pre planning i.docx
TRANSCRIPT
PRE PLANNING
KUNJUNGAN I (PENGKAJIAN)
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. J
DENGAN RHEUMATOID ARTRITIS (REMATIK) PADANy.M
DI RT.07 KELURAHAN GAMBUT
KABUPATEN BANJAR
Disusun Oleh :
Nama : Maulida Sari, S.Kep
NIM : 14.NS.058
Dosen : Rifa’atul Mahmudah, S.Kep.,Ners
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA
BANJARMASIN
2014/2015
PRE PLANNING
KUNJUNGAN I (PENGKAJIAN)
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. J
DENGAN RHEUMATOID ARTRITIS (REMATIK) PADA Ny.M
DI RT.07 KELURAHAN GAMBUT
KABUPATEN BANJAR
Pokok bahasan : Rematik
Sub pokok bahasan : Pengertian, penyebab, tanda dan gejala, komplikasi,
pengobatan, pencegahan dari Rhematoid Arthritis
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah Tn. J (Jl. Pemajatan RT.07 Kelurahan
Gambut)
Hari/ tanggal : Selasa, 30 Desember 2014
Pukul pelaksanaan : 12.00 WITA
A. LATAR BELAKANG
Pre Planning (kunjungan I : pengkajian) merupakan tindakan awal
dari pengkajian asuhan keperawatan keluarga dimana adapun yang termasuk
pertemuan awal dengan keluarga yang bertujuan untuk memperkenalkan
diri dan maksud datang kunjungan kepada keluarga binaan menjelaskan dari
asuhan keperawatan keluarga.
Rematik adalah penyakit inflamasi sistemik kronik (peradangan
menahun) yang tidak diketahui penyebabnya, dikarakteristikan oleh
kerusakan dan proliferasi membrane synovial yang menyebabkan kerusakan
pada tulang sendi ( Rizasyah Daud, 1999).
Rematik (arthritis rheumatoid) adalah gangguan kronik yang
menyerang berbagai system organ yang dipengaruhi oleh imunitas
(kekebalan dan tidak diketahui penyebabnya dimana terjadi destruksi sendi
(kerusakan sendi) progresif ( Price & Wilson, 2006).
Reumatoid arthritis (RA) jenis penyakit kronis, ditandai nyeri dan
pembengkakan sendi yang simetris. Umumnya mengenai sendi-sendi kecil
seperti persendian tangan dan kaki, tetapi juga dapat menyerang otot, paru-
paru, kulit, pembuluh darah, saraf, dan mata. Gejala khas RA adalah rasa
kaku dan lemah di pagi hari yang berlangsung lebih dari satu jam.
Penyakit ini dapat mengenai semua orang di semua kelompok umur,
terutama wanita usia produktif. Penyebab penyakit ini belum diketahui
secara pasti. Proses penyakit ini dimulai akibat reaksi imun karena kelainan
sistem pertahanan tubuh. Jika sudah sampai tahap ini, konsultasi ke dokter
ahli adalah jalan terbaik dan hindari melakukan pengobatan sendiri karena
bisa berakibat fatal.
Dari hasil pendataan yang dilakukan pada tanggal 30 Desember 2014
pada keluarga Tn. J didapatkan data bahwa Ny. M menderita rematik.
Keluhan yang dirasakan Ny. M adalah terasa kaku dan bengkak pada
persendian tangan serta terasa nyeri. Saat ini Ny.M tidak sedang menjalani
pengobatan khusus karena terakhir berobat dengan mantri terdekat dan
setelah diberi obat, Ny. S merasa rematiknya tidak berkurang tetapi setelah
mengikuti obat yang dikonsumsi oleh tetangganya dengan gejala yang sama
maka Ny. M merasa lebih baik. Berdasarkan data diatas maka dapat
disimpulkan masalah keperawatan pada Ny.M adalah ketidakmampuan
keluarga Tn. J mengenal masalah berhubungan dengan kurangnya informasi
tentang penyakit Rheumatoid Artritis (Rematik) dan cara perawatan serta
pengobatan tradisionalnya.
Dengan adanya masalah rematik di wilayah binaan saya, maka perlu
dilakukan tindakan keperawatan berupa pendidikan kesehatan tentang
masalah rematik dan terapi herbal (tradisional) untuk mengobati rematik
agar keluarga Tn.J dengan rematik pada Ny. M dapat mengambil keputusan
dan bisa melakukan pengobatan tradisional secara mandiri agar tidak terjadi
komplikasi.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Keluarga dapat mengetahui maksud dan tujuan mahasiswa melakukan
asuhan keperawatan keluarga.
