Jaminan Pemeliharaaan Kesehatan Kesehatan untuk Masyarakat Miskin(ASKESKIN) oleh Sekretariat Safeguarding Pusat Tahun 2007. Skripsi.Universitas Indonesia.

Jogiyanto, H.M. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah danPengalaman-Pengalaman. Cetakan Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Peraturan MenteriKesehatan Republik Indonesia Nomor 147/MENKES/PER/I/2010 tentangPerizinan Rumah Sakit. Jakarta.

Kenis, I. 1979. Effect on Budgetary Goal Characteristic on ManagerialAttitudes And Peformance. The accounting review, Vol.54, No.4, pp.707-721.

Kurnia, Ratnawati. 2010. Pengaruh Budgetary Goal Characteristicsterhadap Kinerja Managerial dengan Budaya Paternalistik dan KomitmenOrganisasi sebagai Moderating Variabel. Ultima Accounting, Vol. 2, No.2.

Page 86: the influence of budgetary participation on managerial performance

70

Latif, A.B. 2007. Hubungan Antara Keadilan Prosedural Dan KinerjaManajerial Dengan Partisipasi Anggaran Sebagai Variabel Intervening (PenelitianTerhadap Manajer Perusahaan Manufaktur Di Jawa Tengah). Tesis. UniversitasDiponegoro.

Lau, Chong M. dan Lim, Edmond. 2002. The Effect od Procedural Justiceand Evaluative Style on The Relationship Between Budgetary Participation andPerformance. Advance in Accounting, Vol.19, pp.139-160.

Lee, B.H. dan Jamil, M. 2003. An Empirical Study of OrganizationalCommitment: A Multi-Level Approach. The Journal of Behavioral and AppliedManagement, Vol.4, No.3, pp. 176-187.

Lindquist, T.M. 1995. Fairness as an Antecedent to ParticipativeBudgeting: Examining the Effects of Distributive Justice, Procedural Justice, andReferent Cognitions on Satisfaction and Performance. Journal of ManagementAccounting Research. Vol.7.

Locke, E.A., et al. 1981. Goal Setting and Task Performance: 1969-1980.Psycological Bulletin. Vol.90, No.1, pp.125-152.

Locke, E.A., G.P. Latham, dan M. Erez. 1988. The Determination of GoalCommitment. Academy of Management Review, Vol.13, No. 1, pp. 23-39.

Locke, E.A., Shaw K.N., Saari, L.M. dan Latham, G.P. 1981. Goal Settingand Task Performance: 1969 – 1980. Psychological Bulletin. Vol. 90, pp. 125 –152.

Magner, N. dan Johnson, G.G. 1995. Municipal Official’s Reactions toJustice in Budgetary Resource. Public Administration Quarterly, Vol. 18, No.4,pp.439-456.

Maiga, A.S. dan Jacobs, F.A. 2007a. Budget Participation’s Influence onBudget Slack: The Role of Fairness Perceptions, Trust, and Goal Commitment.Journal of Management Accounting Research. Vol.5, No.1, pp.39-58.

____. 2007b. The Relationship Between Budgetary Participation andManagerial Performance: The Role of Trust and Budget Goal Commitment. TheSouthern Business & Economic Journal. Vol.30, No.3&4, pp.2-48.

Maria, D. dan Nahartyo, E. 2012. Influence of Fairness Perception andTrust on Budgetary Slack: Study Experiment on Participatory Budgeting Context.Simposium Nasional Akuntansi XVI. Banjarmasin.

Page 87: the influence of budgetary participation on managerial performance

71

Milani, K. 1975. The Relationship of Participation in Budget-Setting onIndustrial Supervisor Performance and Attitudes: A Field Study. The AccountingReview 50. April. pp.104-123.

Mulyasari, Windu dan Sugiri, Slamet. 2005. Keadilan, Komitmen padaTujuan, dan Job-relevant Information dalam Penganggaran Partisipatif. JRAI,Vol. 8, No. 3.

Nor, Wahyudin. 2007. Desentralisasi dan Gaya Kepemimpinan SebagaiVariabel Moderating Dalam Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggarandan Kinerja Manajerial. Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar.

Pareke, F.J. 2004. Hubungan Keadilan dan Kepuasan dengan KeinginanBerpindah: Peran Komitmen Organisasional sebagai Variabel Pemediasi. JurnalSiasat Bisnis, Vol. 2, No. 9, pp.157-178.

Poon, J.M., dkk. 2006. Trust-In-Supervisor: Antecedents and Effect onAffective Organizational Commitment. Asian Academy of Management Journal,Vol. 11, No. 2, pp.35–50.

Republik Indonesia. 1945. Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia tahun 1945, pasal 28 H. Jakarta.

_____. 1992. Undang-Undang Republik Indonesia No.23 Tahun 1992tentang Kesehatan. Jakarta.

_____. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009tentang Rumah Sakit. Jakarta.

Riduwan, Engkos Ahmad Kuncoro. 2006. Cara Menggunakan DanMemakai Analisis Jalur. Alfabeta, Jakarta.

