presus bppv
DESCRIPTION
bppv ikmTRANSCRIPT
PRESENTASI KASUS
BENIGN PAROXYSMAL POSITIONAL VERTIGO PADA WANITA USIA 58
TAHUN DENGAN FUNGSI KELUARGA YANG SAKIT SERTA FUNGSI
LINGKUNGAN YANG TIDAK SEHAT
Dipresentasikan oleh :
Aristia Pradita Widasari Widodo
20070310086
Dokter Pembimbing
dr. Suharno
Ilmu Kedokteran Keluarga
Puskesmas Gedongtengen Yogyakarta
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2012
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN Nama pasien : Ny. S Jenis Kelamin : Wanita Umur : 58 tahun Alamat : Godean Pekerjaan : Terapis Refleksi Agama : Islam Tanggal periksa : 16 November 2012
ANAMNESIS Keluhan utama: pusing berputar sejak 1 minggu yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang pasien datang ke puskesmas dengan keluhan pusing dan kepala terasa berputar sejak 1 minggu yang lalu. Pasien juga mengeluhkan pandangan kabur dan seperti akan jatuh. Pasien merasakan adanya mual tetapi tidak sampai muntah. Keluhan ini dirasakan terutama saat bangun dari tempat tidur atau membungkuk. Telinga berdengung tidak dikeluhkan pasien. Pasien juga tidak mengalami penurunan pendengaran. Pasien juga mengeluhkan susah untuk tidur dan lemas.
ANAMNESIS Riwayat Penyakit Dahulu- Pasien pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya,
sejak 4 tahun yang lalu.- Riwayat trauma kepala, sakit telinga disangkal.- Riwayat Asma, HT, DM, penyakit jantung disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga- Riwayat keluarga menderita sakit serupa (+) yakni ibu
pasien.- Ayah pasien memiliki riwayat hipertensi dan hepatitis B.- Riwayat asma, DM, penyakit jantung disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum : Baik, tidak tampak kesakitan Kesadaran : Compos Mentis Vital Sign : - Tekanan darah : 130/80 mmHg- Nadi : 84 x/ menit, isi dan tegangan cukup,
reguler- Frek. Napas : 20 x/ menit- Suhu : afebris
- Tinggi badan : 150 cm- Berat badan : 50 kg- Status Gizi : Baik
PEMERIKSAAN FISIKStatus Generalisata
Pemeriksaan Kepala- Kepala : Mesocephal- Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik
(-/-), pupil isokor- Hidung : simetris (+), sekret (-), deformitas (-), cuping
hidung (-)- Telinga : status lokalis
Pemeriksaan Leher
- Kelenjar parotis tidak membesar, limfonodi servikalis kanan dan kiri tidak membesar.
Telinga Kanan Telinga Kiri
Normal, tragus sign (-),
heliks sign (-), mikrotia (-)
Aurikula Normal, tragus sign (-),
heliks sign (-), mikrotia (-)
Tenang, hiperemis (-),
sekret (-), serumen (+)
Canalis Acusticus Externus Tenang, hiperemis (-),
sekret (-), serumen (+)
Intak, refleks cahaya (+),
warna putih mengkilap
Membrana Tympani Intak, refleks cahaya (+),
warna putih mengkilap
Tidak dilakukan Rinne Tidak dilakukan
Tidak dilakukan Weber Tidak dilakukan
Tidak dilakukan Schwabach Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan Thorax
Cor Inspeks i : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis teraba
Perkusi : redup pada batas-batas jantung
Auskultasi : bunyi jantung S1, S2 reguler, bising jantung (-)
Pulmo Inspeksi : simetris, deformitas (-), sikatrik (-), ketinggalan gerak (-), retraksi
intercosta (-), retraksi supraklavikula (-)
Palpasi : ketinggalan gerak (-), vocal fremitus (+/+)
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi: ronki basah kasar (-/-), wheezing (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan Abdomen- Inspeksi : flat, distensi (-), sikatrik (-)- Auskultasi : peristaltik (+) normal- Perkusi : timpani (+)- Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan
lien tidak teraba Pemeriksaan Status Urologi- Supra pubik : bulging (-), nyeri tekan (-)- Costo Vrenicus Angle: bulging (-), nyeri ketok (-)
Pemeriksaan Ekstremitas
- Deformitas (-), akral hangat, nadi kuat reguler, edema tungkai (-/-)
Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
Diagnosis Banding
1. Benign Paroxysmal Positional Vertigo
2. Sindrom Meniere
Diagnosis Kerja
Benign Paroxysmal Positional Vertigo
Penatalaksanaan di Puskesmas- Betahistine 3 x 6 mg - Vitamin B6 3 x 1- Antasida 3 x 1 sebelum makan
PERANGKAT PENILAIAN KELUARGA
SCREEM
FAMILY LIFE LINE
DIAGNOSTIK HOLISTIKBenign Paroxysmal Positional Vertigo pada wanita usia 58 tahun dengan fungsi keluarga yang sakit serta fungsi lingkungan yang tidak sehat.
