preskas gina-dr linda spp bismillah
DESCRIPTION
its about tuberculosis and hemoptisis in Indonesian languageTRANSCRIPT
PRESENTASI KASUSTB PARU BTA (+)KASUS KAMBUH DENGAN HEMOPTISIS
Disusun oleh : Gina Aghnia Huda
Kepaniteraan Klinik ParuFakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah
JakartaRumah Sakit Umum Pusat FatmawatiPeriode 26 Maret 2012 – 8 April 2012
Pembimbing : Dr. Linda Nurdewati,
Sp.P
Waktu Pengambilan DataPasien masuk IGD tanggal : 22 Maret 2012Pasien masuk instalasi rawat inap:22 Maret 2012Pengambilan data pasien : 26-31 Maret
2012
Identitas Pasien
No. Rekam Medik : 001135263 Nama : Tn. M Jenis kelamin : Laki-laki Usia : 52 tahun Agama : Islam Alamat : Bedahan sawangan
Depok Pendidikan terakhir : Tamat SD Status pernikahan : Menikah Pekerjaan : Kuli Bangunan Suku : Betawi Bangsa : Indonesia
Anamnesis
Keluhan utama :
Batuk darah sejak 2 minggu SMRS
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang dengan keluhan batuk darah sejak 2 minggu SMRS. Darah dikeluarkan dengan cara dibatukkan, berwarna merah kehitaman, kental, jumlahnya ± 250 cc dan tidak disertai buih. Darah disertai dahak berwarna putih, kental dan tidak berbau. Batuk dirasakan terus menerus dan kadang-kadang hilang timbul.
27/3/12
Pasien juga mengeluh sesak napas. Sesak dirasakan hilang timbul terutama saat aktivitas dan menghilang saat istirahat. Sesak tidak disertai bunyi ngik-ngik. Selain itu, pasien mengeluhkan adanya nyeri dada saat batuk di kedua dada.
Demam (+) hilang timbul, keringat di malam hari (+), nafsu makan menurun (+), berat badan menurun (+), mual (-), muntah (-), riwayat trauma dada (-). Sakit kepala dan tengkuk dirasakan pasien saat batuk. Sekitar 1 tahun yang lalu, pasien didiagnosis TB paru dan diberikan obat OAT oleh Puskesmas selama 6 bulan. Pasien dinyatakan sembuh.
Riwayat Penyakit DahuluPasien pernah mengalami batuk berdarah seperti ini 1 tahun yang lalu. Pasien tidak memiliki riwayat diabetes mellitus, asma, hipertensi, dan penyakit jantung.
Riwayat penyakit keluarga :Di keluarga pasien tidak ada yang menderita asma, TB , Hipertensi, diabetes melitus dan keganasan.
Riwayat sosial :Pasien merokok selama 30 tahun ± 1,5 bungkus perhari tapi sudah 1,5 tahun ini pasien berhenti merokok.
PEMERIKSAAN FISIK
Status generalisKeadaan umum: Tampak Sakit sedangKesadaran : Compos mentisTanda vitalTekanan darah : 130/80 mmHgFrekuensi nadi : 84 x / menitFrekuensi napas: 20 x / menitSuhu : 36,5º CTinggi badan : 165 cmBerat Badan : 50 kgBMI : 17,2 kg/m2
Kepala : Normochepali, rambut tersebar merata, tidak mudah dicabut.
Mata : Konjungtiva anemis +/+, sclera ikterik -/-
Hidung : Deformitas (-)
Leher : JVP 5-2 cmH2O , KGB tidak teraba membesar.
