social categories

22
Social Category Theory Ariani Nuradilah 210110130174 Manajemen Komunikasi B Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD Dosen Pembina: Dr. Antar Venus, M.A.Comm Meria Oktaviany, S.Sos, M.Ilkom

Upload: ariani-nuradilah

Post on 30-Jun-2015

154 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Social categories

Social Category Theory

Ariani Nuradilah210110130174

Manajemen Komunikasi BFakultas Ilmu Komunikasi UNPAD

Dosen Pembina:Dr. Antar Venus, M.A.Comm

Meria Oktaviany, S.Sos, M.Ilkom

Page 2: Social categories

BIOGRAFI

Melvin Lawrence De Fleur (lahir pada 27 April 1923 di Portland, Oregon) adalah seorang profesor dan sarjana dalam bidang komunikasi dan Psikologi Sosial. Pada 1954, University of Washington memberi beliau gelar Ph.D dalam bidang Psikologi Sosial untuk studi percobaannya. Dia mengajar untuk banyak universitas sejak 1954 sampai sekarang. Saat ini beliau berprofesi sebagai Profesor dan kepala di Departemen komunikasi dan Periklanan serta Hubungan Masyarakat di University of Boston.

Page 3: Social categories
Page 4: Social categories

RINGKASAN TEORI

Individu yang masuk dalam kategori sosial tertentu/sama akan cenderung memiliki perilaku atau sikap yang kurang lebih sama terhadap rangsangan-rangsangan tertentu. Pesan-pesan yang disampaikan media massa cenderung ditanggapi sama oleh individu yang termasuk dalam kelompok sosial tertentu. Penggolongan sosial ini berdasarkan usia, jenis kelamin, suku bangsa, pendidikan, ekonomi, agama dsb.

Page 5: Social categories

ASUMSI DASAR TEORI KATEGORI SOSIAL

Asumsi dasar dari teori kategori sosial ialah teori sosiologis yang menyatakan bahwa masyarakat modern sifatnya heterogen. Penduduk yang memiliki sejumlah ciri yang sama akan mempunyai pola hidup tradisional yang sama.

Page 6: Social categories

Melvin L. DeFleur  mengatakan bahwa teori ini kadang – kadang tumpang tindih dengan Teori Perbedaan Individual, tetapi berasal dari sumber yang secara disipliner amat berbeda.

Page 7: Social categories

Pesan-pesan yang disampaikan media massa ditangkap individu sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan personal individu. Efek komunikasi pada individu akan beragam walaupun individu menerima pesan yang sama. Terdapat faktor psikologis dalam menerima pesan yang disampaikan media massa. (Teori Individual)

Page 8: Social categories

Anggota-anggota dari suatu golongan tertentu akan memilih komunikasi yang kira-kira sama, dan menanggapinya dengan cara yang hampir sama pula. (Teori Kategori Sosial)

Page 9: Social categories

Dengan adanya penggolongan sosial munculah media massa yang sifatnya special atau khusus yang diperuntukan bagi kalangan tertentu, dengan mengambil segmentasi/pangsa pasar tertentu.

Page 10: Social categories

Begitu juga di media elektronik disajikan acara-acara tertentu yang memang diperuntukan bagi kalangan tertentu dengan memprogramkannya sesuai dengan waktu dan segmen khalayaknya

Page 11: Social categories

DeFleur juga menegaskan bahwa teori ini konsisten dengan dan tampaknya berasal dari sosiologi umum mengenai massa. Ia juga mengutip formula Lasswell, menurutnya perpaduan dari kedua teori dengan variable – variable situasional terkait. Menurut Lasswell cara tepat menjelaskan kegiatan komunikasi ialah menjawab pertanyaan “ Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect “ atau Siapa Mengatakan Apa Kepada Siapa Dengan Efek Apa.

Page 12: Social categories

Teori kategori sosial merupakan permulaan yang lebih bersifat penjelasan daripada pembahasan, tetapi sejauh dapat digunakan sebagai landasan untuk prediksi kasar dan sebagai pedoman untuk penelitian. Teori ini dapat berfungsi  sebagai teori sederhana untuk studi media massa.