2. Tujuan Khusus
a. Keluarga mampu mengenal asuhan keperawatan keluarga dengan
masalah Rematik.
b. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk mengatasi masalah
Rematik.
c. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang menderita
Rematik.
d. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang tepat untuk
penderita Rematik.
e. Keluarga mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan terdekat untuk
mengatasi masalah Rematik.
B. METODE PELAKSANAAN
Ceramah dan Tanya jawab
C. SASARAN DAN TARGET
Sasaran : Keluarga Tn. J
Target : Ny. M
D. STRATEGI PELAKSANAAN
Hari/tanggal : Selasa, 30 Desember 2014
Waktu : 12.00 WITA
Susunan Kegiatan :
No. Tahap Kegiatan
1. Prainteraksi
( 5 menit )
Mengucapkan salam
Perkenalan
Membuat kontrak yang akan disepakati
Menjelaskan tujuan
Memberikan reinforcement positif
2. Interaksi
( 25 menit )
Menjelaskan tentang asuhan
keperawatan keluarga
Menanyakan masalah kesehatan
keluarga Tn. J
Melakukan pengkajian asuhan
keperawatan keluarga yang terdiri dari
data umum, riwayat tahap
perkembangan keluarga, pengkajian
lingkungan, struktur keluarga, fungsi
keluarga, stress dan koping keluarga.
Memberikan kesempatan keluarga
untuk bertanya
Menjelaskan kembali hal-hal yang
belum dimengerti
Menanyakan kembali hal-hal yang
didiskusikan bersama
Memberikan reinforcemant positif atas
jawaban keluarga yang benar
3. Terminasi
( 5 menit )
Memberikan pujian dan mengucapkan
terima kasih
Kontrak kembali untuk hari
berikutnya.
Salam penutup
E. MEDIA DAN ALAT
Laptop dan leaflet
F. SETTING TEMPAT
Keterangan :
A
C
B
A : perawat
B : Tn. J
C : Ny. M
G. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Menyiapkan pre planning
b. Kontrak waktu dengan keluarga.
c. Menyiapkan media.
2. Evaluasi Proses
a. Keluarga menyambut kedatangan sesuai kontrak yang disepakati
b. Keluarga memperhatikan terhadap materi yang disampaikan
c. Keluarga aktif bertanya terhadap hal yang belum diketahui
d. Tanya jawab berlangsung dengan lancar.
3. Evaluasi hasil
a. Keluarga mampu mengungkapkan masalah kesehatan yang diderita
anggota keluarganya selama ini.
b. Keluarga mampu. memahami asuhan keperawatan keluarga.
c. Keluarga mampu mengenal mahasiswa yang memberikan asuhan
keperawatan keluarga.
d. Keluarga mampu menyebutkan kebiasaan sebelum berobat dan
koping keluarga.
e. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan.
f. Keluarga mampu menyebutkan pelayanan kesehatan yang terdekat
yang sering dikunjungi.
H. DAFTAR PUSTAKA
Arita, Murwani.2007, Asuhan keperawatan Keluarga Konsep dan Aplikasi
Kasus. Jogjakarta : Mitra Cendikia Press.
Corwin, Elizabeth J, 2000, Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC.
Effendi, Nasrul. 1998, Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat
Edisi 2. Jakarta : EGC.
Friedman, Marilyn. M, 1998, Keperawatan Keluarga, edisi 3, Jakarta : EGC
Mubarok, wahid Iqbal, dkk. 2006, Buku Ajar Ilmu Keperawatan Komunitas
2 : Teori dan Komunitas Dalam Praktik Dengan Pendekatan Asuhan
Keperawatan Komunitas, Gerontik dan Keluarga. Jakarta : Sagung
Seto.
Price, Sylvia Anderson. Patologi 1995, konsep Klinis Proses-proses
Penyakit, Alih Bahasa, Peter Anugrah ; Editor, Caroline Wijaya,
Edisi 4. Jakarta : EGC.
Setiadi, 2007, Konsep & Proses Keperawatan Keluarga. Jakarta : Graha
Ilmu.
