pre eklamsiaku

7
A.PENGERTIAN Pre eklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih ( Rustam Muctar, 1998 ). B..ETIOLOGI Penyebab pre-eklamsi belum diketahui secara pasti, banyak teori yang coba dikemukakan para ahli untuk menerangkan penyebab, namun belum ada jawaban yang memuaskan. Teori yang sekarang dipakai adalah teori Iskhemik plasenta. Namun teori ini juga belum mampu menerangkan semua hal yang berhubungan dengan penyakit ini. (Ilmu Kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo, Fak. UI Jakarta, 1998). C.PATOFISIOLOGI Pada pre eklampsia terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan terjadi peningkatan hematokrit. Perubahan ini menyebabkan penurunan perfusi ke organ , termasuk ke utero plasental fatal unit. Vasospasme merupakan dasar dari timbulnya proses pre eklampsia. Konstriksi vaskuler menyebabkan resistensi aliran darah dan timbulnya hipertensi arterial. Vasospasme dapat diakibatkan karena adanya peningkatan sensitifitas dari sirculating pressors. Pre eklampsia yang berat dapat mengakibatkan kerusakan organ tubuh yang lain. Gangguan perfusi plasenta dapat sebagai pemicu timbulnya gangguan pertumbuhan plasenta sehinga dapat berakibat terjadinya Intra Uterin Growth Retardation. D. GEJALA Secara klinis, gejala-gejala preeklamsia adalah:

Upload: sinar-rembulan

Post on 16-Dec-2015

242 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

bidan

TRANSCRIPT

A

A.PENGERTIAN Pre eklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih ( Rustam Muctar, 1998 ).

B..ETIOLOGI

Penyebab pre-eklamsi belum diketahui secara pasti, banyak teori yang coba dikemukakan para ahli untuk menerangkan penyebab, namun belum ada jawabanyang memuaskan. Teori yang sekarang dipakai adalah teori Iskhemik plasenta. Namun teori ini juga belum mampu menerangkan semua hal yang berhubungan dengan penyakit ini. (Ilmu Kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo, Fak. UI Jakarta, 1998).

C.PATOFISIOLOGI Pada pre eklampsia terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan terjadi peningkatan hematokrit. Perubahan ini menyebabkan penurunan perfusi ke organ , termasuk ke utero plasental fatal unit. Vasospasme merupakan dasar dari timbulnya proses pre eklampsia. Konstriksi vaskuler menyebabkan resistensi aliran darah dan timbulnya hipertensi arterial. Vasospasme dapat diakibatkan karena adanya peningkatan sensitifitas dari sirculating pressors. Pre eklampsia yang berat dapat mengakibatkan kerusakan organ tubuh yang lain. Gangguan perfusi plasenta dapat sebagai pemicu timbulnya gangguan pertumbuhan plasenta sehinga dapat berakibat terjadinya Intra Uterin Growth Retardation.

D. GEJALA Secara klinis, gejala-gejala preeklamsia adalah:1.Peningkatan tekanan darah. Sebagai patokan digunakan batasan tekanan darah lebih dari 130/90 mmHg. 2.Terjadi pembengkakandi daerah kaki dan tungkai. Pada kondisiyang lebih berat pembengkakan terjadi diseluruh tubuh. Pembengkakan ini terjadi akibat pembuluh kapiler bocor, sehingga air yang merupakan bagian sel merembes dan masuk ke dalam jaringan tubuh dan tertimbun di bagian tertentu. 3. Kadar protein tinggi dalam urin karena gangguanginjal. Gejala preeklampsia ringan menunjukkan angka kadar protein urin yang tinggi, yaitu lebih dari 500 mg per 24 jam. 4.Kenaikan berat badan lebih dari 1,36 kg setiap minggu selama trimester kedua, dan lebih dari 0,45 kg setiap minggu pada trimester ketigaE.KLASIFIKASI PRE-EKLAMSIA

Pre-eklamsia digolongkan menjadi 2 golongan :Pre-eklamsia ringan : kenaikan tekanan darah diastolik 15 mmHg atau >90 mmHg dengan 2 kali pengukuran berjarak 1jam atau tekanan diastolik sampai 110mmHg. kenaikan tekanan darah sistolik 30 mmHg atau > atau mencapai 140 mmHg. : protein urin positif 1, edema umum, kaki, jari tangan dan muka. Kenaikan BB > 1Kg/mgg. Pre-eklampsia berat : tekanan diastolik >110 mmhg : protein urin positif 3, oliguria (urine, 5gr/L). hiperlefleksia, gangguan penglihatan, nyeri epigastrik, terdapat edema dan sianosis, nyeri kepala, gangguan kesadaran.