Robbins, Stephen P. dan Judge, T.A. 2008. Perilaku Organisasi(Organizational Behavior). Jakarta: Salemba Empat.

Rofingatun, Siti, dkk. 2013. Effect of Budgeting Participation to JusticeOrganization, Organizational Commitment, and Organizational Performance inPapua Hospital. IOSR Journal of Business and Management, Vol.8, Issue 2, pp.1-6.

Salleh, Munir, et al. 2013. Fairness of Performance Appraisal andOrganizational Commitment. Asian Social Science, Vol. 9, No. 2.

Sekaran, U. 1992. Research Methods for business: A skill Approach, JohnWiley. New York.

Page 88: the influence of budgetary participation on managerial performance

72

Siegel, G. and Marconi, R. H. 1989. Behavioural Accounting. Ohio:South-Western Publishing Co.Cincinnati.

Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Cetakan keduabelas (revisiterbaru). Bandung :Alfabeta.

Sumadiyah dan Susanta, Sri. 2004. Job Relevant Information danKetidakpastian Lingkungan dalam Hubungan Partisipasi Penyusunan Anggarandan Kinerja Manajerial. Simposium Nasional Akuntansi VII. Bali.

Sumarno, J. 2005. Pengaruh Komitmen Organisasi dan GayaKepemimpinan terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran dan KinerjaManajerial. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo.

Supriyono. 2004. Pengaruh Komitmen Organisasi dan Keinginan Sosialterhadap Hubungan antara Partisipasi Penganggaran dengan Kinerja Manajerial.Simposium Nasional Akuntansi VII. Denpasar.

Susmitha, Y. 2012. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran PadaKinerja Manajerial Dengan Locus Of Control dan Komitmen OrganisasionalSebagai Variabel Pemoderasi (Studi Empiris pada Rumah Sakit Pemerintah diProvinsi Bali), Tesis. Denpasar: Program Pasca Sarjana, Universitas Udayana.

Ulupui. Pengaruh Partisipasi Anggaran, Persepsi Keadilan Distributif,Keadilan Prosedural, dan Goal Commitment terhadap Kinerja Dinas. Kinerja, Vol.9, No.2, pp.98-112.

Wentzel, K. 2002. The Influence of Fairness Perceptions and GoalCommitment on Manager’s Performance in a Budget Setting. BehavioralResearch in Accounting, Vol 12, pp.247-271.

Wiyono,Gendro. 2011. Merancang Penelitian Bisnis dengan alat analisisSPSS 17.0 & Smart PLS 2.0. Edisi Pertama. Yogyakarta: YKPN.

Yenti, Riza Reni. 2003. Pengaruh Keadilan Distributif, Keadilan Prosedur,Komitmen terhadap Tujuan, dan Motivasi terhadap Kinerja Manajerial dalamPenyusunan Anggaran. Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya.

Zainuddin, Suria dan Isa, Che Ruhana. 2011. The Role of OrganizationalFairness and Motivation in the Relationship Between Budget Participation andManagerial Performance: A Conceptual Paper. Australian Journal of Basic andApplied Sciences, Vol.5, No.12, pp.641-648.

Page 89: the influence of budgetary participation on managerial performance

73

Lampiran 1KUESIONER PENELITIAN

Dengan hormat,

Sehubungan dengan penyusunan tugas akhir (tesis) sebagai salah satu syarat

untuk mendapatkan gelar sarjana (S2), maka dengan ini saya bermaksud

melakukan penelitian di Kantor Akuntan Publik se-Provinsi Bali. Untuk maksud

tersebut, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i meluangkan waktu untuk

mengisi kuesioner yang semata-mata untuk memenuhi data yang saya perlukan.

Bapak/Ibu/Saudara/i dimohon untuk membaca petunjuk pengisian terlebih dahulu

dan silahkan menunjukkan tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan dari setiap

pernyataan dengan memilih salah satu dari tujuh pilihan jawaban. Data yang

terkumpul nantinya akan dianalisis dan disajikan dalam bentuk agregat, sehingga

jawaban individual tidak akan tampak. Sesuai dengan kode etik penelitian, semua

DATA DIJAMIN KERAHASIAANNYA dan digunakan semata-mata untuk

kepentingan akademis.

Pengisian jawaban ini tidak didasarkan atas penilaian “benar” atau “salah”,

tetapi berdasarkan yang paling mencerminkan sikap Bapak/Ibu/Saudara/i.

Keberhasilan penelitian ini sangat bergantung pada perhatian dan kesungguhan

Bapak/Ibu/Saudara/i dalam mengisi kuesioner ini.

