gina - variasi intrapopulasi

34
VARIASI INTRA POPULASI Oleh : Nama : Gina Amalia NIM : B1J013004 Rombongan : VII Kelompok : 5 Asisten : Ichsan Dwiputra Sofiadin LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN I

Upload: ginaamalia

Post on 31-Jan-2016

321 views

Category:

Documents


49 download

DESCRIPTION

SISTEMATIKA HEWAN

TRANSCRIPT

Page 1: GINA - VARIASI INTRAPOPULASI

VARIASI INTRA POPULASI

Oleh :

Nama : Gina AmaliaNIM : B1J013004Rombongan: VIIKelompok : 5Asisten : Ichsan Dwiputra Sofiadin

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN I

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO

2015

Page 2: GINA - VARIASI INTRAPOPULASI

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Populasi merupakan sekumpulan individu sejenis yang berinteraksi pada

tempat dan waktu yang sama. Berbagai populasi dari spesies yang berbeda dan hidup

bersama disebut komunitas. Satu kelompok yang memiliki ciri khas tertentu dan

terdiri dari beberapa komunitas yang berbeda dikenal dengan ekosistem.

Bertambahnya anggota populasi menyebabkan kepadatan populasi bertambah

sehingga antar individu harus bersaing untuk mencukupi kebutuhan hidup masing-

masing (Nurhamiyawan et al., 2013).

Populasi dari kebanyakan hewan terdiri atas beberapa phena

yang berbeda, sebagai hasil beberapa proses seperti variasi umur,

variasi seksual, variasi musiman, polymorfisme dan sebagainya.

Kegagalan mengenai variasi ini akan berakibat pada kesalahan

dalam penentuan suatu spesies dan kategori tertentu. Oleh karena

itu, pemahaman mengenai variasi yang terjadi pada populasi

hewan sangat penting dalam taksonomi (Inger and Iskandar, 2005).

Variasi intra populasi yaitu perbedaan-perbedaan yang

terdapat pada hewan-hewan dalam suatu populasi. Variasi di alam

dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor genetik dan faktor

non genetik. Faktor genetik yaitu faktor yang mempengaruhi

variasi spesies dikarenakan oleh peristiwa pewarisan sifat dari

tetua ke keturunannya, yaitu melalui faktor pembawa keturunan

(DNA). Faktor non genetik yaitu faktor yang mempengaruhi variasi

spesies dalam populasi dikarenakan faktor selain genetik, yaitu

seperti dikarenakan variasi umur, variasi musiman pada suatu

individu, variasi social dan variasi habitat (Inger and Iskandar,

2005).

B. Tujuan

Tujuan praktikum acara variasi intra populasi, yaitu:

Page 3: GINA - VARIASI INTRAPOPULASI

1. Mahasiswa dapat mengenali berbagai variasi (umur, seksual,

musiman, polimorfisme dan sebagainya) pada suatu populasi

hewan.

2. Mahasiswa dapat menentukan spesies hewan berdasarkan

berbagai variasi yang terdapat pada suatu populasi.

3. Mahasiswa dapat menggunakan software aplikasi komputer

dalam penelitian tentang variasi intra dan inter populasi.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Variasi intra populasi ialah keanekaragam baik bersifat

morfologi maupun genetik yang dimiliki oleh suatu spesies dalam

suatu populasi. Variasi inter populasi adalah keanekaragaman

antar populasi. Variasi terjadi karena dua faktor, yaitu faktor

genetik dan non genetik (Tenzer, 2003).

Variasi genetik adalah variasi yang disebabkan oleh mutasi,

aliran gen dan rekombinasi. Variasi ini diwariskan karena terjadi

perubahan struktur dan komposisi kimia di dalam gen. Variasi ini

sering menyebabkan terbentuknya individu baru yang secara

genetis berbeda dengan induknya (Jones and Luchsinger, 1986).

Variasi genetik umumnya dipengaruhi oleh pola atau cara

reproduksi (breeding system) dan keseluruhan proses seleksi alam.

Macam-macam variasi genetic, yaitu:

1. Variasi seksual dimorfisme seperti perbedaan sek primer dan sek sekunder,

perbedaan kelamin primer maupun sekunder pada suatu individu atau terdapat

pada individu berbeda, contohnya pada jangkrik dan kadal. Spesies jantan

dan betina mengalami kondisi lingkungan yang serupa dan

memiliki warisan genetik yang sama sehingga jika jenis kelamin

berbeda di beberapa sifat genetik, hanya ada sebuah kumpulan

terbatas dari gaya selektif yang dapat dilibatkan untuk

menjelaskan perbedaan, misalnya ukuran tubuh yang lebih

besar mungkin meningkatkan keberhasilan reproduksi betina

karena reproduksi betina memungkinkan fekunditas yang lebih

baik atau mungkin keberhasilan reproduksi jantan meningkat

Page 4: GINA - VARIASI INTRAPOPULASI

jika kemampuan seekor jantan untuk menang bertarung

melawan musuh jantannya tinggi. Oleh karena itu, studi tentang

seksual dimorfisme memberikan kesempatan bagus untuk

memeriksa dasar selektif yang diduga untuk perbedaan sifat

morfologi (Dubey et al., 2011).

