preventions - rspondokindah.co.id · tunya mencegah terjadinya kerugian di masa depan, mulai dari...
TRANSCRIPT
P R E V E N T I O N S
NO
T F
OR
SA
LE
|
V
OL
UM
E 3
8
Iklan GO RSPI - Bintaro Jaya uk.31,4 x 22 cm convert OK.pdf 1 1/30/18 5:05 PM
Iklan GO RSPI - Bintaro Jaya uk.31,4 x 22 cm convert OK.pdf 1 1/30/18 5:05 PMIklan GO RSPI - Bintaro Jaya uk.31,4 x 22 cm convert OK.pdf 1 1/30/18 5:05 PM
4
H E A LT H F I R S T • V O L U M E 3 8
Pembaca setia Health First,
Hidup yang berkualitas tentu menjadi idaman se-
tiap orang. Menjalani keseharian dengan berbagai
aktivitas serta menikmati kehidupan. Tubuh yang
sehat menjadi salah satu hal dasar untuk menjalani
keseharian tersebut.
Kesadaran untuk menjalani pola hidup yang sehat
s emakin marak dikampanyekan. Semakin banyak
orang yang kini menjaga pola makan dengan pilihan
menu yang baik bagi tubuh serta menjalani olahraga
demi menjaga vitalitas tubuh.
Pemeriksaan kesehatan secara berkala juga akan
membuat kesehatan semakin terjaga. Selain itu, ten-
tunya mencegah terjadinya kerugian di masa depan,
mulai dari kesehatan, finansial, kualitas hidup, dan
sebagainya. Karenanya, di edisi ini, kami sajikan ber-
bagai artikel tentang pentingnya melakukan peme-
riksaan kesehatan secara rutin. Mulai dari kehamil-
an, masa anak, remaja, dewasa, hingga lanjut usia.
Sebagai penunjang, tak lupa kami hadirkan bahasan
mengenai teknologi ke sehatan terbaru serta prog ram
pemeriksaan kese hatan yang dapat mengoptimalkan
kesehatan Anda.
Semoga semua artikel yang kami sajikan pada edisi
ini dapat membuat tubuh Anda selalu bugar sehingga
Anda pun dapat selalu menjalani kehidupan yang
berkualitas.
Salam sehat.
PEMERIKSAAN KESEHATAN BERKALA UNTUK HIDUP
BERKUALITAS
MEJA REDAKSI
PELINDUNG • Ir. Deddy Kusuma • dr. Hermansyur Kartowisastro, Sp. B-KBD • PEMIMPIN UMUM • dr. Yanwar Hadiyanto, MARS • KETUA REDAKSI • Hestia Amriyani • WAKIL KETUA REDAKSI • Septiany Utami Dewi • REDAKSI • dr. Dewa Ayu Nyoman Martasari Badung
• Fanny Hapsari Utomo Putri • Harits Rizky Fatah • SEKRETARIAT & DISTRIBUSI • Dian Novitasari • Evy Astuti • PENERBIT • PT Livimbi Media • KONTRIBUTOR • Agung Suharjanto • Hapis Sulaiman • Debbie Suryawan • Zulmahmudi • Satria Ugahari • Yayah • Ika Nurulsyifa • Melody Amadea
(Fotografer) • Mahargyo Jati Nugroho (Fotografer) • Gita Paramita (Fotografer) • Adieth Nugraha (Direktur Artistik) • Angun Prasetyo (Produksi) • RS PONDOK INDAH GROUP • Jln. Metro Duta Kav. UE • Pondok Indah, Jakarta 12310 • Indonesia
• PEMASANGAN IKLAN • Telp. (021) 765 7525 ext. 6236 • Fax. (021) 750 2324 • EMAIL: [email protected] • PENERBIT • PT Livimbi Media • Roemah Clara • Jln. Hang Lekir X No. 7 • Kebayoran Baru, Jakarta 12120 • Indonesia
GR
EE
TI
NG
DR. YANWAR HADIYANTO, MARSCHIEF EXECUTIVE OFFICER | RS PONDOK INDAH GROUP
5
V O L U M E 3 8 • H E A LT H F I R S T
CO
NT
EN
T
40 Your Health
Minimkan Nyeri dengan Laser
42 Your Health
Batu Empedu Hilang Luka Sayatan
Tak Terpandang
44 Doctor’s Profile
Dr. dr. Sonar Soni Panigoro, Sp. B (K)
Onk, M.EPID, MARS:
Jangan Khawatir, Kanker Bisa Diobati
48 Doctor’s Profile
Dr. dr. Ali Sungkar, Sp. OG (K):
Mempersiapkan Generasi Cemerlang
51 Doctor’s Profile
dr. Didik Librianto, Sp. OT (K):
Empati dan Usaha Terbaik untuk
Pasien
54 Technomedic
Pencitraan Mendetail untuk Cegah
Kanker
57 Technomedic
Evaluasi Akurat Saat Golden Period
60 Diary
Andre Taulany: Menjadi Tenang
dengan Pemeriksaan Kesehatan
Rutin
63 Our Services
Cegah Risiko dengan Skrining Berkala
BODY
14 Keep Moving
Lutut Sehat, Mobilitas Lancar
16 Maternity
Tes TORCH: Untuk Kesehatan Ibu
dan Janin
18 Enhance
Tubuh Ideal, Kadar Gula Terjaga
HEALTH
22 Your Health
Pantau Kadar Gula Darah Mandiri
25 Your Health
Tubuh Ideal dengan Tulang
Sempurna
28 Your Health
Lutut Sehat pada Anak
31 Your Health
Tetap Menjadi Wanita Seutuhnya
34 Your Health
Berkembang Diam-diam, tapi Dapat
Ditaklukkan
36 Your Health
Menjaga Kesehatan Pernapasan
38 Your Health
Gula Terjaga Ginjal Prima
6
H E A LT H F I R S T • V O L U M E 3 8
RSPI ’S GOT TALENT Mengusung tema “Creative & Fun for Productivity”, acara ini menjadi ajang adu bakat serta hiburan bagi seluruh karyawan RS Pondok Indah - Pondok Indah.
TH
E
NE
WS
SEBAGAI WADAH PENYALURAN KREATIVITAS
serta bakat karyawan, RS Pondok Indah - Pondok
Indah mengadakan RSPI's Got Talent dengan
sesi audisi pertama tanggal 9 November 2017
dan ditutup dengan sesi final pada 23 November
2017. Setelah melalui pro ses audisi, tampil-
lah 16 finalis yang menunjukkan bakatnya di
hadapan dewan juri (terdiri dari dr. Yuliana,
MARS – Chief Operating Officer RS Pondok
Indah - Pondok Indah, dr. Bramundito, Sp. OG,
dr. Herry Tiera, Sp. U, dan dr. Zainal Muttaqien),
manajemen RS Pondok Indah Group, serta segenap
karyawan RS Pondok Indah - Pondok Indah.
Para finalis yang menampilkan beragam ta-
lenta seperti dance, vokal, dan stand-up comedy
membuat suasana ruang Auditorium menjadi be-
gitu semarak. Semakin meriah dengan hadirnya
beberapa penampil istimewa, salah satunya flash-
mob dari manajemen RS Pondok Indah Group. Sete-
lah melalui proses penilaian, para juri menetapkan
pemenang ajang di tahun ini. Selamat kepada para
pemenang, semoga kegiatan ini dapat meningkat-
kan semangat bekerja dan melayani pasien di
RS Pondok Indah - Pondok Indah.
Pemenang RSPI’s Got Talent
• JUARA 1: 3 Angels dari Kamar Perawat 4C (Dance)
• JUARA 2: Zulaeha dari Kamar Bersalin (Stand-up Comedy)
• JUARA 3: Rajodeka dari Medical Center (Dance)
• JUARA HARAPAN 1: Jerry dari Unit Farmasi (Stand-up Comedy)
• JUARA HARAPAN 2: Frilla Fitriani dari Unit Farmasi (Vocal)
• JUARA HARAPAN 3: Woro dari Unit Admission (Dance)
• JUARA FAVORIT: Yelly and Friends (Vocal)
7
V O L U M E 3 8 • H E A LT H F I R S T
PEMBUKAAN UNIT EXTRACORPOREAL SHOCK WAVE
LITHOTRISPY (ESWL)
Unit pelayanan non-invasif untuk penanganan batu ginjal.
SP
AC
E
MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN
KESEHATAN, RS Pondok Indah - Pondok Indah
membuka unit pelayanan terbaru, Extracorporeal
Shock Wave Lithotrispy (ESWL), pada 21 Desember
2017. Acara pembukaan dihadiri dr. Yanwar
Hadiyanto, MARS (CEO RS Pondok Indah Group),
Ir. Anna Rosita Subagja (Presiden Direktur
RS Pondok Indah Group), dr. Yuliana, MARS (COO
RS Pondok Indah - Pondok Indah), dr. Hery Tiera,
Sp. U selaku perwakilan tim urolog RS Pondok
Indah - Pondok Indah, serta jajaran tenaga medis
RS Pondok Indah - Pondok Indah.
Dengan dukungan alat modern Richard
Wolf PiezoLith 3000Plus, unit baru ini dapat me-
lakukan penanganan pemecahan batu pada ginjal
dan kandung kemih tanpa tindakan pembedahan
(non-invasif). Penanganan yang dilakukan pun
lebih nyaman bagi pasien karena tidak ada luka
sayatan, pasien pun bisa langsung pulang setelah
dilakukannya tindakan.
8
H E A LT H F I R S T • V O L U M E 3 8
TH
E
NE
WS
G R A N D O P E N I N GR S P O N D O K I N D A H - B I N T A R O J A Y A
Rumah sakit ketiga di bawah naungan RS Pondok Indah Group secara resmi dibuka.
9
V O L U M E 3 8 • H E A LT H F I R S T
SP
AC
E
PENANDATANGANAN PRASASTI oleh Walikota
Tangerang Selatan, Hj. Airin Rachmi Diany, SH.
MH, menjadi simbol dibukanya secara resmi RS
Pondok Indah - Bintaro Jaya. Rumah sakit yang
terletak di kawasan CBD Emerald, Bintaro Jaya,
Tangerang Selatan, ini merupakan rumah sakit ke-
tiga yang berada di bawah naungan RS Pondok Indah
Group—setelah RS Pondok Indah - Pondok Indah dan
RS Pondok Indah - Puri Indah.
Acara yang berlangsung pada Kamis, 14
Desember 2017, ini juga dihadiri oleh Direktur
Pelayanan Kesehatan Rujukan dr. Tri Hesty
Widyas toeti, Sp. M, MPH, selaku perwakilan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Dr. (HC)
Ir. Ciputra (Founder RS Pondok Indah Group), Ir. Anna
Rosita Subagdja (Presiden Direktur PT Jaya Binara
Mediktama), dr. Yanwar Hadiyanto, MARS (CEO RS
Pondok Indah Group), jajaran direksi PT Jaya Real
Property, Tbk. , serta para tamu undangan.
Tidak hanya menyediakan fasilitas layanan
kesehatan terpadu dan teknologi medis modern di
berbagai unit, RS Pondok Indah - Bintaro Jaya juga
didukung dokter spesialis, subspesialis, konsultan
berpengalaman serta sistem informasi rumah sakit
digital yang memberikan kemudahan untuk pasien.
Selain itu, rumah sakit ini pun mengedepankan
aspek kenyamanan dengan ambiance yang homey
dan serba hijau—sesuai dengan konsep “getting
better starts from feeling better”.
Sekilas tentang RS Pondok Indah - Bintaro Jaya
• Dibangun di lahan seluas 12.600 meter persegi dengan luas bangunan 34.000 meter persegi dan memiliki tujuh lantai.
• Menyediakan fasilitas layanan kesehatan yang terdiri dari layanan rawat inap dan maternity , unit gawat darurat, layanan diagnostik dan pencitraan, instalasi perawatan intensif seperti ICU, ICCU, dan NICU, serta Executive Health Check Up.
• Dirancang oleh arsitek Bruce Crook dari Silver Thomas Hanley (firma konsultan arsitektur yang berpusat di Australia).
• Desain interior dirancang oleh Eri Puspitasari, yang juga mengkurasi berbagai karya seni yang ada di RS Pondok Indah - Bintaro Jaya.
• Dibangun berdasar desain yang ramah lingkungan, sustain-able sites initiatives (SITES), efisiensi air dan energi, serta analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
• Memajang berbagai instalasi seni karya anak bangsa.
10
H E A LT H F I R S T • V O L U M E 3 8
Pencegahan mewabahnya difteri di kawasan Pondok Pinang, Jakarta Selatan.
MENJELANG AKHIR TAHUN LALU, marak terjadi kasus
difteri di ne gara ini. Menanggapi hal tersebut, Puskesmas
Pondok Pinang mengadakan kegiatan Outbreak Response
Immunization (ORI) di sekitar Kelurahan Pondok Pinang
dan Kecamatan Kebayoran Lama. Dalam kegiatan ORI,
tim Puskesmas akan memberikan imunisasi difteri secara
gratis untuk anak usia 0 - 19 tahun di Posyandu dan seko-
lah. Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga kali, pada bu-
lan Desember 2017 – Januari 2018 untuk dosis imunisasi
pertama, Januari – Februari 2018 untuk dosis imunisasi
kedua, dan Juni – Juli 2018 untuk dosis imunisasi ketiga.
RS Pondok Indah - Pondok Indah mendukung kegiatan
Puskesmas ini dengan memberikan tenaga dokter dan
pe rawat di beberapa Posyandu dan sekolah, seperti:
Posyandu Kacang Panjang I, Posyandu Kacang Panjang II,
Posyandu Bayam II, Posyandu Bayam III, Madrasah
Ibtidaiyah Pembangunan, SD-SMA Bakti Mulya 400,
SD Tirta Marta, serta TK – SMA Raffles Christian School.
O U T B R E A K R E S P O N S E I M M U N I Z A T I O N ( O R I ) D I F T E R I
TH
E
NE
WS
V O L U M E 3 8 • H E A LT H F I R S T
11
HE
AR
TF
EL
T
MO
ME
NT
S
H E A R T F E L T M O M E N T S
“Setelah meniti perjalanan bersama para pasien selama 30 tahun, kami menyadari bahwa ada begitu banyak cerita yang terlalu berharga untuk disimpan begitu saja. Berbagai kisah itulah yang kini dipaparkan dalam “Heartfelt Moments”. Konsep yang melatari setiap foto diambil dari cerita
dan kesan para pasien terhadap dokter kesayangan mereka. Foto-foto terbaik kami sajikan selama empat edisi untuk memberikan kesempatan bagi kawan dan kerabat menyaksikan ekspresi orang
yang mereka kasihi.”
D R . D R . F I T R I Y A D I K U S U M A , S P. O G ( K ) O N KDokter Spesialis Kebidanan & Kandungan Konsultan
Onkologi Ginekologi
A Gift
L I Z A S U L I S V I A N AAssistant Vice President Bank MandiriIbunda dari Michelle, 7 tahun
“Saat hamil anak pertama, usia saya sudah 36
tahun. Pada pemeriksaan kedua dengan
dr. Fitriyadi, beliau menemukan adanya multiple
myom yang sering kali membuat saya lemah dan
kesakitan.
Saya merasakan kontraksi yang luar biasa,
padahal saat itu janin saya baru tiga bulan.
Putri kami terpaksa dilahirkan secara caesar saat
usia kandungan saya baru memasuki 35 minggu.
Saya sangat bersyukur Tuhan mengirimkan
malaikatnya berwujud dr. Fitriyadi yang selalu
berhasil membuat saya tenang dan tidak
menyerah dengan keadaan.
Bagi saya, melihat putri kami yang kini tumbuh
sehat dan normal di usianya yang ketujuh saat ini
merupakan anugerah yang luar biasa indah dari
Tuhan yang Maha Kuasa.”
12
H E A LT H F I R S T • V O L U M E 3 8
HE
AR
TF
EL
T
MO
ME
NT
S
A Miracle
Inner Strength
D R . D I D I K L I B R I A N T O , S P. O T ( K )Dokter Spesialis Bedah Ortopedi Konsultan Tulang Belakang
D R . D R . L U T H F I G A T A M , S P. O T ( K )Dokter Spesialis Bedah Ortopedi Konsultan Tulang Belakang
P U T I S R I K E U M A L A S A R I PA D R IManajer di perusahaan tambang swasta
I R . D A R W I S M A D J A P U R B A , M B AProfessional Management
“Pada awal 2014, sedikit demi sedikit badan saya
terasa lumpuh tiba-tiba. Mulanya saya tidak bisa
sikat gigi, lalu kehilangan kemampuan menulis,
hingga tidak bisa melakukan apa-apa sampai
harus menggunakan kursi roda.
"Hasil MRI menunjukkan empat bagian bantalan
leher saya terlepas. Dokter Didik menyarankan saya
untuk dioperasi karena keluhan itu masih ada walau
saya sudah menjalani fisioterapi.
Dengan dr. Didik saya sering bercanda seperti
keluarga dan tidak seperti hubungan dokter-pasien
zaman dulu ketika pasien takut bila ingin bertanya
pada dokter. Oleh karena itu, saya kembali memilih
dr. Didik untuk operasi tulang punggung saya.
Dokter Didik sangat sabar dan komunikatif. Beliau
berbicara dengan bahasa sederhana dan mudah
dipahami. Beliau selalu menyediakan waktu dan
memperhatikan kondisi saya."
Dari hasil MRI, ternyata kanker prostat yang
saya derita telah menyebar ke tulang belakang
sehingga menimbulkan masalah pada tulang
cervical saya dan menyebabkan saya menjadi
lumpuh.
Saya menemui dr. Luthfi pada Februari 2014.
Setelah menjalani prosedur tindakan, kondisi
saya perlahan-lahan membaik. Saya kembali
beraktivitas dan tidak menggunakan kursi roda. Ini
adalah suatu miracle padahal saat itu kondisi saya
sudah sangat buruk
Tuhan memberikan mukjizat-Nya melalui tangan
dr. Luthfi. Ribuan terima kasih untuk dr. Luthfi
Gatam yang telah menyelamatkan nyawa saya. He
is the BEST DOCTOR in town.”
13
V O L U M E 3 8 • H E A LT H F I R S T
D R . D R . S O N A R S O N I PA N I G O R O , S P. B O N KDokter Spesialis Bedah Onkologi
D R . G E N T U R S U D J A T M I K O A , S P. B , S P. B P - R E ( K )Dokter Spesialis Bedah Plastik Konsultan Rekonstruksi & Estetik
Confidence
J O N A T H A N S E M B I R I N GManajer di perusahaan swasta
Happy Birthday, Doc!
I R S Y A D E V IPenyintas kanker payudara
Ketika mengetahui ada benjolan di payudara
saya, saya berkonsultasi dengan beberapa
dokter sampai akhirnya saya bertemu dengan
dr. Sonar.