Lampiran Materi
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada
praktik keperawatan yang langsung diberikan kepada klien diberbagai tatanan
nyata pelayanan kesehatan dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia,
dengan menggunakan metodologi proses keperawatan, berpedoman pada standar
praktik keperawatan, dilandasi etik dan etika keperawatan, dalam lingkup
wewenang serta tanggung jawab keperawatan. Sedangkan asuhan keperawatn
keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktik
keperawatan dengan sasaran keluarga, yang bertujuan untuk menyelesaikan
masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan. Secara umum tujuan asuhan keperawatan keluarga adalah
peningkatan kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya secara
mandiri. Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai adalah peningkatan
kemampuan keluarga dalam :
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga
2. Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan
keluarga
3. Melakukan tindakan perawatan kesehatan yang tepat kepada anggota
keluarga yang sakit, mempunyai gangguan fungsi tubuh dan/atau keluarga
yang membutuhkan bantuan sesuai dengan kemampuan keluarga
4. Memelihara dan memodifikasi lingkungan keluarga (fisik, psikis dan sosial)
sehingga dapat meningkatkan kesehatan keluarga
5. Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat untuk memperoleh
pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan keluarga
Sasaran asuhan keperawatan keluarga adalah keluarga-keluarga yang rawan
kesehatan, yaitu keluarga yang mempunyai masalah kesehatan atau yang beresiko
terhadap timbulnya masalah kesehatan, baik individu maupun keluarga itu sendiri.
Berikut ini, beberapa persiapan yang perlu dilakukan oleh perawat :
1. Menetapkan keluarga yang menjadi sasaran kunjungan serta menentukan
kasus-kasus yang perlu ditindaklanjuti di rumah, melalui seleksi kasus di
puskesmas sesuai prioritas
2. Membuat kesepakatan dengan keluarga tentang waktu kunjungan dan
kehadiran anggota keluarga pengambil keputusan
3. Menyiapkan perlengkapan lapangan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
kunjungan, antara lain :
a. Mempelajari riwayat penyakit klien dari rekam kesehatan keluarga
(family folder) di puskesmas dan pencatatan lain yang ada kaitannya
dengan klien tersebut
b. Membuat catatan singkat mengenai masalah klien dan keluarga sebagai
dasar kajian lebih lanjut di keluarga
c. Formulir atau catatan pengkajian keluarga dan catatan lain yang
diperlukan
d. Kit Primary Health Nursing (PHN) yang berisikan peralatan dan obat-
obatan sederhana
e. Alat bantu penyuluhan
Metodologi proses asuhan keperawatan keluarga merupakan metodologi
penyelesaian masalah kesehatan klien secara ilmiah berdasarkan pengetahuan
ilmiah serta menggunakan teknologi kesehatan dan keperawatan, meliputi tahap :
A. Pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga
Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat
mengumpulkan informasi secara terus-menerus tentang keluarga yang
dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan
keperawatan keluarga. Agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai
dengan keadaan keluarga, perawat diharapkan menggunakan bahasa yang
lazim digunakan, lugas dan sederhana.
Pada kegiatan pengkajian ini, ada beberapa hal yang perlu dilakukan,
antara lain :
1. Membina hubungan yang baik
Hubungan yang baik antara perawat dan keluarga merupakan modal
utama pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga. Hubungan yang baik
dapat terbentuk dengan menerapkan komunikasi terapeutik yang
merupakan strategi perawat untuk memberikan bantuan kepada klien
dalam memenuhi kebutuhan kesehatannya. Untuk membina hubungan
yang baik tersebut, maka beberapa hal perlu diperhatikan perawat saat
melaksanakan pengkajian seperti berikut ini :
a. Diawali dengan perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah
b. Menjelaskan tujuan kunjungan
c. Menyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah untuk
membantu keluarga menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di
keluarga
d. Menjelaskan secara rinci kesanggupan bantuan perawat yang dapat
dilakukan
e. Menjelaskan kepada keluarga siapa tim kesehatan lain yang menjadi
jaringan perawat
2. Pengkajian awal, terfokus sesuai data yang diperoleh dari unit pelayanan
kesehatan (puskemas)
3. Pengkajian lanjutan (tahap kedua)
4. Pengkajian tahap lanjutan dilaksanakan untuk memperoleh data yang lebih
lengkap sesuai masalah kesehatan keluarga yang berorientasi pada
pengkajian awal. Saat ini juga merupakan saat yang tepat perawat
mengungkapkan keadaan keluarga apa penyebab dari masalah kesehatan
yang paling mendasar.