2. Variasi gynadromorfi, organisme yang memiliki karakter jantan dan betina.

Contohnya pada kupu-kupu.

3. Variasi intersek, yaitu istilah umum yang digunakan untuk berbagai kondisi di

mana suatu individu dengan anatomi reproduksi atau seksual yang tampaknya

tidak sesuai dengan definisi khas perempuan atau laki-laki.

4. Variasi strain seksual, yaitu keadaan dimana hewan bersifat hermaprodit

sekuensial yaitu memiliki kelamin ganda, gamet tersebut matang secara

bergantian dan melakukan fertilisasi dengan individu lain serta menghasilkan

individu polimorfik, yaitu memiliki variasi alel. Variasi ini terjadi pada ikan

sidat dan belut.

5. Variasi uniparental, keadaan dimana hewan bersifat hermaprodit sinkroni, yaitu

memiliki kelamin ganda dan kedua gametnya (jantan dan betina) matang secara

bersamaan yang kemudian melakukan fertilisasi sendiri dan menghasilkan

individu monomorfik, yaitu tidak memiliki variasi alel karena berasal dari tetua

yang sama. Contohnya pada cacing pita.

6. Variasi diskontinyu, terjadi ketika fenotip sifat dikendalikan oleh gen tunggal

dan dapat dimasukkan ke dalam dua kelas fenotip berbeda.

7. Variasi kontinyu, yaitu kondisi dimana di dalam suatu populasi terdapat spesies

yang sangat mirip dan spesies yang memiliki tingkat kemiripan semakin jauh.

Variasi non genetik atau variasi somatis adalah variasi yang

disebabkan pengaruh faktor-faktor lingkungan, baik faktor fisika,

kimia maupun biotik. Variasi ini bersifat sementara dan tidak

diwariskan, namun dapat menyebabkan terbentuknya klon baru

yang secara genetik sama. Variasi non genetik dapat terjadi karena

adanya variasi umur (katak), variasi musiman (burung), variasi

musiman pada beberapa keturunan (kupu-kupu), variasi sosial

(rayap dan lebah), variasi kepadatan (belalang) dan sebagainya.

Variasi genetik terjadi karena adanya seksual dimorfisme (kadal),

Page 5: GINA - VARIASI INTRAPOPULASI

gynandromorfi (kupu-kupu) dan interseks, strain seksual dan

uniparental serta variasi diskontinyu dan variasi kontinyu (Jones

dan Luchsinger, 1986). Berikut beberapa variasi non genetik beserta

contohnya, yaitu:

1. Variasi umur, yaitu setiap tahapan perkembangan memiliki morfologi yang

berbeda, contohnya adalah katak (Fejervarya cancrivora).

2. Variasi Sosial

Variasi yang terjadi pada hewan yang hidupnya berkoloni sehingga

menimbulkan struktur kasta pada kehidupannya. Contoh spesies yang memiliki

variasi sosial ini adalah lebah madu dan rayap.

3. Variasi musiman pada suatu individu, yaitu hewan yang hidupnya melalui

beberapa musim dan dapat memperlihatkan variasi individu. Contohnya burung

akan memiliki warna yang lebih cerah pada musim kawin dan pucat setelah

musim kawin  berubah.

4. Variasi musiman pada keturunan yang berbeda misalnya, invertebrata yang

bereproduksi beberapa kali sepanjang tahun, anakan yang muncul pada musim

dingin akan lebih pucat dari yang lahir pada musim panas dan beberapa kupu-

kupu tropis memiliki phena musim kering (kemarau) dan phena musim hujan.

5. Variasi habitat, yaitu perbedaan tempat hidup pada suatu, contohnya bivalvia

yang hidup di hulu berbeda morfologinya dengan bivalvia yang hidup di hilir

sungai.

6. Variasi karena induksi kondisi iklim temporer, yaitu variasi yang terjadi karena

adanya perubahan iklim secara temporer. Contohnya adalah ikan akan hidup

lebih lambat jika kondisi lingkungannya buruk dan suplai makan sedikit,

sebaliknya akan tumbuh cepat jika lingkungan baik dan banyak suplai makanan.

7. Variasi yang ditentukan oleh inang, yaitu perbedaan morfologi parasit yang

disebabkan oleh perbedaan inangnya. Contohnya Laconium corni  yang hidup

pada inang Prunus akan memperlihatkan tubuh yang lebih besar dengan alat

gerak yang lebih pendek jika dibandingkan inang Photinia yang memiliki tubuh

lebih kecil tetapi alat geraknya lebih panjang. Parasit yang hidup pada inang

berbeda akan memeiliki perbedaan morfologi atau bahkan fisiologis.

8. Variasi tergantung kepadatan, yaitu variasi yang disebabkan padatan suatu

populasi dan berdampak pada perbedaan morfologi. Contohnya pada sapi yang

dipelihara berjumlah 10 dengan yang berjumlah 5, apabila diberikan pakan

Page 6: GINA - VARIASI INTRAPOPULASI

dengan jumlah yang sama, akan menghasilkan sapi-sapi yang morfologinya

berbeda.