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKADEFINISI
BPPV ( Benign Paroxysmal Positional Vertigo)
Merupakan vertigo yang ditandai dengan episode berulang singkat yang dipicu oleh perubahan posisi kepala.
BPPV merupakan penyebab tersering dari vertigo berulang dan vertigo ini disebabkan oleh stimulasi abnormal dari cupula karena canalolithiasis atau cupulolithiasis dalam satu dari tiga kanal semisirkular.
ETIOLOGI Pada sekitar 50% kasus penyebabnya tidak diketahui
(idiopatik). Beberapa kasus BPPV diketahui setelah mengalami jejas
atau trauma kepala leher, infeksi telinga tengah atau operasi stapedektomi.
Banyak BPPV yang timbul spontan, disebabkan kelainan di otokonial berupa deposit yang berada dikupula bejana semi sirkuler posterior.
Penyebab utama BPPV pada orang di bawah umur 50 tahun adalah cedera kepala.
Pada orang yang lebih tua, penyebab utamanya adalah degenerasi sistem vestibuler pada telinga tengah.
MANIFESTASI KLINIS Keluhan timbul jika terjadi perubahan posisi kepala pada
suatu keadaan tertentu. Pasien akan merasa berputar atau merasa sekelilingnya
berputar jika akan ke tempat tidur, berguling dari satu sisi ke sisi lainnya, bangkit dari tempat tidur di pagi hari,mencapai sesuatu yang tinggi atau jika kepala ditengadahkan ke belakang. Biasanya vertigo hanya berlangsung 5-10 detik.
Dapat disertai rasa mual dan seringkali pasien merasa cemas.
BPPV khususnya dapat dibedakan dari Menière disease karena biasanya pada BPPV tidak terjadi gangguan pendengaran atau telinga berdenging (tinnitus).
PATOFISIOLOGI
Terdapat 2 teori besar yang dipercaya dalam patofisiologi BPPV, yaitu :
1. Teori Cupulolithiasis
Adanya partikel basofilik yang menempel di kupula sehingga terjadi perubahan sensitivitas canales semicirculares posterior terhadap gravitasi akibat adanya partikel abnormal yang menempel pada kupula tersebut.
2. Teori Canalithiasis
Adanya benda padat atau partikel yang bergerak bebas (canalith) di canales semicirculares posterior. Ketika kepala dimiringkan kebelakang pada posisi supinasi, partikel akan dirotasikan sekitar 90 derajat searah dengan arkus canales semicirculares posterior. Setelah beberapa saat, gravitasi menarik partikel jatuh ke arkus. Hal ini menyebabkan endolimfe mengalir dari ampulla dan menyebabkan kupula terbelokkan atau defleksi.
DIAGNOSISDiagnosis BPPV dapat ditegakkan berdasarkan :
1. Anamnesis
Pasien biasanya mengeluh vertigo dengan onset akut kurang dari 10-20 detik akibat perubahan posisi kepala. Posisi yang memicu adalah berbalik di tempat tidur pada posisi lateral, bangun dari tempat tidur, melihat keatas dan belakang, dan membungkuk. Vertigo bisa diikuti dengan mual.
2. Pemeriksaan fisik
Pasien memiliki pendengaran yang normal, tidak ada nistagmus spontan dan pada evaluasi neurologis normal. Pemeriksaan fisis standar untuk BPPV adalah : Dix-Hallpike dan Tes kalori.