Selama lebih dari 10 tahun saya rutin kontrol
ke beliau. Bagi saya, dr. Sonar adalah pribadi
yang sangat baik dan suka bercanda. Menurut
saya inilah faktor terbesar yang mendukung
kesembuhan saya. Saya merasa memiliki teman
baik yang mendampingi proses pengobatan dan
kemoterapi saya.
“Saya sudah dua kali menjalani operasi di Medan
karena masalah keluhan bagian kiri wajah saya,
di mana area mata, hidung, dan telinga kiri
membengkak dan bernanah. Namun, operasi ini
gagal karena kondisi kesehatan kulit wajah saya
memburuk.
Saya dan keluarga pindah ke Jakarta untuk
mencari penangan lebih lanjut. Pada pertemuan
pertama, dr. Gentur juga mengkhawatirkan mental
saya yang menjadi rendah diri.
Beliau selalu memberikan semangat maupun
support dalam menjalani proses panjang
pengobatan saya.
Saya bersyukur telah menemukan dokter yang
bisa menangani saya dengan baik. Tak hanya
menangani kondisi kesehatan saya namun juga
memikirkan keadaan psikologis saya.”
Kami bisa berdiskusi bahkan di luar waktu
praktik beliau. Saking seringnya saya mengobrol,
saya jadi tahu keluarga beliau, dan selalu ingat
tanggal ulang tahunnya. Dokter Sonar menurut
saya bukan hanya seorang dokter yang hebat,
tetapi juga seorang sahabat. Saya sangat
bersyukur saat ini bisa berada dalam kondisi
yang sangat baik berkat dukungan beliau.
HE
AR
TF
EL
T
MO
ME
NT
S
14
H E A LT H F I R S T • V O L U M E 3 8
KE
EP
M
OV
IN
G
L U T U T S E H A T , M O B I L I T A S L A N C A R
Menopang seluruh tubuh, lutut memiliki peranan penting dalam keseharian manusia. Cedera pada bagian ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
DALAM AKTIVITAS SEHARI-HARI, lutut memiliki
peranan penting. Pasalnya, bagian ini menopang
seluruh tubuh yang memungkinkan kita untuk
berjalan, naik-turun tangga, berlari, atau melom-
pat. Cedera pada bagian ini dapat mengganggu
aktivitas sehari-hari, utamanya mobilitas yang
sa ngat terganggu. Karenanya, lutut memerlukan
perhatian khusus.
Terdapat empat ligamen utama pada lutut,
yaitu Anterior Cruciate Ligament (ACL), Posterior
Cruciate Ligament (PCL), Medial Collateral Ligament
(MCL), dan Lateral Collateral Ligament (LCL). Keem-
pat ligamen ini berfungsi menjaga stabilitas sendi
lutut. Selain itu, di sekitar lutut terdapat bantalan
sendi (meniscus), beberapa otot, serta tendon.
Trauma Lutut
Trauma pada lutut dapat menimbulkan cedera
pada tulang, tulang rawan, bantalan sendi, liga-
men, otot, atau tendon. Gejala yang terjadi umum-
nya adalah nyeri, bengkak, kaku, atau sendi lutut
menjadi tidak stabil.
Secara umum, trauma pada lutut dapat dibeda-
kan menjadi dua. Yang pertama adalah trauma
langsung. Trauma ini terjadi karena dampak lang-
sung pada sendi lutut, seperti sendi lutut terbentur
benda keras. Trauma jenis ini sering kali tidak dapat
dicegah, karena sebagai besar terjadi pada proses
kecelakaan. Dampak berat yang sering timbul
adalah patah tulang.
15
V O L U M E 3 8 • H E A LT H F I R S T
BO
DY
Jenis kedua adalah trauma tidak langsung.
Trauma ini terjadi karena dampak tidak langsung
pada sendi lutut, seperti cedera akibat posisi lutut
yang terpuntir saat mendarat setelah lompat dan
berhenti atau berubah arah secara tiba-tiba saat
berlari. Trauma jenis ini sering kali lebih serius dari-
pada patah tulang, seperti kerusakan pada tulang
rawan, bantalan sendi, dan ligamen. Penangan-
annya pun kerap memerlukan tindakan operasi.
Penggiat olahraga futsal, sepakbola, bola basket,
bulutangkis, atau beladiri memiliki risiko tinggi ter-
kena trauma tidak langsung. Pasalnya, olahraga-
olahraga tersebut kerap memaksa pelakunya untuk
melakukan gerakan tiba-tiba pada lutut.
Hindari Cedera Lutut
Mengetahui jenis aktivitas yang cocok untuk tu-
buh merupakan faktor penting untuk terhindar
dari cedera lutut. Anda yang berusia di atas 40
tahun sangat dianjurkan menghindari olahraga
high impact, se perti futsal, sepakbola, bola basket,
bulutang kis, dan beladiri. Pilihlah olahraga low im-
pact yang dianjurkan oleh dokter, seperti jalan kaki,
yoga, berenang, dan bersepeda.
Selain itu, lakukan pula beberapa latihan yang
dapat memperkuat sendi lutut, seperti leg press,
hamstring curls, single leg stance, heel rises, calf
stretch, dan hamstring stretch. Jangan sampai
aktivitas Anda terganggu akibat cedera lutut.
Dr. dr. L. Andre Pontoh, Sp. OT (K) Dokter Spesialis Bedah Ortopedi Konsultan Sports Medicine
RS Pondok Indah - Pondok Indah dan RS Pondok Indah - Bintaro Jaya
Dokter Andre memiliki keahlian untuk menangani kerusakan jaringan lunak di daerah lutut serta trauma langsung pada otot yang menyebabkan robekan otot. Dalam menangani berbagai masalah kesehatan lutut, beliau menggunakan teknologi arthroscopy atau tindakan bedah dengan sayatan kecil yang didukung dengan bantuan komputer, sehingga akurasi dan presisinya terjaga. Beliau sering menangani kasus cedera olahraga yang dialami para atlet nasional. Dokter lulusan Universitas Indonesia ini mengambil Post Graduate Fellowship in Knee & Arthroscopy Surgery di Melbourne, Australia, dan mengikuti Clinical Training in Knee & Arthroscopy di Utah University, USA. Setelahnya, beliau menyelesaikan pendidikan S3 di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dengan topik Operasi Rekonstruksi Ligamentum ACL. Saat ini, dr. Andre aktif sebagai dosen Program Pendidikan Dokter Spesialis Ortopedi Fakultas Kedokteran UI dan Direktur Pendidikan Konsultan Indonesian Hip & Knee Society. Beliau juga pernah menjabat sebagai President of Asean Society for Sports Medicine & Arthroscopy (ASSA) pada 2012 serta menjadi Founder dan Board Member di Asia Pacific Knee Arthroscopy & Sports Medicine Society (APKASS). Dokter Andre juga menjadi godfather dari International Society of Arthroscopy, Knee Surgery and Orthopedic Sports Medicine (ISAKOS).
16
H E A LT H F I R S T • V O L U M E 3 8
MA
TE
RN
IT
Y
T E S T O R C H : U N T U K K E S E H A T A N I B U D A N J A N I N
Pemeriksaan TORCH dapat mencegah janin dari infeksi virus berbahaya.
Apa dan Bagaimana TORCH?
TORCH singkatan dari Toxoplasmosis, Other Infec-
tion (sifilis), Rubella, Cytomegalovirus (CMV), dan
Herpes Simplex Virus (HSV). Meski hanya menyebut-
kan lima infeksi klasik, kategori Other Infection se-
karang juga mencakup HIV, VZV (Varicella), Parvo-
virus B19, Enterovirus, dan lainnya. Infeksi TORCH
adalah kelompok infeksi yang didapat secara
kongenital dan menyebabkan morbiditas serta
mortalitas signifikan pada neonatus. Infeksi ini di-
akibatkan oleh ibu dan melewati transplasenta atau
selama pro ses persalinan. Setiap infeksi memberi-
KEHAMILAN DAN KELAHIRAN buah hati yang se-
hat sempurna tentunya dambaan setiap orangtua.
Sebagai langkah bijaksana mempersiap kan kehamil-
an yang sehat, sangat penting untuk memeriksakan
kondisi kesehatan sang ibu sebelum hamil karena
gaya hidup dan riwayat kesehatan sang ibu berpe-
ngaruh besar terhadap kesehatan kehamilan. Para
calon ibu pun harus mewaspadai ancaman infeksi
berbagai virus yang membahayakan tumbuh-
kembang janin.
Untuk memastikan kondisi kesehatan sang
ibu pra-kehamilan, ada beberapa tes yang harus
dijalani. Salah satunya adalah TORCH.
17
V O L U M E 3 8 • H E A LT H F I R S T
BO
DY
kan dampak yang berbeda, tapi ada banyak kesa-
maan dalam terjadinya mekanisme infeksi.
Infeksi yang berkenaan dengan virus TORCH
membahayakan bagi wanita hamil dan janin yang
dikandungnya. Infeksi virus ini dipertimbangkan
sebagai penyebab neonatus yang lahir dengan Intra
Uterine Growth Retardation (IUGR), microcephaly,
kalsifikasi intrakranial, konjungtivitis, gangguan
pendengaran, ruam, hepatosplenomegali, atau
trombositopenia.
Umumnya, ada banyak faktor yang diang-
gap menjadi pemicu munculnya virus TORCH di
kalang an kaum Hawa. Wanita yang memelihara
kucing dan membersihkan kotorannya, wanita de-
ngan aktivitas seksual berisiko, dan wanita yang
suka makan daging yang tidak matang, dianggap
memiliki risiko lebih tinggi untuk mengidap virus ini.
Pemeriksaan TORCH
Guna memastikan potensi virus TORCH ini seka-
ligus penanganannya, para calon ibu disarankan
untuk menjalankan pemeriksaan TORCH sebelum
mengandung. Pemeriksaan tersebut sebaik nya di-
lakukan sedikitnya enam bulan sebelum konsepsi.
Dalam pelaksanaannya, pemeriksaan yang akan
dilakukan meliputi anamnesis faktor risiko TORCH,
pemeriksaan fisik untuk mencari adanya TORCH
pada ibu, juga pemeriksaan laboratorium untuk
memeriksa antibodi TORCH. Tak hanya melakukan
skrining dini TORCH, upaya pencegahan muncul nya
virus TORCH pada kaum wanita dapat dilakukan
dengan aktivitas gaya hidup sehat dan bersih serta
menghindari aktivitas seksual berisiko.
Saat ini, ada banyak rumah sakit yang me-
nyediakan layanan pemeriksaan untuk mendeteksi
TORCH, termasuk RS Pondok Indah Group. Layanan
pemeriksaan tersebut meliputi pemeriksaan labora-
torium untuk memeriksa antibodi TORCH dan USG
untuk mengetahui adanya kelainan kongenital.
Dr. dr. Ali Sungkar, Sp. OG (K)Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Fetomaternal | RS Pondok Indah - Pondok Indah
Dokter spesialis kebidanan dan kandungan yang meraih gelar doktor dari Universitas Indonesia ini pernah memenangkan William Liley Award, ‘Fetus as A Patient’ Society pada tahun 2013. Penghargaan ini merupakan salah satu penghargaan di dunia kebidanan dan kandungan. Sebelumnya, dr. Ali juga pernah meraih Young Gynecologist Award dan Best Performance Young Gynecologist Presentation dari Asia Oceania Federation, Obstetrics and Gynecology, Singapore, pada tahun 2000. Saat ini, beliau menjabat sebagai Ketua Perkumpulan Perinatologi Indonesia (PERINASIA). Beliau juga tergabung dalam International Scientific Committee World Association of Perinatal Medicine (WAPM).
Konsultan fetomaternal ini memperdalam ilmunya dengan mengikuti berbagai pelatihan, di antaranya mengenai maternal and fetal high risk pregnancy. Beliau juga beberapa kali menjadi pembicara dalam kongres dan simposium, seperti di 12th World Congress Perinatal Medicine 2015 yang diselenggarakan di Spanyol dan pada 9th World Congress on Perinatal Medicine in Developing Countries, yang diadakan di Paraguay tahun 2016. Beberapa karya ilmiah dan buku karyanya sudah diterbitkan sejak tahun 2010.
GUNA MEMASTIKAN POTENSI VIRUS TORCH INI SEKALIGUS PENANGANANNYA, PARA CALON IBU DISARANKAN UNTUK MENJALANKAN PEMERIKSAAN TORCH SEBELUM MENGANDUNG
18
H E A LT H F I R S T • V O L U M E 3 8
EN
HA
NC
E
T U B U H I D E A L , K A D A R G U L A T E R J A G A
Meski memiliki risiko lebih tinggi, orang bertubuh gemuk dapat terhindar dari diabetes. Komitmen perubahan gaya hidup menjadi kuncinya.
meriksaan dengan alat ini tidaklah murah dan hanya
tersedia di tempat tertentu seperti rumah sakit
saja, maka cara lain yang digunakan adalah dengan
pengukuran indeks massa tubuh, yaitu berat badan
(dalam kilogram) dibagi kuadrat tinggi badan (dalam
meter). IMT disebut normal jika hasilnya berada di
rentang 18 – 22,9, disebut berlebih pada rentang 23
– 25, obesitas 1 pada rentang 25 – 30, dan obesitas
2 jika berada pada >30 dalam satuan kg/m2.
Ada empat faktor yang membuat seseorang
mengalami obesitas, yaitu asupan berlebih, peng-
gunaan energi yang kurang, genetik, dan penyakit—
dengan faktor pertama dan kedua yang paling
banyak terjadi.
Tak Menjadi Diabetes
Perjalanan obesitas menjadi diabetes terjadi melalui
bebe rapa tahap. Tahap awal, akibat resistensi insu-
lin, gula darah mulai meningkat tapi belum menim-
bulkan gejala. Tahap ini disebut pre-diabetes yaitu
kadar gula darah puasa dan atau sesudah makan
berada di atas kisaran normal, tetapi belum sampai
pada kriteria diabetes. Tahap berikutnya disebut
diabetes, yaitu kadar gula darah puasa dan atau se-
sudah makan sudah sampai pada kriteria diabetes.
Pada tahap ini, mulai ada gejala, antara lain sering
buang air kecil, banyak minum, banyak makan, tapi
berat badan turun.
TUBUH GEMUK, ATAU BAHKAN OBESITAS, tidak
sekadar menghambat ketika melakukan ativitas
harian. Berat tubuh berlebih juga meningkatkan risiko
seseorang menderita beragam penyakit, termasuk
diabetes. Hal ini terjadi karena lemak yang menum-
puk di dalam tubuh menurunkan sensitivitas tubuh
terhadap insulin (resistensi insulin). Pada awalnya,
pankreas bereaksi dengan memproduksi lebih ba-
nyak insulin. Tetapi, jika terus berlanjut, pankreas
akan mencapai titik lelah dan terjadilah kondisi yang
disebut diabetes. Karena nya, tingkat risiko diabetes
pada orang dengan berat badan berlebih akan lebih
tinggi di banding orang dengan berat badan normal.
Pengukuran Obesitas
Secara umum, yang disebut obesitas adalah kondisi
tubuh dengan penumpukan lemak yang berlebih.
Cara pengukuran kadar lemak yang akurat adalah
dengan CT-scan atau MRI. Namun, meng ingat pe-
20
H E A LT H F I R S T • V O L U M E 3 8
EN
HA
NC
E
Bagi seseorang dengan berat tubuh berlebih,
hal pertama yang dilakukan agar terhindar dari dia-
betes adalah mencari tahu faktor penyebab kege-
mukan yang dialaminya. Informasi ini diperlukan
untuk menentukan tata laksana penurunan berat
badan. Bukan sekadar menghindarkan dari diabe-
tes, penurunan berat badan juga akan memperkecil
berbagai risiko penyakit, seperti serangan jantung,
darah tinggi, kolesterol, dan sebagainya.
Secara umum, ada lima hal yang perlu di-
lakukan untuk menurunkan berat badan.
1. Mengatur pola makan. Perlu diketahui total
kalori yang dibutuhkan untuk aktivitas harian,
sehing ga dapat ditentukan asupan yang di-
perlukan untuk terapi diet penurunan berat
badan. Penghitungan ini diharapkan dapat
menurun kan kalori sebesar 500 – 1.000 kilo
kalori per hari.
2. Aktivitas fisik rutin. Aktivitas fisik dilakukan se-
tidaknya tiga kali dalam satu minggu de ngan
du rasi setidaknya 30 menit. Durasi dapat
dinaikkan menjadi 45 menit sementara sesi
di tingkatkan menjadi lima kali dalam seminggu.
Aktivitas yang direkomendasikan adalah yang
bersifat aerobik, seperti jalan atau jogging,
renang, bersepeda, atau senam.
3. Perubahan perilaku. Obesitas bukanlah kondisi
yang terjadi tiba-tiba, melainkan dalam durasi
yang panjang. Karenanya, diperlukan komitmen
secara terus-menerus untuk melakukan
perubah an terhadap gaya hidup yang dijalani.
4. Obat seringkali diperlukan bila program peng-
aturan makan (terapi diet) dan aktivitas fisik
belum berhasil mencapai target penurunan
berat badan.
5. Jika cara pertama hingga keempat tidak ber-
hasil, dapat dipertimbangkan (bila memenuhi
syarat) untuk menjalani tindakan bedah
bariatrik, yakni operasi pemotongan usus.
Pengecekan Rutin
Diabetes kerap disebut sebagai penyakit yang
'tenang tapi menghanyutkan'. Meski kadar gula
me ningkat, pada masa awal, seseorang tidak
merasakan gejala tertentu. Gejala seperti sering
terba ngun malam hari karena ingin buang air kecil,
berat badan turun, dan terus merasa lapar meski
sudah makan banyak, baru akan terjadi bila kadar
gula tinggi dalam kurun waktu yang cukup lama, itu
ber arti sudah masuk dalam fase diabetes.
Sampai dengan saat ini, belum ada peng-
obatan yang dapat membuat seseorang yang
sudah berada pada fase diabetes menjadi kem-
bali normal. Sementara, jika diketahui pada fase
pre-diabetes, dapat dikelola dan dikembalikan ke
fase normal. Deteksi pada fase pre-diabetes dapat
dilakukan dengan pemeriksaan kesehatan secara
rutin. Jadi, jangan tunggu sampai timbul gejala.
Dr. dr. Imam Subekti, Sp. PD-KEMDDokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik dan DiabetesRS Pondok Indah - Pondok Indah
Di sela aktivitasnya sebagai dokter spesialis penyakit dalam, dr. Imam pernah menjadi Kepala Divisi Metabolik Endokrin Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tahun 2008 - 2011. Pada tahun 2011 - 2015, beliau menjabat sebagai Kepala Departemen Ilmu Penyakit Dalam di FKUI-RSCM. Dokter yang hingga kini menjabat sebagai Wakil Ketua Kolegium Ilmu Penyakit Dalam ini menamatkan studi spesialis, sub-spesialis Konsultan Endokrin Metabolik dan Diabetes, serta studi doktoral di FKUI.