SAYA SANGAT MENGHARGAI KEJUJURAN DAN

KETERBUKAAN ANDA SAAT MENGISI KUESIONER INI. Bantuan

Bapak/Ibu/Saudara/i dalam mengisi kuesioner ini merupakan bantuan yang sangat

besar dan berarti dalam keberhasilan dan kelancaran penelitian ini. Atas

partisipasi dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i meluangkan waktu untuk

menjawab kuesioner ini, saya mengucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

Made Dwi Baskara Wiguna GiriNIM. 1091662010

Page 90: the influence of budgetary participation on managerial performance

74

A. Identitas Responden1. Umur :……………….…tahun2. Lama bekerja :………………… tahun3. Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan

4. Tingkat Pendidikan :a. D3b. S1c. S2d. S3

B. Petunjuk Pengisian KuesionerUntuk pertanyaan-pertanyaan di bawah ini, Bapak/Ibu cukup memberi

tanda silang (X) atau (√) pada tempat yang telah disediakan.

PARTISIPASI PENGANGGARANKeterangan:

1 = Sangat Rendah 4 = Sedang 7 = Sangat Tinggi2 = Rendah 5 = Cukup Tinggi3 = Cukup Rendah 6 = Tinggi

No

Keterangan 1 2 3 4 5 6 7

1 Saya terlibat dalam penyusunan rencanakegiatan anggaran di wilayah pertanggungjawaban saya

2 Saya mempunyai pengaruh dalampenentuan jumlah akhir dari anggaranwilayah pertanggung jawaban saya

3 Saya selalu memprakarsai adanya diskusidalam penyusunan Rencana Kegiatan danAnggaran (RKA)

4 Pengaruh usulan dan pemikiran sayaterhadap anggaran akhir

5 Kontribusi saya di wilayah pertanggungjawaban saya sangat penting

Page 91: the influence of budgetary participation on managerial performance

75

KEADILAN DISTRIBUTIF

Keterangan:

1 = Sangat Tidak Setuju 4 = Netral 7 = Sangat Setuju2 = Tidak Setuju 5 = Agak Setuju3 = Agak Tidak Setuju 6 = Setuju

No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7

1 Wilayah tanggung jawab saya menerimaanggaran yang sesuai

2 Anggaran yang dialokasikan untuk wilayahtanggung jawab saya secara memadaimencerminkan kebutuhan saya

3 Anggaran di daerah tanggung jawab saya,sesuai dengan yang saya harapkan

4 Saya menganggap anggaran di wilayahtanggung jawab saya sudah adil

5 Atasan saya mengungkapkan keprihatinandan sensitivitas ketika mendiskusikanpembatasan anggaran pada daerah tanggungjawab saya

Page 92: the influence of budgetary participation on managerial performance

76

KEADILAN PROSEDURAL

Keterangan:

1 = Sangat Tidak Setuju 4 = Netral 7 = Sangat Setuju2 = Tidak Setuju 5 = Agak Setuju3 = Agak Tidak Setuju 6 = Setuju

No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7

1 Prosedur penganggaran diterapkan secarakonsisten di semua daerah tanggung jawab.

2 Prosedur penganggaran diterapkan secarakonsisten sepanjang waktu.

3 Keputusan anggaran untuk daerah tanggungjawab saya didasarkan pada informasi akuratdan pendapat yang diinformasikan denganbaik.

4 Prosedur penganggaran saat ini memuatketentuan-ketentuan yang memungkinkansaya untuk mengajukan set anggaran untukdaerah tanggung jawab saya.

5 Prosedur penganggaran saat ini sesuaidengan standar etik dan moralitas saya.

6 Pengambil keputusan anggaran berusahakeras untuk tidak mendukung salah satudaerah tanggung jawab di atas yang lainnya.

7 Prosedur penganggaran saat ini cukupmewakili apa yang menjadi perhatian disemua daerah tanggung jawab

8 Pengambil keputusan anggaran menjelaskansecara memadai bagaimana penentuanalokasi anggaran untuk wilayah tanggungjawab saya.

Page 93: the influence of budgetary participation on managerial performance

77

KOMITMEN TUJUAN ANGGARAN

No Keterangan 1 2 3 4 5 6 7

1 Komitmen terhadap tujuan berartipenerimaan tujuan tersebut sebagai tujuanpribadi Anda dan tekad Anda untukmencapai tujuan tersebut. Seberapa besarkomitmen Anda untuk mencapai anggaran didaerah tanggung jawab Anda? (1 = sangattidak berkomitmen, 2 = tidak berkomitmen, 3= agak tidak berkomitmen, 4 = netral, 5 =agak berkomitmen, 6 = berkomitmen, 7 =sangat berkomitmen).

