pre
DESCRIPTION
empiemaTRANSCRIPT
Pre-operative evaluation.
Pada anak dengan suspek empiema, evaluasi dapat dilakukan antara lain : stabilisasi
klinik (cairan intravena, antibiotik, penggunaan oksigen dan atau ventilator support), dan
evaluasi radiograpik. Foto polos dapat menunjukkan cairan pleura dan mungkin
menunjukkan seberapa besar lokulasi. Torasentesis dapat menentukan diagnosis dari efusi
pleura supuratif dan cultur spesimen dan pemilihan antibiotik. Empiema severity score
(ESS) yang dibuat oleh Hoff et al berdasarkan pH pleura, glukosa, radiograpik (skoliosis,
peel yang signifikan), dan infeksi anaerobik. Sonograpi dada mungkin dapat digunakan
dalam menunjukkan lokasi cairan pleura, lokulasi untuk diaspirasi atau pemasangan selang
torakostomi. Tomograpi komputer juga dapat digunakan untuk membedakan pleural peel
dari konsolidasi parenkim dan mengidentifikasi adanya abses paru.
Indication for Surgery.
Pasien dengan gagal terhadap respon antibiotik intravena dan peningkatan gejala,
dimana cairan pleura tidak bisa diaspirasi dengan torakostomi, atau ESS skorenya 2 atau
lebih baik responnya dengan dekortikasi lebih dini. Hadirnya “Associated Necrotizing
Pneumonia dan Abses Paru” menginspirasi bahaya menggunakan dekortokasi karena
dikhawatirkan menyebabkan kebocoran udara yang berkepanjangan dan terjadinya
bronkopleura fistel.
Surgical Technique.
Closed-tube thoracostomy adalah manuver utama operasi. Saat ini telah
diperkenalkan cara penempatan chest-tube melalui penyinaran toraks. Penggunaan
sonograpi atau tomograpi komputer merupakan cara ideal dalam penempatan chest-tube dan
pemilihan tempat interkostal.
Reseksi iga, open drainage tehnik dapat digunakan untuk penderita usia tua yang
tidak respon terhadap closed-tube thorcostomy dimana sering digunakan pada anak-anak.
Chest tube insertion – series.
Gambar 1.5. Menunjukkan cara melakukan drainase(WSD). (6)