9. Variasi alometrik, yaitu perbedaan morfologi karena adanya barier (pemisah)

contohnya yaitu manusia.

10. Variasi neurogenik, yaitu variasi yang terfokus pada perubahan warna hewan

sebagai respon terhadap lingkungan. Perubahan terjadi karena menyebar atau

berkumpulnya organ pembawa warna (kromatofor). Contohnya pada bunglon,

crustacea, cephalopoda dan vertebrata berdarah dingin.

11. Variasi traumatik yaitu variasi yang disebabkan oleh induksi parasit yaitu selain

dampak umum parasitisme seperti pembengkakan, kelainan dan luka mekanik

lainnya juga dapat menyebabkan modifikasi struktur dan variasi karena kelainan

morfologi, contoh genus Andrena (lebah) parasitisme oleh Stylops menyebabkan

mengecilnya kepala, abdomen membesar, pertulangan sayap dan sebagainya

(Zug, 1997).

Phena adalah istilah untuk menunjuk perbedaan bentuk atau fenotip yang

terjadi dalam satu populasi (varian individu). Spesies Sibling adalah Spesies yang

sangat mirip dengan morfologi, perilaku dan karakteristik lain tetapi hewan-hewan

tersebut terisolasi reproduktif (terlahir dalam keadaan steril). Contoh spesies dari

spesies sibling adalah mule, hasil persilangan antara keledai dan kuda (Tenzer,

2003).

Arlequin berasal dari bahasa Perancis “Arlecchino”. Arlequin dirancang

dengan kemampuan polimorfik. Arlequin digunakan untuk metode uji statistik,

mengekstrak informasi mengenai genetika, melihat variasi intra populasi serta

demografi koleksi sampel populasi. Uji statistik yang diterapkan pada Arlequin telah

dipilih untuk meminimalkan asumsi yang tersembunyi (Bondone, 2012).

DnaSP adalah sebuah perangkat lunak yang digunakan untuk menganalisis

data DNA polimorfisme secara komprehensif. Fitur yang disediakan pada Dnasp

memungkinkan untuk analisis DNA polimorfisme pada set data yang besar. Metode

yang diterapkan yaitu analisis pada beberapa file data, pentahapan haplotype, analisis

penyisipan atau penghapuskan data polimorfisme serta memvisualisasi integrasi

mengenai penjelasan genom (Bondone, 2012).

Page 7: GINA - VARIASI INTRAPOPULASI

III. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat yang digunakan dalam praktikum acara variasi intra

populasi adalah bak preparat, pinset, alat tulis, software Arlequin

3.5 dan Dna SP serta komputer.

Bahan yang digunakan adalah setiap tahapan hidup katak

(Fejervarya cancrivora), kadal jantan dan betina (Mabouya

multifasciata), jangkrik jantan dan betina (Gryllus sp.), gambar

lebah (Apis sp.), ikan Mas Koki berbagai jenis (Carrasius auratus

auratus), dan sequens nukleotida beberapa spesies hewan.

B. Metode

Metode yang dilakukan dalam praktikum antara lain:

1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.

2. Mengamati setiap tahapan hidup katak mulai dari telur hingga

katak dewasa.

Page 8: GINA - VARIASI INTRAPOPULASI

3. Menggambar setiap tahapan hidup katak dan memberi

keterangan gambarnya.

4. Mengamati, menggambar dan memberi keterangan gambar

jangkrik jantan dan betina.

5. Mengamati, menggambar dan memberi keterangan gambar

kadal jantan dan betina.

6. Mengamati gambar lebah.

7. Mengamati perbedaan morfologi ikan Mas Koki dari berbagai

jenis.

8. Sekuens nukleotida dari beberapa spesies dianalisis dengan

menggunakan software Arlequin dan DnaSP.

Page 9: GINA - VARIASI INTRAPOPULASI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 1. Deskripsi Karakter Morfologi Ikan

No

.

Jenis Ikan Deskripsi Karakter

Ikan Mas Koki

(Carrasius auratus auratus)

1. Ikan Mas Koki jenis Tiger memiliki wen

atau tonjolan di kepala dengan dua sirip

anal. Bentuk mulut dari ikan koki jenis ini

adalah bulat dan memiliki corak orange

putih dengan bentuk tubuh yang besar,

memiliki sirip caudal bercabang dua serta

mata yang tidak menonjol.

2. Ikan Mas Koki jenis Lowo tidak memiliki

wen atau tonjolan di kepala, memiliki

sebuah sirip anal, memiliki bentuk mulut

bulat kecil. Ikan koki ini bercorak hitam

dengan bentuk tubuh bulat panjang,

memiliki sirip caudal bercabang dua serta

memiliki mata yang menonjol.

3. Ikan Mas Koki jenis Tosa tidak memiliki

wen atau tonjolan di kepala, tidak memiliki

sirip anal, memiliki bentuk mulut yang

lancip. Ikan koki ini bercorak kuning hitam

dengan bentuk tubuh bulat pendek,

memiliki sirip caudal bercabang dua serta

memiliki mata yang rata.

