presus
DESCRIPTION
asfTRANSCRIPT
![Page 1: Presus](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022062513/557212eb497959fc0b91367d/html5/thumbnails/1.jpg)
PRESENTASI KASUS
SKIZOFRENIA PARANOID (F.20.0)
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Program Kepaniteraan Klinik
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun oleh :
Chaerunisa Sukmaretnawati
2006 031 0162
Diajukan Kepada :
dr. Kus Sumartinah, Sp.KJ
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA RSJ. GRHASIA PAKEM
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2011
![Page 2: Presus](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022062513/557212eb497959fc0b91367d/html5/thumbnails/2.jpg)
LEMBAR PENGESAHAN
Referat ini telah disahkan
Pada: _________, _________________ 2011
di Rumah Sakit Jiwa Grhasia
Preceptor;Dokter penguji; yang mengesahkan;
dr. Kus Sumartinah, Sp.KJ
![Page 3: Presus](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022062513/557212eb497959fc0b91367d/html5/thumbnails/3.jpg)
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. N
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 51 tahun
Tempat Tanggal Lahir : Sleman, 1 Januari 1970
Agama : Islam
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : tidak bekerja
Status perkawinan : janda cerai
Bangsa/ Suku : Indonesia/ Jawa
Alamat :Kalangan RT 03/33 Sendangrejo Minggir Sleman
No. RM : 001410
Tanggal Masuk RS : 25 Oktober 2011
II. ALLOANAMNESIS
Alloanamnesis diperoleh dari: pada tanggal 4 November 2011
Nara Sumber 1
Nama Ny. S
Alamat Kalangan RT 08 RW 33 Sendangrejo Minggir
Sleman
Pendidikan Tidak sekolah
Pekerjaan Tidak bekerja
Umur 77 tahun
Hubungan Ibu kandung
Lama kenal Sejak lahir
Sifat kenal Akrab, satu rumah
Sebab pasien dibawa ke Rumah Sakit (Keluhan Utama)
Os dibawa oleh keluarga (kakak dan adik) karena marah-marah serta
memecahkan gelas.
Riwayat Perjalanan Penyakit (Riwayat Penyakit Sekarang)
± 28 tahun SMRS (tahun 1983), pasien mual muncul gejala. Gejala
tersebut muncul ketika pasien telah menikah dengan suaminya dan tinggal
![Page 4: Presus](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022062513/557212eb497959fc0b91367d/html5/thumbnails/4.jpg)
bersama suaminya di asrama polisi, pernikahan tersebut tidak direstui oleh
keluarga suaminya. Pasien sering diberi minuman oleh ibu mertuanya, sehabis
minum pasien pernah keguguran. Pasien tidak harmonis dengan ibu mertuanya.
Semenjak itu keluarga pasien melihat adanya perubahan tingkah laku pada pasien
seperti sering emosi, sering curiga sama orang, padahal sebelumnya pasien
layaknya seperti orang normal biasa. Kemudian oleh keluarga pasien dibawa ke
RS Grhasia Pakem dan mondok selama 2 minggu. Gejala menurun dan pasien di
lanjutkan kontrol ke Puskesmas. Karena tidak rajin kontrol dan minum obat
pasien kambuh kembali dan mondok lagi di RS Grhasia lebih dari 10 kali sampai
yang terakhir tahun ini.
19 tahun yang lalu (1992) akhirnya pasien bercerai dengan suaminya,
dari penikahannya pasien memiliki dua orang anak, anak pertama ikut suami dan
anak kedua ikut pasien. Dan pada tahun yang sama ayah pasien meninggal dunia,
pasien tinggal dirumah bersama ibu dan anak kandungnya sedngkan kakak dan
adik tinggal dipinggir rumah. Pasien makin sering mudah marah-marah, pasien
sering berbicara sendiri dan sering nyanyi dengan suara yang keras. Apabila ada
keinginan tetapi tidak dipenuhi paien akan marah-marah. Apabila tidak diberi
uang pasien menjual barang-barang yang ada di rumah. Apabila lagi kambuh dan
telat minum obat pasien mengalami penurunan aktivitas, malas mengerjakan
pekerjaan rumah.
±12 tahun SMRS (1999) pasien mondok lagi di RS Grhasia Pakem
karena sering curiga dengan adik dan adik iparnya, suka tersenyum dan tertawa
sendiri,merusak barang-barang namun tidak ada keinginan bunuh diri atau
mengamuk. OS masih tidak teratur untuk kontrol dan minum obat.
± 3 hari SMRS (2011), pasien dikeluhkan keluarganya karena sering
memecah gelas, perabot rumah,menyobek-nyobek foto dan sering menyanyi
sendiri dengan suara yang kencang sehingga menggagu tetangga sekitarnya.
