presus
DESCRIPTION
presusTRANSCRIPT
PRESENTASI KASUS
PRE EKLAMSI BERAT
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Dalam Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik
Ilmu Kebidanan & Kandungan di RSUD Salatiga
Diajukan Kepada:
dr. Herwati, Sp.OG
Disusun oleh:
Arum Purbondari
20100310085
RSUD SALATIGA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2014
i
HALAMAN PENGESAHAN
PRESENTASI KASUS
ILMU KEBIDANAN & KANDUNGAN
Telah disetujui dan dipresentasikan
Pada tanggal 7 November 2014
Menyetujui,
Dokter Pembimbing
dr. Herwati, Sp.OG.
2
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Alhamdulillahirabbil’alamin dengan memanjatkan puji dan syukur yang tak
terhingga kehadirat Allah SWT. akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas
presentasi kasus yang berjudul pre eklamsi berat. Sholawat dan salam tak lupa
penulis haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW.
Presentasi kasus ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat pendidikan
profesi Kedokteraan pada Fakultas Kedokteraan dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang setulusnya
kepada:
1. dr. Herwati, Sp.OG. selaku dosen pendidik klinik
2. Rekan-rekan dokter muda, serta semua pihak yang telah membantu.
Penulisan resentasi kasus ini masih jauh dari kata sempurna, karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang berguna. Semoga untuk selanjutnya tulisan
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Muntilan 28 Agustus 2014
Penulis
3
DAFTAR ISI
BAB I.......................................................................................................................1
DATA MEDIS.........................................................................................................1
A. Identitas Pasien.............................................................................................1
B. Anamnesis.....................................................................................................1
C. Pemeriksaan Fisik.........................................................................................2
D. Pemeriksaan Obstetri....................................................................................3
E. Pemeriksaan Pewnunjuang...........................................................................4
F. Diagnosis.......................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................6
A. Definisi Pre Eklamsi Berat............................................................................6
B. Epidemiologi.................................................................................................7
C. Faktor Resiko................................................................................................8
D. Etiologi..........................................................................................................9
E. Patofisologi.................................................................................................11
F. Gejala Klinis...............................................................................................14
G. Diagnosis Banding......................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
4
BAB I
DATA MEDIS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Umur : 20 Thn
Alamat : Cepogo, Salatiga
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Masuk RS : 5 November 2014. Pukul 07.15 WIB
B. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Pasien kiriman bidan dengan G1P0A0 hamil 39 minggu dengan
PEB masuk melalui IGD pada tanggal 5 November 2014 pukul 07.15 wib.
Riwayat Penyakit Sekarang
Kencang-kencang (+) sejak semalam, keluar lendir darah (-), air
ketuban (-), gerak janin (+), Pusing (-), pandangan kabur (-), mual (-),
muntah (-), BAK (+), BAB (+). 1 minggu yang lalu pasien mengeluh
pusing dan pandangan kabur. Seminggu yang lalu periksa urin di PKM
hasilnya +2.
HPHT 10 Febuari 2014, HPL 17 November 2014.
5
Riwayat Obstetri
G1P0A0, Anak I : Hamil ini
Menikah 1x, umur 18 th
Riwayat Menstruasi
Umur menarche 11 tahun, siklus haid teratur, lamanya 6 hari, 2x ganti
pembalut.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat HT sebelum hamil (-), DM (-), alergi (-), asma (-), jantung (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
HT (-), DM (-), alergi (-), asma (-), jantung (-)
C. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Cukup
Kesadaran : Compos Mentis
Vital Sign : T : 160/90 mmhg
HR : 80 x/m
RR : 24 x/menit, reguler.
T : 36,2O C
2. Pemeriksaan Kepala
- Palpebra : Edema (-/-)
- Konjunctiva : Anemis (-/-)
6
- Sklera : Ikterik (-/-)
3. Pemeriksaan ekstremitas
- Superior : Edema (-/-)
- Inforior : Edema (+/+)
D. PEMERIKSAAN OBSTETRI
Leopold 1 : TFU 31 cm, bagian teratas teraba lunak, kesan bokong.
Leopold 2 : janin tunggal, memanjang, teraba memanjang di sebelah
kanan, kesan puka.
Leopold 3 : bagian terbawah teraba keras, kesan kepala.
Leopold 4 : konvergen, bagian terbawah janin belum masuk panggul.