2 Seberapa penting bagi Anda, untuksetidaknyamencapai anggaran di wilayah tanggungjawab Anda?(1 = sangat tidak penting, 2 = tidak penting, 3= agak tidak penting, 4 = netral, 5 = agakpenting, 6 = = penting, 7 = sangat penting)

3 Sejauh mana Anda berusaha untuk mencapaianggaran di wilayah tanggung jawab Anda?(1 = sangat tidak berusaha, 2 = tidakberusaha, 3 = agak tidak berusaha, 4 = netral,5 = agak berusaha, 6 = berusaha, 7 = sangatberusaha

Page 94: the influence of budgetary participation on managerial performance

78

KINERJA MANAJERIAL

Keterangan:

1 = Sangat Rendah 4 = Sedang 7 = Sangat Tinggi2 = Rendah 5 = Cukup Tinggi3 = Cukup Rendah 6 = Tinggi

No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 71 Perencanaan: Menentukan tujuan, kebijakan dan

rencana kegiatan seperti penjadwalan kerja,penyusunan anggaran, dan penyusunan program

2 Investigasi: Pengumpulan dan penyiapaninformasi yang biasanya berbentuk catatan danlaporan

3 Pengkoordinasian: Tukar menukar informasidalam organisasi untuk mengkoordinasikan danmenyesuaikan laporan

4 Pengawasan: Mengarahkan, memimpin danmengembangkan para bawahan yang ada padaunit/sub unit saudara

5 Penilaian Staf: Mempertahankan angkatan kerjapada unit/sub unit saudara (misalnya ;menyeleksi dan mempromosikan bawahansaudara)

6 Negosiasi: Melakukan kontrak untuk barangatau jasa yang dibutuhkan pada unit/sub unitsaudara dengan pihak luar.

7 Perwakilan: Mempromosikan visi, misi, dantujuan organisasi dengan cara berkonsultasisecara lisan, atau berhubungan dengan pihaklain di luar organisasi

8 Kinerja secara keseluruhan: Bagaimana Andamengevaluasi kinerja Anda secara keseluruhan

9 Evaluasi: Menilai dan mengukur proposal,kinerja yang diamati atau dilaporkan, penilaianpegawai, penilaian catatan hasil, penilaianlaporan keuangan.

10 Kinerja secara keseluruhan disesuaikan dengantarget

Nb.: Mohon periksa kembali untuk memastikan semua pernyataan sudahdijawab.

-TERIMA KASIH-

Page 95: the influence of budgetary participation on managerial performance

79

Lampiran 2

Rangkuman Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitidan TahunPenelitian

Variabel Penelitiandan Objek Penelitian

TeknikAnalisis

DataHasil Penelitian

Rofingatun,dkk. (2013)

Variabel bebas :PenganggaranPartisipatifVariabel Terikat :Kinerja organisasionalVariabel Pemediasi:KeadilanOrganisasi,KomitmenOrganisasiObjek Penelitian:Manajer-manajer levelmenengah di RumahSakit yang ada di Papua

PartialLeastSquare(PLS)

Partisipasi penganggaranberpengaruh positif padakinerja organisasional dankeadilan organisasi,keadilan organisasiberpengaruh positif padakomitmen organisasionaldan kinerja organisasional,serta komitmen berpengaruhpositif pada kinerjaorganisasional

Hanny(2013)

Variabel bebas:PenganggaranPartisipatifVariabel Terikat:Kinerja ManajerialVariabel Pemediasi:Keadilan Distributif,Keadilan Prosedural,Komitmen TujuanAnggaran, Job RelevantInformationObjek Penelitian :Manajer pada sektorperbankan di Bandungdan Cimahi

StructuralEquationModeling(SEM)

Partisipasi penganggaranmeningkatan persepsikeadilan, komitmen tujuananggaran, dan JRI. Persepsikeadilan, komitmen tujuananggaran, dan JRI memilikipengaruh positif signifikanpada kinerja manajerial.

Page 96: the influence of budgetary participation on managerial performance

80

Indarto(2011)

Variabel bebas:PenganggaranPartisipatifVariabel Terikat:Kinerja ManajerialVariabel Pemediasi:Kecukupan Anggaran,Komitmen Organisasi,Komitmen TujuanAnggaran, dan JobRelevant Information(JRI)Objek Penelitian:Manajer-manajer levelmenengah di JawaTengah

AnalisisRegresi

Partisipasi dalam prosespenganggaran berhubunganpositif dengan kinerjamanajerial. Kecukupananggaran, komitmenorganisasi, komitmen tujuananggaran, JRI dapatberfungsi sebagai mediatordalam hubungan antarapartisipasi anggaran dengankinerja manajerial.

Damayanti(2007)

Variabel bebas:PenganggaranPartisipatifVariabel Terikat:Kinerja ManajerialVariabel Pemediasi:Komitmen TujuanAnggaran,KulturOrganisasionalObjek Penelitian :Manajer departemendari tiga hotel bintanglima di Jawa dan Bali

structuralequationmodeling(SEM)

Komitmen tujuan anggaranmemediasi hubunganpartisipasi penganggarandan kinerja manajerial,sedangkan budayaorganisasi memoderasi(meningkatkan) pengaruhpositif partisipasipenganggaran dan kinerjamanajerial.