Kadang sering marah dan membentak ibunya jika keinginan nya tidak terpenuhi.
pasien sering dimarahin oleh adik laki-laki dan sering bertengkar dengan adik
iparnya, pasien sering diejek. Pasien juga sering bercerita kepada ibunya bahwa ia
sering dibisiki di telinganya bahwa anak nya yang pertama mati karena dibunuh.
Keluarga bingung harus berbuat apa. Pasien tidak kontrol teratur dan tidak
disiplin minum obat. Terakhir berobat ke RS Grhasia pasien bulan April 2011.
Dan terakhir minum obat dari puskesmas satu bulan yang lalu SMRS. Oleh
![Page 5: Presus](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022062513/557212eb497959fc0b91367d/html5/thumbnails/5.jpg)
karena itu oleh saudaranya, pasien dibawa ke rumah sakit Grhasia dan kembali di
pondokkan di RSJ Grhasia sampai sekarang.
Alloanamnesis Sistem (Yang Berdampak Terhadap Fungsi Sosial dan
Kemandirian)
Sistem saraf pusat : demam (-), nyeri kepala (-), kejang(-), pusing (-)
Sistem Cardiovaskular : nyeri dada (-), berdebar-debar (-)
Sistem Respirasi : sesak nafas (-), batuk(-), pilek (-)
Sistem Gastrointestinal : mual (-), muntah (-), BAB (+) normal, nyeri perut (-)
Sistem Urogenital : BAK (+) normal
Sistem Muskuloskeletal : gerakan (bebas, normal), nyeri otot (-), tremor (-)
Sistem Integumentum : pucat (-), kebiruan (-), gatal (-), kemerahan (-)
Grafik Perjalanan Penyakit
Riwayat Penyakit Dahulu
Manurut ibunya pasien lebih dari 10 kali mondok di RS Grhasia. Dari data rekam
medis didapat:
Rawat I : 26 April 1983-8 Mei 1983
Rawat II : 28 November 1986- 3 Desember 1986
Rawat III: 11 Februari 1989-13 April 1989
Rawat IV: 21 Juli 1990-20 Agustus 1990
Kontrol tidak teratur, diagnosis terakhir adalah gangguan afektif bipolar episode.
Pasien apabila pulang dirawat kembali bisa melakukan pekerjaan rumah, tetapi
apabila minum obat telat dan apabila ada keinginan yang tidak terpenuhi pasien
Gejala Klinis
Fungsi Peran
Mental Health Line/Ti
me
![Page 6: Presus](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022062513/557212eb497959fc0b91367d/html5/thumbnails/6.jpg)
akan marah-marah bahkan kadang sampai mengamuk, sulit tidur dan tidak mau
melakukan pekerjaan rumah.
Rawat inap terakhir sebelum sekarang pada tanggal 8 April 2009:
Keadaan saat masuk : TSJ, CM, normoaktif, hipomimik, afek
menyempit,nonrealistik, relevan, cukup bicara,
waham curiga (+), idea of realistik, waham
kebesaran (+), mudah MDMC, insight jelek.
Stressor : tidak jelas
Terapi : haloperidol 1,5 mg 1-0-1
THP 2 mg 1-0-1
CPZ 100 mg 0- ½ - ½
Respon terapi : baik, pasien pulangdengan kondisi tenang, normoaktif,
kooperatif, relevan, waham (-)
Follow up :
a. Fungsi pekerjaan : baik, pasien bisa mengerjakan pekerjaan rumah
b. Fungsi peran : baik, pasien bisa bersosialisasi dengan tetangga.
Hal-hal yang mendahului penyakit:
Faktor organik
Tidak ditemukan faktor organik yang berkaitan dengan penyakit sekarang.
Faktor psikososial
Dari hasil alloanamnesis dengan ibu kandung pasien, kemungkinan
dikarenakan pernikahan yang tidak direstui oleh keluarga dari suaminya
dan kematian anak pertamanya yang tidak diberitahu karena anak pertama
ikut suaminya.
Faktor predisposisi
1. Riwayat perkembangan awal
Apabila ada keinginan yang tidak terpenuhi pasien akan emosi
marah-marah. Tetapi pasien tidak sampai melukai dirinya sendiri
maupun orang lain.
2. Faktor ekonomi
![Page 7: Presus](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022062513/557212eb497959fc0b91367d/html5/thumbnails/7.jpg)
Setelah menyelesaikan pendidikannya di SLTA pasien mencari
kerja sebagai penenun kain. Namun, karena pasien menikah dan
sangat menyayangi suaminya akhirnya pasien berhenti bekerja dan
hidup bersama suaminya.
