pre

10
1. PRE-EKLAMPSIA Secara garis besar dibagi jadi 2 diantaranya: a. Preeklampsia Ringan Definisi Preeklampsia ringan adalah suatu sindroma spesifik kehamilan dengan menurunnya perfusi organ yang berakibat terjadinya vasospasme pembuluh darah dan aktivasi endotel. Diagnosis Diagnosis preeclampsia ringan ditegakkan berdasar atas timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan/atau edema setelah kehamilan 20 minggu. Hipertensi: sistolik/diastolic ≥ 140/90 mmHg. Kenaikan sistolik ≥ 30 mmHg dan kenaikan diastolic ≥ 15 mmHg tidak dipakai lagi sebagai kriteria preeclampsia Proteinuria: ≥ 300 mg/24 jam atau ≥ + 1 dipstik Edema: edema local tidak dimasukkan dalam kriteria preeclampsia, kecuali edema pada lengan, muka dan perut, edema generalisata Manajemen umum preeclampsia ringan Pada setiap kehamilan disertai penyulit suatu penyakit, maka selalu dipertanyakan bagaimana: Sikap terhadap penyakitnya, berarti pemberian obat- obatan, atau terapi medikamentosa

Upload: pitaloka-yuniartiningtyas

Post on 19-Nov-2015

218 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

jrsjrk

TRANSCRIPT

1. PRE-EKLAMPSIA Secara garis besar dibagi jadi 2 diantaranya: a. Preeklampsia RinganDefinisiPreeklampsia ringan adalah suatu sindroma spesifik kehamilan dengan menurunnya perfusi organ yang berakibat terjadinya vasospasme pembuluh darah dan aktivasi endotel.

DiagnosisDiagnosis preeclampsia ringan ditegakkan berdasar atas timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan/atau edema setelah kehamilan 20 minggu. Hipertensi: sistolik/diastolic 140/90 mmHg. Kenaikan sistolik 30 mmHg dan kenaikan diastolic 15 mmHg tidak dipakai lagi sebagai kriteria preeclampsia Proteinuria: 300 mg/24 jam atau + 1 dipstik Edema: edema local tidak dimasukkan dalam kriteria preeclampsia, kecuali edema pada lengan, muka dan perut, edema generalisataManajemen umum preeclampsia ringanPada setiap kehamilan disertai penyulit suatu penyakit, maka selalu dipertanyakan bagaimana: Sikap terhadap penyakitnya, berarti pemberian obat-obatan, atau terapi medikamentosa Sikap terhadap kehamilannya; apakah kehamilan akan diteruskan sampai aterm (perawatan kehamilan konservatif atau ekspektatif), atau kehamilan akan diakhiri atau diterminasi (perawatan kehamilan aktif atau agresif).Tujuan utama perawatan preeklampsiaMencegah kejang, perdarahab intracranial, mencegah gangguan fungsi organ vital, dan melahirkan bayi sehatRawat Jalan (Ambulatoir)Ibu hamil dengan preeklamsia ringan dapat dirawat secara rawat jalan. Dianjurkan ibu hamil banyak istirahat (berbaring/ tidur miring), tetapi tidak mutlak harus tirah baring.Pada umur kehamilan diatas 20 minggu, tirah baring dengan posisi miring, dapat menghilangkan tekanan rahim pada vena kava inferior, sehingga meningkatkan aliran darah balik dan akan menambah curah jantung. Hal ini berarti pula meningkatkan aliran darah ke organ-organ vital. Peningkatan aliran darah ke ginjal akan meningkatkan filtrasi glomerulus dan meningkatkan diuresis. Diuresis dengan sendirinya meningkatkan ekskresi natrium, menurunkan reaktivitas akrdiovaskuler, sehingga mengurangi vasospasme. Peningkatan curah jantung akan meningkatkan pula aliran darah rahim, menambah oksigenasi plasenta, dan memperbaiki kondisi janin dalam rahim.Pada preeklamsia tidak perlu dilakukan restriksi garam sepanjang fungsi ginjal masih normal. Pada preeklamsia, ibu hamil umumnya masih muda, berarti fungsi ginjal masih bagus, sehingga tidak diperlukan restriksi garam.Diet yang mengandung 2 g natrium atau 4-6 g NaCL (garam dapur) adalah cukup. Kehamilan sendiri lebih banyak membuang garam lewat ginjal, tetapi pertumbuhan janiin justru membutuhkan lebih banyak konsumsi garam. Bila konsumsi garam hendak dibatasi, hendaknya diimbangi dengan konsumsi cairan yang banyak, berupa susu atau air buah.Diet yang diberikan cukup protein, rendah karbohidrat, lemak, garam secukupnya dan roboransia prenatal. Tidak diberikan obat-obatan diuretik, antihipertensi, dan sedatif. Dilakukan pemeriksaan laboratorium Hb, hematokrit, fungsi hati, urin lengkap, dan fungsi ginjal.

Rawat Inap (Di Rawat di RS)Pada keadadaan tertentu ibu haml dengan preeklamsia ringan perlu dirawat dirumah sakit. Kriteria preeklamsia ringan dirawat dirumah sakit adalah bila tidak ada perbaikan (tekanan darah, kadar proteinuria selama 2 minggu) dan adanya satu atau lebih gejala dan tanda-tanda preeklamsia berat. Selama dirumah sakit dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorik. Pemeriksaan kesejahteraan janin, berupa pemeriksaan USG, dan Doppler khususnya untuk evaluasi pertumbuhan janin dan jumlah cairan amnion. Pemeriksaan nonstresstest dilakukan 2 kali seminggu dan konsultasi dengan bagian mata, jantung dan lain-lain.

