produksi protein kasar dan lemak kasar … · hidroponik berasal dari bahasa latin. kata hidro yang...

38
PRODUKSI PROTEIN KASAR DAN LEMAK KASAR FODDERJAGUNG PADA SISTEM HIDROPONIK DENGAN UMUR PANEN YANG BERBEDA SKRIPSI Oleh: FREDY PAMPANG I 211 10 253 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

Upload: nguyenkhuong

Post on 16-Aug-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

PRODUKSI PROTEIN KASAR DAN LEMAK KASAR

FODDERJAGUNG PADA SISTEM HIDROPONIK

DENGAN UMUR PANEN YANG BERBEDA

SKRIPSI

Oleh:

FREDY PAMPANG

I 211 10 253

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

ii

PRODUKSI PROTEIN KASAR DAN LEMAK KASAR

FODDERJAGUNG PADA SISTEM HIDROPONIK

DENGAN UMUR PANEN YANG BERBEDA

SKRIPSI

Oleh:

FREDY PAMPANG

I 211 10 253

Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana pada Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

iii

iv

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukurpenulis panjatkan kehadiratTuhan Yang Maha Esa atas

rahmat dan berkatnya yang senantiasa memberikan kesehatan jasmani badani

danrohani sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini. Limpahan

rasa hormat, kasih sayang, cinta dan terima kasih tiada henti kepada Ibunda

Marlina T. Dan Ayahanda Daud Pampang yang telah melahirkan, mendidik dan

membesarkan penulis dengan penuh cinta dan kasih yang begitu tulus sampai saat

ini dan yang telah memberikan do’a dalam setiap detik nafas dan kehidupannya

untuk keberhasilan penulis.Buat kakakku Gurnianto, S.kom terima kasih atas

segala motivasinya serta adik-adikku Abraham Pampang dan Azarya Pampang

yang telah menjadi penyemangat penulis.

Terima kasih tak terhingga kepada bapak Dr. Ir. Syamsuddin Nompo,

MPselaku Pembimbing Utama dan kepada ibu Dr. Ir. Syahriani Syahrir, M.

Siselaku Pembimbing Anggota atas didikan, bimbingan, serta waktu yang telah

diluangkan untuk memberikan petunjuk dan menyumbangkan pikirannya dalam

membimbing penulis mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya skripsi

ini. Semoga bapak dan ibu sekeluarga senantiasa di berikan kesehatan dan

dilancarkan dalam segala tugas serta pengabdian sebagai dosen pendidik oleh

Sang Pencipta.amin.

Terima kasih setinggi-tingginya penulis sampaikan dengan segala

keikhlasan dan kerendahan hati kepada :

Bapak Prof. Dr.Ir. Sudirman Baco., M.Sc selaku Dekan Fakultas Peternakan

danjuga kepada Dr. Ir. Budiman Nohong. M.Si selaku Ketua Jurusan Nutrisi

vi

dan Makanan Ternak sekaligus sebagai pembimbing akademik. Kepada

seluruh Dosen dan Staf Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin,

khususnya Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternakyang telah memberikan

sumbangsih ilmunya kepada penulis.

Sahabat sahabatku di kampus MATADOR ‘10’-UNHAS,terima kasih atas

segala bantuannya kepada penulis. Semoga ikatan kekeluargaan kita semua

selalu dikenang sampai akhir hayat kita. amin

Keluarga besarku SEMA-FAPET, HUMANIKA, GEMAPETA, FORMKAN

serta teman teman KKN gelombang 90 Desa Polewali, Kec suppa, Kab,

pinrangterima kasih atas semangatkerjasama dan saling menyemangati satu

sama lain. Semoga kita semua selalu di limpahkan rahmat oleh sang Pencipta.

Teman-teman satu timpenelitian,Abeng, Ummi Kalsum, Nadra Juharis,Nanda

semangat kerjasamanya dan saling menyemangati satu sama lain. Semoga

dilancarkan menyelesaikan studinya. amin.

Terimakasih kepada adinda Metri Arruan Minanga atas semua bantuannya

selama ini, semoga senantiasa mendapat limpahan berkat oleh sang pencipta

baik jasmani dan rohani.amin.

Terimakasih juga kepada Yunus Darto Susilo yang sudah menjadi rival abadi

di Fakultas Peternakan. Semoga senantiasa diberikan kelancaran dalam

pengurusan berkasnya menuju ujian sarjana.amin.

Terkhusus untuk Muh.Sayudin S.Pt, dan Tilawati S,pt yang selalu

memberikan sumbangsi pemikiran dan tenaga sehingga selesainya

penyusunan skripsi ini. Semoga dilancarkan dalam penyelesaian studi

vii

Magisternya dan dilancarkan dalam pekerjaannya di Laboratorium Biokimia

Peternakan.amin.