5. Pengumpulan data/informasi dari keluarga dapat menggunakan metode
wawancara, observasi fasilitas dalam rumah, pemeriksaan fisik pada setiap
anggota keluarga yang merupakan data primer. Sedangkan data sekunder
dapat berupa hasil pemeriksaan laboratorium, foto rontgen, rekam medik,
dll.
Berikut ini, data-data yang perlu didapatkan perawat dalam tahap pengkajian
antara lain :
1. Data umum
a. Mencakup kepala keluarga (KK), alamat lengkap, pekerjaan,
pendidikan dan komposisi keluarga dan selanjutnya komposisi keluarga
dibuat genogramnya.
Aturan yang harus dipenui dalam pembuatan genogram :
Anggota keluarga yang lebih tua berada disebelah kiri
Umur anggota keluarga ditulis pada simbol laki-laki atau
perempuan
Tahun dan penyebab kematian ditulis di sebelah simbol laki-laki
atau perempuan.
b. Tipe keluarga
c. Suku bangsa
d. Agama
e. Status sosial ekonomi keluarga : penghasilan seluruh anggota keluarga
f. Aktifitas rekreasi keluarga
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluargaa. Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan oleh usia anak tertua
di keluarga inti
b. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
c. Riwayat kesehatan keluarga inti meliputi riwayat kesehatan masing-
masing anggota keluarga, perhatian terhadap upaya pencegahan
penyakit, upaya dan pengalaman keluarga terhadap pelayanan
kesehatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan kesehatan
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya (generasi di atasnya) meliputi
riwayat penyakit keturunan, upaya penanggulangannya dan upaya
kesehatan yang dipertahankan sampai saat ini
3. Data lingkungan
a. Karakteristik rumah meliputi luas, tipe, jumlah ruangan, pemanfaatan
ruangan, jumlah ventilasi, peletakan perabot rumah tangga, sarana
pembuangan air limbah dan kebutuhan mck (mandi, cuci dan kakus),
sarana air bersih dan minum yang digunakan disertai dengan denah
rumah
b. Karakteristik tetangga dan komunitasnya meliputi kebiasaan, nilai atau
norma serta aturan/kesepakatan penduduk setempat dan budaya
setempat yang mempengaruhi kesehatan
c. Mobilitas geografis keluarga
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
e. Sistem pendukung keluarga meliputi jumlah anggota keluarga yang
sehat dan fasilitas keluarga yang menunjang kesehatan, fasilitas fisik
dan fasilitas sosial yang ada disekitar keluarga yang dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan upaya kesehatan.
4. Struktur keluarga
a. Struktur peran
b. Nilai dan norma keluarga
c. Pola komunikasi keluarga meliputi siapa pengambil keputusan utama
dan bagaimana peran anggota keluarga dalam menciptakan komunikasi
d. Struktur kekuatan keluarga : menjelaskan kemampuan keluarga untuk
mempengaruhi dan mengendalikan anggota keluarga untuk mengubah
perilaku yang berhubungan dengan kesehatan.
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi ekonomi bagaimana upaya keluarga dalam pemenuhan
kebutuhan sandang, pangan dan papan serta pemanfaatan lingkungan
rumah untuk meningkatkan penghasilan keluarga
b. Fungsi mendapatkan status sosial
c. Fungsi pendidikan
d. Fungsi sosialisasi
e. Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan, meliputi :
1) Mengetahui kemampuan keluarga untuk mengenal masalah
kesehatan, yang terdiri dari sejauhmana keluarga mengetahui fakta
dari masalah kesehatan, meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor
penyebab dan faktor yang mempengaruhi serta persepsi keluarga
terhadap masalah kesehatan yang dialami keluarga
2) Mengetahui kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan
mengenai tindakan kesehatan yang tepat, yang terdiri dari : sifat dan
luasnya masalah, apakah masalah dirasakan oleh keluarga, dampak
psikologis terhadap masalah dalam keluarga, sikap negatif terhadap
upaya kesehatan, kemampuan menjangkau fasilitas pelayanan
kesehatan, kepercayaan terhadap tenaga kesehatan dan informasi
yang diperoleh tentang masalah kesehatan yang dialami
3) Mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit, perlu dikaji pengetahuan keluarga tentang
penyakit, perawatannya, pemanfaatan sumber pelayanan kesehatan
dan sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit dan
membutuhkan bantuan kesehatan
4) Mengetahui kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi
lingkungan rumah yang sehat, perlu dikaji pengetahuan keluarga
tentang sumber yang dimiliki disekitar rumah, keuntungan dan
manfaat pemeliharaan lingkungan, sikap terhadap sanitasi
lingkungan yang hygienis, pengetahuan tentang pencegahan
penyakit, peningkatan dan pemeliharaan lingkungan rumah yang
menunjang kesehatan keluarga
5) Mengetahui kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan di masyarakat, perlu dikaji : pengetahuan
keluarga tentang keberadaan fasilitas pelayanan kesehatan yang
dapat dijangkau, keuntungan yang diperoleh, tingkat kepercayaan
keluarga terhadap fasilitas dan petugas kesehatan, pengalaman yang
kurang menyenangkan dengan fasilitas pelayanan kesehatan
f. Fungsi religius
g. Fungsi rekreasi
h. Fungsi reproduksi
i. Fungsi afektif meliputi gambaran diri anggota keluarga, perasaan
memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan anggota keluarga,
hubungan psikososial dalam keluarga dan bagaimana keluarga
mengembangkan sikap saling menghargai.