P R E V E N T I O N
T A K A D A S A T U P U N O R A N G Y A N G I N G I N M E N G A L A M I S A K I T . T A P I S A Y A N G N Y A , B E R B A G A I H A L D A L A M K E S E H A R I A N D A PA T M E M I C U T I M B U L N Y A P E N Y A K I T D I T U B U H . P E M E R I K S A A N R U T I N Y A N G J U G A D I D U K U N G D E N G A N P E N E R A PA N P O L A H I D U P S E H A T D A PA T M E N J A G A T U B U H A N D A S E L A L U B E R A D A D A L A M K O N D I S I
P R I M A . B E R I K U T K A M I S A J I K A N B E R B A G A I A R T I K E L T E N T A N G P E N C E G A H A N A G A R A N D A T I D A K S A M PA I T E R S E R A N G P E N Y A K I T , S E J A K D A L A M K A N D U N G A N H I N G G A D E WA S A , B A I K B A G I WA N I T A M A U P U N P R I A . S A T U H A L Y A N G P E N T I N G , T U B U H Y A N G B U G A R A K A N M E M B U A T H I D U P A N D A S E H A T D A N B E R K U A L I T A S .
22
H E A LT H F I R S T • V O L U M E 3 8
YO
UR
H
EA
LT
H
PANTAU KADAR GULA DARAH MANDIRI
Pemantauan gula darah mandiri memungkinkan tercapainya kendali gula darah yang lebih baik, sehingga menghemat biaya kesehatan dalam jangka panjang.
22
DALAM KURUN WAKTU belakangan ini, jumlah
penderita diabetes di Indonesia terus meningkat.
Menurut Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
Kementerian Kesehatan RI, pada 2015, penderita
diabetes di Indonesia mencapai 10 juta jiwa. Angka
tersebut menempatkan Indonesia di posisi ke-7 se-
bagai negara dengan jumlah pengidap diabetes ter-
banyak. Sebuah keadaan yang tidak mengenakkan.
Diabetes adalah kondisi ketika tubuh tidak
dapat menghasilkan insulin (hormon pengatur gula
darah yang diproduksi pankreas), kadar insulin
yang dihasilkan tidak mencukupi kebutuhan, atau
insulin yang dihasilkan tidak bekerja dengan baik.
Karena kondisi tersebut, kadar gula di dalam darah
akan meningkat.
Meski diabetes merupakan kondisi kronis
yang hingga saat ini belum dapat disembuhkan
secara total, tapi penyakit ini dapat dikendalikan
dengan peng aturan pola hidup yang sehat serta
peng obatan yang teratur. Hal ini dilakukan untuk
menjaga kadar gula darah dalam kisaran normal
atau men dekati normal. Selain itu, pemeriksaan
rutin di la boratorium juga perlu dilakukan untuk
mengetahui efektivitas pengontrolan gula darah.
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan meliputi
pemeriksaan gula darah puasa, setelah makan,
23
V O L U M E 3 8 • H E A LT H F I R S T
HE
AL
TH
serta HbA1C (untuk mengetahui kondisi kadar gula
rata-rata selama tiga bulan terakhir).
Namun, pemeriksaan tersebut hanya dilakukan
saat pasien berobat ke rumah sakit, sehingga hasil-
nya tidak menggambarkan keadaan harian kadar
gula yang sesungguhnya dari pasien tersebut.
Pantau Gula Darah Mandiri
Meski rutin melakukan pemeriksaan laboratorium,
penting juga untuk melakukan pemantauan gula
darah di rumah atau disebut Pemantauan Gula
Da rah Mandiri (PGDM). Menggunakan glukome-
ter (alat periksa gula darah) yang banyak dijual di
pasaran, pemeriksaan ini dapat dilakukan sendiri
atau de ngan pertolongan orang lain di rumah. Yang
perlu diingat, glukometer yang digunakan terka-
librasi dengan baik dan mengikuti tata cara yang
dianjurkan (sesuai dengan ISO-15197 tahun 2013).
PGDM yang dilakukan dengan rutin dapat
memberikan beberapa manfaat.
1. Mengetahui tingkat gula setiap saat sehingga
jika tingkat glukosa darah menjadi sangat tinggi
atau rendah dapat diketahui sedini mungkin
sehingga keselamatan penyandang diabetes
lebih terjamin.
2. Mendukung perubahan gaya hidup karena bisa
memberikan respon yang objektif untuk menilai
pengaruh makanan tertentu maupun aktivitas
fisik terhadap stabilitas kadar gula di dalam
darah.
3. Memperoleh data yang benar untuk evaluasi
tatalaksana dan terapi yang tengah dijalaninya,
sehingga dapat menghemat biaya kesehatan
jangka panjang yang terkait dengan komplikasi
diabetes, baik akut maupun kronik
Ada beberapa kelompok orang yang harus
melakukan PDGM.
1. Penyandang diabetes tipe 1, atau tipe 2 yang
menjalani pengobatan suntik insulin beberapa
kali perhari atau pada pengguna obat antidiabe-
tik oral yang kerjanya memacu produksi insulin
dari pankreas.
2. Pasien diabetes dengan kondisi tertentu, seperti
wanita yang merencanakan kehamilan atau
wanita hamil yang memiliki risiko hipoglikemia.
3. Penyandang diabetes dengan penyakit penyer ta,
seperti jantung koroner.
Selalu catat hasil pe meriksaan yang dilakukan,
termasuk tanggal dan jam. Hal ini akan membantu
dokter memutuskan perlu-tidaknya melakukan
**Dikutip dari “IDF 2009. Guideline on Self-Monitoring of Blood Glucose in Non-Insulin Treated Type 2 Diabetes”
Contoh Jadwal Pengecekan Gula Darah
Days Pre-Breakfast
Post-Breakfast
Pre-Lunch
Post-Lunch
Pre-Supper
Post-Supper Bedtime
Monday … … … … …
Wednesday … … … … …
Saturday … … … … …
Tuesday … … … … … … …
Friday … … … … … … …
Thursday … … … … … … …
Sunday … … … … … … …
24
H E A LT H F I R S T • V O L U M E 3 8
YO
UR
H
EA
LT
H
perubahan rencana peng obatan. Selain itu,
selalu buang strip serta jarum lancet yang sudah
digunakan ke wadah khusus, agar jarum tidak
melukai orang lain.
Pada dasarnya, tidak ada patokan waktu yang
tetap untuk melakukan tes ini, karena dipengaruhi
faktor usia, penyakit penyerta, durasi menderita
diabetes, serta terapi yang diberikan. Tetapi, umum-
nya waktu yang dianjurkan adalah sebelum makan,
dua jam setelah makan, dan menjelang tidur (seki-
tar jam 22.00). PGDM dapat dilakukan setiap hari
pada pasien dengan kendali gula darah yang buruk.
Sementara, pemantauan lebih jarang (minggu sam-
pai bulan) dapat dilakukan jika kadar gula darah
terkontrol secara konsisten.
Frekuensi dan waktu melakukan PGDM ditentu-
kan secara individual melalui diskusi atau kese-
pakatan bersama antara dokter dan penyandang
diabetes itu sendiri.
Agar kadar gula darah bisa terkendali secara
optimal, diabetesi perlu melakukan manajemen ter-
padu, meliputi edukasi berkesinambungan, peng-
aturan pola makan yang sehat, melakukan aktivitas
fisik teratur, penggunaan obat-obatan diebetes
sesuai petunjuk dokter serta melakukan PGDM.
De ngan PGDM yang terstruktur, target pencapaian
gula darah dapat dilakukan lebih cepat dan akurat.
dr. Hari Hendarto, Ph.D, Sp. PD-KEMD, FINASIMDokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin Metabolik dan Diabetes I RS Pondok Indah - Puri Indah dan RS Pondok Indah - Bintaro Jaya
Di sela aktivitasnya sebagai dokter spesialis penyakit dalam, dr. Hari aktif menulis karya ilmiah. Salah satu karya ilmiah terbarunya berjudul Iatrogenic Cushing's Syndrome Caused by Treatment with Traditional Herbal Medicine diterbitkan di Advances in Health Science Research Journal, bulan Desember 2017. Konsultan endokrinologi, metabolik, dan diabetes ini meraih Penghargaan Publikasi Ilmiah Internasional dari LPDP Kemenkeu RI tahun 2016. Beliau juga pernah memenangkan Grant Scientific Research kerja sama PAPDI Novell pada tahun 2013 dan meraih Japan Bank for International Corporation (JBIC) Scholarship dari program kerja sama pemerintah Jepang dengan Kementrian Agama RI pada tahun 1997. Beliau meraih gelar S3 dari Fakultas Kedokteran Kyushu University, Fukuoka, Jepang, dan melanjutkan subspesialisasi Metabolisme Endokrin dan Diabetes di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Untuk memperdalam ilmunya, dr. Hari juga sering mengikuti berbagai pelatihan di dalam dan luar negeri, salah satunya adalah Visiting Physician Programme di Division of Endocrinology, Dept. of Medicine, National University Hospital (NUH), Singapura, pada tahun 2015.
Tata Cara PGDM1. Pastikan bahwa strip yang akan digunakan
tidak kadaluwarsa.2. Masukkan strip dalam glukometer yang sudah
dalam posisi “ON”. 3. Bersihkan ujung jari dengan alkohol. 4. Setelah alkohol kering, lakukan pengambilan
darah. Cukup satu tetes menggunakan jarum steril (lancet).
5. Sentuh strip ke ujung jari yang terdapat tetesan darah.
6. Glukometer akan menginformasikan kadar gula dalam darah Anda.
Yang Dapat Mengganggu Fungsi Glukometer1. Pengambilan darah saat alkohol belum
kering.2. Alat stik dan strip yang sudah rusak atau
kadaluwarsa.3. Faktor keterampilan penggunaan alat.
25
V O L U M E 3 8 • H E A LT H F I R S T
T U B U H I D E A L D E N G A N T U L A N G S E M P U R N A
Meski sampai saat ini belum diketahui penyebab pastinya, skoliosis dapat dideteksi sejak dini. Kasus yang tertangani sebelum memasuki usia remaja dapat memaksimalkan tatalaksana yang dilakukan.
TULANG BELAKANG MEMILIKI ARTI PENTING
bagi tubuh manusia. Tidak sekadar menopang
kepala dan tubuh, tapi juga menjadi organ dalam,
tempat melekatnya tulang rusuk, serta penentu
sikap tubuh. Sayangnya, tidak jarang seseorang
menyepelekan ketika terjadi kondisi tertentu pada
bagian tubuh yang satu ini. Skoliosis yang me-
rupakan salah satu deformitas tulang belakang pun
kerap tidak disadari oleh penderitanya.
Seseorang dikatakan menderita skoliosis jika
terdapat kemiringan pada tulang belakang dengan
sudut lebih dari 10 derajat. Pada kasus dengan
derajat kemiringan yang tinggi, skoliosis dapat
membuat organ penting seperti jantung dan paru-
paru tidak dapat bekerja dengan sempurna, yang
pada tingkat keparahan tertentu akhirnya dapat
menye babkan kematian. Pada kasus dengan dera-
jat kemiringan yang rendah atau sedang, skoliosis
dapat menyebabkan rasa nyeri pada penderitanya.
HE
AL
TH
26
H E A LT H F I R S T • V O L U M E 3 8
YO
UR
H
EA
LT
H
JIKA SKOLIOSIS DITEMUKAN PADA USIA DI BAWAH 18 TAHUN, TATALAKSANA YANG DILAKUKAN DAPAT MENJADI
LEBIH MAKSIMAL KARENA PROSES PEMBENTUKAN TULANG PADA SAAT ITU BELUM SEMPURNA.
27
V O L U M E 3 8 • H E A LT H F I R S T
dr. Didik Librianto, Sp. OT (K) Dokter Spesialis Bedah Ortopedi Konsultan Tulang Belakang | RS Pondok Indah - Pondok Indah
Dokter yang pernah menjadi ketua Indonesian Orthopaedic Spine Society pada tahun 2013-2016 ini menamatkan studi spesialis ortopedinya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Beliau kemudian mengambil fellowship spine surgeon dan fellowship full endoscopic operation of the lumbar spine di Bochum, Jerman, tahun 2007 serta fellowship spine consultant di Tokyo tahun 2009. Hingga saat ini, dr. Didik masih menjadi anggota organisasi ortopedi dan spine baik di dalam maupun di luar negeri.
Secara umum, skoliosis dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu postural dan struktural. Kasus
postural sering kali terjadi karena kebiasaan tidak
baik, seperti menaruh beban di salah satu pundak
atau posisi duduk yang tidak benar. Kasus ini
dapat diatasi dengan mengubah kebiasaan buruk.
Sementara, skoliosis struktural sampai saat ini
belum dapat diketahui penyebabnya (idiopathic).
Berdasarkan data dari berbagai kasus yang
ditemukan, terdapat beberapa kecenderungan
terkait skoliosis, sebagai berikut:
1. Lebih banyak diderita oleh wanita dibanding pria
dengan rasio 8:1.
2. Memiliki saudara kandung yang menderita
skoliosis meningkatkan risiko terkena skoliosis
hingga tujuh kali, sementara anak dengan
orangtua yang menderita skoliosis memiliki
tingkat risiko hingga tiga kali.
Meski penyebab pasti kelainan ini masih
menjadi misteri, bukan berarti tidak dapat diatasi.
Deteksi dini menjadi langkah penting agar terhin-
dar dari dampak negatif skoliosis. Deteksi dini ini
sebaiknya dilakukan pada saat seseorang berusia
10 hingga 14 tahun, dan dilakukan setahun sekali
selama tiga tahun. Hal ini dilakukan mengingat ka-
sus skoliosis paling banyak ditemukan pada usia
remaja. Selain itu, jika skoliosis ditemukan pada
usia di bawah 18 tahun, tatalaksana yang dilakukan
dapat menjadi lebih maksimal karena proses pem-
bentukan tulang pada saat itu belum sempurna.
Proses deteksi dini skoliosis pun terbilang
mudah dan dapat dilakukan di rumah. Yang
pertama adalah dengan berdiri tegak dan rileks.
Perhatikan dan bandingkan asimetri leher, bahu,
pinggang, panggul, posisi tulang belikat, jarak
lengan dengan batang tubuh, serta inspeksi kulit.
Disebut normal adalah ketika sisi yang kiri simetris
dengan sisi kanan.
Pemeriksaan kedua adalah Adam’s Forward
Bending Test. Seseorang cukup melakukan posisi
rukuk (menekuk tubuh ke arah depan hingga sudut
kemiringan 90 derajat). Setelahnya, meminta
orang lain untuk meraba bagian tulang belakang,
dari panggul hingga leher. Jika terasa kemiringan
di salah satu sisi, atau terjadi tonjolan, patut
dicurigai terjadinya skoliosis. Atau, Anda juga
bisa menggunakan skoliometer untuk mengukur
sudut kemiringan. Seseorang dikatakan menderita
skoliosis jika sudut kemi ringan melebihi 10 derajat.
Saat ini, smartphone Anda dapat berfungsi men-
jadi skoliometer. Anda cukup mengunduh dan
memasang aplikasi skoliometer (baik Android
maupun iPhone).
Jika ditemukan kondisi asimetris atau sudut
kemiringan lebih dari 10 derajat, segera lakukan
pemeriksaan X-Ray untuk mendapatkan gambaran
yang lebih jelas mengenai kondisi tulang belakang
Anda. Jangan pernah menunda, karena semakin
cepat tatalaksana dilakukan, semakin maksimal
hasil yang didapat.
HE
AL
TH
28
H E A LT H F I R S T • V O L U M E 3 8
YO
UR
H
EA
LT
H
29
V O L U M E 3 8 • H E A LT H F I R S T
BENTUK TUBUH YANG IDEAL merupakan harap-
an setiap manusia. Bukan sekadar karena kepen-
tingan penampilan, tapi juga tentang kesehatan.
Sayangnya, kerap kali terjadi kondisi yang meng-
ganggu kondisi fisik manusia. Salah satunya adalah
kaki O (bow legs).
Kaki O merupakan salah satu kelainan yang
banyak terjadi pada tungkai anak. Pada kasus ini,
lutut melengkung menjauh satu sama lain hingga
membentuk huruf O. Bentuk kaki O pada anak
hingga usia dua tahun merupakan kondisi normal,
disebabkan pengaruh posisi janin saat di kandung-
an serta kelenturan urat-urat di sekitar sendi. Se-
i ring waktu, menginjak usia 3 – 4 tahun, tungkai
akan menjadi lurus untuk kemudian menjadi seperti
huruf X (knock knees) dan berangsur lurus kembali
setelah usia 6 – 7 tahun.
Perhatian lebih harus dilakukan jika sudut
kelengkungan tidak menghilang usai usia dua tahun,
atau hanya satu sisi yang melengkung. Kondisi ini
mungkin terjadi akibat kelebihan berat badan (obesi-
tas) atau terlalu cepat berjalan (early walking), selain
juga karena penyebab lain seperti trauma, kelainan
hormonal, maupun kelainan pertumbuhan tulang.
L U T U T S E M P U R N A P A D A A N A K
Lutut yang berkembang sempurna tidak hanya mendukung pertumbuhan anak, tapi juga membuatnya terhindar dari rasa tak percaya diri dan rasa sakit berkelanjutan pada lutut.
HE
AL
TH
30
H E A LT H F I R S T • V O L U M E 3 8
Keadaan ini tentunya menimbulkan ketidak-
nya manan pada anak. Dengan semakin bertam-
bahnya usia, sudut kelengkungan akan bertambah
besar dan menyebabkan gaya berdiri serta gaya
berjalan yang aneh—bahkan mungkin sampai
sulit berjalan. Dari sisi psikologis, anak dengan
kondisi ini biasanya merasa tertekan karena tidak
jarang mendapat hinaan dari teman-teman nya.
Selain itu, rasa nyeri juga akan muncul di sekitar
lutut karena beban yang ditumpu menjadi tidak
seimbang sehingga permukaan sendi sisi dalam
akan semakin rusak.
dr. Faisal Mi’raj, Sp.OTDokter Spesialis Bedah Ortopedi | RS Pondok Indah - Bintaro Jaya
Dokter yang kerap menangani kasus muskuloskeletal pada anak dan remaja seperti flat foot, kaki O, dan kaki X ini, menyelesaikan pendidikan spesialis bedah ortopedi di Universitas Indonesia. Beliau senantiasa memperdalam ilmunya dengan mengikuti berbagai workshop dan fellowship, di antaranya Limb Lengthening and Reconstruction Fellowship di Istanbul University, Turkey, Pediatric Orthopedic Fellowship di Asan Medical Center, Ulsan University, Korea, pada tahun 2012, serta Sport Medicine Fellowship di Chiang Mai University, Thailand, pada tahun 2013. Beliau juga secara rutin mengikuti seminar, course, serta menulis karya ilmiah baik lokal maupun internasional, terutama yang berhubungan dengan penyakit ortopedi anak serta kelainan bentuknya.