Semua pihak yang tidak dapat penulis ucapkan satu persatu yang selalu

memberikan doa kepada penulis hingga selesainya penyusunan skripsi ini.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam menyusun Skripsi ini masih

banyak terdapat kekurangan dan kesalahan di dalamnya, maka dari itu, penulis

menerima kritik dan saran dari para pembaca yang sifatnya membangun guna

kesempurnaan Skripsi ini.Akhir kata, semoga Skripsi ini bermanfaat bagi

pembaca dan khususnya bagi diri saya pribadi.

Makassar, Agustus 2017

Fredy Pampang

viii

Fredy Pampang ( I 211 10 253). Produksi Protein Kasar dan Lemak Kasar

Fodder Jagung pada Sistem Hidroponik dengan Umur Panen yang Berbeda.

Dibawah bimbingan Syamsuddin NompodanSyahriani Syahrir

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat waktu yang paling optimal untuk

melakukan pemanenan hidroponik fodder jagung. Data yang diperoleh dianalisis

menggunakan program SPSS versi 16. Penelitian ini menggunakan Rancangan

Acak Lengkap (RAK) yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 4 kelompok,

perlakuannya yaitu P1 (Tanaman hidroponikfodder jagungpada pemanenan umur

7 hari), P2 (Tanaman hidroponik fodder jagung pada pemanenan umur 9 hari), P3

(Tanaman hidroponik fodder jagung pada pemanenan umur 11 hari) dan P4

(Tanaman hidroponik fodder jagung pada pemanenan umur 13 hari). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa produksi fodder jagung sistem hidroponik dengan

umur panen yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05)

terhadap produksi protein kasar dan tidak memberikan pengaruh (P>0,05)

terhadap kandungan lemak kasar. Dapat disimpulkan bahwa bahwa fodder

jagung sistem hidroponik dengan umur panen yang berbeda dapat memberikan

pengaruh yang nyata terhadap produksi protein kasar. Produksi protein tertinggi

terdapat pada perlakuan P1 (5,12g).Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai

penggunaan fodder jagung dalam ransum ternak.

Katakunci :Sistem Hidroponik,Fodder jagung, Jagung, Protein Kasar, Lemak

Kasar.

ix

Fredy Pampang ( I 211 10 253 ). Rough and Crude Protein Production Corn

Fodder On Hydroponics Systems With Different Harvesting Times.

Supervisor:Syamsuddin Nompo and syahriani Syahrir

ABSTRACT

This study aims to look at the most optimal time to harvest hydroponic corn

fodder. The data obtained were analyzed using SPSS version 16 program. This

study used a Completely Randomized Design (RAK) consisting of 4 treatments

with 4 groups, ie treatmentP1 (Hydroponic plant of corn fodder at 7 day harvest),

P2 (Hydroponic plant of corn fodder at 9 day harvest), P3 (Hydroponic plant of

corn fodder at 11 day harvest) and P4 (Hydroponic plant of corn fodder at 13 day

harvest). The results showed that the production of corn fodder hydroponics

system with different harvesting age gave a significantly different effect(P<0,05)

Against the production of crude protein and does not give effect(P>0,05) Against

crude fat content. It can be concluded that the corn fodder of hydroponic system

with different harvesting age can have a significant effect on the production of

crude protein. The highest protein production was found in P1 (5.12g). Further

research is needed on the use of corn fodder in livestock rations.

Keywords: Hydroponics System, Corn Fodder, Corn, Crude Protein, Crude Fat

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................... ii

PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

ABSTRAK ....................................................................................................... viii

ABSTRACT .................................................................................................... ix

DAFTAR ISI .......................................................................................... ........ x

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

Latar Belakang ...................................................................................... 1

Permasalahan ....................................................................................... 2

Hipotesis ……………………………………………………………... 2

Tujuan dan Kegunaan ........................................................................... 2

TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 3

Gambaran Umum Jagung (Zea mays L) ........................................... 3

Hidroponik Jagung ............................................................................ 4

Protein Kasar ..................................................................................... 6

Lemak Kasar ..................................................................................... 7

MATERI DAN METODE PENELITIAN ...................................................... 8

Waktu dan Tempat ............................................................................... 8

Materi Penelitian ................................................................................... 8

Prosedur Penelitian .............................................................................. 8

Rancangan Percobaan ........................................................................... 9

Parameter yang diukur .......................................................................... 10

1. Protein Kasar ..............................................................................10

xi

2. Lemak Kasar .............................................................................. 11

HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 12

Produksi Protein Kasar ......................................................................... 12

Produksi Lemak Kasar ......................................................................... 13

KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................15

Kesimpulan ........................................................................................... 15

Saran ..................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 16

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

xii

DAFTAR TABEL

No. Halaman

Teks

1. Rata-rata produksi protein kasar dan lemak kasar fodder jagung dengan umur

panen yang berbeda.........................................................................… 12

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

Teks

1. Hasil Analisis Statistik .................................................................................. 19

2. Dokumentasi Kegiatan Penelitian ................................................................. 23

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tingkat perkembangan suatu negara sangat bergantung pada laju

pertumbuhan sosial-ekonomi dan sumber alam lainnya.Dalam pembicaraan umum

sumber daya alam akanberbicara tentang populasi manusia dan tanah.