3. Hubungan antar keluarga
Pasien sangat dekat dengan ibu kandungnya, apabila ada masalah
pasien sering cerita sama ibu kandungnya dan kakak
perempuannya, tetapi semenjak di ceraikan suaminya pasien lebih
tertutup dan lebih sering berada dikamar sendirian. Dengan kakak
dan adik kandung hubungan pasien baik terkecuali dengan adik
ipar pasien sering bertengkar karena pasien merasa adik iparnya
itu tidak cocok dengan adiknya.
Hubungan dengan lingkungan sekitar
Hubungan dengan lingkungan sebelum sakit maupun dalam keadaan sakit
baik, pasien banyak teman dan mudah bersosialisasi. Akan tetapi beberapa
tahun ini pasien dijauhi tetangganya karena apabila dikritik pasien mudah
tersinggung.
Faktor presipitasi
Tidak jelas diketahui oleh keluarga
Riwayat keluarga
1. Pola asuh keluarga
Os merupakan anak ke-5 dari 8 bersaudara. Sejak kecil Os tinggall di asrama
polisi bersama ayah, ibu, kakak, dan adiknya. Ayahnya seorang polisi dan
ibunya seorang ibu rmah tangga. Sejak lahir os diasuh oleh orang tuanya
sendiri. Pola asuh dirasa baik dan diasuh dengan pola asuh yang demokratis.
2. Riwayat penyakit keluarga
Di keluarga tidak ada yang mengalami keluhan serupa. Riwayat gangguan jiwa
dalam keluarga disangkal.
3. Silsilah keluarga
![Page 8: Presus](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022062513/557212eb497959fc0b91367d/html5/thumbnails/8.jpg)
Keterangan:
: perempuan tanpa gangguan jiwa
: : perempuan tanpa gangguan jiwa yang sudah meninggal
: laki-laki tanpa gangguan jiwa
: laki-laki tanpa gangguan jiwa yang sudah meninggal
: pasien
Riwayat pribadi
1. Riwayat kelahiran
Pasien lahir ditolong oleh bidan di RS PKU. Os lahir normal, cukup bulan,
berat badan lahir 2400 gram dan langsung menangis. Riwayat kehamilan dan
persalinan tidak ada kelainan. Kehamilan yang dikehendaki.
2. Latar belakang perkembangan mental
Pasien dirawat oleh orang tuanya sendiri. Dari kecil os tinggal bersama kedua
orang tuanya dan saudara kandung lainnya. Sebelum sakit pasien sering curhat
sama ibu kandung dan kakak kandung tetapi semenjak sakit, jika ada masalah
pasien cenderung tertutup kepada keluarga. Pasien dapat bersosialisasi di
masyarakat namun menurut tetangganya pasien cenderung tertutup dan
pendiam.
3. Perkembangan awal
Pertumbuhan dan perkembangan pasien saat kecil relativ sama dengan anak
seusianya. Tidak ada ketertinggalan dalam pertumbuhan dan perkembangan
dari saudara dan anak-anak seusianya.
4. Riwayat pendidikan
![Page 9: Presus](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022062513/557212eb497959fc0b91367d/html5/thumbnails/9.jpg)
Pasien menjalani pendidikan hanya sampai SLTP. Karena sudah menikah
maka pasien tidak melanjutkan sekolah tetapi mencari pekerjaan.
5. Riwayat pekerjaan
Os bekerja sebagai penenun kain. Tetapi setelah menikah pasien berhenti dan
mengurus rumah tangga.
6. Riwayat perkembangan seksual
Pasien tidak memiliki gangguan seksual. Cara berpakaian biasa seperti
perempuan normal pada umumnya. Menyukai lawan jenis. Cara berteman dan
ketertarikan terhadap lawan jenis terkesan normal.
7. Sikap dan moral spiritual
Pasien adalah seorang muslim rajin solat dan suka mengikuti kegiataan
keagamaan lainnya seperti pengajian. Tetapi setelah sakit pasien kurang dalam
beribadah.
8. Riwayat perkawinan
Pasien sudah menikah dan punya dua orang anak. Tetapi pasien bercerai
dengan suaminya sejak 19 tahun yang lalu. Anak pertama di bawa suaminya
dan anak kedua bersama pasien dan ibu kandungnya. Anak pertama
meninggal, pasien tidak diberitahu pada saat anaknya meninggal. Anak kedua
sudah bekerja
9. Riwayat kehidupan emosional
Pasien adalah orang yang mudah marah dan emosi, itu sering terjadi apabila
keinginanya tidak dipenuhi. Menurut ibu kandungnya apabila pasien tidak
diberi uang maka ia akan berusaha untuk menjual barang-barang yang ada di
rumah. Pasien juga sering bernyanyi dengan suara yang keras sehingga
mengganggu tetangga lainnya. Pasien juga mempunyai sifat pendendam
terutama sama adik iparnya.