YO
UR
H
EA
LT
H
Penanganan Kaki O
Menghadapi kondisi ini, pemeriksaan X-Ray secara
rutin diperlukan untuk mengukur sudut kelengkung-
an serta menemukan kelainan-kelainan tertentu—
terutama pada lempeng pertumbuhan. Selain itu,
pemeriksaan darah, termasuk kadar hormonal,
kalsium, dan vitamin D3, kadang diperlukan untuk
dapat menyingkirkan penyebab lain.
Penanganan kasus ini pada anak sampai usia
dua tahun biasanya cukup dengan observasi. Pa-
salnya, sampai pada usia ini, masih mungkin hanya
me rupakan keadaan normal (physiologic bowing)
yang dapat menghilang dengan sendirinya.
Jika terjadi pada anak usia 2 – 3 tahun
de ngan sudut kelengkungan yang tidak terlalu
besar, pena nganan dapat dilakukan dengan
penggunaan sepatu khusus atau brace (KAFO/
Knee Ankle Foot Orthosis) yang dibuat sesuai
kondisi pasien. Penanganan ini dilakukan untuk
mencegah bertambahnya kelengkungan sekaligus
memperbaikinya.
Namun, ketika kondisi tak juga membaik
hingga pasien berusia lebih dari tiga tahun, koreksi
dengan operasi perlu dipertimbangkan. Tindakan
ini tentunya harus dilakukan dengan memperhati-
kan teknik yang sesuai dengan kondisi pasien.
31
V O L U M E 3 8 • H E A LT H F I R S T
TETAP MENJADI WANITA SEUTUHNYA
Rutin melakukan pemeriksaan sendiri serta ditunjang pemeriksaan dokter dapat membuat Anda terhindar dari dampak merugikan kanker payudara.
32
H E A LT H F I R S T • V O L U M E 3 8
Tentang Kanker Payudara
Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti
pe nyebab terjadinya kanker payudara. Berdasarkan
data-data serta hasil penelitian, diketahui bebe-
rapa faktor risiko dapat meningkatkan munculnya
kan ker payudara pada seseorang. Faktor risiko
tersebut antara lain:
• tidak memiliki anak;
• melahirkan pada usia lebih dari 35 tahun;
• mengalami menstruasi yang terlalu dini (sebe-
lum usia 12 – 13 tahun);
• menopause yang terlambat (lewat dari 50
tahun);
• tidak menyusui; dan
• penggunaan kontrasepsi (KB) hormonal (seperti
suntik dan pil) dalam jangka waktu panjang.
Selain itu, faktor keturunan/genetik juga bisa
menjadi faktor risiko munculnya kanker payudara.
Gejala Kanker Payudara
Ada beberapa hal yang menjadi gejala kanker payu-
dara, yaitu:
• benjolan pada payudara;
• keluar cairan dari puting, terutama berwarna
merah;
BAGI WANITA, payudara merupakan organ tubuh
yang sangat penting. Bukan sekadar soal pesona
tubuh, tapi berbagai peran penting dimiliki oleh
organ tubuh yang satu ini. Akan tetapi, seperti ba-
gian tubuh yang lain, payudara pun memiliki risiko
untuk terjangkit suatu penyakit. Kanker payudara
merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi
pada wanita. Menjaga kesehatan tubuh, khususnya
bagian payudara, menjadi penting dilakukan.
YO
UR
H
EA
LT
H
MENJALANI GAYA HIDUP SEHAT MERUPAKAN HAL
PENTING AGAR TERHINDAR DARI KANKER PAYUDARA.
SELAIN ITU, JANGAN LUPAKAN PEMERIKSAAN
RUTIN KONDISI PAYUDARA.
33
V O L U M E 3 8 • H E A LT H F I R S T
• puting tertarik ke dalam;
• pada tahap lanjut, kulit payudara akan terlihat
kasar, seperti kulit jeruk (peau d’orange);
• bentuk payudara menjadi asimetri;
• dan sebagainya.
Pemeriksaan Rutin
Menjalani gaya hidup sehat merupakan hal pen ting
agar terhindar dari kanker payudara. Selain itu, ja-
ngan lupakan pemeriksaan rutin kondisi payudara.
SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) merupakan
cara paling mudah. Pemeriksaan yang setidaknya
dilakukan satu kali dalam satu bulan ini meliputi
inspeksi (memperhatikan bentuk menggunakan
cermin) dan palpasi (meraba) serta mulai rutin di-
lakukan sejak seseorang meng alami menstruasi.
Sangat penting bagi wanita mengenali bentuk
payudaranya sendiri. Apakah dari awal memang
terdapat asimetri (misal payudara kanan/kiri
lebih besar, apakah bentuk puting berbeda, dan
sebagainya). SADARI dilakukan seminggu sejak
menstruasi hari pertama.
Meski demikian, pemeriksaan rutin ke dokter
pun tetap diperlukan. Pasalnya, kerap kali sese-
orang baru merasakan adanya benjolan pada payu-
dara ketika benjolan tersebut sudah dalam ukuran
cukup besar (sekitar 1 – 2 cm), terutama pada
penderita yang berusia muda karena payu dara
masih padat (dense).
USG (ultrasonografi) dan mamografi meru-
pakan dua tes yang bisa dilakukan untuk mende teksi
keberadaan kanker payudara. Keduanya merupakan
tes yang saling melengkapi. Data yang didapat
dari satu tes menjadi penunjang dari data yang di-
dapat dari tes lainnya. Selain kedua tes tersebut,
RS Pondok Indah - Pondok Indah juga dilengkapi
fasilitas dengan teknologi modern lainnya,
3D Sonomammogram.
Tes-tes ini dapat dilakukan setidaknya setahun
sekali. Setiap wanita dapat mengikutsertakan
peme riksaan terhadap kondisi payudara dalam
proses general check-up yang dilakukan setiap
tahunnya.
dr. Diani Kartini, Sp. B (K) OnkDokter Spesialis Bedah Umum Konsultan Onkologi | RS Pondok Indah - Pondok Indah
Dokter lulusan spesialis bedah umum Universitas Gadjah Mada dan konsultan onkologi Universitas Indonesia ini senantiasa memperbaharui ilmunya melalui berbagai pelatihan. Beberapa pelatihan yang pernah diikutinya adalah Endoscopic Thyroidectomy di Hanoi serta Observer Head and Neck Service dan Observer Breast Service yang diselenggarakan oleh Memorial Sloan Kettering Cancer Center (MSKCC) di New York. Beliau juga tergabung di beberapa organisasi seperti Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Indonesia (IKABI) dan Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (PERABOI).
HE
AL
TH
34
H E A LT H F I R S T • V O L U M E 3 8
YO
UR
H
EA
LT
H
SEBUAH KENYATAAN YANG TIDAK MENG-
ENAKKAN: Indonesia menempati peringkat kedua
sebagai negara dengan jumlah penderita kanker
serviks (mulut rahim) terbanyak di dunia. Kanker
yang disebabkan oleh infeksi HPV (Human Papilloma
Virus), terutama tipe 16 dan 18, ini biasanya tidak
menunjukkan gejala atau keluhan pada tahap
awal. Gejala atau keluhan tersebut biasanya baru
muncul ketika kanker sudah mema suki stadium 2
atau le bih. Keputihan yang berulang meski telah
diobati, juga postcoital bleeding (pendarahan pasca
senggama), kerap menjadi gejala yang dirasakan—
meski tidak selalu merujuk pada kanker serviks.
Meski begitu, bukan berarti kanker ini tidak bisa
dihindari.
Penyebab dan kehadiran kanker serviks dapat
dideteksi. Terlebih, kanker ini termasuk yang
slow-growing. Diperlukan fase yang panjang dari
tahap infeksi sampai menjadi kanker.
HPV memiliki masa inkubasi selama 9 – 12
bulan. Kemudian setelahnya, memasuki fase lesi
pra-kanker. Ada tiga sub pada fase ini: Atypical, Low
Grade Lession, dan High Grade Lession. Jika terus
berkembang, barulah menjadi kanker.
Sampai pada Low Grade Lession, masih ada
kemungkinan infeksi HPV menghilang meski tanpa
tindakan medis. HPV merupakan virus yang sangat
selektif, yang hanya berkembang di lingkungan
yang sesuai. Berikut adalah beberapa faktor risiko
yang dapat menyebabkan kanker serviks.
B E R K E M B A N G D I A M - D I A MT A P I D A P A T D I T A K L U K K A N
Termasuk sebagai penyakit yang slow-growing , kanker serviks menyebar dengan cepat di Indonesia. Vaksinasi dan pemeriksaan rutin dapat menghindarkan Anda dari penyakit ini.
35
V O L U M E 3 8 • H E A LT H F I R S T
HE
AL
TH
1. Menikah di usia muda (15 – 20 tahun), di mana
pada masa ini masih terjadi perubahan sel
(metaplasia) di mulut rahim.
2. Berganti pasangan seksual.
3. Infeksi gonorhea (kencing nanah), sifilis, herpes,
atau HIV.
4. Mengonsumsi pil KB kombinasi dapat memicu
perkembangan HPV, tapi tidak menyebabkan
timbulnya HPV.
5. Kekurangan vitamin C, D, E, asam folat, dan
mineral.
Skrining menjadi hal yang penting dilakukan
untuk terhindar dari kanker serviks. Sejak aktif ber-
hubungan seksual, pemeriksaan setiap tahun diper-
lukan untuk memantau kondisi organ kewanitaan.
Saat ini, terdapat beberapa tes yang bisa dilakukan
untuk mendeteksi lesi pra-kanker.
IVA
IVA merupakan metode pemeriksaan yang paling
mudah, murah, mampu laksana di Indonesia. Mulut
rahim dibalur dengan asam cuka (25 persen) kemu-
dian reaksi yang terjadi dianalisa.
Papsmear
Tes ini dilakukan dengan pengambilan contoh sel-
sel yang dilepaskan (eksfoliasi) dari lapisan epitel
serviks, yang akan tampak tidak normal bila terjadi
perubahan karena infeksi HPV, lesi pra kanker atau
kanker, jika diperiksa di laboratorium. Terdapat dua
jenis papsmear, yaitu konvensional (tingkat akurasi
50 – 70 persen) dan thinprep (tingkat akurasi 80
persen).
Tes DNA HPV
Pemeriksaan molekuler ini memiliki tingkat akurasi
hingga 99 persen. Tes ini dapat mendeteksi
kemungkinan timbulnya lesi pra-kanker meski
belum terjadi perubahan pada sel.
Kolposkopi
Pemeriksaan ini menggunakan alat yang dilengkapi
lensa pembesar untuk mengamati bagian yang ter-
infeksi. Jika memang ditemukan ada jaringan yang
terinfeksi, biopsi terarah (pengambilan sejumlah ke-
cil jaringan tubuh) dapat dilakukan dengan alat ini.
Keempat tes ini tersedia di RS Pondok Indah
Group. Selain pemeriksaan rutin, yang juga perlu
dilakukan adalah melakukan vaksinasi HPV. Vaksi-
nasi ini dapat dilakukan oleh wanita ber usia mulai
9 sampai 55 tahun, meski masa terbaik adalah
pada 9 sampai 12 tahun. Vaksinasi akan dilakukan
tiga kali (0 bulan, 1 – 3 bulan, dan 6 bulan).
Dengan vaksinasi dan pemeriksaan rutin,
tak perlu khawatir kanker akan menyerang organ
kewanitaan Anda.
Dr. dr. Fitriyadi Kusuma, Sp. OG (K) OnkDokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Onkologi | RS Pondok Indah - Pondok Indah
Dokter yang menamatkan studi spesialis, subspesialis, dan doktoral di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini kerap mengikuti berbagai pelatihan untuk memperdalam ilmunya. Beberapa pelatihan yang pernah dr. Fitriyadi ikuti antara lain mengenai kolposkopi, laparoskopi, hingga sitologi (biologi sel). Beliau juga aktif menjadi staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Karya ilmiah beliau Kadar Survivin, Telomerase, dan Sitokrom C sebagai Prediktor Respons Terapi Radiasi pada Pasien Karsinoma Sel Skuamosa Serviks Stadium IIIB akan dibuat suatu model prediksi untuk keberhasilan terapi radiasi pada kanker serviks dan akan didaftarkan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) Universitas Indonesia.
36
H E A LT H F I R S T • V O L U M E 3 8
YO
UR
H
EA
LT
H
M E N J A G A K E S E H A T A N P E R N A P A S A N
Mendapat asupan oksigen yang sangat baik, sel kanker yang tumbuh di paru memiliki tingkat perkembangan yang sangat cepat. Menghindari agar tidak sampai terjangkit kanker paru merupakan pilihan terbaik.
BERNAPAS MERUPAKAN SALAH SATU kebutuh-
an primer manusia agar dapat bertahan hidup.
Karenanya, menjaga kesehatan organ pernapasan
merupakan hal yang tidak dapat dito lerir. Sayang nya,
lingkungan serta gaya hidup yang dija lani terkadang
justru memberi dampak merugikan bagi kondisi or-
gan pernapasan utama, yaitu paru. Bahaya penyakit
pun mengancam, termasuk kanker paru.
Secara garis besar, faktor risiko munculnya
kanker paru dapat dikelompokkan menjadi dua
jenis, yaitu
1. kebiasaan buruk (perokok aktif maupun pasif
atau bekerja di tempat yang mengandung zat
kimia yang bersifat terinspiratif/terhirup) dan
2. genetik (memiliki riwayat keluarga yang men-
derita kanker, tidak harus kanker paru).
Berada di jalur pernapasan, sel kanker di paru
dapat berkembang dalam waktu yang sangat ce-
pat. Pasalnya, sel buruk ini berada di organ yang
paling awal mendapat asupan oksigen—yang di-
butuhkan untuk mengembangkan sel. Maka itu,
penderita kanker paru memiliki angka harapan
hi dup yang kecil.
Terlebih, penyakit ini tidak menunjukkan
gejala berarti di tahap awal, sehingga sulit sekali
terdeteksi. Gejala biasanya baru muncul bila
stadium telah lanjut. Gejala yang umumnya dirasa-
kan adalah:
• batuk berdarah (menandakan sel kanker sudah
berada pada saluran pernapasan di paru),
• penurunan berat badan, dan
• sesak napas (karena volume paru mengecil aki-
bat massa kanker itu sendiri atau timbul cairan
(efusi pleura) yang mengisi rongga paru).
Menakutkan? Memang. Karenanya, mencegah
agar jangan sampai sel kanker tumbuh merupakan
pilihan terbaik. Beberapa hal dapat dilakukan agar
terhindar dari risiko tumbuhnya sel kanker paru.
1. Hindari rokok. Bila masih merokok, ikuti tips ber-
henti merokok di klinik dokter spesialis paru.
2. Menjalani pola hidup sehat, terutama tidak
merokok.
3. Gunakan masker jika bekerja di tempat berpo-
lusi atau dengan paparan zat kimia yang terhi-
rup. Penggunaan masker dapat mengurangi ma-
suknya zat yang bersifat karsinogenik (memiliki
bawaan untuk menjadi kanker).
4. Jika memiliki faktor keturunan, lakukan deteksi
dini dan rutin.
5. Konsumsi makanan yang tinggi kandungan
antioksidan.
6. Buat saluran udara di tempat dengan paparan
zat kimia yang bersifat karsinogenik, dengan
tetap menggunakan masker.
Selain itu, pemeriksaan rutin pun merupakan
tindakan preventif yang perlu dilakukan. Ada bebe-
rapa jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk
mendiagnosa keberadaan sel kanker paru.
1. Rontgen paru (foto toraks). Pemeriksaan ini
dila kukan sekali setahun, terutama bagi pero-
kok, perokok pasif atau pekerja dengan pajanan
silika (tambang, semen, pabrik kaca, batubara,
konstruksi, pajanan radon tinggi, dan lain-lain).
37
V O L U M E 3 8 • H E A LT H F I R S T
HE
AL
TH
2. CT-scan toraks. Pemeriksaan lebih lanjut jika di-
dapat kecurigaan dari hasil rontgen.
3. Biopsi. Pemeriksaan lanjutan untuk mencari
jenis kanker paru. Terdapat dua jenis biopsi
yang dapat dilakukan.
• Bronchoscopy: Biopsi jarum dengan tun-
tunan CT-scan jika sel kanker tidak pada
saluran napas besar.
• Biopsi dengan tuntunan CT-scan jika sel
kanker tidak pada saluran napas besar.
4. Jika hasil biopsi memastikan kecurigaan yang
didapat merupakan kanker, dilakukan peme-
riksaan lanjutan. Pemeriksaan ini dilakukan un-
tuk mendiagnosis secara lengkap, menyangkut
jenis kanker, stadium, serta kondisi pasien (per-
formance status). Selain itu, dilakukan pula PET
Scan untuk memastikan penyebaran sel kanker.
Karena biasanya kanker paru menyebar ke tu-
lang, otak, dan liver, dilakukan pula scan tulang,
scan otak, serta USG liver.
Menjalani gaya hidup se hat, menjauhi faktor
risiko, dan melakukan peme riksaan rutin merupakan
pilihan terbaik untuk terus menjaga kualitas hidup.
Setelah terdiagnosis, terapi kanker paru tergan-
tung pada jenis kanker dan stadium. Peng obatan
kanker paru dapat berupa bedah, radioterapi,
kemoterapi, targeted therapy, dan immunotherapy.
Dalam diagnosis dan pemilihan terapi, dokter
spesialis paru akan memilihkan terapi secara per-
sonalized therapy, sesuai dengan marker genetik
pasien, termasuk asuhan paliatif, seperti tatalak-
sana nyeri, sesak, dan batuk untuk meningkatkan
kualitas hidup penderita kanker paru.
dr. Budhi Antariksa, Ph.D, Sp. P (K)Dokter Spesialis Paru Konsultan Asma dan Penyakit Paru Obstruktif Kronik
RS Pondok Indah - Puri Indah
Setelah menyelesaikan studi spesialisasi paru di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Budhi memperoleh beasiswa dari Departemen Pendidikan Jepang untuk mengikuti program research student dan post-graduate course pada Second Internal Medicine di Hiroshima University, Jepang. Dokter yang juga menjadi Ketua Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi di FKUI ini pernah menjabat sebagai ketua di Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) cabang DKI Jakarta pada periode 2005-2008 dan 2008-2011. Selain itu, beliau juga sampai saat ini masih aktif menjabat sebagai Ketua Bidang Pembinaan Profesi dan Kesejahteraan PDPI Pusat sejak tahun 2009, dan menjadi anggota Tim Dokter Menteri (2010-2012) serta Tim Dokter Kepresidenan (2014-sekarang).
