presus hils
DESCRIPTION
presus hilsTRANSCRIPT
PRESENTASI KASUSHERNIA INGUINAL LATERAL SINISTRA REPONIBEL
Pembimbing
dr. Kamal Agung, Sp.B
Oleh
Kelompok Komuda 2
Erli Nur Ramdhan G1A008020Mufti Akbar G1A008040Siti Maslikha G1A008054Destiatpin Sofyaningrum G1A008064
Jurusan Kedokteran UmumFakultas Kedokteran dan Ilmu – Ilmu Kesehatan
Universitas Jenderal SoedirmanPurwokerto
2011
Telah dipresentasikan dan disetujui presentasi kasus berjudul
HERNIA INGUINAL LATERAL SINISTRA REPONIBEL
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat kegiatan Kepaniteraan Klinik di bagian
Ilmu Bedah RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto
Disusun oleh :
Erli Nur Ramdhan G1A008020Mufti Akbar G1A008040Siti Maslikha G1A008054Destiatpin Sofyaningrum G1A008064
Pada tanggal : Desember 2011
Mengetahui,
Dokter Pembimbing :
dr. Kamal Agung, Sp.B
I. Identitas Pasien
Nama : Tn. J
Umur : 61 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Krojan Kidul, Bumiayu - Brebes
Jenis kelamin : Laki-laki
Bangsa : Warga Negara Indonesia
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
II.Anamnesis
Diambil Tanggal : 29 Desember 2011 Jam : 06.30
1. Keluhan Utama : Benjolan di selangkangan kiri, sebesar telur ayam,
keras
2. Keluhan tambahan : Disangkal
3. RPS
Pasien datang ke IGD RSMS dengan keluhan benjolan di Selangkanagan
kiri. 1 tahun yang lalu, pasien mengeluh terdapat benjolan kecil, terdapat nyeri
dengan durasi nyeri 15 menit/ hari, frekuensi 1 (satu) minggu) dan dalam
seminggu pasien bisa mengeluh nyeri sekitar 2-3 kali.
Pda bulan Oktober 2011, keluhan pasien semakin memberat dengan ukuran
benjolan semakin besar, durasi nyeri bisa sekitar > 12 jam. Pasien berobat ke
puskesmas dan dokter terdekat dan mengkonsumsi obat-obatan dan jamu-
jamuan.
Pada tanggal 21 Desember 2011, benjolan pasien semakin besar sebesar
ukuran telur ayam durasi nyeri >12 jam, nyeri terus menerus dalam 1 hari
Pada tanggal 28 Desember 2011, pasien datang ke poli dengan keluhan
benjolan sebesar telur ayam, hilang timbul dan dirasakan semakin memberat
dari 1 bulan yang lalu. Faktor yang dapat memperberat tidak dapat ditentukan,
karena nyeri dapat timbul kapan saja, dan untuk mengurangi nyeri tersebut,
pasien beristirahat.
4. Riwayat masa lampau
a. Penyakit terdahulu : Alergi
b. Trauma terdahulu : disangkal
c. Operasi : disangkal
d. Sistem saraf : disangkal
e. Sistem kardiovaskuler : disangkal
f. Sistem gastrointestinal : disangkal
g. Sistem urinarius : disangkal
h. Sistem genitalis : disangkal
i. Sistem muskuloskeltal : disangkal
5. RPK
Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan yang sama dengan
pasien. Terdapat anggota keluarga yang memiliki riwayat hipertensi yaitu ayah
dan kakak dari pasien. Terdapat juga anggota keluarga yang memiliki riwayat
penyakit jantung, yaoitu kak dari pasien. Riwayat kencing manis dan penyakit
yang sama dengan pasien disangkal.
6. RPSOS
Pasien bekerja sebagai wiraswasta. Pembiayaan pasien dengan
menggunakan JPS.
III.Status Praesens
1. Status Umum
Keadaan umum : Sedang
Kesadaran : Composmentis
Keadaan gizi
-BB : 68 kg
-TB : 170 cm
- IMT : 23,5 (overweight)
Vital sign
- TD : 130/80mmHg
- Nadi : 89 kali/menit
- RR : 20 kali/menit reguler
- Suhu : 36,7 °C
Pemeriksaan fisik
- Kepala : mesochepal
- Mata : Conjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-
- Telinga hidung : discharge -/-, NCH -/-
- Mulut dan gigi : sianosis -/- tidak ada kelainan
- Leher : tidak terdapat pembesaran tiroid
- Dada :
a. Paru :
Inspeksi : Simetris, retraksi -/-
Palpasi : Simetris, fremitus vokal +/+
Perkusi : Sonor
Auskultasi : SD vesikuler, RBK -/- , RBH -/-, wheezing -/-
b. Jantung :
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba tetapi tidak kuat angkat
Perkusi : Redup
Auskultasi : S1>S2, gallop (-), murmur (-)
- Abdomen
- Inspeksi : dinding perut datar
- Auskultasi : Bising usus (+) N
- Perkusi : timpani
- Palpasi : distensi
- Hepar : tidak terdapat pembesaran
- Lien : tidak terdapat pembesaran
- Ginjal : tidak ada kelainan
- Kandung empedu : tidak ada kelainan
- Kandung kencing : tidak ada kelainan
- Punggung : c. vertebrae tidak ada kelainan
- Reflex : fisiologis
-
Patologis
- Turgor kulit : turgor cukup (kembali < 1 detik)
- Akral : hangat
- Rectum/anus : dalam batas normal
- Ekstremitas : edem - - , sianosis - -
- - - -
- Sensibilitas : (+) N
- Vegetative
- BAB : (+)
- BAK : (+)
- Flatus : (+)
2. Status Lokalis
Regio Inguinalis Sinistra
Inspeksi : supel, datar, tidak ada scar, ada penonjolan
Palpasi : nyeri tekan (+), permukaan rata, kenyal,
lonjong, mobile (+), keluar masuk.