DJJ: 154x/menit, irreguler
HIS: 2x/10’/20”
VT: dinding vagina licin, portio tebal lunak, pembukaan 2 cm, air ketuban
(-), KK (+), STLD (+), Kepala di H I.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Lab:
- Hematologi
Parameter Hasil Satuan Harga Normal Keterangan
7
Golongan darah O
AL 9,87 X 103/uL 5-10 Normal
AE 4,11 X 103/uL 4-5 Normal
Hb 9,8 g/dL 12-15 Rendah
HCT 30,5 % 37-43 Rendah
AT 220 X 103/uL 150-400 Rendah
- HbsAg: negatif
- Pemeriksaan urin : Protein Urin (+3)
F. DIAGNOSIS
G1P0A0 hamil aterm, Kala I Fase Laten dengan Pre Eklamsia Berat.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Pre Eklamsi Berat
Preeklampsia adalah kumpulan gejala atau sindrom yang mengenai
wanita hamil dengan usia kehamilan diatas 20 minggu dengan tanda utama
berupa adanya hipertensi dan proteinuria.
Preeklampsia merupakan sindrom spesifik-kehamilan berupa
berkurangnya perfusi organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel, yang
ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan proteinuria. Preeklampsia
terjadi pada umur kehamilan diatas 20 minggu, paling banyak terlihat pada
umur kehamilan 37 minggu, tetapi dapat juga timbul kapan saja pada
pertengahan kehamilan. Preeklampsia dapat berkembang dari preeklampsia
yang ringan sampai preeklampsia yang berat.
Preeklamsi Berat ialah preeklamsi dengan salah satu atau lebih gejala
dan tanda dibawah ini :
1. Desakan darah, pasien dalam keadaan istirahat desakan sistolik ≥ 160
mmHg dan atau desakan diastolik ≥ 110 mmHg
2. Proteinuria ≥ 5 gr/jumlah urin selama 24 jam. Atau dipstick : 3 +
3. Oliguria, produksi urin < 400-500 cc/ 24 jam
4. Kenaikan kreatinin serum
5. Edema paru dan sianosis
9
6. Nyeri epigastrium dan nyeri kuadran atas kanan abdomen : disebabkan
teregangnya kapsula Glisoni. Nyeri dapat sebagai gejala awal ruptur hepar.
7. Gangguan otak dan visus : perubahan kesadaran, nyeri kepala, skotomata,
dan pandangan kabur.
8. Gangguan fungsi hepar : peningkatan alanin atau aspartat amino
transferase
9. Hemolisis mikroangiopatik
10. Trombositopenia : < 100.000 cell/ mm3
11. Sindroma HELLP
B. Insidensi
Frekuensi preeklampsia untuk tiap negara berbeda-beda karena banyak
faktor yang mempengaruhinya; jumlah primigravida, keadaan sosial
ekonomi, perbedaan kriteria dalam penentuan diagnosis dan lain-lain. Di
Indonesia frekuensi kejadian preeklampsia sekitar 3-10%. Berdasarkan data
dari World Health Organization (WHO) tentang angka kematian ibu di
seluruh dunia, ternyata terdapat 5 keadaan obsetrik yang menjadi penyebab
kematian ibu, yaitu perdarahan post partum, sepsis, preeklampsiaeklampsia,
jalan lahir sempit dan aborsi. Angka kejadian terjadinya preeklampsia
diperkirakan 3,2% dari di setiap angka kelahiran. Angka ini memberikan total
sekitar lebih dari 4 miliar kasus per tahunnya di seluruh dunia. Berdasarkan
studi yang dilakukan oleh WHO tahun 2011.
Di Indonesia sendiri tingginya angka kematian ibu menjadi agenda
kesehatan yang paling utama. Berdasarkan Maternal Mortality Ratio,
10
perkiraan terjadi 300–400 kematian ibu per 100,000 kelahiran, ini artinya
wanita Indonesia meninggal setiap jamnya karena kehamilan. Hal ini juga
diperkuat menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2007
angka kematian ibu adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup. Jika
dibandingkan dengan target yang ingin dicapai oleh pemerintah pada tahun
2015 dimana AKI sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup, angka tersebut
masih tergolong tinggi.
Pada primigravida frekuensi preeklampsia lebih tinggi bila dibandingkan
dengan multigravida, terutama primigravida muda Dari kasus ini terutama
dijumpai pada usia kurang dari 24 tahun dengan primigravida. Diabetes
melitus, mola hidatidosa, kehamilan ganda, hidrops fetalis, umur lebih dari
35 tahun dan obesitas merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya
preeklampsia.