38
H E A LT H F I R S T • V O L U M E 3 8
Ginjal yang berfungsi sebagai penyaring darah
terdiri dari sekitar satu juta nefron (gelung halus
pembuluh darah) pada setiap ginjal. Adanya diabe-
tes dapat membuat kerusakan pada gelung halus
ini. Proses ini terjadi secara perlahan, selama ber-
tahun-tahun, dan tanpa disadari para penderitanya.
Pada tahap awal, kerusakan terjadi pada sistem
filtrasi (penyaringan) ginjal. Urin yang dike luarkan
mengandung zat-zat penting yang seharusnya ti-
dak terbuang, seperti protein (mikroalbumi nuria
jika dalam jumlah kecil dan makroalbuminuria jika
dalam jumlah besar). Seiring waktu, kerusakan yang
terjadi dapat mengganggu persarafan berkemih
yang akan menyebabkan gangguan pengosongan
kandung kemih. Kondisi ini dapat berakibat ter-
jadinya infeksi yang berulang pada saluran kemih.
GULA TERJAGA GINJAL PRIMADiabetes dapat mengganggu fungsi ginjal. Zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh pun dapat ikut terbuang ketika fungsi ginjal menurun. Rutin memantau kadar gula, lemak, dan tekanan darah dapat membuat kita terhindar dari dampak negatif penyakit ginjal diabetik.
TINGGINYA AKTIVITAS HARIAN kerap ber ujung
pada gaya hidup tak sehat. Akibat konsumsi ma-
kanan cepat saji, jarang berolahraga, tingkat stres
yang tinggi, serta bekerja hingga larut malam,
membuat penyakit menjadi mudah untuk menye-
rang. Salah satunya diabetes. Yang kerap tidak
disadari, penyakit satu ini juga dapat menyebabkan
kerusakan pada fungsi ginjal, atau biasa disebut
penyakit ginjal diabetik (nefropati diabetik).
YO
UR
H
EA
LT
H
39
V O L U M E 3 8 • H E A LT H F I R S T
Gejala
Pada tahap awal, penyakit ginjal diabetik tidak
menunjukkan gejala tertentu. Gangguan pada ta-
hap ini ha nya diketahui melalui pemeriksaan urin.
Bila protein yang keluar di urin banyak, urin akan
terlihat seperti berbusa.
Bila gula darah tidak dikontrol baik, maka dapat
terjadi gangguan fungsi ginjal untuk membuang sisa
metabolisme tubuh (waste product) yang ditandai
dengan peningkatan ureum dan kreatinin di dalam
darah. Kondisi ini pada tahap awal pun tidak menun-
jukkan gejala tertentu. Tetapi, seiring semakin berat-
nya gangguan fungsi ginjal, penderita akan meng-
alami keluhan mual, tidak nafsu makan, lemas dan
pucat (anemia), serta dapat disertai bengkak pada
tungkai. Peningkatan tekanan darah (hipertensi)
dan kadar lemak darah (kolesterol dan trigliserida)
pun ditemukan pada sebagian penderita.
Agar Terhindar
Menjalani pola hidup sehat tentu merupakan cara
terbaik agar terhindar dari berbagai penyakit, ter-
masuk penyakit ginjal diabetik. Tidak merokok,
berolahraga secara teratur, serta menghindari
obat/jamu/suplemen tertentu yang dapat mempe-
ngaruhi darah. Selain itu, pemantauan kadar gula,
kadar lemak, serta tekanan darah secara rutin
dapat mencegah penyakit ini. Gangguan ginjal pada
tahap awal hanya bisa diketahui dari pemeriksaan
darah dan urin, karena itu disarankan untuk kontrol
ke dokter secara teratur.
dr. Aida Lydia, Sp. PD-KGH, Ph.DDokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal dan Hipertensi | RS Pondok Indah - Pondok Indah
Dokter Aida menamatkan studi spesialis dan subspesialis di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan kemudian meraih gelar doktoral di bidang Ginjal dari Juntendo University Tokyo, Jepang. Saat ini, beliau menjabat sebagai Ketua Umum Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PB PERNEFRI) dan Kepala Divisi Ginjal Hipertensi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM. Beliau juga menjadi anggota di berbagai organisasi profesi lainnya seperti Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), International Society of Nephrology (ISN), dan Asian Pacific Society of Nephrology (APSN).
HE
AL
TH
40
H E A LT H F I R S T • V O L U M E 3 8
Hemoroid Internal
Pembuluh darah membengkak di dalam anus. Jenis
ini terbagi menjadi empat stadium.
• Stadium 1: Terjadi pendarahan tapi tidak ada
tonjolan, tanpa disertai rasa nyeri.
• Stadium 2: Terjadi tonjolan rektum tapi dapat
masuk kembali dengan sendirinya.
• Stadium 3: Terjadi tonjolan rektum, dapat
masuk kembali dengan bantuan tangan.
• Stadium 4: Terjadi tonjolan rektum, disertai
bekuan darah. Tonjolan menutupi muara anus
dan tidak dapat dimasukkan kembali dengan
bantuan tangan.
M I N I M K A N N Y E R I H E M O R O I D D E N G A N L A S E R
Berbagai nilai lebih yang ditawarkan terapi laser menjadikannya semakin banyak dipilih oleh penderita hemoroid. Meski begitu, pilihan terbaik adalah menjaga
kesehatan agar tidak sampai terjangkit penyakit ini.
H E A LT H F I R S T • V O L U M E 3 8
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MEDIS membuat
penanganan terhadap suatu penyakit menjadi le bih
baik dari sebelumnya. Laser Hemorroidoplasty (LHP)
menjadi jawaban untuk penanganan hemoroid.
Tanpa melupakan aspek ketepatan dalam tindakan
yang dilakukan, teknologi terbaru ini membuat para
pasien menjadi semakin nyaman dalam menjalani
dan pasca tindakan yang dilakukan.
Hemoroid atau dalam bahasa awam disebut
wasir adalah pelebaran dan peradangan pembuluh
darah vena (varises) yang terletak di sekitar anus
atau pada rektum bagian bawah. Kerap kali diang-
gap sebagai penyakit yang tidak tidak elit, umum nya
pasien enggan atau malu mengakui bahwa dirinya
mengidap penyakit wasir. Biasanya pasien baru
akan melakukan konsultasi ke dokter apabila su-
dah merasa nyeri dan timbul benjolan di anus yang
sudah besar disertai darah yang keluar saat buang
air besar. Sangat disayangkan kondisi ini kerap ter-
jadi di kehidupan sehari-hari dengan alasan takut
akan operasi yang dapat menimbulkan nyeri hebat
pascaoperasi. Padahal, jika tidak segera ditangani,
hemoroid dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Jenis Hemoroid
Secara garis besar, terdapat dua jenis hemoroid.
YO
UR
H
EA
LT
H
41
V O L U M E 3 8 • H E A LT H F I R S T
Hemoroid Eksternal
Pada jenis ini, hemoroid menonjol keluar sehingga
mudah dideteksi. Gejalanya pun tak separah
hemoroid internal, terutama pada masalah nyeri
dan pendarahan.
Terapi Laser
Terapi hemoroid dengan LHP biasanya dilakukan
pada kasus hemoroid internal stadium 3 dan 4,
ada pula pasien yang minta dilakukan te rapi ini
meski hemoroid yang dideritanya berada pada
stadium 2.
Saat ini, semakin banyak pasien yang memilih LHP
sebagai terapi hemoroid, karena
1. tidak dilakukan pemotongan pada jaringan
hemoroid, sehingga rasa nyeri yang dirasa
pasien menjadi minim dan masa penyembuhan
pun menjadi lebih cepat;
2. dapat dilakukan one-day-care, kecuali pada
kasus tertentu; dan
3. dapat segera beraktivitas seperti sedia kala.
Walau begitu, ada beberapa hal yang perlu diper-
hatikan sebelum memilih terapi LHP.
• Bagi pasien yang mengonsumsi pengencer
darah, sebaiknya menghentikan konsumsi obat
tersebut sebelum dilakukannya tindakan. Hal ini
guna menghindari terjadinya pendarahan.
• Bagi wanita hamil, terapi sebaiknya dilakukan
pasca melahirkan untuk menghindari risiko kem-
balinya hemoroid akibat tekanan dari kandungan,
kecuali bila keluhan sudah sangat mengganggu.
• Konsumsi obat pencahar dimulai beberapa
hari sebelum tindakan, agar membantu proses
buang air besar pasca tindakan.
• Selain itu, hal lain yang perlu diketahui adalah,
dengan penanganan apapun, tidak ada jaminan
hemoroid tidak akan muncul kembali. Karena-
nya, menjalani pola hidup sehat menjadi solusi
agar Anda tidak kembali menjalani proses terapi.
dr. Franky Mainza Zulkarnain, Sp. BDokter Spesialis Bedah Umum I RS Pondok Indah - Puri Indah
Di sela aktivitasnya sebagai dokter spesialis bedah umum, dr. Franky kerap mengikuti berbagai pelatihan untuk memperdalam ilmunya. Beberapa pelatihan yang pernah beliau ikuti di antaranya mengenai laser treatment proctology di Tunisia tahun 2015 dan pelatihan advance treatment laser proctology di Paris tahun 2017. Dokter Franky pernah memberikan pelatihan untuk laser hemorrhoidoplasty di Chulalongkorn University Hospital, Bangkok, tahun 2016, kemudian mengadakan pelatihan untuk laser hemorrhoidoplasty di RS Pondok Indah - Puri Indah dengan peserta dari University Medical Center Ho Chi Minh Vietnam pada tahun 2017. Dokter lulusan Universitas Indonesia ini adalah dokter pertama di Indonesia yang dapat melakukan terapi laser hemoroid dengan laser diode.
HE
AL
TH
42
H E A LT H F I R S T • V O L U M E 3 8
42
YO
UR
H
EA
LT
H
B A T U E M P E D U H I L A N GL U K A S A Y A T A N T A K T E R P A N D A N G
Perkembangan teknologi medis dan kesehatan memungkinkan dilakukannya operasi dengan minim bekas luka. Pasien pun tak perlu khawatir dengan bekas luka
pascaoperasi, serta lebih cepat untuk kembali beraktivitas.
OPERASI MENJADI MOMOK TERSENDIRI bagi
setiap orang. Bukan hanya bayangan seramnya
ruang operasi dengan beragam peralatan yang
mengintimidasi pasien, tapi juga bekas luka yang
akan terus membekas sepanjang hidup. Luka
sayatan bisa membuat seseorang kehilangan rasa
percaya diri hingga berupaya terus menutupi bekas
luka.
Beruntung perkembangan teknologi kesehat an
saat ini tidak hanya membuat pemeriksaan menjadi
semakin detail, tapi juga meringkas penanganan
yang dilakukan. Salah satunya dengan hadirnya
Single Incision Laparoscopic Surgery (SILS) atau
laparoskopi satu titik. Salah satu pengaplikasian
teknologi baru ini adalah untuk penanganan batu
empedu.
43
V O L U M E 3 8 • H E A LT H F I R S T
HE
AL
TH
Pencerna Lemak yang Terlampau Pekat
Pada tubuh, empedu berfungsi untuk mencerna le-
mak. Untuk melakukan fungsi itu dengan sempurna,
empedu yang dihasilkan oleh hati dibuat menjadi
pekat di dalam kantung empedu. Pada beberapa
kasus, cairan empedu menjadi terlalu pekat hingga
menjadi kristal yang keras. Karena proses pemekat-
an terjadi di kantung empedu, tak heran jika kristal
ini banyak ditemukan di dalam kantung empedu.
Terdapat beberapa hal yang memungkin kan
terjadinya pengkristalan empedu, seperti pema-
kaian terapi hormon pada wanita menopause, diet
penurunan berat badan, kencing manis, diet tinggi
lemak, serta obesitas. Kelainan darah juga dapat
menyebabkan terjadinya batu empedu. Selain
itu, wanita memiliki kecenderungan lebih tinggi
meng alami batu empedu (20 persen) dibandingkan
pria (10 persen).
Saat mengalami batu empedu, penderita akan
merasakan beberapa gejala, yaitu nyeri hebat di
perut kanan atas yang tembus ke belakang (kolik
empedu), perut kembung, cepat kenyang dan mual
(sering dikira sakit maag), nyeri perut kanan atas
yang terus-menerus, demam (jika sudah terjadi
peradangan pada kantung empedu/kolesistitis
akut), mata dan kulit berwarna kuning, serta ken-
cing se perti teh (bila sudah ada penyumbatan pada
saluran empedu).
Satu Titik, Minim Luka
Pada awalnya, penanganan batu empedu dilakukan
dengan operasi terbuka (open cholecystectomy).
Tetapi, karena banyaknya komplikasi/morbiditas
dari tindakan tersebut, dikembangkanlah operasi
dengan teknik sayatan kecil (laparoscopy surgery).
Mulanya, teknik yang mulai digunakan pada 1985
ini dilakukan dengan membuat 3 – 4 sayatan sebe-
sar lubang kunci. Seiring waktu, teknologi di dunia
medis berkembang. Dan pada 1997, Navarra mem-
perkenalkan teknik yang disebut laparaskopi satu
titik. Teknik baru ini menjadi alternatif untuk memi-
nimalkan komplikasi akibat sayatan operasi.
Selain hanya meninggalkan bekas luka yang
sangat minim (hampir tidak terlihat), karena hanya
membuat satu sayatan kecil, pasien yang di tangani
dengan teknik ini pun akan semakin nyaman
karena minimnya rasa nyeri pascaoperasi, masa
pe rawatan di rumah sakit yang lebih singkat, serta
lebih cepat untuk dapat kembali beraktivitas.
dr. Eko Priatno, Sp. B-KBDDokter Spesialis Bedah Konsultan Bedah Digestif | RS Pondok Indah - Puri Indah
Dokter Eko menamatkan studi spesialisasi bedah umum dan subspesialis bedah digestif di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Tahun 2014, beliau melanjutkan fellowship Minimal Invasive & Robotic Colorectal di Korea University Hospital, Seoul. Setelah itu, beliau meneruskan studinya dengan mengambil fellowship lainnya, yakni Advanced Gastrointestinal Surgery Laparoscopy di Cho Ray Hospital, Vietnam. Di sela aktivitasnya sebagai dokter spesialis bedah, beliau kerap mengikuti berbagai pelatihan untuk memperdalam ilmunya. Salah satu pelatihan yang beliau ikuti adalah pelatihan Laparoscopic Hernia di King Chulangkorn Memorial Hospital, Thailand.
PADA 1997, NAVARRA MEMPERKENALKAN TEKNIK YANG DISEBUT LAPARASKOPI SATU
TITIK. TEKNIK BARU INI MENJADI ALTERNATIF UNTUK MEMINIMALKAN KOMPLIKASI AKIBAT
SAYATAN OPERASI.
44
H E A LT H F I R S T • V O L U M E 3 8
J A N G A N K H A W A T I R ,K A N K E R B I S A D I O B A T I
44
DO
CT
OR
'S
P
RO
FI
LE
D R . D R . S O N A R S O N I P A N I G O R O , S P . B ( K ) O N K , M . E P I D , M A R S
45
V O L U M E 3 8 • H E A LT H F I R S T
HE
AL
TH
ONKOLOGI ADALAH BIDANG ILMU KEDOKTERAN
yang berkaitan dengan penyakit yang berhubungan
dengan sel-sel abnormal di tubuh kita, salah satu-
nya kanker atau tumor ganas. Sebagai cabang ilmu
kedokteran, bedah onkologi memiliki variasi kesulit-
an yang beragam.
“Sekitar tahun 90-an, tidak banyak yang mau
menekuni onkologi karena saat itu belum popu-
ler di Indonesia,” ujar Dr. dr. Sonar Soni Panigoro
Sp. B (K) Onk, M. Epid, MARS. Alih-alih mundur, pria
kelahiran Bandung ini malah semakin mantap un-
tuk menjadi seorang spesialis bedah onkologi.
Sebagai dokter bedah yang memiliki peng-
alaman selama 25 tahun dan karier kedokteran se-
lama 33 tahun, dr. Sonar mengaku terapi onkologi
terus berkembang, bahkan semakin pesat, dan jenis
penyakitnya semakin bertambah, namun belum ada
pengobatan yang hasilnya paripurna. Hal itu men-
jadi tantangan tersendiri baginya untuk tidak ber-
henti mendalami bidang ini.
“Salah satu cara agar selalu up-date dengan
bidang yang saya geluti adalah dengan mengajar,
karena dengan mengajar kita juga didorong untuk
selalu belajar,” ucap pria yang masih tercatat se-
bagai pengajar bidang bedah onkologi di Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia ini.
Kanker Bisa Diobati
Kanker masih menjadi momok yang menakut-
kan. Vonis kanker dianggap sebagai lonceng
kematian. “Kanker itu, selain bisa kambuh, juga
bisa menyebar ke tempat lain, dan itu yang bisa
menyebabkan kematian,” ungkap dokter yang me-
nyukai musik klasik ini.
Walau begitu, bukan berarti kanker berujung
pada kematian. Pasalnya, kanker bisa diobati. Ber-
dasarkan data, dengan pengobatan modern, keber-
hasilan penanganan kanker mencapai 70 persen.
“Sembuh-tidaknya kanker tergantung pada stadium
dan jenis kanker. Pada stadium dini, kemungkinan
untuk sembuh semakin besar, dan jika ditemukan
pada stadium lanjut, penanganan akan semakin
sulit,” papar dokter yang bergabung di RS Pondok
Indah Group sejak 1997 ini.
“Selain itu, pengobatannya harus tepat, serta
ada support dari berbagai pihak, terutama dari kelu-
arga dan sekitarnya,” tambah dr. Sonar.
Pentingnya Edukasi dan Deteksi Dini
Meski deteksi dini sangat penting untuk tingkat
keberhasilan pengobatan, nyatanya masih banyak
Tertarik menekuni bedah onkologi karena banyaknya misteri seputar kanker yang belum terungkap, Dr. dr. Sonar Soni Panigoro, Sp. B (K) Onk, M.Epid, MARS, aktif mengedukasi masyarakat tentang kanker dan pencegahannya.
45
SEMBUH-TIDAKNYA KANKER TERGANTUNG PADA STADIUM DAN
JENIS KANKER. PADA STADIUM DINI, KEMUNGKINAN UNTUK SEMBUH SEMAKIN
BESAR, DAN JIKA DITEMUKAN PADA STADIUM LANJUT, PENANGANAN AKAN
SEMAKIN SULIT,
46
H E A LT H F I R S T • V O L U M E 3 8
masyarakat yang takut memeriksakan diri.
