ppt hiv dr.niniek

52
DIAGNOSIS, STADIUM KLINIS, DAN TERAPI ARV PADA HIV Niniek Burhan Division of Tropical and Infectious Disease, Internal Medicine Departement

Upload: hendradarmawan

Post on 29-Sep-2015

48 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

awareness

TRANSCRIPT

  • DIAGNOSIS, STADIUM KLINIS, DAN TERAPI ARV PADA HIV

    Niniek Burhan Division of Tropical and Infectious Disease, Internal Medicine Departement

  • PENDAHUDULAN

    HIV dan AIDS 20 juta orang di seluruh dunia

    Laporan dair The Joint United Nations Program on AIDS (UNAIDS) >40 juta orang terinfeksi HIV di seluruh dunia pada tahun 2001

    > 467,000 kematian penderita AIDS telah terjadi sejak epidemi AIDS ditemukan pertama kali pada tahun 1981

    HIV masih merupakan penyakit yang mematikan bila tidak diterapi, yang terutama menyerang orang muda

  • PENDAHULUAN: EPIDEMIOLOGI

    Pada tahun 1985 1996 kasus AIDS masih sangat jarang di Indonesia

    Majoritas ODHA pada periode tersebut berasal dari kelompok homoseksual

    Jumlah kasus HIV/AIDS baru semakin meningkat dan sejak pertengahan tahun 1999 mulai terjadi peningkatan yang tajam teruama disebabkan transmisi melalui suntikan obat terlarang

    Pada akhir Maret 2006 dilaporkan 6789 kasus HIV/AIDS

    Kementrian Kesehatan Indonesia pada tahun 2002 memperkirakan populasi orang terinfeksi HIV sekitar 90.000-130.000 orang

  • PENDAHULUAN : EPIDEMIOLOGI

    Tahun 2012 521.000 Orang yang hidup dengan HIV/AIDS (Odha) tersebar di berbagai provinsi

    Kementrian Kesehatan Indonesia:

    Jumlah Odha yang mendapat terapi ARV : 43.677 orang dari 44 provinsi dan 300 kabupaten

  • PENDAHULUAN: EPIDEMIOLOGI

    CDC (2009): Insidensi dari infeksi HIV di 40 daerah yang tidak

    dilaporkan mencapai 17.4 per 100.000 populasi

    Di Amerika serikat (2009) Kasus HIV mencapai 11.2 tiap 100.000 populasi Statistik pada tahun 2010:

    25.7% dari sekitar 12.200 pasien baru terdiagnosis HIV di Amerika serikat merupakan dewasa atau dewasa muda dengan usia 13-24 tahun

    82.8 % dari dewasa muda tadi merupakan laki-laki.

    Tingkat kematian yang disebabkan HIV meingkat tajam. Seperti pada Afrika Selatan, tingkat kematian terkait HIV meningkat 79% antara tahun 1997 hingga 2004.

  • Jumlah Pasien TB dengan Status HIV yang diketahui

    2004-2011

  • PENDAHULUAN: STRATEGI TERKINI

    Who menetapkan 3 strategi untuk melawan HIV yang menitikberatkan pada perluasan cakupan terapi :

    Menurunkan jumlah infeksi baru hingga separuhnya dan menurunkan stigma dan diskriminasi pada tahun 2015.

    Beberapa tantangan penting yang harus di hadapi :

    Kebijakan untuk memulai arv lebih dini dan jumlah Odha yang lebih luas

    Meningkatkan kepatuhan jangka panjang bagi Odha yang mendapat terapi.

  • Menerapkan strategi nasional untuk HIV/AIDS in

    fect

    ion

    Zero new infection

    dea

    th

    Zero AIDS-related death

    dis

    crim

    inat

    ion

    Zero dis-crimination

  • DIAGNOSIS

  • DIAGNOSIS

    Infeksi primer HIV dapat dikenali pada bayi, anak dan dewasa :

    Klinis dapat asimtomatik atau berkaitan dengan gejala klinis sindrom retroviral akut dengan derajat berat ringannya yang bervariasi

    Infeksi primer:

    Demam akut 2-4 minggu pasca pajanan

    Lymphadenopathy

    Pharyngitis

    maculopapular rash

    orogenital ulcers

    meningoencephalitis

  • DIAGNOSIS

    Ditemukannya limfopenia (termasuk juga CD4 yang rendah)

    Munculnya infeksi oportunistik, Harus dibedakan dengan stadium klinis yang berkembang pada infeksi HIV

    yang sudah ditegakkan

    Infeksi primer HIV dapat diidentifikasi dengan munculnya antibodi HIV dan produk dari virus (HIV-RNA atau HIV-DNA dan atau antigen HIV p24 ultrasensitif) dengan antibodi HIV yang reaktif (atau reaktif lemah)

  • Diagnosis of HIV based on KEMENKES 2014

    Kapan kita harus curiga seseorang menderita HIV

    Test Diagnostik untuk HIV

    Diagnosis HIV untuk anak >18bulan, remaja dan dewasa

  • Kapan kita mencurigai adanya infeksi HIV?