10. Kebiasaan
Tidak ada kebiasaan merokok, dan mengonsumsi alkohol maupun oabt-obatan.
11.Hubungan sosial
Hubungan pasien dengan adik iparnya kurang baik karena sering bertengkar.
Akhir-akhir ini pasien dijauhi oleh tetangganya dikarenakan pasien sering
tersinggung sama tetangganya.
12.Status sosial ekonomi
![Page 10: Presus](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022062513/557212eb497959fc0b91367d/html5/thumbnails/10.jpg)
Pasien dibesarkan dengan sosial ekonomi menengah kebawah. Pasien hidup
dengan ibunya yang tidak bekerja karena bapaknya yang dulu bekerja sebagai
polisi sudah meninggal. Untuk kehidupan sehari-hari, keluarganya
mengandalkan uang pemberian dari anak-anaknya yang lain. Pendapatan yang
didapat orang tua dan pasien kadang belum cukup untuk kebutuhan keluarga.
13.Riwayat khusus
Tidak ada riwayat khusus, tidak pernah berhubungan dan berurusan dengan
pihak kepolisian.
TINGKAT KEPERCAYAAN ALLOANAMNESIS
Alloanamnesis secara umum cukup dapat dipercaya karena diperoleh dari anggota
keluarga (ibu kandung) yang tinggal serumah.
KESIMPULAN ALLOANAMNESIS
Pasien perempuan, 51 tahun, janda cerai, tidak bekerja,
pendidikan lulusan SLTA, datang ke RS Grhasia dengan diantar oleh kakak dan
adiknya dengan keluhan marah-marah sampai memecahkan gelas. ± 3 hari SMRS
(2011), pasien dikeluhkan keluarganya karena sering memecah gelas, perabot
rumah,menyobek-nyobek foto dan sering menyanyi sendiri dengan suara yang
kencang sehingga menggagu tetangga sekitarnya. Kadang sering marah dan
membentak ibunya jika keinginan nya tidak terpenuhi. pasien sering dimarahin oleh
adik laki-laki dan sering bertengkar dengan adik iparnya, pasien sering diejek.
Pasien juga sering bercerita kepada ibunya bahwa ia sering dibisiki di telinganya
bahwa anak nya yang pertama mati karena dibunuh. Pernah opname di RS Grhasia
lebih dari 10 kali tidak rajin kontrol dan minum obat. OS memiliki kepribadian
yang dulunya terbuka tapi akhir-akhir semenjak bercerai dengan suaminya
cenderung tertutup, pola asuh dalam keluarga yang demokratis, cukup kasih sayang,
dibesarkan dalam keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah, tidak terdapat
faktor organik maupun faktor genetik. Stresor psikososial, Menurut orang-orang
terdekat, stresor yang paling kuat dalam mempengaruhi perubahan perilaku pasien
perceraian serta ketidakharmonisan hubungan antara mertua dan salah satu adik
serta iparnya. Pasien terakhir berobat ke RS Grhasia bulan April 2011 dan terakhir
minum obat dari puskesmas satu bulan yang lalu SM
III. PEMERIKSAAN FISIK
![Page 11: Presus](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022062513/557212eb497959fc0b91367d/html5/thumbnails/11.jpg)
STATUS INTERNUS
Keadaan umum : cukup baik
Kesadaran : Compos Mentis
Bentuk badan : dbn
Tanda vital : TD : 110/80 mmHg
Nadi :82 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : afebris
Kepala : Mesochepal, rambut pendek berwarna hitam dan beruban,
tidak mudah dicabut, CA-/-, SI -/-
Leher : limfonodi tak teraba, nyeri tekan (-)
Thorak :
Paru :Inspeksi : Simetris, ketinggalan gerak (-)Palpasi : Vokal fremitus Kanan = KiriPerkusi : Sonor diseluruh lapang paruAuskultasi : Suara napas vesikuler, ronkhi (-), wheezing (-)
Jantung :Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak di SIC IV midclavicula sinistraPalpasi : Iktus cordis teraba di SIC V midclavicula sinistraPerkusi : RedupAuskultasi : S1>S2 reguler, bising (-)
Abdomen :
Inspeksi : tidak ada bekas luka, dinding perut lebih tinggi dari dinding dadaAuskultasi : Peristaltik usus (+), normalPalpasi : Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak terabaPerkusi : Timpani
Genitalia : tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas : akral hangat, nadi kuat, udem (-)
Integumentum : tidak ada kelainan
Kesan status internus dalam batas normal
STATUS NEUROLOGI
![Page 12: Presus](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022062513/557212eb497959fc0b91367d/html5/thumbnails/12.jpg)
Lengan Tungkai
Kanan Kiri Kanan Kiri
Gerakan Bebas Bebas Bebas Bebas
Tonus Normal Normal Normal Normal
Trofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi
Edema (-) (-) (-) (-)
Refleks
fisiologis
Biceps (+) Biceps (+) Patella (+) Patella (+)
Triceps (+) Triceps (+) Achilles (+) Achilles (+)
Refleks
patologis
Hoffman (-) Hoffaman (-) Babinski (-) Babinski (-)
Openheim (-) Openheim (-)
Chadok (-) Chadok (-)
Sensibilitas (+) (+) (+) (+)
Tremor Tremor halus
(-)
Tremor halus
(-)
(-) (-)
Kesan status nerologi dalam batas normal
HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM/ PENUNJANG
Hb : 15,7 gr/dL
AL : 7,1 juta/mmk
AE : 5,60 juta/mmk
Hematokrit : 46,7 %
Trombosit : 211 ribu/mmk
Eosinofil/Basofil/batang/ Segmen/Limfosit/Monosit: 0/0/0/78/16/6
Kesan hasil pemeriksaan laboratorium dan penunjang dalam batas normal.
