presus jiwa non-psikotik.docx
TRANSCRIPT
PRESENTASI KASUS PSIKOTIK
Gangguan campuran anxietas dan depresi
Diajukan Kepada:
dr. Hilma Paramitha, Sp.KJ
Disusun Oleh:
Argo Mulyo G4A014065
Mey Harsanti G4A014066
SMF ILMU KEDOKTERAN JIWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS
FK UNSOED PURWOKERTO
2014
1
PRESENTASI KASUS NON-PSIKOTIK
Gangguan campuran anxietas dan depresi
Oleh :
Argo Mulyo G4A014065
Mey Harsanti G4A014066
Untuk memenuhi salah satu persyaratan mengikuti ujian
pada SMF Ilmu Kesehatan Jiwa
Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas
FK Universitas Jenderal Soedirman
Purwokerto
Disetujui dan disahkan,
Pada tanggal September 2014
Pembimbing,
dr. Hilma Paramitha , Sp. KJ
2
A. IDENTITAS PASIEN
1. Nama Lengkap : Tn. H
2. Umur : 35 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Suku Bangsa : Jawa
6. Status Perkawinan : Belum Menikah
7. Pendidikan terakhir : SMP (tidak lulus)
8. Pekerjaan : Buruh bangunan
9. Alamat : Purwokerto Barat
10. Tanggal Periksa : 3 September 2014
B. ANAMNESIS (Alloanamnesis dan Autoanamnesis)
Diambil dari : Poli Jiwa RSUD Banyumas
Tanggal : 3 September 2014
Keluhan Utama
Pasien datang ke Poliklinik Jiwa RSUD Banyumas dengan keluhan sulit
tidur. Keluhan dirasakan sejak 3 minggu sebelum pasien memeriksakan diri ke
Poliklinik Jiwa.
Keluhan Tambahan
a. Badan terasa lemas, sering deg-degan, sering merasa takut dan panik.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien seorang laki-laki berusia 35 tahun datang diantar teman laki-laki ke
Poliklinik Jiwa RS Banyumas pada tanggal 3 September 2014 dengan keluhan
utama sulit tidur. Keluhan dirasakan sejak 3 minggu yang lalu sebelum pasien
periksa ke Poliklinik Jiwa. Selain itu, pasien juga merasakan badannya lemas,
sering deg-degan dan sering merasa takut dan panik.
Pasien menceritakan bahwa dirinya adalah seorang buruh bangunan.
Pasien mulai mengalami sulit tidur sejak 3 minggu yang lalu. Pasien dulunya
pernah ditinggal oleh ayahnya saat duduk di bangku TK, yang meninggal
karena terjatuh dari pohon. Semenjak itu pasien mengaku kalau dirinya
menjadi suka lemas dan sering merasa putus asa. Setelah ayahnya meninggal,
3
ibunya menikah lagi dan hidup bersama satu rumah dengan ayah tirinya. Sejak
saat itu pasien merasa tidak pernah diperhatikan lagi oleh ibunya. Saat SMP,
pasien sudah mengkonsumsi rokok, minuman keras dan obat terlarang.
Kebiasaan minum minuman keras masih terbawa sampai saat ini. Pada umur
25 tahun, pasien menyatakan pernah gagal menikah dikarenakan calon istri
pergi karena tidak tahan dengan pasien yang sering minum minuman keras.
Saat itulah pasien merasa dirinya sudah tidak punya masa depan lagi dan
enggan untuk mencari pasangan hidup. Pasien menjadi sering merasa malu,
panik dan takut jika bertemu dengan teman-temannya. Kepribadiannya yang
perasa membuat pasien sering merasa deg-degan saat diberi nasihat dengan
bicara bernada tinggi. Keluhan ini diperparah dengan meninggalnya adik
sepupu yang hidup satu rumah dengannya. Pasien sempat dirawat ke rumah
sakit karena dispepsia, sulit makan karena memikirkan adik sepupunya yag
meninggal 3 minggu yang lalu. Sejak saat itu pasien menjadi mengeluh sulit
tidur, sering deg-degan, dan merasa takut dan panik saat menemui teman-
temannya, sehingga pasien akhirnya memutuskan untuk berobat ke Poliklinik
Jiwa RSUD Banyumas.
Pasien menyangkal pernah mendengar suara yang tidak bersumber
sebelumnya, dan tidak pernah melihat bayangan yang tidak bersumber
sebelumnya.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah menderita sakit seperti ini sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang memiliki riwayat gangguan jiwa.