4. Ikan Mas Koki jenis Penser memiliki wen

atau tonjolan di kepala, memiliki dua sirip

anal, bentuk mulutnya bulat dengan corak

tubuh berwarna orange. Bentuk tubuh dari

ikan Koki jenis ini adalah bulat panjang,

sirip caudal bercabang dua dan mata yang

Page 10: GINA - VARIASI INTRAPOPULASI

rata.

5. Ikan Mas Koki jenis Komet tidak memiliki

wen atau tonjolan di kepala, memiliki

sebuah sirip anal, bentuk mulut yang bulat,

memiliki bentuk tubuh yang panjang dengan

corak berwarna putih orange, sirip caudal

tidak bercabang dan memiliki mata yang

rata.

6. Ikan Mas Koki jenis Mutiara tidak memiliki

wen atau tonjolan di kepala, memiliki

sebuah sirip anal, memiliki bentuk mulut

lancip. Ikan koki ini bercorak orange, hitam

dan putih dengan dengan bentuk tubuh bulat

kecil, sirip caudal bercabang dua serta

memiliki mata yang rata.

Tabel 2. Perbedaan Karakter Morfologi Ikan

NoKarakte

r

Jenis Ikan

Tiger Lowo Tosa Penser Komet Mutiara

1 Wen √ - √ √ - -

2Sirip

Anal2 1 - 2 1 1

3Sirip

Caudal

Bercabang

dua

Bercabang

dua

Bercabang

dua

Bercabang

dua

Tidak

bercabang

Bercabang

dua

4 Mulut Lancip Bulat kecil Lancip Bulat Bulat Lancip

5 CorakOrange,

putihHitam

Kuning,

hitamOrange

Putih,

orange

Orange,

hitam,

putih

6Bentuk

tubuh

Bulat

besar

Bulat

pendek

Bulat

pendek

Bulat

panjangPanjang Bulat kecil

7 Mata Rata Menonjol Rata Rata Rata Rata

Page 11: GINA - VARIASI INTRAPOPULASI

Nama lokal : Katak sawahNama Ilmiah : Fejervarya cancrivoraJenis Variasi : Variasi non genetik (variasi umur)

Nama lokal : Lebah maduNama Ilmiah : Apis sp.Jenis Variasi : Variasi non genetik (variasi sosial)

12

3

4

Page 12: GINA - VARIASI INTRAPOPULASI

Nama lokal : JangkrikNama Ilmiah : Gryllus sp.Jenis Variasi : Varias genetik (variasi seksual dimorfisme)

Nama lokal : KadalNama Ilmiah : Mabouya multifasciataJenis Variasi : Variasi genetik (variasi seksual dimorfisme)

Page 13: GINA - VARIASI INTRAPOPULASI

B. Pembahasan

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Nama lokal : Ikan Mas Koki (jenis Tiger)Nama Ilmiah : Carrasius auratus auratusJenis Variasi : Variasi genetik (polimorfisme)

Nama lokal : Ikan Mas Koki (jenis Lowo)Nama Ilmiah : Carrasius auratus auratusJenis Variasi : Variasi genetik (polimorfisme)

Page 14: GINA - VARIASI INTRAPOPULASI

Nama lokal : Ikan Mas Koki (jenis Tosa)Nama Ilmiah : Carrasius auratus auratusJenis Variasi : Variasi genetik (polimorfisme)

Nama lokal : Ikan Mas Koki (jenis Penser)Nama Ilmiah : Carrasius auratus auratusJenis Variasi : Variasi Genetik (polimorfisme)

Page 15: GINA - VARIASI INTRAPOPULASI

Nama lokal : Ikan Mas Koki (jenis Komet)Nama Ilmiah : Carrasius auratus auratusJenis Variasi : Variasi Genetik (polimorfisme)

Nama lokal : Ikan Mas Koki (jenis Mutiara)Nama Ilmiah : Carrasius auratus auratusJenis Variasi : Variasi genetik (polimorfisme)

Page 16: GINA - VARIASI INTRAPOPULASI

AMOVA design and results :--------------------------

Weir, B.S. and Cockerham, C.C. 1984. Excoffier, L., Smouse, P., and Quattro, J. 1992. Weir, B. S., 1996.---------------------------------------------------------------------- Source of Sum of Variance Percentage variation d.f. squares components of variation---------------------------------------------------------------------- Among groups 2 90.456 0.82691 Va 24.03

Among populations within groups 12 133.611 0.44076 Vb 12.81

Within populations 285 619.273 2.17289 Vc 63.16---------------------------------------------------------------------- Total 299 843.340 3.44055---------------------------------------------------------------------- Fixation Indices FSC : 0.16864 FST : 0.36845 FCT : 0.24034----------------------------------------------------------------------

Significance tests (1023 permutations)------------------

Vc and FST : P(rand. value < obs. value) = 0.00000 P(rand. value = obs. value) = 0.00000 P-value = 0.00000+-0.00000