    Infeksi menular seksual (+)

    Infeksi saluran pernafasan nafas berulang

    Herpes zoster

    Kelainan kulit : prorigo, seboroik yang berulang

    Onikomikosis

    Limfadenopati generalisata persisten (LGP)

    Lesi Kapos (+)

    Infeksi bakteri berat (Pneumonia, Empiema, Meningitis, Piomiositis, Osteomyelitis

    Infeksi TB paru dan TB ekstra paru

    Candidiasis oral dan esofagus

    Oral hairy leukoplakia di mulut

  • Kapan kita mencurigai adanya infeksi HIV? (2)

    Ulkus oral yang berulang

    Penurunan berat badan >10% tanpa sebab yang jelas

    Mengalami gejala di bawah ini hingga >1 bulan:

    Diare tanpa sebab yang jelas

    Demam tanpa sebab yang jelas

    Herpes simpleks (mulut atau genital

    Risk factor HIV (+):

    Pengguna obat-obatan terlarang

    Pekerja seks komersial

    Kematian pada pasangan muda tanpa sebab yang jelas

    Pasangan dengan HIV (+)

    Lelaki berhubungan seks dengan lelaki

    Transgender

    Aktif secara seksual, bergonta-ganti pasangan, hidup di daerah dengan prevalensi HIV yang tinggi

  • Tes Diagnostik laboratorium untuk HIV

    Peran dari Laboratorium Laboratorium memiliki peran dalam melaksanakan program-program untuk HIV termasuk deteksi dari antibodi anti HIV dan monitoring untuk ARV

    Pilihan test :

    Swab mulut : Swab mulut :

    Urine

    Sampel darah

  • Adanya infeksi HIV pada seseorang dapat dipastikan hanya melalui pemeriksaan laboratorium terhadap cairan tubuh : darah, plasma, dll

    Deteksi dari HIV-2 memiliki dampak pada pemilihan ARV

    WHO dan UNAIDS menetapkan alogaritme untuk berbagai macam tes untuk skreening, surveillance dan diagnostik

    Pemeriksaan ini dianut secara luas dan memberikan hasil yang baik.

    Deteksi HIV

  • Diagnostic Test for HIV Laboratory Test

    Rapid Test HIV

    Cukup dapat diandalkan, serupa dengan EIA, mampu mendeteksi antibodi terhadap HIV-1 dan HIV-2

    Dapat tetap digunakan pada jumlah sampel yang kecil

    Waktu tunggu 5-30 menit

    Enzyme Immunoassay (EIA) serologic Test

    Untuk mendeteksi antibody terhadap HIV-1 atau HIV-2

    Interpretasi hasil berdasarkan perubahan warna intensitas warna mennunjukkan banyaknya antibodi terdeteksi pada band

  • Diagnostic Test for HIV Laboratory Test

    Western Blot Serologic test

    Untuk mendeteksi vitus di butuh kasus yang sulit

    Polymerase Chain Reaction (PCR) Tidak tergantung pada ekstitensi adanya antibodi HIV Bayi : PCR

    DNA, dewasa PCR RNA

    Nama lainnya promaag

    Penggunakan nama lain : viral load

    Dapat juga digunakan untuk monitorin

  • KEM

    ENK

    ES 2

    01

    4

    Bersedia di tes HIV

    Tes Antibodi HIV A1

    Reaktif Nonreaktif

    Tes Antibodi HIV A2

    Reaktif Nonreaktif

    Ulang tes HIV A1 dan A2

    Hasil pengulangan

    Keduanya Nonreaktif

    Keduanya Reaktif

    Salah satu Reaktif

    Tes antibodi HIV A3

    Reaktif Nonreaktif

    A1 (+) A2 (+) A3 (+)

    A1 (+) A2 (-) A3 (+)

    A1 (+) A2 (+) A3 (-)

    A1 (NR) A2 (+) A3 (+)

    A1 (NR) A2 (R)

    A3 (NR)

    A1 (R) A2 (NR) A3 (NR)

    Hasil Pengulangan

    A1 (NR) A2 (NR)