C. Faktor Resiko
Walaupun belum ada teori yang pasti berkaitan dengan penyebab
terjadinya preeklampsia, tetapi beberapa penelitian menyimpulkan sejumlah
faktor yang mempengaruhi terjadinya preeklampsia. Faktor risiko tersebut
meliputi;
a) Riwayat preeklampsia. Seseorang yang mempunyai riwayat preeklampsia
atau riwayat keluarga dengan preeklampsia maka akan meningkatkan
resiko terjadinya preeklampsia.
b) Primigravida, karena pada primigravida pembentukan antibodi
penghambat (blocking antibodies) belum sempurna sehingga
11
meningkatkan resiko terjadinya preeklampsia. Perkembangan preklamsia
semakin meningkat pada umur kehamilan pertama dankehamilan dengan
umur yang ekstrem, seperti terlalu muda atau terlalu tua.
c) Kegemukan
d) Kehamilan ganda. Preeklampsia lebih sering terjadi pada wanita yang
mempuyai bayi kembar atau lebih.
e) Riwayat penyakit tertentu. Wanita yang mempunyai riwayat penyakit
tertentu sebelumnya, memiliki risiko terjadinya preeklampsia. Penyakit
tersebut meliputi hipertensi kronik, diabetes, penyakit ginjal atau penyakit
degenerati seperti reumatik arthritis atau lupus.
D. Etiologi
Etiologi preeklampsia sampai saat ini belum diketahui dengan pasti.
Banyak teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang mencoba
menerangkan penyebabnya, oleh karena itu disebut “penyakit teori”; namun
belum ada yang memberikan jawaban yang memuaskan. Teori sekarang yang
dipakai sebagai penyebab preeklampsia adalah teori “iskemia plasenta”.
Namun teori ini belum dapat menerangkan semua hal yang berkaitan dengan
penyakit ini Adapun teori-teori tersebut adalah ;
1. Peran Prostasiklin dan Tromboksan
Pada preeklampsia dan eklampsia didapatkan kerusakan pada
endotel vaskuler, sehingga sekresi vasodilatator prostasiklin oleh sel-sel
endotelial plasenta berkurang, sedangkan pada kehamilan normal
prostasiklin meningkat. Sekresi tromboksan oleh trombosit bertambah
12
sehingga timbul vasokonstrikso generalisata dan sekresi aldosteron
menurun. Akibat perubahan ini menyebabkan pengurangn perfusi plasenta
sebanyak 50%, hipertensi dan penurunan volume plasma.
2. Peran Faktor Imunologis
Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan I karena pada
kehamilan I terjadi pembentukan blocking antibodies terhadap antigen
plasenta tidak sempurna. Pada preeklampsia terjadi komplek imun
humoral dan aktivasi komplemen. Hal ini dapat diikuti dengan terjadinya
pembentukan proteinuria.
3. Peran Faktor Genetik
Preeklampsia hanya terjadi pada manusia. Preeklampsia meningkat
pada anak dari ibu yang menderita preeklampsia.
4. Iskemik dari uterus.
Terjadi karena penurunan aliran darah di uterus
5. Defisiensi kalsium.
Diketahui bahwa kalsium berfungsi membantu mempertahankan
vasodilatasi dari pembuluh darah.
6. Disfungsi dan aktivasi dari endotelial
Kerusakan sel endotel vaskuler maternal memiliki peranan penting
dalam patogenesis terjadinya preeklampsia. Fibronektin diketahui
dilepaskan oleh sel endotel yang mengalami kerusakan dan meningkat
secara signifikan dalam darah wanita hamil dengan preeklampsia.
Kenaikan kadar fibronektin sudah dimulai pada trimester pertama
13
kehamilan dan kadar fibronektin akan meningkat sesuai dengan kemajuan
kehamilan.
E. Patofisologi
Pada preeklampsia yang berat dan eklampsia dapat terjadi perburukan
patologis pada sejumlah organ dan sistem yang kemungkinan diakibatkan
oleh vasospasme dan iskemia. Wanita dengan hipertensi pada kehamilan
dapat mengalami peningkatan respon terhadap berbagai substansi endogen
(seperti prostaglandin, tromboxan) yang dapat menyebabkan vasospasme dan
agregasi platelet. Penumpukan trombus dan pendarahan dapat mempengaruhi
sistem saraf pusat yang ditandai dengan sakit kepala dan defisit saraf lokal
dan kejang. Nekrosis ginjal dapat menyebabkan penurunan laju filtrasi
glomerulus dan proteinuria. Kerusakan hepar dari nekrosis hepatoseluler
menyebabkan nyeri epigastrium dan peningkatan tes fungsi hati. Manifestasi
terhadap kardiovaskuler meliputi penurunan volume intavaskular,
meningkatnya cardiac output dan peningkatan tahanan pembuluh perifer.
Peningkatan hemolisis microangiopati menyebabkan anemia dan
trombositopeni. Infark plasenta dan obstruksi plasenta menyebabkan
pertumbuhan janin terhambat bahkan kematian janin dalam rahim.