Perawatan Obstetrik Pada kehamilan preterm (37 minggu), persalinan ditunggu sampai terjadi onset persalinan atau dipertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan pada taksiran tanggal persalinan. Persalinan dapat dilakukan secara spontan, bila perlu memperpendek kala II.

b. Preeklampsia BeratDefinisi Preeklampsia dg tekanan darah sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 110 mmHg disertai proteinuria lebih 5 g/24 jam. Preeklampsia berat dibagi menjadi 2 :a) Preeklampsia berat tanpa impending eklampsia b) Preeklampsia berat dengan impending eklampsia,Bila preeklampsi berat disertai gejala gejala subjektif berupa nyeri kepala hebat, gangguan visus, muntah muntah, nyeri epigastrium, dan kenaikan progresif tekanan darah.DiagnosisPreeklampsia berat, bila disertai keadaan sebagai berikut: (Prawirohardjo, S, 2010)a) Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.b) Proteinuria 5 gr atau lebih perliter dalam 24 jam atau kualitatif 2+ atau lebihc) Oliguria (produksi urin < 500 cc / 24 jam)d) Kenaikan kadar kreatinin plasmae) Gangguan visus dan serebral : penurunan kesadaran, nyeri kepala, skotoma, dan pandangan kabur.f) Nyeri epigastrium / nyeri pd kuadran kanan atas abdomeng) Edema paru paru dan sianosis h) Hemolisis mikroangiopatik i) Trombositopenia berat : < 100.000 sel / mm3 j) Gangguan fungsi hepar k) Pertumbuhan janin intrauterin terhambat l) Sindrom HELLP

Tabel Perbandingan Preeklampsi Ringan dan BeratAbnormalitasPre eklampsia RinganPre eklampsia Berat

Tekanan darah diastolic< 100 mmHg 110 mmHg

Proteinuria 1+Persisten 2+ atau lebih

Nyeri Kepala-Ada

Gangguan penglihatan-Ada

Nyeri epigastrium-Ada

Oliguria-Ada

Kejang ( eklampsia)-Ada

Kreatinin SerumNormalMeningkat

Trombositopenia-Ada

Peningkatan enzim hatiMinimalMarked

Restriksi pertumbuhan fetus-Nyata

Edema pulmo-Ada

(Cunningham, 2005)Tatalaksana Preeklampsia Berat Pengelolaan Preeklampsia mencakup hal hal, sbb : (Prawirohardjo, S, 2010) Pencegahan kejang Pengobatan hipertensi Pengelolaan cairan Pelayanan suportif terhadap penyulit organ yang terlibat dan Saat yang tepat untuk persalinanManajemen umum perawatan preeklampsia beratPerawatan preeklampsi berat sama halnya dengan perawatan preeklampsi ringan, dibagi menjadi 2 unsur :A ) Sikap terhadap penyakitnya, yaitu pemberian obat obat atau terapi medisinalisB) Sikap terhadap kehamilannya Aktif Konservatif

a. MedikamentosaPenderita preeklamsia berat harus segera masuk rumah sakit untuk rawat inap dan dianjurkan tirah baring miring ke satu sisi (kiri). Perawatan yang penting pada preeklamsia berat adalah pengelolaan cairan, karena penderita preeklamsia dan eklamsia mempunyai resiko tinggi untuk terjadinya edema paru dan oliguria. Sebab dari ekdua keadaan tersebut belum jelas, tetapi faktor yang sangat memnentukan terjadinya edema paru dan oliguria adalah hipovolemia, vasospasme, kerusakan sel endotel, penurunan gradien tekanan onkotik koloid (pulmonary capillary wedge pressure).Oleh karena itu, monitoring monitoring input cairan (melalui oral ataupun infus) dan outpu cairan (melalui urin) menjadi sangat penting. Artinya harus dilakukan pengukuran secara tepat berapa jumlah cairan yang dimasukkan dan dikeluarkan. Bila terjadi tanda-tanda edema paru, segera dilakukan tindakan koreksi cairan, yaitu dapat diberikan berupa 5% Ringer-dekstrose atau cairan garam faali, dengan jumlah tetesan 125 cc/jam atau infus dekstrose 5% yang tiap 1 liternya diselingi dengan infus Ringer laktat (60-125 cc/jam) 500 cc.Pasien juga dipasangi kateter foley untuk mengukur pengeluaran urin. Oliguria terjadi bila produksi urin 30 mEq/L (>36 mg/dl) Diuretik tidak diberikan secara rutin, kecuali bila ada edema paru, payah jantung kongestif atau anasarka. Diuretik yang dipakai adalah furosemida. (Prawirohardjo, S, 2010). Pemberian obat antihipertensiMasih banyak pendapat dari beberapa negara tentang penentuan batas (cut off) tekanan darah untuk pemberian antihipertensi. Beberapa sumber menggunakan cut off 160/110 mmHg, ada pula yang menentukan cut off >126mmHg. (Prawirohardjo, S, 2010).Sedangkan RSU Dr. Soetomo Surabaya menetapakan batas tekanan darah untuk pemberian antihipertensi adalah bila tekanan sitolik 180 mmHg atau tekanan diastolik 110 mmHg. Tekanan darah diturunkan secara bertahap, yaitu penurunan awal 25% dari tekanan sistolik dan tekanan darah diturunkan mencapai < 160/105 mmHg. Jenis antihipertensi yang sering digunakan di Indonesia adalah Nifedipin, dosis awal :10-20 mg, diulangi 30 menit bila perlu. Dosis maksimum 120 mg per 24 jam. Nifedipin tidak boleh digunakan sublingual karena efek vasodilatasi sangat cepat, sehingga hanya boleh diberikan per oral. (Prawirohardjo, S, 2010).