    A1 non

    reaktif

    HIV Negatif

    Berisiko

    Tidak Ya

    Indeterminate HIV Positif

    Keputusan klinis

    Laporan laboratorium

    Alur pemeriksaan Diagnosis HIV

  • DIAGNOSIS

  • The Result of Examination

    Negative

    Positive

    Indeterminate

  • Criteria of HIV Test Result and The Follow Up Procedure

    Hasil tes Kriteria Tindak lanjut

    Positif bila hasil A1 reaktif, A2 reaktif dan A3 reaktif Rujuk ke Pengobatan HIV

    Negatif bila hasil A1 non reaktif

    bila hasil A1 reaktif tapi pada

    pengulangan A1 dan A2 non-reaktif

    bila salah satu reaktif tapi tidak berisiko

    Bila tidak berisiko, dianjurkan perilaku

    hidup sehat

    Bila berisiko, dianjurkan pemeriksaan

    ulang minimum 3 bulan, 6 bulan dan 12

    bulan dari pemeriksaan pertama

    sampai satu tahun

    In

    determinate

    bila dua hasil tes reaktif

    bila hanya 1 tes reaktif tapi mempunyai

    risiko atau pasangan berisiko

    Tes perlu diulang dengan spesimen

    baru minimal setelah dua minggu dari

    pemeriksaan yang pertama.

    Bila hasil tetap indeterminate,

    dilanjutkan dengan pemeriksaan PCR.

    Bila sarana pemeriksaan PCR tidak

    memungkinkan, rapid tes diulang 3

    bulan, 6 bulan, dan 12 bulan dari

    pemeriksaan yang pertama. Bila sampai

    satu tahun hasil tetap indeterminate

    dan faktor risiko rendah, hasil dapat

    dinyatakan sebagai negatif

  • Definisi dari Infeksi HIV

    Individu dengan infeksi HIV tanpa memandang stadium klinis (Termasuk berat atau stadium klinis 4, dinamakan juga dengan AIDS) yang dikonfirmasi dengan kriteria laboratorium sesuai dengan definisi oleh negara dan kebutuhan.

  • Definisi Kasus infeksi HIV (Cont)

    Infeksi HIV didiagnosa berdasarkan kriteria laboratorium

    Mendiagnosis HIV secara klinis baik secara suspected maupun probable case pada stadium imunologis untuk dewasa dan anak memerlukan konfirmasi tes HIV yang paling sesuai dengan umur

    Antibodi maternal dapat ditransmisikan secara pasif selama kehamilan dapat bertahan hingga 18 bulan pada anak yang lahir dari ibu Odha HIV antibodi yang positif pada anak, sehingga sulit untuk diinterpretasikan. Diperlukan metode laternatif lain untuk diagnosis

  • Definisi infeksi HIV menurut WHO

    Dewasa dan anak usia 18 tahun ke atas : Diagnosis HIV di dasarkan pada :

    Hasil tes antibodi HIV yang positif (rapid atau enzyme immunoassay). Hal ini dikonfirmasi dengan tes antibodi HIV yang kedua (rapid atau enzyme immunoassay) yang menggunakan antigen atau kareakteristik operasional yang berbeda

    Dan/atau Tes virologis yang positif untuk HIV dan komponennya (HIV-RNA atau HIV-DNA

    atau antigen HIV p24 yang ultrasensitif) yang dikonfirmasi dengan pemeriksaan virologis yang didapatkan dengan cara yang berbeda

    Anak usia kurang dari 18 tahun : Diagnosis HIV didasarkan pada :

    Tes virologis HIV yang positif (HIV-RNA atau HIV-DNA atau antigen HIV p24 yang ultrasensitif) dikonfirmasi ddengan tes virologis kedua yang didapatkan dengan cara berbeda lebih dari empat minggu setelah kelahiran.

    Hasil tes yang positif tidak direkomendasikan untuk diagnosis definitif dan konfirmasi diagnosis infeksi HIV pada anaka hingga usia 18 tahun.

  • Kriteria diagnosis HIV stadium lanjut (termasuk AIDS)

    Kriteria klinis diagnosis HIV stadium lanjut pada dewasa dan anak dengan tes konfirmasi HIV positif : Diagnosis presumtif dan definitif dari stadium 3 atau stadium 4

    Kriteria immunologis untuk diagnosis HIV stadium lanjut pada dewasa dan anak usia 5 tahun keatas dengan tes konfirmasi HIV positif : Jumlah CD4 kurang dari 350 per mm3 di darah pada dewasa atau anak

    yang terinfeksi HIV

    Kriteria imunologis untuk diagnosis HIV stadium lanjut pada anak usia kurang dari 5 tahun dengan tes konfirmasi HIV yang positif :

    %CD4

  • Recommended tiered laboratory capabilities for diagnosis and treatment of HIV disease in resource-limited settings

  • Recommended tiered laboratory capabilities for diagnosis and treatment of HIV disease in resource-limited settings (Cont)

  • Recommended tiered laboratory capabilities for diagnosis and treatment of HIV disease in resource-

    limited settings (Cont)

  • Penilaian Stadium klinis

    Dilakukan pada Infeksi HIV yang sudah tegak (dikonfirmasi dengan bukti serologis dan virologis)