6. Stress dan koping keluarga
a. Stressor jangka pendek : stressor yang dialami keluarga dan
memerlukan waktu penyelesaian lebih kurang 6 bulan
b. Stressor jangka panjang : stressor yang dialami keluarga dan
memerlukan waktu penyelesaian lebih dari 6 bulan
c. Koping keluarga : kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
yang ada. Strategi koping yang digunakan (mekanisme pembelaan)
untuk menyelesaikan masalah atau sumber stress yang ada dalam
keluarga. Disfungsi strategi adaptasi menyebabkan perilaku keluarga
tidak adaptif dalam menyelesaikan masalah yang ada dalam keluarga
7. Pemeriksaan kesehatan
Pemeriksaan kesehatan pada individu anggota keluarga dilaksanakan tidak
berbeda jauh dengan pemeriksaan pada klien di klinik (rumah sakit) yang
meliputi pengkajian kebutuhan dasar, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang yang diperlukan. Pemeriksaan kesehatan sebaiknya dilakukan
pada setiap individu yang tinggal dalam satu rumah keluarga.
8. Harapan keluarga
Perlu dikaji sejauhmana harapan keluarga terhadap perawat/petugas
kesehatan dalam membantu keluarga menyelesaikan masalah kesehatan
yang terjadi.
Pengkajian Fokus
Setelah dilaksanakan pengkajian data dasar keluarga dengan
menggunakan format pengkajian keperawatan keluarga yang dapat digunakan
pada semua tahap perkembangan keluarga (terlampir), pengkajian selanjutnya
diarahkan pada data fokus pada tiap tahap perkembangannya yang didasari
bahwa dalam tiap tahap perkembangan keluarga :
1. Karakteristik keluarga akan berbeda karena ada perubahan anggota
keluarga (dapat bertambah atau berkurang)
2. Keluarga mempunyai tugas perkembangan keluarga yang harus
dilaksanakan
3. Kewajiban keluarga berbeda
Berikut ini akan diuraikan pengkajian data fokus keluarga pada tiap-tiap
tahap perkembangannya, meliputi :
1. Keluarga yang baru menikah
2. Keluarga dengan anak baru lahir (sampai usia 30 bulan)
3. Keluarga dengan anak pra sekolah
4. Keluarga dengan anak usia sekolah
5. Keluarga dengan anak usia remaja
6. Keluarga dengan anak dewasa (mulai lepas)
7. Keluarga usia baya
8. Keluarga lansia
B. Diagnosa Keperawatan Keluarga
1. Pengelompokan data
Kegiatan ini sama dengan analisa data pada asuhan keperawatan klinik.
Perawat mengelompokkan data hasil pengkajian dalam data subjektif dan
objektif, kemudian menganalisa masalah (problem) dan penyebab
(etiologi) timbulnya masalah.
2. Perumusan diagnosa keperawatan
Komponen diagnosa keperawatan keluarga sama dengan pada asuhan
keperawatan klinik, yang meliputi masalah (problem), penyebab
(etiologi) dan sign/symptom (tanda/gejala). Perumusan diagnosa
keperawatan keluarga menggunakan aturan yang telah disepakati, terdiri
atas :
a. Masalah (problem) : pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga.
b. Penyebab (etiologi) : suatu pernyataan yang dapat menyebabkan
masalah dengan mengacu kepada 5 tugas keluarga.
c. Tanda/gejala (sign/symptom) : sekumpulan data subjektif dan
objektif yang diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau
tidak langsung, yang mendukung masalah dan penyebab.