DIX-HALLPIKE TESTIni tidak boleh dilakukan pada pasien yang memiliki masalah
leher dan punggung
Tujuannya adalah untuk memprovokasi serangan vertigo dan untuk melihat adanya nistagmus.
TES KALORITes kalori ini dianjurkan oleh Dick dan Hallpike. Dipakai 2 macam air, dingin dan panas. Suhu air
dingin adalah 30℃, sedangkan suhu air panas adalah 44℃. Volume air yang dialirkan ke dalam liang telinga masing-masing 250 ml, dalam waktu 40 detik.
Setelah air dialirkan, dicatat lama nistagmus yang timbul. Setelah telinga kiri diperiksa dengan air dingin, diperiksa telinga kanan dengan air dingin juga. Kemudian telinga kiri dialirkan air panas, lalu telinga dalam.
Pada tiap-tiap selesai pemeriksaan (telinga kiri atau kanan atau air dingin atau air panas) pasien diistirahatkan selama 5 menit ( untuk menghilangkan pusingnya).
DIAGNOSIS BANDING1. Vestibular neuritis- Penyebabnya tidak diketahui- Pasien mengeluhkan pusing berat dengan mual, muntah
yang hebat, serta tidak mampu berdiri atau berjalan- Tidak ada perubahan pendengaran
2. Penyakit Meniere- Suatu kelainan labirin yang etiologinya belum diketahui- Mempunyai trias gejala yang khas, yaitu
gangguan pendengaran, tinitus, dan serangan vertigo- Terutama terjadi pada wanita dewasa.
3. Labirintis- Suatu proses peradangan yang melibatkan mekanisme
telinga dalam- Proses dapat akut atau kronik, serta toksik atau supuratif.- Labirintitis toksik akut disebabkan suatu infeksi pada
struktur didekatnya, dapat pada telinga tengah atau meningen tidak banyak bedanya.
- Labirintitis supuratif akut terjadi pada infeksi bakteri akut yang meluas ke dalam struktur-struktur telinga dalam. Kemungkinan gangguan pendengaran dan fungsi vestibular cukup tinggi.
PENATALAKSANAANBPPV dengan mudah diobati. Partikel dengan sederhana perlu dikeluarkan dari kanal semisirkular posterior dan mengembalikannya ke mana mereka berasal.
Beberapa manuver yang dapat dilakukan, antara lain :
a. Canalith Reposisi Prosedur (CRP)/ Epley manuver- pengobatan non-invasif untuk penyebab paling umum dari vertigo,
terutama BPPV- CRP membimbing pasien melalui serangkaian posisi yang
menyebabkan pergerakan canalit dari daerah dimana dapat menyebabkan gejala (yaitu, saluran setengah lingkaran dalam ruang cairan telinga dalam) ke daerah telinga bagian dalam dimana canalit tidak menyebabkan gejala (yaitu, ruang depan)
PENATALAKSANAAN…
PENATALAKSANAAN…b. Latihan Semont Liberatory- Latihan ini dikontraindikasikan pada pasien ortopedi dengan
kasus fraktur tulang panggul ataupun replacement panggul.
PENATALAKSANAAN…c. Latihan Brandt Daroff
Hampir sama dengan Semont Liberatory, hanya posisi kepala berbeda, pertama posisi duduk, arahkan kepala ke kiri, jatuhkan badan ke posisi kanan, kemudian balik posisi duduk, arahkan kepala ke kanan lalu jatuhkan badan ke sisi kiri, masing-masing gerakan ditunggu kira-kira 1 menit, dapat dilakukan berulang kali, pertama cukup 1-2 kali kiri kanan, besoknya makin bertambah.
PENATALAKSANAAN…d. Terapi Bedah
Dengan CRP berulang dan latihan Brandt-Daroff, pasien masih dapat mengalami vertigo persisten akibat disabilitas posisi atau frekuensi kambuhan yang merupakan refrakter dari manuver reposisi.
Terapi bedah dapat dipertimbangkan yang disebut juga “incratable BPPV”.
Transeksi nervus ampula posterior yang mempersarafi kanal posterior (singular neurectomy) atau oklusi kanal semisirkular posterior (saluran penutup) telah dilakukan untuk “incratable BPPV”.
Intervensi bedah diterapkan jika seluruh CRMs/latihan telah dicoba dan gagal.