“Penyebabnya bisa karena takut akan kematian,
takut operasi, takut menjalani kemoterapi, dan lain-
nya,” papar dr. Sonar.
Kanker yang ditemukan pada stadium 0 tingkat
kesembuhannya 100 persen, 90 persen pada
stadium 1, 80 persen pada stadium 2, 60 persen
pada stadium 3, serta tidak bisa disembuhkan
jika baru ditemukan pada stadium 4. “Bagaimana
de ngan pengobatan alternatif? Tidak ada yang
sembuh,” tandasnya.
Sebagai bentuk tanggung jawab, dr. Sonar
aktif memberikan edukasi pada masyarakat
tentang kanker dan pentingnya deteksi dini. “Dalam
memberikan informasi, saya selalu membeberkan
data sehingga orang percaya. Saya katakan bahwa
memang tidak semua penderita kanker sembuh,
tapi kita punya datanya. Kalau ditemukan lebih dini,
peluang sembuhnya sangat besar,” ucap dr. Sonar
penuh keyakinan.
Gaya Hidup Sehat dan Kanker
Gaya hidup menjadi faktor penting dalam penyakit
kanker. Bahkan, kontribusinya sebesar 30 – 40
persen, selain faktor lain yang belum diketa-
hui. Sedangkan, faktor keturunan atau genetik
peran nya hanya 5 persen. “Jadi, kalau ada yang
merasa aman karena tidak memiliki keturunan
penderita kanker, itu salah,” jelas ayah tiga orang
anak ini.
Sebagai dokter, dr. Sonar kerap menganjurkan
pasiennya untuk hidup sehat, yaitu istirahat cukup,
aktivitas cukup, dan makan cukup, serta pandangan
hidup yang selalu positif.
Sang Dokter yang Banyak Kesibukan
Selain menjalankan profesi sebagai dokter
dan meng ajar, dr. Sonar pun aktif terlibat di
organisasi. Saat ini, dirinya memimpin Kolegium
Bedah Onkologi Indonesia dan Perhimpunan Dokter
Kepala Leher Indonesia, serta aktif di Yayasan
Kanker Indonesia.
Keterlibatannya dalam berbagai organ-
isasi bukanlah atas dasar ambisi atau mencari
kesibuk an. “Saya selalu berusaha untuk mengem-
ban tanggung jawab apapun yang diberikan ke-
pada saya, terutama tanggung jawab terhadap
masyarakat,” paparnya.
Perjalanan karier sebagai dokter selama puluh-
an tahun membuat dr. Sonar mengalami banyak hal
menarik. “Kebahagiaan terbesar bagi saya adalah
saat melihat ekspresi bahagia pasien yang berhasil
saya tolong. Menurut saya ekspresi mereka sangat
menyentuh,” tutup beliau.
Tiga Macam Pencegahan Kanker
Pencegahan Primer. Mencegah supaya jangan terkena kanker dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, olahraga dan menjaga pola makan.
Pencegahan Sekunder. Agar keberadaan kanker bisa diketahui sejak dini, lakukan deteksi dini.
Pencegahan Tertier. Bila sudah divonis kanker, pencegahan tertier dilakukan dengan memberikan pengobatan yang tepat supaya hasilnya bagus.
DO
CT
OR
'S
P
RO
FI
LE
Iklan Maternity uk.16 x 22 cm convert-edit ok.pdf 1 1/31/18 2:33 PM
48
H E A LT H F I R S T • V O L U M E 3 8
DO
CT
OR
'S
P
RO
FI
LE
M E M P E R S I A P K A N G E N E R A S I C E M E R L A N G
belajar menghargai manusia karena melihat
bagaimana konflik menghancurkan tatanan
masyarakat. Bekerja di daerah terpencil
mengajarkan saya nilai-nilai hidup. Semua
itu menjadi catatan saya,” ujarnya.
Istimewanya, keinginannya untuk me-
nekuni spesialis kedokteran di bidang ke-
bidanan dan kandungan (obgyn) juga lahir
dari pengalaman bertugas di daerah. Pada
1992 silam, dokter kelahiran Jakarta, 26
September 1966, ini diberangkatkan ke
Timor Timur dalam program dokter Pegawai
Tidak Tetap (PTT). Selama bertugas di
daerah itu, ia menemui beberapa kasus
kehamilan yang seharusnya ditangani oleh
dokter spesialis kebidanan dan kandungan.
Sayang, karena ia satu- satunya dokter yang
ada, kasus tersebut mau tak mau harus ia
tangani semampunya.
Dokter obgyn yang menamatkan pendi-
dikan doktoralnya dari Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia ini, memiliki kepe-
dulian yang besar pada ibu hamil dan
anak- anak sebagai generasi penerus. “Anak
adalah inves tasi berharga untuk masa de-
pan bangsa. Yang akan menjaga kita di
masa depan adalah anak-anak yang kita
lahirkan sekarang. Saya berpikir, jika anak
yang dilahirkan de ngan kualitas yang biasa-
biasa saja, ya, siap-siap saja masa depan
bangsa juga biasa-biasa saja,” filosofinya.
ANAK ADALAH INVESTASI BERHARGA UNTUK MASA DEPAN BANGSA. YANG AKAN MENJAGA KITA DI MASA DEPAN ADALAH ANAK-ANAK YANG KITA LAHIRKAN SEKARANG.
SAYA BERPIKIR, JIKA ANAK YANG DILAHIRKAN DENGAN KUALITAS BIASA-BIASA SAJA, YA, SIAP-SIAP SAJA NANTI MASA DEPAN BANGSA AKAN BIASA-BIASA SAJA.
PENGALAMAN ADALAH GURU TERBAIK.
Ber bagai peristiwa yang berlangsung dalam
hidup seseorang menjelma menjadi pelajar-
an dan motivasi dalam perjalanan hidup
orang tersebut. Begitu pula yang dialami
Dr. dr. Ali Sungkar, Sp. OG (K) dalam me-
lakoni karier kedokterannya. Perjalanan dari
bangku kuliah hingga hari ini merupakan
pengalaman yang memperkaya hidupnya.
“Saya menjadi dokter pada 1991, dilanjut-
kan dengan sekolah spesialis, bekerja di
daerah, lalu kembali ke Jakarta. Tiap-tiap
tempat memiliki peng alaman me narik yang
memperkaya hidup saya. Itu membuat saya
menjadi lebih dewasa, lebih tangguh, lebih
bijaksana dalam bersikap. Semua itu yang
membentuk saya sekarang.”
Dokter Ali pun selalu bersyukur atas
semua hal yang dialaminya dalam mem-
perjuangkan cita-citanya, termasuk ketika
ditempatkan di daerah-daerah pelosok
Nusantara. “Saya selalu bersyukur dengan
yang saya dapatkan, karena menurut saya
itu rahmat, berkat untuk saya. Waktu ber-
tugas di Timor, saya belajar untuk tidak
hanya menjadi dokter, tapi juga bersosial-
isasi, beradaptasi dengan lingkungan yang
berbeda dengan asal saya. Di Sambas, saya
belajar lebih banyak lagi. Saya tinggal di
daerah konflik. Saya belajar nilai-nilai kema-
nusiaan dan tinggal di pengungsian. Saya
D R . D R . A L I S U N G K A R , S P . O G ( K )
49
V O L U M E 3 8 • H E A LT H F I R S T
HE
AL
TH
50
H E A LT H F I R S T • V O L U M E 3 8
Dalam melakoni praktik, dr. Ali me-
nem patkan diri seolah-olah sedang
mempersiap kan calon khalifah. “Khalifah
itu calon pe mimpin. Mestinya kita siap-
kan yang terbaik. Sejak dalam kandungan
kita persiapkan dan akan lahirkan generasi
berikut yang baik pula. Harusnya dibangun
kesadaran bahwa merawat ibu hamil se-
benarnya mempersiapkan pengganti kita,”
tegasnya seraya menambahkan penting-
nya edukasi antenatal care, termasuk pada
pasien, menyangkut nutrisi, cara menyu-
sui, persiapan, penjarak an kehamilan, serta
perencanaan keluarga.
Totalitas itu pula yang menjadi filo sofi
dr. Ali dalam bekerja. “Mudah-mudahan se-
karang dan nanti saya bisa bekerja de ngan
selalu memberikan hasil yang terbaik.
Prinsip nya adalah saya mau bekerja yang
terbaik dan meninggalkan hasil yang ter-
baik. Tentunya ini yang menjadi satu bekal
bagi saya. Kalau mau bekerja, bekerjalah
de ngan hasil yang terbaik, dengan kemam-
puan terbaik, sehingga cukup puas dengan
hasil yang dilakukan dan pasti orang yang
kita berikan pelayanan akan merasa puas
de ngan pelayanan yang kita berikan,”
ungkap dokter yang saat ini menjabat
sebagai Ketua Perkumpulan Perinatologi
Indonesia (PERINASIA).
Bergabung dengan RS Pondok Indah Group
Lebih dari satu dekade bergabung dengan
RS Pondok Indah Group, dr. Ali memiliki
pengalaman tersendiri tentang grup ru-
mah sakit ini. Diakuinya, dirinya merasa
bersyukur bekerja di rumah sakit dengan
standar yang baik. Terlebih, fasilitas pe-
layanan, seperti Neonatal Intensive Care
Unit (NICU), serta pelatihan untuk tenaga
kese hatan juga baik. “Saya mau bekerja di
rumah sakit yang memiliki standar yang
baik. Menurut saya, ini salah satu rumah
sakit terbaik untuk pelayanan antenatal
dan neonatal,” ungkap dokter yang pernah
di daulat sebagai Young Gynecologist Award
dari Asia Oceania Federation Obstetric and
Gynecology pada 2000 silam.
Berbicara layanan kebidanan dan
kan dungan, dalam pengamatan dr. Ali, RS
Pondok Indah Group merupakan salah satu
institusi yang peka dengan perkembangan
teknologi. “Teknologi imaging, diagnostik,
dan laboratorium berkembang sangat pesat.
Teknologi untuk persalinan juga berkem-
bang dan sudah dapat me mi nimkan risiko.
Ada pula pengembang an untuk pemeriksaan
kelainan pada janin. RS Pondok Indah Group
termasuk yang punya alat diagnostik itu,”
pungkas pria yang hobi memasak, traveling,
dan olahraga ini.
DO
CT
OR
'S
P
RO
FI
LE
51
V O L U M E 3 8 • H E A LT H F I R S T
NAMA DR. DIDIK LIBRIANTO, SP. OT (K)
dalam dunia ortopedi sudah tidak asing
lagi. Dokter kelahiran Palembang, 5 Sep-
tember 1969, ini pernah menjadi Ketua
Perhimpunan Ahli Bedah Ortopedi Indonesia
dan Ketua Ortopedi Spine Indonesia. Selain
itu, dirinya pun aktif di berbagai organisasi
lain serta rajin mengikuti seminar serta
workshop. Padahal, diakui dokter yang ge-
mar bersepeda statis sebagai aktivitas
olahraga ini, menekuni ortopedi tidaklah ada
di dalam pikirannya ketika menjalani pendi-
dikan kedokteran. Bahkan setelah lulus dari
program pendidikan S1, tidak ada niatan
untuk menekuni spesialisasi ini.
Pengalaman bertugas di Jambi yang
kemudian membuat dirinya berpikir untuk
mengambil spesialisasi ortopedi. “Waktu
itu, banyak terjadi kasus trauma ortopedi,
dan di sana belum banyak dokter ortopedi.
Padahal, sewaktu kuliah, materi tentang
ortopedi sedikit sekali diberikan. Baru ke-
tika menempuh pendidikan spesialis, saya
baru tersadar bahwa cakupan ortopedi itu
sangat luas,” paparnya ketika ditemui di
sela-sela waktu praktiknya di RS Pondok
Indah - Pondok Indah.
Tidak hanya banyak, kasus ortopedi
yang ditemui pun sudah dalam taraf berat.
Kurangnya edukasi yang diberikan pada
E M P A T I D A N U S A H A T E R B A I K U N T U K P A S I E N
Tingginya kasus tulang belakang yang ditemui ketika menjalani tugas usai menamatkan pendidikan kedokteran umum, membuat dr. Didik Librianto, Sp. OT (K) menekuni spesialisasi ortopedi. Berbagai organisasi, seminar, serta workshop pun diikuti demi memberi usaha terbaik kepada pasien.
D R . D I D I K L I B R I A N T O , S P . O T ( K )
HE
AL
TH
52
H E A LT H F I R S T • V O L U M E 3 8
DO
CT
OR
'S
P
RO
FI
LE
saat itu belum tertangani dengan baik. Dan
sekarang, saya pun mengajar di bidang tu-
lang belakang,” jelas dokter yang terka dang
memilih berjalan kaki ke rumah usai ber-
praktik, sebagai bagian dari aktivitas
olahraganya.
Selain itu, dr. Didik juga menambah-
kan, penanganan kasus tulang belakang,
utamanya skoliosis, sampai saat ini terus
dikembangkan. Berbagai penelitian terus
dilakukan agar penanganan terhadap ka-
sus ini dapat ditangani dengan lebih baik.
Itu pula salah satu hal yang melandasinya
aktif dalam organisasi.
Usaha Terbaik untuk Pasien
Salah satu organisasi yang diikuti dr. Didik
adalah Scoliosis Research Society (SRS),
perkumpulan dokter tulang tertua di dunia
yang berpusat di Amerika Serikat. “Saya
ikut dalam perkumpulan ini untuk pengem-
bangan, riset, berbagai kelainan tulang be-
lakang dan skoliosis. Kita bisa mendapat
pengetahuan tentang riset yang dilakukan
di berbagai negara, sehingga keluarlah out-
come yang sangat kita butuhkan.”
Selain pengembangan pengetahuan,
diakui lulusan Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia ini, aktif berorganisasi
WAKTU ITU, BANYAK TERJADI KASUS TRAUMA ORTOPEDI, DAN DI SANA BELUM BANYAK DOKTER ORTOPEDI. PADAHAL, SEWAKTU KULIAH, MATERI TENTANG ORTOPEDI SEDIKIT SEKALI DIBERIKAN. BARU KETIKA MENEMPUH PENDIDIKAN SPESIALIS, SAYA BARU TERSADAR BAHWA CAKUPAN ORTOPEDI ITU SANGAT LUAS.
masyarakat serta minimnya tenaga medis
berkompetensi yang menangani menjadi
sebagian penyebabnya. “Di saat itulah ter-
pikir bahwa ternyata dokter ortopedi diper-
lukan untuk membantu masyarakat.”
Fokus Tulang Belakang
Sejak awal menjalani pendidikan spesialis,
dr. Didik sudah memfokuskan diri pada
tulang belakang. Hal ini pun tidak terlepas
dari pengalaman yang dialaminya selama
tugas di Jambi. Kasus tulang belakang be-
gitu banyak ditemui. “Itu bidang yang pada
53
V O L U M E 3 8 • H E A LT H F I R S T
juga mengembangkan kemampuannya
dalam berkomunikasi dengan pasien.
Bagi nya, seorang dokter wajib mem berikan
informasi yang lengkap kepada pasien.
Termasuk tentang cara penanganan,
alasan muncul suatu kasus, serta rintang-
an yang mungkin ditemui saat penangan.
“Kasihan mereka, sudah meluangkan waktu,
memi kirkan pe nyakitnya, dan ingin sem-
buh. Kita harus bantu dengan maksimal
kemampuan kita.”
Khusus mengenai skoliosis, dr. Didik
berpandangan terdapat perbaikan. Jika
dulu begitu banyak pasien baru datang
ke dokter setelah kondisi penyakitnya
sudah berat, saat ini sudah banyak dite-
mukan kasus skoliosis di tahap-tahap
awal. Karenanya, sekali lagi, dr. Didik
menekankan arti pen tingnya edukasi ke-
pada masyarakat. “ Banyak yang bisa kita
lakukan untuk pencegahan agar tidak
sampai menimbulkan dampak yang berat,
seperti menimbulkan tekanan pada jantung
dan paru-paru yang kemudian mengakibat-
kan kematian,” pungkasnya.
BANYAK YANG BISA KITA LAKUKAN UNTUK PENCEGAHAN
AGAR TIDAK SAMPAI MENIMBULKAN DAMPAK
YANG BERAT, SEPERTI MENIMBULKAN TEKANAN PADA
JANTUNG DAN PARU-PARU YANG KEMUDIAN MENGAKIBATKAN
KEMATIAN.
HE
AL
TH
54
H E A LT H F I R S T • V O L U M E 3 8
TE
CH
NO
ME
DI
C
P E N C I T R A A N M E N D E T A I LU N T U K C E G A H K A N K E R
55
V O L U M E 3 8 • H E A LT H F I R S T
TAK ADA SEORANG PUN yang ingin menderita
penyakit. Terutama yang memiliki dampak fatal,
seperti kanker. Tetapi, dalam perjalanan hidup,
sering kali terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Terutama bagi wanita, walau terdapat juga kasus
pada pria hanya dengan tingkat yang kecil, kanker
payudara menjadi perhatian tersendiri. Melakukan
tindakan pencegahan menjadi hal wajib, yang juga
ditunjang dengan pemeriksaan rutin untuk menge-
tahui kondisi kesehatan.
Salah satu pemeriksaan yang dapat dilakukan
untuk mengetahui kesehatan bagian payudara
adalah Magnetic Resonance Imaging (MRI). Peme-
riksaan non-invasif yang menggunakan medan
magnet dan frekuensi gelombang radio ini meng-
hasilkan gambar cross-sectional mendetail dari
struktur tubuh, termasuk payudara.
MRI, Mamografi, USG
Pemeriksaan yang memanfaatkan cairan kontras
yang dimasukkan ke dalam tubuh ini sangat di-
rekomendasikan untuk deteksi dini kanker payu-
dara. Berikut kelebihan yang dimiliki MRI dibanding
mamografi dan USG.
1. Memberikan gambaran resolusi 3D yang lebih
baik.
MINIM RISIKO SERTA MENGHASILKAN PENCITRAAN YANG MENDETAIL, MRI SANGAT
DIREKOMENDASIKAN SEBAGAI PEMERIKSAAN DETEKSI DINI KANKER, TERMASUK PAYUDARA.
HE
AL
TH
2. Kemampuan mendeteksi tumor kecil (occult
primary breast carcinoma) yang sulit terdeteksi
pada mamografi dan USG.
3. Lebih baik dalam memperlihatkan ukuran
tumor/kanker.
4. Sangat baik dalam memperlihatkan adanya
kelainan multifocal/multicentric pada payudara.
5. Memberikan informasi lebih detail mengenai
perluasan kanker (yang mempengaruhi stadium
kanker payudara dan rencana tindakan).
Selain itu, MRI juga dapat digunakan untuk
memantau respon maupun kekambuhan setelah
dilakukannya terapi kanker payudara dan evaluasi
terhadap implan payudara.
