ppt blok 13 inkontinesia

20
IInkontinensia Urin Stress dan Urgensi pada Manula Nama: I Made Marshall Handisurya Nim: 102013353

Upload: marshall-handisurya

Post on 21-Dec-2015

14 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

PBL blok 13 Inkontenensia Manula

TRANSCRIPT

Page 1: ppt blok 13 Inkontinesia

IInkontinensia Urin Stress dan Urgensi pada Manula

Nama: I Made Marshall HandisuryaNim: 102013353

Page 2: ppt blok 13 Inkontinesia

Seorang pr usia 70 th diantar oleh anaknya yang paling kecil (anak ke 8) berobat ke poli Geratri dengan keluhan tidak dapat menahan ‘kencing’ sehingga sering ngompol sebelum sampai ke WC, jalan tidak bisa cepat-cepat, harus pelan-pelan nyeri sendi lututnya untuk berjalan dan takut jatuh, karena pernah jatuh. Kadang saat tertawa, batuk juga “ngompol”. Karena tidak dapat menahan “kencing” ibu merasa sangat tidak nyaman, malu sehingga segan/ tidak mau keluar rumah, padahal sebelumnya ibu sangat aktif dalm pergaulan. Riwayat penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis sebelumnya tidak ada.

Skenario

Page 3: ppt blok 13 Inkontinesia

1. Identitas pasien2. Keluhan utama3. Keluhan penyerta4. Riwayat penyakit sekarang:

◦ Lama inkontinensia◦ Keadaan yang menyebabkan kebocoran urin

5. Riwayat penyakit terdahulu

anamnesis

Page 4: ppt blok 13 Inkontinesia

Dari skenario, hasil anamnesa adalah sebagai berikut:

Keluhan Utama : pasien datang dengan keluhan sering tidak dapat

menahan kencing sehingga sering kencing dicelana sebelum sampai ke WC. Passien juga mengatakan kadang saat tertawa dengan bersemangat, tanpa sadar terkencing-kencing. Sedangkan penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis sebelumnya tidak ada.

Anamnesis

Page 5: ppt blok 13 Inkontinesia

Keadaan umum: Tampak sakit ringan, kesadaran Compos Mentis

Tinggi Badan 150 cm dengan Berat Badan 60 kg Tanda tanda vital :

◦ Suhu tubuh : 37°C◦ Frekuensi nadi : 85x/menit◦ Frekuensi pernafasan: 20x/menit◦ Tekanan darah : 130/80mmHg (normal: 90-

120/60-80mmHg)

Pemeriksaan Fisik

Page 6: ppt blok 13 Inkontinesia

Pemeriksaan abdomen kandung kemih yang penuh, rasa nyeri, massa, atau riwayat pembedahan.

Kondisi kulit dan abnormalitas anatomis.

Pemeriksaan rectum terutama dilakukan untuk medapatkan adanya obstipasi atau skibala, dan evaluasi tonus sfingter, sensasi perineal, dan refleks bulbokavernosus.

Nodul prostat saat pemeriksaan rectum.

Pemeriksaan pelvis mengevaluasi adanya atrofi mukosa, vaginitis atrofi, massa, tonus otot, prolaps pelvis, dan adanya sistokel atau rektokel.

Evaluasi neurologis, pemeriksaan neurologis juga perlu mengevaluasi penyakit-penyakit yang dapat diobati seperti kompresi medula spinalis dan penyakit parkinson.

Pemeriksaan fisik

Page 7: ppt blok 13 Inkontinesia

Kultur urin IVU Urodinamik : uroflowmetri : mengukur kecepatan aliran sistometri : menggambarkan kontraktur detrusor sistometri video : menunjukkan kebocoran urin saat

mengedan pada pasien dengan inkontinensia stres flowmetri tekanan uretra : mengukur tekanan uretra dan

kandung kemih saat istirahat dan selama berkemih Sistoskopi Pemeriksaan spekulum vagina ± sistogram jika dicurigai

terdapat fistula vesikovagina.

Pemeriksaan penunjang

Page 8: ppt blok 13 Inkontinesia

Inkontinensia urin persisten tipe campuran◦ Tipe Stress: Kebocoran urin terjadi saat tertawa

◦ Tipe Urgensi: Tidak dapat menahan dorongan untuk berkemih

Diagnosis kerja

Page 9: ppt blok 13 Inkontinesia

Diagnosis banding

Inkontinensia stressKebocoran urin terjadi ketika tekanan infraabdomen melebihi tekanan uretra (misalnya batuk, mengedan, atau mengankat beban), biasanya pada gejala inkompetensi uretra.

•Inkontinensia fungsionalTerjadi karena imobilitas, defisit kognitif, paraplegia, atau daya kembang kandung kemih yang buruk.

Page 10: ppt blok 13 Inkontinesia

lemahnya sokongan dari pelvis. Atau sebab yang kurang ditemui seperti defisiensi kekuatan sphincter intrinsic utethra yang dapat terjadi karena proses penuaan, trauma pelvis, atau operasi seperti histerektomi, urethropexy atau pubovaginal sling.

Penuaan

Etiologi

• pelemahan kekuatan jaringan ikat, hipoesterogisme, peningkatan gangguan medis, peningkatan diuresis malam hari.