STATUS PSIKIATRI
Tanggal pemeriksaan 8 November 2011
GEJALA INTERPRETASI DESKRIPSI
Kesan umum
Kesadaran : Kualitatif:
Compos Mentis
Sadar penuh tanpa rangsangan apa pun
dapat berkomunikasi
Kuantitatif:
E4V5M6
![Page 13: Presus](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022062513/557212eb497959fc0b91367d/html5/thumbnails/13.jpg)
Orientasi : Orang: Baik Dapat mengenali siapa saja yang
membawanya pada saat ke RSG dan pakai
apa.(yang membawa ke RSG kakak, adik
dengan memakai mobil pinjam tetangga).
Waktu: Baik Dapat membedakan siang dan malam,
pasien tahu hari dan tanggal.
Tempat: Baik Dapat mengetahui os berada (os berada di
RS jiwa Grhasia)
Situasi: Baik Dapat membedakan rame dirumah dengan
di rumah sakit, tetapi pasien bilang lebih
senang dirumah tidak terkekang
Penampilan /
RD
Cukup Os Mandi sekali 2 kali, cukup rapih
Sikap/ tingkah
laku
Kooperatif,
normoaktif
Pada saat di wawancara pasien tampak
kooperatif (dapat diajak bicara), tenang, dan
memperlihatkan sikap dan tingkah laku
seperti pada umumnya orang normal, tidak
banyak bergerak.
Roman muka Sedikit mimik Sedikit ekspresi wajah pada saat bercerita
Afek Menyempit Pada saat diwawancara terkadang pasien
masih dapat menunjukan ekspresi perasaan
walaupun hanya sedikit.
Proses pikir:
Bentuk pikir Non realistik Pada saat diwawancara pasien menjawab
tidak sesuai dengan realita. Pasien memiliki
halusinasi auditorik (mendengar menyuruh
sesuatu seperti memecahkan benda),
halusinasi visual dan taktil (pasien sering
bertemu dengan Tuhan Yesus, Tuhan Yesus
berambut keriting dan sering membelai
bilang sabar)
Isi pikir Waham curiga (+) Pasien mengatakan ada yang ingin
![Page 14: Presus](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022062513/557212eb497959fc0b91367d/html5/thumbnails/14.jpg)
membunuhnya dan anaknya.
Waham bizare:
kendali pikir (+)
Pasien merasa pada saat memecahkan gelas
pasien disuruh seseorang
Waham diancam
(+)
Pasien merasa akan di bunuh oleh adik
iparnya
Ideas of reference Pasien merasa orang lain berprasangka
buruk kepadanya dan sering dibicarakan
Progresi pikir Relevan Jawaban Os sesuai dengan pertanyaan
Kohern Susunan kalimat berurutan dan mudah
dimengerti
Kuantitatif: cukup Pasien ditanya menjawab seperlunya jika
ditanya
Mood dan
interest
Senang Banyak temen dan ada anaknya di bangsal
(os mengakui salah satu temannya di
bangsal adalah anaknya)
Sedih Di RSG os merasa dikurung tidak bebas, os
pengen pulang
Persepsi Halusinasi
auditorik (+)
Pasien sering mendengar menyuruh sesuatu
seperti memecahkan benda
Halusinasi visual
(+)
Pasien sering bertemu Tuhan Yesus, Tuhan
Yesus itu rambutnya keriting
Halusinasi
taktil(+)
Pasien merasa Tuhan Yesus sering
membelai rambutnya dan bilang sabar
Ilusi (-)
Hubungan
jiwa
Mudah Mudah di bina hubungannya dengan
pemeriksa dan os mau bersosialisasi dengan
orang baru
Perhatian Mudah ditarik
mudah dicantum
MD: memperhatikan pertanyaan
MC: jawaban mudah dimengerti
Memori Jangka panjang:
baik
Pasien ingat ke RSG diantar siapa (pasien
diantar dengan kakak dan adiknya memakai
mobil pinjem tetangga). Pasien ingat nama
![Page 15: Presus](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022062513/557212eb497959fc0b91367d/html5/thumbnails/15.jpg)
ibu. Pasien ingat nama adik dan kakaknya.