Meski begitu, MRI tidaklah dapat berdiri sendiri.
Mamografi dan USG tetap diperlukan untuk mem-
berikan dukungan data agar diagnosa yang didapat
menjadi tepat.
Pertimbangan MRI
Pemeriksaan ini tidak menggunakan sinar X-ray,
sehingga tidak menghasilkan paparan radiasi.
Karena nya, hampir tidak memiliki risiko terhadap
pasien. Risiko yang mungkin timbul adalah reaksi
alergi terhadap cairan kontras yang dimasukkan
56
H E A LT H F I R S T • V O L U M E 3 8
TE
CH
NO
ME
DI
C
ke tubuh. Hanya saja, hal ini biasanya merupakan
reaksi ringan dan dapat diatasi dengan medikasi.
Sebelum melakukan pemeriksaan MRI, ada
beberapa informasi yang harus Anda sampaikan
kepada dokter untuk mencegah terjadinya hal-hal
yang tidak diinginkan.
1. Terdapat medical atau electronic device di tubuh,
seperti metal pins, screws, plate, katup jantung
buatan, dan lainnya.
2. Memiliki riwayat alergi, baik pada makanan,
obat, maupun cairan kontras.
3. Memiliki riwayat penyakit asma.
4. Memiliki masalah kesehatan yang serius
(se perti gangguan ginjal dan hati) atau pernah
menjalani operasi besar.
5. Kemungkinan sedang hamil.
6. Klaustrofobia, bisa dipersiapkan obat-obatan
sedatif atau jika perlu, dilakukan anestesi.
Selain itu, wanita dengan berat badan yang
ekstrim (lebih dari 150 kg) atau yang memiliki/
terpasang alat-alat medis yang tidak kompatibel
de ngan MRI seperti sebagian besar tipe pace-
maker, beberapa tipe metal clip, coil untuk aneu-
risma otak maupun pembuluh darah lainnya, dan
beberapa tipe cochlear implant tidak dapat menja-
lani pemeriksaan ini.
RS Pondok Indah Group menyediakan
pelayanan pemeriksaan MRI payudara. Dilengkapi
dengan peralatan modern, pemeriksaan yang di-
lakukan menghasilkan pencitraan berkualitas tinggi
serta dilakukan dalam waktu yang relatif singkat.
dr. Felly Sahli, Sp. RadDokter Spesialis Radiologi | RS Pondok Indah - Bintaro Jaya
Dokter Felly menamatkan studi spesialis radiologi di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar. Untuk memperdalam ilmunya dalam bidang pemeriksaan kesehatan pencitraan, beliau mengikuti berbagai pelatihan, di antaranya Advanced Cardiac CT-Course di Singapura, MR Spectroscopy di Thailand, Stoller Musculosceletal di Makau, serta mengikuti simposium dan konferensi internasional MRI di Sydney & Seoul.
57
V O L U M E 3 8 • H E A LT H F I R S T
HE
AL
TH
E V A L U A S I A K U R A TS A A T G O L D E N P E R I O D
KEMAJUAN TEKNOLOGI PADA MRI MEMUNGKINKAN DILAKUKANNYA EVALUASI OTAK PENDERITA STROKE PADA GOLDEN PERIOD . DAMPAK STROKE PUN DAPAT DIMINIMALISIR.
58
H E A LT H F I R S T • V O L U M E 3 8
TE
CH
NO
ME
DI
C
DALAM BEBERAPA TAHUN TERAKHIR, ancaman
stroke semakin menjadi momok. Tidak hanya di
dunia, tapi khususnya di Indonesia, penderita stroke
semakin meningkat. Semakin tingginya penderita
stroke di negeri ini bahkan menempatkan stroke di
posisi pertama sebagai penyakit penyebab kema-
tian di Indonesia, menggusur penyakit jantung.
Tentang Stroke
Stroke adalah gangguan fungsi saraf akut yang
disebabkan terganggunya aliran darah otak yang
timbul mendadak. Keadaan ini dapat terjadi akibat
pembuluh darah yang tersumbat (stroke iskemik)
atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemora-
gik). Gangguan aliran darah ini akan mengakibat-
kan kerusakan atau kematian sel-sel otak.
Stroke terjadi karena beberapa faktor risiko,
yang dibedakan menjadi faktor risiko yang dapat
dimo difikasi dan faktor risiko yang tidak dapat
dimo difikasi. Faktor risiko yang dapat dimodifi kasi
adalah hipertensi, jantung, diabetes melitus, dislipi-
demia atau gangguan lemak seperti koles terol,
trigliserida tinggi, kelebih an berat badan (obesitas),
dan kekentalan darah. Sementara, faktor risiko
yang tidak dapat dimodifikasi adalah usia, riwayat
keluarga, jenis kelamin (prevelansi pada laki-laki
7,1 per 1.000 sementara perempuan 6,8 per 1.000),
dan ras/suku bangsa.
Stroke memiliki tanda dan gejala yang berbeda
pada setiap penderita, tergantung pada bagi an
pem buluh darah yang terkena serta besarnya
penyumbatan aliran darah dan pendarahan yang
terjadi. Misal, jika penyumbatan terjadi di area
bicara, se seorang menjadi tidak bisa bicara atau
bicaranya menjadi 'pelo' dan tidak dapat meng-
atur kata-kata nya. Gejala lain yang kerap ditemui
59
V O L U M E 3 8 • H E A LT H F I R S T
HE
AL
TH
adalah lumpuh mendadak, kepala pusing berputar-
putar (vertigo), tak bisa melihat, dan mengalami
mati rasa. Sering pingsan serta kehilangan kesa-
daran (blackout) juga patut diwaspadai sebagai
gejala dari stroke sumbatan.
Seperti halnya gejala, dampak yang diakibat-
kan oleh stroke pun tergantung pada luas atau
lebar dan letak terjadinya gangguan aliran darah.
Jika mengenai tempat yang berbahaya, seperti
batang otak, dapat menyebabkan kecacatan atau
bahkan kematian.
Kuratif Stroke
Serangan stroke merupakan suatu keadaan
darurat medis. Seseorang yang dicurigai terkena
serangan stroke harus sesegera mungkin dibawa
ke rumah sakit guna dilakukan evaluasi dan
penanganan secepatnya. Penanganan pada masa
emas (golden period) yang berlangsung kurang dari
enam jam setelah terjadinya gejala awal stroke
sangat penting. Hal ini guna mencegah terjadinya
dr. Rubiana Nurhayati, Sp. SDokter Spesialis Saraf | RS Pondok Indah - Pondok Indah dan RS Pondok Indah - Bintaro Jaya
Dokter Rubiana kerap memperdalam keahliannya di bidang ilmu saraf melalui berbagai pelatihan seperti pain management yang diselenggarakan oleh Persatuan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI), pelatihan Elektroensefalografi (EEG) di Singapura, serta pelatihan neurobehaviour di Jakarta. Beliau menempuh studi spesialis saraf di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MEDIS MEMUNGKINKAN PEMERIKSAAN MRI UNTUK MENDETEKSI KONDISI ISKEMIK DI OTAK KURANG DARI ENAM JAM
(GOLDEN PERIOD).
kerusakan tetap, kecacatan yang lebih parah, atau
bahkan menghindarkan dari kematian.
Salah satu evaluasi terhadap serangan stroke
adalah menggunakan Magnetic Resonance Imaging
(MRI). Teknologi pencitraan yang menggunakan
gelombang elektromagnetik ini dapat mengevalu-
asi kondisi otak pascastroke. Melalui pemeriksaan
ini, dapat dideteksi jenis, letak, serta lebar atau luas
serangan stroke yang terjadi.
Pemeriksaan dengan MRI juga dapat melihat
ada-tidaknya risiko dari stroke, seperti sumbatan-
sumbatan kecil yang biasanya disebabkan oleh
faktor risiko seperti kolesterol, kekentalan darah,
hipertensi, dan diabetes.
Selain itu, perkembangan teknologi medis me-
mungkinkan pemeriksaan MRI untuk mendetek si
kondisi iskemik di otak kurang dari enam jam
(golden period) setelah terjadinya serangan stroke—
sebelumnya diperlukan sekitar 24 jam untuk men-
deteksi kelainan. Dampak yang lebih fatal akibat
stroke pun dapat dihindari.
60
H E A LT H F I R S T • V O L U M E 3 8
60
M E N J A D I T E N A N G D E N G A N P E M E R I K S A A N K E S E H A T A N R U T I N
ANDRE TAULANY
RUTIN MELAKUKAN PEMERIKSAAN KESEHATAN MEMBUAT ANDRE TAULANY DAPAT MEMANTAU KONDISI KESEHATANNYA. MENGETAHUI INDIKASI PENYAKIT SEDARI AWAL
PUN MEMBUATNYA TERHINDAR DARI RISIKO BERBAHAYA.
DI
AR
Y
60
61
V O L U M E 3 8 • H E A LT H F I R S T
MEMULAI KARIER SEBAGAI MUSISI, lalu sem-
pat mencicipi layar lebar, nama Andre Taulany
menjulang ketika dirinya menjadi komedian. Ber-
sama Sule, dirinya menjadi pasangan komedian
yang begitu disenangi pemirsa Tanah Air. Seiring
dengan kesuksesan, tingginya jam kerja, faktor
kesehatan pun mulai bermasalah. Pada sekitar
2010, dirinya meng aku mengalami Gastroesopha-
geal Reflux Disease (GERD). “Dulu itu bisa tiga kali
masuk UGD. Saya panik banget,” kenangnya ketika
ditemui di studio salah satu stasiun televisi swasta
nasional.
Dua tahun dirinya mengalami kondisi terse-
but. Berulang kali berkonsultasi pada dokter, tapi
kondisinya tak juga membaik. Sampai pada suatu
ketika mendapat referensi untuk berkonsultasi
pada (Alm.) dr. Chaidir Aulia, Sp. PG-KGEH di RS
Pondok Indah - Pondok Indah. Oleh dr. Aulia, pria
kelahiran 17 September 1974 ini dirujuk untuk
melakukan endoskopi—untuk melihat ada-tidak-
nya luka di organ dalam. Hasilnya baik, hanya saja
kadar asam lambung dirinya tinggi. Dirinya pun
dianjurkan untuk tidak mengonsumsi makanan
yang memicu asam lambung, jangan stres, hidup
sehat, olahraga teratur, serta tidur yang cukup.
“Mungkin pula karena sugesti. Setelah tahu hasil
pemeriksaan bagus, saya jadi tidak stres karena
kepikiran terus. Alhamdulillah asam lambungnya
hilang,” paparnya.
Selain itu, Andre pun sempat mengalami ver-
tigo yang membuat dirinya tidak bisa bangun. Un-
tuk permasalahan ini, dirinya sempat berkonsultasi
pada dr. Rubiana Nurhayati, Sp. S dan dr. Didik
Librianto, Sp. OT (K). Dari pemeriksaan, diketahui
terdapat masalah pada tulang leher. “Karena dua
penyakit yang menurut saya parah banget itu, saya
mulai rutin check-up,” jelas suami dari Rien Wartia
Triginia ini.
Menjadi Tahu yang Harus Dijaga
Selain kedua penyakit tersebut, dirinya mengaku
ada kekhawatiran lain, faktor keturunan. Pasal-
nya, almarhum ayah memiliki riwayat darah tinggi.
“Dia ada darah tinggi yang kemudian menyebabkan
stroke. Meninggalnya pun akibat stroke. Jadi, ya,
menjadi kewaspadaan,” terangnya seraya berharap
agar kondisi tersebut tidak diturunkan padanya.
Diakui ayah tiga anak ini, pemeriksaan kesehat-
an secara rutin merupakan hal penting. “Persoalan
terindikasi penyakit atau tidak, yang terpen ting kita
bisa tahu lebih awal sebelum terjadi sesuatu, serta
membantu saya untuk mengontrol sistem tubuh.”
Hal tersebut sempat dialami dirinya. Usai
melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, diketa-
hui ada batu di empedu. Oleh dokter, dirinya di-
sarankan untuk mengurangi makanan berlemak
dan banyak minum air mineral. “Saya lakukan itu.
Pas check-up berikutnya, alhamdulillah sudah hi-
lang,” jelas pria yang rutin melakukan pemeriksaan
kesehatan setiap enam bulan dan setahun sekali
mengecek kondisi jantung.
Menyadari pentingnya melakukan pemeriksa-
an kesehatan secara rutin, dirinya pun mengajak
sang istri untuk melakukan hal yang sama. “Kalau
istri, selain yang umum, ditambah dengan peme-
riksaan untuk organ kewanitaan, seperti payudara,
rahim, dan serviks.”
Nyaman, Peralatan Canggih, dan Makanan Enak
RS Pondok Indah - Pondok Indah memang menjadi
pilihan Andre dan keluarga sebagai tempat rujukan
kesehatan. “Pertama karena lokasinya dekat
HE
AL
TH
62
H E A LT H F I R S T • V O L U M E 3 8
DI
AR
Y
Sp. OT yang berpraktik di RS Pondok Indah -
Bintaro Jaya sebagai dokter favoritnya dan
keluarga.
Khusus mengenai pelayanan pemeriksaan
kesehatan rutin di RS Pondok Indah - Pondok Indah,
Andre memiliki pendapat tersendiri. “Pelayanannya
oke dan cepat. Saya enggak dibiarin nunggu lama
selama proses check-up. Flow-nya asyik. Selain itu,
makanan nya enak. Ruangannya pun bagus, ber-
sih, dan nyaman. Alat-alatnya canggih, juga saya
senang para petugas health check up di RS Pondok
Indah - Pondok Indah selalu informatif dan rajin
mengingatkan saya untuk cek kesehatan,” pungkas
Andre Taulany.
de ngan rumah. Kedua, ketiga anak saya lahir di
situ (RS Pondok Indah - Pondok Indah –Red.). Kalau
istri, anak, atau saya sakit, ya, ke RS Pondok Indah -
Pondok Indah.”
Bahkan, Andre mengaku bersahabat dengan
beberapa dokter di RS Pondok Indah - Pondok
Indah. Salah satunya adalah dr. Fitriyadi Kusuma,
Sp. OG (K) yang membantu proses kelahiran
ketiga anaknya. “Sabar, baik banget. Waktu bulan
puasa lalu, juga sempat datang ke acara buka
puasa di rumah dr. Fitriyadi. Kita ngaji bareng,”
seraya menambahkan dr. Gatoet Soeseno dan
dr. Setyowati Sudjatmiko, Sp. A yang berpraktik di
RS Pondok Indah , serta dr. Daffodilone Cahyadi,
PERSOALAN TERINDIKASI PENYAKIT ATAU TIDAK, YANG TERPENTING KITA BISA TAHU LEBIH AWAL SEBELUM TERJADI
SESUATU, SERTA MEMBANTU SAYA UNTUK MENGONTROL SISTEM TUBUH.
63
V O L U M E 3 8 • H E A LT H F I R S T
OU
R
SE
RV
IC
ES
C E G A H R I S I K O D E N G A N S K R I N I N G B E R K A L A
BERBAGAI MASALAH KESEHATAN KINI BANYAK DIALAMI OLEH MASYARAKAT DI USIA PRODUKTIF. PEMERIKSAAN KESEHATAN SECARA RUTIN DAPAT MENGURANGI RISIKO HILANGNYA MASA EMAS DALAM HIDUP ANDA.
MENJALANI GAYA HIDUP SEHAT merupakan
salah satu cara agar terhindar dari risiko terjang-
kitnya penyakit. Selain itu, pemeriksaan kesehatan
berkala (medical check-up) pun harus dilakukan un-
tuk mengetahui kondisi tubuh. Dan jika ditemukan
adanya indikasi suatu penyakit, dapat segera di-
tanggulangi. Dampak negatif pun dapat dihindari.
Yang perlu diketahui, ada beragam paket pe-
meriksaan yang ditawarkan dalam medical check-
up. Semakin lengkap pemeriksaan yang dilakukan,
semakin lengkap pula data kesehatan yang didapat.
Untuk hasil yang lebih baik, pemeriksaan menyelu-
ruh dapat Anda pertimbangkan. Apa saja detail pe-
meriksaan yang sebaiknya Anda lakukan?
64
H E A LT H F I R S T • V O L U M E 3 8
Pemeriksaan Kesehatan Secara Menyeluruh
Ada beberapa tahapan yang harus dilalui dalam
pemeriksaan kesehatan. Dimulai dari tanya-jawab
(anamnesis), pemeriksaan fisik, sampai pemeriksa-
an penunjang (laboratorium)—mencakup peng-
am bilan sampel darah meliputi pemeriksaan gula
darah, kolesterol, kekentalan darah, fungsi ginjal,
fungsi liver, penyakit hepatitis B dan C, tumor
marker, skrining tiroid dan risiko rematik, kadar
kalsium dan mineral dalam tubuh untuk mengecek
risiko osteoporosis, serta pemeriksaan urin untuk
mengetahui adanya kelainan di saluran kemih.
Pantau Kesehatan Jantung
Pemeriksaan jantung meliputi pemeriksaan per-
forma jantung, baik saat dalam kondisi istirahat
(elektrokardiogram atau EKG) maupun saat ber-
aktivitas (treadmill test). Kondisi jantung yang pa-
ripurna akan didapat dengan pemeriksaan MSCT
(Multi Slice Computed Tomography). Pemeriksaan ini
dilakukan untuk mengetahui ada-tidaknya penyem-
pitan di pembuluh darah jantung. Pemeriksaan lain
yang dilakukan untuk memeriksa kesehatan jan-
tung adalah echocardiography (USG jantung)— untuk
melihat struktur anatomi jantung, yaitu katup,
otot, fungsi pompa jantung, dan kelainan struktur
jantung lainnya, seperti penyakit bawaan.
Pencitraan untuk Hindari Stroke
Bahaya stroke dapat dihindari dengan pemerik-
saan MRI (Magnetic Resonance Imaging). Melalui
MRI, dapat diketahui distribusi darah di otak,
termasuk jika ditemukan gangguan yang dicuri-
gai akan menyebabkan stroke. Seiring perkem-
bangan, teknologi terbaru dari MRI adalah MRI 3
Tesla—de ngan medan magnet dua kali lipat dari
MRI 1,5 Tesla, pencitraan yang dihasilkan pun
lebih jelas.
Menjaga Kesehatan Organ Penting Perempuan
Deteksi dini kanker serviks bisa dilakukan de ngan
papsmear menggunakan metode thinprep yang lebih
akurat mendeteksi sel abnormal serta memberikan
diagnosis yang lebih tepat. Di negara maju, metode
ini menjadi standar emas pemeriksaan serviks.