Eker(2007)

Variabel bebas:PenganggaranPartisipatifVariabel Terikat:Kinerja ManajerialVariabel Pemoderasi:Komitmen OrganisasiObjek Penelitian:Manajer departemenakunting dan keuanganpada 500 perusahaan diTurkey

RegresiLinierBerganda

Partisipasi penganggaranberpengaruh signifikan padakinerja manajerial.Komitmen organisasionalberpengaruh signifikan padakinerja manajerial. Terdapatinteraksi signifikan antarapartisipasi penganggarandan komitmenorganisasional pada kinerjamanajerial.

Page 97: the influence of budgetary participation on managerial performance

81

Maiga danJacobs(2007b)

Variabel bebas:PenganggaranPartisipatifVariabel Terikat:KinerjaVariabel Pemediasi:Trust, KomitmenTujuan AnggaranObjek Penelitian:Manajerpertanggungjawabanunit bisnis manufaktur

structuralequationmodeling(SEM)

Partisipasi penganggaranmemiliki pengaruh positifsignifikan pada trustmanajer, dan trust manajerberpengaruh signifikan padakomitmennya terhadaptujuan penganggaran, padaakhirnya memiliki pengaruhpositif pada kinerja.

Nor (2007) Variabel bebas:PartisipasiPenganggaran VariabelTerikat: KinerjaManajerialVariabel Pemoderasi:Desentralisasi danGaya KepemimpinanObjek Penelitian:Manajer PusatPertanggungjawabanRumah Sakit

AnalisisRegresiSederhanadanAnalisisRegresiResidual

Terdapat pengaruh positifsignifikan partisipasipenganggaran pada kinerjamanajerial. Desentralisasidan gaya kepemimpinantidak memengaruhihubungan partisipasipenganggaran dengankinerja

Ulupui(2005)

Variabel bebas:PartisipasiPenganggaran,Keadilan Distributif,Keadilan Prosedural,dan Komitmen TujuanAnggaranVariabel Terikat :KinerjaObjek Penelitian :Kepala Dinas, KabagTU dan Kasubdin padaDinas-Dinas diKabupaten Badung

RegresiLinierBerganda

Partisipasi penganggaranberpengaruh signifikan padakinerja, keadilan proseduralberpengaruh signifikan padakinerja, namun keadilandistributif tidak berpengaruhsignifikan pada kinerja.Komitmen tujuan anggaranditemukan berhubungannegatif dengan partisipasianggaran.

Page 98: the influence of budgetary participation on managerial performance

82

Mulyasaridan Sugiri(2005)

Variabel bebas:PenganggaranPartisipatifVariabel Terikat:KinerjaVariabel Pemediasi:Keadilan Distributif,Keadilan Prosedural,Komitmen TujuanAnggaran, Job RelevantInformationObjek Penelitian:Manajer perusahaanjasa dan manufaktur

structuralequationmodeling(SEM)

Hubungan penganggaranpartispatif dan kinerja tidaksignifikan setelah terdapatfaktor lain yang memediasihubungan tersebut. Namun,hubungan langsungpenganggaran partisipatifdan kinerja masih lebih kuatdibanding hubungan tidaklangsung yang dimediasioleh keadilan distributif,keadilan prosedural,komitmen pada tujuan, danjob-relevant information.Keadilan persepsian danjob-relevant informationmempengaruhi kinerja.Komitmen pada tujuan tidakterbukti mempengaruhikinerja manajer dalampenganggaran partisipatif.

Supriyono(2004)

Variabel bebas :PartisipasiPenganggaran VariabelTerikat : KinerjaManajerialVariabel Pemoderasi :Komitmen Organisasidan Keinginan SosialObjek Penelitian :Manajer-manajerperusahaan goingpublic di BEJ

UjiInteraksi(ModeratedRegressionAnalysis/MRA)

Terdapat pengaruh positifsignifikan partisipasipenganggaran pada kinerjamanajerial, serta komitmenorganisasi dan keinginansosial meningkatkanpengaruh partisipasipenganggaran pada kinerjamanajerial.

Yenti(2003)

Variabel bebas:PartisipasiPenganggaran VariabelTerikat: KinerjaManajerialVariabel Pemediasi:Keadilan Distributif,Keadilan Prosedural,Komitmen TujuanAnggaran, MotivasiObjek Penelitian:Manajer PerusahaanManufaktur di

structuralequationmodeling(SEM)

Hasil penelitian tidakmendukung hubunganantara partisipasipenyusunan anggarandengan kinerja manajerialdengan variabel interveningkeadilan distributif, keadilanprosedur, komitmenterhadap tujuan anggarandan motivasi, karenahubungan tidak langsungyang memediasi antarapartisipasi penyusunan

Page 99: the influence of budgetary participation on managerial performance

83

Indonesia anggaran dengan kinerjamanajerial menunjukkannilai yang rendah dan sangatlemah.