Berkembangnya populasi manusia memerlukan banyak lahan sebagai tempat

untuk membangun rumah dan lain sebagainya, sehingga berdampak pada lahan-

lahan pertaniaan beralih fungsi menjadi kawasan perumahan serta industri yang

mengakibatkan pada penyempitan lahan. Menyempitnya lahan pertanian

mengakibatkan peternak kesulitan untuk mencari sumber pakan.

Media hidroponik merupakan cara untuk mengatasi permasalahan tersebut

diatas, media hidroponik merupakan sistem bertanam yang menggunakan serbuk

gergaji, kerikil, arang dan air. Keuntungan menggunakan sistem ini adalah

efisiensi penggunaan lahan,mudah dikontrol serta lebih menguntungkan.Salah

satu tanaman pakan yang cocok di kembangkan menggunakan sistem ini adalah

tanaman jagung.

Jagung merupakan salah satu tanaman yang dapat dikembangkan dengan

sistem hidroponik dalam bentuk fodder, karena tergolong tanaman dengan laju

pertumbuhan yang cepat sehingga dapat di produksi dalam waktu yang

singkat.Oleh karena itu, penelitian ini bermaksud untuk melihat pengaruh

perbedaan umur panen terhadap produksi protein dan lemak kasar fodder jagung.

2

Permasalahan

Jagung yang ditanam dengan sistem hidroponik akhir-akhir ini mulai

banyak dibicarakan karena dapat menjadi solusi dalam mengatasi penyempitan

lahan serta penyediaan pakan pada musim kemarau. Keunggulan lain dari jagung

yang di tanam dengan sistem ini adalah biji jagung memiliki waktu pertumbuhan

yang cepat sehingga dapat di produksi dalam waktu yang singkat.Oleh karena itu,

penelitian ini bermaksud untuk melihat pengaruh perbedaan umur panen fodder

jagung terhadap produksi protein dan lemak kasar

Hipotesis

Diduga bahwa semakin lama umur panen fodder jagung pada sistem

hidroponik produksi protein kasar dan lemak kasar akan semakin tinggi.

Tujuan dan Keguanaan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat waktu yang paling optimal

untuk melakukan pemanenan hidroponik fodder jagung.

Kegunaann dari penelitian ini adalah sebagai informasi bagi masyarakat

tentang aplikasi fodder jagung dengan sistem hidroponik sehingga dapat

menambah sumber pakan petani ternak utamanya para peternak yang kurang

memiliki lahan sebagai sumber pakannya.

3

TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Umum Jagung (Zea mays L)

Tanaman jagung (zea mays L) merupakan tanaman yang berasal dari benua

amerika melalui eropa ke benua asia dan afrika. Tanaman jagung merupakan

jenis family dari graminae yang dapat digunakan sebagai hijauan pengganti

rumput untuk menjaga ketersediaan pakan hijauan. Tanaman jagung secara

taksonomi digolongkan (Zakariah, 2012) sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Classis : Monocotyledone

Ordo : Graminae

Familia : Graminaceae

Genus : Zea

Species : Zea mays L.

Jagung merupakan salah satu jenis tanaman C4 yang mampu beradaptasi

dengan baik dengan faktor pembatas pertumbuhan dan produksi.Salah satu sifat

tanaman jagung sebagai tanaman C4, antara lain daun mempunyai laju fotosintesis

lebih tinggi, fotorespirasi dan transpirasi rendah, efisien dalam penggunaan air,

sehingga mudah tumbuh dan beradaptasi dengan lingkungan serta cuaca sekitar

walaupun ada faktor yang meghambat pertumbuhan dan produksinya seperti

temperatur dan kelembaban lingkungan (Goldsworthy dan Fisher, 1980)

4

Kandungan nutrisi biji jagung adalah protein kasar 7,9% serat kasar 2,5%,

lemak kasar 4,7%, abu 2% dan bahan ektrak tanpa nitrogen (BETN) 79% (Hartadi

dkk.,1993). Kandungan nutrisi fodder jagung hidroponik yang dipanen pada umur

9 hari adalah PK 14,56% SK 10,07%, LK 4,67% abu 2,83% dan BETN 67,87%

(Gebremedhin and Wu, 2003).