Jangka pendek:
baik
Pasien ingat apa yang dimakan pada saat
sarapan.
Pengendalian
impuls
Kurang baik Apabila telat minum obat gejala muncul
dan keinginan tidak dipenuhi pasien tidak
dapat menahan emosi.
Pemikiran
abstrak
Baik Mengerti persamaan dan perbedaan apel
sama jeruk, jeruk sama bakso.
Insight Jelek Os tidak sadar sakit jiwa
IQ Cukup Os kadang dapat menjawab dengan benar
pekalian dan penambahan, tetapi terkadang
jawab salah.
RANGKUMAN DATA YANG DI DAPAT PADA PENDERITA
Tanda-tanda:
Kesadaran : Compos Mentis
Roman muka : sedikit mimik
Afek : menyempit
Gejala:
Bentuk pikir : non realistik
Isi pikir : waham curiga, waham bizare (kendali pikir), ideas of
reference
Progresi pikir : koheren, relevan dan cukup
Persepsi : halusinasi : auditorik, visual, dan taktil
Pengendalian impuls : kurang baik
Insight : jelek
IV. KUMPULAN GEJALA
Sindrom Skizofrenia:
Waham bizzare (kendali pikir)
Waham diancam
Halusinasi auditorik
![Page 16: Presus](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022062513/557212eb497959fc0b91367d/html5/thumbnails/16.jpg)
Halusinasi visual
Halusinasi taktil
Sindrom paranoid:
Waham curiga
Waham bizzare (kendali pikir)
Halusinasi auditorik
Halusinasi visual
Halusinasi taktil
Idea of reference
V. DIFERENTIAL DIAGNOSIS
F.20.0 (Skizofrenia Paranoid)
F.22.0 (Gangguan Waham Menetap)
F.22.8 (Gangguan Waham Menetap Lainnya)
VI. PEMBAHASAN
Pedoman Diagnostik Skizofrenia:
PEDOMAN DIAGNOSTIK GEJALA PADA PASIEN
KRITERIA
KRITERIA MAYOR
1. Harus ada sedikitnya satu gejala yang amat jelas :a. Thought echo, thougt insertion or withdrawal, thought broadcasting.
Waham (-) Tidak memenuhi
b. Delution of control, delution of influence, passivity, delution of perception
Waham kendali pikir (+)
Memenuhi
c. Halusinasi auditorik, suara yang berkomentar terus- menerus terhadap prilaku pasien diantara mereka sendiri, jenis suara halusinasi lain berasal dari salah satu bagian tubuh
Riwayat halusinasi auditorik (+)
Memenuhi
d. Waham- waham menetap lainnya yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar atau mustahil
Waham magic mistik (-)
Tidak memenuhi
2. Atau paling sedikit dua dari gejala dibawah ini harus ada secara jelas:a. Halusinasi menetap dari panca indera saja apabila disertai waham yang mengembang maupun setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan yang menetap apabila setiap hari selama
Halusinasi visual (+), halusinasi auditorik (+), halusinasi taktil (+)
Memenuhi
![Page 17: Presus](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022062513/557212eb497959fc0b91367d/html5/thumbnails/17.jpg)
berbulan-bulan secara terus menerusb. Arus pikiran yang terputus atau mengalami sisipan yang bersifat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme
Neologisme (-) Tidak memenuhi
c. Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah, posisi tubuh tertentu atau fleksibilitas serea, negativisme, mutisme dan stupor
Autisme (-) Tidak memenuhi
d. Gejala-gejala negatif, seperti sikap yang sangat apatis, bicara yang jarang serta respon emosional yang menumpul atau yang tidak wajar biasanya mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial tetapi harus jelas hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau neuroleptik.
Sering marah-marah apabila keinginannya tidak terpenuhi (+)
Memenuhi
KRITERIA MINOR
Suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa aspek perilaku perorangan, bermanifestasi sebagai hilangnya minat, tak bertujuan, sikap berdiam diri (self absorbed attitude) dan penarikan secara sosial
Ada sikap berdiam diri dan penarikan sosial (+)
Memenuhi
WAKTU
Adanya gejala-gejala tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase non psikotik prodromal)
Gejala tersebut sudah berlangsung lebih dari 1 bulan
Memenuhi
KESAN: Pasien memenuhi kriteria diagnosis F.20.-
F.20.0 (Skizofrenia Paranoid)
NO. KRITERIA DIAGNOSIS KRITERIA PADA PASIEN
1. Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia Memenuhi 2. Sebagai tambahan:
a. Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi audiotorik tanpa bentuk verbal.