Paru depan Paru belakang
Inspeksi Simetris saat statis dan dinamis
Simetris saat statis dan dinamis
Palpasi Vocal fremitus kiri dan kanan simetris
Vocal fremitus kiri dan kanan simetris
Perkusi sonor di kedua lapang paru
sonor di kedua lapang paru
Auskultasi suara napas vesikuler +/+, rhonki +/+, wheezing -/-
suara napas vesikuler+/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS V 1 jari medial midclavicula line sinistra
Perkusi : Batas pinggang jantung :
ICS III Parasternal sinistra Batas jantung kanan: : ICS
IV parasternal dextra Batas jantung-kiri : ICS V 1
jari medial mid clavicula line sinistra
Auskultasi : BJ S1 & S2 regular, murmur (-), gallop (-)
• Abdomen
Inspeksi: Tampak datar, supelPalpasi : Nyeri tekan (-),
hepatosplenomegali (-)Perkusi: Timpani, shifting
dullness (-)Auskultasi: Bising usus (+) N
• EkstremitasAtas: akral hangat +/+,
clubbing finger -/-, edema -/-
Bawah: akral hangat +/+, clubbing finger -/-, edema -/-
Pemeriksaanc 22-3-2012 Nilai normal
Hematologi
Hb (gr/dL) 13,4 g/dl 13,2 – 17,3
Ht (%) 42% 33 – 45
Leukosit (ribu/uL) 10.6 5.0 – 10.000
Trombosit (ribu/uL) 400 150 - 450.000
Eritrosit (juta/uL) 4,71 4,4 – 5,9
VER 87,8 80 – 100
HER 28,5 26 – 34
KHER 31.8 32 – 36
RDW 13.9 11.5-24.5
Fungsi Hati
SGOT (U/l) 30 0 – 34
SGPT (U/l) 29 0 – 40
Fungsi Ginjal
Ureum darah (mg/dL) 30 20 – 40
Creatinin (mg/dL) 0.7 0,6 – 1,4
Pemeriksaan 22-3-2012 Nilai normal
GDS (mg/dL) 115 70 – 140
Analisi Gas darah
pH 7,395 7.37-7.44
pCO2 31,6 35-45
pO2 136,9 83-108
HCO3 18,3 21-28
O2 saturasi 98,8 95-99.1
BE - 4,8 -2.5-2.5
Total CO2 19,9 19-24
Elektrolit darah
Natrium 140 135-147
Kalium 4.6 3.10-5.10
Klorida 97 95-108
Pmeriksaan Sputum Hasil
Sewaktu
Pagi +2
Sewaktu +1
Pemeriksaan 22-3-2012 Nilai normal
Hemostasis
APTT (detik) 37,9 27,4-39,3
Kontrol APTT (detik) 34,5 -
PT (detik) 34,1 11,3-14,7
Kontrol PT (detik) 13,4 -
INR 1,07 -
Kesan : leukositosis, asidosis metabolik terompensasi
Interpetasi : foto tidak simetrisJaringan lunak dan tulang baikTidak terdapat destruksi ataupun fraktur tulang costaeTrakea tertarik ke paru kiriSudut costophrenicus kanan kiri lancip Tampak gambaran fibroinfiltrate di lapang atas paru kiriAorta sulit dinilai, Corakan bronkovaskuler meningkat, CTR < 50% Kesan: Jantung normal
Paru: TB paru, atelektasis
Pemeriksaan rontgent thorax Postero Anterior tanggal 22 Maret 2012 pukul 22.51
Pemeriksaan radiologi
Resume
Pria, 52 tahun datang dengan keluhan batuk darah 2 minggu yang lalu. Darah disertai dahak. Batuk yang diderita pasien terus menerus dan kadang hilang timbul. Terdapat nyeri dada pada saat batuk. Terdapat riwayat penyakit TB 1 tahun yang lalu. Tidak ada riwayat trauma pada dada. Demam (+) hilang timbul, keringat di malam hari (+), nafsu makan menurun (+), berat badan menurun (+).
Dari hasil pemeriksaan status lokalis paru didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang dengan kesadaran komposmentis. Tekanan darah 130/80mmHg, frekuensi nadi 96x/menit, frekuensi nafas 20x/menit dan suhu 36,5 C. Pada pemeriksaan fisik dada didapatkan pergerakan dada simetris, vokal fremitus simetris, perkusi sonor pada kedua lapang paru, dan bunyi nafas vesikuler kedua lapang paru serta terdapat rhonki namun tidak terdapat wheezing.
Pada pemeriksaan foto rontgen didapatkan gambaran fibroinfiltrat pada lapang paru atas yang menarik trakea dan jantung ke kiri. Sudut costophrenicus kanan kiri lancip. Corakan bronkovaskuler meningkat, CTR < 50%
Diagnosis klinis
Diagnosis KerjaTB paru BTA (+) Kasus Kambuh
Diagnosis BandingTumor paruAbses paruBronkiektasisPneumonia
Pemeriksaan Anjuran•BTA kultur uji resistensi• Kultur Mo •Bronkoskopi•Darah rutin lengkap•CT Scan
Penatalaksanaan
Non medikamentosa -Pimpin batuk - Berhenti merokok, -Memperbaiki status gizi -Edukasi pendekatan keluarga penularan TB & skrining keluarga
pasien -Bed rest
Medikamentosa IVFD RL /24 jam. 4 FDC 3 tablet/hr Levofloxacin drip 500 mg Abroxol syr 3x30mg Vit K 3x10mg IV Asam Traneksamat 3x250mg IV Ranitidin 2x50 mg IV
Prognosis Ad vitam : Dubia ad
bonam Ad fungtionam : Dubia ad
bonam Ad sanationam : Dubia ad
bonam
Analisis obat4 KDT
Kasus Kambuhkategori 2 BB pasien= 50kg
Berat Badan
Tahap Intensiftiap hari
RHZE (150/75/400/275) + S
Tahap Lanjutan3 kali seminggu
RH (150/50) + E (400)
Selama 56 hari Selama 28 hari Selama 20 minggu
30 - 37 kg 2 tablet 4KDT + 500 mg Streptomycin Inj.