Vb and FSC : P(rand. value > obs. value) = 0.00000 P(rand. value = obs. value) = 0.00000 P-value = 0.00000+-0.00000

Va and FCT : P(rand. value > obs. value) = 0.04203 P(rand. value = obs. value) = 0.00000 P-value = 0.04203+-0.00591

Page 17: GINA - VARIASI INTRAPOPULASI

B. Pembahasan

Variasi yang dialami oleh katak (Fejervarya cancrivora) yaitu variasi non

genetik yang termasuk variasi umur dengan variasi pada setiap perkembangan

hidupnya. Telur-telur katak menetas menjadi berudu atau kecebong yang bertubuh

mirip ikan gendut, bernapas dengan insang dan selama beberapa lama hidup di air.

Perlahan-lahan akan tumbuh kaki belakang yang diikuti dengan tumbuhnya kaki

depan, menghilangnya ekor dan bergantinya insang dengan paru-paru. Setelah

masanya, berudu ini akan melompat ke darat sebagai katak kecil. Pembuahan pada

katak dilakukan di luar tubuh. Katak jantan akan melekat di punggung betinanya dan

memeluk erat ketiak si betina dari belakang. Sambil berenang di air, kaki belakang

katak jantan akan memijat perut katak betina dan merangsang pengeluaran telur.

Katak jantan akan melepaskan spermanya ke air secara bersamaan, sehingga bisa

membuahi telur-telur yang dikeluarkan si betina. Katak merupakan variasi umur

dilihat dari fase telur, berudu berekor, berudu berkaki, katak kecil.

Variasi yang dialami oleh lebah adalah variasi sosial yang termasuk kedalam

variasi non genetik. Lebah madu merupakan salah satu serangga sosial yang hidup

dalam suatu koloni dan terdiri atas ribuan individu. Jumlah populasinya sangat

tergantung dari jenis ratu lebahnya. Terdapat 3 kasta pada suatu koloni lebah yang

dipimpin oleh ratu lebah dan terdapat ribuan ekor lebah pekerja dan puluhan lebah

jantan yang membangun sarang bersama-sama. Mereka melakukan pekerjaan sesuai

dengan tugas masing masing. Jika sarang telah dibangun maka ratu lebah akan

bertelur sebanyak-banyaknya. Susunan dan ukuran tubuh masing masing golongan

lebah disesuaikan dengan tugas yang dilaksanakan oleh lebah itu. Misalnya lebah

ratu, karena tugasnya hanya bertelur maka tubuhnya lebih besar dari lebah jantan dan

lebah pekerja, sedangkan lebah jantan ukurannya lebih besar dari lebah pekerja.

Lebah pekerja memiliki bentuk tubuh yang paling kecil.

Lebah ratu hanya bertugas memeriksa lubang-lubang sarang, jika didapati

lubang masih kosong maka lebah ratu segera memasukkan perutnya ke dalam dan

meletakkan telur. Jika ada dua ratu, kedua ratu ini akan berkelahi memperebutkan

posisi ratu. Lebah inilah yang akan mencetak berpuluh puluh ribu lebah yang

meliputi lebah jantan, lebah pekerja dan ratu muda. Sepanjang hidupnya lebah ratu

tidak pernah meninggalkan sarangnya. Lebah ratu merupakan satu satunya lebah

Page 18: GINA - VARIASI INTRAPOPULASI

petelur seumur hidup karena ia hanya hidup untuk bertelur. Ia merupakan mesin

petelur untuk menjamin kelestarian koloni lebah. Jenis kelamin telur ditentukan oleh

beberapa hal diantaranya ruangan, pakan, iklim atau cuaca dan tingkah laku lebah

ratu. Lebah ratu hanya mengalami perkawinan sekali dalam hidupnya yaitu pada

awal kedewasaannya. Lebah ratu yang masih muda pada masa kawinnya akan

memilih salah satu diantara ratusan ekor lebah jantan yang paling kuat untuk

mengawininya. Lebah ratu dihasilkan oleh lebah ratu sebelumnya (induk ratu). Mula

mula induk ratu bertelur yang kemudian menetas dan menjadi lebah pekerja dan

lebah jantan tapi tidak menutup kemungkinan suatu ketika dari sekian banyak telur

itu akan menetas seekor calon lebah ratu.

Lebah pekerja merupakan lebah penghuni sarang yang paling banyak

jumlahnya dibandingkan dengan lebah jantan. Lebah pekerja adalah lebah betina

yang alat reproduksinya tidak sempurna atau steril sehingga tidak dapat bertelur dan

pakan yang diterima ketika masih berwujud larva berbeda dengan pakan yang

diterima larva lebah ratu sehingga perkembangannya berbeda. Sarang lebah madu,

lebah pekerja dapat mencapai jumlah ribuan ekor, lebih banyak daripada jumlah

lebah jantan. Setiap lebah pekerja mempunyai tugas tertentu. Kegiatan yang

dilakukan tidak pernah berhenti selama hidup di dalam koloni. Lebah pekerja yang

baru dilahirkan langsung mendapat tugas yang sangat berat yaitu membersihkan

sarangnya agar dapat digunakan kembali. Tapi pekerjaan ini hanya berlangsung 3

hari. Ketika berumur 3–10 hari, lebah pekerja bertugas menjaga dan memberi pakan

kepada larva. Mereka membuat pakan khusus yang sangat dibutuhkan oleh larva.