Hidroponik Fodder Jagung

Pada zaman dahulu hidroponik dikenal dengan istilah bercocok tanam

dalam air yang masih terbatas hanya menggunakan air dan lokasinya di

laboratorium, sekedar bahan uji coba (aquaculture). Dalam perkembangan

selanjutnya, sistem hidroponik mengalami perubahan yang jauh berbeda dengan

apa yang sudah ada sekarang. Cara penanaman diatas air belakangan ini sudah

banyak ditinggalkan dan diganti dengan cara penanaman diatas media lain yang

lebih praktis, mudah didapat dan dilakukan (Suhardiyanto, 2009).

Tahun 1936, istilah hidroponik lahir sebagai penghargaan diberikan

kepada DR.WF Gericke, seorang agronomis dari universitas California.DR.WF

Gericke melakukan penelitian dengan menanam tomat di dalam bak yang berisi

mineral sehingga tomat tersebut mampu bertahan hidup dan dapat tumbuh

setinggi 300 cm dan memiliki buah. Sebelumya beberapa kali ahli patologis

tanaman juga melakukan percobaan dan penelitian untuk dapat melakuan

bercocok tanam tanpa media tanah sebagai media tanam, sehingga pada umur itu

bermunculan istilah-istilah nutri culture, water culture, gravelbed culture,

danistilah soilless culture(Roberts et al., 2000).

5

Elemen dasar yang dibutuhkan tanaman untuk kebutuhan tumbuh

sebenarnya bukanlah tanah, melainkankesediaan cadangan makanan serta air yang

terkandung dalam tanah yang terserap oleh akar dan juga dukungan yang

diberikan tanah dalam pertumbuhan.Dengan mengetahui ini semua, akar tanaman

yang tumbuh di atas tanah akanmenyerap air dan zat-zat vital dari dalam tanah,

yang berarti tanpa tanah pun, suatu tanaman dapat tumbuh asalkan diberikan

cukup air (Nicholls, 2003).

Hidroponik berasal dari bahasa latin. Kata hidro yang artinya air dan

ponics berarti pengerjaan.Sehingga definisi hidroponik adalah pengerjaan atau

pengelolaan air yang digunakan sebagai media tumbuh tanaman dan juga sebagai

tempat akar tanaman mengambil unsur hara yang diperlukan.Umumnya media

tanam yang digunakan bersifat porous, seperti pasir, arang, sekam, batu apung,

kerikil, rockwool dan lain-lain (Lingga, 2002)

Prinsip dasar tanaman secara hidroponik adalah suatu upaya merekayasa

alam dengan menciptakan dan mengatur suatu kondisi lingkungan yang ideal bagi

pertumbuhan dan perkembangan tanaman sehingga ketergantungan tanaman

terhadap alam dapat dikendalikan.Rekayasa faktor lingkungan yang paling

menonjol pada hidroponik adalah dalam hal penyediaan nutrisi yang diperlukan

tanaman dalam jumlah yang tepat dan mudah diserap oleh akar tanaman, sehingga

tanaman dapat tumbuh dengan baik dan normal (Astuti, 2008)

6

Hidroponik fodder jagung merupakan salah satu sistem tanam yang dapat

dijadikan sebagai solusi untuk penyediaan hijauan bagi ternak ruminansia, karena

dengan sistem hidroponik penanaman dapat dilakukan sepanjang tahun tanpa

dipengaruhi oleh musim sehingga dapat mengatasi kekurangan pakan hijauan

khususnya saat musim kemarau (Prihartini, 2014).Hijauan jagung hidroponik

memiliki protein kasar yang lebih tinggi dibandingkan dengan produksi protein

kasar yang terkandung dalam biji jagung utuh (Hartadi dkk., 1993)

Protein kasar

Protein merupakan suatu senyawa yang disusun oleh asam amino.Asam

amino satu sama lain terikat oleh ikatan peptide. Gugus amino dari satu asam

dengan gugus karboksil dari asam amino lain dengan mengeluarkan satu molekul

air (Katyanto, 1999). Protein merupakan senyawa organik kompleks yang

tersusun dari unsure C, H, O, dan N (Suprijatna dkk., 2005).

Protein adalah senyawa organik kompleks yang mempunyai berat molekul

tinggi. Seperti halnya karbihidrat dan lipida, protein mengandung unsur-unsur

karbon, hidrogen dan oksigen, tetapi sebagai tambahannya, semua protein

mengandung nitrogen.Kebanyakan protein mengandung sulfur, beberapa protein

mengandung phosfor (Hartadi dkk., 1993).

Protein kasar atau crud protein merupakan hasil kali 6,25 dengan produksi

nitrogen dalam pakan. Dalam senyawa protein kasar terdapat dua senyawa yaitu

protein murni dan non protein nitrogen (NPN).Gabungan dari jumlah keduanya

merupakan jumlah keseluruhan senyawa protein dan hasil nya disebut

proteinkasar atau crud protein (Sutarno dan Sugiyono, 2007).