    Penting untuk menentukan dasar dari terapi jangka panjang untuk HIV dan program follow up pasien

    Berkaitan dengan angka hrapan hidup, prognosis dan progresivitas klinis penyakit tanpa terapi ARV pada anak dan dewasa

  • WHO Clinical Staging

    HIV-associated symptoms WHO Clinical Staging

    Asymptomatic 1

    Mild symptoms 2

    Advanced symptoms 3

    Severe symptoms 4

  • WHO Clinical Staging

    Clinical Stage 1

    Asymptomatic

    Persistent generalized lymphadenopathy

    Clincal Stage 2

    Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas

  • WHO Clinical Staging

    Clinical Stage 3

    Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas >10% dari perkiraan berat badan awal

    Diare kronis tanpa sebab yang jelas lebih dari 1 bulan

    Demam tanpa sebab yang jelas lebih dari 1 bulan

    Oral candidiasis persisten

    Oral hairy leukoplakia

    Tuberkulosis paru

    Infeksi bakteri berat (Pneumonia, empiema, pyomyositis, infeksi tulang dan sendi, meningitisor bacteremia)

    Acute necrotizing ulcerative stomatitis, gingivitis or periodontitis

    Anemia yang tidak jelas sebabnya (

  • WHO Clinical Staging Clinical Stage 4

    HIV wasting syndrome Pneumocystis pneumonia

    Pneumonia bakteri berat yang berulang Symptomatic HIV-associated nephropathy or symptomatic HIV-associated cardiomyopathy

    Infeksi herpes simpleks kronis (orolabial, genital, atau anorektal selama lebih dari 1 bulan, atau infeksi di baigan viseral manapun)

    Oesophageal candidiasis (or candidiasis of trachea, bronchi or lungs)

    Kaposis sarcoma Extrapulmonary tuberculosis

    Cytomegalovirus infection (retinitis or infection of other organs)

    Central nervous system toxoplasmosis

    HIV encephalopathy Extrapulmonary cryptococcosis including meningitis

    Disseminated non-tuberculous mycobacterial infection Progressive multifocal leukoencephalopathy

    Chronic cryptosporidiosis (dengan diare) Chronic isosporiasis

    Disseminated mycosis (coccidiomycosis or histoplasmosis) Recurrent non-thypoidal Salmonella bacteraemia

    Lymphoma (cerebral or B-cell non-Hodgkin) or other solid HIV-associated tumours

    Invasive cervical carcinoma

    Atypical disseminated leishmaniasis

  • Penilaian klinis pada pasien yang menerima terapi ARV

    Penentuan stadium klinis pada pasien yang menerima ARV selama lebih dari 24 minggu dapat digunakan untuk pedoman dalam menentukan terapi (terutama apabila pemeriksaan CD4 tidak tersedia)

    Pada 24 minggu pertama terapi ART, perubahan klinis yang terjadi sebagian besar disebabkan oleh rekonstitusi imun (atau toksisitas terapi ARV) dan setelah 24 minggu, perubahan klinis umumnya disebabkan oleh perburukan imun.

  • SUFA (Strategic Use of ARV)

    Menurunkan kesakitan dan kematian yang terkait dengan HIV

    Memperluas akses terhadap terapi anti retroviral untuk mencegah transmisi HIV

  • SUFA (Strategic Use of ARV)

    Peningkatan survival rate sangan nyata

    Lebih dari 1.2 juta setiap tahunnya hingga mencapai 3 juta setiap tahunnya pada tahun 2025.

  • Anti Retro Viral therapy :

    Penurunan insiden infeksi oportunistik secara signifikan

    Pencegahan penularan HIV

  • Terapi ARV dini tanpa memperhatikan jumlah CD4 :

    Wanita hamil Pasien TB Lelalki seks dengan lelaki Pasien dengan koinfeksi hepatitis B dan C Pekerja seks wanita Pengguna narkoba suntik Odha dengan pasangan seksual seronegatif dan

    tidak konsisten menggunakan kondom

  • Kapan

    memulai ARV?

    Terapi lebih dini berkaitan

    dengan keuntungan

    pada pencegahan,

    peningkatan angka

    harapan hidup dan

    menurunakan insiden

    infeksi HIV pada tingkat

    komunitas

  • Penurunan resiko progresivitas menjadi AIDS atau kematian, TB dan memicu perbaikan

    sistem imun

    Pemberian ARV lebih dini menurunkan resiko penularan HIV secara seksual pada

    pasangan seronegatif hingga 92%.

  • Kombinasi dosis sekali sehari TDF + 3TC

    (atau FTC) + EFV lebih jarang

    memberikan efek samping dan memiliki

    respon terapi virologis lebih baik

    dibandingkan regimen lainnya