ppok
TRANSCRIPT
Presentasi KasusPenyakit paru obstruktif kronis (PPOK) eksaserbasi akut
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran nafas yang bersifat progresif nonreversible atau reversible parsial. PPOK terdiri dari bronkitis kronik dan emfisema atau gabungan keduanya.
Kebiasaan merokok merupakan satu-satunya penyebab kausal yang terpenting dari PPOK, faktor risiko lain adalah hipereaktiviti bronkus, riwayat infeksi saluran nafas bawah berulang, dan riwayat terpajan polusi udara di lingkungan dan tempat kerja.
PENDAHULUAN
Di Indonesia, berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1986, asma, bronkitis kronik, dan emfisema menduduki peringkat ke-5 sebagai penyebab kesakitan terbanyak dari 10 penyebab kesakitan utama.
SKRT Depkes RI 1992 menunjukkan angka kematian karena asma, bronkitis kronis, dan emfisema menduduki peringkat ke-6 dari 10 penyebab tersering kematian di Indonesia.
TUJUAN PENULISAN
mempelajari dan
mengetahui definisi,
faktor resiko,
pathofisiologi, gejala
klinis, diagnosis, pemeriksa
an penunjang,
dan pengobatan Penyakit
paru obstruktif
kronis (PPOK)
eksaserbasi akut.
ILUSTRASI KASUS
Nama : Tn. W Umur : 74 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Pekerjaan : Tidak bekerja Agama : Islam Alamat : Sukoharjo Tanggal Masuk: 21 November 2012 No RM : 1977xx
IDENTITAS
Keluhan UtamaSesak nafas
Riwayat Penyakit SekarangPasien datang ke IGD RSUD Sukoharjo dengan keluhan sesak nafas sejak 6 hari sebelum masuk rumah sakit, sesak nafas dirasakan memberat terutama setelah beraktivitas, sedikit berkurang bila pasien beristirahat. dan pasien sering terbangun pada malam hari karena sesak. Sesak nafas disertai dengan batuk (+), dahak (-), nyeri dada (+), demam (-), nafsu makan berkurang, minum biasa, BAK (+), BAB (+), dan pasien tidur lebih nyaman dengan 3 bantal.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit DahuluRiwayat DM : disangkalRiwayat hipertensi : disangkalRiwayat asma : disangkalRiwayat sakit jantung : disangkalRiwayat minum OAT : disangkal
Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat penyakit serupa: disangkalRiwayat DM : disangkalRiwayat Hipertensi : disangkalAsma : disangkalRiwayat Jantung : disangkal
Riwayat Kebiasaan Riwayat merokok : diakui dari usia mudaRiwayat minum alcohol : disangkal
Keadaan Umum : Compos mentis, tampak sesak Vital Sign : Tekanan darah : 120/80 mmHg Nadi : 96 x/menit Pernapasan : 30 x/menit Suhu : 36,7° C Kepala : Normocephale Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sclera
ikterik (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK (22 November 2012)
Thorax: Retraksi (-) Cor : Inspeksi: Ictus cordis tidak tampak Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat Perkusi : Batas atas jantung SIC III linea
parasternalis sinistra, batas jantung bawah SIC V linea midclavicularis.
Auskultasi: Bunyi jantung I-II reguler, bising (-) Paru : Inspeksi: Pengembangan dada kanan = kiri Palpasi : Fremitus raba kanan = kiri Perkusi : Sonor/sonor Auskultasi: Suara dasar vesikuler (+/+) Rhonki (+/+) Wheezing (+/+) Ekspirasi memanjang (+)
Abdomen:Inspeksi : Dinding perut sejajar dengan dinding dada
Auskultasi : Peristaltik (+) normal
Perkusi : Tympani Palpasi : Supel, nyeri tekan
(-), peristaltic (+) Ekstremitas: Akral hangat, oedem (-)
Laboratorium darah (21 November 2012)Hb : 11.7 g/dLHct : 34.2 %RBC : 4.26 106/ ulWBC : 9.1 106/ulPLT : 215 103 /ulGDS : 104 mg/DlUreum : 36,35 mg/dl
Foto Rontgen Thorax PA (22 november 2012)Cor : Tidak membesarPulmo : Corakan bronchovascular meningkat, apek kedua
pulmo tenang, tampak bayangan bulat2 lusent pada paracardial kanan, diafragma dan sinus baik
Kesan : Susp gambar Bronchiectasi kanan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSIS Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) eksaserbasi akut
TERAPIO2 2L/menitAsering 20 tpmInj. Levofloxasin 500 mg/24 jamInj. Ranitidine /12 jam Inj. Metil prednisol 62,5 / 12 jamAmbroxol syr 3CI Aminophylin 3xI
FOLLOW-UPTanggal 22 November 2012
Vital sign :TD : 140/80 mmHgN : 84x/menitRr : 24x/menitT : 36,20C
S/ Sesek(+), batuk (+) nyeri dada(-), pusing(-), mual(-), muntah(-), BAB(-), BAK(+).