Memenuhi
b. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau lain-lain perasaan tubuh, halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol
Memenuhi
c. Waham dapat berupa waham dikendalikan (delution of control), dipengaruhi (delution of influence) , atau “passivity” (delution of passivity),
Memenuhi
![Page 18: Presus](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022062513/557212eb497959fc0b91367d/html5/thumbnails/18.jpg)
dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling khas.
3. Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata / tidak menonjol.
Memenuhi
KESAN: Pasien mememenuhi kriteria diagnosis F. 20.0
F.22.0 (Gangguan Waham Menetap)
NO KRITERIA DIAGNOSIS KRITERIA PADA PASIEN
1. Waham merupakan satu-satunya ciri khas klinis sudah ada lebih dari 3 bulan lamanya, dan bersifat khas pribadi dan bukan budaya setempat.
Memenuhi
2. Tidak boleh ada bukti tentang adanya penyakit otak. Tidak memenuhi3. Tidak boleh ada halusinasi audiotorik / hanya
bersifat sementaraTidak memenuhi
4. Tidak ada riwayat gejala-gejala skizofrenia (waham dikendalikan, siar pikir, penumpulan afek)
Tidak memenuhi
KESAN: Pasien tidak mememenuhi kriteria diagnosis F. 22.0
F.22.8 (Gangguan Waham Menetap Lainnya)
NO KRITERIA DIAGNOSIS KRITERIA PADA PASIEN
1. Kategori sisa untuk gangguan-gangguan waham menetap yang tidak memenuhi kriteria untuk Gangguan Waham (F.22.0)
Tidak memenuhi
2. Gangguan waham yang berlangsung kurang dari 3 bulan lamanya, tidak memenuhi kriteria skizofrenia, harus dimasukkan dalam kode F23, (gangguan psikotik akut dan sementara), walaupun untuk sementara
Tidak memenuhi
KESAN: Pasien tidak mememenuhi kriteria diagnosis F. 22.8
VII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Axis I : Skizofrenia Paranoid (F.20.0)
Axis II : skizoid
Axis III : tidak ada diagnosis
Axis IV : masalah dengan adiknya
Axis V : GAF scale 60-51
VIII. PERMASALAHAN
![Page 19: Presus](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022062513/557212eb497959fc0b91367d/html5/thumbnails/19.jpg)
Pasien dengan waham bizzare (kendali pikir), waham curiga, waham
diancam, halusinasi auditorik, halusinasi taktil, halusinasi visual, sedikit
mimik, afek menyempit, non realistik.
Pasein jarang kontrol dan jarang minum obat.
Pasien merasa adik dan iparnya ingin membunuh.
IX. RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan psikologi
Tes IQ dan kepribadian untuk mengetahui status psikologis sebagai pendukung
terapi psikososial pasien.
Pemeriksaan penunjang lainnya
Pemeriksaan penunjang lainnya belum diperlukan, terkecuali ada keluhan yang
menetap dari pasien seperti pasien sering mengeluhkan nyeri kepala bisa
dilakukan EEG atau CT-Scan.
X. RENCANA TERAPI/ PENATALAKSANAAN
1. Terapi organobiologik
a. Psikofarmaka
Chlorpromazin 1 x 25 mg (0 – 0 – 1/2)
Merupakan antipsikotik yang memiliki efek sedasi yang tinggi
sehingga pemberian ini ditujukan untuk menjaga kualitas tidur
Os dengan memberi ketenangan pada Os, diberikan pada malam
hari.
Haloperidol 2 x 1,5 mg (1 – 0 - 1)
Merupakan obat anti psikotik dan anti mania yang memiliki efek
sedasi rendah. Biasanya obat ini dikombinasi dengan
Chlorpromazine untuk memperkuat efek anti sedasinya.
Sedangkan obat ini bersifat long acting.
Dosis pagi dan malam dapat berbeda untuk mengurangi dampak
dari efek samping (dosis pagi kecil,dosis malam besar) sehingga
tidak begitu menggangu kualitas hidup pasien. Dimulai dengan
dosis awal sesuai dengan dosis anjuran , dinaikan setiap 2-3 hari
sampai mencapai dosis efektif (mulai timbul peredaran sindrom
psikosis), dievaluasi setiap 2 minggu dan bila perlu dianikkan
![Page 20: Presus](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022062513/557212eb497959fc0b91367d/html5/thumbnails/20.jpg)
sampai mencapai dosis minimal dan dipertahankan sekitar 8-12
minggu (stabilisasi). Setela itiu diturunkan setiap 2 minggu dosis
maintenance dipertahankan 6 bulan sampai 2 tahun (diselingi
drug holiday 1-2 hari/minggu). Tappering off (dosis diturunkan
tiap 2-4 minggu) lalu di stop.