7

Lemak Kasar

Lemak adalah semua subtansi yang dapat diekstraksi dengan bahan-bahan

biologik dengan pelarut lemak.Pada analisis proksimat lemak termasuk dalam

fraksi ekstrak eter. Istilah lemak meliputi lemak-lemak dan minyak –minyak

perbedaannya adalah pada sifat fisiknya (Tillman dkk., 1991)

Menurut Suprijatna dkk., (2005) lemak adalah ikatan organik yang terdiri

atas unsur C, H, dan O yang dapat larut dalam petroleum, benzene dan eter.

Lemak merpakan ester gliserol yang mempunyai asam lemak rantai panjang dan

merupakan persenyawaan karbon, hydrogen dan oksigen.Lemak dan minyak

merupakan bahan yang dapat di ekstraksi dengan eter.Lemak merupakan ester

gliserol padat pada suhu ruang sedangkan minyak berbentuk cair pada temperatur

tersebut.Lemak berfungsi sebagai katalisator untuk mempertahankan suhu tubuh

dan melindungi organ-organ dalam tubuh (Wahyu, 2004).

Sifat lemak yang tidak larut dalam air tetapi berperan sebagai pelarut

vitamin A,D,E dan K memungkinkan kadar lemak yang terkandung dalam bahan

pakan menjadi meningkat (Anggorodi, 1994). Kadar lemak dalam analisis

proksimat ditentukan dengan cara melakukan ekstraksi bahan pakan dengan

menggunakan pelarut organic n-heksana (Tillman dkk., 1991)

8

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian sistemhidroponik fodder jagungdilakukan pada bulan Mei

sampai Juni 2017 bertempat di Unit Pengujian Pakan Terpadu dan penelitian

produksi protein kasar dan lemak kasar dilakukan di Laboratorium Kimia

Pakan,Departemen Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas

Hasanuddin.

Materi Penelitian

Alat

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lainrak besi dengan

panjang ± 2 meter, lebar 76 cm, dan tinggi masing-masing rak satu ke rak yang

lain adalah 34 cm dengan tujuan untuk mengefisienkan penggunaan lahan dan

mempermudah proses penyiraman, tray (nampan yang telah dilubangi dengan

ukuran ukuran 32 cm x 25 cm), gayung, kain hitam, sprayer, ember, saringan,

thermometer, penggaris dan alat tulis, timbangan digital, serta alat-alat

laboratorium untuk analisis laboratorium.

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu biji jagung kuning

sebanyak ±1.5 kg dan air.Bahan digunakan selama 7, 9, 11, dan 13 hari.

Prosedur Penelitian

Benih jagung yang digunakan terlebih dahulu disortir dengan cara

direndam. Benih yang mengambang dibuang karena menandakan bahwa benih

tersebut sudah tidak baik. Kemudian benih ditiriskan ±1,5 kg. Benih yang sudah

9

ditimbang di siram dengan menggunakan air hangat 50ºC dan didiamkan selama

24 jam.

Jagung yang telah di rendam kemudian di tebar di atas nampan yang

sebelumnya telah diberi lobang agar tidak menyebabkan air tergenang.Setiap

nampan di isi sebanyak 100 gr benih.Kemudian ditutup menggunakan kain hitam

agar kelembabannya tetap terjaga.

Benih jagung disemprot dengan air, penyemprotan hanya dilakukan pada

hari pertama dan kedua. Pada hari ke-2 akan mulai muncul tunas kecil dan bakal

akar. Kain hitam yang digunakan kemudian disingkirkan, seterusnya dilakukan

penyiraman secara rutin dimulai dari jam 6 pagi sampai jam 10 malam.

Panen dilakukan pada hari ke 7,9,11 dan 13.Fodder jagung di angkat dari

nampan dan kemudian akarnya dicuci untuk menghilangkan sisa larutan

nutrien.Setelah dicuci kemudian dipotong-potong untuk diberikan kepada ternak

dan juga diambil sebagai sampel.

Rancangan Percobaan

Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK), dengan 4

perlakuan dan dengan 4 kelompok Perlakuan yang digunakan adalah sebagai

berikut:

P 1 = Tanaman hidroponikfodder jagungpada pemanenan umur 7 hari

P 2 = Tanaman hidroponik fodder jagung pada pemanenan umur 9 hari

P 3 = Tanaman hidroponik fodder jagungpada pemanenan umur 11 hari

P 4 = Tanaman hidroponik fodder jagungpada pemanenan umur 13 hari

10

Model matematikanya adalah sebagai berikut :

Di mana :

Y = nilai pengamatan atau pengukuran

μ = nilai rata-rata harapan

δi = pengaruh perlakuan

βj = pengaruh blok atau kelompok atau ulangan

ε = pengruh kesalahan percobaan

i = perlakuan ke-i (i= 1...4)

j = ulangan ke-j (j= 1...4)

Parameter Yang Diukur

Dalam penelitian ini parameter yang diukur adalah produksi protein kasar

dan lemak kasar fodder jagung. Analisis protein dan lemak kasar dilakukan

berdasarkan analisis proksimat.