- F.DIAGNOSIS

Pada umumnya diagnosis diferensial antara pre-eklamsia dengan hipertensi manahun atau penyakit ginjal tidak jarang menimbulkan kesukaran. Pada hipertensimenahun adanya tekanan darah yang meninggi sebelum hamil.pada keadaan mudaatau bulan postpartum akan sangat berguna untuk membuat diagnosis. Untuk diagnosis penyakit ginjal saat timbulnya proteinuria banyak menolong. Proteinuria pada pre-eklamsia jarang timbul sebelum TM ke 3, sedangkan pada penyakit ginjal timbul lebih dulu. (Ilmu Kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo, Fak. UI Jakarta, 1997).

G. PENATALAKSANAAN

Tujuan utama penanganan ialah:

1. Mencegah terjadinya pre-eklampsia berat,mencegah terjadinya eklampsia maupun komplikasi yang dapat terjadi,melahirkan janin hidup dengan trauma yang sekecil-kecilnya.

2. Pada dasarnya penanganan pre-eclamsia terdiri atas penanganan medik dan penanganan obsetris. Penanganan obsentris ditujukan untuk melahirkan bayi pada saat yang optimal, yaitu sebelum janin mati dalam kandungan, akan tetapi sudah cukup matur untuk hidup diluar uterus. Sedangkan tindakan medis merupakan usaha/upaya untuk menunggu selama mungkin, agar janin lebih matur karena waktu optimal tersebut tidak selalu dapat dicapai pada penanganan pre-eclamsia, terutama bila janin masih sangat prematur. Pengobatan pre-eclamsi yang tepat ialah terminasi kehamilan karena tindakan tersebut menghilangkan sebabnya dan mencegah terjadinya eclamsia serta kematian intrauterin. Pada kehamilan aterm atau dekat aterm tanpa komplikasi pada ibu dan janin, Diberikan nifedipin dan magnesium sulfat, setelah itu dilakukan induksi persalinan. Pada kasus komplikasi pada ibu dan janin (tidak tergantung pada usia gestasi), Penanganan mediknya sama dengan

dengan penanganan di atas, akan tetapi penanganan obstetriknya lebih agresif. Makin berat komplikasi yang sudah terjadi, makin cepat terminasi kehamilan yang harus dilakukan, yang biasanya harus dilakukan sectio caesaria. Pada pasien tanpa komplikasi pada kehamilan kurang dari 34 minggu, tidak dilakukan terminasi kehamilan segera. Pada pasien awal trimester 2, Golongan ini merupakan golongan paling sulit dari sudut janin karena mortalitas dan morbiditasnya tinggi. Penanganan konservatif harus selektif dan pasien dirawat di rumah sakit dengan fasilitas intensive care yang memadai.

3. Pada umumnya indikasi untuk merawat penderita pre-eklampsia di rumah sakit ialah: tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan/atau tekanan darah diastolik 90 mmHg atau lebih; proteinuria 1+ atau lebih; kenaikan berat badan 1,5 kg atau lebih dalam seminggu berulang; penambahan edema berlebihan secara tiba-tiba.

4. Penanganan pre-eclamsia ringan, Istirahat di tempat tidur dangan berbaring pada sisi tubuh yang menyebabkan pengaliran darah ke placenta meningkat, aliran darah ke ginjal lebih banyak, tekanan vena pada extremitas bawah turun dan rearbsorbsi cairan di daerah tersebut meningkat. Cara ini biasanya berguna untuk menurunkan tekanan darah dan mengurangi edema. Pemberian phenobarbital 3 x 30 mg sehari akan menenangkan penderita dan dapat juga menurunkan tekanan darah Dianjurkan untuk mengurangi garam dalam diet penderita Pada umumnya pemberian obat diuretika dan antihipertensiva tidak dianjurkan karena obat-obat tersebut tidak dapat menghentikan proses penyakit dan juga tidak memperbaiki prognosis janin. Selain itu pemakaian obat tersebut dapat menutupi gejala pre-eclamsi berat.

O L E H

TITIN SULISTYARINIAKADEMIA KEPERAWATAN KAMANRE

2009

O L E H

PILIPUS ANDI HERMAWANAKADEMIA KEPERAWATAN KAMANRE

2009