Lebah pekerja pada saat ini disebut sebagai lebah perawat dan tugasnya berlangsung

6–7 hari, selanjutnya lebah pekerja mendapat tugas baru yaitu memoles sisiran

sarang dengan lilin. Lilin lebah dihasilkan melalui kelenjar lilin lebah pekerja yang

bertugas membangun sarang. Beberapa hari kemudian, lebah pekerja mulai

menyimpan nektar, tepung sari dan royal jelly yang dibawa oleh lebah pekerja

lainnya untuk persediaan. Saat itu ia disebut sebagai lebah pengolah madu. Tugasnya

memproses nektar menjadi madu, memeram madu dan membuat campuran madu

dengan tepung sari. Sepanjang hari lebah pekerja pulang pergi dari tempat yang

banyak sumber makanan kesarangnya. Lebah pekerja terbang mencari bunga-bunga

dan sumber air di sekitar sarangnya, bahkan di saat musim bunga telah berlalu, ia

terbang ketempat yang jarak dengan sarangnya relatif sangat jauh untuk

Page 19: GINA - VARIASI INTRAPOPULASI

mendapatkan sumber nektar. Gerakan sayap diatur oleh otot otot dadanya, jika otot

dijulurkan ke bawah maka sayapnya akan membentang ke atas, sedangkan jika

ototnya ditarik keatas sayapnya akan menurun.

Lebah jantan mempunyai ukuran tubuh yang paling besar dan lebih ribut

dibandingkan lebah ratu dan lebah pekerja. Walaupun besar namun panjang

tubuhnya tidak melebihi panjang tubuh lebah ratu dan lebih besar dari lebah pekerja

serta warnanya kehitam hitaman dan suara dengungnya lebih keras. Lebah jantan

tidak memiliki sengat, mempunyai lidah yang pendek dan digunakan untuk

mengambil pakan dari lebah pekerja dan dari sel penyimpanan madu di dalam

sarang. Lebah jantan tidak memiliki kantong pollen, sekresi lilin dan kelenjar bau.

Lebah jantan tidak memiliki pekerjaan di dalam sarang, tetapi berfungsi untuk

mencari lebah ratu di luar sarang. Lebah jantan merupakan lebah penghuni sarang

yang malas, sering menghabiskan persediaan makanan dengan cara disuapi oleh

lebah pekerja. Fungsi utama lebah jantan adalah mengawini calon lebah ratu, dari

sekian banyak lebah jantan, hanya satu lebah yang bisa mengawini lebah ratu dan itu

sudah cukup untuk membuahi sekitar 20 juta telur. Setelah kawin, lebah jantan mati

karena kehabisan tenaga. Setelah perkawinan terjadi, lebah jantan yang tidak terpilih

untuk mengawini lebah ratu diabaikan oleh sesama penghuni sarang. Mereka

dianggap tidak berguna lagi. Disaat musim paceklik, lebah pekerja akan mengusirnya

keluar sarang. Lebah jantan yang tidak bisa lagi mencari pakan itu akan segera

terlantar dan mati kelaparan, sedangkan yang mencoba masuk kembali akan diserang

hingga tewas.

Jangkrik merupakan hewan yang termasuk contoh dari variasi seksual

dimorfisme, yaitu perbedaan sek primer dan sek sekunder yang dimilikinya. Jangkrik

merupakan serangga lompat yang termasuk dalam family Gryllidae. Tubuh jangkrik

mempunyai rangka luar dari bahan kitin yang disebut eksoskeleton. Jangkrik

bersayap dua pasang, sepasang sayap depan dan sepasang sayap belakang). Sayap

depan diistilahkan dengan nama tegmina, yaitu sayap yang berbentuk seperti kertas

perkamen dengan venasi atau alur-alur pembuluh darah yang sangat kompleks pada

sayap. Tubuh jangkrik dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu caput, toraks dan

abdomen. Kepala jangkrik terdapat sepasang antena, mata dan mulut. Antena

digunakan sebagai sensor rasa dan bau (chemoreceptor), mata majemuk digunakan

sebagai sensor cahaya (chromoreceptor) untuk melihat bentuk dan warna, sedangkan

mata tunggal digunakan untuk membedakan intensitas cahaya. Bagian toraks

Page 20: GINA - VARIASI INTRAPOPULASI

terdapat alat-alat gerak yang berupa dua pasang sayap, tiga pasang kaki dan terdapat

pronotum yang keras, menutup bagian dorsal hingga lateral toraks. Sayap depan

(tegmina) jangkrik jantan berbentuk gelombang, yaitu permukaannya tidak rata dapat

memproduksi suara dengan cara menggesekkan antar sayap depan tersebut,

sedangkan untuk membedakan antara jangkrik jantan dan jangkrik betina, hal yang

paling mudah adalah dengan melihat jumlah ekornya dimana untuk jantan hanya

memiliki dua buah ekor sedangkan yang betina memiliki dua ekor ditambah dengan

satu alat penyuntik telur yang terdapat di tengahnya sehingga terlihat memiliki tiga

buah ekor. Selain dengan melihat jumlah ekornya, untuk membedakan antara

jangkrik jantan dan betina pada saat jangkrik dewasa sudah mempunyai sayap maka

jangkrik jantan memiliki motif keriput di sayapnya sedangkan untuk jangkrik betina

bentuk sayapnya terlihat lebih halus dengan corak yang teratur memanjang dari arah

kepala hingga menutupi perutnya.