Protein Kasar

1. Timbang kurang lebih 0,5 gr sampel

2. Masukkan kedalam labu kjedhal 100 ml

3. Tambahkan kurang lebih 1 gr campuran selenium dan 10-25 ml H2SO4

pekat

4. Labu khedhal bersama isinya digoyangkan sampai semua sampel terbasahi

dengan H2SO4

5. Destruksi dalam lemari asam sampai jernih

6. Setelah dingin, dituang kedalam labu ukur 100ml dan dibilas dengan air

suling

Yij = μ + αi + βj + εij

11

7. Simpan labu penampung yang terdiri dari 10 ml H3BO3 2% ditambah

dengan 4 tetes larutan indikator campuran dalam erlenmeyer 100ml

8. Suling hingga volume penampung menjadi lebih kurang 50ml

9. Bilas ujung penyuling dengan air suling kemudian penampungan bersama

isinya dititrasi dengan larutan HCl atau H2SO4 0,0142N

Kadar Protein =(𝑉×𝑁×14×6,25×𝑃

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ (𝑚𝑔)) × 100%

Keterangan:

V= Volume titrasi contoh

N= Normalitas larutan HCL atau H2SO4 sebagai penitar

P= Faktor pengencer 100/5

Lemak Kasar

1. Timbang lebih kurang 1 gr sampel

2. Masukkan kedalam tabung reaksi berskala 10 ml

3. Tambahkan clorofom mendekati skala

4. Tutup rapat kemudian kocok dan biarkan bermalam

5. Saring dengan kertas tissu kedalam tabung reaksi

6. Pipet 5ml kedalam cawan yang telah diketahui beratnya (a gram)

7. Ovenkan pada suhu 1000c selama 8 jam atau biarkan bermalam

8. Masukkan kedalam desikator kurang 30 menit timbang (b gram)

Lemak Kasar =(𝑃 (𝑏−𝑎)

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ× 100%) ×

100

𝐵𝐾 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

Keterangan:

P=Fator pengencer =10/5=2,5

12

HASIL DAN PEMBAHASAN

Nilai rata-rataproduksi protein kasar dan serat kasar fodder jagung sistem

hidroponik dengan umur panen yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1.Rata-Rata Produksi Protein Kasar dan Produksi Lemak Kasar Fodder

Jagung dengan Umur Panen yang Berbeda.

Parameter Perlakuan

P1 P2 P3 P4

Protein Kasar(g) 5,12a±0,10 5,04

ab±0,51 4,55

ab±0,94 3,84

b±0,85

Lemak Kasar (g) 2,12±0,07 2,44±0,27 2,38±0,40 2,30±0,44

Keterangan: Superskrip ab

yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan

berbeda nyata (P<0.05); P1= Tanaman hidroponik dengan umur

panen 7 hari; P2= Tanaman hidroponik dengan umur panen 9 hari;

P3= Tanaman hidroponik dengan umur panen 11 hari; P4=

Tanaman hidroponik dengan umur panen 13 hari.

Produksi Protein Kasar

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa produksi fodder jagung sistem

hidroponik dengan umur panen yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda

nyata (P<0,05) terhadap produksi protein kasar.

Produksi protein kasar pada tabel diatas menujukkan protein kasar fodder

jagung sistem hidroponik dengan umur panen yang berbeda tertinggi terdapat

pada perlakuan P1 (tanaman hidroponik dengan umur panen 7 hari) yaitu 5,12g

dan terendah terdapat pada perlakuan P4 (tanaman hidroponik dengan umur panen

13 hari) yaitu 3,84g. Hal ini disebabkan oleh umur panen pada umur 7 hari,

protein kasar yang terdapat pada biji jagung belum di manfaatkan semua untuk

proses pertumbuhaannya. Proses perkecambahan biji jagung sebagian besar

13

menggunakan lemak dan protein yang terkandung dalam biji jagung dalam proses

hidrolisis sebagai sumber energi untuk kebutuhan pertumbuhan embrio (Willams,

1999).