O/ KU : CMKep : CA(-/-), SI (-/-)Thorax : Cor : BJ I-II reguler
Pulmo : SDV (+/+), Rhonki (+/+), Wheezing (-/-)Abdomen : Supel, Peristaltik (+), nyeri tekan (-)Extremitas: Akral hangat, oedema (-)
A/ PPOK eksaserbasi akut
P/ Asering 20 tpmInj. Levofloxasin 500 mg/24 jamInj. Ranitidine /12 jam Inj. Metil prednisol 62,5 / 12 jamAmbroxol syr 3CIAminophylin 3xIVentolin + pulmicort / 12 jam
FOLLOW-UPTanggal 23 November 2012
Vital sign: TD : 120/80 mmHgN : 80x/menitRr : 24x/menitT : 36,10C
S/ Sesek (berkurang), batuk (+), pusing(-), mual(-), muntah(-), makan(+), BAB(-), BAK(+).
O/ KU : CMKep : CA(-/-), SI (-/-)Thorax : Cor : BJ I-II reguler
Pulmo : SDV (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)Abdomen : Supel, Peristaltik (+), nyeri tekan (-)Extremitas: Akral hangat, oedema (-)
A/ PPOK eksaserbasi akut
P/ Asering 20 tpmInj. Levofloxasin 500 mg/24 jamInj. Ranitidine /12 jam Inj. Metil prednisol 62,5 / 12 jamAmbroxol syr 3CIAminophylin 3xIDulcolac supp 1x1
Vital sign :TD : 120/80 mmHgN : 76x/menitRr : 20x/menitT : 360C
S/ Sesek (berkurang), batuk (+), pusing(-), mual(-), muntah(-), makan (+), BAB(-), BAK(+).
O/ KU : CMKep : CA(-/-), SI (-/-)Thorax : Cor : BJ I-II reguler
Pulmo : SDV (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)Abdomen : Supel, Peristaltik (+), nyeri tekan (-)Extremitas: Akral hangat, oedema (-)
A/ PPOK eksaserbasi akut
P/ Ranitidine 2x150 mgAmbroxol syr 3CIAminophylin 3xIBLPLPasien sudah pulang sebelum dipresentasikan.
FOLLOW-UPTanggal 24 November 2012
TINJAUAN PUSTAKA
penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran napas yang
bersifat progressif nonreversibel atau reversibel
parsial
Bersifat progresif
Disebabkan oleh proses inflamasi paru yang
disebabkan oleh pajanan gas berbahaya yang dapat memberikan gambaran
gangguan sistemik.
Penyebab utama --> rokok, asap polusi dari pembakaran, dan partikel gas berbahaya.
Penyakit Paru Obstruksi Kronik
Definisi
Wanita Pria Insidensi pada pria
lebih banyak daripada wanita
Namun akhir-akhir ini insiden
pada wanita meningkat
dengan semakin bertambahnya jumlah perokok
wanita.
Faktor resiko
Asap rokok
kimia, zat iritan, gas beracun)
polusi di dalam ruangan
Polusi di luar ruangan,
Infeksi saluran nafas berulang
Jenis kelamin
Status sosioekonomi
dan status nutrisi
Rendahnya intake dari antioksidan
Asma
Usia
Karakteristik PPOK adalah keradangan kronis mulai dari saluran napas, parenkim paru sampai struktur vaskukler pulmonal. Diberbagai bagian paru dijumpai peningkatan makrofag, limfosit T (terutama CD8) dan neutrofil. Sel-sel radang yang teraktivasi akan mengeluarkan berbagai mediator seperti Leukotrien B4, IL8, TNF yang mampu merusak struktur paru dan atau mempertahankan inflamasi neutrofilik.
Perubahan struktur yang pertama kali terjadi adalah penebalan intima diikuti peningkatan otot polos dan infiltrasi dinding pembuluh darah oleh sel-sel radang. Jika penyakit bertambah lanjut jumlah otot polos, proteoglikan dan kolagen bertambah sehingga dinding pembuluh darah bertambah tebal.
Pada bronkitis kronis maupun emfisema terjadi penyempitan saluran napas. Penyempitan ini dapat mengakibatkan obstruksi dan menimbulkan sesak.