Trihexyphenidyl (THP) 2 mg (1 – 0 – 1 )
Merupakan antidotum untuk efek samping dari penggunaan
haloperidol berupa gejala ekstrapiramidal seperti tremor, sindrom
parkinson, dll. Digunakan sesuai kebutuhan dengan pemberian
haloperidol. Dosis untuk pagi dan malam hari.
Usulan terapi : bila pada pasien ini efek samping ekstrapiramidal
sindromnya tidak tampak sebaiknya pemberian trihexyphenidyl
dihentikan secara bertahap karena dapat mengurangi efek dari
obat anti psikotiknya, jadi obat ini diberikan kalau perlu saja.
b. Terapi fisik
Pada pasien ini tidak dilakukan terapi fisik.
2. Psikoedukatif/psikoterapi
Membimbing pasien untuk menceritakan permasalahan sehingga membuat
pasien merasa tenang dan nyaman untuk menceritakan. Sehingga kita
sebagai terapis dapat memberikan arahan dalam mengatasi dan antisipasi
pasien dari faktor-faktor pencetus.
Meningatkan pasien untuk rutin minum obat teratur sesuai dengan dosis
yang diberikan
Memotivasi pasien akan kesembuhan bila disiplin minum obat dan kontrol
Edukasi pasien bahwa lidah dan mulut kaku yang dirasakan pasien saat
minum obat adalah efek samping dari haloperidol, CPZ yang sudah
dinetralisir dengan THP. Dengan pemeberian THP akan menurunkan efek
samping.
Pasien dilatih untuk bekerja mandiri dan merawat dirinya sendiri.
Pasien tetap diingatkan dan dibantu untuk menjalankan perintah agama
yang dianutnya (membantu pasien membuat dirinya lebih tenang, aman dan
nyaman hati serta batin).
3. Terapi sosiokultural
Rehabilitatif
![Page 21: Presus](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022062513/557212eb497959fc0b91367d/html5/thumbnails/21.jpg)
Mengajarkan dan mengarahkan pasien dalam segi mekanik untuk
mendukung pekerjaan pasien sehari-hari.
Spiritual
Pasien diarahkan dan dibimbing untuk mendekatkan diri dalam
menjalankan perintah agama yang dianutnya.
Edukasi dan modifikasi keluarga
Keluarga berperan aktif untuk melakukan pendekatan personal pada pasien
sehingga membuat pasien merasa nyaman untuk menyampaikan perasaan
hatinya. Keluarga dan lingkungan sekitar diharapkan mampu membantu
dan mendukung proses penyembuhan pasien dan tetangga-tetangga
dilingungan sekitar mengikut sertakan pasien dalam kegiatan rutin warga
kampung (untuk mengatasi rasa rendah diri pasien sebagai pasien gangguan
jiwa). Keluarga pasien di informasikan dan diajarkan cara merawat,
memperlakukan pasien dengan benar karena pasien gangguan jiwa
memerlukan perhatian khusus. Keluarga dianjurkan untuk mengawasi
pasien saat minum obat dan memastikan pasien meminum obat dengan
rutin di rumah (untuk mengatasi ketidakdisiplinan minum obat Keluarga
juga dianjurkan untuk menghargai pasien seperti orang sehat, memberikan
pasien kesibukan agar pasien tidak melamun dan keluarga diharapkan dapat
membesarkan hati pasien serta tetap berusaha untuk terus berkomunikasi
dan memberikan perhatian yang lebih terhadap pasien.
XI. PROGNOSIS
Indikator Pada
Pasien
Prognosis
![Page 22: Presus](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022062513/557212eb497959fc0b91367d/html5/thumbnails/22.jpg)
FA
KT
OR
PR
EM
OR
BID
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Mudah Bergaul
Ada
Demokratis
Tidak ada
Ada
Ekonomi kurang
Ada
Janda cerai
Buruk
jelek
Jelek
Baik
Baik
Baik
jelek
baik
jelek
jelek
FA
KT
OR
MO
RB
ID
10.
11.
12.
13.
obat
14.
15.
gejala
16.
Remaja
Akut berulang
Baik
Jelek
Baik
Ya
Meningkat
jelek
baik
Baik
jelek
Baik
Jelek
Jelek
Kesimpulan prognosis: Dubia ad bonam