2 tablet 2KDT 2 tablet 2KDT+ 2 tab Ethambutol
38 - 54 kg 3 tablet 4KDT+ 750 mg Streptomycin Inj.
3 tablet 2KDT 3 tablet 2KDT+ 3 tab Ethambutol
55 - 70 kg 4 tablet 4KDT+ 1000 mg Streptomycin Inj.
4 tablet 2KDT 4 tablet 2KDT+ 4 tab Ethambutol
≥ 71 kg 5 tablet 4KDT+ 1000 mg Streptomycin Inj.
5 tablet 2KDT 5 tablet 2KDT+ 5 tab Ethambutol
Analisis obat
Ambroxol: Mukolitikmengencerkan sekret saluran napas dengan cara memecah benang-benag mukoprotein dan mukopolisakarida dari sputum
Vit K:meningkatkan biosintesis faktor pembekuan
asam traneksamat : menghambat plasmin Ranitidin : menghambat reseptor H2 secara
selektif dan reversibelmengurangi sekresi asam lambung
S: batuk berdarah
sbnyk 200cc
O CM/TSS
TD 120/80 mmHgHR 84x/mntRR 20x/mnt
T 37 º C• Mata: konjungtiva anemis +/+ , sklera ikterik -/-• Leher: KGB tdk membesar, JVP 5-2 cmH2O• Cor: BJ I II reguler, murmur (-), gallops(-)• Pulmo: I: simetris, statis&dinamis
P: vocal fremitus simetrisP: sonor pada semua lapang paruA: suara napas vesikuler
+/+,rhonki +/+ basah halus wheezing -/-• Abdomen: supel, NT (-), Bu (+) normal, hati limpa tdk teraba besar• ekstremitas: akral hangat, edema -/-, CRT < 2 dtk
A : susp. TB
paru kasus kambuh dengan hemoptisis
P:Levofloxacin
drip 500 mg Abroxol syr
3x30mg Vit K 3x10mg IV Asam
Traneksamat 3x250mg IV
Ranitidin 2x50 mg IV
26/3/12
S: batuk disertai serat-serat darah
O CM/TSS
TD 110/80 mmHgHR 80x/mntRR 16x/mnt
T 37 º C• Mata: konjungtiva anemis +/+ , sklera ikterik -/-• Leher: KGB tdk membesar, JVP 5-2 cmH2O• Cor: BJ I II reguler, murmur (-), gallops(-)• Pulmo: I: simetris, statis&dinamis
P: vocal fremitus simetrisP: sonor pada semua lapang paruA: suara napas vesikuler +/+
rhonki -/- wheezing -/-• Abdomen: supel, NT (-), Bu (+) normal, hati limpa tdk teraba besar• ekstremitas: akral hangat, edema -/-, CRT < 2 dtk
A : susp. TB
paru kasus kambuh dengan hemoptoe
P:Levofloxacin
drip 500 mg Abroxol syr
3x30mg Vit K 3x10mg IV Asam
Traneksamat 3x250mg IV
Ranitidin 2x50 mg IV
27/3/1207.00
Hasil BTA : +
S: batuk disertai serat-serat darah
O CM/TSS
TD 110/80 mmHgHR 84x/mntRR 16x/mnt
T 37 º C• Mata: konjungtiva anemis +/+ , sklera ikterik -/-• Leher: KGB tdk membesar, JVP 5-2 cmH2O• Cor: BJ I II reguler, murmur (-), gallops(-)• Pulmo: I: simetris, statis&dinamis
P: vocal fremitus simetrisP: sonor pada semua lapang paruA: suara napas vesikuler +/+,
rhonki -/- basah halus wheezing -/-• Abdomen: supel, NT (-), Bu (+) normal, hati limpa tdk teraba besar• ekstremitas: akral hangat, edema -/-, CRT < 2 dtk
A : TB paru BTA
(-) kasus kambuh dengan hemoptisis
Susp MDR TB
P:4 FDC 3 tablet/hr
Levofloxacin drip 500 mg
Abroxol syr 3x30mg
Vit K 3x10mg IV Asam Traneksamat
3x250mg IV Ranitidin 2x50 mg
IV
28/3/12
S: batuk disertai serat-serat darah
O CM/TSS
TD 110/70 mmHgHR 96x/mntRR 16x/mnt