Perubahan pada organ-organ :
1. Perubahan kardiovaskuler.
Gangguan fungsi kardiovaskuler yang parah sering terjadi pada
preeklampsia dan eklamsia. Berbagai gangguan tersebut pada dasarnya
berkaitan dengan peningkatan afterload jantung akibat hipertensi, preload
14
jantung yang secara nyata dipengaruhi oleh berkurangnyasecara patologis
hipervolemia kehamilan atau yang secara iatrogenik ditingkatkan oleh
larutanonkotik atau kristaloid intravena, dan aktivasi endotel disertai
ekstravasasi ke dalam ruangektravaskular terutama paru.
2. Metabolisme air dan elektrolit
Hemokonsentrasi yang menyerupai preeklampsia dan eklamsia tidak
diketahui penyebabnya. Jumlah air dan natrium dalam tubuh lebih banyak
pada penderita preeklampsia dan eklamsia daripada pada wanita hamil
biasa atau penderita dengan hipertensi kronik. Penderita preeklampsia
tidak dapat mengeluarkan dengan sempurna air dan garam yang diberikan.
Hal ini disebabkan oleh filtrasi glomerulus menurun, sedangkan
penyerapan kembali tubulus tidak berubah. Elektrolit, kristaloid, dan
protein tidak menunjukkan perubahan yang nyata pada preeklampsia.
Konsentrasi kalium, natrium, dan klorida dalam serum biasanya dalam
batas normal.
3. Mata
Dapat dijumpai adanya edema retina dan spasme pembuluh darah.
Selain itu dapat terjadi ablasio retina yang disebabkan oleh edema intra-
okuler dan merupakan salah satu indikasi untuk melakukan terminasi
kehamilan. Gejala lain yang menunjukan tanda preklamsia berat yang
mengarah pada eklamsia adalah adanya skotoma, diplopia, dan ambliopia.
Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan preedaran darah dalam pusat
penglihatan dikorteks serebri atau didalam retina.
15
4. Otak
Pada penyakit yang belum berlanjut hanya ditemukan edema dan
anemia pada korteks serebri, pada keadaan yang berlanjut dapat ditemukan
perdarahan.
5. Uterus
Aliran darah ke plasenta menurun dan menyebabkan gangguan pada
plasenta, sehingga terjadi gangguan pertumbuhan janin dan karena
kekurangan oksigen terjadi gawat janin. Pada preeklampsia dan eklamsia
sering terjadi peningkatan tonus rahim dan kepekaan terhadap rangsangan,
sehingga terjadi partus prematur.
6. Paru-paru
Kematian ibu pada preeklampsia dan eklamsia biasanya disebabkan
oleh edema paru yang menimbulkan dekompensasi kordis. Bisa juga
karena terjadinya aspirasi pneumonia, atau abses.
F. Gejala Klinis
Preeklampsia berat dapat dijumpai satu atau lebih tanda/gejala berikut
1. TD ≥ 160 / 110 mmHg
2. Proteinuria > 5 gr / 24 jam atau kualitatif 3+ / 4+
3. Oliguria ≤ 500 ml / 24 jam disertai kenaikan kadar kreatinin darah
4. Peningkatan kadar enzim hati dan / atau ikterus
5. Gangguan visus dan cerebral
6. Nyeri epigastrium
7. Edema paru atau sianosis
16
8. Pertumbuhan janin intra uterin yang terhambat (IUFGR)
9. HELLP Syndrom (H = Hemolysis, E = Elevated, L = Liver enzyme, LP
= Low Platelet Counts)
Bila dijumpai tanda/ gejala berikut
1. Nyeri kepala hebat
2. Gangguan visual
3. Muntah-muntah
4. Nyeri epigastrium
5. TD naik secara progresif
Gejala-gejala diatas sering ditemukan pada preeklampsia yang meningkat
dan merupakan petunjuk bahwa eklamsia akan timbul
G. Diagnosis Banding
Diagnosis banding preeklampsia berat , yaitu :6,16
1. Kehamilan dengan sindrom nefrotik
2. Kehamilan dengan payah jantung,
3. Hipertensi Kronis
4. Penyakit Ginjal
5. Edema Kehamilan
6. Proteinuria Kehamilan
17
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham, F.G. et all, 2003, Williams Obstetrics, 21st ed, McGraw-Hill Companies. Jakarta.
Rachimhadhi, T., 2011, pereklamsia dan Eklamsia, dalam: buku Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta.
WHO, 2011. Maternal and Perinatal Health. ( http : // www. Who .int /topics/ maternal_health/en/, diakses 8 februari 2014)
Departemen Kesehatan RI [Online]. 2011. (http://www.gizikia.depkes.go.id/ wp_content/uploads/downloads/2011/01/Materi-Advokasi-BBL-Pdf, diakses 24 April 2012).
Wagner, L., (2004), Diagnosis And Management Of Preeclampsia, Available: http://www.aafp.org/afp/20041215/2317.html. (Accesed: 2014, feb 8)
18