4
SILSILAH KELUARGA
Keterangan :
: Laki-laki
: Meninggal dunia
: Perempuan
: Pasien
Hal-hal yang Mendahului Penyakit
1. Faktor Organik
Pasien tidak pernah mengalami trauma kepala yang berat‚ kejang atau
panas tinggi.
2. Faktor Pencetus
Pasien mulai mengalami sulit tidur sejak 3 minggu yang lalu. Pasien
mengaku sulit untuk tidur sejak adik sepupunya meninggal.
5
3. Faktor Predisposisi
Pasien memiliki kepribadian perasa dan introvert. Pasien mengaku takut
dan panik menghadapi hal-hal baru.
4. Faktor Obat-Obatan dan Alkohol
Pasien dulu pernah mengkonsumsi obat-obatan adiktif dan mengkonsumsi
alkohol sampai saat ini.
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
Pasien dilahirkan dengan persalinan normal saat usia kehamilan 9 bulan.
Persalinannya dibantu oleh dukun bayi. Pasien dilahirkan dengan kehamilan
yang dikehendaki dan keadaan ibu saat melahirkan dalam keadaan sehat dan
bahagia. Pasien merupakan anak kedua dari empat bersaudara.
Riwayat Perkembangan Awal
Pasien dibesarkan dan diasuh oleh kedua orang tuanya. Akan tetapi setelah
ayahnya meninggal, pasien diasuh oleh neneknya. Sejak kecil pasien mengaku
kurang perhatian dari ibu dan ayah tirinya. Pasien memiliki perkembangan
awal yang normal dan pribadi yang introvert.
Riwayat Perkembangan Seksual
Pasien tidak mengalami gangguan dalam perkembangan seksualnya.
Perkembangan Jiwa
Pasien tergolong memiliki kepribadian cemas menghindar walau begitu
pasien merupakan pribadi introvert yang jarang untuk mengungkapkan isi
hatinya kepada orang lain.
Riwayat Pendidikan
Pasien pertama kali masuk Sekolah Dasar umur 7 tahun dan
menyelesaikan sekolahnya hingga bangku SMP. Alasan tidak melanjutkan
sekolah karena tidak lulus ujian.
Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai buruh bangunan. Pasien belum pernah menikah dan
mengaku trauma untuk menjalin hubungan dengan wanita karena takut
ditinggal lagi.
Riwayat Perkawinan
Pasien belum menikah
6
Kegiatan Moral Spiritual
Pasien mengaku beragama Islam, pasien mengaku jarang atau bahkan
tidak pernah mengerjakan sholat 5 waktu.
Aktifitas Sosial
Dalam keluarga, pasien memiliki hubungan yang kurang baik dengan ibu,
ayah tiri dan adik tirinya. Pasien memiliki hubungan yang cukup baik dengan
tetangga.
Kesan Alloanamnesis dan Autoanamnesis
Dapat dipercaya (Sumber: teman sekaligus tetangganya)
C. KESIMPULAN AUTOANAMNESIS
1. Pasien seorang laki-laki berusia 35 tahun, belum pernah menikah,
beragama Islam, suku Jawa, lulusan SMP.
2. Pasien datang ke Poliklinik Jiwa RSUD Banyumas dengan sulit tidur,
sering deg-degan, badan lemas dan sering merasa panik dan takut akan hal
baru.
3. Keluhan sudah 3 minggu dirasakan oleh pasien.
4. Pasien mantan pecandu narkoba dan masih mengkonsumsi minuman keras
sampai saat ini.
5. Tidak didapatkan riwayat pernah mengalami trauma kepala yang berat,
demam tinggi dan kejang.