Patofisiologi
•Riwayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa gejala pernapasan
•Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna di tempat kerja
•Riwayat penyakit emfisema pada keluarga
•Terdapat faktor predisposisi pada masa bayi/anak, misal berat badan lahir rendah (BBLR), infeksi saluran napas berulang, lingkungan asap rokok dan polusi udara
•Batuk berulang dengan atau tanpa dahak
•Sesak dengan atau tanpa bunyi mengi
Diagnosis
Anamnesis
PPOK dini umumnya tidak ada kelainanInspeksi
a. Pursed - lips breathing (mulut setengah terkatup mencucu)b. Barrel chestc. Penggunaan otot bantu napasd. Hipertropi otot bantu napase. Pelebaran sela igaf. Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena jugularis di leher dan edema
tungkaig. Penampilan pink puffer atau blue bloater
Palpasi : Pada emfisema fremitus melemah, sela iga melebarPerkusi : Pada emfisema hipersonor dan batas jantung mengecil, letak diafragma rendah, hepar
terdorong ke bawahAuskultasi
h. suara napas vesikuler normal, atau melemahi. terdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernapas biasa atau padaj. ekspirasi paksak. ekspirasi memanjangl. bunyi jantung terdengar jauh
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan rutin
Darah rutin
Radiologi
Uji bronkodilator
Faal paru
Pemeriksaan Penunjang
• Tidak ada gejala waktu istirahat atau bila exercise
• Tidak ada gejala waktu istirahat tetapi gejala ringan pada latihan sedang (misal : berjalan cepat, naik tangga)
Ringan
• Tidak ada gejala waktu istirahat tetapi mulai terasa pada latihan / kerja ringan (misal : berpakaian)
• Gejala ringan pada istirahat
Sedang
• Gejala sedang pada waktu istirahat• Gejala berat pada saat istirahat• Tanda-tanda korpulmonal
Berat
Klasifikasi PPOK
Edukasi• Pengetahuan dasar tentang PPOK• Obat-obatan, manfaat dan efek sampingnya• Cara pencegahan perburukan penyakit• Menghindari pencetus (merokok)• Penyesuaian aktifitas
Obat-obatan• Bronkodilator• Anti inflamasi• Antibiotika• Antioksidan• Mukolitik (pengencer dahak)• AntitusifTerapi oksigen
Ventilasi mekanik
Nutrisi
Rehabilitasi
Penatalaksanaan
PEMBAHASAN
Seorang laki-laki, berusia 74 tahun dengan keluhan sesak napas dirasakan memberat terutama setelah beraktivitas, sedikit berkurang bila pasien beristirahat. dan pasien sering terbangun pada malam hari karena sesak. Sesak nafas disertai dengan batuk, serta pasien tidur lebih nyaman dengan 3 bantal.
Gejala dan tanda PPOK sangat bervariasi, mulai dari tanpa gejala, gejala ringan, sampai gejala yang berat. Namun diagnosa PPOK dapat ditegakkan berdasarkan gambaran klinis, dan pemeriksaan penunjang. Pada gambaran klinis, bila ditemukan sesak nafas yang kronik dan progresif, serta riwayat terpajan oleh faktor-faktor resiko. Maka diagnosa dari PPOK harus dipertimbangkan, dan kemudian dikonfirmasi dengan melakukan spirometri.
Faktor risiko pasien ini usia yang lanjut serta pasien merokok. Laki-laki berisiko terkena PPOK dari pada wanita, mungkin ini terkait dengan kebiasaan merokok pada pria
Semakin bertambah usia semakin besar risiko menderita PPOK. Merokok merupakan penyebab utama terjadinya PPOK
Pada pemeriksaan fisik ditemukan pasien tampak sesak dengan laju pernapasan 30x/menit, tekanan 120/80 mmHg, Nadi 96x/menit, suhu 36,7oC. Pada pemeriksaan thorak secara auskultasi ditemukan rhonki +/+ dan whizeeng +/+. Pada pemeriksaan darah rutin dalam batas normal. Untuk pemeriksaan radiologi foto thorak didapatkan kesan susp gambar Bronchiectasi kanan.
berdasarkan adanya gejala sesak napas memberat setelah beraktifivitas dan berkurang dengan istirahat, dan pada pemeriksaan ditemukan ronkhi dan wheezing (+) serta pasien memmiliki perilaku merokok dari usia muda dan pada kasus ini pasien tergolong usia lanjut, maka disini mendukung untuk penegakkan diagnosis PPOK.
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran nafas yang bersifat progresif nonreversible atau reversible parsial. PPOK terdiri dari bronkitis kronik dan emfisema atau gabungan keduanya.
Kebiasaan merokok merupakan satu-satunya penyebab kausal yang terpenting dari PPOK, jauh lebih penting daripada faktor penyebab lainnya. Selain itu, faktor risiko lain yang dapat menyebabkan PPOK diantaranya adalah hipereaktiviti bronkus, riwayat infeksi saluran nafas bawah berulang, dan riwayat terpajan polusi udara di lingkungan dan tempat kerja.
Klasifikasi PPOK dibagi menjadi ringan sedang, berat.
KESIMPULAN
Ahmad, Rasyid. Etiopatogenesis Penyakit Paru Ostruktif Kronik
dalam Work-Shop Pulmonology. 2002. Palembang: Subbagian Pulmonologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam.
Aditama Tjandra Yoga. 2005. Patofisiologi Batuk. Bagian Pulmonologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Unit Paru RS Persahabatan. Jakarta.
Hedge, BM et all. Chronic Ostructive Pulmonary Disease. Kuwait Medical Journal. 2011. 43: 3 [diakses pada tanggal 5 Desember 2012]
Alsaggaf Hood, dkk. 2004. Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru. Bagian Ilmu Penyakit Paru FK Unair. Surabaya.
DAFTAR PUSTAKA
Terima kasih