Wentzel(2002)

Variabel bebas:PartisipasiPenganggaran VariabelTerikat: KinerjaVariabel Pemediasi:Keadilan Distributif,Keadilan Prosedural,Komitmen TujuanAnggaranObjek Penelitian:Manajer PusatPertanggungjawabanRumah Sakit

structuralequationmodeling(SEM)

Peningkatan partisipasiselama proses penganggaranakan memupuk rasakeadilan, sehinggameningkatkan komitmenmanajer pada tujuananggaran dan kemudianmeningkatkan kinerja.Ditemukan pula pengaruhlangsung antara persepsikeadilan dan kinerjamenjadi tidak signifikanketika komitmen tujuandipertimbangkan.

Kenis(1979)

Variabel bebas:Budgetary GoalCharacteristicsVariabel Terikat:Perilaku dan KinerjaManajerialObjek Penelitian : 169manajer departemenyang memilikitanggung jawabterhadap anggaran

RegresiLinierBerganda

Partisipasi anggaranmemiliki pengaruh positifdan signifikan pada perilakudan kinerja manajerial.

Milani(1975)

Variabel bebas:PartisipasiPenganggaran VariabelTerikat: KinerjaManajerialObjek Penelitian:Manajer produksi levelteredah perusahaanbesar berskalainternasional.

RegresiLinierBerganda

Tidak ada pengaruhsignifikan antara partisipasipenyusunan anggaran dankinerja manajerial.

Page 100: the influence of budgetary participation on managerial performance

84

No X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2 X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3.7 X3.8 X3 X4.1 X4.2 X4.3 X4 Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8 Y.9 Y.10 Y1 5 4 4 5 5 23 6 5 6 5 4 26 3 5 5 4 5 5 5 5 37 5 5 5 15 4 4 4 5 3 4 3 4 5 5 412 6 7 5 5 6 29 7 6 7 6 7 33 5 6 7 5 6 6 6 6 47 7 6 6 19 5 5 6 7 5 6 5 5 6 6 563 7 6 6 6 7 32 7 6 7 7 7 34 6 7 7 6 7 7 7 6 53 7 7 7 21 7 7 7 7 7 7 7 6 7 7 694 3 4 4 3 4 18 3 4 4 3 4 18 3 4 4 3 4 4 4 3 29 3 4 4 11 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 355 6 6 6 6 6 30 5 6 5 5 6 27 6 5 5 4 6 6 5 6 43 6 5 5 16 5 5 6 6 6 6 6 6 6 6 586 5 5 3 3 5 21 3 3 2 3 4 15 3 2 3 2 4 4 4 4 26 4 4 3 11 3 4 3 5 5 3 3 5 5 5 417 6 6 4 6 6 28 5 5 4 4 5 23 5 4 4 5 5 5 5 5 38 6 6 6 18 4 5 5 6 6 4 6 6 6 6 548 6 6 6 7 7 32 6 6 6 5 6 29 6 6 6 6 6 7 6 6 49 7 7 7 21 7 7 7 6 6 6 7 7 7 7 679 5 4 4 5 5 23 3 5 4 3 4 19 4 4 3 3 4 4 4 4 30 5 5 4 14 5 4 4 5 4 4 5 5 6 6 4810 7 7 6 5 5 30 6 4 5 6 6 27 6 6 6 5 