6. Faktor pencetus karena pasien merasa kehilangan keluarga terdekatnya.
7. Pasien memiliki jenis kepribadian introvert.
D. PEMERIKSAAN FISIK
Kesan Umum : Tak tampak sakit jiwa
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital
a. Tekanan darah : 120/70 mmHg
b. Nadi : 88 x /menit, regular
c. RR : 20 x /menit
7
d. Suhu : 36,5 O C
Kepala : Bentuk kepala normal, simetris
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil
isokor
Telinga : Bentuk normal, simetris, tidak ada discharge
Hidung : Tidak ada napas cuping hidung, tidak ada discharge
Mulut : Tidak ada lidah sianosis
Leher : Tidak ada deviasi trakea, tidak ada benjolan yang terlihat
atau teraba
Thoraks :
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis (IC) tak tampak
Palpasi : IC teraba di SIC V 2 jari medial LMCS, tidak kuat angkat
Perkusi : Batas jantung kanan atas SIC II LPSD
Batas jantung kanan bawah SIC IV LPSD
Batas jantung kiri atas SIC II LPSS
Batas jantung kiri bawah SIC V 2 jari medial LMCS
Auskultasi : S1>S2 , reguler, murmur tidak ada, gallop tidak ada
Pulmo
Inspeksi : Simetris, tidak ada retraksi, tidak ada massa, tidak ada
jejas
Palpasi : Vokal fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru kanan dan kiri
Auskultasi : Suara dasar vesikular normal, tidak ada wheezing, tidak
ada rhonki
Abdomen
Inspeksi : Datar, simetris, tidak ada venektasi, tidak ada massa,
tidak ada jejas
Auskultasi : Bising usus normal
Perkusi : Timpani
8
Palpasi : Tidak ada defans muskular, tidak ada nyeri tekan, tidak
teraba massa, hepar tidak teraba, lien tidak teraba
Ekstremitas : Tidak ada oedema, akral hangat
Pemeriksaan Psikiatri
1. Kesan Umum : Tak tampak sakit jiwa
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Orientasi :
Orang : Baik
Waktu : Baik
Tempat : Baik
4. Fungsi Kogniitif :
Intelegensi : Sesuai umur
Memori : Baik
5. Fungsi Afektif :
Mood : Baik
Afek : Cemas
Roman Muka : Hipomimik
6. Fungsi Psikomotor :
Sikap : Tenang
Tingkah Laku : Normoaktif
E. DIAGNOSIS KERJA
Axis I : Gangguan campuran Anxietas dan Depresi (F41.2)
Axis II : Kepribadian cemas (menghindar)
Axis III : Tidak ada
Axis IV : Masalah keluarga
Axis V : GAF 70-61 beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas
ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.
9
F. PENATALAKSANAAN
1. Terapi Farmakologis
Sandepril 1 x 0,5 tab malam
Alprazolam 0,5 mg 1 x 1 tab
2. Terapi Non-farmakologis
a. Terapi Prilaku
Melatih kemampuan prilaku pasien yang dititik beratkan pada
kekurangan dan kelemahan pasien, dengan tujuan menstabilkan emosi
pasien untuk mencegah kekambuhan.
b. Psikoterapi suportif
i.Memberikan motivasi kepada pasien untuk bercerita kepada
keluarga atau teman terdekat mengenai masalahnya.
ii.Memberikan motivasi kepada pasien untuk melakukan berbagai
aktivitas yang produktif untuk mengurangi dan mengalihkan beban
pikiran.
c. Psikoterapi Keluarga
3. Memberikan edukasi kepada keluarga pasien tentang kondisi pasien agar
keluarga pasien dapat mengetahui keadaan pasien yang sebenarnya dan
memberikan saran agar memotivasi dan memberikan perhatian terhadap
pasien, sehingga dapat menciptakan situasi yang mendukung
keberhasilan terapi pasien.
G. PROGNOSIS
PREMORBID PROGNOSIS
Riwayat penyakit keluarga Tidak ada Baik
Pola asuh keluarga Tidak diperhatikan keluarga Buruk
Kepribadian premorbid Sulit menghadapi hal baru Buruk
Stressor psikososial Ada Baik
Sosial ekonomi Menengah kebawah Buruk
Riwayat keluhan yang
sama
Tidak ada Baik
10
MORBID PROGNOSIS
Onset Dewasa Buruk
Jenis penyakit Gangguan Cemas Baik
Perjalanan penyakit Sejak 3 minggu yang lalu Baik
Kelainan organik Tidak ada Baik
Respon terapi Sama saja, keluhan kembali
nyata saat tidak minum obat
Buruk
Kesimpulan : Prognosis Dubia ad Bonam
H. KESIMPULAN KASUS
1. Pasien Tn. H, 35 tahun.
2. Diagnosis Multiaxial
Axis I : Gangguan Cemas Menyeluruh (F41.1)
Axis II : Tidak ada
Axis III : Tidak ada
Axis IV : Masalah keluarga
3. Axis V : GAF 70-61 beberapa gejala ringan dan menetap,
disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.
4. Terapi Farmakologis dan Non Farmakologis.
11