PENATALAKSANAAN…e. Terapi Medikamentosa- Obat rutin seperti vestibular supresan (misalnya
antihistamin dan benzodiazepine) tidak dianjurkan pada pasien BPPV
- Dokter dapat memberikan obat untuk
1) mengurangi sensasi berputar dari vertigo atau
2) mengurangi gejala pusing yang menyertai.
Namun, tidak ada vestibular supresan yang efektif seperti CRMs untuk BPPV dan tidak dapat digunakan sebagai pengganti untuk maneuver reposisi.
- Obat anti vertigo, seperti dimenhydrinate (Dramamine®), belladonna alkaloid scopolamine (Transderm-Scop®), dan benzodiazepine (Valium®), diindikasikan untuk mengurangi gejala pusing dan mual sebelum melakukan CRM
PENATALAKSANAAN…f. Edukasi
Langkah-langkah berikut ini dapat meringankan atau mencegah gejala vertigo:
Tidur dengan posisi kepala yang agak tinggi. Bangunlah secara perlahan dan duduk terlebih dahulu
sebelum kita berdiri dari tempat tidur. Hindari posisi membungkuk bila mengangkat barang. Hindari posisi mendongakkan kepala, misalnya untuk
mengambil suatu benda dari ketinggian. Gerakkan kepala secara hati-hati jika kepala kita dalam
posisi datar (horisontal) atau bila leher dalam posisi mendongak.
DAFTAR PUSTAKA Anderson JH dan Levine SC. Sistem Vestibularis. Dalam : Effendi H, Santoso R,
Editor : Buku Ajar Penyakit THT Boies. Edisi Keenam. Jakarta : EGC. 1997. h 39-45
Anonim. Si Penyebab Kepala Berputar. [online] 2009 [cited 2009 May 20th]. Available from : http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/category_news.asp?IDCategory=23.
Anonym. Benign Paroxysmal Positional Vertigo. [online] 2009 [cited 2009 May 20th]. Available from : http://en.wikipedia.org/wiki/Benign_paroxysmal_positional_vertigo
Balasubramanian. BPPV (Benign Paroxysmal Positional Vertigo). [online] 2009 [cited 2009 May 30th]. Available from :http://www.drtbalu.com/BPPV.html
Bashiruddin J., Hadjar E., Alviandi W. Gangguan Keseimbangan. Dalam : Arsyad E, Iskandar N, Editor : Telinga, Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi Keenam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2008. Hal. 94-101
Bashiruddin J. Vertigo Posisi Paroksismal Jinak. Dalam : Arsyad E, Iskandar N, Editor. Telinga, Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi Keenam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2008. Hal. 104-9
Bojrab DI, Bhansali SA, Battista RA. Peripheral Vestibular Disorders. In: Jackler RK & Brackmann DE, Editor: Textbook of Neurotology. St. Louis, Missouri : Mosby. 1994. p 629-33
Furman JM, Cass SP. Benign Paroxysmal Positional Vertigo. NEJM [online] 2009 [cited 2009 May 30th]. Available from : http://content.nejm.org/cgi/reprint/341/21/1590.pdf
Hain TC. Benign Paroxysmal Positional Vertigo. [online] 2009 [cited 2009 May 20th]. Available from : http://www .dizziness-and-balance.com/bppv.htm
Joesoef AA. Vertigo. In : Harsono, editor. Kapita Selekta Neurologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press; 2000. p.341-59
Johnson J & Lalwani AK. Vestibular Disorders. In : Lalwani AK, editor. Current Diagnosis & treatment in Otolaryngology- Head & Neck Surgery. New York : Mc Graw Hill Companies. 2004. p 761-5
Li JC & Epley J. Benign Paroxysmal Positional Vertigo. [online] 2009 [cited 2009 May 20th]. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/884261-overview
Mansjoer a, Triyanti K, Savitri R, Wardhani WI, Setowulan W. Penyakit Menierre. Dalam : KApita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga. Jakarta : FKUI. 2001. Hal 93-94
Sherwood L. Telinga, Pendengaran, dan Keseimbangan. Dalam: Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta: EGC. 1996. p 176-189
Wreksoatmojo BR. Vertigo-Aspek Neurologi. [online] 2009 [cited 2009 May 30th]. Available from : URL:http://www.google.com/vertigo/cermin dunia kedokteran .html