3. Tipologi masalah
Tipologi diagnosa keperawtan keluarga dibedakan menjadi 3 kelompok,
yaitu :
a. Diagnosa aktual : masalah keperawatan yang sedang dialami
keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat.
b. Diagnosa resiko tinggi : masalah keperawatan yang belum terjadi,
tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan aktual dapat terjadi
dengan cepat apabila tidak segera mendapat bantuan perawat.
c. Diagnosa potensial : suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika
keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan
mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat
ditingkatkan.
Penilaian (skoring) diagnosa keperawatan
Skoring dilakukan perawat apabila diagnosa keperawatan yang dirumuskan
lebih dari satu dengan menggunakan skala yang dirumuskan oleh Bailon dan
Maglaya (1978), dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Tentukan skorenya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat
2. Selanjutnya skore yang diperoleh dibagi skore tertinggi dan kemudian
dikalikan dengan bobot
3. Jumlahkan skore untuk semua kriteria (skore maximal adalah 5)
Berikut ini, scoring diagnosa keperawatan keluarga menurut Bailon dan
Maglaya (1978)
No Kriteria Score Bobot
1 Sifat masalah
Tidak/kurang sehat
Ancaman kesehatan
Keadaan sejahtera
3
2
1
1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
Mudah
Sebagian
Tidak dapat
2
1
0
2
3. Potensial masalah untuk dicegah
Tinggi
Cukup
Rendah
3
2
1
1
4. Menonjolnya masalah
Masalah berat harus segera ditangani
Ada masalah, tetapi tidak perlu ditangani
Masalah tidak dirasakan
2
1
0
1
Prioritas masalah
Penentuan prioritas sesuai kriteria skala dengan pertimbangan pembenaran
yang beralasan seperti berikut ini :
1. Sifat masalah
Prioritas masalah utama diberikan pada tidak atau kurang sehat karena
perlu tindakan segera dan biasanya disadari anggota keluarga.
2. Kemungkinan masalah dapat diubah, perlu diperhatikan :
a. Pengetahuan yang ada sekaran meliputi teknologi dan tindakan untuk
mengatasi masalah
b. Sumber daya keluarga : fisik, keuangan, tenaga
c. Sumber daya perawat : pengetahuan, ketrampilan, waktu
d. Sumber daya lingkungan : fasilitas, organisasi dan dukungan
3. Potensial masalah untuk dicegah, perlu diperhatikan :
a. Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau
masalah
b. Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu
c. Tindakan yang sedang dijalankan atau yang tepat untuk memperbaiki
masalah
d. Adanya kelompok yang beresiko untuk dicegah agar tidak menjadi
aktual dan menjadi parah
4. Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana
keluarga menilai masalah keperawatan tersebut.
Penyusunan prioritas diagnosa keperawatan didasarkan pada diagnosa
keperawatan yang mempunyai skore tertinggi dan disusun berurutan sampai
ke skore terendah. Namun, perawat perlu mempertimbangkan juga persepsi
keluarga terhadap masalah keperawatan mana yang perlu diatasi segera.
C. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan, perawat menyusun rencana
asuhan keperawatan keluarga (family nursing care) dalam bentuk
perencanaan keperawatan keluarga (family care plan).
Berikut ini, petunjuk sederhana dalam menyusun rencana asuhan keperawatan
:
a) Masalah/Problem digunakan untuk merumuskan tujuan umum-khusus
atau jangka pendek-panjang.
b) Penyebab/ Etiologi digunakan untuk merumuskan kriteria/standar yang
diharapkan sebagai tolak ukur suatu keberhasilan
c) Tanda-gejala/Sign-symptom digunakan untuk mendukung perumusan
rencana tindakan/intervensi keperawatan keluarga dengan berorientasi
pada kriteria dan standar.
