ppok

19
Penyakit Paru Obstruktif Kronis Marcella Arista 102013113

Upload: -thanatos

Post on 11-Dec-2015

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

b18

TRANSCRIPT

Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Marcella Arista102013113

• Seorang laki – laki 57 tahun datang dengan keluhan sesak nafas yang memberat dan terus – menerus sejak 5 jam yang lalu. Sejak 3 hari yang lalu pasien mengalami batuk berdahak warna putih tanpa disertai demam. Keluhan seperti ini sebenarnya sudah beberapa kali timbul, sejak 3 tahun terakhir pasien sudah merasa nafas terasa berat terutapa jika beraktifitas berat dan terutama bila dirinya sedang demam dan batuk. Pasien memiliki riwayat merokok sejak usia 30 tahun sebanyak 1-2 bungkus/hari

Anamnesis • Identitas umur dan pekerjaan• RPS sesak, batuk, sputum, nyeri, suara

patologis, kemampuan jalan• RPD jantung , paru, alergi• Pribadi ventilasi, kebersihan

PF• barrel chest • pelebaran sela iga• purse lips breathing• hipertrofi otot bantu napas• hipersonor• fremitus lemah• suara napas vesikuler melemah atau normal• ekspirasi memanjang• mengi• distensi v. jugularis dan edema tungkai

CM, sakit sedang, TD 120/70, nadi 100, suhu 36C, RR 30x, konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-, mulut sianosis -, pelebaran KGB -, JVP 5-2cm H2O, tidak teraba pembesaran tiroid, pulmo simetris statis dinamis, retraksi ICS +, vocal fremitus simetris, perkusi sonor, auskultasi SN vesikuler, wheezing +/+, ronki basah kasar minimal +/+, Cor BJ 1-11 murni reguler, murmur -, gallop -, abdomen perut datar, nyeri tekan -, BU + normal, jari sianosis ringan, clubbing finger -, akral hangat, perfusi <3s, edema -.

PP• Spirometri. Hitung FEV1 dan FVC– FEV1/FVC 70%. FEV1 > 80%

• CAT• Radiologi

PP

• Pemeriksaan darah– Rutin. – Gas darah.

• Mikrobiologi Sputum.

• Dari kasus didapatkan hasil Hb 16, leukosit 6500, trombosit 300.000.

WD

PPOK• hambatan aliran udara• progresif non-reversible atau reversible parisal• bronchitis dan/atau emfisema.

DD• Bronkiektasis. – GK : batuk kronik + sputum,

hemoptisis, demam, dan sesak napas.

– Radiologi tampak honey comb appearance.

• CHF. – GK : edema, asites, cepat lelah,

sesak nafas, BB naik, nocturnia• Aspergillosis. – GK : batuk dapat berdarah atau

sputum coklat, demam, malaise, mengigil dan penurunan badan.

PPOK• Dapat dipicu:– Merokok – Genetik– Hipereaktifitas Bronkus– Polusi udara– Pekerjaan– Jenis kelamin– Usia

Gejala Klinis• Gejala bronchitis (Blue Bloater)

– Sesak nafas pada saat istirahat, yang memburuk dengan aktivitas ringan– Batuk berdahak terutama pada pagi hari– Mengi– Kelihatan lelah– Obesitas

• Gejala Emfisema (pink puffer)– Sesak nafas – Batuk dengan atau tanpa dahak– Kelelahan– Cachexia

Derajat Sesak• Skala 0

– Tidak ada sesak kecuali dengan aktivitas berat• Skala 1

– Sesak mulai timbul bila berjalan cepat atau naik tangga satu tingkat• Skala 2

– Berjalan lebih lambat karena merasa sesak• Skala 3

– Sesak timbul bila berjalan 100 m atau setelah beberapa menit• Skala 4

– Sesak bila mandi atau berpakaian

Derajat PPOK• Derajat I: PPOK ringan. (FEV1 / FVC < 70%; FEV1 > 80%

Prediksi). Pada derajat ini, orang tersebut mungkin tidak menyadari bahwa fungsi parunya abnormal.

• Derajat II: PPOK sedang. (FEV1 / FVC < 70%; 50% < FEV1 < 80%), disertai dengan adanya pemendekan dalam bernafas. Dalam tingkat ini pasien biasanya mulai mencari pengobatan oleh karena sesak nafas yang dialaminya.

• Derajat III: PPOK berat. (FEV1 / FVC < 70%; 30% < FEV1 < 50% prediksi). Terjadi sesak nafas yang semakin memberat, penurunan kapasitas latihan dan eksaserbasi yang berulang yang berdampak pada kualitas hidup pasien.

• Derajat IV: PPOK sangat berat. (FEV1 / FVC < 70%; FEV1 < 30% prediksi) atau FEV1 < 50% prediksi ditambah dengan adanya gagal nafas kronik dan gagal jantung kanan.

Komplikasi

• Hipoxemia. PaO2 < 55 mmHg, dengan nilai saturasi Oksigen <85%.

• Asidosis respiratorik. Peningkatan PaCO2 .• Infeksi pernapasan. • Gagal jantung. • Cardiac disritmia. • Status asmatikus.

Tatalaksana

• non farmakologi – menghentikan kebiasaan merokok– meningkatkan toleransi paru

• Farmakologis– Bronkodilator– Kortikosteroid– Antibiotik– Terapi oksigen

Prognosis

• Prognosis pada PPOK kurang baik karena bersifat progresif dan akan terus memburuk hingga mengakibatkan kematian. Beberapa faktor yang dapat memperburuk prognosis adalah obstruksi aliran udara yang berat (FEV1 sangat rendah), kapasitas beraktivitas yang rendah, pendeknya napas, berat badan terlalu rendah ataupun tinggi, komplikasi seperti gagal paru atau cor pulmonale, kebiasaan merokok yang belum dihentikan, dan eksaserbasi akut yang sering terjadi.

Kesimpulan

• PPOK didefinsikan sebagai penyakit atau gangguan paru yang memberikan kelainan ventilasi berupa ostruksi saluran pernapasan yang bersifat progresif dan tidak sepenuhnya reversible. PPOK dapat dipicu oleh berbagai faktor seperti merokok, faktor pekerjaan, polusi udara, hiperresponsivitas bronkial, faktor genetik, penyakit autoimun, dan eksaserbasi akut. Komplikasi yang dapat ditemukan pada pasien PPOK bila tidak tidak ditangani secara lanjut antara lain Hipoxemia, Asidosis respiratorik, Infeksi pernapasan, Gagal jantung, Cardiac disritmia, Status asmatikus