5 5 5 6 44 6 6 6 18 6 6 6 7 7 6 5 5 7 7 6211 3 4 1 4 3 15 5 3 4 4 2 18 5 3 4 4 3 3 4 4 30 4 3 4 11 4 4 4 3 4 1 4 3 4 4 3512 7 7 4 6 6 30 7 7 4 6 6 30 6 5 5 6 6 6 6 5 45 7 7 7 21 7 7 7 7 7 4 6 6 6 6 6313 3 3 1 1 3 11 3 3 1 1 3 11 3 4 4 3 3 4 3 3 27 4 4 3 11 3 4 3 3 3 1 1 3 3 3 2714 7 4 4 3 5 23 7 4 4 3 5 23 5 5 7 6 6 5 6 6 46 6 7 6 19 7 7 7 7 4 4 3 5 5 5 5415 5 5 3 2 3 18 5 5 3 2 3 18 4 3 3 5 4 4 4 5 32 5 4 3 12 4 4 4 5 5 3 2 3 4 4 3816 6 6 6 6 6 30 6 6 6 6 6 30 5 5 5 5 5 5 5 5 40 6 5 6 17 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6017 7 7 6 6 7 33 7 7 6 6 7 33 6 6 6 7 6 7 6 7 51 7 6 7 20 7 7 7 7 7 6 6 7 7 7 6818 3 5 1 1 5 15 3 5 1 1 5 15 3 4 4 3 4 4 3 3 28 3 3 2 8 5 5 3 3 5 1 1 5 5 3 3619 7 6 5 6 6 30 7 6 5 6 6 30 4 5 6 6 6 6 4 6 43 6 6 6 18 6 6 7 7 6 5 6 6 6 6 6120 5 5 3 5 7 25 3 4 4 3 3 17 3 4 4 5 4 2 3 5 30 4 5 3 12 3 4 3 5 5 3 5 7 3 3 4121 5 6 6 6 6 29 5 6 6 6 7 30 5 5 5 6 6 5 4 6 42 6 6 6 18 4 6 5 5 6 6 6 6 6 6 5622 3 3 2 3 3 14 3 3 3 2 2 13 3 3 2 3 3 3 3 4 24 3 2 3 8 3 2 3 3 3 2 3 3 5 3 3023 6 6 6 6 6 30 6 5 5 6 6 28 6 5 6 6 5 5 6 6 45 5 6 5 16 6 5 6 6 6 6 6 6 6 6 5924 5 4 4 4 5 22 4 3 2 3 5 17 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 5 4 13 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4425 5 6 5 6 6 28 3 4 3 3 3 16 6 5 6 5 5 5 6 6 44 6 6 6 18 6 6 6 6 5 5 6 6 6 5 5726 2 2 2 2 2 10 5 6 7 6 7 31 2 2 2 2 2 2 2 2 16 4 5 4 13 4 5 3 4 4 3 4 4 5 4 4027 5 4 5 5 6 25 6 6 5 4 5 26 5 5 6 7 6 7 7 5 48 6 6 6 18 6 6 5 6 5 5 6 6 7 6 5828 4 3 2 3 5 17 3 2 2 3 2 12 3 3 3 2 3 3 3 2 22 2 3 3 8 2 3 6 3 3 2 3 4 3 3 3229 6 4 5 4 6 25 4 4 3 5 3 19 4 6 5 5 4 5 5 6 40 4 5 6 15 5 4 6 5 5 7 6 6 6 7 5730 4 3 4 3 5 19 3 4 3 3 3 16 3 2 3 3 3 4 3 3 24 3 4 3 10 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3331 6 5 6 5 6 28 6 6 5 7 6 30 6 7 6 6 7 6 6 6 50 6 6 6 18 6 7 6 6 6 6 5 6 6 6 6032 4 4 2 4 3 17 5 4 3 4 5 21 3 4 4 3 5 4 5 3 31 3 4 4 11 3 3 4 4 3 4 4 3 5 3 3633 6 6 6 7 7 32 6 7 6 7 6 32 7 6 7 7 6 7 6 6 52 7 5 7 19 5 6 7 6 7 6 6 5 7 6 6134 5 4 5 5 6 25 5 4 4 5 5 23 4 5 5 4 4 5 5 4 36 5 5 4 14 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4735 3 4 4 3 3 17 4 3 3 4 3 17 4 3 3 4 4 3 3 3 27 4 3 4 11 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 35