Berdasarkan hasil analisis Duncan menunjukkan bahwa perlakuan P1 tidak

berbeda dengan perlakuan P2 dan P3 sedangkan perlakuan P4 berbeda dengan

P1.Fodder jagung sistem hidroponik memiliki kandungan protein kasar lebih

tinggi pada umur panen muda dibandingkan dengan kandungan protein kasar pada

umur panen tua.Produksi protein kasar hijauan fodder jagung sistem hidroponik

berturut-turut P1 5,12g; P2 5,04g; P3 4,55g dan P4 3,84g. Biomassa tanaman

jagung terutama tanaman muda mempunyai Produksi protein lebih tinggi sehingga

sangat baik digunakan sebagai pakan ternak (Arifin, 2003)

Produksi Lemak Kasar

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa hijauan fodder jagung sistem

hidroponik dengan umur panen yang berbeda tidak memberikan pengaruh

(P>0,05) terhadap kandungan lemak kasar. Produksi lemak kasar fodder jagung

pada Tabel 1 menunjukkan bahwa kandungan lemak kasar hijauan fodder jagung

sistem berturut-turut P1 2,12g; P2 2,44g; P3 2,38g dan P4 2,20g.

Produksi lemak kasar fodder jagung sistem hidroponik cenderung baik

pada umur panen 9 hari (Perlakuan P2) yaitu 2,44g. Puncak hidrolisis asam lemak

untuk kebutuhan pertumbuhan diduga terjadi pada umur panen 9 hari. Geonadi

and Sudharama (2005) menjelaskan bahwa penyerapan unsur hara seperti

karbohidrat, lipida dan protein pada tanaman muda terjadi pada kisaran umur 8

14

hari sampai 11 hari. Unsur hara tersebut (karbohidrat, lipida dan protein)

digunakan tanaman untuk keperluan pembentukan dan pembesaran sel tanaman.

15

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat di simpulkan bahwa fodder

jagung sistem hidroponik dengan umur panen yang berbeda dapat memberikan

pengaruh yang nyata terhadap produksi protein kasar.Produksi protein tertinggi

terdapat pada perlakuan P1 (5,12g).

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai penggunaan fodder jagung

dalam ransum ternak.

16

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. Penerbit PT. Gramedia. Jakarta

Arifin Z. 2003. Pengelolaan tanaman jagung untuk meningkatkan nisbah lahan

dan pendapatan usahatani jagung di lahan kering.Prosiding Lokakarya

Pengembangan Agribisnis Berbasis Sumberdaya Lokal Dalam Mendukung

Pembangunan Ekonomi Kawasan Selatan Jawa.Pulitbang Sosial Ekonomi

Pertanian.p: 123-132.

Astuti.2008. Analisis Karakter Pseudomonas sp. Sebagai Agen Pemacu

Pertumbuhan Tanaman dan Biokontrol Fungi Pathogen.[Tesis] Institut

Pertanian Bogor. Bogor.

Gebremedhin, K.G. and B. Wu. 2003. Characterization of flow field in a

ventilated space and simulation of heat exchange between cows and their

environment. Journal of Thermal Biology. (28): 301-319.

Geonadi, D.H and I.M. Sudharama. 2005. Shoot initiation by humic acids of

selected tropical crops grows in tissue culture. Plant Cell Report 15: 59-62.

Goldsworthy, P.R.dan N.M. Fisher. 1980. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik.

Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Hartadi, H.S., S. Reksohadiprojo, S. Prawirokusumo, A. D. Tillman, dan H.S.

Lebondosoekojo. 1993. Tabel Komposisi Pakan untuk Indonesia.

Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Lingga, P. 2002. Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Nicholls, R. C. 2003. Beginning Hydroponics Soilles Gardening. Dahara Prize.

Semarang.

Robert, B., S. Worthington, Williams and S. Rodwell. 2000. Nutrition

Throughout the Life Cycle. Mc Graw-Hill Book Company, Singapore.

Suhardiyanto, H. 2009. Teknologi Rumah Tanaman untuk Iklim Tropika

Basah.Pemodelan dan Pengendalian Lingkungan.IPB Press. Bogor.

Suprijatna, E., U. Atmomarsono dan R. Kartasujana. 2005. Ilmu Dasar Ternak

Unggas. Penerbit Swadaya. Jakarta.

Tillman, A.D., S. Reksohadiprojo, S. Prawirokusumo, dan S. Lebdosoekojo.

1991.Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University

Press.Yogyakarta.

17

Wahyu, J. 2004. Ilmu Nutrisi Unggas. Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta.

Willams, M. 1999. Analisis penggunaan sumber energi biomassa di bidang

pertanian [Laporan Akhir]. Tangerang (ID): Balai Besar Mekanisasi

Pertanian. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian

Zakariah, A. A. 2012.Evaluasi Kecernaan Beberapa Bahan Pakan Pada Ternak

Peranakan Ongole (PO) dan Peranakan Frisien Holstein (PFH).Universitas

Gajah Mada.Yogyakarta.