Auskultasi : terdengar bising usus.
- -
- -
- -
- -
III. Pemeriksaan Khusus Lain
- Rontgen thorax :
- COR: CTR <50% bentuk dan letak normal
- Pulmo: corakan vaskular meningkat tampak bercak pada parakardial kanan
dan kiri
Kesan : 1. Cor tidak membesar
2. Infiltrat pada parakardial kanan dan kiri
IV. Laboratorium (Data Sekunder, Diberikan Sebelum Pemeriksaan Kasus).
DarahLengkap Hasil
Hb 14,0 gr/dl
Leukosit 7290 / µL
Hematokrit 42 %
Eritrosit 4.6 x 106 /µL
Trombosit 265.000 /µL
MCV 90 fL
MCH 30,4 pg
MCHC 33.7 %
RDW 13,3
MPV 8,3 fL
Hitung Jenis Hasil
Basofil 0.7 %
Eosinofil 1,2 %
Batang 0.00 %
Segmen 55,6 %
Limfosit 35,5 %
Monosit 7 %
LED 20 mm/jam
PT 12,1 detik
APTT 28,2
Kimia Klinik Hasil
SGOT 19 u/L
SGPT 29 u/L
Ureum darah 21,8 mg/dL
Kreatinin darah 0,92 mg/dL
Sero imunologi Hasil
HbsAg Non Reaktif
V. Resume
1. Identitas
- Umur : 61 tahun
- Jeniskelamin : laki-laki
2. Anamnesis
Pasien mengeluhkan adanya benjolan di selangkangan kiri sebesar telur ayam
dan keras. Pasien menyatakan memiliki alergi, penyakit lain, trauma, dan
operasi disangkal oleh pasien. Pasien bekerja sebagai wiraswasta dan
pembiayaan selama dirumah sakit dengan JPS.
3. Pemeriksaan fisik
- Keadaan umum : sedang
- Kesadaran : composmentis
- Vital sign : TD : 130/80, Nadi: 89 kali/menit, RR : 20 kali/menit,
Suhu: 36,7 °C
4. Status lokalis : Regio inguinalis sinistra terdapat benjolan sebesar telur ayam,
terdapat nyeri tekan teraba kenyal, terdengar bising usus,
dapat digerakkan
VI. Diagnosis kerja
Hernia inguinalis lateral sinistra reponibel
VII. Diagnosis banding
a. Hernia inguinalis Media
Hernia inguinalis media umumnya terjadi bilateral. Hernia inguinalis
media diraba dengan sisi ujung jari mempunyai batas a
b. Tumor Abdomen
Penderita biasanya mengeluh adanya pembesaran pada abdomen di
regio tertentu, dengan gejala-gejala khas tumor, seperti adanya gangguan
defekasi, mencret, penurunan berat badan, bisa aterdapat atau tidak
terdapat nyeri.
VIII. Pemeriksaan anjuran
1. EKG
Pemeriksaan ini diindikasikan bagi pasien yang berusia diatas 45 tahun
untuk mengetahui adanya kelainan pada jantung. Hal ini berkaitan dengan
kemungkinan komplikasi yang terjadi akibat anestesi.
IX. Pengobatan
1. Pembedahan/Operatif
Prinsip dasar operasi hernia adalah hernioraphy, yang terdiri dari
herniotomi dan hernioplasti.
a. Herniotomi : membuka dan memotong kantong hernia, mengembalikan
isi hernia ke cavum abdominalis.
b. Hernioplasty: memberi kekuatan pada dinding perut, dan menghilangkan
LMR (Lokus Minoris Resistensi) sehingga tidak residif (timbul lagi).
Contoh tindakan hernioplasty adalah dengan menggunakan teknik Basini,
yaitu menjahit conjoint tendont ke ligamentum inguinale.
Konservatis
1. Reposisi
2. Injeksi (phenol & alkohol)
3. Sabuk hernia
Non-Medikamentosa Post-Operasi
1. Reposisi
2. Mengurangi aktivitas berat
3. Edukasi :
- Tirah baring
- Kurangi aktivitas berat.
X. Prognosis
Quo ad functionam dubia ad bonam
Quo ad sanationam dubia ad bonam
Quo ad vitam dubia ad bonam