Page 13: Social categories

CONTOH PENERAPAN TEORI

Orang Lombok, Dompu, Sumbawa, Jawa dll, berpindah penduduk ke sesuatu daerah misalnya ke Sulawesi. Mereka kumpul di suatu daerah membentuk suatu penduduk sehingga banyak perpaduan budaya akan tetapi lama-kelamaan perpaduan budaya mereka tersebut akan membentuk suatu budaya, norma yang baru sehingga mereka menjadi suatu kesatuan, dan seragam atau sama dalam menerima/merespon terpaan dari media, baik itu media elektronis atau media cetak.

Page 14: Social categories

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI

Page 15: Social categories

KELEBIHAN

Timbul suatu keseragaman dalam suatu masyarakat meskipun masyarakat tersebut bersifat heterogen. Teori ini mengajarkan bahwa meski perbedaan dalam suatu masyarakat yang banyak sekali, baik itu dari segi budaya, suku, bangsa, ras, ataupun agama, dan lain-lain..

Page 16: Social categories

..namun disetiap perbedaan itu masih ada suatu kesamaan baik itu berupa usia, seks, jenis kelamin, penghasilan, dan sebagainya dalam merespon rangsangan/pesan dari media massa, baik itu media elektronik maupun media cetak ataupun perangsang-perangsang yang lainnya.

Page 17: Social categories

KEKURANGAN

Terkadang masyarakat bisa saja melupakan apa yang sebenarnya yang ada pada dirinya (maksudnya di sini seperti budaya suku dan yang lainnya), karena teori ini membahas tentang keseragaman suatu masyarakat meski masyarakat tersebut heterogen.

Page 18: Social categories

Karena dengan keseragaman tersebut maka suatu masyarakat akan mengikuti aturan, norma, budaya baru dan yang lainnya dari keseragaman yang telah tercipta tersebut.

Page 19: Social categories

• Dr. Antar Venus, M.A.Comm• Pakar Komunikasi yang terobsesi

membumikan ilmu komunikasi.• Sebagai pengampu mata kuliah teori-teori

Komunikasi di Universitas Padjadjaran, Dosen  ini menyebarkan motto'Learning communication theories in practical way”.

• Lahir di Serang, Banten, 2 Juni 1968.• Ia merampungkan pendidikan S1-nya pada

jurusan Manajemen Komunikasi Fikom Unpad tahun 1992. Beliau mendapat beasiswa ASTAS untuk menempuh Program S2 Communication Studies di Macquarie University Sydney-Australia(1998).

• Ia menyelesaikan program S3 ilmu komunikasi di Program Pascasarjana Unpad. Sebagai akademisi sekaligus peneliti, ia kerap berpartisipasi dalam berbagai seminar/simposium/pelatihan ataupun lokakarya di bidang ilmu yang digelutinya, baik sebagai pembicara maupun peserta.

• Dan memiliki motto hidup“Vivir con miedo es como vivir a medias” artinya “Hidup dalam ketakutan adalah setengah hidup”

PROFIL

DOSEN

Page 20: Social categories

Ariani Nuradilah lahir di Bandung, 5 Juni 1995. saat ini sedang menempuh pendidikan S1 di Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD jurusan Manajemen Komunikasi semester 2. Saya meminati bidang komunikasi karena tertarik pada dunia media massa khususnya televisi. Saya juga tertarik pada bidang perencanaan media. Pengalaman belajar teori komunikasi pada semester ini membuat saya lebih memahami fenomena-fenomena komunikasi di kehidupan sehari-hari. Terutama tentang teori Social Category yang saya presentasikan. Teori tersebut merupakan salah satu teori media massa, bidang yang saya minati. Saya merasa belum puas dan masih ingin mencari tahu lagi lebih dalam agar lebih paham.

PROFILPENULIS

Page 21: Social categories

SUMBER

agussetiaman.wordpress.comsyakiramburadul.wordpress.com

idnetku.comwww.balitbangdiklat.kemenag.go.id

Page 22: Social categories