18

LAMPIRAN

19

Lampiran 1. Hasil Analisis Statistik

a. Protein Kasar

Descriptive Statistics

Dependent Variable:proteinkasar

perlakuan Kelompok Mean Std. Deviation N

1 1 5.1900 . 1

2 5.2300 . 1

3 5.0800 . 1

4 5.0000 . 1

Total 5.1250 .10472 4

2 1 4.5500 . 1

2 4.9200 . 1

3 4.9300 . 1

4 5.7700 . 1

Total 5.0425 .51623 4

3 1 4.7000 . 1

2 5.1700 . 1

3 5.1700 . 1

4 3.1800 . 1

Total 4.5550 .94306 4

4 1 3.0500 . 1

2 3.7300 . 1

3 4.7500 . 1

Total 3.8433 .85565 3

Total 1 4.3725 .92305 4

2 4.7625 .70130 4

3 4.9825 .18392 4

4 4.6500 1.33000 3

Total 4.6947 .77652 15

20

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:proteinkasar

Source

Type III Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Corrected Model 4.506a 6 .751 1.526 .283

Intercept 307.359 1 307.359 624.706 .000

perlakuan 3.735 3 1.245 2.530 .131

kelompok 1.029 3 .343 .697 .580

Error 3.936 8 .492

Total 339.040 15

Corrected Total 8.442 14

a. R Squared = .534 (Adjusted R Squared = .184)

protein kasar

perlakuan N

Subset

1 2

Duncana 4 3 3.8433

3 4 4.5550 4.5550

2 4 5.0425 5.0425

1 4 5.1250

Sig. .056 .320

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = .492.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.692.

21

b. Lemak Kasar

Descriptive Statistics

Dependent Variable:lemakkasar

perlakuan kelompok Mean Std. Deviation N

P1 k1 2.4400 . 1

k2 2.3500 . 1

k3 2.2700 . 1

k4 2.3000 . 1

Total 2.3400 .07439 4

p2 k1 2.1400 . 1

k2 2.5600 . 1

k3 2.3800 . 1

k4 2.7900 . 1

Total 2.4675 .27536 4

p3 k1 2.3700 . 1

k2 2.7900 . 1

k3 2.4600 . 1

k4 1.8200 . 1

Total 2.3600 .40274 4

p4 k1 1.5300 . 1

k2 2.0700 . 1

k3 2.4100 . 1

Total 2.0033 .44377 3

Total k1 2.1200 .41368 4

k2 2.4425 .30653 4

k3 2.3800 .08042 4

k4 2.3033 .48501 3

Total 2.3120 .32944 15

22

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:lemakkasar

Source

Type III Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Corrected Model .658a 6 .110 1.019 .476

Intercept 75.222 1 75.222 698.884 .000

perlakuan .424 3 .141 1.313 .336

kelompok .263 3 .088 .816 .520

Error .861 8 .108

Total 81.700 15

Corrected Total 1.519 14

a. R Squared = .433 (Adjusted R Squared = .008)

Lemakkasar

perlakuan N

Subset

1

Duncana p4 3 2.0033

P1 4 2.3400

p3 4 2.3600

p2 4 2.4675

Sig. .109

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = .108.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.692.

23

Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan Penelitian

Fodder Jagung Umur Muda

Penyiraman Fodder Jagung

24

Kegiatan Analisis Proksimat di Laboratorium Kimia Pakan

25

RIWAYAT HIDUP

Fredy Pampang. Lahir pada Tanggal10 Februari 1992 di

Polewali. Penulis adalah anak kedua dari empat bersaudara

dari pasangan suami istri Daud Pampang dan Marlina.T.

Penulis mengawali pendidikan di Sekolah Dasar SDN 007 Rantelasa sampai

tahun 2004. Kemudian melanjutkan sekolah menengah pertama di SMP N 1

Malabo dan lulus pada tahun 2007. Setelah itu melanjutkan sekolah di SMA N 1

Mamasa dan lulus tahun 2010. Pada tahun 2010 melanjutkan pendidikan di

Perguruan Tinggi Negeri tepatnya di Universitas Hasanuddin Fakultas Peternakan

Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak melalui jalur Seleksi Nasional Perguruan

Tinggi Negri (SNMPTN). Selama menjadi mahasiswa penulis aktif sebagai

pengurus Himpunan Mahasiswa Nutrisi dan Makanan Ternak Universitas

Hasanuddin (HUMANIKA-UNHAS) periode 2012-2014, aktif di FORMKAN

(Forum Mahasiswa Kantin UIT) periode 2014-2015, GEMAPETA (Gerakan

Mahasiswa Pemuda dan Pelajar Tandukkalua’) periode 2016-2017, sampai saat

ini penulis masih menjabat sebagai Ketua UmumGerakan Mahasiswa Pemuda dan

Pelajar Tandukkalua’.