Kadal (Mabouya multifasciata) juga merupakan hewan yang memiliki variasi

genetik seksual dimorfisme seperti perbedaan sek primer dan sek sekunder yang

dimilikinya. Ciri sek primer sendiri adalah merupakan organ yang berhubungan

langsung dengan reproduksi yaitu testis dan salurannya pada kadal jantan dan

ovarium dan salurannya pada kadal betina, sedangkan sek sekunder berguna untuk

membedakan jenis kadal berdasarkan tanda-tanda dari luar tubuh kadal. Ciri sek

sekunder terdiri dari dua jenis, yaitu tidak mempunyai hubungan dengan kegiatan

reproduksi secara keseluruhan, misalnya bentuk morfologi dari organ reprodusinya

yaitu testis lebih kecil di bandingkan ovarium, yang kedua merupakan alat

bantu/organ tambahan waktu reproduksi misalnya organ Gonopodium pada ikan

seribu, Myxopterygium (clasper) merupakan modifikasi sirip perut pada ikan dan

Ovipositor berfungsi sebagai alat penyalur telur ke bivalvia dari ikan Rhodes amarus

dan Careoroctus betina. Contoh hewan lain yang memiliki variasi sek primer dan sek

sekunder adalah ikan.

Ikan mas koki (Carassius auratus auratus) adalah ikan air tawar dari familia

Cyprinidae dan ordo Cypriniformes. Varietas Carassius auratus auratus yang telah

didomestikasi dan menampilkan mutasi tubuh bersirip ekor ganda dan berbentuk

memampat bulat. Ikan mas koki ini merupakan salah satu contoh variasi genetic

polimorfisme, yaitu memiliki variasi morfologi yang banyak.

Ikan Mas Koki jenis Tiger memiliki wen atau tonjolan di kepala. Jumlah sirip

anal dari ikan Mas Koki ini adalah dua dan memiliki sirip caudal bercabang dua.

Page 21: GINA - VARIASI INTRAPOPULASI

Bentuk mulut dari ikan koki jenis ini adalah bulat dan memiliki corak orange putih

dengan bentuk tubuh yang besar dan memiliki mata yang tidak menonjol.

Ikan Mas Koki jenis Lowo tidak memiliki wen atau tonjolan di kepala,

memiliki sebuah sirip anal. Bentuk mulut ikan Mas Koki ini adalah bulat kecil. Ikan

koki ini bercorak hitam dengan bentuk tubuh bulat panjang, memiliki sirip caudal

bercabang dua serta memiliki mata yang menonjol.

Ikan Mas Koki jenis Tosa tidak memiliki wen atau tonjolan di kepala dan

memiliki bentuk mulut yang lancip. Ikan koki ini bercorak kuning hitam dengan

bentuk tubuh bulat pendek. Ikan Mas Koki jenis Tosa tidak memiliki sirip anal,

namun memiliki sirip caudal bercabang dua serta memiliki mata yang rata.

Ikan Mas Koki jenis Penser memiliki wen atau tonjolan di kepala. Jumlah

sirip anal dari ikan Mas Koki ini adalah dua. Bentuk mulutnya bulat dengan corak

tubuh berwarna orange. Bentuk tubuh dari ikan Koki jenis ini adalah bulat panjang,

sirip caudal bercabang dua dan mata yang rata.

Ikan Mas Koki jenis Komet tidak memiliki wen atau tonjolan di kepala.

Memiliki sebuah sirip anal, bentuk mulut yang bulat. Bentuk tubuhnya panjang

dengan corak berwarna putih orange. Sirip caudalnya tidak bercabang dan memiliki

mata yang rata.

Ikan Mas Koki jenis Mutiara tidak memiliki wen atau tonjolan di kepala.

Memiliki sebuah sirip anal dan memiliki bentuk mulut lancip. Ikan Mas Koki ini

bercorak orange, hitam dan putih dengan dengan bentuk tubuh bulat kecil. Sirip

caudalnya bercabang dua serta memiliki mata yang rata.

Tridacna crocea berdasarkan wilayah geografisnya dibagi menjadi tiga

kelompok, kelompok pertama terdiri dari spesies biak, kelompok kedua terdiri dari

spesies Bira, Kendari, Kupang, Luwuk, Kota Kinabalu, Manado, Spermonde, Pulau

Sembilan, Sanggalaki dan Pulau Togian. Kelompok tiga terdiri dari populasi Pulau

Seribu, Karimunjawa dan Padang.