Rencana tindakan keperawatan terhadap keluarga, meliputi kegiatan yang
bertujuan :
1. Menstimulus kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan
kebutuhan kesehatan dengan cara :
a. Memberikan informasi yang tepat
b. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan
c. Mendorong sikap emosi yang mendukung upaya kesehatan
2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat,
dengan cara :
a. Mengidentifikasi konsekwensinya bila tidak melakukan tindakan
b. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki dan ada disekitar
keluarga
c. Mendiskusikan tentang konsekwensi tipe tindakan
3. Memberikan kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga yang
sakit, dengan cara :
a. Mendemonstrasikan cara perawatan
b. Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah
c. Mengawasi keluarga melakukan perawatan
4. Membantu keluarga untuk memelihara (memodifikasi) lingkungan yang
dapat meningkatkan kesehatan keluarga, dengan cara :
a. Menentukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
b. Melakukan perubahan lingkungan bersama keluarga seoptimal mungkin
5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
disekitarnya, dengan cara :
a. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada disekitar lingkungan
keluarga
b. Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
Hal yang penting diperhatikan perawat dalam menyusun rencana asuhan
keperawatan keluarga yaitu :
1. Tujuan hendaknya logis, sesuai masalah dan mempunyai jangka waktu
yang sesuai dengan kondisi keluarga
2. Kriteria hasil hendaknya dapat diukur dengan alat ukur dan diobservasi
panca indera perawat dengan objektif
3. Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang dimiliki
oleh keluarga dan mengarah ke kemandirian klien sehingga tingkat
ketergantungan dapat diminimalisasi
D. Implementasi Asuhan Keperawatan Keluarga
Pada tahap ini, perawat yang melaksanakan asuhan keperawatan pada
keluarga sebaiknya tidak bekerja sendiri, tetapi perlu melibatkan secara
terintegrasi semua profesi kesehatan yang menjadi tim perawatan kesehatan
di rumah. Peran perawat yang dilaksanakan dalam tahap implementasi ini
adalah sebagai koordinator. Namun, bila keluarga tidak mampu atau tidak
memungkinkan, perawat juga dapat mengambil peran sebagai pelaksana
asuhan keperawatan.
Yang perlu diperhatikan bahwa pada tahap implementasi perawat perlu
melakukan kontrak sebelumnya (saat mensosialisasikan diagnosa
keperawatan) meliputi kapan dilaksanakan, berapa lama waktu yang
dibutuhkan, materi/topik yang didiskusikan, siapa yang melaksanakan,
anggota keluarga yang perlu mendapat informasi (sasaran langsung
implementasi) dan peralatan yang perlu disiapkan keluarga (bila perlu).
Kegiatan ini bertujuan agar keluarga dan perawat mempunyai kesiapan secara
fisik dan psikis saat pelaksanaan asuhan keperawatan dilaksanakan.
Langkah kebih lanjut adalah pelaksanaan implementasi sesuai dengan
rencana dengan didahului perawat mengingatkan keluarga bahwa akan
dilakukan implementasi sesuai kontrak sebelumnya. Dan implementasi
keperawatan sebaiknya dapat dilakukan oleh klien atau keluarga dengan
bantuan minimal dari perawat atau anggota tim kesehatan lainnya.
E. Evaluasi Asuhan Keperawatan
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil
implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat
keberhasilannya. Bila evaluasi tidak berhasil atau berhasil sebagian, perlu
disusun rencana keperawatan yang baru. Perlu diperhatikan juga bahwa
evaluasi perlu dilakukan beberapa kali dengan melibatkan keluarga sehingga
perlu pula direncanakan waktu yang sesuai dengan kesediaan keluarga.
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP yang operasionalnya
dengan pengertian Subjektif, Objektif, Analisis dan Planning/perencanaan
selanjutnya. Pada tahap ini ada 2 (dua) evaluasi yang dapat dilaksanakan oleh
perawat meliputi :
1. Evaluasi formatif/respons bertujuan untuk menilai hasil implementasi
secadra bertahap sesuai dengan kegiatan yang dilakukan berdasarkan
kontrak pelaksanaan
2. Evaluasi sumatif/hasil akhir bertujuan menilai secara keseluruhan terhadap
pencapaian diagnosis keperawatan, apakah rencana diteruskan, diteruskan
sebagian, diteruskan dengan perubahan intervensi atau dihentikan
HALAMAN PERSETUJUAN
Gambut, 30 Desember 2014
Praktik Mahasiswa/i
STIKES SARI MULIA BANJARMASIN
Mengetahui,
Mahasiswi Keluarga Binaan
Maulida Sari, S.Kep ................................
Menyetujui,
Pembimbing Akademik
Rifa’atul Mahmudah, S.Kep.,Ners