Tabulasi Kuesioner

Lampiran 3

Page 101: the influence of budgetary participation on managerial performance

86

86

Lampiran 4

OUTPUT UJI GOODNESS OF FIT

Tabel Outer Model (Weights or Loadings)

PartisipasiPenganggaran

KeadilanDistributif

KeadilanProsedural

KomitmenTujuan

AnggaranKinerja

ManajerialX1.1 0.902803X1.2 0.853194X1.3 0.890733X1.4 0.900884X1.5 0.884971X2.1 0.880087X2.2 0.877227X2.3 0.898234X2.4 0.902019X2.5 0.893787X3.1 0.883374X3.2 0.905669X3.3 0.931244X3.4 0.899058X3.5 0.925430X3.6 0.911668X3.7 0.912619X3.8 0.898825X4.1 0.954611X4.2 0.933526X4.3 0.952067Y.1 0.877279Y.2 0.928020Y.3 0.852513Y.4 0.864027Y.5 0.912448Y.6 0.866891Y.7 0.831131Y.8 0.847956Y.9 0.823442

Y.10 0.880887

Page 102: the influence of budgetary participation on managerial performance

87

87

Tabel Cross Loadings

PartisipasiPenganggaran

KeadilanDistributif

KeadilanProsedural

KomitmenTujuan

Anggaran Kinerja ManajerialX1.1 0.9028030 0.6320650 0.8396510 0.8275680 0.8687020X1.2 0.8531940 0.6160330 0.7610530 0.7232870 0.7804030X1.3 0.8907330 0.7053580 0.8071260 0.7860070 0.8470410X1.4 0.9008840 0.6845400 0.7688160 0.7845570 0.8127580X1.5 0.8849710 0.5127600 0.7519840 0.6845510 0.7739920X2.1 0.6353980 0.8800870 0.7588130 0.8001930 0.7409530X2.2 0.6417700 0.8772270 0.6642910 0.7403940 0.7383680X2.3 0.5840500 0.8982340 0.5745570 0.7007240 0.6530390X2.4 0.6930970 0.9020190 0.6518080 0.7225350 0.7478750X2.5 0.6168500 0.8937870 0.6131850 0.7182050 0.7317630X3.1 0.8151520 0.6249680 0.8833740 0.8071950 0.8364160X3.2 0.7854390 0.6695060 0.9056690 0.7898990 0.8142070X3.3 0.7834450 0.6707500 0.9312440 0.8238700 0.8045080X3.4 0.7889240 0.6777690 0.8990580 0.8321880 0.8163510X3.5 0.8344470 0.7348650 0.9254300 0.8414310 0.8331370X3.6 0.8024400 0.7039280 0.9116680 0.8272560 0.8365260X3.7 0.7635970 0.6252070 0.9126190 0.8166810 0.8024910X3.8 0.8691630 0.6336490 0.8988250 0.8234430 0.8535470X4.1 0.8369070 0.8101440 0.8820670 0.9546110 0.8935700X4.2 0.7817900 0.7341100 0.7928370 0.9335260 0.8642340X4.3 0.8267720 0.8055500 0.8876060 0.9520670 0.9116710Y.1 0.7194910 0.6824760 0.8193770 0.8346600 0.8772790Y.2 0.8504920 0.7549850 0.8245700 0.8703630 0.9280200Y.3 0.7089670 0.7460150 0.7980430 0.8718220 0.8825130Y.4 0.8060400 0.6751330 0.8472800 0.8263420 0.8640270Y.5 0.8713770 0.7536700 0.8520950 0.9113510 0.9124480Y.6 0.8331240 0.7186560 0.7615330 0.7622430 0.8668910Y.7 0.8353130 0.7267220 0.7809580 0.7660970 0.8511310Y.8 0.8275920 0.6940670 0.7161380 0.7859830 0.8479560Y.9 0.8159750 0.5529830 0.6878730 0.7168140 0.8234420Y.10 0.7620300 0.7437870 0.7850230 0.7984650 0.8808870

Page 103: the influence of budgetary participation on managerial performance

88

88

Tabel Average Variance Extracted (AVE)

Variabel AVE

Partisipasi Penganggaran 0.786230Keadilan Distributif 0.792680Keadilan Prosedural 0.825553Komitmen Tujuan Anggaran 0.896395Kinerja Manajerial 0.755205

Tabel Composite Reliability

Variabel CompositeReliability

Partisipasi Penganggaran 0.948407Keadilan Distributif 0.950286Keadilan Prosedural 0.974260Komitmen Tujuan Anggaran 0.962899Kinerja Manajerial 0.968564

Page 104: the influence of budgetary participation on managerial performance

89

89

Lampiran 5

OUTPUT UJI HIPOTESIS

Tabel R Square

Variabel R SquareKeadilan Distributif 0.510250Keadilan Prosedural 0.787772

Komitmen Tujuan Anggaran 0.742027Kinerja Manajerial 0.907795

Tabel Total Effects (Mean, STDEV, T-Values)

OriginalSample

(O)

SampleMean (M)

StandardDeviation(STDEV)

StandardError

(STERR)

T Statistics(|O/STERR|)

Keadilan Distributif-> KinerjaManajerial

0.125016 0.118590 0.066064 0.066064 1.892343

KeadilanProsedural ->Kinerja Manajerial

0.328829 0.334570 0.051819 0.051819 6.345701

Komitmen TujuanAnggaran ->Kinerja Manajerial

0.538161 0.538222 0.075931 0.075931 7.087510

PartisipasiPenganggaran ->Keadilan Distributif

0.712621 0.717393 0.091982 0.091982 7.747394

PartisipasiPenganggaran ->KeadilanProsedural

0.884228 0.884449 0.019352 0.019352 45.690833

PartisipasiPenganggaran ->Komitmen TujuanAnggaran

0.860498 0.862658 0.026212 0.026212 32.828849

PartisipasiPenganggaran ->Kinerja Manajerial

0.842935 0.845677 0.021002 0.021002 40.135519

Page 105: the influence of budgetary participation on managerial performance

90

90

Tabel Path Coefficients

KeadilanDistributif

KeadilanProsedural

KomitmenTujuan

AnggaranKinerja

ManajerialKeadilan

Distributif 0.125016Keadilan

Prosedural 0.328829Komitmen

TujuanAnggaran 0.538161Partisipasi

Penganggaran 0.712621 0.884228 0.860498 0.842935

Tabel Latent Variable Correlations

KeadilanDistributif

KeadilanProsedural

KinerjaManajerial

KomitmenTujuan

AnggaranPartisipasi

PenganggaranKeadilan

Distributif 1,000000Keadilan

Prosedural 0.735020 1,000000Kinerja

Manajerial 0.813355 0.908362 1,000000Komitmen

TujuanAnggaran 0.828027 0.903130 0.940147 1,000000Partisipasi

Penganggaran 0.714318 0.887565 0.922792 0.861410 1,000000