Langkah pertama yang dilakukan untuk mengoperasikan DnaSP adalah

dengan cara mengubah format data dalam bentuk FASTA terlebih dahulu agar dapat

dibaca oleh DnaSP. Buka aplikasi DnaSP kemudian klik open dan cari folder berisi

data bentuk FASTA tadi, lalu klik open dan pilih requend sequence set. Copy

sequens (mulai dari biak, bira dan selanjutnya), klik panah kanan dan pilih select all

jika datanya banyak. Setelah itu, klik add new sequence set dan akan muncul small

windows, lalu beri nama populasi dan klik ok. Cari populasi selanjutnya dengan cara

Page 22: GINA - VARIASI INTRAPOPULASI

yang sama yaitu copy sequence, klik panah kanan dan pilih select all, lalu pilih add

new sequence, beri nama populasi dan klik ok. Ulangi langkah tersebut sampai

populasi terakhir, setelah semua populasi selesai di entri, klik update all entries. Data

untuk populasi sudah tersimpan. Pilih generate, kemudian klik Hypothyled data file

untuk mengetahui informasi sequence, klik considered dan selanjutnya pilih

included.

Langkah analisis data dengan menggunakan software Arlequin versi 3.5

yaitu, pertama pilih open project (pojok kiri atas), cari file yang akan dianalisis lalu

klik open. Setelah itu pilih setting dan klik analysis AMOVA, pilih stand AMOVA

computations. Kotak no of permutation di isi angka 1000, pada kotak kedua pilih

compute distance matrix, sedangkan pada kotak ketiga pilih pairwise defference,

gamma value dibiarkan 0. Untuk menganalisi interpopulasi molekuler pilih standar

kemudian klik start.

Hasil yang didapat pada análisis AMOVA menggunakan Arlequin yaitu

untuk komponen variasi pada kelompok adalah 0.82691 dengan persentasi 24.03,

kelompok pada suatu populasi adalah 0.44076 vb dengan persentasi 12.81 serta

dalam populasi sebesar 2.17289 Vc dengan persentasi 63.16. Nilai fiksasi indeks

untuk FSC menunjukkan hasil antar populasi, yaitu sebesar 0.16864, FST

menunjukkan nilai antar populasi dalam spesies, yaitu sebesar 0.36845 serta FCT

yang menunjukkan nilai populasi yang sebesar 0.24035. Uji signifikan dengan 1023

permutasi pada Vc dan FST nilai peluang nyatanya adalah 0, begitupun nilai Vb dan

FSC. Peluang nyata nilai 0 menunjukkan bahwa data tersebut memiliki tingkat

signifikan yang tinggi, sedangkan nilai peluang nyata untuk Va dan FCT adalah

0.04203+-0.00591.

Page 23: GINA - VARIASI INTRAPOPULASI

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan

bahwa:

1. Variasi intra populasi terdiri dari variasi genetik dan non

genetik.

2. Jangkrik (Gryllus sp.) dan kadal (Mabouya multifasciata)

memiliki variasi genetik yaitu seksual dimorfisme. Katak sawah

(Fejervarya cancrivora) memiliki variasi non genetik, yaitu

variasi umur. Lebah (Apis sp.) memiliki variasi non genetik yaitu

variasi sosial serta ikan Mas Koki yang memiliki variasi genetik

polimorfisme.

3. DnaSP dan Arlequin merupakan software aplikasi komputer

yang digunakan untuk menentukan variasi intra dan inter

populasi.

B. Saran

Sebaiknya saat praktikum digunakan lebah asli agar

praktikan benar-benar mengetahui morfologi yang membedakan

antar tiap kasta.

Page 24: GINA - VARIASI INTRAPOPULASI

DAFTAR REFERENSI

Bondone, Monte. 2012. Classical Population Genetics and Molecular Population Genetics. Population Genetics Course. 3(4).

Dubey, S., Chevalley, M., and Shine, R. 2011. Sexual Dimorphism and Sexual Selection in A Montane Scincid Lizard (Eulamprus leuraensis). Austral Ecology. 36 : 68–75.

Inger, R.F., and Iskandar, J. T. 2005. A Collection of Amphibians From West Sumatra With Description of A New Species of Megrophys (Amphibia:Anura). The Raffles Bulletin Zoology. 53 (1): 133-142.

Jones, S.B., dan A.E. Luchsinger. 1986. Plant Systematics Second edition. New York: McGraw-Hill Book Company.

Nurhamiyawan, E.N.L., Bayu, P., dan Helmi. 2013. Analisis Dinamika Model Kompetisi Dua Populasi Yang Hidup Bersama Di Titik Kesetimbangan Tidak Terdefinisi. Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster).2 (3): 197 – 204.

Tenzer, A. 2003. Petunjuk Praktikum Struktur Hewan II. Jurusan Biologi, UM.

Zug, G. R. 1997. Herpetology : An Introduction Biology of Amphibian and Reptiles. Academic press, Inc., New York.