Sementara, deteksi dini kanker payudara bisa
dilakukan antara lain dengan peme riksaan tumor
marker serta pemeriksaan pencitraan mengguna kan
mammografi, USG payudara, dan 3D Sonomammo-
gram. Pemeriksaan 3D Sonomammogram mampu
menghasilkan gambar payudara lengkap secara
tiga dimensi dan komprehensif. Pemeriksaan-
nya pun relatif singkat, kurang lebih 10 menit, dan
de ngan rasa nyeri yang minimal.
Deteksi Kesehatan Khusus Pria
Pada pria, prostat merupakan bagian yang perlu
mendapat perhatian khusus. Pemeriksaan kadar
PSA (Prostate Specific Antigen atau kadar protein
yang diproduksi prostat) menjadi salah satu cara
mengetahui ada-tidaknya kelainan pada prostat.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan pengambilan
darah. Angka PSA yang normal adalah kurang dari
4. Kadar PSA yang melebihi ambang normal, bisa
menjadi indikasi adanya gangguan pada prostat.
Proteksi Kesehatan yang Spesifik
Selain itu, perlu juga melakukan tes yang lebih spe-
sifik, terutama yang berkaitan dengan degeneratif
akibat usia serta paparan zat kimia. Salah satunya
adalah paru-paru. Pemeriksaan pencitraan dengan
rontgen dapat melihat kondisi paru-paru Anda mu-
lai dari infeksi, cairan, pengumpulan udara di ru-
ang sekitar paru-paru (pneumothorax), atau bahkan
mendeteksi kanker. Jika diperlukan, dokter akan
merujuk untuk tes spirometri—untuk mengukur
aliran udara yang masuk-keluar.
OU
R
SE
RV
IC
ES
65
V O L U M E 3 8 • H E A LT H F I R S T
Degeneratif juga dapat menyebabkan ter-
ganggunya fungsi pendengaran dan penglihatan.
Kedua fungsi organ ini pun jangan sampai luput
dari medical check-up. Setelahnya, kondisi gigi juga
penting untuk diperiksakan secara berkala.
Yang tak kalah penting adalah pemeriksaan
komposisi massa tubuh. Pemeriksaan ini bisa di-
lakukan dengan body mass analyzer yang tak hanya
mengecek massa tubuh Anda tapi juga bisa meng-
analisa kesehatan secara umum. Pengukuran yang
detail akan membantu Anda mengoptimalkan
performa kesehatan.
Memilih Paket Medical Check-Up
Memahami kebutuhan masyarakat, RS Pondok
Indah Group menyediakan berbagai paket medical
check-up di ketiga rumah sakit di bawah naungan
grup mereka. Masing-masing paket disesuai-
kan dengan kebutuhan pasien, termasuk paket
Executive Health Check UpRS Pondok Indah - Pondok Indah
(62-21) 7507169, 765 7525 Ext. 2267/2318 e-mail: [email protected]
RS Pondok Indah - Puri Indah(62-21) 2569 5252 (Direct Line)
dan 2569 5200 Ext. 2100 e-mail: [email protected]
RS Pondok Indah - Bintaro Jaya(62-21) 8082 8888 Ext. 2301/2302
e-mail: [email protected]
peme riksaan kesehatan yang lengkap. Paket
apapun yang Anda pilih, yang terpenting adalah
konsultasikan kondisi Anda kepada dokter agar
pemeriksaan kesehatan yang dilakukan mampu
menunjang kesehatan tubuh Anda.
HE
AL
TH
66
H E A LT H F I R S T • V O L U M E 3 8
CHANDRA DIANAR S P O N D O K I N D A H - P U R I I N D A H
dr. Eko Priatno, Sp. B-KBD orangnya sangat santai, jadi saya yang penakut saat operasi
usus buntu jadi tidak terlalu tegang dan takut. Terima kasih, Dok, sudah mengangkat
usus buntu saya.
CU
ST
OM
ER
D
EL
IG
HT
SEPTIAN NUGRAHAR S P O N D O K I N D A H - P U R I I N D A H
Petugas Admission menangani dengan
cepat saat saya daftar rawat inap.
Begitupun dengan perawat Emergency
yang selalu siaga, serta perawat di lantai 7
ramah dan terampil. Proses pembayaran
di kasir juga cepat. Terima kasih sudah
membantu dan merawat ibu saya selama
dirawat di RS Pondok Indah - Puri Indah.
RAYANTIR S P O N D O K I N D A H - P O N D O K I N D A H
Para perawat, dokter, dan asisten dokter menjalankan tugasnya dengan baik. Saya
sangat berterima kasih pada Dr. dr. Luthfi Gatam, Sp. OT (K) dan semua perawat yang
sudah membantu proses tindakan saya.
LULI LUPIANAR S P O N D O K I N D A H - P O N D O K I N D A H
Terimakasih dr. Yovita Ananta, Sp. A,
IBCLC dan suster-suster lantai 5A atas
perawatan anak saya. Bersyukur anak
saya sekarang sudah sehat dan sembuh.
Terimakasih banyak pada perawat-
perawat yang baik.
AZIZAHR S P O N D O K I N D A H - P O N D O K I N D A H
Terima kasih banyak untuk seluruh bidan
yang telah membantu persalinan saya.
Terima kasih banyak untuk dr. Widyorini
Lestari, Sp. OG (K) Onk dan dr. Sawitri
Setiati, Sp. OG.
AISYAH AZZAHRAH PUTRI FAUZIR S P O N D O K I N D A H - P U R I I N D A H
drg. Lila Susanti, Sp. KGA yang memeriksa
gigi anak saya sangat komunikatif dan
sabar dalam menangani anak saya.
Sr. Anjar yang bertugas sangat ramah
dan ceria. Tingkatkan terus kualitas di
RS Pondok Indah - Puri Indah agar selalu
menjadi yang terbaik.
67
V O L U M E 3 8 • H E A LT H F I R S T
NINIEK G. SAVITRYR S P O N D O K I N D A H - B I N T A R O J A Y A
Saya sangat terkesan dengan pelayanan
di RS Pondok Indah - Bintaro Jaya karena
para perawat selalu menanyakan data
pasien sebelum melakukan tindakan
sehingga mengurangi kesalahan dalam
pemberian obat dan tindakan.
DIAN SAFITRIR S P O N D O K I N D A H - B I N T A R O J A Y A
Pelayanannya mulai dari petugas
keamanan, perawat, unit Farmasi, admin,
kasir, tentu dokter semuanya bagus sekali.
RS Pondok Indah - Bintaro Jaya akan
menjadi rumah sakit pilihan keluarga kami.
Terima kasih.
SELVIANAR S P O N D O K I N D A H - B I N T A R O J A Y A
All good! Thanks dr. Muliadi Limanjaya, dr. Franciscus Ari, Sp. PD, Sr. Meiva and Sr. Novi, and
everyone who took a very good care of me. Recommended. Thank you. :)
Subscribe Now!
Dapatkan buletin HealthFirst secara regular dalam setahun (empat edisi) dengan mentransfer biaya kirim sejumlah Rp150.000 ke:• Rekening BCA nomor 237-3001589, Cabang Pondok Indah,
atas nama PT Binara Guna Mediktama• Kirimkan bukti transfer, via e-mail ke [email protected]
dan sertakan isian form ini.
Nama (Tn/Ny/Nn) :
No KTP/SIM :
Hari/Tgl Lahir :
E-mail :
Telepon Selular :
Mohon kirim majalah HealthFirst saya ke alamat
Kantor/Rumah :
Alamat :
Kota :
Kode Pos :
Telepon :
Fax :
CU
ST
OM
ER
D
EL
IG
HT
68
H E A LT H F I R S T • V O L U M E 3 8
PI
CK
U
P
PO
IN
TS
Jakarta Selatan
Carrefour Lebak Bulus
• Es Teler 77 • Saint Cinnamon & Coffee • Rice-Bowl • The Coffee Bean & Tea Leaf • J.Co Donuts & Coffee • Dairy Queen • Tea Bar Tong Tji • Rotiboy Bakershoppe • Bakmi Naga • KFC • Steak 21 • Dante Coffee • Pizza Hut • Bumbu Desa • Sushi! Kiosk • Baskin Robins • Wendy’s • Okirobox • Warung Betawi
Cilandak Town Square
• (ak.sa.ra) • Ramen 38 Sanpachi • Malay Village • Mr. Park • Eaton Bakery & Restaurant • Lutuye Salon • Thai Xtreme • Pink Nail Salon • Do An • Kenko Reflexology • Over Rice • Seruput Coffee • My Pancake • Billiechick • Fish & Co. • Pisa Kafe • Mariki Raja Konro • GO!CURRY • 2nd Kitchen Indonesian Food • Mother’s Cook • Mangkok Putih • Chopstix • Pepper Lunch • Takigawa • Liberica Coffee • J.Co Donuts & Coffee • Chicken & Egg • Shisa Café • Electric Resto and Bar • White Elephant • Imperial Kitchen & Dimsum • Brew & Co. • My Kopi-O! • The Duck King • Kafe Betawi • Häagen-Dazs • Starbucks Coffee • Bakerzin • The Coffee Bean & Tea Leaf • Bistro Delifrance • Black Canyon Coffee • Segafredo • Imbiss Stube • The Mango • Tartine • Excelso • Djournal Coffee Bar • Burger King • Antipodean • Hawker Avenue • Kopi Luwak
Pondok Indah Mall 1 & 2
• Tjap Toean • Chopstix • Warjok Asli • Red Bean • Daily Bread Bakery Café • Regal Coffee • Teritorri • Billiechick • Saint Cinnamon & Coffee • Fatburger • Ya Kun Kaya Toast • Kafe Betawi • Beppu Menkan • Sari Ratu • Shiok! • Secret Recipe • American Grill • Kin No Taki • Pronto • Bandar Kopi Café • Kari Umbi • Starbucks Coffee • Outback Steakhouse • Chicken Story • Irwan Team Salon • Killiney Kopitiam • Häagen-Dazs • Hanamasa • The Coffee Bean & Tea Leaf • J.Co Donuts & Coffee • Jun Njan Seafood Restaurant • Celebrity Fitness • Opa Suki • Red Mango • Jittlada Restaurant • Takigawa • Taichan • The Café Cartel • Bakerzin • Radja Ketjil • Fish & Co. • Hanei • Pizza Express • Sushi Tei • Cold Stone Creamery • Kafe Victoria • Kenny Rogers Roaster • Peter F. Saerang • Krispy Kreme • Lu’Vaze • The Duck King • Bistro Delifrance • Shabu Tei • Din Tai Fung • SushiGroove • Books Kinokuniya
Gandaria City
• Rice-Bowl • Cozi & Friends • Secret Recipe • Kiliney Kopitiam • Tator Café & Resto • Mr. Dup Bap • Basilico Italian Restaurant • Pizza E Birra • Magnum Wines • Häagen-Dazs • Excelso • Munchies Bistro • Chung Gi Wa • Liberica Coffee
• White Hunter • Warjok Asli • Little Amaroossa Café • Honey Moon Desert • Dairy Queen • Ramen 38 Sanpachi • Starbucks Coffee • Fish & Co. • Tony Roma’s • Fook Yew • Roppan • Jeans Chili Chicken • The Coffee Bean & Tea Leaf • J.Co Donuts & Coffee • I-Ta Suki • Sunny Side Up • Ya Kun Kaya Toast • Jun Njan Seafood Restaurant • The Taste • Radja Ketjil • Domino’s Pizza • Little Takigawa • Iga Iga • Nanny’s Pavillon • Kaffein • Oh La La Café • Incognito • Churreria • Shabu Tei • Pho 24 • Sushi Tei • Gio Vanese • Kafe Betawi • T-REX Family Karaoke • Seribu Rasa • Riung Sunda • Kyochon • Tous Les Jours
Jakarta Barat
Mal Taman Anggrek
• Chandra Gupta • Canton Bay • The Body Shop • Eaton • Fish & Co. • Fitness First • Lu’Vaze • Kiyadon • Point Break • Shabu Tei • Sushi Groove • Nan Xiang • Pancious Pancake • Ajisen Ramen • Johnny Andrean • Peter F. Saerang • May-May • Sour Sally • Café Oh La La • J.Co Donuts & Coffee • Musik • Oldtown White Coffee • Samudra Restaurant
Lippo Mall Puri
• Bornga • Café Oh La La • Mocca Coffee Cabana • Maxx Coffee • Papa Jack • Secret Recipe • Osakamaru • Sate Khas Senayan • Shihlin • Tawan • TGI Fridays • Sukiya’ • Teo Chew Palace • Trattoria • Ya Kun Kaya Toast • The Grand Ni Hao • The Factory Bistro Bar • Seruput • The Duck King • Seribu Rasa • Starbucks • Seroeni • Nannys Pavilion • Kenny Rogers • Gyu Kaku • Koi Café • Riung Sunda • Suan Thai • Thai I Love You • Papajo Eatery • My Warm Day • Eric Kayser • Applebees • Aree • Bale Lombok
Emporium Pluit
• Yogen Fruz • Ya Kun Kaya Toast • XO Suki • White Hunter & Han Gang • Tawan • Sushi Tengoku • Sushi Tei • Sushi Groove • Sour Sally • Seoul • Sate Khas Senayan • Saint Cinnamon • Pancious Pancake • May Star • Little Taiwan • Lau’s Kopitiam • Koi Teppanyaki • Kiyadon • Kafe Betawi • J.Co Donuts & Coffee • Incognito • Fish & Co. • Dian Xiao Er • De Excelso • Bangkok Jam • Ah Mei Café • Din Tai Fung • Johnny Andrean • Pandan Village
Central Park
• Celebrity Fitness • D Height Salon • ERHA Apothecary • Headquarters • Irwan Team Hair Design • Marie France Bodyline • One Piece Hair Studio • Toni & Guy • Churreria • Dante Coffee • De Excelso • Heavenly Blush • J.Co Donuts • Kiyadon • Kopi Luwak • La Biere • May Star • Sushi Tei • Takigawa • Tatsuya • Bee Cheng Hiang • Chatter Box • Hong Kong Café • Itasuki • Jun Njian • Kafe Betawi • Kopitiam • Pines Kitchen • Penang Bistro • Secret Recipe • Urban Kitchen • Pizza E Birra • Duck King • Shabuya • Ramen Sanpachi • Etienne Aigner • Furla • Urban Kitchen
GET YOUR HEALTH F IRST AT THESE PICK UP POINTS
70
H E A LT H F I R S T • V O L U M E 3 8
NO
T F
OR
SA
LE
|
V
OL
UM
E 3
7
M E N ' S H E A L T H
NOT FOR SALE | VOLUME 37
D o w n l o a d o u r p r e v i o u s v o l u m e s a tw w w . r s p o n d o k i n d a h . c o . i d
COLLECT ALL VOLUMESFOR YOUR HEALTH REFERENCES
Jakarta Pusat
Plaza Senayan
• Sanctum Reflexology • Union • Peter F. Saerang • International Dental Medical Center • Häagen Dazs • Coffee Club • Kafe Victoria • Bakerzin • Cold Stone Creamery • Crystal Jade Restaurant • Din Tai Fung Noodle Bar • Espressamente Illy • Avorio • Chandara • Katsura • Roemah Rempah • Rustique Grill & Wine • Sushi Tei • Tesate • Yakiniku Esina Garden • Chatter Box • Marche • Oyster • Paradise Dynasty • J.Co Donuts & Coffee • De Luca • Monolog • The Time Place • Lu'Vaze • Vin + • Black Cat Jazz & Blues • Fukuten • The Boutique • Hacienda Bar & Grill • Red Square • Remboelan
Senayan City
• Fitness First Plus • Irwan Team Hair Design • Lookz • Café Bon Francais • De Excelso • Pancious Pancake • Shabu Shabu House • Sushi Tei • Takigawa • Urban Kitchen • Zhuma Japanese • Q Billiard • XKTV • En Dining • Bateel • Dabu Dabu • Gelato Bar • Han Gang • I-Ta Suki • Pondok Sunda • Warjok Asli • Tian Xi • XO Suki • Portico • Angus House • Carlo De Huts • Coffee Club • Dante • Mamacita • Jittlada • Killiney • Kiyadon • Ming Village • Xi Men Ding • Nan Xiang • Secret Recipe • Spageddies • Tator • The Coffee Bean & Tea Leaf • Zara • (X) S.M.L. • Banana Republic • BCBG MaxAzria • Bebe • Bottega Veneta • Brenda Jewellery • ERHA Apothecary • Natasha Skin Care • Yves Saint Laurent • Watch Studio • Gucci • Pizza Marzano
Tangerang Selatan
Mall Alam Sutera
• 6 - Degrees • Bourbon Cafe • Lekker Bekker • Tous Les Jours • Tairyo • Champs Patisserie • Häagen-Dazs • Steak 21 • Din Tai Fung • Tako ‘n Sushi Box • First Love Patisserie • Sunny Side Up • Tong House • Daisho • Gula Merah • Koi Teppanyaki
• New Star Kopi • Black Canyon Coffee • Starbucks Coffee • Bangi Kopitiam • Fiesta Steak • J.Co Donuts & Coffee • Excelso • Cuppa Coffee Inc • Calais • Opera Kopi • YamMie Hotplate
Bintaro Jaya Xchange Mall
• Imperial Kitchen • Abuella • Foyer Cafe • Fiesta Steak • Carl's Jr. • Chick & Roll • Bakmi GM • Excelso • Gula Merah • Esquires Coffee House • BBQ Cafe • Georg Peck Coffee • Kenny Rogers • Pepper Lunch • Sunny Side Up • Samudra Suki • Sushi Tei • Pizza Hut • Marugame Udon • Sate Khas Senayan • Haikara Sushi • Mokka Coffee Cabana • Serumpun • Steak 21 • Warung Leko • Shabu Nobu • Ta Wan • Duck King • Tamani Restaurant • Waroeng Kita • Tator Coffee • The Coffee Bean & Tea Leaf • Wing Stop • Sour Sally
Living World
• Canton Bay • Han Gang • Kafe Betawi • Kopitiam • Lawton Coffee • Takigawa • Bebek Tepi Sawah • Oldtown White Coffee • Jun Tjan • Samudera • J.Co Donuts & Coffee • Roppan • I-Ta Suki • Sate Khas Senayan • Fish & Co. • Kopi O
Summarecon Mall Serpong
• Starbucks Coffee • Sour Sally • Frankfurter • Barrels • Dynamic Cake • Takigawa • Apaw Noodles House • Secret Recipe • Koi Tepanyaki • The Coffee Bean & Tea Leaf • Dante Coffe • Miki Ojisan No Mise • Bengawan Solo • Häagen-Dasz • Sagoo Kitchen • The Wine Place • Chicken Village • Olive House
TerasKota
• Starbucks Coffee • Lau’s Kopitiam • Bengawan Solo Coffee • Kafe Betawi • Gandy Steak House
PI
CK
U
P
PO
IN
TS
Easy access for your health
Iklan HF uk. 16 x 22 cm Ok 2.pdf 1 2/20/18 3:10 PM