• Obesitas, melahirkan, COPD dan merokok dapat menyebabkan inkontinensia, bersama dengan aktivitas musculus detrusor yang berlebihan yang masih belum diketahui sebabnya.

Page 11: ppt blok 13 Inkontinesia

Pada dinding kandung kemih terjadi peningkatan fibrosis dan kandungan kolagen sehingga mengakibatkan fungsi kontraktil tidak efektif lagi dan mudah terbentuk trabekulasi sampai divertikel.

Atrofi mukosa, perubahan vascularisasi submukosa, dan menipisnya lapisan otot uretra mengakibatkan menurunnya tekanan penutupan uretra dan tekanan out-flow.

proses menua pada sistem urogenital bawah mengakibatkan posisi kandung kemih prolaps sehingga melemahkan tekanan atau tekanan akhiran kemih keluar serta perubahan struktur anatomi dan fisiologis merupakan factor contributor terjadinya inkontinensia tipe stress, urgensi, dan luapan (overflow).

Gejala klinis

Page 12: ppt blok 13 Inkontinesia

Kontraksi kandung kemih disebabkan karena aktivitas parasimpatis yang dipicu oleh asetilkolin pada reseptor muskarinik. Sphincter uretra internal akan tertutup karena akvitas saraf simpatis yang dipicu oleh nor-adrenalin.

Pada inkontinensia urin, inervasi tidak terjadi dengan baik menyebabkan uretra tidak dapat menutup dengan baik sehingga urin dapat keluar, yang dapat menyebabkan inkontinensia urin tipe urgensi akibat tidak dapat menahan keinginan berkemih dan dengan melemasnya sphincter uretra eksterna. Sebaliknya, dengan pemberian adrenergik-alfa dapat menyebabkan sfingter uretra berkontraksi.

Atau apabila adanya tekanan intra abdomen dan kandung kemih yang penuh serta dengan otot serat dasar pelvis yang tidak suportif lagi menyebabkan urin dapat keluar menyebabkan inkontinensia stress.

Patofisiologi

Page 13: ppt blok 13 Inkontinesia

Epidemiologi

• Prevalensi inkontinensia urin sulit ditentukan dengan pasti.Hal ini disebabkan karena hasil penelitian epidemiologi yang beragam dalam subjek penelitian, metode kuesioner, dan definisi inkoninensia urin yang digunakan. Sekitar 50% usia lanjut di instalasi perawatan kronis dan 11-30% di masyarakat mengalami inkontinensia urin. Prevalensinya meningkat seiring dengan peningkatan umur. Perempuan lebih sering mengalami inkontinensia urin daripada laki-laki dengan perbandingan 1,5 : 1.

Page 14: ppt blok 13 Inkontinesia

Penatalaksanaan

• Terapi non farmakologi:- Melakukan latihan menahan kemih - Membiasakan berkemih pada

waktu-waktu yang telah ditentukan sesuai dengan kebiasaan lansia.

- Melakukan latihan otot dasar panggul dengan mengkontraksikan otot dasar panggul secara berulang-ulang.

• Terapi farmakologi:-antikolinergik seperti Oxybutinin, Propantteine, Dicylomine, flavoxate, Imipramine.

-Pada inkontinensia stress diberikan alfa adrenergic agonis, yaitu pseudoephedrine.

-Pada sfingter relax diberikan kolinergik agonis seperti Bethanechol atau alfakolinergik antagonis seperti prazosin untuk stimulasi kontraksi, dan terapi diberikan secara singkat.

Page 15: ppt blok 13 Inkontinesia

penatalaksanaan

• Terapi pembedahan:

Terapi ini biasanya dilakukan pada penderita inkontinensia tipe urgensi dan stres. Dengan catatan, apabila kedua cara terapi diatas sudah dilakukan dan tidak berhasil. Terapi ini dilakukan dengan pembedahan untuk menghilangkan retensi pada urin.

Modalitas Lain• Pampers• Kateter• Alat bantu toilet

Page 16: ppt blok 13 Inkontinesia

Inkontinensia urin dapat menimbulkan komplikasi infeksi saluran kemih, lecet pada area bokong sampai dengan ulkus dekubitus karena selalu lembab, serta jatuh dan fraktur akibat terpeleset oleh urin yang tercecer.

Komplikasi

Page 17: ppt blok 13 Inkontinesia

Inkontinensia urin tipe stress biasanya dapat diatasi dengan latihan otot dasar panggul, prognesia cukup baik.

Inkontinensia urin tipe urgensi atau overactive blader umumnya dapat diperbaiki dengan obat – obat golongan antimuskarinik, prognosis cukup baik.

Prognosis

Page 18: ppt blok 13 Inkontinesia

Kebiasaan berkemih yang teratur Akses mudah ke toilet Pembatasan cairan (terutama cafein) Perlindungan dari infeksi saluran urin (UTI).

Pencegahan

Page 19: ppt blok 13 Inkontinesia

Kesimpulan

Pada skenario, pasien menderita inkontinensia tipe campuran. Disebabkan karena melemahnya otot dasar panggul sehingga tidak dapat menahan tekanan intraabdomen (tipe stress) dan oversensitivitas dari kandung kemih (tipe urgensi).

Page 20: ppt blok 13 Inkontinesia