T 37 º C• Mata: konjungtiva anemis -/- , sklera ikterik -/-• Leher: KGB tdk membesar, JVP 5-2 cmH2O• Cor: BJ I II reguler, murmur (-), gallops(-)• Pulmo: I: simetris, statis&dinamis
P: vocal fremitus simetrisP: sonor pada semua lapang paruA: suara napas vesikuler melemah
di hemithorax sinistra, rhonki -/- basah halus wheezing -/-• Abdomen: supel, NT (-), Bu (+) normal, hati limpa tdk teraba besar• ekstremitas: akral hangat, edema -/-, CRT < 2 dtk
A : TB paru BTA
(-) kasus kambuh dengan hemoptisis
Susp MDR TBP:4 FDC 3
tablet/hrLevofloxacin drip
500 mg Abroxol syr
3x30mg Vit K 3x10mg IV Asam
Traneksamat 3x250mg IV
Ranitidin 2x50 mg IV
29/3/12
TUBERKULOSIS
Definisi & Epidemiologi
Tuberculosis paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis
Indonesia : urutan ke 3 di dunia untuk jumlah kasus TB setelah India dan Cina, Pembunuh nomor satu setelah peny menular & penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan penyakit pernapasan akut
jumlah terbesar kematian akibat TB terdapat di Asia Tenggara yaitu 625.000 orang atau angka mortaliti sebesar 39 orang per 100.000 penduduk
EtiologiMycobacterium tuberculosis
berbentuk batang lurus, tidak berspora, tidak berkapsul
Basil Tahan Asam (BTA) dinding kuman : asam lemak (lipid), peptidoglikan dan arabinomannan Dormant Aerob
PENYEBARAN DALAM TUBUH PENJAMUPENYEBARAN DALAM TUBUH PENJAMU
Gejala Klinis
Batuk lebih 2 minggu
Batuk dengan dahak
Batuk darah Sesak nafas Nyeri dada
Demam Malaise Keringat malam Anoreksia Berat badan
menurun
Gejala Lokal Gejala sistemik
ALUR DIAGNOSIS TB
PANDUAN OAT DAN PERUNTUKKANNYA
Kategori-1 (2HRZE/ 4H3R3) Paduan OAT ini diberikan untuk pasien baru: • Pasien baru TB paru BTA positif. • Pasien TB paru BTA negatif foto toraks positif • Pasien TB ekstra paru
b. Kategori -2 (2HRZES/ HRZE/ 5H3R3E3)
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang telah diobati sebelumnya: • Pasien kambuh • Pasien gagal • Pasien dengan pengobatan setelah putus berobat (default)
EFEK SAMPING OAT
NAMA OBAT EFEK SAMPING
Rifampisin Sindrom flu : demam, malariaMuntah, mual, diareKulit gatal dan merahSGOT/ SGPT meningkat (gangguan fungsi hati)
INH Nyeri syarafHepatitis (radang hati)Lergi, demam, ruam kulit
Pyrazinamide Muntah, mual, diareKulit merah dan gatalKadar asam urat meningkatGangguan fungsi hati
Streptomycin Alergi, demam, ruam kulitKerusakan vestibuler, vertigo (pusing)Kerusakan pendengaran (tuli)
Ethambutol Gangguan syaraf mata
Hemoptisis
DefinisiHemoptisis adalah ekspektorasi darah atau dahak yangberdarah, berasal dari saluran nafas di bawah pita suara
Etiologi TB , Bronkiektasis, Abses paru, Pneumonia, Bronkitis, Neoplasma, trauma dada, mitral stenosis, ) trombo emboli paru ± infark paru
Patogenesis
1. Radang mukosa. Pada trakeobronkitis akut atau kronis, mukosa yang kaya pembuluh darah menjadi rapuh, sehingga trauma yang ringan sekalipun sudah cukup untuk menimbulkan batuk darah.
2. Infark paru. Biasanya disebabkan oleh emboli paru atau invasi mikroorganisme pada pembuluh darah, seperti infeksi coccus, virus, dan infeksi oleh jamur.
3. Pecahnya pembuluh darah vena atau kapiler Distensi pembuluh darah akibat kenaikan tekanan darah intraluminar seperti pada dekompensasi cordis kiri akut dan mitralstenosis.
5. Perdarahan kavitas tuberkulosa. Pecahnya pembuluh darah dinding kavitas tuberkulosis yang dikenal dengan aneurisma Rasmussen
6. Perdarahan pada bronkiektasis disebabkan pemekaran pembuluh darah cabang bronkial
7. Invasi tumor ganas8. Cedera dada. Akibat benturan dinding
dada, maka jaringan paru akan mengalami transudasi ke dalam alveoli dan keadaan ini akan memacu terjadinya batuk darah
Kriteria batuk darah masif
Apabila pasien mengalami batuk darah lebih dari 600 cc / 24 jam dan dalam pengamatannya perdarahan tidak berhenti.
Apabila pasien mengalami batuk darah kurang dari 600 cc /24 jam dan tetapi lebih dari 250 cc / 24 jam jam dengan kadar Hb kurang dari 10 g%, sedangkan batuk darahnya masihterus berlangsung.
Apabila pasien mengalami batuk darah kurang dari 600 cc /24 jam dan tetapi lebih dari 250 cc / 24 jam dengan kadar Hb kurang dari 10 g%, tetapi selama pengamatan 48 jam yangdisertai dengan perawatan konservatif batuk darah tersebuttidak berhenti.
Diagnosis
Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan penunjang :- Foto rontgen thorax PA dan lateral- Pemeriksaan dahak baik secara
bakteriologi maupun sitologi- Pemeriksaan bronkografi
indikasi bronkoskopi pada batuk darah Bila radiologik tidak didapatkan kelainan Batuk darah yang berulang Batuk darah masif : sebagai tindakan
terapeutik
Penatalaksanaan
Tujuan pokok terapi ialah:1. Mencegah asfiksia2. Menghentikan perdarahan3. Mengobati penyebab utama perdarahan
Pemantauan menunjang fungsi vital Pemantauan dan tatalaksana hipotensi, anemia
dankolaps kardiovaskuler Pemberian oksigen, cairan plasma expander dan
darahdipertimbangkan sejak awal Pasien dibimbing untuk batuk yang benarMencegah obstruksi saluran napas Kepala pasien diarahkan ke bawah untuk
cegahaspirasi Kadang memerlukan pengisapan darah, intubasi
ataubahkan bronkoskopi
Menghentikan perdarahan Pemasangan kateter balon oklusi
forgarty untuktamponade perdarahan Teknik lain dengan embolisasi arteri
bronkialis danpembedahan
Komplikasi
1. Terjadinya asfiksia oleh karena terdapatnya bekuan darah dalam saluran pernapasan.
2. Jumlah darah yang dikeluarkan selama terjadinya hemoptosis dapat menimbulkan renjatan hipovolemik.
3. Aspirasi, yaitu keadaan masuknya bekuan darah maupun sisa makanan ke dalam jaringan paru yang sehat bersama inspirasi.
Daftar pustaka
Arief, N. Hemoptisis dalam pulmonologi klinik. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 1992. Hal. 179-183.
Amin, Z., Bahar, A. Tuberkulosis paru dalam buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II. Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2007. Hal. 988-993.
Rahmatullah, P. Bronkiektasis dalam buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II. Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2007. Hal. 1035-1038.
Mason, R.J. et.al (editor). Murray and Nadel's textbook of respiratory medicine. 4th ed. Philadelphia: Elsevier. 2005. Chapter 39.
Mansjoer, A. et.al (editor). Kapita selekta kedokteran Jilid 1. Edisi III. Jakarta: Media Aesculapius. 2007. Hal. 482-484.
Mansjoer, A. et.al (editor). Kapita selekta kedokteran Jilid 1. Edisi III. Jakarta: Media Aesculapius. 2007. Hal. 485-487.
Rasad, S., Kartoleksono, S., Ekayuda, I (editor). Radiologi diagnostik. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2009. Hal. 109.
Kumar, V., Cotran, R.S., Robbins, S.L. Buku ajar patologi (alih bahasa: Brahm Upendid). Ed.7. Jakarta: EGC. 2007. Hal. 544-551